Pengelana Rimba Persilatan Bab 26

Bab 26

"Kau ampunilah aku!" kata Fu Ke-wei sambil menarik Xie-shen duduk, "kalian bertiga datang mengikuti Yu-shu-xiu-shi" Hari ini aku dengan Xiao Ling pergi ke taman Qing-feng, sayang hanya menghabiskan waktu saja, Yu-shu-xiu-shi si penakut itu sudah melarikan diri."

"Dia diam-diam melarikan diri dengan naik perahu. Orang ini adalah mata-mata yang di tempatkan perkumpulan Cun-qiu, kita telah menangkapnya, harus menanyakan dia kemana arah perginya si brengsek itu, orang ini tulangnya keras sekali, mati pun tidak mau mengatakan, memang orang yang teguh." Xie-shen menendang sekali orang setengah baya yang berada di lantai, "Xiao Ji mengatakan kau bukan dewa, tidak bisa mengetahui sebelum meramal, tidak mungkin datang dulu kesini menunggu Yu-shu-xiu-shi tiba. Din dengan Xiao Zhen terus mengikuti di belakangnya kelompok Yu-shu-xiu-shi, mengikuti sampai dikota kabupaten Wu-chang baru melepasnya."

"Aku sama sekali tidak perduli masalah perkumpulan Cun-qiu."

"Lalu kau datang ke kota......"

"Ketua benteng Xi," Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "jika belum mendapatkan dia dan anaknya aku tidak akan berhenti, jika tidak bagaimana bisa tahu dimana Tian-long-jian Lu-zhao" Di Shou-yang, kita mendapatkan teman dan famili dia, mengetahui dia dan anaknya sembunyi dipusat negara, sangat mungkin menunggu setelah situasinya aman, diam-diam mengirim kembali harta bendanya yang disembunyikan dipusat negara. Aku dengan Xiao Ling sudah mengejarnya sampai setengah negara, terakhir baru mengetahuinya, saat ini dia sedang bersembunyi di keluarga Guan."

"Di keluarga Guan?" Hoa-fei-hoa baru mengerti, "ternyata kau memikat putrinya keluarga Guan, ada tujuan lain. Tapi, keluarga Guan mungkin tidak ada hubungannya dengan Benteng Zhang-feng. Guan Tian-fu dulunya adalah penjahat kelas tiga, setelah kaya berhubungan dengan orang pemerintah, berusaha legal di bidang pertanian dan pelayaran, diam-diam melindungi para penjahat teri, sebisanya tidak berhubungan dengan orang-orang yang ternama, tapi terhadap ketua benteng Xi yang mempunyai kekuasaan besar, dia tidak bisa menghindar juga tidak keburu!"

"Belum tentu begitu!" kata Fu Ke-wei, "begitu dia mendengar Yu-shu-xiu-shi dari perkumpulan Cun-qiu bersembunyi di taman Qing-feng keluarga Du, dia langsung mengutus orang mengusirnya, bisa dinilai dia tidak berhubungan dengan orang-orang yang punya nama besar, tapi tidak takut pada para penjahat besar itu. Aku jadi bingung oleh situasi ini."

"Apa maksudnya?" tanya Ouw Yu-zhen. "Tadinya aku curiga Yu-shu-xiu-shi datang untuk mencari ketua benteng Xi, tapi keluarga Guan mengutus orang ke taman Qing-feng mengusir orang-orang perkumpulan Cun-qiu, tindakannya karena gelisah, tidak seperti sandiwara untuk dilihat orang, tindakannya sungguh sungguh. Makanya, mungkin ketua benteng Xi tidak sembunyi disini, atau aku terlambat datang satu langkah, dia sudah pergi jauh."

"Kau tetap ingin bergerak dari diri Guan Mei-yun?" tanya Hoa-fei-hoa penuh perhatian.

"Ini......" "Kakak, lepaskanlah dia!" kata Hoa-fei-hoa dengan tulus, "aku sudah menyelidiknya, wanita jalang ini tidak terlalu jahat, seorang gadis hartawan yang manja dan berkuasa, bertindak seenaknya, tidaklah berdosa......"

"Aku berpikir ingin menggunakan dia menyusup ke dalam rumah Guan," Fu Ke-wei dengan merah, "Keluarga Guan rumahnya besar penghuninya bermacam-macam, penjagaannya sangat ketat, jika beberapa orang bersembunyi disana, walau membiarkan aku memeriksanya, juga harus menghabiskan waktu sepuluh hari atau setengah bulan, baru bisa selesai memeriksa seluruhnya. Sudahlah, aku telah melepasnya."

"Memeriksa perumahan banyak kesulitannya, taman Qing-feng adalah contoh yang paling bagus." Nie-sha-yin-hoa menggelengkan kepala tertawa pahit, "setiap bangunan ada dinding lapis dan ruang bawah tanah, bersembunyi satu tahun atau setengah tahun didalamnya, dewa pun tidak akan tahu, kesulitannya adalah tuan bukan perampok, tidak bisa menggunakan cara kejam melibatkan orang tidak berdosa."

"Guan Tian-fu bukan seorang bodoh, dia tidak akan menyembunyikan orang yang dia lindungi didalam tempat tinggalnya sendiri, supaya jika musuh datang mencari tidak mendapatkan bukti," Ouw Yu-zhen dengan tenang berkata, "menurut kabar di dekat Dong-hu dia mendirikan sebuah yayasan An-yang yang dipuji oleh masyarakat, khusus menampung orang sakit yang lumpuh dan orang tua yang sendirian hidupnya susah. tempat itu jika menyembunyikan buronan penting, mungkin sangat tepat! Perlu diselidiki."

"Itu adalah tempat yang semua orang tahu..."

"Justru karena itu, baru bisa mengelabui orang! Kita semua berusaha menggunakan cara menyamar, memakai cara keras atau lembut menyelidiknya. Jika ketua benteng Xi dan anaknya benar sembunyi disana, dibakar sampai jadi abu juga kita bisa mengenali dia."

"Baik, kita putuskan begitu saja." Fu Ke-wei dengan gembira menyetujuinya.

"Bagaimana dengan mata-mata ini?" Xie-shen menunjuk pada orang setengah baya yang setengah pingsan.

"Ditanya lagi juga tidak ada gunanya?" kata Fu Ke-wei, "mereka sudah naik perahu berlayar kebawah, pasti buru buru pulang ke Zhen-jiang. Sasaran aku bukan perkumpulan Cun-qiu, juga tidak punya alasan menantang mereka, suruh saja dia pergi."

"Biar aku yang urus." Xie-shen mengapit orangnya, "tunggulah aku kembali, baru merencanakan cara masuk ke yayasan An-yang, aku harap bisa segera melakukannya."

Xie-shen membawa pergi orang yang ditawan.

Sebutan Xie-shen bukanlah sebutan sembarangan.

Tentu saja dia tidak akan membangunkan orang dan melepaskannya dengan selamat, setelah sampai dipinggir sungai dia mengubur orangnya kedalam tanah dan selesailah tugasnya.

Penjagaan pintu yayasan An-yang tidaklah terlalu ketat, ada beberapa bangunan malah sifatnya terbuka untuk umum, mempersilahkan orang luar datang melihat-lihat, orang yang bertugas melayaninya juga ramah-ramah.

Fu Ke-wei menyamar seorang tuan muda yang berbaju mewah, sikapnya angkuh, membawa empat orang pelayan yang tampangnya seperti pengawal, nruncul di ruang penerima tamu Yayasan An-yang.

Xie-shen menyamar sebagai kepala pengawal.

Tampang dia dan golok besar di pinggangnya, sungguh ada hawa yang menakutkan orang.

Dua orang petugas pelayanan yang wajahnya kurus bersih, dengan sedikit tampang orang suci, melihat Fu Ke-wei yang tampangnya angkuh, dengan sendirinya merasakan orang yang datang ini ada maksud tertentu, buru-buru mereka merubah wajah, tersenyum menyambut tamu.

"Silahkan duduk tuan." Petugas berusia setengah baya dengan tersenyum mempersilahkan tamunya, "aku adalah petugas penyambut tamu yayasan An-yang, aku marga Wang."

Dua orang pelayan kecil menyuguhkan teh pada tamunya, dan dua petugas pintu berjaga jalan bolak-balik diluar pintu.

"Petugas Wang apa kabar, sudah lama mendengar nama besar anda." Fu Ke-wei dengan angkuhnya duduk dikursi tamu utama, empat pengawalnya berpencar berdiri seperti dewa pintu, "aku marga Wei, datang dari Nan-jing. Aku dengan yayasan ada usahanya cukup bagus, sengaja datang kesini untuk melihat-lihat, apakah diterima?"

Jauh-jauh ribuan li dari Nan-jing datang ke kota Wu-chang, khusus datang melihat-lihat yayasan An-yang, setan pun tidak akan percaya, tapi orang yang melayani malah percaya.

"Tuan Wei jauh-jauh datang berkunjung ke yayasan kami, selamat datang." Lalu petugas Wang memperkenalkan rekan kerjanya, "ini wakilku, marga Wu, hafal segala sesuatu tentang yayasan, dia bisa membawa tuan Wei melihat-lihat ke berbagai tempat di yayasan kami. Tuan Wei perlu apa, silahkan saja memberi tahukannya."

"Bagus bagus sekali, justru aku ingin melihat-lihat ke berbagai tempat. Jika kabar tentang yayasan anda benar-benar bagus, aku akan mengantarkan dua temanku beristirahat di yayasan anda."

Jauh-jauh ribuan li datang hanya melihat-lihat, sulit membuat orang percaya, apalagi mengatakan akan mengantar dua temannya untuk istirahat disini, ini sungguh terlalu tidak masuk akal.

"Ooo! Teman tuan Wei adalah......"

"Hilang ingatan, setengah idiot. Petugas Wang tidak perlu khawatir, orang semacam ini tidak akan menimbulkan kerepotan, jika ada kerepotan juga aku percaya yayasan anda pasti bisa menanganinya. Apakah ketua yayasan ada ditempat, siapa marganya?"

"Ketua yayasan bermarga Li, sekarang sedang pergi ketempat tinggalnya majikan mengurus sesuatu. Tuan Wei ada pesan apa, titipkan saja pada wakil Wu, dia akan menyampaikannya pada ketu a yayasan."

"Bagus bagus." Kata kebiasaan Fu Ke-wei, ini dikatakan dengan lancar cukup anggun, "aku ini orangnya tidak sabaran, apakah wakil Wu bisa segera membawa kami melihat-lihat" Pertama-tama aku ingin melihat-lihat tempat untuk para pesakitan."

Wajah petugas Wang berubah, wakil Wu tanpa sadar mengepalkan sepasang tangannya.

"Sungguh menyesal." Kata petugas Wang berusaha tenang, wajannya ada tawa kaku, "karena ada beberapa yang tinggal bersama keluarganya, dan juga ada keluarga wanita atau pesakitan wanita, maka tempat pesakitan tidak ingin diganggu orang, sehingga jadi tempat yang tidak bisa dikunjungi tamu luar, harap tuan Wei maklum.''

"Apa?" Fu Ke-wei menampilkan tingkah seorang tuan besar, suaranya dipertinggi tiga kali lipat, "maksudmu, melarang aku melihatnya?"

"Harap tuan Wei mengerti, ini aturan yayasan ini......"

"Tuan besarmu juga ada aturan sendiri, sungguh tidak masuk diakal!" Fu Ke-wei berteriak sambil memukul meja, wajahnya marah, "kota istana di Nan Jing luar maupun dalam, aku tuan besar juga bisa keluar masuk dengan bebas. Coba kau katakan sekali lagi" Hemm...!"

Xie-shen juga mengeluarkan suara "Hemm...!" menggerak-gerakan golok besar yang menakutkan orang ingin menerjang.

Wakil Wu mengulurkan tangan mencegah petugas Wang bangkit berdiri karena akan marah.

"Tuan ini siapanya perkumpulan Cun-qiu?" Wakil Wu berkata dengan suara dalam, "kau harus tahu, kami tidak takut pada perkumpulan anda, naga kuat tidak bisa menekan ular setempat, jika naga kuat Zhen-jiang yang jauh mau bikin masalah di kota Wu-chang, rasanya tidak gampang!"

"Brengsek! Apa kau perduli siapa aku ini?" Fu Ke-wei kembali memukul meja memaki orang, meja yang kuat itu tiba-tiba kaki-kakinya patah mejanya hancur, buum... jatuh kelantai, "aku tidak tahu siapa naga kuat perkumpulan Cun-qiu yang kau katakan itu, aku juga bukan naga kuat, aku adalah aku. Aku tuan besar Wei mengunjungi yayasan An-yang ini, tidak boleh melihat juga harus melihat, walau aku akan membakar yayasan setan Ini, juga harus melihat dulu isinya, baru membakarnya. Pantas mati! Kau berani tidak sopan pada aku tuan besar" Qing-shuang!"

"Aku disini." Hoa-fei-hoa yang menyamar sebagai pengawal membungkuk menjawab.

"Kau mau apa?" tanya petugas Wang meloncat buru-buru.

"Aku mau menghancurkan dulu ruang penerima tamu ini, kau tidak rela?"

Fu Ke-wei bangkit berdiri sambil menendang kursi, kursi segera hancur berantakan.

"Aku tidak mengijinkan."

Wakil Wu berkata sambil menggigit gigi, jari menotok dari kejauhan, suara tenaga dalamnya membelah udara tajam, menusuk telinga, dari jarak satu zhang lebih menyerang jalan darah besar Jiu Wei.

"Kong-kong-zhi (jari kosong), mainan apa ini?" Fu Ke-wei tertawa dingin, sambil menjentikan jari.

Hawa jari pecah menyebar, sisa tenaganya seperti gelombang hawa kembali berbalik.

Wakil Wu ketakutan, buru-buru menghindar kesamping delapan Che lebih, wajahnya berubah, sepertinya masih belum percaya dengan kenyataan didepan matanya, kesempatan tenaga jari kedua belah pihak bentrok, hampir sama dengan nol, tapi nyata-nyata telah bersentuhan.

Jika tidak pernah bersentuhan, pasti tidak akan menimbulkan terluka kedua belah pihak.

Melihat penampilannya Fu Ke-wei, Kong-kong-zhi mungkin tidak bisa melukai dirinya, sedangkan wakil Wu sangat mungkin dibuat satu lubang didadanya, kesempatan hidupnya tinggal satu bagian saja.

"Bicaralah baik-baik!" teriak Petugas Wang terkejut, "wakil Wu, jangan sembrono dan tidak sopan pada tamu......"

"Aku hanya tahu dirimu." Jari telunjuk dan jari tengah Fu Ke-wei, dari jauh menunjuk pada petugas Wang, "dia telah berbuat tidak sopan pada ku, Kong-kong-zhi nya sudah sampai tingkat kesembilan, dia menginginkan nyawa aku, kau yang harus bertanggung jawab."

Jelas, dia sudah menampilkan seorang naga kuat yang melewati sungai.

Mengambil kesempatan lawan membuat kesalahan kecil dia melampiaskan amarah, orang yang mengerti sekali melihat sudah tahu orang ini khusus datang untuk membuat masalah, alasan yang keras atau lembut semua seperti benar tapi sebenarnya salah, memaksa orang bersangkutan berjalan kejalan yang buntu.

Ular setempat benar-benar takut pada naga kuat yang menggunakan kekerasan.

Diluar pintu, tidak tahu kapan telah muncul seorang setengah baya dengan wajah dingin.

"Petugas Wang, kau tidak akan mampu menghadapi mereka."

Orang setengah baya yang berkata dingin diluar pintu, mata elangnya dengan dingin memperhatikan Fu Ke-wei berlima, sorot matanya tajam dan dingin, seperti ada kekuatan menakutkan orang.

"Apakah kau mampu menghadapinya?"

Fu Ke-wei sedikit pun tidak merasa terganggu oleh sorot mata lawannya, dengan angkuhnya balik bertanya.

"Aku ada cara lain menghadapinya."

"Apa betul" Coba lakukan biar aku melihatnya."

"Perkumpulan anda bertindak begini, apakah tahu akibatnya?"

"Aku tuan besar melakukan apa saja tidak pernah memikirkan akibatnya."

Fu Ke-wei tidak mengaku juga tidak menyangkal jati dirinya, membiarkan lawan salah menebak sebagai orangnya perkumpulan Cun-qiu.

Dia bertindak keras dari pertama sampai akhir, tidak ada yang ditakuti.

Orang yang tidak perdulikan akibatnya, adalah penjahat yang paling menakutkan, siapa pun ular setempat itu, semua paling takut pada orang yang tidak takut langit tidak takut bumi seperti ini.

"Mungkin kau punya modal membuat masalah."

"Mau tidak coba-coba kekuatanku?"

"Jurus jarimu, dengan mudah mengalahkan Kong-kong-zhi wakil Wu, maka aku sudah tahu kemampuanmu, tidak aneh kau jauh-jauh berani datang ke kota Wu-chang kami membuat masalah. Baiklah! Kau masuklah sendiri melihatnya. Aku nyatakan terlebih dulu, para keluarga pesakit itu, sedikitpun tidak bisa diajak bicara, anda memaksa masuk akan mengganggu mereka, akibatnya tanggung sendiri."

"Tuan besarmu justru menunggu kata-kata ini." Fu Ke-wei mengangkat tangan melayangkan, melangkah keluar, "kita sekarang masuk."

Dia melangkah keluar pintu, orang setengah baya mengatakan silahkan, lalu berdiri dipinggir mempersilahkan tamunya lewat.

Begitu tangan diulurkan, gelombang dingin yang aneh timbul mengikuti tangannya, bergabung dengan hawa hangat matahari diluar membentuk gelombang, mengeluarkan suara yang aneh, tenaga tersembunyi ini membentuk sebuah dinding hawa yang lembut tapi dorongannya sangat besar sekali.

Fu Ke-wei mengibaskan lengan bajunya, angin lengan baju yang dahsyat beradu dengan gelombang dingin tenaga tersembunyi, menimbulkan aliran tenaga yang lebih dahsyat, seperti suara geledek samar-samar.

"Xian-yin-gui-shou mu (tangan setan sesat dingin) latihannya sudah cukup, mungkin kau ini Yin-sha (pembunuh dingin) Yin Wu-chen yang ada dihadapanku." Fu Ke-wei menatap orang setengah baya tertawa dingin, "kalian satu jari, satu tangan menjaga pintu Yayasan, pesilat tinggi hebat di dunia persilatan juga jangan harap bisa keluar masuk seenaknya, tidak aneh berani menyembunyikan kotoran. Usaha di Wu-chang nya tuan besar Guan kokoh seperti gunung Tai, jasa kalian berdua pasti tidak kecil."

Wajah orang setengah baya berubah, dia cepat mundur dua langkah, didesak oleh gelombang dingin yang menerjang kembali, dia terpaksa mundur untuk mengurangi tekanan.

"Sudahlah! paling bagus kau jangan masuk," Kata orang setengah baya putus asa.

"Apa masih ada orang yang kemampuannya lebih tinggi sepuluh kali lipat dari kau yang terlibat?"

"Tidak ada." "Walau ada orang yang menghalangi dan lebih hebat sepuluh kali lipat dari kau, tuan besar mu juga tetap akan masuk," kata Fu Ke-wei dengan sombong.

"Itu akan sia sia."

"Apa betul?" "Karena orang yang kalian cari, kemarin malam telah meninggalkan tempat."

"Kau tahu orang yang tuan besar mau cari?"

Fu Ke-wei sepertinya tidak percaya lawan berkata yang benar, menurut logika tidak mungkin ada orang yang tahu maksud kedatangannya.

"Yayasan kami tidak perduli akan perselisihan orang lain, tapi tidak bisa menghindar kesulitan yang terjadi oleh orang yang menginap. Orang yang kalian cari, sebenarnya harus minta pertanggungjawaban perkumpulan anda, perkumpulan anda malah sebaliknya mencari dia, itu rasanya sedikit keterlaluan."

"Apa betul" Itu adalah kata-kata sepihak."

"Keadilan ada didalam hati orang, tuan." Kata orang setengah baya marah, "kejadian benteng Zhang-feng dihancurkan, sudah lama tersiar ke dunia persilatan. Perkumpulan anda kali ini mengejar sampai ke Wu-chang, orang-orang di dunia persilatan tidak akan tinggal diam. Kemarin malam sebelum dia pergi, dia pernah bersumpah akan melawan perkumpulan anda sampai akhir, dia di Zhong-yuan masih punya banyak teman, dan ada harta yang besar sekali sebagai pendukung. Kalian kejarlah! Dia mungkin sudah berada seratus li lebih! Disini, kalian sama sekali tidak akan mendapatkan sedikit pun informasi, yayasan kami tidak pernah menanyakan tujuan kepergian pasien."

Sekarang sudah dengan jelas bahwa ketua benteng Xi telah meninggalkan tempat, juga dengan jelas menyatakan orang yayasan An-yang, memandang rendah tindakannya perkumpulan Cun-qiu, dengan tidak langsung mengatakan peringatan.

Fu Ke-wei terbengong, kali ini dia sia-sia datang kesini!

Orang setengah baya sudah menyatakan ketua benteng Xi telah pergi, ditanyakan lagi juga tidak ada gunanya.

Ketua benteng Xi tidak akan begitu bodoh memberitahukan arah perginya pada orang orang yayasan An Yang, memang bersembunyi dari kejaran orang bagaimana bisa meninggalkan pesan arah perginya.

"Baiklah! Anggap saja aku kalah kali ini, telat satu langkah datang kemari." Fu Ke-wei terpaksa mendorong perahu mengikuti arus memukul genderang mundur, "maaf telah merepotkan, aku pamit. Setelah kami pergi, kau boleh menyebarkan berita."

"Aku tidak perlu menyebarkan berita," kata orang setengah baya dingin, "orang-orang perkumpulan anda, selanjutnya paling baik bertindak pintar sedikit, setelah pergi maka jangan kembali lagi, supaya kami tidak bertindak keras pada perkumpulan anda dipihak pribadi mau pun umum. Jika perkumpulan anda merasa yayasan kami mudah diserang, lain kali kau akan melihat kami bagaimana membetulkan kesalahanmu. Hati-hati dijalan."

Kembali kekota jaraknya masih ada empat li, hal apa pun bisa saja terjadi.

Tuan besar Guan bukanlah orang yang takut masalah, dia adalah penguasa besar setempat, dulunya seorang jagoan di dunia persilatan, makanya dia berani diam-diam melindungi buronan seperti ketua benteng Xi, berusaha menyediakan tempat untuk berlindung, ditantang orang terus-menerus, dengan wajah penguasa menjajah masuk kewilayah kekuasaan, siapa yang bisa tahan, tidak diragukan lagi dia akan melakukan tindakan.

Dia berani mengutus orang ke taman Qing-feng mengusir Yu shu-xiu-shi, itu telah menyatakan dia punya kekuatan untuk tidak takut pada perkumpulan Cun-qiu.

Tentu saja, dia tidak bisa menggunakan kekerasan di yayasan An-yang.

Tidak perduli menang atau kalah, semuanya akan mempengaruhi kedudukan dia di Wu-chang.

Karena semua orang tahu, yayasan An-yang hanyalah tempat untuk menampung para pesakitan khusus, bagaimana bisa mengutus pengawal berkelahi disini"

Dan juga jika orang tahu dia adalah pemiliknya yayasan An-yang, orang-orang setempat bukankah akan terkejut setengah mati, dan mencurigai kedudukannya sebagai hartawan besar"

Fu Ke-wei menyamar jadi seorang naga kuat menggunakan kekerasan, memang telah memukul kekepentingannya tuan besar Guan.

Empat orang itu berjalan dengan tenang.

Sebenarnya diam-diam siap-siaga menjaga segala kemungkinan.

"Jika Guan Ji-zhong bersaudara, membawa orang menantang bertarung, bagaimana rencanamu menghadapinya?" Hoa-fei-hoa mendekati Fu Ke-wei, nampak sedikit gelisah, "mereka kakak beradik sulit bisa melihat wajah aslimu, pasti akan melakukan serangan dengan sekuat tenaga. Kita berempat juga tidak bisa bergerak bebas, tapi juga tidak mau begitu saja menerima serangan, sekali bertarung......"

"Biar aku yang bertarung, kalian berempat sementara jangan terlibat, aku bisa membuat mereka mundur karena tahu kesulitannya," Fu Ke-wei sepertinya sangat yakin, sedikit pun tidak takut tidak bisa menyelesaikannya, "juga, aku tidak mengharapkan kalian membocorkan jati diri kalian, Jarum Dewa Tanpa Bayanganmu, Bunga Peraknya Xiao Ling dan Jarum Ekor Lebahnya Xiao Zhen, sama sekali tidak boleh digunakan. Ilmu silatnya dua orang penjaga pintu itu sudah sangat sulit dihadapi, orang yang diutus menghadang jalan pasti hebat sekali, kalian akan dipaksa mengerahkan keunggulan kalian menghadapinya."

"Bawahan maju duluan itu adalah aturan!" Hoa-fei-hoa berkata, "mereka sudah menganggap kau orang perkumpulan Cun-qiu, demi menjaga kehormatan perkumpulan Cun-qiu orang yang tingkatnya tinggi, menurut aturan adalah orang bawahan yang maju duluan."

"Aku tidak ingin menggunakan bendera perkumpulan Cun-qiu, makanya tidak berharap mereka menganggap aku adalah orang penting dari perkumpulan Cun-qiu, supaya mereka tidak ragu-ragu bermusuhan pada perkumpulan itu. Jika perlu, aku akan membuat mereka mengerti aku bukan orangnya perkumpulan Cun-qiu. Mmm! Sudah datang..."

Didalam hutan sebelah kanan jalan didepan, berturut turut melangkah keluar tujuh orang.

Benar saja Guan Ji-zhong bersaudara termasuk diantaranya, dia membakai baju ringkas membawa pedang dan kantong senjata gelap, tingkah tuan mudanya seperti hilang tersapu, sekarang mereka menjadi seorang laki-laki dan perempuan pesilat dunia persilatan sejati.

Lima orang lagi adalah tiga orang pendeta dao tua dan dua orang setengah baya yang wajahnya bengis.

Dua orang semua membawa golok.

Tiga pendeta dao tua membawa pedang antik, jelas sebuah senjata pusaka.

Sikap Guan Ji-zhong tidak seperti putra hartawan yang manja lagi. Penampilannya jantan pemberani.

"Beritanya sudah sampai, kota kami sudah tidak ada mata-mata perkumpulan anda." Guan Ji-zhong menghadang ditengah jalan sambil tertawa dingin, "jalan ini dari ujung ke ujung, sudah sama sekali ditutup. Kalian terlalu menghina orang, jangan salahkan kami kejam bertindak keterlaluan. Tuan, sebutkan julukanmu, aku mau lihat anda mengandalkan apa berani datang ke Wu-chang merajalela?"

"Julukanku tidak akan menakutkan kalian, buat apa kalian tahu julukanku?" Fu Ke-wei maju seorang diri, dia tidak membawa senjata, pembawanya tetap menakutkan orang, "pertama yang harus benar benar didengar adalah, aku bukan orangnya perkumpulan Cun-qiu, malah adalah musuhnya perkumpulan Cun-qiu, aku tidak berharap kalian salah mencari lawan, juga menghindar supaya orang tidak salah paham aku menimpakan bahaya pada perkumpulan Cun-qiu, mengira aku adalah seorang penakut yang tidak bertanggung jawab. Sekarang, aku malah ingin melihat, kalian ini bagaimana bertindak. Kau masih keburu jika segera pergi, bawa anak buahmu balikan tubuh jangan menghadang."

Guan Ji-zhong sebenarnya tidak perlu melakukan sendiri, segala hal juga ada anak buahnya yang melakukan, dia hanya ingin gagah gagahan sebagai seorang majikan, makanya dengan angkuhnya tampil sebagai seorang majikan berbicara dengan lawan, menambah kebanggaan dirinya.

Tapi, dua kalimat terakhir Fu Ke-wei sangat menghina kehormatan dirinya.

Bara amarah mendadak menerjang, maka dia lupa jati dirinya, lupa supaya anak buahnya seharusnya maju duluan, menggigit gigi dengan kecepatan yang paling cepat dia mencabut pedang.

"Tuan muda tenang......"

Seorang pendeta dao tua buru-buru berteriak, meloncat maju.

Teriakannya sedikit terlambat, Guan Ji-zhong telah mencabut pedang, dengan marah menyerang dengan pedangnya, hawa pedang sudah keluar saat pedang dicabut dari sarungnya, tenaganya sangat kuat sekali, seperti ingin dengan satu jurus menusuk mati Fu Ke-wei.

Fu Ke-wei sudah memperhitungkan tuan muda yang jahat ini tidak bisa menahan amarahnya, maka dia menggali lubang memanjing lawan masuk kedalam perangkap, tubuhnya tidak mundur malah maju, dengan kecepatan membuat mata orang jadi salah pandang, dari sisi pedang lawan memotong masuk, telapak kiri perlahan mengayun, tenaga telapak yang amat dahsyat melontarkan pedang kesisi luar, kaki kanan masuk selangkah, tangan kanan dengan tepat inenotok jalan darah di lengannya.

Pendeta dao tua telah sampai, sinar kilat yang seperti memotong langit, menyerang dada kanannya Fu Ke-wei, dia ingin mendesak mundur, mengepung Wei menolong Zhao untuk menolong Guan Ji-zhong.

Tapi pendeta dao tua itu mimpi pun tidak menduga Guan Ji-zhong dalam satu jurus pun tidak bisa menahan serangan lawannya, karena terlalu ingin menolong dia tidak tahu kemampuan Fu Ke-wei, dia hanya konsentrasi menyerang saja, hingga tidak bisa melihat jelas kejadian yang sebenarnya.

Tangan kiri Fu Ke-wei mengangkat pergelangan tangannya Guan Ji-zhong, tangan kanan mengikuti arah merampas pedangnya Guan Ji-zhong, sekalian dikibaskannya, mendadak timbul angin disegala arah, sinar kilat berkelip, traang... pendeta dao tua orang dan pedangnya terbang terlontar sejauh satu zhang lebih, dengungan pedang menggetarkan telinga, hawa pedang yang keluar mengeluarkan suara samar samar dan gelombang angin.

Sekejap Guan Ji-zhong lebih dulu didorong jatuh tersungkur dua zhang lebih, tadi dia menyerang lebih dulu, tapi hanya dapat menyerang sejurus, langsung jatuh tersungkur dengan pedang terlepas sungguh mengenaskan sekali.

"Siapa lagi yang mau maju?" Fu Ke-wei sambil mengibaskan perlahan pedangnya berteriak dingin, "akan kulayani semuanya, orang yang berani berusaha melindungi orang, tentu saja mempunyai kekuatan menghadapi musuh yang ingin membalas dendam, pasti punya tidak sedikit pengawal berilmu tinggi dan ternama, harap orang yang maju sedikitnya punya ilmu silat yang benar benar hebat, hayo!"

Pendeta dao tua yang dilontarkan Fu Ke-wei dengan satu jurus pedang saja, wajahnya jadi hijau, rasa gentarnya jelas terlihat.

"Kakak seperguruan kedua, hati-hati tenaganya seperti iblis." Pendeta dao tua buru-buru berteriak pada pendeta dao tua lainnya yang sedang maju sambil mencabut pedang, "seperti Liang-yi-da-zhen-li (gabungan dua tenaga besar), nya sudah sampai taraf berubah jadi tenaga lembut, diluar tidak terlihat tenaganya, tapi bisa membuyarkan Tai-qing-yi-ju-shen-gong (Ilmu dewa bunga ju yang suci) aku."

"Liang-yi-da-zhen-li tidak terhitung ilmu hebat, tidak ada hebatnya." Kata kakak seperguruan kedua nadanya keras, pedangnya sekali digerakan timbul halimun putih tipis, "lihat Tai-qing-shen-gang (ilmu dewa suci) ku mengendalikan pedang......"

Begitu Fu Ke-wei tertawa panjang, pedangnya menjelma menjadi sinar listrik, menuju kearah dada kakak seperguruan kedua, menyerang dengan aktif, penampilannya lebih dahsyat.

Traang....! Pedangnya kakak seperguruan kedua menangkis pedang yang masuk menusuk, angin kencang seperti ombak besar menerjang, hawa tenaganya mencapai satu zhang lebih.

Sinar beraliran listrik kembali keluar, kakak seperguruan kedua kembali menangkis pedang kedua Fu Ke-wei, lalu pedang ketiga meluncur lagi dengan kecepatan dan tenaganya bertambah satu kali lipat, pedang keempat lebih gila lagi tusukan pedang bertambah tekanannya, membuat kakak seperguruan kedua tidak bisa mengambil nafas.

Terakhir begitu Pendeta dao tua menangkis dia terdorong mundur dua langkah, dengan tergesa-gesa sekuat tenaganya dia menangkis, setiap serangan pedang walau bisa menangkis tiinar listrik yang menyerang titik kematian, tapi tidak mampu menangkis sinar listrik keluar lingkaran, juga tidak bisa mendapatkan kesempatan balas menyerang, kecuali mundur, tidak ada lalan lain lagi.

Tidak bisa merebut kesempatan membalas serangan, menjadikan hanya bisa bertahan saja, setelah menangkis serangan pedang keempat, dia sudah mundur satu zhang lebih, tetap tidak bisa lolos dari sinar listrik yang datang semakin kuat dan semakin cepat.

Suara kelima benturan senjata terdengar, kakak seperguruan kedua yang kepayahan berteriak keras, mundur meloncat miring satu zhang lebih, ditanah melayang jatuh sehelai lengan bajunya pendeta dao tua.

Sebuah serangan cepat menggila yang hanya sepihak yang menyerang!

Orang yang menonton disisi hanya bisa melihat sinar listrik menerjang, sinar pedangnya seperti kilat, pertarungan yang hanya dalam waktu sekejap, lima serangan pedang Fu Ke-wei telah membungkam kesombongan kakak seperguruan kedua pendeta dao tua.

"Pendeta dao tua, kau boleh juga." Diwajah Fu Ke-wei tampak sedikit keringat, tapi nafasnya lancar semangatnya tenang, sambil mengibaskan pedang dengan pelan mundur kembali ketempat asalnya, "kau bisa bertarung imbang dengan Satu Pedang Utara Chen Ruo-yi, salah satu dari sembilan jago pedang terbesar didunia yang berada diurutan pertama. Kau pergilah! Kau sudah mati sekali."

"Kau......kau siapa se......sebenarnya?" kata kakak seperguruan kedua pendeta dao tua, wajahnya pucat, tangan yang memegang pedang tidak bisa diam, "katakan julukanmu, supaya... supaya aku mesti kalah ada sedikit bangga."

"Pendeta dao tua, kau adalah orang yang memperdalam ilmu dialiran dao, kenapa masih belum mengerti rahasia aliran Dao, buat apa meributkan kalah menang apakah membanggakan atau tidak" Pergilah dan cari tempat untuk memperdalam aliran dao! Harap kau selanjutnya tinggalkan pedang pembunuh orang, lain kali aku tidak akan memberi ampun, kali ini hanya memotong lengan baju sebagai tanda hukuman ringan, lain kali kau tidak akan seberuntung ini."

Seorang pendeta dao tua lainnya menggeleng-gelengkan kepala, pedang yang sudah keluar dari sarungnya dimasukkan lagi kedalam sarungnya.

"Mari kita pergi! Anak muda ini darah membunuhnya cukup berat, hari ini dia tidak membunuh orang, mungkin ada kecualian." Pendeta dao tua berkata pada dua orang temannya yang telah kalah, "ilmu mengendalikan pedangnya, bukanlah Liang-yi-da-zhen-li, jika lain kali bertemu dia, kita paling baik mengaku kalah dan menghindar dia. Tuan muda Guan, sangat menyesal! Kami tidak bisa melawan dia, kalian pergilah!"

"Tapi dia......"

Guan Ji-zhong seperti ayam jago yang telah kalah bertarung, maksudnya adalah jika Fu Ke-wei tidak membiarkan mereka pergi, bagaimana"

"Jika dia tidak melepaskan kalian kakak beradik pergi, kami berlima akan bersatu menghadang dia, ayo kalian pergi!" pemimpin pendeta dao tua berkata dengan nada dalam, tangannya kembali memegang pegangan pedang.

"Aku tidak ada urusan dengan keluarga Guan kalian, pergilah." Fu Ke-wei melemparkan pedang kebawah kaki Guan Ji-zhong, "yayasan Anyang jika tidak segera ditutup, keluarga Guan kalian lambat atau cepat pasti akan mendapatkan mala petaka. Kekuatan benteng Zhang-feng lebih besar sepuluh kali lipat dari kalian, mengandalkan keuntungan waktu, posisi dan manusia juga akan hancur. Berusaha melindungi buronan semacam itu, uang yang didapat juga berbau amis darah akan mencelakakan keturunan, buat apa berbuat demikian?"

Kakak beradik itu membalikan tubuh segera meninggalkan tempat, tingkahnya tampak mengenaskan, membuat orang merasa iba.

"Aku sangat berterima kasih."

Pemimpin pendeta dao tua mengangguk kepala memberi hormat, bersama dengan dua orang pendeta dao tua dan dua laki-laki besar pergi masuk kedalam hutan.

Nie-sha-yin-hoa memandang bayangan belakang tiga pendeta dao tua menghilang kedalam hutan, dia menggeleng-gelengkan kepala menghembus nafas panjang, tampak jelas seperti telah menanggalkan beban berat.

"Tuan, apakah kau tahu asal-usulnya tiga pendeta dao tua ini?" dia bertanya pada Fu Ke-wei.

"Seharusnya mereka lah." Fu Ke-wei berkata, "makanya aku memberi mereka satu pukulan keras, dengan kekuatan yang dahsyat menghancurkan mereka. Mereka sangat sombong dan percaya diri, hanya dengan mengeluarkan kemampuan sebenarnya, baru bisa menekan mereka."

"Mereka adalah......"

"Dua puluh tahun yang lalu, Gong-men-san-ba (Tiga pintu Gong Men) pernah mengacaukan dunia, terhadap mereka aku cukup mengenalnya, tidak sulit menghadapi mereka."

"Jika mereka bertiga bergabung......" tanya Hoa-fei-hoa.

"Aku tidak akan memberi mereka kesempatan bergabung" Fu Ke-wei sangat yakin, wajahnya tenang, "jika diganti kau, apakah kau akan seperti seorang tolol, berdiri ditempat membiarkan mereka membentuk barisan bersama- sama menyerang?"

0-0-0 "Tentu saja tidak." Hoa-fei-hoa menggeleng kepala, "tapi aku tahu diri, satu lawan satu, aku juga bukan tandingan salah satu dari pendeta dao tua, mana ada kesempatan mempersilahkan mereka bersama-sama menyerang?"

"Bertarung dengan lawan, jika didalam hati ada perasaan tidak bisa melawan, itu pasti kalah." Kata Fu Ke-wei sambil melangkah, "Ilmu silatnya ketua benteng Xi, sebenarnya sangat hebat, tapi dia malah tidak berani bertarung denganku, tidak berani bertatap muka denganku, membuat benteng Zhang-feng mempercepat kehancurannya, mengapa begitu" sebabnya adalah aku berturut turut menghabisi banyak anak buahnya, didalam hati dia ada rasa kengerian. Tiga orang ternama ini walau ilmu silatnya mengejutkan orang, tapi jika kau dalam keadaan tenang, satu lawan satu kau pasti bisa bertahan sampai tiga-lima ratus jurus, dan juga setiap saat bisa meloloskan diri, penilaian aku terhadap ilmu silat meringankan tubuhmu tinggi sekali, tahu tidak?"

"Aku harap aku sebaik yang kau ucapkan." Hoa-fei-hoa meloncat gembira, "aku benar-benar harus giat berlatih, dulu aku juga sombong dan percaya diri, sekarang akhirnya aku tahu tingginya langit tebalnya bumi, sungguh beruntung sekali!"

"Gejala yang bagus, kau akan terus beruntung."

Jarak ke kota tinggal kurang lebih dua li, meieka berbelok masuk ke jalan kecil berjalan memutar.

0oo0 
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar