Pengelana Rimba Persilatan Bab 29

Bab 29

Tiga puluh dua orang mempercepat jalannya, bersama-sama maju.

Di dalam hutan bambu satu sinar menyusul keluar, bibi Leng sudah berada disampingnya Jin Wen-wen.

Kelompok orang yang sudah mendekat sampai sepuluh langkah lagi, mendadak menemukan di samping Jin Wen-wen ada seorang lagi, mereka jadi terkejut dan berteriak menghentikan langkah.

"Ada dua orang, bagus sekali." Kata Yu-shu-xiu-shi yang tidak tahu diri dengan gembiranya teriak, "hari ini adalah hari baiknya perkumpulan kita, langit memberikan berkahnya, supaya perkumpulan kita bisa menguasai Jin-she-dong, semua orang siap maju."

Orangnya membagi kiri kanan, lalu mengepung.

Bibi Leng dan Jin Wen-wen berdiri di tempatnya, di wajahnya tampak senyum yang tidak bisa dimengerti. Mereka membiarkan lawan melingkar, mengepung, sedikit pun tidak bergerak tidak memperdulikan.

Sepertinya orang-orang ini tidak ada, bukan penjahat yang membunuh orang tidak mengedipkan mata, tapi sekelompok ulat yang tidak membahayakan, atau sekelompok kambing, sapi.

"Wen-wen, nanti jangan merasa kasihan." Bibi Leng mencabut pedangnya, nada bicaranya dingin, "kita ada seribu alasan, membalaskan dendam untuk para korban yang tidak berdosa, aku tidak akan menghalangi kau membuka larangan membunuh."

"Terima kasih, bi." Jin Wen-wen tertawa dingin, mencabut pedangnya ditunjukan pada Yu-shu-xiu-shi, "kau, ajalnya sudah tiba."

Yu-shu-xiu-shi mana berani bertarung melawan Jin Wen-wen satu lawan satu"

Dia berada jauh satu zhang lebih, sudah merasakan sinar pedangnya yang membuat hati orang merasa dingin, sudah merasakan hawa pedang menekan tubuhnya, reaksi yang terjadi dengan sendirinya adalah menggigil, tanpa sadar mundur dua langkah.

"Aku akan coba dulu kekuatan mereka." Du-xin-lang-jun Ji Yu-lang teriak sambil mencabut pedang.

Dengan satu suara teriakan dingin, Du-xin-lang-jun mengayunkan pedang menerjang seperti kilat, penampilannya tampak lebih berani dari pada Yu-shu-xiu-shi, jurus pedangnya sangat cepat dan dahsyat.

Bibi Leng bersuara "hm..." yang dingin, gerakannya lebih cepat, pedang menjelma menjadi pelangi menerjang, dengan cepat melawan cepat, hawa pedang seperti kekuatan gunung runtuh mendadak keluar.

Du-xin-lang-jun sangat yakin akan ilmu meringankan tubuhnya, mendadak menyadari lawannya bisa lebih bergerak lebih cepat dari pada dirinya, dia jadi terkejut, pedang yang menyerang terpaksa dirubah jadi bertahan, menangkis sinar kilat yang datang menyerang dan menyilaukan mata, tapi dia sudah tidak keburu menghindar.

Jika menghindar dia akan menerima serangan yang lebih dahsyat lagi, harus merebut kembali kesempatan menyerang terlebih dulu.

Di bawah lengan bajunya, dia sudah menebarkan lima racun, gerakan tadi merupakan alasan kenapa dia maju terlebih dulu, kalau tidak racunnya malah melumpuhkan kawannya sendiri, sebab mereka sebelumnya belum makan obat penawar racun, jika bersamaan menyerang pasti akan ikut terkena dampaknya.

Tapi dia tidak tahu, lawannya sudah tahu asal usul dia, jadi dia sudah kalah satu langkah.

Buk... pak... dua getaran keras terdengar, hawa pedang keluar seperti siulan naga!

Ji Yu-lang berikut pedangnya terlempar sejauh satu zhang lebih, paak... sebuah suara jatuh ketanah terdengar.

Sinar pedang membelah langit datang menyusul, menuju pada dada dan perutnya.

Dia jadi gentar, sekuat tenaga buru-buru berguling, bangkit meloncat sejauh tiga zhang, lalu membalikan kepala cepat-cepat lari, melewati celah kepungan teman-temannya, pedangnya sudah lepas dari tangannya, melindungi nyawa lebih penting.

Hanya dalam satu jurus serangan musuh pun dia tidak bisa menahannya, kalau tidak melarikan diri bukankah sembilan bagian pasti mati"

Dia mendengar di belakang tubuhnya terdengar dua jeritan mengerikan! Dia tahu paling sedikit ada duatemannyayang telah roboh.

Orang jika terdesak akan timbul akalnya, Ji Yu-lang tidak mengharapkan lagi bantuan temannya, dia berbelok menyelusup masuk ke hutan bambu di sisi jalan, dua, tiga kali kelebatan bayangannya sudah menghilang, kecepatan melarikan dirinya sungguh menakutkan orang.

Penampilan Yu-shu-xiu-shi adalah penampilan yang paling jelek, dia tidak ada kemauan dan keberanian bertarung dengan Jin Wen-wen, walau pun begitu melihat wanita cantik ini hatinya langsung gatal tidak bisa ditahan dan nafsunya langsung timbul, ingin memeluknya. Tapi dia tahu kekuatannya, bertarung dengan dia sama saja sia-sia mengantarkan nyawa.

Dia mengunakan sistem bertarung secara bergerilya, di tangan kiri memegang pedang dan tangan kanan juga memegang pedang dia berlari ke delapan arah, Jin Wen-wen jadi tidak bisa berbuat apa-apa padanya, orang yang bertarung di dekatnya terlalu banyak.

"Sungguh hebat gerakan melarikan dirimu."

Jin Wen-wen sudah tahu niatnya, serangannya jadi diperlambat, hanya bertahan tidak menyerang, mengunakan gerakan cepat, dari segala arah, sedikit demi sedikit mendesak mendekat.

"Kepandaian Jin-she-dong juga cuma begini." Dia terpaksa dengan muka tebal balas menghina, gerakan menghindarnya masih lincah, "cepat atau lambat pasti aku bisa mendapatkanmu, saat itu......"

Pedangnya Jin Wen-wen mendadak maju, seperti sinar listrik membelah langit.

Yu-shu-xiu-shi terkejut, dia langsung menjatuhkan diri kebelakang, hawa pedang lewat di atas dadanya, membuat dia ketakutan sampai mengeluarkan keringat dingin.

Tuan langit masih melindunginya, dua orang teman kebetulan datang menerjang dari samping, goloknya tanpa pikir lagi dibacokan pada pinggang langsing Jin Wen-wen.

Dia menangkap kesempatan sekuat tenaga berguling, meloncat berdiri.

Dalam sekejap ini, dia telah melihat kematian. Dua orang teman yang menolong dia dengan goloknya, sedang dengan satu tangan mendekap dadanya, sempoyongan jatuh ke depan.

Temannya mengorbankan nyawa menolong dia, mati dibawah pedang Jin Wen-wen.

Begitulah terjadinya, namun dia sedikit pun tidak merasa bersalah.

Dia kembali menjatuhkan diri buru-buru berguling, bangkit berdiri melarikan diri seperti terbang.

Jin Wen-wen tertahan sejenak oleh anak buah yang mengepungnya, dia berteriak celaka, lalu mengejar masuk ke dalam hutan bambu, tapi sudah terlambat mengejarnya.

Dia membalikan kepala melihat ke belakang, di dalam lapang pertempuran tampak kacau sekali.

Orang-orang Jin-she-dong yang bersembunyi semua sudah keluar, mereka sedang melakukan sapu bersih seperti angin menyapu sisa awan, di tanah sudah tergeletak sepuluh lebih mayat, seperti macan masuk ke kumpulan kambing.

"Pelaku utamanya sudah melarikan diri, kalian jangan bertarung lagi!" Jin Wen-wen dengan gelisah berteriak, "mari kita cepat kejar!"

"Celaka!" bibi Leng menghentakan kaki ikut berteriak.

Dengan jumlah banyak memenangkan jumlah sedikit kadang tidak efektif, sekelompok kambing pasti tidak bisa memenangkan satu ekor harimau ganas.

Yu-shu-xiu-shi dengan tiga puluh lebih pesilat tinggi, tidak dapat menahan serangan beberapa orang Jin-she-dong, begitu bentrok langsung korban berjatuhan.

Orangnya Jin-she-dong pun tidak puas, sebab tidak bisa mendapatkan orang yang penting.

Yu-shu-xiu-shi paling cepat melarikan diri dari pada siapa pun, malah sebelum Du-xin-lang-jun melarikan diri, dia sudah lebih satu langkah menyusup ke dalam hutan bambu menyelamatkan diri.

Dia tahu akan keadaan dirinya, pasti sulit menerima serangan marah dari Jin Wen-wen, maka dia tidak ada keberanian untuk bertarung, dia juga sudah melihat orang-orangnya sendiri tidak bisa diandalkan.

Orang yang bisa membaca situasi selamanya beruntung, dialah orang yang tahu membaca situasi.

Melarikan diri masuk ke kota Jiang-ning, dia segera menggerakan orang-orang yang telah kembali ke kota, dia kembali keluar kota menghadapi musuh, jumlah orangnya kali ini tiga kali lipat, dan wakil ketua utama dari bagian terang Wu-chang-yi-jian juga hadir, dia sengaja mengalihkan kekuasaannya, lalu dengan senang hati bisa bersantai, tidak perlu mengurus situasi keseluruhan, dan tidak perlu bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalannya, makanya keberaniannya timbul kembali.

Tapi orang-orang Jin-she-dong tidak masuk ke kota Jiang-ning, sepertinya sekali serangan tidak berniat menyapu bersih sarang musuhnya.

Menunggu sampai ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang tiba, mereka sudah kehilangan jejak orang-orang Jin-she-dong.

Yu-shu-xiu-shi di maki habis-habisan, dia tidak bisa gagah-gagahan lagi, pertama kali berhadapan dengan orang Jin-she-dong, sudah mengorbankan sepuluh lebih pesilat tinggi, namanya di perkumpulan Cun-qiu jadi merosot.

Gerakan pencarian orang-orang Jin-she-dong segera diperketat, perintah dengan sekuat tenaga mengejar orang yang merampas Fu-jiu, sangat keras sekali.

Saat sore hari, orang-orang yang mencari ke segala arah mulai kembali ke markas.

Kota Jiang-ning menjadi pusat kendali perkumpulan Cun-qiu, sekarang ketua perkumpulan sendiri yang mengendalikan.

Mata-mata yang bertugas mengawasi lalu lintas penting tidak menemukan orang-orangn Jin-she-dong meninggalkan tempat. Mata-mata dari Nan-jing, juga dengan tegas menyatakan orang orangnya Jin-she-dong tidak pernah ke kota Nan Jing, orangnya masih berada disekitar kota Jiang-ning.

Orang yang lebih bodoh lagi juga bisa menduga, orang-orangnya Jin-she-dong tidak mungkin meninggalkan tempatnya, kedua-belah pihak sudah berselisih secara terbuka, orang-orang Jin-she-dong tidak mungkin melepaskan pelaku kejahatan yang sembarang membunuh orang tidak berdosa, malah mungkin mengajak para pendekar untuk menegakan keadilan. Makanya kedua belah pihak hanya ada satu jalan: kalau kau mati maka aku yang hidup.

Yang bisa di pastikan adalah: orang-orang Jin-she-dong pasti akan mencari mereka.

Sehingga begitu malam datang, semua orang segera kembali ke kota Jiang-ning, berkumpul bersama-sama untuk melindungi diri, siapa pun tidak berani memastikan, kapan orang-orang Jin-she-dong datang menyerang, jadi mereka harus mengandalkan kekuatan yang besar, menghadapi pertarungan dahsyat yang mungkin timbul.

Orang terakhir yang akan kembali dari luar kota, adalah ketua cabang besar Yin-guai Liu Qingshi salah satu cabang luar, dengan membawa dua belas orang anak buahnya.

Di waktu sore hari dari jalan kecil di timur kembali ke kota Jiang-ning yang hanya tinggal berjarak tiga li dari kota Jiang-ning.

Tiba-tiba di dalam hutan di sisi jalan, melangkah keluar Tian-xian-jian Leng-gang dengan istrinya dan Jin Wen-wen, mereka menghadang jalan menghadapi tiga belas orang pesilat tinggi, mereka tampak tenang sedikit pun tidak ada sirna seorang pesilat tinggi ternama.

Yin-guai tidak kenal pada Tian-xian-jian dengan istrinya dan Jin Wen-wen, tapi seorang anak buahnya yang pernah ikut Yu-shu-xiu-shi kembali ke kota, orang yang melarikan diri dari pembantaian, mengenal musuhnya.

"Mereka itu!" teriak orang ini terkejut.

Yin-guai sudah berpengalaman banyak, melihat gerakan lawan menghadang jalan, sudah tahu lawan tidak berniat baik.

"Mereka itu siapa?" tanya Yin-guai, di dalam hati dia terkejut dan menghentikan langkahnya.

"Orang-orang Jin-she-dong." Kata orang ini ketakutan, "kita mencari mereka hingga ke dalam gunung bertanah liar, mereka malah menunggu kita di luar kota."

Orang yang di utus keluar mencari, karena daerah pencariannya luas, dan tentu tidak cukup banyak orang, membuat tidak ada kekuatan untuk menyerang, jika menemukan jejak musuh, satu-satunya jalan harus diam-diam mengawasi, mengutus orang melapor dan mengeluarkan isyarat, mengundang ketua perkumpulan datang menghadapinya.

Yin-guai hanya membawa tiga belas orang: tidak cukup untuk melawan orang-orang Jin-shedong, tapi begitu melihat musuhnya hanya ada tiga orang, keberaniannyajadi tumbuh.

"Apa kedudukan tuan di Jin-she-dong?" Yin-guai dengan tenang maju menyapa, tidak lupa memberi isyarat tangan supaya orangnya bersiap maju serentak, "aku Liu Qing-shi, julukanku Yin-guai (Aneh dingin)."

"Marga ku Leng, biasa dipanggil Leng-gang." Tian-xian-jian Leng-gang tersenyum.

Orang-orang persilatan sangat memandang penting pada julukan, pandangan terhadap nama kurang di anggap penting, kecuali beberapa orang persilatan yang ada tujuan tertentu, orang persilatan biasa sedikit sekali yang mengingat jelas sekaligus julukan dan namanya.

Yin-guai adalah seorang persilatan yang tua, dia tahu seorang ahli pedang ternama yang disebut Tian-xian-jian Leng-gang, dia jadi terkejut sekali, hatinyajadi sedikit gentar.

"Kau yang pantas mati ini! Kau bukan marga Jin, bukan orang Jin-she-dong, tidak berhak melibatkan diri dalam perselisihan antara perkumpulan kami dengan Jin-she-dong." Yin-guai menggunakan cara barbar menyangkalnya, suaranya keras menyatakan dia di pihak yang benar, "tidak ada urusan denganmu, tuan."

"Justru sebaliknya, Yu-shu-xiu-shi di kota kabupaten Wu-chang diam-diam membunuh dua orang tamu penginapan, aku adalah saksi yang menyaksikannya, makanya aku berdiri disini dengan terang-terangan minta pertanggung jawaban. Beberapa hari ini, kalian sudah mengumpulkan seluruh kekuatan untuk pamer, seharusnya sudah waktunya."

"Betul, memang sudah waktunya." Yin-guai masih tetap tinggal berusaha dengan keras, "Sayang Yu-shu-xiu-shi tidak ada disini, sekarang ini tidak bisa memastikan kata-katamu benar atau tidak."

"Benar atau tidak, kalian di dalam hati tahu. Sekarang aku ingin kau menyampaikan pesan!" kata Tian-xian-jian dengan serius.

"Sampaikan pesan?"

"Betul, sampaikan pesan."

"Pesan apa?" "Beritahu Yu-shu-xiu-shi, seorang pria sejati berani berbuat harus berani bertanggung jawab atas tindakannya sendiri, dia harus ada keberanian bertanggung jawab, jangan menarik seluruh anggota perkumpulan kalian masuk ke dalam keributan. Dia bersama dengan Du-xin-lang-jun dan beberapa orang, keluar berhadapan dengan orang Jin-she-dong menyelesaikan masalahnya, hutang uang bayar uang hutang nyawa bayar nyawa, dia masih ada kesempatan mengandalkan ilmu silatnya menyatakan siapa yang benar siapa yang salah. Besok pagi-pagi, selesaikan disini menurut aturan. Jika tidak datang, kami yang akan mencari dia."

"Kau carilah dia, dia akan menunggumu." Yin-guai dengan sombongnya melotot pada tiga orang, "juga, kau mungkin mengerti, perkumpulan kami sedang mengutus orang kemana-mana mencari kalian."

"Gerakan kalian sudah dalam pengawasan kami." Tian-xian-jian Leng-gang tertawa, "karena sesuatu sebab, kami sementara menahan memberi menghukum, makanya beberapa pasukan yang kalian utus, setiap pulang pasukannya masih lengkap. Orang-orangmu ini juga demikian, sangat beruntung bisa kembali ke kota dengan selamat. Kalian pergilah! Besok pagi jika Yu-shu-xiu-shi tidak keluar, keberuntungan akan meninggalkan kalian! He he he! Sampai ketemu besok."

Yin-guai terpaksa menahan emosinya, jika dia memerintah menyerang bersama-sama, dia harus membayar dengan harga yang amat besar, harga ini dia tidak bisa menanggungnya.

"Sampai jumpa."

Yin-guai dengan menggigit gigi manahan diri, membawa anak buahnya segera pergi.

Tiga belas bayangan orang baru saja hilang di belokan gang kecil. Didalam hutan sebelah kiri melangkah keluar Xie-shen, Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa dan Ouw Yu-zhen empat orang yang telah kembali ke wajah asalnya.

"Iii...!" kata Jin Wen-wen pelan, "bibi, orang-orang ini sepertinya aku kenal, apakah kau ingat dimana kita pernah bertemu dengan mereka ?"

"Aku sedikit pun tidak ada bayangan......"kata bibi Leng sambil berpikir.

"Ahh...! Aku ingat." Jin Wen-wen berteriak pelan, "mereka adalah temannya tuan muda Fu. Tiga diantaranya adalah yang memberi peringatan padaku di kota kabupaten Wu-chang, seorang lagi adalah yang menyamar sebagai pelayan."

Empat orang itu dengan langkah pelan tiba di hadapan Tian-xian-jian bertiga.

"Aku Chao Yung-ling, memberi hormat pada tetua Leng, nyonya Leng dan nona Jin." Nie-sha-yin-hoa dengan wajah sedih berkata, "kami berempat ada masalah ingin minta petunjuk."

"Nona Chao tidak perlu sungkan." Kata Tian-xian-jian dengan senyum bersahabat, "tidak tahu nona ada masalah apa?"

"Terima kasih tetua." Nie-sha-yin-hoa berkata, "tuan kami terkena tipuan musuh telah menghilang beberapa hari, kami telah mencari kemana-mana tapi tidak ada hasil, tolong tanya tetua, apakah sudah mendapatkan berita tentang tuan kami?"

"Masalah tuan muda Fu yang terkena racun dan di tangkap orang, sudah tersebar ke seluruh kota, kami pernah mengutus orang kemana-mana mencari tahu, tapi tidak berhasil." Kata Tian-xian-jian tertawa pahit.

"Saat tuan muda Fu terjadi kecelakaan, apakah kalian tidak ada di sisinya?" bibi Leng menyela tanya.

"Di Wu-chang kami sudah berpisah, kami berempat dengan diam-diam mengikutinya......"

"Kakak Chao, seharusnya ingat padaku! Jin Wen-wen, kita pernah bertemu di penginapan tua di kota Wu-chang." Jin Wen-wen tersenyum maju ke depan, dengan hangatnya menarik tangan Nie-sha-yin-hoa, "kau dengan dua kakak lainnya dan tetua ini, kenapa tidak ke tempat tinggal kami dulu, lalu kita rundingkan masalah mencari tuan muda Fu, bagaimana?"

"Nona Chao, kata-kata Wen-wen tidak salah. Jika kalian merasa tidak enak pada orang-orang Jin-she-dong, kenapa tidak bersama-sama kami merundingkannya" kami masih harus berterima kasih pada kalian yang telah dua kali menyelamatkan kami!" kata bibi Leng juga dengan tulus.

Nie-sha-yin-hoa membalikan kepala dengan sorot mata menanyakan pendapat Xie-shen bertiga, melihat tidak ada tingkah yang menolak, lalu dia berkata pada bibi Leng, "terima kasih banyak nyonya, kami semua dengan hormat akan menurut saja."

Lalu dia memperkenalkan Xie-shen bertiga. Saat memperkenalkan hanya memberi tahu nama, tidak menyebutkan julukannya.

Tujuh orang, masuk ke jalan setapak di dalam hutan, lalu melintas jalan liar, tujuh orang itu semuanya mempunyai ilmu meringankan tubuh yang tinggi, walau melintas alam liar, kecepatannya tidak terganggu.

Menempuh perjalanan kira-kira tujuh, delapan li, sampailah di sebuah rumah petani yang di kelilingi hutan bambu.

Rumah petani ini berjarak ke kota Jiang-ning kira-kira sepuluh li lebih, tidak aneh meski perkumpulan Cun-qiu mengutus begitu banyak orang mencari, juga tidak bisa mendapatkan tempat tinggal kelompok orang-orang Jin-she-dong.

Di dalam rumah petani itu tinggal sepuluh lebih pesilat tinggi Jin-she-dong.

Xie-shen berempat mendapat sambutan yang meriah.

Setelah selesai makan malam, di ruang besar mereka sambil minum sambil berunding.

"Kakak Du, nama besarmu aku sudah lama mendengarnya." Seorang setengah baya yang berwajah pesegi sambil tersenyum berkata pada Xie-shen, "Xie-shen walau rekor membunuhnya terlalu berat, tapi seorang laki-laki yang bersifat jujur dan setia, aku sangat respek pada tingkah lakumu."

"Anda adalah......"

Xie-shen di dalam hati terkejut, ternyata orang sudah tahu asal usul dirinya.

"Aku dipanggil Cheng-jie, Nan-jing adalah daerahku, apa pernah mendengar seseorang membicarakan aku" Wen-wen adalah keponakanku. Itu adik perempuanku Shu-zhen, kakaknya adalah ibunya Wen-wen, sekarang kau tentu sudah mengerti hubungan antara kami bukan?"

"Pi-li-hu (Macan geledek)?" Xie-shen terkejut hampir saja meloncat, "lelaki sejati, benar-benar seorang laki-laki yang bersifat jujur dan setia!"

"Ha ha ha, sama-sama. Mari mari mari, kita berunding dengan baik, semuanya ada dua hal penting, satu adalah secepatnya menemukan saudara kecil Fu, satu lagi adalah perjanjian hidup mati besok."

Saat fajar menyingsing. Dua kelompok orang yang penuh nafsu membunuh, dari dua arah diam-diam sudah masuk ke dalam hutan bambu yang sudah di janjikan, setiap kelompok terdiri dari tiga puluh orang lebih.

Di pintu masuk selatan kota, Yu-shu-xiu-shi membawa dua puluh dua orang tukang pukul, berpura-pura siap berangkat, lama sekali baru berangkat, tidak cepat tidak lambat mereka jalan berbaris, supaya dua pasukan yang berangkat dulu bisa melakukan strategi pengepungan yang sudah di rencanakan.

Dari tempat itu bisa melihat pintu kota, oleh sebab itu Tian-xian-jian Leng-gang memilih di tempat ini, sebagai tempat pertemuan.

Ladang sawah di sebelah selatan lolos dari perhatian mereka, rumput air dan hutan bambu juga menghalangi pandangan.

Sekelompok lain orang, sedang mempercepat langkah menuju ke tempat ini.

Orangnya lebih dari tiga puluh, yang memimpin adalah ketua benteng Xi.

Karena masalah menangkap Fu-jiu, ketua benteng Xi dengan perkumpulan Cun-qiu jadi berselisih, walau belum sampai taraf perpecahan, tapi sudah tidak saling berhubungan, perjanjian bekerja sama yang telah disepakati tempo hari, telah menjadi kertas tidak berguna.

Kali ini untuk menghadapi Jin-she-dong, Shen-li-jin-gang khusus mengutus Seruling Damai yang mempunyai keahlian berdamai, pergi ke kampung Lu-wan, menunjuk dengan tegas Fu-jiu telah di tolong oleh orang-orang Jin-she-dong, dan mereka berhasil membujuk ketua benteng Xi datang membantu, sekali lagi menanggalkan perselisihan, kembali bekerja sama.

Punya musuh yang sama, ada hubungan dengan untung rugi, membuat ketua benteng Xi tergerak hatinya, terperangkap masuk kedalam.

Fu-jiu tidak saja telah merampas jutaan harta bendanya, juga musuh besar benteng Zhang-fengyang telah dimusnahkannya.

penyebab ketua benteng Xi bertekad berdiri kembali, tujuannya membalas dendam pada Fu-jiu, mana dia mau begitu saja menyia-nyiakan kesempatan ini"

Jutaan harta benda, bagaimana bisa begitu saja diambil orang lain"

Malah jika bernasib baik, masih bisa mendapatkan harta jarahannya Sepasang Cantik Jiang-nan yang jumlahnya ratusan ribu perak!

Sekarang Fu-jiu telah ditolong oleh orang orang Jin-she-dong, jika tidak bisa membunuh orang-orang Jin-she-dong, jangan harap bisa menangkap kembali Fu-jiu!

Maka dengan hati senang dia membawa tiga puluh lebih pesilat tinggi, bekerja sama dengan gerak perkumpulan Cun-qiu.

Berbicara mengenai pengalaman dan pengetahuan, Xie-shen dan kawan-kawan lebih banyak dari pada Tian-xian-jian, mereka berempat benar-benar adalah pengelana Jiang-hu.

Tian-xian-jian dan istri, sudah lama tidak berkelana di dunia persilatan, tidak terlibat dalam masalah dunia persilatan, mereka puas dengan pengunduran dirinya.

Kali ini karena menemani keponakan kakak beradik Jin Wen-wen berkelana, dia bertindak sebagai pengawal dan pengawas, tidak diduga malah mengalami peristiwa yang berbahaya ini, semua karena terbatasnya pengetahuan terhadap bermacam macam orang dunia persilatan.

Mereka beruntung bisa selamat tiba di Nan-jing. Tapi di sepanjang jalan tidak bisa mengawasi gerakannya Yu-shu-xiu-shi, terpaksa mereka mengundang keluarga istrinya Ceng Shu-zhen yang ada di Nan-jing, bertekad harus mendapatkan pelaku utama kejahatan Yu-shu-xiu-shi dan orang-orangnya.

"Saudara Ceng, tampaknya situasi tidak bagus." Xie-shen mengerut alis, dia memperhatikan gerakan Yu-shu-xiu-shi dan kawan-kawannya di pintu masuk selatan kota, "perkumpulan Cun-qiu punya ratusan pesilat tinggi yang berada di Jiang-ning, kau percaya perkumpulan itu hanya akan mengutus Yu-shu-xiu-shi membawa dua puluh lebih anak buahnya datang untuk bertarung?"

"Maksud saudara Tu......" tanya Pi-li-hu Ceng Jie.

"Diam-diam mereka mungkin menyembunyikan pasukan, orang-orang perkumpulan Cun-qiu ahli bersiasat licik, kita harus hati-hati."

"Tidak mungkin! Kita terus mengawasi pintu masuk selatan kota, kita tidak menemukan ada banyak orang yang keluar dari kota!" Tian-xian-jian di dalam hati juga sedikit curiga, tapi mengira Xie-shen terlalu banyak berpikir.

"Mungkin kita harus merubah rencana." Hoa-fei-hoa mengerut alis, mata cantiknya tampak ada sorot yang tidak tenang, "bersiap-siap meloloskan diri melalui kota Jiang-ning."

"Maksud nona......"

"Mereka sungguh licik."

"Yang kau katakan adalah......"

"Orang-orang mereka yang kedudukannya tinggi, semua menyamar jadi anak buah biasa." Hoa-fei-hoa dengan gelisah berkata, "kalian lihat, kecuali Yu-shu-xiu-shi yang berjalan di depan memakai baju hijau dengan tanda kedudukannya, yang lainnya semua memakai baju ringkas hijau seragam anak buah biasa."

"Tidak salah, tampaknya memang bersiasat licik. Kalau begitu, orang yang bersembunyi seharusnya orang penting di perkumpulan itu, sangat mungkin di dalamnya ada ketua perkumpulan mereka Shen-li-jin-gang, orang yang bersembunyi kedudukannya tinggi, tentu mereka berpikir harus menang."

"Laki-laki besar yang berjalan ketiga di belakang Yu-shu-xiu-shi, adalah ketua perkumpulan mereka Shen-li-jin-gang. Yang keempat adalah Lian-hun-yi-shi, kelima adalah Mi-hun-tai-sui, ketujuh adalah wanita yang menyamar laki laki......"

"Iii...! Benar" Tian-xian-jian Leng-gang terkejut.

"Lebih baik kau percaya dengan kata-kata nona Ling." Bibi Leng Ceng Shu-zhen berkata, "Nona Ling adalah pakarnya penyamaran."

"Aku khawatirkan dua orang yang jalan pertama." kata Hoa-fei-hoa.

"Apa juga orang hebat dari perkumpulan itu?" tanya Tian-xian-jiang Leng-gang.

"Mungkin bukan, aku tidak kenal."

"Mengapa sampai bisa membuatmu khawatir?"

"Mereka berjalan di depan ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang, pasti memiliki kepandaian misterius yang hebat, apa lagi......"

"Apa lagi apa?"

"Apa lagi di tubuh kedua orang itu, ada satu hawa kental yang menyeramkan......"

"Jaraknya ada satu li lebih, kau malah bisa merasakannya?"

"Mungkin ini adalah perasaan keenam wanita!"

"Mereka sungguh-sungguh ingin membikin habis kita."

"Tujuannya memang begitu. Makanya kita harus meloloskan diri melalui kota Jiang-ning. Strategi mereka tidak sulit dipecahkan, lingkaran kedua mereka yang tersembunyi dan terdiri dari orang-orang kelas duanya, baru benar-benar mengerikan. Orang-orang kelas dua itu tidak akan menunjukan diri keluar bertarung, mereka bersembunyi di dalam rerumputan di belakang pohon, jika senjata terang dan senjata gelapnya bersamaan digunakan, asal menjatuhkan seorang saja dari kita, mereka sudah sukses."

"Mmm! Memang harus dipikirkan."

Tian-xian-jian Leng-gang sadar, timbul kewaspadaan yang kuat.

"Paman Leng, bibi Leng, harus ingat jangan sampai tertempel oleh mereka, nomor satu meloloskan diri." Hoa-fei-hoa dengan serius berpesan, "sekali sentuh langsung jalan ke kota Jiang-ning."

"Baik, kita menurut kau saja. Kalian segera tinggalkan tempat ini, bersembunyi baik-baik di tempat yang aman."

Tian-xian-jian Lenggang langsung menjawab, tapi di dalam hati tidak sependapat, sekali sentuh langsung jalan, nomor satu melarikan diri, itu terlalu melihat kecil dirinya! Mendengarnya membuat dalam hatinya merasa tidak enak.

Yu-shu-xiu-shi sangat bersemangat sekali, dengan jalan melenggang dia sampai di tempat.

Orang kesatu dan kedua yang berjalan di belakang dia yang menyamar sebagai anak buah biasa, wajahnya di cat warna abu-abu gelap, tapi wajah bengisnya tidak berubah, sepasang mata elangnya menyorot sinar dingin seperti bisa menembus dada orang, sinar mistik yang menyorot, membuat orang begitu melihat sorot mata semacam ini, langsung bulu romanya berdiri, hati terasa dingin seperti melihat setan.

Orang pertama dalam jarak masih sejauh dua puluh langkah lebih sudah mengeluarkan tombak besi bermata tiga dari dalam gulungan kain yang dikepitnya, sinar dingin tampak berkilauan.

Hoa-fei-hoa yang sembunyi jauhnya dua puluh langkah lebih pengetahuannya luas, hafal akan rahasia dunia persilatan, melihat tombak besi bermata tiga, terkejut sekali!

"Di-fu-shuang-can (sepasang cacat bumi dan bangunan.)!" dia teriak, "paman Leng, bibi Leng cepat mundur!"

Tian-xian-jian Leng-gang tahu suara teriakannya mengandung peringatan dan gelisah, tapi dia merasa tidak sependapat, bagaimana bisa begitu melihat langsung lari"

Di-fu-shuang-can, adalah setan jahat yang membuat orang mimpi buruk di daerah pegunungan Barat Zhe,sebelah utara Ming, adalah sepasang kakak beradik, pesilat tinggi dan orang ternama yang berkeliaran di daerah sekitar Zhe, Ming, Gan, semua tahu dua setan jahat ini menakutkan, setiap orang yang melewati daerahnya dengan baik-baik harus membayar upeti, jika tidak akibatnya akan mengerikan sekali.

Di-fu-shuang-can jarang bergerak di dunia persilatan, hidup dengan tenang dan menjadi raja setempat, tanpa bekerja dia menerima uang. Sehingga mereka berdua walau namanya tersebar luas, tapi orang yang benar-benar mengenal mereka tidak banyak, apa lagi orang yang tidak pernah menginjakan kakinya di daerah pegunungan barat Zhe dan Ming, sama sekali tidak tahu apakah Di-fu-shuang-can itu pendek atau tinggi. Tentu saja tidak percaya bagaimana kejamnya Di-fu-shuang-can.

Tian-xian-jian Leng-gang dulu namanya termasyur di seluruh dunia, tapi dia justru tidak pernah pergi ke daerah pegunungan Zhe dan Ming.

Karena sedikit ragu-ragu, hilanglah kesempatan untuk lolos.

Di-fu-da-can (Di-fu yang besar) mendengar ada orang menyebutkan julukannya, tanpa pikir menerjang maju ke depan.

Gerakan Di-fu-er-can (Di-fu kedua) lebih cepat lagi, melampaui dari samping.

Mendadak berkelebat sesosok bayangan orang.

Seorang yang bercadar hitam bermantel panjang tiba dengan cepat ke tanah, tepat saatnya menghadang jalannya Da Can dan Yu-shu-xiu-shi.

Orang bermantel hitam yang mendadak muncul ini, seluruh tubuhnya penuh dengan hawa setan, lubang mata di cadarnya menyorot dua sinar dingin, membuat orang merinding.

Begitu berteriak, Di-fu-da-can satu langkah tiba lebih dulu, tombak bermata tiganya di tusukan ke depan.

Yu-shu-xiu-shi juga berteriak marah, dia mencabut pedang menerjang ke depan.

Orang bermantel hitam mengeluarkan suara dingin 'hm..,', mendadak bertiarap ke bawah, tangan kanan diayunkan.

Sekelebat sinar perak dengan disertai angin keras yang dingin seperti es menerjang ke arah Da-can yang satu langkah tiba lebih dulu.

Begitu orang bermantel menyentuh tanah, tepat telah menghindar dari tusukan tajam Yu-shu-xiu-shi, tubuh yang menempel di tanah berputar ke depan, sebelah kakinya menyapu kaki Yu-shu-xiu-shi.

Tubuh orang itu seperti bayang-bayang, mendadak bangkit meloncat.

Dalam sekejap perubahannya bertubi-tubi.

Da-can terkejut, dia berteriak, mengayunkan tombak menangkis sinar bola yang terbang datang.

"Traang!" Da-can merasakan getaran balik pada tombaknya sangat keras sekali, telapak tangannya menjadi panas, tubuhnya tidak bisa ditahan terdorong miring satu zhang lebih, dia terkejut sampai wajahnya berubah warna, memaksa memantapkan kuda-kuda yang kuat.

Yu-shu-xiu-shi jatuh ke belakang, dia merasakan kaki bawahnya sakit sampai ke tulang, saat jatuh sepasang tangan dengan sendirinya menahan kebelakang, tangan kanan yang memegang pedang malah dibawah oleh pedang terangkat keatas, dia merasa tangannya bergetar, sebelum tubuhnya menyentuh tanah, pedangnya sudah dirampas orang, lima jari tangan kanannya seperti pecah sakitnya tidak tertahan.

Orang bermantel hitam yang mendadak bangkit merampas pedang, saat akan menyerang dia melihat kebelakang, hatinya jadi terkejut, segera berbalik menerjang, siulannya menggetarkan langit, tubuh dan pedang seperti menjadi satu, berubah jadi pelangi memecah langit terbang menyabet.

Er-can yang maju dari samping, tadinya ingin membantu kakak nya dari samping, melihat Tian-xian-jian dan istri menghampiri, dia segera mengayunkan tombak maju menerjang.

Dalam sekejap kedua belah pihak bersama sama menyerang, sentuhannya seperti sinar kilat, reaksinya terjadi dengan reflek, tidak ada waktu untuk berpikir.

Tian-xian-jian tidak tahu kehebatan lawannya, pedangnya disabetkan pada tombak mata tiga.

"Traang!" satu suara getaran keras terdengar, pedangnya bentrok mengenai depan tombak.

Saat akan memotong maju, ujung tombak tiba-tiba meluncur memanjang satu che setengah, sst... satu suara menusuk masuk ke sisi dada sebelah kanan Tian-xian-jian, lalu kembali menyusut, ternyata senjatanya adalah semacam senjata bersusun yang bisa mendadak memanjang satu che setengah, setelah habis memanjang segera kembali seperti semula, Tian-xian-jian tidak tahu keistimewaan senjata itu hingga terkena tusukannya

Nasib baik masih berada pada Tian-xian-jian dadanya yang tertusuk tidak terlalu dalam kalau masuk lagi sedalam satu cun, paru-parunya pasti tertembus dan mati saat itu juga.

"Aaa......" Meskipun begitu Tian-xian-jian hanya bisa berteriak sekali, pedangnya terlepas dan jatuh ke tanah, orangnya jatuh ke belakang, tepat jatuh di pelukan istrinya.

"Kau juga roboh!" Er-can melangkah maju, berniat akan menusukan tombaknya pada Ceng Shu-zhen.

Tiba-tiba punggung terasa bergetar, sebilah pedang tahu-tahu sudah menusuk masuk menembus dadanya.

Ternyata orang bermantel hitam telah datang tepat pada waktunya.

Setelah berhasil menusuk Er-can, orang bermantel hitam dengan satu tendangan, menendang terbang tubuhnya Er-can, lalu menangkap Tian-xian-jian Leng-gang yang seluruh tubuhnya mulai kaku.

"Serahkan padaku! Ke selatan."

Orang bermantel hitam berteriak, menggotong Tian-xian-jian diatas bahunya sekali meloncat tiga zhang sudah di lewati, dia berlari seperti terbang, menembus hutan melewati tanah liar, cepat laksana sinar mengalir.

Ceng Shu-zhen tidak berani tidak menurut, dia juga berlari seperti terbang mengikuti dari belakang.

Ilmu meringankan tubuh Liu-guang-dun-yin nya, tidak lebih tinggi dari pada Jin Wen-wen bersaudara, tapi kecepatannya sudah mengejutkan orang, sulit dilihat dengan jelas. Tapi meski orang bermantel hitam dibahunya menggendong seorang, kecepatannya tetap lebih cepat sedikit dari pada dia, membuat diri Ceng Shu-zhen jadi heran.

Di depan hutan pendek telah sampai di ujungnya, di sawah liar puluhan pesilat tinggi seperti terbang datang mendekat, kedua belah pihak berhadapan, hanya tinggal kurang lebih tiga puluh langkah lagi.

"Sayang sekali!" orang bermantel hitam membelokan arah larinya, di dalam hati diam-diam berteriak, "Itu adalah ketua benteng Xi, aku susah payah mencari dia, tapi......"

Karena khawatir akan lukanya Tian-xian-jian, terpaksa membiarkan ketua benteng Xi meraja lela.

Seruling Damai mengenal pada Ceng Shu-zhen, sekelompok orang itu berteriak-teriak mengejar terus, di belakang tidak henti-hentinya melemparkan senjata gelap, seperti sekelompok anjing gila.

Kecepatan orang mantel hitam dan Ceng Shu-zhen tiba-tiba bertambah cepat, senjata gelap itu seperti mengantar mereka pergi.

Tiga puluh lebih pesilat tinggi, akhirnya pengejarannya mengalami kegagalan total.

Saat senja hari, mereka menginap di-rumah petani yang jauhnya sepuluh li lebih.

Orang bermantel hitam melihat luka Tian-xian-jian sudah dapat diatasi, masa kritisnya sudah terlewatkan, dia sedang bersiap-siap pamit, tapi tiba-tiba dihadang oleh Xie-shen dan kawan-kawan yang muncul tidak diduga.

"Kalian mau apa?" orang bermantel hitam dengan suara serak berkata.

"Tuan, apakah masih ingin bergerak sendirian?" Nie-sha-yin-hoa dengan sorot mata tajam memandang dia, "sekarang serangan gelap telah kau alami karena keteledoranmu, apakah kau tahu telah membuat kekhawatiran seberapa berat pada kami berempat" Hingga para tetua dari Jin-she-dong dan nona Jin, semua turun tangan sendiri mencari kabar keberadaanmu, kau masih tega membiarkan kami ini terus mengkhawatirkan dirimu?"

Pi-li-hu Ceng-jiu, adiknya Ceng Shu-zhen, Jin Wen-wen dan kawan-kawan, mendengar kata kata ini jadi tertegun, sekejap mereka jadi gembira sekali.

Orang bermantel hitam mengeluh sekali, lalu melepaskan cadarnya.

"Buat apa kalian melibatkan diri kedalam pertikaian ini......" Fu Ke-wei tertawa pahit.

"Kami sudah terlibat di dalam pertikaian ini, setelah berita hancurnya benteng Zhang-feng tersebar, kami berempat telah menjadi sasaran pencariannya para orang-orang serakah, bagaimana kami bisa tidak melibatkan diri?" Hoa-fei-hoa melanjutkan perkataan, "Kak, bagaimana kau meloloskan dirimu?"

"Malam itu aku melihat pelayan penginapan terlalu rajin, jadi ada kewaspadaan sebelumnya, makanya racun yang terhirup tidak banyak, mengambil kesempatan sedang kacau aku lari keluar dari penginapan, di satu rumah petani di luar kota bersemedi mengumpulkan tenaga dalam mengeluarkan racun......" dia menceritakannya dengan samar-samar, tidak enak menceritakan kejadian sesungguhnya.

Begitu banyak orang memberi perhatian pada dirinya, gelisah karena dia, pusing karena dia, bagaimana dia berani menceritakan kejadian sesungguhnya"

"Tuan muda Fu, sekali lagi telah menyelamatkan kami suami istri, aku sungguh tidak tahu bagaimana berterima kasih padamu!" kata bibi Leng Ceng Shu-zhen penuh terima kasih.

"Nyonya terlalu sungkan! Teman-temanku ini juga mendapatkan perhatian dari nyonya dan kawan-kawan" Aku malah belum berterima kasih?" kata Fu Ke-wei tertawa.

"Tuan muda Fu, masalah para tetua aku tidak berhak terlibat. Tapi tuan muda harus menerima satu penghormatan dariku, untuk menyatakan terima kasih telah menyelamatkan nyawa kami." Jin Wen-wen dengan tulus maju selangkah, siap menyembah.

"Adik Wen jangan!" Hoa-fei-hoa menangkap Jin Wen-wen yang siap merendah diri menyembah, dengan penuh arti dia tertawa katanya, "Sama orang sendiri, buat apa berterima kasih segala?"

Di dalam kata-katanya mengandung arti, yang dalam, membuat dua wajah menjadi merah karena malu. Ternyata dia sudah tahu peristiwa di ruang bawah tanah di taman Qing-feng di Wu-chang.

Fu Ke-wei dengan sendirinya melotot pada Nie-sha-yin-hoa sekali.

"Aku tidak mengatakan apa-apa." Nie-sha-yin-hoa buru buru membela diri.

"Kau bukankah melempar batu sembunyi tangan?" kata Xie-shen tertawa.

Kata-kata Xie-shen, menjadikan semua orang tertawa terbahak-bahak!

"Sudahlah! Kalian ini berkelakar ada habisnya tidak?" teriak Pi-li-hu Ceng-jie, "Di ruangan sudah disediakan makan malam, kita cepat-cepat makan, siapa tahu nanti malam ada kejadian tidak terduga!"

Selesai makan malam, semua orang di ruangan sambil minum-minum sambil berunding.

Tian-xian-jian karena dadanya terluka, tidak dapat bergerak, sampai bernafas pun tidak bisa telalu keras, mengobati dia harus tenang tidak boleh ada gangguan.

Pi-li-hu Ceng-jie hafal akan daerah ini, dia memanggil empat orang kampung, menggunakan tandu siang-malam berjalan membawa Tian-xian-jian pulang ke Nan Jing untuk berobat dan istirahat. Ceng Shu-zhen, di temani seorang keponakan keluarga Ceng, mengawal suami meninggalkan tempat berbahaya.

Jin Wen-wen tidak pergi, dengan Pi-li-hu dan tiga murid keluarga Ceng, dengan sepenuh hati bergabung dengan Fu Ke-wei, dan mengikuti gerakannya Fu Ke-wei.

Fu Ke-wei kembali berdandan seperti seorang pengelana saat berada di Shan-xi.

Dia akan menggunakan dirinya dengan penampilan Fu-jiu, dengan tegas dan tepat meminta pertanggung jawaban ketua benteng Xi dan anaknya atas peristiwa berdarahnya teman-teman dia, tentu saja masih ada satu lagi tujuan lagi: yaitu mencari jejak Tian-long-jian Lu Chao.

Manusia dilihat dari dandanan baju, Budha dilihat dari dandanan emas. Penampilannya sebagai pengelana, di dampingi empat wanita cantik seperti dewi, tampak sedikit tidak cocok, pendampingnya tidak seperti teman, malah seperti tukang pukul.

Pertama-tama Hoa-fei-hoa yang tidak terima, dengan cemberut memonyongkan mulut kecil yang merah dan seksinya.

"Tidak, kau harus berdandan seperti tuan muda He." Dia menatap galak pada Fu Ke-wei yang selesai ganti baju, melangkah masuk ke ruangan, mengajukan protes, "kau adalah orang yang memegang pimpinan, kami beberapa saudara berdiri di belakangmu jadi seperti apa" Tidak mau...!"

"He he he......" Pi-li-hu tertawa keras, "aku tidak tahu tuan muda He seperti apa tampangnya, pokoknya tentu wajahnya berpupur, tingkahnya lemah lembut seperti setan, memakai baju hijau memegang pedang membunuh orang, itu baru disebut tidak pantas. Saudara kecil, aku suka, ini baru terlihat gagah, ganas laksana macan, persis seperti seorang dunia persilatan yang gagah, kita ini sejenis."

"Paman......"Jin Wen-wen jelas juga tidak terima.

"Xiao Wen, kau tidak mengerti." Kata Pi-li-hu tertawa, "hanya nona dari dua keluarga Guan dan Du, baru suka pada tuan muda He yang lemah lembut, pandai sastra dan romantis kata kata, sebenarnya itu hanya untuk mengejek para pelajar yang tidak berguna, kalian dua bocah perempuan masa sampai hal ini juga tidak mengerti" Sungguh bodoh!"

"Kakak Ling, adik Zhen, bagaimana menurut kalian?" Hoa-fei-hoa bertanya pada Nie-sha-yin-hoa dan OuwYu-zhen.

"Aku rasa penampilan tuan cukup bagus." Kata Nie-sha-yin-hoa tertawa.

"Jika tuan tidak tampil dengan penampilan seperti Fu-jiu, maka dia tidak ada alasan untuk membunuh mereka lho..!" kata Ouw Yu-zhen tertawa.

"Baik lah! Jika kalian juga merasa begitu, aku dan adik Wen terpaksa menyesuaikan." Kata Hoa-fei-hoa tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Sungguh, wanita......" keluh Xie-shen menggelengkan kepala.

"Wanita kenapa?" Hoa-fei-hoa melotot pada Xie-shen sekali.

"Wanita bagus sekali, bagus sekali......" Xie-shen tertawa pahit.

0oo0 Para pendekar berkumpul di kota Jiang-ning, beberapa penginapan besar telah penuh disewa oleh para pendekar ini, para pelayan semua merasa khawatir.

Perusahaan pelayaran Jiang-ning, menjadi pusat komando sementara perkumpulan Cun-qiu. Ruang ketiga di ruang belakang yang disiapkan untuk para tamu penting, menjadi tempat beristirahatnya orang yang berkedudukan tinggi dari segala penjuru.

Aulanya adalah untuk tempat pertemuan sementara, juga sebagai ruang diskusi.

Sudah jam sembilan malam, di aula lilin-lilin menerangi seluruh ruangan.

Tiga meja panjang diatur seperti ruang diskusi, ketua perkumpulan Cun-qiu duduk di posisi ketuanya, yang ikut berunding semua adalah orang penting dari berbagai penjuru.

Soal yang dirundingkan adalah: Untung ruginya menjalin hubungan dengan ketua benteng Xi.

Wakil ketua dua Shen-shou-tian-jun (tuan langit tangan dewa) Song Ren-wen, adalah orang yang gigih menolak berhubungan.

Wakil ketua utama Wu-chang-yi-jian Shen Yin-de, adalah orang penting yang setuju berhubungan.

Yang setuju dan yang menolak sedang berdebat sengit, masing-masing ada pandangan, masing-masing ada alasan.

"Aku memutuskan menggunakan orang-orang benteng Zhang-feng, menyelesaikan dulu ancaman dari orang-orang Jin-she-dong." Ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang Liu Shi-jie bangkit berdiri memutuskan, "Kalian jangan berdebat terus karena masalah kecil, masalah apa pun tidak mungkin bisa sempurna, semua orang mengeluar-kan pendapat masing masing, hanya mengacaukan pikiran orang saja, kita harus menjadikan tekad semua orang jadi satu benteng yang kokoh, selesaikan dulu kesulitan yang ada di depan mata.

Besok, orang orangnya benteng Zhang-feng akan sekuat tenaga bersama dengan perkumpulan kita, sekaligus membinasakan beberapa orang-orang Jin-she-dong. Aku sudah bertekad, masalah kecil lainnya tidak perlu diperdebatkan lagi-Mengenai Fu-xian, wakil ketua Gao sudah memastikan dia adalah Fu-jiu. Dan juga telah dibuktikan oleh orang-orang kita memang sudah terkena racun, walau sekarang memberikan dia obat penawarnya, juga rasanya sudah terlambat, masalah ini sementara ditunda dulu, tunggu sampai setelah membereskan orang-orang Jin-she-dong, baru dengan sekuat tenaga mencari mayat anjing kecil Fu."

Ketua perkumpulan berhak memutuskan segala hal, golongan Shen-shou-tian-jun terpaksa dengan kesal menutup mulut.

"Wakil ketua Gao, setelah lewat tengah hari tadi telah membawa beberapa kepala cabang dan anak buah, mencari tempat sembunyinya orang-orang Jin-she-dong, sampai sekarang masih belum kembali, kita tidak bisa membagi orang untuk penyerangan besok." Wakil ketua utama Wu-chang-yi-jian dengan puas merubah arah pembicaraan, dia adalah orang yang sepenuhnya mendukung keputusan ketua perkumpulan, "Bagusnya pembagian tugas pada masing-masing pasukan sudah terbentuk, rencana pelaksanaannya diputuskan besok masih keburu. Ditambah sepasukan kuat benteng Zhang-feng, kita pasti bisa berhasil menghabisi orang-orang Jin-she-dong-Malam ini, kita harus baik-baik istirahat mengumpulkan tenaga."

"Utus orang untuk berpatroli di tempat menginap, supaya mereka benar-benar waspada." Wakil ketua Liu sama mengambil kesimpulan, perundingannya sudah selesai, "penjagaan di perusahaan pelayaran juga harus diperkuat, aku tidak mengharapkan dikacau orang, malam-malam ribut ada penyusup, membuat bersok jadi tidak semangat, hingga tidak bisa bertugas dengan baik."

Saat akan mengumumkan perundingannya selasai, di ruang belakang tiba-tiba terdengar satu jeritan mengerikan, dua puluh lebih pesilat tinggi hampir bersamaan waktu meloncat. Ketua perkumpulan Liu juga terkejut sampai berdiri.

Wakil ketua utama Wu-chang-yi-jian yang pertama keluar dari ruangan, tujuh-delapan orang berturut-turut mengikutinya.

Sampai di pekarangan ketiga, mereka menemukan seorang penjaga tergantung di atas tiang koridor.

Setelah diturunkan tampak otot besar di sepasang tangan penjaga ini, telah putus karena pelan-pelan dipelintir, sehingga karena tidak tahan kesakitan, lalu mengeluarkan teriakan yang mengerikan!

"Apa yang terjadi?" tanya Wu-chang-yi-jian tidak perdulikan kesakitan penjaga, dengan nada dalam mendesak.

"Fu......Fu......Fu-jiu" teriak penjaga dengan putus asa, "Se......sepasang tang......tangan ku jadi ca....."

"Apa" Fu-jiu" Kau kenal dia?"

"Dia......dia yang bilang......"

"jika dia mengatakan dia adalah Yuan-she-tian-zun (dasar mula langit terhormat), kau juga percaya?"

"Kalau begitu ya......ya seseorang saja......" teriak penjaga seperti meledak, "Buat apa tanya......tanya si......siapa dia" Aku......aku dimana ada kesempatan tanya......tanyakan dia si......siapa marganya......namanya siapa?"

"Dia mengatakan apa lagi?" Wu-chang-yi-jian juga merasakan dirinya keterlaluan, dia tidak berkata keras lagi.

"Dia......dia ingin a......aku sampaikan pesan."

"Pesan apa?" "Dia kata dia adalah pe......penagih hutang, besok a......akan mulai me......menagih hutang. Su......supaya perkumpulan kita ting...tinggalkan Lian......Lian-hun-yi-shi dan......dan Mi Hun Tai......Tai Sui dua pe......pelindung, yang lainnya kem......kembali ke......Zhen-jiang, ha......harus cepat......cepat kembalinya......"

"Sialan!" Wu-chang-yi-jian berteriak marah, "Ada orang yang menyamar dia, ingin minta obat penawar pada dua orang pelindung!"

"Dia menanyakan tem......tempat tinggalnya orang orang ben......benteng Zhang-feng......"

"Kau mengatakannya?"

"Tanganku......"

"Kau mengatakannya?" tanya Wu-chang-yi-jian dengan keras.

"Aku tidak berani meng......mengatakannya, sepasang tangan te......telah diputuskan ototnya. Ji......jika tidak mengatakan, kaki aku mung......mungkin......."

"Bagus, jadi kau mengatakannya." Shen-shou-tian-jun di pinggir gembira melihat orang dalam bahaya, dia terus-terusan tertawa dingin.

Dia adalah orang yang tidak setuju menjalin hubungan dengan benteng Zhang-feng, makanya di dalam hati senang sekali, ini membuktikan pendapat dia benar, menjalin hubungan dengan benteng Zhang-feng akan mendapat perlawanan keras dari Fu-jiu.

"Apa yang kau katakan?" Wu-chang-yi-jian dengan keras bertanya, didalarn hati marah sekali.

Wakil ketua utama ini, adalah orang yang paling gigih mendukung menjalin hubungan dengan benteng Zhang-feng.

Kedudukan dia lebih tinggi dari pada wakil ketua dua Shen-shou-tian-jun, dia tidak bisa terima anak buahnya berkata sebaliknya, makanya dia jadi marah sekali, sepertinya berniat mengeluarkan aturan perkumpulan untuk menekan karena malu jadi marah.

"Jujur saja, wakil ketua Shen." Shen-shou-tian-jun tidak perdulikan ancaman, nadanya dingin, "Jika dia tidak mengatakannya, anjing kecil Fu akan mencari orang lain. Akibatnya, kita disini seperti sarang tawon yang dirusak, malam ini siapa pun jangan harap bisa tidur. Yang lebih mengerikan lagi adalah, harus mengorbankan nyawa beberapa saudara kita."

"Kau merasa bangga karena pandanganmu benar." Wu-chang-yi-jian tidak berani melangkah lebih lanjut, karena menemukan orang orang disamping tingkahnya tidak sejalan, "untuk selanjutnya lebih baik kau berkata lebih hati-hati, ini bisa mempengaruhi semangat saudara-saudara kita, dan kau bisa mendapat keuntungan apa" Hm...!"

"Aku tidak berharap dugaanku benar." Shen-shou-tian-jun mengeluh, "masalahnya, orang bertindak semaunya sendiri sehingga tidak perdulikan akibatnya terlalu banyak."

Menolong orang nomor satu, menggotong orang, dua orang terpaksa menghentikan saling berdebat.

Penjagaan perusahaan pelayaran Jiang-ning di tingkatkan tiga kali lipat.

Semua orang tidak bisa tenang.

Orang yang menyusup masuk, sebenarnya Fu-jiu atau bukan" Ada separuh orang setengah percaya setengah tidak, separuh orang lagi tidak percaya, Fu-jiu sudah mati karena racunnya sudah bereaksi, orang yang menyusup masuk mana mungkin dia"

Tapi semua orang dalam hati tahu.

Besok, adalah hari penentuan, juga adalah hari yang paling sulit. Fu-jiu itu asli atau bukan sudah tidak penting, bagaimana pun pasti ada orang yang akan datang memperhitungkan hutang piutang.

Orangnya ketua benteng Xi ada sebanyak tiga puluh enam orang, menginap di penginapan Hong-bin yang paling ternama di kota.

Karena tamunya sedikit, penginapan tua yang dapat menampung tamu sampai tiga empat ratus orang ini, hanya ada sepuluh orang tamu yang datang untuk berkunjung ke teman dan famili, beruntung sekali jika bisa kedatangan begitu banyak jago-jago dunia persilatan.

Penginapan ini sudah sejak lama di ambang kebangkrutan, pelayannya sedikit sekali, setelah malam tiba, penginapan yang begitu besar terasa sangat sepi, hanya di pekarangan ketiga baru ada gerakan orang, ini adalah tempat menginapnya orang-orang benteng Zhang-feng.

Jam sebelas malam. Dua orang laki-laki besar yang bertugas menjaga di pekarangan, ilmu silat dan kewaspadaannya melebihi orang biasa, mata dan telinganya sangat tajam. Penjagaan benteng Zhang-feng lebih ketat dari perkumpulan Cun-qiu, setiap orang waspada untuk menjaga hal yang tidak terduga.

Laki-laki besar yang bersembunyi di bawah tiang koridor, pertama menyadari di atas atap rumah di seberang muncul satu bayangan hitam, berdiri disana tidak bergerak juga tidak bicara, seperti roh halus saja.

Bagaimana munculnya" Laki-laki besar yang kewaspadaannya sangat tinggi sedikit pun tidak tahu, dia hanya tahu diatas atap yang tidak ada apa-apanya, mendadak muncul satu bayangan orang, yang entah muncul dari mana.

"Siapa?" Laki-laki besar itu keluar ke pekarangan sambil berteriak dengan nada dalam.

Penjaga lain yang tadinya jalan-jalan di pekarangan, mendengar suara ini jadi terkejut buru-buru membalikan tubuh melihat, dia juga segera menemukan ada bayangan hitam diatas atap.

"Aku teman baiknya ketua benteng Xi, ingin berbicara dengan dia." Suara bayangan hitam itu sangat bertenaga, setiap kata-katanya menggetarkan telinga, "cepat suruh dia keluar menemui teman lama."

Di setiap kamar tamu terjadi gerakan.

Sesaat, sudah ada orang keluar dengan membawa senjata.

"Sobat, katakan sehutanmu." Laki-laki besar menjadi sangat tenang, pertama-tama dia tanya dulu keinginannya, "coba lihat apakah anda pantas menerima sambutan dari ketua benteng Xi, tidak setiap orang bisa sembarangan menemui orang yang mempunyai kedudukan terhormat, seharusnya kau tahu aturannya."

"Fu-jiu." "Apa" Fu-jiu!" dua orang laki-laki besar terkejut sekali.

"Betul, Fu-jiu. Ketua benteng Xi dari yayasan An-yang di Wu-chang, melarikan diri kesini dan mengumpulkan orang, ingin membalas dendam padaku yang telah menghancurkan bentengnya, makanya aku datang kemari, supaya kalian tidak perlu lari ke seluruh dunia hingga kaki anjingnya patah."

"Apakah kau yang turun" Atau aku yang naik keatas mempersilahkanmu?"

"Baik, aku turun!"

Dia bergerak seperti roh halus yang tidak ada bobotnya, melayang turun kebawah.

Seseorang dari tiga kamar yang pertama keluar, tiga orang itu tanpa berjanji dulu meloncat kepekarangan.

"Betul anjing kecil Fu, hati hati......" seorang setengah baya berteriak, sesudah mendengar suaranya Fu Ke-wei.

"Dia itu punyaku!" laki-laki besar yang menyapa dengan sombongnya berteriak, dan mengayunkan pedang meloncat naik keatas, dengan jurus Sembarang Menebar Jaring Bintang, menebarkan jaring pedang yang amat dahsyat.

Sebenarnya begitu berteriak, tangan kirinya diam-diam sudah melemparkan tiga bilah pisau terbang, meloncat ke atas hanyalah gerakan tipuan, yang bisa merenggut nyawa adalah pisau terbang yang kecepatannya seperti kilat, di dalam kegelapan malam sama sekali tidak mungkin bisa melihat bayangan pisau terbang.

0-0-0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar