Bab 04 Istana Iblis
Permukaan tanah tiba tiba amblas ke bawah, kenyataan semacam ini sama sekali diluar dugaan Lui Hong Sekalipun gadis ini memiliki ilmu meringankan tubuh yang amat bagus, sangat sempurna, bagaimana mungkin kepandaian itu bisa dia gunakan dalam keadaan mendadak dan sama sekali tak terduga"
Tubuhnya segera meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi Dalam waktu sekejap ia sudah terperosok ke dalam suatu wilayah yang sangat gelap, gelap gulita hingga susah melihat ke lima jari sendiri, ia mulai menjerit, berpekik ngeri, gadis itu tak tahu tempat apakah didasar liang itu.
Mungkin saja tempat itu berupa bukit golok hutan pedang, mungkin juga ada berpuluh bahkan beratus ekor ular berbisa yang kelaparan, menanti datangnya korban , , , , , , Semacam perasaan ngeri, perasaan takut yang luar biasa mencekam benaknya.
Waktu itu Lui Hong benar benar merasa horor, merasa ketakutan yang mencapai pada puncaknya. Belum selesai suara jeritannya berkumandang, gadis itu sudah mencapai dasar liang, jarak dari permukaan tanah rasanya tidak terlampau tinggi, karena itu bantingan yang dirasakan tak sampai menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Namun tubuhnya masih belum berhenti Kelihatannya permukaan tanah didasar liang itu tidak rata, melainkan miring ke arah bawah bahkan licinnya luar biasa, begitu menyentuh dasar liang, tubuh Lui Hong masih meluncur terus ke arah liang yang lebih dalam. Gadis itu tak tahu dimana ia terjatuh dan menindih diatas benda apa, yang bisa dirasakan adalah tempat itu sangat dingin, kedua sisinya berbentuk bulat dan kelihatannya terbuat dari sejenis logam yang rapat dikedua sisinya Sebetulnya dia ingin sekali menghentikan daya luncur tubuhnya, dia mencoba meraih tepi logam, namun entah logam yang diraih terlalu licin hingga sukar tergenggam, ataukah karena pikiran dan perasaannya kelewat kalut, usaha tersebut selalu mengalami kegagalan.
Tabung bulat itu menjulur jauh ke bawah, lalu pada ujungnya menikung ke samping. Mengikuti bentuk tabung itu, tubuh Lui Hong meluncur terus kebawah kemudian berbelok, ia merasakan badannya lagi lagi terlempar ke udara kemudian terperosok lebih ke bawah "Buuukkl" akhirnya gadis itu terjatuh diatas benda yang empuk dan lembut, kuatir terjadi hal yang tak diinginkan, tergopoh gopoh dia raih benda tersebut kemudian memegangnya kencang- kencang Ia merasa benda yang diraihnya lembut seperti selembar selimut, kemudian gadis itupun merasa bahwa bahan selimut itu terhambar dibagian bawah tubuhnya, seakan dia berada diatas sebuah ranjang yang dilapisi selimut.
Sekarang Lui Hong baru dapat merasa agak tenang, karena badannya sudah tidak meluncur lagi ke bawah Dia tiarap ditempat itu, tak berani bergerak, lama kemudian, ketika rasa kaget dan takutnya mulai mereda, gadis itu baru mencoba merangkak bangun Suasana disana gelap gulita, tak ada yang bisa dilihat, bahkan lima jari sendiripun susah terlihat jelas, dia pun tak mendengar suara apa pun, keadaan begitu hening, sepi,,,,
Keheningan yang menakutkan, sepi yang mendekati suasana kematian Lui Hong celingukan ke sana kemari, dia mencoba untuk bisa melihat suasana ditempat itu, namun semuanya gelap, semuanya hitam pekat, rasa gugup, panik, seram dan takut kembali muncul dihati kecilnya, mencekam perasaannya.
Tempat itu kelewat sepi, sedemikian heningnya sampai suara geleng kepala pun kedengaran begitu menusuk pendengaran. Lama sekali dia termenung, duduk terpekur, sebelum akhirnya gadis itu mulai meraba, mencoba menggerayangi setiap sudut tempat itu.
Akhirnya dia berhasil menyentuh sesuatu, meraba sebilah gagang golok, golok andalannya. Gagang golok itu masih terasa hangat, begitu dikenal bentuk dan genggamannya, gadis itu nyaris merasa yakin bahwa senjata tersebut merupakan golok miliknya Didalam kenyataan, sejak ia terperosok jatuh ke dalam perangkap hingga tubuhnya tergelincir masuk ke dalam tabung logam, golok tersebut masih berada dalam genggamannya, sampai tubuhnya terjatuh diatas benda seperti selimut itu, dengan gugup ia baru meraih benda tadi serta menggenggamnya kencang kencang, saat itulah dia lepaskan gagang goloknya.
Dengan senjata dalam genggaman, perasaan gadis itu menjadi jauh lebih tenang, bagaimana pun dia adalah seorang jago silat, dengan setengah berjongkok dia melanjutkan gerayangannya, meraba sekeliling tempat itu Dengan cepat dia telah tinggalkan benda yang menyerupai selimut itu, sekarang dia seratus persen yakin, benda tersebut memang selembar selimut halus Suasana masih hening dan sepi, masih tak kedengaran sedikit suara pun.
Lalu dia mulai mengendus sesuatu, udara diseputar tempat itu lamat lamat terasa harum, harumnya kayu cendana. Gadis itupun yakin, kayu cendana yang terendus bukan terdiri dari satu jenis saja Dimanakah dia sekarang" Tempat apakah itu" Sementara Lui Hong masih keheranan, tangan kirinya yang sedang meraba bagian depan tiba tiba menyentuh sesuatu, meraba semacam benda yang sangat aneh Seketika pipinya terasa panas, ia merasa jengah sekali Benda yang dirabanya kelewat mirip dengan payudara seorang gadis, lalu dia pun meraba benda ke dua.
Payudara yang montok dan besar, puting susu yang keras dan mengencang , , , , , Tanpa sadar tangannya melanjutkan perabaan, sekarang dia mencoba meraba lebih ke bawah, menggerayang semakin bawah,,
Perut yang datar dan pinggang yang ramping, pusar yang cekung ke dalam, jelas dia telah meraba tubuh bugil seorang gadis, tubuh telanjang seseorang Lui Hong merasa pipinya makin panas, tapi tangannya tidak berhenti sampai disitu, dia mencoba meraba lebih jauh. Benda yang tersentuh terasa begitu keras, kaku, dingin dan tak bergerak, sudah jelas bukan tubuh manusia hidup, lebih mirip tubuh bugil sesosok mayat, orang mati!
Lalu benda apakah itu" Tiba tiba Lui Hong teringat, dalam sakunya masih ada obor dan korek api. Cepat dia merogo ke dalam saku, ambil keluar sebuah obor dan menyulutnya.
Berada dalam suasana kegelapan yang luar biasa, pancaran sinar dari obor itu meski lemah dan agak redup, namun bagi Lui Hong, cahaya yang terpancar sangat menusuk pandangan mata.
Dalam waktu relatif singkat, pada hakekatnya ia telah menyaksikan semua benda yang tidak terlihat sebelumnya, tapi disaat dia dapat melihat jelas suasana disekeliling tempat itu, Lui Hong terperangah, berdiri tertegun bagaikan sebuah patung batu.
Semua benda yang terlihat olehnya, tidak cukup dilukiskan dengan sebuah kata "aneh" Kenapa bisa muncul tempat semacam ini" Lui Hong mulai mengeluh, merintih, mendecak keheranan. Cahaya api telah mengusir semua kegelapan, sekalipun tidak terlalu terang, namun dengan meminjam cahaya yang ada, Lui Hong telah cukup melihat jelas suasana disekeliling sana.
Tempat dimana ia berada sekarang, boleh dibilang merupakan sebuah ruangan" Apakah terbuat dari batu" Atau tanah liat" Atau terbuat dari logam" Nona itu tak tahu, dia tak bisa menjawab secara pasti Cleh karena itulah ia hanya bisa mengatakan kalau tempat itu merupakan sebuah ruangan" Luas ruangan itu cukup lebar, paling tidak mencapai dua kaki persegi.
Tempat dimana Lui Hong berada tadi memang merupakan lembaran sebuah selimut tebal, benda yang barusan dia raba pun memang tubuh bugil seorang gadis. Payudara yang montok, pinggul yang lembut, paha yang mulus, wajah yang cantik, hampir setiap inci, setiap jengkal tubuh itu tampak begitu menawan, begitu memikat dan merangsang Tapi gadis bugil itu bukan manusia hidup, bukan pula sesosok mayat, melainkan hanya sebuah patung, patung yang terbuat dari kayu Pahatan patung itu sangat indah, terperinci dan mendek ati aslinya, sebuah karya seni yang maha besar, benda seni yang langka.
Disisi patung pahatan pertama, terlihat pula pahatan patung patung bugil lainnya, patung itu memiliki wajah yang berbeda, perawakan tubuh yang berbeda, bentuk yang berbeda pula Il Seluruh lantai "ruangan dipenuhi dengan pahatan patung wanita bugil.
Terkecuali berapa kaki pada lingkaran tengah, disana terletak sebatang kayu bulat yang besar lagi tua, disisi kayu bulat terdapat sebuah batu yang sangat besar, tingginya mencapai dua-tiga depa Bagaimana pula dengan ke empat sudut ruangan" Disudut sebelah kiri dipenuhi dengan pelbagai bentuk pantat wanita, ada pantat berbentuk bulat montok, ada pula pantat berbentuk rata Tapi semua bentuk pantat yang terdapat disitu tampak terpahat secara indah, lembut dan nyata, membuat siapa pun yang melihat merasa terkesan.
Disudut sebelah kanan merupakan tumpukan payudara, ada bentuk payudara yang sudah terkulai lemas, ada yang tinggi menantang, ada yang montok, ada yang kecil mungil, biarpun beraneka ragam tapi semuanya kelihatan indah.
Disebelah depan merupakan tumpukan kaki perempuan, sedang dibagian belakang merupakan bentuk kepala. Setiap benda yang berada disana boleh dibilang terbentuk seperti aslinya, namun bila diamati lebih seksama, kita baru sadar kalau semuanya merupakan pahatan kayu.
Begitulah, pada empat penjuru ruangan hanya terdapat empat jenis benda, dan setiap bentuk hanya ada satu macam, tiada duanya. Walaupun Lui Hong adalah seorang wanita, namun dia sendiripun tidak begitu jelas terhadap bentuk badan sendiri, apalagi terhadap bentuk badan perempuan lain.
Dia sendiripun tidak menyangka kalau satu jenis barang yang sama, ternyata memiliki lekukan dan bentuk yang berbeda Ada lekukan lekukan yang indah merangsang, ada pula bentuk yang menawan, biarpun Lui Hong seorang wanita, tak urung timbul juga perasaan sayang dan terangsang setelah melihat benda benda itu.
Pandang punya pandang, akhirnya tanpa sadar dia mulai merintih, mulai mendesis dalam hati Hampir saja dia mengira dirinya sedang bermimpi, tapi dia sadar dan yakin, dirinya bukan sedang mimpi, semua yang dilihat merupakan kenyataan.
Dalam dunia nyata ternyata terdapat tempat semacam ini, biar mimpi pun dia tak bakal percaya. Hasil karya siapakah ini" Jangan jangan ulah si kelelawar itu" Kelelawar tanpa sayap" Tanpa sadar kembali Lui Hong bergidik, merinding seluruh tubuhnya Kelelawar tanpa sayap tak punya mata, darimana dia bisa memahat begitu banyak perempuan cantik terbuat dari kayu" Nyaris Lui Hong tidak percaya dengan kenyataan itu.
Saat ini selembar wajahnya sudah berubah semerah cahaya senja sang surya, biarpun dalam "ruangan" tiada orang lain, namun bagaimana pun juga dia tetap seorang gadis muda Tak aneh bila gadis muda merasa malu, jengah terhadap masalah semacam ini Lalu, kenapa si kelelawar memancingku hingga terperangkap di tempat ini" Lui Hong tidak habis mengerti Sementara dia masih keheranan, tiba tiba terdengar suara yang sangat aneh bergema ditengah keheningan "Kraaak , , , , , ,!
" seperti ada pintu dibuka orang Cepat gadis itu berpaling, dia saksikan sebuah lampu lampion muncul dari balik pintu Lampion itu terbuat dari kertas putih dengan cahaya berwarna putih pucat, suasana pucat itu entah disebabkan pengaruh cahaya lampion.
entah karena alasan lain suasana pucat itu entah disebabkan pengaruh cahaya lampion, entah karena alasan lain Tapi satu hal yang pasti, tangan si pemegang lampion itupun berwarna putih, putih pucat.
Mengikuti arah tangan itu Lui Hong memandang wajah pemiliknya, lagi lagi ia jumpai wajah si kelelawar Kelelawar tanpa sayap!
Dari sisi sudut ruangan dimana bertumpuk aneka bentuk payudara wanita, terbuka sebuah pintu rahasia Kelelawar tanpa sayap dengan memegang lampion, munculkan diri dari balik pintu rahasia itu.
Mungkin karena pengaruh cahaya lampion, dia kelihatan jauh lebih tua daripada penampilannya terdahulu Sepasang bola mata kacanya seolah membiaskan cahaya berwarna hijau, khususnya ketika tertimpa sinar lampion, cahaya hijau menyeramkan yang menatap wajah Lui Hong Kalau itu mata manusia, mustahil bisa membiaskan cahaya hijau yang begitu menggidikkan hati.
Sejak awal Lui Hong sudah tahu, sepasang matanya tak lebih hanya mata palsu, bukan biji mata sungguhan.
Namun didalam perasaannya, sepasang mata itu seolah dipenuhi kehidupan, sedang melotot ke arahnya tanpa berkedip.
Semacam perasaan ngeri dan seram yang sukar dilukiskan dengan kata, tiba tiba muncul dari dasar hatinya. Tangan kanannya yang memegang golok, menggenggamnya semakin kencang Tiada hembusan angin dalam ruangan itu, bahkan udara pun seakan ikut terhenti Cahaya lentera sama sekali tak bergoyang, seolah bukan merupakan kenyataan, seakan bukan nyata wujudnya, melainkan hanya sebuah lukisan.
Saat itulah mendadak si kelelawar tertawa. Suara tertawanya mirip tertawa seorang bocah, pada hakekatnya keanehan suara tertawanya tak dapat dilukiskan dengan kata Sambil tertawa perlahan dia berjalan masuk ke dalam ruangan, pintu rahasia dibelakang tubuhnya seketika merapat kembali, dia pun bagaikan seorang bocah bayi, seorang bocah yang berada dalam kerumunan begitu banyak payudara perempuan Begitu masuk ke dalam ruangan, tangannya serta merta meremas sepasang payudara yang berada disisinya, sementara dari balik tenggorokannya memperdengarkan suara rintihan seperti orang kehausan, suara aneh dari orang yang birahi.
Kontan Lui Hong bergidik, bulu romanya pada berdiri, entah mengapa, tiba tiba muncul satu perasaan aneh dihatinya, dia merasa seakan akan tangan orang tua itu sedang meraba payudaranya, meremas puting susunya Makin merah selembar wajahnya, merah jengah Si kelelawar sama sekali tidak menghentikan perbuatannya, suara rintihan dan suara aneh dari orang yang sedang birahi berkumandang tiada hentinya, bergema memenuhi seluruh ruangan.
Sejujurnya Lui Hong tak ingin menyaksikan lebih lanjut, namun sepasang matanya seolah sudah terhipnotis, sama sekali tak sanggup bergeser dari tempat itu. Dalam pada itu si kelelawar telah mengalihkan tangannya untuk meremas payudara yang lain, sambil membelai dengan lembut, katanya: "Tak ada benda ke dua di dunia ini yang lebih indah, lebih menarik daripada tubuh telanjang seorang wanita" Suaranya kedengaran begitu aneh, rendah, berat lagi serak, seolah dicekam oleh kesulitan untuk mengutarakan isi hatinya, seolah diselimuti kekuatan iblis yang sukar dilawan.
Tanpa sadar Lui Hong mengangguk berulang kali Terdengar si kelelawar berkata lebih jauh: "Coba kau lihat, begitu indah dan merangsang bentuk payudara payudara itu, begitu menggetarkan napsu birahi orang yang melihatnya" Lui Hong tidak menjawab, namun dihati kecilnya dia harus mengakui bahwa apa yang dikatakan si kelelawar memang benar, memang merupakan kenyataan.
Lagi-lagi si kelelawar berkata: "Sayangnya bukan setiap wanita memiliki bentuk payudara yang begini indah, ada yang kelewat kecil, ada pula yang kelewat besar, tapi sebagian besar bentuk terindah telah terkumpul semua disini" Sesudah tarik napas, lanjutnya: "Tahukah kau, berapa waktu yang harus kubuang demi mengumpulkan pelbagai bentuk payudara itu?
" "Berapa lama?
" tak tahan Lui Hong bertanya "Aku sendiripun sudah lupa berapa lama yang pasti, mungkin dua puluh tahun, mungkin tiga puluh tahun" Ia garuk-garuk rambutnya yang tidak gatal dan meneruskan: "Pokoknya aku butuh waktu yang lama, lama sekali" Sambil berkata, lagi lagi dia meremas bentuk payudara yang lain, ujarnya: "Sayang sekali bukan setiap wanita memiliki bentuk payudara indah, bahkan boleh dibilang tak seorang wanita pun yang bisa disebut sempurna" Setelah menghela napas, terusnya: "Ada wanita yang memiliki payudara indah, tapi pinggangnya justru kasar seperti gentong air.
Ada yang pinggangnya ramping, apa mau dikata justru memiliki pantat yang tepos, ada pula yang memiliki sepasang tangan yang halus dan indah, tapi pahanya justru bengkak besar dan menakutkan, atau kalau tidak kakinya kurus kering bagaikan sepasang bambu" Lui Hong melongo, dia hanya bisa termangu-mangu Kembali si kelelawar menghela napas, katanya: "Di kolong langit memang tak mungkin bisa ditemukan manusia sempurna, entah dia lelaki ataupun wanita" Mau tak mau Lui Hong harus mengakui bahwa apa yang dikatakan memang benar " kata si kelelawar, "watak sama "Jangan ditanya lagi urusan watak, masalah perangai seseorang seperti bentuk badan, ada begitu banyak perbedaan, ada begitu banyak perubahan" Lui Hong membungkam, tidak komentar Si kelelawar berkata lebih jauh: "Paling tidak hingga sekarang, aku masih belum pernah menjumpai yang sempurna,,,,,,
maksudku perempuan dengan tubuh sempurna" Lui Hong tertawa dingin "Kau tak usah tertawa dingin" tegur si kelelawar, "apa yang kukatakan merupakan kenyataan, oleh karena itulah aku sengaja menyimpan bagian terbaik dari mereka disini" Tangannya kembali meraba sepasang payudara, lalu katanya lagi: "Sama seperti payudara payudara itu, semuanya begitu indah, semuanya begitu menawan, tapi bagi sang pemiliknya, mereka hanya memiliki bagian payudara yang indah, sementara bagian tubuh lainnya parah, tidak masuk peringkat" * tadi,,,,
jadi semua benda itu kau buat berdasarkan manusia asli, kau jadikan mereka sebagai contoh barang pahatanmu?" tak tahan Lui Hong bertanya"
Tentu saja, kalau tidak, mana mungkin semuanya bisa terukir begitu jelas, begitu nyata?
" "Tapi sepasang mata mu,,,,,,,”
Lui Hong tertawa dingin "Sepasang mata ku tak bisa melihat benda apa pun" "Tapi kau memiliki pendengaran yang lebih tajam daripada pendengaran kelelawar" "Itu merupakan kenyataan, bahkan aku berani berkata, biar kelelawar pun tak bakal memiliki pendengaran setajam telinga ku" "Coh, jadi kau mengandalkan ketajaman pendengaranmu untuk membayangkan bentuk barang yang kau pahat?
" ejek si nona sambil berulang kali tertawa dingin "Mana ada kejadian semacam ini" Semisal ada pun, itu hanya berlaku dalam cerita dongeng" n "Lantas kau,,,,,
"Walaupun sepasang mataku tak bisa melihat sesuatu, namun aku masih memiliki sepasang tangan yang sempurna" "
Tangan?
" Lui Hong tertegun "Betul, tangan!
" si kelelawar memperlihatkan sepasang tangannya Dia memiliki tangan seperti cakar burung, otot hijaunya pada menonjol, meski begitu tangan tersebut amat gesit, cekatan Khusus ke lima jari tangannya, hakekatnya menyerupai lima ekor ular berbisa, semuanya bergerak begitu lincah, begitu bebas, dipenuhi daya hidup yang kuat, seakan jari jari itu ingin terlepas dari tangannya dan bergerak sendiri.
Sambil menggerakkan jari tangannya berulang kali, dia melanjutkan: "Jika tanganku tidak cekatan, mustahil bisa kupahat begitu banyak benda yang indah dan artistik" Sambil berkata, jari tangannya bergerak dari atas ke bawah, bergerak bagaikan gelombang air yang sedang mengalir.
Sudah jelas dia sedang memperagakan satu gerakan yang esoktis, gerakan lembut membelai tubuh seorang wanita, menyaksikan ulah orang tua itu, sekali lagi paras muka Lui Hong berubah jadi merah padam Kembali si kelelawar berkata: "Tak diragukan tanganku telah menggantikan peran sepasang mataku, selama aku bisa meraba, dapat menggerayang, maka tubuh macam apa pun dari seorang wanita, dapat kutangkap dengan jelas, bahkan setiap lekukan, setiap kontur badannya bisa kutangkap secara terperinci, bila tidak begitu, mana bisa kupahat bagian tubuh seorang wanita dengan begitu hidup dan nyata?
" "Apa gunanya kau berbuat begitu? " tak tahan Lui Hong bertanya "
Setiap orang memiliki hobi yang berbeda, kegemaran yang beda, dan inilah satu satunya kegemaranku"
"Dasar edan!".
"Kalau aku edan, mana mungkin bisa kuciptakan begitu banyak karya seni yang indah?".
"Kalau kau tidak edan, bagaimana mungkin bisa melakukan perbuatan semacam itu" Mana ada kegemaran seperti itu?".
"Aku hanya mengkoleksi bagian tubuh terindah dari perempuan paling cantik dikolong langit, sejujurnya apa yang kulakukan merupakan sebuah maha karya, satu karya yang dulu tak ada, dikemudian hari pun tak ada duanya, sebuah maha karya yang luar biasa".
"Kentutl" akhirnya Lui Hong mulai mengumpat.
"Lha" setiap orang pasti kentut, kalau tidak kentut malah tidak sehat namanya" jawab si kelelawar sesudah tertegun sejenak, "hanya saja kentut yang dilepas setiap orang berbeda, ada yang kentutnya busuk, ada yang kentutnya harum seperti bunga anggrek, ada kentut yang bunyinya keras seperti lonceng ditabu, ada pula yang lembut bagai bisikan nyamuk, masing masing kentut punya ciri dan kelebihan yang berbeda, hanya sayang aku tak mungkin bisa mengkoleksi pelbagai bentuk kentut, tak bisa digambarkan dalam sebuah wujud nyata" Lui Hong betul betul melongo, mau menangis tak bisa mau tertawa pun tak mungkin.
Bicara sampai disitu, si kelelawar mulai berjalan maju, berjalan menghampiri Lui Hong. Apa yang hendak kau lakukan?
" Lui hong segera membentak "Aah, masa kau masih tidak tahu?
" Lui Hong tercekat, pipinya makin merah, kembali hardiknya: "3erhenti!
" Kelelawar segera menghentikan langkahnya, lalu berkata sambil menggeleng: "Sebetulnya kau memiliki suara yang merdu dan sedap didengar, tapi begitu berteriak, suaramu jadi tak sedap didengar".
"Apa urusanmu?".
" Kelelawar itu tidak menanggapi, hanya gumamnya: "Nada suara seharusnya diucapkan dengan lemah lembut, dengan begitu suara yang indah baru kedengaran membetot sukma, bikin orang terbuai, kalau suara disampaikan seperti melepaskan kentut, tidak terkontrol, jadinya jelek, menjijikkan, tak ubahnya seperti suara kentut" Setelah berhenti sejenak, terusnya: "Biarpun sekarang orang tak bisa merekam suara manusia, mungkin saja dikemudian hari bakal muncul manusia yang bisa menemukan cara tepat untu k menyimpan nada suara setiap orang, aaai, sayang itu kejadian dimasa mendatang, mungkin aku sudah tak sempat untuk menikmatinya" Lui Hong tertawa dingin "Manusia macam kau, memang paling pantas kalau cepat mampus" "Setiap manusia pasti bakal mati, tapi kalau belum tiba saatnya, biar kau sumpahi aku pun tak ada gunanya" Kembali dia melanjutkan langkahnya, maju mendekat "3erhenti!
" sekali lagi Lui Hong menghardik Si Kelelawar seolah tidak mendengar bentakan itu, dia masih melanjutkan langkahnya, maju mendekat "Kalau tidak segera berhenti, jangan salahkan kalau aku tidak sungkan sungkan" ancam gadis itu "Kalau tidak sungkan, lantas apa yang bisa kau lakukan?
" Kelelawar itu balik bertanya.
"Aku akan membunuhmu!
" "Cctt, ctt, cctt!
Nona ini galak amat" gumam si Kelelawar sambil gelengkan kepalanya berulang kali, "dengan andalkan ilmu silatmu, mungkin saja kau benar benar mampu membunuhku, tapi sayang,,,,,”
Bicara sampai disitu mendadak ia berhenti "Sayang kenapa?
" bentak Lui Hong "Bukankah kau telah meneguk secawan arak yang berasal dari poci arak ditengah ruang kuil" Sekarang aku harus bicara sejujurnya, kau tidak seharusnya meneguk arak itu" "Jadi arak itu,,,,,”
Lui Hong merasakan jantungnya berdebar keras "l -ahukah kau arak apa yang berada dalam poci itu?
" "Arak apa?
" "Arak Kelelawar!
" Arak Kelelawar" Arak macam apa itu" Lui Hong ingin sekali mencari tahu Tapi sebelum dia ajukan pertanyaan itu, si Kelelawar telah menjelaskan: "Aku yakin selama hidup belum pernah kau dengar arak semacam itu" "Jadi arak beracun?
" "Bukan, kalau arak beracun, sekarang kau sudah mati keracunan" Tanpa terasa Lui Hong merasa sedikit lega Kalau memang arak itu tak beracun, apalagi si Kelelawar sering meneguknya, lalu apa salahnya bila dia pun menghabiskan secawan arak itu".
Tapi, benarkah perkataan si Kelelawar adalah ucapan sejujurnya" Tidak bohong" Hanya masalah ini yang paling dikuatirkan Lui Hong Tampaknya si Kelelawar dapat membaca suara hatinya, ujarnya lebih lanjut: "Kau tak usah kuatir, aku memiliki satu kelebihan yaitu paling tak suka bicara bohong" "Kalau tak suka bohong, mana mungkin bisa memancingku hingga masuk perangkap?
" dengus Lui Hong sambil tertawa dingin Si Kelelawar tertegun, cepat sahutnya: "Walaupun aku tak suka, namun terkadang dipaksa oleh keadaan, jadi akan kulakukan juga" Lui Hong hanya tertawa dingin, tidak menanggapi Kembali si Kelelawar bertanya: ~I -ahukah kau, bagaimana arak Kelelawar dibuat?
" "Tidak tahu" "Arak itu terbuat dari rendaman Kelelawar berwarna merah" setelah berhenti sebentar, tanyanya, "tahukah kau Kelelawar merah itu berasal dari jenis Kelelawar yang mana?
" "Darimana aku tahu segala tetek bengek macam begitu" Lui Hong tertawa dingin Si Kelelawar sama sekali tak gusar, terangnya: "Kelelawar merah merupakan salah satu jenis Kelelawar, sesuai dengan namanya, binatang berdarah dingin ini memiliki warna tubuh merah menyala, sedemikian merah sehingga menyerupai darah segar, mereka hidup di seputar wilayah Hun-lam (In-lam), berkat perawatan dan pemeliharaanku yang sabar, kini mereka sudah dapat hidup menyesuaikan diri dengan iklim ditempat ini" "Buat apa kau memelihara mereka?
" "Aku paling suka kelelawar, sama seperti aku paling suka meraba tubuh wanita" Kontan Lui Hong meludah sambil menyumpah.
Si Kelelawar tak ambil peduli, kembali ujarnya: "Mungkin lantaran kelewat suka, maka akupun berubah seperti Kelelawar, hanya sayang tak punya sayap, kalau tidak, mungkin aku tak jauh berbeda dengan Kelelawar" "Sekarang pun kau sudah mirip" "Betul" si Kelelawar mengaku dengan bangga, "ambil contoh soal mata, mereka punya mata tapi sama seperti tak bermata, tak jauh berbeda dengan buta, sedang aku" Pada dasarnya aku memang buta Lalu ambil contoh pendengaran, telinga ku tajam dan sensitip, sama sekali tak kalah dari mereka, hahaha,,,
bahkan mereka ketinggalan jauh,,,,,,”
Setelah berhenti, kembali terusnya: "Kembali berbicara soal kawanan Kelelawar merah itu, ada orang berkata, tubuh mereka berubah jadi merah menyala karena jenis ini amat suka menghisap darah" Tanpa terasa Lui Hong mengkirik, tanyanya cepat: "Apa benar begitu?
" "3etul!
Sesungguhnya setiap jenis Kelelawar sangat gemar menghisap darah, jadi bukan monopoli Kelelawar merah saja" Lui Hong mendengus "Heran, kau yang memelihara kawanan Kelelawar itu, kenapa dia tidak menghisap habis darah ditubuhmu?
" "Mungkin mereka tahu kalau aku pun sejenis dengan mereka" "Hmm, kau memang tak mirip manusia" sindir si nona sambil tertawa dingin "Manusia termasuk sejenis makhluk, begitu pula Kelelawar, jadi sesungguhnya apa pula bedanya?
" Kalah berdebat dengan orang tua itu, Lui Hong hanya bisa tertawa dingin tiada hentinya Si Kelelawar tidak menggubris, ujarnya: "Konon, kelelawar merah paling gemar menghisap darah, khususnya darah kaum wanita" "Omong kosong!
" teriak Lui Hong bergidik "Mungkin saja omong kosong, tapi ada sebuah cerita dongeng justru merupakan kejadian sebenarnya" "Apa pula cerita dongeng itu?
" "Darah mereka bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat sejenis obat perangsang!
" "Obat perangsang?
" berubah paras muka gadis itu Si Kelelawar tertawa aneh "Obat perangsang pun banyak jenisnya, tapi bicara soal obat yang paling ampuh, meski Kelelawar merah tidak termasuk nomor wahid, aku percaya tak bakal lebih bawah dari urutan ke lima" Kini paras muka Lui Hong telah berubah jadi amat tak sedap, ditatapnya si Kelelawar tanpa berkedip, untuk sesaat dia tak tahu harus berkata apa.
Sambil tertawa kembali si Kelelawar melanjutkan: "Ada orang berkata, bila obat perangsang yang terbuat dari Kelelawar merah diminum oleh seorang gadis suci yang masih perawan, maka ia segera akan berubah jadi wanita jalang, setelah kucoba dan kuselidiki berulang kali, kutemukan bahwa ucapan itu bukan perkataan yang tekebur, memang terbukti obat perangsang itu lihay sekali" Paras muka Lui Hong telah berubah jadi amat jelek, teramat sangat tak sedap dilihat, bagaimana pun juga, hingga detik ini dia masih perawan, dara yang suci "| -api kau tak usah kuatir" hibur si Kelelawar kemudian, "aku tak ingin mengubah kau menjadi seorang wanita jalang, karena, aaai,,,,,”
Si Kelelawar menghela napas panjang, tambahnya: "Aku sudah tua sekali, sedemikian tua hingga aku benar benar tak sanggup lagi untuk melakukan adegan ranjang" Lui Hong tidak menjadi tenang lantaran perkataan itu, sebaliknya dia justru merasa kalut, jantungnya dag dig dug tak karuan.
Lantas apa maksud dan tujuan si Kelelawar menawan aku" Dipandangnya wajah orang itu dengan penuh kebencian, kalau bisa, dia ingin membunuh Kelelawar itu dengan sekali bacokan. Tentu saja terhadap perubahan mimik wajah Lui Hong, si Kelelawar sama sekali tidak merasakan, namun dengan jelas dia tahu akan perasaan hati Lui Hong saat itu, maka setelah berhenti sejenak, kembali katanya: "Usia memang tak kenal manusia, betapa pun gagah dan perkasanya dirimu, begitu menjadi tua, ada banyak pekerjaan yang tak mungkin bisa kau lakukan meski besar keinginanmu untuk melakukannya, orang bilang besar pasak dari tiang, biar keinginan menggebu gebu, tenaganya sudah loyo, tidak mendukung" Paras muka Lui Hong semakin bertambah merah.
Tiba tiba si Kelelawar tertawa, ujarnya: "Padahal, sekalipun masih muda dan perkasa, dulu, aku pun kurang begitu tertarik untuk melakukan perbuatan itu" Sambil menarik wajah, katanya sedih: "Sudah semenjak banyak tahun dulu, aku tidak tertarik dengan permainan semacam itu, aku tidak pernah melakukan perbuatan yang sama sekali tak berguna dan sama sekali tak ada manfaatnya" Lui Hong tidak menjawab, namun dia seperti memahami sesuatu.
Setelah menghela napas, si Kelelawar melanjutkan: "Jika kau tak pernah berhasil mendapatkan hati seorang wanita, apa gunanya kau dapatkan badannya, apa faedahnya meski kau dapat menikmati tubuhnya?
" Tanpa terasa Lui Hong manggut manggut "Oleh sebab itu" kata si Kelelawar, walaupun sudah banyak sekali wanita yang berhasil kupancing masuk kemari, tak seorang pun diantara mereka yang pernah kutiduri, aku hanya mengambil bagian tubuh mereka yang paling cantik, bahkan aku pilih sendiri bahan kayu terbaik, memahatnya dengan teliti dan seksama" Setelah tarik napas, tambahnya: "Oleh karena itu kau tak perlu kuatir" Lui Hong tertawa dingin.
Si Kelelawar menghela napas "Aku tahu, setelah meninggalkan tempat ini nanti, kau pasti akan sangat membenciku, bahkan selama masih bisa bernapas, kau pasti tak pernah akan melupakan aku!
" "Sekarang juga aku akan tinggalkan tempat ini!
" bentak Lui Hong nyaring, sambil berkata dia mulai beranjak. Baru satu langkah, mendadak ia merasa kepayahan, seolah sama sekali tak berkekuatan. Semacam perasaan aneh timbul dari tubuhnya, seakan perintahnya tidak lagi ditaati setiap organ tubuhnya.
Mungkinkah dalam arak itu benar benar telah dicampuri obat perangsang Kelelawar merah" Sekujur badan Lui Hong menggigil kencang, bulu romanya bangkit berdiri Berbareng dengan keputusan Lui Hong untuk beranjak pergi, si Kelelawar memasang telinganya pula si Kelelawar memasang telinganya pula untuk mendengarkan dengan seksama, kemudian berkata: "Seharusnya saat ini daya pengaruh Kelelawar merah sudah mulai bekerja" Begitu ucapan tersebut masuk ke dalam pendengarannya, entah kenapa, Lui Hong merasa dunia jadi berputar, kepalanya pusing sekali, kakinya sempoyongan sukar berdiri tegak.
Sambil tertawa kembali si Kelelawar melanjutkan: "Obat ini sudah kuramu ulang, kini daya rangsangnya telah berkurang hingga batas terendah, jika kau adalah seorang gadis yang masih suci, masih perawan, bagimu boleh dibilang obat itu tak bermanfaat lagi, kau tak bakalan terangsang birahimu karenanya" Sambil menggigit bibir Lui Hong maju lagi dua langkah, biarpun hanya dua langkah namun telah menggunakan segenap kekuatan yang dimiliki, dalam perasaannya, ke dua langkah itu serasa lebih jauh daripada berjalan sejauh tiga puluh langkah.
Dia mulai ketakutan, perasaan ngeri, seram, berkecamuk menjadi satu Si kelelawar tidak menggubris, ujarnya: "Aku rasa kau pun termasuk gadis yang masih suci, masih perawan, walaupun obat perangsang itu tidak sampai membangkitkan napsu birahi mu, tapi masih cukup untuk menjerumuskan dirimu ke dalam situasi setengah hidup, maksudnya separuh dari kekuatanmu akan hilang lenyap, kau akan lemas tak punya kemampuan apa apa" Setelah tertawa lanjutnya: "Hahaha, aku sendiripun tak tahu bagaimana harus menerangkan kepadamu, kalau dibilang obat tersebut sejenis obat pemabuk, seharusnya kau sudah pingsan tak sadarkan diri, tapi kalau dibilang bukan sejenis obat pemabuk, kenyataannya obat itu memiliki kemampuan yang tak berbeda dengan obat pemabuk, dalam waktu singkat kau akan kehilangan tenaga, ingin berdiri tak sanggup, mau bicara pun tak mampu, namun kau tidak pingsan, kau tetap memiliki kesadaranmu seperti normal" Ia berhenti sejenak dan tarik napas, setelah itu baru menambahkan: "Apa pun yang bakal kulakukan terhadap dirimu, dapat kau lihat dan rasakan, namun kau hanya bisa menerima semua itu dengan pasrah, kau tak sanggup memberikan perlawanan" "Kau berani,,,,,,,”
jerit Lui Hong sambil menggigit bibir, sayang teriakan itu lemah, sama sekali tak bertenaga. Si Kelelawar menyeringai "Setelah dipertimbangkan berulang kali, aku baru putuskan untuk menggunakan obat jenis ini, dan berkat obat jenis ini pula, pekerjaanku memahat baru dapat dilangsungkan dengan lancar tanpa hambatan sedikit pun" Sesudah menerangkan sampai disini, dia baru menanggapi teriakan dari Lui Hong tadi: "Tentu saja aku berani, dikolong langit saat ini, tak seorang manusia pun yang bisa membuat aku takut, apa pun yang ingin kulakukan, tak nanti ada orang yang bisa mencegah, mampu menghalangi" "iba tiba dia lempar lampion yang dipegangnya ke tengah udara.
Cahaya lentera yang semula putih pucat, mendadak berubah jadi hijau menyeramkan, tak berbeda seperti api setan. Begitu lampion itu berada ditengah udara, cahaya bintang pun menyebar ke empat penjuru.
Pada hakekatnya dia seperti sedang bermain sulap, seketika itu juga Lui Hong merasa ketakutan luar biasa, dia menjerit, berteriak sekeras kerasnya. Begitu jeritan berkumandang, cahaya api pun sirap, padam Dari balik kegelapan yang mencekam, hanya suara tertawa aneh si Kelelawar yang bergema, ditambah jerit ketakutan Lui Hong.
Untuk kedua kalinya gadis itu terperosok ke dalam suasan yang sangat gelap, sedemikian gelap hingga tak bisa melihat apa apa Semacam perasaan ngeri, seram, perasaan takut yang luar biasa dengan cepat muncul dari lubuk hatinya.
Dia menjerit, dia ingin kabur, menyerbu ke hadapan si Kelelawar, mengayunkan goloknya sambil membacok Namun sepasang kakinya sudah lepas kendali, sama sekali tak mau menuruti perintahnya lagi Lambat laun tubuhnya semakin lemah, semakin bertambah lemas sebelum akhirnya roboh terkapar ke tanah.
Biar begitu, kesadarannya masih utuh, dia masih segar ingatannya dan bisa merasakan segala sesuatu dengan jelas Entah berapa lama sudah lewat. Padahal semua itu hanya berlangsung dalam sekejap, namun bagi Lui Hong, saat itu begitu lama, sebab dia sama sekali tak bisa memastikan, sebab apa yang disaksikan waktu itu hanya kegelapan yang luar biasa.
Dia sudah tak mampu bergerak lagi, perasaan letih yang luar biasa, perasaan yang sukar dilukiskan dengan kata, mencekam dan menjalar di sekujur badannya Namun dia tidak mengantuk, sama sekali tak ingin tidur, sepasang matanya bahkan terbelalak sangat lebar.
Namun hanya kegelapan yang dilihat, lain tidak Gadis itu ingin sekali menangis, namun dia berusaha menahan diri, tidak membiarkan air matanya menetes.
Bagaimana pun, dia adalah seorang gadis yang tangguh, sekeras baja hatinya Suara tertawa si Kelelawar sudah berhenti, dalam kegelapan tidak terdengar lagi suara tertawa maupun pembicaraan Ke mana dia telah pergi" Entah kenapa, Lui Hong justru mempunyai satu perasa an aneh, dia merasa si Kelelawar berada disisinya, sedang mengawasinya.
Si Kelelawar adalah orang buta, kegelapan merupakan kerajaan dari kaum Kelelawar, dengan kemampuan kungfunya, biarpun sedang bersembunyi disisinya pun, dia tak nanti akan mengeluarkan sedikit suara pun.
Didalam kenyataan, meskipun Lui Hong dibilang sadar, saat itu dia tidak sesadar kondisi biasa Berada dalam kepekatan yang begitu gelap, bagi Lui Hong, sedetik sama seperti satu jam lamanya &n bsp;.
Waktu serasa bergerak bagai siput, lama sekali ber lalunya Suasana dalam ruang itu tercekam dalam keheningan yang luar biasa, sedemikian hening sampai Lui Hong dapat mendengar detak jantung sendiri.
Waktu kembali bergerak sangat lama, dari balik kegelapan tiba tiba terdengar suara yang sangat aneh. Dia mendengar ada orang sedang berjalan menghampirinya, bergerak semakin dekat Siapa dia
"Si Kelelawar" Sekarang dia makin yakin, suara itu memang suara lan gkah kaki, suara orang berjalan Hanya saja dia merasa langkah itu seolah tidak berpijak diatas tanah, walaupun berada dalam suasana yang begitu hening dan sepi, namun masih tetap tak kedengaran terlalu jelas.
Padahal lantai ruangan itu penuh berserakan patung kayu, namun anehnya sepasang kaki itu sama sekali tidak menendang sebuah benda pun yang tergeletak disitu.
Sudah pasti orang itu adalah sang Kelelawar. Benarkah Kelelawar memiliki pendengaran yang begitu tajam, begitu sensitif sehingga semua benda yang menghalangi jalan perginya bisa terdengar dengan nyata" Lui Hong mulai merintih, mulai mendesis karena seram Suara yang aneh, suara langkah yang aneh dengan cepat mengarah pada sasaran yang jelas, bergeser menuju ke hadapan Lui Hong.
Gadis itu benar benar terkesiap, dia hanya bisa menutup mulut sambil menggigit bibir, hanya bisa ketakutan tanpa mampu mengeluarkan sedikit suara pun. Sementara suara langkah kaki itu makin lama semakin bertambah dekat.
Si Kelelawar telah memastikan dimana Lui Hong berada saat itu Bersamaan dengan makin dekatnya si Kelelawar, suara langkah kakinya kedengaran makin jelas. Rasa ketakutan yang mencekam Lui Hong saat itu telah mencapai pada puncaknya, kalau bisa, ingin sekali dia menghardik orang itu, memerintahkan orang itu untuk menggelinding pergi.
Namun dia sama sekali tak mampu bersuara, tak sedikit suara pun mampu diucapkan Dia pun ingin menggeser badannya, biar seinci pun tidak masalah, biar setengah inci pun kalau bisa Tapi apa yang ingin dia lakukan gagal diwujudkan, dia sama sekali tak sanggup bergerak.
Saat itulah tiba tiba ruangan jadi terang kembali, terang benderang.
Sebuah lentera kaca berwarna hijau perlahan lahan muncul dari atap ruangan. Padahal langit langit ruangan tak ada lubang, namun lentera kaca itu tahu tahu muncul disana, bergelantungan ditengah udara Seterang apapun cahaya dari lentera itu, sinarnya tak terlalu benderang, namun sudah lebih dari cukup untuk menyaksikan semua disekeliling sana.
Kembali Lui Hong dapat menyaksikan kehadiran si Kelelawar, saat itu si kakek telah berdiri hanya tiga langkah dihadapannya Perasaan ngeri makin menyelimuti hatinya, rasa takut dan seram membuat sekujur tubuhnya gemetar keras.
Si Kelelawar masih seperti tadi, hanya sekarang kelihatan jauh lebih tua daripada penampilannya tadi Selain tua, tampak layu dan penuh keriput. Namun sepasang mata palsunya yang hijau menyeramkan, masih dipenuhi dengan kehidupan, seolah sedang melototi Lui Hong tanpa berkedip.
Gadis itu mengirik, begitu takutnya hingga napas pun ditahan sekuat tenaga. Dia tak tahu rencana busuk apa yang sedang disiapkan si Kelelawar, yang bisa dia lakukan sekarang hanya berusaha keras untuk menghindar dari pelacakan lawannya, berusaha agar si Kelelawar tidak berhasil menemukan posisi dirinya "api si Kelelawar seakan tahu kalau korbannya masih berada di posisi semula, tak mungkin pergi jauh, dia masih mendekat terus, menghampiri mangsanya Selangkah,,,,,
kembali selangkah Mendadak si Kelelawar menghentikan langkahnya lalu mulai berjongkok Kini wajahnya sudah berada tak sampai selangkah dari wajah Lui Hong, sedemikian dekat sampai gadis itu dapat merasakan dengusan napas si Kelelawar yang menyentuh pipinya.
Gadis itu semakin mengirik, ia mulai menggigil ketakutan Dan pada saat itulah, tangan kanan si Kelelawar mulai meraba wajah gadis itu Semisal dapat bersuara, saat itu Lui Hong pasti akan menjerit sekeras kerasnya "api kini dia seolah gagu, bisu, tak mampu bersuara, bahkan semua syaraf ditubuhnya seolah sudah mati rasa, sama sekali tak mampu bereaksi.
Yang dimiliki si nona waktu itu hanya perasaan, perasaan gugup, takut, ngeri, muak Yaa, hanya perasaan, lain tidak "angan si kelelawar yang kurus lagi kasar bagai cakar burung, mulai meraba dan menggerayang ke mana mana, membuat Lui Hong semakin mengirik, makin bergidik.
Perlahan tangan itu mulai bergeser, dia mulai meraba seluruh raut muka Lui Hong, meraba setiap lekukan, setiap garis mukanya.
Mimik muka si Kelelawar pun ikut berubah mengikuti gerak tangannya, terkadang tampak begitu gembira, terkadang tampak iba, kasihan, tapi semuanya tampak aneh, kelihatan misterius Lui Hong pasrah, dia sudah kehilangan semua kekuatannya, sudah tak mampu melakukan perlawanan.
Sekarang, tangan kiri si Kelelawar ikutan meraba, seperti cakar burung, sepasang tangannya meraba wajah si nona, lalu meraba wajah sendiri, tiba tiba ia tertawa, tertawa keras Kakek itu tertawa bagai orang idiot, bagai orang yang hilang ingatan.