Pengelana Rimba Persilatan Bab 23

Bab 23

"Tidak disangka dua wanita ini, diam-diam ada orang yang melindung boleh dikata kita telah dikalahkan!" kata Ouw Yu-zhen khawatir, "Paman Du, apakah sebaiknya kita pindah?"

"Tampaknya harus begitu." Kata Xie-shen juga sedikit ngeri, sejak awal hingga akhir kita dalam pengawasannya, aku merasa ngeri. Tapi kita tidak perlu terburu-buru, malam hari nanti kita baru pindah. Mari kita pergi ke penginapan diam-diam melihat siapa sebenarnya pelayan wanita yang kecil itu.

"Mana bisa dia membawa seorang pelayan wanita disampingnya" Benar..benar !"Hoa-fei-hoa dengan memonyongkan mulut kecilnya berguman, Sangat tidak leluasa, kecuali dia...."

"Kau jangan berpikir kearah negatif, Xiao Ji!" Xie-shen dengan nada aneh, "kamar atas biasanya dibagi ruang depan dan ruang belakang, kau jangan berpikir mereka berdua tidur bersama! Jangan berpikir yang tidak-tidak."

"Sialan kau, kau ingin dipukul yaa?"

Hoa-fei-hoa seperti seekor kucing yang terinjak ekornya, meloncat marah-marah.

"He he he......" Xie-shen hanya tertawa aneh sebagai jawaban, "anggap saja mereka... itu juga bukan urusan kau..., kau......"

"Kau ingin mati......"

"Kalian jangan berkelakar lagi, aku sedang berpikir......" kata Ouw Yu-zhen sambil berpikir.

"Sedang memikirkan apa?" tanya Hoa-fei-hoa.

"Pelayan tuan itu, sangat mungkin penyamaran dari kakak Chao." Kata-kata Ouw Yu-zhen mengejutkan orang.

"Tidak mungkin!" Xie-shen tertegun, "dia meninggalkan kita bertiga, budi dan dendam, kebenaran dan kejahatan, terpisah dengan jelas, mana bisa dia membawa nona besar itu di-sampingnya?"

"Sifat tuan memang begitu, tapi kalian lupa satu hal." Kata Ouw Yu-zhen tertawa.

"Hal apa?" Hoa-fei-hoa berebut.

"Kakak Chao tahu beberapa teman yang berhubungan secara rahasia dengan ketua benteng Xi dan anaknya, dia bisa membantu mengejar dan memberitahukan jejak ketua benteng Xi, tuan pasti membawa dia disampingnya, makanya aku menduga pelayan kecil itu mungkin kakak Chao yang menyamar......"

"Dugaan adik Zhen tidak salah." Hoa-fei-hoa menyela, "pelayan itu memakai nama Yung-ling, bukankah bunyi katanya sama dengan nama aslinya" Pasti itu dia, lebih baik kita mencari dia ke penginapan."

"Jika benar dia, kita jangan gegabah mencarinya." Kata Xie-shen serius.

"Kenapa?" tanya Hoa-fei-hoa.

"Tuan kali ini tampil sebagai pelajar dari ibu kota, pasti ada tujuannya. Aku percaya gerakan dan tempat tinggalnya, diam-diam ada orang yang mengawasi, jika kita gegabah pergi menemuinya, akan menimbulkan kecurigaan orang yang mengawasinya, bukankah malah akan merusak rencananya tuan?" Xie-shen menganalisa, "makanya, kita hanya bisa diam-diam menyelidik, melihat perkembangannya baru membantu tuan, itu baru cara yang terbaik."

"Benar kata-kata paman Tu, kita harus bergerak dari kegelapan, baru cara yang terbaik." Ouw Yu-zhen berkata.

"Baiklah!" Hoa-fei-hoa terpaksa setuju.

0-0-0 Tubuh langsing yang basah kuyup merangsang orang melihatnya, tubuh itu dilemparkan ke atas jembatan.

Fu Ke-wei yang sedang marah sampai amarahnya akan meledak, mendadak wajahnya jadi merah, buru-buru membalikan tubuh, api amarahnya pun mereda.

Baju sutra putih yang dipakai si wanita, bagaimana tidak basah di"terendam air"

Seperti bunga teratai muncul dari dalam air, wanita itu hampir tampil seperti bentuk asalnya, bentuk tubuhnya yang terpeta bisa mengembangkan urat nadi para lelaki, tubuhnya penuh dengan daya tarik, kalau sudah begini hal apa pun bisa terjadi, seperti ada tenaga setan yang siap meledak.

Wanita baju putih itu tentu saja tahu keadaan dirinya, dia sudah ketakutan tidak tahu harus berbuat apa, apa lagi dia tadi melihat keadaan Fu Ke-wei dengan Guan Mei-yun sedang bermain cinta, sekarang dia harus menghadapi seorang laki-laki yang menakutkan, di sekelilingnya sepi tidak ada orang, ingin minta tolong tidak ada orang, setelah dipikir-pikir dia jadi ketakutan sampai seluruh tubuhnya gemetar, dia sudah tidak mampu menghadapi nafsu sek yang seperti srigala atau macan ini.

Tapi begitu melihat Fu Ke-wei merasa malu dan buru-buru membalikan tubuhnya, hatinya menjadi lega, hatinya juga merasa aneh.

"Terhadap orang yang belum kenal kau sudah menyerang begini hebat." Kata Fu Ke-wei, matanya tidak mau melihat pada tubuh seksi yang bisa membuat denyut nadinya jadi cepat, amarahnya kembali naik, menggigit gigi dengan nada dalam berkata lagi, "kau pantas mati, kau menggunakan jurus setan apa menyerang bahuku?"

"Aku......aku aku......"

"Kenapa" Sungguh pantas dihukum, kau wanita yang sudah berusia dua puluh tahun lebih, kau tentu tahu di ruang pribadi keluarga wanita bisa terjadi hal apa, kau sungguh tebal muka, telapak tanganmu hampir saja menghilangkan setengah nyawaku, aku tidak bisa memaafkan dirimu."

"Jangan salahkan aku." Si wanita melihat Fu Ke-wei tidak pernah membalikan kepala, dia lupa keadaannya sendiri yang setengah tembus pandang, keberaniannya jadi bertambah, "gerakanmu, cepat seperti setan, itu menandakan kau sudah menggerakan tenaga dalam dan dapat menahan pukulan yang keras, kau tidak menyalahkan diri sendiri belajar silat tidak becus, malah menyalahkan aku......"

Fu Ke-wei naik pitam, mendadak dia membalikan tubuh.

Si wanita jadi ketakutan, cepat-cepat memejamkan matanya.

Dengan kasar Fu Ke-wei melepaskan totokan jalan darah Du-mai nya, tubuh wanita yang seksi itu sudah tidak menjadi beban dalam hatinya.

"Bersiaplah!" dia meloncat sambil berteriak, "lihat siapa sebenarnya yang tidak becus belajar silat, jika tidak memberi pelajaran keras padamu, hatiku tidak akan puas."

Wanita itu merangkak berdiri, melihat keadaan dirinya yang tembus pandang, cepat-cepat dia membalikan tubuh, seluruh tubuhnya jadi jengah, tapi akhirnya dia jadi tenang juga, setelah menarik nafas menenangkan diri, sedikit menggerakan kaki dan tangan, hawa murni di dadanya sudah menyalur ke seluruh tubuh.

Fu Ke-wei juga telah mengerahkan tenaga dalamnya, bertemu dengan lawan kuat, dia tidak berani bertindak sembarangan.

Memang, serangan tiga jari berturut turut tadi, menurut dugaannya tidak mungkin bisa mengenai dirinya yang menggunakan kecepatan menghindar yang sulit dilihat oleh mata, tapi ternyata dia masih terkena sebuah serangannya, jadi bisa dinilai ilmu silat wanita ini sangat mengejutkan orang, dia jadi berani bertindak gegabah.

Di belakang tubuh terdengar suara wanita itu, dia dengan waspada membalikan tubuh.

Bayangan tubuh wanita ini, membuat wajah dia menjadi merah lagi.

Dalam keadaan begini bagaimana bisa dia bertarung"

Wajah si wanita juga merah seperti api, sambil menggigit gigi, dengan satu teriakan, telapaknya dijulurkan menyerang.

Tenaga telapak yang tidak berbentuk datang menekan dengan kuatnya, dia menggerakan tubuh dengan jurus Tali Mas Membelit Pergelangan dia menangkap tangan, bersamaan kaki menyapu.

Menyerang sepasang kaki tampaknya tempat yang paling pantas di serang, bertarung dengan wanita memang tempat yang dapat diserang tidak banyak, kaki dan tangan adalah sasaran yang paling bagus, di atas menyerang tangan di bawah menyerang kaki, adalahtindakan seorang pria sejati.

Wanita ini lincah seperti ular, dia menarik tangan dan kakinya dengan mudah menghindar serangan baliknya, dibarengi satu teriakan lagi, jari nya sepertinya mendadak memanjang, lima jari sudah sampai disikut kanan dia, kecepatan refleknya sulit dibayangkan.

Kedua belah pihak segera mengerahkan kemampuan masing-masing, melakukan pertarungan yang cepat dan seru, setiap jurus selalu berubah ditengah jalan, sehingga sulit melihat jelas jurus sebenarnya, hanya terlihat bayangan orang dengan cepat berkelebat, kaki dan tangan sudah sulit dibedakan, pertarungannya sudah menjadi pertarungan semangat, jurus serangan jurus pertahanan sudah tidak penting lagi.

Tenaga yang dikerahkan semaian besar, semakin bertarung sungguh-sungguh semakin bersemangat, ingin menang begitu timbul tidak bisa disetop lagi.

Kedua belah pihak masing-masing ada untungnya, suara beradunya tinju dan telapak terus-menerus terdengar, semakin terlihat perta-rungannyajadi pertarungan jarak dekat.

Hal ini tidak menguntungkan bagi si wanita, beberapa tempat walau tidak penting, tapi begitu terkena bisa menimbulkan beban didalam hati, makanya dia harus hati-hati sekali.

Wanita memang tidak cocok bertarung jarak dekat dengan laki laki.

Di satu pihak keterbatasan fisiknya, di lain pihak tempat-tempat sensitifnya paling banyak, maka bertarung dengan laki laki, yang terpenting adalah serangan cepat ke titik berbahaya, begitu mengena pada sasaran, langsung berkelit, menghindar di dekati lawan.

Orang-orang persilatan yang bertarung dengan wanita, tidak boleh menganggap enteng, paling baik seorang laki-laki jangan bertarung dengan wanita, menghindar jika tidak mati pasti terluka. Apalagi wanita suka sekali menggunakan racun.

Tampaknya posisi Fu Ke-wei juga tidak menguntungkan, tidak saja dia harus hati-hati tempat berbahayanya terkena pukulan, lebih-lebih dia tidak bisa menyerang daerah sensitif lawannya. Untung saja pengalaman bertarung dia sangat banyak, cara menyelamatkan diri juga kelincahannya yang tinggi dia bisa bergerak leluasa, setelah bertarung kurang lebih dua-tiga ratus jurus, tenaganya tetap dahsyat, ganas seperti singa.

Akhirnya, dia mendapatkan kesempatan bagus memotong masuk, sebelah bahunya menangkis tangan si wanita yang akan mengunci tenggorokan, tubuhnya dengan cepat berputar, balik menempel bahu kanan belakang dia, tangannya mencengkram dan berhasil menangkap ketek kanan si wanita, empat jarinya menyentuh buah dada yang lembut, tangan kirinya diayunkan, menahan bokong si wanita, sekali berteriak keras, dia melemparkan orangnya keatas.

Begitu dadanya si wanita di sentuh tangan, dengan sendirinya seluruh tubuh si wanita bergetar, dia tidak keburu bereaksi, tubuhnya sudah dilempar keatas.

Buug..., tubuh si wanita di lempar ke atas rumput, jatuh di bawah papan pot bunga.

Fu Ke-wei menyusul terbang meloncat datang, tapi mendadak dia menghentikan langkah.

"Hayo berdiri!" dia teriak marah sambil mengepal tinju, "aku ingin memberi hajaran supaya sadar, supaya kau tidak merasa dirimu paling hebat dan tidak sembarangan bertindak."

Si wanita dengan benci menatap dia, mendadak dia bangkit, terbang ke pinggir dua zhang lebih, berjaga saat bangkit lawan menyerang dirinya.

Fu Ke-wei tidak mengambil kesempatan itu menyerang, dia berdiri di tempat dengan posisi kuda-kuda.

"Kau memang sangat hebat, malah hebat sekali." Fu Ke-wei sedikit terkejut tanpa sadar memuji, "tenagamu sudah habis setengah lebih, masih bisa meloncat sejauh dua zhang lebih, tidak aneh kau sembarangan bertindak, disini bukan tempat yang harus kau kunjungi, pergilah!"

"Aku......aku mau......" Si wanita tertegun.

"Apa kau tidak mau." Fu Ke-wei memotong, "cepat pergi, lihat rupamu. Apa masih merasa hebat dan ingin meneruskan pertarungan" Bentuk tubuh begitu jelas, malu pun sudah tidak tahan."

Dia membalikan kepala langsung pergi sambil menggelengkan kepala tertawa pahit!

"Berhenti!" Di belakang terdengar teriakan dingin yang tenang dari si wanita.

Dia dengan tenang membalikan tubuh, wajahnya berubah.

Si wanita tetap masih berdiri diatas rumput, sepasang tangannya di satukan, matanya yang hitam seperti dalamnya danau, memikat tidak memikat lagi, menyinarkan sinar dingin yang aneh, seperti datang dari mata setan di dalam neraka, hawa setannya membuat orang gemetar tidak kedinginan, seluruh tubuh timbul perasaan dingin.

Dia sedikit berjongkok, mata macannya bersinar jernih, menghirup nafas menyatukan hati dan semangat, berdiri tegak seperti gunung, sepasang tangannya berhadapan atas bawah di depan dada dan perut, telapak tangan sedikit mengarah keluar, baju atasnya bergerak sendiri tanpa ada angin.

Dia adalah seorang ahli, dia tahu dirinya telah ditutup oleh suatu tenaga gaib, tekanan yang besarnya tanpa batas sedang menekan dia, mengerut dan menerjang, dan sumber tenaganya berasal dari hati dan semangat si wanita.

Di dalam lingkungan seputar tiga zhang, kekuatan tenaga semacam ini sangat mengejutkan orang, jika dia tidak bisa menahannya, dalam sekejap bisa kehilangan tenaga dan menjadi lumpuh, malah bisajadi satu mayat.

Fu Ke-wei bisa menahan tekanan yang menakutkan ini, hati semangat dan tubuhnya telah mengkristal jadi sebuah gunung yang tidak tergoyahkan.

Rambut si wanita yang basah kuyup, karena acak-acakan, rambutnya mulai melayang-layang, otot di wajahnya nampak mengerut, mengendur, tegang, memelintir dan lain-lain bentuk terus-menerus, membuat orang melihatnya didalam hati jadi ketakutan, kecantikan telah hilang semuanya.

Sesaat, otot di wajah dia juga nampak garis-garis memelintir.

Dua kupu-kupu yang sedang kejar-kejaran, terbang mendekati sisi kanan Fu Ke-wei, terbang menari sangat enak dipandang.

Terbang mendekati kira-kira delapan che, mendadak hancur berkeping-keping, kepingan yang berwarna warni terbang keluar, terbang sejauh delapan che baru jatuh ke bawah, menjadi hujan yang berwarna warni, melayang jatuh ke rumput seperti menebarkan kertas warna warni.

Dalam mata macannya Fu Ke-wei, saat ini bersinar tajam, otot diwajahnya juga berhenti bergerak-gerak.

Si wanita mendadak membuka mata, sepasang tangan melontar keluar.

Satu hawa putih dengan samar samar suara geledek, menerjang kearah Fu Ke-wei. Orang yang penakut jika mendengar suara begini, pasti mengira sedang terjadi setan mengamuk, iblis menangis, dewa berteriak.

Sepasang telapaknya Fu Ke-wei juga di lontarkan keluar, ke kiri kanan seperti mendorong tentara kadang membuka kadang membagi, hawa putih mendekat hingga tiga che lebih, yang tadinya menembak lurus tiba-tiba berubah arah tumpah ke samping.

Satu teriakan dingin, sepasang jari tangan kanan Fu Ke-wei menotok dari kejauhan.

Tubuh si wanita berkelebat, mendadak menghilang.

Tubuhnya Fu Ke-wei juga sekelebat berbalik.

Diantara taman bunga dan bangunan yang sepi tenang, sering terdengar suara aneh yang mengerikan, kadang di timur kadang di barat, kadang di selatan kadang di utara.

Orang yang matanya tajam, pasti bisa melihat dari sudut mata, melihat bayangan yang bentuknya aneh-aneh, kadang seperti bayangan kadang menghilang tidak bisa terlihat bentuknya, seperti meteor, seperti sinar listrik, seperti setan bergerak, juga seperti binatang, samar-samar terlihat, mendadak menghilang.

Di vila teratai, Guan Mei-yun sedang pelan-pelan sadar.

Si wanita menyandar di satu rak bunga, memegang tiang, wajahnya putih pucat, baju menempel ketat di tubuh seksi memancing orang melakukan perbuatan kotor. Keberaniannya sudah hilang tidak berbekas, tingkah yang genit tersapu habis, diganti dengan wajah yang kelelahan, tidak berdaya.

Fu Ke-wei berdiri disatu zhang lebih, dingin menatap lawannya.

Nafasnya sedikit tidak stabil, tubuhnya basah dengan keringat, baju hijaunya juga menempel ketat ditubuh, penampilan putra pelajar yang sopan santun juga telah hilang, seperti seekor macan yang ganas, menatap anak kambing gemetaran dibawah cakarnya.

Sesaat, matanya yang menyorot tajam telah hilang.

Si wanita ingin bicara, tapi tidak bisa mengeluarkan suara.

Dia benar-benar ketakutan, asalkan Fu Ke-wei bergerak pada dia, dia......

Fu Ke-wei juga ingin bicara tapi tidak jadi, akhirnya menghembus nafas panjang, membalikan kepala pergi dengan langkah yang besar, tidak pernah sekali pun membalikan kepalanya.

Si wanita seperti hancur lebur, dengan lega melemaskan kaki dan tangan, seperti melepaskan beban berat menghembus nafas panjang, menutup sepasang mata yang kelelahan beristirahat.

"Orang macam bagaimana dia?" di dalam hati dia bertanya pada diri sendiri.

"Apa yang terjadi?" tanya Guan Mei-yun yang telah sadar tidak tahu menahu.

Dia melihat Fu Ke-wei sedang membopong dia, menelusuri jembatan sembilan belokan menuju daratan.

Tubuh Fu Ke-wei basah oleh keringat dan air, tampak kelelahan.

"Bertemu dengan seorang wanita gila." Fu Ke-wei tertawa, tawanya terpaksa.

"Kau......tubuhmu......"

"Aku dipukul jatuh ke danau......"

Sebelumnya sengaja dia meloncat ke dalam danau, membasahkan diri.

"Aduh!" "Kau dipukul pingsan oleh dia, aku maju berdebat dengan dia, akibatnya aku dipukul dia jatuh kedanau. Ooo! Kau tidak apa-apa kan?"

"Kepala masih sedikit pusing."

"Tidak apa-apa, sebentar juga akan baik. Mei-yun, kita tidak bisa tinggal di taman Qing-feng lagi, aku takut wanita gila itu bisa datang lagi." Fu Ke-wei sengaja menakut-nakuti, sebenarnya juga ada kekhawatiran, "kerumahmu saja bagaimana?"

"Jangan, aku......aku temui kau di penginapan saja."

Guan Mei-yun lupa diri, dia memeluk bahu Fu Ke-wei, memberi ciuman hangat.

"Kau sungguh tebal muka." Fu Ke-wei setengah serius setengah pura-pura mendorong dia, "di penginapan banyak orang, keberanianmu selingkuh lebih besar dari pada langit, aku tidak ingin merusak harga dirimu, juga aku takut pelayan Yung-ling pulang ke rumah melaporkan pada ayahku."

"Kalau begitu kerumah kakak perempuan ku saja."

"Apakah kau tidak bisa melihat tujuan dia padaku" Kau sudi dengan dia bersama-sama......"

"Bagaimana kalau kerumah kakakku saja?"

"Dia pasti mengutus orang menunggu aku di penginapan, dia sangat berharap dengan kedudukanku sebagai putra terpelajar dari ibu kota mengangkat kedudukannya!"

Masuk kerumah keluarga Guan, adalah tujuannya, jika tidak bisa menyelidiki dari dalam, masuk begitu saja terlalu bahaya, dan tuan besar Guan rumahnya besar usahanya juga besar, pegawainya banyak sekali, siapa yang bisa menyelidik satu persatu sekelompok besar orang, menyelidik asal-usul setiap orang"

Yang penting, dia tidak bisa melibatkan orang tidak berdosa.

Hingga sekarang, dia masih belum mendapatkan bukti nyata tuan besar Guan berhubungan dengan ketua benteng Xi. Walau pun ketua benteng Xi dan anaknya bersembunyi di rumah keluarga Guan, juga tidak ada hubungannya dengan keluarga Guan, dia tidak ada alasan menginterogasi sampai mati orang-orang keluarga Guan, untuk mendapatkan ketua benteng Xi dan anaknya, dia tidak bisa bekerja menggunakan cara yang tidak ada aturannya seperti ini.

Di dunia orang yang berkuasa menyembunyikan buronan banyak sekali. Orang-orang ini bukanlah semuanya orang jahat yang tidak bisa diampuni.

Ada orang yang tidak bisa menolak karena eratnya hubungan, atau berdasarkan kebenaran, demi teman atau famili menyediakan tempat perlindungan yang aman. Tidak sama dengan benteng Zhang-feng yang melakukan kejahatan sendiri, di kota Wu-chang keadaannya sama sekali tidak ada kesempatan melakukan kejahatan seperti yang dilakukan benteng Zhang-feng.

Putra-putrinya keluarga Guan walau sedikit tidak tahu aturan, tapi mereka putra putri orang kaya yang tidak punya rekor kejahatan besar, tidak mungkin sampai berani membunuh orang atau mencelakakan orang.

Bagaimana dia bisa menggunakan cara yang dahsyat dan tanpa ampun menghadapi orang orang keluarga Guan"

Rupanya, tujuan Guan Mei-yun hanya ingin bermain asmara saja, tidak ada niat mengundang dia masuk ke rumah keluarga Guan, siasat Fu Ke-wei jadi sulit terlaksana.

"Aku bisa membuat kakak tidak bisa menempelmu." Guan Mei-yun dengan bangga menciumnya, "jika perlu aku suruh kakak Lan-yin menempel dia."

"Ilmu silatmu pasti cukup bagus." Katanya sambil berjalan melepaskan tangan dari tubuh seksi yang memikat itu, "sampai berani melawan seorang wanita gila yang ilmu silatnya tinggi, aku tidak ada keberanian ini."

"Aku tidak percaya dia orang gila, dia datang pasti ada tujuannya." Guan Mei-yun dengan benci membereskan bajunya, "selanjutnya jika dia masih berani datang lagi, Henmm...! Aku akan membuat dia benar-benar jadi orang gila."

Di dalam hati Fu Ke-wei tahu, wanita baju putih memang datang dengan tujuan, tapi dia tidak mengerti kata-kata wanita baju putih itu, apa maksudnya 'Kau lebih memalukan lagi, datang kesini untuk bersembunyi dari bahaya, malah menggaet wanita.'

Dia bukan datang untuk bersembunyi, tapi datang untuk memburu orang, jelas wanita baju putih itu salah melihat orang. Lalu siapa sebenarnya orang yang bersembunyi menghindar dari bahaya"

"Sudahlah, jangan dibicarakan lagi." Fu Ke-wei menepuk-nepuk bahu dia, "kau pergi beritahu nona Du, supaya dia hati-hati, wanita gila itu mungkin akan datang lagi. Aku akan kembali kepenginapan untuk mandi dan ganti baju."

Wanita cantik baju hijau, dengan wanita baju putih bersamaan muncul di vila teratai didalam taman Qing-feng.

Orang-orang keluarga Du lebih banyak wanita dari pada laki-lakinya, tamannya terlalu besar, orang yang tinggal disini kebanyakan pelayan wanita, hanya beberapa orang laki-laki yang bertugas menjaga pintu, jika ada pesta, baru mengutus banyak orang dari rumah untuk membantu.

Para pelayan wanita jadi ketakutan begitu mendengar di vila teratai muncul seorang wanita gila yang berilmu tinggi, semua jadi sembunyi dirumah utama yang ada dibagian depan, tidak berani lagi jalan-jalan ke tempat lainnya.

Taman Qing-feng yang luas ini, sekarang jadi sepi seperti kota mati.

0oo0 "Katamu orang ini juga memiliki ilmu batin yang hebat?" tanya wanita cantik baju hijau pada wanita cantik baju putih, "Ilmu Pengendali Roh juga tidak bisa menguasai dia?"

"Benar, dia hanya sebentar terpengaruh."

"Ilmu Liu-he-da-qian-neng (enam aliran bergabung jadi satu) juga tidak bisa melukai dia?"

"Aku telah melihat kemampuannya, dia bisa membelokan Qian-neng hingga menghancurkan rak bunga."

"Ilmu Liu-xuang-jun-yin (sinar mengalir menghindar bayangan.) mu juga tidak bisa meloloskan diri dari pengejaran dia?"

"Malah sebaliknya di tengah jalan aku dicegat dia, tanpa sempat bersiap dipukul sebelah telapaknya sampai salto dua kali."

"Sampai begitu" kakek juga tidak bisa mencapai taraf ini!"

"Kenyataannya begitu."

"Aku pikir orang ini pasti bukan satu kelompok dengan orang itu, jika tidak dia tidak akan seperti anjing di rumah duka melarikan diri dari kota kabupaten, lari sampai kesini." Wanita cantik baju hijau berkata, "berarti, kau tidak menemukan bajingan yang hina itu bersembunyi di rumahnya keluarga Du. Tapi apakah pesilat hebat yang misterius ini orangnya keluarga Du?"

"Tidak tahu. Begitu aku masuk kesana, disana baru ada orang, tidak diduga malah dua orang ini sedang bermain asmara."

"Selanjutnya kita harus perhatikan orang ini, jika keluarga Du punya seorang pesilat hebat yang seperti ini, kita akan mengalami kesulitan, orang-orang kita harus hati-hati mengawasinya, supaya tidak terjadi kerewelan yang tidak perlu."

"Orang ini tampaknya bukan anggota keluarga Du atau pengawalnya, sebelum dan sesudah kejadian, dia tidak menyelidiki masalah aku menorobos masuk, dan juga......" wanita cantik baju putih menceritakan kejadiannya.

0-0-0 Restoran Jia-bin adalah restorang paling mewah diluar kota, karena lokasinya didaerah pelabuhan yang ramai, maka menjadi tempat berkumpulnya para putra hartawan, diatas loteng di setiap ruang sekatan ada ruang kosong yang luas, bisa dipergunakan untuk pertunjukan tarian atau musik, juga boleh memanggil para penjaja sek yan g ternama menemani pesta untuk bergembira.

Saat sore hari, tiga bersaudara Guan, dan Du Lan-yin, membawa dua orang pelayan, beramai ramai menemani Fu Ke-wei naik keatas loteng restoran Jia-bin yang mewah itu, duduk didalam ruangan sekatan yang telah dipesan sebelumnya.

Dua orang pelayan menjaga diluar ruang sekatan, tamu restoran lainnya tidak diizinkan masuk.

Pesanan masakannya sangat melimpah, setelah sedikit mabuk, yang laki-laki suaranya semakin keras, yang wanita mengimpit Fu Ke-wei ditengah, semakin bebas tidak beraturan, alis dan sudut mata tampak bergairah, dengan alasan sedikit mabuk sedikit pun mereka tidak merasa malu.

Wanita yang cantik dan bebas, sedikit mabuk adalah saat yang paling memikat orang.

Tapi mereka tidak tahu, saat mereka memesan tempat pada restoran Jia Bin sudah menimbulkan perhatian orang lain.

Orang yang seharusnya datang, semua sudah datang, diantaranya termasuk Xie-shen yang berpakaian mewah, dia menyamar jadi seorang hartawan peminum arak, Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen, semua menyamar jadi hartawan setengah baya, tingkahnya cocok dengan kedudukkan dirinya.

Semua ruang sekatan model tertutup, didepan ada satu ruangan besar yang mewah, tersedia dua puluh lebih meja makan mewah yang disediakan dinding penyekat yang dapat digerakan, jika dinding penyekatnya disingkirkan, bisa dijadikan tempat pesta besar bagi hartawan besar.

Xie-shen bertiga memesan ruang sekat bersebelahan, suara diruang sebelah samar-samar bisa didengar.

Di ruang sekat lainnya, menjadi ruang makan empat orang, dua laki-laki dan dua perempuan.

Dua wanitanya, adalah wanita cantik baju hijau dan wanita cantik baju putih yang bermarga Jin.

Dua wanita ini tidak berdandan lagi, mereka menyamar menjadi kakak beradik keluarga menengah, wajahnya menggunakan obat perubah wajah, tidak jelas lagi wajah aslinya, yang tadinya cantik menawan sudah tidak ada lagi.

"Saudara He, dengarlah." Kata Guan Ji-zhong setelah minum tiga gelas arak, suaranya keras dan lantang sekali, "besok malam aku bawa kau ke suatu tempat, kau bisa main dengan sepuasnya, bersamaan juga bisa mengangkat harga diriku, jujur saja kukatakan, di kota ini berbicara harta kekayaan keluargaku adalah nomor satu, tentang ilmu silat juga kelas satu. Dengan sebutan aku tuan muda besar Guan, siapa pun tidak bisa dibandingkan denganku, hanya..."

"Hanya apa?" "Hanya soal bakat, dibandingkan dengan orang dari keluarga Shi yang di gerbang selatan, aku hanya kalah sedikit, sehingga aku selalu berada dibawah angin, aku justru takut pada nona nona di Hong-yuan itu......"

"Kau ingin mati yaa! Kak." Guan Mei-yun marah, "ternyata kau tidak berniat baik, bukannya membujuk saudara Xian-wei pergi berlatih silat, tapi malah menipu dia pergi ke Hong-yuan tempat kotor itu, kau ingin memakai kepintaran saudara Xian-wei mengadu dengan putranya keluarga Shi, ingin mengangkat gengsi di hadapan para sastrawan kotor. Puuih...! Jangan harap kau..."

Sambil berteriak-teriak, tangan dibawah meja malah memegang erat tangan besarnya Fu Ke-wei mengusap-usapkan ke dadanya. Kata-kata seperti ini keluar dari mulut putra-putrinya hartawan besar, sungguh membuat orang jadi mual.

Fu Ke-wei sedikit kelabakan, Du Lan-yin yang di sisi lain, tidak perdulikan pertengkaran Guan bersaudara, jari mulusnya menujuk bahu Fu Ke-wei, sebelah tangan mengangkat gelas arak, langsung menawarkan minum di mulutnya, tawa genitnya sangat memikat sekali, tubuhnya yang panas hampir menempel di tubuhnya.

"Lan-yin, kau jangan menawarkan arak saja, bantu aku bicara, baik tidak?" Guan Ji-zhong mengulurkan tangan dari bawah meja, mencubit Du Lan-yin di pahanya sambil tertawa cabul, "bujuklah adik kesayanganku, aku hanya mengajak saudara Xian-wei bersandiwara saja, setelah merebut gengsi langsung pulang, tidak akan meninggalkan dia disana, jika terjadi sesuatu, aku yang tanggung jawab."

"Kak, jangan kata adik Mei-yun tidak setuju, aku juga merasa keterlaluan." Guan Yue-yun mengjulurkan kaki, disentuhkan beberapa kali ke paha Fu Ke-wei, "tuan muda He adalah tamu, kau melakukan ini orang lain nanti akan mengatakan apa."

"Saudara Guan, Hong-yuan itu tempat apa?" Fu Ke-wei pura-pura bodoh, dengan bersemangat bertanya.

"Kau jangan pura-pura suci! Saudara He." Guan Ji-zhong tertawa keras, "kau adalah putra terhormat dari ibu kota, seharusnya mengerti keadaan ibu kota. Seratus tahun yang lalu raja kita Zheng-de, di ibu kota membuka usaha untuk raja, di antaranya ada Hong-yuan, sekarang kau mengerti kan" Hong-yuan nya kota Wu-chang dengan yang di ibu kota adalah sama, tempat yang bagus, ha ha......"

"Kalian ini semakin bicara semakin tidak benar." Guan Mei-yun seperti tawa tapi seperti tidak melihat dengan mata putih pada Fu Ke-wei, "kau malah bersemangat sekali! Kakak Xian-wei ku, kau paling baik jangan anggap kata-katanya kata-kata manusia, jangan mau diatur dia, tempat yang dia kunjungi tidak ada satu pun yang bersih, apa kau bisa ikut dengan dia?"

"Masalah laki-laki, wanita jangan ikut campur." Kata Guan Ji-zhong sambil minum segelas arak, tampak sangat semangat sekali, "aku katakan sekali lagi, saudara He! Kau bersama dengan nona-nona ini, tidak akan bisa bermain ke tempat yang luar biasa. Asal ikut dengan aku, di jamin kau di kota Wu-chang bisa hidup senang dan gembira, malah saking senangnya sampai lupa pulang!"

"Kak, jangan bicarakan hal yang menghilangkan semangat seperti ini, hal-hal demikian seharusnya tidak dibicarakan di depan adikmu, tidak pantas." Guan Mei-yun dengan tegas mencegah kakaknya bicara lagi, "Xian-wei adalah tamuku, kau jangan bujuk dia lagi baik tidak" Xian-wei, kau maha pengampun, aku bersulang dengan kau......"

Mereka berkelakar, saling bersulang arak.

Sebenarnya, tiga wanita ini tidak mengerti apa tujuan sebenarnya Guan Ji-zhong menempel Fu Ke-wei.

Empat orang itu mulai bersatu menyerang Fu Ke-wei, satu gelas satu gelas arak masuk ke dalam perut.

Di dalam hati Fu Ke-wei diam-diam tertawa, setiap permintaan yang datang tidak ditolak.

Tidak lama, Guan Ji-zhong yang pertama tumbang.

Hoa-fei-hoa yang berada di ruang sebelah, semakin mendengar semakin marah, beberapa kali dia ingin keluar melabrak, tapi selalu dicegah oleh Xie-shen dan Ouw Yu-zhen.

"Bagaimana dia bisa bergaul dengan putra-putri anjing ini?" Hoa-fei-hoa mendengar tawa genit kata-kata cabul dari tiga wanita yang mengajak minum arak, dia hampir meledak, "oh langit! Apakah dia mampu berperan jadi putra romantis" Kebanyakan dia akan terjerumus ke tangan tiga wanita jalang ini, hemm..!"

"Seluruh penduduk kota juga bisa jadi saksi, dia adalah putra romantis yang datang dari ibu kota, kau tidak mengakuinya juga tidak bisa." Xie-shen sedikit pun tidak terganggu, orang sudah tua tentu pintar, terhadap romantika sangat mengerti, "dia menutup semua wajah aslinya, bukan begitu" Kau lihat saja nanti."

"Tapi......" "Aku sedikit pun tidak khawatir pada tiga wanita jalang itu." Xie-shen meneguk seteguk arak, dengan nada penuh pengalaman, "tidak salah, seluruh laki-laki didunia, kecuali orang suci yang hanya sedikit, kebanyakan sulit menolak daya tarik wanita, apalagi wanita yang cantik, muda, dan dengan susah payah diam-diam menyatakan perasaannya."

"Omong kosong!"

"Benarkah?" Xie-shen tertawa tawar, "tidak salah, memang tiga wanita jalang ini cantik, genit membuat orang sulit menolak."

"Memang begitu, aku tahu daya tariknya wanita." Kata Hoa-fei-hoa tidak bisa marah.

"Tapi sudah kau pikirkan belum?"

"Pikirkan apa?"

"Di Shan-xi, beberapa wanita cantik yang berhubungan dengan dia, misalnya, kau, Xiao Zhen, Xiao Ling, dan juga Shi-tu Yu-yao, tiga wanita jalang ini apa bisa dibandingkan dengan kalian" Akhirnya bagaimana" Dia dengan santainya naik kuda, melambaikan tangan pergi jauh, hanya mengatakan sampai jumpa, sampai berita dan jejak pun tidak ditinggalkan. Xiao Ji, jangan khawatir dia bisa terjerumus di tangan tiga wanita jalang ini, tujuan dia, mungkin aku bisa bocorkan sedikit rahasia."

"Kau bukan ulat di dalam perut dia." Hoa-fei-hoa berkata, "menurut dugaan mu......"

"Pasti ada hubungannya dengan Yu-shu-xiu-shi."

"Kata-kata setan! Aku dengan adik Zhen mengikuti jejak Yu-shu-xiu-shi beberapa hari, dari Zhen-jiang mengikuti sampai Nan-jing, lalu mengikuti sampai kota kabupaten Wu-chang. Jika bukan karena dua wanita dari Jin-she-dong itu muncul, Yu-shu-xiu-shi pasti tidak akan bersembunyi di kota Wu-chang." Hoa-fei-hoa membantah pendapatnya Xie-shen, "dan dia, sudah tiba dari Nan-jing beberapa hari sebelumnya. Kau kira dia itu dewa, bisa tahu sebelumnya, tahu dulu, tahu yang akan datang, sebelumnya sudah menunggu disini si bocah penakut itu?"

"Apa berani bertaruh?"

"Aku tidak pernah bertaruh dengan orang, apalagi bertaruh dengan manusia yang penuh pengalaman seperti kau, walau taruhannya hanya satu sen pun, aku tidak mau."

"Kau cukup pintar, bisa tahu diri." Kata Xie-shen dengan bangganya, "tiga wanita jalang ini yang satu marga Du, Yu-shu-xiu-shi bersembunyi di sebuah tempat di goa rahasianya. Tidak perduli apakah dia dewa yang tahu segalanya sebelum kejadian, atau kebetulan, pokoknya ada sebab musababnya. Jika aku katakan keluarga Guan dengan keluarga Du dan juga Yu-shu-xiu-shi, semua berhubungan dengannya, kali ini dia datang dengan sabar sebagai seorang putra terhormat, untuk menggaet tiga wanita jalang ini. Malah aku curiga dua wanita dari Jin-she-dong, adalah teman dia! Apa kau merasa aneh?"

"Aku jadi bingung mendengar kata-kata mu." Kata Hoa-fei-hoa tidak mengerti.

"Paman Tu, aku pikir tuan melakukan ini, sangat mungkin ada hubungannya dengan ketua benteng Xi dan anaknya." Kata Ouw Yu-zhen tenang.

"Ooo..! Kau punya dasar apa?"

"Saat berpisah di Shan-xi, tuan membawa kakak Chao disisinya, tujuannya adalah supaya dia menunjukan siapa saja orang persilatan yang pernah ada hubungan rahasia dengan Xi Zhangfeng. Jika pelayan kecil yang ada disisi tuan adalah kakak Chao yang menyamar, sasaran tuan mungkin adalah ketua benteng Xi dan anaknya."

"Mmm! Masuk akal." Xie-shen merasa analisanya Ouw Yu-zhen dekat dengan kenyataan, "Kenapa kita tidak mulai dengan menyelidik dulu dasar keluarga Guan dan keluarga Du" Paling sedikit saat diperlukan kita bisa membantu dia!"

"Betul!" kata Hoa-fei-hoa gembira. "Kita tentukan begitu saja. Aku tahu kau adalah ahlinya menyelidik, aku dan Xiao Zhen juga tidak lemah, kita sekarang berpencar melakukannya, jika tidak perlu, kita hanya melakukannya diam-diam saja, menjaga agar jangan terjadi hal yang tidak diduga, jangan sampai kau tidak bisa menahan diri, sekali marah dan bertindak liar akan merusak seluruh pekerjaan! Banyak-banyak mendengar pendapat Xiao Zhen, dia orangnya lebih tenang." "Baik! Aku menurut dia saja."

Dua wanita dan dua orang laki-laki dari Jin-she-dong yang berada di sebelah lain di ruang sekatan, reaksinya berbeda.

Wanita cantik baju putih, seperti telah makan sesuatu benda yang mudah terbakar.

"Dia dengan wanita marga Guan itu bukan suami istri, malah terang-terangan di vila teratai di taman Qing-feng melakukan hal yang memalukan." Kata Wanita cantik baju putih marah, "pesilat tinggi yang ilmunya begitu sempurna, mana boleh memanfaatkan kedudukan sebagai sastrawan romantis, dengan segala cara menggaet wanita baik-baik" Dia sangat jahat! Dia justru melakukan hal yang hina."

"Mmm! Hal ini sangat mencurigakan." Kata laki-laki setengah baya, "Ying-ying, putra terhormat dari ibu kota yang hanya tampangnya saja putra terhormat tapi kelakuannya berlawanan, apa yang kau katakan itu, apa benar orangnya sama dengan orang yang kau temui siang hari tadi?"

"Sedikit pun tidak salah," kata wanita cantik baju putih, nadanya sangat pasti, "membakar dia sampai jadi abu pun, aku masih bisa mengenal dia."

"Aneh." "Paman, apanya yang aneh?"

"Tiga wanita muda ini semuanya bunga bekas, sejak lahir tabiatnya memalukan, tidak terhitung wanita hebat di dunia persilatan," wanita setengah baya memberi komentar pada kata-kata suaminya, "dia datang dari ibu kota, gengsi putra terhormatnya pasti tidak akan rendah. Ying-ying, dirimu dibandingkan dengan tiga wanita iblis ini, tidak perduli wajah atau ilmu silat, sama sekali tidak bisa dibandingkan, betul tidak?"

"Ini......" "Wen-wen pernah menceritakan kejadiannya padaku. Saat itu, kau sebenarnya telah berada dalam kekuasaannya, dia mau berbuat apapun tidak ada yang bisa menghalanginya, tapi hasilnya, menurut apa yang kau ceritakan, dia adalah seorang pria sejati. Kau beruntung bisa lolos, dia sampai tidak mau melihat juga tidak sudi melakukannya. Lalu, kenapa dia menyembunyikan keadaannya sebagai seorang pesilat tinggi yang memiliki ilmu silat hebat, dan mau bergaul dengan putra-putri orang kaya yang tidak tahu malu ini?"

"Dia pasti mempunyai tujuan yang tidak boleh diketahui orang." Wanita cantik baju hijau berkata, "tangkap saja dia maka akan ketahuan tujuannya. Jika kita tidak mau mengurus masalah dia terlebih dulu, dan membiarkan dia tinggal di keluarga Du, pasti akan menggagalkan pengejaran kita terhadap pelaku kejahatan."

"Kita tidak boleh ceroboh, tunggu sampai masalahnya jelas baru bergerak, mungkin dia tidak ada maksud jahat pada kita." Pria setengah baya mencegahnya.

0-0-0 Meski Nie-sha-yin-hoa tidur, dia sangat waspada, memang sebenarnya dia tidak benar-benar tidur.

Tempat tidur dia terletak di ruang luar, lampu minyak di atas mejanya hanya dinyalakan satu sumbu.

Satu lampu seperti kacang, menyinari remang-remang seluruh kamar.

Dia sedikit pun tidak mengkhawatirkan keadaan Fu Ke-wei.

Dengan menyamar sebagai pelayan kecil yang setia, dia tidak menanyakan gerak-gerik majikannya, memang perbuatan majikan bukanlah hal yang harus diatur oleh seorang pelayan, jadi dia hanya dengan sabar menunggu perubahan.

Dia sudah tahu ada orang yang diam-diam mengawasinya.

Pintu kamar diam-diam terbuka, di dalam kamar sudah ada dua orang.

Dia dalam keadaan sadar, dia tidur tidak membuka baju seperti pelayan biasanya, dengan setia dia menunggu majikan pulang dan harus siap setiap saat diperintah.

Dia merasa aneh, malam ini kenapa orang yang diam-diam mengawasi sudah tidak sabar lagi" Pasti telah terjadi perubahan diluar dugaan, orang yang mengawasi tidak ragu-ragu lagi menampakan diri, mulai mengorek dirinya.

Di dalam kamar sinarnya remang-remang, dia menyipitkan matanya pura-pura tidur, dia sudah melihat keadaan di dalam kamar dan telah melihat dengan jelas tamu yang tidak diundang.

Ternyata bukan mata-mata yang telah dia di ketahui dia, adalah dua bayangan langsing yang cantik.

Di dalam hati dia timbul pertanyaan"

Api lampu dikamar tiba-tiba diperbesar hingga ruangan menjadi terang, tapi dia tetap terbaring diatas ranjang pura-pura tidur.

"Kau pasti sudah tahu ada orang yang datang." Wanita cantik baju putih Jin Ying-ying menepuk-nepuk tiang ranjang, "majikanmu berilmu hebat, kau tentu juga tidak lemah, jika tidak bangun, aku akan menghancurkan ranjang ini, paling baik kau percaya aku bisa mengatakan juga bisa melakukannya."

Chao Yung-ling tidak bisa berpura-pura tidur lagi, tapi sengaja pura-pura terkejut dan bangkit duduk.

Dia jadi tertegun! Dua wanita yang satu berbaju hijau dan yang satu berbaju putih, di bawah sinar lampu kecantikannya membuat mata silau, kecantikannya tidak dibawah dia. Maka tahulah dia wanita yang bertemu dengan Fu Ke-wei di taman Qing-feng telah datang.

"Kalian ini memang keterlaluan?" dia tidak bisa pura-pura jadi pelayan yang tidak bisa silat, "majikanku tidak ada permusuhan tidak ada dendam dengan kalian, jika masing-masing ada perselisihan kecil, setelah masalahnya berlalu, bukankah lebih baik jangan di ungkit lagi" Sedikit salah paham saja, jika di taruh di dalam hati tidak akan ada habis-habisnya, hidup ini akan jadi susah."

"Ih...! Kau seorang wanita." Wanita baju hijau Jin Wen-wen tertegun.

"Ini......ini apa ada yang salah?"

"Kau sudah berapa besar?"

"Kau bertanya ini ada maksud apa?"

"Jawab pertanyaan aku!" Jin Wen-wen berteriak dingin dengan nada dalam.

"Tidak lebih kecil dari padamu, aku sudah dua puluh empat tahun."

Nie-sha-yin-hoa berpikir di dalam hati, jika wanita ini marah, benar-benar ada sedikit hawa menakutkan.

"Kau menyamar jadi pelayan."

"Putra terhormat melancong memperdalam ilmu, tentu saja harus ada pelayan baru cocok dengan kedudukannya."

"Kau satu kamar dengan dia?"

"Ih...! Kau ini aneh, kamar kan ada luar dan dalam, aku adalah pelayan yang bertugas melayani majikan, apakah ada yang salah?"

"Kau adalah wanita yang sudah dewasa, katakan! Kau ini sebenarnya siapanya dia" Budak" Atau......"

"Baiklah! Aku akan beritahukan padamu sejelas-jelasnya." Nie-sha-yin-hoa sedikit sadar, dia sadar lawan telah salah berpikir, "aku sebenarnya memang adalah salah satu budaknya, tapi tuan muda tidak pernah memandang kami sebagai budaknya, tapi memandang kami sebagai teman atau saudaranya."

"Bagaimana ceritanya?"

"Kami adalah orang yang pernah mati sekali atau beberapa kali, tuan muda telah menyelamatkan kami, maka kami dengan suka rela jadi budaknya, namun dia telah memberi kami persahabatan dan harga diri. Dia pernah berkata padaku, kalian bukan musuhnya, terhadap orang yang bukan musuhnya, dia tidak mau perduli. Tapi jika kalian melukai aku, walau kalian bersembunyi di bawah singgasananya kaisar, dia tanpa rasa takut akan menangkap kalian keluar. Aku pikir, apa yang telah aku katakan sudah cukup jelas, kalian pergilah!"

"Kalian benar datang dari ibu kota?"

Sikap Jin Wen-wen tambah ramah, tidak tampak sikap permusuhan lagi.

"Itu tidak penting, nona." Nie-sha-yin-hoa tetap dengan tersenyum, "raja dan para pejabat tinggi, di ibu kota sering melakukan tindakan yang merugikan masyarakat, makanya orang yang datang dari ibu kota buat masyarakat kota Wu-chang kecuali takut, selebihnya adalah benci dan memaki, orang persilatan biasanya tidak menanyakan asalnya dari mana."

"Dia mencintaimu?"

"Dia mencintai semua temannya, lebih-lebih cinta pada kami para pelayan wanita dan laki-laki. Jika kalian benar-benar ada perselisihan yang belum bisa didamaikan dengan tuan mudaku, paling baik langsung dibereskan dengan dia, jangan berpikir apa-apa padaku, nanti masalah akan lebih kacau, dan tidak bisa diselesaikan."

"Dia meninggalkan kau seorang diri tidak memperdulikan, seharusnya tahu orang yang menagih hutang tidak pandang caranya."

"Dia tahu aku mampu melindungi diriku."

"Ooo..." Kalau begitu kau adalah salah seorang pesilat tinggi di dunia persilatan" Bisakah beritahukan sebutannya?"

"Sebutan dulu sudah dikubur, sekarang aku hanya pelayannya tuan." Nie-sha-yin-hoa menolak menyebutkan julukannya.

"Baiklah! Jika kau tidak mau mengatakannya, aku juga tidak memaksa. Malam ini tuanmu di undang oleh nona kedua Guan, dan juga sudah mabuk sekali, saat ini di atur tinggal di taman anggrek nona besar Guan, kau tidak khawatir?"

"Hal yang dia lakukan, orang lain tidak perlu mengkhawatirkannya, dia juga tidak mengijinkan aku terlibat. Sekalian kukatakan, jangan melukai mata-mata yang diutus itu, mereka hanya melakukan tugas, sebenarnya mereka tidak ada pengaruh apa-apa."

"Tuanmu, apakah tahu orang yang dijuluki Yu-shu-xiu-shi dari perkumpulan Cun-qiu itu?" Jin Wen-wen memperkeras suara, seperti sengaja supaya para mata-mata itu mendengar dengan jelas.

"Aku pernah dengar dia mengatakan orang ini, orang ini sangat jahat."

"Kalian bukan temannya, apa betul?"

"Teman" Tuanku tidak akan punya teman semacam dia, menjinjing sepatu tuanku saja dia tidak pantas."

"Kau tahu asal-usul kami?"

"Pernah kudengar tuan menyebutnya, kalian adalah orang dari Jin-she-dong."

"Jika tahu asal-usul kami, maka seharusnya tahu aturan kami, orang Jin-she-dong melakukan sesuatu hal, tidak mengizinkan orang ikut melibatkan diri." Sikap Jin Wen-wen tambah ramah lagi, "Yu-shu-xiu-shi dan kawan-kawannya, lima orang adalah musuh kami, mereka saat ini sedang bersembunyi didalam taman Qing-feng keluarga Du, tolong beritahukan pada tuanmu harap jangan pergi ke taman Qing-feng, supaya tidak mengganggu pekerjaan kami."

"Baik, aku akan beritahukan dia." Nie-sha-yin-hoa menganggukan kepala, "tapi aku juga ada satu hal yang ingin memberitahukan pada nona, tuanku tidak pernah melibatkan diri mengurus urusan orang lain, tapi juga tidak senang orang lain mengurusi urusannya. Biasanya Jin-she-dong tidak terlibat dalam urusan dunia persilatan. Maka, harap nona-nonajuga tidak mengganggu pekerjaan tuanku, supaya tidak terjadi perseli-sihan yang tidak ada gunanya."

"Asal tuanmu tidak mengganggu gerakan kami mengejar penjahat, kami tidak akan mengurusi urusan tuanmu."

"Baik, kalau begitu aku jadi tenang."

"Maaf telah mengganggumu, kami pamit."

"Silahkan," Nie-sha-yin-hoa dengan sopan mengantar tamu.

0-0-0 Guan Ji-zhong mabuk, beberapa saat dia dibopong oleh dua pelayannya pulang kerumah, baru saja minum satu mangkuk kuah penyadar arak, mata-matanya dengan terburu-buru datang.

Didalam kamar rahasia berkumpul lima orang, mendengarkan laporan mata-mata.

Setelah Guan Ji-zhong selesai mendengar laporan mata-matanya, mabuknya telah setengah hilang.

"Orang-orang perkumpulan Cun-qiu, tanpa alasan bersembunyi di kota kita, sebenarnya ada tujuan apa?"

Orang setengah baya yang wajahnya kurus kering dengan tidak tenang berkata, "pantas mati! Gerakannya pasti ditujukan pada kita. Keluarga Du diam-diam menampung musuh kita, sungguh keterlaluan, sangat tidak setia kawan, sangat mungkin dimuka bersahabat, diam-diam sedang menbuat siasat mencelakai kita, pantas mati!''

"Pengurus Yan, ja......jangan sem......sembarangan menerka." Meski Guan Ji-zhong masih mabuk tapi hatinya sadar, dia mencegah anak buahnya sembarangan menduga, "keluarga Du sama sekali tidak tahu kita ada permusuhan dengan perkumpulan Cun-qiu. Dulu ketika Du Jin-yuan berkelana di dunia persilatan, memang ada berhubungan dengan Shen-li-jin-gang (dewa bertenaga Jin-gang = orang yang bertenaga hebat), menampung Yu-shu-xiu-shi, bukan salah dia."

"Aku tetap merasa curiga." Pengurus Yan mempertahankan pendiriannya, "tamu baru datang beberapa hari, musuh diam-diam telah tiba, aku tidak pernah percaya kata-kata kebetulan ini, musuh yang datang malah orang orangnya Jin-she-dong......"

"Begini sajalah! Cepat utus orang lapor pada tuan besar, lihat apa kata ayahku."

Guan Ji-zhong sepertinya juga merasa masalahnya tidak biasa, terpaksa mundur selangkah.

"Terima perintah." Seorang setengah baya yang ada dibawah menyahut.

0oo0 
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar