Pendekar Sakti Im Yang Jilid 4

Jilid 4

Hari sudah sore , pertempuran sudah lebih setengah hari san-ji- liong tanpa mengenal lelah terus bertahan walaupun luka sabetan sudah banyak mereka dapati , dan pada satu ketika “cep…crakk…… crakkk” pedang ouw-ciong menusuk pundak keng-in dan membuat syarafnya terhentak lengah dan “crakk…” pedang toan-lin membacok perutnya hingga robek lebar dan “crass..” pedang liu-sam membacok lehernya hingga hampir putus , keng-in ambruk dan tewas seketika , bun-sin dengan nekat dan tiba-tiba meninggalkan hang-bi dan pouw-eng menerjang liu-sam dengan gerakan jitu dan luar biasa cepat , hal ini sangat mengejutkan dan membuat kelimanya tercengang dan sadar ketika terdengar keluhan liu-sam yang ambruk tewas dengan sebagian kepalanya terbelah dan emapat orang itu langsung menerjang bun-sin dan empat pedang menghantam tubuh bun-sin hingga perutnya robek besar di tembus pedang ouw-ciong , tangannya putus di bacok pedang hang-bi , dadanya tembus oleh pedang toan-lin dan bahunya putus oleh bacokan pouw-eng , bun-sin pun ambruk tewas menyusul suhengnya , dua jago tua yang hanya dua tahun menorehkan nama menutup mata di keremangan senja yang temaram

Ouw-ciong terkesima melihat dua tubuh tua yang bersimbah darah , “mereka sealiran dengan ilmu kita , namun kelihatannya lebih asli dari yang kita terima dari ouw-ong” gumamnya lirih , “benar dan sungguh hebat pertahanan ilmu pedang yang kita sendiri mungkin tidak dapat kuasai” sahut pouw-eng , sementara hang-bi melihat keadaan ciu-tong dan ternyata ciu- tong juga tidak bisa bertahan karena kehabisan darah , dan akhirnya ciu-tong tewas menyusul rekannya liu-sam , kemudian dua mayat san-ji-liong dibuang kejurang di luar pintu gerbang dan mayat liu-sam dan ciu-tong beserta tiga puluh mayat anggota hek-te dikuburkan di luar pintu gerbang

Ui-hai-sian sudah tiga hari berada di ki-bun dan dua hari yang lalu merasakan keanehan dimana anggota tung-kek-hek-te membuat persiapan-persiapan yang sepertinya mencurigakan , hingga malam itu ia mengendap-endap untuk mencuri dengar di kamar pemilik likoan karena dua orang tadi siang menemui pemilik likoan , “gun-ko ! apakah kamu juga harus ikut dalam pasukan yang dibentuk oleh subo!?” , “benar kui-moi dan kita tidak bisa menolak , jadi selama aku tidak ada , likoan ini bisa kalian jalankan.” , “baiklah gun-ko! , hal itu mudah bagi kami namun kamu hati-hati lah karena saya dengar im-yang-sin-

taihap itu luar biasa sakti.” , “kamu tenang saja kui-moi , im- yang-sin-taihap tidak akan mampu menghadapi delapan ratus pasukan dengan sendirian” , “ya… tapi aku masih cemas karena katanya empat ratus pasukan diselatan dapat dikalahakan ole him-yang-sin-taihap.”

“ahh.. itu katrena salah strategi kui-moi !” , “maksud gun-ko sakah bagaimana !?” , “pasukan diselatan itu salah karena mereka menunggu dan im-yang-sin-taihap dapat membaca keadaan dan memporak-porandakan mereka.” , “lalu pasukan yang dibentuk ini apakah tidak demikian gunb-ko!?” , “tidak… polanya lain , delapan ratus pasukan ini akan bergerak menjumpai im-yang-sin-taihap dengan tiga gelombang !” , “tiga gelombang!? , maksudnya bagaimana gun-ko!?” , “gelombang pertama terdiri dari tiga ratus orang dipimpin oleh sam-suci , kemudian dua ratus pasukan yang terdiri dari laki-laki dipimpin oleh murid ngo-ok-hengcia dan terakhir tiga ratus pasukan yang dipimpin oleh sam-su-bo dan dua ngo-ok-hengcia” , “lah… kalau dipecah begitu bukankah mudah bagi im-yang-sin-taihap membasmi habis pasukan gun-ko!? , “tidak kui-moi karena jarank antara pasukan hanya setengah hari , jadi sebelum im- yang-sin-taihap menguasai keadaan pasukan kedua sudah muncul dan setengah hari berikutnya pasukan ketiga muncul” istri yap-gun terdiam dan manggut-manggut , “lalu..! jika lusa kalian akan berangkat tentunya hanya perempuan yang tinggal di kota ini.” sela istrinya , “benar ! dan tentunya tamu-tamu pedagang yang mungkin lewat kota ini.” sahut yap-gun lalu suasanapun hening

ui-hai-sian berkelabat dari atas atap dan kembali kekamarnya , apa yang didengarnya membuat dia tercenung dan maikin tertarik dengan sepak terjang im-yang-sin-taihap yang membuat keder lam-kek-hek-te , semalam suntuk ia berpikir apa yang akan ia perbuat dan yang pastinya ia akan menonton pertempuran yang unik itu , namun hatinya juga ingin mencoba sejauh apa sih kesaktian dari im-yang-sin-taihap yang mengegerkan itu

keesokan paginya ui-hai-sian meninggalkan kota dan menuju arah selatan , ilmu lari cepatnya yang laur biasa menembus embun pagi , ui-hai-sian ingin menjumpai im-yang-sin-taihap dan ingin menjajaki kepandaian im-yang-sin-taihap , tiga minggu kemudian sampailah ui-hai-sian di sebuah bukit sebelah timur dari kota hailun dan dia berburu binatang untuk mengisi perut sambil istirahat , dan di rerimbunan hutan dibawah pohon besar seekor kijang yang sedang menyusui anaknya , ui-hai-sian melempar batu sebesar kepalan tangan anak kecil kearah kepala kijang , namun “tak..” lemparannya bertemu dengan sebuah benda yang juga melincur dari samping dan suara itu membuat kijang berdiri dan mengajak lari anaknya

“sial..!” dengus ui-hai-sian dan mengirimkan pukulan sakti ke arah samping darimana datangnya benda yang menjatuhkan batunya , semak itu dilanda pukulan berhamburan bahkan dua pohon tumbang , namun tidak ada pun bayangan yang muncul , ketika berbalik dia kontan terperanjat dan melompat tinggi sambil menyumpah serapah ,”hah..hantu belau monyet buduk!”

, setelah mendarat diatas tanah hatinya tergetar ,melihat seorang pemuda tampan rupawan bersabuk kuning ada dibelakangnya demikian dekat tanpa ia sadari , namun perasaan takjub itu ia tutupi dengan sikapnya yang angina- anginan , “heh… pemuda tidak sopan , kau membuat orang terkejut , apa kamu mau berlagak didepanku !?”

“tidak ada yang mau berlagak cianpwe , maafkan jika telah mengejutkan cianpwe!” sahut kwaa-han-bu , “enak saja meminta maaf , kamu telah menghinaku dengan melunturkan lemparanku dan terus kamu juga telah mengejutkanku!” , “hmh… lalu apa yang harus aku lakukan cianpwe supaya aku dimaafkan!” , “kenapa kamu menghalangi lemparan batuku untuk merobohkan kijang itu !? , “karena kijangnya masih menyusui cianpwe” jawab kwaa-han-bu , “apa urusanmu dengan kijang menyusui apa tidak , apa kamu jantannya !?” , “heheh..hahah , cianpwe! kenapa omongan yang dikeluarkan tidak ada makna!?” , “heh..! apa maksudmu anak muda , omongan mana yang tidak ada makna!?” dengus tio-can

“luar biasa cianpwe omongan sendiri tidak dimengerti !” sahut kwaa-han-bu dan berbalik meninggalkan tempat itu ,

:”heh..anak muda ! berhenti kau ! “ teriak tio-can dan melompat kedepan kwaa-han-bu namun matanya terbelalak , ketika sekilat dia melihat tubuh kwaa-han-bu sudah berada dua tombak meninggalkannya , dengan kesal dia mengejar dan selama setengah jam tio-can mengejar-ngejar bayangan kwaa- han-bu dan ketika seekor kelinci kelihatan dibawah semak , kwa-han-bu menagkapnya dan tio-can baru sampai ditempat itu dengana nafas sedikit memburu , “kamu kenapa cianpwe!? tanya kwaa-han-bu , “hah…. anak muda kurangajar kamu pura- pura tidak tahu telah mempermainkan aku !” bentaknya kesal , “siapa yang mempermainkan cianpwe aku sedang mencari-cari binatang buruan untuk dimakan !” , sahut kwa-han-bu

“kamu tahu kan bahwa aku mengejar-ngejarmu !? , “aku tahu bahwa cianpwe ada dibelakngku , dan menurutku cianpwe juga berlomba denganku untuk mencari buruan!” mata tio-can mendelik gusar namun dia telan lagi karena merasa tidak berdaya beradu kata dengan pemuda ini , “siapakah kamu anak muda !?” tanyanya dengan masih nada kesal , “aku kwaa-han- bu dan cianpwe ini siapakah !?” , aku ui-hai-sian ! , dan apa kamu punya julukan!?!” , “julukan cianpwe!? , apakah itu perlu

!?” , “ya..julukan , apa julukanmu !? dan itu perlu bagiku karena aku sedang mencari seseorang!” , “julukanku im-yang-sin-

taihap cianpwe!”

“bagus … sekarang kamu hadapi aku anak muda !” teriak ui- hai-sian sambil menyerang , kwaa-han-bu berkelit namun serangan ui-hai-sian sungguh cepat dan berbahaya selama dua puluh jurus kwaa-han-bu masih menghindar , kemudian kwaa- han-bu mulai membalas dan pertempuran berlangsung dengan seru , “cianpwe! sudahlah , untuk apa pertempuran ini , sebaiknya kita panggang kelinci ini dan bicara baik-baik!” seru kwaa-han-bu , “tidak sebelum engkau dapat merobihkan aku !” sahut ui-hai-sian , kwaa-han-bu merasa serangan semakin gencar dan mengincar bagian-bagian berbahaya , kwaa-han-bu mengeluarkan ilmu “im-yang-bun-sin-im-hoat” gerakan melukis diudara membuat serangan ganas dari ui-hai-sian terpuruk dan terbentur dan lima puluh jurus ui-hai-sian mampu bertahan dan jurus selanjutnya dia sudah terdesak dan akhirnya nafasnya tersedak ketika dadanya kena totol telunjuk kwaa-han-bu

“sudahlah cian-pwe aku tidak mau lagi meladeni karena aku lapar sekali!” kata kwaa-han-bu sambil duduk dan lalu menyembelih kelinci yang tergeletak diam di bawah pohon , ui- hai-sian terdiam karena memang perutnta juga merasa lapar , kwaa-han-bu menguliti kelinci dan setelaah itu membuat api , “apakah kamu akan membagi daging kelinci itu padaku !?” , “kalau cianpwe mau tentu aku bagi.” , “tentu aku mau karena perutku juga lapar , tapi kenapa engkau mau membaginya padaku!?” , “hehehe..cianpwe ini lucu , kenapa aku mau membagi , ya … karena kita sama-sama lapar cianpwe!” , “tapi aku telah membuat kamu marah dan kesal ,” , “saya tidak marah dan kesal pada cianpwe!”

“tadi aku mengajakmu untuk bertempur! Dan kelakuanku mungkin membuat kamu geram dan marah .” , “pertempuran tadi karena cianpwe hanya ingin kenal.” , “darimana kamu menduga bahwa aku ingin kenal!?” , “karena cianpwe mengatakan tadi ingin mencari seseorang dan juga tidak mau

sudah sebelum cianpwe roboh.” ui-hai-sian manggut-manggut mengakui ketepatan analisa kwaa-han-bu

“daging panggangnya sudah matang cianpwe, marilah kita makan!” sela kwa-han-bu sambil merobek daging panggang dan memberikannya pada ui-hai-sian , merekap pun bersantap dengan lahap dan nikmat dan dalam waktu yang tidak lama daging panggang itu sudah berpindah kedalam perut mereka dan kemudian keduanya minum sepuas-puasnya

“taihap..! saya dengar kamu adalah she taihap dari pulau kura- kura.” sela ui-hai-sian , “benar , saya memang dari pulau kura- kura dan disana adalah keluarga buyut luar saya she-kwee>” sahut kwaa-han-bu , “dan juga saya mendengar bahwa taihap sudah melenyapkan hek-te di wilayah selatan.” , “benar ! tapi sebelum seluruh hek-te lenyap dari tionggoan maka tidak ada jaminan bahwa hek-te tidak lagi tumbuh di wilayah selatan.”

Sahut kwa-han-bu

“sebenarnya cianpwe darimana dan hendak kemana!?” , “saya seorang pertapa di arnapurna himalaya , dan saya tidak punya tujuan hanya kemana langkah membawa.” sahut ui-hai-sian , “lalu..! ada alasan,bukan!? Sehingga cianpwe di juluki “ui-hai” , “benar… karena selama empat tahun saya berada di laut kuning.” sahut ui-hai-sian , “taihap..! saya dengar bahwa empat ratus pasukan anda kalahkan di selatan dan itu sungguh luar biasa.” , “wah… sepertinya cianpwe sangat memperhatikan sepak terjang saya, apakah itu dasar sehingga ingin kenal dengan saya!?” , “benar..taihap..!” , „hmh.. hal itu memang benar dan syukur kepada thian aku diberikan kemudahan untuk dapat menundukkan pasukan itu” sahut kwaa-han-bu

“sudahlah cianpwe! karena hari sudah siang dan perjalanan masih panjang jadi saya permisi dulu!” sela kwaa-han-bu , “baiklah taihap ! dan selamat jalan.” Kwaa-han-bu berdiri dan meninggalkan ui-hai-sian , kwaa-han-bu berlari cepat , selama dua hari perjalanan kwaa-han-bu dibayangi seseorang , hal itu sudah dicurigai kwaa-han-bu dan ketika sampai disebuah desa kwaa-han-bu sembunyi dan mengintai siapa yang membayanginya dan ternyata setengah dua jam kemudian ui- hai-sian memasuki desa , kwaa-han-bu merasa heran akan kelakuan ui-hai-sian yang mengikutinya

kwaa-han-bu mengikuti ui-hai-sian , ui-hai-sian yang mempercepat larinya meninggalkan desa karena im-yang-sin- taihap tidak istirahat didesa yang dilewati , namun sampai seharian ui-hai-sian tidak melihat bayangan im-yang-sin-taihap , kemudia ia berhenti dan menyimpang di sebuah hutan , kwaa- han-bu terus membayangi ui-hai-sian melewatkan malam dihutan tersebut , keesokan harinya ui-hai-sian masih menunggu sampai setengah hari dalam hutan , melihat ui-hai- sian kadang naik kepohon yang tinggi dan menatap kearah selatan membuat kwaa-han-bu makin yakin bahwa ui-hai-sian memiliki maksud tertentu padanya

akhirnya ui-hai-sian laksana dikejar setan berlari cepat kearah timur dan saking cepatnya hanya bayangannya saja yang kelihatan , kwaa-han-bu mengikuti terus dari belakang tanpa sedikitpun disadari ui-hai-sian , namun menjelaang sore di sebuah jalan yang diapit dua bukit muncul seratus orang wanita mencegatnya dan tidak lama dari bukit sebelah kanan turun seratus wanita dan dari bukit sebelah kiri turun juga seartus wanita , pasukan wanita itu adalah pasukan pertama tung-kek- hek-te yang dipinpin oleh kao-hung-bi , lauw-bi-hong dan khu- in-hong

ui-hai-sian terperanjat ternyata ia dikurung pasukan pertama tung-kek-hek-te dan apesnya yang memimpin adalah tiga orang yang sudah mengenalnya , kao-hong-bi langsung menyerang dan disusul dua rekannya , tak ayal ui-hai-sian kalang kabut mempertahankan diri , sampai seratus jurus ui-hai-sian dapat bertahan , kwa-han-bu dari bukit sebelah kiri menonton pertempuran itu dan mengerahkan kekuatan pendengarannya untuk mendengar hal yang dibicarakan , hatinya juga heran dengan kemunculan tiga ratus pasukan wanita itu , “kalian hanya berani main keroyok , bukan aku yang kalian cari bukan

!?” , “tidak usah banyak bacot tua bangka kita lanjutkan pertempuran kita yang dengan tidak malu kamu melarikan diri” bentak hong-in , “jangan kalian capek-capek berhadapan dengan aku karena sebentar lagi im-yang-sin-taihap berada dibelakangku” sela ui-hai-sian berkilah dan memamfaatkan nama im-yang-sin-taihap , dan hasilnya lumayan berpengaruh , karena kalau sempat mereka bertiga sudah kecapean dan bisa jadi mereka tidak bisa membendung im-yang-sin-taihap selama setengah hari dan itu akan menjadi kekalahan besar

saat ketiganya mengehentikan desakan, ui-hai-sian melompat dan melarikan diri ke selatan dan semua itu tidak luput dari perhatian dan pendengaran im-yang-sin-taihap dan mengertilah ia kenapa ui-hai-sian mengikutinya karena ingin menyaksikan ia di keroyok pasukan wanita ini yang tentunya adalah anak buah tung-kek-hek-te, “baiarlah ia lolos kali ini dan sekali lagi kita jumpa dengannya maka nyawanya akan kita tagih!” sela hong- bi geram , “mari kita lanjutkan perjalanan dan hati-hati serta bersiaga karena kemungkinan im-yang-sin-taihap ada didepan kita” teriak lauw-bi-hong , lalu tiga ratus pasukan itu bergerak maju

kwaa-han-bu tercenung memperhatikan iring-iringan pasukan wanita itu , pasukan itu tidak menunggu seperti yang terjadi di kong-ciak-san tapi bahkan bergerak dan sepertinya sudah bergerak dari kibun dan hendak mencegat dia dimana bertemu yang menuju ketimur , kwaa-han-bu tetap diam dan bersembunyi di bukit itu menjelang sore dua ratus pasukan lewat dari jalan yang diapit dua bukit dan pasukan ini adalah dua ratus laki-laki , kwaa-han-bu makin merenung pola musuh yang ingin mencegatnya , sampai malam kwaa-han-bu berada dibukit itu sambil mengisi perutnya dengan panggang buruannya , dan tengah malam iring-iringan obor dia nampak bergerak dari timur , segera kwaa-han-bu memadamkan api panggangannya

satu jam kemudian rombongan yang banyak terdiri dari wanita melewati jalan itu , kwaa-han-bu mempehatikan iring-iringan pasukan itu , “kita berhenti dan melewatkan malam disini!“ teriak lu-eng-hwa lalu pasukan itupun berhenti dan sebagian naik keatas bukit , kwaa-han-bu menyingkir lebih kedalam masuk kedalam hutan dan naik kesebuah pohon yang tinggi sepuluh orang wanita sampai ditempat dimana kwaa-han-bu memanggang kelinci , “hmh… sepertinya bekas api ini baru dibuat memanggang daging dan aromanya masih tercium” sela seorang diantara mereka , “benar..! dan bisa siapa saja , mungkin im-yang-sin-taihap , mungkin orang lain.” sahut yang lain

:”biar sajalah untuk apa dipikirkan siapa yang memanggang daging , yang penting kita istirahat untuk memulihkan tenaga karena mana tahu besok rombongan pertama sudah bertemu dengan im-yang-sin-taihap!” sambung yang lain sambil menyalakan lagi bekas perapian itu hingga temnpat itu terang benderang, lalu mereka terdiam dan sebagian sudah ada yang baring , empat orang gadis cantik berumur tiga puluh tahunan menghangatkan diri dekat perapian , kwaa-han-bu yang tidak jauh dari temnpat itu diatas sebuah pohon yang tinggi menyandarkan tubuh diantara cabang pohon dan sesakali melirik kearah sepuluh orang wanita yang berada dibawah

“swi-lin..! saya dengar wajah im-yang-sin-taihap itu tampan rupawan.” , “ah… dari siapa kamu dengar itu yang-hui!?” , “aku dengar dari anggota yang mundur ke ki-bun dari kota thian-jin , “benar apa yang dikatakan yang-hui , swi-lin! , karena aku juga mendengar demikian bahkan katanya im-yang-sin-taihap masih berumur dua puluh tahun, masih muda bukan!?” sela ceng-hwa

, “sayang yah.. jika dia harus mati muda dan tubuhnya yang pasti bagus akan tercincang.” sahut eng-hai , “bagaimana ya kalau sempat bercinta dengan pemuda hijau seperti itu pasti panas dan menggemaskan yah” ,”hik..hik… aku jadi bergairah sekali ceng-hwa!” sela eng-hai dengan tawa genit , “kalau bergairah bayangkan saja eng-hai! nggak ada yang melarang.” sahut ceng-hwa

tiga dari mereka merem melek sambil senyam-senyum , swi-lin jadi gemas , “kalian ini menghayalkan yang nggak pernah dilihat!” , “iya… memang im-yang-sin-taihap belum pernah dilihat tapi kan sudah didengar bahwa dia adalah pemuda belia nan tampan rupawan dan dia selalu memakai sabuk kuning tersampir di kedua bahunya wah tentunya dia itu sangat mengagumkan penuh kharisma yang kuat dan daya tarik yang hebat!” sahut eng-hai , swi-lin yang mendengar ungkapan itu menangkap sebuah bayangan yang kontan membuat dia bergairah dan diapun larut menghayalkan im-yang-sin-taihap

kwaa-han-bu yang mendengar pembicraan itu mukanya merah dan jengah ,sesaat jiwanya berombak menerbitkan getaran birahinya oleh pembicaraan yang menyanjungnya penuh gairah dari empat wanita yang amat matang itu dan kwa-han-bu menarik nafas dalam-dalam dan menepis getaran itu , malampun kian larut , suasana hening , swi-lin dalam tidurnya meracau menginggau , “ohh..taihap aku… aku tidak tahan lagi , peluklah aku!” lalu dia diam kwaa-han-bu geleng-geleng kepala dan menatap kebawah dan malah melihat tubuh enghai menngelinjang sambil menginggau , “ahh..ahh…. ohh taihap yang tampan gigit , lumaat aku kuat…kuat…ahhh…

taihap…auh…auhh” lalu tubuhnya menegang kwaa-han-bu malu sendiri dan dia berkelabat dari tempat itu naik lebih tinggi keatas bukit sampai kelereng sebelah dan merebahkan tubuhnya diatas tanah dan berusaha tidur dan keesokan harinya saat fajar terbit kwaa-han-bu bangun lalu dia siulian menghirup udara segar , semedi itu ia lakukan sampai terbit matahari dan lapat-lapat ia mendengar gerakan disebelah bukit dan teriakan untuk bergerak , kwaa-han-bu membuka matanya dan berdiri dan bergerak menuruni bukit dan iringan pasukan itu sudah bergerak , kwaa-han-bu segera mencari sumber air untuk membersihkan diri satu kemudian sebuah anak sungai yang jernih ia temukan dan dengan perasaan riang dia mandi menikmati dingin yang menyergap pori-porinya

selama setengah jam kwaa-han-bu didalam air membersihkan diri dan berpikir langkah-langkah yang akan dilakukannya dan kemudian ia bangkit dan mengeringkan badan dan kemudian mengganti bajunya lalu ia menuruni bukit dan selama setengah hari ia berada didalam hutan untuk melihat kemungkinan rombongan yang lain dan ternyata sudah lewat setengah hari tidak ada lagi rombongan , maka kwaa-han-bu berlari menyusul rombongan itu dan dia berencana bahwa nanti malam saat rombongan istirahat dia akan bergerak untuk memeperdaya pasukan rombongan terakhir yang berjumlah tiga ratus wanita dan kalau ini berhasil dia akan melakukan hal yang sama pada pasukan kedua dan yang pertama

tengah malam itu pasukan beristirahat disebuah hutan , kwaa- han-bu melihat dua kemah besar di dirikan dan api unggun yang besar dinyalakan , sementara anak buah yang banyak itu berkumpul-kumpul menyebar di sekitar kemah itu dan menyalakan api unggun sendiri untuk mengusir nyamuk dan dinginnya malam, li-ceng-si , lou-sin-san dan lu-eng-hwa , phang-keng dan ouw-gin mengitari api unggun yang besar itu , “menurut saya she-ouw! jika kita setelah sampai di kota hai-lun dan pasukan belum bertemu dengan im-yang-sin-taihap sebaiknya kita menunggu dia disana.” , “hmh… hal itu sesampai disana saja kita pikirkan , dan saya yakin seminggu lagi perjalanan kita ini akan bertemu dengan im-yang-sun-

taihap.” sahut ouw-gin , kwaa-han-bu yang ada dilembah jalan mengerahkan pendengarannya untuk mendengarkan pembicraan lima pimpinan pasukan itu

setelah tidak lagi mendengar pembicaraan dan setelah menunggu satu jam kwaa-han-bu bergerak dengan ringan laksana burung hantu mendekati perkemahan itu dia meloncat dari terbang dari pohon kepohon dengan gerakan luar biasa cepat , dan beberapa kelompok pasukan yang bertumpuk sebelah arah jalan ditotok dengan unik dan aneh , anehnya adalah tubuh kwaa-han-bu berdiri diatas dengan sikap menyembah lalu tubuhnya tiba-tiba berunah jadi dua dan meluncur kebawah ketengah-tengah rombongan yang sedang tidur pulas diatas kwaa-han-bu bergerak menotok dengan mentotol udara dan dibawah tubuhnya yang lain itu menotok lima orang anggota tung-kek-hek-te , ilmu itu adalah intisari yang diserapnya dari kitab bu-tek-cin-keng yang bernama “san- phak-eng-coan” ilmu yang dapat membagi dirinya menjadi dua demikian kwaa-han-bu lakukan hampir dua jam sehingga seluruh tumpukan yang berada disekitar dua kemah besar itu tidak menyadari bahwa merka telah kaku karena masiuh pulas dan tumpukan yang berada agak jauh kedalam dibiarkan im- yang-sin-taihap karena lima pimnpinan di dua kemah besar itu yang merupakan hal penting untuk ditundukkan, kwaa-han-bu sengaja memberatkan tubuhnya ketika menginjak tanah didepan dua kemah itu sehingga membuat tempat itu bergetar dan kontan lima pimpinan didalam kemah bergerak cepat keluar dari dalam kemah

“sebentar lagi fajar akan terbit ngo-ok-hengcia ! dan aku datang menemui kalian!” teriak kwaa-han-bu , ouw-gin dan phang-keng segera menyerang dengan dahsyat dan disusul ole him-kan- kok-sianli-sam , lima tenaga sakti dengan kekuatan luar biasa mengarah ke tubuh kwaa-han-bu , kwaa-han-bu memapaki pukulan ouw-gin dan phang-keng dan menerima tiga pukulan im-kan-kok-sianli-sam dengan “Siu-to-Po-in” , “blaam…” tempat itu laksana dihantam suara geledek , kwa-han-bu mundur tuga langkah sementara ow-gin dam phang-keng mundur lima langkah , hal ini sangat mengejutkan im-kan-kok-sianli-sam , mereka tidak menyangka kekuatan im-yang-sin-taihap membewahi lima kekuatan mereka terbukti dari jauhnya pergeseran dua rekannya dibanding dengan bergesernya kuda- kuda im-yang-sin-taihap , kemudia kelimanya langsung menerjang dengan dari berbagai arah , kwaa-han-bu mengeluarkan ilmunya yang dapat menggerakkan dua ujung sabuknya laksana dua tangan yakni ilmu “im-yang-sian-sin-lie” ketika pertempuran terjadi seratus orang mengelilingi tempat itu dan mereka adalah anggota yang bertumpuk agak jauh disebelah dalam hutan , mereka terkejut mendengar ledakan itu dan buru-buru bangun dan menuju tempat pimpinan mereka dan nereka sangat heran melihat tumpukan kawan mereka dengan mata melotot namun tidak bisa bergerak , mereka berusaha untuk memunahkan totokan namun tidak berhasil dan akhirnya mereka mengelilingi tempat pertempuran luar biasa itu dengan sikap siap

pertempuran tingkat tinggi dengan gerakan luar biasa cepat membuat mereka nanar terlebih suasana masih malam yang hanya diterangi api unggun , jurus demi jurus mengalir laksana air bah dan sampai terbit matahari pertempuran itu masih berlangsung seru , ilmu kwaa-han-bu yang luar biasa laksana empat tangan demikian kokoh membendung semua serangan kelima lawannya , dan lawannya tidak dapat tidak harus hati- hati karena kedua ujung sabuk itu lebih berbahaya karena lebih panjang jangkauannya dan kekuatan serta kegesitannya tidak kalah luar biasa

ketika hari menjelang sore daya tempur kelima lawannya mulai kendur , nafas mereka telah sesak setelah bertempur seharian , terlebih ouw-gin dan phang-keng yang sudah berumur lebih tujuh puluh tahun , sehingga pada satu ketika daun kipas kwaa- han-bu tidak bisa dielakkan ouw-gin sehingga merobek daging pipinya dan mengucurkan darah dan bahkan perubahan luar biasa dimana kipas terbalik dan ujung gagang kipas mengetuk pelipisnya hingga kepalanya remuk membuat ouw-gin tewas seketika

melihat ouw-gin tumbang , lu-eng-hwa berteriak memerintahkan anak buahnya untuk meaju menyerang , seratus pasukan merangsak maju namun tiba-tiba kwaa-han-bu membentak , “berhenti..!” suara bentakan itu membuat orang-orang yang sudah dekat terjungkal memuntahkan darah dengan jantung pecah tidak kurang dari dua puluh orang yang tergeletak dan yang lainnya mundur dengan wajah pucat dan nafas sesak merasakan jantung mereka empot-empotan dan bentakan ini sedikit banyaknya mempengaruhi phnag-keng yang sangat dekat dengan kwaa-han-bu sehingga ia membuat sontak lemah sehingga tidak dapat mengelak ketika ujung sabuk menghantam lehernya sehingga terdengar tulang leher patah dan phang-keng ambruk dengan mata melotot dan lidah menjulur keluar dan phang-keng pun tewas

im-kan-kok-sianli-sam terus merangsak maju , namun dua kekuatan mereka sudah hilang sementara nafas mereka juga sudah sesak karena kelelahan dan satu saat cambuk lu-eng- hwa dibelit ujung sabuk sebelah kanan dan sabuk hijau lou-si- san berpilin dengan ujung sabuk kwa-hanbu yang sebelah kiri kemudian dengan luncuran luar biasa cepat kwaa-han-bu menyerang li-ceng-si , li-cengsi melompat mundur sambil menyabetkan pedang namun tarian kipas demikian indah laksana ular dan “tuk..aughh” pergelangan tangan li-ceng-si remuk sehingga membuat ngilu dan perih luar biasa sementara pedangnya jatuh ketanah dan sebuah pukulan dengan punggung tangan menghantam dadanya , li-ceng-si terlempar memuntahkan darah segar sementara lu-eng-hwa dan lou-sin- san ketika kwaa-han-bu meluncur kedepan sabuk lou-si-san dan cambuk lu-eng-hwa menegang laksana balok dan besi dan karena sabuk kwaa-han-bu menegang lurus kesamping kanan dan kiri dan berikut dengan kedua senjata lawanya ikut tegang sehingga melemparkan keduanya kesamping walaupun mereka tidak terjatuh karena masih memegang senjata masing-masing namun cukup membuat mereka tergetar dan ciut

terlebih ketika melihat li-ceng-si berkelonjotan dengan darah yang terus muncrat dari rongga mulutnya dan tidak lama kemudian diam kaku tewas , delapan puluh pasukan yang meneglilingi tempat itu makin undur dan meremang ketika melihat seorang subo mereka tewas berkelonjotan , dan tidak ayal mereka juga ambil langkah seribu ketika melihar kedua subo mereka menyingkir dari sana , mereka lari berhamburan keluar dari hutan , dua ratus anak buah yang masih tergeletak kaku dan tidak berdaya , sebagian pasukan melarikan diri kearah selatan menuju pasukan kedua dan pasukan ini terpaksa dikejar oleh kwaa-han-bu karena akan mengacaukan rencananya dan dalam waktu singkat tiga orang itu tersusul dan dicegat oleh kwaa-han-bu yang tiba-tiba lewat diatas mereka

tiga puluh orang wanita itu langsung berlutut , “kami menyerah taihap!” seru seorang yang ternyata eng-hai yang memimpikan dia sampai menggelinjang tegang , muka kwaa-han-bu merasa panas dan jengah , “baik..! kalian tahu bahwa tung-kek-hek-te sudah tidak ada lagi dan pimpinan kalian disini tinggal dua orang lagi dan itu pun sudah melarikan diri” , “benar taihap dan tolong ampunkan kami!” pinta eng-hai , “kalian dimaafkan jika kalian membubarkan diri dan tidak memasuki lagi kota kibun!” sahut kwa-han-bu , semuanya terdiam dan eng-hai berkata , “baik taihap! Apapun kata taihap akan kami lakukan dan kami

tidak akan memasuki kota kibun lagi” jawab eng-hai , :”hmh… baiklah kalau begitu, sekarang kalian kembali kehutan tadi dan kalian sampaikan juga perintah yang harus kalian lakukan bahwa tidak akan memasuki kota kibun lagi” kata kwaa-han-bu dan menghilang dari hadapan mereka

eng-hai dan rekan-rekannya yang lain kembali kehutan dan menungu totokan teman-temannya punah dan totokan itu punah sendiri ketika matahari sudah terbit keesokan harinya , lalu merekapun menyampaikan pesan kwaa-han-bu kepada dua ratus orang tersebut , “masih untung kita tidak dibinasakan im-yang-sin-taihap dan diampuni jika kita tidak lagi kembali kekibun” demikian ungkapan eng-hai kepada teman-temanya , lalu merekapun bubar dan kembali kearah timur dan memasuki kota ki-bun untuk mengambil barang-barang dan segera meninggalkan kota itu

kwaa-han-bu menyusul pasukan kedua setelah satu hari satu malam berlari cepat . kwaa-han-bu mendapatkan pasukan yang terdiri dari dua ratus lelaki-laki itu ketika bergerak maju menapak jalan yang disebelah sisi kananya bukit batu dan disebelahnya lagi tebing , kwaa-han-bu bergerak cepat mengarah kebukit batu dan berencana akan meruntuhkan sebuah batu yang banyak menonjol dilereng bukit tersebut , pasukan it uterus bergerak dan ketika sampai dijalan menurun terdengar suara gemuruh , bukit batu itu longsor dan membawa reruntuhan batu sebesar kepala orang dewasa

pasukan itu panik berhamburan menghindar , kwaa-han-bu terus memukul lerengan dengan tenaga saktinya yang luar biasa sehingga membuat longsoran lereng makin besar , pasukan yang berhamburan sebagian besar terlempar kedalam jurang yang tidak dalam disisi sebelah jalan , namun walaupun tidak dalam cukup membuat merka pingsan atau bahkan tewas

, yang berhasil hanya lima puluh orang sampai diujung jalan namun keadaan mereka juga sudah payah karena dua puluh dari mereka terluka lecet berdarah

ouw-ceng , the-kang dan sim-kong menatap lereng yang longsor itu dengan heran dan lima puluh orang itu terkejut ketika im-yang-sin-taihap tiba-tiba muncul dari atas bukit dan turun mendekati mereka , ouw-ceng yang sudah pernah bertemu im-yang-sin-taihap jadi keder namun karena dua temannya masih ada dan tiga puluh anggota yang masih kuta dia berusaha menenangkan diri , “im-yang-sin-taihap sudah datang mari kita serang!” teriaknya , lalau merekapun langsung menyerang kwaa-han-bu yang masih bersalto diudara , hal itu sudah dalam perkiraan kwaa-han-bu sehingga tanpa gugup kwaa-han-bu bergerak laksana burung garuda membalas serangan dari pengeroyoknya

kwaa-han-bu menginjak bahu dan kepala pengeroyok sesuka hatinya melompat kesana kemari dan sebagian kepala yang terinjak bukan saja sebagai landasan kaki tapi berbareng dengan serangan sehingga beberapa dari mereka bahunya patah dan beberapa kepala tulang leher patah , dan ketika kwaa-han-bu menginjak tanah lima belas orang sudah ambruk sebagian tewas dan sebagian patah tulang bahu , kwaa-han-bu memusatkan serangan pada ketiga pimpinan rombongan , ouw- ceng , the-kang dan sim-kong kalang kabut dan jerih , hendak melarikan diri tidak punya kesempatan karena serangan im- yang-sin-taihap sangat gencar mengarah kepada mereka dan akhirnya sebuah pukulan menghantam dada ouw-ceng , dan cakaran meremas tenggorokan the-kang dan sebuah tendangan menghantam kepala sim-kong , ketiganya berkelonjotan dan lalu tewas

lima belas orang sisanya terus nekad menyerang , kwaa-han- bu bergerak cepat dan dalam waktu kurang dari satu jam lima belas orang ambruk dengan patahnya tulang bahu dan tulang lutut mereka dengan posisi menyilang yakni jika yang patah bahu kanan maka kaki kiri yang patah sebagai pasangan dan sebaliknya jika bahu kiri yang patah maka kaki kanan yang patah sebagai pasangan , “kalian dengar! tung-kek-hek-te sudah tidak ada lagi karena pasukan dibelakang kalian sudah saya obrak-abrik!” dua puluh orang itu melonggo seiring denyutan perih yang terbit dari luka ditubuh mereka , “kalian dibiarkan untuk menguburkan mayat-mayat ini , mengerti..!?” bentak kwaa-han-bu , “mengerti taihap.” jawab mereka serempak , lalu kwaa-han-bu menghilang dari hadapan mereka dan membuat dua puluh orang itu makin meremang ketakutan

kwaa-han-bu melanjutkan rencana pada pasukan yang berada didepan dan pasukan itu kwaa-han-bu dapati saat malam sedang beristirahat disebuah desa , tiga ratus pasukan itu mengambil paksa rumah jung-cu dan sepuluh buah rumah yang tergolong besar dan kuat serta memiliki halaman yang luas , kao-hong-bi , lauw-bi-hong dan khu-in-hong berdiam disebuah rumah bercat kuning , kwaa-han-bu mengicra ketiganya dan berkebetulan mereka bertiga dan ditemani lima orang anak buahnya , kwaa-han-bu mengendap-endap diatas atap 

“cih… membosankan sekali pekerjaan kita ini , sudah hampir mau sebulan perjalanan ini namun kita bekum bertemu muka im-yang-sin-taihap!” sela in-hong dengan nada ketus dan kesal

, “saya juga sudah hampir merasa bosan , usul dua kakek tua itu membuat hati gemas kalau sudah begini” sahut hong-bi , “sudahlah! Kita jalani saja dan kalau sampai kota hailung dan kita belum menjumpai im-yang-sin-taihap kita berhenti saja disana dan menunggu mereka untuk membicarakan ulang strategi ini.” sahut bi-hong menenangkan, “benar..! dan aku sependapat denganmu bi-hong!” sela in-hong , “oh..ya bagaimana in-hong!? apakah kamu masih membayangkan im- yang-sin-taihap!?” tanya hong-bi tiba-tiba dan membuat ketiganya tertawa cekikikan , “ya… selama dua minggu ini aku terus membayangkan dan membuat aku semakin cinta saja” , “hik..hik..hik…payah kamu ini in-hong !” cela bi-hong , “benar sekalai itu , bagaimana bisa kamu mencintai orang yang tidak pernah kamu lihat!” sela hong-bi

“mudah sekali membayangkan ketampanan im-yang-sin-taihap hong-bi!” sahut in-hong , “apa ! dengan membayangkan sabuk kuning yang tersampir dipundaknya!?” tanya hong-bi sinis , “benar , bukankah amat mudah melukiskan wajah yang tampan dengan mata setajam elang dengan lengkungan alis bagaikan golok , bibir yang sedikit tebal ranum dagu dengan sebentuk rahang yang bagus dan lehernya yang kokoh tersampir sabuk kuning menambah keagungan wajah yang rupawan itu” mata in-hong merem melek membayangkan ungkapannya akan wajah im-yang-sin-taihap

kwaa-han-bu tidak dapat tidak pringas pringis diatas atap mendengar bualan tiga wanita itu , “sudahlah aku mau kekamarku dan disana akan lebih hangat membayangkannya sambil berbaring dan memeluk guling yang lembut” sela in- hong sembari berdiri dan memasuki kamarnya , bi-hong dan hong-bi saling menatap dan tertawa cekikan , “aku juga ah … “ sela bi-hong manja dan berdiri dari kursinya hingga tinggalah hong-bi sendirian dan diapun tidak lama masuk kedalam kamarnya

kwaa-han-bu bergerak laksana kucing mengendap-endap atas atap kekamar in-hong dan ketika mengintip dari celah atap takpelak wajahnya panas merah karena jengah karena in-hong terbaring telanjang sambil meremas-remas dirinya sendiri dan memanggil-manggil namanya , kwaa-han-bu pindah kesebalah atap kamar bi-hong dan hal yang serupapun dia saksikan , bi- hong melenguhkan namanya sambil meremas-remas dirinya hanya bedanya bi-hong tidak telanjang tapi masih memakai bajunya dengan kondisi yang tersingkap

kwaa-han-bu pindah kesebalah atap kamar hong-bi , hong-bi berbaring dengan baju dalamnnya yang tipis berwarna merah dan dia tidur dengan terlentang sambil mengangkat kedua tangannya hingga melingkar diatas kepalanya dan bulu halus ketiaknya yang telanjang terpampang seksi, kulitnya yang putih menambah nyata warna hitam bulus halus ketiaknya, kwaa- han-bu jadi pusing melihat pemandangan itu dan segera ia menyingkir dari atap dan berlari kearah selatan desa , didalam hutan kwaa-han-bu duduk bersila melakukan siulian untuk menenangkan gejolak yang muncul akibat tiga pemandangan yang menyirapkan darahnya sebagai lalaki normal

kwaa-han-bu tidak bisa menjalankan rencananya pada malam itu untuk menundukkan ketiga pimpinan pasukan dan terpaksa dia harus berhadapan langsung sehingga ia menunggu di luar desa sebelah selatan , ketika matahari sudah tinggi pasukan itupun bergerak , kwaa-han-bu sengaja duduk bersila dipinggir jalan dan ketika pasukan itu melihatnya segera mereka mengurung kwaa-han-bu “apakah kamu im-yang-sin-taihap!?” tanya in-hong dengan nada bergetar , kwaa-han-bu membuka mata menatap in-hong sedikit hatinya jengah karena telah melihat tubuh telanjang in- hong , “benar ! ada apakah ? kenapa kalian mengurungku!?” tanya kwaa-han-bu lembut , in-hong yang agak maju ketika bertanya tidak kuasa menyembunyikan perasaannya yang mesra bertabur birahi ketika melihat kenyataan wajah im-yang- sin-taihap yang luarbiasa rupawan , baik in-hong maupun bi- hong dan hong-bi terkesima melihat wajah kwaa-han-bu

“kenapa kalian menatapku demikian!?” tanya kwaa-han-bu tiba- tiba sehingga membuat ketiganya kelabakan dengan wajah merah merona , ketiganya gugup dan sesaat lupa dengan tujuan mereka karena disergap rasa malu kepergok akan pandangan mereka yang tidak kuasa menatap takjub , lalu mereka sadar , “im-yang-sin-taihap! kamu telah menyulut permusuhan dengan hek-te di seluruh tionggoan maka untuk itu kamu harus binasa!” bentak bi-hong agak gugup masih tergetar dengan perasaannya karena bagaimanapun semalam dia telah membayangkan im-yang-sin-taihap mencumbunya hingga merasa puas walaupun dia bermain dengan dirinya sendiri tapi pendekar dihadapannya ini yang menjadi objek pemicu kepuasannya

ketiganya saling menatap karena merasa bentakan itu sumbang dan janggal karena tidak bernada benci namun malah sebaliknya dan hal ini tidak luput dari perhatian semua anggota

, “ayok seraang..! teriak hong-bi dan teriakan itu disambut dengan sebuah bentakan luar biasa , “berhentii..!” pasukan yang merangsak maju bergetar dan tiga puluh orang terjungkal muntah darah sementara hong-bi yang paling depan terduduk lemas dengan nafas tersegal-segal , :”kalian mundur..!” bentakan itu masih berisi muatan sin-kang luar biasa dan empat puluh orang terjungkal lemas , pasukan itu mundur dan yang tinggal didepan hanya tiga pimpinan yang terduduk lemas dan tujuh puluh orang yang tergeletak tewas

kwaa-han-bu menatap ketiga gadis yang cantik lagi sangat matang karena umur ketiganya sudah menginjak tiga puluh tahun , hong-bi yang berusaha menenangkan jantungnya yang bergetar kuat memejamkan mata dan demikian juga bi-hong dan in-hong , setelah satu jam keadaan mereka pulih kembali namun tubuh mereka sudah lemas bahkan sangat haus , “kalian beriankan air pada tiga pimpinan kalian ini!” perintah kwaa-han-bu , dua anak buahnya segera membawa tiga buah guci dan ketiganya langsung minum sepuas-puasnya , pasukan itu bingung tidak tahu mau berbuat apa karena dalam kurun waktu satu jam itu mereka melihat tiga pimpinan mereka duduk dihadapan im-yang-sin-taihap dan makin bingung ketiga mendengar perintah untuk memebrikan air minum pada tiga pimpinan

in-hong menatap wajah kwaa-han-bu dengan pandangan mesra , hilang niatnya untuk menentang im-yang-sin-taihap setelah mendengar perintah im-yang-sin-taihap yang menyuruh memberikan mereka minum yang memang mereka sangat inginkan saat itu “bi-suci! pasukan kedua akan sampai disini setelah siang!” seorang anggota pasukan mengingatkan , “kalian tidak usah menyabung nyawa berhadapan dengan saya karena dua pasukan kalian di belakng sudah bubar dan tidak ada lagi” sahut kwa-han-bu tenang dan meyakinkan, semuanya melengak tidak percaya , “kamu bohong im-yang-sin-taihap!” teriak wanita yang mengingatkan tadi , “siapa yang tidak percaya boleh maju untuk menyertai tujuh puluh orang rtekan kalian ini,” sahut kwaa-han-bu sambil memandang kerah tujuh puluh mayat yang bergelimpangan

mendengar itu sebagian besar mereka ciut nyalinya , “kalian diam dan jangan bergerak sebelum ada perintah!” teriak bi- hong dan kemudian menatap wajah im-yang-sin-taihap, “taihap! benarkah apa yang kamu katakan!?” , “saya tidak perlu apa yang kalian percayai, yang jelas saya sudah ingatkan supaya kalian tidak berlaku nekad , bagi saya merubuhkan kalian semua tidaklah terlalu sulit dan dalam sepuluh kali bentakan saya akan dapat merobohkan kalian, namun tidak !” , “kenapa

tidak taihap!?” tanya hong-bi penasaran , “karena kalian adalah perempuan yang bergelut dengan perasaan dan itu membuat saya sungkan menjatuhkan tangan kejam!” , “kenapa kami harus dibedakan taihap walhal kami juga tergolong hek-to!?” tanya hong-bi , “jika seorang perempuan menjadi hek-to oleh keputusannya sendiri maka tentu akan aku habisi dia , namun kalian ini hek-to dalam kumpulan yang banyak yang jelas latar belakangnya hanya karena pasrah terikat pada golongan hek- to” sahut kwaa-han-bu semuanya terdiam mendengar jawabah im-yang-sin-taihap dan mencoba menjenguk kedalam hati masing-masing apakah memang hek-to ini pilihan mereka!? Dan ternyata memang benar bahwa mereka hanya pasrah karena terlibat , “dan sebaiknya bubarlah kalian karena tung-kek-hek-te tidak ada lagi

, sekarang kalian bebas karena ngo-ok-hengcia sudah tewas dan satu dari subo kalian juga sudah tewas dan yang dua melarikan diri” sela kwaa-han-bu , semuanya terkejut dan kemudian kwaa-han-bu melanjutkan , “dan juga dua ratus lebih dari wanita pada barisan yang dipimpin oleh subo kalian juga sudah takluk dan mengikuti apa yang saya katakan!”

“apa yang taihap katakana pada mereka!?” tanya in-hong masih dengan nada lembut dan mesra , “aku katakana kepada mereka untuk tidak lagi memasuki kota kibun dan meninggalkan hek-te selama-lamanya., dan saya harap kalian juga berbuat hal yang sama” , sahut kwaa-han-bu , “hmh… jika demikian kami juga akan menuruti kemauan taihap!” sahut in- hong kemudian dia menatap kedua rekannya dan berkata “bagaimana menurut kalian!?” bi-hong dan hong-bi mengangguk ,lalu bi-hong berdiri , “kalian semua bubarlah dan turuti apa yang dikatakan taihap dan sejak hari ini kita akan bebas menjalani hidup sendiri dan juga ingat bahwa kita tidak boleh tinggal di kota kibun!” teriak bi-hong, pasukan itu semua berdiri dan segera berangsur-angsur kembali ketimur

“terimakasih bahwa kalian bertiga dapat diajak konpromi.” sela im-yang-sin-taihap , “kami juga ucapkan terimakasih atas kemurahan hati taihap yang menahan tangan kepada kami kaum perempuan.” sahut bi-hong , “lalu hendak kemana lagi tujuan taihap!?” tanya in-hong , “selanjutnya saya akan melanjutkan perjalanan kearah wilayah utara dan berusaha untuk menaklukkan pah-sim-sai-jin di yinchuan” sahut kwaa- han-bu , “taihap! kamu demikian mengistimewakan kami dengan pemahaman yang tadi engkau sampaikan dan itu membuat saya pribadi tersentuh” sela in-hong , “maksudnya bagaimana!?” , “taihap..! terus terang sejak julukanmu saya

dengar telah membentuk sebuah perasaan sayang dan mesra kepadamu.” sahut in-hong dan perkataan ini membuat hong-bi dan bi-hong merasa jengah dan malu namun mereka juga ingin tahu apa reaksi dari im-yang-sin-taihap

kwaa-han-bu tersenyum , “maksudmu , bahwa setelah mendengar julukanku engakau menginginkanku, bukankah begitu!? , “benar taihap dan aku cinta padamu.” sahut in-hong langsung tanpa lagi malu-malu , kedua rekannya terkesima dan menatap wajah im-yang-sin-taihap , kwaa-han-bu tersenyum makin membuat hati ketiga gadis itu kemencer , “siapakah nama kalian betiga !?” , “saya khu-in-hong , dan ini adalah

lauw-bi-hong dan satu lagi adalah kao-hong-bi” jawab in-hong

“in-hong ! sejauh apakah keinginanmu itu menginginkan

saya!?” ketiganya saling pandang dan in-hong merasa tersudut dan mencoba menjenguk hatinya , petrtanyaan itu terasa sulit dijawab lalu in-hong mencoba menjawab , “aku inginkan kamu selau berada disampingku.” , kwaa-han-bu tersenyum , “in-hong dari jawabanmu itu tiada lain kamu menginnginkan penuntasan birahi yang kamu bentuk selama menghayalkan diriku” ketiganya jadi melonggo dan wajah mereka menjadi merah padam karena merasa jengah dan malu dan yang lebih mmebuat mereka terperangah adalah hilangnya im-yang-sin-

taihap dari hadapam mereka , “aku permisi dulu sam-cici dan lain-kali semoga kita bertemu dalam keadaan yang lebih baik dan kalian sudah memiliki pasangan masing-masing

ketiganya terdiam dan menunduk ketika mendengar suara yang dikrim dari jauh itu . pendekar itu mengharapkan mereka agar memilki pasangan , “in-hong , bi-hong ! aku pergi.” Sela hong-bi sambil berkelabat dari tempat itu , kemudian bi-hong juga meninggalkan in-hong , in-hong berdiri dan berjalan dengan pikiran berkecamuk , perkataan im-yang-sin-taihap yang menilai jawabannya bahwa ia hanya butuh im-yang-sin-taihap sekedar menuntaskan birahinya yang ia bentuk selama ini , benarkah demikian !? , apakah tidak ada yang lain !? demikian pikiran itu betanya-tanya

“ang-in-kok” (lembah awan merah) sebelah utara kota yangsu , suasana sore demikian indah menakjubkan , awan merah yang berarak demikian tebal sehingga membuat lembah itu bercorak temaram kemerahan , dua sejoli duduk menghadap mentari yang hendak turun keperaduannya , keremangan membuat suasana hati keduanya semakin syahdu berbinar gairah , sepasang sejoli adalah yo-hun dan siangkoan-lui-kim yang sedang menikmati bulan madu , dua bulan yang lalu mereka telah resmi menikah di bukit ayam atas restu orang tua lui-kim

kebahagian terpancar dari binar mata kedua mempelai yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata selama dua minggu mereka berada di bukit ayam dan lalu mereka minta izin pada siangkoan-taihap untuk melakukan perjalanan mengemban amanah sebagai pendekar , dan selama sebulan lebih mereka mengadakan perjalanan dan sore itu mereka berada di ang-in- kok sedang menikmati senja yang datang diselingi canda cinta dan sayang dan gurauan manja

dengan kemesraan yang tidak kunjung padam dua sejoli itu melewatkan malam di ang-in-kok , dan ketika matahari terbit keduanya bangun , lui-kim yang cantik menggeliat manja sambil mengikat rambutnya yang awut-awutan dengan gemas yo-hun meremas lembut “ih…aih” jerit lui-kim manja menangkap tangan suaminya dan berdiri kemudian lui-kim dan yo-hun bergandengan menuju sebuah sumber air dan membersihkan diri , setelah itu lui-kim memanggang daging kelinci yang mereka dapatkan saat kembali dari sumber air

setelah menikmati daging panggang, sejenak mereka istirahat dan tiba-tiba dua bayangan gesit muncul tiba-tiba dan tidak lama beberapa orangpun pun muncul susul menyusul sehingga tempat itu dikelilingi lima puluh orang lelaki rata-rata berumur tiga puluhan , ui-hai-liong-siang tetap bersikap tenang , “hehehe… tidak dinyana naga betinanya luar biasa cantik.” sela lelaki tua sambil menatap nakal pada lui-kim , “jaga sikapmu orangtua! jangan sampai sikap senonoh itu membuat kamu celaka.” sahut yo-hun dengan tajam dan tegas ,

“hahaha..heheh … ui-hai-liong-siang ! apakah yang kamu andalkan untuk menghadapi see-kwi-liong “ bentak lelaki itu jumawa

lelaki tua itu ternyata see-kwi-liong liem-bouw pimpinan see- kek-hek-te dan muridnya cu-bun-ong serta anak buahnya yang memang kedatangan mereka untuk mencari ui-hai-liong-siang yang telah mempecundangi anggotanya di beberapa kota dan bahkan kota yinchang dibanjiri anggota hekte dari berbagai kota , karena terdesak oleh sepak terjang ui-hai-liong-siang yang menjadi batu sandungan bagi hek-te di wilayah barat dan oleh karena itu liem-bouw mengumpulkan pimpinan operasi di seluruh kota untuk membicarakan perihal ui-hai-liong-siang , mereka berkumpul dilianbhutia lebih dari seratus orang , “saya dengar keadaan anggota kita menemui benturan dengan munculnya ui-hai-liong-siang dan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut!” , “benar..suhu! lalu apa yang harus kita lakukan sementara ui-hai-liong-san memiliki ilmu yang tinggi dan kalau cuman dihadapi empat puluh lima puluh orang hek-te, bagi mereka tidak ada apa-apanya.” sela seorang pipmpinan operasi

, “benar sekali suhu ! dan terbukti bahwa seluruh teman kita di nanning telah tewas ditangan ui-hai-liong-san!” sela yang lain

setelah mendengar penyampaian tersebut liem-bouw berkata , ““hmh kalau begitu saya ingin tanya siapa diantara kalian yang tahu dimana sekarang ui-hai-liong-siang!?” , “terakhir yang saya dengar ui-hai-liong-siang sedang berada dikota nanning!” sahut seorang pimpinan , “baiklah kalau begitu ! sekarang kita pusatkan perhatian untuk melenyapkan ui-hai-liong-siang,jadi besok lima pimpinan operasi yang berhadir saat ini, semuanya menuju kota nanning dan langsung dibawah pimpinan saya dan cu-bun-ong” sahut liem-bouw

ketika mereka masuk kota yangsu anggota hek-te yang berada dikota itu melaporkan bahwa ui-hai-liong-siang berada di ang- in-kok , liem-bouw segera mengajak rombongannya menuju ang-in-kok sehingga bertemu dengan ui-hai-liong-siang yang baru saja selesai makan daging panggang

“hahahha… ternyata see-kwi-liong ! pantas berlaku tidak senonoh.” , “heh..! ui-hai-liong-siang jangan berlagak tenang , kedatangan kami adalah untuk melenyapkan kalian dari muka bumi ini! bentak liem-bouw kesal karena tidak melihat sedikitpun dua musuhnya ini gentar sementara meraka ada puluhan orang , “heh..see-kwi-liong ! kalau tidak bawa anak buah bagaimana kamu bisa unjuk gigi dihadapan kami!?” balas yo-hun , “sial benar ! apa kamu merasa bisa menandingi saya ! ciaat..!” see-kwi-liong tidak bisa menahan marah dan langsung menerjang dengan pukulan sakti , yo-hun menyambutnya dengan keras “blamm” dua pukulan sakti beradu membuat tempat itu bergetar , liem-bouw undur lima langkah sementara yo-hun mundur dua langkah

liem-bouw terkejut bahwa kekuatannya masih dibawah kekuatan lawan , hatinya sedikit bergetar lalu berteriak memerintahkan anak buahnya menyerang , lima orang itu langsung merangsak maju , ui-hai-liong-sing tidak kepalang tanggung bergerak cepat menerobos keroyokan dengan pedang , ilmu thian-te-it-kiam dikeluarkan , suaranya bergemuruh bergelombang menyapuh keroyokan , dalam lima gebrakan jerit kematian sudah terdengar susul menyusul dan sepuluh anggota hek-te telah meregang nyawa dibabat pedang liu-kim

liem-bouw tidak menyangka hal itu dan merasa kecele , dia sendiri berada dibawah yo-hun dan walaupun dibantu oleh muridnya hanya dapat mengimbangi yo-hun, rombongannya bagai tahu lunak di ujung pedang lui-kim yang bergerak demikian cepat bahkan pukulan “pek-lek-jiu” yang menderu bagai halilntar membuat keroyokan itu terpental porak-poranda

, liem-bouw dengan tidak malu-malu melarikan diri meninggalkan murid dan anak buahnya , cu-bun-ong yang juga tidak menduga akan ditinggalkan suhunya makin tidak kuasa mengelak tekanan pedang yo-hun sehingga “crakk….aaaaaa ” terdengar jerit setinggi langit dari mulut cu-bun-ong ketika betisnya kena bacok pedang yo-hun hingga buntung

sementara pengeroyok lui-kim berhamburan melarikan diri setelah mendengar jeritan cu-bun-ong , ui-hai-liong-siang segera meninggalkan tempat itu untuk mengejar see-kwi-liong dan seminggu kemudia ui-hai-liong-siang mendapatkan jejak see-kwi-liong menuju wilayah utara , ui-hai-liong-siang terus mengikuti jejak see-kwi-liong , sejak peristiwa di ang-in-kok nama ui-hai-liong-siang semakin terkenal dan keadaan see- kek-hek-te tidak kian melemah karena tidak ada lagi pimpinan di yinchang dan akhirnya para anak buah see-kek-hek-te ambil jalan masing-masing

ketika ui-hai-liong-siang sampai kota xining , keduanya memasuki sebuah likoan untuk istirahat dan makan , para pelayan sibuk melayani pengunjung yang hari cukup ramai , setelah memesan makanan ui-hai-liong-siang mengambil tempat duduk disudut ruangan dan disampin mereka ada tiga lelaki pedagang yang juga sedang bersantap , sambil makan ketiganya bercakap-cakap , “dua tahun terakhir ini kedaan

tionggoan agak berubah!” sela seorang lelaki berumur empat puluh tahun bermata juling , “maksudmu berubah bagaimana lauw-bhok!?” tanya seorang yang mukanya kayak kuda dan agak kekuning-kuningan berumur empat puluh tahunan , “iya , jelaskanlah maksud perubahan yang kau katakana lauw-bhok!” sambung kawannya yang bernama tan-peng

“ah.. kalian ini pura-pura tidak tahu apa bagaimana!?” sela lauw-bhok , “benar kami tidak tahu maksud perubahan yang kamu katakan.” sahut tan-peng , “begini loh maksud saya tan- peng dan kui-kang!” , “hmh… bagaimana!” sela keduanya sambil mengehentikan suapan dan serius mendengar,

“seminggu yang lalu baru adik saya dari selatan dan kalian tahu apa yang terjadi disana!?” , “tidak… kami tidak tahu.” Jawab kedua rekannya serempak , lalu lauw-bhok berkata , “diselatan sudah hampir dua tahun kehidupan masyarakatnya sudah kembali normal , penduduknya tidak lagi di kuasai oleh lam-kek- hek-te” , “oh-ya!? alangkah baiknya kedaan mereka disana.” sela kui-kang , “benar ! kehidupan mereka sangat nyaman setelah kemelut hek-te tidak lagi meneyelimuti daerah mereka” sahut lauw-bhok dengan nada sedikit iri

“lauw-bhok ! kenapa wilayah selatan mengalami kondisi yang baik tersebut , apa yang terjadi dengan lam-kek-hek-te!?” tanya tan-peng , “menurut cerita adik saya , bahwa dua tahun yang lalu she-taihap dari pulau kura-kura muncul dan mempreteli kekuatan lam-kek-hek-te!” , “heh..! bukankah she-taihap sudah lama binasa !?” tanya tan-peng heran , “she-taihap dari pulau kura-kura itu kan banyak tan-peng! karena mereka memiliki induk yang banyak” sahut kui-kang , “hmh… benar juga , lalu apakah kamu tahu siapa nama dan julukan she-taihap yang muncul itu!?” tanya tan-peng pada lauw-bhok

“kata adik saya , nama she-taihap itu adalah kwaa-han-bu dan julukanya adalah im-yang-sin-taihap , orangnya masih muda dan tampan berumur dua puluh tahun dan ciri khasnya katanya dibahunya selalu tersampir sabuk berwarna kuning” sahut lauw- bhok , sesaat mereka diam lalu lauw-bhok berkata lagi , “dan yang lebih hebatnya bahwa ngo-ok-heng-cia penguasa lam- kek-hek-te telah tewas ditangan im-yang-sin-taihap.” ,

“wah..luar biasa kalau begitu,” sela keduanya serempak , “dan im-yang-sin-taihap sekarang berada di wilayah ditimur dan katanya kondisi timur juga sudah berangsur-angsur membaik setelah im-kan-kok-sian-li-sam melarikan diri ke wilayah kita ini” , “wah… sungguh untung dua wilayah itu telah kembali normal” gumam kui-kang lirih

“jika itu perobahan yang kamu maksud lauw-bhok meemang benar! dua wilayah yakni selatan dan timur berubah kearah yang baik sementara kita di utara akan semakin terpuruk!” , “maksudmu terpuruk bagaimana tan-peng!? tanya lauw-bhok , “iya kita semakin terpuruk karena bos besarnya hek-te berada di wilayah kita dan terbukti im-kan-kok-sianli-sam melarikan diri kewilayah kita dan tentunya akan mengadu pada pah-sim-sai- jin.” sahut tan-peng . keduanya manggut-manggut membenarkan , “dan bukan itu saja lauw-bhok keadaan barat juga saya dengar bergolak dan pasukan hek-te disana terbentur dengan munculnya ui-hai-liong-siang.” kata tan-peng menambahkan

“lalu ! bagaimana keadaan yinchang sebagai pusat see-kek- hek-te!?” , “sepertinya sama dengan im-kan-kok-sianli-sam yakni melarikan diri ke wilayah kita , “heh..! bagaimana kamu tahu!? sela kui-kang , “dua minggu yang lalu ketika saya sedang membuka dagangan dipasar lou-ma pimpinan hek-te dikota ini dan tiga anak buahnya menagih pajak dagangan saya dan berketepatan seorang kakek lewat , nah..! ketika melihat kekek itu , mereka segera menjura hormat dan sepintas saya dengar ketika si kakek ditanya masalah see-kek-hek-te , kakek itu menjawab bahwa keadaan disana genting.”

“lalu bagaimana kamu tahu bahwa kakek itu see-kwi-liong!? tanya lauw-bhok , “saya tahu karena mereka memanggil kakek itu dengan liem-suhu dan juga kakek itu berkata kemungkinan dia dikejar oleh ui-hai-liong-siang dan menyuruh mereka supaya menghalangi sepasang pendekar itu” lauw-bhok dan kui-kang terdiam , yo-hun dan lui-kim yang mendengar percakapan itu saling pandang

“tan-peng..! bukankah ui-hai-liong-siang itu pertama didengar dari daerah utara ini , yang kalau tidak salah pertama muncul dari kota pantai di laut kining!?” benar lauw-bhok , dan yang saya dengar juga bahwa sepasang pendekar itu juga telah mempecundangi hek-te yang berada di sepanjang wilyah utara ini sampai kebarat tapi tidak sampai mempreteli pimpinan anggota hek-te di tiap kota sebagaimana yang mereka lakukan di wilyah barat bahkan sampai membuat pimpinan see-kek-hek- te di yinchang lari tunggang langgang” sahut tan-peng

“kalau menurut ceritamu tadi tan-peng , kemungkinan besar ui- hai-liong-siang akan berada di wilayah utara untuk mengejar see-kwi-liong.” sela kui-kang , “hmh… benar juga “ sahut tan- peng dan tidak sengaja pandangannya beradu dengan yo-hun yang sudah selesai makan dan serius ikut mendengarkan percakapan mereka , kemudian ia melihat lui-kim , hatinya tergetar dan segera menunduk menatap kembali kepada kedua rekannya dan menggerak-gerakkan kepalanya , dua rekannya membalikkna badan dan melihat yo-hun dan lui-kim , “maaf sam sicu! karena kalian bercerita di tempat umum dan juga dengan tanpa bisik-bisik jadi kami ikut mendengar” sela yo-hun

, “tidak apa sicu! dan sepertinya sicu dan kouwnio bukan daro kota ini.” sahut lauw-bhok , sebelum yo-hun menjawab tiba-tiba sepuluh orang hek-te memasuki likoan

“semua pendatang baru akan diperiksa dan ditanyai , jadi bagi orang pendatang segera berdiri !” teriak lou-ma pimpinan hek-te di kota xining , beberapa orang berdiri dan lalu anak buahnya mendekati dan menanyakan identitas mereka , “kalau boleh tahu kenapa para pendatang diperiksa!?” tanya yo-hun berdiri , lou-ma menatap yo-hun , “ini situasi genting dan kami ingin semua pendatang diperiksa! dan kamu siapa !?” sahut lou-ma sambil mendekati yo-hun dan lui-kim , “saya yo-hun dan istri saya ini lui-kim!” jawab yo-hun , lou-ma menatap penuh curiga dan bertanya , “apakah kalian ui-hai-liong-siang!?” , “orang- orang menjuluki kami demikian , apakah kami yang kalian cari

!?” sahut yo-hun , mendengar jawaban itu segera sepuluh orang itu mencabut pedang

“kalian harus kami tangkap !” bentak lou-ma , “apa sebab kami ditangkap dan bagaimana cara kalian hendak menagkap kami!?” sahut yo-hun tenang , “sial …. ! ayo ringkus keduanya !” teriak lou-ma , sembilan orang anak buahnya segera maju , namun yo-hun menendang meja sehingga meluncur melabrak mereka , “brakk..” meja itu berkeping-keping dihantam pukulan dan bacokan para anak buah hek-te , tapi meja dan kursi susul menyusul terbang kearah mereka , stelah empat meja dan delapan kursi hancur yo-hun menerjang pengeroyok yang baru saja menagkis kursi terakhir dan serangan itu luar biasa cepat dan dalam tiga gebrakan sepuluh orang itu terlempar kesana kemari , para pengunjung berserabutan menyingkir sejak para hek-te mencabut pedang termasuk lauw-bhok dan dua rekannya yang berdekatan dengan ui-hai-liong-siang

louw-ma yang mukanya bengkak memar kena hantam pukulan yo-hun menringis-ringis kesakitan , yu-hun mendekatinya dan mendudukkanya diatas meja , “dimana sekarang see-kwi-liong!” bentaknya , “a..aku tidak tahu , “plak..” yohun menampar pipi yang sudah bengkak itu sehingga membuat lou-ma mengeraang-ngerang kesakitan , “dimana sekarang see-kwi- liong!?” yo-hun kembali bertanya , “a..di..dia tidak disini lagi.” Jawab lou-ma terbata-bata , “kemana see-kwi-liong pergi !?” dan sebelum lou-ma menjawab sebuah hawa pukulan menghantam yo-hun dan untungnya yo-hun cekatan dan segera mengelak sambil melemparkan lou-ma kearah datangnya pukulan , lui-kim yang mengetahui datangnya serangan segera menyambut hawa pukulan yang beruntun dan membuat dia bergeser setindak

di depan pintu likoan telah berdiri lima orang , yang pertama adalah see-kwi-liong , dan empat yang yang lain adalah tiga penghuni pulau neraka dan murid kelima pah-sim-saijin can- hang-bi , setelah tiga hari meninggalkan kota xining dia lewat disebuah hutan dan hidungnya mencium aroma daging panggang sehingga mengundang rasa laparnya , see-kwi-liong melangkah memasuki hutan dan mendekati sumber aroma yang menerbitkan selera itu , tapi pengintaiannya itu dipergoki seorang wanita yang tiba-tiba muncul dan menyerangnya , wanita itu adalah toan-lin , pertempuran seru terjadi dan baru dua puluh jurus , empat orang muncul , “heh.. ! hentikan pertempuran , kita sesama sendiri !” teriak can-hang-bi yang ada dalam rombongan itu

“toan-lin mengehentikan serangan , see-kwi-lin berhenti sambil mengetur nafasnya yang memburu karena kuatnya serangan toan-lin , “cianpwe..see-kwi-liong!” teriak can-hang-bi sambil menjura , see-kwi-liong memperhatikan gadis yang memanggilnya suhu , “hmh.. ternyata kamu hang-bi !” sahutnya sambil memperhatikan wajah ketiga orang yang bercat warna- warni itu , “apa ini see-kwi-liong pimpinan see-kek-hek-te!? tanya ouw-ciong , “benar ciong-twako!” jawab can-hang-bi , “siapa mereka ini hang-bi!?” tanya see-kwi-liong heran , “mereka ini adalah penghuni pulau neraka , cianpwe!” jawab hang-bi , “pulau neraka !?” , “benar cianpwe , saya adalah ouw- ciong dan dulu saya anggota pak-kek-hek-te dan kedua teman saya ini adalah toan-lin dan pouw-eng anggota tung-kek-hek-

te.” jawab ouw-ciong , “apakah maksudmu kalian adalah utusan yang dulu dikirim mencari pulau es !?” tanya see-kwi-liong , “benar cianpwe, dan kami tidak berhasil menemukan pulau es

tapi terdampar di pulau neraka” sahut ouw-ciong

“hmh… pulau neraka juga tidak kalah uniknya dengan pulau kura-kura dan apakah seranganmu tadi hasil yang kau dapatkan dipulau kura-kura!? Gumam see-kwi-liong sambil bertanya kepada toan-lin , “benar cianpwe !” jawab toan-lin , “hahaha…haha luar biasa dahsyat serangan yang kamu lakukan dan dua puluh jurus saya merasa tekanan yang begitu berat “ , “lalu cianpwe mau kemanakah !?” tanya can-hang-bi , “sebelum ku jawab apakah masih ada daging panggang yang kalian bakar!” sahut see-kwi-liong , “ooh masih .. masih ada cianpwe , marilah kita makan bersama” jawab hang-bi , lalu merekapun kembali ketempat dimana mamangang daging kijang

sambil memakan daging panggang , see-kwi-liong berkata , “hmh… sebenarnya aku ingin ke yinchuan untuk bertemu thian- te-ong , “apakah berhubungan dengan situasi yang kita hadapi sekarang ini cianpwe!?” tanya hang-bi , “yah… terkait dengan situasi kita akhir-akhir ini” jawab see-kwi-liong , “sebenaranya apa yang terjadi di barat cianpwe , melihat cianpwe sendiri

tanpa anak murid tentu telah terjadi sesuatu dibarat.” sela

hang-bi , “memang telah terjadi hal yang gawat di wilayah barat karena munculnnya ui-hai-liong-siang !” sahut see-kwi-liong , “apa yang dilakukan ui-hai-liong-siang di sana cianpwe!?” tanya ouw-ciong

“sejak kemunculannya di barat , keadaan anggota hek-te terancam di tiap kota , lalu saya dan lima puluh pimpinan cabang di tiap kota mencari dan mendatanginya , namun ternyata keduanya memiliki ilmu yang tinggi sehingga saya tidak bisa membendung keduanya dan karena saya harus melaporkan hal ini pada thian-te-ong maka saya berusaha menyelamatkan diri” jawab see-kwi-liong sedikit merasa malu , “hmh… kami juga diutus suhu thian-te-ong untuk mencari mereka” sela hang-bi , “mereka maksudmu ui-hai-liong-siang

!?” tanya see-kwi-liong , “benar ! ui-hai-liong-siang salah

satunya” jawab hang-bi , “yang lainnya siapa !?” , “yang lainnya adalah san-ji-liong dan ui-hai-sian , dan san-ji-liong sudah berhasil kami tewaskan “ jawab hang-bi

“hmh… kalau begitu marilah kita kekota xining!” sela see-kwi- liong , “ada apa dengan kota xining, cianpwe!?” tanya hang-bi

,“karena saya yakin ui-hai-liong-siang akan mengikuti saya dan kemungkinan besar dia akan melewati kota xining” ,

“hmh..kalau begitu marilah kita kesana , dan kalau kita dapat menewaskan keduaanya maka tinggal satu lagi tugas kita mencari ui-hai-sian” sela ouw-ciong , kemudian mereka berangkat menuju kota xining dan ketika sampai dikota xining , keributan di likoan yang membuat orang berkerumun di luar menarik perhatian mereka sehingg mereka mendekati likoan dan melihat kedalam likoan lou-ma sedang di tanyai yo-hun maka see-kwi-liong dan hang-bi menyerang bersamaan dan pukulan itu dielakkan yo-hun sambil melempar lou-ma kearah mereka dan pukulan itu dibuyarkan pukulan dari lui-kim

lou-ma yang kena hawa pukulan sakti tidak dapat diselamatkan karena dadanya remuk dan diapun tewas , yo-hun dan lui-kim menatap kelima orang itu dengan waspada , “hmh.. ternyata see-kwi-liong , dan sudah mendapat bantuan dan berani menggonggong lagi” sela lui-kim , “tutup mulutmu perempuan berengsek!” bentak see-kwi-liong sambil menerjang , terjangan see-kwi-liong diikuti oleh toan-lin yang menyerang sambil berkata , “san-ji-liong sudah tewas dan sekarang giliran ui-hai- liong-siang!” perkataan itu membuat ui-hai-liong-siang terkejut , san-ji-liong adalah dua cianpwe teman seperjalanan dalam mencari pusaka pulau es dan keduanya dikatakan sudah tewas dan sekarang giliran mereka maka dengan rasa gemas ui-hai- liong-siang menyambut serangan kedua lawannya dan pertempuran pun berlangsung dengan seru , dua pukulan sakti beradu dan mebuat tempat itu laksana dilanda angin ribut dan bergetar , orang-orang yang berkerumun menjauhkan diri ketempat yang lebih aman untuk menonton peristiwa itu , lauw- bhok dan dua rekanya tidak ingin melewatkan peristiwa dimana ui-hai-liong-siang yang baru mereka bicarakan menghadapi gembong hek-te

setelah satu jam pertempuran satu lawan satu , toan-lin yang berhadapan dengan lui-kim hanya selisih sedikit dan pertarungan berjalan seimbang , namun bagi see-kwi-liong yang memang kalah dari yo-hun harus menerima tekanan berat dan desakan kuat sehingga satu ketika tubuhnya terhempas ketanah ketika dua buah pukulan pek-lek-jiu menghantam lambung dan bahunya ,ouw-ciong melompat dan menrejang yo- hun , yo-hun dengan tenang menghadapi serangan luar biasa dan kuat dari ouw-ciong , pertempuran yang tadi berada didalam likoan kini sudah berada diluar , karena ui-hai-liong- siang berusaha terus mendesak lawannya keluar

pertempuran di ruang terbuka itu membuat orang yang menonton dari kejauah dengan jelas dapat melihat pertarungan itu , walaupun yang bertarung sudah merupakan empat bayangan yang bergerak cepat , yo-hun dan liu-kim saling beradu punggung membendung serangan toan-lin dan ouw- ciong , yo-hun tidak ingin istrinya tiba-tiba dikeroyok karena merasa bahwa perempuan yang satunya lagi yang wajahnya sama dicat warna-warni tentu memiliki ilmu yang sama kuatnya dengan orang yang dilawannya

“ouw-ciong ! bukankah mereka dua orang yang terdampar bersama kita di pulau neraka !?jadi cepat kalian tewaskan!“ sela pouw-eng setelah mengingat-ingat karena wajah keduanya serasa perna ia lihat , ouw-ceng dan toan-lin memperhatikan dan merekapun ingat akan yo-hun dan lui-kim , yo-hun dan lui- kim yang mendengar itu juga langsung ingat ketika di ingatkan dengan sebuah pulau dimana mereka terdampar bersama tiga orang dan tentunya tiga orang inilah anak buah hek-te yang terdampar bersama mereka

“toan-lin dan ouw-ciong sesaat berhenti , “hmh.. ternyata kalian rupanya yang menjadi ui-hai-liong-siang !” sela ouw-ciong , “dan kalian tiga orang hek-te rupanya telah menjadi badut yang tidak lucu” sahut lui-kim , toan-lin marah dan langsung menyerang dan pertempuran pun dilanjutkan kembali, daya pertahanan dan daya serang ui-hai-liong-siang sangat handal sehingga toan-lin dan ouw-ciong tidak bisa berbuat banyak bahkan mereka sibuk dengan serangan balasan ui-hai-liong- siang , pouw-eng tidak sabar lagi melihat dua rekannya keteter juga ternyata , lalu dia memasuki pertempuran dan menyerang dari sisi lain , ui-hai-liong-siang kini benar-benar diuji , suami istri itu mengerahkan daya serang ilmu pedang thian-te-it-kiam dan pukulan pek-lek-jiu yang mereka terima dari nelayan gundul

dan kedudukan ui-hai-liong-siang yang tidak berpisah membuat daya perthanan yang kokoh dan sulit untuk ditembus tiga penghuni pulau neraka , ui-hai-liong-siang sudah tidak segencar tadi dalam memberikan serangan balasan karena mereka terpusat untuk mempertahankan diri , tiga penghuni pulau neraka juga mengeluarkan seluruh kekuatan untuk merobohkan pertahanan ui-hai-liong-siang , pertempuran sudah berjalan tiga jam , dan hari sudah menjelang sore namun ui-hai- liong-siang tetap mampu bertahan dari tekanan tiga lawan yang kuat itu , hang-bi segera turun tangan untuk membatu menekan pertahanan ui-hai-liong-siang , dan kali ini ui-hai-liong-siang makin tersudut , mereka hanya dapat bertahan dan tidak lagi dapat membalas serangan

dan mungkin hanya menunggu waktu mereka akan lengah dan kecapean , sampai seratus jurus ui-hai-liong-siang pantas dipuji akan kekosenan ilmu yang mereka miliki , sejauh itu mereka masih bisa menghalau empat pedang yang yang mengincar mereka dan dan menghalangi pukulan-pukulan dengan pek-lek- jiu yang bergemuruh bagai halilintar , dan ketika keadaan mereka sudah sangat payah kelelahan dan sebuah tusukan dari pouw-eng telah melukai pundak yo-hun tiba-tiba sebuah bayangan gesit melompat menerjang pouw-eng , pouw-eng tidak sempurna mengelak serangan yang tiba-tiba itu sehingga hawa pukulan sakti yang menerpa tubuhnya membuat dia sempoyongan dan hal ini sesaat membuat pertempuran berhenti

“ui-hai-sian cianpwe! terimaksih telah membantu!” teriak yo-hun

, “hehehe… bukankah kamu pemuda yang ikut mencari pulau es , “benar cianpwe dan kedua wanita itu yang cianpwe

tenggelamkan saat berada ditengah laut” sahut yo-hun , “cih.. ternyata si kakek bangkotan yang bergelar ui-hai-sian!” dengus toan-lin yang marah diingatkan betapa mereka bertiga diceburkan oleh kakek tio-can waktu ditengah laut , toan-lin menyerang dan disusul pouw-eng , yo-hun memapaki serangan pouw-eng dengan cepat sehingga tidak jadi mengeroyok ui-hai- sian , ouw-ciong , hang-bi menerjang lui-kim , pertempuran jadi terbagi tiga , yo-hun yang melihat istrinya di keroyok mendesak pouw-eng kearah pertempuran lui-kim dan setelah dekat , yo- hun membagi serangan pada hang-bi dan serangan yang luarbiasa itu sangat cepat dan tidak terduga sehingga , “”crass..” bahu hang-bi terluka kena sabet pedang yo-hun

melihat hal itu see-kwi-liong maju membantu , namun setelah hang-bi luka dan see-kwi-liong yang memasuki pertempuran tidak banyak membantu , bahkan toan-lin sudah mulai terdesak oleh serangan ui-hai-sian dan hal itu membuat ouw-ciong khawatir sehingga lengah dan itu menjadi peluang bagi lui-kim untuk menembus pertahanan ouw-ciong dan melukai lengannya , ouw-ciong terkejut dan melompat jauh menghindarkan serangan susulan dan takpelak serangan susulan itu dengan luarbiasa mengarah pada see-kwi-liong yang memang tidak sekuat ouw-ciong dan terlebih dia sudah luka dalam ringan , see-kwi-liong tidak menduga pedang lui-kim telam menusuk dan merobek perutnya sehingga menganga , see-kwi-liong melenguh dan ambruk ketanah dan keadaan see- kwi-liong ini membuat hang-bi terkejut dan dan tambah terkejut ketika sabetan pedang yo-hun mengarah kakinya , untungnya dia cepat mengelak mundur namun pedang yo-hun tetap dapat menggores pahanya

toan-lin semakin terdesak dan diapun tak dapat lagi mengelak ketika senjata roda ui-hai-sian merobek punggungnya sehingga mengeluarkan darah keadaan yang beruntun itu membuat pouw-eng tidak bisa mengelak ketika pukulan pek-lek-jiu “plak..” menghantam bahunya hingga tulang bahunya remuk , pouw- eng meringis kesakitan namun dia masih dapat berdiri walaupun pukulan itu sempat mendorongnya dua tindak , toan- lin yang didesak terus oleh ui-hai-sian berusaha bertahan sekuat tenaga , “kali ini kita mundur dulu” teriak pouw-eng sambil melarikan diri , hang-bi segera menyusul dan ouw-ciong melepas pukulan kearah ui-hai-sian dan memberikan kesempatan pada toan-lin melompat melarikan diri namun ouw- ciong harus menerima juga pukulan pek-lek-jiu yang di lepaskan oleh lui-kim dan menghantam lambungnya namun dia masih kuat untuk melompat menyusul toan-lin menembus kegelapan malam ui-hai-liong-siang tidak mengejar karena hari juga sudah malam dan kelelahan tubuh mereka lebih memilih untuk istirahat , lui- kim memeriksa luka di pundak suaminya , “koko ! kamu terluka hebatkah!?” tanya lui-kim sambil memeriksa luka itu , “hanya luka ringan kim-moi “ , “tapi koko , lukanya bengkak menghitam

!?” sahut lui-kim cemas , “sepertinya pedang perempuan siluman itu beracun !” sela ui-hai-sian , “benar cianpwe.” sahut lui-kim , “sebaiknya bawa suamimu kedalam likoan dan usahakan keluarkan racun dilukanya !” kata ui-hai-sian sambil masuk ke likoan dan meminta pada pelayan untuk segera menyiapkan makanan untuknya , lui-kim memapah suaminya dan masuk kelikoan dan meminta disediakan kamar , “cianpwe! kami keatas dulu !” sela lui-kim , “ya…. aku disini saja karena perutku lapar dan haus “ sahut ui-hai-sian

Lui-kim memasuki kamar dan merenahkan yo-hun di pembaringan , wajah yo-hun sudah amat pucat , lui-kim segera merobek luka itu dan darah berwarna hitam pun keluar , yo-hun merasa nanar dan berkeringat dingin dan kemudian ia pingsan , lui-kim merasa cemas , lalu dia buru-buru keluar memanggil pelayan , “dimana ada shinse disini !” , “oh .. ada di luar pintu barat kota dan rumahnya ada di sebuah lembah sekitar

setengah jam perjalanan dari pintu gerbang , “lui-kim segera masuk kembali dan memapah yo-hun dan melompat dari loteng berlari cepat diatas atap perumahan menuju gerbag kota sebelah barat , tidak lama pondok tabib itu pun kelihatan dari jalan setapak , lui-kim menutuni lembah dan mendekati pondok itu Seorang kakek berumur enam puluh lebih sedang duduk di sebuah batu didepan pondok sambil menumbuk obat-obatan , “lopek ! tolonglah suamiku yang sedang terluka , “oh… cepat bawalah ia kedalam dan baringkan ! sahut kakek itu berdiri dan segera mengikuti lui-kim yang memapah suaminya masuk kedalam pondok , tabib yang dipanggil bu-sinse itu memeriksa bahu yo-hun , sesaat dia geleng-geleng kepala , “bagaimana pek-sinse ! arahkah luka suamiku !? , tanya lui-kim cemas “hmh

, luka ini sebenarnya mengandung racun yang berbahaya namun sungguh suamimu ini kuat sehingg racunnya tidak menyebar dan ini mungkin karena hawa sakti yang ada pada tubuhnya yang berhawa sama dengan racun ini “ , “apakah racun itu berhawa panas , pek-sinse!? “ tanya lui-kim , “benar kouwnio , “apakah suamiku dapat disembuhkan !? , “ya , jika racun ini sudah dikeluarkan dan untungnya sudah dirobek hanya tinggal memberikan obat pembersih darah dan bubuk pengering luka” sahut bu-sinse , “coba kamu rebus ramuan ini sehingga airnya tinggal seperempat mangkok!” perintahnya

pada lui-kim , lui-kim segera melakukannya sementara bu-sinse mengambil bubuk ramuan lain dan menggodoknya dengan air panas dan bubuk hangat ditempelkan di atas luka

Setelah air rebusan ramuan dibawa lui-kim , lalu bu-sinse meminumkanya pada yo-hun , setengah jam kemudian yo-hun sadar , lui-kim yang menungguinya tersenyum , “kim-moi bagimana dan dimana kita ini !?” , “kita di pondok pek-sinse hun-ko dan lukamu sudah diobati.” Sahut lu-kim agak lega ,

“apakah dia sudah siuman kouwnio !? tanya suara bu-sinse dari luar pondok , “sudah peksinse !” sahut lui-kim , yo-hun bangkit dan merasa sudah kuat , lalu mereka keluar menemui bu-sinse yang sedang menumbuk ramuan di halaman pondok

“Terimakasih pek-sinse telah sudi menolong dan mengobati luka saya .” , bu-sinse tersenyum , “tidak apa kongcu ! berkat hawa yang pada tubuhmu membuat racun itu berkurang daya serangnya dan juga segera mendapat pengobatan” sahut bu- sinse , “pek-sinse apakah artinya sumiku sudah bisa dibawa kembali !?” sela lui-kim , “sudah kouwnio , hanya meminum ramuan beberapa kali suamimu akan sembuh.” sahut bu-sinse , lalu bu-sinse masuk kedalam pondok dan membungkus ramuan daun itu secukupnya , “ini rebuslah seperti tadi dan minumkan pada kongcu setiap hari , dan dalam tiga hari , kongcu akan pulih sedia kala” kata bu-sinse sambil memberikan bungkusan ramuan itu , lui-kim menerima bungkusan dan memberi tanda terimaksih kepada bu-sinse , dan kemudian mereka meninggalkan pondok bu-sinse kembali ke dalam kota

sesampai di likoan segera keduanya istirahat , “kemana ui-hai- sian , kim-moi !? , “tidak tahu hun-ko , tadi saya tinggalkan dia sedang makan dibawah , mungkin dia sudah pergi atau sedang istirahati di kamar lain.” sahut lui-kim , “sekarang istirahat dan

tidurlah koko!” , “hmh.. baiklah .” sahut yo-hun sambil merebahkan badan , dan lui-kim juga merebhakan badan disamping suaminya , tubuhnya sangat lelah akibat pertempuran yang setengah hari lebih dan sebentar saja lui-kim sudah tertidur memeluk tangan suaminya bagaimana dengan ui-hai-sian , benarkah dia telah pergi !? , tidak , ui-hai-sian setelah makan menyewa kamar untuk melewatkan malam di kota xining , lalu bagaimana ui-hai-sian sudah sampai di kota xining ? , ui-hai-sian setelah melarikan diri dari pasukan yang dipimpin oleh kao-hong-bi dan dua rekannya

, ui-hai-sian menuju kota hailun , selama seminggi ia berada disana untuk mengintai pasukan tung-kek-hek-te , namun sudah sekian lama pasukan itu tidak pernah memasuki kota hailun , dengan penasaran ui-hai-sian kembali ketempat dimana dia dicegat oleh pasukan tung-kek-hek-te namun sepanjang perjalanan ke timur tidak ada lagi iring-iringan pasukan yang di temuinya bahkan ketika melewati bukit batu bau amis bangkai dari bawah jurang tercium dan dia mencoba melihat kebawah dan tumpukan beberapa mayat bergelimpangan didasar jurang

ui-hai-sian lalu menyimpulkan bahwa pasukan tung-kek-hek-te telah di pecundangi oleh im-yang-sin-taihap dia tercenung semakin takjub pada kehebatan yang dimiliki pemuda dua puluh tahuanan itu , lalu ui-hai-sian mempercepat larinya menuju kota ki-bun dan sesampai disana keadaan sunyi dan sepi , lalu ia mengintai kediaman im-kan-kok-sianli-sam namun tempat itu juga sepi , ui-hai-sian segera meninggalkan kota kibun dan terus berlari cepat menuju wilayah utara , ketika sampai dikota cangbu, ui-hai sian istirahat disebuah likoan , likoan yang padat oleh tamu yang rata-rata wajah mereka cerah

, ui-hai-sian hampir ditiap kota yang disinggahi penduduk berwajah cerah menyiratkan kelegaan Dan disebuah meja lima orang sedang bersantap penuh nikmat dan gembira sambil bercakap-cakap , “yang jelas tidak berapa lama lagi kemelut yang menyelimuti tionggoan akan sirna dan kehidupan kita akan kembali normal serta lepas dari tekanan hek-te” , “benar yap-twako! , kita doakan saja semoga im-yang- sin-taihap dapat menundukkan dan melenyapkan pah-sim-sai-ji dan antek-anteknya.” , “sungguh luar biasa apa yang dilakukan she-taihap dalam kurun waktu dua tahun..” , “memang betul

!setelah selatan dibebaskan dari tekanan hek-te , kemudian wilayah timur dan sekarang wilayah kita” sahut yang lain , “yap- twako! bagaimana menurut penilaian dan pandangan tentang im-yang-sin-taihap dengan pah-sim-sai-jin ?!”

“pah-sim-sai-jin memang luar biasa sakti , namun im-yang-sin- taihap juga penuh kejutan dan selaku she-taihap dari pulau kura-kura hal itu memang dimaklumi.” , “menurut yap-twako dapatkah im-yang-sin-taihap mengalahkan pah-sim-sai-jin !? , “untuk memastikan tentu kita tidak dapat namun kalau saya rasa kemungkinannya bahwa im-yang-sin-taihap akan dapat mengalahkan pah-sim-sai-jin.” , “alasan dan dasar perkiraannya bagaimana yap-twako!? tanya yang lain , “kita tahu sendiri sebenarnya para she-taihap tidak kalah ketika kemunculan

pah-sim-sai-jin dulu , hanya karena bau apek yang dikeluarkan pah-sim-sai-jin yang membuat para she-taihap kalah.” , “lalu menurut twako! bagaimana im-yang-sin-taihap menghadapi bau yang dikeluarkan pah-sim-sai-jin!?” “saya sendiri dulu menyaksikan bagaimana sabuk para she- taihap membuat pah-sim-sai-jin lari tunggang langgang , dan tentunya im-yang-sin-taihap sudah menyempurnakan ilmu sabuk itu sehingga dia memakai ciri khas sabuk yang tersampir di bahunya “ , “tapi yap-sicu! kemungkinan itu masih belum dapat dijadikan alasan bahwa im-yang-sin-taihap akan dapat melenyapkan pah-sim-sai-jin” sela seorang yang berumur sepantaran dengan she-yap lima puluh tahun lebih , “kalau menurutmu kao-sicu ! , bagaimana !? , “kalau menurut saya , bahwa im-yang-sin-taihap cendrung dapat mengalahkan pah- sim-sai-jin dengan melihat kekauatan im-yang-sin-taihap yang telah berhasil menewaskan ngo-ok-hencia di selatan dan juga melarikan dirinya im-kan-kok-sianli-sam yang tinggal dua orang ke wilayah utara ini.” , “maksudnya bagaimana kao-twako!? , “dari situ saja kita dapat mengukur betapa tingginya ilmu im- yang-sin-taihap dan saya yakin seandainya pah-sim-sai-jin yang dikeroyok ngo-ok-hengcia pasti pah-sim-sai-jin akan kalah.” sahut she-kao 

“tapi ! masalahnya kao-twako seperti diketahui bahwa pah-sim- sai-jin mengeluarkan bau apek yang membuat para lawannya

tidak berdaya , , “benar ! namun yang saya sampaikan alas an pertama , “memang masih ada alas an kedua kao-sicu!?” tanya she-yap , “benar ! ada satu lagi alasan yang dapat saya jadikan sebagai dasar pemikiran.” sahut she-kao , “apakah itu kao-

twako!? , “alas an kedua itu adalah berhasilnya im-yang-sin- taihap mempecundangi ratusan pasukan lam-kek-hek-te dan ratusan pasuakn tung-kek-hek-te yang menyerangnya , sendirian menghadapi pasukan laksana air bah itu menunjukkan betapa cerdiknya im-yang-sin-taihap” semuanya manggur-manggut , “untuk menghadapi ratusan pasukan im- yang-sin-taihap mampu apalagilah hanya menghadapi bau yang dikeluarkan pah-sim-sai-jin” , “hmh… benar juga dasar pemukiran itu kao-sicu !” sela she-yap

“yang pasti kita sama-sama mendoakan semoga im-yang-sin taihap berhasil disini sebagaimana di selatan dan di timur” sahut she-kao , semuanya mengangguk membenarkan dan kemudian pemilik likoan muncul dengan beberapa anak pengawalnya , “kalian terlalu banyak bicara dan untuk itu kalian harus dihajar ! bentak pemilik likoan dan memrintahkan sepuluh pengawalnya untuk menyerang kelima orang tamu itu , namun sebelum terjangan sepuluh pengawal sampai , tiba-tiba tubuh mereka terlempar kena hantam sebuah pukulan sakti yang datang dari arah samping , pemilik likoan terkejut melihat anak buahnya jatuh centang perenang bergedebuk menimpa meja dan kursi bagai durian jatuh

“ui-hai-sian tersenyum sinis , “jangan membuat ribut jika ui-hai- sian sedang makan !” bentaknya pada pemilik likoan , pemilik likoan segera undur masuk kedalam dan anak buahnya juga keluar sambil meringis kesakitan , “terimakasih ui-hai-sian cianpwe!” sela she-kao sambil menjura , “huh..! kalian memang cerita yang tidak berguna dan hanya mengira-ngira !” , “maaf cianpwe kalau mulutku kami terlalu lancang” sahut she-kao , “memang mulut kalian bicara tanpa pikir dan menaruh harap pada seorang yang tiada berguna!” , “apa maksud cianpwe dengan berkata demikian!?” tanya she-kao heran dan empar rekannya juga mengerinyitkan kening mendengar perkataan orang yang menyelamatkan mereka

“kalian hanya tahu muka dan tidak tahu ekor!” sela ui-hai-sian makin membuat bingung kelima orang itu , “kami benar tidak mengerti cianpwe.” sahut she-kao , “kalian mengatakan bahwa im-yang-sin-taihap cerdik dengan mengalahkan ratusan pasukan padahal yang membuat pasukan itu tidak berdaya adalah aku ui-hai-sian !” , “ooh ! demikiankah cianpwe!? , “ya

…! Demikianlah kenyataannya , “tapi cianpwe bagaimana bisa , kami tidak pernah mendengar nama cianpwe pada peristiwa itu

, “hal itu tidak kalian dengar karena aku pemain dibalik layar mengarahkan im-yang-sin-taihap bertemu pasukan ditempat- tempat yang memudahkan bagi im-yang-sin-taihap mengalahkan pasukan itu .” “jadi ! artinya pemikiran dan strategi menghadapi pasukan adalah cianpwe sendiri secara diam-diam membantu im-yang-sin-taihap !? , “benar ! dan kalau tidak ada saya , apa mungkin im-yang-sin-taihap yang bau kencur itu akan menaklukkan ratusan pasukan” sahut ui-hai- sian jumawa dan kelima orang itu diam

“dan kalian menaruh harapan pada im-yang-sin-taihap akan mengalahkan pah-sim-sai-jin dan itu adalah omong kosong !” kelima orang itu saling pandang , “bagi kami cianpwe ! siapapun diantara cianpwe dan im-yang-sin-taihap atau bahkan pendekar lain yang berusaha melenyapkan tirani pah-sim-sai-jin , kami mengucapkan rasa terimaksih yang tidak terhingga” , “bangsat ! apa kalian kira aku ini butuh terimakasih kalian!? bentak ui-hai-sian , dan kelimanya semakin tidak mengerti akan sikap ui-hai-sian , “maafkan kami ui-hai-sian cianpwe , apa yang cianpwe lakukan hari ini tidak akan kami lupakan betapa kami telah diselamatkan oleh cianpwe.” sahut she-yap

“huh… kalian ini hanya orang lemah yang bisa hidup kalu di

topang oleh orang lain , enyah kalian dari hadapanku!” kata ui- hai-sian dengan wajah tidak senang dan bibir mencibir , kelima orang itu segera meninggalkan liokoan dengan keheranan akan sikap ui-hai-sian , ui-hai hai sian kembali menikmati hidangannya dengan lahap , sikap ui-hai-sian ini memang aneh dan culas , apa yang dilakukan oleh im-yang-sin-taihap membuat dia takjub sekeligus iri dan bahkan semakin tidak senang hatinya ketika mendengar im-yang-sin-taihap di puji dan dijadikan tumpuan harapan sementara dia seorang juga tergolong sakti dan puluhan tahun ia belajar sejak dari puncak himalaya sampai ke pulau es namun walaupun demikian dia tidak bisa menundukkan im-yang-sin-taihap yang masih muda dan nama im-yang-sin-taihap demikian terkenal

ui-hai-sian menyelesaikan makannya dan melanjutkan perjalanan cepat menuju kota yinchuan dimana pak-kek-hek-te sekaligus pimpinan tertinggi hek-te pah-sim-sai-jin , tujuannya hanya satu bagaimana dan apa yang berlaku dengan im-yang- sin-taihap jika bertemu dengan pah-sim-sai-jin , namun sampai dua bulan perjalanannya, dia tidak sedikitpun mengetahui keberadaan im-yang-sin-taihap yang jelas sudah berada diutara

, tapi berita im-kan-kok-sianli-sam yang menuju yinchuan kerap kali ia dengar , setelah sampai di yinchuan keadaan disana cendrung siaga sebagaimana halnya ketika dia sampai di kibun dulu waktu im-kan-kok-sianli-sam mengadakan usaha pencarian im-yang-sin-taihap

ui-hai-sian karena tidak mendengar keberadaan im-yang-sin- taihap , dia terus menelusuri kota yang akhirnya sampai di kota xining dimana pada saat pertempuran ui-hai-liong-siang berlangsung seru , dan dia seperti pernah melihat yo-hun tapi sudah lupa , lalu dia coba mengacaukan pertempuran dengan serangan jarak jauh sehingga menghentikan pertempuran itu , bahkan ketika ia dipanggil yo-hun dengan tambahan cianpwe pada julukannya membuat dia serasa dielus-elus , dan sebenarnya dia tidak akan melanjutkan pertempuran jika tidak diserang oleh toan-lin dan pouw-eng

keesokan harinya ui-hai-liong-siang keluar dari kamar untuk makan , dan ui-hai-sian sudah duduk di ruangan rumah makan sambil menunggu pesanan , “cianpwe! ternyata bermalam disini

, dan sekali lagi saya ucapkan terimaksih atas bantuan yang cianpwe berikan .” sela yo-hun , “sudahlah siang-taihap , bagaimana keadaan likamu ! “ tanya ui-hai-sian , “sudah baikan cianpwe.” jawab yo-hun , “kalau tidak keberatan cianpwe bagaimana kalau kita duduk bersama “ pinta yo-hun ramah , “hmh…. tidak mengapa duduklah dan pesanlah makan kalian” sahut ui-hai-sian , lalu ui-hai-liong-siang duduk dan yo-hun memnaggil pelayan untuk memasan makanan

“siapakah nama kalian siang-taihap !?” tanya ui-hai-sian , “saya yo-hun cianpwe dan istri saya ini siangkoan lui-kim “ sahut yo- hun , “yo-hun ! bagaimana kalian tahu bahwa aku adalah ui-hai- sian!?” , “sebenarnya saya hanya menebak ketika melihat cianpwe!” , “lalu bagaimana bisa benar !? , “sebenarnya julukan cianpwe itu dua tahun yang silam kami dengar dan itu pun perkiraan cianpwe san-ji-liong “ sahut yo-hun , “siapa san-ji- liong itu!?” , “san-ji-liong adalah dua cianpwe yang bersama dengan kita ditengah laut waktu itu cianpwe!” , “orang tua saat itu hanya lima orang , dua tosu , kemudian seorang pertapa , seorang wanita wanita tua dan kemudian saya sendiri “ , “benar cianpwe , dan cianpwe san-ji-liong adalah cu-keng lelaki pertapa dan khu-bun-sin salah seorang dari dua tosu” sahut yo- hun , “lalu… ! diamanakah san-ji-liong sekarang !?” , “kami juga tidak tahu cianpwe tapi apa yang dikatakan perempuan bermuka warma-warni waktu memulai pertempuran merupakan kebenaran yang menyedihkan .” sahut yo-hun , “maksudmu bagaimana dengan kebenaran yang menyedihkan!” , “kata lawan kita semalam yang ternyata adalah penghuni pulau neraka mengatakan bahwa san-ji-liong sudah mereka tewaskan dan hari itu giliran kami” sahut yo-hun

kemudian pesana datang dan dihidangkan dan merekapun makan , “kalian selamat , dari gulungan badai tentunya kalian terdampar disebuah pulau yang banyak disana.” , “benar cianpwe , kami sama-sama terdampar di pulau yang sama dengan ketiga orang yang mukanya berwarna-warni itu dan ternyata pulau itu adalah pulau neraka.” , “hmh… lalu selanjutnya bagaimana yo-hun !?” , saya dan istri saya ini

segera meninggalkan pulau itu karena hutannya banyak sekali ular belang dan sampai kesebuah pulau yang berpenduduk para nelayan” sahut yo-hun , “dan kalau cianpwe bagaimana !? “ tanya yo-hun , “saya juga terdampar disebuah pulau dan tidak berpenduduk .” , “berapa lama cianpwe tinggal di pulau itu !?” tanya lui-kim , “saya empat tahun berada disana dan kemudian kembali kedaratan besar “ sahut ui-hai-sian

“kalau kalian berapa lama di pulau orang nelayan itu “ , “kami sampai lima tahun di pulau itu cianpwe!” jawab lui-kim , “hmh… terus kalian ini hendak kemanakah !? , “sebenarnya kami mengejar see-kwi-liong dan ternyata dia datang sendiri menemui kami disini dengan bantuannya penghuni pulau neraka itu dan sekarang ia sudah tewas.” Sahut yo-hun , “maksudmu lelaki tua yang tewas kemarin !?” , “ benar cianpwe

, dia adalah pimpinan see-kek-hek-te di yinchang “ sahut yo- hun

“hmh… apakah kalian akan juga memberantas pah-sim-sai-jin

!?” tanya ui-hai-sian tiba-tiba , suami istri itu saling pandang sedikit heran mendengar pertanyaan bernada datar itu, “tentu cianpwe bukankah seharusnya demikian karena pah-sim-sai-jin adalah akar dari tirani yang menyelimuti tionggoan,” sahut yo- hun , “apa yang kalian lakukan itu sia-sia.”, “maksud ciampwe sia-sia bagaimana !?” tanya yo-hun , “andaipun kalian berhasil , kalian tidak akan dielukan orang.” , “kami tidak mengerti cianpwe!” sela lui-kim , “kalian telah berhasil membunuh see- kwi-liong pimpinan see-kek-hek-te , sementara ada seorang pendekar yang telah berhasil membunuh ngo-ok-hengcia pimpinan lam-kek-hek-te dengan seluruh pasukannya , kemudian pendekar itu membunuh semua pasukan tung-kek- hek-te dan bahkan membunuh salah seorang dari im-kan-kok- sianli-sam , dan tentunya dia yang akan dielukan orang” sahut ui-hai-sian

“cianpwe ! kami tidak perlu dielukan orang dan saya merasa gembira bahwa ada pendekar yang sudah berhasil sejauh itu , siapakah gerangan pendekar itu cianpwe!?” kata yo-hun dengan nada lembut , ui-ha-sian wajahnya mengeras , “untuk apa bertindak kalau hanya menjadi nomor dua , lebih baik biarkan saja orang yang di elu-elukan yang bertindak “ , “cianpwe! sepertinya cianpwe tidak menyukai pendekar itu.” sela lui-kim , benar sekali lui-kim , karena dia itu sombong dan keturunan orang sombong.” , “siapakah pendekar yang sombong itu cianpwe!?” tanya lui-kim , “dia digelar orang im- yang-sin-taihap” , “im-yang-sin-taihap itu berasal darimana !?” tanya yo-hun , “dia dari pulau kura-kura” , “eh .. artinya ia ada hubungan dengan she-taihap” sela lui-kim

“wah… kalau dia sombong tentu amat mencoreng nama she- taihap” sela yo-hun , “apakah cianpwe sudah bertemu dengan im-yang-sin-taihap !?” , “sudah ! makanya saya tahu dia sombong “ sahut ui-hai-sian , “bagaimana dan apa yang menyebabkan cianpwe menilai dia sombong” tanya yo-hun dengan nada penasaran , “saya mengajak dia pibu , namun dia tidak menggubris malah terkesan mempermainkan aku orang

tua” sahut ui-hai-sian , “rasanya tidak mungkin cianpwe seorang she-taihap dan kenyataannya telah melepaskan tirani pah-sim- sai-jin dari dua wilayah menyakiti hati cianpwe” sela yo-hun , “yo-hun ! kadang kalau orang merasa tidak terkalahkan akan bisa berlaku menyeleweng dan memandang remeh pada orang lain” sahut ui-hai-sian

“saya ingin bertemu dengan im-yang-sin-taihap itu dan ingin juga mencoba kepandaiannya yang mengakibatkan dia berlaku tidak adil pada cianpwe” sela lui-kim penasaran , yo-hun
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar