Asmara Pedang dan Golok Bab 11

Bab 11

Laki-laki besar berbaju hijau dengan sabuk warna perak itu jelas menggunakan sebuah jurus Kim-kong-hoan-eng-sut (Bayangan Kim-kong bertukar tempat) menutup dengan kuat bagian atas, tengah dan bawah, bersamaan itu pergelangan tangannya yang kuat sedikit menekan ke bawah setengah inci, mengeluarkan jurus Sin-kong-kui-ku (Bayangan setan menangis) untuk membunuh lawannya.

Siapa duga belum lagi jurus Sin-kong-kui-ku dikeluarkan, entah bagaimana Mo-to musuh tahu-tahu sudah menusuk di depan dada.

Saat Mo-to menembus ke dalam tabir jurus Kim-kong hoan-eng-sut, laksana memotong tahu saja, juga laksana memotong air.

Dua tetes besar air mata yang mengerikan itu sudah berada di depan mata, dan sekali mata golok Mo-to berputar dan sudah kembali lagi ke empunya.

Semua orang bisa melihat dengan jelas, tubuh tegar laki- laki besar berbaju hijau dan sabuk warna perak itu sudah terpotong jadi dua bagian, juga terbang kedua arah.

Sebenarnya yang bisa melihat kejadian yang mengerikan ini, hanya To Sam-nio dan seorang laki-laki besar berbaju hijau sabuk warna perak lainnya. Tapi mereka sama sekali tidak sempat terkejut dan merasa sebal hati. Karena dua bagian tubuh manusia yang berlumuran darah itu sudah terbang menerjang kearah mereka.

Kekuatan yang dikeluarkan Mo-to itu selain bisa memotong tubuh manusia menjadi dua, masih bisa menggunakan dua potongan mayat itu masing-masing menerjang ke arah dua orang yang berdiri di dua tempat.

Jurus golok seperti ini dan tenaga dalam yang hebat ini, sangat sulit dipercayai siapapun.

To Sam-nio menggoyangkan pinggangnya, dan bergeser beberapa kaki, menghindar.

Tapi laki-laki besar berbaju hijau sabuk warna perak lainnya tidak seberuntung dia.

Di langit yang terang benderang, di atas air yang hijau, berkilau-kilau sebuah sinar golok, dan di dalam sinar golok mendadak muncul lagi dua tetes air mata yang jernih yang membuat orang takut melihat-nya.

Baru saja Laki-laki besar itu menghindar dari serangan potongan mayat, pedangnya disabetkan dari bawah ke atas, kelebatan sinar pedangnya laksana jaring yang rapat, sejenak melihatnya seperti jurus pedang heb,at dari Bu-tong Ta-mo-ku-yan (Di padang pasir mengeluarkan asap).

Jurus ini harus menggunakan tenaga dalam yang besar untuk mendukungnya, tentu saja kehebatan nya bisa memukul mundur ribuan tentara.

Bacokan miring golok Hoyan Tiang-souw sedikit pun tidak berhenti, dan mulutnya tidak tahan berteriak: "Jurus pedang yang bagus." Tapi sabetan golok dia ini masuk dari celah yang sekecil rambut, malah seperti kereta yang melaju di atas jalan raya, sama sekali tidak ada hambatan.

Laki-laki besar itupun segera terbelah menjadi dua bagian mayat yang berlumuran darah, jeritan mengerikannya juga hanya keluar setengahnya.

Hoyan Tiang-souw hanya menyabetkan goloknya tiga kali, tapi sudah membunuh tiga orang.

Setiap orang yang mati itu semuanya berilmu tinggi dan pembunuh bayaran yang memiliki kepandai an khusus.

Tapi sebuah sabetan dari dia tetap tidak bisa menahannya.

Siapa pun yang melihat keadaan ini, akan timbul satu pertanyaan besar, selain kengeriannya juga sangat besar....

benarkah jurus golok dan tenaga dalam Hoyan Tiang-souw tiada lawannya di dunia?

Atau Mo-to memang ada "tenaga gaib' yang tidak bisa ditahan orang?

Di tepi pelabuhan penyeberangan angin meniup baju, hawa dingin musim semi semakin dingin menusuk tulang.

To Sam-nio melihat ke sekeliling, kesedihan tampak jelas di wajahnya.

Dia menghela nafas sekali dengan pelan berkata: "Pelaksana hukum berbaju hijau yang terpilih oleh Sen

Hai-kun, tidak satu pun yang bukan pesilat tinggi masa kini,

tapi di bawah golokmu, hay.   "

Hoyan Tiang-souw seperti seekor macan tutul yang amat ganas dan penuh kecurigaan, selain itu seperti patung batu yang tidak ada perasaan melihat perubahan berbagai benda di alam semesta, juga tidak ada perasaan kemanusiaan. Mo-tonya dilintangkan di depan dadanya, sepasang lututnya sedikit ditekuk.

Sorot matanya seperti panah tajam, menatap satu- satunya sasaran yang tersisa, To Sam-nio.

Kelihatannya walaupun To Sam-nio berlidah seperti Su- kin, pintar seperti Cen-pin, di tambah keberaniannya seperti Ba-ong, mungkin tetap sulit menghindar sebuah serangan Mo-to.

Wajah To Sam-nio berubah-rubah, menandakan hati dia sedang berontak, sulit dibayangkan.

Tapi akhirnya dia membulatkan tekadnya, suaranya terdengar lembut dan berkata:

"Hoyan Tiang-souw, akhirnya aku tetap memutuskan untuk bertarung dengan mu."

Dari celah gigi Hoyan Tiang-souw mengeluar-kan suara yang sangat dingin:

"Bagus sekali, sangat bagus sekali!" To Sam-nio berkata:

"Seharusnya kau sedikit lembut, dan ada sedikit penyesalan, itu baru betul, kecuali kau, dari mula-mula bertemu sampai sekarang, kau tetap tidak memandang aku sebagai wanita."

Hoyan Tiang-souw menutup rapat mulutnya, artinya dia sama sekali tidak perlu menjawab.

Siapa pun tidak tahu pikiran di dalam hatinya? Siapa yang tahu sebenarnya dia memandang tidak musuh di depan mata ini, wanita atau bukan?

Orang lain tentu tidak tahu, malah sampai dia sendiri juga tidak tahu. Dia hanya tahu keadaan seperti ini bukan saja menakutkan, malah sebuah siasat bertempur untuk mempengaruhi pikiran, asal sedikit terpeleset ke dalamnya, maka maut akan menjemput.

Maka dia pun tidak mau memikirkan. Tapi buat To Sam- nio jika lawan tidak bergerak menyerang, dia juga tidak mau bergerak duluan.

Selain baju Hoyan Tiang-souw melayang-layang di tiup angin, dia seperti sebuah patung batu manusia, tidak ada perasaan juga tidak ada darah daging. Ini adalah Tai-goan- boan-si-sim-su (Dengan diam mengendalikan pikiran secara penuh) dari ilmu golok Pek-mo-ci-to. Dalam keadaan begini, semua perasaan kepusingan dan lain lain, malah tabiat sejak lahir, semuanya tidak akan timbul. Sebab Mo-to adalah segalanya, segalanya juga hanya Mo-to saja.

Jika dia bisa bertahan diam terus dalam waktu dua puluh empat jam (siang dan malam), maka dia seperti seorang dewa atau disebut Thian-cong (setan juga termasuk dalam Thian-cong).

Walaupun dia tidak bisa terus menerus dalam keadaan seperti ini. Tapi jika dalam keadaan seperti ini seperti dewa atau Thian-cong, bagaimana orang biasa dengan segala kekuatannya yang ada di dunia bisa membunuhnya?

Siapa yang bisa membunuh dewa atau setan?

To Sam-nio mengangkat tangan kirinya, lengan baju melayang-layang mencolok mata.

Bersamaan ini Tok-kiam di tangan kanannya seperti ular pintar mencari lubang mendadak datang menusuk.

Mata pedang berwarna biru perak menjelma jadi lima, mengarah mulai dari wajah dada sampai ke bagian perut, lima titik jalan darah mematikan semua diarahnya. Kecepatan serangan pedangnya sulit digambarkan, dan ketepatan mencari sasaran dan hawa pedang yang dikeluarkan, juga membuat orang menjadi ngeri.

Tapi apa tujuan lengan baju kiri dia melayang-layang?

Hoyan Tiang-souw tidak bisa secara khusus menganalisanya.

Di dalam keadaan hening dan jelas seperti itu, dia tidak perlu banyak perhatian tidak perlu banyak berpikir, dengan sendirinya dia tahu di dalam lengan bajunya ada jari, dan di ujung jarinya ada tenaga yang melesat keluar, walaupun sekecil rambut, tapi lawan pasti bisa merasakannya.

Tidak aneh jika bisa mengetahui jari To Sam-nio menyerang dari dalam lengan bajunya, bisa dikatakan semua orang juga bisa tahu, tentu saja semua disebab-kan oleh angin jari yang membelah udara dan datang menyerang. .

Tapi orang tidak akan bisa mengetahui dalam saat sekejap ini, sebenarnya mana yang menyerang, Tok-kiam dan jurus jarinya seperti asli tapi palsu, seperti palsu tapi asli.

Sebenarnya tidak peduli menggunakan pedang atau jari, keduanya dalam sekejap mata bisa terlihat jelas, bisa menyerang dan membunuh, juga bisa berubah menjadi jurus umpan memecah konsentrasi lawan.

Sebenarnya apa yang di gunakan To Sam-nio untuk menyerang dan membunuh lawannya, pedang atau jarinya?

Semua harus ditentukan dalam waktu yang sangat singkat. Buat dia memang bukan hal mudah, tapi walau keputusannya salah, paling-paling tidak bisa mem-bunuh mati musuhnya.

Tapi menghadapi dia tidak boleh ada kesalahan sama sekali, sekali keputusannya salah, maka harus dibayar dengan nyawa, tentu saja harga ini siapa pun tidak mampu membayarnya. Kecuali dia sendiri sudah berminat bunuh diri.

Tidak usah di katakan, jika seseorang ingin meminjam jari pedannya untuk bunuh diri pasti sangat sedikit sekali.

Dalam sekejap mata atau beberapa sekejap mata, untuk Hoyan Tiang-souw hanya menggunakan setengah sekejap mata saja, sudah tahu pedang dia yang benar-benar menyerang, jari hanya jurus kosong.

Dengan dahsyat dia mengayunkan Mo-tonya, sinar golok yang berkilauan memenuhi langit, membuat orang sulit membuka mata.

Dua tetes besar air mata jernih malah sulit bagi orang tidak bisa melihatnya.

To Sam-nio berturut-turut mundur tiga langkah, menghela nafas dalam-dalam.

Tubuh sebelah kanannya menyembur darah segar, sebab seluruh lengan kanan bersama dengan Tok-kiamnya sudah terlepas dari tubuhnya.

Walaupun dia menghela nafas, walaupun wajahnya pucat seperti salju, tapi masih tetap hidup.

Sebuah hal yang paling nyata dan paling penting, padahal sudah lama dia mendengar Mo-to nya Hoyan Tiang-souw tidak berperasaan, tapi kenapa dia malah masih hidup? Dan kenapa keinginannya tidak menjadi kenyataan, kenapa Sin-ie-tay-hoat (Ilmu bayangan gaib) yang digabungkan dengan Coan-sen-pian-cie (Dewa berubah jari berputar), ternyata tidak bisa membuat pikiran lawannya menjadi kacau?

Membuat keputusannya menjadi salah?

Dia ingat saat ketua Tong-to-bun Sen Hai-kun mengajarkan rumus ilmu itu, dia pernah mempe-ragakan sembilan puluh sembilan kali, satu kali pun tidak pernah meleset, siapa pun tidak pernah menduga mana yang tipuan mana yang sebenarnya.

Entah jika Hoyan Tiang-souw bertemu dengan Sen Hai- kun, apakah dia masih bisa menduga dengan tepat?

Dia merasa pusing dan lemah, hay... Can-bian-tok-kiam dari Lam-kang, Sin-ie-tay-hoat yang diajarkan sendiri oleh Sen Hai-kun, malah tidak mampu menahan satu serangan Mo-to.

Hay... aku sudah kehilangan sebelah lengan kanan, apakah masih ingin melanjutkan hidup ini? Lalu untuk apa melanjutkan hidup?

Wajah luar Hoyan Tiang-souw tidak terlihat ada yang aneh, sebenarnya rasa terkejut dalam hatinya seperti ombak besar menerpa pantai.

Di saat dia menebas putus sebelah lengan To Sam-nio, dia seperti melihat langit turun hujan es, dan di dalam hujan es itu entah ada berapa banyaknya tulang tengkorak melayang-layang seperti mau menerkamnya.

Tapi ketika sinar merah darah menghilang, tulang-tulang tengkorak itu pun ikut menghilang, ini berarti dia pasti telah berlatih satu macam ilmu silat aneh atau sihir. Jika ilmu silat dia atau sihir dia lebih kuat sedikit, tidak diragukan bisa menggunakan semburan darah segar tiba- tiba balas menyerang dan membunuh lawannya.

Selain itu dia juga mengetahui, sebenarnya Can-bian-tok- kiam nya To Sam-nio tidak selemah ini, hanya karena dia membagi pikirannya pada ilmu sihirnya, maka jurus pedangnya relatif menjadi lemah.

Mengenai serangan jari dari dalam lengan bajunya, itu bukanlah ilmu sihir, tapi benar-benar semacam ilmu silat yang paling hebat di dunia.

Maka jika To Sam-nio ada kesempatan berlatih lagi, bukan seperti hari ini, kalah dan menjadi cacad, jelas bakal muncul seorang pesilat tinggi yang paling ditakuti, paling sulit dihadapi.

Walaupun To Sam-nio sudah kalah, keluar dari gelanggang.

Tapi dia pernah menyebut Sen Hai-kun, siapa orang ini? Bagaimana kelihayannya?

Inilah sebabnya Hoyan Tiang-souw yang biasanya tidak punya perasaan itu, goloknya tidak mengambil nyawanya.

Hal yang dia ketahui sungguh terlalu sedikit. Maka dia harus hati-hati, dia berharap lebih tahu lebih mendalam. Dari sini bisa diketahui dipandang dari luar dia seperti ceroboh dan kasar, sebenarnya sangat teliti dan hati-hati.

Tentu saja penunjukan ilmu silat sebenarnya dari To Sam-nio juga yang menjadi alasan dia, tidak berani menganggap enteng orang.

"Siapa sebenarnya Sen Hai-kun?" dia bertanya, "Pengetahuanku tentang berbagai macam ilmu silat dan orang-orang aneh sangat sedikit, maka kau jangan mentertawakan aku, aku sungguh-sungguh tidak pernah mendengar nama besar dia."

Tubuh To Sam-nio sedikit oleng, tampak luka-nya tidak ringan, dia sudah hampir tidak bisa bertahan.

Tapi dia tetap masih bisa menjawab:

"Dia adalah ketua Tong-to-bun, berbicara mengenai ilmu silatnya, tanpa disangkal dia adalah master ilmu silat yang tiada duanya, walaupun kau cukup hebat, tapi jikabertemu dengan dia, mungkin..."

Hoyan Tiang-souw mengalihkan arah pembicaraan: "Apakah kau tidak ingin menghentikan darah-nya dulu?

Hal lain bisa dibicarakan nanti."

To Sam-nio ragu-ragu sejenak, lalu dengan cepat menggerakan lengan kirinya, menotok tujuh jalan darah di sebelah kanan tubuhnya, darah yang mengalir dari lukanya segera terhenti.

Lalu dia tertawa pahit berkata:

"Lihat, aku masih bisa merawat diri sendiri, malah masih bisa menggunakan luka, mendadak menyerangmu saat kau lengah."

Kata Hoyan Tiang-souw:

"Sebenarnya aku sudah tahu dan diam-diam mengawasimu, tapi kenapa kau memberitahukan?"

"Aku tidak tahu, di kemudian hari jika aku menemukan sebabnya, aku akan berusaha memberitahumu." •

"Siapa sebenarnya Sen Hai-kun? Selain ilmu silat, apakah dia masih punya kepandaian aneh lainnya?"

To Sam-nio menganggukan kepala: "Ilmu silat dia memang sangat menakutkan, selain itu dia punya beberapa ilmu aneh, seperti mendirikan altar sembahyang lalu memanggil hujan dan angin atau meraga sukma dan lain-lainnya, semua sangat menakutkan, dua macam ilmu ini saja bisa membuat ketakutan kita jadi berlipat ganda."

Hoyan Tiang-souw berkata:

"Orang semacam ini aku tidak berharap ber-temu, tapi jika sampai bertemu, aku akan berusaha melarikan diri, tapi... apakah dia ada kelemahannya?"

To Sam-nio menggelengkan kepala dan dengan yakin menjawab:

"Tidak ada, musuh mana pun jika bertemu dengannya terpaksa mengaku dirinya sedang sial, jika memaksa mencari kelemahannya, mungkin hanya usia yang menjadi kelemahannya?

Usia dia tahun ini sudah delapan puluh tahun, dia sudah kehilangan banyak gairahnya, seperti wanita dia tidak suka, tapi melihat ilmu silatnya yang aneh dan misterius, tenaga dalamnya yang tinggi dan hebat, kulihat dia tidak masalah hidup puluhan tahun lagi."

"Jika dia sudah berusia delapan puluh tahun, dan begitu menakutkan, seharusnya sejak dulu sudah menguasai dunia persilatan, bahkan anak kecil pun akan tahu nama besarnya, itu baru benar." Hoyan Tiang-souw berguman, "tapi sepertinya tidak ada orang yang tahu mengenai dia, kenapa?"

To Sam-nio berkata:

"Sebab dia datang ke Tong-to (Tanah timur) hanya beberapa tahun, dulu dia tinggal di pedalaman, di lembah gunung tinggi di perbatasan Tibet dan India, mungkin beberapa tahun yang lalu, dia baru berhasil menyempurnakan ilmunya sehingga baru turun gunung? Hal ini aku tidak jelas, dan juga aku tidak tahu apakah dia orang Han atau bukan!"

Dia tersenyum, lalu menceritakan dua macam ilmu rahasia Sin-ie-tay-hoat dan Coan-sen-pian-cie.

Yang satu adalah kekuatan aneh di bidang kebatinan.

Yang lainnya adalah ilmu dalam kebendaan.

Di dalam teorinya, siapa pun bisa mengguna-kan kekuatan aneh di bidang kebatinan.

Tapi kenyataannya, tidak demikian.

Kekuatan aneh dibidang kebatinan disebut Sin-tong (Menembus dewa) atau sihir. ,

Sin-tong dan sihir tidak semua orang bisa berhasil melatihnya, hal ini semua orang pun mengerti dan juga tahu.

Bicara mengenai ilmu silat, tidak diragukan lagi adalah kemampuan hebat di bidang kebendaan.

Tentu saja inipun hanya sedikit orang yang bisa sukses, bukan sembarangan orang yang bisa menjadi pesilat tinggi.

Jika ada orang bisa berhasil berlatih di bidang kebatinan dan bidang kebendaan, kita menggunakan kata-kata 'jika bukan dewa pasti setan' untuk menggambarkannya, mungkin tidak akan salah.

Kedengarannya Sen Hai-kun sudah termasuk di dalam 'jika bukan dewa pasti setan'.

Bertemu dengan orang semacam ini, paling baik menjadi kawan bukan menjadi lawan. Jika tidak beruntung menjadi lawannya, paling baik segera melarikan diri jauh-jauh, dijamin itu adalah cara yang paling bagus.

Tapi jika sampai tidak beruntung dan bertemu muka, apakah ada kemungkinan melarikan diri?

Mungkin To Sam-nio menginginkan Hoyan Tiang-souw bisa memikirkan sendiri masalah ini?

Atau supaya dia tahu, alasannya kenapa dia sudah tahu sulit melawan Pek-mo-ci-to, tapi tetap saja tidak berani menolak tidak harus bertarung?

Tiba-tiba To Sam-nio melihat alis tebal Hoyan Tiang- souw menyorot hawa amarah yang menakutkan, tidak sadar dia terkejut sampai mundur dua langkah ke belakang;. Dia berkata:

"Kau mau membunuh aku?"

Hoyan Tiang-souw menggelengkan kepala, hawa amarah di ujung alisnya menghilang seketika, dia berkata:

"Bukan kau, tapi Sen Hai-kun, jika dia sudah mati, maka kau bisa pulang kembali ke Lam-kang."

To Sam-nio sangat keheranan:

"Kau mau melakukan ini demi aku?"

Hoyan Tiang-souw tidak mau mengakuinya, suaranya sengaja menjadi kesal dan berkata:

"Masalah lain jangan dibicarakan, beritahu saja dimana Cui Lian-hoa berada?"

To Sam-nio terkejut dan berkata:

"Kau mencari Cui Lian-hoa? Bukan Cui Lian-gwat?" Pu-couw-siancu Cui Lian-gwat menyuruh dia jangan mengejar dan membunuh Biauw Cia-sa, di dalam hati dia sangat tidak mengerti, maka segera diam-diam dia menyelidikinya, dan mengetahui Biauw Cia-sa telah menangkap Cui Lian-hoa sebagai sandara.

Karena itu, sekarang dia bisa menjawab pertanyaan Hoyan Tiang-souw.

Hoyan Tiang-souw bertingkah seperti menepuk bahu teman lamanya, dia menepuk-nepuk Mo-to, tubuhnya yang tinggi tegap mendadak melayang ke udara melintasi sungai.

Tubuh masih di udara, mendadak dia teringat To Sam- nio, segera memutar tubuhnya menghadap pada To Sam- nio tapi rubuhnya masih tetap terbang ke belakang.

Dia tidak menundukan kepala melihat air sungai yang berkilauan di bawah kakinya, hanya dari jauh melihat ke To Sam-nio, suaranya yang seperti geledek berkata:

"Kau pasti bisa kembali pulang ke kampung halamanmu di Lam-kang, aku berjanji padamu."

Kampung halaman dua kata ini mengandung perasaan yang tidak terlukiskan, rindu yang tiada taranya.

Tentu saja To Sam-nio merindukan kampung halamannya, siapa yang tidak?

Tubuh Hoyan Tiang-souw berputar kembali ke asal, ketika ujung kaki dia akan menyentuh daratan di seberang sana, dia mendadak menyadari banyak hal.

Misalnya To Sam-nio yang dingin dan menarik, memang tidak bisa tidak harus memandang dia sebagai wanita.

Kedua, walaupun dia sendiri sudah meninggalkan kampung halaman, tapi dia bukan tidak rindu. Ketiga, namun dia tidak tahu di dunia ini masih ada banyak masalah, bisa mengikat kaki, bisa mengunci hati, supaya orang tidak bisa pulang kekampung halaman......

Wajah Cui Lian-hoa yang cantik seperti bunga di musim semi mendadak terbayang di dalam hati, itu satu contoh yang paling bagus.

Orang seperti dia, ditambah hal lainnya, sudah cukup membuat orang dengan suka rela berkelana di dunia persilatan, rela mengucurkan darah di bawah golok...

& $ 3

Musim semi di Kang-lam, pemandangan dan hawanya dimana-mana sama.

Setelah Tuan Ku-mu melihat ke cermin, lalu melihat lagi pakaian dan topi yang dipakainya sudah rapi, tidak usah dirapikan lagi, samar-samar tercium bau harum segar dan bersih, hingga dia sangat puas.

Satu-satunya kekurangan adalah keriput di wajah dan uban di pelipisnya, dia tidak bisa menutupnutupinya, hingga orang menduga usia dia tidak kurang dari enam puluh tahun.

Sebenarnya usia dia sudah tujuh puluh tahun.

Mulai dari usia lima puluh tahun, dia sudah mengganti sebutannya menjadi tuan Ku-mu, selama sepuluh tahun lebih, nama dan marga aslinya sudah tidak ada orang yang tahu lagi.

Orang yang disebut disini adalah orang yang hidupnya sudh sukses dan sedikit ternama di dunia persilatan.

Terhadap orang-orang di dunia persilatan yang tidak ternama, tuan Ku-mu tidak mau berkenalan. Di dalam pekarangan yang amat dalam itu semua terlihathening dan tenang.

Tapi hati tuan Ku-mu yang biasanya tidak pernah berdenyut cepat, sekarang selalu berdenyut cepat dan gelisah.

Kenapa setiap kali melihat dia, keadaannya selalu begini? Malah di lubuk hatinya selalu ada pikiran yang bukan-

bukan?

Tuan Ku-mu mengeluh karena itu, terus-menerus memperingati pada bayangannya di dalam cermin:

"Kau adalah orang yang sudah berusia tujuh puluh tahun, buat apa hatimu berdebar-debar demi seorang wanita muda?

Buat apa masih berpikir yang bukan-bukan?

Walaupun dia menyetujuinya, walaupun dia rela, tapi dengan wajah dia yang begitu cantik, yang membuat orang- orang tergila-gila, tentu saja kau tidak serasi?

Buat apa kau masih ingin berpikir yang bukan-bukan?

Sebenarnya usiamu sudah berada diujung, terhadap hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah lama menjadi tawar......

Tapi bukan begitu masalahnya, walaupun seorang tua tidak bisa menikah dengan seorang wanita yang sangat cantik, malah tidak mampu menikmati hubungan suami istri/ tapi masih dapat menikmati kebahagian melalui jalur lainnya.

Misalnya bisa memeluknya, bisa mencium dia......

Betul, kenapa tidak? Memeluk, mencium, kenapa tidak boleh? >>---odwo---<<

Angin harum membuat ruangan belakang yang tenang dan bersih itu, sesaat jadi penuh oleh hawa muda yang lembut.

Satu di depan dua dibelakang, tiga orang gadis cantik berjalan masuk ke dalam.

Kecantikan dua orang gadis yang di belakang sudah cukup memadai!

Tapi gadis cantik di depannya memang luar biasa, kecantikannya sungguh tidak ada duanya, kecantikannya bisa membuat orang sekali melihat jadi tergila-gila.

Tuan Ku-mu menggunakan penampilan yang paling santai, suara yang paling merdu menghormat membungkuk, sambil tersenyum berkata:

"Pu-couw-siancu datang berkunjung, sungguh membuat rumahku menjadi bersinar, juga membuat usahaku mendadak jadi ramai.'

Kepekaan yang khusus dimiliki wanita, membuat Pu- couw-siancu sedikit mengerutkan alis, diam tidak bersuara, sampai setelah duduk di kursi baru berkata:

"Bukankah kau tuan Ku-mu yang beberapa kali pernah ku lihat?"

"Benar aku," kata tuan Ku-mu segera

"Kurang mirip." Pu-couw-siancu berkata, "Kau dulu selalu menyebut dirimu orang tua, tidak pernah menggunakan kata-kata aku, dan kelihatannya kali ini kau sepertinya lebih muda, apa kau sungguh-sungguh benar adalah dia?" Sambil tertawa Tuan Ku-mu berkata:

"Kalau aku bukan Ku-mu, lalu siapa yang Ku-mu?" "Lalu kau tahu tidak kenapa aku mencarimu?"

"Tentu saja tahu." Ku-mu berkata, "akhir-akhir ini aku mendengar dua kali dari To Sam-nio dan Biauw Cia-sa, yang lebih lama lagi adalah kelompoknya Tong-hai-kong- jin, mereka semua sudah kalah."

Pu-couw-siancu mengerutkan alis, berpikir sejenak baru berkata:

"Perihal Tong-hai-kong-jin, tentu saja kau sudah tahu, karena kau adalah orang yang mengenal-kannya.

Tapi tentang To Sam-nio dan Biauw Cia-sa, kau pun malah sudah tahu, jujur saja aku sungguh tidak bisa tidak kagum padamu! Tapi apakah kau tidak terlalu tidak ada pekerjaan? sampai hal yang tidak ada hubungannya denganmu juga kau urus?"

Tuan Ku-mu berkata:

"Sudahlah, jangan bicara lagi, aku ingin bicara empat mata denganmu." Dia melihat-lihat pada dua gadis pelayan dan berkata lagi, "Bisakah mereka menyingkir dulu, sekalian mengawasi jangan sampai ada orang yang mencuri dengar."

Pu-couw-siancu keheranan dan berkata:

"Di tempatmu ini apa juga tidak aman? Siapa yang mau mencuri dengar? Karena kau? Atau karena aku?"

Ku-mu berkata lembut:

"Bolehkah mereka melakukan ini?"

Pu-couw-siancu menggoyangkan tangan. Dua gadis pelayan segera meninggalkan ruangan, dengan serius mengawasi kesekeliling.

Kata Ku-mu:

"Bagus, sekarang aku bertanya. Pesilat tinggi yang diutus oleh perkumpulan Tong-hai-kong-jin juga tidak bisa membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw, buat apa kau masih mengutus To Sam-nio dan Biauw Cia-sa?"

"Jangan bertanya masalah ini, tentu saja aku ada perhitungannya." Kata Pu-couw-siancu.

"Baik, aku tidak akan tanya masalah ini." Ku-mu berkata, "tapi aku masih mau bertanya padamu, apakah kau sungguh-sungguh ingin membunuh Li Poh-hoan?"

Pu-couw-siancu menghela nafas pelan, berkata: "Benar!"

"Bagaimana dengan Hoyan Tiang-souw?"

"Sebenarnya dia tidak perlu mati, tapi jika To Sam-nio gagal, dia akan tahu aku ingin membunuh dia, maka walaupun aku ingin melepaskannya, juga tidak bisa."

"Betul, karena kau sudah punya dua orang yang amat sulit dibunuh." Ku-mu berkata, "maka aku lebih pusing dari padamu, jika ini tujuanmu datang kesini hari ini!'

Dia menggunakan kalimat kebalikannya. Benar saja kata-kata dia sepertinya lebih kuat, sepertinya lebih memusingkan.

Pu-couw-siancu memperlembut suaranya: "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan? Apakah aku orang yang pelit?"

"Kau selalu sangat royal, tapi kadang harta pun tidak berguna, apakah kau mengerti maksudku?"

Pu-couw-siancu menganggukan kepala. Ku-mu segera berkata lagi:

"Apakah kau sudah bertekad mau membunuh mereka?"

Dia kembali menganggukan kepala, walaupun dia pernah ragu-ragu sejenak.

Mata Ku-mu mendadak menyempit jadi satu garis, berkata:

"Jika kau benar-benar sudah bertekad begitu, selain kau harus membayar dengan uang, kau masih harus membayar dengan benda lainnya." i

Pu-couw-siancu berkata:

"Katakanlah, aku bukan orang yang pelit."

Tuan Ku-mu tertawa seperti seekor anjing kampung, katanya:

"Kau harus membayar dengan ciuman, dan pelukan, harus hot, bukan dingin terpaksa."

"Siapa yang ingin memeluk aku dan mencium aku?"

Dia tidak marah, malah sambil tertawa menanyakannya. Tapi dia juga tidak menduga jawaban tuan Ku-mu. Ku-

mu tidak bicara, hanya menunjuk hidung-nya sendiri.

Gerakan ini di dunia ini tidak ada orang yang tidak tahu.

Pu-couw-siancu terkejutnya sampai mulutnya menganga besar.

Untung dia cantik, tidak peduli berekspresi apapun tetap saja enak dipandang, sehingga tidak bisa menggunakan kata 'ikan mati' untuk menggambarkan dia.

Sambil tersenyum tuan Ku-mu berkata: "Jangan ketakutan begini. Aku bukan mayat kaku, hanya usiaku saja lebih tua sedikit. Tapi walau pun usianya lebih tua sedikit, apa tidak boleh menikmati ciuman dan kehangatan wanita cantik?"

Pu-couw-siancu dengan teliti mengawasi dia.

Semakin teliti melihatnya, rasa ingin muntah-nya jadi semakin kuat.

Jika berdasarkan hati nurani dia ingin ingin sekali memenggal kepala dia, lalu menginjak-injak sampai hancur kepalanya.

Tapi dia tidak boleh, karena emosi melakukannya, paling sedikit pun bukan sekarang.

Karena ingin mendapatkan pembunuh bayaran yang paling hebat, di dunia masa kini hanya si tua yang tidak mau mati ini yang bisa!

Akhirnya Pu-couw-siancu bisa menahan rasa ingin muntah dan amarahnya, malah sambil tertawa berkata:

"Siapa yang mampu membunuh Li Poh-hoan dan Hoyan Tiang-souw, kedua orang ini?"

"Di dunia jika ada orang yang tidak bisa di bunuh, maka pasti ada cara yang bisa diusahakan, lagi pula satu kali gagal, masih ada kedua kali, ketiga kali malah sepuluh kali, satu kali pasti akan berhasil."

Kata-kata ini jika bukan dikatakan oleh Ku-mu, siapa pun tidak akan percaya.

Tapi tuan Ku-mu bukanlah orang biasa, dia memang mampu mencari semua pembunuh bayaran terbaik di dunia ini, maka hal yang tidak mungkin, juga bisa berubah menjadi mungkin. Pu-couw-siancu tahu syarat yang dikeluarkan lawan pasti tidak bisa ditawar-tawar, emas dan perhiasan pusaka juga tidakbisa menggantikannya.

Maka dia benar-benar dengan serius mempertimbangkannya.

... kedua orang laki-laki itu apakah benar-benar harus dibunuh? ,

... jika menyanggupi syarat yang diajukan Ku-mu, lalu apakah dia mampu bertahan dalam pelukan-nya? Bisa tidak bertahan dari bibir dan lidahnya?

... hay, dua orang laki-laki itu, walaupun banyak bagusnya, tapi tetap saja hams mati, karena ini adalah perintah dari ketua Sen Hai-kun yang baru diterimanya!

... hay, hay, bibir lidah dan air liurnya tuan Ku-mu, juga mau tidak mau harus bisa bertahan, walaupun tidak bisa bertahan, juga tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Karena perintah rahasia dari ketua malah dengan tegas harus melindungi tua bangka ini.

... namun jika melakukan ini, bagaimana hati ku bisa menerimanya? Bagaimana bisa menerimanya?

0+ *dw* +0

Penghinaan atas tubuhnya sebenarnya bisa diterimanya, siapa pun sama.

Tapi penghinaan di dalam hati tidak sama.

Kesedihan Pu-couw-siancu, sebab utamanya datang dari perasaan terhina di dalam hati.

Sebabnya dia sangat bingung dan sedih, tubuh dan hati seperti dipanggang di atas bara api. Jika diteliti dengan seksama, dijelaskan keluar mungkin banyak orang merasa sulit mempercayainya.

Perasaan terhina di dalam hati malah tidak nyata.

Dengan kata lain itu hanyalah pikiran yang tidak nyata dan kacau.

Di dalam hati setiap orang sudah didirikan bermacam- macam pandangan.

Ada orang yang makannya tidak bosan-bosan harus enak, warna wangi dan rasanya semua harus yang terbaik.

Ada orang yang sedikit pun tidak ada perhati-an, hanya perlu mengisi perut saja.

Ada orang terhadap pandangan baru sex bebas, selain menikmati juga mendukungnya.

Ada orang yang dengan tegas menolaknya, malah bersumpah mati untuk menolaknya.

Dari sini bisa diketahui, tidak peduli makan enak atau makan kasar, tidak peduli sex bebas atau sex konservatif, semua tergantung pandangan masing masing orang.

Pandangan-pandangan ini sendiri tidak ada yang pasti benar atau pasti salah, kebenaranyangpasti.

Di lain pihak, jika ada orang yang suka makan kasar, ada orang yang senang dengan sex bebas. Maka orang-orang yang menganut makanan enak dan konservatif, karena menghadapi keadaan makanan kasar dan sex bebas sehingga timbul kesedihan.

Kesedihan semacam ini jelas dasarnya tidak nyata.

Apa lagi ahli makanan enak bisa berubah jadi makan kasar isme, orang konservatif bisa berubah jadi orang yang lebih modem lebih terbuka, jika pandangan bisa berubah, maka itu membuktikan bukan kepastian.

Tapi pandangan dan kesedihan bukanlah tidak ada, hanya saja hal-hal ini pada dasarnya tidak pasti dan juga tidak nyata.

Pu-couw-siancu akhirnya menahan perasaan ingin muntah dan penghinaan dan kesedihannya.

Saat dia bicara suaranya sudah kembali normal seperti biasa, berkata:

"Baik, aku setuju dengan syarat yang kau ajukan, walaupun aku masih gadis, tapi aku malah mau menemani kau semalaman."

Tanpa sadar Tuan Ku-mu mengangkat tangan memegang daun telinga yang sedikit kering keriput, malah dengan tenaga besar memegangnya, membuat orang khawatir dia bisa merobek daun telinganya. Dia berkata:

"Menemani aku semalaman? Apa aku tidak salah dengar?"

Suaranya kering serak, seperti bukan suara manusia. Pu-couw-siancu tersenyum manis dan berkata:

"Kau tidak salah dengar. Tapi kau adalah orang yang pintar,- tentu ingin tahu aku pun ada beberapa syarat, kenapa aku mau melakukan hal ini?"

Dalam kegembiraan tuan Ku-mu ada rasa khawatir dan berkata:

"Tentu, tentu. Tapi kau hanya mengatakan menemani aku satu malam saja, jika tidur di atas dua ranjang tidur, atau sampai menyentuh pun tidak boleh. Cara tidur seperti ini pasti bukan yang diharapkan oleh laki-laki." Kata Pu-couw-siancu:

"Macam yang aku katakan itu adalah yang diharapkan oleh laki laki."

Ku-mu masih tetap sulit mempercayainya, sehingga dia menjewer telinga mengusap pipi, berusaha mengerti.

Setelah beberapa lama, dia baru berguman sendiri: "Di dunia ini bisa terjadi hal yang sedemikian mengherankan? Dan malah terjadi pada diriku?"

))))>>de<<((((
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar