Seri Thian San-01 Sebilah Pedang Mustika (Hoan Kiam Kie Tjeng)

Seri Thian San-01 Sebilah Pedang Mustika (Hoan Kiam Kie Tjeng) sampai tamat
Pengarang: Liang Ie Shen
Halaman: 6 Halaman
Bagi para peminat dan pembaca cersil (cerita silat) , mereka akan menyebut kisah trilogi Pendekar Rajawali identik dengan nama Kim Yong (Jin Yong/Chin Yung), juga tidak akan asing apabila disebutkan nama Ong Touw Louw (Wang Dulu), yang menghanyutkan dengan cerita pentalogi kisah petualangan pendekar Lie Bouw Pek, maka ketika disebutkan nama Nio Ie Sheng (Liang Yu Sheng), para pecandu cerita silat akan serentak menunjuk saga Thian San , sebagai masterpiece dari pengarang cersil yang satu ini, Saga serial Thian San disebut-sebut oleh para pecandu cersil sebagai serial terpanjang dalam kisah cerita silat (terjemahan) yang pernah ada.

Dalam HKKT (Sebilah Pedang Mustika/Hoan Kiam Kie Tjeng) ini, cerita mengambil latar belakang setelah pertempuran di Sungai Tiangkang yang legendaris, di mana pasukan Thio Soe Seng akhirnya dapat dipukul dan dikalahkan oleh pasukan dari Tjoe Goan Tjiang. Thio Soe Seng yang kalah perang akhirnya gugur dan mengakhiri hidupnya di Sungai Tiangkang. Adapun setelah peristiwa itu pemgaruh Tjoe Goan Tjiang semakin kuat sehingga berhasil menggulingkan pemerintahan saat itu untuk kemudian mendirikan dinasti baru yang dikenal dengan dinasti atau kekaisaran Beng, dan sekaligus menjadi raja/kaisar pertama dari dinasti Beng yang didirikannya itu.

Latar kejadian perseteruan antara Thio Soe Seng dengan Tjoe Goan Tjiang dan pertempuran Sungai Tiang Kang inilah yang nantinya akan menjadi menjadi benang merah dari HKKT, peristiwa itu bahkan masih terus menjadi benang merah bagi cerita Peng Cong Hiap Eng, yang merupakan sequel dari HKKT.

Selain Thio Soe Seng yang gugur di Sungai Tiang Kang, ikut gugur juga beberapa pengawal setianya, di antaranya adalah Peng Hweeshio yang pernah diangkat guru oleh Thio Soe Seng dan Tjoe Goan Tjiang berdua sewaktu mudanya. Walaupun demikian, di antara yang gugur tentu ada yang selamat, ialah putra mahkota dari Thio Soe Seng, yang berhasil diselamatkan oleh salah satu pengawalnya bernama Tjio Thian Tok dan dibawa lari keluar perbatasan, sampai seterusnya menuntut penghidupan di negeri Watzu sambil berencana menyusun kekuatan untuk kembali ke Tionggoan. Selain Tjio Thian Tok, yang berhasil lolos dari pertempuran Sungai Tiang Kang , masih ada seorang lagi bernama, In Boe Yang, lelakon In Boe Yang inilah yang kemudian menjadi pemegang kunci cerita dari keseluruhan cerita HKKT.

Meskipun berhasil lolos dari pertempuran maut sungai Tiangkang, Boe Yang harus rela kehilangan istri setia yang gugur dalam pertempuran tersebut. Istrinya, Tan Soat Bwee merupakan putri tunggal dari Tan Teng Hong, pendekar kesohor pada jaman itu yang setingkat dengan Peng Hweesio. Di jaman itu, Peng Hweesio, Tan Teng Hong dan Bouw Tok It (ketua Boe Tong Pay) mereka bertiga sudah terkenal sebagai tiga orang tokoh cabang atas dunia persilatan.

Mengiringi nasib baik Boe Yang yang berhasil lolos dari pertempuran maut sungai Tiangkang, banyak orang menduga bahwa Boe Yang adalah seorang penghianat, mereka percaya kalau dia berhasil lolos dari Sungai Tiang Kang lantaran secara licik telah menjual junjungannya, Thio Soe Seng ke tangan musuh untuk imbalan keselamatan jiwanya, maka tak heran apabila setelah lolos dari peristiwa Sungai Tiang Kang itu, ia lantas lari ke Boe Tong Pay, otaknya yang cerdas menuntun dirinya untuk mencari perlindungan dari Bouw Tok It yang berilmu tinggi. Dengan keahliannya membawa diri, Boe Yang berhasil mendapatkan kepercayaan Bouw Tok It, untuk kemudian menetap di Bu Tong, tidak cukup sampau disitu , Boe Yang malah kemudian berhasil memikat dan menikahi Bouw Poo Tjoe, puteri semata wayang dari Bouw Tok It. Otomatis dengan pernikahan itu, jadilah ia menantu dari ketua Bu Tong Pay yang paling dihormati kalangan dunia persilatan saat itu.

In Boe Yang ini memangnya seorang yang temaha (sekaker, serakah), mengetahui kalau ayah mertuanya mempunyai kitab ilmu pedang nomor satu di dunia, otak liciknya mulai bekerja, dengan memperalat kedudukan istrinya, berbareng mereka berhasil mencuri kitab pusaka itu dan lari ke Gunung Holan untuk menyembunyikan diri. Dalam cerita selanjutnya, Bouw Poo Tjoe kemudian melahirkan seorang putri sebagai buah perkawinannya dengan In Boe Yang, tapi kemudian seumur hidup tak habis-habis ia menyesali kebodohannya telah berbuat durhaka pada ayahnya.

Tak terasa beberapa puluh tahun telah lewat, suatu hari muncul seorang pemuda cakap bernama Tan Hian Kie yang kelihatan sedang mendaki Gunung Holan, ia diceritakan sedang mencari kediaman Keluarga In. Tidak jelas asal-usul pemuda ini, tapi jelas datang kesitu untuk membunuh In Boe Yang. Dalam pendakiannya di Gunung Holan ini, tanpa diharapkannya, Tan Hian Kie musti kebentrok dengan seorang pemuda lainnya yang bernama Siangkoan Thian Ya, bentrok yang bermula dari salah paham sepele mengenai asmara yang melibatkan pihak ketiga, nama tokoh gadisnya bernama Siauw Oen Lan.

Thian Ya terang-terangan mencintai Oen Lan, sedang Oen Lan sendiri kena dipikat hatinya oleh Hian Kie, sehingga terjadilah cinta segi tiga, sedangkan Hian Kie sendiri sebenarnya tidak menaruh cinta kepada Oen Lan, urusan sepele tapi menjadi rumit karena Thian Ya yang tinggi hati tidak mau menerima kenyataan kalau Hian Kie malah menampik cinta Oen Lan, padahal gadis itu sebelumnyai dengan tegas telah mendepak cintanya,....sampai kemudian terjadilah bentrokan ! , setelah bentrokan, Hian Kie mengalami cedera, ia tak kuasa meneruskan perjalanan mendaki lalu kemudian kesasar, pingsan dan jatuh ke sebuah lembah di Gunung itu.

Siuman, Hian Kie menyadari kalau dia sudah berada di kediaman keluarga In, malah tanpa diharapkan selama pingsan ia telah dirawat secara telaten oleh In So So, putri dari orang yang sedang diincarnya untuk dibunuh !, dalam masa pemulihan, perlahan lahan kedua insan ini berhubungan makin intim, sampai akhirnya dapat ditebak, Hian Kie dan So So kemudian saling jatuh cinta walaupun sadar bahwa di balik percintaan mereka itu terdapat dendam turunan dari leluhur mereka masing-masing.

Untuk Selanjutnya alur cerita mengalir deras, walaupun tempat kronologisnya hanya di lokasi seputaran Gunung Holan saja.

Ternyata banyak sekali rahasia yang disimpan oleh lelakon kita , In Boe Yang ini. gambar lukisan panorama Souwtjioe yang ada dikamar soso ternyata merupakan peta harta karun peninggalan mantan junjungannya yaitu Thio Soe Seng. Selain itu, kitab ilmu pedang hasil curian dari ayah mertuanya ternyata memiliki sejarah panjang terutama yang berhubungan dengan ahli waris seharusnya, dengan semakin berjalannya cerita, terungkap kalau hian kie mempunyai hubungan yang amat erat dengan kitab ilmu pedang itu. Lika-liku dan perjalanan panjang kitab ilmu pedang tersebut hingga sampai akhirnya jatuh ke tangan Bouw Tok It, diceritakan dengan gaya flash back oleh salah satu saksi hidup yang juga merupakan salah satu tokoh kunci pemegang rahasia dari segala kejadian yang terjadi di HKKT ini.

Cerita kemudian diakhiri dengan klimaks. Seluruh rahasia yang terdapat pertempuran Sungai Tiang Kang, misteri dari sebuah kitab dan pedang pusaka, serta asal-usul Hian Kie, Siangkoan Thian Ya, Siauw Oen Lan dan lain-lainnya akan diungkapkan secara perlahan-lahan, sampai kemudian akhirnya pembaca menjadi jelas .

Semua tokoh yang muncul di HKKT ini memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, setiap tokoh tidak langsunt begitu saja dimunculkan hanya untuk meramaikan suasana tanpa peran, tapi setiap tokoh mempunyai peran dengan membawa cerita dan rahasia dirinya masing masing sekaligus menjadi kunci akan rahasia dari tokoh cerita lainnya, terus menerus tokoh baru bermunculan dengan rahasianya masing masing sambil membawa kunci rahasia orang lain...., bahkan sampai cerita sudah hampir mencapai klimaks dan mendekati tamat-pun, Liang YuSheng masih saja menampilkan satu tokoh kunci lainnya di pamungkas cerita, yang berperan sebagai pengantar untuk menutup cerita.

Sebagian pembaca mungkin akan merasa miris, kesal atau malah menangis, minimal menitikan air mata sambil menghela napas panjang ketika membaca akhir cerita HKKT ini, mereka yang menyukai “happy ending” akan terpaksa terus membaca sampai lembar akhir sembari menyimpan harapan agar plot cerita berbelok seperti apa yang diharapkan, tapi diluar itu tidak sedikit juga para pembaca cersil yang justru memuji cara Liang Ie sheng mengakhiri cerita ini. 
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar