Pengelana Rimba Persilatan Bab 30

Bab 30

Baru saja tubuh Fu Ke-wei mau mencapai tanah, pisau di tangannya juga sudah mengeluarkan suara seperti geledek.

Ketika tubuhnya sedang melayang sebelum kakinya menginjak tanah orangnya terus menyusup kebawah, tapi kecepatannya malah bertambah, tubuhnya seperti tenggelam kedalam tanah.

Tiga bilah pisau terbang berturut-turut lewat diatas kepala, tubuhnya juga menghilang di dalam tanah tidak berbekas.

"Iiih...!" seorang laki-laki besar berteriak ketakutan, tubuhnya menggigil tapi tidak kedinginan, bulu kuduknya berdiri, seluruh tubuhnya merinding timbul rasa dingin di perut.

Lantai pekarangan dilapisi bata hijau besar, bagaimana manusia bisa menyusup masuk kedalam tanah"

Di tempat itu tidak ada seorang pun manusia, bata hijau besar terlihat dengan jelas.

"Ada setan!" Penjaga lain yang datang juga ketakutan, bulu kuduk berdiri, sambil mengeluarkan teriakan yang seperti bukan suara manusia, dia membalikan tubuh langsung lari, rasa ketakutan akan setan tampak sangat menyedihkan juga lucu.

Kemudian ada tiga orang yang meloncat ke pekarangan, dua orang diantaranya adalah orang penting dari benteng Zhang-feng, mereka bisa mendengar dan hafal suara Fu Ke-wei, makanya mengeluarkan peringatan, tapi belum habis mereka berteriak, bayangan tubuh Fu Ke-wei sudah lenyap ke bawah.

"Mungkin benar itu adalah rohnya!" kata orang ini tidak maju malah sebaliknya mundur dengan sangat ketakutan.

Kata-kata ini membuat terkejut orang-orang yang keluar berikutnya, orang yang takut pada setan memang tidak sedikit, ada orang buru-buru malah berbalik mundur ke belakang.

Ketua benteng Xi sangat waspada, selama ini dia tidak pernah muncul.

"Kekkekkek......"

Tawa aneh terdengar suaranya menusuk telinga, sumber suaranya seperti dari segala penjuru, entah ada seberapa banyak orang yang tidak berwujud sedang tertawa.

Situasinya sangat menyeramkan, menakutkan orang lebih cepat untuk pergi dari tempat itu.

"Tuan, kau melakukan ini malah hasilnya terbalik." Diatas rumah muncul bayangan Xie-shen, "kita telah membuat mereka ketakutan hingga semua kembali ke kamar bersembunyi, menghabiskan waktu kita kalau mau memeriksa setiap kamar" Biar aku Xie-shen turun kebawah memakai golok, kita lihat hasilnya bagaimana."

Fu Ke-wei muncul disisi pria yang melemparkan pisau terbang, sekali tangkap dia telah menangkap lehernya laki-laki besar itu, lalu ditekannya kebawah.

"Jangan membunuh orang di dalam penginapan, kecuali membunuh anjing tua Xi." Fu Ke-wei berteriak, sekali tendang menggulingkan dia laki-laki besar itu, "Hey marga Xi, kau keluar! Fu-jiu menunggu kau membayar hutang."

Sebuah sinar lampu pun tidak ada yang menyala, semua orang telah bersembunyi.

Namanya manusia, bayangannya pohon. Dua huruf Fu-jiu, telah membuat para jagoan benteng Zhang-feng ketakutan.

Anak buah ketua benteng Xi sekarang, sudah berkurang sepuluh kali lipat di bandingkan saat benteng Zhang-feng musnah. Kali ini pesilat tinggi yang diundang hanya beberapa saja, orang orang ini mana berani merasa dirinya paling hebat, mengajukan diri maju mempertaruhkan nyawanya"

"Sialan! Aku benar-benar mendapatkan hasil sebaliknya!" Fu Ke-wei berdiri di pekarangan menghentakan kaki menghujad, "marga Xi, kau yang brengsek bukan orang yang takut setan, juga bukan setan penakut, mengapa bersembunyi terus tidak keluar" Kau bisa menghindar hari ini, suatu hari tidak akan bisa menghindar, aku pasti akan memukul kau masuk ke dalam neraka, kau harus membayar hutangmu."

Dia memang tidak bisa terang-terangan membunuh orang di penginapan, juga tidak mau menempuh bahaya malam hari mencari orang masuk ke dalam kamar.

Diantara orang yang ikut, ada murid murid keluarga Jin dan Ceng dari aliran putih, malam hari di penginapan terang terangan menyerang dan membunuh orang, jika sampai tersiar ke dunia persilatan, bukankah akan merusak nama baiknya keluarga Jin dan Ceng" maka, dia menolak Xie-shen turun kebawah mengunjukan jurus goloknya.

Tidak seharusnya dia menyamar menjadi setan, juga dia terlalu cepat menyebutkan jati dirinya.

0-0-0 Perkumpulan Cun-qiu orangnya banyak, mata-mata yang dipilih pasti orang-orang yang amat terlatih.

Orang-orang Jin-she-dong yang tinggal jauhnya sepuluh li lebih, telah diketahui mereka. Yu-shu-xiu-shi yang membawa sekelompok orang keluar memeriksa, sampai sekarang sedikit pun tidak ada kabar beritanya, entah apa yang sedang dilakukannya"

Kemarin malam orang-orang Jin-she-dong melakukan aksi di kota Jiang-ning yang jaraknya jauh, setelah bekerja setengah malam, ketika pulang hari sudah pagi, jadi wajar jika di siang hari mereka masih istirahat.

Ketika rombongan pertama pesilat tinggi tiba di hutan bambu di selatan perkampungan petani, hari sudah terang benderang.

Di depan hutan di sebelah selatannya, sekelompok orang sudah bersiap-siap.

"Sungguh kita seperti perampok yang membumi hanguskan kampung saja, malah lebih berani di bandingkan perampok Shan-xi di daerah kami." Ketua benteng Xi menggelengkan kepala tawa pahit, "ketua perkumpulan Liu, kau sungguh hebat, di pinggiran kota Nan-jing, kau berani berperan jadi perampok, aku benar-benar salut padamu. Di benteng Zhang-feng kadang aku juga suka berperan sebagai perampok, tapi itu di daerah liar perbatasan, tidak merusak namaku. Tapi disini......tuan besar! Apakah kau tahu apa yang sedang kau lakukan?"

"Saudara Xi, Nan-jing dengan perbatasan, tidak berbeda terlalu jauh." Kata ketua perkumpulan Liu dengan bangga, "asalkan kau melakukannya dengan bagus, melakukannya dengan tuntas dan bersih, berperan jadi perampok itu biasa sekali. Saudara, demi nama dan keuntungan, melakukan hal apa atau bagaimana melakukannya, cara penggunaannya dengan hebat, itu tergantung pemikiran, jika kau terlalu memikirkan hal itu, melakukan hal apa pun tidak akan sukses, benteng Zhang-feng mu juga bukan di bangun dalam satu hari."

"Teori hebat, teori hebat." Ketua benteng Xi sangat kagum, "perkumpulan anda dalam waktu singkat, sudah bisa menduduki perkumpulan terbesar di Jiang-nan, tidak aneh namanya menggemparkan seluruh dunia, punya kesuksesan seperti ini bukanlah hal yang tanpa sebab."

"Terlalu memuji terlalu memuji." Ketua perkumpulan Liu gembira sekali, sikap sombongnya sangat kentara, "aku bertindak selalu penuh semangat, segala pekerjaan dilakukan dengan sekuat tenaga, tahu bagaimana menggunakan banyak orang untuk mencapai tujuan, banyak orang kekuatan besar adalah cara yang terbaik yang diakui oleh setiap perkumpulan, siasat yang tidak pernah gagal."

"Tapi......" "Tapi apa?" "Banyak orang belum tentu pasti bisa menang." Kata ketua benteng Xi ragu.

"Itu pandanganmu, juga karena kau tidak tahu teknik menggunakannya."

"Orang-orang Jin-she-dong rata-rata ilmu silatnya sudah sampai tingkat tertinggi."

"Lalu kenapa" Mereka hanya beberapa orang."

"Kau harus membayar dengan korban berapa banyak?"

"Perkumpulan kami orangnya banyak."

"Tapi......kau menggunakan nyawa saudara-saudara ini, menukar dengan beberapa orang lawan, rasanya terlalu......"

"Hahaha! Kau tidak mengerti, saudara."

"Aku tidak mengerti?"

"Tidak mengerti akan pikiran para pendekar ini."

"Ini......" "Begitu gelombang orang maju, mereka akan baik-baik menghindar, menghindar itu sudah kalah satu langkah dalam hal semangat, membuat kita tambah bersemangat. Aku bisa memberi jaminan padamu, walau hari ini kita tidak bisa membunuh beberapa orang dari mereka, dan di dalam pandangan orang-orang dunia persilatan, peristiwa Jin-she-dong diserang oleh perkumpulan Cun-qiu hingga kocar kacir, pasti akan bergema di dunia persilatan, kebesaran kedudukan dan nama perkumpulan Cun-qiu, pasti akan membumbung sampai tingkat perkumpulan besar dunia, dan tidak lama lagi akan menjadi perkumpulan nomor satu terbesar di Jiang-an."

Ketua benteng Xi juga adalah seorang penguasa besar di daerahnya, dia adalah penguasa Shan-xi, di Zhong Yuan kedudukannya benteng Zhang-feng selalu tidak bisa meningkat, ini adalah kenyataan, ini ada hubungannya dengan ketua benteng Xi yang kurang berniat maju.

"Aku sungguh kagum dengan kesuksesan dan kepandaianmu." Kata ketua benteng Xi dengan tulus, rasa kagum tampak diwajahnya.

"Ha ha ha! Saudara Xi, kau dan aku adalah jagoannya di antara jagoan, dalam hal mengejar kekuasaan dan kekayaan, hanya mungkin dalam hal cara dan akal ada sedikit perbedaan, tapi tujuannya adalah sama, maka keberhasilannya juga ada perbedaan, kau dan aku sudah tua, kita harus baik-baik bekerja sama, membangun kesuksesan yang lebih gemilang lagi, pasti akan berhasil."

"Harap begitu." Ketua benteng Xi senang, "He he he! Sekarang kita kan sudah bekerja sama, bukan begitu?"

"Harap saja di kemudian hari kerja sama kita lebih menggembirakan."

"Sama-sama. Ooo...! Kita mengatur anak buah yang penting di lingkaran luar, bukankah ini kebalikan dari yang seharusnya?"

"Ha ha ha! Kau tidak mengerti." Kata ketua perkumpulan Liu dengan bangga.

"Aku tidak mengerti lagi?"

"Kelompok yang menyerang, orang-orang Jin-she-dong pasti tidak berani sembarangan membunuh orang-orang kelas dua, pasti dengan terpaksa mereka mundur, saat mundur tidak mungkin berjalan bersama-sama."

"Mungkin begitu."

"Pesilat tinggi kita yang berada di luar lingkaran jadi bisa menghabisi mereka masing-masing."

"Hebat, hebat..."

"Kau lihat saja nanti, kau boleh memberi selamat sukses terlebih dulu pada kita." Wajah ketua perkumpulan Liu gembira sekali, "suatu keberhasilan pasti harus ada harga yang dibayar, aku mampu membayarnya. Dan juga, hari ini aku jamin harga yang dibayar pasti tidak akan banyak, ha ha ha ha......"

Jika dia tahu di dalam rumah petani, masih ada Fu Ke-wei yang segar bugar, mungkin dia tidak akan bisa tertawa begini.

Malah di dalamnya masih ada Xie-shen yang membunuh orang seperti menyembelih anjing, dan ada lagi Hoa-fei-hoa dan kawan-kawan yang membunuh orang tanpa mempedulikan caranya.

Terdengar suara teriakan menggetarkan langit, serangan sudah dimulai.

Pi-li-hu dengan Jin Wen-wen Hoa-fei-hoa yang baru saja membuka pintu keluar, melihat gelombang orang dari segala penjuru datang menerjang, mereka terkejut, hati menjadi dingin.

"Oh langit! sedang apa mereka?" Pi-li-hu menarik nafas dingin, tanpa sadar berteriak.

"Mereka sedang menyerang kota merebut daerah, memaksa kita melarikan diri." Kata Hoa-fei-hoa, dia membalikan kepala segera lari.

Pintu jendela tertutup rapat, orangnya sudah berada di atas atap rumah.

Lima orang Jin-she-dong sudah tidak dapat pergi! Karena Fu Ke-wei lima orang tidak pergi, mereka naik ke atap rumah semangatnya tinggi.

"Ha ha ha ha......" Fu Ke-wei mendongak tertawa keras, suara tawa menggetarkan langit, "Bagus, Fu-jiu menyambut kalian antar kerumah."

"Ha ha ha......" Darah Xie-shen juga bergolak, matanya pun jadi merah, "Xie-shen tidak takut musuh banyak, orang yang mau merasai golokku lebih banyak lebih bagus, coba rasakan hari ini golokku apa tajam atau tidak. Kalian jangan merebut lawanku, bunuh!"

Hoa-fei-hoa berlari kepada orang yang pertama meloncat ke atas atap, tapi di dahului oleh Xie-shen, goloknya sudah membabat terbang kepala orang itu, orang kedua yang datang seperti angin ribut, Xie-shen menggerakkan golok kedua kalinya seperti kilat menyambar, goloknya kembali telah membelah orang jadi dua dari pinggang, orang kedua yang terpotong pinggangnya, menyebarkan hujan darah di udara.

Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa dan Ouw Yu-zhen seperti tiga induk ulat besar, kebengisannya tidak kalah dari Xie-shen, tiga orang membagi menjadi tiga arah, menyerang kelompok orang yang, mendekat, memotong masuk ke tujuh orang yang baru saja meloncat naik ke atap, lalu dari dua arah menggulung menyapu, sinar pedang seperti kilat, dalam waktu hanya sekejap, sudah membabat habis tujuh orang itu.

Pedangnya Fu Ke-wei lebih bengis dari pada golok, dalam tawa kerasnya, berturut-turut berputar menari diatas tiga atap rumah, dalam sekejap sudah ada dua puluh lebih mayat berguling jatuh ke bawah, di atas atap darah mengalir seperti parit.

Pi-li-hu tidak ada pilihan lain, dia menyuruh empat orang mengawasi dan melindungi Jin Wen-wen, dia sendiri mengejar ke timur lari ke barat pedangnya bergerak tanpa ampun, di dalam situasi begini, kalau bukan kau yang mati aku tidak akan hidup, jika rasa kasihan timbul, maka diri sendiri harus membayar dengan nyawa.

Di atap rumah di atas tanah, telah menjadi penjagalan manusia.

Seratus lima puluh lebih pesilat tinggi seperti telah menjadi daging cincang.

Fu Ke-wei dan kawan-kawan sebanyak sepuluh orang, semua adalah pesilat tinggi di antara pesilat tinggi super, dengan sendirinya menjadi penyembelih yang memegang pisau, berkeliaran membunuh, menunjuk timur pukul barat, setiap jurusnya pasti mengambil nyawa, seperti macan masuk ke sekelompok kambing.

Pesilat tinggi super bertarung dengan pesilat tinggi biasa, meski orangnya lebih banyak juga tidak ada gunanya.

Satu pemandangan pembunuhan besar besaran yang mengerikan, perkampungan petani telah menjadi ladang penjagalan.

Ketika orang yang sudah mati mencapai setengah lebih, semangatnya penyerang akhirnya runtuh.

"Ohh! Langit......"

Seorang laki-laki besar seperti gila kabur melewati mayat-mayat, melintas genangan darah, sambil berteriak dia berlari keluar seperti sudah hilang kesadarannya.

Orang yang bersembunyi di lingkaran luar yang sedang menunggu orang yang melarikan diri, semuanya di bagi empat pasukan, mereka menanti kira-kira seratus langkah dan siap beraksi, siap mencegat orang yang berusaha melarikan diri dari kepungan, setiap orang penuh rasa optimis, pertempuran kali ini pasti menang.

Pengepungan sudah teratur tapi lawan tidak pernah muncul!

Perkampungan petani itu di kelilingi oleh hutan bambu, orang yang berada di lingkaran luar tidak dapat melihat keadaan di dalam perkampungan.

Ketika orang pertama yang melarikan diri terlihat, orang yang di lingkaran luar masih mengira orang itu orang Jin-she-dong!

Suara teriakan pertempuran tiba-tiba terhenti, di gantikan dengan suara teriakan mengerikan dan minta pertolongan!

Orang yang bisa melarikan diri dari delapan penjuru bermunculan.

Fu Ke-wei yang berada di depan, dari utara perkampungan petani mengejar tujuh orang yang melarikan diri, seperti singa ganas dia menerjang ke arah orang orang yang ada di lingkaran luar ini.

Pemimpin pasukan ini, adalah Lian-hun-yi-shi, jumlahnya ada sebanyak dua puluh delapan orang, mereka dengan tidak tenang menunggu, mereka bermaksud memberi bantuan pada tujuh orang teman yang melarikan diri, dan masih belum tahu teman-temannya yang menyerang sudah hampir habis dibunuh.

Di belakang Fu Ke-wei mengikuti Ouw Yu zhen, yang di tengah jalan mempercepat langkahnya, kemudian pedangnya berhasil menusuk tembus punggung seorang laki-laki besar yang lari paling belakang, di bilang kejam memang sungguh kejam.

Fu Ke-wei kembali melewatinya, senjatanya sekali lagi menghilangkan kepala seorang laki-laki besar kedua.

"Iblis pendeta dao yang memakai mantel hijau itu bagianku." Teriak Fu Ke-wei, dia kembali menjatuhkan seorang laki-laki besar, "habisi semua, jangan diberi ampun. Bunuh!"

Satu laki-laki besar kembali jatuh ditusuk mati oleh Nie-sha-yin-hoa, saat melarikan diri punggung terbuka, bagaimana tidak roboh"

Sepuluh orang lawan membagi menjadi dua bagian, dengan ganas maju menerjang.

Tubuh Xie-shen dengan goloknya seperti menjadi satu, seperti bola sinar bergulir ke dalam kelompok orang, sekali bergulir lawannya langsung bertebaran ke tanah dengan tangan putus kaki putus.

Jin Wen-wen menerjang kearah Leng-xiang-yan-xian yang maju, baru saja menerjang Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa yang ada di samping kanan sudah mendekati dia, siap melangkah lebih dulu.

"Dia bagianku." Kata Hoa-fei-hoa, "putar ke belakang, hadang jalan mundurnya."

Leng-xiang-yan-xian tahu tentang dirinya Hoa-fei-hoa, dia jadi terkejut, sekali berteriak, lengan baju yang besar di kibaskan, Xiao-hun-yu-xiang menebar seperti awan.

Hoa-fei-hoa tidak berani menempuh bahaya, dia meloncat ke pinggir satu zhang lebih.

Nie-sha-yin-hoa mengangkat tangan kirinya, saat akan melemparkan sekuntum Duo-ming-yin-hua......(bunga perak perampas nyawa.)

"Xiao Ling, lepaskan dia!" Terdengar suara Fu Ke-wei dari satu zhang lebih.

Nie-sha-yin-hoa tertegun dan menghentikan tangan, hanya dalam sekejap bayangannya Leng-xiang-yan-xian menghilang tidak berjejak.

Seperti api membakar padang rumput, seperti air panas menebar es, cerita pembunuhan yang mengerikan kembali terjadi, disini kembali menjadi lapangan penjagalan.

Lian-hun-yi-shi merasa dirinya hebat, ilmu mistiknya tidak ada lawan, ilmu daonya tinggi, dia merasa sanggup untuk menghadapi orang orang Jin-she-dong, apalagi di belakangnya didukung perkumpulan Cun-qiu, dia juga orang yang menghasut ketua perkumpulan Liu untuk menyerang orang orangnya Jin-she-dong, dia sangat iri terhadap nama baik Zi-xi Shan-xian, dia merasa ilmu silat dan ilmu daonya tidak lebih rendah dari pada Zi-xi Shan-xian.

Dia masih bisa menerima tujuh serangan pedang Fu Ke-wei yang amat dahsyat, tapi telah mundur tiga empat zhang, posisinya sangat berbahaya, empat temannya telah berkorban, mati di bawah gulungan bayangan pedang yang seperti geledek, sebenarnya mati di bawah pedang siapa, sampai Fu Ke-wei sendiri juga tidak bisa memastikannya, bisa di bayangkan pertempuran kedua orang ini begitu cepat dan dahsyat.

Pertarungan yang terjadi hanya sekejap saja, hanya dua tiga kali gebrakan, dua puluh delapan orang yang tersisa tidak sampai setengahnya, dua puluh delapan orang sedikit pun tidak berdaya memenangkan pertarungan.

Lian-hun-yi-shi tidak ada kesempatan melakukan ilmu hitamnya. Menghadapi serangan pedang yang begitu dahsyat dia merasa kerepotan, sedikit saja kurang konsentrasi, pasti akan menumpahkan darah, hingga terpaksa dia mengandalkan ilmunya, sekuat tenaga menangkis dengan pedang.

Akhirnya iblis pendeta dao merasakan bahaya, orang-orang di pihaknya mengapa begitu cepat berkurang" Keadaannya tidak bagus!

"Traang traang!" kembali dia menangkis dua serangan pedang, dengan cepat berganti lima posisi, tapi tetap tidak bisa meloloskan diri dari desakan jurus Fu Ke-wei, dia sama sekali tidak ada kesempatan membalas serangan, kekuatan pedang Fu Ke-wei yang manakutkan, berhasil menguasai posisi tengah, tidak meninggalkan celah untuk lawan masuk balas menyerang, keadaannya sangat berat sebelah.

Karena sudah kalah! Hati iblis pendeta dao menjadi dingin, begitu berhasil lolos dari satu serangan pedang ke arah dada kanannya, mengambil kesempatan ini dia meloncat ke pinggir satu zhang lebih, dia berpikir asal menghindar tidak menangkisnya, tentu dia bisa meloloskan diri.

"Kau mau tidak mau harus menangkisnya!"

Fu Ke-wei mengejar seperti bayangan mengikuti tubuh, begitu suara habis orang pun sudah tiba, pedang datang dengan membelah udara, kekuatannya seperti geledek, jurus kejinya berturut-turut tidak berhenti menyerang, hawa pedang yang meledak seperti angin langit turun ke bawah.

Lian-hun-yi-shi ingin menggunakan jurus bergerilya tapi sulit terlaksana, mau tidak mau dia harus menangkis serangan lawannya, sinar listrik yang menerjang datang terlalu cepat, dengan reflek dia menggunakan pedang menangkisnya.

"Traang!" sepasang pedang beradu dengan kerasnya, kembang api bertebaran.

Pedang Tujuh Bintang iblis pendeta dao adalah pedang pusaka, pedang pusaka baru bisa timbul garis samar-samar. Sedang pedang Fu Ke-wei adalah pedang yang biasa, seharusnya pedangnya akan hancur oleh Pedang Tujuh Bintang, karena ada kembang api yang keluar.

Tapi, yang muncul cacatnya malah Pedang Tujuh Bintang.

Getaran yang amat dahsyat telah mendorong tubuh iblis pendeta dao satu zhang lebih ke pinggir, hampir saja terjatuh, kuda-kudanya menjadi kacau.

Tenaga mengendalikan pedangnya jelas berbeda terlalu jauh, orang yang telah berumur, tidak baik beradu tenaga dengan orang muda.

Sinar listrik sekali lagi datang dengan dahsyat, kekuatan tenaga Fu Ke-wei memang sangat mengejutkan orang.

Iblis pendeta dao akhirnya mendapat satu kesempatan meloloskan diri, dengan satu teriakan yang mengejutkan, yang menggetarkan kepala, dia berjongkok sedikit, lalu meloncat satu zhang lebih, lalu meloncat lagi sambil berbelok, dalam sekejap sudah loncat sejauh tiga zhang lebih.

"Jangan dikejar, cepat tinggalkan tempat ini."

Fu Ke-wei dalam rusuhnya, berteriak menghalangi sembilan orang temannya mengejar musuh yang melarikan diri kemana-mana, tapi dia sendiri malah seperti kilat, pergi mengejar iblis pendeta dao.

Begitu Xie-shen sembilan orang terdiam, sudah tidak melihat bayangan tubuhnya.

Ini adalah satu pengejaran yang kecepatan nya sulit di percaya, seperti dua bayangan yang tidak tampak jelas, di dalam celah-celah hutan bambu berubah rubah bentuk, mendadak muncul mendadak menghilang seperti sinar listrik, sama sekali sudah tidak berbentuk manusia lagi.

Suara membelah angin yang di sebabkan kecepatan, juga membuat orang yang mendengarnya menjadi ngeri.

Iblis pendeta dao memakai mantel warna hijau, hanya terlihat sinar hijau gelap mendadak muncul mendadak menghilang, bentuk tubuh manusianya sudah tidak jelas.

Jika orang biasa yang percaya mistik melihatnya, tidak diragukan lagi akan mengira itu adalah setan yang muncul.

Ilmu berbelok melarikan dirinya iblis pendeta dao sangat hebat, beberapa kali hampir saja berhasil lolos dari kejaran Fu Ke-wei.

Waktu tidak menguntungkan bagi si iblis pendeta dao, dia sudah menghabiskan tenaga yang sangat besar. Jika ditundanya lebih lama lagi, dia akan lebih kehabiskan tenaga.

Entah sudah berapa lama, sinar listrik sudah tidak terlihat lagi, bayangan orang sekarang terlihat dengan jelas, kecepatannya sudah berkurang setengahnya.

Seluruh tubuh iblis pendeta dao sudah basah kuyup oleh keringat, mantel dao yang menempel di tubuh, sekarang malah jadi mengganggu gerakannya, topi dao di atas kepala entah kapan sudah menghilang, kakinya semakin melambat, napanya sudah bisa didengar, suaranya terngengah-engah.

Fu Ke-wei juga seperti baru keluar dari dalam air, tapi nafasnya masih tampak kuat, dari sepasang matanya sorot matanya masih tetap bersinar, kakinya lebih lincah dari pada si iblis pendeta dao, dia mengikuti dengan ketat di belakang iblis pendeta dao, dia tidak terburu-buru menyelesaikan pengejaran yang makan waktu lama ini.

Melewati satu parit kecil, iblis pendeta dao agak lengah, satu kakinya terjerumus ke dalam lubang lumpur, paak... terdengar satu suara jatuh ke atas tanah lumpur, Pedang Bintang Tujuh yang disembunyikan di belakang tubuh hampir saja terlempar, sekarang dia telah menjadi manusia tanah, dengan susah payah bangkit langsung lari lagi.

Fu Ke-wei menempel ketat di sepuluh langkah lebih, mulai dengan lancar mengatur nafas.

Siapa yang bisa menggunakan kesempatan mengatur pernafasan, kesempatan menangnya lebih besar.

"Kau sudah mengatakan...... jang......jangan.......jangan ke......kejar......" Teriak iblis pendeta dao sambil terhuyung-huyung melarikan diri, sambil terngengah-engah.

"Kau ini bukan pelarian yang terdesak." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "didalam kantongmu, masih ada banyak benda yang bisa menakut nakuti dan membodohi orang biasa, aku tunggu kau memperagakan! Paling sedikit, Shen-xian-gao mu, aku sangat berminat sekali, permainan itu sungguh aku telah merasakan kepahitannya, jika tidak di perdalam pengenalannya, bagaimana hatiku bisa puas" Aku tidak ingin terjebak untuk kedua kalinya."

"Le......lepas......lepaskan......aku......"

"Jangan harap."

"Am......ampuni a......aku......"

"Tidak bisa!" Iblis pendeta dao sudah tidak bisa berlari lagi, dia bertahan pada satu cabang pohon, memantapkan tubuhnya dengan susah payah membalikan tubuh, tangan yang gemetar mengangkat pedang melakukan pertahanan.

"Dermawan, beri......beri sa......satu jalan hi......hidup un......untuk orang......" teriak iblis pendeta dao dengan ketakutan.

"Lian-hun-yi-shi berbuat kejahatan di dunia, tidak tahu ada berapa banyak orang bodoh yang mati di tanganmu, kau tidak pernah memberi satu jalan hidup untuk mereka, kenapa aku harus lebih pengampun dari padamu?" Fu Ke-wei sambil bicara sambil sembarangan menotokan pedang.

"Traang!" iblis pendeta dao dengan susah payah menangkis gerakan pedang yang bersifat mempermainkan, nafasnya berjalan lebih cepat lagi.

Fu Ke-wei tidak maju mendesak, seperti kucing pintar mempermainkan tikus, kadang mengulurkan cakar.

"Kau tidak bisa mengumpulkan tenaga dalam menggerakan silat mistik." Dia mengipas-ipaskan pedang dengan pelan sambil tertawa keji, "hanya terserah aku saja, kau sudah jadi seekor sapi tua yang telah menarik kereta seharian, aku punya banyak waktu menyembelihmu."

Iblis pendeta doa menggigit gigi, dari dalam kantongnya dengan terburu-buru mengeluarkan sebilah pisau, sekali berteriak, dia melemparkan pisaunya.

Kedua belah pihak sudah kehabisan tenaga, jaraknya hanya satu zhang, pisau ini walau kecepatannya terbatas, meski orang sudah kehabisan tenaga tetap sulit bisa menghindarnya.

Fu Ke-wei sembarangan menangkap, pisau kecil itu sudah ada dalam genggamannya.

"Mmm! Masih ada tenaga empat liang." Dia membuang pisau kecil, "aku adalah pakarnya senjata gelap, kau melempar pisau, sama dengan pamer kampak di depan keluarga Ban, hematlah tenaga!"

"Kau......" "Cepat keluarkan senjata yang ampuh lainnya."

"Aku adukan nyawa denganmu.'" teriak iblis pendeta dao sambil menusukan pedangnya.

"Traang!" Fu Ke-wei mementalkan pedang, "Paak!" satu suara pedang yang dipukulkan ke pipi kanan si iblis pendeta dao, tenaganya pas sekali, tentu saja lebih keras dari pada satu tamparan, untungnya mata pedang tidak mengenai daging.

"Ah...!" iblis pendeta dao terhuyung sejauh satu zhang lebih.

"Aku......ngaku kalah......" iblis pendeta dao berteriak tidak karuan.

Menurut aturan, jika kedua belah pihak tidak ada permusuhan tidak ada dendam, hanya perselisihan kecil, lawan telah terang-terangan mengaku kalah, maka tidak boleh mendesaknya lagi.

Tapi pertarungan hidup mati hari ini, bukan perselisihan kecil, juga bukan membandingkan ilmu silat, tidak boleh dengan mengaku kalah sebagai alasan.

"Jangan menggunakan alasan yang rendah ini untuk minta ampun, aku tidak terima cara ini."

Mana mau Fu Ke-wei mengangap selesai begitu saja" Satu sabetan pedang ke lengan atas si iblis pendeta dao, gerakannya cepat laksana kilat, iblis pendeta dao sedikit pun tidak ada kesempatan menghindar.

"Le......lepaskan a......aku......" iblis pendeta dao sudah menyerah dengan membuang pedang menyatakan tidak bersenjata, seperti sedang berteriak minta ampun.

"Aku ingin Shen-xian-gao......"

"Aku beri......aku berikan......." Si iblis pendeta dao buru-buru melanjutkan.

"Dan obat penawarnya."

"Aku......berikan, aku berikan......" si iblis pendeta dao buru-buru merogoh kantong mengambilnya.

Sekali tangan bergerak, sinar pedang berkelebat, punggung telapak tangan kanannya si iblis pendeta dao telah ditembus pedang, darah segar mengalir.

"Aku lepaskan dulu dua kulit pelindung tanganmu, jangan sembarangan gerak. Di dalam itu tersembunyi barangnya, jika kau sembarangan bergerak, jika sampai menimbulkan kecurigaan ku, tanpa pikir lagi aku akan membunuhmu, bukankah kau akan mati dengan menyesal?"

"Aku......" Fu Ke-wei tidak menunda waktu lagi, bagaimana pun dia telah tahu Shen-xian-gao dan penawarnya iblis pendeta dao, pasti disembunyikan di dalam dadanya, itu sudah cukup, mencarinya tidaklah sulit.

Sebuah tendangan menggulingkan iblis pendeta dao, lalu dia mengunci dua titik jalan darah di bahunya, dengan teliti dia lalu mencari di tubuhnya. Dari satu dompet kecil yang bagus di pinggangnya, Fu Ke Wei mendapatkan Shen-xian-gao dan obat penawarnya.

Fu Ke-wei merampas obat penawarnya, membuka mulutnya iblis pendeta dao, menumpahkan seluruh isi satu botol kecil Shen-xian-gao ke dalam perutnya iblis pendeta dao.

"Jangan......mmm.......mmm......" teriak iblis pendeta dao seperti gila menendangkan kaki meronta.

"Aku tidak sudi membunuhmu." Kata Fu Ke-wei dingin, "biar langit yang menghukum kau, walau kau pernah meracun aku."

"Kau......kejam......"

"Betulkah?" "Kau......" Begitu Fu Ke-wei heng membalikan tubuh dia langsung meninggalkan tempat itu dengan langkah besar.

"Bebaskan ja......jalan darahku......" teriak iblis pendeta dao dengan keras.

Fu Ke-wei membalikan tubuh, melotot pada iblis pendeta dao sekali.

"Kakimu masih bisa berjalan, aku sudah cukup memberi ampun bagimu." Habis berkata, Fu Ke-wei terbang menjauh.

"Aku tidak.......tidak bisa......menolong diri sendiri......" iblis pendeta dao masih berteriak.

Dari kejauhan terlihat ada orang yang mendekat, di dalam hati iblis pendeta dao berpikir, "ada pertolongan......"

Orang yang datang adalah seorang wanita yang sangat cantik, sambil tertawa mendekati dia, terntata dia adalah wanita simpanan iblis pendeta dao, Leng-xiang-yan-xian He Shuang-shuang.

Iblis pendeta dao bukan saja tidak berwajah gembira, wajahnya malah tampak ketakutan.

"Kau......kau......kau......"

"Aku, memangnya kenapa" Apakah kau sudah tidak kenal aku?" kata Leng-xiang-yan-xian tertawa membungkuk menatap dia, "kemarin malam sambil melampiaskan nafsu binatangmu, dengan keras kau menginterogasi aku! Kau ini sebenarnya orang macam apa?"

"Aku sangat menyesal, tidak seharusnya mencurigaimu menolong pergi anjing kecil Fu, tidak seharusnya menginterogasimu dengan kasar, tidak seharusnya......"

"Tidak, Fu-jiu memang ditolong olehku." Kata Leng-xiang-yan-xian melanjutkan.

"Apa" Kau......kau kenapa mau menolong dia?"

"Aku tidak akan memberitahukan kau apa alasannya." Leng-xiang-yan-xian berkata, "heran, kenapa dia bisa dengan mudah melepaskan kau?"

"Dia......dia menumpahkan satu botol Shen-xian-gao......kedalam perut aku......"

"Ooo! Begitu." Kata Leng-xiang-yan-xian dingin, "Ini disebut bertindak membunuh diri sendiri."

"Apakah kau mau menolongku?"

"Tentu saja tidak." Leng-xiang-yan-xian mengulurkan tangan mengusap perlahan diatas kepala iblis pendeta dao, "dia adalah seorang pria yang bisa membedakan dengan jelas dendam dan budi, pantas untuk disayang, aku tidak bisa meninggalkan penyakit tersembunyi buat dia, kau matilah!"

Kota Jiang-ning kembali menjadi tenang, para pendekar telah membubarkan diri.

Fu Ke-wei sepuluh orang, kembali menginap di penginapan tua Yue-lai.

Pi-li-hu dan tiga muridnya, mendapat luka tapi tidak serius, hampir semuanya terluka oleh senjata gelap, untungnya senjata gelapnya tidak mengenai tempat yang vital, lukanya tidak berat juga tidak ringan, paling-paling juga tidak bisa menggunakan seluruh tenaga bertarung dengan orang.

Xie-shen terkena satu sabetan pedang, lengan kanan atasnya tergores satu luka kecil.

Hoa-fei-hoa dan para perempuan malah sedikit pun tidak terluka, empat wanita itu bersatu, kerja samanya begitu bagus, sehingga sangat menguntungkan.

Sudah lewat tengah hari, pelayan telah menyiapkan makanan di dalam ruangan.

"Yu-shu-xiu-shi tidak terlihat batang hidungnya, sehingga dia bisa lolos, sungguh aku tidak bisa terima." Kata Jin Wen-wen dengan kecewa, "aku sungguh tidak bisa terima."

"Orang ini mudah dicari, serahkan pada aku." Hoa-fei-hoa tampak sangat yakin, "mungkin selamanya aku tidak bisa menemukan ketua benteng Xi, kali ini dia pasti sembunyi di ujung langit......"

"Aku tahu dia akan kemana, tunggu saja dia di jalan." Di dalam mata macannya Fu Ke-wei, bersorot sinar yang dingin, "dia tidak akan naik ke langit turun ke bawah bumi, para roh yang mati tidak berdosa sedang menunggu dia membayar hutang."

"Menunggu dia di jalan" Jalan apa?" tanya Hoa-fei-hoa.

"Jalan kembali ke Shan-xi."

"Dia berani pulang?"

"Kenapa tidak" Sebenarnya, jika dia benar benar bertekad untuk bersembunyi, di Shan-xi malah tempat bersembunyi yang aman, mencari selama lima-enam tahun juga tidak mudah menemukannya. Dia bersembunyi di Wu-chang, tujuannya ingin menghubungi teman-teman di berbagai tempat, begitu saatnya tiba, maka dia akan melakukan serangan mematikan pada kita, dan mengambil kembali harta bendanya."

"Kenyataannya begitu."

"Kali ini, dia sudah putus asa, makanya seperti roh gentayangan yang ada di neraka, dia akan melarikan diri kembali ke Shan-xi dan sungguh-sungguh bersembunyi menikmati hidup, hmmm...!"

"Kapan rencanamu mau berangkat?"

"Tidak terburu-buru." Fu Ke-wei sudah ada rencana, "sementara ini, dia akan mencari tempat persembunyian sementara menghindarkan kita."

"Kita......" "Cari Yu-shu-xiu-shi dulu, basmi akarnya perkumpulan Cun-qiu, jika membiarkan mereka kembali menjadi kuat, selanjutnya hidup kita akan susah. Nona Jin, kalian tidak perlu bermain nyawa dengan mereka, menghabisi penjahat, adalah usaha dasar orang semacam aku, serahkan dia padaku, dengan alasan kuat aku bisa mencari dia untuk membayar hutang nyawa."

"Betul! Di kota Wu-chang dia melakukan kejahatan, aku dan adik Zhen juga Xie-shen adalah saksi mata, kami ada alasan yang tepat, supaya dia membayar hutang nyawa dua orang tamu penginapan, alasannya kuat. Adik Wen, serahkan saja pada kami!" kata Hoa-fei-hoa dengan senang.

Pi-li-hu Ceng-jie, teringat bagaimana pertempuran yang telah berlangsung, dia merasa tidak nyaman.

"Dalam penjagalan besar-besaran kali ini, perkumpulan Cun-qiu telah kehilangan orangnya setengah lebih, walau pun kita tidak mencari mereka, perkumpulan Cun-qiu juga tidak akan tinggal diam." Pi-li-hu mengeluh, "aku khawatir mereka melakukan perbuatan brutal, tidak perdulikan segalanya, melakukan serangan seperti mati-matian pada Jin-she-dong dan keluarga Ceng di Nan-jing."

0-0-0 
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar