Pengelana Rimba Persilatan Bab 14

Bab 14

Keledai kecil terkenal karena bandelnya, jika dia senang berjalan ya jalan, jika tidak senang memukul dia sampai mati pun dia tidak akan mau jalan.

Dua orang penuntun keledai itu adalah ahlinya, dua ekor keledai kecil itu menurut saja dituntunnya, jalannya juga mantap sekali.

Dari depan datang empat orang pejalan kaki, seorang berjalan di depan sedang tiga lainnya di belakang, jarak yang di depan dengan yang di belakang kira-kira dua zhang, orang tidak bisa menilai keempat orang ini apakah satu rombongan atau tidak.

Sewaktu Hoa-fei-hoa (Bunga Bukan Bunga) empat orang berada di Lin-jia-gou, saat sedang terjadi peristiwa mereka sedang tidak berada disana, mereka sama sekali tidak tahu ada tamu siapa saja di dalam penginapan itu, tentu saja lebih-lebih tidak tahu di penginapan seberang ada siapa saja"

Ketika melihat Fu Ke-wei dengan tiga temannya dari belakang berjalan ke depan, tentu saja tidak tahu dua diantaranya adalah korban dari penginapan Yue-lai.

Tentu saja Fu Ke-wei juga tidak kenal Hoa-fei-hoa yang sedang menyamar.

Tapi dia adalah orang dunia persilatan yang lincah, bermata tajam, juga punya daya ingat tinggi, sekali saja melihat dia sudah dapat mencari dan mengingat satu ciri yang paling khusus dari semua ciri khusus, sekali melihat tidak akan lupa.

Ini adalah syarat yang harus dimiliki oleh seorang persilatan------peneliti yang tajam.

Wanita tua kampung yang berada di atas punggung keledai itu, sepasang matanya tidak seperti tubuhnya, walau sengaja menyipitkan mata seperti lesu, tapi wajahnya tampak cerah penampilannya tampak bersemangat, mata yang disipitkan jadi jelas membocorkan rahasianya.

Dari nona cantik berusia dua puluhan, tiba-tiba berubah jadi nenek berusia lima-enam puluh tahun, tapi sepasang mata yang bersinar, tidak bisa mengelabui mata Fu Ke-wei yang tajam.

Tentu saja kecuali matanya, masih ada ciri lain yang dapat diketahuinya.

Seperti bentuk hidungnya dilihat dari samping, hidungnya telah digambar beberapa kerutan, tapi bentuknya tidak berubah, seorang ahli jika memperhatikan ini akan bisa membedakannya.

Fu Ke-wei yang berjalan di sisi jalan, sesaat berniat mempermainkannya, maka pada wanita tua kampung yang berada di punggung keledai memberi senyum.

Begitu dia tertawa terbukalah rahasianya, empat orang itu semua jadi waspada pada dia.

Hoa-fei-hoa yang tengah lewat, mata yang disipitkan tiba-tiba membuka.

"Tahan dia!" Hoa-fei-hoa membalikan kepala menunjuk pada Fu Ke-wei, menyuruh dua orang teman yang ada dibelakang bertindak.

Teriakannya telah membuka penyamarannya.

Orang tua kampung yang menuntun keledai di belakang, melepaskan tali yang dipegangnya, sekelebat mendekat, tangannya diulurkan, menggunakan jurus Cakar Elang mencoba menangkap pergelangan tangan, jari tangan yang kurus kuning mencengkram laksana kilat.

Fu Ke-wei tiba-tiba mundur ke sisi jalan dua zhang lebih, menghilang dari cengkeraman lawannya, lalu muncul kembali, tampaknya ketika menghilang dan muncul kembali, seperti tidak ada perbedaan waktu saking cepatnya, dalam jarak dua zhang dia seperti tidak bergerak.

Ouw Yu-zhen tiga orang yang mengikuti dari belakang, bersamaan berhenti di pinggir jalan.

"Iiih...!" Empat orang itu terkejut, bersamaan waktu berteriak terkejut!

"Sialan!" teriak Fu Ke-wei dengan nada aneh, "di siang hari bolong begini, apa kau ingin merampok" padahal dandananmu tidak seperti perampok!"

"Aku tidak percaya!" teriak orang tua kampung menenangkan diri.

Dia kembali datang menerjang, kecepatannya bertambah satu kali lipat, cakar yang diulurkan tenaganya juga bertambah satu kali lipat, kali ini cakarnya menyerang wajah dengan keji, sekarang niatnya jadi melukai orang bukan menangkap orang lagi.

Tapi sekali lagi cakarnya kembali gagal, Fu Ke-wei kembali muncul di sisi jalan.

"Hey! Cakarmu sungguh lihay!"

Dia membalikan kepala berteriak pada orang tua kampung yang serangannya gagal, sedangkan orang yang menyerangnya masih belum keburu membalikan tubuh, berdiri bengong di tempatnya, "kau sisakan saja untuk menggaruk punggungnya Niu Lang-xing! Aku sih tidak mau digaruk."

Dari samping muncul Hoa-fei-hoa yang menyamar menjadi seorang wanita tua kampung, sepasang matanya bersinar dingin.

"Kau bicara apa?" bentak Hoa-fei-hoa.

"He he he! Kau kan sudah tahu aku bicara apa, betul tidak?"

"Betul sekali......"

Hoa-fei-hoa maju dengan dua jarinya menunjuk dada, menotok jalan darah Qi-kan, di bagian bawah kakinya menendang selangkangan. Dia menyerang dari atas dan bawah, begitu suaranya terdengar jurusnya sudah tiba, sungguh seperti geledek, cepat, keji, sangat menakutkan.

Dengan kecepatannya, Hoa-fei-hoa tampak sangat percaya diri, dia menyerang saat lawan tidak siap, dia memperkirakan serangannya akan membuat lawannya roboh.

Di luar dugaan Fu Ke-wei kali ini tidak lagi menghindar, tangannya bergerak kedua arah, ke atas memukul pergelangan tangan yang datang menotok, ke bawah menangkis kaki yang menendang selangkangan.

Terdengar suara keras beradunya kedua tenaga, Hoa-fei-hoa terdorong mundur sejauh delapan che.

Seorang pelayan wanita yang menyamar wanita tua kampung, terbang meninggalkan punggung keledai dan menyerang dari atas, sepasang cakarnya dibuka turun dari langit, laksana elang marah menangkap kelinci.

"Pergi kau!" Fu Ke-wei membentak, tubuhnya sedikit bergerak, sebelah tangannya menangkap tangan kanan pelayan wanita itu, lalu dilemparnya keluar.

Pelayan wanita itu sekali lagi berteriak, kaki dan tangannya bergerak tidak menentu, dia terlempar ke sisi jalan.

Niu Lang-xing yang menyamar seorang tua kampung cepat maju, sambil menggigit gigi sebelah telapaknya menyerang, mencoba memukul pada dada Fu Ke-wei, tenaga dalamnya seperti air bah menerjang.

Fu Ke-wei tidak menangkis, dia melayang mundur satu zhang lebih, sambil tertawa keras langsung lari ke dalam hutan.

Hoa-fei-hoa yang kembali datang menerkam, hampir saja jarinya mengenai Niu Lang-xing yang ada dihadapannya, Niu Lang-xing terkejut sampai mengeluarkan keringat dingin.

Tenaga jari Hoa-fei-hoa bisa melukai orang dari jarak satu zhang tujuh delapan che, sangat menakutkan.

"Jangan sampai dia lolos."

Hoa-fei-hoa cepat berteriak, setelah melihat Ouw Yu-zhen bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar.

"Nona, bawa pedang......"

Pelayan wanita yang menyamar wanita tua kampung cepat-cepat berteriak, mengambil pedang yang ada didalam bungkusan di atas punggung keledai.

Sepasang Bintang Perak sangat gelisah, mereka tidak ada waktu mengambil pedangnya, mereka bersama-sama langsung lari mengejar, sedang bayangan punggung Hoa-fei-hoa sudah berada jauh tiga puluh langkah lebih, kecepatannya sulit dibayangkan.

Satu-satu nya cara adalah membunuh orang untuk membungkam mulut, bagaimana tidak terburu-buru mengikuti mengejar"

Mereka sudah tidak ada pilihan lain. Pelayan wanita itu menuntun dua ekor keledai, juga cepat-cepat mengikuti mengejar.

"Ternyata dua orang ini adalah sumber mala petaka, yang membuat aku hampir saja terbunuh di kuil dewa tanah, ayo kita cepat pergi membantu!" Xie-shen berteriak pelan.

"Tunggu!" Ouw Yu-zhen mengulur tangan menarik lengan baju dia, "Tuan sengaja memancing mereka pergi, pasti ada maksudnya, kita pelan-pelan saja mengikuti."

"Melihat tampang tuan muda yang jujur, siapa yang menyangka begitu nakal, sungguh tidak mirip sekali." Kata Nie-sha-yin-hoa tertawa.

Semua orang segera melintas gunung mengikuti.

Ilmu meringankan tubuh ketiga orang ini hebat-hebat, tapi Hoa-fei-hoa lebih hebat lagi, dia bergerak seperti angin kencang yang cepat sekali.

. Tapi dibandingkan gerakan Fu Ke Wei, mereka tetap saja masih kalah, begitu mengejar masuk ke dalam hutan, di depan sudah tidak terlihat ada benda yang bergerak, hutannya kosong dan tenang, orangnya telah menghilang!

Hoa-fei-hoa jadi bengong, tidak tahu harus mengejar ke arah mana"

"Sudah, tidak bisa dikejar lagi nona Hoa." Niu Lang-xing tiba dengan nafas terengah-engah, dengan hati sedikit gentar dia berkata, "bocah ini seperti setan, gerakan tubuhnya tidak menentu, setiap saat dia bisa melepaskan diri dari kita, dapat terkejar juga kita tidak dapat berbuat apa apa, meski kita berempat maju bersama juga tidak dapat mengalahkan dia, lepaskan saja!"

"Bagaimana bisa tidak dikejar?" kata Hoa-fei-hoa masih penasaran, "jika dia menyebarkan berita, rencana kita pergi ke benteng Zhang-feng menagih hutang pasti akan gagal total, kita harus membunuh untuk menutup mulutnya."

"Tapi......" "Tidak ada tapi, kita bagi ke beberapa arah, masuk kehutan mencarinya."

Zhi Nu-xing sudah sampai, tidak lama pelayan wanita Hoa-fei-hoa juga tiba dengan menuntun dua ekor keledai kecil, empat orang itu membagi diri mencari ke dalam hutan.

Jika orang yang dikejar berniat melarikan diri, mungkin sudah lari sejauh sepuluh li lebih.

Begitu empat orang itu keluar dari hutan, di depannya ada lapangan rumput seluas satu li lebih, tertanam banyak rumpun pohon pendek, Fu Ke-wei sedang berdiri dengan santainya di lapangan rumput tujuh delapan zhang dari hutan, di tangannya memegang satu tongkat kayu sepanjang empat che.

"Kemarilah! menghadapi orang yang akan mengeroyok di sana kurang menguntungkan." Teriak Fu Ke-wei pada Hoa-fei-hoa yang pertama muncul, "kuakui kalian ini hebat, tapi aku tidak bisa terima, disini aku akan menemani kalian bermain dua-tiga hari, cukup untuk menunggu Satu Pedang Dunia ketua benteng Xi kembali melakukan perhitungan dengan kalian."

Empat orang itu pelan-pelan maju, berdiri berdampingan di depan Fu Ke-wei, sepertinya tidak berniat mengepung dan mengeroyok dia.

"Siapa kau?" tanya Hoa-fei-hoa dengan nada dalam, dia tidak terburu buru lagi.

"Kenapa kau perdulikan siapa aku" Aku kan tidak mengganggu kalian!" suara dia besar sekali, "aku berjalan tidak mengganggu orang, malah Kalian seperti kesurupan, tanpa alasan menyerang mau merampok, lebih galak dari pada perampok. Aneh! Kalian seperti timbul kesenangan jadi seperti anjing gila, sembarangan menggigit orang!"

"Jangan main-main di depanku!" Hoa-fei-hoa berteriak marah, "kau kenal kami, tahu asal-usul kami, aku ingin tahu asal usulmu."

"Tidak perlu menanyakan asal-usul, bagaimana pun di antara kita tidak ada dendam atau permusuhan, paling baik seperti air sumur tidak mengganggu air sungai, aku tidak akan perdulikan perlakuan kurang ajar kalian terhadap aku." Kata-kata dia masuk akal, wajah yang ingin meredakan masalah tampak jelas, tapi di dalam perkataannya sangat keras, "jika kalian tidak mau berhenti, akibatnya tanggung sendiri."

Hoa-fei-hoa adalah orang yang ternama di dunia persilatan, situasi seperti ini, juga tidak mengizinkan dia untuk mundur.

"Kau tahu Satu Pedang Dunia?" Hoa-fei-hoa penasaran, terus mencari akal untuk bisa membuat dia bicara.

"Orang yang berkelana di dunia persilatan, siapa yang tidak tahu Satu Pedang Dunia?" katanya dengan enteng, "benteng Zhang-feng dibangun oleh si tua brengsek itu, di pedalaman pegunungan Li-liang, dia sering membawa anak buahnya keluar dari benteng untuk berlagak, diam-diam menjadi perampok, dan merampok hartawan di berbagai tempat, sampai pemerintah juga harus sedikit mengalah pada dia!"

"Mendengar nada pembicaraanmu, sepertinya sedikit pun tidak menghormat pada dia."

"Kenapa aku harus menaruh hormat pada dia" Aku seorang persilatan biasa, tidak perlu berhubungan dengan orang besar ini."

"Kau asal bicara saja, jelas kau adalah mata-matanya benteng Zhang-feng yang hebat, kau tidak mati......"

Belum habis suaranya terdengar, satu sinar kilat terbang keluar dari tangan kiri Hoa Bu Hoa.

Sepasang Bintang Perak dan pelayannya, sepertinya sudah ada janji diam-diam dengan Hoa Bu Hoa, bersamaan waktu juga melepaskan senjata gelapnya, semua senjata itu mengarah ke Fu Ke-wei yang hanya berjarak dua zhang, siulan senjata gelap yang membelah angin bagi orang yang mendengar hatinya jadi dingin.

Mereka semua adalah pesilat tinggi diantara pesilat tinggi, ilmu silatnya sangat hebat, senjata gelap yang digunakan pasti lebih keji, lebih menakutkan.

Tubuh Fu Ke-wei berkelebat sekali, mendadak menghilang.

Empat orang itu mengikuti senjata gelapnya ikut maju menerjang, tapi sesaat masih terlambat, empat macam senjata gelap tebang sejauh sepuluh zhang lebih, begitu tenaga lemparannya habis lalu jatuh ke dalam rumput, orang yang ikut di belakangnya, jadi menerjang tempat kosong.

"Ha ha ha ha......"

Sebuah tawa keras terdengar dari depan sisi hutan di belakang tubuh mereka, bayangan orang muncul, berkelebat sekali lagi, lalu kembali menghilang.

Empat orang itu tidak sempat memungut kembali senjata gelapnya, masing-masing menggunakan ilmu meringankan tubuh yang hebat sekuat tenaga mengejar.

Setelah mengejar setengah harian, hanya terlihat bayangan orang yang mendadak muncul mendadak menghilang, selalu tidak terkejar, terakhir bayangan itu hilang di dalam hutan.

"Sudah, jangan di kejar lagi! Orang ini sengaja mempermainkan kita, perjalanan kita ke benteng Zhang-feng, akan mendapat banyak kesulitan."

Hoa-fei-hoa terpaksa menyerah, dengan putus asa menghentikan langkahnya.

"Mungkin dia bukan orangnya benteng Zhang-feng." Zhi Nu-xing berkata, "penjahat keji yang berlindung di benteng Zhang-feng, tidak akan sembarangan keluar benteng. Anak buah kepercayaannya ketua benteng Xi memang adalah pesilat tinggi yang amat lihay, tapi pasti tidak ada yang sehebat orang ini. Nona Hoa, aku berani pastikan, perjalanan kita ke benteng Zhang-feng, orang ini bukan ancaman.''

Di belakang empat orang itu mendadak terdengar suara yang mengejek:

"Aku memang bukan orang benteng Zhang-feng, hanya wanita yang paling cantik di dunia persilatan ini yang menuduh aku anak buahnya benteng Zhang-feng......"

"Kau pantas mati......"

Hoa-fei-hoa mendadak membalikan tubuh, terdengar suara keluarnya pedang, tubuh dan pedang menjadi satu mendadak menyerang dengan cepat, hawa pedang yang menusuk tulang mendadak muncul, dia telah mengerahkan seluruh kekuatannya, dia ingin saat lawan tidak siap, melakukan satu serangan mematikan.

"Hemm..." Fu Ke-wei membentak, tongkat kayunya diayunkan, kecepatannya membuat orang tidak bisa melihat, buug... satu suara miring mengenai badan pedang, tapi kulit kayu itu sedikitpun tidak rusak.

Hoa-fei-hoa melayang miring delapan che, dia terkejut sekali!

Pedangnya dipukul keluar oleh tongkat kayu, getarannya sangat kuat sekali, walau bukan seorang ahli, dia tahu tenaga dalam kedua belah pihak berbeda jauh, tenaga aneh yang keluar dari tongkat kayu, sedikit pun tidak terpengaruh oleh hawa pedang.

Fu Ke-wei melangkah satu langkah kesamping, dia juga di dalam hati merasa terkejut.

Dalam pukulannya tadi dia telah menyalurkan tenaga dalamnya, dalam perkiraannya dia bisa memukul lepas pedang dari tangan lawannya, malah bisa memukul patah pedangnya, tapi di luar dugaan dua perkiraan ini satu pun tidak terjadi.

"Tampaknya aku telah salah menilai ilmu silatmu. Tidak aneh di dalam situasi dunia yang bergolak, pesilat tinggi yang memenuhi dunia persilatan, kau bisa dengan leluasa bertindak, dengan lancarnya mendapatkan posisi yang baik, kau sudah punya kedudukan di dunia persilatan, apakah kau bisa sebagai seorang pesilat tinggi ternama, bertarung dengan aku satu lawan satu?" kata Fu Ke-wei dengan serius.

"Ini......" "Ha ha ha ha......apa ingin mengeroyok" disini ada kami bertiga, jadi empat lawan empat, kita bermain-main bersama." Dari dalam hutan melangkah keluar Xie-shen dan Ouw Yu-zhen, Nie-sha-yin-hoa, "Hoa-fei-hoa, jujur saja aku katakan, kalian masih belum pantas bermain pedang di hadapan majikan kami, hematlah tenaga kalian! Aku katakan sebuah nasihat yang tidak enak didengar, jika kalian pergi ke benteng Zhang-feng pasti tidak akan bisa hidup, di bawah perintah Satu Pedang Dunia, mereka tidak akan bertarung satu lawan satu dengan kalian, dia akan menggunakan tembok manusia menindih mati kalian. Kalian bermain kucing menangkap tikus dengan dia, tidak tahu telah berapa banyak mengorbankan nyawa tidak berdosa, majikan kami seharusnya menyembelih kalian, supaya tidak mengorbankan i iyawa yang tidak berdosa lainnya."

Tentu saja di dalam hati Xie-shen mengerti, Fu Ke-wei tidak bisa, juga tidak mungkin menyembelih empat orang ini, mengatakan kesal adalah satu hal, berkata aturan satu hal lainnya.

Orang benteng Zhang-feng dengan keji membunuh orang tidak berdosa, tidak seharusnya empat orang ini yang bertanggungjawab.

Di dunia ini melakukan hal apa saja, selalu tidak bisa terhindar akan melibatkan orang lain, mana bisa dosanya dijatuhkan pada kelompok Hoa-fei-hoa"

Walau Xie-shen bertiga adalah orang ternama di dunia persilatan, tapi terhadap tiga orang ini kelompok Hoa-fei-hoa hanya mendengar nama tidak pernah bertemu muka, sehingga, tidak bisa melihat asal-usul orang yang datang ini.

Tapi dari kata-katanya Xie-shen tadi, mereka mengerti satu hal, Fu Ke-wei adalah majikannya tiga orang ini.

"Ternyata kau punya teman, kau memancing kami datang kesini, apa maksudnya?"

"Aku dengan tegas menolak tuduhan tanpa alasan itu." Fe Ke Wei tertawa, "kalian terlebih dulu mempermainkan aku, karena aku takut di jalan raya akan menggegerkan masyarakat, baru aku lari kesini membicarakan dengan kalian. Nona, kita tidak ada permusuhan atau dendam, sedikit salah paham ini, diakhiri saja ok?"

"Kau dengan sengaja mempermainkan aku, aku bersumpah salah satu dari kita harus mati, ambil pedangmu, kita bertarung siapa yang hidup atau mati?"

Pedang Hoa-fei-hoa mulai mendengung tidak biasa.

Nie-sha-yin-hoa melangkah maju, mencabut pedang dan diberikan pada Fu Ke-wei.

"Tuan, jangan terlalu mempermalukan dia." Kata Nie-sha-yin-hoa dengan pelan.

"Baiklah! Aku mau lihat seluruh kemampuanmu." Kata Fu Ke-wei membuang tongkat kayu dan menerima pedang, "aku mau lihat kau wanita ternama yang menggemparkan dunia persilatan ini, sebenarnya mengandalkan apa sampai bisa mendapat kedudukan dan nama seperti sekarang ini."

Dia pelan menggetarkan pedang, pedangnya samar-samar mengeluarkan suara dengungan.

Terkenalnya Hoa-fei-hoa lebih lambat satu tahun dari pada Fu Ke-wei, kedua belah pihak baru kali ini bertemu muka, namun Hoa-fei-hoa tidak tahu asal-usul lawannya, malah mengira dia adalah anak muda yang baru turun gunung"

"Aku pasti akan menyembelihmu." Kata Hoa-fei-hoa dengan galaknya, lalu dia mengangkat pedang pelan-pelan mendesak maju.

"Tapi aku tidak ada selera menyembelihmu, kau juga tidak bisa menyembelih aku." Dia dengan wajah berkelakar merubah posisinya, pedangnya tidak diangkat, "aku tahu senjata rahasiamu sangat lihay, tapi kali ini kau paling bagus jangan berharap dengan senjata rahasiamu, karena kau tidak akan ada kesempatan menggunakannya, sekali membagi konsentrasi, maka kau akan mati, terima ini!"

Begitu teriakan keluar dari mulutnya, pedangnya mendadak berobah menjadi sebuah sinar, tanpa takut masuk menyerang dengan dahsyatnya.

Hoa-fei-hoa telah mengeluarkan seluruh kemampuannya, dengan jurus Awan Menutup Kabut Mengunci dia menangkis serangan pedang, segera balik menyerang dengan menggunakan jurus Wanita Penenun Meluncurkan Sekoci.

"Traang traang......"

Terdengar serentetan suara logam beradu, jurus pedang kedua belah pihak terlalu cepat, tidak terhindarkan beradunya senjata, mereka sama-sama berniat dengan tenaga dalam yang tinggi, menepis pedang lawan supaya dapat balas menyerang, melancarkan serangan mematikan.

Setelah kedua belah pihak masing-masing telah menyerang seratus kali lebih, ketangguhan Hoa-fei-hoa mulai menurun dengan drastis, dia tidak kuat lagi menahan serangan Fu Ke-wei yang bertubi-tubi, dia hanya dapat dengan cepat merubah posisi, menghindar bentrokan langsung, karena setiap sekali menangkis, akan timbul keadaan yang membahayakan.

Sekarang Fu Ke-wei bergerak dengan menempel dia, segera saja serangannya sudah mengendalikan keadaan.

"Kau masih belum cukup tangguh." Fu Ke-wei sambil menyerang cepat sambil berteriak, "bergeraklah lebih cepat lagi, jangan salah gerak, hati-hati jangan sampai terjerat jatuh oleh rumput. Mmm! Tangkisannya bagus, sayang tidak bisa menggunakan kesempatan ini balas menyerang.."

Hoa-fei-hoa melayang di seluruh lapangan, dengan terengah-engah sekuatnya bertahan.

Pedangnya sudah tidak bisa dikendalikan, tidak bisa mengikuti keinginannya, tidak dapat menahan kecepatan serangannya Fu Ke-wei, dia hanya melihat sinar yang tidak terhitung banyaknya datang menyerang, kecuali mundur menghindar sedikit pun tidak mampu balik menyerang.

"Traang traang traang......"

Suara logam beradu semakin keras, pertahanan Hoa-fei-hoa sudah terdesak pada akhir pertahanan.

Dalam kecepatan dia kalah, dalam jurus pedang kalah, tenaga dalam mengendalikan pedang juga kalah, ini adalah pertarungan yang tidak ada harapan.

Dia terpikir kata-kata Xie-shen:

Bermain permainan kucing menangkap tikus.

Sedikit pun tidak salah, Fu Ke-wei adalah kucing pintar, mempermainkan dia, tikus.

Kata-kata Fu Ke-wei tidak salah, dia sama sekali tidak ada kesempatan menggunakan senjata rahasia untuk membantu. Asalkan dia telat sedikit saja menangkis, atau mundur telat satu langkah, sinar pedang lawan akan masuk menusuk dirinya, hawa pedang yang mendesak tubuhnya memaksa tenaga dalam perlindungan dirinya menjadi buyar, hawa murninya bergelombang seperti akan tumpah, mana bisa perhatiannya dibagi mencari kesempatan melepaskan senjata rahasia"

Sepasang Bintang Perak dan pelayan wanita menyaksikan sejauh sembilan zhang, terbengong mengucurkan keringan dingin, terkejut dan ketakutan oleh teriakan senang Fu Ke-wei, walau Xie-shen dan kawan-kawan tidak menghalangi, mereka juga hilang keberanian ikut bertarung.

Akhirnya terdengar buum... satu suara diiringi getaran keras, Fu Ke-wei dengan entengnya mundur tiga zhang lebih.

Guntur dan angin ribut mendadak lenyap. Hoa-fei-hoa berdiri ditempatnya dengan terengah-engah.

"Kehebatanmu masih kurang." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "mungkin kau bisa bertarung imbang dengan Satu Pedang Dunia, tapi anak buah dia terlalu banyak, pendeta dao Tai-yi dari gunung Zhong-tiao saja, kau mungkin tidak bisa melewatinya, Kekuatan tenaga dalamnya jika telah bisa mengendalikan pedang dan menyerang, kesempatan kau bisa menang tidak akan lebih dari setengah, lebih baik jangan pergi ke benteng Zhang-feng, kalian...."

"Kau......kau siapa?" tanya Hoa-fei-hoa dengan nada dalam.

"Jangan tanya aku siapa."

"Aku ingin tahu." Hoa-fei-hoa memaksa.

"Seorang yang tidak ada hubungannya."

"Jurus pedang kau ti......tidak ada anehnya....."

"Itu karena aku tidak ingin melukaimu."

"Aku pernah bertarung dengan Pedang Dewa sebanyak seratus jurus, tetap bisa menyerang dan menghindar."

"Bagus, tidak aneh kau punya nama besar seperti hari ini." Fu Ke-wei tertawa, "ilmu silat Pedang Dewa, malah lebih tinggi dari pada sepuluh pesilat hebat terbesar di dunia persilatan generasi terdahulu, dia adalah orang baik, teladannya para aliran putih. Jika kau orang yang tidak bisa diampuni dari sepuluh tindak kejahatan, dia tidak akan izinkan kau bertahan sampai seratus jurus. Aku.....juga tidak akan selesai setelah kau mengucurkan keringat. Kalian pergilah!"

Dia membalikan tubuh berjalan menuju Nie-sha-yin-hoa, kelakuannya bersahabat.

"Kau......kau siapa sebenarnya?" Hoa-fei-hoa penasaran.

"Aku telah beritahu, seseorang yang tidak ada hubungannya."

Tanpa membalikan kepala, dia memberikan pedang pada Nie-sha-yin-hoa.

"Aku akan mencarimu, membalas penghinaanmu pada ku hari ini......"

"Ha ha ha...! Aku tunggu kau di dunia persilatan."

"Lalu kenapa kau tidak menyebutkan nama" Bagaimana caranya aku bisa mencari kau, pengecut yang tidak berani menyebut namanya?" kata Hoa-fei-hoa telah menggunakan cara membuat marah.

"Ha ha ha! Itu adalah kesulitanmu sendiri, bukan urusan aku. Ha ha ha......"

Dalam tawanya yang panjang, tubuhnya berkelebat, seperti kilat, sekejap telah menghilang di hutan yang ada di depannya, Xie-shen dan kawan-kawan juga berkelebat masuk ke dalam hutan lalu menghilang.

"Alur Sinar Menghilangkan Bayangan!" teriak Niu Lang-xing terkejut.

"Jangan sombong." Hoa-fei-hoa berteriak,

"aku akan menemukan kau. Kau......" tapi di dalam hati dia mengerti, bisa menemukannya juga lalu bisa apa"

Akibatnya, akan sama dengan hari ini kembali masuk dalam permainan kucing pintar mempermainkan tikus.

Biasanya dia sangat membanggakan jurus pedangnya, selama lima-enam tahun dia jarang menemui lawan, makanya dia tidak takut pada ketua benteng Zhang-feng, meski Satu Pedang Dunia adalah salah satu dari sembilan jago pedang terbesar di dunia persilatan masa kini.

Tiga puluh tahun yang lalu, saat orang-orang persilatan mengakui sepuluh pesilat hebat terbesar dunia persilatan, mereka adalah simbol orang dunia persilatan. Sepuluh orang ini ada yang dari aliran putih ada yang dari aliran hitam, orang-orang persilatan dengan ilmu silatnya masing masing untuk menentukan urutan tinggi rendahnya, dan sekarang mereka telah mengundurkan diri dari dunia persilatan.

Karena Hoa-fei-hoa bisa bertahan sampai seratus jurus dari Pedang Dewa yang termasuk sepuluh pesilat hebat terbesar generasi sebelumnya, tentu saja dia mengira ilmu pedangnya tidak lebih jelek dari pada sepuluh pesilat terbesar itu.

Tapi hari ini, dia seperti baru bangun dari mimpi.

Anak muda ini, hanya menggunakan jurus pedang yang biasa, bisa mendesak dia hingga tidak bisa balas menyerang, sampai menghindar saja juga sulit.

Tapi anak muda berkata, mungkin dia akan seimbang bertarung dengan Satu Pedang Dunia.

Satu Pedang Dunia hanya salah satu dari sembilan jago pedang terbesar masa kini, dibandingkan dengan sepuluh pesilat terbesar generasi sebelumnya masih jauh kehebatannya.

Nama sembilan jago pedang terbesar, sebenarnya hanyalah julukan kosong yang dalam kutipan setengah dibesar-besarkan, di dunia persilatan banyak sekali orang yang ilmu pedangnya hebat, hanya karena sembilan orang ini sering terdengar diluaran dibandingkan orang lain, suka pamer dan banyak pengekornya, makanya namanya jadi tersiar, orang yang benar-benar ilmu pedangnya lebih tinggi dari sembilan jagi pedang terbesar tidak tahu masih ada berapa banyak lagi.

Ilmu pedangnya Hoa-fei-hoa juga lebih tinggi dari pada sembilang jago pedang terbesar, paling tidak menurut perkiraan dia lebih tinggi dari pada mereka, makanya dia berani melawan Satu Pedang Dunia.

Ketika Pedang Dewa yang ternama menyerang, dia bisa bertahan sampai seratus jurus lebih.

Satu Pedang Dunia mana bisa dibandingkan dengan Pedang Dewa"

Makanya, dia merasa yakin dapat melawan Satu Pedang Dunia.

Orang muda itu mengatakan dia hanya bisa mengimbangi Satu Pedang Dunia, jika itu benar, maka dia akan kerepotan, di benteng Zhang-feng yang pesilat hebatnya banyak sekali!

Pendeta dao dari Zhong-tiao dan Dewa Dingin adalah beberapa di antaranya.

Dia menatap dengan bengong ke arah hutan tempat menghilangnya Fu Ke-wei, didalam hati penuh dengan perasaan menyerah.

"Bocah ini benar-benar sulit dibayangkan." kata Niu Lang-xing dengan kecewa, "jika dia berniat mengambil nyawa kita, kita tidak mungkin bisa hidup sampai sekarang. Di dunia persilatan bisa muncul seorang pendatang baru yang begitu hebat, hanya langit yang tahu dia muncul dari mana?"

"Sudahlah! Jika dunia persilatan tiada generasi, dunia persilatan tidak berhenti, hari apa yang tidak ada orang baru di dunia?" kata Wanita Penenun, nadanya tampak tidak bisa berbuat apa-apa, "untungnya dia bukan anak buahnya benteng Zhang-feng, jika tidak......"

"Hey! apakah kalian masih berani pergi ke benteng Zhang-feng?" kata Hoa-fei-hoa sambil berjalan menuju hutan, "orang brengsek ini telah mempermainkan kita, tidak tahu apa tujuannya, tapi bisa dipastikan dia bukanlah orangnya benteng Zhang-feng, dia tidak akan mengganggu rencana kita."

"Tapi harus dipikirkan lagi." Keluh Wanita Penenun mengikuti, "jika kita tidak pergi, bagaimana menghadapi sanak famili di alam sana yang mengharapkan kita membalaskan dendam mereka?"

"Ku pikir, kita tetap harus pergi!" kata Niu Lang-xing dengan nada dalam.

"Apa dilakukan menurut rencana semula?" tanya Hoa-fei-hoa.

"Tapi tidak mengambil harta pusakanya."

"Maksudmu......"

"Di sekitar benteng kita sembelih orang-orang benteng mereka, setelah itu kita pergi. Si anjing Xi Wen-xin tentu akan membawa banyak anak buahnya mengejar dan tidak akan berhasil, si anjing tua Xi pasti marah sekali dan lalu akan turun tangan sendiri, asalkan dia keluar, maka kita ada kesempatan menggunakan siasat membunuhnya."

"Hmm...! Baik, ayo kita cepat pergi mencari kesempatan." Kata Hoa-fei-hoa dengan gembira, "hanya saja kalau tidak mengosongkan gudang harta dia, sungguh mengecewakan sekali, si perampok ini duduk mendapat upeti, keluar merampas dan merampok, seharusnya mendapat hukum karma, keluarganya hancur, harta bendanya habis baru itu menurut aturan langit."

"Nona besar, sekarang mana pantas kita membicarakan hukum alam?" Niu Lang-xing tertawa pahit, "kami suami istri keluar gunung lebih lama sepuluh tahun dari padamu, ada berapa hal yang menurut hukum alam" julukanmu lebih jelek dari pada kami! Jalanlah! Sudah waktunya berangkat."

Fu Ke-wei berempat sebenarnya tidak pergi jauh, tanpa diketahui mereka muncul dari samping.

"Keberaniannya sungguh patut dipuji." katanya sambil menatap ke empat bayangan orang yang semakin menjauh, pada Xie-shen dan kawan-kawan berkata lagi, "mereka tidak jadi memindahkan gudang hartanya, tapi kita bisa."

Empat orang saling tertawa, dengan langkah enteng, berjalan menuju Lin-jia-gou.

Begitu melangkah masuk ke tempat penginapan Yue-lai, sorot mata Xie-shen pertama-tama melihat pada kuda tunggangannya.

"Kuda tungganganku masih ada, para bajingan itu tidak membawanya, sungguh bagus!" kata Xie-shen dengan senang.

"Aku datang menumpang kereta keledai, bungkusan bajuku ditinggalkan di ruang makan penginapan, seharusnya tidak hilang." Kata Nie-sha-yin-hoa.

Pelayan yang berdiri di pintu samping, begitu melihat mereka wajahnya tampak cerah.

"Langit melindungi!" teriak pelayan dengan gembira, "akhirnya ada tamu yang kembali dengan selamat, terimakasih langit terima kasih bumi."

Orang-orang di penginapan Yung-an di seberang jalan, mendengar suara itu pada keluar melihat.

Dua orang itu tidak perduli keramaian yang terjadi, mereka berjalan terus menuju pintu samping.

Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen menunggu diluar.

"Tuan, dimana tamu yang lainnya?" Pelayan penginapan mendekat dan bertanya penuh perhatian.

"Telah dibunuh semua, dan dikuburkan oleh orang yang baik hati di depan kuil Dewa Bumi di bukit sebelah timur laut, hanya kami berdua yang selamat." Kata Xie-shen keras, "kami ingin mengambil kembali kuda tunggangan dan bungkusan baju, tidak ada masalahkan?"

"Tamu yang lain telah mati dibunuh?" Pelayan penginapan terkejut wajahnya berubah.

"Betul, malah digantung di atas pohon dan dipukuli sampai mati. Orang-orang benteng Zhang-l"Ini......" Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa membawa bungkusan bajunya mengikuti Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berjalan menuju penginapan Yung-an.

"Tuan, sungguh maaf sekali, kamar kami telah penuh......" kata pelayan dengan gelisah sambil menggosok tangan tertawa.

"Pelayan, mereka adalah temanku, kami ada dua kamar, mereka bisa tidur bersama kami satu malam saja!" kata Fu Ke-wei tertawa.

"Terima kasih tuan muda telah mempermudah." Kata pelayan dengan lega.

Setelah selesai mendaftar, empat orang itu masing-masing masuk kekamar.

Fu Ke-wei membalikan tubuh menutup pintu kamar, tidak sengaja mengangkat kepala melirik, dari kamar tamu diseberang keluar dua orang tamu sedang jalan menuju ruang makan, sorot mata Fu Ke-wei jadi berubah.

Empat orang itu setelah selesai mandi, mereka keluar kamar berjalan menuju ruang makan untuk makan malam.

"Jika diruang makan ada orang bertanya peristiwanya kalian ditolong, jangan bicarakan peristiwa aku bertarung dengan Sepasang Pedang Langit Selatan," Kata Fu Ke-wei pelan sesaat sebelum masuk ke ruang makan, dia berpesan pada Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa.

Dua orang ini mengerti dan menganggukan kepala.

Sudah hampir jam tujuh, tamu yang makan malam kebanyakan sudah puas mengisi perut dan kembali ke kamarnya masing-masing untuk istirahat, di dalam ruang makan hanya tinggal dua meja dan empat tamu sedang makan.

Empat orang itu duduk dimeja dekat sisi jendela, memesan makanan.

"Hey! saudara Tu." Di meja sebelah terdengar suara yang nyaring berkata, "kau tadi di seberang jalan berkata, di antara tamu penginapan Yue-lai yang ditangkap orang-orangnya benteng Zhang-feng, ada kau dan Nie-sha-yin-hoa" Ha ha ha......"

Xie-shen membalikan kepala melihat, tampak seorang sastrawan tampan berbaju biru, usianya sekitar dua puluh enam-tujuh sedang tertawa menengadahkan kepala!

"Kau tertawa apa?" tanya Xie-shen dengan melotot.

"Kebesaran namamu Xie-shen dengan Satu Pedang Dunia setingkat, Nie-sha-yin-hoa juga tidak lebih rendah dari pada dia. Hari ini, semua malah kalah oleh sekelompok orang bawahan benteng Zhang-feng, bagaimana aku tidak harus ketawa?"

"Shan-xi adalah daerah kekuasaannya si marga Xi, anak buahnya banyak sekali, aku Xie-shen mengaku kalah, tapi aku akan menunggu dia di dunia persilatan." Kata Xie-shen dengan menggigit gigi, "kecuali dia selanjutnya tinggal didalam benteng selamanya tidak berani keluar."

"Menunggu dia mati tua di dalam benteng, kau tidak akan bisa membalas dendam." Sorot mata sastrawan berbaju biru melihat pada Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen, "mari kita bekerja sama saja! Datangi benteng Zhang-feng dan cari dia, menunggu dia mati tua di dalam benteng, baru pergi mencarinya itu akan terlambat." "Kau......"

"Kami punya masalah yang harus diperhitungkan dengan dia."

"Kau ini......"

"Aku marga Gao, seharusnya kau sudah tahu nama Seruling Damai bukan" Aku datang bersama dia."

Sastrawan setengah baya menunjuk pada orang setengah baya yang berwajah dingin yang duduk satu meja dengan dia.

Seruling Damai yang berwajah dingin dengan acuhnya mengangkat tangan kanan menggoyangkan dua kali, maksudnya telah menyapa.

Xie-shen yang sedang menahan marah, melihat munculnya Seruling Damai, amarahnya jadi mereda.

Seruling Damai Xiao Tai-ping termasuk satu diantara tiga orang besar seruling dunia, namanya sedikit lebih tinggi dari dia, dulu dia pernah bertemu sekali, jadi rada kenal.

"Kalian hanya berdua?" Xie-shen tertawa dingin, "Satu Pedang Dunia tidak akan melayani lawan yang datang menantang dengan bertarung adil."

"Aku tahu, makanya aku datang membawa banyak orang." Sastrawan marga Gao tertawa, "hanya saja kami jalan duluan, kekuatannya kurang sedikit dari pada benteng Zhang-feng, jika ditambah kau dan Nie-sha-yin-hoa, pasti akan bertambah kuat dan tidak perlu takut lagi pada dia! Kami harap kalian berminat."

"Aku tidak berminat," kata Nie-sha-yin-hoa dingin, "anggap saja aku takut!"

"Aku pikir aku lebih baik dengan temanku menunggu dia di dunia persilatan, itu akan lebih aman." Xie-shen menunjuk pada Fu Ke-wei.

"Saudara ini, kau juga orang yang selamat dari pembunuhan itu?"

Sastrawan marga Gao bertanya sambil tertawa, tapi sepasang matanya berputar-putar diatas tubuh Ouw Yu-zhen dan Nie-sha-yin-hoa.

"Bukan." Fu Ke-wei menggeleng kepala.

"Jika bukan, lalu kenapa kau dengan saudara tua Tu mereka......"

"Temanku adalah korban, aku ada kewajiban membalaskan dendam untuk dia." Fu Ke-wei menyela kata-kata sastrawan marga Gao.

"Ooo! Cukup setia kawan. Siapa marga kau?"

"Marga Fu." "Bisa bertemu itu adalah jodoh, setelah bertemu semua adalah teman, kenapa tidak kemari duduk satu meja" Biar aku yang traktir." Sastrawan marga Gao jelas berniat berteman dengan dia, tingkahnya tulus dan sopan, "di dunia ini semua orang adalah saudara, saudara Fu, satu-satunya cara membalas adalah datang ketempat-nya, gigi dibalas gigi, menunggu di dunia persilatan, itu adalah cara yang paling buruk."

"Aku tidak melakukan pekerjaan di luar kemampuanku." Fu Ke-wei menggelengkan kepala, "kau ada kemampuan membalas, aku tidak ada..."

"Kalau begitu bergabung saja bersamaku."

"Apa untungnya?"

"Bergabung denganku, akan kuberikan kau......"

"Apa memberikan aku jabatan raja?" katanya menyindir, "kau lihat tampangku, walau memakai mantel naga juga tidak seperti raja."

Di sebelah kanan muncul bayangan orang, t iga orang wanita penunggang kuda berturut- turut masuk ke ruangan, menarik sorot mata semua orang yang ada di ruang makan, lebih-lebih buat sastrawan marga Gao matanya tampak bersinar.

Wanita penunggang kuda yang memimpin, penampilannya kalem, wajahnya ramah, tampak sangat anggun, seperti penampilan seorang tuan putri. Usianya duapuluh tahun lebih, wajahnya cantik, apa lagi matanya yang jernih bersinar, mempunyai daya tarik yang sangat kuat. Pakaian yang dikenakan menonjolkan lekuk tubuh yang seksi.Wajah yang anggun bersahabat seperti dewi, membuat orang ingin melakukan dosa.

Wanita penunggang kuda ini termasuk wanita semacam ini.

Kebanyakan laki-laki, mungkin akan melihat dia seperti dewi, tapi di dalam mata seorang ahli, malah akan melihat dia sebagai wanita macam lainnya.

Wanita yang menunggang kuda kedua dan ketiga, melihat pakaian dan model rambutnya, jelas adalah pelayannya.

"Kau!" Wanita penunggang kuda kedua berteriak aneh, mendadak melewati sisi majikannya, sekali berkelebat, sudah tiba di depan meja Fu Ke-wei.

Entah bagaimana tiba-tiba tubuh Fu Ke-wei berkelebat, tahu-tahu dia sudah meninggalkan tempat duduknya, tiba di depan meja sastrawan marga Gao.

"Kau berani lari?"

Wanita penunggang kuda kedua berteriak, tangannya siap diulurkan.

Wajah Nie-sha-yin-hoa berubah, saat akan bergerak, tapi tepat waktunya ditahan oleh Ouw Yu-zhen.

"Jangan khawatir." Kata Ouw Yu-zhen pelan, dia sudah mengenal tiga orang wanita ini, "tuan sedang mempermainkan mereka."

"Sialan!" teriak Fu Ke-wei dengan tingkah lucu, "kurasa, hari ini rupanya aku telah mengganggu dewa Tai-xui, celaka..! Terus menerus dihina orang, kenapa nasibku begitu sial?"

Wanita penunggang kuda yang menjadi memimpin juga sudah tiba, wajahnya tampak merah.

"Ku sangka kau sudah mati di dalam parit!" Wanita penunggang kuda yang jadi pemimpinnya menunjuk Fu Ke-wei, angkuh seperti seorang ratu, "aku telah mencari kau satu tahun penuh, baru hari ini aku bisa menemukannya, aku tidak percaya kali ini kau bisa lolos, kau telah lolos sekali, tapi tidak akan bisa lolos seumur hidup."

Dua orang pelayan wanita sudah berdiri di kedua sisi mengepung Fu Ke-wei, tampaknya ingin sekali menyerang.

0-0-0 

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar