Pedang Karat Pena Beraksara Jilid 04

Jilid 04

"KALAU aku sampai mampus terbacok, anggap saja kepandaianku yang tidak becus,"jawab Tok Hayji dingin.

"Baik..."

Hee-ho Nian membentak keras, sambil mengayunkan golok Yan leng to miliknya, dia membacok tubuh bocah itu keras-keras. pada dasarnya dia memang memiliki tenaga yangamat besar, ayunan golok yang dilancarkan dalam keadaan gusar ini segera mengakibatkan menderunya angin tajam.

Tok Hayji tidak membawa senjata, diapun tidak menyambut serangan tersebut dengan kekerasan, tubuhnya segera melompat ke samping untuk menghindarkan diri.

Untuk kesekian kalinya Hee ho Nian membentak keras, bacokan kedua kembali dilancarkan.

Agak terkejut juga perasaan Tok Hayji setelah menyaksikan kemantapan gerak serangan musuh serta kesempurnaan jurus serangan yang digunakan lawan, walaupun hanya sebuah jurus serangan yang amat sederhana, namun secara lamat-lamat mengandung banyak sekali perubahan.

Kali inipun ia tidak menangkis dengan kekerasan, melainkan melejit ke samping untuk menghindar.

Setelah secara beruntun melancarkan dua kali bacokan, namun Pihak lawan tidak melepaskan senjata melainkan hanya main kelit belaka, tanpa terasa Hee ho Nian menghentikan gerakannya lalu bentak keras.

"Hei, apa-apa an kau ini ? Mengapa masih belum juga turun tangan?"

Tok Hayji acuh sekali, dengan seenaknya dia menjawab.

"Aku ingin menyaksikan dulu bagaimanakah hebatnya permainan golokmu itu, kemudian baru menentukan apakah aku harus mempergunakan senjata atau tidak?"

Si Golok pengejar angin tak bisa menahan sabarnya lagi, sambil tertawa seram serunya. "Heeeehhh — heeehhh — heehhh —bagus sekali, moga-moga saja kau masih sempat untuk mempergunakannya nanti"

Mendadak dia mendesak maju ke depan, kemudian secara beruntun goloknya diayunkan ke depan melepaskan tiga buah serangan berantai yang maha dahsyat.

Kali ini kemarahannya betul sudah memuncak, ke tiga jurus serangan tersebut dilancarkan berantai dan dilepaskan sekaligus dalam waktu singkat, selain jurus goloknya lihay, tenaga serangannya juga sangat hebat.

Menghadapi ancaman serangan itulah yang paling cepat dan dahsyat itu, Tok Hayji segera dipaksa mundur sejauh tiga empat depa dari tempat semula. Si Golok pengejar angin Hee ho Nian tidak berhenti sampai disitu saja, begitu ketiga serangannya sudah berakhir, tubuhnya bergerak maju bagaikan hembusan angin, untuk kesekian kalinya dia melancarkan kembali tiga buah bacokan kilat.

Ke tiga bacokan kilat ini jauh lebih dahsyat daripada tiga buah serangan sebelumnya, selapis cahaya golok bagaikan bianglala menyelimuti seluruh angkasa, tak malu dia disebut si-Golok pengejar angin ...

Menghadapi tiga buah bacokan berantai itu, Tok Hayji segera terdesak dalam keadaan yang sangat berbahaya, hampir saja ia terluka di ujung golok lawan. Tapi pada saat itulah terdengar bocah itu terdengar tertawa dingin, kemudian serunya. "Satu ilmu golok yang amat bagus "

Mendadak sepasang pergelangan tangannya digetarkan dengan amat keras, "weet "

Selapis cahaya hitam menyapu keluar dengan kecepatan tinggi. Tubuh si Golok pengejar angin Hee bo Nian yang tinggi besar itu seketika jatuh terjungkal ke atas tanah, walaupun Hee ho Nian kena dijatuhkan namun ia sama sekali tak sempat melihat jurus seperti apakah yang dipergunakan lawan juga tak sempat terlihat olehnya.

Bisa dibayangkan betapa terkejutnya dan terkesiapnya hati jagoan ini menghadapi kenyataan tersebut.

Buru-buru dia melompat bangun dari atas tanah, selembar wajahnya berubah menjadi merah padam seperti hati babi, dari malu dia makin berangasan, goloknya segera diangkat ke-atas dan siap menubruk kembali kedepan. Mendadak Ma koan tojin yang duduk dikursi utama bangkit berdiri, kemudian bentaknya dengan suara rendah. "Hee ho sicu, harap tunggu sebentar." Mendengar seruan itu, Tui liong to segera menarik kembali serangannya dan mundur.

Ma-koan tojin segera berpaling kembali kearah Tok Hayji lalu tegurnya. "Siau-sicu, apakah kau datang dari Tok-seh sia atau selat pasir beracun?"

Begitu mendengar nama Tok seh-sia atau selat pasir beracun disinggung orang. serentak semua jago merasakan hatinya tercekat.

Hal ini tak bisa salahkan mereka, sudah banyak tahun orang orang Selat pasir beracun tak pernah muncul didalam dunia persilatan, maka begitu nama tersebut disinggung otomatis semua orang menjadi terkejut bercampur heran.

Tiba-tiba saja paras muka Tok-Hayji berubah hebat dengan cepat dia menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Bukan, aku bukan -. -" serunya gugup, Dimulut dia berseru, sementara tangannya bekerja cepat untuk menyimpan kembali senjatanya.

Semua orang hanya sempat menyaksikan benda tersebut ternyata adalah sebuah senjata lunak berbentuk cambuk bukan cambuk, ruyung bukan ruyung, panjangnya enam tujuh depa dengan tubuh berwarna hitam, besarnya seibu jari.

Dalam waktu singkat senjatanya tadi sudah digulung menjadi beberapa bagian dan di masukkan ke dalam saku.

Setelah Tok Hayji menyimpan kembali senjatanya itu, si Golok pengejar angin Hee ho Nian juga menyimpan kembali goloknya dan mereka berduapun bila kembali ke tempat duduk semula.

Wi Tiong hong baru pertama kali ini terjun ke dalam dunia persilatan, tentu saja dia tidak mengetahui asal usul dari Selat pasir beracun, ketika dilihatnya setelah Ma koan tojin menyinggung soal "selat pasir beracun", dan semua orang yang hadir di arena se- akan seperti terpagut ular beracun dan membungkam dalam seribu bahasa, diam ia merasa keheranan.

Lakjiu im eng Thio Man juga sedang membisikkan sesuatu ke sisi telinga engkohnya Bwe hoa kiam Thio Kun kai dengan suara lirih, mungkin saja yang dibicarakan adalah persoalan yang menyangkut soal Selat pasir beracun. Bwe hoa kiam yang dihari-hari biasa selalu jumawa dan tinggi hati itu, kini membungkam dalam seribu bahasa, dengan wajah serius dia menggelengkan kepalanya berulang kali, tampak nya seperti enggan untuk banyak berbicara. Dua sosok bayangan manusia berkelebat lewat dari luar pintu gerbang, kemudian melangkah masuk dengan langkah terburu-buru.

Mereka adalah ketua partai Thi pit pang Ting ci kang serta wakil Congpiautau dari An wan piaukiok, Cuan im cun Li Goan tong yang telah kembali.

Buru buru Beng kian go bang kit berdiri menyambut kedatangan mereka, segera tegurnya. "Ting lote apakah kaitan telah menemukan seseorang?" Ting Ci kang menggelengkan kepalanya berulang kali, lahutnya sambil tertawa.

"Tidak, siaute dan Li heng telah melakukan pemeriksaan disekitar tempat ini, namun tak seorang manusiapun yang terlihat."

"Memangnya aku sengaja cerita bohong untuk menipu kalian.. ?" Tok Hayji segera berteriak keras.

Betul juga perkataan itu, seandainya tiada orang yang menghalangi jalan perginya, darimana pula datangnya pula luka pada badan dan kakinya itu? Ting Ci kang tersenyum, katanya kemudian "Mungkin orang yang kaujumpai itu telah pergi"

"Pergi? Hmmm ..." Tok Hayji segera mendengus dingin. Belum habis dia berkata, mendadak terdengar suara nyanyian yang merdu berkumandang datang dari kejauhan sana. Itulah nyanyian yang dibawakang oleh seorang perempuan dan seorang lelaki, mula mula si-perempuan menyanyikan sebait syair, kemudian yang lelaki menyambung. "Taypak muncul di barat..."

"Taypak muncul di barat..."

"Dunia persilatan penuh Pembunuhan" "Dunia persilatan penuh pembunuhan." "Tolong siapa yang mendalangi.." "ToIong siapa yang mendalangi.."

"Lo tay Thian Sat nio.." "Lo tay Thian Sat nio..."

Yang perempuan suara merdu merayu, yang pria suaranya gagah dan nyaring. Suara nyanyian itu seolah-olah datangnya dari kejauhan sana, tapi seakan-akan pula berada didepan mata, suaranya nyaring tapi melambung sehingga sukar untuk diraba. Suara itu tidak terasa menyeramkan, tetapi anehnya setelah terdengar dalam telinga justru mendatangkan suatu firasat jelek, timbul perasaan ngeri dalam hati kecilnya, seakan-akan suatu bencana besar segera akan muncul didepan mata.

Ternyata Thian Sat nio benar benar telah muncul, kontan saja paras muka semua jago yang hadir dalam ruangan itu berubah hebat. Dengan perasaan tak tenang Tok Hayji mengangkat cawannya dan meneguk arak setegukan, kemudian sambil mendengus katanya. "Sudah kalian dengar belum? Thian Sat nio telah datang"

"Yang kau maksudkan sebagai Thian Sat nio itu sebenarnya siapa?" tanya si naga tua berekor botak To Sam seng dengan berkerut.

"Kau bertanya kepadaku, lantas aku mesti bertanya kepada siapa?"jawab sibocah ketus.

Thi Lo-han Kwong-beng taysu segera berpaling dan memandang sekejap kearah Ma-koan tojin, kemudian katanya. "Selama ini tootiang selalu berkelana di arah tenggara, pernah kau dengar tentang manusia yang bernama Thian Sat nio ?"

Ma koan tojin yang wataknya memang dingin menyeramkan hanya tersenyum, katanya. "Taysu saja belum pernah mendengar, dari mana pinto bisa tahu?"

Perlu diketahui, dari sekian banyak orang yang hadir dalam ruangan sekarang. Ma koan tojin, Thi Lo han Kwong beng taysu rian Naga tua berekor botak To Sam seng termasuk orang yang paling tinggi kedudukannya dan paling tenar namanya.

Tapi kenyataannya sekarang, mereka bertiga pun tak mengetahui asal usul dari Thian Sat—nio, sudah barang tentu orang lain lebih lebih tidak mengerti.

Thi Lo han Kwong beng taysu tertawa nyaring, lalu katanya. "Bagus sekali, hari ini marilah kita bersama-sama menyaksikan macam apakah dalang dari dunia persilatan ini"

To Sam seng mengangkat cawannya dan meneguk kering isi araknya, lalu dengan mata berkilat sambungnya. "Perkataan Taysu memang benar, sudah setua ini lohu hidup didunia, belum pernah kudengar ada seorang dalang yang mengalir suatu pembunuhan dalam dunia persilatan."

Mendadak terdengar suara tertawa dingin yang keras dan mengerikan bagaikan sukma gentayangan saja berkumandang didalam ruangan.

Suara tersebut datangnya sangat istimewa dan aneh sekali, membuat hati orang terasa tercekat.

Semua jago yang berada dalam ruangan itu kontan merasa terkesiap, dalam sekejap mata suasana dalam ruangan berubah menjadi sunyi senyap, setiap orang dengan sorot mata kaget seram bercampur tercengang mulai melakukan pemeriksaan disekeliling tempat itu.

Waktu itu sedang tengah hari, langit cerah dan suasana terang benderang, terkecuali orang orang yang berkumpul dikedua meja perjamuan tersebut tak nampak sesosok bayangan manusiapun.

Padahal suara dingin yang menyeramkan itu jelas berkumandang dari atas ruangan, siapapun merasa yakin kalau tak salah mendengar..

Puluhan tahun hidup didalam dunia persilatan suasana seperti apapun sudah pernah dijumpai Beng Kian ho, akan tetapi baru kali ini dia menghadapi situasi seperti hari ini.

Sebagai tuan rumah, apalagi d isaat dia sedang menjamu tamu- tamunya, tentu saja keadaan semacam ini amat mengurangi kewibawaannya, tak heran kalau dia segera bangkit berdiri dan memeriksa keadaan disekeliling tempat itu dengan mata melotot besar. Kemudian serunya dengan suara lantang.

"Sahabat dari manakah yang telah datang? Jika aku orang she Beng yang dituju, harap segera menampakkan diri agar aku orang she Beng tahu manusia macam apakah dirimu itu?" Bentakan tersebut diutarakan dengan suara yang keras, nadanya mendengung kencang menggetarkan seluruh ruangan,jelas kemarahannya telah mencapai pada puncaknya.

Siapa tahu, walaupun bentakan telah diutarakan dan waktu berlalu dengan cepat, belum juga kedengaran suara jawaban apa- apa.

Keadaan tersebut seakan-akan memperlihatkan kalau suara tertawa dingin yang terdengar tadi, pada hakekatnya seperti tak pernah terjadi.

Ma koan tojin menggoyangkan tangannya berulang kali, kemudian sambil mendengus dingin ujarnya.

"Beng congpiautau, silahkan duduk untuk berbincang-bincang, paling tidak orang yang tertawa dingin itu memancarkan suaranya dari jarak satu li, apa yang diperlihatkan tak lebih hanya kepandaian Jian li coan im (seribu li menyampaikan suara)"

Perlu diketahui bagi seseorang yang tenaga dalamnya telah berhasil mencapai kesempurnaan, dia dapat mengubah suara yang keluar menjadi suatu gelombang suara yang keluar dari mulut pembicaraan langsung memasuki telinga lawan, sekalipun orang yang berada disampingnya juga sukar untuk mendengar kalau suara itu beraSal dari ilmu coan-im jim.

Akan tetapi suara itu hanya bisa digunakan bila orang yang bersangkutan saling berhadapan muka dengan jarak tidak begitu jauh,

Bila seseorang bisa melatih ilmunya selangkah lebih maju hingga suara yang terpancar tak menyambar tapi mengumpul jadi satu garis, suara yang dikirim dari jarak satu dua li pun masih dapat terdengar jelas seperti orang yang berbicara saling berhadapan muka saja, kepandaian semaCam ini dinamakan Jim li coan im (seribu li menyampaikan suara)

Dari sekian banyak orang yang hadir dalam ruangan itu yang dapat menggunakan ilmu menyampiikan suara saja tak banyak, sudah barang tentu orang yang dapat menggunakan ilmu Jian li coan im semakin sedikit lagi.

Sementara orang lagi merasa kaget juga bercampur tertegun sesudah mendengar perkataan dari Ma koan Tojin mendadak "Heeeehhh. , .heeeehhh- - - heeeerhhhh- - -" Didalam ruangan itu kembali berkumandang serentetan suara tertawa aneh yang amat membetot sukma, suaranya tajam menusuk pendengaran dan amat tak sedap didengar.

Kali ini semua oraag dapat mendengar dengan jelas, suara tertawa seram itu benar berasal dari atas ruangan tengah.

Yang tepat, suara tersebut mangalun didalam ruangan tengah dan melayang kesana kemari tiada hentinya, sehingga membuat orang tak bisameraba secara tepat. Paras muka Ma koan lojin segera berubah sangat hebat.

Paras muka Thi Lo han Kwong beng taysu dan siNaga tua berekor botak To Sam seng juga turut berubah hebat.

Dengan kehadiran mereka bertiga disitu, ternyata orang tersebut masih berani bermain gila dengan cara yang begitu jumawa, bahkan hal ini sama halnya dengan memandang enteng mereka semua?

Beng Kian hoo sendiri, meskitahu kalau pihak lawan bukan seorang manusia yang bisa dihadapi secara mudah, toh mendongkol juga hatinya-melihat kejumawaan orang, tak tahan dia lantas melompat bangun, lalu sambil menjura tegurnya. "Apakah kau adalah Thian Sat nio?"

Terdengar suara seorang nenek yang mirip bambu pecah segera menjawab sambil tertawa.

"Buat apa hal ini mesti ditanyakan lagi." jawabnya dingin mana kaku lagi, seakan-akan berasal dari depan mata semua orang, tapi para jago jago tak dapat menentukan secara tepat berasal dari manakah suara itu? Mendadak Beng Kian hoo tertawa tergelak.

"Hahhh--- hEaahh --- saudara telah mewakili Aku orang she Beng untuk mengundang datang begitu banyak teman yang sukar dijumpai hari-hari biasa sehingga mereka berkunjung kemarin kejadian mana membuat aku orang she Beng merasa amat bangga.

Kini semua teman telah berkumpul kalau toh saudara telah mewakili aku orang she Beng untuk mengundang tamu, -nah kau musuh kek atau teman kek, paling tidak sepantasnya, Jika tampiikan diri untuk berjumpa dengan semua orang, aku orang she Beng sebagai tuan rumah, siap menantikan kedatanganmu"

Dia memang tak malu disebut orang pemimpin dari seluruh perusahaan angkutan yang berada dilima propinsi wilayah Selatan, kendatipun berada dalam keadaan marah, caranya berbicara tetap sopan dan sama sekali tidak keras.

"Tidak perduli" suara macam bambu pecah itu berkumandang lagi dingin. "Bu Lim Siu hud "

Suara-pujian berkumandang dari kursi pertama meja perjamuan sebelah kanan.

Keng hian tootiang dari Bi tong-pay yang semenjak tadi sambil duduk di meja perjamuan tidak bicara, pelan-pelan bangkit berdiri, setelah menjura ke angkasa tanyanya sambil mendongakan kepala.

"Lo-sicu telah mewakil Beng Tayhiap mengundang kedatangan pinto suheng-te berdua, tolong tanya ada urusan apa kau?"

Pertanyaan ini merupakan persoalan yang ingin diketahui oleh setiap orang, maka begitu pertanyaan itu diutarakan semua orang segera memusatkan perhatiannya untuk mendengarkan dengan seksama.

Tapi suara parau macam bambu pecah dari Thian sat nio tidak terdengar lagi, sebaliknya suara seseorang yang kasar dan keras mengemakan gelak tertawa nyaring.

"Haahh. .. . haaah. . . . bukankah kedatangan kalian semua disebabkan oleh benda yang lenyap dari perusahaan Ban li piaukiok? sekarang aku telah mengumpulkan kalian semua disini agar bisa mati bersama, bukankah hal ini merupakan suatu keuntungan buat kalian?" Suara orang itu kasar dan nyaring, dalam sekilas pendengaran saja dapat diketahui kalau dia adalah suara lelaki yang membawakan nyanyian nyaring tadi.

Tenaga dalam yang dimiliki orang ini benar anat sempurna, bukan saja suara pembicaraannya memekikkan telinga, sumber suaranya sendiripun sukar diraba.

Kang-jin tojin yang duduk disamping Kang hian tojin segera berubah muka, sambil tertawa nyaring serunya.

"Kalau didengar dari ucapanmu itu, tampaknya kalau kau yang telah membunuh Siau sute?"

Ucapan tersebut memang ingin diketahui pula oleh setiap orang, sehingga serentak para jago yang berada disinipun memasang telinga dengan wajah serius.

"Memang benar, kehadiran orang itu tak lain adalah demi benda yang hilang dari perusahaan Ban li piaukiok."

Terdengar suara kasar tadi kembali tertawa terbahak-bahak. "Haaahhh . . . haaahhh. . . haaahhh. ... seratus orang Siau Beng

sau mampus bersama-pun tak ada sangkutpautnya dengan "kami"

"Kalau bukan kalian, siapakah yang melakukan perbuatan itu?" bentak Bwee hoa kiam Thio Kun kai dengan gusar.

"Dengan andalkan namaku Kan Liucu dari Thian sat bun, sekalipun sudah membunuh selaksa orang. kami juga takkan menyangkal "

Yang dimaksudkan sebagai "Kan Liu-cu dari Thian sat-bun" sudah jelas merupakan nama darinya.

Tapi begitu banyak jago yang berpengalaman puluhan tahun dalam ruangan saat itu, ternyata tak seorangpun yang pernah mendengar tentang perguruan "Thian sat bun" seperti apa yang diucapkan olehnya itu, sudah barang tentu tak ada orang yang mengetahui siapa gerangan manusia bernama Kan Liu cu tersebut. Bwee-hoa kiam ingin membuka suaranya, tapi Keng hian tojin segera menggelengkan kepalanya mencegah, kemudian sambil menjura ke tengah udara dia berkata.

"Jika kudengar dari ucapan sicu, tampaknya kau sudah tahu akan alasan yang menyebabkan kematian Siau sute kami itu, entah benda apakah yang sedang dilindungi oleh Siau sute itu? Apakah sicu bersedia untuk memberi keterangan-"

"Bukankah Thian yan cu sengaja mengutus kalian untuk memberi bantuan kepada Siau-Beng san?" kata Kan Liu cu cepat, "mungkin kalian tidak tahu, tapi suhu kalian sudah pasti mengetahui hal itu dengan se-jelas-nya."

Keng hian tojin yang mendengar perkataan itu menjadi tertegun, segera pikirnya.

"Yaa, kami benar memang mendapat tugas untuk membantu Siau sute, justru karena ditengah jalan kami dengar tentang berita kematian Siau sute, maka segera berangkat kemari, heran darimana mereka bisa mengetahui persoalan ini?"

Sementara itu, Keng jin tojin telah berkata kembali.

"Jikalau Siau sute bukan dibunuh oleh sicu, lantas apa maksud tujuan kalian yang sebenarnya?"

"Thian sat bun bertekad untuk mendapatkan benda itu " kata Kan Liu cu dingin.

"Kalau begitu Thian sat buu telah mengetahui siapa yang telah turun tangan?"

"Hmmm, itulah yang menjadi alasan mengapa kalian manusia- manusia kurcaci dari dunia persilatan harus mampus."

Ma-koan tojin adalah manusia yang licik, selama ini dia hanya membungkam diri belaka sambil memusatkan segenap perhatiannya guna mempehatikan asal mula suara lawan-

Akan tetapi, walaupun sudah mendengarkan dengan cermat sekian lama, ternyata belum berhasil juga untuk menentukan arah sumber suara tersebut, kenyataan ini diam-diam membuat hatinya terkesiap sekali.

"Tampaknya cukup seorang anak buah Thian sat bun sudah memiliki kepandaian silat yang sangat lihay, bahkan kelihayan orang itu sedikitpun tak beradi dibawah kepandaian sendiri."

Mendadak dia mendongakkan kepalanya, setajam sembilu sorot mata yang memancar keluar dari balik matanya, dengan suara keras bentaknya.

"Kau bilang siapa yang telah turun tangan ?" Ma koan tojin dari bukit Hong sin sudah termasyur karena kebegisannya, semenjak duduk dikursi utama tadi, kecuali sikapnya menunjukkan kelicikan dan keseraman gerak geriknya sama sekali tak menyalahi adat sopan santun.

Akan tetapi setelah mengucapkan kata tersebut, wajahnya segera berubah menjadi menyeringai seram, hawa napsu membunuh pun segera menyelimuti seluruh wajahnya.

"Suatu pertanyaan yang sangat bagus." Kan Liu cu segera berseru dengan suara dingin, "siapa kah orang yang melakukan perbuatan itu, tentunya takkan terlepas dari kalian yang berada didalam ruangan saat ini bukan ?"

"Betul suatu perkataan yang sangat mengejutkan" kontan saja semua orang yang hadir dalam ruangan itu mulai bertanya-tanya, sementara sorot mata merekapun tanpa terasa saling berpandangan muka.

Dari meja perjamuan sebelah kanan, Beng-kiam ho sebagai tuan rumah dan pemilik perusahaan An wan piaukiok yang bertindak sebagai penengah untuk menghilangkan kesalahan antara ketua Thi pit pang Ting ci kang dari pihak Bu tongpay, tentu saja bukan seorang yang dapat dicurigai.

Sedangkan Keng hian tojin, Keng Jin tojin serta Bwe hoa kiam kakak beradik dari Bu tongpay adalah pihak yang datang melakukan penyelidikan jelas mereka mustahil sebagai pembunuhnya . Sebaliknya Thi pit pa ngcu Ting Ci kang itu, Beng kian ho yang bertindak sebagai saksi dengan mengatakan bahwa tatkala Ban li piaukiok tertimpa musibah, dia sedang berada di bukit Thian bok San, jadi diapun mustahil sebagai pembunuhnya.

Wi tiong hong baru pertama kali terjun ke dalam dunia persilatan diapun merupakan murid Thian Goan-Cu dari Bu tong pay, tentu saja anak muda inipun bukan-

Itu berarti orang yang berada di meja perjamuan sebelah kanan hampir semuanya tak dapat dicurigai.

Berbeda keadaannya dengan mereka yang berada di meja perjamuan sebelah kiri.

Ma koan tojin, Thi Lo han Kwong Beng maupun Naga tua berekor botak, mereka boleh dibilang merupakan jago dari golongan hitam yang sudah termashur namanya di wilayah Kang lam.

Kang pak siang kiat juga merupakan penjahat keji yang sudah termashur namanya. Tok Hay ji sudah dua kali melepaskan racun secara diam diam.

Selain itu masih ada lagi seorang sastrawan berbaju hijau, sejak masuk ke dalam ruangan dan kecuali dia mengaku she Pit ketika Beng Kiao-ho menanyakan namanya, dan selama ini dia cuma membungkam dalam seribu bahasa, sudah tentu manusia semacam ini jelas datang karena ada maksud tertentu.

Dalam pandangan orang-orang yang berada dimeja meja perjamuan sebelah kanan, teitu saja mereka semua merupakan orang orang yang patut dicurigai.

Sebaliknya bagi orang-orang yang berada di meja perjamuan sebelah kiri, kecuali mereka saling menduga diantara mereka sendiri, terhadap Ting Ci kang dan Wi tiong hong sekalian yang berada dimeja perjamuan sebelah kanan pun menaruh perasaan curiga. Untuk sesaat suasana dalam ruangan itu menjadi sepi, hening dan tidak kedengaran sedikit suarapun, mereka saling mengawasi dengan penuh kecurigaan.

Thi lohan Kwong beng hwesio memandang sekejap sekeliling tempat itu, lalu tertawa terbahak-bahak.

"Haah. . haah sicu,apakah kau bertujuan untuk mengadu domba, huuh, kalau didengar dari ucapanmu itu, jelas Thian sat- bun pun tak bisa terlepas dari peristiwa ini."

si Naga tua berekor botak To Sam teng ikut bertepuk tangan keras sambungnya cepat.

"Benar kalau dilihat dari perbuatan kalian yang telah mencatut nama Beng-congpiautaw untuk memancing kami datang kemari, jelaslah sudah kalau kalian memang mempunyai rencana busuk tertentu."

Kan Liu-cu segera tertawa dingin.

"Hehhh . . . heeehhh .. . lebih baik kalian tak usah banyak bicara lagi, bagaimanapun juga jangan harap kalian bisa hidup selewatnya hari ini"

Si golok pengejar angin Hee-ho Nian dari Kang pak siang kiat berwatak paling berangasan, habislah kesabarannya setelah menyaksikan keadaan tersebut, mendadak ia membentak dengan suara dalam. "sekarang apa yang hendak kau lakukan?"

Baru selesai perkataan itu diutarakan mendadak terdengar serentetan suara gadis yang merdu berseru.

"Kan toako, waktunya sudah tiba, buat apa kau mesti ribut melulu dengan mereka?"

Suara itu merdu merayu, ternyata tak lain adalah suara dari perempuan yang membawakan nyanyian merdu tadi.

Ucapannya itu se-akan berkumandang dari dalam ruangan, seperti orangnya berdiri dihadapan mereka saja. ooodwooo

KAN LIU CU segera tertawa ter- bahak.

"Haaaahh . ... haaah . . , . haaah. . . aku hanya menerangkan perkataankus aja, agar mereka bisa mampus dalam keadaan mengerti, baiklah Sam Jumoay, lebih baik kau saja yang mereka hendak mengumumkan apa? Mungkin mengumumkan nama pembunuh yang telah melakukan pembegalan dan pembunuhan itu?”

Setiap orang yang berada dalam ruangan itu memusatkan semua perhatiannya dan memperhatikan dengan seksama. Terdengar gadis itu berkata lebih jauh.

"Kehadiran kalian di kota Sang siau ini sedikit banyak tentu ada hubungannya dengan barang yang dibawa Siau Beng san, namun suhuku tidak suka melakukan pembunuhan yang tanpa aturan, maka berikut ini ditentukan empat pasal yang akan dilaksanakan."

"Pertama, orang yang sudah berhasil, dibunuh tanpa ampun. Kedua, orang yang mempunyai intrik jahat, dibunuh tanpa ampun. Ketiga, orang yang tahuan dibunuh tanpa ampun. Ke empat orang yang ada hubungannya dengan peristiwa ini, dibunuh tanpa ampun

..."

Secara beruntun dia telah mengucapkan kata "dibunuh tanpa ampun" sebanyak empat kali namun ia berkata dengan santai, seakan-akan soal bunuh membunuh merupakan suatu kejadian atau perbuatan yang sudah lumrah dan tak periu diherankan lagi.

Suara itu merdu dan amat enak didengar akan tetapi apa dia umumkan justru merupakan kematian dari semua orang yang berada di dalam ruangan itu.

Si Naga tua berekor botak To sam-seng marah sekali, sambil tertawa seram serunya. "Betul-betul tekebur sekali kau ini, belum pernah lohu percaya dengan segala omongan setan"

Ma-koan tojin tertawa seram.

"Heeehhh . . . he:ehhh . .. heeehhh . . . sekalipun pihak Thian sat bun ada niat untuk mengampuni pinto, belum tentu pinto akan menerima pengampunan" sambungnya cepat.

Perempuan itu sama sekali tidak menggubris mereka, dengan suara yang merdu kembali sambungnya.

"Diantara kalian apakah ada yang tidak tersangkut dengan keempa tpasal diatas? Jika ada harap segera keluar, daripada turut menjadi korban."

Suatu ucapan yang amat sedap didengar, suatu ungkapan yang bermaksud baik.

Tapi sampai lama kemudian suasana tetap hening, tak seorangpun diantara mereka yang berbicara Suara yang merdu itu kembali berkumandang.

"Wi tiong hong, tempat ini tak ada sangkut pautnya dengan dirimu, keluar kau.."

Wi tiong hong yang mendengar seruan tersebut menjadi tertegun, dia tak menyangka kalau orang itu bisa memanggil namanya, bahkan suruh dia keluar dari sana? Betulkah Thian Sat- nlo amat bijaksana dengan tidak membunuhi mereka yang tersangka.

Kalau begitu, selain dia, semua orang yang berada disini sudah dipastikan bakal mampus.

Wi tiong hong tidak menanggapi teriakan itu, sebagai seorang pemuda yang baru saja terjun kedalam dunia persilatan, pada hakekatnya dia belum ada pengalaman apa apa, waktu itu dia tak tahu haruskah keluar atau tidak. Apa pula yang harus dilakukan?

Dalam ruangan hadir banyak orang namun tak ada yang tahu siapakah Wi tiong hong itu. Mereka lantas saling berpandangan dengan sorot mata penuh keheranan . . .

Tok Hay-ji mendengus dingin, ejeknya tiba.

"Tak nyana kalau Thian Sat niopun mengecualikan orang yang akan di bunuh."

si Naga tua berekor botak To Sam seng segera memandang sekejap sekeliling arena, kemudian tanyanya. "Siapakah sih tiong hong itu?"

Pelan Ting ci kang berjalan kesamping wi tiong hong, lalu bisiknya.

"Saudara Wi persoalan disini memang tak ada sangkut pautnya dengan dirimu, lebih baik kau tinggalkan saja tempat ini"

"Toako, aku tak mau pergi" seru Wi tiong hoag dengan wajah memerah karena jengah. Ting ci kang termenung sebentar , lalu dengan suara yang lirih bisiknya pelan-

"Tampaknya apa yang sedang berlangsung kini amat berbahaya sekali, hingga sekarang kita masih belum tahu dengan jelas keadaan lawan, rasanya tak perlu kau terjunkan diri kedalam persoalan ini."

"Cuma, tujuan lawan tidak jelas, akupun kurang lega untuk membiarkan kaupergi seorang diri, begini saja, kau boleh saja tetap tinggal disini tapi entah peristiwa apapun yaag terjadi lebih baik tak usah kau campuri." Wi tiong hong segera manggut-manggut tanpa menjawab. Dalam pada itu suara yang merdu tadi kembali berkumandang.

"Wi tiong hong, suduh kau dengar belum? Hayo cepat keluar dari ruangan itu"

"Hei, sebetulnya siapa sih yang bernama Wi-tiong hong?" teriak si nagatua berekor botak To Sam seng dengan kening berkerut.

"Akulah orangnya" Wi tiong hong segera menyahut. Serentak semua orang yang berada di perjamuan sebelah kiri mengalihkan sorot matanya kearah pemuda itu.

"omintohud" Thi Lo han Kwong beng hwee-slo segera tertawa terbahak-bahak. "Thian Sat-nlo suruh siau sicu keluar, mengapa siau sicu belum juga keluar?"

"Aku ingin pergi dari sini"

"Siapakah Thian Sat nio itu? Kalau begitu, kau pasti tahu?" seru si nagatua berekor botak To Sam seng cepat.

"Aku tidak tahu"

"Kalau kau tidak kenal dengan Thian Sat nio mengapa dia menyuruh kau keluar?"

Wi tiong hong yang mendapatkan itu-terjadi tertegun. "Soal ini .

.. soal inipun aku tidak tahu" sahutnya.

Mendadak si Naga tua berekor botak tertawa terbahak-bahak. kembali dia berseru.

"Haaaah .. . haaah , . . . sudah separuh hidupku lohu sudah berkelana didalam dunia persilatan, mana mungkin kau si bocah cilik dapat mengelabuhi diriku?"

"Hm, aku lihat, kemungkinan besar kau adalah orang orang yang di utus oleh Thian Sat nio untuk menyelundup kemari" bentak si Naga tua berekor botak dengan sorot mata berkilat tajam.

Dari ucapan tersebut semua orang segera dapat menduga maksud dari ucapan iblis tua itu.

Maka begitu dia membentak keras, serentak semua orang mengalihkan sinar matinya ke wajah Wi tiong liong dengan penuh kecurigaan.

Wi tiong hong adalah seorang pemuda yang baru terjun ke dalam dunia pers ilatan mendengar bentakan itu, paras mukanya kontan menjadi merah pa da. "Hei, mengapa kau bicara sembarangan?" serunya kemudian dengan kening berkerut.

"Apakah lohu salah bicara?" teriak si Niga tua berekor botak dengan gusar.

"Yaa, bocah keparat itu tak boleh dilepas" teriak si Golok pengejar angin Hot- ho Nian pula dengan suara keras.

Ting ci kang yang menyakslkan situasi sudah meruncing, buru menjura seraya berseru.

"Enkoh To salah paham, saudara Wi ini baru terjun kedua persilatan dia adalah sahabatku"

"Haahh - - - - haah apalagi begitu, dia lebih lebih tak boleh

pergi lagi" seru si Naga toa berekor botak sambil tertawa ter bahak bahak.

Maksud dari perkataan itu jelas sekali, yakni kalau toh Wi tiong hong adalah komplotan Ting Ci kang mungkin Thian sat nio pun merupakan kompfotan yang kalian undang datang.

Ting ci kang sebagai ketua perkUmpulan Thi pit pang dan sudah lama terjun kedalam dunia persilatan, sudah barang tentu dapat memahami maksud dari perkataan itu, paras mukanya segera berubah menjadi membesi.

"To loko, apa maksud dari perkataanmu itu?"

Dalam pada itu, Wi tiong hong telah berkata pula. "Aku bilang kalau aku tak pergi dari sini"

"Hmm kalau kau tak pergi, hal ini memaag lebih baik lagi" "Perkataan dari To loko memang benar" kata si golok pengejar

angin Hee ho Nian pula, "asal usul dari keparat ini tidak jelas, dia memang perlu ditangkap untuk diperiksa secara teliti"

Dengan wajah penuh kegusaran Ting Ci kang segera tertawa terbahak-bahak. "Haahnh. . . haaahhh. . . haahhn. . . sudah kukatakan, saudara Wi adalah teman yang semula aku orang she Ting undang kemari, bila Heeho loko berkata demikian, hal ini sama artinya dengan mencari urusan dengan aku orang she Ting."

"Bu liang siu hud"

Mendadak Keng hian lojin yang berada di meja perjamuan sebelah kanan bangkit berdiri seraya menjura, kemudian katanya.

"Wi siau sicu ini adalah murid supek pinto, harap saudara sekalian jangan salah paham."

sebagai murid pertama dari ketua Bu tong pay, ucapannya memang jauh lebih berbobot.

Semua yang hadir diarena segera tertegun dibuatnya, mereka baru tahu sekarang kalau pemuda berbaju hijau itu adalah anak murid dari Thian Goan cu.

Srentakk terdengar perkataan demi perkataan dari si naga tua berekor botak To Sam teng serta si Golok pengejar angin He ho Nian tadi kemarahan dalam hati Wi Tiang hong telah berkobar, akan tetapi berhubung dia tahu kalau kebanyakan orang yang hadir diarena sekarang merupakan jago-jago persilatan yang sudah banyak tahun tersohor dalam dunia persilatan maka ia memaksa diri untuk menekan kobaran hawa amarah tersebut.

Maka ketika dilihatnya sekarang bahwa gara persoalannya membuat Ting toak bentrok dengan orang-orang itu, habis sudah kesabarannya, sambil menjura tiba ujarnya. kepada Ting Ci kang

"Ting taako, sebetulnya siaute tak ingin pergi tempat ini, kalau toh ada orang yang menaruh curiga kepadaku, lebih baik siaute mohon diri saja dari sini" selesai berkata dia lantas membalikkan badannya dan berlalu dari tempat itu.

Mendadak si Naga tua berekor botak To sam teng menggebrak meja sambil membentak keras. "Berhenti " "Masih ada petunjuk apalagi darimu?" desak Wi tiong hong sangat marah.

Si Naga tua berekor botak To Sam seng tertawa dingin "Walaupun kau adalah murid Bu tong pay. pada saat dan keadaan seperti inipun mesti tetap tinggal disini" serunya. Wi tiong hong semakin gusar, teriaknya cepat

"Aku bukan murid Bu toag pay, tapi kalau aku mau pergi aku akan pergi, tak ada orang yg bisa mengurus diriku"

Si Golok pengejar angin Hee ho Nian turut melompat bangun, ejeknya sambil tertawa seram.

"Kalau To loko menyuruh kau tetap tinggal disini, kau harus tetap tinggal disini." Begitu si Golok pengejar angin Heeho Nian bangkit berdiri, loji dari Kang pak siang kiat be ong sin ( Dewa raja kuda ) Ku Tay tong ikut melompat bangun pula.

Beng Kian hoo yang menyaksikan suasana meruncing dan datang suatu bentrokan segera bakal terjadi, buru-buru ikut bangun berdiri, dia hanya goyangkan tangannya berulang kali tanpa sempat berbicara. sebab pada saat itulah terdengar serentetan suara pekikan yang aneh sekali.

Pekikan tersebut amat tajam dan meruncing, mula mula berada di kejauhan sana, namun makin lama semakin dekat.

Kalau didengar sepintas lalu, suara itu bagaikan suara seruling yang terhembus angin puyuh suaranya begitu keras, melengking tinggi hingga amat tak sedap didengar, terutama kecepatannya sewaktu meluncur datang benar-benar mengerikan sekali.

Semua orang tidak kenal suara apakah itu, buru-buru mereka berpaling kearah datangnya cahaya tadi, tampak sekilas cahaya putih diiringi suara desingan lengking yang memekikkan telinga meluncur dari depan wuwungan rumah.

Ternyata benda itu adalah sebilah pisau terbang Liu yap hui to yang panjangnya tujuh inci dan bersinar tajam. Setelah meluncur masuk ke dalam ruangan, pisau terbang itu tidak jatuh ke bawah, melainkan setelah berputar satu lingkaran diatas kepala semua orang, kemudian . . . "weess" meluncur keluar lagi dari ruangan tersebut.

Pisau terbang itu datang maupun pergi dengan kecepatan seperti sambaran kilat, kecepatannya betul-betul mengerikan sekali

Meskipun semua orang yang hadir di dalam ruangan saat itu merupakan jago-jago kelas satu didalam dunia persilatan, tapi oleh karena Sewaktu pisau terbang itu meluncur masuk tadi tak ada yang tahu bakal terjatuh ke mana, maka tak seorangpun diantara mereka yang mencoba untuk menghalanginya.

Menanti pisau terbang tersebut telah membuat satu lingkaran dalam ruangan lalu melayang keluar lagi dari situ, untuk menghalanginya lagi sudah tak sempat.

Thi Lo han Kwong beng hweeslo tertawa, ia segera menyentilkan jari tangannya kedepan. ?

"sreeet"

Segulung desingan angin tajam segera meluncur ke angkasa dan mengejar pisau terbang tersebut, sayang tindakannya itu terlambat setindak. serangannya tidak berhasil menghantam pisau terbang tadi. "Criiing "

Sebatang anak panah pendek yang dilepaskan wakil congpiautau, Cuan im an Lie Goan-tong juga bersamaan waktunya terpental balik oleh pisau terbang tersebut, sewaktu terjatuh ketanah, panah pendek itu sudah patah menjadi dua bagian-

Dengan adanya peristiwa itu, maka semua orang lantas menduga bahwa hal itu merupakan pertanda dari gerakan Thian Sat nio.

Sejak terjun kedunia persilatan, tak seorangpun diantara sekian banyak jago yang berada di dalam ruangan itu yang pernah menyaksikan pisau terbang yang telah meluncur masuk ternyata bisa melayang keluar, lalu untuk sesaat mereka jadi terbungkam dan saling berpandangan dengan wajah tertegun. Sementara itu, Thi Lo han Kwong beng hweeslo yang sedang menyaksikan serangannya meleset segera naik pitam, wajahnya yang gemuk dan putih itu berubah jadi hijau membesi, sepasang matanya melotot besar, agaknya ia telah bersiap sedia untuk melakukan tubrukan kedepan.

Tiba Ma kon tojin tertawa seram, kemudian bibirnya bergetar mengirim suaranya lewat ilmu menyampaikan suara kepada si hwesio gemuk itu. "Taysu. . ."

Thi Lo han Kwang beng hwesio amat terperanjat, dengan cepat ia berpaling ke belakang.

Terdengar Ma koan tojin berbisik kembali, "Kepandaiao yang didemontrasikan oleh Thian Sat nio barusan amat mirip dengan ilmu hwe hong to (golok angin berpusing) yang amat termashur itu, sebelum pihak lawan menampakkan diri, lebih baik taysu jangan turun tangan secara sembarangan."

Dlam-diam Thi Lo han Kwong beng hwesio merasakan hatinya bergetar keras, buru buru dia mengangguk dan tidak berbicara lagi.

Ma koan tojin selama ini berbicara dengan Thi Lo han Kwong beng hweeslo melalui ilmu menyampaikan suara, sudah barang tentu lainnya takkan mendengar pembicaraan mereka.

Dalam pada itu, Wi tiong hong telah jauh dihibur oleh Ting Ci kang agar tetap tinggal disitu, dia dianjurkan jangan membuat banyak membuat keonaran sebelum pihak lawan melakukan sesuatu tindakan-

Si Golok pengejar angin Hee ho Nian yang berangasan sudah tak kuasa menahan amarahnya lagi, mendadak dia berteriak dengan suara yang keras danp arau.

"Hei Thian Sat nio, Jika kau punya kepandaian hayo munculkan diri dan bertarung bersama kami, kalau mau berlagak menjadi setan dengan permainan pisau terbang mu mah lebih baik pulang kerumah saja. Ketahuilah, permainan setan dalam dunia persilatan jauh lebih baik dari pada permainanmu, lebih baik kau tak usah membuat lelucon dihadapan kami lagi . . ."

"Aaaah" mendadak Ting ci kaog berpaling dan menjerit tertahan-

Walaupun suara jeritan tertahannya amat kecil, tapi lantaran semua orang sedang berada dalam keadaan terperanjat maka suara itu kedengaran bagaikan tusukan jarum saja, seketika itu juga membuat perasaan semua orang bergetar keras.

"Siapa disitu?" terdengar Cuan im-an Li Goan tong membentak keras. Bentakan tersebut makin menggetarkan semua orang.

Ketika kawanan jago itu berpaling, maka terlihatlah seorang manusia aneh berbaju hitam yang dari kepala sampai kakinya terbungkus rapat hinggi cuma kelihatan matanya saja, dengan membawa baki perak.pelan-pelan dia berjalan masuk melalui pintu depan.

Walaupun orang itu mengenakan kain kerudung hitam dan jubah hitam yang dikenakan panjangnya mencapai tanah, akan tetapi pada lengan kirinya yang memegang baki perak itu nampak putih, halus dan menyenangkan sementara potong an badannya lamat- lamat tampak ramping.

Tak bisa disangkal lagi orang itu adalah seorang perempuan, bahkan seorang perempuan yang berusia sangat muda.

Thian Sat nio, ternyata perempuan inilah yang bernama Thian Sat nio ....

Usai pisau terbang sampai dalam ruang tengah jaraknya ada belasan kaki lebih, sambil membawa baki perak itu si perempuan berbaju hitam tersebut berjalan amat lambat, sementara sorot mata semua orangpun telah tertuju keatas tubuhnya.

Tapi berhubung jaraknya masih cukup jauh, siapapun tak sempat melihat jelas benda apakah yang berada diatas baki perak itu.

Kawanan jago yang berada dalam ruangan itu baru saja dibikin keder oleh demonstrasi kepandaian dari Thian Sat nio, tak heran kalau perasaan semua orang pada saat itu diliputi oleh perasaan yang sangat berat.

Akan tetapi setelah perempuan baju-hitam berkerudung hitam itu semakin mendekat, dan mereka menduga usianya tidak terlalu besar, pelan para jago baru merasa agak lega. Tiba Beng Kian hoo bangkit berdiri, kemudian setelah menjura tegurnya. "Sobat, kaukah yang bernama Thian Sat nio?"

Perempuan berbaju hitam itu tidak menjawab, seakan-akan tidak mendengar perkataan itu dia melanjutkan perjalanannya melangkah masuk ke dalam ruangan.

Cuan im am Li Goan tong menjadi gusar sekali menyaksikan keangkuhan musuhnya, dengan langkah lebar dia maju ke depan menyongsong kedatangan orang itu, kemudian bentaknya lagi

"Sobat, mengapa kau mesti berdandan macam setan saja dengan mengerudungi wajahmu? Bila tidak kau sebutkan siapa namamu, jangan salahkan kalau kami dari pihak An wan piaukiok tak akan bertindak sungkan lagi kepadamu."

Ting Ci kang bersahabat karib dengan Beng Kian hoo maupun Cuan im an Li Goan tong, dia kuatir dua orang itu tertimpa musibah atau kejadian yang tak dlinginkan maka dengan cepat dia berpaling dan memberi tanda kepada Ko thian seng Lo Liang.

Ko thian seng Lo Liang segera melompat bangun, lalu dengan mengikuti dibelakang Cuan im an Li Goan tong menuju keluar ruangan-

Perempuan berbaju hitam tadi terus melangkah maju kedepan, terhadap suara bentakan dari Cuan im an Li Goan tong sama sekali tidak menggubris.

Cuan im an Li Goan tong semakin naik darah,alis matanya yang tebal segera berkerut kencang, kemudian sambil mencabut keluar pedangnya membentuk serentetan cahaya bianglala berwarna perak, bentaknya.

"Berhenti, sudah kau dengar belum perkataanku itu?" Terhadap cahaya pedang yang berkilauan di depan matanya itu, siperempuan berbaju hitam itu tetap berlagak seperti tak pernah melihatnya, pelan-pelan dia melanjutkan terus langkahnya menuju kedepan-

Cuan im an Li Goan tong semakin naik darah, untuk kedua kalinya dia memutar pedangnya menciptakan serentetan cahaya bianglala berwarna perak yang menyilaukan mata untuk membendung gerak majunya.

"Berhenti" bentaknya keras-keras, "sudah pernah dengar belum apa yung kukatakan ?"

Sudah cukup lama Cuan im-an Li Goan tong melakukan perjalanan dalam dunia persilatan tapi belum pernah iajumpai seseorang yang begitu tenangnya menghadapi ancaman, bahkan terhadap cahaya pedang yang menyambar didepan matapUn sama sekali tak ambil perduli. 

Maka sewaktu dilihatnya perempuan itu masih melanjutkan perjalanannya ke depan, dengan wajah agak tertegun bentaknya lagi.

"Jika kau berani maju selangkah lagi, jangan salahkan kalau diujung pedang aku orang she Li tak punya mata"

Pada hakekatnya perempuan berbaju hitam itu sama sekali tidak memandang sebelah mata pun terhadap Li Goan tong, bagaikan tak pernah terjadi suatu kejadian apapun, pelan-pelan dia masih melanjutkan perjalananya kedepan-

Perbuatan dari lawannya itu amat menggusarkan Cuan im an Li Goan tong, sambil tertawa dingin hawa murninya segera disalurkan keluar, pergelangan tangannya diangkat dan mendadak saja memancarkan selapis bayangan pedang yang secepat kilat mengurung seluruh badan perempuan berbaju hitam itu.

Betul Cuan iman Li Goan tong tersohor didalam dunia persilatan karena "Sam cian cuan-im" (tiga panah menembusi awan), namun ilmu pedang Tat mo kiam hoat yang digergUnakannya sekarang juga memiliki kesempurnaan yang luar biasa.

Begitu serangan tersebut dilancarkan kedepan, terlihatlah cahaya tajam yang berkilauan segera menyelimuti daerah seluas beberapa depa disekitar sana.

Kecuali perempuan berbaju hitam itu segera menghentikan gerakan tubuhnya, kalau dia berani maju beberapa langkah lagi, maka jangan harap dia bisa meloloskan diri dari yangan pedang yang menyambar itu secara mudah.

-ooodwooo-

Mendadak terdengar suara dengusan dingin yang amat nyaring berkumandang datang dari balik kain kerudung hitam perempuan itu, seperti tak pernah terjadi apa apa, ujung baju sebelah kanannya segera dikebaskan pelan kedepan-

Didalam kebasan mana tidak nampak adanya desingan angin tajam tapi secara diam-diam muncul segulung tenaga pukulan berhawa dingin dan lembut memancar keluar lewat ujung bajunya tadi dan segera menahan gerakan pedang dari Cuao im an-

Seketika itu juga Cum im an Li Goan tong merasakan tangannya bergetar keras, bagaikan segulung tenaga tak berwujud yang menghisapnya, tiba-tiba saja serangannya itu terseret ke samping.

Dengan begitu, jangankan menusuk orang, sekalipun ingin memunahkan serangan saja sudah tak sempat, tak ampun lagi tubuhnya ikut menerjang kesebelah kiri mengikuti gerakan pedangnya itu.

Untung saja kepandaian silat yang dimilikinya terhitung cukup tangguh, dan lagi pengalamannya cukup matang, dia hanya turut maju sejauh dua langkah sebelum dapat berdiri tegak kembali Ko thian seng Lo Liang yang keluar bersama dari ruang bersamanya itu menjadi amat terkejut, sambil mendengus dingin tangannya segeia diayunkan kedepan melancarkan sebuah serangan kearah perempuan berbaju hitam itu dengan ilmu Siau thian seng ciang ( ilmu pukulan bintang kecil).

Perlu diketahui ilmu Siau thian seng ciang termasuk sejenis ilmu pukulan yang sangat mengandalkan kesempurnaan tenaga dalam, Ko-thian seng Lo Liang sebagai salah seorang dari empat pelindung hukum perkumpulan Thi pat-pang tentu saja memiliki tenaga dalam yang amat sempurna.

Sekalipun hanya suatu serangan yang dilancarkan seenaknya, akan tetapi desingan angin tajam yang dihasilkan ternyata luar biasa sekali.

Sambil menyungging baki perak. pelan-pelan perempuan berbaju hitam itu bergerak maju ke depan, kali ini dia sama sekali tidak mendengus seperti juga yang semula, hanya ujung bajunya saja yang dikebaskan pelan ke depan-

Ternyata angin pukulan Ko Thian seng Lo Liang yang sangat kuat itu saling membentur dengan ujung bajunya, seketika itu juga darah panas didalam dadanya bergolak keras, detik itu juga ia dipaksa mundur sejauh beberapa langkah.

Perempuan berbaju hitam itu tidak menggubrisnya lagi, begitu selesai mengibaskan ujung bajunya, pelan dia bergerak maju ke depan, seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu apapun selama ini.

Cuan im an Li Goan tong yang pedangnya terseret ke samping arena serta pukulan Ko thian seng Lo Liang yang tergetar mundur, meski terjadi saling berurutan, sesungguhnya kedua duanya terjadi hanya didalam waktu singkat.

Setelah tertegun sejenak. Cuan im an segera menerjang maju lagi ke depan secepat sambaran petir, pedangnya segera diangkat bersiap-siap melancarkan serangan lagi. Sedangan Ko thian seng Lo Liang yang dipaksa mundur sejauh tiga langkah pun segera mendengus dingin, kemudian secepat kilat tangan kanannya merogoh ke dalam sakunya dan mengeluarkan sebuah ruyang berantai perak sambil siap-siap melancarkan serangan-

"Kalian cepat kembali" tiba-tiba Beng Kiam-hoo berteriak keras.

Sementara itu Cuan im-an Li Goan tong sudah menyadari kalau kehebatan ilmu silat perempuan berbaju hitam itu jauh melebihi kemampuannya, sekalipun ia bekerja sama dengan Kho thian seng Lo Liang, betul tak sampai kalah, namun harapan untuk meraih kemenanganpun tipis sekali. . . .

-ooodwooo-
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar