4 Ways to Get a Wife Bab 14 : Epilog

Bab 14 : Epilog

Sudah setahun lebih mereka menikah, namun Jung Won tetap sangat sibuk sampai tidak bisa meluangkan waktu untuk perjalanan bulan madu mereka yang kedua. Apa ini tidak keterlaluan? Kim Geon Hyeong yang menjalankan Goryo Grup saja bisa meluangkan waktunya, tetapi mahasiswa tahun pertama fakultas Ilmu Holtikultura itu yang malah tidak bisa meluangkan waktu, bahkan saat liburan musim panas sekalipun. Jung Won pun menyadari bahwa dirinya terlalu sibuk. Jung Won menerima saran pertama dari suaminya demi mewujudkan mimpinya berkebun dengan mengikuti tes ujian masuk universitas dan mulai belajar dengan sungguh-sungguh mengenai perkebunan. Meskipun nilainya tidak terlalu sempurna untuk bisa masuk ke Universitas Kyung Hwan, setelah berjuang keras, akhirnya ia berhasil diterima di fakultas Ilmu Holtikultura dan ternyata kesibukannya tidak hanya belajar. Berbagai masalah scpclc di keluarganya pun ikut menjadi urusannya.

Diawali dengan keberangkatan Jae Hyun untuk sekolah ke Amerika. Entah bagaimana ia merayu seorang wamita seksi berambut pirang itu, namun Nyonya Oh hampir pingsan mendengar kabar itu. Ia lalu terus- menerus menelepon Jung Won yang kira-kira bisa menghubungi Jae Hyun. Oleh karena itu, saat im Jung Won berada di posisi sulit di antara Jae Hyun yang bersikeras tidak akan membiarkan ibunya campur tangan lagi dan Nyonya Oh yang terbaring lemas dan putus asa.

Lalu, Shin Hee yang tanpa memedulikan Geon Hyeong tetap menjadikan Jung Won sebagai adiknya dan setiap ia bertemu dengan lelaki baru, ia selalu berkonsultasi dengan Jung Won. Geon Hyeong mau tidak mau harus memberikan kata-kata penghiburan pada guru SMP yang sedang berpacaran dengan Shin Hee. Lalu, kakek dan nenek Geon Hyeong juga tidak henti-hentinya meminta cicit kepada mereka. Ditambah lagi dengan Jason dan Hee Won yang belakangan ini tiba- tiba sangat akrab dan mau tidak mau Jung Won pun harus memperhatikan mereka. Geon Hyeong pun sebenarnya ingin melarang deru kenyamanan temannya itu sendiri, namun sepertinya ini merupakan solusi yang baik untuk segera menyerahkan adik iparnya itu pada lelaki yang bertanggung jawab. Namun, Jung Won tidak setuju karena umur mereka berbeda terlalu jauh. Jika mereka saling jatuh cinta, apa boleh buat. Namun, tetap tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan kisah kedua player itu.

Bagaimanapun, banyak hal yang membuat istri Geon Hyeong itu sibuk. Seandainya :a tidak ikut menyiangi gulma di sawah orang lain di siang hari seperti ini, mungkin ia masih punya waktu untuk istirahat. Geon Hyeong kini rasanya tidak tahan melihat Jung Won yang semakin kurus kering. Namun, Jung Won tetap saja bekerja dengan rajin meskipun Geon Hyeong sudah sering memarahinya. Geon Hyeong akhirnya melirik jam tangannya dan menutup laptop yang sedang ia pakai untuk bekerja lalu pergi menjemput Jung Won.

Begitu ia keluar dari ruang keluarga, seekor kucing berbulu tebal langsung bergelayut dan bermanja-manja di kakinya. Sementara, Chi- chi melebarkan sayapnya dan menatap Gcon Hycong dengan wajah sedih.

“Saranghae, Saranghae???”

“Maaf sekali, tapi aku hanya mencintai istriku.”

“Tidak, tidak.”

Untungnya, Duldul yang selalu ada di halaman depan tampak sedang tidur siang dengan tenang. Ketika Geon Hyeong bertekad harus mengajak Jung Won pulang sebelum anjing ini menggonggong dengan berisik, ia menyadari kehadiran seseorang dari luar rumahnya.

Jung Won datang bersama seorang lelaki. Ada apa ini... Seandainya saya wajah Jung Won tidak terlihat pucat dan tidak ada anak perempuan lain yang datang bersamanya, mungkin Geon Hyeong sudah melayangkan pukulannya.

“Ada apa?” --Note 23 Saranghae, Saranghae— aku mencintaimu, aku mencintaimu--

Gcon Hycong segera menyelamatkan Jung Won dari lelaki yang kelihatannya masih muda itu dan bertanya dengan terkejut pada istrinya yang terlihat pucat.

“Tidak apa-apa, hanya karena udara panas. Heatstroke.”

“Makanya, kenapa kau keluar panas-panas seperti ini... Ayo masuk dan rebahan.”

Begitu Jung Won tersenyum menandakan bahwa ia baik-baik saja, lelaki yang hampir saja marah-marah itu segera menggendong istrinya masuk. Mahasiswi itu memandang sosok belakang mereka dengan iri, sementara wajah mahasiswa itu penuh dengan rasa tidak percaya. Meskipun usia Jung Won beberapa tahun lebih tua darinya, baginya Jung Won adalah sosok yang seperti malaikat. Tetapi malaikatnya itu sekarang malah bersama lelaki yang kelihatan menyeramkan seperti im. Merasa harus menyelamatkan wanita itu, mahasiswa itu menegakkan tubuhnya dengan geram.

“Maaf, kau siapa?”

“Suaminya.”

Begitu Geon Hyeong keluar dari kamar, anak lelaki itu langsung bertanya padanya. Geon Hyeong yang hendak menuju dapur untuk mengambilkan air putih dingin untuk istrinya, menyahut dengan singkat. Gcon Hyeong yang kebetulan ingin berterima kasih kepada dua mahasiswa yang sudah menolong istrinya itu menghentikan langkahnya.

“Suami? Jadi, kaan memang sudah benar-benar menikah?”

“Memangnya ada orang yang menikah bohong-bohongan?”

Geon Hyeong balik bertanya dengan nada dingin dan ketusnya yang ditakuti oleh semua orang, termasuk mahasiswa berumur 20 tahun yang masih belum melewati asam garam dunia ini. Mahasiswa yang kini tidak berani menatap Geon Hycong itu hanya menarik napas terkejut. Mahasiswi yang tadinya menatap Geon Hyeong dengan kagum itu pun langsung mundur teratur dengan wajah pucat. Kenapa eonmi itu bisa sampai menikah dengan lelaki yang menyeramkan seperti ini? Bonmi yang baik hati itu ternyata sudah mengorbankan dirinya untuk orang ini. Atan, pasti ia dianuam oleh orang ini.

“Ah, bukan... begitu. Ternyata... kalian sudah menikah.”

“Tentu saja. Makanya kau jangan berani macam-macam dengan wif-ku.”

Geon hyeong menekankan kata “se dengan sungguh-sungguh. Padahal, mereka sudah menikah lebih dari satu tahun, namun masih ada saja laki-laki yang menggoda istrinya. Hal ini benar-benar membuat Gcon Hycong tidak tenang. Rasanya ia ingin memasang pengumuman di koran kalau Kang Jung Won adalah wanita yang sudah menikah.

“Baiklah. Ia... hanya seperti... Ny... Nuna bagiku.”

“Satu adik ipar laki-laki sudah cukup bagiku. Aku harap kau menganggap istriku hanya sebatas teman satu angkatan yang sudah menikah. Bagaimana menurutmu?”

“Ya, aku juga setuju.”

Mahasiswa polos yang terlihat gugup itu mengubur dalam-dalam cinta pertamanya di tempat itu dan harus puas hanya dengan menganggapnya sebagai teman seangkatan yang sudah menikah. Sejak awal, Geon Hyeong memanglah bukan saingan yang sepadan dengannya. Sebagai lelaki, mungkin mahasiswa berumur 20 tahun yang masih hyjau itu akan mengidolakan Gcon Hyeong yang sangat terlihat macho. Namun sebagai saingan dalam percintaan, Geon Hyeong jelas bukanlah saingan yang ingin ia tandingi.

Geon Hyeong yang puas dengan sikap mahasiswa itu kemudian dengan baik hati memberikan sejumlah uang untuk acara makan bersama di jurusan mereka sebelum kedua mahasiswa itu pergi. Tidak lupa ia memberi perintah pada kedua anak itu untuk menyampaikan bahwa Jung Won tidak bisa hadir karena ia adalah wanita bersuami dan sekarang sedang sakit, serta meminta supaya dimaklumi. Kalau Jung Won tahu, nanti pasti dia akan marah-marah. Namun mereka sudah berjanji mengenai hal ini sejak awal. Tentu saja, Jung Won tidak boleh mengikuti mee/ing4 bersama teman-temannya. Lalu, acara Orientation Training (OT), Membership Training (MT), atau acara kampus lainnya pun harus mendapat persetujuan dari suaminya dulu. Saat membuat perjanjian itu, Geon Hyeong pun yakin bisa memberi izin untuk mengikuti kegiatan kampus itu, namun melihat banyak lelaki muda yang menggoda istrinya seperti ini, sepertinya ia harus memikirkan kembali hal itu.

“Kenapa kau tidak memakai cincinmu?”

“Nanti kotor terkena tanah.”

Geon Hyeong bertanya pelan dengan kecewa sambil meletakkan handuk sejuk di dahi Jung Won yang disahut oleh Jung Won sambil tersenyum kecil. Geon Hyeong kadang-kadang merasa sebal melihat cincin kawin Jung Won yang tergeletak begitu saja di atas meja riasnya. Cincin kawin yang di dalamnya terukir nama Geon Hyeong, cincin indah yang dipilih Jung Won itu didesain sama dengan cincin yang tergantung di leher Jung Won.

“Tidak apa-apa kotor. Yang penting kau pakai.”

Geon Hyeong kelihatan tidak suka mendengar alasan Jung Won. Nada suaranya meninggi sebanyak dua oktaf, namun dirinya sendiri sepertinya tidak menyadari hal itu.

“Baiklah. Jangan berteriak seperti itu. Nanti anak ini terkejut.”

“Memangnya kapan aku ber... apa?”

Geon Hyeong yang buru-buru menyelipkan beberapa bantal di punggung ketika ia mengangkat tubuhnya agar bisa bersandar, tiba-tiba terdiam kaku.

“Kau tidak dengar?”

“Bukan begitu, tapi iya, sepertinya aku salah dengar.”

“Kau tidak salah dengar.” --Note 24Mecting— pertemuan beberapa lelaki dan beberapa perempuan di satu tempat untuk mencan kekasih. Mirip seperti kencan buta (di Korea disebut Sogeting), tetapi dilakukan oleh beberapa orang.--

Jung Won berkata dengan yakin sambil menatap wajah Geon Hyecong yang terbengong kaku seperti orang bodoh itu untuk pertama kalinya. Pandangannya terarah ke bagian bawah perut Jung Won yang masih terlihat rata dan belum ada tanda-tanda apa pun.

“Jadi, apa benar...”

“Iya, benar,” Jung Won menjawab pertanyaan Geon Hyeong yang tidak tuntas itu dengan sabar.

“Tidak mungkin.”

“Kenapa tidak mungkin?”

Sejak pertama mengenal pria bernama Kim Geon Ilyeong ini, baru pertama kali ini Jung Won melihatnya panik seperti imi. Jung Won menatap Geon Hyeong yang tidak tahu harus berbuat apa itu dengan lucu. Gcon Hycong yang terus menatap wajah Jung Won dan perut Jung Won secara bergantian itu akhirnya terduduk lemas di salah satu sisi tempat tidur itu. Wajahnya terlihat seolah tidak percaya.

“Kau tidak suka?”

“Tidak. Tidak sama sekali.”

Geon Hyeong menjawab pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh dan langsung memeluk Jung Won dengan erat.

Tidak suka? Tidak mungkin ia tidak suka mendengar berita ini. Ia sclalu membayangkan keluarganya sendiri dengan wanita ini. Setiap memikirkan anak yang mirip dengannya dan wanita ini, ia selalu merasa berdebar-debar. Namun, ketika mimpinya itu menjadi kenyataan, rasa bahagia yang luar biasa merasukinya sampai seolah ia tidak bisa berpikir jernih. Oleh karena itu, satu-satunya yang terlintas di otaknya hanyalah memeluk istrinya dan bersama merasakan detak jantungnya yang berdegup keras.

Geon Hyeong kini tidak lagi seorang diri setelah menikah dengan wanita ini. Lalu, kini keluarga baru mereka muncul.

Awalnya, Geon Hyeong menganggap bahwa cinta itu tidak ada di dunia ini. Namun setelah membuat pilihan yang tidak pernah ia duga sebelumnya, rasanya kini ia menjadi lelaki paling berbahagia di dunia ini.

“Saranghae, Jung Won. Kau adalah pilihan yang terbaik bagiku.” “Bagaimana ya? Tapi kau adalah pilihan terburuk bagiku.”

Mendengar pengakuan Gcon Hyeong itu, Jung Won memutar kembali ingatannya dan tertawa pelan.

Meskipun orang ini suka bersikap semaunya dan keras kepala.

Ia tetap memulai hubungannya dengan orang ini.

Meskipun awalnya dirinya yang membuat pilihan buruk ini.

Sekarang orang inilah yang menjadi orang yang dicintainya.

Cintanya ini bukan cinta pada pandangan pertama. Namun, suatu hari ia menjadi keluarga bagi orang ini.

Lelaki yang dulu adalah lelaki terburuk baginya. Kini menjadi segalanya baginya.

“Meskipun begitu, kau adalah keberuntunganku yang paling luar biasa.”

Jung Won tersenyum kecil mengingat awal pertemuan mereka dulu dan berbisik di telinga Geon Hyeong.

Saranghae. Sarangheyo. Kesungguhan yang terkandung di sebuah kata singkat itulah yang menggerakkan hati mereka. Kini, kisah cinta mereka yang sesungguhnya telah dimulai.

Tamat
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar