Giok Bun Kiam Lu Chapter 10

Chapter 10

Dua iblis dari gunug Tangkula San biasanya jarang berpergian: Apalagi ke Tiong-goan. Mereka adalah murid2 dari Bit-Cong Pay. Dua puluh tahun yang lalu siiblis lelaki Tay Yang Lhama atau si lhama Matahari tinggal di kuil Tay Yang Bit, di pegunungan Tangkula sebelah utara, Sedangkan siiblis perempuan Tay Im Lo-nie atau pendekar perempuan Rembulan tinggal di Goat-Sim Yam dipegunungan Tangkula sebelah Selatan.

Dengan diam2 mereka menyakinkan ilmu lm Yang Cang-hoat atau ilmu pukulan telapak tangan Positip dan Negatip. Tay Yang Lhama memiliki kepandaian yang sangat lihay, yaitu It Yang Cie atau tetunjuk positip. Ilmu totokan ini disertai dengan tenaga dalam yang luar biasa hebatnya, tak usah menyentuh tubuh orang dan daIam jarak satu tombak dapat menutup jalan darah lawan! Kaum Bu-lim didaerah Tiong-goan menamakan ilmu ini dengan nama Kek Kong Ta-hiat atau Menotok jalan darah orang melalui udara. Sungguh suatu ilmu yang tiada taranya! Telunjuk tangan Tay Yang Lhama dengan mudah sekali dapat menembusi dinding batu! Tay lm Lo-nie menyakinkan ilmu telapak tangan Sam Im Ciang. Ilmu ini harus diyakinkan hanya oleh kaum wanita yang mensucikan dirinya. Dengan mangandalkan kemurnian hawa negatip untuk menekan hawa positip bila lawannya adalah kaum Adam. Kemungkinan besar lawannya itu takkan tertolong lagi jiwanya! Kabarnya keluarga Tay Im Lo-nie seluruhnya telah dibunuh oleh orang" Monggol. Sebab itulah ia telah bertekad untuk membalas dendam. Gurunya Kim Liong Lhama memberikan ia ilmu aneh dari partai Bit-Cong Pay.

Ia berlatih dengan tekun didaerah -pegunungan salju. Dan kabarnya kemudian Tay Im Lie-nie berhasil dengari baik menyakinkan Sam Im Ciang. Setiap hari mulai gelap-gulita, maka ia menjalankan latihan pernapasannya dengan menghadap kegunung salju. Sedangkari tubuhnya telanjang bulat! Dengan menyedot hawa inti bumi lambat laun berhasillah ia dengan ajaran dari gurunya itu....

Pukulan disertai tenaga ........ dingin! Ampuh dan berbahaya sekali. Setelah Gorisan berhasil mencuri kitab See Hek Bu; Cong, ia bermaksud menghubungi kedua iblis dari Tangkula itu. Karena cintanya tak dibalas oleh Wanyen Hong, Gorisan menjadi patah hati. Pada suatu medan pertempuran ia ber-pura2 gugur dan semenjak itu ia merobah namanya menjadi Wan Hwi Sian.

Ia berhasil menjumpai Kim-Liong Lhama, yang pertama kali melihat orang itu adalah keturunan darii bangsa Kim mula2 menolak untuk menerimanya sebagai murid. Tapi melihat hasrat orang itu yang demikian teguhnya, hingga telah datang dari jauh, akhirnya diperkenankan juga Gorisan untuk pergi mencari susioknya yung bernama Kim Teng To-lo. Wan Hwi Sian diterima juga akhirnya sebagai murid siimam! Dasar Gorisan sedang bernasib buruk, ketika Ang-bian Kim-kong bertempur dengan Gokhiol dan Kim Gan Bie, dikiranya gurunya sigadis Tiang Pek Lo-nie juga turut serta.

la menjadi jeri dan menyembunyikan diri dibawah gunung.

Tak lama kemudian ia tertawan dan dibawa ke Ciong Lam Sam oleh Hian Cin-cu untuk dipenjarakan dibawah menara besi.

Setelah melihat Gorisan digiring pergi, barulah Ang-bian Kim-kong berani munculkan dirinya. Karena mempunyai firasat bahwa dirinya takkan unggul melawan para pendekar dari Tiong-goan, maka iapun mengambil keputusan untuk kembali ke Bu-liang Sie.

Tetapi ketika ia tiba di See Hek, sarangnya sudah habis dibakar hangus oleh orang2 Monggol. Dengan hati sedih ia kembali ke Tay Yang Bio dipegunungan Tangkula untuk menemui suhengnya Tay Yang Lhama.

Setibanya disana, ia tuturkan segala apa yang telah terjadi. Mendengar cerita orang itu, Tay Yang Lhama menjadi timbul kegusarannya.

"Cu-pu, walaupun kita bukan dari satu guru, tapi kau dan Wan Hwi Sian adalah murid2 Kim Teng To-lo.

Dengan adanya hubungan ini, maka tak boleh aku berdiam diri saja. Tunggulah, nanti setelah Su-ciemu Tay Im Lo-nie datang kita akan rundingkan kembali!" Benar saja tak lama kemudian Tay Im Lo-nie datang.

Kembali Ang-bian Kim-kong mengkisahkan mengenai diri Gorisan yang telah tertawan musuh.

"Kau berdua sungguh bukan manusia yang berguna," seru si nie-kauw dengan marah, "kalian mencemarkan nama partai kita dihadapan orang2 Tiong-goan! Hm..., Hian Cin-cu situa bangka memang busuk. Antara kita dan Hwee-Liong Pay selamanya belum pernah ada ganjelan.

Tapi kini mengapa ia memenjarakan Gorisan dibawah menara besi" Su-heng, bagaimana kalau kita me-lihat2 didaerah Tiong-goan?" "Kita tak boleh sia2kan kesempatan baik ini," jawab Tay Yang Lhama sambil tersenyum "pada lima tahun yang lalu, Ceng Bok Tan-su telah menceritakan suatu rahasia kepadaku. Katanya ketika Hwee-Liong Pay membangun Lu Sian Kok dalam Hu Cin Kwan, kebetulan salah seorang tukang batu adalah orang Ceng-hai. Dialah yang telah memberitahukan bahwa dibawah patung Lu Sian Yang terdapat sebuah lubang rahasia. Sedangkan kuncinya terletak pada patung itu pula." Tay Yang Lhama berhenti sebentar.

"Didalam lubang itu terdapat benda mustika dari partai Hwee-Liong Pay. Tapi entah benda apakah itu" Ceng Bok pernah mengajak aku untuk mencurinya, tapi aku tak mau.

Sampai sekarang kukira Ceng Bok Ta-i-su tak berani pergi sendirian untuk mengusik Hian Cin-cu. Sumoay ingin pergi menolongi Gorisan ke Ciong Lam Sam" Mengapa tidak sekalian menggunakan kesempatan baik ini untuk sekalian menyelidiki benda mustika apakah yang tersimpan dibawah patung itu?" "Niatan Suheng sungguh bagus! Baiklah, besok kita akan berangkat!" Demikianlah See Hek Jie-yauw pergi ke Ciong-Lam San.

Ketika itu Gorisan sudah hampir sebulan dipen jara.

Rangsum yang disediakan oleh Hian Cin-cu sudah habis separoh. Pada suatu malam, tiba2 ia mendengar ada suara dari dalam tanah seperti orang sedang menggali tanah.

Pikirnya dibawah tanah ini tentunya ada suatu solokan rahasia untuk saluran air. Apakah mungkin ada orang datang untuk menolong" Demikian beberapa hari ber-turut2 terdengar suara seperti ada orang sedang menggali tanah. Sementara itu Gorisan telah berhasil memutuskan ikatan belenggunya, la memukul hancur batu lantai dan mendorong patung batu. Setelah itu dilihatnya seekor makhluk keluar dari terowongan dengan badannya penuh tanah. Kiranya itulah binatang tenggiling! Selagi Gorisan berdiri ke-heran2an, dilihatnya pada binatang itu terikat se-helai tali. la menjadi girang. Tahulah ia kini bahwa benar2 telah datang orang untuk menolong dirinya. Tanpa ayal binatang itu ditatangkapnya dan tali yang terikat pada binatang itu ditariknya. Benar saja pada pangkal tali itu terikat sebuah bumbung yang didalamnya terdapat sepucuk surat serta dua bungkusan kecil.

Gorisan dengan hati berdebar-debar membaca surat itu.

Hatinya- menjadi girang. Kiranya surat itu dari Ang-bian Kim-kong yang berbunyi sebagai beiikut : "Tay Yang Lhama serta Tay Im Lo-nie telah datang.

Karena solokan sangat sempit, sedangkan fondamen tanah kokoh, maka sukar untuk kita masuk. Maka dengan pertolongan tenggiling ini kami mengirimkan obat peledak.

Besok kami akan datang pula." Gorisan menanggalkan bumbung yang berisikan obat peledak itu, lalu dilepaskannya pula binatang tersebut.

Demikianlah ber-turut2 beberapa malam Gorisan dikirimi obat peledak sedikit demi sedikit.

Akhirnya pada suatu malam, sebagaimana rencana Angbian Kim-kong, Gorisan menaikan bumbung itu menjadi satu dan menyumbatnya pada lubang dibawah tanah.

Begitu dipasang, terdengarlah suara ledakan yang luar biasa hebatnya. Tanah bergetar, sedangkan Gorisan terpental jatuh. Setelah keadaan menjadi redah, tampak oleh Gorisan menara itu sudah menjadi doyong karena alasnya terbongkar. Sambil mengorek puing2 yang telah hancur, Gorisan cepat2 keluar dari tempat tahanannya.

Dibawah terangnya cahaya bintang, tampak samar2 dari jauh diatas gunung Ciong-Lam San dua sosok tubuh yang tengah berdiri saling berhadapan! Mereka adalah Hian Cincu dan Tay Im Lo-nie! Gorisan Iompat bersembunyi dibalik batu. Tapi tiba2 sebuah tangan menarik dirinya! Begitu menoleh, kiranya Tay Yang Lhama bersama seorang laki2 setengah umur.

Selagi ia ingin menghaturkan kamsiah, telinganya mendengar Tay Yang Lhama berkata dengan menggunakan iimu Coan-im Jip-bie atau Mengirim suara melalui udara.

"Gorisan, Iekaslah kau bertindak. Sebentar situa bangka akan roboh dan kau segera pergilah ka Lu Sian Kok untuk mengambil benda yang tersimpan disana." Setelah memberikan penjelasan dan petunjuk2, Gorisan menganggukkan kepaIanya tanda setuju.

Setelah keadaan sunyi, maka terdengarlah dari kejauhan percakapan antara kedua orang diatas gunung Ciong Lam San.

"Sian-kauw mengajak pinto kemari untuk membicarakan sesuatu," kata Hian Cin-cu, "bukankah untuk memancing aku?" "Hian Cin-cu, kau sudah terIambat!" ujar Tay lm Lo-nie dengan tertawa. "Siauwnie sebenarnya ingin memberitahukan bahwa malam ini ada orang meledakkan menara besimu. Sayang kau tak mengijinkan aku untuk melihat benda mustika dari Hwee-Liong Pay! Maka kejadian ini janganlah kau sesalkan aku!" "Perguruan Hwee-Liong Pay tak menspunyai benda mustika apa2," menjawab Hian Cin-cu dengan gusar, "terang2an kau berkomplotan dengan Gorisan dan malam ini sengaja memancing aku keluar. Sungguh siasatmu kotor!" Sehabis berkata Hian Cin-cu membalikan badannya hendak berlalu, tapi Tay im Lo-nie tertawa keras.

"Hai, kau hendak lari kemana"!" bentaknya.

Hian Cin-cu insyaf bahwa dirinya telah dipermainkan oleh Tay Im Lo-nie, hatinya menjadi sangat gusar. Dan teringat pula bahwa gurunya Bu Tong Cin-jin dahulu pernah dirugikan oleh Kim Liong Lhama. Kini Lhama itu masih berada di See Hek, sedangkan si niekauw ini adalah muridnya.

Kemarinnya si niekauw talah datang ke Hu Cin Kwan, katanya Gorisan adalah murid susioknya Kim Teng To-lo dan meminta agar sudi menyerahkan Gorisan untuk dibawa pulang. Sudah tentu permintaan itu ditolak mentah2 Tay Im Lo-nie menjadi gusar : "Gorisan bukanlah dari partai Hwee-Liong Pay! Apabila kau tak mau serahkan juga, maka kelak apa bila terjadi perselisihan antara kedua partai, kau sendirilah yg harus memikul tanggung jawabnya." Maka karena itulah pada malam esoknya Hian Cin-cu diajaknya berunding dipuncak Sian-jien Hong. Tapi baru saja meninggalkan Hu Cin Kwan, atau ia mendengar ada bunyi ledakan yang sangat dahsyat yang datangnya dari arah menara. Terperanjat Hian Cin-cu sadar bahwa kejadian ini adalah tipu dayanya si-niekauw.

Dengari napas memburu bahna gusarnya ia berpaling kepada si niekauw. "Sian-kauw, maksud kedatanganmu ini adalah untuk menolongi Gorisan, bukankah" Pergilah! Biarlah pinto takkan mengadakan perhitungan deuganmu. Kini kau masih menginginkan apa lagi?" "Hian Cin-cu! Hi-hi-iii.....! hari ini adalah hari kematianmu. Aku hendak bunuh kau?" demikian Tay Im Lo-nie menjerit-jerit dengan suara menyeramkan.

Bukan kepalang panas hatinya Hian Cin-cu, iapun rnembalas dengan sengitnya : "Jika bukanpya Pinto memandang muka kepada gurumu Kim Liong Lhama, malam ini tak mungkin kau bisa melangkah keluar dari Ciong Lam San!" Sekonyong-konyong Tay Im Lo-nie lompat maju! Angin berkesiur dan tahu2 saja si niekauw telah berdiri dihadapan Hian Cin-cu.

"Kerbau tua! Coba aku ingin tahu siapa gerangan yang lebih unggul" Aku memang ingin men-coba2 ilmu sakti dari Hwee Liong Pay!" Perlahan-lahan Tay Im Lo-nie membalikkan keduabelah telapakan tangannya. Hian Cin-cu tahu bahwa ilmu pukulan Im Yang Ciang sangat lihay, maka tanpa ayal dengan mempergunakan ilmu Bong-Yang Too Hoei atau Belalang berterbangan-terbalik, ia mencelat keatas.

Diam2 ia merasa bersyukur bahwa Tay Yang Lhama tak turut serta. Maka dengan penuh semangat, iapun menyerang, hebat sekali! Pukulan Auw-tiap Siang-hoei-ciang atau Pukulan Sepasang-kupu2-terbang ia balas dengan pukulan Pao-coan Eng-giok atau Melempar-bata-mendapat-kumala. Dengan tenaga dalam yang penuh, ia menyerang pula dengan jurusan An-lo Bian-ciu atau Tangan-kapas-meraup-sutera.

Pukulan itu, apabila berhasil menyentuh sedikit saja, sang lawan akan roboh. Dalam sekejap mata terdengar suara "plak..., plak....!" dua kali yang sangat nyaring. Kedua telapak tangan Tay Im Lo-nie ditangkis mental, dan tubuh wanita iblis itu mundur sempoyongan. Akhirnya terpelanting kebelakang! Hian Cin-cu masih belum mengetahui kepandaian seluruhnya dari Tay Im Lo-nie, maka iapun tidak mengeluarkan ilmunya yang sejati. Dengan girang ia menarik napas legah dan berpikir dalam hati : "Aku kira Im Yang Ciang sangat hebat, tak tahunya hanya begini saja! Pada saat itu si niekauw sudah berdiri kembati. Mukanya merah padam dan kini menunjukkan sikap kekejamannya.

Dengan wajah bengis ia menatap wajah Hian Cin-cu.

"Hian Cin-cu! Coba kau sambut pukulanku lagi! Apabila kau dapat menyambutnya benar2 aku tunduk," habis berkata, Tay Im Lo-nie menyerang pula dengan kedua belah telapak tangannya. Pukulannya menderu keras karena disertai tenaga-dalam yang luar biasa hebatnya.

Hian Cin-cu tak berani berlaku ayal. Segera ia menangis pukulan orang, tapi sekonyong-konyong badannya tergoncang sangat keras! Kedua telapak-tangannya melekat dengan telapak-tangan si-niekauw. Sementara itu wanita iblis telah menggunakan seantero tenaga-dalamnya. la hendak merobohkan Hian Cin-cu dengan selekas mungkin.

Tapi Hian Cin-cu sangat berwaspada leka2 is merobah kedudukannya. Kakinya berkisar kekiri sedangkan badannya mendoyong kekanan. Berbareng ia menyedot hawa Cin-yang (hawa positip sejati) dan merobah keadaannya dari lembek menjadi keras. Kini tenaga dalamnya berobah menjadi tenaga-luar! Semacam tenaga pantulan yang sangat dahsyat berhasil melawan tenaga dalam siniekauw pula! Tampak sebagai akibatnya, Tay Im Lo-nie jatuh terpental dan hampir2 masuk kedalam jurang! Hati Hian Cin-cu menjadi besar. Pikirnya walaupan kepandaian si wanita iblis cukup tinggi, namun masih kalah setingkat dengannya. Malam ini aku harus berikan sedikit ajaran padanya, pikirnya supaya kaum sesat dapat merasakan keangkeran Hwee Liong Pay yang jangan sembarang mengganggu! Tapi sayang Ciang-bun-jin kita tak ketahui-bahwa kedua pukulan yang beg-turut2 tadi dari lawannya adalah dengan tenaga kosong belaka! Tay Im-Lo-nie sedang memancing dirinya....

Sudah selayaknya apabila seorang kosen bertemu dengan lawannya mudah sekali untuk memperlihatkan kepandaiannya, sebaliknya adalah lebih sukar apabila hendak menyembunylkan kepandaiannya untuk mengetahui sang lawannya Tay lm Lo-nie sama sekali tidak memperhatikan pukulan Sam Im Ciangnya.

Hal mana benar-benar telah membuat Hian Cyn-cu terpedaya. Tatkala itu ia sedang bernyala-nyala semangatnya untuk melampiaskan keamarahannya. Menggunakan kesempatan selagi lawannya belum sempat bangun, ia menerjang dengan kedua tangannya memukul kedepan. !a hendak mendesak Tay Im Lo-nie jatuh kedalam jurang! Tapi pada saat yang amat genting, itu, tiba2 berkelebat sesosok bayangan dari balik batu. Menyusul terdengar suara orang berkata : "Hian Cin-cu, mengapa mengikuti hawa nafsumu" Baiklah aku yang memintakan maaf untuk saudariku." Suara itu diucapkan dengan iimu "Coan-im Jip-bie" Adapun kelihayan dari ilmu tersebut ialah bahwa suara itu hanya dapat didengar oleh orang yang ditegurnya saja.

Hian Cin-cu menjadi pucat! Tampak dihadapannya sesosok bayangan orang berdiri tegak diatas batu! Berbarengan dengan munculnya bayangan itu, maka punahlah tenaga pukulannya. Sebagai akibatnya, batu2 kecil berpercikan dan tanah pasir berterbangan tertiup oleh tenaga tak kelihatan yang tak biasa. Hian Cin-cu insyaf bahwa orang itu bukanlah sembarang musuh.

Yang lebih mengejutkan hatinya, tatkala pukulannya dapat dipatahkan, ia merasa ada hawa panas yang menyerang kedalam badannya! Hian Cin-cu mengetahui bahwa yang berdiri dihadapannya adalah ... Tay Yang Lhama, yang mengenakan jubah pertapaan berwarna merah. Mukanya bersemu merah bagaikan api marong.

Kepalanya memakai topi pertapaan berwarna merah pula.

Ditangannya ia menggenggam sebuah kaca tembaga besar yang mengkilap, Dengan matanya yang bersinar-sinar ia mengawasi mangsanya dari jarak kira2 delapan tombak.

Hian Cin-tcu insyaf bahwa ia sedang berhadapan dengan lawan yang berkepandaian tinggi. Selain Tay Yang Lhama, tak ada lain orang yang memiliki kepandaian semacam itu dikolong langit. Selagi Hian Cin-cu dalam keadaan kaget, Tay Yang Lhama sudah mendahului memberi hormat, dan dengan ilmu Thian-seng Yuk-pit-nya ia berkata : "Dengan ini Pinceng memberi hormat. Harap maafkan aku yang telah datang pada malam hari begini!" Kini Hian Cin-cu melihat bahwa Tay Im Lo-nie sudah bangkit dan berdiri tegak. Kini ia sudah tahu bahwa kedua iblis itu telah datang ber-sama2. lapun memberi hormat, dengan senyuman getirdiapun berkata: "Pinto memberi hormat. Numpang tanya apakah Hoat su adalah Tay Yang Lhama dari Tay Yang Bio" Dan entah maksud kedatangan kau kemari sebenarnya untuk keperluan apa?" Tampak badan Tay Yang Lhama bergerak sedikit dan kakinya maju tiga langkah kemuka. Kini jarak kedua orang itu semakin mendekat. Hian Cin-cu merasa hawsa panas yang menyerang dirinya semakin lama semakin tak tertahan. la hampir2 menjadi kewalahan. Diam2 ia membentang lebar seluruh perjalanan darahnya, lalu mengatur jalan napasnya. Akibatnya lobang2 kulitnya mendapat hawa sehingga badannya tidak banyak mengeluarkan peluh. Tay Yang Lahwa diam2 memuji kelihayan musuhnya.

"Kalau bukannya ada urusan penting, tentu aku tak berani menggangggu kemari. Seperti To-tiang ketahui, Pinceng mendapat titah dari Su-siok Kim Teng To-lo.

Bersama su-moayku Tay Im Lo-nie aku hendak bertanya sesuatu kepadamu. Gorisan sebenarnya telah berbuat kesalahan apa terhadap partai Hwee-Liong Pay hingga kau sekap dia dibawah menara besi?" Hian Cin-cu tertawa getir.

"Huh, kiranya Hoat-su datang kemari untuk urusan itu! Baiklah akan kuterangkan. Tadi menara besi itu telah hancur, Hoat-su tentunya mengetahui hal ini, bukan" Baik, aku juga tidak meminta ganti kerugian atas kerusakan tersebut. Itu membuktikan bahwa aku sudah mengalah, dan tidak akan tarik panjang urusan ini. Tapi apakah kau masih mau minta orangnya lagi?" "Eh, aneh sekali! Ada hubungan apa kami dengan kerusakan menara" Sedang soal Gorisan adalah To-tiang sendiri yang menawannya. Tapi meskipun kau tak memberikan tentunya kau tak berkeberatan untuk kami bertemu, bukan?" Hian Cin-cu sudah mengetahui bahwa orang sedang mencari gara2. Melihat gelagat kurang baik, iapun mencari akal untuk memancing kedua iblis Tangkula San itu untuk mengadakan perundingan lebih lanjut didalam kuil. Apabila terjadi juga bentrokan sekurang2nya murid2 Hwee-Liong Pay akan dapat membantu.

"Hoat-su ingin bertemu dengan Gorisan," jawabnya dengan tenang, "aku tak berkeberatan. Marilah silahkan kita bersama2 masuk kedalam kuil." "Pinceng tak pernah memasuki rumah suci orang lain," menolak Tay Yang Lhama, "baiklah su-moayku saja yang turut kau." "Dan tadi ia telah berlaku sembrono terhadap to-tiang, sudilah kiranya kau memaafkannya. Pinceng akan menanti disini saja." Mengetahui Tay Yang Lhama tak turut serta. Hian Cincu merasa Iegah dalam hatinya. Pikirnya tadi dalam pertarungannya dengan siwanita iblis ia telah berhasil menjatuhkannya sebanyak dua kali.

"Aku tadipun telah kesalahan, harap sian-kauw tidak menjadi kecil hati," ujarnya.

"To-tiang tak usah mengatakan hal itu!" berseru Tay Yang Lhama pula," tadi pincang telah menyaksikan dari kejauhan dan memang benarlah bahwa su-moayku yang telah berlaku sembrono. la lebih dahulu menurunkan tangan jailnya! Untung sekali to-tiang tadi telah berlaku murah hati. Memang diantara partai kita berdua tiada permusuhan satu sama lain. Untuk apa disimpan daIam hati lagi?" Selesai berkata ia berpaling kepada Tay Im Lo-nie serta berkata: "Su-moay! Lekaslah menghaturkan maaf kepada totiang! Melihat Tay Yang Lhama berlaku sangat sopan, Hian Cin-cu mengerutkan keningnya, ia sungguh tidak mengerti.

Mungkinkah hat ini dilakukannya untuk menghindarkan timbulnya bibit permusuhan" pikir Hian Cin-cu pula.

Ledakkan tadi belum jelas diketahui apakah sebab musababnya. Mungkin juga Gorisan masih belum melarikan diri. Mereka telah merobah siasat untuk dengan cara damai dapat mengambil kembali Gorisan.

Hian Cin-cu merasa legah hati.

"Ah, tak usah Sian-kauw menjalankan segala peradatan.

Pinto tak berhak untuk menyambutnya!" Sedang ia masih berbicara, tiba2 hawa panas menyerang kembali dari Tay Yang Lhama. Hian Cin-cu terkejut dan lekas2 menyedot hawa-murni ditantiannya dan gelombang hawa panas itupun dapat dibuyarkanny !" Menyusul mana Tay Im Lo-nie maju beberapa langkah dengan paras yang sangat menyeramkan. Dengan suara yang beringas ia berkata : "Su-heng telah menitahkan kepadaku! Siauwnie mana berani tidak menurutinya. Harap to-tiang suka memaafkan kesalahanku yang telah berlaku sembrono terhadap to-tiang!" Sambil merangkapkan kedua belah telapakan tangannya, si niekauw menjura.

Hian Cin-cu bukan tidak waspada. la sedang memperhatikan Tay Yang Lhama. Pikirnya siwanita iblis barusan ia telah uji kepandaiannya, maka ia tidak begitu kuatirkan. Ia hanya menjaga-jaga serangan dari si Lhama.

Namun sekonyong-konyong Tay Im Lo-nie lompat menerjang! Hian Cin-cu berseru bahna kagetnya tatkala bayangan telapak tangan menggerayang didepan mukanya! Ini berbahaya sekali, karena dari anginnya yang membadai dapat dipastikan betapa kerasnya pukulan itu.

Dalam keadaan menghadapi bahaya, Hian Cin-cu yang berpengalaman luas tidak menjadi kalut pikirannya. Cepat sekali ia membungkukkan badannya, kedua belah tangannya ia pentang lebar2. Dengan menggunakan tipu Toa-tee Hian-hong atau angin-puyuh-menyapu-bumi dari ilmu pukulan Mo Ban Ciang-hoat, ia mendorong tubuh lawannya dengan kekuatan yang luar biasa! Namun pada datik bersamaan dada Hian Cin-cu sesak dan dingin bagaikan es! Celaka, pikirnya dalam hati, karena seraya mundur, Tay Im Lo-nie mengirimkan satu pukulan kilat yang jitu mengenai dadanya.

Mengetahui jiwanya berada dalam bahaya, terpaksa Hian Cin-cu melarikan diri sambil mendekap dadanya.

Kedua iblis Tangkula San segera mengejarnya sambil masing2 mengirimkan pukulan2 nya yang berbisa. Hian Cin-cu merasakan hawa dari pukulan2 itu panas dan dingin. Untuk menjaga dirinya, lekas2 Hian Cin-cu mengalirkan hawa murninya keseluruh badannya dan ia memukul kekiri dan kekanan.

Segera tampaklah pasir2 berhamburan, pohon2 disekeliling bergoyang. Melihat gelagat kurang baik Im Yang Jie-yauw tidak berani mengejar lebih lanjut.

Kesempatan inilah yang telah digunakan Hian Cin-cu untuk pulang kembali ke Hu Cin Kwan.

"Su-moay, tua-bangka itu telah kena pukulanmu.

Apakah mungkin dia masih dapat hidup setelah lewat duabelas jam" Biarlah dia pulang untuk mati! Ha-ha-ha.....!" "Su-heng" ujar Tay Im Lo-nie, "aku kuatir nanti ada orang pandai di Tionggoan yang dapat menyembuhkan lukanya. Bahkan pribahasa mengatakan bila memukul ular harus sampai mati. Kalau tidak, tentu ia akan mengadakan pembalasan dikemudian hari. " "Kau tak usah risau, aku tanggung malam ini juga dia akan menemui ajalnya. Nah, Khutakan sedeng menanti kita di Liauw Kiauw Cin. Mari kita kesana !" Khutakan adalah murid Ang-bian Kim-kong. Dialah yang menjadi. penunjuk jalan.

"Apa su-heng suruh dia mengawasi Gorisan?" tanya Tay Im Lo-nie.

"Gorisan sangat licik," jawab Tay-Yang Lhama. " Dia pergi mencuri benda mustika Hwee Liong Pay di Lu Sian Kok. Sebab itulah aku telah menyuruh Khutakan untuk meng-amat2inya. " ~Kedua iblis Tangkala San segera meninggalkan Ciong Lam San. Demikianlah kisah sampai pada saat Hian Cin-cu yang telah dilukai musuh. Dan kebetulan pula Im Hian Hong Kie-su. telah mencuri dengar percakapan antara Tay Im Lonie dengan Khutakan di Liauw Kiauw. Cin, hingga ia keburu datang ke Hu Cin Kwan untuk segera memberikan pertolongan kepada Hian Cin-cu yang dalam keadaan luka berat. Selain itu ia telah mengambil keputusan untuk menguntit Gorisan ....!

---oo0dw0oo---

CU BU KOK terletak dipropinsi Siam Say. Dengan Hu Cin Kwan jaraknya hanya kurang lebih seratus lie.

Im Hian Hong Kie-su merasa cemas dan berlari dengan cepatnya. la berpikir dalam hatinya, apabila Im Yang Jie Yauw sama2 datang dan dengan ditambah pula Gorisan seorang, mungkin ini bukan tandingannya. la tak boleh melawan dangan tenaga melainkan dengan tipu! Selagi ia berlari bagaikan angin, sekonyong-konyong ia melihat didepannya dari kejauhan diatas gunung dua bintik bayangan manusia, sedang bergerak kearahnya.

Bayangan itu meloncat2 dengan lincahnya melalui lereng2 gunung dengan amat pesatnya. Tatkala sudah berada pada jarak yang lebih dekat, terkejutlah Sipenunggu Puncak Gunung Maut. Karena kedua orang itu menggunakan Ilmu meringankan tubuh Pat-Poh Kan-san! Untuk menyelarni Pat-Poh Kan-san saja sudah sukar sekali, apalagi dengan ditambahnya Kwa Piet-keng Pok-kang atau berjalan-dengan-bergenlantungan-ditembok! Kini mereka sudah melalui sebuah bukit lagi. Jarak antara Im Hian Hong Kie-su sudah bertambah dekat dan ia dapat membedakan bahwa salah seorang yang berada disebelah muka adalah seorang Bo siong kecil yang baru berusia lima belas atau enam belas tahun. Sedang dibelakangnya mengikuti seorang pemuda yang berdandan sebagai kesatrya Monggol. Pada pinggangnya tergantung sebilah pedang yang bersinar terang ditimpah sorotan matahari.

Pendekar tua kita tercengang. Kiranya pemuda yang berdandan sebagai kesatrya Monggol itu bukan lain dari ....Gokhiol! Yang membuat hatinya lebih heran ialah mengapa sipemuda itu balik kembali" Bo-siong kecil yang turut serta dengannya memiliki kepandaian yang tinggi pula. Pantangan orang2 Monggol jarang ada tandingannya! "Tio Peng Hiantit," teriak Im Hian Hong Kie-su "harap kau suka berhenti sebentar untuk membicarakan sesuatu.

Siapakah teman cilikmu itu?" Suara pendekar tua itu bergema keras. Si Bo-siong kecil berpaling kepada Gokhiol untuk membisik sepatah dua patah. Tiba2 mereka berdua mencelat menghilang diantara balik bukit! Sebenarnya Im Hian Hong Kie-su sebelumnya belum pernah bertemu dengan mata kepala sendiri dengan Tay Yang Lhama. Mau tak mau hatinya kuatir terhadap petapa2 dari daerah barat yang mempunyai kesaktian yang luar biasa. Apakah mungkin Tay Yang Lhama telah mengubah dirinya menjadi seorang anak muda" la menjadi sangat penasaran dan buru2 mengejar kedua pemuda itu. Sebenarnya ilmu-meringankan tubuhnya tiada berada dibawah kedua pemuda tersebut, namun kedua bayangan manusia itu sudah berada pada jarak yang jauh.

Tiba2 ia merasa seperti ada angin meniup menyusul mana terdengar suara dengan logat ke-kanak2an: "Kie-su tak usah mengejar kita. Pinto adalah Pasupat.

Kami mempunyai sedikit urusan yang perlu segera diselesaikan. Lain kali saja mudah2an kita dapat bertemu untuk menghaturkan maaf kepadamu." Suara itu entah dari mana datangnya dan dalam sekejap mata saja bayangan Gokhiol bersama Pasupat sudah tidak kelihatan lagi.

Im Hian Hong Kie-su berhenti. Ia berpikir bahwa Pasupat adalah murid dari Tai Kauw-cu partai Lhama dari Turfan. Beberapa puluh tahun yang lampau, negara2 dibagian barat telah mengangkatnya sebagai raja. Sedangkan Pasupat yang menjadi muridnya dikisahkan sejak lahirnya sudah bisa membaca kitab suci. Dikatakan bahwa Pasupat adalah titisan dari raja "Kong Cok Tai Beng Ong" Dalam usia lima belas tahun, anak muda itu telah berbasil memperoleh seluruh kepandaian gurunya. Dan ia teIah berhasil pula merobah para Lhama dari dua puluh delapan kepandaian dari masing2 kelenteng. Kiranya Si Bo-Siong kecil ini adalah murid turunan agama Buddha daerah See Hek.

Dengan tak disadarkan lagi. Im Hian Hong Kie-su berjalan dan tak lama kemudian sampai di Cu Bu Kok.

Tiba2 dari belakang terdengar suara tertawa orang.

"Ha-ha-ha! Im Hian Hong Kie-su! Tak dinyana dan tak diduga kau datang untuk menghantarkan jiwamu! Aku Gorisan sebenarnya tiada mempunyai ganjelan apa2 denganmu, tapi sebaliknya mengapa kau telah memusuhkan aku" Dan kau telah merusak rencanaku pula! Huh, tapi ini tak menjadi apa2, yang telah mengherankanku malahan telah membantu Hian Cin-cu si-imam bangkotan, sehingga aku dipenjarakan! Kalau sakit hatiku tidak juga kubalas, maka aku tak mau jadi orang lagi! Ha...ha...ha....!" Suara Gorisan yang penuh kemurkaan menggema diangkasa dengan seramnya! Pendekar2 tua kita terperanjat juga, ia mengetahui bahwa suara itu asalnya dipancarkan dari jauh. Cepat2 ia menenangkan pikirannya pura2 seperti tidak mendengar teguran orang. la memandang kesekelilingnya. Ia melihat disebelah bawah ada sebuah sungai yang mengalirkan airnya sampai ketebing curam dan menembus ke lembah Cu Bu Kok. Diam2 ia berpikir tentunya kedua. iblis Tangkula San sedang menanti dilembah itu. Dalam keadaan seorang diri mana ia sanggup melawan mereka" Baiklah aku menyingkir dulu dengan melewati sungai ini, pikirnya.

Tapi terlambat, karena sekonyong-konyong dibelakangnya berkelebat sebuah bayangan. Gorisan telah mengejarnya! "Im Hian Hong Kie-su! Sambutlah senjata-rahasia aku!" Tanpa ayal pendekar tua kita memasang telinganya lebar2 dan mengawasi kesekitarnia dengan tajamnya.

Tampaklah sekolompok titik hitam menyerang datang.

Terus saja ia memapakiriya dengan membalas menyerang dengan pukulan yang disertai tenaga-dalam yang luar biasa.

Pada saat itu juga senjata2-rahasia yang terdiri dari puluhan Kiu-cu Liu-seng dibuyarkan oleh Im Hian Hong Kie-su! "Gorisan!" ujar Im Hian Hong Kie-su dengan dingin, "senjata rahasia semacam itu hanya sebagai permainan saja terhadap diriku. Tapi hari ini Lohu tak mempunyai waktu untuk ber-main2 denganmu. Harap maafkan!" Kemudian Im Hian Hong Kie-su mencelat keatas! Dengan gerakan Ya-Lok Peng-see atau Belibis-hinggapdiatas-tanah-pasir badannya membubung tinggi keatas dengan indahnya. Gorisan menjadi girang, karena ia sedang memancing lawannya untuk turun kelembah. Maka dengan sengaja ia telah melepaskan senjata rahasianya. Kini ia berdiri diatas sebuah puncak sambil tertawa ter-bahak2 mengawasi bayangan lm Hian Hong Kie-su yang berlari turun.

Pendekar tua kita mengetahui bahaya sedang mengancam dirinya, tapi sudah kepalang tanggung, tak dapat ia berhenti ditengah jalan. la paksakan diri dengan memasang mata yang tajam ia men-jaga2 diri. Akhirnnya tampak olehnya dari mulut lembah muncul dua orang. Mereka bukan lain dari sepasang iblis Tangkula San! Wajah Tay Yang Lhama berwarna merah dan dengan jubahnya yang juga kemerah2an menampakkan sekali keangkarannya. Sedangkan Tay lm Lo-nie berparas putih berbibir merah. Sepasang alisnya melentik bagaikan bulan sabit. Hanya sayang, apabila mau dikatakan cantik, melihat air mukanya yang mengandung kebuasan membunuh, orang menjadi bergidik. Dengan berseri-seri mereka melangkah datang.

"Kami menghatur hormat kepada Gak Tayhiap yang mulia atas kedatanganmu kesini," ujar Tay Yang Lhama.

"Kami sudah lama mendengar nama tayhiap yang tersohor, hanya sayang sekali kita tidak dapat berkenalan terlebih dahulu. Belum, kami hanya dapat melihat tayhiap dari sebelah belakang dan syukur sekali hari ini kita dapat bertemu berhadapan muka dengan muka. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami!" Sipenunggu Puncak Gunung Maut diam2 agak terkejut juga. Pikirnya dalam hati, betul2 kedua iblis ini bermata jeli.

Kupikir ketika itu aku berhasil mengelabui mata mereka.

Aku harus ber-hati2, pikirnya! Im Hian Hong Kie-su mengambil sikap se-olah2 pilon, sambil mundur beberapa tindak ia menyahut.

"Maafkan aku yang bermata picik. Bolehkah aku tanya siapa gerangan nama kalian yang mulia" Dan sungguh luar biasa bagaimana kalian dapat mengenali aku Gak Hong!" "Im Hian Hong Kie-su," sahut Tay Im Lo-nie tertawa, "janganlah bermain sandiwara! Eh, kau baru datang dari Hu Cin Kwan, bukan" Dan juga kau sedang mengejar Gorisan!" Sebelum pendekar tua kita sempat menyahut, Tay Yang Lhama mengedipkan matanya.

"Hm, baiklah Gak Hong! Aku akan berterus terang denganmu! Sebenarnya antara kita tidak ada ganjelan apa2 Mengapa kau kini berbuat yang menyakiti Gorisan dan mengapa pula kau telah membantu putri negeri Kim itu" Karena kau telah membantu menangkap Gorisan, kami pun hendak mengadakan perhitungan. Marilah kami mengundang kau untuk turut ke Tangkula San untuk menikmati pemandangan indah didaerah Barat. Kami akan berlaku sebagai tuan rumah dengan sebaik2nya!" Selesai berbicara kadua iblis Tangkula San maju kemuka dan mengapit lm Hian Hong Kie-su, untuk menangkapnya.

Dua macam tenaga-dalam menyerang dengan kerasnya, hebat bukan buatan. Tay Yang Lhama mengirimkan hawapanas bagaikan lautan api yang bergelombang, sedangkan Tay lm Lo-nie mengirimkan hawa dingin yang bagai desiran angin salju menembusi badan. Im Hian Hong Kie-su! Begitulah untuk beberapa saat jago tua kita sebentar2 badannya terasa panas bagaikan dibakar dan sesaat lagi dingin bagaikan disiram air.

Tapi Im Hian Hong Kie-su bukanlah dari kemarin, dua puluh tahun lamanya ia menyakinkan pelbagai macam silat dan selain itu iapun telah menyelami ilmu jiwa, hingga ia dapat menerka segala tipu daya musuh! Begitulah, karena musuh menyerangnya dengan beracun iapun melayaninya pula dengan serangan yang beracun! Pada saat itu ia bertempur seraya memutar otak. la sadar bahwa pertarungan tak dapat disudahi lagi, tanpa tanggung2 ia menyalurkan tenaga-dalamnya yang paling hebat keseluruh tubuhnya! Kemudian ia berseru : "Aku yang rendah sungguh tak bermaksud mencari permusuhan dengan kalian. Tapi karena kalian mendesak, akupun tak dapat berdiam diri!" Segera terdengar teriakan yang keras berkumandang diudara dan berbareng pula bagaikan anak panah melesat dari busurnya, Datuk Rimba-hijau kita membubung tinggi keatas! lm Yang Jie-yau, menyangka bahwa orang ingin melarikan diri, maka buru2 mengejar dalam lompatan capung menotol air. "Hai! kau hendak lari kemana?" serunya.

Berbareng mana tubuhnya meleset keatas laksana anak panah terlepas dari busurnya! Tapi baru saja mereka ber-hadap2-an ditengah udara, Im Hian Hong Kie-su yang berada setombak lebih tinggi, berseru : "terimalah hormatku ini!" Menyusul badannya membungkuk. Kedua belah tangannya memukul kekiri dan kekanan, sedangkan tubuhnya berputar cepat bagaikan roda! Segera tampak segumpalan bayangan dan dua belah lengan menyambar! Bagaikan angin puyuh lengan itu mengeluarkan tenagadalam yang bukan main hebatnya, menderu-deru! Sungguh tak disangka oleh Im Yang Jie-yauw bahwa lawannya akan mengadakan perlawanan yang sengit. Pada detik itu juga tubuh mereka terapung mengikuti aliran angin berputar. Sedangkan mereka kini berada diudara pada jarak tujuh atau delapan kaki dari!.

Sebetulnya kepandaian mereka dengan Im Hian Hong Kie-su, masih setanding. Im Yang Jie-yauw lekas2 memakai ilmu pukulan "Oh-mo Kim-kang" atau Ilmu ringan-bulu-angsa.

Semula jago tua kita bermaksud menghempas kedua tubuh iblis itu sampai mati, tapi mendadak tubuh2 mereka menjadi ringan bagaikan kapas terapung melayang! Maka dengan demikian kedua iblis Tangkula San terluput dari cengkeraman maut dan kini mereka hinggap dengan selamat diatas muka bumi.

Im Hian Hong Kie-su terperanjat sekali. la insaf bahwa iapun tak boleh lama terapung diudara, berbahaya! Ia pun segera turun kebawah dengan ringannya.

Pada jurus pertama ini ternyata Im Yang Jie Yauw kalah angin. Merekapun semakin bertambah panas hati. Tampak paras Tay Im Lo-nie bertambah pucat sedangkan wajah Tay Yang Lhama bertambah merah! Keduanya menunjukkan sikap. yang sangat menyeramkan! "Huh, Gak Hong" segera terdengar suara Tay Im Lo-nie, "Kau telah membokong kami" Kali ini jangan kau sesalkan aku berlaku kejam terhadapmu!" Maka dengan ganas kedua iblis Tangkula San membuka serangan yang laksana taupan hebatnya.

Pendekar tua kita menginsafi dirinya.dalam kedudukan bahaya. Dalam sekejap mata saja terasa lagi gelombang panas dan dingin silih ganti menyerang badannya" Dengan menggunakan tipu "Pa Ong Cu-ting", ia mengangkat keatas kedua belah telapakan tangannya dan cepat bagaikan kilat ia menyampok tangan Tay Yang Lhama. Yang aneh bentrokan tangan itu tidak menimbulkan suara, tapi sebaliknya tangan mereka saling melekat! Segera, Tay Yang Lhama mengirimkan hawa panas melalui tangannya, begitu pula Tay Im Lo-nie dengin mengirimkan hawa dinginnya, ber-gelombang2! Bila Im Hian Hong Kie-su tidak menyelami ilmu sakti "Thwan Touw Khie-kang" yang sangat istimewa dari gurunya, niscaya sekujur badannya akan terbakar hangus berbareng menjadi beku seperti es! Begitulah hebatnya ilmu beracun dari kedua iblis Tangkula San itu.

Lewat seminuman teh lamanya Im Yang Kie-su telah mengeluarkan seluruh kepandaian2nya yang sakti2. Sebaliknya melihat wajah pendekar tua kita yang kemerah2an dan sikapnya yang tenang, kedua iblis itu menjadi heran bercampur jeri.

Tiba2 suatu perobahan hawa menyerang tubuh mereka! Tai Im Lo-nie merasakan bahwa telapak tangan musuhnya seperti ada gelombang panas yang menghancurkan hawa dingin! Sedangkan Tai Yang Lhama merasa hawa dingin keluar dari tubuh lawannya dan mengalahkan gelombang panasnya! Kini teringatlah oleh mereka akan kata2 gurunya Kim Liong Lhama yang pernah mengatakan kepadanya bahwa dikalangan Bu Lim di Tionggoan ada seorang imam yang bernama Ceng Gak Cin-jin yang telah menciptakan semacam ilmu Khie-Kang yang aneh. Mungkinkah Gak Hong ini adalah muridnya Ceng Gak Cin-jin" Hati Tai Yang Lhama merasa sangsi, segera ia memberi isyarat pada su-moainya dalam bahasa Sanskrit untuk merobah penyerangannya. Jago-tua kita tak mengerti bahasa mereka, Hanya apa yang dilihatnya ialah sekonyong-konyong tubuh kedua lawannya ber-goyang2 sambil salah seorang berseru : "Gak Hong, kau benar2 hebat!" Menyusul mana mereka mencelat keatas untuk meninggalkan gelanggang pertempuran! Mengetahui berbahaya untuk mengejar musuh2nya, maka Im Hian Hong Kie-su hanya berkata dengan suara dingin : "Hah, aku telah mendapat pelajaran yang bermanfaat dari Im Yang Pai. Sungguh dengan ini kukira sudah cukup! Aku tak perlu lagi berkunjung ke See-hek untuk melancong membikin repot kalian lagi, bukan?" Tapi belum habis ia berkata atau mendadak dari atas tebing melayang dua sosok bayangan, cepat sekali seperti elang menubruk.

"Gak Hong, jahanam!" seru salah seorang,":apakah kau kira masih bisa kembali ke-Je-Liong San dengan hidup2 "! Ternyata dialah Gorisan yang kini telah hinggap diatas batu besar disusul oleh...... Ang-bian Kim-kong! Bukan-kepalang bercekadnya hati pendekar tua kita.

Pikirnya dalam hati bahwa kepandaian Gorisan, seperti juga dirinya masing2 mempunyai keistimewaannya. Tempo hari tatkala bertarung di Ji Liong Bio dengan meminjam kaca mustika Wanyen Hong, ia baru berhasi! menundukkan Gorisan! Sekarang orang itu muncul pula bersama dengan Angbian Kim-kong dan ditambah pula dengan Im Yang Jie Yauw berdua! Ini sungguh berbahaya! Sementara itu Gorisan telah menyerang sambil membentangkan tangannya yang hijau berkilau2-an untuk mencekeram lawan2nya! Lok mo-ciang.

Im Hian Hong Kie-su membalikkan tubuhnya, dengan suatu gerakan yang lincah ia melesat kesamping. Pada saat orang berkelit, mendadak Tay Yang Lhama menyerang dari belakang! Im Hian Hong Kie-su merasakan ada kesiuran angin dari belakangnya, cepat2 membalikkan badannya dan berbareng menyapu dengan tangannya. Serangan serta tangkisan itu disertai dengan tenaga-dalam yang hebat sekali! Maka begitu kedua tangan itu beradu, melekatlah satu sama lain! Tay Yang Lhama mengirimkan hawa gelombang panasnya, maka terasa oleh Im Hian Hong Kie-su ulu hatinya seperti dibakar. Pendekar tua kita telah menutup seluruh jalan darahnya, namun ia masih tetap tak berdaya.

Pada saat yang genting itu ia masih sempat menarik tangannya untuk segera melesat meninggalkan gelanggang pertempuran! Tapi belum ia berlari beberapa tindak, atau Tay Im Lonie menyusulnya sambil membentak : "Gak Hong! Matilah kau!" Berbareng mana wanita iblis itu melontarkan pukulan yang mematikan! Im Hian Hong Kie-su tak berani berlaku lengah. la merendek dan mengeluarkan ilmu pukulan Lo-swan Ciang, ilmu pukulan Tangan-baling2 menangkis tangan lawan.

Begitu kedua tangan beradu pendekar tua kita menggigil kedinginan! Sadarlah ia kini bahwa Im Yang Jie Yauw menyerangnya degan sistim bergiliran sehingga ia tak sempat menggunakan ilmu Thwan-touw Khie-kang. Pada saat itu juga ia menekan bumi dan tubuhnya terIoncat kebelakang! Tay Im Lo-nie terus mendesak dan menyerang lawannya tanpa memberi ketika untuk mengadakan serangan pembalasan! "Plak" tiba2 terdengar suara keras dan ternyata pundak lm Hian Hong Kie-su dipukul si nie-kauw! Pukulan itu ke!ihatannya tidak keras, namun begitu kena, pendekar tua kita merasakan sekujur badannya dingin bagaikan disiram dengan es, perasaan linu yang hebat menjalar di seluruh tubuhnya.

Melelihat lawannya kewalahan, Tai Im Lo-nie berdiri terbengong. la tak menduga sebelumnya bahwa pukulannya akan mengenai sasarannya, hingga menderita luka parah.

Si nie-kauw menjadi girang dan timbullah napsunya untuk menghabiskan jiwa lawannya.

"Gak Hong." ujarnya dengan sombong, "hari ini jangan kau kira akan dapat terlepas lagi dari tanganku! Huh...huh..., dasar kau bodoh! Siapa suruh kau menguntit kami?" Tangannya memukul batok kepala lawannya. Walaupun sekujur badannya terasa kesemutan, Im Hian Hang Kie-su masih dapat berpikir tenang. Celaka, pikirnya, sekali lagi aku menerima pukulan maut itu, niscaya melayanglah jiwaku! Jalan satu2nya adalah menjatuhkan dirinya. Dasar nasibnya sedang baik, maka ketika ia sedang jatuh bergulingan tampak dibelakangnya dibalik sebuah batu! seorang sedang bersembunyi. Ditangan orang itu tergenggam sebilah golok. la masih dapat membedakan bahwa orang itu adalah seorang laki2 dan segera ia kenali puIa bahwa orang itu tak lain dari sikate yang kemarin berbicara dengan Im Yang Jie-yauw diwarung tempat penjualan arak! Orang itu adalah muridnya Ang-bin Kim-kong yang bernama Khutakan. Kemaran ia telah mendapat tugas untuk meng-amat2ti Hian Cin cu, kemudian ia menyusul ke Cin-bu Kwan. Melihat Im Yang Jie-yauw bertarung dengan Gak Hong, maka ia menghunus goloknya dan menyembunyikan diri dibalik batu, Dengan tak disengaja badan Im Hian Hong Kie-su bergelinding ketempat orang itu bersembunyi.

Baru saja pendekar tua kita berdekatan, atau Khutakan meloncat keluar sambil menikam dengan goloknya. Tapi pendekar tua kita gesit, selagi musuhnya ingin membacok bagaikan kilat ia memakai kedua kaki orang itu. Khutakan jatuh terpelanting dan goloknya terhempas diatas tanah.

Im Hian Hong Kie-su segera membalikkan badannya berbareng tangannya mencengkeram pundak musuh.

Dengan bantuan Kie-kangnya, maka hawa dingin si niekauw yang mengeram pada tubuhnya kini dialirkan ketubuh Khutakan! Khutakan yang kepandaiannya masih dangkal, tak dapat melawan serangan dingin yang menyerang tubuhnya itu.

Begitulah dalam beberapa saat saja kakinya berkelejetan dan sekujur badannya menjadi kaku dan kejang! Pendekar tua kita mencelat kemuka. Dipandangnya Khutakan, tampak muka orang pucat pasi. Ternyata jiwanya sudah melayang! Mau tak mau hati Im Hian Hong Kie-su mencelos. Sungguh hebat, pikirnya.

Melihat murid kesayangannya terbunuh, Ang-bian Kimkong bukan kepalang marahnya. Dengan sebatang, tongkat yang dipegang ditangannya, tiba2 ia menyodok dada lawannya! "Cukup!" mendadak terdengar suara Tay Yang Lhama," biarIah aku yang ambil jiwa jahanam itu!" Mendadak wanita iblis itu mencelat dan berdiri dihadapan Im Hian Hong Kie-su. Gerakannya boleh dikatakan bagaikan burung Hong, sungguh membuat pendekar tua kita dalam hatinya merasa kagum.

Im Hian Hong Kie-su berpikir apabila ia tidak meloloskan diri dari sarang serigala ini, niscaya ia akan menghadapi bencana besar. Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh Bok-seng in-tee atau Menaiki-tangga awan, ia membumbung tinggi keatas. Ketika berada pada tinggi tujuh kaki dari atas bumi, kakinya menotok pula dan semakin tinggi pula badannya membumbung keatas udara.

Akhirnya tibalah ia pada tebing yang tinggi....

Tapi Tay Yang Lhama tidak berpeluk tangan saja.

Dengan pertolongan sorotan sinar matahari yang terik ia mengerahkan seluruh tenaga-dalamnya melalui pemantulan kaca tembaga... ia menyorotkan hawa panas itu kearah tubuh Im Hian Hong Kie-su.

Pada saat itu juga Im Hian Hong Kie-su menjerit.! Bajunya terbakar dan kulitnya terberangus. Badannya terguling jatuh dari tempat setitiggi beberapa tombak dan rebahlah ditanah. Gorisan tanpa ayal lompat kedepan.

"Jahanam tua!" serunya sambil tertawa dingin, "terimalah ajalmu sekarang! Ha... ha... ha...!" Sambil tertawa terbahak-bahak ia mengangkat tangannya, siap memukul kepala orang. Tapi pada saat yang krisis itu, Tai Im Lo-nie lompat maju dan membentak.

"Tahan! Sabarlah dahulu!" "Jangan kau terburu nafsu !" ujar si Niekauw, "Biarkan orang ini hidup dahulu. Kelak ia akan memberikan banyak faedah terhadap kita!" Gorisan tak berani membantah. Diam2 ia mundur sambil membatalkan niatannya.

Sekonyong-konyong dari samping terdengar orang berkata. "Apabila Im Hian Hong Kie-su tidak dibunuh, maka muridku aka mati penasaran!" Suara tadi bukan lain datangnya dari Ang-bian Kimkong. Setelah selesai berkata, dipeluknya muridnya seraya menangis ter-sedu2.

Tai Yang Lhama tak tegah melihat orang sangat menderita, ia berkata : "Sumoai, akupun belum mengerti maksudmu. Mengapa tidak sekarang juga kita cabut nyawa sljahanam ini?" Tai Im Lo-nie tidak menyahut. Diawasinya rekan2 lainnya dengan sortoan mata memandang enteng. Dengan suara dihidung ia berkata : "Huh, dasar kalian tak mempunyai otak sama sekali. Yang diingat hanya membunuh orang saja. Hai, Gorisan! Aku ingin bertanya kepadamu, apa faedahnya kita membunuh Im Hian Hong Kie-su?" Jawab Gorisan buru2, "Akan kujawab pertanyaan Sucie dengan jelas. Dengan matinya Im Hian Hong Kie-su, kita akan berkurang seorang musuh besar!" Si niekauw menganggukkan kepalanya. "Benar pendapatmu itu. Kita akan kekurangan seorang musuh besar." Lalu ia bertanya pula kepada, Ang-bian Kim-kong, "Cupu, bagaimana dengan pendapatmu sendiri?" "Aku hanya ingin membalaskan sakit hati muridku.

Khutakan." Akhirnya Tai Im Lo-nie berpaling kepada Tai Yang Lhama. Setelah memandang beberapa saat, lalu ia membuka suara, "Apakah suheng mempunyai usul yang lebih baik?" Tai Yang Lhama termenung sebentar, kemudian menjawab dengan suara tenang, Sumoai, kau telah melupakan peristiwa pada duapuluh lima tahun yang berselang. Sebagaimana kau masih ingat, Kui Bak Tojin telah mengalahkan ilmu Im Yang Thyiu dari Kim Suyoan guru kita. Nah, Gak Hong adalah anak niuridnya Kui-Buk Tojin! Mengapa kita tidak mau membalas penghinaan atas guru kita?" "Su-heng dan lain2nya berpendapatan benar," jawab Tay Im Lo-nie sambil tersenyum, "hanya kali ini aku hendak menjadikan Gak Hong sebagai umpan. Agar tokoh2 persilatan dari daerah Tiong-goan kena terjebak dalam perangkap kita. Pada saat itu kita mempunyai kesempatan baik untuk mengganyang mereka semua," Kawan2 siiblis wanita menjadi terperanjat mendengar keterangan itu. Mereka bungkam seribu bahasa. Tak lama barulah Tay Yang Lhama membuka suara: "Maafkan, aku belum dapat menangkap arti maksud kata2 Su-moay." Jawab Tay Im Lo-nie dengan tersanyum: "Su-heng, apabila kutunjukan pasti kau segera akan mengetahui! Beberapa waktu yang lalu, adik misanku teIah menyuruh pawang Tilla untuk menghantar surat rahasia. Eh.... bukan kau sendiri telah membacanya pula" Kali ini......" Belum habis si niekauw berkata atau Tay Yang Lhama mernotongnya : "Bukan saja aku telah membaca surat Ong houw itu, malahan aku masih ingat sampai sakarang apa isi surat tersebut. Bee Cin Ong-houw adalah adik misanku juga.

Dia telah menyuruh kau untuk membantu puteranya Kui Yu yang dalam keadaan duka. Tatkala itu su-moay masih belum dapat melulusi permintaannya itu. Cuma... ada hubungan apakah hal ini dengan pembunuhan terhadap Gak Hong?" Kiranya Tay Im Lo-nie adalah putri ketua dari suku Hui didaerah See Hek. Seluruh anggota keluarganya telah habis dibunuh oleh orang2 Monggol. Setelah kejadian itu, ia mensucikan diri. Sedangkan piaumoay nya Bee Cin Sie yang berparas elok telah saling berpisahan dengannya sejak mereka masih kanak2.

Kemudian Bee Cin Sie menikah dengan raja Kasmir, Pakhunan namanya. Tak lama kemudian pasukan Monggol melawat kedaerah barat dan See Hek habis dimusnakan.

Bee Cin Sie dibawa lari dan kemudiam Ogotai mengambilnya untuk menjadikan salah seorang selirnya yang keenam. Karena parasnya yang luar biasa cantiknya ia mendapat perhatian yang istimewa dari Ogotai.

Ibu kandung Bee Cin Sie adalah bibinya Tai Im Lo-nie.

Mendengar bahwa keponakannya telah mensucikan diri untuk menjadi seorang niekauw, maka ia pergi mengunjungi Tay Im Lo-nie di Gwat Sin Yam. Dari dialah Tay Im Lo-nie mengetahui bahwa Bee Cin Sie Ong-houw masih ada hubungan Keluarga segagai saudara misannya sendiri. Maka iapun berkata pada bibinya : "Orang2 Monggol telah membunuh orang tuaku dan keluargaku.

Dendam ini bagaimanapun takkan kulupakan. Bagaimana piauwmoay menjadi lupa akan kejadian ini sungguhlah tak dapat kumengerti." "Title," jawab sang bibi, "apa kau telah lupa kisah orang2 Tionggoan dan tentang Sie Lie memusnakan negeri Go" Maka lihatlah kenyataan sekarang. Orang2 Monggol sedang besar pengaruhnya disini. Dan tentang menuntut balas, kita harus bersabar dan menantikan saatnya yang baik.

Selanjutnya sang bibi ber-bisik2 ditelinga Tay Im Lo-nie.

Dan semenjak itu pula Bee Cin Ong-houw senantiasa mengirimkan orang2 kepercayaannya untuk mengadakan kontak dengan mereka.

---oo0dw0oo---

Pada waktu itu Ogotai yang memegang jabatan Kha Khan. la sangat kemaruk akan paras yang elok2 dan sering berfoya-foya. Sedangkan pucuk pimpinan kekuasaan boleh dibilang berada ditangan Bee Cin Ong-houw. la mempunyai angan2 untuk mengangkat puteranya sebagai pengganti dari kedudukan Khan, tetapi sebaliknya ia masih menyegani pengaruh Jendral Tuli beserta keenam orang puteranya.

Oleh karena itulah ia telah menitahkan orang kepercayaannya yang bernama Tilla seorang pawang untuk menemui saudara misannya Tay Im Lo-nie untuk minta bantuannya agar membunuh putera2-nya Jendral Tuli.

Hal ini telah dirundingkan oleh Tay Im Lo-nie dengan Su-hengnya Tai Yang Lhama. Mereka tahu bahwa keenam putera Jendral TuIi itu berkepandaian tinggi. Dan diantaranya masih terdapat Gokhiol, yang katanya bersahabat baik dengan tokoh2 silat di Tionggoan. Malahan pemuda ini telah meyakinkan ilmu Swie Hwee To dari Gorisan. Sebab itulah dalam waktu sesingkat itu Tai Im Lonie belum, dapat memikirkan suatu tipu daya yang tepat.

"Su-heng, kau masih belum mengetahuinya. Sebelum kita meninggalkan gunung Tangkula San, aku telah menerima sepucuk surat dari piauwmoaiku yang mangatakan bahwa keenam putera Jendral Tuli telah berhasil ditawan! Hanya tingal Gokhiol saja yang masih lolos. Dikatakan pula dalam suratnya bahwa Gokhiol telah banyak berhubungan dengan pendekar bu-lim di Tionggoan dan ia menyuruh aku agar dapat membekuk semua orarg2 pandai dari negara Song dan Kim. Kelak apabila puteranya telah memperoleh kedudukan Khan dan mengadakan serangan ke Tionggoan, maka hal ini akan meringankan kerepotan kita!" Mendengar sampai disini Tay Yang Lhama memotongnya : "Sumoay, kini kau bekerja untuk kepentingan bangsa Monggol. Apa pula maksudmu ini?" "Bila kita tidak memberikan jasa2 kepada orang2 Monggol, kelak kita akan sukar mendapatkan jalan yang baik untuk mencapai tujuan kita. Bee Cin Ong-hauw telah menjanjikan jabatan Kok-su kelak kepada salah seorang dari kita. Setelah kita mendapat kekuasaan, maka secara diam2 kita akan mengadu-dombakan para bangsawan Monggol. Dengan demikian mereka saling bertengkar dan saling bunuh-membunuh! Dengan demikiaa pula kita punya See Hek pun akan dapat merdeka dengan penuh.

Sedangkan dendam sakit hatiku dapat dibayar punah.

Bagaimana pendapatmu?" Tai Yang Lhama menjadi sadar. Sambil mengangguk pelahan ia menjawab : "Sumoai, sungguh hebat rencanamu ini! Tapi apa gunanya kita tinggalkan Gak Hong ini" Harap kau suka terangkan tentang hal ini yang masih belum masuk dalam otakku" Maka si niekauw mulai menjelaskannya : "Pada duapuluh tahun yang lampau, dalam suatu pertemuan pemilihan Gak Hong telah mengikat ganjelan permusuhan dengan tujuh tokoh persilatan dari partai ternama. kini kita berhasil membekuk orangnya. Aku ingin membawanya keluar dari Giok-bun Koan. Sedangkan berbarengan aku merencanakan untuk mengundang para tokoh2 rimba persilatan dari ketujuh partai tadi dengan, maksud mengadakan perundingan untuk mencari cara penyelesaian, bagaimana yang baik untuk dilakukan terhadap Gak Hong ini. Aku sudah perhitungkan, mereka pasti akan datang untuk melampiaskan sakit hati mereka! Selain itu, banyak lagi tokoh2 persilatan yang akan datang untuk melihat keramaian ini. Nah, pada saat itulah kita akan mengatur barisan "tin" dan mengurung mereka. Bukankah dengan jalan ini kita dapat menyapu bersih semua jago2 dari Tionggoan "!" Selesai berkata Tay Im Lo-nie tertawa ter-bahak2. Tay Yang Lhama turut bergirang, katanya dengan penuh semangat : "Hebat...! Hebat... sekali! Hari ini setelah mengetahui bahwa benda yang berupa sejilid buku yang telah dicuri oleh Gorisan bukanlah sembarang kitab yang semulanya kuanggap tiada faedahnya. Aku sebehirnnya masih berasa putus asah. Tapi tak dinyana bahwa kitab ini demikian besar khasiatnya! Ha ... ha... ha ! Sumoay, kau telah memikirkan siasat ini dan menjadikan Gak Hong sebagai umpan pula... ha... ha...ha...! Sungguh hebat ! Para jago2 Tionggoan bagaikan ikan akan memasuki jaringnya sendiri! Ha... ha.... ha..." Tapi tiba2 ia bungkam pula. la masih teringat sesuatu dan melihat pula tubuh Im Hian Hong Kie-su yang masih terbaring dalam keadaan pingsan. Sambil mengerutkan sebelah alisnya, ia bertanya : "Apabila jahanam ini bangun pula, bagaimana baiknya kita perlakukan dia" Apabila kita sedikit lengah saja, niscaya ia akan mencoba meloloskan dirinya!" Tay Im Lo-nie memainkan matanya dan berkata dengan suara yang memuakkan : "Huh, aku tidak takut akan kepandaian jahanam ini. Aku telah mendapatkan suatu daya untuk dengan mudah mengendalikan dia. Didalam biaraku terdapat sebuah peti batu. Akan kumasukkan ia kedalamnya! Sebelumnya akan kuberikan jahanam ini obat bius Bie Hun Kim-tan yang dapat membikin dirinya terus menerus dalam keadaan tidak sadarkan diri." "Kalau bepitu, hatikupun merasa legah. Tapi masih ada satu hal Iagi. Kemarin si bangkotan Hian Cin-cu telah terluka oleh pukulan Sumoai, namun kita be!um lagi mengetahui bagaimana dengan nasibnya selanjutnya Mendengar ucapan itu, Tai Im Lo-nie melirik kepada Ang-bian Kim-kong. Tampak orang sedang menggali sebuah lubang dengan golok untuk menguburkan mayat muridnya. Si niekauw berkata pula : "Kemarin aku telah menyuruh Khutakan untuk mencuri berita. Haya, sekarang ia telah mati! Bagaimana perkembangan nasib Hian Cin-cu selanjutnya tak dapat kita ketahui lagi." Tapi Tai Yang Lhama cepat2 menahannya.

"Jangan! Kau tak perlu pergi. Kita masih mempunyai suatu tugas yang harus diselesaikan. Dengan terkenanya pukulan Im Yang Ciang-hoat Sumoai, maka sembilan dari sepuluh kemungkinan dia akan menemui ajalnya! Terkecuali apabila ada orang yang memiliki ilmu Kian-kun Tai Kie-kang, barulah jiwa Hian Cin-cu dapat ditolong.

Tapi harapan itu sangat tipis sekali. Nah, berhubung hari masih siang, baiklah kita tingalkan tempat ini." Gorisan mendukung Im Hian Hong Kie-su yang masih dalam keadaan tidak sadar. Bersam-sama mereka berjalan meninggalkan lembah Cu Bu Kok.

---oo0dw0oo---

Ditengah jalan Ang-bian Kim-kong menanyakan kepada Tai Yang Lhama: "Tai su-heng tadi mengatakan kecuali ada orang yang memiliki ilmu Kian-kun Tai Kie-kang, maka jiwa Hian Cincu tidak dapat tertolong. Apakah di Tionggoan tiada seorang yang memiliki kepandaian tersebut?" Mendengar pertanyaan orang itu, Tai Yang tertawa terbahak-bahak. "Cupu, segala macam ilmu yang dimiliki orang2 di Tionggoan semuanya berada didalam perut suhengmu ini.

Sebagaimana kau ketahui pada beberapa tahun yang lampau gurunya Gak Hui yang bernama Cu Tong pernah menyakinkan ilmu tersebut, tapi lima puluh tahun belakangan ini orang2 yang pandai dikolong langit dan memiliki kepandaian ilmu tersebut dapat dihitung.

Mungkin hanya ada dua setengah orang saja!" Mendengar keterangan itu, Gorisan menjadi heran dan mohon penjelasannya : "Tai su-heng, apa maksudmu dengan dua setengah orang?" "Gorisan, kau ingin mengetahui, baiklah. Ilmu Kiankun Tai Kie-keng ini sangat sukar dipelajari. Dan ilmu ini merupakan ilmu yang tiada tandingannya dikolong langit ini! Dalam partai kami ilmu tersebut dinamakan Kimhong Put-hwai-kang. Untuk menyelaminya paling sedikit orang harus bersemadi selama lima belas tahun lamanya. Barulah ia dapat berhasil. Nah, coba kau pikir, siapa yang mempunyai kesabaran demikian dan sangat memakan hati" Maka itulah dewasa ini hanya tinggal Tian Sin Tansu dari Thian Bun Sie digunung Kun Lun San. Orang ini sudah lanjut sekali usianya dan takkan mau turun gunung pula untuk turut campur dalam urusan keduniawian, Sedangkan orang yang kedua ialah Thiat Kwan To-jin imam dari Lo Hu San di San Hai." Sebuah senyuman tersungging pula pada bibir Tai Yang Lhama.

"Hidung kerbau ini kabarnya telah mendapat pelajaran dari seorang aneh dan mengeramkan dirinya di gunung Lo Hu San selama dua puluh tahun lamanya un tuk menyelami ilmu tersebut. Kian-kun Tai Kie-kang ini demikian hebatnya! Begitu Thiat Kwan To-jin turun gunung, maka ia telah merobohkan semua jago2 silat didataran sungai Tiang-Kang. Peristiwa ini terjadi pada tigapuluh tahun yang lalu, dan kini tak seorangpun yang mengetahui lagi dimana orang kosen ini berada dan...." la berhenti sebentar untuk menarik napas panjang seraya melanjutkan pula : "Dan yang kukatakan setengah ialah Sin Ciang Taysu dari Tiang-pek San. Dialah gurunya Wanyen Hong. Semenjak dia berhasil memperoleh kitab wasiat dari kuburan tua, lantas dia mengeramkan dirinya selama delapan belas tahun. Kabarnya ia sedang mempelajari ilmu Kim-kong Put-hway kang. Nah, hitung-hitung kini sudak genap delapanbelas tahun, cuma sebegitu jauh dia belum pernah turun gunung. Dan karena itu juga belum pernah ada orang yang menjajal ilmu itu. Oleh sebab itulah dia kuberi angka setengah. Kau pikir, kedua setengah orang ini, apa mungkin diantara salah satu ada yang datang secara kebetulan ke Ciong Lam San untuk menolongi Hian Cin-cu ?" Mereka tersenyum puas ....! Lewat tiga hari mereka telah tiba dipegunungan Tay Soat San. Selagi mereka hendak memasuki sebuah biara untuk numpang bermalam, tiba2 dari kejauhan tampak mendatangi kereta berkuda meluncur dengan kencangnya.

Pada atap kereta tampak berkibar bendera berbentuk bulan sabit lambang bangsa Monggol. Keempat orang itu menyingkirkan diri untuk memberi jalan pada rombongan kereta berkuda itu.

Tapi setelah berada dihadapan mereka, kereta berhenti dan dari dalamnya muncul seorang dukun perempuan bangsa Monggol dan seorang bangsawan wanita bangsa Uighur. Kiranya dukun itu adalah....pawang Tilla! Sedangkan wanita bangsawan ilu adalah bibinya Tay Im Lo-nie-Bee Cin Sie. Dia tahu bahwa Tay Im Lonie sedang menuju ke Ciong Lam San. Maka ia lekas2 menyusulnya. Begitulah dengan dikawal oleh beberapa orang Monggol pawang Tilla menyampaikan surat rahasianya Bee Cin Ong-houw kepada Tay Im Lo-nie, dari situ ia baru tahu bahwa keenam putera Jenderal Tuli telah ditolong oleh Gokhiol. Demikian lihaynya Bu Siong cilik itu yang menyertai Gokhiol, yang telah berhasil menghancurkan kerangkeng besi hanya dengan sekali sapuan tangan saja.

Benar2 hal ini membuat Bee Cin Ong-houw pusing dan buru2 menyuruh pawang Tilla menyampaikan berita tersebut dan harap agar Tay im Lo-nie secepat mungkin datang di Holim untuk mengadakan perundingan.

Im Yang Jie yauw bertukar pikiran semalaman suntuk.

Akhirnya tercapailah kata sepakat.

"Apabila kita ingin memperdayakan Tuli, maka terlebih dahulu kita harus berhasil membekuk Gokhiol beserta keenam pangeran lainnya. Maka dengan ini kita harus turun tangan sendiri dan datang ke Holim. Lagipula menurut Su-moay ia hendak pergi ke Giok-bun Koan untuk memasang barisan "Kwee-liong Tin". Ditempat itu kebetulan sekali termasuk daerah pengaruh kaum Monggol Kelak kitapun harus meminjam pula bantuan Ong-houw dan dengan jalan ini barulah cita2 kita dapat terlaksana.

Dengan begitu berakhirlah sudah riwayatnya orang2 pandai dari segala partai dan golongan di Tiong-goan." ujar Tay Yang Lhama.

Tay Im Lo-nie menganggukkan kepalanya. la setuju dengan pendapat suhengnya.

"Maksud Suheng memang benar. Kemarin aku telah menyuruh orang untuk pergi mengambil peti batu itu. Dua hari lagi mereka akan kembali membwa benda itu. Maka sebaiknya pula apabila Im Hian Hong Kie-su kita bawa pergi ke Holim. Aku mempunyai suatu rencana yang bagus!" Pada keesokan harinya, Tay Im Lo-nie menerima undangan itu dan berjanji pula untuk selekas mungkin berangkat ke Holim. Mendengar berita ini, bukan kepalang rasa gembira hati pawang Tilla.

---oo0dw0oo---

Pada saat itu, Gokhiol yang pada kira2 sebulan yang lalu mengikuti Pato kembali ke Holim untuk menolongi saudara2nya. Sedangkan dalam perjalanan, seperii telah diketahui Im Hian Hong Kie-su telah melihat sipemuda sedang berjalan dengan Bu Siong cilik sambil menggunakan ilmu meringankan tubuh yang sangat hebat.

Kiranya Bee Cin Ong-houw dapat berita bahwa Pato telah berhasil meloloskan diri. Sudah dapat diduga lebih dulu bahwa ia tentu akan mengundang orang2 pandai untuk menolong saudara2nya. Sebab itulah ia telah memanggil semua Lhama2 Mongol untuk mengadakan perundingan guna mendapat jalan untuk menghadapi segala kemungkinan2. Pada saat bangsa Monggol dalam kejayaannya, mereka sangat menghormati kaum Lhama. Tapi ketika itu golongan suci tersebut sudah terpecah menjadi dua aliran. Didaerah Utara Sin-Kiang mereka memuja Pate-makhapa sebagai induk agamanya. Mereka menganjurkan untuk mempelajari keagamaan. Sedangkan didaerah See Hek dan suku2 bangsa lain di Turfan, para penjabat tinggi agama menganjurkan untuk menerjunkan diri dalam pemerintahan. Dan sampai kini menjadi turun-temurun. Partai ini disebut pula partai Lhama Ceng Pay.

Begitulah orang2 Monggol sangat menghormati kaum ibadah, terutama kaum bangsawannya. Mereka sangat percaya akan nasib Pat-kwa (IImu nujum). Dan Bee Cin Ong-houw ini mempunyai tidak sedikit kepercayaan2nya dari orang2 Sin-kiang.

Ketika tentara Monggol menjelajahi daerah Barat, disamping panglimanya yang bernama Uliangko, turut serta juga putera2nya Jenderal Tuli antara lain ialah Mangu dan Kubilay. Ketika di See Cong bertemu dengan kepala agama Pantati Lhama mereka tahu bahwa Lhama ini berkepandaian sangat tinggi. Sebab itulah mereka telah mengadakan sesuatu kunjungan kehormatan.

Pantati, yang melihat air muka Kubilay memiliki ciri yang khas, telah merasakan bahwa dikemudian hari cucu raja ini pasti akan menempati kedudukan yang penting.

Sebab itu ia mengeIuarkan pengumuman menginstruksikan pada para suku2 bangsa Monggol yang berada dibawah kekuasaannya agar supaya menyerah kepada pihak Monggol pusat tanpa syarat.

Demikianlah tentara Monggol telah menaklukkan seluruh wilayah See Cong tanpa mendapat perlawanan yang berarti. Dan dikemudian hari Kubilay berhasil memusnakan negeri Song dan memindahkan ibu kotanya di Yan Keng. Kemudian ia mengangkat muridnya yang bernama Pasupat sebagai menteri agama. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan rasa terima kasih Kubilay atas jasa2 yang telah diberikan oleh Pantati dimasa yang telah lewat.

Bee Cin Ong-houw memanggil orang2 kepercayaannya untuk mengadakan perundingan dan setelah pada akhirnya mendapat kata sepakat yang datangnya dari usul pawang Tilla yang merencanakan untuk membuat suatu perangkap.

Begitu Gokhiol dan Pato kembali, mereka segera akan turun tangan untuk menawannya.

Tapi perundingan rahasia itu dapat didengar oleh ibunya Gokhiol, Lok Giok yang bergegas menemui gurunya Pato, Yalut Sang. Apa mau pada saat itu Yalut Sang sedang keluar kota. Lok Giok gelisah luar biasa. Diam2 ia menanyakan salah seorang pengawal istana yang dikenalnya dengan baik. Dan barulah setelah itu ia dapat tahu bahwa Yalut Sang telah menyuap sipir penjaga untuk mengadakan hubungan dengan kelima muridnya.

Maka tiada lain jalan untuk ibu Gokhiol selain menyamar sebagai wanita dusun berpakaian sederhana untuk dapat mencuri keluar dari kota. Tapi di-tengah2 jalan.... ia berjumpa dengan sekelompok Boe-su istana yang sedang membawa sebuah kereta persakitan. Dan didalam kereta itu diborgol dua orang yang bukan lain ialah.... Pato dan Yalut Sang. Bukan kepalang terkejutnya Lok Giok! Kiranya Yalut Sang setelah menerima suratnya Kubilay Yang menyuruh ia mengirimkan seorang kepercayaannya untuk pergi meminta bantuan kepada agama Pantati di See Cong. Pantati memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Bila ada orang yang dapat menghantarkan surat kepadanya, maka kelima, putera Jenderal Tuli akan tertolong jiwanya.

la mengambil keputusan untuk segera pergi. Tatkala berjalan kurang lebih limapuluh lie jauhnya dari luar kota Holim, ia berpapasan dengan Gokhiol bersama Pato.

Diam2 ia merasa bersyukur sekali dengan kembalinya sang muridnya ini. Dengan demikian harapan untuk menolong para pendekar akan lebih besar lagi. Segera ia turun dari kudanya untuk menyambut kedua pemuda itu.

Yalut Song menceritakan seluruh peristiwa yang telah terjadi selama mereka tak hadir di istana. Selesai mendengarkan gurunya Gokhiol berkata, "Kini biarlah aku yang pergi ke Pantati. Aku telah menyelami ilmu meringankan tubuh Leng Wan Keng-kang, hingga dalam waktu sehari saja aku dapat menempuh jarak delapan ratus li. Lagipula daerah Se Cong lebih kukenal dari pada Pato" Pato ingin turut serta, tapi sang guru mencegahnya.

"Biarlah Gokhiol sendiri yang pergi. la akan lebih leluasa bergerak seorang diri. Kau sebaiknya turut aku .pulang ke Holim untuk bersembunyi dirumahku sampai mendapat berita yang kita nantikan." Begitulah setelah saling berpamitan, Gokhiol menyemplakl kudanya untuk menyampaikan surat Kubilay kepada Pantati. Bagaikan anak panah meluncur kudanya melesat menuju daerah See Cong.

Pato kembali bersama gurunya ke Ho-lim. Tapi malang sekali ditengah jalan mereka tertawan.

Mengetahui bahwa Gokhiol tak sampai tertawan, hati Lok Giok merasa agak lega. Satu2-nya harapan ialah bahwa puteranya akan segera kembali membawa Pantati yang sangat diharap kedatangannya itu. Dan demikian pula ia berdoa dengan hikmatnya sepajang malam.

---oo0dw0oo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar