Kelelawar Tanpa Sayap Bab 06 Botan (peony) hitam, teratai putih

Bab 06 Botan (peony) hitam, teratai putih

Akhirnya si Kelelawar menghentikan semua gerak tangannya.

Dia telah menyimpan kembali pisau kecilnya, tapi Lui Hong tidak tahu benda tersebut telah disimpannya dimana.

Menyusul kemudian dia tertawa aneh sembari menggosokkan telapak tangannya, menyaksikan semua tingkah laku kakek itu, Lui Hong merasa panik bercampur tegang, jantungnya berdetak semakin kencang.

Si Kelelawar telah menggosokkan sepasang tangannya, apa yang hendak dia lakukan" Kini air mata Lui Hong telah mengering, dia hanya bisa membelalakkan matanya sambil mengawasi sepasang tangan orang itu dengan penuh tanda tanya.

Akhirnya si Kelelawar menggerakkan tangannya, tapi bukan memegang tubuh Lui Hong, melainkan memegang patung kayu wanita cantik itu.

Dengan penuh kasih sayang dia belai patung itu, bahkan membelai, meraba dan menggerayangi jauh lebih seksama ketimbang sewaktu membelai tubuh Lui Hong tadi. Setelah menggerayangi atas bawah patung wanita itu, tiba tiba si Kelelawar tertawa aneh, ujarnya: "Coba kau lihat, bukankah aku kurang beres" padahal aku tahu, kau memang berpikir begitu bukan" "Siapa bilang kau beres" Ctakmu memang tidak beres" umpat Lui Hong dalam hati "Padahal aku memang kurang beres" ujar si Kelelawar lagi, "tapi ketidak beresanku bukan pada sepasang tanganku, juga bukan di otak, melainkan hanya pada sepasang mataku" "Kau memang si buta keparat!

" kembali Lui Hong mengumpat dalam hati Tampaknya si Kelelawar seolah mendengar umpatan dalam hati itu, dia tertawa terkekeh, serunya: "Aku tahu, sekarang kau pasti sedang mengumpatku dalam hati, mengatakan kalau aku memang si buta keparat.

Lui Hong tertegun, saking herannya dia sampai tak mampu berkata kata "Pada akhirnya manusia toh pasti mati" kata si Kelelawar lagi, "kadangkala mati lebih awal jauh lebih enak daripada mati belakangan "Manusia macam kau memang pantas mampus sejak awal!

" batin Lui Hong lagi Mendadak si Kelelawar bertanya: "Tahukah kau, bagaimana bentuk wajahku dimasa muda dulu" Tidak menunggu jawaban, dia melanjutkan: "Kalau diceritakan mungkin kau tidak percaya, sewaktu muda dulu, bukan saja aku ganteng bahkan gagah rupawan, tak bakal kalah tampan dengan lelaki paling ganteng sekalipun.
Dasar, mungkin hanya setan yang percaya!

 Lui Hong mengumpat sambil menyumpah dalam hati, semestinya si Kelelawar tak akan mendengar, apa mau dikata dia justru seolah mendengar semuanya, sambil tertawa ujarnya lagi: "Sudah kuduga, kau pasti tak bakal percaya Setelah berhenti sejenak, tegasnya: "Padahal semua yang kukatakan merupakan kenyataan!

 Lui Hong tidak menanggapi, dia hanya mengawasi orang tua itu tanpa berkedip Namun bagaimana pun dipandang, dia tetap tak bisa menemukan ketampanan wajah si Kelelawar, orang tua ini sama sekali tak mirip dengan seorang lelaki ganteng.

Sesudah menghela napas panjang, kembali si Kelelawar berkata: "Aaai, harus diakui, sekarang tampangku memang jelek, mau dipandang dari sudut mana pun, aku tak bakal mirip dengan seorang lelaki tampan.

Setelah tarik napas, lanjutnya: "Semua ini ada sebabnya, kalau dibicarakan sesungguhnya merupakan peristiwa yang terjadi selama banyak tahun Lui Hong tidak bicara, dia hanya mendengarkan Sekalipun ia benci orang ini hingga ke tulang sumsum, namun rasa ingin tahunya amat besar, dia ingin mengetahui seluk beluk dari orang tua ini.

Tapi si Kelelawar segera menukas lagi: "Aaah, itu semua merupakan kejadian lama, sudah usang, lebih baik tak usah disinggung lagi.

Lui Hong merasa kecewa sekali Kembali terdengar si Kelelawar bergumam: "Manusia mana pun pada akhirnya pasti akan mati, sama seperti manusia mana pun tentu bakal tua, betapa ganteng dan gagahnya seseorang, begitu mulai tua, dia pasti akan berubah jadi jelek, tak sedap dipandang Lalu dengan suara perlahan ia bersenandung: "Wanita cantik bagai panglima kenamaan, yang ditakuti hanya rambut mulai beruban,,,,”

 Kepada Lui Hong ia bertanya: "Pernah mendengar perkataan itu?

" Tentu saja Lui Hong pernah mendengar itu.

Si Kelelawar berkata lebih lanjut: "Itulah sebabnya banyak orang berharap bisa menemukan cara yang paling jitu untuk mempertahankan masa remajanya, kalau bisa sampai mati tetap muda" Sesudah menghela napas dengan nada berat, katanya lagi: "Cleh sebab itu pula ada perempuan cantik yang tidak bisa menerima hadirnya masa tua, bahkan tak segan menggunakan kematian untuk mempertahankan kecantikannya, manusia macam begini jarang terjadi pada orang lelaki, tapi bukan berarti tak ada" Lui Hong hanya mendengarkan Si Kelelawar berkata terus: "Masa muda seseorang tak mungkin bisa dipertahankan hingga masa tua, sejak dulu banyak orang berusaha memakai obat mujarab untuk mempertahankan kemudaannya, meski bukannya tak ada yang berhasil, namun semuanya merupakan cerita dongeng, jadi bukan tak mungkin orang mempertahankan kecantikan wajahnya" "Cara apa yang digunakan?

" pikir Lui Hong dalam hati Dengan cepat si Kelelawar menyambung perkataannya: "Padahal sederhana sekali caranya, misalkan dibuatkan lukisan "Coh, rupanya begitu" batin Lui Hong "Padahal caranya banyak ragam, bisa juga menggunakan cara dipahat, dibuatkan patung, sebelum generasiku, banyak orang yang telah berusaha melakukan hal tersebut, hanya tak seorang pun yang melakukannya hingga tuntas seperti diriku.

Maua tak mau Lui Hong harus mengakui akan kebenaran ucapan itu Kembali senyum idiot tersungging diwajah si Kelelawar, ujarnya: "Melakukan pekerjaan semacam ini bukanlah sesuatu yang murah, untuk persiapan saja aku harus menghabiskan waktu hampir sepuluh tahun lamanya.

Setelah menghela napas, lanjutnya: "Lagipula perempuan yang betul betul cantik tak banyak jumlahnya, dalam hal seleksi pun aku harus membuang banyak pikiran, tenaga dan waktu Setelah merandek sejenak, katanya lagi: "Dalam hal ini rasanya aku telah menjelaskan kepadamu".

Terhadap apa yang telah diucapkan, dia seolah sudah melupakannya sama sekali.

Lui Hong hanya mendengarkan dengan termangu.

Si Kelelawar menghembuskan napas panjang, lanjutnya: "Yang paling parah lagi adalah tak seorang manusia pun yang menaruh simpatik terhadap perbuatanku ini "Itulah sebabnya terpaksa aku harus menjalankan semuanya itu secara diam diam, aku harus mendirikan tiga belas kerajaan pribadi di tiga belas tempat yang berbeda, kerajaan pribadi yang tak mungkin diusik dan diganggu siapa pun.

Tiga belas tempat" Lui Hong terperangah, kaget, heran dan nyaris tak percaya Satu tempat semacam ini saja sudah terasa lebih dari cukup, apalagi tiga belas tempat.

Dari begitu banyak model payudara, wajah, pinggul serta pinggang yang memenuhi ruangan ini, entah ada berapa banyak wanita cantik yang berhasil ditipu si Kelelawar dan terjebak ditempat ini, kalau tiga belas tempat digabungkan, bukankah tipu licik yang dilakukan kakek ini sudah kelewat batas" Tak heran Lui Hong merasa terkesiap.

Tiba tiba terdengar suara aneh itu berkumandang lagi: "Dimana saja ke tiga belas tempatmu yang lain" "Bukankah salah satunya berada disini" sahut si Kelelawar sambil tertawa bodoh "Masih ada dua belas tempat lagi "Tentu saja ke tiga belas tempat itu tersebar di tujuh propinsi selatan dan enam propinsi utara sungai Tiangkang Setelah tertawa bodoh, lanjutnya: "Oleh sebab itu berada di propinsi mana pun, setiap saat aku dapat melanjutkan maha karya ku ini "Masa kau sudah lupa dengan alamat yang sejelasnya?

" suara itu bertanya lagi "Mana mungkin aku bisa melupakannya" "Sungguh" "Kalau aku lupa, mana mungkin bisa sampai disini?

" sahut si Kelelawar sambil tertawa idiot, "kau ini, benar benar aneh dan mengherankan.

Siapa sebenarnya orang itu" Lui Hong pun merasa keheranan "Manusia manapun, pada akhirnya pasti akan jadi tua" suara itu kembali berkata "Tentu saja" si Kelelawar tertawa aneh, "memangnya kau anggap di dunia ini benar benar terdapat obat dewa yang bisa membuat manusia awet muda" "Tentu saja tidak ada!

 Bila orang tambah tua, pelbagai penyakit pun otomatis akan bermunculan" "Yaa, hal seperti ini memang susah dihindari" "Sampai waktunya, mungkin mata akan mulai rabun, telinga mulai setengah tuli, peredaran darah makin melemah "Betul "Bahkan daya ingat pun terkadang ikut melemah" kata suara itu lagi "Memang, penyakit semacam itu memang penyakit yang biasa diderita orang tua "Oleh karena itu bila kau sampai melupakan alamat dari ke dua belas tempatmu yang lain, kejadian semacam inipun bukan merupakan kejadian yang aneh" kata orang itu Si Kelelawar segera tertawa "Untungnya aku masih belum sampai setua itu!

" katanya "Kalau begitu, maukah kau memberitahukan kepadaku alamat dari ke dua belas tempat lainnya" "Tentu saja mau.

Bicara sampai disitu mendadak si Kelelawar tertegun, dalam waktu singkat ia sudah terjerumus dalam lamunan Kemudian perlahan-lahan dia berjongkok, sinar kebingungan, gugup dan tersiksa segera terpancar keluar dari tubuhnya.

Dengan sepasang tangannya dia pegangi batok kepala sendiri, lalu mengeluh: "Kenapa aku sudah melupakan semuanya?

" "Dua belas tempat yang lain,,,,,,”

 tiba tiba ia teriak keras, "sebenarnya saat ini aku berada di propinsi mana" "Nah, masa hal semacam itupun sudah kau lupakan" ujar suara orang itu lagi.

Si Kelelawar menggeleng "Tidak mungkin, kalau tidak, mana mungkin aku bisa sampai di sini?

" "Padahal alasannya sangat sederhana" kata orang itu, "kau bukan masuk sendiri ke tempat ini "Masa orang lain yang mengajakku kemari?

" "3enar!

 "Siapa?

" "Akul "Siapa kau sebenarnya" "Kau" "Aku?

" tak tahan kembali si Kelelawar tertegun Lui Hong yang mengikuti jalannya pembicaraan itu ikut terperangah, keheranan "Aku adalah sukma mu" suara itu berkumandang lagi "Sukma?

" tergerak mimik muka si Kelelawar, "tapi aku belum mati, kalau kau adalah sukma ku, mana mungkin bisa tinggalkan aku" "Karena kau sudah kelewat tua, semangatmu sudah mulai mundur, sudah mendekati saat ajal, aku sudah tak mungkin bersatu lagi dengan dirimu" "Aku sudah kelewat tua?

" si Kelelawar makin bimbang "Betul, kau sudah kelewat tua, sedemikian tuanya hingga urusan penting pun sudah kau lupakan.

Si Kelelawar tertawa getir, tiba tiba ujarnya: "Untung saja aku telah membuat persiapan" "Persiapan apa" "Aku telah mengukir ke tiga belas alamat itu diatas tiga belas bilah pisau pusaka, jadi, biar aku sudah sedemikian tua hingga melupakan segalanya pun, asal melihat ke tiga belas bilah pisau tersebut, aku tetap akan mengetahui letak dari ke tiga belas tempat rahasia itu "Ehmm, caramu memang sebuah cara yang bagus" "Tidak terhitung seberapa, dengan berbuat begitu sesungguhnya aku telah melakukan hal yang berlebihan, sebab bagaimana pun keadaannya, tak mungkin daya ingatku akan sedemikian buruknya" Habis berkata kembali ia tertawa getir, ujarnya: "Tak disangka aku benar benar akan mengalami kejadian seperti hari ini, daya ingatku jadi sedemikian jeleknya" Dia pegang batok kepalanya dengan sepasang tangan lalu digoyang dengan sekuat tenaga Kemudian sambil menabok batok kepala sendiri, gumamnya: "Sialan, benar benar sialan, kenapa daya ingatku tiba tiba berubah sejelek ini" -_~ hal semacam ini memang tak bisa dipaksakan, apa boleh buat" kata suara itu "Aaai, aku benar benar sedemikian tuanya" si Kelelawar menghela napas panjang Tiba tiba suara orang itu bertanya lagi: "Dimana kau simpan ke tiga belas bilah pisau pusaka itu" Apakah masih ingat" Tiba tiba si Kelelawar tertawa, tertawa dengan riangnya II "Hahaha, tentu saja aku masih ingat, bahkan teringat dengan jelas sekali katanya "Sungguh" "Tentu saja sungguh!

 "Di mana" "Di,,,,

di,,,,,,,

mustahil aku beritahukan kepadamu "Kenapa" "Karena aku telah menghadiahkan ke tiga belas bilah pisau pusaka itu kepada orang lain Mendadak dia menggeleng, serunya lagi: "Coh bukan, bukan tiga belas, hanya,,,,

hanya dua belas, betul, hanya dua belas "Kau masih teringat dengan begitu jelas" seru orang itu Kembali si Kelelawar tertawa aneh "Tahukah kau ke dua belas bilah pisau mustika itu telah kuhadiahkan kepada siapa?

" "Siapa" "Dua belas orang wanita paling cantik, paling menawan hati "Dua belas orang wanita" "Mereka semua amat cantik bahkan memiliki bentuk badan yang berbeda, ada yang montok, ada yang langsing, ada yang,,,,

ada yang,,,,

Entah kenapa, dia tak sanggup melanjutkan kembali kata-katanya Terdengar suara orang itu berkata lagi: "Bahkan pisau mustika yang begitu penting pun kau rela persembahkan kepada mereka, hal ini membuktikan kalau kau amat menyukai mereka "Tentu saja "Cleh sebab itulah kau mempunyai kesan yang begitu dalam terhadap mereka, meski masalah lain sudah tak teringat lagi, namun kau tak pernah melupakan mereka semua.

Si Kelelawar tidak menjawab, dia hanya tertawa bodoh "Siapa saja nama mereka" Apakah kau masih ingat?

" kembali suara orang itu berkumandang "Siapa nama mereka?

" gumam si Kelelawar sambil berdiri tertegun, dia seolah sudah tak ingat lagi nama nama itu Terdengar suara orang itu berkata lagi: "Bukankah kau mengatakan Lau Ci-he termasuk salah satu diantaranya" "Aaah benar, memang dia termasuk, darimana,,,,

darimana kau bisa tahu?

" seru si Kelelawar tak tahan "Bukankah kau berasal satu tubuh denganku" Mana mungkin aku tidak tahu?

" "Aaah, betul, betul sekali "Apakah Botan (peony) hitam dari Shoatang dan teratai putih dari Hopak termasuk juga" "3etul, mereka termasuk juga!

" "Masih ada yang lain" Dengan wajah tertegun si Kelelawar berpikir berapa saat, tiba tiba dia menghantam batok kepala sendiri sambil berteriak: "Sialan, benar benar sialan!

 "Kenapa" Tak teringat lagi?

" tanya orang itu sambil menghela napas "Maukah kau beritahu kepadaku?

" pinta si Kelelawar Sekali lagi orang itu menghela napas "Coba pikirlah dengan seksama, pasti akan teringat" katanya "Aku,,,,

aku,,,,,,”

 dia hanya bisa memegangi kepala sendiri sambil dibenamkan kedalam sepasang lututnya, orang tua itu memang tak bisa mengingat kembali Orang itu tidak bersuara lagi, dia ikut membungkam Suasana dalam "ruangan" pun pulih kembali dalam keheningan dan kesepian yang luar biasa.

Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya si Kelelawar mendongakkan kepala seraya mengeluh: "Aku benar benar tak bisa mengingatnya kembali, maukah kau beritahu kepadaku" Dia sedang bertanya kepada sang "sukma Tiada jawaban Sekali lagi si Kelelawar bertanya, namun tetap tiada jawaban, perasaan panik, takut, ngeri mulai menghiasi wajah orang tua itu, jeritnya lengking: "Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku" Kenapa" Tiada reaksi dari dalam ruangan, suasana tetap hening.

Si Kelelawar semakin panik, jeritnya: "Masa kau tinggalkan aku" Kau tak boleh berbuat begitu" Suara orang itu tak pernah berkumandang lagi. Tiba tiba si Kelelawar melompat bangun, sambil mencakar rambutnya dia menjerit: "Kau adalah sukmaku, kenapa tinggalkan diriku!

 Nada suaranya diliputi perasaan panik, ngeri dan takut Ditinjau dari tingkah lakunya, orang tua itu pada hakekatnya sudah kehilangan kesadaran, sudah menyerupai orang sinting Nada suaranya yang sejak semula memang kedengaran aneh, dalam keadaan takut bercampur panik, suaranya kedengaran semakin aneh dan tak sedap didengar.

Cahaya lentera yang redup, pada saat itu pula makin melemah dan suram sebelum akhirnya sama sekali padam Suasana dalam ruang batu itupun tertelan kembali dalam kegelapan yang luar biasa Suara teriakan si Kelelawar masih menggema dalam ruangan, suara itu makin lama makin parau dan lirih Benarkah sukma si Kelelawar telah meninggalkan tubuh kasarnya" Meninggalkan dia dengan begitu saja" Bila seseorang sudah kehilangan sukmanya, lalu apa yang akan terjadi dengan dirinya" Dia akan berubah jadi apa".

\\//*Sebagian halaman bab 6 dan 7 nggak bisa di scan karena udah luntur dan banyak juga yang hilang, jadi langsung loncat ke Bab 8*//\\.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar