Pengelana Rimba Persilatan Bab 11

Bab 11

Tidak lama, hari semakin gelap, di dalam goa telah dinyalakan obor cemara.

Tiga laki-laki besar telah berkurang satu, mungkin keluar menjemput orang.

Salah seorang laki-laki brewokan yang bertubuh besar berjaga pintu keluar goa, seorang lagi yang kaki dan tangannya panjang, berbaring di bawah dinding, sorot matanya tidak henti-hentinya menatap pada Fu Ke-wei, bukan karena takut Fu Ke-wei melarikan diri, tapi arahnya memang menghadap pada Fu Ke-wei, dibawah pengawasan yang ketat ini, manusia super atau gajah besar pun tidak bisa lolos.

"Saudara, obat wangi yang dilemparkan kedalam lubang jebakan itu, punya siapa?" dia menanyakan pada laki-laki besar, "begitu tercium langsung pingsan, sungguh lihay sekali!."

"Obat itu punya seorang pengelana persilatan, yang beberapa tahun lalu dibunuh oleh ketua di Zi-zhou, ketua juga merampas satu botol puder ini, harimau yang ganas juga bisa pingsan oleh obat ini, memang lihay."

"Ooo! Di mana bungkusan baju dan pedangku?"

"Masih ada di dalam lubang jebakan, belum sempat mengambilnya."

Mendadak, dari kejauhan terdengar suara siulan aneh!

"Mereka sudah datang." Teriak laki-laki besar brewokan di luar goa, "adik ketiga, rapihkan di dalam goa, tambah dua obor."

Wajah Fu Ke-wei tampak senyum yang sinis dan dingin, setelah makan dan minum, tenaganya pulih dengan cepat sekali. Tapi, penampilannya, sangat tidak karuan, jenggot dan kumis telah tumbuh, bibirnya kering retak, bajunya kotor dan kusut, penampilannya sangat kacau sekali, dibandingkan beberapa hari lalu yang bertampang seperti seorang pangeran tampan, bedanya jauh sekali"

Suara orang sangat ramai, Hong-gang yang tubuhnya tegap besar pertama-tama masuk ke dalam goa, di belakang diikuti oleh Huang-jit-ye yang wajahnya muram, dan lima enam orang laki-laki.

Di luar goa juga ada enam tujuh orang yang tidak ikut masuk, memang di dalam goa tidak dapat menampung begitu banyak orang.

Huang-jit-ye melihat Fu Ke-wei, wajahnya timbul hawa membunuh.

Wajah Hong-gang tampak sangat galak, kasar dan tegap, keadaan wajahnya sudah cukup menakutkan orang.

"Jit-ye, orangnya masih hidup aku serahkan padamu." Suara Hong-gang seperti geledek, "goa untuk menahan tawanan ini juga sementara boleh kau pergunakan, aku harus keluar mengurus anak buah, bersiap-siap menghadapi orang yang mengejarmu, mungkin sebelum hari terang, mereka sudah mencari kemari."

"Tunggu sebentar." Huang-jit-ye berkata, "setelah aku tanyakan satu hal dengan jelas, aku ikut saudara Hong menghadapi mereka."

"Boleh juga, cepatlah kalau begitu!" Hong-gang tanpa ragu menyetujui.

Huang-jit-ye mendekati Fu Ke-wei, sambil mencabut golok di pinggang temannya, dengan sorot mata yang keji menatap wajah Fu Ke-wei.

"Kita sama-sama orang yang bermain nyawa." Kata Huang-jit-ye sambil menggigit gigi, "jawab pertanyaanku, aku nanti akan memberi kematian dengan cepat. Jika tidak, aku akan mencincangmu, apakah kau tidak ingin mati cepat?"

Ujung golok digoyang-goyangkan di depan wajah Fu Ke-wei, lalu pelan-pelan di pindahkan kedadanya.

"Jika kau tidak berkata terus terang." Huang-jit-ye melanjutkan, "aku akan menggunakan hatimu sebagai teman minum arak, lebih baik kau percaya, perkataanku dapat dipertanggung jawabkan. Katakan, kau mencari adik seperguruanku ada masalah apa?"

"Ini adalah rahasia antara aku dengan adik seperguruanmu, harus berhadapan langsung dengan dia, baru dapat membicarakannya dengan jelas." Kata Fu Ke-wei sedikit pun tidak ketakutan, "aku orang kecil di dunia persilatan, bertindak memakai segala cara, tapi jika perbuatannya benar-benar tidak terbukti, aku pasti tidak akan membunuh orang. Makanya aku hanya bisa memberitahumu, sebelum adik seperguruanmu mengakui kebenarannya, aku sama sekali tidak akan memberitahukan pada orang ketiga, terserah kau yang menentukannya, kau sudah tahu, kita adalah orang-orang yang mempermainkan nyawa, bagaimana cara matinya, tidak perlu dibicarakan secara detail. Aku bisa dengan jelas memberitahu, orang persilatan antara dendam dan budi harus dibedakan dengan jelas, jika kedua belah pihak bertarung, golok putih masuk golok merah keluar, kalau mati mengakulah kalah, kau bunuh aku, aku bunuh kau itu biasa, jika kedua belah pihak tidak mati, tidak perlu membicarakan dendam atau budi. Tapi dengan keadaan seperti sekarang, kau menggunakan cara ini memperlakukan aku, ini adalah siasat busuk berdarah dingin, apakah kau mengerti artinya siasat busuk berdarah dingin?"

Huang-jit-ye naik pitam, sekali berteriak marah golok dibacokan ke tangan kirinya.

Tapi dari samping sebuah tangan besar mengulur, laki-laki besar brewokan dengan tangannya yang besar bertenaga menangkap lengan Huang-jit-ye yang memegang golok.

"Jit-ye, membunuh orang hanya membuat kepala jatuh ke bawah." Kata laki-laki besar brewokan dengan nada dalam, "saudara ini adalah seorang jantan, kau tidak bisa menyiksa dia seperti ini, jika mau, penggal saja kepala dia, betul tidak?"

"Kau......" "Ini adalah perhargaan untuk seorang jantan." Kata laki-laki besar brewokan, "laki-laki sejati menghargai sikap laki-laki jantan, membunuh orang seperti ini harus cocok buat seorang laki-laki sejati. Kau sedikit-sedikit membacok dia, juga tidak akan mendapatkan apa yang kau ingin ketahui."

"Saudara Huang!" Hong-gang melanjutkan, "setelah dia mati, masalah dia dengan adik seperguruan anda juga selesai, buat apa membiarkan dia memaki kau sebelum mati" Bunuh saja langsung dengan satu kali bacokan saja."

Huang-jit-ye melepaskan tangan dari laki-laki besar brewokan, sekali menggigit gigi, goloknya telah diangkat.

Wajah Fu Ke-wei tersenyum dingin.

Goloknya masih belum turun, di mulut goa tiba-tiba terdengar suara tertawa keras yang menusuk telinga, tampak seorang laki-laki besar jatuh ke tanah, seorang laki-laki besar lagi juga terbang melayang masuk kedalam goa.

"Ha ha ha ha......"

Suara tawa keras terdengar menggetarkan telinga, Tian-ya-koay seperti setan, muncul di mulut goa, tangan kanannya menggenggam sebilah golok pembelah gunung, di tangan kirinya ada satu pipa pelontar bertenaga besar sepanjang satu chi yang dipergunakan oleh anak buahnya Huang-jit-ye.

Nona Peng dan Ouw Yu-zhen yang berdandan laki-laki juga muncul di belakangnya pengemis tua itu, tiga orang itu menghadang mulut goa.

"Kalian semua ada disini." Kata Tian-ya-koay tertawa, "ini disebut menangkap kura-kura di dalam gentong, ha ha ha! Keluarlah! Lihat siapa yang mati duluan, di dalam pipa pelontar ada lima peluru, pelontar Mei-hua semacam ini dijamin bisa menembus tubuh manusia, tidak pernah gagal."

"Aku juga berhasil merebut sebuah." Nona Peng juga mengulurkan keluar pelontar di tangan kirinya, "ini adalah penghadang kedua, coba lihat siapa yang bisa menghadapinya."

Ouw Yu-zhen hanya menggenggam belati, di tangannya tidak ada pelontar.

Orang di dalam goa membagi menjadi dua, menempel di dinding menyembunyikan diri.

"Pengemis tua, kau hanya bisa menembak mati dua orang saja dari kami." Hong-gang berteriak marah, "enam belas lawan tiga, apa kalian dapat menghadang kami?"

"Enam belas lawan empat." Suara Fu Ke-wei dengan jelas terdengar.

Tiga buah obor apinya membara, di dalam goa sangat terang, enam belas orang semua menempel di kedua dinding menyembunyikan diri, di dekat Fu Ke-wei tidak ada orang yang berani mendekat, tempat dia di dinding dalam, menghadap pada mulut goa.

Kata-katanya menarik perhatian semua orang, seseorang mengeluarkan makian, "orang ini sungguh tidak tahu mati!"

Tapi peristiwa aneh telah terjadi, sepasang . tangan Fu Ke-wei tiba-tiba berubah jadi lemas seperti tidak bertulang, tanpa kesulitan keluar dari borgol besi, telapak tangannya lemas mengikuti borgol mengempis dan mengembang.

Tidak ada orang yang bisa percaya telapak tangan yang begitu besar bisa menggelincir keluar dari borgol besi yang begitu kecil, tapi kenyataannya benar-benar menggelincir keluar dalam pandangan mata semua orang.

"Kelontraang......"

Sepasang rantai borgol besi membagi jadi dua, jatuh menggantung kebawah tidak bergerak lagi.

Dia mengeliat, seperti tidak terjadi apa-apa membungkukan tubuh dan mengulurkan tangan, menangkap rantai kaki yang berat, sekali tarik, dua paku besi itu tiba-tiba terlepas.

Dengan tenang dia lalu bangkit berdiri, dengan dingin melirik pada orang-orang yang terkejut ketakutan.

"Ilmu Mengerutkan Tulang!" teriak Hong-gang terkejut.

"Kau kurang pengetahuan!" Tian-ya-koay dengan keras berkata, "menurut kabar, ini adalah ilmu aneh, dua ratus tahun lalu, pendiri Wu-dang, Zhang San-feng memiliki ilmu dao ini."

Fu Ke-wei menggendong tangan, satu langkah demi satu langkah menuju Huang-jit-ye yang wajahnya telah menjadi pucat.

Huang-jit-ye yang sudah putus asa, tiba-tiba membacokan goloknya sambil berteriak:

"Setan!" Tapi goloknya sudah dikunci oleh Fu Ke-wei dengan kuat, tiba-tiba TAK... satu suara dan batang golok itu patah jatuh kebawah.

"Seharusnya aku membunuhmu." Kata Fu Ke-wei dingin, "tapi aku belum pernah dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejahatanmu, kau terdesak bertarung denganku, ini adalah sifat manusiawi, aku memaafkan dirimu, sudah berapa lama Lang-ye pergi?"

"Su...sudah pergi em...empat hari..." Kata Huang-jit-ye dengan tubuhnya gemetaran.

"Apakah pergi ke perumahan Qing-yun?"

"Mungkin iya. Aku...aku sumpah, sungguh aku ti...tidak tahu hubungan Lang-ye dengan adik seperguruanku, aku hanya tahu mereka dulu pernah tinggal bersama beberapa saat."

"Aku harap bisa mempercayaimu, tapi hubungan mereka tidak ada sangkut pautnya denganku, aku tidak bisa salahkan kau." Sorot mata Fu Ke-wei pindah kewajah Hong-gang, "Hong-gang, kau harus dihukum."

Hong-gang mengeluarkan kapak besar pembuka gunung yang dikepitnya, melapangkan dada, dia melangkah ketengah goa.

"Aku tidak takut padamu." Kata Hong-gang dengan suara yang seperti geledek, "hidup mati itu hal biasa, orang yang bermain nyawa tidak ada yang harus ditakuti, jika takut mati jangan bermain nyawa. Mari mari mari! Bertarunglah dengan sepuasnya."

Fu Ke-wei melemparkan golok patah di tangannya pada Hong-gang.

Hong-gang dengan berani mengulurkan kapak memukul.

Hal aneh terjadi, kapak besar selebar satu chi malah tidak dapat memukul golok patah yang dilempar dengan pelan, malah sebaliknya kapaknya terlepas dari tangannya, "Traang!" terdengar suara getaran keras, kapak menabrak dinding batu mengeluarkan bunga api dan jatuh ke bawah.

Golok patah itu jatuh di dada Hong-gang, Hong-gang seperti terhukum melihat air, sepasang matanya melotot, seluruh tubuhnya gemetar, mengikuti golok patah itu dia duduk di tanah.

Seorang laki-laki besar brewokan meloncat keluar, menghadang di depan Hong-gang, sambil mencabut golok bersiap-siap.

"Jangan mendekat." Teriak laki-laki besar brewokan pada Fu Ke-wei yang mendekat, "jika tidak, bukan kau maka aku yang akan terkapar."

"Kau adalah laki-laki yang baik, seorang jantan." Kata Fu Ke-wei setengah memuji setengah tidak tertawa, "memukulmu, sangat tidak adil. Makanya, aku putuskan tidak menghukummu."

Di bawah tatapan semua orang, dia berjalan menuju Tian-ya-koay yang menghadang di mulut goa.

"Tetua Jie, aku tahu kau dengan para pendekar sangat berhubungan erat dan sangat menghormati Satu Pedang Utara Chen Rou-yi, kau tidak akan percaya ketua perumahan ini bisa menerima Yun-sang-nie wanita iblis ini menjadi tamu di rumahnya. Makanya, aku minta tetua tidak diam-diam mengikuti aku dari belakang, melihat buktinya." katanya dengan tulus, "yang aku cari adalah Yun-sang-nie, tidak ada hubungannya dengan Satu Pedang Utara, dia menerima Yun-sang-nie sebagai tamu, itu bukan salahnya, pesilat ternama yang punya hubungan intim dengan Yun-sang-nie bukan hanya dia seorang. Aku bukanlah seorang suci, mana ada waktu mengurusi hubungan intim antara laki-laki dan wanita" Makanya tetua tidak perlu mengkhawatirkan dia."

"Aku tahu ketua perumahan Chen doyan wanita, tapi laki-laki mana di dunia ini yang tidak suka wanita." Tian-ya-koay tertawa pahit, "jujur saja, ketua perumahan Chen walau bagaimana dia seorang yang cukup jantan dan jujur di aliran pendekar, jika perumahan Qing-yun di hancurkan, sungguh hal yang amat disayangkan oleh teman-teman pendekar. Jika kau tidak pergi tidak ada masalah, tapi jika pergi pasti perumahan Qing-yun akan musnah."

"Mungkin." Fu Ke-wei menganggukkan kepala, "demi kehormatan ketua perumahan Chen, mungkin tidak akan perduli akibat bertarung denganku."

"Makanya, apakah saudara kecil bisa sedikit memperlambat perjalanannya, aku akan pergi dulu membicarakannya dengan dia?"

"Ini......" "Saudara kecil, pandanglah aku, supaya aku dapat menyumbangkan sedikit tenaga demi pergolakan dunia persilatan yang terjadi."

"Lang-ye sudah berangkat empat hari lalu, saat ini mungkin telah melewati kota Zhang-de. Walau tetua segera berangkat, juga sudah tidak bisa menyusulnya. Makanya, aku menjanjikan pada tetua, memberi tetua waktu tiga hari."

"Apa! Tiga hari" Kau kira aku bisa terbang?"

"Maksud aku tiga hari setelah tetua tiba di perumahan Qing-yun. Selanjutnya, harap ketua perumahan Chen tidak melibatkan diri, tidak mengganggu urusanku." Kata Fu Ke-wei dengan serius, "orang yang melindungi Yun-sang-nie, keselamatannya tanggung jawab sendiri, bagaimana?"

"Baik, aku setuju."

"Sepakat, tetua, sampai jumpa."

Tian-ya-koay membalikan tubuh langsung pergi, menghilang didalam hutan gunung yang gelap.

Fu Ke-wei berdiri di mulut goa, lalu membalikan tubuh menatap pada para jagoan.

"Hong-gang, malam ini aku pinjam goamu untuk istirahat, tidak perduli kau mengizinkan atau tidak. Dan lagi, tolong suruh orang ke lubang jebakan, ambilkan bungkusan baju dan pedang aku. Barang-barang yang kau rampas dari aku, juga tolong sekalian dikembalikan. Hey! Disekitar sini apakah ada air?"

"Kenapa tidak istirahat di kamar tamu di belakang gunung?" tampak keganasan Hong-gang telah hilang, "kami ingin berteman denganmu."

"Kek kek kek! Menjadi seorang pengelana dunia persilatan saja sudah kacau begini, apa ingin menarik aku jadi perampok" Tidak mau." Dia tertawa keras, "goa batu ini cukup bagus, musim dingin terasa hangat, musim panas terasa dingin, aku ingin tinggal semalam, besok langsung pergi, syukur-syukur kau bisa mengantarkan makanan buat kami."

"Aku segera menyuruh orang menyiapkannya." Hong-gang berkata, "di sebelah kanan ada satu parit kecil, mudah sekali."

"Terima kasih." Fu Ke-wei membalikan tubuh, tersenyum pada nona Peng yang menatap dia dengan bengong, "nona Peng, terima kasih kau dan pengemis tua telah menolong temanku. Sekarang, kau sudah bisa menyimpan pelontar Mei Hua itu, para perampok ini sangat memegang janji, dijamin tidak akan mengganggu kau lagi. Ooo! Apakah kau akan kembali kekota?"

Nona Peng menembakan lima buah anak panah di dalam pelontar, lalu membuang pelontarnya, berdiri disamping.

Ouw Yu-zhen juga menyimpan kembali belatinya lalu mundur, membiarkan Hong-gang dan Huang-jit-ye keluar dari goa, membiarkan mereka membangunkan para perampok yang pingsan karena diserang mendadak oleh mereka dan Tian-ya-koay.

"Aku tidak kenal jalan." Kata nona Peng, "aku bersama pengemis tua mengejar di pegunungan liar selama tiga hari, sungguh repot sekali."

"Kenapa kalian tidak mengejar Lang-ye?" tanya Fu Ke-wei.

"Pengemis tua tidak percaya Lang-ye telah pergi, maka kembali mencari Huang-jit-ye, pas bertemu Huang-jit-ye yang sedang membawa orang-orangnya keluar melarikan diri, terjadilah kejar-kejaran sampai di tempat ini, tanpa sengaja menolong kakak.... Ceritanya di lanjutkan besok pagi saja, mungkin dengan adanya kau disini, semua menjadi sangat aman."

"Kau seorang nona muda, cantik, di mana pun tidak akan aman." Kata Fu Ke-wei berjalan ke dalam goa, "kau berkelana di luar lebih berbahaya lagi. Di sudut itu ada rumput kering, kau dan Xiao Zhen bisa tidur bersama."

"Jika disisimu saja tidak aman, di dunia ini mungkin tidak ada tempat yang lebih aman lagi." Kata nona Peng dengan polos, "asap obor ini sangat tidak enak, bagaimana kalau mematikan dua obor lain?"

"Tidak dimatikan juga tidak lama lagi akan habis. Nona, terima kasih kau dengan pengemis tua telah merepotkan Huang-jit-ye selama tiga hari."

"Tidak merepotkan dia, kau juga tidak takut..."

"Belum tentu, mereka mungkin mencari cara membunuh aku di dalam lubang jebakan dulu, baru mengeluarkan aku."

Seorang laki-laki besar brewokan membawa satu orang, mengantarkan bungkusan baju, pedang, dan satu bungkus-barang barang yang dirampas, masih ada satu keranjang makanan, dua buah lampu minyak sapi.

"Saudara Fu, apa sungguh tidak ingin istirahat di ruang tamu?" kata laki-laki besar brewokan, "tolong percayailah ketulusan kami......"

"Aku tidak percaya pada siapa pun." Dia menolaknya, "saudara, terima kasih, di sekitar sini harap jangan ada orang yang tinggal, supaya tidak terjadi kesalah-pahaman."

"Tenang saja saudara Fu, tidak ada orang yang berani mendekati dirimu yang seperti setan ini." Laki-laki besar brewokan tertawa, "kau bukanlah manusia, menakutkan! Jika tidak ada keperluan lain, aku pamit saja, sampai ketemu besok."

"Sampai bertemu besok."

Setelah mengantar pergi laki-laki besar brewokan, Fu Ke-wei mengambil baju dan yang lainnya.

"Nona Peng, Xiao Zhen, kalian makan dulu, jangan tunggu aku." Dia membawa baju pergi keluar goa.

Saat kembali dia seperti telah berubah, bermantel tipis warna hijau danau dengan lengan baju besar, kecuali masih terlihat pecahan kering dibibirnya, sudah tidak terlihat bekas-bekas kesulitan yang dialami selama tiga hari itu, yang tampak di depan para nona, adalah seorang pangeran, dengan satu sikap yang santai.

Dua wanita itu telah menyusun makanan di atas tutup keranjang makan, nona Peng memperhatikan dia dengan pandangan tidak mengerti.

"Sungguhkah kau ini adalah Xie-jian-xiu-luo yang oleh para penjahat, begitu mendengar saja sudah ketakutan?" Nona Peng dengan sorot mata tidak percaya menatap dia, "mana mungkin" Kau lihat, bukankah kau terlihat seperti putra seorang bangsawan?"

"Apa aku pernah mengatakan aku adalah Xie-jian-xiu-luo?" dia duduk di bawah, "jika ingin melakukan pekerjaan dengan sukses, memakai dandanan seperti Hong-gang yang seperti manusia liar, sangat sulit untuk bisa sukses. Makanlah! Aku harus bisa tidur nyenyak."

Satu malam berlalu, tidak ada cerita lagi.

Setelah sarapan pagi, Hong-gang sendiri membawa orang mengantar mereka keluar gunung, mengantar sampai keluar dari bukit Tie Han, setelah menunjukan jalannya dengan jelas baru berpamitan.

Mereka berjalan menuju barat, empat puluh li di sebelah barat itulah Fu Kou-guan.

Dia menghentikan langkah di pertigaan, di sisi jalan ada satu panah jenderal, satu yang mengarah ke timur laut terukir: menuju Hong Di-guan sembilan puluh li.

"Aku merubah perjalanan jadi melalui Hong Di-guan." Dia berkata pada nona Peng, "tidak mengantar kau lagi, nona hati hati."

"Saudara Fu." Kata nona Peng ragu, "Apakah kalian benar-benar tidak perlu bantuan" Hanya berdua pergi melabrak perumahan Qing-yun?"

"Benar." "Tambahkan satu pedangku, bagaimana" Aku bersungguh-sungguh!"

"Nona, suami bibi anda Tian-wai-liu-xing pendekar besar Jie, jika tidak mengeluarkan kartu undangan pendekar mencari aku, itu baru hal aneh."

"Sembarangan omong......"

"Kenyataannya begitu." Dia memutus pembicaraan nona, "jika nona mau membantu, ceritakanlan apa yang terjadi disini pada suami bibi anda, menghindarkan suami bibi anda mempercayai cerita sepihak ketua perumahan Chen, dan membela perumahan Qing-yun."

"Pasti aku lakukan." Nona berkata, "aku sekarang segera pulang."

"Kalau begitu terima kasih! Hati-hati dan sampai jumpa."

Nona Peng dengan perasaan tidak ingin berpisah melihat Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen yang menjauh, baru berguman sendiri, "aku percaya dia pasti ada alasan yang benar mencari Yun-sang-nie, aku harus menasihati suami bibi untuk tidak melibatkan diri di dalam perselisihan antara dia dengan perumahan Qing-yun."

Disini adalah kota kecil An-ping di kabupaten Yang-gu, orang setempat menyebutnya kota kecil Zhang-qiu, dari selatan jalan seratus li lebih, adalah rawa yang telah kering, sarangnya para perampok.

Perumahan Qing-yun berada lima enam li sebelah barat kota.

Tian-ya-koay tiba di kota kabupaten Yang-gu sekitar tengah hari.

Dia tidak mencari penginapan, begitu keluar dari gerbang Chao-yang, menelusuri jalan raya, dia pergi menuju perumahan Qing-yun, sejauh lima li lebih, sudah dapat melihat bangunan gerbang besarnya perumahan.

Jalan lurus yang besar sepanjang setengah li bersambungan dengan jalan raya, lebih lebar dari padajalan raya.

Keluarga Chen adalah tuan tanah besar setempat, seratus tahun yang lalu sudah merupakan keluarga kaya setempat, di dalam perumahan ada bangunan sekitar lima enam puluhan rumah.

Berjarak dari belokan jalan masih satu li lebih, sudah terlihat tiga orang polisi membelok ke jalan raya, memecut kuda lari ke kota An-ping.

"Celaka! Lang-ye sudah lebih dulu tiba dari padaku." Dengan gelisah dia berkata sendiri, "jika saudara Chen mengandalkan kepolisian, maka, peristiwa dia menerima kedatangan Yun-sang-nie menjadi benar, harus bagaimana aku" Jika dia mau mempersilahkan wanita iblis itu pergi, dia tidak akan meminta bantuan kepolisian. Tampaknya, mungkin aku tidak bisa menasihati dia, apakah dia malah mau berhubungan dengan Lang-ye, seorang penjahat dunia persilatan yang bodoh?"

Perumahan Qing-yun sangat besar sekali!

Jalan dari gerbang perumahan sampai bangunan utama, ada satu li panjangnya, lapangan untuk latihan silat tersedia bermacam-macam senjata, dari batu rancatan batu kunci hingga lapangan tonggak bunga Mei yang luas, semuanya tersedia.

Sejak kemarin perumahan Qing-yun tiba-tiba mengeluarkan perintah larangan keluar, alasan dikeluarkannya perintah adalah akan ada pesilat tinggi yang tidak jelas asal-usulnya datang membalas dendam, seluruh murid jika tidak perlu, dilarang keluar, diatas bangunan bedug dikibarkan bendera lima warna, siang hari adalah bendera, malam hari adalah lentera, dibantu dengan terompet tanduk sapi, musuh tidak perduli datangnya dari arah mana, semua bisa dihadang melalui aba-aba yang dikeluarkan oleh bangunan bedug.

Begitu Tian-ya-koay belok masuk kejalan menuju gerbang perumahan, sudah diketahui oleh penjaga di atas bangunan bedug, tiga orang setengah baya segera melewati jembatan gantung, di ujung jembatan menyambut tamu yang datang.

Pengemis tua ini adalah orang ternama di dunia persilatan, dari jarak satu li dia sudah dikenali oleh orang perumahan.

Dia mendapat sambutan yang meriah, beberapa teman lama mempersilahkan dia hingga kebangunan utama, tuan rumahnya juga sudah lebih dulu turun dari tangga menyambut, setelah basa-basi, tuan rumah serta tamu dengan gembira masuk kedalam ruangan.

Ketua perumahan, Satu Pedang Utara Chen Ruo-yi, usianya sekitar lima puluh lebih, wajahnya pesegi dan merah bersinar, memelihara kumis dan janggut, berhidung singa mulutnya besar, sepasang matanya bersinar-sinar, dalam keanggunannya tampak ramah, tidak salah disebut orang berpengaruh di dunia persilatan.

Kedua belah pihak duduk di tempat duduk tuan rumah dan tamu, pelayan menyuguhkan teh.

Bungkusan bajunya pengemis tua tidak diijinkan diambil oleh pelayan, bungkusan itu di taruh di bawah kakinya, jelas maksudnya setiap saat bisa pamit.

"Wajah kakak penuh debu, sepertinya telah berjalan jauh." Kata ketua perumahan Chen dengan gembira, "tiga tahun tidak bertemu, semangat kakak tampak lebih bagus lagi. Aku dengar akhir-akhir ini kakak berada di He-nan, apakah pernah berbincang dengan Tian-wai-liu-xing saudara Jie?"

"Aku memang telah lari ke beberapa tempat," Tian-ya-koay tertawa, "kau tahu, saudara Jie sangat beruntung, di rumahnya dia hidup senang tidak mau mengurusi lagi masalah diluar, tapi aku pengemis tua paling suka melibatkan diri meskipun masalah kecil, seorang yang tidak disukai, mana berani aku pergi bertamu" Malah di Shan-xi aku bertemu dengan murid kesayangannya, putri keluarga Peng. Orangnya baik, ilmu silatnya juga cukup bagus, anak muda itu selalu melibatkan diri dalam masalah. Dia mengejar Lang-ye yang membunuh, merampok orang di He-nan, melarikan diri ke Shan-xi tapi di sepanjang perjalanan masih tetap melakukan kejahatan, dia telah banyak membantuku, sayang penjahat itu tetap saja bisa meloloskan diri."

Dia sambil bicara, sambil memperhatikan perubahan wajah ketua perumahan Chen, saat menceritakan Lang-ye Hong-hao, wajah ketua perumahan Chen tidak ada perubahan.

"Lang-ye Hong-hao" Orang ini puluhan tahun pernah melakukan beberapa kejahatan di Shan-dong, dikejar-kejar oleh Tiga Kawanan Tai-shan, yang menghancurkan sarang rahasianya dan mengambil seluruh kekayaannya, hasil rampokannya ternyata ada puluhan ribu liang, selanjutnya Lang-ye menghilang, menurut kabar dia telah mati karena terluka parah, kenapa bisa ada kabar dia melakukan kejahatan di He-nan dan Shan-xi?" kata ketua perumahan Chen dengan tenang, "mungkin bukan dia" Apakah kakak telah melihat dia dengan jelas?"

"Tidak, aku mengejar sampai ke Shan-xi, dari mulut temannya, memang nyata dia orangnya. Adik, apa kau tidak kenal orang ini?"

"Aku belum pernah bertemu dengannya, aku dengar penjahat ini tidak pernah bertemu orang di siang hari, menurut kata-kata Tiga Kawanan Tai-shan, penjahat ini wajahnya tampan, tapi mempunyai gigi taringyang panjang dan tajam, setiap merampok pasti melukai orang, sangat serakah dan kejam."

"Mungkin dia sudah melarikan diri ke daerahmu."

"Apa betul" semoga dia tidak melakukan kejahatan di daerahku."

"Belum tentu." Kata Tian-ya-koay, "apa saudara pernah dengar Sepasang Cantik dari Jiang-nan?"

"Pernah, tapi beberapa tahun ini, sudah tidak ada orang yang bercerita tentang mereka!"

"Kalau Yun-sang-nie, Bai Ru-lian?" Tian-ya-koay langsung menanyakan maksudnya.

"Aku pernah dengar, tapi belum pernah bertemu. Di dunia pelacuran Jiang-nan, ada beberapa pelacur ternama yang bisa menyanyi menari, menulis, dan menggambar, hingga harga dirinya tinggi. Menurut yang aku tahu, wanita ini memang tidak pernah terjun di dunia pelacuran, dia tadinya seorang penyanyi di satu keluarga bangsawan, orangnya cantik. Tapi dia telah menghilang belasan tahun, terakhir ada orang bertemu dia, sepertinya di Jin-ling. Ah...! Kakak menanyakan wanita ini, tujuannya apa?"

"Menyelidik satu hal yang membingungkan." Kata Tian-ya-koay tertawa pahit.

"Ada hubungannya denganku?"

"Aku melihat penjagaan perumahanmu sangat ketat, tidak seperti biasanya." Tian-ya-koay membicarakan hal lainnya, "Apa ada kesulitan?"

"Dua malam yang lalu aku kedatangan seseorang, kehebatan ilmu meringankan tubuhnya, sangat jarang ada di dunia persilatan." Wajah ketua perumahan Chen tampak sinar kemarahan, "Setelah mengacau selama satu jam, akhirnya dengan pisau dia mengirim surat, lalu dengan tenangnya menghilang, Aku sudah terbiasa hidup damai, aku tidak bisa menerima penghinaan ini, jadi perumahanku mempertinggi kewaspadaan, mengambil kesempatan ini melatih, juga menghadapi teman-teman dari segala penjuru."

"Tidak ada jejak?"

"Tidak ada." "Apa yang tertulis disana?" tanya Tian-ya-koay mendesak.

"Hanya delapan huruf: tidak menyerahkan orang, hati-hati nyawa anjing."

"Menyerahkan siapa?"

"Siapa yang tahu" Ini sungguh penghinaan paling besar yang aku terima seumur hidupku. Si anjing ini pasti akan datang kembali, jika tidak datang ya sudah, jika datang, hm...!"

"Hmm...! Banyak sekali pertanyaan."

"Kakak telah mendengar kabar apa" Tentu bukan sengaja berjalan ke daerahku berkunjung?" tanya ketua perumahan Chen seperti tidak mengerti, seperti ada yang disadarinya.

"Harap jawab pertanyaanku dengan jujur." Kata Tian-ya-koay dengan serius, "adik benar-benar tidak tahu masalahnya Yun-sang-nie dengan Lang-ye?"

"Kakak, aku jamin dengan kepala, yang aku tahu tadi sudah diceritakan pada kakak." Kata ketua perumahan Chen dengan tegas, "beberapa tahun ini, paduka raja sering turun ke selatan mengontrol, setiap kali melewati daerah ini, supaya tidak menjadi perhatian kerajaan, aku hampir menutup pintu tidak menerima tamu, sama sekali tidak berani keluar berkelana. Lang-ye dan Yun-sang-nie dua orang kecil ini, aku masih tidak sudi memperhatikan mereka!"

"Aku percaya padamu. Kelihatannya, Huang-jit-ye ingin mengalihkan perhatian, si bangsat itu rasanya sudah bosan hidup."

"Siapa Huang-jit-ye?"

"Kakak seperguruannya Yun-sang-nie, Kail Dewa Cakar Elang Huang Yung-sheng yang namanya sangat tenar di Shan-xi."

"Aku pernah mendengar orang ini, tapi hanya tahu sedikit, dia......"

"Kau jangan menyela dulu, setelah aku habis cerita baru kau boleh bicara. Masalahnya begini..." Tian-ya-koay menceritakan pertemuannya dengan Fu Ke-wei di Shan-xi, dan juga mengatakan kecurigaan didalam hatinya, Fu Ke-wei mungkin adalah Xie-jian-xiu-luo. Terakhir dia berkata, "kecuali Huang-jit-ye berniat mengalihkan perhatian, ada satu kemungkinan Yun-sang-nie menutupi wajah aslinya, sembunyi di rumahmu menghindar bahaya. Karena peristiwa perampokan di Jiang-ning terlalu besar. Asalkan kau periksa seluruh wanita di seluruh perumahan ini, lihat siapa saja dalam sepuluh tahun ini yang datang keperumahanmu" Asal sedikit teliti, tidak akan sulit menemukan jejaknya."

"Para anjing ini sungguh harus mati!" ketua perumahan Chen memukul meja memaki, "Xie-jian-xiu-luo juga bukan orang baik-baik, dengan hak apa berani minta orang padaku" Tidak tahu aturan, Hmm... Biarkan saja dia datang, aku mau melihat dia bisa berbuat apa!"

"Saudara......"

"Walau aku bisa menemukan Yun-sang-nie, aku juga tidak akan memberi tahu pada dia. Kakak, kau jangan libatkan diri pada masalah ini, jika dia berani masuk satu langkah saja ke perumahan Qing-yun, aku pasti akan mengubur dia." Ketua perumahan Chen dengan keras berteriak marah.

"Saudara jangan emosi, ini menyangkut nama baikmu, masalah ini harus dihadapinya dengan tenang. Xie-jian-xiu-luo bukan orang yang tidak tahu aturan, jika tidak ada bukti, dia tidak akan menggunakan cara tidak normal menghadapi mu......"

"Silahkan dia gunakan cara tidak normal." Ketua perumahan Chen semakin bicara semakin marah, "aku juga akan gunakan cara tidak normal menghadapinya. Telah berapa tahun dia makan nasi, sampai begitu tidak tahu diri. Kakak tinggallah disini tiga-limahari, lihat bagaimana aku menghadapi orang yang tidak tahu diri ini."

Di dalam hati Tian-ya-koay merasa sulit, dia tidak tahu harus berbuat bagaimana"

Menghadapi ketua perumahan Chen yang marah, dia juga tidak berani mengatakan ilmu silat Fu Ke-wei yang begitu menakutkan, dia tidak ingin menimbulkan rasa tidak senang pada ketua perumahan Chen.

Tian-ya-koay jadi tinggal di perumahan.

Bersamaan itu, ketua perumahan segera melakukan pemeriksaan, dengan teliti memeriksa wanita yang masuk perumahan dalam sepuluh tahun ini, diantaranya termasuk istri tuan muda ketiga yang baru menikah, walau menantu ketiga ketua perumahan Chen baru berusia enam belas tahun, dan Yun-sang-nie adalah wanita yang hampir berusia empat puluh tahun.

Tidak bisa disalahkan kalau ketua perumahan Chen terlalu hati-hati, karena menurut kabar, ilmu penyamarannya Yun-sang-nie sangat hebat, di dunia persilatan ada cara ilmu penyamaran ratusan malah ribuan, tidak sulit mengatur pemalsuan yang masuk akal.

Pekerjaan ini sangat lamban garakannya.

Karena selama sepuluh tahun, jumlah pegawai yang keluar masuknya pegawai sangat banyak dan keluarganya juga banyak sekali, jumlah keponakannya keluarga Chen juga tidak sedikit, memperkerjakan wanita pembersih, menantu sangatlah banyak, ingin memeriksanya dengan akurat sungguh bukan hal yang dalam waktu singkat bisa menyelesaikannya.

Malam itu jam sembilan, satu bayangan hitam merayap keluar perumahan dari parit pembuangan air kotor di sebelah timur perumahan, dan menghilang di kegelapan sawah.

Dan satu bayangan hitam yang bersembunyi di pinggir parit sebelah timur perumahan, juga diam-diam menghilang.

Bayangan hitam ini sudah tiga malam datang, setiap malam bersembunyi di tempat yang sama.

Di luar perrumahan berjarak lima-enam li, adalah kota An-ping.

Jalan di sebelah barat adalah daerah pertokoan, ada seratus toko lebih, barang-barangnya komplit.

Bayangan hitam yang menyusup keluar perumahan Qing-yun, menghilang di pekarangan belakang penginapan Dong-chang.

Di ujung jalan barat, adalah pelabuhan sungai buatan.

Daerah ini semakin hari semakin dangkal karena sungai yang mengalir setiap tahun membawa banyak pasir, dulu perahu garam dan perahu pelabuhan menggunakan pelabuhan kota ini sebagai tempat berlabuh dan berangkat.

Sekarang perahu yang berlabuh semakin menurun, perahu garam dan perahu pelabuhan yang singgah, semua pindah berlabuh ke pelabuhan Dong-he.

Qiu-jiang sudah kehilangan keramaiannya, tapi perahu kecil yang berlayar di sungai buatan juga kadang-kadang masih berlabuh disini.

Sebuah perahu kecil berlayar keatas melawan arus, pada hampir tengah hari berlabuh di pelabuhan Qiu-zhang.

Seorang sastrawan tampan, mengipas perlahan kipas tilap yang di sepuh mas dengan santai melangkah naik ke pelabuhan.

Di belakangnya ada seorang tua setengah baya membawa seorang bocah, seorang lagi menggendong bungkusan pakaian dan seorang menggendong kotak buku, mengikuti sastrawan dari belakang berjalan menuju kota.

Perahu kecil itu setelah satu jam kembali berlayar pulang, perahu di sebelahnya mendapat kabar perahu ini datangnya dari Ji-nan, setelah penumpang sampai ditujuan dengan perahu kosong kembali ke Ji-nan, tidak menunggu sastrawan itu kembali dari kota.

Penginapan Dong-zhang adalah penginapan tua yang cukup ternama di kota ini, pemilik penginapan Luo-hai-zhao mendekor penginapannya dengan bagus, tamunya kebanyakan orang yang punya kedudukan.

Begitu sastrawan ini masuk ke penginapan, sudah membuat para pelayan merasa senang.

Karena sastrawan yang menyebut dirinya Yu Qin-yu ini bukan saja ramah, tidak ada tingkah sombong, tidak memandang orang seperti putra bangsanwan biasanya, dan juga sangat royal memberi tip sepuluh liang perak pada pelayan pembersih kamar.

Penginapan ini mempunyai kamar dobel dan kamar atas, biaya menginap satu hari berikut makan satu liang perak, itu pun paling mahal di kota ini.

Kasir penginapan Dong-zhang dipanggil Wu-feng, wakil kasirnya adalah istrinya Wu-feng, Qiu-niang, khusus melayani wanita.

Usia Qiu-niang sudah lebih empat puluh tahun, putrinya Wu Yu-zhu usianya dua puluh tahun, kadang-kadang mewakili ibunya, di kota ini kecantikan nya tersebar luas.

Gadis cantik usia dua puluh masih belum ada calon, tidak terhindar mendapat gosip.

Tapi Wu-feng adalah orang jujur, usianya sudah setengah abad sudah terlihat tua, sehari hari tidak banyak bicara, dibandingkan dengan istrinya yang lincah dan masih tampak cantik itu, seperti bumi dan langit. Sehingga, terhadap kabar-kabar burung itu, tidak pernah ditaruh di dalam hati, terhadap para kelompok pemuda yang mengejar putri kesayangannya, dia tidak pernah mengeluh.

Di depan penginapan ada tiga ruangan, sebelah kanan adalah ruang makan dan minum teh, bukan saja menjual arak dan teh, juga sering didatangi oleh pengamen dari Ji-nan yang meramaikan, tamunya lebih banyak dari pada tamu yang menginap, tempat ini menjadi tempat paling bagus untuk bersantai di kota ini. Qiu-niang ibu dan putri selain melayani tamu penginapan, sering melayani di ruang makan, mereka berkata sedikit kasar, mereka sepertinya sedang menarik lebah dan kupu-kupu.

Begitu sastrawan Yu Qin-yu muncul pertama kali di ruang makan, telah menimbulkan kegaduhan kecil, penampilannya yang menakjubkan, menarik sorot mata seluruh tamu makan.

Lewat tengah hari, setelah lewat waktu makan, terhadap tamu penginapan ini pelayan tampak lebih ramah, mereka mengantarkan sastrawan ke meja di sisi jendela.

"Tuan muda, silahkan duduk." Kata pelayan menarik sebuah kursi dengan ramah.

"Seduhkan satu teko teh dulu."

Pelayan membungkuk menjawab 'ya'.

Begitu teh nya datang, suara orang jadi hening.

Wu Yu-zhu muncul di pintu ruangan, bajunya biasa, tapi tidak menutup kecantikannya, mata dan alisnya seperti gambar, dadanya berisi, pinggang sekecil satu genggaman, dia tersenyum.

Tangannya membawa baki teh, satu teko dengan dua gelas, berjalan melenggok menghampiri, seperti wanita naga memegang bunga, menjadi titik sorotan mata seluruh dua puluh lebih tamu minum.

"Tuan muda silahkan minum teh." katanya sambil tertawa, suaranya seperti kicau burung, sambil menumpahkan teh untuk sastrawan, "aku dipanggil Wu Yu-zhu."

"Ahh! Bunga Mu dan yang cantik sekali." Sastrawan tidak tahan memujinya, "nona, terima kasih."

"Yoo! Tuan muda Yu, kau ramah sekali." Wu Yu-zhu tertawa genit laksana bunga, matanya tampak memancing asmara, duduk di kursi sisi meja, "tuan muda, kau memujiku" Atau mengejekku?"

"Tentu saja memuji! Nona disini sudah berapa lama?"

"Tiga tahun." Wu Yu-zhu tanpa pikir, "ikut ayah dan ibu dari Ji-nan datang kesini, pemilik penginapan tuan Luo adalah teman baik ayahku. Apa tuan muda juga datang dari Ji-nan?"

"Betul." "Sedang belajar?"

"Belajar surat tidak jadi, belajar pedang juga tidak berhasil, bagusnya aku tidak berniat jadi sarjana, tidak perlu tengah malam menyalakan lampu sampai fajar menusuk pantat. Nona pernah dengar gang Tie-fu di Ji-nan yang ada keluarga Yu ?"

"Ooo! Pernah dengar, di Ji-nan ada enam orang jadi kaya berkat kerja di sungai, keluarga Yu adalah salah satunya."

"Betul, di dunia ini ada dua macam orang yang bisa disebut kaya, pengawas sungai yang mengatur Huang-he, dan departemen garam yang mengurus garam. Jika nona pulang ke Ji-nan, aku pasti akan laksanakan kewajiban sebagai tuan rumah."

"Tuan muda datang ke kota ini, ada keperluan apa?"

"Hanya melancong saja, saat pulang dari Dong-he sekalian aku ingin membeli He-jiao asli. Ada teman yang memerlukan He-jiao untuk mengobati luka bengkak, di Yang-gu aku tidak dapat membeli yang asli, aku dengar di Dong-he bisa membelinya dengan harga tinggi."

"Di Dong-he juga tidak bisa membeli yang asli, kebanyakan terbuat dari kulit kuda mati. Tahun lalu telah terjadi bencana kekeringan, air sumur untuk membuat He-jiao tidak sampai satu chi, tidak sedikit orang karena berebut air sumur sampai kepalanya terluka, dari mana datangnya He-jiao asli" Setelah di makan bukan saja penyakitnya tidak bisa sembuh, mungkin malah akan mengantarkan nyawa. Tuan muda jika ingin membeli, aku carikan akal buatmu, bagaimana?"

"Sungguh" Kalau begitu terima kasih!"

"Tapi.. .tuan muda, barang asli, harganya..."

"Aku tahu, barang asli satu liang di tukar dengan satu liang mas, aku bersedia dengan lima liang mas di tukar satu liang He-jiao." sambil bicara, dia sambil mengeluarkan dompet lapis mas, dibuka lalu ditumpahkan ke atas meja, "Ditukar perak adalah satu banding enam, tolong nona belikan lima puluh liang He-jiao."

Semua tamu yang makan di sana, tertegun oleh banyaknya perhiasan di atas meja.

Enam butir mutiara bulat sebesar jari, beberapa batu pusaka lapis emas, beberapa buah perhiasan kecil giok, tujuh delapan lembar cek.

Dia mengambil satu lembar, mulutnya berguman, "Seribu liang."

Selesai membaca ditaruhnya kembali, mengambil lagi satu lembar, sambil tertawa memberikan pada Wu Yu-zhu.

"Cukup. Nona, apakah bisa ada dalam waktu tiga hari?"

"Dua ribu liang, cek kontan dari bank Chang-feng." Wu Yu-zhu membaca angka yang tertera, dia tidak merasa terkejut, "tiga hari waktunya cukup. Ooo...! Tuan muda percaya padaku?"

"Percaya, juga percaya pada penginapan tua Dong-zhang." Dia membereskan dompetnya, "lima ratus liang lainnya untuk biaya nona. Ooo! Mutiara ini kualitasnya sangat bagus, asli dari Nan-hai, kehebatannya mutiara ini bulat tidak ada cacat."

Dia memberikan sebutir mutiara pada Wu Yu-zhu, maksudnya supaya dia memeriksanya.

"Bagus." Wu Yu-zhu menganggukan kepala, matanya sedikit pun tidak terlihat terkejut, sepertinya sudah terbiasa, "bila mendapatkan orang yang tahu barang, bisa berharga tiga puluh ribu jin."

"Nona Yu-zhu, kau tidak kenal barang." Dia tertawa, "para istri beberapa pejabat tinggi di ibu kota, sering menggunakan bubuk mutiara untuk sarapan pagi, mutiara yang digunakan untuk membuat bubuk mutiara besarnya tidak ada setengah mutiara ini, harganya adalah dua puluh ribu jin, orang yang menyediakan mutiaranya adalah seorang marga Shi di Shu-zhou, satu tahun paling sedikit dia mendapat laba diatas satu juta jin. Nama nona adalah Yu-zhu, mutiara ini sangat kecil, nona bawalah untuk bermain!"

Para tamu yang makan menjadi gaduh, entah siapa, diantaranya ada yang mengatakan, "iblis penghancur keluarga!"

Tapi Yu Qin-yu tidak memperdulikan, sambil menjejalkan mutiara ketangan Wu Yu-zhu, sampai kantong dari sutra pun diberikan.

Sesaat, dia melihat Wu Yu-zhu, lalu menatap pada orang yang mengucapkan kata-kata itu, di matanya tampak satu kilatan dingin sekelebat lalu menghilang.

Tamu makan yang berkata itu cepat-cepat membayar bon lalu pergi.

"Tuan muda, terima kasih!" sorot mata Wu Yu-zhu kembali normal, wajahnya tampak tersenyum genit memikat, "lain hari, aku siapkan arak tanda terima kasih padamu. Mari, aku tambahkan masakan."

"Terima kasih." Dia minum satu teguk teh lalu bangkit berdiri, "aku akan jalan-jalan ke Ji He-si, mau melihat apakah rumput Gua-jian telah habis dicabuti oleh para pelancong?"

"Sebenarnya khasiat rumput Gua-jian terbatas, aku bisa memberi kau beberapa rumput Liu-jin dari Qing-zhou, ini baru obat hebat yang berkhasiat bisa menghidupkan orang! Mari jalan, aku temani kau jalan-jalan ke Ji-he-si."

Begitu dua orang ini pergi, ruang makan tiba-tiba menjadi gaduh, makian timbul disana-sini.

Di dalam perumahan Qing-yun, keadaan sedang sibuk, menyelidiki asal-usul wanita yang di ceritakan, membuat ayam dan anjing pun tidak bisa tenang.

Seiring dengan berjalan waktu, setelah malam tiba penjagaan semakin diperketat, keluar masuk perumahan sudah tidak seperti biasa lagi.

Keesokan harinya sahabat-sahabat ketua perumahan Chen berturut-turut tiba, sahabat dari pemerintahan juga diam-diam membantu, mata-mata disebar dimana-mana mencari jejaknya Lang-ye dan Xie-jian-xiu-luo, tentu saja juga menyelidiki wanita yang dicurigai sebagai Yun-sang-nie.

Di perumahan Qing-yun telah berkumpul para pesilat, jaring telah diatur dengan rapih.

Pemuda yang mirip Xie-jian-xiu-luo jangan harap bisa masuk, Yun-sang-nie juga jangan harap bisa keluar, walau ketua perumahan Chen tidak percaya Yun-sang-nie benar-benar sembunyi didalam perumahannya.

Kota Qiu-zhang tentu saja ikut diawasi dengan ketat, orang persilatan yang lewat disini jika tidak mengatakan dengan jelas asal-usulnya, maksud kedatangan dan kepergiannya, pasti diterima di depan ramah, tapi diam-diam diselidiki dengan keras, orang yang menolak bekerja sama, pasti dirinya akan repot sendiri, orang yang asal usulnya tidak jelas, sama sekali tidak berani berdiam lama di kota itu.

Topan sedang terbentuk, tekad ketua perumahan Chen menghadapi pemuda yang di curigai seperti Xie-jian-xiu-luo tampak dengan jelas sekali, kerja keras menyelidiki Yun-sang-nie untuk menyatakan dirinya bersih, mendapat dukungan penuh dari para pendekar, teman-teman yang berada jauh berturut-turut datang membantu.

Hari ketiga, yaitu hari terakhir Fu Ke-wei berjanji pada Tian-ya-koay mengundurkan hari penyerangannya, Di dua tempat Yang-gu dan Qiu-zhang, teman-teman perumahan Chen menyebar kemana-mana, diantaranya ada beberapa pesilat tinggi yang dulunya pernah berhubungan dengan Xie-jian-xiu-luo, mereka berharap bisa bertemu dengan Xie-jian-xiu-luo terlebih dahulu dan bernegosiasi.

Nama ketua perumahan Chen cukup disegani, sedang nama Xie-jian-xiu-luo tidaklah begitu bagus.

Di antara para pendekar yang pendiriannya teguh, dengan tulus berharap Xie-jian-xiu-luo jangan menginjakan kaki ke wilayah kekuasaan perumahan Qing-yun, supaya tidak menimbulkan gejolak dunia persilatan yang susah dibereskan.

Penginapan Dong-zhang tenang seperti sedia kala, tamu yang datang dari pelabuhan sungai buatan, tetap seperti biasa, keluar masuk, orang yang biasa bepergian, biasanya tidak akan mendapat gangguan dari orang dunia persilatan.

Tidak lama setelah lewat tengah hari, dua orang polisi membawa dua orang setengah baya, masuk ke penginapan Dong-zhang. Tamu penginapan banyak yang keluar masuk, ruang makan di sebelan sudah ada tamu yang makan, beberapa masih sedang minum teh sambil mengobrol.

Pemilik penginapan Luo dan suami istri kasir Wu, dengan hormat maju menyambut.

Mereka tidak takut pejabat, hanya takut urusan.

Jika orang dari kepolisian berkunjung, orang yang membuka penginapan mana berani tidak menyambut.

"Tuan Zhang tuan Li apa kabar." Istri Wu sambil tersenyum menyambut, "silahkan duduk di dalam, silahkan!"

Polisi Zhang tidak memperdulikan, sekali melihat ke ruang makan.

Di dalam ruang makan, di atas meja sastrawan marga Yu penuh dengan masakan dan minuman, ada sepuluh macam lebih masakan, ada beberapa yang masih belum dimakan. Setiap kali dia memesan sepuluh macam lebih masakan, tapi makannya seperti kucing kecil, makan sangat sedikit sekali.

"Kalian tidak perlu melayani." Polisi Zhang mengayunkan tangan, "aku membawa dua orang teman untuk melihat-lihat, jika ada perlu baru mencari kalian. Ooo! Pagi ini penginapan anda kedatangan dua orang laki-laki satu orang wanita, yang turun dari atas perahu."

"Benar, tuan Zhang." Jawab pemilik penginapan Luo sambil membungkuk, "dua tamu laki-laki yang satu marga Jie, yang satu marga Peng, tamu wanitanya adalah adiknya tamu marga

Peng, sekarang......"

"Dimana mereka?" Polisi Zhang menyela.

"Di pekarangan kedua.....Ooo! mereka datang, pasti ingin makan siang."

Di pekarangan melangkah keluar dua orang pemuda usia sekitar dua puluh lima-enam tahunan, tinggi besar dan sangat gagah. Di belakangnya ada nona kecil yang cantik berbaju ringkas, kuat dan langsing.

Tiga orang ini tidak tahu di ruang penginapan telah terjadi masalah apa, hanya melirik sekali pada dua orang polisi yang berbaju seragam, melangkah menuju ke ruang makan.

"Kalian berhenti." Polisi Zhang mengulurkan tangan, sorot matanya dengan tajam menatap nona kecil, "kalian berasal dari mana, datang ke kota ini ada urusan apa?"

"Kami berasal dari He-nan, datang kesini untuk mengunjungi teman." Kata pemuda marga Peng itu dengan tenang, "ada masalah apa?"

Polisi Zhang dengan sorot matanya, bertanya pada dua orang setengah baya, dua orang setengah baya bersamaan menggelengkan kepala, menandakan bukan orang yang dicari.

"Nona kecil memakai baju putih." Polisi Li tidak tahu diri menyela, "apakah bermarga Bai?"

"Kenapa, kau merubahkan margaku?" Nona kecil dengan tidak senang balik bertanya.

"Iii! Kau malah lebih galak dari padaku" Menyebalkan!" Polisi Li jadi marah.

"Adik, jangan kurang ajar." Pemuda Peng sambil tersenyum mencegah adiknya mencari masalah, "mungkin mereka menyangka kau adalah Yun-sang-nie!"

"Apakah bukan?" Polisi Li tidak mau berhenti.

"Matamu buta." Nona kecil marah, "aku marga Peng, dari Zhong-zhou, He-nan."

"Iii! Nona dari keluarga Peng di Zhong-zhou?" seorang setengah baya merasa aneh, "apakah nona tahu Tian-ya-koay?"

"Setengah bulan yang lalu, aku pernah bersama tetua Jie melakukan satu hal di Shan-xi......"

"Aduh! Ternyata benar nona Peng, keponakannya pendekar besar Jie. Tetua Jie sekarang ada di perumahan Qing-yun, tidak diduga nona juga datang kesini. Jika di bicarakan bukan orang luar, kalian buat apa menginap di penginapan" Di sebelah barat kota ada perahu, apa kalian mau pindah ke perumahan Qing-yun?"

"Paman ini adalah......"

"Aku Che-yi, sepuluh tahun lalu pernah melihat wajah asli Yun-sang-nie, sehingga menawarkan diri membantu ketua perumahan Chen."

"Ooo! Ternyata Tamu Tangan Dewa (Khe-shen-shou) pendekar besar Che." Pemuda marga Jie melanjutkan, "aku Jie-xian."

"Ooo! Putra sulungnya pendekar besar Jie." kata Tamu Tangan Dewa dengan gembira, "pergi ke perumahan Qing-yun tidak akan lama, kalian kesana saja sekarang, baik tidak?"

"Baik, memang seharusnya berkunjung ke perumahan Chen." Jie-xian dengan gembira menyetujui.

Kemudian mereka sambil mengobrol keluar dari penginapan.

Sastrawan Yu yang berada di dalam ruang makan tersenyum pada Wu Yu-zhu yang sedang menambahkan araknya sambil tidak sungkan memegang tangannya yang putih halus.

"Terima kasih. He he he! Bahaya sekali benar tidak?" dengan berani dia memegang tangan Wu Yu-zhu, "mereka telah pergi."

"Apa yang bahaya?" Yu-zhu menggunakan tangan lainnya memukul pelan tangan besar yang berani itu, "siapa saja mereka itu?"

"Mereka itu siapa, aku satu pun tidak ada yang kenal, dua orang yang berbaju seragam itu adalah polisi, tidak akan salah, mereka sepertinya sedang mencari orang, mencari orang yang dikenal, melihat tingkah mereka, tentu bukan mencarimu bukan?"

"Cari aku" Waah! Kau kira aku ini siapa" Sembarangan!" Yu-zhu memonyongkan bibir kecil merahnya, melihat dia dengan mata putihnya, "Jika kau juga mengangap aku ini gampangan, paling baik jangan mengusikku, supaya tidak merendahkan harga dirimu, tuan muda Yu."

"Iii! Yu-zhu, pikiranmu kemana?" katanya setengah serius setengah main-main, "maksudku adalah orang yang pernah melihat kau sangat banyak, seperti seorang teman bertemu berbincang, itu bukankah hal yang sangat normal" Apakah kau mau membuat masalah antara hubungan laki-laki dan perempuan" Aku tidak menyangkal aku sedikit gampangan, tapi gampangan itu ada batasnya, bagaimana pun tidak boleh berkelakuan jelek di muka umum, betul kan" Kau dan aku beberapa hari ini berhubungan, apakah aku pernah mengatakan kata-kata yang tidak hormat" Apakah pernah berlaku kasar......"

"Kau ini! Jangan pura-pura suci, tadi saja kau memegang tanganku." Satu jari Yu-zhu menunjuk pada kening dia, gigi putihnya menggigit bibir bawah seperti marah seperti senang, tingkah genitnya sungguh membuat hati melayang, "pokoknya, kau juga tidak suci. Jangan minum terlalu banyak, malam ini akan ada orang mengantarkan He-jiao, aku sudah menyiapkan arak mengundangmu, aku sendiri yang turun kedapur, bagaimana?"

"Aku disini mengucapkan terima kasih dulu." Wajahnya tampak gembira, "nanti aku suruh pelayan menyewa perahu, besok kembali ke Ji-nan."

"Ooo! Langsung pulang" Tidak main beberapa hari lagi?" Yu-zhu mengerutkan alisnya, "begini saja, malam ini kita bicarakan baik-baik, masalah menyewa perahu aku yang atur."

0-0-0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar