Ilmu Golok Keramat Jilid 12

Jilid 12

LI LO-SAT IE YA mulai kedesak.

Tiba-tiba terdengar Kong Gosn membentak berbareng tubuhnya Ie Ya kelihatan sempoyongan.

Ternyata ia kena pukulan telak.

Kong Goan menggejar, satu pukulan keras mampir kena bahunya si nona, Ie Ya menjerit kesakitan, badannya tak tahan berdiri dan lantas rubuh semaput.

Bagus,bagus Kong Goan, kau betul-beul ada murid ku yang paling jempol terdengar si hweshio mengalem muridnya sambil unjukkan jari jempolnya.

Tapi lekas-Iekas kau berikan obat padanya, kuatir nanti dia cacat hidupnya, Nah ini ambil sebutir pil dari botol sambil keluarkan dari sakunya sebotol obat piL.

Kong Goan menurut dan lalu menjemput sebutir kemudian diserahkan kepada Ie Ya untuk ditelannya.

Bermula Ie Ya menolak, akan tetapi ketika dibujuk dan ia sendiri merasa tidak tahan dengan sakitnya pada bahunya yang barusan kena dipukul oleh Kong Goani maka ia terima juga dan lalu ditelannya.

Ternyata obat pil itu benar benar manjur sebab dalam waktu sedikit saja Ie Ya rasakan rasa sakit dibahunya pelahan lahan telah hilang, hanya tinggal kesemutannya saja.

Kemudian dengan roman bengis ia menyapa pada sekalian hweshio yang ada disini, lalu perdengarkan ketawa dingin.

Hmm.

si nona menggereng, kalian telah menghinakan aku, bagus,bagus.

Satu hinaan yang aku tak dapat melupakannya, Kalau aku masih bernapas ada satu hari aku akan datang kesini lagi untuk membasmi kalian dan membikin rata ini kuil dari kawanan kepala gundul jahat.

Mendengar perkataannya si nona, bukan main marahnya Kong Goan dan saudara saudara seperguruannya, tidak terkecuali Tay Hong Hosiang sendiri.

Kepala kuil itu dengan mata mendelik telah berkata.

Hei kau ini betul-betul jahat hatimu, Baru saja ditolong jiwamu, lantas sekarang mengeluarkan perkataan yang bukan bukani betul-betul jahat Ie Ya tertawa terkekeh kekeh, inilah tanda dari kemarahannya yang meluap luap.

Bagus, kau hweshio tua, katanya dengan nada dingin, kau kira dengan kepandaianmu sudah tidak ada yang berani membentur kau Hi hi hi-.

kau keliru, Coba Tiong Jong tidak pingsan karena obat pulasmu yang celaka, tentu kalian tidak berani menghinakan aku.

Tiong Jong kenapa" memotong si hweshio tua.

Hi hi hi., , 

,dengan satu Ho Tiong Jong saja cukup akan membasmi kalian kepala gundul yang jahat jawab Ie Ya dengan suara mengejek.

Tay Hong Hosiang tertawa bergelak-gelak Nona Ie.

katanya, kalau kau sendiri, biarpun kau belajar lagi dua puluh tahun masih bukan tandinganku, Nah, kau barusan bilang Ho Tiong Jong yang dengan seorang diri dapat membasmi kuilku, aku kepingin lihat apa betul omonganmu" Tidak percaya" Kau boleh buktikan sendiri kalau Ho Tiong Jong siuman dari pingsan.

jawab Ie Ya dengan mantap.

Kong Goan.

panggil sang suhu.

Ambil obat pemunah yang aseli, kasihkan pada Ho Tiong Jong supaya dia siuman dari pingsannya.

Biarlah dia mengadu tenaga dengan aku apa benar seperti katanya nona Ie dan sangat gagah dan dapat membasmi kita semua.

Lekas jalan.

Kong Goan masih ragu-ragu karena kuatir ditipu oleh Ie Ya.

Tapi gurunya melotot kepadanya dan berkata lagi.

Lekas pergi, kenapa" Apa kau takut" Kita malang melintang didunia kang-ouw tidak takut akan segala orang, masa oleh satu Ho Tiong Jong saja takut" Kong Goan terpaksa menurut perintah, sebentar lagi ia sudah kembali dan atas pengunjukan Ie Ya, Kong Goan pergi ke tempat Ho Tiong Jong digeletaki.

Di sana ia telah memberikan obat pemunah itu dicekeki kemulutnya.

Tidak lama, Ho Tiong Jong sudah mendusin dan berbangkis beberapa kali, semangatnya pulih kembali, rasa mabok hilang.

Matanya menyapu kesekitarnya dan melihat ada Kong Goan tidak jauh berdiri dari padanya.

Cepat Ho Tiong Jong melompat bangun, Kong Goan kaget dan lompat mundur.

Ho Tiong Jong mengawasi pada si kepala gundul.

Pikirnya, barusan sudah kena ditipu Kong Cie Hweshio, maka kepala gundul yang berdiri didepannya ini tentu juga ada kambratnya dan kuil disitu diberdirikan bukan tempat orang mensucikan diri, tapi dipakai untuk melakukan kejahatan.

dalam beberapa tahun ini entah berapa banyak korban sudah terjatuh dalam kuil busuk ini" Demikian ia menanya pada dirinya sendiri.

Seketika itu matanya melotot mengawasi pada Kong Goan.

Kepala gundul, bentaknya Sudah berapa banyak kalian menjebak orang dan dibikin susah" sekarang kau disini berjumpa dengan aku si orang she Ho.

jangan harap bisa berlalu lagi dari tempat ini sebelumnya mendapat persen tendanganku Pemuda menutup bicaranya dengan satu serangan hebat.

Kong Goan Hweshio miringkan badannya danpasang kuda-kuda yang dinamai Cit-seng.poo, (tindakan tujuh bintang)jarinya berbareng diulur untuk memotong sikunyu Ho Tiong Jong, Bagus.

kata Ho Tiong Jong, ilmu silatmu baik sekali, sayang kau gunakan untuk kejahatani sambil berkata ia menyodorkan sikunya dengan sengaja untuk ditotok Kong Goan Hweshio ada murid tersayang dari Tay Hong Hosiang, kepandaiannya sudah tinggi, ia mahir dalam ilmu Telapakan tangan hitam Cengkeraman Rajawali dan Dengan jari menaklukan naga.

Pikirnya salah satu saja ilmu ini ia gunakan pasti akan dapat merubuhkan musuhnya.

Maka ketika ia melihat Ho Tiong Jong menyodorkan sikunya yang diarah, dalam hatinya pikirnya, Kau cari mati sendiri.

Tapi ternyata tidak begitu gampang Kong Goan dapatkan makeudnya karena begitu -jarinya hampir menyentuh siku lawan, Ho Tiong Jong dengan gesit menarik pulang dan berbareng ia menyerang dengan telapakan tangannya.

Kakinya juga tak tinggal nganggur dan melayang kepada Kong GoanSerangan secepat kilat itu diluar dugaannya si kepala gundul, hingga saat itu ia rasakan pahanya sangat sakit dan tubuhnya terbang sampai dua tumbak jauhnya.

Hebat tendangan Ho Tiong Jong, sebab Kong Goan terdengar merintih kesakitan tulang pahanya patah.

Ho Tiong Jong mengawasi hweshio yang ia tendang terbang tadi dengan mata beringas Kau bukankah kepala gundul yang membikin aku pingsan tadi kemana dia perginya, hayo kau lekas kasih tahu.

Kong Goan Hwesho tidak menjawab, ia terus merintih-rintih kesakitan.

Hei, kau diam saja" Lekas kasih tahu, ada siapa lagi kepala gundul jahat dalam kuil ini, boleh panggil keluar supaya dapat membalas sakit hatimu" Tiong Jong, katanya Kong Goan dengan sangat gusar Kau jangan pergi dahulu, sebentar kalau guruku datang kau boleh rasakan pembalasan atas perbuatanmu yang sudah melukai aku.

Tidak perduli kau punya guru atau su-couwmu sekali aku si orang she Ho tidak akan gentar barang seujung rambut dan-.

Ho Tiong Jong berhenti bicaranya karena mendengar suara orang ketawa panjang, itulah suara ketawa dari seorang yang mempunyai tenaga dalam yang mahir sekali-Pemuda biar bagaimana juga agak terkejut mendengarnya.

Cepat ia menoleh kebelakang, disitu ternyata sudah berdiri Tay Hong Hosiang tengah bersenyum-senyum kepadanya.

Kong Goan Hweshio saat itu sudah menelan pil untuk menghilangkan rasa sakit, ia berkata pada gurunya Suhu, maafkan tecu yang tidak berguna, barusan dijatuhkan oleh Ho Tiong Jong.

Tidak apa.

memang kau bukan tandingannya.

Biarlah aku yang akan membalas kekalahanmu, demikian kata si hweshio tua kemudian ia berpaling kepada Ho Tiong Jong dan berkata, Tiong Jong kau terlalu kejam terhadap muridku yang telah menolong kau dari pingsanmu.

Ho Tiong Jong agak kaget mendengar perkatannya Tay Hong Hosiang.

Aku tidak tahu dia telah menolong aku, karena dia tidak mau omong ketika aku menyerang padanya" jawab Ho Tiong Jong.

IHmm.

kau memang satu pemuda sombong.

kata Tay Hong Hosiang^ Aku bukan sombong.

aku benci kepada kalian yang membokongku dengan obat tidur.

Kalau benar kalian laki-laki boleh maju satu demi satu atau sekaligus menghadapi aku siorang she Ho, jangan membokeng orang.

Tutup mulut bentak Tay Hong Hosiang yang mendongkel hatinya.

Mari mari, ikut aku ketempat yang lebar.

Aku memang hendak menjajal kepandaianmu yang disohorkan sangat jempolan Ho Tiong Jong tidak takut, Baiklah dimana saja kau menantang aku berkelahi aku akan iringi dengan senang hati.

Sesampainya disatu tempat yang cukup lebar untuk berkelahi, tampak tidak jauh dari Ho Tiong Jong ada Li-lo sat yang sedang berdiri dengar muka marah, karena masih merasa ngilu bekas luka tadi bertanding dengan Kong Goan.

Hei, enci Ie Ya ada disini" kata Ho Tiong Jong ketika matanya menyapu kearahnya.

Perkataannya sipemuda disambut dengan anggukkan kepala, pikirnya malam itu pasti Ho Tiong Jong dapat menghajar si hweshio tua dan anak buahnya.

Hatinya Nona Ie girang melihat si pemuda dalam keadaan segar, Matanya lalu melirik pada Kong Goan Hweshio, sambil tertawa geli ia berkata.

Kong Goan suhu, apa aku bilang" Kau kini rasakan kelihayannya Tiong Jong, bukan saja kau merasakan kesakitan, tapi tulang-tulang pahamu sudah remuk Rasakan sendiri enak tidak dalam keadaan begitu Hi hi hi Kong Goan sangat g usar, matanya mendelik.

Budak hina, kau jangan banyak bacot, Kau juga boleh merasakan hadiahku barusan bukan" Ho Tiong Jong kaget, Pikirnya, apa Ie Ya telah mendapat luka" ia mengawasi lebih teliti pada Ie Ya, lantas ia dapat kepastian bahwa Ie Ya tentu mendapat luka parah tulangnya, karena tampak telah mengucurkan banyak keringat disebabkan menahan rasa sakit pada lukanya itu.

Enci Ie, apa kau terluka oleh mereka" tanyanya dengan hati gelisah.

Ie Ya pake akan bersenyum, kepalanya dianggukkan.

Ho Tiong Jong menggereng.

Enci Ie, kau jangan banyak berjalan.

Tunggu aku disitu, aku akan membalaskan sakit hatimu ia berkata dengan gagah.

jangan jumawa Ho Tiong Jong, kata Tay Hong Hosiang sambil tertawa dingini Kau tidak perlu membuang banyak tempo bercakap-cakap dengan budak jahat itu.

Nah.

bersiaplah untuk menerima seranganku Hweshio tua, jawab Ho Tiong Jong kau yang jahat, tapi mengatakan orang lain jahat, sebenarnya api artinya perkataanmu itu" Dia budak jahat, seperti juga dengan kau.

Sudah ditolong masih berani mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan., , 

Hwesio tua, Keluarkan kepandaianmu.

Kau jangan banyak membusuki orang menantang Ho Tiong Jong dengan gagah.

Tay Hong Hosiang yang selama malang melintang dalam kalangan Kangouw belum pernah mendapat hinaan seperti itu, bukan main marahnya.

Dalam hatinya berpikir, malam ini ia harus membuka pantangan membunuh, ia harus mengambil jiwanya anak muda didepannya yarg sangat sombong itu.

Kalau tidak diberi rasa, tentu ia akan mengelunjak terus-terusan kepada orang yang lebih tua.

Memikir ini lantas ia salurkan tenaga dalamnya ke telapakan tangannya.

Berbareng dengan bentakan awas ia menyerang hebat sekali.

Angin pukulannya ada begitu dahsyat, apa lagi kalau orang kena pukulan telapakan tangannya yang dahsyat itu.

Disekitar satu tumbak terasa sekali menyambarnya angin pukulan hweshio itu.

Ho Tiong Jong terperanjat, ia tidak menduga kalau lawan tuanya ini ada mempunyai kepandaian demikian tinggi.

Pikirnya ini tidak boleh sembarangan.

Serangan Tay Hong Hosiang tadi disambut dengan ilmu Kim ci Gin-ciang yang ia dapat pelajari dari Kho Kie, si orang aneh yang bisa masuk kedalam tanah.

Tay Hong Hosiang tidak menduga sianak muda dapat memunahkan serangannya begitu mudah, diam-diam ia mengagumi juga kepandaiannya sang lawan yang muda belia.

Pikirnya pantasan ia tekebur, Kalau begitu ia ada isinya" Mereka serang menyerang dalam jarak setumbak, keduanya melancarkan pukulannya dengan tidak sungkan-sungkan lagi tapi sangat hati-hati sebab masingmasing mengetahui lawannya ada berkepandaian sangat tinggi.

Setiap kali Tay Hong Hosiang melancarkan serangannya, telah menerbitkan suara keras.

Batu dan pasir pada beterbangan karena kesampok oleh anginpukulannya.

Lihay sekali ilmu silatnya, Kalau saja yang menjadi lawan bukannya Ho Tiong Jong, terang-terang sudah dibikin terjungkal atau dibikin terbang tubuhnya kena angin pukulannya si hweshio tua yang luar biasa hebatnya.

Melihat kepandaiannya lawan ada demikian tinggi, Ho Tiong Jong memberikan perlawanan lebih hati-hati lagi, jangan sampai kena dipecundangi mentah-mentah.

Malah hatinya sudah mengambil keputusan, ia harus menang, ia mesti dapat menjatuhkan lawannya untuk mencuci hinaan atas diri-nya enci Ie nya.

Sayang maksudnya tak tercapai, karena hweshio tua yang dihadapannya itu bukan sembarang jago silat, ia sangat lihay karena ia sudah menguasai ilmu Tat Mo Sin-kang (tenaga saki Tat Mo) dari Siauw lim-pay.

Bagaimana juga Ho Tiong Jong coba mendesak dan menguasai musuhnya, ternyata telah gagal.

Ketika ia hendak mencabut goloknya untuk dipakai bertempur, ternyata sudah terlambat.

Karena serangan dahsyat dari Tay Hong Hosiang yang dibarengi dengan tenaga dalam yang ampuh membuat Ho Tiong Jong terpental sampai dua tumbak.

Ia merasakan dadanya sesak dan darah hidup hendak keluar dari mulutnya.

Ho Tiong Jong sebisa-bisa menelan lagi darah hidup yang hendak keluar dari mulutnya itu, sambil mendengarkan Tay Hong Hosiang berkata.

Hmm Ho Tiong Jong, kini kau tak dapat mengunjuk kesombonganmu lagi, pukulan barusan tidak sembarangan orang dapat menangkisnya.

Dalam dunia Kangouw yang dapat menahan seranganku itu boleh di hitung dengan jari.

Kepala gundul bentak Ho Tiong Jong, Aku Ho Tiong Jong baru terhitung kalah kalau sudah tidak bernapas lagi.

Siapa takuti dengan pukulanmu, mari maju lagi ia menentang sambil menghunus goloknya.

Tampak tubuhnya Tay Hong Hosiang melesat tinggi seperti burung garuda saja.

dengan jubahnya yang berkibaran ditiup angin, ia turun dan berdiri tegak didepan Ho Tiong Jong yang sudah siap dengan goloknya.

Ho Tiong Jong tidak banyak rewel lagi, lantas saja mulai menyerang dengan hebat, ilmu golok keramatnya yang terdiri dari delapan belas jurus telah dimainkan dengan bagus sekali.

Iiih., , 

seru Tay Hong Hosiang heran.

Dari mana Tiong Jong dapat ilmu golok Siauw lim pay ini" tanyanya dalam hati.

Pikirnya, ilmu golok keramat dari Siauw lim pay dimainkan begini bagus oleh Tiong Jong, sukar didapatkan keduanya diantara muridmurid.

Siauw lim-pay dari tingkatan yang sepantaran dengan sipemuda.

Meskipun demikian bagus dan hebat tipu-tipu serangan dari ilmu golok delapan belas jurus itu, menghadapi Tay Hong Hosiang ternyata tidak ada gunanya, sebab hweshio tua sudah mahir dengan ilmu pemunahnya dan setiap kali Ho Tiong Jong menyerang selalu mendapat sasaran kosong.

Diam-diam ia menjadi heran, Pikirannya, kepala gundul tua ini sangat hebat ilmu silatnya.

Tapi Ho Tiong Jong tidak tahu bahwa lawan dihadapannya itu ada murid Siauw limpay yang pandai dan tinggi ilmu silatnya.

Ie Ya dilain sudut berdiri menjublek, terpesona oleh kepandaian Ho Tiong Jong, pemuda itu ternyata lebih hebat jauh kepandaiannya dibanding dengan waktu tempo hari telah ketemu dengannya.

Apa lagi kalau di ingat, Ho Tiong Jong maju dalam pertempuran itu adalah hendak membela pada dirinya, pikirnya ia rela dirinya mendapat luka oleh pukulannya Kong Goan Hweshio, lantaran membela si pemuda, sebab sekarang ia menyakeikan dengan mata kepala sendiri Ho Tiong Jong bertempur mati matian adalah untuk kepentingan dirinya.

Melihat ilmu golok keramatnya tak dapat menyentuh ujung jubahnya saja si kepala gundul yang lihay, Ho Tiong Jong lantas merubah ilmu silatnya dengan Tok liong Ciang hoat dicampur dengan ilmu silat lain-nya, serangan yang dilancarkan olehnya sangat hebat dan indah sekali,jalannya begitu cepat dan sukar diduga lawan-Diam-diam Tay Hong Hosiang berpikir anak muda ini tidak dinyana sudah mencangkok banyak kepandaian dari berbagai partai,Baiknya saja ia yang melayani dan kalau saja orang lain, siang-siang sudah tentu akan menjadi pecundang Ho Tiong Jong.

Bocah bentaknya, Kau sudah mencuri banyak ilmu serangan hebat dan berbagai partai, boleh dikatakan kau lihay juga, Nah sekarang kau kembalikan itu ilmu golok delapan belas jurus dari Siauw-lim-pay.

Ia berkata sambil merubah gerak serangannya lebih cepat dan lebih berat menindih musuh-nya, itukah ilmu Tat Mo Sin kang yang jarang ia gunakan, kalau tidak terpaksa karena menghadapi musuh berat.

Dari situ sudah terbukti bahwa Ho Tiong Jong masuk kelas berat, makanya Tay Hong Hosiang sudah mengeluarkan ilmu simpanannya itu.

Kini Ho Tiong Jong benar dibikin terkejut.

ia tak menduga sama sekali kalau hweshio tua ini ada tinggi kepandaiannya Diam-diam ia mengeluh dalam hatinya karena pengharapan ada sangat kecil untuk merebut kemenangan.

Kalau bisa berakhir seri saja sudah bagus.

Tapi bagaimana juga tentu si kepala gundul tidak mengampuni kepadanya karena ia sudah berkata sombong dihadapannya.

Lie lo sat Ie Ya melihat jagonya keteter, bukan main cemas hatinya.

Sayang ia tidak bisa bergerak, coba kalau ia tidak terluka, niscaya ia akan ceburkan diri membatu Ho Tiong Jong melawan Tay Hong Hosiang mati-matian.

Ia hanya bisa menjerit-jerit saja memaki kalang kabut kepada Tay Hong Hosiang.

Mendengar jeritan jeritan Ie Ya, membuat banyak hweshio dalam kuil itu sudah pada keluar datang menonton perkelahian yang sangat seru itu.

Tekanan Tay Hong Hosiang makin dirasakan berat, Ho Tiong Jong sudah tidak tahan melayaninya, Pikirnya untuk mencegah kekalahannya ia harus kembali mainkan ilmu golok keramatnya yang dapat melindungi dirinya dari kekalahan Tapi kegesitannya Tay Hong Hosiang, ternyata ada lebih hebat dari matanya Ho Tiong Jong.

Karena seketika ia menyerang dengan telapakan tangannya laksana kilat dan sipemuda tubuhnya sudah dibikin melayang sampai jauh tiga tumbak baru jatuh ia terhuyung-huyung dengan memuntahkan darah segar, matanya berkunang kunang dan ia tak tahan berdiri lama, lantas rubuh tidak sadarkan dirinya lagi-Li-lo sat Ie Ya menjerit.

Ho Tiong Jong tampak menggeliat ditanah dengan didampingi oleh goloknya, tangannya mengeluarkan darah, rupanya kena goresan senjata tajam itu.

Darah berceceran bekas tadi ia muntahkan dari mulutnya.

Mukanya pucat seolah-olah ia sudah jadi mayat saat itu.

Lie lo-sat Ie Ya dengan paksakan diri perlahan-lahan jalan menghampiri sipemuda, kemudian jatuhkan diri memeluk tubuh sipemuda dan menangis.

Tiong Jong, ah, kau.

kau selalu menderita saja dalam hidupmu.

Karena hendak mencuci maluku maka kau sudah berkorban begitu.

Oh Tiong., , 

Li-lo-sat Ie Ya nangis menggerung-gerung.

Sebenarnya ada sangat ganjil kejadian saat itu.

dimana Ie Ya keluarkan tangisan menggerung-gerung, Karena Ie Ya yang terkenal dengan julukannya Wanita Telengas dan Kejam, belum pernah mengucurkan air mata, apa lagi menangis menggerung gerung seperti itu.

Itulah karena rasa cintanya yang sangat besar terhadap dirinya Ho Tiong Jong yang kini menggeletak dalam keadaan setengah mati.

Tangannya yang halus meraba-raba pipi-nya dan matanya yang tertutup coba dibukanya, sambil dengan suara pelahan ia memanggiL Tiong Jong kau jangan tinggalkan aku.

Tiong Jo., , 

ng.

Keadaan Ie Ya saat itu mengharukan sekali siapa yang lihat.

Tiba-tiba terdengar suara bentakan keras, Hayo kalian pergi dari sini!! Itulah kata suaranya Tay Hong Hosiang yang menyuruh semua muridnya pada pergi meninggalkan tempat itu, hanya disitu ketinggalan ia dan muridnya yang tersayang, yalah Kong Goan Hweshio, bersama Ie Ya dan Ho Tiong Jong yang dalam pingsan.

Lie Io sat Ie Ya yang sedang menangisi Ho Tiong Jong tidak merasa kalau Tay Hong Hosiang sudah berdiri didekatnya.

Terdengar ia tertawa dingini IHm kau juga ingin merasakan pukulanku seperti yang dirasakan oleh Tiong Jong " Li-lo sat Ie Ya susut air matanya, kemudian mengawasi pada Tay Hong Hosiang dengan sorot matanya yang gusar sekali, Hweshio tua, kau boleh bangga dengan ilmu pukulanmu yang kejam itu, tapi ada satu hari aku Ie Ya akan datang kembali kesini akan membuat perhitungan.

Ha ha ha., , 

tertawa Tay Hong Hosiang Kau mau membuat pembalasan" Lagi dua puluh tahun kau belajar masih bukan tandinganku kau mengerti" Ie Ya tak menjawab ia kertak gigi dan gigit bibirnya sampai berdarah saking menahan rasa gusarnya yang meluap luap, Sayang ia dalam terluka didalam tubuhnya, coba ia dalam keadaan segar, meskipun tahu dirinya tidak bakalan menang, ia pasti akan menerjang si hweshio tua dengan nekad.

Sambil membongkekkan badannya mengambil golok wasiatnya Ho Tiong Jong, Tay Hong Hosiang telah berkata Aaa.

ini golok Lam thian to.

memang tadinya ada milik keluarga Seng, tapi sekarang akan menjadi miliknya gereja Kong ben sie disini, Ha ha ha.

Tak tahu malu membentak Ie Ya.

Sudah membunuh orangnya, sekarang mau merampas miliknya, apakah itu yang dinamai seorang pemeluk agama Buddha" Hmm.

Tay Ho Hosiang mendelik matanya.

Kau tangisi juga percuma dia tokh bakalan mampus, Bocah macam begini.

kakinya berbareng diangkat hendak menendang tubuhnya sipemuda tapi mendadak kaki itu cepat ditarik pulang karena pandangan matanya kebentur dengan suatu benda yang keluar dari sakunya Ho Tiong Jong.

Dekat tangannya yang berdarah ada nongol dari sakunya Ho Tiong Jong itu gelang batu kumala hijau yang membuat matanya si kepala gundul menjadi terbelalak heran.

Entah apa sebabnya, dengan lantas saja jatuhkan dirinya dan menjemput keluar benda tadi dari sakunya Ho Tiong Jong.

Setelah diselidiki dengan seksama bahwa benda itu ada yang tulen, maka seketika itu juga sambil menjunjung gelang batu kumala dengan kedua tangannya diatas kepalanya ia berlutut tambil mengucapkan rasa menyesal yang sangat besar, katanya.

Susiokcouw, maafkan tecu yang berdosa, Tecu tidak mengenali kalau Tiong Jong ada utusan susiokcouw, oh.

^.

tecu telah berbuat dosa besar sekali.

Kong Goan Hweshio yang berada tidak jauh diri situ, melihat gurunya dengan tibatiba berlutut sambil menjunjung gelang batu kumala, ia lantas mengerti dan ia juga turut berlutut sambil kemak kemik berdoa supaya perbuatan suhunya pun diampuni oleh susiok-cownya paman dari guru sang suhu.

Kong Goan berlutut dengan susah payah, peluh mengucur deras, karena ia menahan rasa sakitnya ia di kena ditendang oleh Ho Tiong Jong.

Lama keduanya suhu dan murid pada berlutut menghormat benda kepercayaan partai itu, hingga Ie Ya yang tidak lahu sebab-sebabnya menjadi keheran-heranan.

Ia tidak berkata apa-apa karena perhatiannya terus ditujukan kepada Ho Tiong Jong yang keadaannya sangat berat.

Entah, pemuda itu dapat ketolongan atau tidak jiwanya" Tapi dilihat keadaan lukanya demikian rupa, rupanya pengharapan ada kecil sekali.

Hatinya si nona sangat gelisah, perasaan duka, menyesal dan marah mengaduk jadi satu dalam otaknya, hingga ia juga hampir pingsan tak dapat menahan perasaan demikian itu.

Tak lama Tay Hong Hosiang diikuti oleh muridnya telah bangkit berdiri dan berkata pada Ie Ya.

Nona Ie,kau ada sahabat dari utusan susiokeouw kami, kini kau juga terluka, betulbetul membuat hatiku sangat menyesal.

Tapi Nona Ie, harap kau jangan kuatir jiwanya Tiong Jong sebab dia tidak apa-apa.

Dengan tidak menanti Ie Ya menjawab lagi, Tay Hong Hosiang sambil membawa gelang batu kumala hijau tadi telah berlalu dan masuk kedalam ruangan kelenteng.

Setelah ia berlalu, Ie Ya lalu memeriksa jalan darahnya Ho Tiong Jong, ia girang, karena jalan darahnya si pemuda ada normal, ia rupanya hanya pingsan saja, sekarang dapat ia pikirkan kejadian barusan dimana Tay Hcong Hosiang dengan muridnya telah beriutut menghormat kepada benda yang keluar dari saku bajunya Ho Tiong Jong.

Perkataan si hweshio tua tadi ketika meninggalkan ia.

apakah bermaksud hendak memberi pertolongan kepada Tiong Jong atau bagaimana, ia tidak tahu, ia terus menanti disitu sambil saban-saban mengusap-usap pipinya sipemuda yang telah memikat hatinya itu.

 Dia cakap dan gagah, sungguh jarang didapatkan lelaki seperti dia.

demikian ie Ya berkata dalam hatinya sendiri.

Ia memeluk pemuda tampan yang sedang pingsan itupelahan-lahan menempelkan mulutnya itu yang kecil mungil diatas pipi yang cakap itu, lalu rapatkan pipinya pada pipi si pemuda dan air matanya kelihatan bercucuran mengalir pada pipinya yang halus menyebrang kepipinya pemuda pujaannya itu.

oh.

Semua kecintaan yang tulus murni dari seorang wanita yang kejam telengas dinyatakan oleh air matanya dan oleh kelakuannya yang sangat menyayang dan memuja, Entah lah, bagaimana hatinya tiong long akan berdebaran atau seperti hendak lompat dari tempatnya, apabila ia hadapkan dalam keadaan sadar itu ciuman halus dari mulut yang kecil mungil dan pipi cantik yang halus ditempelkan kepada pipinya" Sebentar lagi Ie Ya terkaget dan lepaskan pelukannya pada tubuh si pemuda, ketika mendengar tindakan orang mendatangi Kiranya yang datang itu ada empat orang hweshio muda dengan membawa usungan untuk membawa Ho Tiong Jong, Sampai didepannya Ie Ya, salah satu antaranya empat hweihlo itu berkata.

Nona, atas perintah suhu, kami berempat hendak membawa Ho sicu kedalam untuk diberi pertolongan lukanya yang parah itu.

Terima kasih kata Nona Ie dengan penuh rasa sukur, silahkan suhu sekalian membawanya dia ketempatnya Taysu.

Empat hweshio muda itu dengan sebat sudah angkat tubuhnya Ho Tiong Jong dibaringkan diatas usungan, kemudian digotong oleh mereka berempat ke dalam kelenteng dengan diikuti oleh Ie Ya sambil mengucurkan air mata.

Entahlah, air mata yang mengalir saat itu dari kedua tela kupan matanya yang indah itu, apa air mata kedutaan atau air mati kegirangan" Ho Tiong Jong dibawa kedalam satu ruangan yang cukup besar, keadaannya sangat bersih, dimana hanya terdapat satu tempat pembaringan dari batu pas untuk seorang.

Diatas pembaringan ini tubuhnya Ho Tiong Jong direbahkan.

Lain dari itu ada satu meja dekat pembaringan ini, diatasnya ada satu koper entah isinya apa" Beberapa kursi ditaruh berjauhan dengan pembaringan dan meja tadi.

Ie Ya duduk pada salah satu kursi tadi senang hweshio muda menanti disekitarnya IHo Tiong Jong berbaring.

Kiranya itu ada pembaringan untuk orang dioperasi, sedang koper diatas meja itu berisi perkakas untuk melakukan pembedahan itu.

Tak lama muncul Tay Hong Hosiang diantar oleh Kong Goan, Hanya satu hweshio yang menggotong Tiong Jong tadi dikasih tinggal terus dalam kamar itu, yang lainnya disuruh keluar.

Kemudian Tay Hong Hosiang membuka jubahnya, tangannya menggunakan sarung tangan-.

menyuruh Kong Goan untuk membuka pakaiannya Ho Tiong Jong untuk diperiksa di bagian tempat lukanya.

Jago muda itu ternyata mendapat luka di bagian dadanya kedapatan ada tanda biru yang selang berubah menghitam.

Nona Ie.

Kau tidak boleh datang dekat kata Tay Hong Hosiang pelahan, ketika melihat si nona bangkit dari duduknya dan menghampiri.

Kiranya si nona merasa kaget ketika pakaiannya sipemuda dibukai, curiga sipemuda akan di aniya oleh dua hweshio itu.

Tapi Ie Ya tidak mau berlalu, Maafkan Tay-su, bagaimana juga aku tak dapat berjauhan dengannya, Dia ada sahabatku yang paling baik.

demikian ie Ya berkata dengan suara yang seperti mau menangis.

Tay Hong Hosiang terharu mendengarnya ia merasa kasihan pada si nona yang juga perlu harus di tolong lukanya.

Maka ia biarkan saja si nona mengikuti jalannya, ia membedah lukanya Ho Tiong Jong, Meski Ie Ya tidak pernah berkedip bila membunuh orang, kini ia melihat pemuda pujiannya dibedah, tak tahan merasa ngeri dan menutupi mukanya dengan tangannya, sambil terisak-isak menangis pelahan.

Ternyata Tay Hong Hosiang rupanya sudah biasa membedah cara demikian, ia sangat sebat, sebab sebentar saja Ho Tiong Jong sudah dibalut lukanya setelah pada bagian yang dibedah diberi obat yang manjur.

Setelah beres, memberi pertolongan pada Tiong Jong, lantas ia suruh muridnya yang ada disitu mengambil kursi.

Kapan tempat duduk itu sudah berada didekatnya lantas berkata pada Ie Ya.

Nona Ie, kau juga harus kutolong.

Kau duduklah dan buka bajumu.

Ie Ya tampak bingung.

Matanya mengawasi pada Tay Hong Hosiang kemudian pada Kong Goan dan sutenya, Tay Hong Hosiang lantas saja mengerti, sambil ketawa ia berkata.

Kong Goan dan Seng Hay keluar dulu sebentar Dua orang itu tidak disuruh sampai dua kali, karena mereka juga lantas mengerti sendiri.

Mereka lalu keluar dan merapatkan pintunya lagi Kini Tay Hong Hosiang tinggal berduan saja dengan Ie Ya, dikecualikan Ho Tiong Jong yang masih rebah pingsan.

Taysu, kau benar pintar.

si nona ketawa manis sambil menekap mulutnya yang mungil.

Kemudian tanpa disuruh lantas menghampiri kursi dan duduk disitu.

Tay Hong Hosiang hanya ketawa saja, Kiranya Ie Ya merasa malu barusan, kalau ia harus membuka baiknya disaksikan oleh dua hweshio muda tadi.

Kini ia hanya berhadapan dengan Tay Hong Hosiang yang sudah lanjut usianya dan boleh dijadikan engkongnya, ia tidak malu-malu lagi.

Nona Ie, bukalah bajumu., ,! menyuruh Tay Hong Hosiang, ketika si nona masih diam saja duduk dikursinya.

Taysu, maafkan aku, Rupanya aku harus membuat Tay su berabe juga untuk menolong lukaku, karena aku sendiri tak dapat membukanya sendiri, karena tanganku dirasakan linu dan sakit.

Ooo, begitu., , 

Berbareng sihweshio tua mendekati Sinona dan membuka sebagian bajunya di bagian bahunya yang terluka.

Bahu yang putih mulus dan lengan yang halus lunak lantas tertampak didepan matanya Tay Hong Hosiang.

Ia kesima menyaksikan apa yang dilihatnya.

Matanya ketika kebentrok dengan sepasang matanya si nona yang halus merayu dan senyumannya yang membuat ia melamun, tiba-tiba dirasakan hatinya tergoncang.

No.

na.

, Ie, kau., , 

Aku kenapa, Taysu.

Li lo sat Ie Ya sebagai iblis wanita yang banyak pengalaman dalam kalangan Kangouw sudah lantas dapat menangkap perkataan yang diucapkan dengan gaga gugu itu.

Si kepala gundul kesima oleh kehalusan kulitnya, terpesona oleh kecantikan dan sorot matanya yang merayu.

Tapi ia tidak keder menghadapi perubahan itu.

No.

na.

le, kau., , 

kau cantik sekali, Wanita yang paling cantik dalam dunia.

kau.

Aku sudah bosen mendengar kata kata semacam itu.

Tapi nona, memang benar kau cantik.

PENGORBANAN TENAGA DALAM Ie Ya kerengkan matanya yang galak sambil bersenyum simpul.

hweshio tua itu berontak hatinya tiba-tiba timbul napsu jahatnya mengawasi pada si nona dengan mata beringas.

Aku cantik, habis kenapa" tanya Ie Ya tertawa.

oh, nona Ie.

kau, kau,, , Ia sudah tak dapat mengendalikan napsu-nya, seketika itu ia menubruk sinona dan memeluknya mulutnya menciumi bahu dan lengan nona Ie dengan bernapsu.

Bahu dengan lengan yang halus laksana kapas itu jadi sasaran mesra dari hidung dan mulutnya Tay Hong Hosiang, Herannya Ie Ya tinggal membiarkan saja si hweslo tua mengumbar napsunya menciumi bahu dan lengannya tapi ketika Tay Hong Hosiang tangannya mulai menggerayang hendak membuka kancing bajunya ia mencegah dan berkata dengan suara dingin.

Tay-su kau sadariah.

Tidak.

nona Ie.

kata si hweshio tua dengan suara parau, karena tak dapat menahan getaran napsu birahinya.

Tay Hong Taysu.

terdengar pula suara si nona berkata dengan suara halus tapi dingin kau menyebutlah omitohud.

Perkataan omitohud yang diucapkan si nona seolah-olah kalajengking yang menggigit tangannya si hweshio tua sebab dengan gemetar seketika itu ia melepaskan pelukannya dan mundur dua tindak, matanya mengawasi pada si nona seperti yang ketakutan.

Tay-su.

melanjutkan si nona.

Dua puluh tahun sudah kau cuci tangan dan hendak kembali menjadi orang baik-baik apakah tidak sayang ketekunan itu menjadi punah karena bertindak" Apakah tidak akan menyesal seumur hidupnya, hanya kesalahan sendiri tak dapat menindas napsu jahat, membuat kesujudanmu memuji sang Buddha dua puluh tahun lamanya menjadi hilang seperti tersapu air banjir" Tay Hong Hosiang menggigil tubuhnya.

Satu demi satu perkataan Ie Ya seperti juga pisau yang menyayat hatinya, sangat perih, otaknya diliputi oleh kemenyesalan besar.

sorot matanya menjadi layu dan malah tak berani memandang Ie Ya, yang saat itu masih tetap duduk dengan tenang dan bahu serta lengannya yang halus putih masih seperti tadi keadaannya telanjang yang dapat napsu birahinya si hweshio tua melonjak.

Keadaan Tay Hong Hosiang saat itu seperti anak kecil yang sedang mendengari omelannya sang ibu.

ia berdiri dengan kepala ditundukkan, tidak berani mengawasi pada si nona.

Kecantikan Ie Ya bulu mata dan lengannya menggoncangkan napsunya kini lenyap seperti tersapu angin tak meninggalkan bekas.

Apa yang ada dalam hatinya sekarang kemenyesalan besar, perasaan putus harapan akan menjali seorang suci.

Pikirannya betul betul saat itu sangat kalut.

Tiba tiba berkelebat dlotaknya suatu keanehan, ia lalu menanya.

Tapi nona Ie, eh, kenapa kau barusan diam saja ketika aku memelukmu " Kenapa aku sudah dapat menebak akan jalan pikiranmu" Eh, apa artinya itu " Kalau kau berotak dan menolak keras, kebuasanmu yang dulu akan merajalela dalam hatimu yang sudah mulai balik dalam kebenaran.

Tay Hong Hosiang bungkam.

Nafsu buasmu harus di beri jalan supaya pikiranmu menjadi tenang dan nasehatku bisa masuk dalam pikiranmu.

kata pula Ie Ya, dengan tenang.

Kembali Tay Hong Hosiang membisu Nona Ie.

ia berkata kemudian, bahumu dan lenganmu yang halus mulus tadi menjadi sasaran napsu iblisku, apakah kau tidak merasa jijik" Ie Ya bersenyum manis.

Apa boleh buat, aku harus berkorban guna menolong orang jangan terjerumus kedalam dosa lagi., , 

Apa artinya perkataanmu, nona Ie" Kalau nafsu buasmu tidak mereda karena pengorbananku itu dan kau berbuat yang melanggar batas, tidakkah sia-sia untuk waktu selama dua puluh tahun kau sudah bertobat"  Nona Ie, oh, kau bukan saja rupamu yang cantik seperti bidadari tapi juga hatimu cantik dan suci.

Tay Hong Hosiang mengawasi si gadis dengan mata welas asih dan penuh dengan perasaan terima kasih, Si nona mengerti apa yang dipikirkan oleh Tay Hong Hosiang, maka ia membiarkan wajahnya diawasi dengan tajam oleh jago Siauw lim sie itu.

Keadaan hening beberapa lamanya.

Taysu bagaimana dengan maksudmu untuk mengobati lukaku" tiba-tiba si nona memecah kesunyian, sambil ketawa manis.

Oh.

betul, betul.

kenapa aku jadi lupa.

kata Tay Hong Hosiang dengan gugup, ia cepat-cepat memeriksa lukanya si nona yang sudah siap sejak tadi bahunya yang sudah mulai menghitam itu untuk diobati.

Ie Ya ternyata tulang bahunya telah patah dan perlu disambung.

Tay Hong Hosiang menggunakan keakhliannya untuk menyambung tulang itu.

Tapi biar bagaimana Ie Ya merasakan sangat sakit.

Peluh membasahi sekujur badan-nya bahna menahan rasa sakit, akan tetapi ia tidak mengeluh oleh karenanya.

Ternyata wanita jagoan itu tahan sakit, sampai kemudian si hweshio tua sudah selesai mengerjakan pertolongannya.

Nona Ie.

kata Tay Hong Hosiang, tulang bahumu yang patah sudah tersambung kembali, dengan pertolongan obatku yang aku bubuhi pada lukamu, dalam tempo tiga hari kau akan sembuh kembali sebagaimana semula lagi.

Tapi, Taysu, terpaksa aku membuat kau berabe lagi., , 

Urusan apa nona Ie " Ie Ya tidak menjawab, hanya matanya melirik pada bahunya yang masih telanjang.

Kelakuan mana dapat dimengerti oleh Tay Hong Hosiang.

Maaf, nona Ie, mari aku tolong pakaikan bajumu lagi.

katanya, berbareng apa yang ia katakan, dan sebentar lagi tampak Ie Ya sudah memakai bajunya lagi dan berbangkit dari duduknya.

Ia merasakan rasa sakit luka di bahunya, meskipun barusan ia rasakan setengah mati sakitnya ketika disambungkan tulangnya dan dlobati, tapi kini pelahan-lahan sudah hilang dan rasa semutan juga sudah mereda.

Terima kasih Taysu atas pertolonganmu.

kata sigadis sambil menjura.

Tak usah mengucapkan demikian, jawab Tay Hong Hosiang, hanya aku ada satu permintaan, entah apakah Nona Ie suka meluluskannya" Permintaan apa itu Taysu" Kalau sekira-nya yang pantas kenapa aku tidak mau meluluskannya" Itulah pernintaanku barusan terhadapmu nona Ie.

Aku minta kau suka tutup rahasia.

Ow, hal itu jangan kuatir, memotong Ie Ya.

Percayalah pada ketulusan hatiku, sebab sejak melihat Taysu insyaf dan merasa menyesal atas kelakuanmu tadi, aku sudah lantas anggap kejadian itu seperti tak pernah terjadi.

Harap Taysu juga pikir begitu, karena itu hatiku akan menjadi tentram dan dengan penuh kesujudan Taysu dapat melanjutkan niatmu yang suci.

Nona Ie.

kini si hweshio yang memotong apakah kau benar berpikiran demikian" oh.

benar-benar kau seorang wanita berhati mulia, tidak serupa dengan julukanmu yang diberikan oleh dunia Kangouw kepadamu.

Ie Ya hanya bersenyum manis sambil anggukan kepala.

Hatinya Tay Hong Hosiang kini menjadi lega dan kembali tenang seperti semula.

Apa yang terjadi barusan ia melupakan semua, seperti apa yang dipikirkan juga Ie Ya.

Maka ia lantas membuka pintu kamar dan menyilahkan Kong Goan masuk bersama Seng Hay.

Tulang pahanya Kong Goan juga patah karena tendangannya Ho Tiong Jong, maka oleh gurunya ia juga dlobati seperti ia tadi, setelah selesai lalu semua perabotan yang dipakai disuruh dibenahi oleh Seng Tay.

Tay Hong Hosiang sambil memakai pula jubahnya telah berkata pada Ie Ya.

Nona Ie, kau juga Tiong Jong sebentar, aku akan menemukan murid-muridku dan tidak lama aku akan kembali.

Baiklah, sahut Ie Ya, sambil mengawasi si hweshio tua berjalan keluar diikuti oleh Kong Goan dan Seng Hay.

Ie Ya menghampiri tempat pemuda Ho Tiong Jong berbaring.

Ternyata wajahnya sipemuda tidak pucat lagi seperti semula ia melihatnya ini rupanya karena lukanya sudah diobati dan sudah diberi pil mujarab oleh Tay Hong Hosiang, Hatinya Nona Ie sangat girang.

Pikirnya, ia tidak rugi bahu dan lengannya yang halus lunak menjadi sasaran nafsu buas nya Tay Hong Hosiang, karena Ho Tiong Jong yang sudah tertolong, dirinya juga sudah disembuhkan dan yang paling penting si hweshio tua sudah insyaf akan kekeliruannya dan tidak terjerumus kedalam dosa.

Mari kita lihat apa yang Tay Hong Hosiang berbuat diluar kamar.

Ia pergi kesebuah ruangan besar, di mana sudah berkumpul banyak hweshiohweshio muda yang menjadi anak muridnya.

Didepan mereka Tay Hong Hosiang angkat bicara, mengingatkan pada tempo dua puluh tahun berselang ditempat ini keadaannya masih hutan belukar.

Setelan disitu dibangun kuil Kong beng sle, periahan-lahan diperbaiki keadaan disekitarnya, sehingga sekarang keadaannya sudah menjadi indah.

Semuanya itu berkat kerja sama mereka yang sungguh-sungguh.

Sampai waktu itu, mereka sudah bisa berdiri dtatas kaki sendiri, Tak tergantung pada dan dermaan orang dermawan.

Sawah ladang untuk mereka bercocok tanam dan kelebihannya dijual, sudah cukup untuk mengongkosi penghidupan mereka.

Dengan suara penuh kemenyesalan ia berkata dengan tandas.

Kita ini ada orang Siaw-lim-pay, sudah dua puluh tahun lebih aku dengan tekun memegang pantangan membunuh, apa mau malam ini aku sudah salah bertindak.

Timbul napsu membunuhku sehingga hampir-hampir saja aku membunuh utusan dari su-couwku.

Besar dosaku ini, Maka mulai saat ini aku akan pergi meninggalkan kalian mengasingkan diri untuk menebus dosa.

Keadaan yang sunyi senyap telah berobah ramai kembali, bisik-bisik satu dengan lain-Mereka rupanya merasa heran dan tidak puas akan ditinggalkan oleh sang guru yang demikian baik hati dan menyayang pada mereka.

Tay Hong Hosiang lantas ulapulapkan tangannya dan minta supaya mereka tenang lagi mendengarkan bicaranya.

Ia menceritakan bahwa Beng Tie Taysu dari gereja Siauw-fim sie adalah ia punya susiok, yang sangat sayang sekali pada dirinya.

Ketika suhunya mau meninggal dunia telah memberi pesanan pada Beng Tie Taysu, supaya ia digembleng dengan ilmu ilmu silat yang tinggi keluaran Siauw limpay.

Beng Tie Taysu telah memenuhkan pesanannya sehingga ia menjadi salah satu orang terpandai dan partai Siauw lim.

cuma sayang sekali, setelah keluar dari perguruan, perjalanan hidupnya telah menyeleweng sebaliknya dari membikin harum nama partainya.

Belakangan ia sadar akan perbuatannya yang tidak benar, akan tetapi ia merasa malu untuk minta ampun ke gereja Siauw-lim-sle, maka ditempat itu saja ia mendirikan kelenteng dan setiap malam bersujud kepada sang Budha untuk menebus dosanya, sebagai penutup bicaranya ia menandaskan Tentu kalian tahu kelenteng ini telah berubah indah dan maju dari sebab jasanya Kong Goan yang rajin.

Maka niatku akan mengangkat dia menjadi penggantiku setelah aku berlalu dari sini, Harap kalian mupakat, jikalau ada yang keberatan boleh majukan usul padaku untuk dipertimbangkan lagi.

Keadaan menjadi sunyi senyap.

Tidak ada satu hweshio yang mengeluarkan sepatah katapun, mereka semua berlutut ketika Tay Hong Hosiang meninggalkan ruangan itu dan menuju kekamar Ho Tiong Jong berada.

Ie Ya menyambut padanya dengan berseri-seri.

Rupanya Li lo-sat ie Ya juga dapat mencuri dengar akan putusannya Tay Hong Hosiang yang hendak meninggalkan kuil itu, ia memang ada seorang wanita yang matang dalam pengalaman soal sedikit saja ia ingin dapat tahu, maka waktu Tay Hong Hosiang ke luar dengan dua muridnya ia juga ingin tahu apa maksudnya.

Ketika pertemuan diakhiri, maka ia cepat-cepat sudah berlalu lebih dahulu dan menyelinap masuk lagi kedalam kamar Ho Tiong Jong.

Taysu, habis bagaimana dengan Tiong Jong" tanya si nona.

Tay Hong Hosiang tertawa, Nona ie, kau kelihatannya sangat gelisah kalau bicara tentang Tiong Jong, kenapa" Li losat Ie Ya melengak ditanya demikian ia tidak pernah menduga bahwa akan mendapat pertanyaan seperti itu.

Sebentar saja selebar wajahnya menjadi kemerah-merahan.

Ia merasa jengah, akan tetapi ia bukan wanita pemaluan yang tidak dapat menjawab pertanyaan demikian, sebab ia lantas tenangkan kembali hatinya yang bergoncang dan menjawab.

Taysu, kau jangan keliru menebak.

Tiong Jong ada penolong jiwaku, maka aku merasa hutang budi kepadanya.

Kalau dia sampai kenapa-napa, bagaimana aku bisa tinggal berpeluk tangan saja" Nona Ie, kau pintar menjawab.

Habis harus bagaimana aku menjawabnya" Tay Hong Hosiang mengawasi si nona sebaliknya Ie Ya juga pentang matanya balas mengawasi, hingga dua pasang mata kebentrok dan dua-duanya pada bersenyum.

Itulah.

artinya.

T S.

T.

Nona Ie.

berkata lagi Tay Hong Hosiang dengan roman sungguh-sungguh, aku berniat bukan saja menolong menyembuhkan Tiong Jong dari lukanya, tapi juga aku akan membuat tenaga dalamnya lebih sempurna lagi.

Aku mengucapkan terima kasih atas namanya Tiong Jong.

kata si nona.

Untuk mana aku memerlukan tempo tiga hari tiga malam berduaan dalam kamar dengan Tiong Jong.

Dalam keadaan seperti itu tak boleh terganggu, karena kalau terganggu akan sia-sialah maksudku dan Tiong Jong jnga keadaannya bisa jadi tidak beres, Disini ada Kong Goan yang sedang mengikuti aku sudah lama dan ada lima saudaranya lagi, akan tetapi kalau mereka ketemu dengan pendekar ulung rasanya tak dapat mengatasinya.

Tay Hong Hosiang berkata sampai disini telah menghela napas.

Taysu, bolehkah aku membantu " tanya Ie Ya.

Terang kau harus membantu, cuma saja kau sendiri belum sembuh lukanya, seperti juga dengan Kong Goan, Bagaimana nanti kalau ada gangguan dari luar sementara aku sedang berada dalam kamar dengan Tiong Jong" Ie Ya terdiam.

ia mengerti, memang kekuatiran si hweshio tua beralasan.

Aku akan membuka pembuluh darah Tiong Jong melancarkan peredaran darah diseluruh tubuhnya dan memasukan aku punya tenaga dalam, selanjutnya Tiong Jong akan menjadi kebal dan tidak takut jalan darahnya kena totokan lawan, ini aku memeriukan tiga hari tiga malam bersama-sama dengan dia dalam kamar.

Taysu, menyelak si nona, kau bermaksud hendak memindahkan tenaga dalammu kedalam tubuhnya Tiong Jong " Tay Hong Taysu bersenyum dan anggukkan kepalanya.

Taysu.,.

kata pula ie Ya dengan mata di buka lebar, itulah ada pengorbanan tenaga dalam, Setelah kau habiskan tenaga dalammu untuk kebaikannya Tiong Jong, kau sendiri akan menjadi sangat lelah dan tidak bertenaga.

Ah, Taysu, kupikir sebaiknya kau jangan lakukan pengorbanan sedemikian itu.

Kenapa tidak, nona Ie" jawab Tay Hong Hosiang dengan suara mantap.

Li-losat ie Ya bungkam.

Nona Ie, kata pula Tay Hong Hosiang, Tiong Jong ada utusan dari susiokcow, aku berdosa telah melukai utusan yang mulia maka aku sudah mengambil keputusan untuk memberikan tenaga dalamku yang telah aku latih banyak tahun, supaya Tiong Jong merupakan bintang yang cemeriang dalam dunia persilatan.

Kalau begitu, biariah aku dengan Kong Goan suhu menjaga bersama-sama pada kamar kedua, kamar kesatu boleh dijaga oleh lima suhu lainnya.

Bagus itulah yang saya harapkan- kata Tay Hong Hosiang.

Kemudian ia panggil berkumpul Kong Goan dan lima sutenya, untuk mendengar pesannya, Mereka telah ditetapkan melakukan penjagaan seperti yang dikatakan nona Ie tadi, diberikan kebebasan untuk membunuh sesuatu orang yang hendak mengacau kedalam kamar dimana ia dengan Tiong Jong berada.

Setelah beres mengatur orang-orangnya Tay Hong Hosiang menutup diri dalam kamar operasi bersama-sama Ho Tiong Jong kamar mana memang ada tempat bersemedi orang kuil dari Siauw-lim pay itu.

Kamar ini berdinding batu yang kuat, pintunya meski dari kayu, tapi lebar dan kuat sekali, hingga apa yang terjadi diluar tak dapat kedengaran kedalam.

Untuk sampai kekamar ini, orang harus melewati dahulu dua kamar lainnya, yang dijaga oleh lima hweshio muda, kamar kedua oleh Ie Ya dan Kong Goan.

Dua orang yang tersebut belakangan telah mengambil keputusan akan membela mati-matian tempat jagaannya itu.

Telah dimupakati oleh keduanya, Ie Ya akan melawan musuh dari jarak jauh dengan menggunakan senjata ikat pinggangnya, sedang Kong Goan dapat menempur musuh dengan jarak dekat, sebab ilmunya menggunakan telapakan tangan ada hebat sekali.

Kalau pada beberapa saat berselang mereka menjadi musuh, kini telah menjadi sahabat yang akrab sekali, bersatu hati untuk melindungi Tay Hong Hosiang dan Ho Tiong Jong dalam kamar ketiga.

ILUAR tiga kamar itu masih ada penjagaan terdiri dari beberapa hweshio yang ilmu silatnya lumayan juga ialah mereka ditugas-kan untuk menyambut tetamu.

Kalau ketemu orang jahat jika tidak sangat perlu, dilarang turun tangan karena ilmu kepandaiannya belum sempurna.

Pada saat Tay Ho Hosiang menutup diri, jam mengunjukan sudahjam enam pagi tadi, tiga hari kemudian pada jam demikian Tay Hong Hosiang sudah selesai menyempurnakan tenaga dalamnya Ho Tiong Jong.

Demikianlah, penjagaan yang diatur dengan sangat kuatnya itu, melewatkan dengan saat-saat dengan sangat tegang, Dua hari telah di lewatkan sampai jam dua belas tengah malam telah berjalan dengan tidak ada apa-apa.

Mereka merasa lega hatinya.

Hanya tinggal melewatkan malam besok, pada jam enam pagi, tugas mereda sudah beres dan Ho Tiong Jong sudah sempurna di gembleng tenaga dalam oleh Tay Hong Ho siang.

Apa mau, pada besok malamnya kira2 jam sepuluh kelenteng itu mendapat kunjungan tetamu yang tidak diingini yang hendak mencari Ho Tiong Jong.

Tamu itu sangat galak.

Ketika dirintangi jalan masuknya, beberapa hweshio yang menghadang didepannya dengan mudah saja dirubuhkan oleh karenanya dalam kelenteng sebentar saja sudah menjadi gempar.

Ie Ya curiga hatinya, bahwa tamu yang datang itu tentu ia ada dikirim oleh Perserikatan Benteng Perkampungan, untuk mencari Ho Tiong Jong.

Teriakan-teriakan dari beberapa hweshio memperingati kawannya supaya berjagajaga, Kiranya tamu yang masuk itu telah menggunakan senjata gelap untuk mencelakakan orang.

Yang menjadi sasaran senjata gelap-nya itu ada orang punya paha, hingga sang korban harus bergulingan menahan kesakitan.

Tamu itu sudah maju sampai kepenjagaan kesatu, dimana dua diantara lima hweshio yang menjaga disitu sudah kena dilukai sang tamu yang tidak diundang.

Mereka menghadang dengan gagahnya, tiba-tiba tamu tidak diundang itu telah perdengarkan ketawanya yang dingin.

Kalian jangan coba menghadang, karena kalian bukan tandinganku, aku tidak mau membikin celaka orang yang tidak tersangkut, aku datang hanya untuk mencari Ho Tiong Jong.

Lekas kasih tahu dimana orang she Ho itu" Salah satu tiga hweshio itu bernama Seng ceng telah menjawab.

kedatanganmu sungguh tidak beraturan, telah membuat orang bergelimpangan karena senjata rahasiamu,.Hmm., , 

mencari orang kenapa begitu caranya" Aku tidak perduli, siapa saja yang menghalangi akan maksudku.

mesti tahu sendiri akibatnya, jangan banyak rewel, lekas kasih keluar Ho Tiong Jong Seng ceng dengan dua saudaranya tidak banyak rewel lagi, ketiganya lantas menyerang berbareng, Mereka menggunakan golok, pedang dan pentungan, Tapi ternyata tamu itu betul-betul lihay, Sebab setiap kali menggunakan telapakan tangannya, senjata kawanan hweshio itu satu demi satu dapat dipukul jatuh, ia tidak bersenjata, hanya menggunakan angin pukulan saja yang dahsyat, cukup membuat senjata lawan terpental dari cekatannya, KETiKA melihat tiga hweshio pada jatuh senjatanya, tamu itu tertawa bergelak-gelak.

Hm.

kalian kenali aku ini Khoe cong dari Perserikatan Benteng Perkampungan, Lekas keluarkan Ho Tiong Jong, barulah aku dapat mengampuni kalian.

Suara tertawa dan bicaranya Khoe cong, sampai didengar oleh Ie Ya dan Kong Goan Hweslo, duanya sangat kaget.

Ie Ya Paling sungkan ketemu Khoe cong justeru yang datang ia sendiri.

Khong Goan pikir lima saudaranya yang menjaga kamar pertama bukan rendah-rendah kepandaiannya, akan tetapi mereka kena dijatuhkan demikian mudahnya, tentu kepandaiannya sang tetamu ini ada tinggi dan ia sendiri mungkin tak dapat mengatasinya.

Mereka jadi kebingungan, sebab Ho Tiong Jong masih memeriukan waktu delapan jam lagi baru dapat keluar dari kamarnya, Kini gangguan ada dari Perserikatan Benteng Perkampungan yang terkenal banyak orang kuatnya.

Tentu Seng Eng bukan hanya mengirim Khoe cong seorang, tapi disusul oleh beberapa orang kuat lainnya yang sukar diusir pergi dari rumah berhala itu.

Mereka agaknya putus asa mengingat akan keadaan itu Ho Tiong Jong yang masih dalam gemblengan Tay Hong Hosiang, sedang sihweshio tua sendiri tentunya sudah buang tenaganya dan tak dapat membantu mereka bertempur dengan gerombolan orang jahat itu.

Khoe cong yang melihat tiga hweshio di hadapannya tidak mau memberi jalan dan kelihatannya hendak berlaku nekad membela penjagaannya, ia telah membentak keras dengan maksud supaya bentakannya itu kedengaran oleh Ho Tiong Jong.

Kalian lekas minggir, aku akan bikin hancur itu kamar pasti didalamnya ada bersembunyi si maling cilik.

Kau tak perlu nebak-nebak dalam kamar itu siapa didalamnya, kau lewati dahulu kami, barulah ada bicara lagi.

kata Seng Hay tenang bicaranya meskipun barusan dengan angin pukulannya Khoe cong, senjatanya sudah dibikin terpental, ia tampak berani sekali.

Khoe cong menjadi tidak sabaran.

Baik.

katanya.

lihat aku menerjang kau.

Berbareng ia menerjang dengan ganas.

Si muka jelek Khoe cong telah menggunakan pukulan dengan ilmu Telapakan tangan dewa, untuk membukakan tiga hweshio itu.

Hebat ia mainkan ilmunya yang sangat di andalkan itu sebab buktinya tiga hweshio itu kewalahan melayaninya.

Satu kali Seng-Hay lengah, Khoe cong sudah menerobos dari arah sini dan menerjang ke kamar jagaannya Ie Ya dan Kong Goan hweshio.

celaka, kata Ie Ya dalam hati.

ini biang keladi sudah menerobos masuk.

Ie Ya cepat-cepat menyelinap kebelakang kerai.

Khoe cong tampak bengis wajahnya, betul-betul menakuti, ia mengawasi pada Kong Goan hweshio yang berdiri tidak bergerak didepan pintu kamar yang ada Ho Tiong Jong dan gurunya.

Kedua tangan dipalangkan didepan dadanya, seakan-akan yang sudah bUip untuk menjaga serangan musuh.

Koe cong tertawa bergelak-gelak.

Tapi ia tak berani sembarangan menerjang kepada Kong Goan, karena ia menduga Kong Goan ini ilmu silatnya tinggi.

Meskipun demikian ia sudah terlanjur masuk kesitu, bagaimana juga ia harus menerjang masuk ke kamar ketiga itu, yang didalamnya pasti ada Ho Tiong Jong.

Demikian sewaktu ia mau bergerak.

mendadak ia diserang dengan golok oleh hweshio Seng Hay dan Seng Kok.

Hatinya sangat mendongkol, kembali ia menggunakan ilmunya Telapak tangan dewa untuk membubarkan mereka.

Betul-betul hebat ilmunya itu, sebab hanya beberapa gebrakan saja, senjata dari kedua hweshio itu sudah pada terbang dan nancap dipenglari rumah.

Seng Kok dan Seng Hay mundur dan menyender pada dinding dengan mata dibuka lebar lantaran merasa kagum akan ketangkasan sang lawan.

Tiga hweshio lawannya, dengan menggunakan tangan kosong coba datang mengeroyok pa ia Khoe cong, ternyata mereka jugabukan tandingannya sipocu muda Khoe cong.

Hanya dalam beberapa jurus saja mereka juga sudah dapat ditolak mundur.

Kong Goan hweshio yeug menyaksikan kekalahan dari saudaranya diam-diam merasa sangat sedih menjadi serba salah, Kalau ia meninggaikan jagaannya dan menandingi ilmu lihay itu, dikuatir pintu yang dijaga-jaganya sangat kuat itu akan bobol oleh serbuan kawannya si tamu lihay.

Kalau ia tidak turun tangan, bagaimana nasibnya lima saudaranya ini, entahlah.

Mereka kelihatannya bukan tandingan si tamu lihay, sebab dengan hanya bertangan kosong saja, pukulannya sudah dapat menerbangkan dua senjata golok lawan sehingga nancap pada tiang penglari.

Ia jadi mengucurkan air mata.

Tiba-tiba hatinya dibikin pedih lagi mendengar jeritannya Seng Sin, salah satu saudaranya oleh Khoe cong, ia kena ditendang dan terpental jauh, hingga tulang pahanya patah.

Ha ha ha.

terdengar Khoe cong ketawa girang, Kalian mau coba menahan padaku, nah rasakan akibatnya.

Ha.

ha.

Tertawanya paling belakang belum lampias, sudah berhenti sendirinya, karena ia harus menghindarkan serangan pedang yang dilancarkan dengan tiba-tiba.

siapakah orang yang menyerang dengan pedang itu" Kiranya ia bukan hwesio dari gereja disitu, hanya ada seorang berbadan kecil langsing, wajahnya tertutup dengan kedok kain kuning.

Matanya bersorot tajam, gerakannya gesit dan serangannya laksana kilat, hingga Khoe cong menjadi gugup ketika ia menghindarkan serangan orang asing itu.

Ia tidak mengenali siapa ini lawan berkedok kain kuning" Saat itu ia sangat gusar, lalu melayani lawannya dengan menggunakan gerak tipu yang dinamai Burung rajawali manggut tiga kali serangannya ang dilakukan susul menyusul tiga kali bukan main hebatnya, akan tetapi semua itu dapat dipunahkan oleh slorang berkedok kain kuning.

Khoe cong amat heran, karena serangan berantai itu sebenarnya belum pernah luput, tapi kini ternyata dengan mudah dapat dipunahkan oleh lawan.

Siapa kau" bentaknya dengan keras, Tapi sikedok kuning tak menjawab, hanya mainkan terus ilmu goloknya yang banyak perubahannya mencecar pada lawannya.

Kau kenali aku dulu siapa " Kau berani melawan tuan mudamu, jangan menyesal kalau tuan mudamu marah dan tidak memberikan keampunan padamu.

Bicaranya mendadak berhenti, karena ia sangat kaget ketika satu tusukan pedang kearah tenggorokannya hampir saja tak dapat ia hindarkan.

Berkat kegesitannya saja, dengan jalan menjatuhkan diri ke belakang, baru ia dapat menghindari tusukan pedang sikedok kuning.

Bukan main gusarnya Khoe cong menghadapi lawan lihay ini.

Ilmu Telapak tangan dewa yang sangat diandaikan tak menolong.

Orang berkedok kain kuning itu makin lama serangan-serangannya makin santar saja, hingga Khoe ceng menjadi sangat gugup menangkisnya, serangan yang diarahkan ke tempat yang berbahaya pada tubuhnya membuat Khoe cong menjadi keringat dingin.

Seng Kok dan kawannya menyaksikan pertolongan yang tak diduga-duga itu diamdiam merasa banyak bersyukur kepada sang Budha yang dipujanya, karena pikirnya tuan penolong itu sudah didatangkan oleh sang Budha.

Mereka dibikin kagum oleh ilmu silatnya orang berkedok kain kuning itu karena tamunya yang lihay luar biasa, sudah dibikin keteter olehnya.

Menggunakan kesempatan sitamu lihay sedang bertarung dengan tuan penolongnya, Seng Kok ajak kawannya menolongi pada Seng Sin yang barusan kena ditendang terbang dan tulang pahanya menjadi patah.

Mereka gotong sang korban kepinggiran dekat dinding.

Kemudian mereka itu padapasang mata lagi, menjaga kemungkinan munculnya kawan dari si tamu itu.

Ternyata ini tak di tunggu lama oleh mereka, sebab lantas ada berkelebat masuk ke dalam ruangan itu seorang tinggi besar dengan membawa sepasang gegaman berupa tongkat yang sangat berat sekali.

Seng Kok dan kawan kawannya meskipun sudah pada bersenjata lagi, ternyata tak dapat menahan terjangannya ini tamu baru.

Kelihatannya ada lebih lihay dari yang sudah, karena saban kali senjatanya menangkis senjata lawan segera juga sudah dapat membikin terpental orang punya senjata.

Bukan main kagetnya mereka dan merasa sangat cemas tak dapat mentaati pesan gurunya yang saat itu sedang berada dalam kamar berduaan bersama Ho Tiong Jong dan tak dapat diganggu.

Ho Tiong Jong, pengecut teriak orang itu dengan kasar sekali.

Lekas keluar, jangan sembunyikan diri Hui Seng Kang jalan menghampiri, tapi dicegah oleh seng Kok dan Seng Hai.

Sahabat, tahu aturan sedikit bentak Seng Hay.

Kuil ini bukannya kuilmu.

boleh punya suka mengumbar adatmu.

Masih ada kita berdua disini, jangan kau sembarangan 

ooOOoo

 Baru saja menyebut nah atawa tongkatnya si orang kasar berkelebat dimukanya hingga bukan main terkejutnya Seng Hay, Dengan goloknya ia coba menangkis.

tapi senjata lawan kelewat berat, hingga ia rasakan tangannya kesemutan dan hampir saja goloknya jatuh di lantai.

Seng Kok tampil ke muka, tapi cuma tiga gebrakan saja sudah terpukul sampai sempoyongan, Benar-benar jagoan Hui Seng Kang ini.

Melihat demikian mudahnya ia memukul mundur musuhnya, maka hatinya makin besar, ia terus menghampiri Kamar yang dikatakan oleh Khoe cong tadi, tapi sebelum ia bergerak, satu tusukan pedang dari samping hampir saja membuat ia lompat mundur.

Ternyata yang menyerang tadi adalah si orang berkedok kain kuning.

Ia sebenarnya sedang menemani Khoe cong, akan tetapi melihat Hui seng Kang mau menerobos ke dalam kamar yang dijaga oleh Kong Goan, dengan tiba-tiba saja ia menyerang, sehingga si orang kasar menjadi kelabakan.

Kau mau cari mampus bentak Hui Seng Kang, sambil mengawasi dengan romai gusar sekali, ia terus menerjang dengan sepasang tongkatnya yang berat.

Ternyata menghadapi si orang berkedok kain kuning Hui Seng Kang tidak melempem, serangannya yang bertubi-tubi dan berat, dengan cekatan di tangkis atau dikelit oleh sikedok kuning, betul-betul hebat ilmu silatnya dia.

Siapakah dia" Demikian kata Ie Ya dalam hatinya.

Ie Ya sudah sejak tadi mengikutijalannya pertandingan, ia sebenarnya kepingin turun tangan, akan tetapi mengingat lukanya masih belum sembuh benar, maka ia tidak berani sembarangan mengeluarkan tenaga-nya, kalau tidak sangat terpaksa, misalnya musuh menyerbu masuk kedalam kamarnya Ho Tiong Jong.

Begitu juga dengan keadaannya Kong Goan hweshio.

Khoe cong juga sangat penasaran kepada si orang berkedok kain kuning itu, maka melihat Hui Seng Kang bertempur ia juga tidak tinggal diam dan lantas nyerbu mengeroyok pada si kecil langsing.

Ternyata kepandaian si kedok kuning tidak sampai disitu saja sebab melihat dirinya dikerubuti oleh dua jagoan dengan lantas ia meroboh ilmu silat pedangnya sekarang tampak pedangnya berkelebatan lebih menakuti lagi, tubuhnya seolah-olah dikurung oleh pedangnya yang dimainkan demikian cepatnya.

Hui Seng Kang dan Khoe cong sampai tidak punya kesempatan untuk menyerang lawannya yang gesit dan pandai itu.

Mereka merasa heran, sampai sebegitu jauh, mereka belum menemukan tandingan yang demikian hebat, tapi jatuhnya sampai juga mereka tak dapat mendesak mundur lawannya.

Malah mereka merasa seram sendirinya karena pedang yang dimainkan si kedok kuning bukan hanya mengeluarkan suara mengaung, tapi juga mengandung hawa dingin yang dirasakan nyusup ketulang-tulang.

Kong Goan hweshio nampak si kedok kuning penolongnya, dikerubuti demikian rupa, sudah tidak sabaran lagi, maka ia juga lantas keluarpun bentakan dan menyerbu kedalam kalangan pertandingan dengan golok Seng Kok yang ia sambar dari tangan sutenya itu.

Ia menempur Hui Seng Kang dengan hebat sekali, ia menggunakan ilmu golok delapan belas jurus keluaran Siauw-limpay yang lihay.

Kurang ajar teriak Hui Seng Kang, Kiranya ilmu golok Tiong Jong itu ada dari siauw lim-pay dan kalian kepala gundul disini yang mengajarnya" Bagus aku akan membasmi kuil ini sehingga tidak ada satu manusia yang terluput dari kematian Ha ha ha.

Hai Seng Kang tertawa kejam, sepasang tongkatnya yang bernama jantung hati dimainkan cepat sekali menangkis dan menyerang lawannya yang menggunakan golok.

Si kedok kuning ini hanya melayani Khoe cong seorang yang bersenjata golok rupanya dianggap enteng sekali, karena ilmu pedangnya yang lihay dalam sekejapan saja sudah dapat mendesak Khoe cong keluar dari dalam kamar.

Khoe cong merasa sangat malu kena didesak keluar oleh lawannya, ia sejak umur tiga belas tahun sudah terhitung menjadi salah satu jago dari Perserikatan Benteng Perkampungan, Dalam sepuluh tahun ia melatih ilmu silat dengan tekunnya dan merasa dirinya sudah berkepandaian sangat tinggi, tidak sembarang orang berani menempur padanya.

Tidak dinyana, kini ia menghadapi lawan yang begitu kecil pengawakannya kena didesak keluar dari kamar.

Hatinya menjadi sangat panas.

Pikirnya, masa iya aku kalah dengannya" Tabeatnya yang nekad-nekadan seketika itu telah timbul dan lantas mengeluarkan ilmu simpanannya untuk melayani siorang berkedok kain kuning.

orang asing.

terdengar ia berkata pula, lekas kau beritahukan namamu, supaya tuan mudamu tidak mengotorkan tangannya dengan membunuh segala orang tak ternama.

Kalau kau masih membandel, jangan sesalkan aku, Khoe., , 

Khoe cong tidak diberi kesempatan untuk melampiaskan omong besarnya, karena sikedok kuning telah menceCer ia dengan ilmu pedang yang lihay dan membuat ia kelab akan untuk mengandalkan diri dari serangan-serangan itu.

Kong Goan hweshio tidak tahan melayani senjata Hui Seng Kang yang berat, lagi pula badannya masih belum sembuh benar, ia rasakan tangannya kesemutan kalau senjatanya bentrok dengan senjatanya Hui Seng Kang.

Dilain pihak Ie Ya menjadi sangat gelisah.

Diam diam ia berdoa, supaya Khoe cong dengan kawannya dapat diusir pergi.

Ia mengerti, kalau siorang she Khoe itu mengetahui ia berpihak pada Ho Tiong Jong, ia akan dianggap sebagai penghianat dan bisa mendapat hukuman dari kepala komplotannya, ayahnya Khoe cong sendiri, yalah hukuman beset kulit dan dibelah hati.

Suatu hukuman yang mengerikan sekali.

Ia terus mengumpat dibelakang kerai, menyaksikan Hui Seng Kang mengamuk^ Tiba-tiba terdengar ia menjerit, karena kerai yang mengalingi dirinya sudah jatuh terpukul oleh Hui Seng Kang.

Kini dirinya sudah dilihat oleh si orang she Hui tak dapat ia menyembunyikan diri lagi.

Ooo, Li-lo-sat Ie Ya juga ada disini" menyindir Hui Seng Kang dengan nada dingin, Kemudian ia tidak menghiraukan lagi si nona, hanya terus berjalan menghampiri pintu kamar dimana Ho Tiong Jong berada dengan Tay Hong Hosiang.

Ie Ya dan Kong Goan menjadi ketakutan.

Untuk turun tangan mencegah, mereka tidak berdaya, Maka dengan mata terbelalak mereka menyaksikan Hui Seng Kang menggempur pintu dengan dahsyat sekali.

Suara bergedubrakan dari pintu yang rubuh digempur terdengar nyaring.

Hui Seng Kang tiba tiba dibikin kaget, didepannya sekarang sudah berdiri Ho Tiong Jong, orang yang ia mauin itu.

Anak muda itu berdiri tegak dengan gagahnya, hingga ia tanpa disadari telah berseru: Tiong Jong, apa kau kaget " Suaranya halus, menandakan cinta kasihnya yang mesra serta penuh kasih sayang.

Halmana tidak terluput dariperhatinnya Hui Seng Kang, siapa segera berkata dengan suara dingin.

^ Ya, lebih baik sekarang kau lari untuk menyelamatkan dirimu, kalau kelak di kemudian hari Perserikatan Benteng Perkampungan tidak dapat mencekuk batang lehermu, benar-benar kau ada satu iblis wanita jempolan.

Ha ha ha ha.

Li lo-sat Ie Ya bergemetar tubuhnya, ia ngeri kalau mengingat akan hukuman apa yang ia akan terima karena telah menghianati perserikatan.

Tapi ibarat nasi sudah menjadi bubur, rahasianya berpihak pada Ho Tiong Jong sudah diketahui, maka timbullah kenekadannya dan ia menyahut dengan nada dingin.

Aku Ie Ya tidak akan mengedipkan mata menghadapi perbuatannya.

Tak usah kau mengancam, orang she Hui Ha ha ha., , 

Hui Seng Kang tertawa besar Bagus-bagus, kau ada satu wanita kosen dengan gagah berbicara begitu, Tapi.

Seng Kang menyelak Ho Tiong Jong dengan suara membentak.

Kau hanya mencari Ho Tiong Jong tidak berurusan dengan yang lainnya bukan" Nah sekarang kau sudah menghadapi orang yang dicari, kau boleh berbuat sesukamu.

Tapi aku mau memperingan kau, kalau mau malam ini tak mampu membunuh aku, maka kau yang akan menjadi setan tak berkepala.

Ho Tiong Jong berkata sambil menghunus goloknya Lam-tian-to.

Haa ha.

bisa omong gede juga, ya" menyindir Hui Seng Kang, Sementara berkata demikian, Hui Seng Kang diam-diam ia berpikir, kini ia menghadapi Tiong Jong didepan dan ie Ya dibelakang benar dirinya kejepit, kalau mereka turun tangan berbareng, ia bakal mendapat kerugian.

Maka seketika itu timbul akal liciknya dan berkata lagi.

Tiong Jong, disini tempat sempit, Kalau kau satu laki-laki hendak menempur aku, marilah keluar, bagaimana" Seng Kang, siapa takuti kau" Hmm, jangan buang tempo terimalah golokmu" Ho Tiong Jong keluarkan goloknya menyerang, dengan sepasang tongkatnya Hui Seng Kan menangkis tapi tidak urung tubuhnya sempoyongan dan tangannya dirasakan kesemutan-Hatinya menjadijerih seketika.

Ha, ha., , 

Seng Kang, kau masih bukan tandinganku Lekas kumpulkan kawankawanmu untuk mengeroyok aku siorang she Ho Hui Seng Kang bukan main marahnya mendengar hinaan itu.

Ia pusatkan seluruh tenaganya pada sepasang senjata pentungannya, Satu pentungan menangkis goloknya Ho Tiong Jong yang lain nya dengan gerak tipu yang sangat lihay itu.

Suara beradunya senjata nyaring sekali.

Tiong Jong, tiba-tiba Ie Ya berkata.

orang she Hui ini sangat jahat, lebih baik jangan kasih dia lolos., , 

Ho Tiong Jong menjawab, hanya ia bersenyum menganggukan kepalanya.

Dilain pihak Hui Seng Kang bukan main marahnya.

Budak hina, apa kau kira begitu mudah untuk membuhkan aku" Hm.

kau lihat sebentar aku bikin remuk kepalanya Tiong Jong., , 

Tapi belum pertanyaan lampias, tangannya tergetar menangkis goloknya Ho Tiong Jong.

ia sangat heran senjatanya Ho Tiong Jong tidak begitu berat kelihatannya, akan tetapi di tangkisnya ada demikian beratnya.

Ini sebenarnya tidak heran, karena Ho-Tiong Jong menggunakan goloknya dibarengi dengan tenaga dalamnya yang hebat.

Hui Seng Kang terus-terusan bergetar, malah satu tongkatnya telah terpapas kutung.

Ia semakin jerih menghadapi lawan berat, Karena ini, pembelaannya makin kalut dan satu saat kembali pentungannya kena dipapas kutung.

Ia masih memberikan perlawanan dengan nekad, tapi hanya sebentaran saja sebab sebentar kemudian dadanya sudah berada dalam ancaman ujung goloknya si pemuda, Hui Seng Kang tidak berdaya, ia hanya memejamkan matanya untuk memenuhkan keinginannya ie Ya, akan tetapi dipikir sebaliknya jikalau ia membunuh Hui Seng Kang satu orang, akibatnya seluruh hweshio penghuni kuil itu akan di basmi habis-habisan oleh Perserikatan Benteng perkampungan.

Mengingat ini, ia urungkan ujung goloknya menusuk pada dadanya si orang she Hui, ia hanya mengancam saja dengan ujung goloknya kearah dada orang.

Hui Seng Kang sudah ketakutan setengah mati, pikirnya kali ini melayanglah jiwa nya, Ketika ditunggu-tunggu Ho Tiong Jong masih juga belum turun tangan.

Hui Seng Kang berkata.

Tiong Jong, lekas kau turun tangan Apa kau kira aku orang she Hui takut dengan kematian-.

cres., , 

terdengar goloknya Ho Tiong Jong menembusi dadanya, hingga Hui-Seng Kang matanya terbelalak dan dengan badan sempoyongan ia rubuh di lantai mandi darah.

Hei, kenapa Ho Tiong Jong membunuh" Bukankah ia tadi sudah menarik niatnya untuk mengambil jiwanya orang she Hui itu" Inilah ada sebabnya pembaca, pada saat Hui Seng Kang menantang ditusuk golok, tiba-tiba Ho Tiong Jong merasakan ada angin pukulan yang luar biasa hebatnya menyerang dari belakangnya, Ia tidak keburu berbalik maka ia segera mengerahkan tenaga dalamnya untuk disalurkan sebagai yang diarah musuh untuk menangkisnya serangan membokong itu.

Meskipun ia dapat memunahkan pukulan dahsyat itu, tapi tidak urung badannya terdorong kedepan, hingga golok yang mengarah Hui Seng Kang kontan telah menembusi dadanya si orang tua she Hui yang apes.

Ketika Ho Tiong Jong berbalik, ia kenali orang yang menyerang padanya adalah Hui siauw ceng, ayahnya Hui Seng Kang.

Bagus perbuatanmu.

kata Ho Tiong Jong menyindir.

lantaran gara-gara pukulanmu membokong orang, akibatnya adalah kematian dari anakmu sendiri.

Hui Siauw ceng tanpa menghiraukan kata-katanya Ho Tiong Jong telah lari menubruk anaknya yang menggeletak mandi darah dan sudah tidak bernapas.

Hatinya bukan main sedihnya, karena kematian itu disebabkan olehnya sendiri.

Setelah mengucurkan air matanya sejenak.

lalu timbul amarahnya pada Ho Tiong Jong dan berkata pada si pemuda.

Tiong long, bagaimana juga kematian anakku karena gara-gara ancaman golokmu.

Maka untuk membalas dendam hati anakku yang sudah mati, mari kita bertempur diluar.

Mari.

menantang siorang tua.

Ha ha.

Ho Tiong Jong ketawa dingin.

Kau menantang bertempur dengan aku di luar, apakah kau tidak takut aku melarikan diri" Kau jangan mengimpi jawab Hui siauw cong dengan suara dingin.

Sekalipun kau mempunyai sayap.

tidak nanti dapat keluar dari dalam kuil ini.

Aku hendak membesetmu ha ha.

ia tertawa seram.

Ho Tiong Jong tidak menjawab Ia mengerti akan kedukaan hatinya si orang tua dan ingin membalas kematian anaknya, meskipun kematian itu disebabkan oleh kesalahan kepada orang lain, seakan-akan ini ada hiburan untuk kedukaannya.

Maka ketika Hui Siauw ceng bertindak keluar, ia juga mengikuti dengan tidak diminta lagi.

Periahan-lahan ie Ya terdengar berkata.

Tiong Jong, aku tunggu kau di luar kuil, ya Ho Tiong Jong hanya anggukan kepalanya, ia tidak menjawab karena kuatir Hui siauw ceng mendapat tahu kalau disitu ada Li lo-sat Ie Ya.

Ie Ya pada waktu melihat Hui Siauw ceng datang, telah menyembunyikan dirinya lagi, ia hampir menjerit ketika melihat orang tua itu membokong Ho Tiong Jong, tapi hatinya bukan main lega dan girangnya tatkala menampak Ho Tiong Jong tidak kurang suatu apa, malah Hui Seng Kang yang ia benci telah binasa diujung golok pemuda pujaannya itu.

Ketika Ho Tiong Jong sudah sampai dipekarangan luar, ia heran disitu ada Khoe cong sedang bertempur dengan seorang yang berpengawakan kecil yang wajahnya ditutup dengan kain kuning.

Ia merasa kagum melihat ilmu pedangnya si kedok kuning yang hebat, hingga musuhnya terdesak mundur.

Tapi herannya, setelah ia muncul disitu, dengan tiba-tiba saja si kedok kuning permainan silatnya agak kalut dan barbalik keteter oleh serangan Khoe cong yang hebat.

Ho Tiong Jong berpikir, Aku tidak kenal orang ini, tapi kedatangannya pasti hendak membantu aku, maka nya dia bertempur mati-matian dengan Khoe cong.

Tapi kenapa barusan ilmu silat pedang nya demikian bagus, sekarang berubah menjadi kalut" Betul-betul aneh.

Tapi tidak apa, aku harus menolong padanya., , 

Sebentar kemudian tubuhnya melesat dan menyelak diantara dua orang yang sedang bertempur, hingga dua-duanya tertolak mundur.

Tiong Jong.

seru Khoe cong heran Ya, aku Ho Tiong Jong, jawab sipemuda kemudian ia berpaling kearah si kedok kuning dan berkata.

Saudara, kau mundurlah.

Biarlah aku yang menempur kawanan kurcaci ini.

Terima kasih atas bantuanmu, lain kali kita ketemu aku akan membalas budimu.

Si kedok kuning mundur berdiri disamping menonton Ho Tiong Jong menghadapi bekas lawannya tadi (Khoe cong), ia tak bergerak apa atas perkataannya Ho Tiong Jong.

Khoe cong perdengar tertawa menghina, Segala anak haram berani membentur Siauwya (tuan muda), benar-benar tidak tahu diri.

Kata-katanya belum lampias atau satu serangan golok yang berat membuat si muka buruk itu gelagapan menangkisnya.

ia merasa linu tangannya ketika senjata goloknya membentur golok lawan.

Bukan main kagetnya ia tidak mengira sama sekali bahwa Ho Tiong Jong kepandaiannya kini sukar diukur.

Dengan kepandaiannya Ho Tiong Jong seperti tempo hari, pikirnya ia boleh menghina seenaknya pada pemuda itu, akan tetapi sekarang setelah mendapat kenyataan kepandaian Ho Tiong Jong lain daripada yang lain, maka tak berani memandang rendah lagi dan terus melayani dengan ilmu-ilmu yang lihay.

Hui Siauw ceng yang ditinggalkan musuhnya, tidak tinggal peluk tangan, ia buru dan berteriak-teriak.

Anak bau, kenapa kan meninggalkan aku" Kau jangan mengimpi untuk melarikan diri dari hadapanku Sementara itu Ho Tiong Jong dan Khoe cong sudah bertempur Hui Siauw ceng, begitu sampai, ia juga lantas menyerbu, ia gunakan senjata pitnya untuk menyerang Ho Tiong Jong.

orang muda itu tidakjerih dikerubuti berdua, sambil memainkan ilmu golok keramatnya, kini ia sudah mahir delapan belas jurus berkat kebaikannya Ie Boen Hoei yang sudah menurunkan enam jurus lagi kepadanya, Ho Tiong Jong dengan tenang-tenang ia melayani musuh kuat itu.

si kedok kuning yang berdiri menonton, matanya memancarkan sinar kagum.

Kau lekas pergi, saudara.

kata Tiong Jong tiba-tiba, ketika melihat sikedok kuning tinggal berdiri menonton saja.

Si kedok kuning hanya anggukan kepala, tapi tak bergerak dari tempat berdirinya, Hal mana membuat Ho Tiong Jong tak enak hati nya, karena pikirnya ia bertempur tidak leluasa kalau harus melindungi kedok kuning.

Saudara, apa kau masih tak mau menurut permintaanku.

Tanya Ho Tiong Jong.

Seperti barusan, sikedok kuning hanya anggukan kepala, tubuhnya tidak bergerak barang setindak juga.

Bocah bau, kata Hui Siauw ceng, jangan perhatikan orang, perhatikan diri sendiri yang sebentar lagi akan menemui Giam lo ong.

Ho Tiong Jong panas hatinya.

Tangkisannya dibikin lebih berat lagi, hingga sabansaban menggetarkan tangannya lawan kalau kedua senjata beradu.

Hui Siauw ceng mengagumi tenaga dalamnya sianak muda yang hebat.

Pikirnya entah dari mana ini pemuda dapatkan pelajarannya" Dalam sedikit waktu saja kepandaiannya sudah melampaui orang-orang yang sudah berlatih puluhan tahun lamanya, sungguh luar biasa.

Ia gunakan senjata pitnya lebih cepat dan menyerang bertubi tubi pada Ho Tiong Jong akan tetapi semua itu dapat dikelit dan di-tangkis dengan mudahnya.

Si kedok kuning kembali memancarkan sinar kagum dari sepasang matanya yang jernih, ia tidak turun tangan, karena ia sudah tahu bahwa dua lawannya Tiong Jong itu tidak nanti dapat menjatuhkan kepandaiannya si pemuda yang setingkat lebih atas dari mereka.

 Sementara ia sedang terkagum-kagum oleh ilmu silatnya Ho Tiong Jong, tiba-tiba si pemuda lompat menyambar tubuhnya yang langsing ceking dan dilontarkan sejauh beberapa tumbak.

Lontarannya itu seperti dikendalikan saja, karena jatuhnya si orang ber-kedok kain kuning berdiri jejak dan tidak sempoyongan.

orang berkedok kain kuning itu kelihatan merasa sangat kagum akan berkepandaiannya Ho Tiong Jong, sebaliknya sipemuda agak tertegun karena ketika ia sedang menyambar pinggang si kedok kuning yang langsing liba tiba hidungnya mengendus bau harum yang ia sudah dapatkan.

Apakah.

tanyanya dalam hatinya sendiri.

Khoe cong yang melihat si kedok kuning dilemparkan, pikirnya musuhnya itu akan melarikan diri, maka ia cepat lompat menyusul.

Tapi ia kecele, sebab dengan enteng sekali si kedok kuning telah enjot tubuhnya melesat keatas dan menghilang diatas genteng rumah, ia telah mengumpat di tempat gelap dan terus menyaksikan jalannya pertempuran Ho Tiong Jong dengan dua orang lawannya, yang seketika itu telah dimulai lagi.

Ho Tiong Jong hatinya repot dengan pertanyaan apakah dia.

tapi disampingnya, tidak lalai melayani dua musuhnya.

Ketika ia hendak merobah serangannya dan membuat dua lawannya kucar-kacir, mendadak ia mendengar dari atas genteng ada suara yang ketawa dingin.

Bocah bandel, apakah klau tidak mau lekas menyerah untuk lohu ikat" Berbareng, orangnya melayang turun dan menyerbu dalam kalangan pertempuran mengerubuti sipemuda.

Ternyata ada Lauw Pek cong, kepala dari Lauw ke Chung (Perkampungan Lauw), salah seorang terkuat dari Perserikatan Benteng Perkampungan.

Ho Tiong Jong tidak jerih, malah merasa bangga dirinya dikerubuti oleh tiga orang kuat dari Perserikatan Benteng Perkampungan.

Semangatnya terbangun dengan mendadak, gerakannya kelihatan lebih gesit dan menyerangnya lebih berbahaya.

Pertandingan dikeroyok tiga berjalan sampai tiga puluh jurus, mereka tidak dapat menjatuhkan si pemuda.

Tampak jalannya pertandingan tak seimbang sekali.

Tiga orang itu lihay kepandaiannya, terutama Hui Siauw ceng jago menotok jalan darah dengan senjata pitnya yang khusus untuk menyerang demikian.

Dalam jurus jurus yang dilebatkan, tubuh-nya Ho Tiong Jong bukannya tidak kena disentuh oleh serangan mereka.

Sudah beberapa kali senjata pitnya Hui Siauw ceng menotok jalan darahnya, yang penting-penting, akan tetapi heran si pemuda tidak apaapa, Ho Tiong Jong seolah-olah badannya kebal dengan totokan, juga goloknya Lauw Pek ceng sudah berkali-kali menggores lengannya dan mengeluarkan darah, tapi Ho Tiong Jong tinggal anteng-anteng saja memberikan perlawanannya.

semua itu seperti juga sudah dihiraukannya.

Tidak heran kalau musuh-musuhnya menjadi kebingungan Ho Tiong Jong kebal sekali terhadap totokan dan senjata tajam, harus dengan cara bagaimana mereka dapat merubuhkannya pemuda kosen ini" Tiba-tiba terdengar Khoe cong berkata, Anak bau ini rupanya ada pakai baju pelindung badannya, maka nya tidak mempan totokan orang.

Baik-baik kita harus menjaga jangan sampai dia dapat meloloskan diri.

Dibelakang hari dia dapat membikin sulit Perserikatan kita, kalau malam ini kita beri kebebasan kepadanya.

Dua kawannya tidak menjawab, hanya menyerang lebih gencar lagi.

Ho Tiong Jong sebenarnya tidak punya maksud untuk melarikan diri, akan tetapi mendengar perkataan Khoe cong tadi, tiba-tiba hatinya dibikin tergerak, pikirnya perlu ia melarikan diri dahulu untuk sementara waktu.

Belakangan ia akan menuntut balas kepada mereka satu demi satu sehingga habis.

Setelah berpikir demikian maka setelah menangkis senjatanya Hui Siauw ceng, dengan gesit ia menerjang pada Khoe cong, yang ia anggap diantara tiga lawannya itu adalah Khoe cong yang paling lemah.

Khoe cong tahu akan maksud Ho Tiong Jong, maka ia teriaki kawannya, Hei, awas anak bau ini mau meloloskan diri Berbareng ia menyerang dengan tipu serangan Hong jauw Si-liu atau Angin menggoyangkan cabang pohon Liu , hebat sekali serangannya, tapi dengan mudah dapat dipunahkan oleh Ho Tiong Jong.

Kemudian terdengar anak buahnya itu keluarkan tertawanya yang panjang.

Sambil menangkis serangan golok Lauw Pek cong dan berkelit dari totokan senjata pitnya Hui Siaow ceng, ia enjot tubuhnya laksana burung terbang menciok diatas genteng.

Tuan-tuan maafkan, lain kali saja kita ketemu lagi.

katanya, kemudian putar tubuhnya henda benalu dari situ.

Tiga musuhnya dengan penasaran telah menyusul lompat keatas genteng, akan tetapi satu demi satu dipukul jatuh lagi, hingga mereka tidak berdaya.

Dia dapat meloloskan diri kata Khoe cong sambil banting-banting kaki.

Terdengar Ho Tiong Jong dari atas genteng berkata.

Tuan-tuan, aku Ho Tiong Jong sudah paham siapa lawan atau siapa kawan, nanti ada satu hari aku akan datang kepusat Perserikatan Benteng Perkampungan untuk menguji kepandaian kalian-Jangan cemas, pasti ada satu hari aku akan datang pada kalian-.

Perkataannya ditutup dengan siulan panjang orangnya yang lantas berkelebat meninggalkan tempat itu Meskipun dengan sangat geregetan Khoe cong dan kawan kawannya telah memborbardeer dengan senjata-senjata gelap mereka yang sangat di andalkan, ternyata Ho Tiong Jong sudah menghilang dengan selamat.

Khoe cong membanting-banting kaki saking menyesal tak dapat menangkap Ho Tiong Jong, dilain pihak Hui Siauw ceng berCatrukan giginya dan tangannya dikepalkepal dengan sangat sengit, Anak haram itu bisa lolos, sungguh sayang sekali, Aku sebenarnya ingin menangkap hidup-hidup, kemudian membelah dadanya dan diambil hatinya untuk menyembahyangi anakku.

oh, Seng Kang, kau sudah menjadi korban anak haram itu.

Hui Siauw ceng menangis sambil menghampiri mayat Hui Seng Kang, dimana ia jatuhkan diri memeluk pada tubuh anaknya yang sudah jadi dingin itu.

sebenarnya tidak selayaknya ia menyesalkan Ho Tiong Jong dan mengatakan anaknya mati menjadi korbannya Ho Tiong Jong, sebab kematiannya Hui Seng Kang karena gara-garanya yang melakukan serangan membokong, Ho Tiong Jong terdorong kedepan justeru ujung goloknya sedang ditujukan ke-arah dadanya Hui Seng Kang maka enak saja ujung golok yang tajam itu menembusi dadanya si orang kasar.

Mari kita lihat kemana Ho Tiong Jong pergi" Waktu ia lari belum berapa tindak, matanya yang lihai dapat melihat bayangan orang yang kecil langsing berkelebat didepannya.

ini tentu si dia, pikirnya dalam hati, maka seketika itu juga Ho Tiong Jong lantas mengejar.

orang yang dikejar ternyata sangat gesit dan juga larinya cepat sekali.

Karena ketinggalan beberapa tumbak.

maka Ho Tiong Jong tak dapat menyandak dengan lantas, Apa mau ketika jaraknya di antara mereka tinggal tidak seberapa dengan mendadak bayangan kecil langsing itu telah nyelusup kedalam rimba dan menghilang Ho Tiong Jong heran, ia celingukan mencarinya, akan tetapi orang yang dikejar tadi tidak kelihatan meskipun hanya bayangannya, ia jadi berdiri bengong.

Ketika ia berpaling kebelakang, alangkah kagetnya karena melihat dijurusan kuil Kong-beng sie ada terbit kebakaran besar.

Itulah tidak salah lagi, tentu kuil Kong-beng-sie yang terbakar, di bakar oleh itu tiga orang jahat.

Demikian pikir Ho Tiong Jong dengan sangat gelisah mengingat akan nasibnya Tay Hong Hosiang, Padri tua itu sudah kehilangan semua tenaganya oleh karena sudah diberikan kepadanya, maka sudah tentu ia tidak bisa menolong dirinya sendiri.

Apakah ia dapat ditolong oleh murid-muridnya" Ya, apa murid-muridnya tidak menjadi korban keganasan mereka bertiga" Pertanyaan-pertanyaan itu mengaduk dalam otaknya Ho TiongJosg.

ia tak sampai hati, maka ia lantas memutar tubuh hendak kembali kekuil Kong beng-Sie.

Selagi ia baru saja jalan beberapa langkah lantas muncul bayangan si kecil langsing, siapa ternyata bukan lain siorang berkedok kain kuning.

Ia menghadang di depan Ho Tiong Jong sambil menggoyang-goyangkan tangannya.

Inilah ada isyarat supaya Ho Tiong Jong jangan kembali ke kuil, karena ada sangat berbahaya rupanya.

Ho Tiong Jong mengerti akan gerakan itu tapi ia masih tetap gelisah dan berkata.

Ya, kalau aku tidak kembali menolong pada Tay Hong Hosiang, membiarkan dia binasa dimakan api, apakah itu bukan tandanya seorang tidak berbudi" Dia telah menolong jiwaku dan mengorbankan tenaganya untuk kepentinganku, bagaimana aku bisa peluk tangan saja menonton kematiannya" Si kedok kuning menggeleng-gelengkan kepalanya sambil goyangkan tangannya.

Ho Tiong Jong sangsi terhadap orang didepannya ini apakah dia Seng giok cin" Dari bau harum tadi, ketika ia menyambar pinggangnya dan dilempar jauh-jauh supaya dapat kesempatan melarikan diri, itulah bau harum yang biasa dipakai oleh si cantik dari Seng keepo, gadis pujaan yang ia tak dapat melupakannya.

Matanya Ho Tiong Jong memandang tajam pada sepasang matanya sikedok kuning, yang balas memandang dengan melalui lubang pada bagian mata dari kedoknya, itulah sepasang mata yang tidak asing lagi bagi Ho Tiong Jong.

Tapi apa benar seng Giok Cin mungkin ia benar sinona, sebab ia sudah biasa menyaru dalam pakaian lelaki.

Tapi, Ho Tiong Jong sangsi, kalau benar Seng Giok Cin, kenapa ia tidak mau bicara " Bukankah pertemuan itu ada menggembirakan mereka" Kenapa" Apakah Seng giok cin marah kepadanya.

Untuk mendapat kepastian, maka ia lalu berkata.

Ya, baikah, aku menurut padamu, tapi aku mau lihat dahulu wajahmu, Nah, bukalah kedokmu.

sikedok kuning menggeleng-gelengkan kepalanya.

Penolakan itu memang sudah diduga teriebih dahulu oleh Ho Tiong Jong.

Pemuda itu maju menghampiri tapi si kedok kuningpun mundur menjauhi, maka sipemuda hentikan langkahnya.

Saudara, kau telah memberikan bantuan padaku.

apakah sebabnya " si kedok kuning tidak menjawab, hanya ia berdiri memandang pada sipemuda.

Apa saudara ini gagu" Tanya Ho Tiong Jong.

Si kedok kuning anggukkan kepalanya.

Ho Tiong Jong melengak.

Pikirnya, pantasan dia dari tadi tak bisa bicara, kalau begitu memangnya dia gagu" Tapi pemuda itu sangsi untuk membantah dugaannya sendiri, bahwa orang asing di depannya itu ada si nona pujaannya, Apalagi, karena tiupannya angin malam pada saat itu telah membawa harum yang ia sudah kenal baik menusuk kehidungnya.

Akhirnya Ho Tiong Jong bersenyum tawar.

Ia merasa sedih, karena gadis pujaannya itu kelihatannya sudah tidak mau kenal lagi kepadanya.

itulah mudah dimengerti karena tingkatan giok cin dengan dirinya ada seperti bumi dan langit, mana ia surup menjadi timpalannya" Mengingat akan nasibnya yang malang, Ho Tiong Jong jadi melamun pada kejadian yang lampau, bagaimana baiknya si nona terhadap pada dirinya, bagaimana mesra si cantik menyintai dirinya, Sekarang mungkin ia sudah diusir oleh ayahnya dan teriuntalunta disebabkan gara-gara dirinya yang dituduh mencuri benda pusaka keluarga Seng, ia saat itu menjadi bengong seketika lamanya.

Pikirnya, apakah ia balik kembali ke kuil untuk bertempur" Tapi dipikir sebaliknya ia sendiri melawan tiga jago kenamaan dari Perserikatan Benteng perkampungan ada berat untuk menang, Mungkin mereka kini sudah mendapat bala bantuan lagi, tentu akan lebih berat melawannya.

Paling baik ia batalkan niatannya kembali biarlah lain kali, ada satu hari ia dapat mengunjungi jago-jagonya perserikatan Benteng perkampungan ini untuk membuat perhitungan dan disitu barulah mereka akan kenal kelihayan Ho Tiong Jong.

siorang berkedok kain kuning melihat Ho Tiong Jong seperti orang linglung, agaknya tidak sabaran dan diam-diam telah meninggalkan si pemuda.

Ketika Ho Tiong Jong tersadar dari lamunannya, ia celingukan mencari si kedok kuning, ternyata sudah tidak berada disamping nya lagi Kemana dia " Terdengar ia menghela napas beberapa kali.

Meskipun hatinya tidak niat kembali ke-kuil Kong beng sie, akan tetapi sang kaki tanpa disadari telah membawa dirinya dengan perlahan-lahan kearah kuil.

Makin dekat makin berkobarnya api makin besar, hatinya sangat perih, mengingat ia tidak berdaya memberikan pertolongan kepada Tay Hong Hosiang yang telah berkorban tenaganya untuk kepentingan dirinya.

Ia berdiri termenung-menung mengawasi lautan api yang memusnahkan kuil Kong beng sie dari sebelah kejauhan air matanya beriinang-linang.

ia menyesal saat itu tak dapat membasmi kawanan orang ganas itu, karena kalau ia berlaku nekad, sekali kena dikepung jiwanya sukar tertolong dan kalau ia mati, siapa yang nanti akan membalas Tay Hong Hosiang dengan murid-muridnya yang menjadi korban keganasan kawanan jahat, untuk menbalaskan sakit hatinya.

Selagi ia termenung tiba-tiba ada sebuah batu menyambar dari samping atas.

Ho Tiong Jong sudah mahir menangkap suara bagaimana kecilpun, maka sambaran batu itu sudah lantas diketahui olehnya, cepat ia berkelit dan tubuhnya berputar kejurusan batu tadi menyambar.

Ternyata di atas sebuan pohon tidak jauh daripadanya ada si kedok kuning yang sedang menggapaikan tangannya.

Berbareng si kedok kuning sudah melompat turun dari atas pohon, hingga ketika Ho Tiong Jong sampai kesitu ia sudah angkat kaki beberapa tumbak jauhnya.

Tangannja terus menggapai lagi, ketika melihat Ho Tiong Jong berdiri menjublek.

Sipemuda tergerak hatinya, pikirnya, kalau tidak ada urusan penting niscaya ia si kedok kuning tidak menggapai-gapaikan tangannya demikian.

Berpikir kesitu, cepat cepat ia gerakkan kakinya menyusul.

Dua orang beriumba-lumba lari, Kelihatan keduanya mahir dalam ilmu mengentengi tubuh dan lari cepat maka dalam tempo pendek saja sudah dilebatkan jarak beberapa li.

Mereka sampai pada sebuah lapangan yang rata, dimana ada terdapat sebuah telaga yang jernih airnya.

Si kedok kuning sudah masuk kedalam rimba, sedang Ho Tiong Jong merandek ditepinya telaga dan menyaksikan pemandangan disitu, hatinya lantas terkenang kepada masa lampau ketika Seng Giok Cin menyediakan seperangkat baju baru untuknya setelah ia mandi dalam telaga di Seng-kee-po.

Nona Seng cantik luar biasa, ia pandai bun dan bu (silat dan sastra), pikirnya bukan timpalannya untuk menjadi kawan hidup, Lebih lagi, si nona ada turunan orang hartawan, sedang ia hanya seorang miskin dan tidak tahu siapa orang tuanya.

Ia merasa sedih kalau ia memikirkan nasibnya yang buruk.

Tiba-tiba hatinya mendadak terbuka dan bergembira, ketika pikirannya melayang kepada saat-saat ia bersama dengan si nona, berkuda berduaan dan saling peluk dengan mesra.

Meski Seng Giok Cin ada anaknya orang hartawan dan kecantikannya dapat menundukkan pemuda yang mana saja, akan tetapi ia tidak angkuh dan sombong terhadap dirinya yang miskin, malah si nona pernah mengatakan bahwa ia belum pernah melayani lelaki dan Ho Tiong Jong yang pertama kalinya dilayani, sedang hatinya pun sangat tunduk kepadanya, ramah tamah dan telaten ketika merawat dirinya sipemuda dalam mabuk dalam sebuah hotel.

Melamunkan apa yang sudah lewat, hatinya terus terkenang kepadanya yang baik hati itu.

Pikirnya entah kapan ia dapat berjumpa lagi dengan nona Seng" Saking asyik semangatnya melayang-layang hingga ia tidak merasa kalau si kedok kuning sudah berada disampingnya berdiri mengawasi kepadanya.

ooOOoo
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar