Pengelana Rimba Persilatan Bab 07

Bab 7

Huo-bao-ing dan Bu-fei-khe yang berada tiga zhang lebih jauhnya, malah tidak melihat bagaimana cara Fu Ke-wei menghampiri Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing, mereka hanya melihat bayangan orang berkelebat, langsung sudah melampaui jarak satu zhang lebih, kecepatan gerakannya sampai tidak bisa diikuti dengan jelas.

Dua orang persilatan yang banyak pengalaman itu mulutnya sampai menganga tidak bisa bicara, mereka saling melihat, bulu kuduknya jadi berdiri.

Luo Wen-jing juga merasa ketakutan, saking ketakutan nafasnya seperti berhenti, tadinya dia berani menepuk dada, merasa dia tercepat dalam kecepatan mencabut pedang, jarak antara keduanya ada kira-kira satu zhang tujuh delapan chi, kecepatan orang mendekat tidak mungkin bisa lebih cepat dari dia mencabut pedang, tapi sekarang, ternyata sampai bayangan orangnya saja tidak terlihat jelas, tahu-tahu ujung pedang yang tajam, dingin sudah menempel di tenggorokannya!

"Jangan gelisah." Fu Ke-wei tertawa dingin, "aku tidak akan semudah ini membunuh mu, aku pasti akan memberi satu kesempatan bertarung adil denganmu, aku akan menggunakan cara yang benar, supaya nama Shuang-jie-shu-sheng dengan baik-baik terhapus di dunia persilatan."

Habis bicara, pelan-pelan dia mundur kembali, selangkah demi selangkah dengan mantap, wajahnya serius, sepasang mata macan bersinar dingin menakutkan orang, setiap saat siap menghadapi serangan Shuang-jie-shu-sheng.

Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing tidak berani menyerang, di bawah sorot mata lawannya yang dingin berwibawa hatinya menjadi dingin, keberaniannya sudah hilang tertiup angin.

Didalam kerumunan penonton di sebelah kanan, kira-kira tiga zhang lebih, tiba-tiba terdengar satu teriakan yang dingin sekali, setiap kata-katanya menggetarkan gendang telinga:

"Balikan tubuhmu, akan kupakai senjataku membunuhmu."

Fu Ke-wei tidak membalikan tubuhnya, dengan nada yang sama berkata:

"Bandit Tai, jangan teriak-teriak seperti kucing, anjing, setiap saat kau boleh menyerang dengan garpu terbangmu, senjatamu hanya bisa menakuti orang persilatan kelas tiga. Aku katakan sebelimnya, saat kau menyerang dengan garpu terbang, itulah saatnya mengumumkan Bandit Tai Qiao-zhuang mati. Prinsipku dalam bertarung, aku tidak mengizinkan siapa pun menyerang untuk kedua kalinya."

"Apakah kita pernah bertemu?" kata Bandit Tai merasa aneh.

"Jalan raya di luar kampung di gunung Xian, apa kau sudah lupa?"

"Ahh! Ternyata kau......"

Satu teriakan dalam terdengar, Shuang-jie-shu-sheng tiba-tiba dengan kekuatan sangat dahsyat, menyerang dengan ganasnya, tubuh dan pedang seperti menjadi satu, pedangnya mengeluarkan suara mengguntur, pedang itu membelah angin menerjang laksana kilat.

"Traang, traang!"

Suaranya menggetarkan telinga, angin kuat menerjang ke segala arah.

Shuang-jie-shu-sheng berikut pedangnya terpental melayang sejauh dua zhang lebih, saat menyentuh tanah lutut kanannya tertekuk, tangan kanannya menggunakan pedang untuk bertahan, tubuhnya tidak hentinya gemetar, matanya menyorotkan rasa ketakutan sekali, wajahnya mendadak berubah menjadi pucat.

Fu Ke-wei berdiri di tempat semula, tangan yang mengangkat pedang mantap tidak bergerak, tapi tubuhnya telah berputar ke kanan, menghadap pada Bandit Tai yang sudah berdiri di depan kerumunan orang.

"Kau seharusnya mengambil kesempatan tadi menyerang dengan garpu terbang itu." katanya dingin, "sekarang kau sudah tidak ada kesempatan lagi."

Serangan geledek tadi juga membuat Yu-mien-el-lang Li Hoa-rong yang berdiri di pinggir seluruh bulu di tubuhnya berdiri, tangan yang memegang pedang ikut gemetar.

Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing yang namanya menggemparkan dunia persilatan, hanya dalam satu jurus sudah di pukul mundur dua zhang lebih, sepuluh lebih tukang pukul tampak ketakutan sekali, sampai keringatnya membasahi baju, kaki dan tangan jadi lemas.

Bandit Tai ikut tertegun, dia tidak tahu harus berbuat bagaimana"

Shuang-jie-shu-sheng dengan susah payah berdiri, pada Yu-mien-el-lang memberi isyarat tangan untuk mundur, satu patah kata pun tidak terdengar, dia membalikan kepala langsung pergi.

Hanya dalam sekejap, yang seharusnya pergi sudah pergi semua.

Kerumunan orang yang tadi ramai, mulai bubar.

Bandit Tai Qiao-zhuang menghembuskan nafas panjang, dengan lesu ikut mengundurkan diri.

Fu Ke-wei melemparkan pedang ke bawah, pada Huo-bao-ing berdua berkata:

"Dua orang tetua jika tidak pergi sekarang, Tuan besar Li akan datang dengan membawa Enam Jahat, saat itu kalian ingin pergi juga sudah tidak bisa lagi! Tuan besar Li bukan lawannya kalian berdua."

"Saudara kecil, apa kau sendiri tidak takut?" tanya Huo-bao-ing.

"Sulit dikatakan, kalau satu lawan satu masih bertahan, bagaimana pun tuan besar Li sudah tua."

"Aku dengan saudara Hong menurut pada saudara kecil, terserah bagaimana mengaturnya.."

"Maaf, aku tidak suka berteman dalam bertindak."

"Masalah saudara kecil......"

"Tidak dapat kuberitahukan, kalian berdua cepat pergi." Fu Ke-wei tegas menolak, "Harap beritahukan pada teman kalian Tamu Tombak Dewa Luo Hoa-ji, dengan kekuatan Delapan Hebat, masih belum cukup kuat untuk melawan keluarga Li, mengutus orang menyusup, cepat atau lambat akan ketahuan, kalian berdua adalah saksi hidup. Kalian berdua harus ingat, jika ingin membantu orang lain, yang pertama-tama harus dapat melindungi diri sendiri dulu. sampai jumpa!"

Dua orang tertegun di tempat! melihat Fu Ke-wei pergi jauh.

"Saudara Hong, apakah kau pernah dengar, ada orang hanya dengan satu jurus saja bisa membuat Shuang-jie-shu-sheng ketakutan?"

Huo-bao-ing dengan terkejut berkata:

"Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing ilmu pedangnya telah ternama, bukan saja ilmu pedangnya sudah mahir sekali, hawa pedangnya juga sudah sampai tingkat ketujuh, begitu pedang tiba tidak ada yang tidak bakal hancur, tapi tadi hanya dalam satu jurus dia sudah kalah, kenapa di dunia persilatan tidak pernah mendengar ada seorang pemuda marga Fu ini?"

"Biar aku pikir-pikir dulu." Bu-fei-khe menunduk kepala berpikir.

"Saudara Du, kali ini kau pergi ke gunung Xiong-er mengajak aku pergi ke Nan-yang menemui saudara Luo, bukankah baru saja pulang dari Jiu Jiang?"

"Betul!" Huo-bao-ing berkata, "aku bertamu pada Pedang Setan Zuo-liang, saudara Zuo sungguh hidupnya beruntung, bisa bersenang-senang di-rumah, hidupnya seperti hartawan yang kaya raya."

"Bukankah saudara kecil Zhuang pernah bercerita tentang Xie-jian-xiu-luo, yang telah menghancurkan perkumpulan Qing-lian, salah satu dari tiga perkumpulan pembunuh bayaran besar di dunia?"

"Tidak salah." "Xie-jian-xiu-luo marganya Fu, dipanggil Fu Ke-wei."

"Kau curiga, pemuda yang dipanggil Fu Xian ini, adalah Xie-jian-xiu-luo?"

"Memang ada pikiran itu, kedua-duanya bermarga Fu, dan usianya juga berdekatan."

Bu-fei-khe menganggukan kepala:

"Peristiwa tabrakan kereta di kabupaten Ye, satu-satunya penumpang yang menolong penumpang yang terluka, menurut berita yang didapat dari perusahaan angkutan Zhong-zhou di Xu-zhou, dia adalah pemuda yang dipanggil Fu-xian itu, setelah menolong orang, diam-diam pergi, tidak mau tinggal jadi saksi perkara."

"Tidak ada orang yang pernah melihat wajah aslinya Xie-jian-xiu-luo, meski pemuda ini bermarga Fu, tapi tidak bisa memastikan dia adalah Xie-jian-xiu-luo yang misterius itu......"

"Beberapa hal tepat sama, apa mungkin?" Bu-fei-khe tidak membiarkan Huo-bao-ing habis bicara, supaya tidak memutuskan jalan pikirannya, "saudara Du, di dunia ini mungkin hanya ada satu orang, bisa dengan satu jurus mematahkan serangan hawa pedangnya Shuang-jie-shu-sheng."

"Yang kau maksud, Tian-luo-fei-mo yang menggemparkan dan meraja lela di seluruh dunia selama empat puluh tahun?"

"Iblis terbang itu sudah puluhan tahun mengundurkan diri dari dunia persilatan, mungkin saja sudah ada di dalam kuburan."

"Kalau......" "Xie Jia Xiu-luo." Bu-fei-khe dengan pasti berkata, "hanya dia yang dapat melakukan, di bukit Guan-feng empat tahun lalu, peristiwa Empat Binatang Pintar bertarung dengan Tujuh Bintang, orang-orang persilatan semua tahu. Xie-jian-xiu-luo bukan saja telah menolong, Pedang Dewa Xu Kang-sheng yang menempati urutan pertama dari sepuluh jago pedang terbesar, juga dalam sekejap menghancurkan barisan Pedang Tujuh Bintang, dalam tiga jurus menaklukkan Empat Binatang Pintar, kepandaiannya yang sangat hebat ini di dunia persilatan sekarang, sungguh sulit bisa mencari orang yang bisa menandinginya."

"Jangan berpikir terlalu jauh, bukankah Pedang Setan adik Zhuo pernah bertemu dengan Xie-jian-xiu-luo" lain hari kita tanyakan pada adik Zhuo, bukankah itu akan jadi jelas."

"Betul juga." 0-0-0 Tuan kedelapan Jin terbaring di atas ranjangnya di perumahan Han-bei istri dan anak-anaknya berkumpul didepan ranjang sambil menangis.

Pesilat tinggi yang diundang oleh Li Hoa-rong, tidak henti-hentinya keluar masuk, setelah satu persatu memeriksanya, semuanya menggelengkan kepala tidak berdaya, siapa pun tidak dapat membuka jalan darah yang dikunci itu.

Seluruh tubuh Jin-ba-dou lumpuh tidak dapat bergerak, dia hanya dapat menggerakan bola mata saja.

Paling akhir, Tuan besar Li, Li Yong-kang membawa Enam Jahat Xiang-yang datang dengan menyeberang sungai.

Tuan besar Li termasuk dalam Sembilan Jago Pedang Terbesar, posisinya ada di urutan kelima, di dunia persilatan hanya ada beberapa orang saja yang dapat melawan ilmu pedangnya.

Enam Jahat Xiang-yang, bukanlah anak buahnya tuan besar Li, tapi orang persilatan yang ternama di daerah Xiang-yang, hubungannya dengan tuan besar Li sangat erat. Istilahnya ada untung dinikmati bersama, ada bahaya di tanggulangi bersama.

Tujuh orang ini menguasai Xiang-yang, kedudukannya sangat mantap.

Kepandaian Enam Jahat itu, walau lebih rendah satu kelas dibawah Toan-hun-jian Li Yong-kang, tapi jika enam orang ini bersatu padu, di dunia persilatan orang yang bisa melawan mereka tidak banyak.

Nan-yang-ba-jie ada delapan orang, tapi tidak berani berhadapan langsung dengan Tuan besar Li, karena jika terjadi perselisihan di sekitar Xiang-yang, tuan Besar Li pasti akan melibatkan Enam Jahat, membuat mereka sedikit pun tidak punya kesempatan menang.

Setelah melakukan pemeriksaan yang teliti, Tuan besar Li juga mengatakan tidak berdaya.

Seluruh jalan darah ditubuh Jin-ba-dou tidak ada perubahan yang besar, titik-titik saluran pentingnya juga tidak ada masalah, tapi begitu masing-masing jalan darah itu diperiksa, penyakitnya langsung keluar.

Katakan saja saluran negatif bagian kaki, setelah diperiksa dengan tenaga dalam, seluruh jalan darahnya lancar. Tapi jika diteruskan ke jalan darah yang lain, mulai dari titik saluran Da Heng di sisi pusar, dengan menggunakan tenaga dalam mengurutnya, titik saluran Fu-jie di bawahnya akan menyedot tenaga getaran yang besar itu, dan di bawah titik saluran Hu-she, malah tiba-tiba menutup sendiri, hingga jadi kehilangan fungsinya, perut dengan cepat terisi hawa murni, empedunya mengerut menjadi kram, perubahan perutnya sangat jelas, tampak Jin-ba-dou berkeringat dingin, mulut tidak bisa bersuara, tapi sorot dimatanya menunjukan kesakitan, membuat orang yang melihat jadi ketakutan, dan terpaksa menghentikan percobaan selanjutnya.

Pengetahuan Enam Jahat tidak seluas tuan besar Li, jadi tidak berani mencoba membuka jalan darah yang terkunci, mereka takut terjadi hal yang tidak diinginkan, malah menghilangkan nyawa Tuan kedelapan Jin.

Jin-ba-dou adalah komandonya para penjahat setempat, dengan adanya kejadian seperti ini, seperti ular tidak bisa tidak ada kepala, seluruh mata-mata yang berada di masing-masing tempat jadi lemah fungsinya.

Dalam hati Tuan besar Li terkejut, tadinya dia berencana segera mencari Fu Ke-wei untuk menyelesaikannya, tapi peristiwa perselisihan kedua belah pihak di Xu Lao-ren telah tersebar luas, saat ini jika dia membawa orang untuk menyelesaikannya, masalahnya malah akan bertambah besar, pemerintah pasti beraksi menekannya, kalau sudah begitu masalahnya tidak akan dapat dikendalikan lagi! Bertindak terang-terangan sudah tidak bisa, terpaksa dilakukan secara diam-diam, penginapan Fu-tai diawasi dengan ketat, untuk mengawasi gerak-gerik Fu Ke-wei.

Fu Ke-wei tidur di penginapan, dengan tidak ada perubahan menghadapi banyak perubahan.

Dia tahu, di kamar sebelahnya semua adalah orangnya keluarga Li yang mengawasi dia.

Jika malam tiba, itu adalah waktu paling sibuk di dalam penginapan.

Kota Fan tidak ada jam malam, banyak pelancong setelah malam baru tiba mencari tempat menginap, karena udaranya terlalu panas, banyak pelancong melakukan perjalanan di waktu malam hari.

Dia keluar penginapan berjalan-jalan, di toko penjual makanan dia membeli makanan dan arak, lalu dibawa pulang kekamarnya, dan dia sendirian menikmati makanan dan minuman.

Setelah terjadi peristiwa di Xu Lao-ren, dia tidak makan lagi di penginapan, dia berjaga-jaga kalau ada orang ingin meracuninya, jadi dia sendiri keluar penginapan membeli makanan.

Kamar penginapan cukup luas, selain ada satu meja hias satu ranjang, masih ada tempat untuk meja besar.

Lampu minyak sayur bersinar merah, diatas meja terdapat lima enam macam masakan yang di bungkus dengan daun teratai, satu gentong kecil arak, menggunakan mangkuknya diisi penuh arak, dia minum seperti minum air.

Dua jin arak sudah masuk keperutnya, wajahnya sedikit pun tidak berubah.

Pintu kamarnya tidak ditutup rapat, satu satunya jendela kecil juga tidak ditutup rapat.

Minum seteguk arak, masukan sepotong daging kedalam mulut pelan-pelan dia mengunyahnya, setelah menelan, sumpitnya dipukulkan ke mangkuk arak, mengeluarkan satu suara jernih!

"Menumpahkan arak untuk tuan-tuan rasakan sendiri, perasaan orang bergolak seperti gelombang." Dia menggunakan suara yang aneh dengan keras bernyanyi, "berkenalan sampai rambut menjadi putih, bangsawan dan orang pintar mentertawakan pangkat... kejadian di dunia seperti awan mengambang tidak perlu ditanya, lebih baik tidur sesudah makan..."

Pintu kamar yang tidak tertutup rapat, diam-diam terbuka di belakangnya.

Berada dalam daerah bahaya, dia malah berani di malam hari membelakangi pintu kamar yang tidak tertutup rapat.

Jika bukan tidak hati-hati, pasti tidak tahu akan bahaya.

Satu suara nyanyian terdengar mengalun, api lampu bergoyang-goyang.

"Iii...! Dimana orangnya?"

Di pintu terdengar suara wanita yang merdu, nadanya mengandung rasa keterkejutan!

Seorang wanita cantik, berdiri di pintu dengan terkejut melihat kedalam, sepasang matanya yang indah, menyapu kesetiap sudut yang dapat dipakai untuk menyembunyikan diri di dalam kamar.

"Tuan Fu, aku tahu kau bersembunyi di dalam," kata wanita cantik itu tertawa, "maaf mengganggu kenikmatan tuan minum arak, bolehkah aku masuk?"

Dia menggunakan tangan mengetuk beberapa kali pintu kamar, sorot matanya tetap mencari.

Penginapan biasa semacam ini, bangunannya tua dan sederhana, tidak banyak variasi.

Dindingnya sudah ada yang terkelupas, malah ada berapa tempat ditulis syair oleh orang. Di atas tidak berdebu, jika menengadah keatas dapat dilihat banyak sarang laba-laba dan tiang palang genteng.

Tidak ada orang yang menjawab wanita cantik itu, sedang masakan dan arak diatas meja masih ada, tapi entah kemana orangnya.

"Apakah sembunyi diatas tiang palang?" tanya wanita cantik itu tersenyum, sorot matanya mencari di antara tiang palang, tapi tidak terlihat bayangan orang.

Melihat sarang laba-laba yang baru dan lama bergelantungan dengan kotor, maka bisa diambil kesimpulan jika orang bersembunyi diatas, sungguh adalah satu hal yang tidak menyenangkan. Benda apa pun yang berada keatas, tidak mungkin tidak menyentuh debu dan jatuh kebawah.

Ranjang besarnya dapat ditiduri oleh beberapa orang, kelambunya tergantung, selimut tipis terlipat rapih, di atas dan di bawah ranjang terlihat jelas, tidak mungkin ada orang bisa bersembunyi tanpa terlihat.

"Aku datang untuk berdamai, harap jangan kucing-kucingan lagi, boleh tidak?" kata wanita cantik itu penasaran dengan keras, matanya masih tetap mencari di setiap sudut yang mencurigakan.

Sedikit pun tidak ada suara, tentu saja tidak terlihat ada orang.

Manusia tidak mungkin begitu saja menghilang, keluar masuk pasti harus meliwati satu-satunya pintu kamar.

Jendela berada disisi pintu, lebih-lebih tidak mungkin keluar dari jendela, tanpa dilihat orang.

Kamar seperti ini tidak ada kamar kecilnya, mandi atau buang air besar, kecil dan lain-lain, semuanya harus dilakukan di depan di sisi pekarangan, di kamar kecil umum, makanya sama sekali tidak ada tempat lain untuk bersembunyi, sebenarnya dimana orangnya sembunyi"

Wajah tawa wanita cantik telah menghilang, sorot matanya penuh rasa terkejut.

Beberapa kali dia ingin melangkah masuk, tapi ragu tidak berani memutuskan.

Malam hari di kamar tamu penginapan, jika seorang wanita cantik sembarangan masuk, sulit menghindarkan timbul masalah yang tidak diinginkan, paling sedikit juga akan menimbulkan gosip orang.

Lama sekali... kemudian dia membalikan tubuh, berjalan menuju kamar sebelah kanan, berdiri di luar pintu kamar yang tertutup rapat, perlahan bertanya:

"Apa yang telah terjadi" Orangnya tidak ada di dalam kamar."

"Tidak mungkin nona Duan-mu, orangnya pasti tidak meninggalkan kamarnya." Jawab orang di dalam kamar dengan nada tegas.

"Tapi sungguh tidak ada orang." Kata Nona Duan-mu juga dengan tegas.

"Saat nona tiba, di dalam bukankah ada suara nyanyian dan suara mangkuk dipukul?"

"Benar! Tapi......"

"Nona seharusnya mendengar jelas apa yang dia nyanyikan."

"Betul, kalimat terakhir sepertinya lebih baik......"

Mendadak, di dalam kamar Fu Ke-wei terdengar suara nyanyian:

"Kejadian didunia seperti awan mengambang tidak perlu ditanya, lebih baik tidur sesudah makan......"

Tubuh nona Duan-mu seperti kilat, kembali kedepan pintu kamar Fu Ke-wei.

Pintu kamar yang tadi dibukanya, dia tidak menutup kembali, sehingga begitu sampai di depan pintu, dia bisa melihat dengan jelas keadaan di dalam kamar.

Fu Ke-wei tetap seperti semula duduk membelakangi pintu kamar, sepertinya belum pernah bergerak, tapi tingkah makannya berbeda dengan yang tadi, tadi makannya dengan anggun, jika minum arak tidak menggerakan sumpit, tapi sekarang liar sekali, tangan kiri memegang mangkuk arak, setelah minum seteguk masih tidak dilepaskan, sumpit di tangan kanan segera menyumpit masakan memasukan kedalam mulut, seperti setan kelaparan.

"Hebat!" kata nona Duan-mu dengan sepenuh hati, "Dewa keluar, setan menghilang, tidak bisa dibayangkan, di dunia orang yang berhasil melatih sampai tingkat tuan, selama dua ratus tahun ini hanya tuan satu orang. Apakah aku boleh masuk?"

"Ooo! Tahukah nona, orang yang dalam dua ratus tahun lalu itu." Kata Fu Ke-wei membalikan kepala tertawa, "nenek moyangnya Wu-dang Dewa Pedang Zhang, Zhang Shan-feng. Heh! Nona yang cantik sekali, jika kau ada keberanian, masuklah! Tapi akibatnya tanggung sendiri."

"Melakukan siasat busuk pada wanita cantik, kau tidak akan dapat meloloskan diri."

Wajah nona Duan-mu sedikit pun tidak merah, dia melangkah masuk ke dalam kamar.

"Benar, tidak perlu masuk kamar, diluar pintu kamar begitu kau berteriak tolong, aku pasti akan berperkara. Begitu berteriak ada perkosaan, aku mungkin dipukuli dulu sampai setengah mati oleh pelayan penginapan baru diantar kekantor polisi." Dia gunakan kaki mengait kursi sebelah kanan, "duduklah! Aku telah memeriksa di luar, tidak ada jebakan, dan bukan siasat wanita cantik. Tapi, walau sungguh siasat wanita cantik aku juga tidak takut."

"Tuan Fu, kau bisa keluar masuk, aku malah sedikit pun tidak merasakannya, sungguh latihan mata dan telingaku ini sia-sia saja. Tidak ada orang yang dapat pulang pergi di sisiku tanpa diketahui olehku, jadi tidak mungkin, kau pasti bersembunyi di suatu tempat di dalam kamar." Kata nona Duan-mu duduk dengan tegas, "tadi aku mencari dan tidak perhatikan di atas kelambu."

"Di atas kelambu" Coba kau bersembunyi di sana biar aku lihat?" dia tertawa mengulurkan tangan, "katamu aku tidak mungkin pulang pergi di sisimu, coba lihat ini apa" Kukembalikan dengan utuh, aku bukan laki-laki aneh yang suka mengumpulkan hiasan wanita."

Di telapaknya, ada satu kantung munggil bersulamkan emas.

Gambar yang di sulam adalah sepasang burung Feng-fang, wangi semerbak.

Nona Duan-mu dengan reflek mengulurkan tangan dan menundukan kepala, menekan pinggangnya, kantong yang bergantung diikat pinggangnya ternyata telah hilang.

"Kau......kau kau......" kali ini wajahnya benar-benar menjadi merah, "sudahlah, kau ini seperti setan! Hanya setan yang dapat datang tanpa ada bayangan pergi tanpa ada jejak."

"Sayang aku bukan benar-benar setan." Dia menaruh kantong di tangan nona itu, "sinar lampu gelap, mendorong pintu akan membawa angin membuat api bergoyang, kau terlalu fokus dan percaya diri, tidak terhindar berpikiran salah, melihat yang besar tapi tidak melihat yang kecil. Mata manusia kadang tidak bisa diandalkan, makanya ada orang di siang hari bisa bertemu setan. Kau kata datang untuk berdamai, tidak tahu mau damai dengan cara bagaimana?"

"Margaku Duan-mu......"

"Aku tahu, kau adalah Angin Awan Duan-mu Xiu-yin salah satu dari Tujuh Wanita Hebat Dunia Persilatan, satu Ying dua Yan empat Feng-fang. Delapan Keluarga Besar Dunia Persilatan, putri dari keluarga Duan-mu di Tian-tai, murid langsung dari salah satu empat cabang Wu-dang, yang menguasai pertarungan di udara yang tiada duanya di dunia. Kali ini dengan Shuang-jie-shu-sheng bertamu di keluarga Li, tadinya berniat ke Long-zhong bertemu dengan Zhu-ge Chao-lu, karena terlibat dalam perselisihan ini, demi kebenaran dunia persilatan jadi tidak bisa melepaskan diri."

"Ooo...! tampak kau sudah tahu semuanya."

"Tapi, malah tidak tahu niat Tuan besar Li."

"Dia bermusuhan dengan Delapan Terhebat Nan-yang (Nan-yang-ba-jie), bukan hal yang terjadi satu dua hari......"

"Masalahku tidak ada hubungannya dengan mereka, Nan-yang-ba-jie juga tahu, mereka mengutus orang jauh-jauh datang ke daerah kekuasaan keluarga Li untuk menuntut, pasti tidak akan berhasil, makanya mengundang beberapa teman kesini diam-diam mengacau, tapi tidak ada gunanya, mereka sama sekali tidak ada niat menyerang besar-besaran. Huo-bao-ing dengan Bu-fei-khe, karena penasaran jadi ingin terus mengacau, Tuan Li tidak perlu membesar-besarkan masalah kecil ini. Aku tahu dia melakukan ini bermaksud menutupi hatinya yang tidak tenang, untuk membelokan perhatian pihak luar dan berencana meninggalkan sebuah jalan untuk dirinya melepas dosa dan tanggung jawabnya."

"Iii..! Maksudmu......"

"Jangan tanya maksudku, kau boleh tanya maksudnya Tuan besar Li." Segera dia berkata lagi, "lebih-lebih harus bertanya maksudnya Li Hoa-rong."

"Aku tidak mengerti......"

"Nona, kau bukan tidak mengerti, tapi tidak mau, juga tidak ingin mengerti, tidak perlu aku jelaskan lagi." Tawanya terasa dingin, "tuan besar Li mengundangmu datang, tentu saja ingin membicarakan masalah Jin-ba-dou, tidak ingin membicarakan yang lain, supaya tidak timbul masalah lain, malah tidak ingin membicarakan masalah Nan-yang-ba-jie, apa tebakan aku benar?"

"Ini......benar......Jin-ba-dou......"

"Masalah Jin-ba-dou tidak perlu dibicarakan, dia menghinaku, aku membalasnya, membalas dengan cara terang-terangan dan adil, tidak ada perlunya dibicarakan" Berandalan memukul berandalan, satu pukulan dibalas satu pukulan, katakan saja berandalan memukul sembilan-sembilan, tidak memukul lebih satu, aku tidak menginginkan nyawanya, itu sudah pantas sekali, tidak terhitung ditambah satu?"

"Tuan Fu, pribahasa berkata......"

"Jangan bicara pribahasa denganku." katanya serius, "Jin-ba-dou sudah pantas mendapat hukuman, aku ada di pihak yang benar, menurut aturan yang ada, aku tidak takut aturan umum dunia persilatan. Keluarga Li menguasai Xiang-yang, entah sudah berapa banyak orang binasa di tangannya, Jin-ba-dou di beri pelajaran olehku, bukankah ini hal yang biasa" Bagaimana pun orang tidak bisa seumur hidupnya menang terus, pasti ada satu atau dua kali kalah."

"Harap beri satu kesempatan pada Jin-ba-dou." Duan-mu Xiu Yin menatap dia, "paling sedikit dia bukan seorang yang sangat jahat, seorang yang pernah mati satu kali bisa berubah jadi baik." "Dia tidak akan mati, tunggu setelah keluarga Li menyelesaikan masalahnya, aku akan mengampuni dia." perkataannya tidak perdulikan tatapan lawan, dengan wajah tenang berkata lagi, "tapi aku curiga Tuan besar Li ingin menyelesaikan secara kekerasan. Dia memang juga bukan dari aliran pendekar, tidak ada didikan seorang pendekar yang besar hati, tahu mana yang benar mana yang salah, dapat membedakan mana yang jahat mana yang baik, dia hanyalah seorang penguasa setempat yang demi mencapai tujuannya, menggunakan segala cara. Nona Duan-mu, maafkan aku mengatakan kata-kata yang tidak enak didengar, orang seperti kau dan Shuang-jie-shu-sheng yang cukup punya nama harum, berhubungan dengan orang semacam Tuan besar Li, itu sudah salah, dan kesalahannya tidak bisa dimaafkan. Dengarlah nasihatku, cepatlah tinggal-kan tempat itu! Masih keburu mempertahankan nama baik kalian. Aku telah memberi satu kesempatan pada Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing, tidak akan ada kedua kalinya. Kau juga sama, aku ini orangnya hanya memberi kesempatan pada orang lain satu kali, apakah mengerti maksudku?"

"Maksudmu, ini kesempatan pertamaku?" tanya Duan-mu Xiu-yin tertawa.

"Bukan, malam ini kau datang dengan tujuan baik, kau lebih hati-hati melakukan sesuatu hal dibandingkan dengan Shuang-jie-shu-sheng. Paling sedikit kau tahu bagaimana menghindar yang berat, mengambil yang enteng, masalah ini sebenarnya tidak ada gunanya dibicarakan, dibicarakan juga tidak akan ada hasilnya, karena kau bisa tahu diri, tidak cukup punya kedudukan untuk membicarakannya."

"Ooo! Kau lihay sekali." Kata Duan-mu Xiu-yin sepenuh hati, "kau telah tahu seluruh masalah tuan besar Li, dia hanya minta aku membicarakan masalah Jin-ba-dou. Aku tahu, dalam masalahnya Jin-ba-dou, kedudukanku masih bisa menjadi seorang penengah, untuk melibatkan yang lainnya kedudukan aku tidak cukup pantas. Bagaimana pun, aku harus berterima kasih padamu yang telah memberi aku kesempatan kali ini, aku sungguh tidak biasa melakukan hal yang masing-masing punya rencana, sekarang aku akan kembali ke perumahan Han-bei dan melaporkan hasilnya, harap kau bisa berhati-hati."

"Terima kasih atas perhatianmu, aku akan hati-hati," sambil tertawa dia bangkit berdiri mengantar tamu, "Tuan besar Li sudah mempersiapkan, dia sudah memutuskan untuk melawan sampai terakhir, saat kau menerima penolakanku, keluar pintu kamar memberi tahu pada orang disebelah kamar, mengatakan perdamaiannya gagal, itulah saatnya dia tidak perdulikan lagi segala akibatnya melakukan perlawanan. Nona baik-baik di jalan, aku tidak antar lagi."

"Aku tahu kau ada di pihak yang benar." Duan-mu Xiu Yin membalikan tubuh di pintu, wajahnya tampak ada tawa yang tulus, "kau memberi kesempatan pada Shuang-jie-shu-sheng tidak hanya sekali, tapi dua kali. Aku tidak akan bodoh sampai digunakan oleh orang lain, maka-nya kau tidak perlu perdulikan aku, sampai jumpa."

"Hati-hati dijalan."

Di dalam kamar, dia merangkapkan tangan mengantar.

Nona Duan-mu membalikan tubuh berjalan menuju kamar sebelah, baru berjalan dua langkah, timbul keinginan membalikan kepala melihat ke belakang.

Pintu kamar tidak ditutup, tapi didalam kamar, Fu Ke-wei sudah tidak ada.

"Orang ini latihannya benar-benar sudah mencapai Tong-li (berdiri menembus)." Dia tertawa pahit sambil bergumam

Di pintu kamar sebelah dia mengetuk dengan kode perdamaiannya telah gagal, dia mengeluh, lalu pergi meninggalkan dengan lesu.

Di penginapan suara-suara semakin sunyi, semakin tidak ada orang yang bergerak lagi.

Bulan bintang tidak. ada sinar, hanya ada sebuah lampu di pekarangan dengan sinar yang merah gelap.

Sisa panas di siang hari masih belum hilang, angin sedikit pun tidak berhembus.

Kemudian satu angin kecil berhembus, tidak tahu dari mana datangnya, api lampu mendadak bergoyang, lalu mendadak mati, angin ini datangnya terlalu misterius.

Sebuah bayangan hitam muncul di pekarangan, seluruh tubuhnya hitam, hitamnya membuat hati orang menjadi dingin, berdiri di sana seperti roh yang mendadak muncul.

"Tuan, di sebelah utara kota ada tempat peristirahatan, Hitam Jahat (Hei-sha) Shang-fei menunggu anda." Bayangan hitam itu berkata pada pintu kamar Fu Ke-wei yang tidak tertutup rapat dengan menggunakan suara melengking, "jika anda takut dan menolaknya, anda harus segera meninggalkan tempat ini, pergi ketempat lain, setelah pergi jangan kembali lagi. Jika tidak, seluruh jagoan Xiang-yang akan menggunakan seluruh kekuatan menghadapi anda, baik secara terang-terangan maupun secara gelap, anda selangkah pun akan sulit bergerak, setiap langkah pasti ada bahaya menunggu, minum seteguk air saja mungkin terjadi hal yang tidak diduga. Aku pergi dulu, datang atau tidaknya terserah anda."

Habis bicara, orangnya seperti elang terbang, langsung naik ke atas, seperti terbang keluar pekarangan, di tengah jalan membelok tajam naik ke atas genteng, sepertinya bukan seorang manusia, tapi seekor burung besar yang dapat terbang bebas, ilmu meringankan tubuhnya, sungguh menakutkan orang.

Fu Ke-wei membuka lebar pintu kamar, menggendong tangan melangkah keluar kamar.

"Jurus Naga Terbang Sembilan Besar yang hebat." sambil bicara sambil melangkah, "cara demonstrasi begini sangat menakutkan orang, kelihatannya jika aku tidak diam-diam kabur ketempat jauh, mungkin akan mampus... baik!"

Sebuah bayangan abu-abu yang tipis, dari bawah tembok seperti setan menerjang datang, cepat laksana kilat, sepasang tangannya mendekati punggung Fu Ke-wei.

Tiba-tiba Fu Ke-wei berjongkok kebawah, sepertinya di belakang dia punya mata, sepasang tangan lawan yang hampir mengenai tubuhnya, tiba-tiba tidak mengenai sasarannya.

Tinggi tubuh tidak sampai dua chi, jurus Kaki Ekor Macan Fu Ke-wei menyerang dengan dahsyat, tidak ringan tidak keras mengenai lutut bayangan abu-abu di belakangnya, lalu mendorong, bayangan abu-abu itu pun terjatuh kebawah.

Dia membalikan tubuh menerkam seperti macan, berteriak keras sekali, kaki kanannya ditekukan dulu, seperti godam besar ribuan jin, buuk... terdengar satu suara, sebuah lutut mengenai dadanya bayangan abu-abu, tubuhnya mengikuti membungkuk kedepan, satu telapak dipukulkan di telinga kanan bayangan abu-abu.

Dalam sekejap ini, senjata gelap berter-bangan.

Bayangan orang bergerak cepat tiba-tiba terdiam, senjata gelap menembak tembok seperti hujan mengenai daun teratai, kembang api bertebaran.

Bayangan abu-abu diam tergeletak di lantai, tapi Fu Ke-wei telah menghilang.

Di atas atap rumah dan di kegelapan pekarangan, ada lima bayangan hitam menerjang keluar mengikuti senjata gelapnya, siapa pun tidak mengetahui bagaimana menghilangnya Fu Ke-wei.

Hei-sha Shang-fei, salah satu dari Enam Jahat Xiang-yang, setelah naik ke atas atap rumah dengan ilmu meringankan tubuhnya yang luar biasa itu, segera menggunakan ilmu terbang di atap jalan di dinding, menggunakan atap rumah berjalan pergi ke selatan, dengan cepat sekali sampai di ujung jalan utara kota, baru meloncat ke bawah.

Di utara kota ada sepuluh lebih bayangan hitam menunggu, setelah orangnya datang, segera menyelusuri jalan ke utara dengan cepat sekali.

Di luar satu li, di sebelah kanan jalan ada bangunan peristirahatan, dan di malam hari ada tersedia air teh.

Di pintu bangunan berdiri satu bayangan hitam. Sepuluh lebih bayangan hitam seperti terbang telah sampai.

"Berpencar dan sembunyi disekeliling." Bayangan paling depan berteriak pelan.

"Tidak perlu lagi, apa kalian baru datang?" Bayangan yang berdiri di pintu bangunan peristirahatan berteriak, "ha ha ha ha! Tamu datang lebih dulu dari pada tuan rumah, saudara Hei-sha, Shang-fei, kalian sungguh kurang sopan, aku marga Fu sudah lama menunggu. Jangan tergesa-gesa, baik-baik istirahat dulu, supaya bisa menambah semangat, betul tidak?"

Empat belas orang, berbaris di tengah jalan, semua tampak tertegun, mereka hampir tidak percaya Fu Ke-wei bisa sampai terlebih dulu dari mereka.

"Saat aku menyampaikan pesan, apa kau benar ada di dalam kamar?" tanya Shang-fei terkejut, "anda da......datang dari mana?"

"Omong kosong! Jika aku tidak di dalam kamar, bagaimana tahu tempat pertemuannya?" kata Fu Ke-wei dingin, "di penginapan masih ada enam orang bangsat bisa jadi saksi, mereka diam-diam menyerang dengan senjata gelap."

"Mereka......" "Demi undangan anda, aku tidak apa-apakan mereka. Tapi, bangsat yang tiarap di bawah tembok yang diam-diam menyerangku dengan keji, dia menyerang dari belakang menggunakan Cakar Setan Dingin, sangat menyebalkan sekali. Apakah dia itu Setan Jahat Sun-ren" Dia sedikit pun tidak ada rasa kasihan, hawa racun negatif Cakar Setan, dapat melukai orang dari jarak tiga chi lebih, telah digunakan secara diam-diam menyerang orang sangat jitu sekali, perbuatannya ini tidak salah kalau di bunuh."

"Kau apakan dia......"

"Dia tidak akan mati, tapi di bandingkan dengan Ba-fang-du-ti Jin-ba-dou, dia mungkin lebih parah sedikit, ada beberapa tulang iga yang patah harus diobati."

Empat belas orang itu melihatnya, jelas terkejut oleh perkataannya, juga sepertinya rada sedikit tidak percaya.

"Kelihatannya, kau ini adalah pesilat tinggi misterius yang berilmu hebat." Kata Shang-fei menggigit gigi, "bertarung adil denganmu, orang yang dapat mengalahkanmu tidak ada seberapa orang."

"Bagus, bagus." Dengan waspada dia melihat pada empat belas orang yang mengepung-nya, "di luar orang masih ada orang, di luar langit masih ada langit, ilmuku belum terhitung hebat. Anda mengundangku datang kesini, betulkah berniat menggunakan keahlian silat mengusir aku meninggalkan tempat ini?"

"Kau sedang mendesak kami melakukan hal yang luar biasa."

"Tidak berniat lagi bertarung dengan adil?" dia bertanya dengan nada dalam.

"Ini juga kau yang memaksa kami."

"Empat belas lawan satu?"

"Mungkin." Kata Shang-fei, "kau terlalu hebat, tidak bisa salahkan kami."

"Kalian melakukan ini, apakah pernah memikirkan akibatnya?"

"Kami sudah datang, sudah datang ya tergantung nasib. Tenang saja, kami tidak akan mendakwamu membunuh orang pada pemerintah. Aku percaya kau mungkin bisa membunuh beberapa dari kami, tapi kami percaya kau akan membayarnya dengan nyawamu."

"Ooo...! Orang penting kalian, sepertinya belum datang."

"Yang kau maksud saudara Li" Dia pergi mencari Huo-bao-ing dan Bu-fei-khe untuk mencari penyelesaian, tidak sempat datang kesini. Empat belas di banding satu, kau masih merasa kurang?"

"Sebaliknya, aku merasa harus waspada. Orang banyak lebih kuat, masing-masing perbedaan silatnya tidak beda seberapa, lebih banyak satu orang pasti lebih dapat peluang. Makanya, aku tidak berniat menempuh bahaya bertarung dengan kalian empat belas orang, selamat jalan......"

Tapi, dia sudah terlambat satu detik, di saat dia mengatakan tidak berniat menempuh bahaya, empat orang yang paling dekat telah maju melakukan penyerangan.

Lawannya menyerang menggunakan telapak dan tinju, dia sedikit merasa di luar dugaan, di saat ragu-ragu inilah, dia sudah terlambat untuk mundur, dengan reflek dia mengerahkan tenaga dalam menahannya.

Begitu sepasang tangannya di buka, dia tahu dia akan celaka

Dia pertama kali melihat empat orang menyerang, tidak menyangka sepuluh orang lainnya mendadak mengulurkan telapak tangan pada temannya, dengan kuda-kuda, tangan sepuluh orang itu masing masing di tempelkan pada bahu empat temannya itu.

Melihat keadaan begini, dia tahu habislah sudah.

Buuk... paak... beberapa suara keras terdengar, dia merasa seperti sepuluh ribu jin tenaga mengenai tubuhnya, sepasang lengannya seperti terkena geledek, tenaga dalam tertahan, tenaga dahsyat membalik.

Ilmu menyatukan tenaga dalam, adalah ilmu hebat yang jarang ada, ilmu ini harus di gunakan oleh orang yang telah berlatih tenaga dalam, jika salah seorang tenaga dalamnya kurang kuat, orang ini bukan saja akan celaka, tenaga yang terkumpul juga akan buyar.

"Mmm......" Dia teriak dengan suara terbekam, tubuhnya terbang kebelakang oleh tenaga yang dahsyat, menuju ke arah bangunan peristirahatan yang berada dua zhang lebih dibelakang, seperti layang-layang putus tali, tangan dan kaki meronta-ronta terbang.

Di atas bangunan peristirahatan di tiang palang, turun satu bayangan hitam, tubuh itu turun dari atas kebawah sambil membentak, sepasang telapak tangannya memukul, menimbulkan angin pukulan yang kuat.

Buum... terdengar suara keras, arah tubuh Fu Ke-wei yang jatuh berbelok setelah terkena serangan angin pukulan itu, roboh ke lantai di tengah bangunan.

Orang yang diam-diam menyerang tubuh Fu Ke-wei naik miring, sepasang kaki turun ke bawah, dengan kekuatan penuh menginjakan kakinya pada Fu Ke-wei.

Di saat hidup atau mati, orang yang semangat hidupnya kuat, bisa mendadak mengeluarkan tenaga tersembunyi yang sulit di bayangkan, seluruh tubuhnya timbul satu perubahan aneh.

Sekejap setelah dia jatuh, dia mengeluarkan satu siulan panjang yang bernada marah, tubuhnya berguling, tangan dan kakinya mendadak mengeluarkan tenaga kuat meloncat ke atas, tubuhnya seperti anak panah terlepas dari busurnya, dari bawah palang pembatas bangunan menerobos keluar, sejauh tiga zhang lebih, sekali loncat tiga zhang lebih, dua tiga loncatan telah menghilang di kegelapan malam, seperti bayangan setan yang menghilang.

Orang yang mengejar di belakang, hanya mengejar seratus langkah lebih, sesudah itu tidak terlihat bayangannya lagi.

Hari kedua, hari ketiga, pelayan penginapan Fu-tai tidak pernah melihat dia kembali kepenginapan.

Sore hari di hari ketiga, di utara kota Fan sekitar lima-enam li di Ji-li-dian-guan.

Satu li sebelah barat Ji-li, ada satu sungai kecil yang mengalir ke selatan, pantainya tumbuh subur rumput alang-alang yang cukup tinggi.

Ada seorang anak kampung sedang mencari anak kambing yang hilang, ketika mendekati pantai, tiba-tiba dia melihat di depan rumput alang alang, duduk seorang pemuda dengan wajahnya yang pucat, sepasang mata tertutup rapat, sepertinya sedang tidur.

Bajunya yang robek-robek sudah tidak bisa menutup tubuhnya lagi, otot dan dagingnya tampak merah seperti darah, berbeda sekali dengan wajahnya yang pucat putih.

"Aduh! Kau.. .kau ini manusia.. .atau setan"

Anak kampung itu berteriak terkejut, sempoyongan melangkah mundur.

"Aku manusia." Kata si pemuda, pelan-pelan dia membuka sepasang mata yang tampak kelelahan, "aku punya satu balok perak, tolong belikan aku makanan, paling bagus ada satu teko arak. Dan juga, kecuali orang di rumahmu, jangan sekali-sekali katakan aku ada disini. Jangan takut, kemarilah, saudara kecil!"

Anak kampung itu sudah tidak takut lagi, dengan wajah penuh pertanyaan pelan-pelan mendekat.

"Di rumahku ada arak, masakan juga bisa beli di Ji-li-dian-guan." Anak kampung berkata, "kau...kau tampaknya seluruh tubuhnya berlumuran darah..."

"Bukan, aku di lukai oleh perampok." Dia menyodorkan sepuluh liang perak, "paling baik suruh orang tuamu sediakan masakannya, jangan beli di Ji-li-dian-guan."

"Baiklah." Anak kampung menerima perak, "rumahku di depan tidak jauh, aku bawa kau kesana, baik tidak?"

"Aku telah mendapat luka yang parah, seluruh tubuh terasa lemas, tidak bisa berjalan."

"Ka......kalau begitu biar ayahku menggendongmu......"

"Tidak perlu, begitu bergerak tubuhku jadi sakit."

"Ha......hari hampir gelap......"

"Aku akan duduk disini sampai hari terang. Cepatlah pergi, terima kasih adik kecil."

Anak kampung menganggukan kepala, dengan cepat berlari pergi.

Hari keempat, pemilik penginapan Fu-tai, siap melapor pada kantor pemerintah mengenai tamunya yang hilang.

Hal ini sangat repot, tapi tidak melapor lebih repot lagi, siapa tahu telah terjadi perkara pembunuhan, kecuali mayatnya tamu selamanya tidak diketemukan.

Masalah keluarga Li menyelidik saksi, masih tetap di lakukan, tidak memperdulikan masalah Fu Ke-wei lagi. Di dalam hati orang orangnya keluarga Li berpikir, si marga Fu tentu sudah tidak ada di dunia lagi!

Jin-ba-dou dan Setan Jahat Sun-ren telah menjadi orang tidak berguna, saluran yang dikunci tidak ada orang yang bisa membukanya.

Jika si marga Fu benar-benar telah mati, dua orang ini juga hilang harapannya" Bagusnya tuan besar Li punya uang, juga dengan Wu-dang ada hubungan yang baik, dia telah mengutus orang membawa uang yang banyak pergi ke Wu-dang, mengundang para senior Wu-dang untuk datang menolong, dalam dua hari ini seharusnya sudah datang, harapan dia besar sekali.

Hari ini setelah lewat tengah hari, kabar dari Xu-zhou telah sampai di perumahan Han-bei.

Setelah hari gelap, restoran Xing-yuan yang tidak jauh di sebelah kiri dari gedung Dong-dao, adalah restoran yang ternama di kota ini, tamu yang keluar masuk adalah tuan besar yang ternama di kota ini, seratus langkah sebelah timur jalan, adalah rumahnya Hei-sha Shang-fei.

Hei-sha Shang-fei sering mengundang orang di restoran Xing-yuan.

Ruang makan di tingkat dua tampak luas sekali, ada tiga ruang berdampingan, ruang vip terpisah menggunakan penghalang, juga ada empat kamar vip kecil, untuk tamu yang datang membawa istrinya.

Di sekeliling ruangan digantung sepuluh lebih lentera, terang seperti siang hari.

Di sebelah timur ruang vip, wajah tuan rumah Hei-sha sudah tersenyum. Tamu utama Tuan besar Li juga berseri-seri, sepertinya seluruh tubuhnya penuh kegembiraan.

Ada enam orang tamu pendamping, di-antaranya ada juga Luo Wen-jing.

Tamu restoran memenuhi ruangan, suaranya sangat ramai, orang didalam ruang vip jika bicara harus dengan suara keras.

"Saudara Shang, berita dari Xu-zhou telah sampai tadi sore." Suara Tuan besar Li meninggi, "berita yang di dapat dari perusahaan angkutan, memastikan orang itu marga Fu, namanya Xian, adalah bocah kecil yang pantas mati itu. Sedangkan surat yang datang dari kantor Nan-yang, mengatakan orang itu marga Wu namanya Ming, mereka harus mendapatkan dia untuk menjadi saksi, semua membuat aku bingung."

"Saudara Li, sebenarnya masalah ini tidak ribet." Hei-sha dengan lagak sok berkata, "bocah itu tentu saja tidak mau memperkarakan, mungkin dia telah melapor pada pemerintah, makanya dia menulis dengan nama palsu Wu-ming, buru-buru meninggalkan daerah Nan-yang, supaya tidak terlibat perkara, tinggal disini jadi saksi bukanlah hal yang menyenangkan. Beberapa hari lalu di gunung Xian, dia menitip surat pada putra anda, jelas ingin memeras saudara Li, dia sungguh pantas mati."

"Aku khawatir dia belum mati." Kata Tuan besar Li dengan tidak tenang, "jika dia kembali ke Nan-yang menjadi saksi, ini..."

"Saudara Li tenang saja! Setelah terkena serangan tenaga empat belas orang yang bergabung, putra anda juga tepat waktunya menggunakan jurus Telapak Menggoyang Gunung melakukan serangan maut, walau dia punya sembilan nyawa, juga tidak akan lolos dari maut."

"Tapi dia mati tidak terlihat mayatnya." Nada bicara Tuan besar Li tetap tidak mantap,

"seharusnya, dia segera mati di tempat, kenyataannya dia masih bisa menghilang."

"Itu karena hari terlalu gelap, kami juga sedang kehabisan tenaga, tidak dapat segera mengejarnya, makanya dia dapat lari sampai di pinggir sungai, terjun ke sungai dan mati, jejak dan nasibnya sudah jelas. Bicara soal ilmunya, tidak mati di tempat bukanlah hal aneh. Saudara Li, tidak perlu khawatir lagi, tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi! Ooo! Saudara Li, pendeta dao Qing-xi kapan bisa datang?"

"Besok pasti datang." Kata Tuan besar Li, "tadi siang aku menjenguk saudara Sun, luka patah tulangnya sudah bisa di sembuhkan, tapi mungkin dalam waktu singkat tidak bisa menggunakan cara mengurut membuka salurannya, aku berharap obat Wu-dang, Jiu-huan-dan dari pendeta dao Qing-xi, bisa menolong saudara Sun dan Jin."

"Seharusnya tidak akan ada masalah." suara Shang-fei dengan sangat percaya diri, "pendeta dao Qing-xi adalah salah satu dari Sembilan Tetua Wu-dang, dulu pernah memegang jabatan Tujuh Insan Danau Pelepas Pedang, ilmu silatnya sudah sampai taraf dewa, pasti bisa menguraikan jurus anehnya bocah Fu itu."

"Itulah yang diharapkan."

"Di pihak Nan-yang tidak ada beritanya." Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing mengalihkan pembicaraan, "Dua orang tua itu telah meninggalkan kota Fan, sepertinya mereka tidak berani lagi mengacau. Aku dengan nona Duan-mu berniat pamit, besok akan pergi ke Wu-dang."

"Saudara Luo, mainlah beberapa hari lagi." Tuan besar Li dengan tulus minta tamunya tinggal, "Pendeta dao Qing-xi sudah dua puluh tahun tidak pernah meninggalkan Wu-dang, dia menyanggupi datang kesini, kau bisa mendekati dia, aku percaya pasti akan mendapat banyak manfaat."

"Benar!" kata Shang-fei ikut mendukung kata-kata Tuan besar Li, "pendeta dao Qing-xi di dunia persilatan bukan saja senior dan terhormat, namanya juga termasyur, di hati orang sampai ribuan li, juga adalah dewa hidup yang semua orang tahu, ada kesempatan mendapat petunjuk dari dia, sungguh itu adalah satu kehormatan bagi kami ini, saudara kecil jangan melewatkan kesempatan ini."

Shuang-jie-shu-sheng tidak ada masalah dengan Wu-dang, tapi dia ada kesulitan lain.

Beberapa hari belakang ini, dia menyadari perbuatan Li Yong-kang tidak cocok dengan hatinya, semua orang yang berhubungan dengannya tampak misterius, di luar mengatakan telah mendapat bantuan dari para pendekar kebenaran, untuk menghadapi tantangan Nan-yang-ba-jie. tapi di dalam hati dia sudah merasakan, dia telah diperalat oleh Tuan besar Li.

Tentu saja dia tidak mau membantu orang begini tapi dia tidak mau dianggap setia kawan.

Dan sekarang Nan-yang-ba-jie telah menarik orang yang diutus untuk menanyakan masalah, musuh berat si marga Fu itu juga telah dibunuh oleh kelompok Enam Jahat, masalahnya telah selesai, dia harus cepat-cepat meninggalkan tempat yang kacau ini.

Dia tidak begitu setuju dengan tingkah laku Tuan besar Li, juga tidak tahu kejadian sebenar-nya, lebih-lebih tidak menduga peristiwa berdarah di kabupaten Ye benar-benar melibatkan orang-orang yang tidak berdosa, dia mengira ini hanyalah masalah permusuhan antara Tuan besar Li dengan Nan-yang-ba-jie, penguasa dua daerah, saling terjadi perselisihan itu adalah hal yang biasa, cara yang digunakan kedua belah pihak masing-masing ada kekurangannya, itu tidak bisa terlalu disalahkan.

Tapi, Tuan besar Li bersatu dengan Enam Jahat diam-diam menyerang marga Fu, dia tidak mengatakannya di mulut, tapi didalam hati sangat tidak senang, saat ini jika tidak meninggalkan, tunggu kapan lagi"

Dia sudah tidak ada keperluan tinggal untuk melerai perselisihan teman-teman dunia persilatan, sehingga, dia melepas kesempatan bertemu dengan tetua Wu-dang, dia bersikeras menyatakan besok meninggalkan Xiang-yang pergi keselatan.

0-0-0 Pesta makannya hingga larut malam, setelah puas baru bubar.

Di kota Tuan besar Li punya rumah lainnya, tempatnya di Tong-ti-fang, sebuah pekarangan yang luas, hanya beberapa keponakan keluarga Li yang tinggal di sana, biasanya di gunakan untuk menjamu para tamu penting.

Beberapahari ini, Shuang-jie-shu-sheng dan Duan-mu Xiu Yin, telah pindah dari Kebun Li di luar kota ke pekarangan besar di dalam kota, di dalam pekarangan masih tinggal sepuluh lebih teman baik yang datang siap untuk membantu menghadapi Nan-yang-ba-jie, melakukan sesuatu di sini lebih leluasa dibanding di Kebun Li, pergi juga lebih mudah dan cepat. Jika di dalam kota ini tidak ada rumah tinggal, maka malam hari dia tidak akan muncul di restoran, di malam hari lalu lintas dalam kota dan luar kota terputus sama sekali.

Pasar malam telah lenggang, orang di jalanan juga semakin sedikit.

Kebanyakan toko telah tutup, lampu pintu rumah bersinar merah gelap.

Lentera besar yang tertulis merk toko, bergoyang-goyang ditiup angin sungai, bayangan orang yang berjalan juga jadi bergoyang-goyang, pandangan mudah menjadi keliru.

Tapi bagi pesilat tinggi dunia persilatan ini, pandangannya tidak mudah keliru.

Tuan besar Li berjalan di tengah, Shuang-jie-shu-sheng di sebelah kanan.

Seorang lagi yang julukannya Angin Putar Qin Bao-yuan berjalan di sebelah kiri, Qin adalah teman baiknya Tuan besar Li.

Tiga orang berjalan berdampingan, masing masing dalam keadaan setengah mabuk, sambil berbincang berjalan menuju Tong Ti-fang. Bayangan orang memanjang, panjang sekali diatas jalan yang lebar.

0-0-0 

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar