Pengelana Rimba Persilatan Bab 10

Bab 10

"Huang-jit-ye sungguh tepat waktu." Fu Ke-wei mengepalkan tangan menghormat, "aku merasa bangga, bisa dikatakan telah memberi muka padaku."

"Bagus, bagus." Huang-jit-ye membalas hormat, "aku telah menyelidik dengan teliti, anda sepertinya benar hanya seorang diri datang kesini, di mana teman wanita anda?"

"Masalahnya tidak ada sangkutan dengan dia, makanya dia tidak datang. Huang-jit-ye tenang saja, jika aku mati di tempat ini, tidak akan ada orang yang akan mengucurkan air mata, juga tidak akan ada orang yang membalaskan dendamku pada anda."

"Bagus kalau kau tahu itu. Tuan, kau mencari adik seperguruanku ada keperluan apa?"

"Ingin dia buktikan satu hal."

"Hal apa?" "Itu masalah dia."

"Aku ingin tahu masalahnya dengan jelas."

"Harus menunggu setelah bertemu dengan adik seperguruanmu, baru bisa membicarakannya."

"Jika anda tidak mengatakannya......"

"Orang-orang yang dibawamu akan menguburkan aku disini."

"Bagus kalau kau mengerti."

"Menurut pendapatku, jika anda tidak memberitahukan keberadaan adik seperguruanmu, aku juga sama tidak akan berhenti memaksa. Kelihatannya kau dan aku sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, harus ada yang kalah baru bisa menyelesaikan masalah."

"Jika kau berpendapat demikian, aku terpaksa menyanggupinya." Kata Huang-jit-ye dengan dingin, tangannya diangkat dan dilayangkan.

Sebelas orang itu secara bersamaan bergerak, sebentar saja sudah mengepungnya, membentuk satu lingkaran sepuluh zhang.

Di mata Fu Ke-wei masih ada perasaan curiga, melihat keadaan, lawan sepertinya tidak ada niat untuk bertarung beramai-ramai! Lingkaran besar ini sama sekali tidak bisa menyerang bersama-sama.

Dalam sekejap, tiba-tiba dia menyadari situasi dirinya sangat berbahaya, pengalaman memberitahu, dia tengah menghadapi keadaan buntu.

Lawan sama sekali tidak berniat menghadapi dirinya dengan pertarungan adil, tapi akan menggunakan strategi senjata rahasia yang menakutkan menghadapi dia. Tidak perduli dia mendobrak kearah mana, pasti akan mendapatkan serangan mendadak dari tiga arah, lawan sama sekali tidak akan peduli melukai teman sendiri.

Sebelas orang itu semuanya tidak mengeluarkan senjata, sepasang tangannya menempel di tubuh dengan santai dijulurkan ke bawah, sebelas pasang mata aneh semua dengan dingin menatap dia, hawa pembunuhan yang begitu dahsyat, dan tekanan yang menekan hati orang seperti ombak menghantam dia, kematian yang menyeramkan tanpa kasihan menyerang dia.

Jika hatinya timbul ketakutan, pasti dia akan hancur oleh tekanan ini, dengan mudah mereka akan memperlakukan dia hingga mati.

Tapi dia bukan orang yang mudah hancur.

Sebaliknya, dia konsentrasi mengumpulkan tenaga dalamnya, menghirup nafas, tenaga dalam disalurkan ke seluruh tubuh, seluruh orangnya seperti seekor macan tutul siap menerkam mangsanya, seperti macan ganas yang akan mengeluarkan kekuatannya, dia harus menempuh bahaya menaklukan musuhnya.

Pedangnya pelan-pelan dicabut, sekarang orang dengan pedang sudah menjadi satu. Sepertinya, di sekeliling tubuhnya telah ada unsur yang tidak terlihat, tapi dapat dirasakan, semacam penampilan aneh yang membuat lawan takut, sepertinya matahari terik telah kehilangan panasnya, aliran angin dingin yang tidak hentinya telah menutupi daerah ini.

Dia berhadapan dengan Huang-jit-ye, walau Huang-jit-ye berdiri lima zhang jauhnya, tapi tetap terpengaruh oleh situasi yang aneh ini, wajahnya pelan-pelan berubah, seluruh tubuhnya keluar bintik-bintik dingin, bulu kuduknya berdiri.

Kedua belah pihak tidak berniat menyerang lebih dulu, muncul situasi aneh yang tidak normal, sepertinya sedang bertarung siapa yang bisa bertahan lebih lama, siapa dalam situasi begini lebih dulu hancur.

Lama, matahari diatas kepala semakin condong ke barat, waktu tidak terasa telah lewat, situasinya semakin dingin, membuat orang lebih sulit bernafas.

Di sebelah kanan di atas satu pohon cemara putih, tiba-tiba terdengar satu teriakan dalam, "inilah ilmu mempengaruhi semangat, cepat bergerak, supaya tidak terpengaruh!"

Huang-jit-ye terkejut, semangatnya bergetar, sekarang dia baru merasakan dia telah berkeringat dingin, tubuhnya merasa dingin, perasaan sulit bernafas semakin bertambah.

Lima pohon cemara putih besar, sepuluh orang itu semuanya dengan cepat meloncat keatas. "Buum!"

Seorang teman yang berada di sebelah kanan Huang-jit-ye, tiba-tiba dengan tegak jatuh ke depan, semangatnya telah hancur.

Sebuah suara yang keluar dari mulunya Fu Ke-wei membuat hati orang ketakutan, membuat kepala orang seperti terkena pukulan, dia menjelma menjadi kilat, tubuh dan pedangnya menjadi satu menerjang maju dari sisi kiri Huang-jit-ye, sekelebat lewat.

Laki-laki besar yang menghadang jalannya, persis sebelumnya, dalam sekejap jatuh ke bawah.

Suara siulan itu mendadak menghilang, bayangan tubuhnya Fu Ke-wei juga telah menghilang ke dalam rimbunan pohon pendek yang berada dalam jarak sepuluh zhang lebih, seperti setan menghilang. Dan dua orang pria besar yang bersembunyi di depan pohon, begitu kepalanya terpukul langsung jatuh pingsan.

"Gila! Bo......bocah ini se......sebenarnya manusia atau setan?" teriak Huang-jit-ye dengan gemetar dan ketakutan sekali.

Seorang pria setengah baya yang berdandan dao meloncat turun dari atas pohon, pedang disembunyikan di belakang tangannya dengan bersuara yang masih ketakutan berkata, "dermawan Huang, mala petaka segera akan menimpa, masuklah ke gunung Tai-hang untuk menghindar! Berharap masih sempat."

Huang-jit-ye bergidik, menggunakan lengan bajunya dia mengelap keringat dingin di wajahnya, sambil ketakutan bertanya:

"Apakah begitu serius" Pendeta dao Qing Chen, maksudmu adalah......"

"Sangat serius." Pendeta dao Qing-chen dengan wajah serius, "Menurut kabar, ilmu mempengaruhi semangat, dengan ilmu Penangkap Semangat, dan ilmu Pembingung Semangat disebut tiga ilmu rahasia aliran sesat. Orang yang ilmunya tinggi, malah bisa mengendalikan ribuan tentara. Dermawan Huang, melawan orang semacam ini, akibatnya sangat mengerikan."

"Katamu... dia... dia... adalah... anggota.. perk umpulan te......teratai putih......"

"Dia bukan termasuk dari Perkumpulan Teratai Putih, tapi dari jurus hebat Mempengaruhi Semangat aliran istana, orang yang pertahanan tubuhnya kurang kuat, mungkin akan jadi idiot selamanya. Untung kalian berada jauh lima zhang lebih, makanya dapat bertahan beberapa saat, dan ilmu dia masih belum mencapai tingkat tertinggi. Dermawan Huang, apa kau tidak merasakan hawa pedangnya yang sangat dingin menusuk tulang, tubuh pedang pelan-pelan membesar, mendekat, mendesak?"

"I......ya betul......"

"Kecuali hawa pedang dan bayangan pedang yang datang mendesak menakutkan, yaitu kaki dan tangan tidak bisa digerakan?"

"I......ya betul......"

"Kalau begitu benar. Dermawan Huang, dia tidak berniat membunuh kalian, dia juga tidak akan melepaskan yang dia ingin kerjakan, malam-malam dia akan masuk kerumah anda, jika tidak tercapai tujuannya, dia tidak akan berhenti. Malam ini......dermawan Huang, hindarilah dia!"

"Pendeta dao tidak dapat menaklukan dia?"

"Tidak dapat." Kata pendeta dao Qing-chen pasti, "Hanya ada dua macam kepandaian yang dapat melawan dia, satu adalah ilmu Yoga dari Wu-tai, satu lagi adalah Ilmu Kepompong dari aliran sesat. Kepandaianku yang begini, tidak dapat berbuat apa-apa. Maaf, aku tidak dapat membantu, pamit."

Pendeta dao tua dengan menyesal menganggukan kepala, membalikan tubuh lalu pergi.

Tidak lama, Fu Ke-wei muncul di depan kuil yang telah kosong, dia melihat jauh ke arah kota ditempat dimana ada debu yang berterbangan, itu adalah debu di injak oleh kawanan kuda kelompok Huang-jit-ye.

Wajahnya tampak tersenyum dingin, dan mengeluarkan suara "Hm...!"

Malam telah tiba, rumah keluarga Huang sepi seperti kota mati.

Di awal tengah malam, dua bayangan hitam masuk meloncati tembok benteng pekarangan sebelah kanan, gerakannya seperti roh melayang, tempat yang di lewati tidak ada debu yang terbang.

Di satu sudut rumah sembunyi dua orang penjaga, mereka melihat bayangan hitam yang melayang datang, mereka secara bersamaan menerjang, satu golok satu pedang menyerang bersama-sama dengan sangat cepat sekali.

Kecepatan dua bayangan hitam mendadak bertambah sepuluh kali, sekelebat melewati golok dan pedang saat sekejap akan menyerang.

"Aww......" Dua penjaga itu berteriak, lalu jatuh meronta ditanah.

Sekejap terdengar beberapa kali teriakan, setiap kali menandakan ada satu kelompok penjaga di pukul roboh.

Akhirnya, dua bayangan hitam langsung menuju kepusat, muncul di depan tangga ruangan besar.

Pintu tengah dibuka, sinar lampu bersinar keluar, seorang bermantel hijau muncul diatas tangga, tidak membawa senjata, wajahnya tenang sekali.

"Anda datang terlambat!" Orang bermantel hijau berkata, "Huang-jit-ye telah pergi ke Tai-hang-shan, sia-sia kedatangan anda."

"Biksunya bisa lari, kuilnya tidak bisa lari." Kata Fu Ke-wei dingin, "dia bisa pergi tidak perdulikan rumah, buat apa aku jadi orang baik" Akan kubakar rumahnya, apakah anda akan melawan?"

"Tentu saja melawan......"

"Apakah anda ada kemampuan melawan?"

"Saudara kecil." Nada orang bermantel hijau melemah, "anda melakukan ini, tidak cocok dengan aturan dunia persilatan, betul?"

"Huang-jit-ye siang hari bolong menyiapkan pasukan panah, malam hari belum bertanggung-jawab sudah pergi, apakah ini sesuai aturan dunia persilatan" kau tidak bisa bertindak menurut aturan dunia persilatan, kenapa aku harus menurut" Kecuali kau mampu menghalangi, jika tidak jangan sebut-sebut aturan dunia persilatan untuk menakut-nakuti aku."

"Saudara kecil......"

"Turun." teriak Fu Ke-wei menunjuk, "aku datang bukan untuk membicarakan aturan, kalian tidak pernah membicarakan aturan pada orang lain, diam-diam berhubungan dengan para perampok gunung Tai-hang, di dalam aturan sudah tidak bisa dibenarkan, satu-satunya yang dapat anda lakukan, keluarkan seluruh kemampuan kalian, coba usir aku dari sini."

Orang mantel hijau sedikit ragu, lalu turun dari tangga.

Fu Ke-wei memberi isyarat tangan, Ouw Yu-zhen meloncat berdiri di sudut tembok.

Dia pelan-pelan mundur, menunggu di tempat lapangan yang kosong.

"Saudara kecil kau terlalu mendesak orang." Orang bermantel hijau dengan nada dalam berkata, "tanpa sebab datang memaksa orang, ini keterlaluan, anda marga Fu, siapa namanya."

"Kau, kau panggil saja aku Fu-shan." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "bukan aku mendesak orang, tapi karena ingin membuktikan satu hal jadi terpaksa datang kesini, jangan gunakan hukum alam, hukum negara, hubungan manusia menghadapi aku. Kau tidak tahu aku, aku pun tidak tahu kau, masing-masing keluarkan kemampuannya untuk membedakan siapa yang kuat siapa yang lemah, setelah selesai baru bicarakan yang lainnya. Tuan, senjata, tinju, kaki, senjata gelap, silahkan gunakan sekehendakmu, aku akan hadapi semuanya, silahkan!"

"Saudara kecil, apa tidak bisa dibicarakan lagi?"

"Tidak bisa dibicarakan lagi." Dia mengatakannya dengan tegas, "aku sendiri juga tahu kedatanganku kurang menurut aturan, makanya sampai detik ini, masih belum melakukan pembunuhan. Sekarang hari terlalu gelap, bertarung mungkin saja tidak terkontrol, tidak terhindarkan terluka atau terbunuh, harap anda jangan salahkan. Jika anda menang, masalah aku anggap selesai."

"Tentu saja, aku akan bertarung dengan tangan dan kaki, silahkan." Orang mantel hijau mengangkat kain mantelnya di selipkan di pinggang, sepasang tangan dibuka, bersiap-siap bertarung.

Dengan sebuah teriakan dingin, Fu Ke-wei menyerang dengan dahsyat, begitu suara terdengar orangnya pun sampai, tangan kiri dengan jurus Naga Awan Menampakan Cakar, merogoh ke dalam.

Buug... satu suara terbekam terdengar, angin kuat bergetar ke sekeliling, orang bermantel hijau berkelit menghindar, telapaknya memukul pergelangan Fu Ke-wei, cepat seperti kilat.

Kedua belah pihak adalah pesilat bertenaga dalam tinggi, setelah beradu tenaga, sama-sama terdorong mundur ke samping, memasang kuda-kuda kembali menyerang, dalam layangan pukulan dan telapak, masing-masing menyerang dan menangkis, setiap pukulannya menggunakan tenaga dalam, suara pukulan atau telapak beradu menimbulkan suara keras.

Dalam sesaat, sepertinya seimbang, maju mundur berputar sama-sama cepat dan lincah, siapa pun tidak bisa merebut posisi diatas angin, hari terlalu gelap, jurus lincah tidak ada gunanya, sekali serangan dilancarkan langsung bentrok, ruang geraknya sempit, seperti bertarung jarak dekat saja, siapa yang tidak dapat menahan pukulan, dia yang kalah.

Dalam kegelapan, tiba-tiba terdengar satu siulan aneh, satu bayangan orang dengan rambut kacau melayang turun dari atap rumah, turun tepat diatas kepala Fu Ke-wei.

Fu Ke-wei mengeluarkan suara "Hm....!" tubuhnya berkelebat, kecepatannya bertambah satu kali lipat, datang ke sebelah kanan orang bermantel hijau, telapak tangannya dilayangkan miring, serangkum angin kuat tiba-tiba muncul.

Orang mantel hijau dengan sendirinya memutar tubuh menangkis, paak... satu suara terdengar karena beradunya pukulan, tapi kali ini tenaga yang menyerangnya seperti bertambah beberapa kali lipat, sambil berteriak terkejut, dia terlontar sejauh satu zhang lebih, hampir saja terjatuh.

Hampir bersamaan waktunya, Fu Ke-wei sudah barada di sisi bayangan hitam yang melayang turun, dia menangkap tongkat lawannya, sekali berteriak keras, dengan keras dia menarik ke belakang.

"Paak!" Tongkat itu tiba-tiba patah, seperti meletus hancur berterbangan, tongkat bambu isi itu telah hancur berleping-keping.

Dengan sebuah teriakan dingin, Fu Ke-wei maju menyerang, sebelah tangannya dipukulkan seperti kilat.

"Buug.. paak.. paak!"

Orang yang rambutnya acak-acakan dapat menangkis tiga pukulan tangannya, tapi mundur sepuluh langkah lebih, walau dapat menangkis tiga pukulan, tapi tidak bisa menahan seluruhnya.

Orang bermantel hijau telah tiba, tangan kanannya menyerang pinggang dan punggung kanan Fu Ke-wei.

Fu Ke-wei memutar tubuhnya, tidak saja dengan tepat menghindar pukulan yang keras itu, dan juga balas memukul bahu kiri orang mantel hijau, kecepatannya sulit di bayangkan, buuk... satu suara telapak telah mengenai dasar leher orang mantel hijau, seperti kapak yang amat besar.

"Mmm..!" teriak orang bermantel hijau itu kaget dan roboh terguling.

Fu Ke-wei seperti seekor harimau ganas, dia lalu membelok menerjang orang yang tongkat nya telah hancur itu.

"Berhenti!" teriak orang yang rambutnya acak-acakan itu.

Saat ini, tempat dua orang berdiri tepat di bawah sinar lampu pintu, sisi kedua orang itu disinari dengan jelas sekali.

Pukulan telapak besi Fu Ke-wei, berjarak kurang tiga cun dari jantungnya lawan, tapi dia malah bisa menghentikannya, dan ditarik setengah chi.

"Kau, Tian-ya-koay (Pengemis Aneh Dunia), Jie Ling-feng." Fu Ke-wei tertawa dingin, "Malah jadi tamu aliran hitam Huang Yung-sheng, sungguh tidak di sangka perbuatan seorang manusia, namamu sebagai pendekar sekarang sudah boleh pensiun! Jika bukan hari ini melihat dengan mata kepala sendiri, aku sungguh tidak berani percaya anda adalah pendekar palsu."

"Sembarangan bicara." Teriak Tian-ya-koay, "Aku datang untuk mencari Lang-ye (Serigala Malam) Hong-hao, dia melarikan diri dari He-nan ke Shan Xi, di tempat ini jejaknya menghilang, aku sengaja datang memeriksanya, dan akhirnya bertemu dengan kalian yang sedang bertarung, sesaat timbul gatal tanganku jadi menampakan diri......"

"Oh! Begitu, jadi aku telah salah menduga." Kata Fu Ke-wei.

"Hm! Bocah, tenaga dalammu sangat menakutkan sekali, telah menghancurkan tongkat pemukul anjingku......"

"Tetua turun dari atas, telah melanggar larangan dulu."

"Hm...! Mmm... orang yang bisa dengan satu pukulan telapak menjatuhkan Sastrawan Neraka, di dunia persilatan sekarang, hanya ada beberapa, coba kupikir, siapa kau sebenarnya."

"Jangan urus aku siapa. Tetua paling bagus jangan ikut campur."

Orang bermantel hijau yang bernama Sastrawan Neraka, saat ini dengan susah payah meronta berdiri, tapi tetap tidak bisa berdiri mantap, tubuhnya bergoyang-goyang tidak bisa berdiri dengan tegak.

"Uuu! Kau masih muda, di dalam sepuluh tahun terakhir ini angkatan muda di dunia persilatan sekarang, ada beberapa orang yang hebat. Apa marga kau?"

"Tetua Jie, apa kau tidak mau melepaskan keterlibatan ini?" Fu Ke-wei mencoba menghindar pertanyaan.

"Uuu! Aku Tian-ya-koay termasuk dalam Delapan Hebat Dunia Persilatan, Sastrawan Neraka menduduki urutan pertama dari tiga penjahat dunia persilatan, tapi semua tidak di pandang olehmu, tidak sulit menerka siapa kau sebenarnya..."

"Dia marga Fu, menyebut dirinya Fu-shan. Seorang teman wanitanya dipanggil Fu-zhen." Sastrawan Neraka dengan lesu memotong, "dia datang mencari Huang-jit-ye untuk meminta kabar keberadaan Yun-sang-nie."

"Ooo! Aku tahu siapa kau." Tian-ya-koay sadar, "kau adalah orang yang paling misterius di dunia persilatan......bukan, salah, menurut kabar orang itu datang dan perginya sendirian, kenapa sekarang bersama seorang teman wanita."

"Kau tidak perlu sembarangan menebak, aku bukanlah orang yang kau pikirkan." Fu Ke-wei membelokan pembicaraan, "tetua Jie, untung bukan tamu Huang Yung-sheng, jika tidak......"

Mendadak wajah Sastrawan Neraka berubah, seperti tikus cepat-cepat melarikan diri.

"Aku hanya mencari Lang-ye, bangsat itu melakukan kejahatan berdarah di He-nan dan melarikan diri ke Shan-xi, di sepanjang jalan dia masih melakukan kejahatan, sangat mungkin bersembunyi di rumah Huang Yung-sheng. Dia adalah mantan kekasihnya Yun-sang-nie, dengan Huang Yung-sheng di dunia persilatan sering melakukan......"

"Tunggu! katamu Lang-ye adalah mantan kekasihnya Yun-sang-nie?" Fu Ke-wei menyela kata-kata Tian-ya-koay, "berita kau ini apa bisa dipercaya?"

"Tentu saja bisa dipercaya, aku tidak pernah sembarang bicara." Tian-ya-koay menyunggingkan mulut, "masih banyak berita rahasia yang aku tahu! Iii... aneh! Rumah setan ini sepertinya selain beberapa penjaga, seluruhnya tidak lebih dari sembilan orang, kemana perginya teman-teman Huang-jit-ye?"

"Mungkin telah naik kegunung." Kata Fu Ke-wei, "aku akan menunggu dia, menunggu sampai jam lima pagi baru membakarnya."

"Membakar" Kau......"

"Jangan terkejut, aku melakukan sesuatu pekerjaan tergantung perasaan hatiku, jika tidak mencapai tujuan tidak akan berhenti. Aku tidak percaya tuan Huang sudah naik ke gunung, dia masih belum tahu jelas asal-usulku, mana sudi melarikan diri jauh-jauh?"

Fu Ke-wei masuk ke dalam ruangan yang amat besar, menyalakan empat lampu, lalu duduk di atas kursi besar.

Tiba-tiba tercium bau wangi, Ouw Yu-zhen mendadak muncul diruangan.

Dia berbisik disisi telinga Fu Ke-wei, Fu Ke-wei menganggukan kepala, mulutnya tersenyum dingin!

Tian-ya-koay dengan mata penuh pertanyaan menatap pada Ouw Yu-zhen.

"Nona ini temanmu?" tanya Tian-ya-koay.

"Orang tua, kau salah." Ouw Yu-zhen tertawa, "aku hanyalah pelayannya."

Tian-ya-koay menatap pada belati mewah yang bergantung di pinggangnya Ouw Yu-zhen, berkata, "belati Salju Hijau kau ini aku pernah dengar, siapa marga nona?"

"Belati ini adalah pemberian dari tuan untukku menjaga diri, apakah belati Salju Hijau, aku tidak tahu." Ouw Yu-zhen asal bicara, "aku marga Fu, dipanggil Fu-zhen, orang tua sebenarnya apa yang ingin kau ketahui?"

Tian-ya-koay menggeleng-gelengkan kepala, mengelilingi ruangan sekali, menghilang di ujung sudut timur.

"Apa kau telah mendapatkan jejak?" tanya Fu Ke-wei.

"Benar, tepat menurut perkiraan tuan, semua bersembunyi di ruang rahasia bawah tanah." Kata Ouw Yu-zhen pelan.

Pada saat itu Tian-ya-koay tepat kembali dari luar ruangan, lalu kedua orang berhenti bicara.

"Aneh! Sepertinya keluarganya juga menghilang." Kata Tian-ya-koay duduk di hadapan Fu Ke-wei dengan tidak mengerti, "saudara kecil, mungkin Huang-jit-ye dan teman penjahatnya benar-benar telah naik ke gunung menjadi perampok."

"Lorong rahasia di bawah tanah untuk menghindar musuh banyak sekali, tersedia makanan dan air, sembunyi tiga-lima puluh hari juga tidak akan kekurangan makanan. Dia tidak ada alasan lari ke atas gunung." Kata Fu Ke-wei dingin, "jika mengatakan dia dengan perampok gunung Tai-hang ada hubungan, tentu tidak salah, mau menuduh dia bersembunyi disana, itu terlalu di paksakan. Jika dia benar-benar naik kegunung, dan ditemukan oleh mata-mata yang diutus permerintah, apa dia masih bisa tinggal di kota" Dia adalah seorang yang pintar, harusnya tahu untung ruginya naik ke gunung, makanya, dia tidak naik kegunung."

"Mmm! Masuk akal......ada orang yang datang."

Pintu belakang ruangan terbuka, keluarlah seorang nyonya setengah baya berbaju rok dengan delapan tilapan warna hijau, dituntun oleh seorang pelayan dengan wajah penuh ketakutan.

"Kau......kau adalah tuan Fu?" tanya Nyonya setengah baya Jia-yong.

"Tidak salah, Sastrawan Neraka telah memberitahukan, nyonya adalah......"

"Tuan Fu, kau adalah orang ternama di dunia persilatan, tidak bisa tidak menurut aturan, menyerang ke rumah......"

"Nyonya, aku bukan orang ternama di dunia persilatan, juga bukan orang yang tidak mengindahkan aturan, masalahnya adalah apakah lawan menurut aturan tidak." Dia memotong perkataannya, "di siang hari bolong di tempat pertemuan di depan kuil, Huang-jit-ye mengerahkan tiga puluh orang lebih, di antaranya setengah lebih adalah perampok, sisanya lagi juga adalah orang-orang pelarian aliran hitam, dia sama sekali tidak menurut aturan menjumpai aku, nyonya mengatakan tidak menurut aturan, menyalahkan aku, apakah itu adil?"

"Kau......" "Jam lima seperempat, aku pasti membakar, nyonya harus bersiap-siap." katanya dengan nada dalam, "Kecuali aku tahu keberadaan Yun-sang-nie, jika tidak, aku tidak akan meninggalkan perumahan Lu An."

"Aku pengemis tua juga ingin tahu keberadaannya Lang-ye, ini yang disebut dalam kesempatan kebakaran merampok, ha ha ha......" Tian-ya-koay juga mendukung disamping.

"Lang-ye sudah mengetahui ada orang yang mengancam dia, kemarin malam sudah pergi dari sini." Nyonya setengah baya menyerah, "Yun-sang-nie setahun lalu masih berada di perumahan Qing-yun, jaraknya beberapa ribu li, mengirim surat padanya juga tidak mudah, sekarang tidak tahu apakah masih di perumahan Qing-yun atau tidak."

Wajah Fu Ke-wei berubah. Tian-ya-koay juga tertegun, mengerutkan alis berpikir.

"Nyonya, kata-katamu, satu pun aku tidak ada yang percaya." Kata Fu Ke-wei dengan keras, "perumahan Qing-yun adalah satu diantara tiga perumahan di dunia persilatan, ketua perumahan yang sekarang adalah Satu Pedang Utara Chen Rou-yi, dijuluki yang terhebat dari Sembilan Jago Pedang terbesar, dia adalah orang aliran putih yang ternama. Yun-sang-nie adalah seorang wanita cabul di dunia persilatan, wanita bejad di dunia persilatan, mana bisa tinggal di perumahan Qing-yun?"

"Yang aku katakan adalah kenyataan, jika tidak percaya kenapa tidak pergi ke perumahan Qing-yun membuktikannya?" Nyonya setengah baya cepat-cepat membela diri.

"Kau ingin supaya aku cepat-cepat pergi, tidak semudah itu."

"Aku bisa saja sembarangan mengatakan satu tempat, supaya kau tidak bisa menemukannya, juga bisa mengatakan dia ada di perkampungan Cheng-huang di Shi-chuan-feng-du, sedang berlatih silat bersama Manusia Iblis salah satu dari empat iblis besar, karena kau juga tidak berani pergi ke perkampungan Cheng-huang mengantar nyawa."

"Jika benar kau mengatakan dia ada di perkampungan Cheng-huang, aku tetap akan pergi memeriksanya, Pendeta dao, Manusia Iblis walau orang mendengar namanya sudah ketakutan, tapi aku bukan orang yang mudah dibuat takut." Fu Ke-wei mendorong kursi bangkit berdiri, "jika terbukti kata-katamu ini bohong semua, lain kali, Hm! Tempat ini mungkin akan jadi rongsokan. Ingat peringatan aku, harap saja aku tidak kembali lagi ke sini mengacau."

Dia dengan langkah besar berjalan keluar ruangan, Tian-ya-koay berjalan berdampingan dengannya, Ouw Yu-zhen berjalan di belakang sebelah kiri dia, sungguh persis seperti pelayan yang setia.

"Saudara kecil Fu, masalah ini mungkin sangat sulit." Tian-ya-koay tampak sedikit gelisah, "orang-orangnya keluarga Chen tidak mudah diajak bicara, jika kau tanpa persiapan mendatangi rumahnya meminta orang, apakah kau tahu akibatnya?"

"Tahu, tentu akan menimbulkan amarah para pendekar aliran putih."

"Kalau begitu kau......"

"Aku tetap harus pergi tidak bisa tidak."

"Saudara kecil, sebenarnya Yun-sang-nie telah melakukan kejahatan apa, sehingga kau jauh-jauh mengejar dia?"

"Itu rahasiaku."

"Kalian berdua pergi melabrak perumahan Qing-yun, mungkin......"

"Pergi menyelidik, bukan melabrak." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "jika hasilnya benar, membuktikan wanita setan itu benar berada di perumahan Qing-yun......"

"Maka akan melabraknya?"

"Betul! dilabrak." Nada Fu Ke-wei tegas, tidak mengizinkan lawan salah mengerti, "jika perumahan Qing-yun adalah tempat persembunyian penjahat, aku ada hak membongkarnya, kecuali aku mati, tidak ada orang yang bisa menahan aku menantang perumahan Qing-yun. Tetua Jie, apakah kau melepas begitu saja masalah Lang-ye?"

"Itu hal yang tidak dapat berbuat apa-apa, aku terpaksa mencari jalan lain."

"Sekarang kau kembali kesana, sangat mungkin bisa bertemu dengan pejahat itu."

"Apa" Kau kata......"

"Di ruangan dalam, pasti tidak salah." Fu Ke-wei seperti tidak terjadi apa-apa melangkah masuk kedalam pintu pekarangan besar yang terbuka, "di ruang dalam ada satu pintu masuk terowongan, menuju ke ruang rahasia bawah tanah di pinggir sungai Shi-zi, terowongan di bawah tanah seperti sarang laba-laba, masuk ke dalam mencari orang terlalu bahaya, Huang-jit-ye dengan tamunya bersembunyi di ruang rahasia bawah tanah itu, sekali kita pergi, mereka seharusnya sudah naik keatas... Jangan membalikan kepala, ada orang menguntit, jalanlah lebih-jauh sedikit baru kembali, aku ingin dari mulutnya Huang-jit-ye mendapatkan berita yang pasti."

0-0-0 Di ruang dalam rumah Huang ada satu lampu menyala kecil sekali, sepuluh lebih pesilat tinggi dunia persilatan berturut-turut muncul,

Huang-jit-ye duduk di kursi besar dengan wajah penuh amarah.

"Si anjing Fu yang harus mati!" Huang-jit-ye menggigit gigi memaki, "aku Huang Yung-sheng tidak ada permusuhan tidak ada dendam dengan dia, dia malah mendatangi rumah, menghina orang, sungguh keterlaluan, jika tidak membunuh dia sulit meredakan amarahku."

"Jika bocah ini benar adalah Xie-jian-xiu-luo yang di dunia persilatan keluar masuknya sulit ditebak, jejaknya juga membingungkan kadang di utara kadang di selatan, ingin membunuh dia tidaklah mudah?" Sastrawan Neraka yang wajahnya masih belum pulih seperti semula, "Saudara Huang, jika tidak berhasil, tempat ini mungkin sudah tidak bisa ditinggali."

"Aku akan menyewa pembunuh bayaran diam-diam membunuh dia."

"Empat bulan yang lalu, perkumpulan Qing-lian menerima pesanan diam-diam membunuh Xie-jian-xiu-luo, bukan saja tidak berhasil, malah dia sendiri datang ke markas pusatnya dan menghancurkan perkumpulan itu. Siapa lagi yang masih berani menerima pesananmu" Jangan terlalu berharap, saudara." Sastrawan Neraka menasihati dengan tujuan baik, "berurusan dengan gelandangan seperti ini, tidak akan mendapat keuntungan sedikit pun. Ooo! Di pihak adik seperguruanmu......"

"Lang-ye sudah menawarkan diri pergi, sekarang sudah berangkat."

"Ooo! Lang-ye orangnya tidak berperasaan, sedikit pun tidak bisa dipercaya, kenapa bisa begitu semangat?" kata Sastrawan Neraka mengerutkan alis.

"Aku juga merasa aneh." Huang-jit-ye tidak mengerti, "Sejak dia mendengar marga Fu mencari adik seperguruanku, dia sudah tidak tenang, terhadap Tian-ya-koay dan nona aneh yang sedang mengejarnya, malah sedikit pun tidak ada perhatikan, tidak tahu apa sebabnya."

"Mungkin dia dengan adik seperguruan anda masih belum putus cinta lamanya!"

"Tidak tahu, katanya siang malam dia akan mengejar waktu pergi ke perumahan Qing-yun memberitahu kabar......Iii!"

Jendela sebelah kanan tanpa suara membuka sendiri, diluar jendela tampak wajah Fu Ke-wei dan Tian-ya-koay.

"Pergi ke perumahan Qing-yun di Shan-dong ada dua jalan, satu timur satu selatan." Tian-ya-koay berkata, "jalan selatan lebih jauh, Lang-ye pasti ambil jalan timur gunung Lin-lu keluar dari Peng-de. Dia adalah Lang-ye yang tidak biasa melihat matahari, jalan malam tentu harus begitu, dia pasti belum jauh."

Jendela sebelah kiri juga ada yang membukanya, nona Peng muncul di luar jendela, berkata:

"Ternyata penjahat itu namanya Hong-hao, aku tidak percaya dia larinya bisa lebih cepat dari pada serigala."

Sepuluh orang lebih jadi terkejut, semua menyembunyikan diri.

Tapi bayangan orang yang diluar jendela telah menghilang, Huang-jit-ye juga sembunyi di kamar dalam, di ruangan jadi kosong kembali.

0-0-0 Hari belum terang Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen sudah meninggalkan penginapan, menggendong bungkusan baju malam-malam pergi menyeberang sungai kota.

Jalan lewat arah timur sungguh jelek sekali, melalui jalur dalam selatan gunung Tai-hang, jalannya jalan setapak, tempat beraksi para perampok, tidak ada penginapan, juga sedikit sekali kampung, dalam jarak ratusan li binatang liar keluar masuk, puluhan li tidak bertemu dengan manusia.

Di ujung barat, di Hu-guan ada markas tentara, sebelah tenggara, di Yu-xia baru ada pasukan keamanan, di tengah-tengah, orang sekali masuk, mati hidup hanya tergantung nasib.

Pegunungan Tai-hang bersambung ribuan li, di jalur selatan daerah ini yang paling liar, di hutan yang lebat gunung yang tinggi ini, setiap saat bisa terjadi hal yang tidak terduga.

Demi memudahkan perjalanan, Ouw Yu-zhen menyamar jadi seorang pemuda, Fu Ke-wei tetap bermantel hijau, memakai mantel berjalan di pegunungan, sunguh-sungguh dia bisa tahan.

Hari sudah terang, dua orang telah jalan sampai dibawah gunung Fu-kou, masuk ke Fu-kou membeli alat-alat yang diperlukan untuk berjalan di gunung dan makanan kering, menanyakan dengan jelas arah jalan, cepat-cepat melanjutkan perjalanan.

Mereka harus bisa mendahului Lang-ye, harus sampai lebih dulu di Shan-dong.

Jalan kecil keluar dari timur sebenarnya ada beberapa jalan, hanya jalan Fu Kou ini jalannya lebih bagus, karena jalan ini sering dipatroli oleh pasukan keamanan, makanya kelompok-kelompok orang bepergian menganggap jalan ini adalah jalan besar, dan memang juga adalah jalan besar menuju ke kota Zhang-de di He-nan, tidak akan sampai tersasar didalam hutan.

Orang yang bepergian keluar kota sudah pergi di bagi menjadi 3 kelompok, di jalan sering terlihat orang-orang yang kampungnya dekat berlalu lalang.

Diwaktu hampir tengah hari dua orang itu sudah menyusul kelompok pertama dari ratusan orang yang bepergian, mereka terus berjalan lagi, hingga tinggal mereka berdua saja! Tepat untuk mempercepat langkahnya, tidak perlu takut bisa mengejutkan masyarakat.

Menurut perkiraan Fu Ke-wei, Lang-ye seharusnya sudah berada di belakang mereka.

Penjahat itu walau belum pernah bertemu, sebutannya asing, tapi mendengar nada bicara Tian-ya-koay, penjahat itu tidak akan berjalan di siang hari, sangat mungkin bersembunyi dulu di sekitar Fu-kou menunggu hari gelap.

Dia memutuskan jika perlu siang malam berjalan terus mengejar waktu, Lang-ye pasti tidak bisa lebih cepat sampai di Shan-dong memberi kabar.

Setelah lari beberapa saat, mengeliling bukit sekitar dua puluh li lebih, keadaannya semakin menanjak, tumbuhan sudah tidak seperti tadi yang subur, sudah terlihat bukit yang gundul dari kejauhan, Fu Ke-wei tahu, jika berjalan ke depan lagi, maka mereka akan masuk ke daerah yang berbahaya.

Di depan terlihat ada tiga pejalan kaki, dua orang menggendong bungkusan baju, seorang menuntun seekor keledai dengan bawaan di punggungnya, ketiga orang itu semuanya membawa senj ata untuk pertahanan diri.

Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen memperlambat langkahnya, berjalan dengan santai.

Sesudah dekat, orang yang menuntun keledai secara tidak sengaja melirik kebelakang, melihat dia.

"Hey! Sobat, kalian berani berjalan hanya berdua saja?" sapa orang yang menuntun keledai sambil tersenyum kepada mereka, "didaerah ini kemarin dulu ada terjadi perampokan, jalan bersama lebih berarti banyak dari pada dua pedang kalian, paling sedikit bisa menakuti perampok kecil, bagaimana?"

"Aku tidak banyak membawa uang, perampok kecil juga tidak akan mau merampok kami." Fu Ke-wei sambil bicara dengan Ouw Yu-zhen berjalan dengan langkah besar melewati mereka, "bila benar membawa terlalu banyak uang, lebih banyak tiga atau lima pedang juga tidak bisa menghadang para perampok yang ingin kaya mendadak. Lagi pula, lebih banyak sepasang kaki, jalannya akan lebih lambat."

"Ha ha! Teman, kalian berdua berjalan terburu-buru, tidak akan bertahan lama." kata seorang pejalan yang membawa golok, "berjalan di pegunungan harus berjalan dengan santai dan mantap, ingin cepat malah tidak akan tercapai."

"Terima kasih atas kebaikan hati saudara." Mereka berdua sudah berada di depan, "kami masih muda, lari sebentar tidak akan apa-apa."

Setelah menjauh dua li lebih, sudah tidak terlihat tiga pejalan kaki tadi.

Turun dari satu kaki gunung, jalan kecil di depan jalan memecah menjadi dua, di tengah pertigaan ada satu papan penunjuk jalan, di kiri tertulis: ke Lu-cheng. Dikanan tertulis: ke Fu-guan.

Mereka berdua tanpa pikir jalan kearah Fu-guan.

Yang dinamakan Fu-guan, bukanlah menunjuk pada Fu Kou-guan, tapi menunjuk pada kota kabupaten Fu-guan, jika salah maka akan sia-sia berjalan, menurut jadwal perjalanan yang dia tahu, tidak perlu melalui Fu-guan, arah yang ditunjuk papan penunjuk jalan, di tengah jalan pasti ada satu jalan cabang yang mengarah ke timur.

Ingin cepat malah tidak tercapai, benar saja tidak salah perkataan itu.

Dia dengan Ouw Yu-zhen tidak tahu daerah, mereka ingin cepat sampai, tapi tidak memperhatikan jalan lama di sekitar ini, tidak pernah di pasang papan penunjuk jalan, tapi papan penunjuk jalan yang terbuat dari batu dan panah jenderal, ini ada kegunaannya, tidak takut di tiup angin, kena hujan atau terik matahari.

Dan juga papan penunjuk jalan ini yang permukaannya licin ini, tulisannya seperti belum kering.

Hidup manusia didunia, jika setiap saat harus perhatikan setiap keadaan apakah ada bahaya tidak, itu sungguh merepotkan sekali, hidup ini sungguh tidak ada banyak artinya.

Melewati dua gunung, aneh! Kenapa jalannya semakin sempit, jejak manusia dan telapak kuda juga sudah tidak ada.

Dua orang berhenti, melihat jauh ke depan.

Hm...! Mungkin benar telah salah jalan.

Dua li didepan sepertinya ujungnya jalan kecil, di depan hutan nampak satu rumah gubuk, di bawah pohon besar di depan rumah, terikat seekor keledai kecil.

"Biar aku pergi tanyakan jalan." Kata Ouw Yu-zhen.

"Tidak, biar aku saja yang bertanya." Fu Ke-wei menghadang Ouw Yu-zhen yang akan melewatinya, "situasinya sepertinya tidak normal, kau sementara sembunyi di dalam hutan, tunggu siulan aku baru bergerak."

Pintu papan tidak tertutup rapat, dia mendorong membuka pintu teriak:

"Hey! Apa ada orang?"

Di dalam ruangan kosong tidak ada orang, satu meja empat kursi, dan beberapa barang serta alat pertanian.

Jalan yang menuju kebelakang rumah sangat kecil, di dalam tiba-tiba terdengar suara tua berkata:

"Siapa itu" Silahkan duduk dulu, aku segera keluar."

Fu Ke-wei masuk kedalam, sampai disisi meja, baru saja akan melepas bungkusan baju beristirahat, tiba-tiba merasa kaki amblas ke bawah, hatinya terangkat keatas.

Peristiwa ini sangat mendadak sekali, punya kemampuan sebesar langit juga sia-sia, tidak menunggu dia bereaksi, tubuhnya dengan cepat telah jatuh ke bawah, sedalam kurang lebih empat zhang, dia baru dapat menggerakan kaki dan tangan menstabilkan tubuh, mengangkat tenaga dalam supaya sampai kebawah.

Untung saja lubangnya sedalam lima zhang, dia masih sempat bereaksi, buug... satu suara dengan mantap menyentuh tanah.

Di atas, lubang telah ditutup, gelap hingga mengulurkan tangan juga tidak bisa melihat lima jari.

Dia menenangkan diri, dengan tenang berpikir, tangan kirinya meraba-raba, dia tahu ini adalah lubang jebakan sebesar satu zhang dua, dasarnya dari batu, permukaan batu tidak terlalu kasar.

Dia merasa aneh, meja dan kursi kenapa tidak ikut jatuh kebawah"

Setelah dipikir lagi, dia jadi sadar. Ternyata meja dan kursi itu terpaku diatas papan jebakan, setelah jatuh, lalu ditarik lagi ketempat semula, menutup kembali lubang jebakan. Kalau begitu, papan jebakannya seharusnya terbuat dari kayu, tidak akan menyulitkan dia, asal bisa naik keatas......

Dia melepaskan tali mendaki gunung, diujung tali ada kail kecil, melemparkannya keatas, mencoba dahulu papan jebakan itu.

"Traang!" suara kail, mental kembali jatuh kebawah.

Celaka! Papannya dari besi.

Dia menggunakan tangan mengukur tali, tingginya ada empat zhang lima chi.

Dalam bahaya kematian mencari kehidupan, dia harus mencari satu jalan hidup, tidak bisa duduk terus menunggu kematian, orang yang suaranya tua itu, mungkin sedang mencari cara menghadapi dia!

Dia melepaskan bungkusan bajunya, dia menempelkan punggungnya di sudut dinding, kaki dan tangan digunakan, menggunakan ilmu cecak satu langkah demi satu langkah satu cun demi satu cun merayap keatas.

Dasar jebakan adalah lapisan batu, di tengah adalah dinding tanah, satu zhang lebih dekat mulut lubang, adalah dibangun dengan batu besar, naik keatas tidaklah sulit.

Tapi, begitu mengusap tutup lubang yang rapat, hatinya menjadi dingin. ternyata tutup lubangnya terbuat dari baja, ketebalan bajanya tidak bisa dihadapi dengan golok atau pedang biasa, punya tenaga super juga tidak bisa digunakan karena tidak ada tempat pijakan.

Dia telah mencoba beberapa kali, tapi sia-sia.

Kecuali menunggu mati, sedikit pun tidak ada jalan untuk lolos.

Tidak lama, di atas ada gerakan.

"Ha ha ha ha......" terdengar tawa keras,

"sobat, kawan-kawannya Serigala tua berhasil menunggumu. Kau bisa tidak mati karena jatuh, sungguh luar biasa!"

Dengan pengalamannya, dia tahu dirinya terjebak, pasti bukan jatuh ke tangan para penjahat setempat, tapi lawan telah merencanakan jebakan menunggu dia.

"Sungguh hebat jebakanmu." Dia terpaksa berkata, "orang yang pintar dan waspada pun, juga tidak akan curiga di dalam rumah ada jebakan, jebakan ini dibangun sangat bagus, di luar sedikit pun tidak ada celah, mengagumkan sekali."

"Anda terlalu memuji. Kau bermarga Fu, apa benar adalah Xie-jian-xiu-luo?"

"Tidak salah, tapi bukan Xie-jian-xiu-luo. Ooo! Mungkin kau temannya Huang-jit-ye."

"Betul, dia memastikan kau pasti melalui jalan ini. Dimana temanmu?"

"Dia jalan lewat jalan cabang satunya lagi. sobat, apakah kita sudah kenal?"

"Tidak kenal, hanya saudara Huang orang yang tahu orang macam kau ini, aku belum pernah dengar orang sepertimu."

"Kau ingin berbuat apa?"

"Menyerahkanmu pada saudara Huang, aku sudah mengutus orang menyampaikan beritanya."

"Sobat, apa kalian orang yang membantu Huang-jit-ye di depan kuil gunung kemarin?"

"Kemarin hanya kami bertiga saudara dari Tie Han Ling yang ikut serta, kami tahu kau amat lihay, makanya harus menggunakan siasat untuk menangkapmu. Tenang saja istirahat di bawah! Tunggu sampai saudara Huang tiba, baru menentukan kau mati atau hidup."

"Sobat, bisakah kita berunding?"

Tidak ada jawaban, tidak terdengar sedikit pun ada gerakan, walau dia teriak-teriak dengan keras, juga tidak ada orang yang menjawab.

Saat ini yang paling dia khawatirkan adalah, keselamatannya Ouw Yu-zhen, jika dia lama tidak menerima isyarat darinya, dalam keadaan gelisah akan melabrak masuk, tentu akan terkena jebakan, sehingga tidak ada lagi orangyang bisa menolong.

Entah lewat berapa lama, pokoknya makanan kering untuk makan sehari itu sudah habis dimakan, sisanya hanya untuk makan sehari lagi, sekarang rasa haus menyerangnya, bau dasar lubang semakin menyengat. Jika keadaannya begini terus, rasa hausnya lambat laun akan merengut nyawanya.

Dia sudah mencoba merayap dua kali, dua kalinya tidak bisa menggoyahkan tutup lubang dari baja yang sangat berat itu.

Sungguh susah menahan rasa haus, perutnya terasa mengepul asap, hawa yang dihembuskan panas, bibir mulai kering merekah.

Makanan kering untuk dua hari sudah habis dimakan, kecuali haus, kelaparan segera akan menyerang dia.

Huang-jit-ye masih belum datang, di atas juga tidak ada kabar beritanya.

Selama tujuh delapan tahun, dia telah lolos dari pintu kematian entah berapa kali, dia pernah mengalami, entah berapa banyak terjangan angin topan dan bahaya. Tapi dia tetap sukses, dia juga pernah mengalami kegagalan, tapi belum pernah merasakan rasa kelaparan dan kehausan di bawah lubang, yang kali ini dia rasakan.

Di ambang hidup atau mati, orang pemberani bisa menghadapi tantangan dengan tenang, keinginan hidup yang kuat menahan dirinya, membuat memangatnya tidak sampai hancur.

Ketika dia sedang berusaha tenang, menahan sakit perutnya, dari atas masuk bau wangi yang aneh, setelah dia merasakan ada yang salah, dia telah menghirup udara wangi tidak sedikit, terasa kepala jadi berat, tangan dan kaki menjulur, sesaat dia telah hilang kesadarannya.

Saat dia terbangun, dia merasa seluruh tubuhnya lemas, sinar petang menembus dari lubang di depan gua, di depannya duduk bersila tiga orang asing.

Akhirnya dia sadarkan diri sepenuh-nya.

Ternyata dirinya berada di dalam gua batu yang di luarnya kecil dalamnya besar, dalamnya sekitar dua zhang, dirinya menyander di dinding gua, kakinya dirantai, sepasang tangannya terbuka, masing-masingjuga dirantai ke dinding batu, tebalnya borgol ada setebal tiga fen, dan dipaku mati, sampai gajah besar pun jangan harap bisa melepasnya.

Akhirnya lumayan juga, mulut sudah tidak haus lagi, mungkin lawan tidak berniat supaya dia mati kehausan, setelah dia diangkat keatas, diberinya minum yang banyak.

"Tempat apa ini?"

Suaranya tampak serak, lemas, tapi dia tahu dirinya sudah sedikit pulih.

Tiga orang pria besar setengah baya sedang makan daging, minum arak, baki keramik untuk menaruh masakan ditaruh di atas tanah, araknya tersimpan di hulu, menggunakan tangan mengambil potongan besar daging, memasukan ke mulut, cara makannya sangat kasar.

"Ini adalah Tie-han-ling, kami semuanya orang gua." Kata orang yang rambutnya kacau wajah penuh brewok, "mau makan sedikit?"

Baru sekarang dia bisa melihat wajah ketiga orang ini dengan jelas, juga dapat merasa ada yang tidak beres.

"Beri aku sedikit sup daging." Dengan suara serak dia berkata, "mungkin seumur hidup kalian tidak pernah ke kota."

"Omong kosong!" laki-laki brewokan bangkit berdiri membawa baki, menyuapi dia sup daging rusa yang segar, "kami sering keluar masuk kota, pernah hidup di kota Hu-zhou dan Zi-zhou."

"Tapi kalian tidak berani muncul di siang hari. Terima kasih, sudah cukup! Tidak bisa makan terlalu banyak, perutku tidak akan tahan." Dia menyamankan posisi duduk, "kalian tidak merampok di satu tempat, tentu tidak ada hubungan dengan para perampok Tai-hang-shan!"

"Apa itu perampok Tai-hang." Pria besar brewokan dengan kasar memaki, "mereka itu, siapa pun dirampoknya, dan dibunuh supaya tidak ada saksi, mulut berkata setia kawan, tapi yang di lakukan adalah sangat tidak manusiawi. Kami adalah kaum gelandangan di dalam gunung, mana bisa dibandingkan dengan para perampok itu. Jangan bicarakan hal yang tidak ada guna ini, kau juga tidak ada banyak waktu untuk bicara lagi."

"Katamu aku tidak banyak waktu bisa hidup?"

"Betul, begitu Huang-jit-ye datang, itulah saat kau dipenggal kepalanya."

"Kapan dia datang?"

"Tidak tahu, dia dikejar oleh seorang wanita dan seorang pengemis tua sampai tidak tahu lari kemana, dia tidak dapat lari naik ke atas gunung. Tapi, mungkin tidak lama lagi akan tiba."

"Jika dia tidak datang?" Dia tahu siapa wanita dan pengemis tua, "pengemis tua dan nona itu, tadinya mengejar Lang-ye, berbalik mengejar Huang-jit-ye, sulit bisa meloloskan diri."

"Kami tidak perduli hal lainnya." Laki-laki besar brewokan berkata, "Huang-jit-ye memberi kami uang tiga ratus liang perak untuk membeli nyawamu, kami telah menunggu dia tiga hari, tapi dia belum datang juga, makanya kami mengangkat kau keatas. Malam ini jika dia masih belum datang, besok pagi kami akan penggal kepalamu, mengantarkannya ke rumah Huang, selesai sudah. Hm! Oh betul, temanmu itu bersembunyi didalam hutan, kemarin juga terperangkap ke dalam jebakan kami, dia bukan buruan kami, setelah masalah kau selesai, kami akan melepaskan dia."

Fu Ke-wei tertegun, lalu menggelengkan kepala tertawa pahit.

"Aku marga Fu cuma di hargai tiga ratus liang perak, sungguh menyedihkan." Dia malah tertawa, "saudara, lepaskan aku, dalam tiga hari, aku beri kalian tiga ribu liang perak."

"Kami tidak menerima uang dari kedua belah pihak, sudahlah! Ini adalah aturan, tiga puluh ribu liang perak juga tidak dapat membeli nyawamu."

"Baik, kalian sangat berpegang aturan." Dia tahu harta tidak bisa mempengaruhi orang-orang yang diam-diam berhubungan dengan Huang-jit-ye, "itu daging rusa bukan" Beri aku beberapa potong, bagaimana" Orang yang akan segera di mati pecutnya juga harus kenyang, betul tidak?"

"Tiga hari di dalam lubang tidak makan tapi tidak mati, kau ini pria hebat." Pria besar brewokan membawa baki mendekat, mengambil sepotong daging dimasukan ke dalam mulutnya, "Sayang, demi aturan, kami harus memenggal kepalamu yang bagus ini."

Berturut-turut dia makan lima potong daging, perut sudah tidak sakit lagi.

Setelah makan beberapa potong daging, semangatnya telah kembali.

"Siapa ketua kalian?" Dia sembarangan bertanya, "apakah Raja Kun-tian?"

"Bukan, Raja Kun-tian jauh di Liao-zhou, berjarak dengan kami ada delapan belas ribu li." Pria besar brewokan kembali ketempatnya, "aku sudah katakan kami ini bukan perampok, hanya masyarakat luar yang bisa makan dan minum, adalah rakyat baik. Huang-jit-ye juga orangnya baik, dengan anak buah Raja Kun-tian berhubungan erat, dengan kami masyarakat luar juga hubungannya tidak jelek. Tapi jika benar terjadi masalah, orang-orangnya Raja Kun-tian tidak bisa membantu dia, ini yang disebut air jauh tidak bisa menolong api yang dekat. Ketua kami namanya Ho-gang, tidak punya julukan, bicara tentang ilmu silat! Raja Kun-tian belum tentu lebih tinggi dari dia. Dia membawa orang-orangnya pergi membantu Huang-jit-ye, kau akan bertemu dengan dia nanti."

"Aku jadi ingin cepat-cepat bertemu dengan dia. Berilah aku sedikit supnya."

0-0-0 

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar