Tangan Berbisa Jilid 07

 
Jilid 07

"Bukankah kau hendak turun kelembah?" demikian Leng Bie Sian belas bertanya Sambil tertawa,

"Turun kelembah dengan masuk kekamar seperti kotak besi ini ada hubungan apa?" bertanya pula Cin Hong sambil mengernyitkan alisnya. Leng Bie Sian tertawa geli, kemudian berkata: "Asal kau masuk kedalam kamar ini, sebentar bisa berada dibawah lembah"

Cin Hong masih belum mengerti sebabnya, ia masih merasa ragu-ragu, katanya Sambil menggelengkan kepala^ "Tidak. aku tak mau tertipu olehmu"

Wajah Leng Bie Sian kembali menjadi merah, katanya: "Kau ini bagaimana demikian penakut? Apa kau kira aku akan mencelakakan dirimu?"

Cin Hong pikir memang benar, ia Sendiri seorang laki- laki bagaimana takut kepada seorang gadis?

Maka lalu beranikan hati dan melangkah masuk kedalam kamar Seperti kotak besi itu. Namun diam-diam ia sudah siap-siap apabila gadis itu hendak berbuat jahat, ia bisa turun tangan lebih dahulu.

Leng Bie Sian menantikan ia masuk kedalam kamar besi itu dan berdiri disisinya, lalu menutup pintu besinya, kemudian mengulurkan tangannya untuk memencet sebuah tombol, sebentar terdengar suara keresekan, dan kamar besi itu tiba-tiba bergerak turun kebawah.

Cin Hong mengira tertipu olehnya, ia sangat terperanjat, dengan mendadak pentang kedua lengan tangannya, dan memeluk tubuh sigadis sambil berseru: "Bagus Kau sedang main sandiwara apa ?"

Leng Bie Sian berseru kaget, ia coba meronta, mulutnya berseru dengan Cemas: "Lepaskan tanganmu?. . . Kau orang jahat ini."

Tetapi Cin Hong tetap memeluknya tidak mau melepaskan, katanya sambil tertawa dingin: "Aku sudah tahu kau tidak mengandung maksud baik, sekarang kalau memang mau mati biarlah mati bersama-sama" Meskipun kepandaian ilmu silat Leng Bie Sian jauh lebih tinggi dari pada Cin Hong, tapi Saat dipeluk demikian rupa oleh seorang laki-laki, sekujur badannya dirasakan lemas, hingga tak bisa mengeluarkan tenaga, meskipun ia juga tidak berhasil melepaskan diri. la merasa cemas sehingga air matanya berlinang-linang, katanya sambil menangis

"Kau berani menghina aku, aku nanti akan beritahukan pada suhu"

Cin Hong ketika mendengar ucapan itu ia merasa bahwa gadis itu agaknya tak ada maksud untuk mencelakakan dirinya, maka buru-buru mengendorkan dekapannya dan bertanya "Benarkah kau tidak akan mencelakakan diriku?"

Leng Bie Sian merasa geli tetapi juga mendongkolnya katanya:

"siapa hendak mencelakakan dirimu? Ini adalah sebuah kamar yang khusus digunakan untuk turun kebaWah lembah, Setelah kita berada didalam ini. bisa langsung turun kebaWah melalui jaring itu dengan aman"

Cin Hong mengeluarkan suara "Aaaa" lalu melepaskan tangannya setelah itu ia lantas berlutut dihadapannya  seraya berkata:

"Maafkan kesalahanku nona Leng, aku minta maaf kepadUmU sebesar-besarnya . . ,"

Leng Bie sian membalikkan tubuhnya, dengan kedua tangannya menutupi mukanya ia menangis sesegukkan.

Dalam hatinya Sebetulnya tidak membenci anak muda itu, hanya Waktu itu merasa mendongkol atas perlakuannya yang agak kasar, ia merasa mendongkol kepadanya, karena selalu memandang dirinya sebagai musuh, ia mendongkol karena pemuda itu sedikitpun tidak memikirkan dan melihat bagaimana sikapnya, kelakuan semaCam itu benar-benar menyakitkan hatinya. . . .

Cin Hong menutar kehadapannya dan kembali minta maaf kepadanya, tiba-tiba kamar besi yang sedang  meluncur turun itu berhenti.

Dalam terkejutnya ia buru-buru bertanya: "Nona Leng, apakah kita sudah tiba?" Leng Bie Sian berhenti menangis. menganggukkan kepala dengan sikap sedih.

Cin Hong yang menyaksikan gadis itu demikian sedih, hingga air matanya membasahi kedua pipinya, hatinya juga merasa tidak enak katanya dengan suara cemas: "Harap seka dulu air mata mu, jikalau tidak. apabila terlihat oleh Suhumu, ia tentu mengira aku benar-benar menghina kau"

Leng Bie sian menyeka air matanya dengan lengan bajunya, berkata sambil tertawa geli: "Hemmm, Sudah terang memang kau yang menghina orang Masih mencoba mungkir?"

Sehabis berkata demikian ia berjalan menghampiri pintunya dan dibukanya, disaat itu tampak sinar terang, dihadapan matanya tampak sebuah jalanan terowongan sepanjang Satu tombak lebih. diluar goa adalah bagian perut gunung yang dilalui oleh kamar besi tadi, disana terdapat jaring besi yang besar sekali, seolah-olah menutupi seluruh lembah.

Cin Hong mengikuti Leng Bie sian berjalan keluar, tiba dimulut goa, tampak orang tua gila tadi sedang bertiarap diatas jaring besi sedangkan PenguaSa Rumah Penjara dengan kedua kakinya menginjak punggungnya, mulutnya mengeluarkan suara tertawa dingin yang menakutkan-

Lobang-lobang jendela kamar tahanan. Ular yang berdekatan dengan tempat itu, banyak tawanan pada menongolkan kepalanya untuk menyaksikan, ada yang berteriak-teriak. minta Penguasa Rumah Penjara memberi penjelasan kepada mereka, setelah menyaksikan orang tua itu setidaknya sudah sanggup menyambut serangan PenguaSa Rumah Penjara Sampai lima puluh jurus, ini ada sesuatu hasil yang Sangat mengejutkan selama ini, sebetulnya boleh menerima hadiah tiga ribu tail uang emas, atau minta membebaskan lima belas tawanan, mengapa sebaliknya harus di totok jalan darahnya?. .

Pada saat para tawanan itu sedang ramai membicarakan Soal itu, di bagian Selatan, diatas jalanan kecil tiba-tiba terdengar Suara bentakan orang:

"Kalian jangan ribut-ribut, orang tua gila ini kedatangannya tidak menurut aturan seperti apa yang  sudah di tetapkan oleh Rumah Penjara ini, maka pemimpin kami tidak bisa dipandang Sebagai penantang biasa"

Cin Hong alihkan pandangan matanya mengikuti arah suara tadi, tampak seorang yang berbicara itu adalah Seoraag tua bermuka kuning dan berperawakan gemuk, ia juga sama dandanannya dengan rombongan orang-orang yang disebut sebagai Tay-giam ong, justru karena dandanannya yang lucu itu, maka Cin Hong segera mengetahui bahwa orang gemuk ini pasti merupakan Salah Satu dari sepuluh Giam lo ong, maka ia lalu berpaling dan bertanya kepada Leng Bie Sian: "Nona Leng, dia itu Giam lo ong nomor berapa?"

"Nomor tiga, ia bernama Lo Po, tugasnya ialah mengurus para tawanan didalam kamar penjara Ular ini, orang ini galak sekali lho"

Cin Hong angkat pundak. lalu alihkan pandangan matanya kepada Penguasa Rumah Penjara, kemudian bertanya pula: "Bagaimana suhumu hendak memperlakukan orang tua yang gila itu?"

"Aku tidak tahu, kau tanya saja Sendiri kepada suhuku" menjawab Leng Bie Sian sambil menggelengkan kepala.

Cin Hong lalu berjalan maju dua langkah berkata pada PenguaSa Rumah Penjara yang berada diatas jaring dengan suara nyaring: "IHei. kau hendak perlakukan dia bagaimana

?"

Penguasa Rumah Penjara perlah-lahan berpaling kearahnya, sepasang matanya memancang sinar tajam, jawabnya dengan suara dingin: "Hukum mati"

Entah dari mana datangnya keberanian, dengan alis berdiri Cin Hong berkata: "Tidak Kau tidak mempunyai sedikit alasanpun juga untuk membunuh dia"

Penguasa Rumah Penjara agaknya mengkagumi keberaniannya, juga agaknya mempunyai kesabaran luar biasa terhadapnya, ketika mendengar ucapan itu, malah tertawa dan balik bertanya: "Kenapa?"

"Dia adalah seorang yang pikirannya tidak waras, kau tidak boleh melakukan kepadanya menurut aturan biasa" berkata Cin Hong dengan suara keras.

"Tetapi gerakkannya tadi sebelum pertandingan di mulai tampak wajar, kau tokh sudah menyaksikan sendiri, bukan?" berkata Penguasa Rumah Penjara Sambil tertawa.

"Memang benar, tetapi setelah pertempuran berlangsung, dia sudah tidak waras lagi, jika tidak demikian, aku yakin dia tidak bisa sampai kau pukul rubuh"

Penguasa Rumah Penjara agaknya merasa hal itu sangat lucu, maka lalu berkata sambil tersenyum: "Dan menurut pikiranmu, bagaimana harus aku perlakukan dia?" "Bebaskan dia" menjawab Cin Hong dengan suara nyaring.

"Kalau tidak?" balas bertanya Penguasa Rumah Penjara. Dalam hati, Cin Hong merasa cemas dan bentaknya:

"Kalau kau tidak bebaskan dia, aku akan lapor kepada pembesar negeri agar mengirim tentaranya untuk membasmi kalian"

Penguasa Rumah Penjara itu merasa geli mendengar jawaban kekanak-kanakan dari Cin Hong, katanya sambil dongakkan kepala dan tertawa:

"Tentara negeri sekarang ini justru paling takut menghadapi kerewelan orang-orang rimba Persilatan, mereka pasti tidak berani datang kesini."

Cin Hong merasa bahwa ucapan itu memang tidak bohong, maka ia lalu berubah pikirannya dan katanya:

"Kalau kau tidak membebaskan dia, aku tidak akan melukiskan gambar untukmu"

Dengan nada berkelakar penguasa rumah penjara berkata: "Kalau kau tidak mau melukis untukku, aku nanti pukul mampus dirimu"

Tetapi Cin Hong setelah mendengar ucapan itu sebaliknya malah membusungkan dada dan berkata: "Aku tidak takut, sekarang juga aku akan menantang kau berkelahi"

Banyak tawanan yang menyaksikan keberanian anak muda itu terhadap penguasa rumah penjara, semua memandang kepadanya dengan perasaan terkejut dan kagum Sekali, hingga saling serabutan berteriak-teriak memberi semangat kepadanya: "Hebat Itulah baru seorang laki-laki jantan. Lekas kau lawan padanya. Benar Berkelahi untuk membela kebenaran dan keadilan, meski Pun kalah juga puas" Dari sana sini terdengar suara riuh yang menyambut pertanyaan tadi.

Hati Cin Hong tergerak. selagi hendak mengeluarkan ucapan untuk menantang dengan resmi kepada Panguasa Rumah penjara tanpa menghiraukan kekuatan tenaga sendiri, Leng Bie Sian yang berada disampingnya buru-buru menarik lengan bajunya, dan berkata dengan suara perlahan:

"Kau jangan dengar perkataan mereka yang tidak senonoh itu, mereka sendiri telah ditawan dalam rumah penjara, sudah mengharap ada orang lain yang juga dimasukkan dalam tawanan sebagai kawan mereka"

"Apa boleh buat, Suhumu berbuat keterlaluan dan tidak menurut aturan, aku terpaksa menantang berkelahi kepadanya" menjawab Cin Hong dengan tegas.

Hati Leng Bie Sian berdebar keraS, tanpa disadari olehnya, menariK tangan Cin Hong dan berkata dengan Suara cemas: "Jangan.. Jikalau kau berbuat demikian, maka dalam hidupmu ini, jangan harap kau biSa keluar lagi dari rumah penjara ini"

Setelah itu ia berpaling dan berkata kepada suhunya dengan suara nyaring: "Suhu, kau boleh sekap saja dalam kamar tawanan pada orang tua gila itu"

PenguaSa rumah penjara tampak berdiri sejenak. kemudian berkata dengan nada suara dingin: "Tetapi ini tidak sesuai dengan peraturan kita sendiri"

Dengan nada suara sangat manja Leng Bie Sian berkata pula: "Tidak... kita disini toh ada sebuah kamar tahanan khusus, suhu toh boleh tutup dia dalam kamar tahanan khusus itu."

Penguasa rumah penjara itu dengan tiba-tiba seperti teringat dengan kamar tahanan khusus itu, maka lalu berkata sambil menganggukkan kepala: "Eee, itu boleh "

Cin Hong berpaling mengawasi Leng Bie Sian yang berada disampingnya, tanyanya dengan perasaan heran: "Apa yang dinamakan kamar tahanan khusus itu?"

Dengan suara bisik-bisik ditelinganya Leng Bie Sian lalu menjawab: "itu adalah sebuah kamar tahanan yarg khusus disediakan untuk menawan orang-orang kita sendiri yang berbuat salah, kalau dibandingkan dengan kamar tahanan naga dan ular, jauh lebih buruk dan lebih berat "

Cin Hong mengerutkanalis, katanya dengan suara berat: "Bagaimana boleh begitu?"

"Kau jangan tidak tahu diri, Suhuku belum pernah mudah diajak berdamai seperti hari ini"

Cin Hong diam-diam berpikir: "orang tua gila itu memiliki ilmu silat yang sangat tinggi sekali, asal dia tidak mati, pasti masih ada kesempatan untuk keluar dari rumah penjara ini,"

maka ia juga lantas sambil menganggukkan kepala, "Baiklah, kau coba tanyakan lagi kepada Suhumu."

Leng Bie Sian buru-buru berpaling dan berkata kepada suhunya. "Suhu, baiknya begitu Saja, Apakah suhu anggap baik ?"

Penguasa rumah penjara menganggukkan kepala, lalu berjalan turun dari atas punggung orang tua tadi dan memerintahkan Giam-ong gemuk berwajah kuning tadi supaya membawa orang tua gila itu kedalam kamar tahanan khusus. . .ia berjalan keluar dari jaring besi dan lompat kehadapan Cin Hong dan Leng Bie Sian, setelah itu ia berkata sambil tertawa^ "Siang-jie? aku tahu kau sudah mulai coba-coba berkhianat"

Wajah Leng Bie sian seketika menjadi merah. ia memutar tubuhnya dan berkata sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya^ "Bagaimana suhu bisa mengucapkan demikian? Kapan aku pernah berkhianat. "

Penguasa rumah penjara tertawa dan berpaling serta berkata pada Cin Hong. "Cin Hong, sekarang kau sudah puas?"

Dalam hati Cin Hong merasa girang, tapi diluarnya masih menunjukkan sikap hambar, jawabnya: "Kalau masih dapat mengampum, ampunilah, kini terhadap kau toh tidak ada jahatnya, bukan ?"

PenguaSa rumah Penjara berjalan menuju kemulut goa dimana terdapat alat atau kamar besi yang digunakan untuk naik turun sebagai tangga, kemudian berdiri didalamnya, sepasang matanya terus menatap Cin Hong tanpa berkedip. katanya pula:

"Aku tadi telah datang kekamar tahanan untuk melihat suhumu, aku merasa bahwa kalian suhu dan murid ada mempunyai semaCam Ciri yang sama, yang satu ialah seorang kolot yang kukuh sedangkan yang lain adalah seorang anak yang keras kepala. ^"

Dalam hati Cin Hong terkejut, katanya sambil membUka lebar sepasang matanya: "Kau menengok suhuku ada keperluan apa?"

"Berbicara tentang dirimu, aku kata kepadanya aku mengharap bisa mempunyai seorang murid laki-laki tetapi lebih dahulu haruS mengetahui jelas asal-usul dirinya." menjawab Penguasa rumah penjara dengan sikap tenang.

Cin Hong lantas tersenyum, tanyanya: "Lalu, bagaimana suhu kata?"

"Dia? Sepatah kata pun tidak keluar dari mulutnya, hanya pura-pura duduk bersemedhi." menjawab penguasa penjara sambil tertawa dingin.

CIN HONG seolah-olah sangat girang, sehingga ia tertawa, kemudian ia berkata: "Memang, suhu setiap kali sehabis minum arak. perlu beristirahat sebentar, siapa pun yang meng ganggu pasti akan didamprat olehnya"

Wajah Penguasa rumah penjara yang ditutup oleh kain hitam, tampak gemetar, ia mengeluarkan suara dari hidung, lalu berjalan menuju kelorong goa, katanya pula "Sekarang tak usah banyak bicara lagi, ikut aku kembali keruangan tamu"

Cin Hong masih berdiri tegak tidak bergerak. katanya dengan suara nyaring: "Apabila kau tidak memerlukan aku melukis dengan segera, aku sebaliknya ingin meninjau tempat dekat2 kamar tahanan ular ini, apakah boleh?"

Penguasa rumah penjara itu dengan tiba-tiba merandek dan berpaling, dengan sinar matanya yang tajam, berkata dengan suara marah: "Kau bocah ini benarkah hendak selalu berlawanan dengan aku?"

Leng Bie Sian yang melihat suhunya benar-benar sudah marah, buru-buru menyelah: "suhu, biarlah aku yang bawa dia pergi melihat-lihat, bagaimana pun juga pekerjaan melukis itu toh tidak perlu tergesa-gesa? Boleh kah?"

Sepasang mata Penguasa rumah penjara dengan bengis menatap wajah gadis itu sejenak, katanya sambil tertawa dingin: "Kau sebaiknya berlaku sedikit hati- hati, mungkin suatu hari kelak suhumu akan membunuh dia"

Sehabis berkata demikian, dengan seorang diri ia masuk kedalam kamar besi, lalu menarik pintunya, setelah itu kamar besi itu perlahan-lahan naik keatas. . . .

Cin Hong telah menampak kamar besi itu sudah tidak berada disitu, dalam hati sendiri merasa keCewa, ia sendiri sebelum memasuki rumah penjara itu, dalam bayangannya, orang yang menamakan diri Penguasa Rumah Penjara itu pastilah seorang iblis jahat yang sangat kejam, tetapi dari apa yang disaksikannya sendiri selama setengah hari ini agaknya tidak demikian halnya, meskipun orang itu memang benar jauh lebih kejam dari orang biasa, akan tetapi bukanlah seorang yang tidak memiliki prikemanusiaan sama sekali, bahkan terhadap dirinya sendiri, agaknya ada semacam perasaan yang tak dapat dimengerti olehnya. Hal ini Sekalipun sangat menggelikan, tetapi ia sendiri juga tidak boleh terlalu kukuh oleh pandangannya semula yang mengandung perasaan permusuhan-

Sementara itu Leng Bie Sian telah menarik- narik lengan bajunya, diwajahnya yang cantik tampak sikapnya yang agak kemalu-maluan, katanya sambil tertawa manis: "Mari jalan, kau hendak meninjau mulai dari mana?"

Cin Hong menoleh mengawasi ia, dalam hati timbul semacam perasaan, gadis dihadapan matanya itu tampaknya sudah mulai jatuh hati terhadapnya, kalau hal itu benar, rasanya ada sedikit kurang pantas. ia sendiri dengan In-jie meskipun kenal belum lama, tetapi dengan gadis itu sudah terjalin suatu perasaan yang dalam. Aiii Tuhan benar-benar pandai mempermainkan orang, dulu ia satupun tidak mempunyai kawan wanita, dan sekarang sekaligus datang kawan wanita sampai dua orang, mungkin hanya Tuhan yang tahu hal ini, di kemudian hari akan membawa akibat baik ataukah buruk nasibnya...

Leng Bie Sian yang menampak ia berdiri bingung mengawasi dirinya, perasaannya meras gambira, Sambil menundukkan kepala dengan Sikap malu-malu berkata: "Jalan, perlu apa masih berdiri bingung saja?"

Cin Hong barulah tersadar, ia merasa malu sendiri, buru- buru ia berkata: "Terima kasih ku ucapkan kepadamu nona Leng"

Leng Bie Sian mendongakkan kepala dan tertawa, kemudian berkata: "Aku adalah tuan rumah, Untuk apa kau harus mengucapkan terima kasih kepadaku?"

Cin Hong saat itu juga tidak tahu benar, perlu apa mengucapkan terima kasih padanya, dalam keadaan demikian, ia buru-buru menunjuk jalanan berliku-liku yang menanjak ke atas seraya berkata:

"Aaaa, marilah kita berjalan melalui jalanan tangga ber- liku2 untuk mengadakan peninjauan"

Tetapi Leng Bie Sian sebaliknya menunjukkan lembah dibawah jaring besi itu, katanya sambil tertawa.

"Dilembah bawah jaring itu ada serombongan tawanan dari kamar Ular yang menjalani hukuman kerja berat, apa kau tidak ingin pergi melihat?"

Cin Hong sebetulnya hanya ingin mencari kesempatan untuk menengok suhunya lagi, maka lalu menjawab sambil menggelengkan kepala "Itu lain bari saja kita lihat lagi, sekarang mari kita jalan naik keatas dulu"

Leng Bie Sian terpaksa menurut, lebih dahulu ia berjalan naik melalui jalan tangga berliku-liku mengikuti dinding lembah. Cin Hong sementara itu mengikuti dibelakangnya, oleh karena sudah dikatakan. tadi untuk meninjau, maka sepanjang jalan itu sambil berjalan dan melihat- lihat keadaan disisinya.

Perbedaannya kamar-kamar yang disebut kamar Ular ini dengan kamar tahanan yang disebut kamar Naga, ialah jendelanya agak kecil, dan setiap lobang itu terhalang oleh ruji-ruji besi, tidak seperti tawanan dalam kamar Naga yang boleh menongolkan keluar kepalanya.

Cin Hong yang menyaksikan itu merasa heran,  maka lalu bertanya: "Nona Leng, kamar tahanan naga itu terpisah dengan mulut lembah agak dekat, mengapa jendela- jendelanya tidak diperlengkapi dengan terali besi, Sedangkan kamar tahanan ular ini terpisah agak jauh dengan mulut lembah, sebaliknya lobang-lobang jendelanya diperlengkapi dengan terali besi, itu apakah sebabnya?"

Leng Bie Sian berpaling dan memandang kepalanya sambil tertawa, kemudian berkata: "Ini juga merupakan suatu perbedaan dalam perlakuan mereka"

"Tetapi, apabila tawanan dalam kamar naga itu ingin lari keluar, bukankah lebih mudah dari tawanan yang dikurung dalam kamar Ular?"

"Tidak bisa, tawanan dalam kamar Llong semuanya merupakan tokoh-tokoh rimba persilatan yang tergolong tokoh kelas satu, mereka paling sayang kepada nama baiknya sendiri, siapapun tidak berani menebalkan muka untuk lari dari rumah perjara"

Cin Hong baru sadar, katanya pula: "Apakah selama ini belum pernah ada seorang pun yang lari dari sini?" "Dari kamar tahanan Ular sudah pernah terjadi tiga kali, tetapi sebelum lari keluar dari lembah sudah dibinasakan oleh suhu "

Dalam perjalanan mereka itu, tibalah didepan jendela kamar tahanan nomor tiga belas, didalam kamar itu ada tertawan seorang perempuan tua yang usianya kira-kira enam puluh tahun, perempuan tua itu parasnya pirus dan kurus, matanya keCil, hidungnya seperti burung betet, sepasang pelipisnya menonjol tinggi, wajah itu yang memangnya sudah buruK, ditambah lagi dengan semacam hiasan yang tidak dimiliki oleh perempuan yang lainnya, itu adalah kumis yang melintang diatas bibirnya, jikalau tidak karena rambutnya disisir seperti wanita yang memakai sanggul, orang benar-benar akan menganggap ia kaum pria^

Perempuan tua dalam kamar tahanan itu ketika melihat Leng Bie Sian bersama Cin Hong berjalan dibawah lobang jendelanya, lantaS berkata kepade Cin Hong sambil tertawa geli: "Anak muda, apakah kau menantu Penguasa Rumah Penjara disini?"

Cin Hong yang senampak wajah nenek yang aneh bentoknya itu, tidak berani menjawab ia buru-buru melangkahkan kakinya berlalu dari hadapannya, kemudian baru berpaling dan bertanya kepada Leng Bie Sian dengan suara sangat pelahan, : "Nona Leng, Siapakkah nenek itu?"

"Dia adik adik seperguruan ketua partai Swat Sat-pay namanya ca cit Kow"

Cin Hong terCengang mendengar ucapan itu, hingga wajahnya pucat seketika, katanya sambil memeletkan lidahnya:

"Ya Tuhan bagaimana seorang perempuan dapat tumbuh kumis?" "Itulah, setiap kali aku melihatnya selalu ingin tertawa saja. "

Cin Hong menarik napas lega, kalau diingat pertanyaan nenek tadi, dalam hati merasa agak mendongkol, ia berjalan lebih Cepat, ketika tiba dibawah jendela kamar nomor dua- dua dilobang jendela tidak tampak ada orang, maka ia melongok kedalam melalui lubang itu, dari situ ia menampak seorang lelaki tua kurus berambut panjang, sedang duduk bersemedi dekat dinding tembok, sepasang tangan dan kakinya semua diborgol, meskipun sikapnya waktu itu tampak cemas, namun masih kelihatan tanda- tandanya seorang gagah.

Leng Bie Sian mengikuti dibelakang Cin Hong, katanya dengan suara sangat perlahan: "Dia adalah ketua generasi ke empat belaS dari partai Thian Shia pay, Koo Su Yang, sifatnya sangat aneh, selamanya belum pernah suka berbicara dengan orang lain"

Cin Hong tidak berani berdiam lama-lama, takut akan menyinggung perasaan orang tua itu, buru-buru meninggalkan dan berjalan beberapa langkah, ia berhenti lagi dan bertanya kepada Leng Bie Sian^

"Apakah semua ketua dari dua belas partay besar pada dewasa ini, terkurung dalam penjara ini?"

"Hemm, diantaranya ada dua kerua dari partay besar yang dikurung dalam kamar"

"Apakah mereka mudah menerima nasibnya begitu saja?"

"Apa mau dikata? orang2 rimba persilatan harus bisa pegang janji, siapa suruh mereka datang menantang?"

Cin Hong mengeleng-gelengkan kepala sambil menghela napas,. orang-orang itu oleh karena hendak mempertahankan nama baiknya, rela menerima penderitaan semaCam ini, ini dapat mencerminkan bagaimana sifatnya orang-orang rimba persilatan.

"Lagi beberapa langkah adalah kamar tahanan ketua partay oey san generasi tujuh belas Siau can Jin, yang dapat julukan It-yang-cie dia merupakan seorang yang paling menjemukan didalam kamar tahanan ular ini ....." berkata Leng Bie Sian,

Mendengar ucapan itu hati Cin Hong tergerak, teringat dirinya sendiri yang sejak masih keCil sudah membawa kunci berukiran huruf Llong yang menjadi milik ketua oey San-pay dan yang dikabarkan telah hilang, seperti apa yang dikatakan oleh suhunya, ia pasti ada mempunyai hubungan dengan partay itu.

Satu jam berselang oleh karena waktu menongok bagi para tahanan sudah habis waktunya, maka suhunya tidak keburu menceritakan bagaimana harus pergi ketempat tahanan partay oey san-pay untuk menyelidiki asal usul dirinya, dan sekarang ia dapat melibat ketua partay tu, mengapa tidak menggunakan kesempatan itu untuk  mencari sedikit keterangan? Mungkin dapat mengorek sedikit keterangan dari mulutnya..

Setelah berpikir demikian, ia lalu akan melaksanakan maksudnya, tetapi oleh karena Leng Bie Sian meng atakan bahwa It- yang cie Siauw cinJin itu merupakan orang yang sangat menjemukan, maka. ia lantaS berhenti dan bertanya lagi: "oooh. kenapa dia tidak disukai oleh orang disini?"

"Dia itu orangnya sangat licik, paling Suka main gila, diwaktu bekerja berat selalu mau enaknya saja"

Cin Hong merasa geli mendengar keterangan itu, ia berjalan lagi dan ketika sudah dekat dengan kamar nonor dua puluh satu, dari lobang jendela tampak menongol kepala seorang tua yang matanya sipit, kulit mUkanya putih. Tampaknya orang itu lama menantikan kedatangan cia Hong. dibibirnya tersUngging satu senyUman, ketika Cin Hong berada dekat dengannya, lalu berkata sambil tertawa berseri: "Anak muda. boleh kah kita berbicara sebentar?"

Cin Hong yang justru ingin bicara dengannya ketika mendengar ucapan itu lalu menganggukkan kepala dan menjawab sambil tertawa: "Siauw ciang bun-jin ada keperluan apa?"

Sepasang mata yang sipit dari Siau can Jin memancarkan sinar yang tajam, katanya sambil tertawa: "Bolehkah aku ingin mengetahui dulu she dan nama serta gurumu?"

"AKu yang rendah bernama Cin Hong, gurku It-hu Sianseng. " menjawab cin Hon sambil memberi hormat.

Wajah Siauw can Jin berubah Seketika, sambil membelalakkan matanya lebar-lebar, dari mulutnya terCetus satu seruan: "ouW" dengan tiba-tiba ia menunjukkan Sikap sangat girang, dan katanya Sambil mengangguk-anggukkan kepala berulang-ulang: "Kiranya kau adalah murid To-tayhiap"

Cin Hong dapat merasakan sikap oraag she Siauw itu terlalu dibuat-buat, sehingga dalam hatinya timbul kesan tak baik atas sipatnya, maka ia lantas menjawab sambil tertawa hambar:

"Apakah Siauw ciang bun-jin ingin bicara denganku?"

Siauw can Jin kembali menganggukkan kepala dan berkata sambil tertawa: "Ya, ya Hanya ingin menanyakan suatu halsaja, ada hubungan apakah cin Siauhiap dengan PenguaSa Rumah Penjara ini?" "Tidak ada hubungan apa- apa, kehadiranku kesini sebetulnya hendak menengok suhu, kemudian laowcu Suruh aku melukiS Sebuah gambar seorang, syaratnya aku boleh menengok suhu lagi, maka itu aku lantas tinggal disini"

Siauw can Jin kembali mengangguk-anggukkan kepalanya, dan tampaknya ia sedang memikirkan jawaban Cin Hong tadi, lama baru membuka suara lagi, dan berkata dengan suara perlahan:

"Ada satu hal aku orang tua ini ingin minta pertolongan Siaohiap. tetapi entah Siaobiap suka atau tidak membantu kepadaku?"

"coba Siauw ciangbunjin terangkan saja dahulu, jikalau aku dapat membantu, sudah tentu aku bersedia membantumu"

Siauw can Jin sudah hendak membuka mulutnya lagi mengalihkan pandangan matanya kepada Leng Bie Sian yang berdiri dibelakang Cin Hong, Setelah itu ia baru berkata sambil tertawa kepada Leng Bie Sian:

"Bolehkah kiranya nona Leng menyingkir untuk sementara?"

"Kau ini hendak berbuat apalagi?" demikian Leng Bie Sian balas menanya sambil mengerutkan alisnya.

Wajah Siauw can Jin menjadi merah, katanya sambil tertawa masam: "Nona Leng bisa saja, aku hanya ingin minta pertolongan- kepada cin Siaohiap ini, mengenai segala urusan yang ada hubungannya dengan partai. bukanlah hendak melakukan perbuatan yang melanggar peraturan disini" Leng Bie Sian terpaksa berjalan menyingkir, tiba dibawah jendela kamar nomor dua puluh lantas berhenti untuk menunggu Cin Hong.

Sementara itu Siauw can Jin yang menampak Leng Bie Sian sudah pergi, barulah berkata kepada Cin Hong dengan suara yang sangat pelahan: "Urusan yang kuinginkan minta pertolongan cin Sloawhiap ini, biar bagairmana jangan sampai diketahui orang ketiga, sekalipun Suhu Siaohiap sendiri atau sahabatyang paling akrab dengan  cin Siaowhiap juga tidak boleh diberitahukan kepadanya, hal ini apakah kiranya cin Siaobiap sanggup?"

Cin Hong merasa heran atas usulnya itu, tetapi karena tertarik oleh perasaan anehnya, ia lantas menjawab dengan suara datar:

"ciangbunjin minta aku pegang rahasia, itu boleh saja, tetapi sebaiknya ciangbunjin jelaskan dahulu urusan itu mengenai urusan apa? supaya aku dapat mengambil keputusan dapat membantumu atau tidak."

Kembali dengan suaranya yang sangat perlahan sekali Siauw can Jin berkata : "Aku hanya ingin minta kepada cin Siaohiap untuk membawa pesan beberapa patah kata kepada ketua partay oey-san yang Sekarang Kwa Kam Kie, bolehkah?"

Cin Hong pikir ada kemungkinan ia sendiri mungkin akan mengadakan perjalanan kegunung oey San, maka hal itu merupakan suatu hal yang kebetulan baginya, maka lalu menjawab sambil menganggukkan kepala:

"Baik, sekarang harap ciangbunjin Ceritakan pesan apa yang ciangbunjin ingin aku Sampaikan."

Sepasang mata sipit SiaUW can Jin menengok ke kanan dan ke kiri luarjendela, lalu minta kepada Cin Hong mendekatkan telinganya barulah ia berkata kepadanya dengan berbisik-bisik.

"cin Siaohiap. kapan saja kau keluar dari Rumah Penjara ini harap supaya berkunjung ke gunung oey-san untuk menjumpai ketuanya yang sekarang, beritahukan kepadanya, Supaya segera berangkat kepuncak gunung Bong-sian-hong sebelah selatan dimana terdapat sebuab batu besar yang bentuknya seperti singa, lalu minta ia mengambil Sejild kitab rahasia dibawah batu besar itU. Kitab itu disimpan di bawah batU besar itU oleh couwsu kami pada tiga ratus tahun berselang. Dalam pesan terakhirnya, pernah mengatakan bahwa Setiap generaSi, apabila mengalami bencana bagi partai, ketuanya tidak boleh mengambil kitab itu. "

"Sepuluh tahun berselang ketika aku datang kesini untuk menantang pertandingan, belum menceritakan hal kepada Suteku Kwa Lam Kie, sekarang aku sudah merasa bahwa tiada harapan lagi bagiku untuk keluar dari dalampenjara ini, meminjam tenaga dari kitab rahasia peninggalan couwsu kami itu, oleh karenanya maka aku minta kepada cin Siaohiap agar beritahukan kepada sute minta ia lekas mengambil kitab rahasia itu dan melatih ilmU pelajarannya yang aneh dan ajaib sekali, untuk datang menantang Penguasa Rumah Penjara ini. Di samping itu, waktu cin Siaohiap menceritakan kepadanya mengenai soal ini sekal^- kali tidak boleh ada orang ketiga yang berada disitu, juga tak boleh menceritakan kepada siapa pun juga bahwa kedatangan cin Siaohiap ini adalah atas permintaanku. Sudikah kiranya cin Siaohiap membantu maksudku ini?"Cin Hong agak lama berpikir, barulah menjawab sambil menganggukkan kepala:

"Boleh, tapi bagaimana kalau ciangbunjin partai oey San pay yang sekarang tak mau perCaya pada ucapanku?" "Ini soal mudah, cin Siaohiap boleh minta kepadanya segera berangkat bersama-sama dengan Siaohiap uatuk menggali kitab pusaka itu, ada atau tidaknya bukankah segera dapat diketahui buktinya?"

Cin Hong pikir itu memang benar, ketika ia menengok kearah Leng Bie Sian lagi, tampak gadis itu seperti tidak sabaran menunggu dirinya, maka ia lalu berkata lagi kepada siauw can Jin:

"Baiklah, urusan ini akupasti akan bantu ciangbunjin untuk melakukan, disamping itu juga aku ada sedikit urusan hendak tanya kepadamu. Sudikah ciangbunjin menjawab dengan jujur?"

"Urusan apa?" balas bertanya Siauw cian Jin heran.

Cin Hong bersikap Setenang mungkin, katanya Sambil tersenyum. "Aku telah mendengar kabar bahwa dalam rimba persilatan pada dua puluh tahun berselang pernah terjadi suatu perkara gaib mengenai. Soal apa yang dinamakan kotak rahasia dan dua belas anak kunci emas, aku juga dengar kabar bahwa ketua partaymu waktu itu ada memegang sebuah kunci yang terukir huruf Liong, tetapi kabarnya anak kunci itu telah hilang pada delapan belaS tahun berselang, ciangbunjin tentunya tahu bagaimana hilangnya anak kunci itu. Bolehkah kiranya ciangbunjin menceritakan kepadaku?"

Mendengar pertanyaan itu, wajah Siauw can Jin berubah dengan mendadak. sinar matanya menunjukkan sikapnya yang terkejut dan terheran-heran, lama ia mengawasi Cin Hong dari atas sampai kebaWah.

dalam hati Cin Hong diam-diam juga terkejut dan ter- heran2, namun ia masih berusaha berlaku setenang mungkin katanya sambil tertawa: "Urusan ini dalam rimba persilatan sudah bukan merupakan rahasia lagi, mengapa ciangbunjin tampaknya demikian terkejut?"

siauw can Jin lalu mendongakkan kepala dan tertawa terbahak-bahak untuk menutupi rasa terkejutnya, katanya sambil tertawa nyaring:

"Sudah tentu hal ini bukan merupakan rahasia lagi, yang mengherankan bagiku ialah mengapa cin Siaohiap hendak mencari keterangan soal ini?"

"Hanya tertarik oleh perasaan aneh saja tetapi jikalau ciangbunjin merasa ada kesulitan, biarlah tidak usah ciangbunjin menceritakan"

siauw can Jin tiba-tiba menundukkan kepala untuk berpikir, kemudian berkata sambil menghela napas:

"Dengan terus terang, aku sendiri sebetulnya juga tidak tahu bagaimana hilangnya anak kunci yang kau tanyakan tadi, ini disebabkan karena ketua generasi ke enam belas partay kamiSuma Sin, pada suatu petang dengan tiba-tiba diketemukan orang mati dipuncak gunung Thian-tu-hong, Waktu itu aku masih belum mengetahui soal adanya dua belas anak kunci emas itu, setelah aku menggantikan kedudukannya sebagai ketua, dua tahun kemudian, pada suatu hari aku telah menerima surat dari Lian in Taysu, dari gereja Siau-lim si yang mengundang aku datang ketelaga Thay pekpik dengan membawa anak kunci yang berukiran huruf Liong, untuk sama2 mengangkat kotak Wasiat dari dasarnya telaga itu, barulah aku mengetahui adanya urusan ini. Waktu itu atas persetujUan semUa anak murid golongan kami telah diadakan kesepakatan untuk menggali kuburan ketua kami dahulu, untuk mencari anak kunci  yang dimaksud, tetapi hasilnya nihil hingga Sekarang, urusan mengenai hilangnya anak kunci emas itu, masih merupakan suatu teka-teki yang belum terpecahkan."

Cin Hong merasa keCewa, tetapi ia masih bertanya lagi: "Kalau begitu, dengan Cara bagaimana kematian Suma ciangbunjin partaymu?"

"Aku hanya dapat menjawab bahwa ia mati karena sudah takdirnya dipanggil oleh Tuhan, diatas badannya tidak terdapat sedikitpun tanda luka dianiaya..." menjawab Siauw can Jin sambil menghela napaS panjang.

Cin Hong yang tidak dapat jawaban yang memuaSkan dari ketua partay oey San itu, juga tidak ingin bicara lebih banyak lagi, maka ia lalu menerima baik pertanyaannya, apabila Sudah keluar dari rumah penjara, akan pergi kegunung oey-san, lalu ia minta diri kepadanya  dan berjalan menghampiri Leng Bie Sian-

Leng Bie Sian menyongsong kepadanya dan bertanya dengan suara perlahan- "Dia minta kau melakukan urusan apa?"

"Tidak apa apa...." menjawab Cin Hong sekenanya sambil menggelengkan kepala.

Leng Bie sian menunjukkan sikap penuh perhatian dan tidak tenang, katanya: "Dia sebetulnya bukan orang baik, kau tidak boleh tertipu olehnya"

Cin Hong merasa bersyukur tetapi juga takut atas perhatian gadis itu terhadap dirinya, katanya sambil menundukkan kepala dan tertawa^

"Tidak bisa, ia hanya minta aku menyampaikan beberapa patah kata kepada seseorang."

"Untuk siapa?" bertanya lagi Leng Bi Sian. "Maaf, aku sudah berjanji kepadanya tidak akan menceritakan kepada siapa pun juga " menjawab Cin Hong.

"Barang kali dia suruh Kau mengundang Seorang yang sangat lihay untuk datang kemari?"

"Bukan, dalam rimba persilatan dewasa ini masih ada siapa lagi yang dapat melawan suhumu, ?" menjawab Cin Hong sambil menggelengkan kepala.

"Susah dikata, kepandaian ilmu silat Suhu meskipun tinggi sekali, tetapi ia juga sering berkata bahwa diatas orang pandai masih ada yang lain yang lebih pandai"

Cin Hong ketika mendengar ucapan itu dengan tiba2 teringat diri seorang tokoh kuat nomor satu dalam rimba persilatan yang tidak diketahui namanya, hanya nama julukannya saja yang disebut sebagai. Tetamu tidak diundang dari dunia luar, maka ia lalu berkata:

"Aneh, tokoh rimba persilatan yang mendapat gelar Tetamu tidak diundang dari dunia luar itu, mengapa hingga saat ini belum datang menantang kepada suhumu?"

"Siapa tahu? Mungkin dia takut kalah"

"Dia mungkin benar-benar bukan tandingan Suhumu, tetapi setidak-tidaknya masih sanggup menyambut pukulan gurumu beberapa puluh jurus, dan setidak-tidaknya boleh membebaskan- ..."

Belum habis ucapannya, diatas lembah tiba-tiba terdengar suara gendang yang sangat riuh. . . .

Leng Bie Sian dengan mata terbuka lebar dan sangat bersemangat bertanya kepada ci Hong sambil tertawa: "Hei Tahukah kau apa artinya bunyi itu? Ada orang menantang bertanding lagi" Semua lobang jendela kamar tawanan, dengan Cepat tampak menongol kepala- kepala orang-orang tawanan, Setiap orang pada menunjukkan sikap tegang dengan mata terbuka lebar memandang keatas, sedang mulutnya ber- teriak2: "Pertandingan Pertandingan-Ada orang datang menantang lagi"

"Hei coba kalian duga kali ini siapa yang datang"

"Ha. . .ha. . .dua hari berselang adalah It-hu Sianseng bersama Thian-san Soat Popo, hari ini mungkin tokoh kenamaan yang disebut tamu tak diundang dari dunia luar itu"

"Tamu tidak diundang dari luar dunia? Ha. . .ha. . .bagus Sekali"

"Bagus sekali. "

Demikian dari antara mulut para tawanan terdengar suara riuh.

Dari tempat pertandingan diatas senar besi telah terdengar suara pukulan gembreng lima kali, suara riuh dari para tawanan tadi juga berhenti.

Seluruh lembah sesaat berada dalam  suasana ketegangan, semua semua mata para tawanan ditujukan keatas senar, mereka pada berusaha untuk dapat menyaksikan pertandingan itu dengan se-baik2nya. tetapi karena terpisah sangat tinggi sekali, mereka tidak dapat melihat dengan tegas.

Para tawanan itu rupa-rupanya pada mengharapkan pertandingan itu selesai dengan ramai, pada umumnya mereka mengharap Penguasa rumah penjara yang menang, supaya mereka bertambah lagi kawan dalam penjara, untuk membagi pekerjaan mereka. Dari itu, semua mengharap bahwa orang yang datang menantang pertandingan itu adalah orang yang diharap- harap oleh mereka, ialah tamu tidak di undang dari luar dunia.

Cin Hong juga tujukan pandangan matanya ke tempat yang sangat tinggi itu, Samar-samar diatas senar itu ada setitik bayangan orang, oleh karena tempatnya itu terlalu tinggi, ia tidak dapat melihat bagaimana orangnya dan pakaiannya, maka ia lalu berpaling dan bertanya kepada Leng Bie Sian:

"Nona Leng cobakau lihat dia itu adalah tamu tidak diundang dari luar dunia ataukah bukan?"

Leng Bie Sian agaknya merasa pertanyaan itu terlalu kekanak-kanakan, maka lalu tertawa kecil dan menjawab: "Demikian tinggi tempatnya, bagaimana aku dapat melihat dengan nyata?"

"oooh Kepandaian ilmu silatmu toh lebih tinggi dari pad aku, menurut aturan pandangan matamu seharusnya juga jauh lebih hebat dari padaku"

Sepasang mata Leng Bie Sian dibuka lebar- lebar, katanya dengan perasaan terheran-heran: "Ha kepandaian ilmu Silatku jauh lebih tinggi daripadamu?"

"Sudah tentu, sedikitnya kau lebih tinggi tiga kali lipat dari padaku" menjawab cin sambil menganggukkan kepala.

"Tidak Kau lebih kuat dari padaku, tadi ketika kau memeluk aku didalam kamar kecil tadi, bagaimana pun juga aku berusaha juga tidak dapat melepaskan diri dari pelukanmu. ."

Muka ciu Hong menjadi merah, ia lantas lari menuju ke kamar besi, katanya: "Lekas jalan, kita naik ke atas untuk menonton pertandingan" Leng Bie Sian mendongakkan kepalanya memandang ke atas lembah, kemudian mengejar Cin Hong Sambil berseru: "Kamu lihat Suhuku sudah berjalan di atas senar itu"

Cin Hong mendongakkan kepalanya, benar saja tampak setitik bayangan orang di atas, orang itu yang sedang berjalan lambat-lambat menghampiri orang yang sedang menantang.

Sudah tentu orang itu adalah Penguasa rumah penjara itu sendiri, ia berjalan kehadapan penantangnya, terpisah kira2 satu tombak lantas berhenti, tampaklah sedang berbicara dengan penantangnya.

Mereka bicara rupanya agak lama, kedua pihak masih berdiri berhadapan, oleh karena Cin Hong tak dapat mendengar pembicaraan mereka, seolah-olah dua ekor burung yang menclok diatas kawat.

Leng Bie Sian mendongakkan kepala, dengan perasaan terheran-heran ia berkata: "Hei suhuku hari ini bagaimana? Belum pernah berbicara demikian banyak dengan penantangnya. .

Selama masih bicara, dua bayangan orang diatas senar itu tampak bergerak, Penguasa rumah penjara sudah melanjutkan serangan kepada penantangnya, dua kakinya dengan cepat menggerakkan,senar-senar besi yang besar itu, sehingga menimbulkan suara alunan musik yang memilukan hati. . . .

Suara itu menimbulkan perasaan pilu bagi setiap orang yang mendengarkan, hingga tanpa disadari orang mendengarkan teringat kembali segala penderitaan yang Cin Hong dengan tiba-tiba teringat kepada riwayat dirinya yang mengenaskan, juga teringat kepada suhunya yang kini tertawan didalam rumah penjara itu, hingga tidak sanggup mengendalikan perasaan sedihnya yang timbul seCara mendadak. air matanya mengalir berCucuran- . . .

Leng Bie Sian sedikitpun tidak merasa heran, ia hanya menunjukkan perasaan simpatik sambil mendekati dan menarik tangannya gadis itu berkata:

"dalam hatimu pasti ada menyimpan hal-hal yang sangat menyedihkan- Lekas kau tutup telingamu dengan jari tanganmu.Jikalau tidak. kau nanti bisa seperti seorang linglung karena terlalu sedih hatimu"

Cin Hong tidak medengar ucapan gadis itu, ia se-olah2 terbenam dalam kesedihan besar, tidak tahu dimana sekarang berada.

Leng Bie Sian sangat cemas, sehingga tidak memperdulikan lagi perasaan malunya, tangannya menarik lengan tangan Cin Hong, mukanya ditempelkan ditelingan dan berkata dengan suara agak nyaring: "Hei, kau dengar perkataanku tadi atau tidak?"

Cin Hong yang ditarik seCara demikian lantas sadar, dengan mendadak ia menundakkan kepala dan memandang gadis itu seraya bertanya^ "Kau, memukul aku?"

Sepasang pipi Leng Bie Sian menjadi merah, menjawab dengan Suara perlahan dan bersikap kemalu-maluan: "Lekas tutup telingamu dengan tangan, kau tampaknya sudah terpengaruh oleh suara senar tadi"

Cin Hong juga seolah-olah baru sadar bahwa Penguasa rumah penjara itu bisa mainkan senar itu dengan ilmu gaibnya, tetapi ia juga merasa bahwa irama itu sangat indah dan enak sekali didengarnya, jikalau ia tidak mendengarnya tidak merasa puas, maka ia lalu menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tidak Aku hendak mendengarkan" Setelah berkata demikian, Cin Hong mendongakkan kepala untuk menonton lagi, tampak sepasang kaki Penguasa Rumah Penjara itu masih bergerak diatas senarnya, sedangkan penantangnya juga lompat kesana kemari, tetapi jelas sikapnya menampak sangat repot sekali.

Leng Bie Sian takut apa bila Cin Hong terpengaruh oleh suara senar itu sehingga mengganggu kesehatannya, maka buru-buru menarik lengan bajunya dan berkata:

"Hei Tahukah kau apa namanya irama itu?"

Cin Hong masih tetap mendongakkan kepala, tanpa banyak pikir lantas menjawab: "Mengenangkan sahabat."

Leng Bie Sian menunjukan sikapnya yang kagum, bertanya pula sambil tertawa^ "Syairnya?"

Cin Hong dengan Cepat pula membaCakan syair yang diminta oleh gadis tadi.

Baru saja habis menyanyikan syairnya, Penguasa rumah penjara diatas senar itu dengan mendadak melancarkan serangannya, dari jauh ia mengirim satu serangan tangan ditujukan kepada penantangnja, penantangnya itu sempat ter-huyung2.seolah-olah tertiup oleh angin, sehingga terlempar keluar dari atas senar dan melayang turun kebawah lembah.

Cin Hong terkejut sehingga wajahnya menjadi pucat, mulutnya berseru: "Ayaa. bagaimana demikian Cepat sudah kalah?"

Leng Bie Sian sendiri agaknya juga dikejutkan oleh kejadian itu, katanya:

"oooh, orang inipasti bukanlah Tetamu tak diundang dari luar dunia.... ayaa rasanya seperti seorang wanita muda" orang yang datang menantang tapi dengan cepat sudah meluncur turun kedalam lembah sedalam tujuh tombak, sehingga tubuhnya juga tampak semakin nyata, kini semua orang sudah dapat melihat bahwa orang itu adalah seorang yang bertubuh kecil langsing mengenakan baju merah, benar saja adalah seorang wanita yang masih muda sekali.

Leng Bie Sian lantas berkata sambil menepok-nepok tangan: "Bagus dalam rumah penjara ini belum pernah kedatangan seorang wanita muda yang menantang pertandingan, ia adalah satu-satunya orang gadis selama sepuluh tahun ini "

Cin Hong ketika melihat wanita muda itu mengenakan pakaian warna merah, Segera mendapat firasat buruk. hatinya berdebaran, sepasang biji matanya hampir saja melompat keluar. ia tujukan pandangan matanya kepada tubuh yang meluncur turun itu sehingga berada diatas setinggi lima tombak. kini barulah dapat dikenali bahwa ia adalah Yo in in yang datang bersamanya dan menantikan diluar bersama-sama can Sa Jie, setelah melihat tegas lalu, ia berseru kaget:

"Yaa Allah Kau ternyata tidak lain in-jie." waktu itu sudah terjatuh kedalam jaring kawat yang besar itu, mental tiga kali barulah rebah diatas kawat, waktu itu tampaknya sudah pingsan-

Cin Hong segera lompat meleset kejaring kawat itu, dengan membentang kedua lengan tangannya memondong tubuh Ie-jie seraya berseru: "Injle, In-jie ...,."

Banyak tawanan yang melihat dalam jaring itu terjatuh tubuh Seorang gadis berwajah Cantik, orang yang dari golongan baik-baik pada menggelengkan kepala dan menghela napas, sedangkan orang dari golongan sesat pada kegirangan dan berteriak-teriak: "Ya kiranya adalah Seorang gadis cantik sekali "

"Bagus sekali kali ini kita dapat kawan seorang gadis cantik yang akan menghibur dalam rumah penjara ini"

"Ha ha, seorang gadis yang cantik Sekali, aku rela bekerja berat untuknya, asal ia. "

Cin Hong saat itu merasa gemas dan gusar, ia memeluk In-Jie erat-erat dan mendongakkan kepala, berkata dengan suara bengis: "Siapa yang sedang mengoceh? Jikalau kalian berani mengoceh yang tidak karuan lagi, aku nanti akan pukul mampus kalian semua"

In-jie waktu itu perlahan-lahan membuka mata, setelah mengetahui bahwa ia sendiri berada dalam pelukan pemuda idamannya, Sesaat sinar matanya menjadi terang. ia berusaha untuk duduk dan katanya dengan suara girang: "Cin Hong, apa kau tidak mendapat kesulitan apa-apa?"

Cin Hong meletakkan dirinya, juga duduk diatas senar dan berkata sambil menghela napas.

"Habislah, siapa yang suruh kau masuk kemari untuk menantang bertanding ?"

In-jie lompat bangun, sedikitpun tidak merasa sedih, ia merasa tertarik dan ter-heran2 oleh keadaan disekitarnya, bahkan dengan perasaan girang ia berkata:

"Mereka memberitahukan kepadaku bahwa Penguasa Rumah Penjara akan menahan kau disini untuk melukis gambar, aku tidak percaya, hendak masuk untuk menanyakan kau sendiri, tetapi mereka tidak mengizinkan aku masuk. dan waktu aku minta mereka agar memberitahukan padamu untuk keluar sebentar, mereka juga tidak mau aku percaya, terpaksa mendaftarkan diri untuk menantang bertanding" Cin Hong mendadak melompat dan berkata dengan suara gusar. "Tetapi tahukah kau bahwa kau akan tertawan dalam rumah penjara ini?" Kini In-jie tampak berduka, sambil menundukkan kepala ia berkata:

"Aku tidak perduli, aku hanya ingin melihat kau"

"Haa Mengapa can sa jie membiarkan kau masuk kemari? Sungguh gila"

In-jie mendongakkan kepala, meliriknya sejenak. kemudian berkata dengan suara pe-lahan2.

Waktu itu jaring kawat besar telah bergerak dua kali, Giam lo ong ketiga Lo Po yang bermuka kuning yang bertugas mengurus tawanan-tawanan dalam rumah penjara Ular, tiba2 muncul disamping mereka. ditangannya membawa borgolan yang terbuat dari besi baja, wajahnya menunjukan sikap yang dingin, ia berkata sambil mengapai kepada In jie^

"Nona kecil, kau adalah tawanan nomor seratus lima, Sekarang mari ikut aku"

"Kemana?" bertanya In-jie bingung.

Giam-ong bermuka kuning Lo Po menggoyang- goyangkan borgolan dalam tangannya hingga memperdengarkan suara berincingan, katanya sambil tertawa dingin.

"Kau masih bertanya hendak kemana, sudah tentu pergi kekamar tahanan nomor seratus lima"

Sekarang In-jie baru merasa takut. buru-buru menyembunyikan diri dibelakang Cin Hong lalu berkata sambil memegangi lengan tangan Cin Hong. "Cin Hong sekarang bagaimana?^ Cin Hong buru2 memberi hormat kepada Giam lo ong bermuka kuning Lo Po seraya berkata: "Sam Giam-ong, ijinkanlah aku membawa dia menjumpai Louw-cu"

"Tak ada gunanya Barang siapa yang terpukul jatuh dari atas sini, sudah tidak ada kesempatan lagi untuk berunding" menjawab Giam-ong bermuka kuning sambil tertawa dingin dan menggelengkan kepala.

In jie tiba-tiba berkata: "Hemmm Kedatanganku adalah hendak mencari Subengku, aku justru tidak mau perdulikan aturan busuk yang ditetapkan oleh Louwcumu itu"

Si Giam-ong bermuka kuning merasa geli, ia mengacungkan tangannya sambil menunjuk para tawanan yang menongolkan kepalanya dari lubang jendela, katanya sambil tertawa:

"Kau lihat, banyak tawanan disini semua pada memperhatikan dirimu, apakah kau merasa enak untuk omong seenakmu sendiri?"

Injie menengok kekanan kekiri, benar saja banyak mata para tahanan disitupada ditujukan kepadanya sambil menunjukan sikap mengejek hingga sesaat itu ia merasa cemas, malu dan takut, mencekal kencang-kencang lengan tangan Cin Hong tidak mau dilepaskan, ia bertanya lagi kepada anak muda itu: "Cin Hong, bagaimana?"

Cin Hong sendiri juga sangat cemas hingga seperti semut diatas penggorengan, tetapi ia tahu bahwa urusan itu sudah meningkat demikian rupa, bukanlah ia sendirinya yang dapat mengalahkan Laouwcu dari rumah penjara itu, jikalau ia tidak dapat mengalahkan Laucu, tentu tidak dapat menolong kawannya ini.

"Ai Bagaimana? Sebelum kau menantang kepada Lauwcu mengapa tidak pikir dulu masak-masak? Baru sekarang kau bertanya kepadaku, harus apa, ini benar2 sulit sekali."

Giam-ong berwajah kuning tampaknya tidak bisa menunggu lama-lama, ia mengerutkan alisnya, dengan  sinar matanya yang berkilauan menatap injie, kemudian berkata dengan suara berat:

"Nona kecil, apa kau hendak melawan perintahku? Ketahuilah oleh mu, perbuatan itu bagimu bukanlah suatu perbuatan yang baik"

Cin Hong dengan tiba-tiba teringat kepada diri Leng Bie Sian, maka ia lalu berpaling untuk menengok kearah gadis tadi berdiri, tetapi diatas jalanan lembah itu sudah tidak tampak lagi bayangannya. ia segera mengerti apa sebab gadis itu berlalu, dalam keadaan demikian, apa boleh buat terpaksa ia berpaling dan berkata kepada In-jie:

"Injie, kau sekarang ikutilah dia pergi lebih dulu, aku hendak menjumpai Lauweu untuk minta berunding dengannya, Sukakah kau menurut?"

Air mata In-jie menetes turun, katanya sambil menangis: "Bagaimana seandainya ia tidak mau melepas aku?"

"Yah, apa boleh buat, terpaksa berlaku nekad, meskipun akhirnya akulah yang akan habis." menjawab Cin Hong sambil menundukkan kepala dan menghela napas.

In-jie menangis semakin keras sambil menutupi wajahnya. katanya dengan suara terisak-isak: "Kalau begitu aku telah mencelakakan dirimu. "

Cin Hong menepok perlahan bahunya mendorongnya lagi seraya berkata: "Pergilah, tabahkan hatimu, jangan sampai ditertawakan orang" In-jie maju dua langkah, berpaling mengawasi Cin Hong seraya berkata sambil menangis: "Jika dia tidak mau membebaskanku, kau harus datang menengok aku"

Sepasang mata Cin Hong juga berkaca-kaca, katanya sambil mengangguk-anggukkan kepala^ "Aku pasti datang, kau jangan bersedih. "

Giam ong bermuka kuning lantas membawa In-jie keluar dari jaring kawat besar, lalu lompat kejalanan dalam lembah, dengan mengikuti-jalan yang beriiku-liku itu, tibalah kejalan dalam goa.

Dengan mata yang berkaca-kaca Cin Hong mengawasi berlalunya In-jie hingga menghilang kedalam goa, dalam hati merasa tertusuk oleh belati tajam, sungguh kasihan seorang gadis kecil yang sifatnya masih kekanak-kanakan, oleh karena hanya menuruti bisikan hati kecilnya, akhirnya telah menempuh jalan yang menyedihkan, ia akan menjadi seorang tawanan dalam rumah penjara dengan kaki dan tangan di borgol, setiap hari akan makan nasi dari beras kasar dan lobak kering, dan masih melakukan pekerjaan kasar bersama-sama tawanan lainnya yang terdiri dari berbagai jenis manusia, bahkan ada kemungkinan tidak dapat keluar dari rumah penjara ini untuk selama-lamanya, dengan demikian jiwanya yang sangat berharga dan masa mudanya akan dikorbankan di dalam rumah penjara yang gelap gulita ini. . . .

la semakin berpikir semakin cemas, dengan tiba-tiba ia lompat keluar darijaring kawat besar, buru-buru lari ke ruangan yang menuju kejalan terowongan, dengan tiba2 tampak Leng Bie Sian dengan tenang berdiri disamping kamar untuk naik turun itu, tampaknya ia sudah tahu bahwa Cin Hong akan datang, maka ia menantikan kedatangannya ditempat itu, Cin Hong dengan mendadak merandek berkata kepadanya sambil tertawa kecil. "Aku kira kau sudah naik lebih dulu"

Leng Bie sian mengUndurkan diri masuk kedalam kamar untuk naik turun kelembah itu dengan sikap sedih menunjukkan tertawa kecil kemudian berkata:

"Aku tahu tidak dapat membantu kau suatu apapun oleh karenanya, maka terpaksa bersembunyi di tempat ini"

Cin Hong juga berjalan masuk. kemudian menarik pintu besinya, katanya dengan penuh emosi: "Aku hendak menjumpai suhumu, sudikah kau menggerakkan alat untuk naik ke atas?" Leng Bie Sian menekan knopnya dua kali maka pintu itu bergerak keatas ....

"Dia itu pernah apa denganmu?" bertanya Sang gadis. "Mengapa ia datang menantang minta bertanding?"

"Semata-mata   hanya    hendak    menengokku" "ooo. Jadi hubungan kalian kalau begitu baik sekali?"

"Hem. "

"Dia sangat cantik" "Hmmm. "

"Seandai Suhu tak menerima baik permintaanmu untuk membebaskan dia. apa yang hendak kau perbuat?"

Cin Hong mengangkat muka memandangnya sejenak, bertanya dengan nada sedih: "Apakah tidak ada kemungkinan suhumu membebaskan dia?"

Leng Bie Sian mengelakkan pandangan mata Cin Hong, jawabnya hambar^ "Apabila suhu membebaskan dia, seluruh tawanan dalam rumah penjara ini, barangkali juga minta di bebaskan semua" Cin Hong menundukkan kepala, katanya: "Dapatkah kau memberikan bantuan padanya. Supaya memikirkan suatu cara agar suhumu mau menerima permintaanku?"

Leng Bie Sian menggeleng-gelengkan kepala, jawapnya lirih^ "Tidak "

Cin Hong mengangkat mata lagi, melirik kepadanya seraya bertanya: "Kau yang tidak ataukah suhumu?"

"Sekalipun aku yang mengatakan tidak. kau juga tidak ada satu alasan untuk marah kepadaku. Kita sebenarnya memang berdiri sebagai lawan, bukankah begitu?" Cin Hong anggap memang ucapan itu betul terpaksa menganggukkan kepala diam saja. Leng Bie Sian juga berdiam sambil menundukkan kepala,....

Tak lama kemudian, kamar yang merupakan alat untuk naik turun dari lembah itu telah tiba di atas, Cin Hong membuka pintu besinya, dan lebih dulu keluar dari dalamnya, ia lari masuk keruangan tamu, matanya segera tertumbuk kepada Laucu rumah penjara itu, yang sedang berdiri dipinggir jendela, mukanya ditujukan keluar, agaknya sedang berpikir keras, sikapnya tampak sangat tenang, seolah-olah sudah melupakan apa yang terjadi dalam medan pertempuran tadi.

sebelum Cin Hong membuka mulut, lebih dulu ia sudah berkata dengan nada suara yang dingin:

"Cin Hong, kau boleh turun gunung,"

Cin Hong terCengang. tanyanya heran-, "Apa katamu?" "Aku   Sudah   tahu   bahwa   kau   tak   mau melukiskan

gambar  untukku,  maka  sekarang  boleh  pergi  dari  sini"

jawab Laucu yang masih berdiri tetap sambil memandang keluar jendela, "Tidak. aku masih akan melukiskan gambar untukmu, asal kau mau membebaskan sumoyku"

"Aku tidak tahu kau akan mengajukan permintaan ini, maka aku suruh kau turun gunung"

Cin Hong sejenak melengak. kemudian membantah: "Sumoayku masih terlalu muda, kau tidak boleh berlaku demikian keras terhadapnya"

"Justru oleh karena ia masih terlalu muda usianya, maka ketika aku mengerti maksud kedatangannya, aku sudah memberi nasehat padanya supaya jangan coba- coba menantang, akan tetapi ia tidak mau dengar. Seseorang gadis kecil yang tidak tahu diri seperti itu dia, Jikalau tidak diberikan sedikit hajaran, tentunya akan mengira bahwa rumah penjara rimba persilatan boleh dibuat main-main," berkata Laucu rumah penjara dingin.

Kembali Cin Hong dibuat terCengang sekian lama, ia berjalan maju dua langkah dan menyoja memberi hormat kepadanya berkata:

"Suhuku pernah mengajar aku tidak boleh bersikap terlalu lemah dan minta- minta kepada orang. Tapi sekarang aku terpaksa harus memohon kepadamu, dapatkah kau memberi suatu jalan untuk membebaskan dia?"

Laucu rumah penjara it uperlahan-lahan memutar tubuhnya, kerudung kain hitam diwajahnya bergerak-gerak sebentar, dari lobang matanya yang tajam, lama ia memandang Cin Hong, akhirnya menunjukkan sikap tidak berdaya, katanya sambil menggelengkan kepala.

"Hanya ada satu jalan, dia masih bisa mendapat kesempatan untuk menantang lagi satu kali. jikalau ia sanggup menyambut seranganku lima kali kedudukannya bisa dipindah sebagai tawanan dalam kamar penjara naga, dan barang siapa yang sanggup menyambut Sepuluh kali, saat itu bisa dibebaskan"

"Kalau begitu kumohon padamu supaya mengalah sedikit, bagaimana seandainya memberikan kesempatan kepadanya supaya ia dapat menyambut sepuluh jurus ?"

Laucu rumah penjara itu tercengang, kemudian berkata: "Tadi dibawah mata orang banyak, satu juruspun ia tidak sanggup menyambut seranganku, Sekarang kau minta aku memberikan kesempatan supaya ia dapat menyambut sepuluh jurus, apakah kau kira para tawanan dalam rumah penjara ini semuanya buta matanya ?"

"Kalau begitu bagaimana seandaianya kau berikan kesempatan kepadanya agar dapat menyambut lima kali seranganmu saja supaya dapat dipindahkan kekamar tahanan Naga?"

"Tidak bisa Kepandaiannya masih terpaut terlalu jauh denganku" menjawab Laucu rumah penjara tegas.

"Kalau begitu bagaimana baiknya?" "Suruh dia melatih diri lebih giat" "Harus beriatih lagi berapa lama?"

Laucu rumah penjara mendongakkan kepala dan tertawa terbabak-bahak^ setelah itu berkata: "Setahun belum berhasil, dua tahun Dua tahun tidak bisa, yah, boleh coba lagi sampai tiga tahun. Kalau masih uga belum berhasil, empat tahun. Empat tahun tidak berhasil "

Cin Hong mendadak marah, bentaknya dengan keras: "Kau ngoceh, kau tawan dia disini, apa suruh tunggu sampai dia berubah menjadi nenek-nenek ?" Laucu rumah penjara tertawa terbahak-bahak kemudian berkata. "Ha ha, para ketua partay yang dahulu ikut bersama- sama Thay-pek Siang ong membuat mujijat, sudah ada dua orang yang binasa dalam Rumah Penjara ini. Kalau ia berubah menjadi nenek-nenek. itu apa herannya?"

Cin Hong tidak dapat mengendalikan perasaan marahnya lagi, ia menggulung lengan bajunya dan berkata dengan nada suara marah: "Baik Aku menantang pertandingan denganmu"

Laucu rimba persilatan telah menghentikan ketawanya, ia berkata perlahan sambil menganggukkan kepala: "Boleh tetapi aku perintahkan kepadamu lebih dulu, setelah aku pukul kaujatuh kebawah kau tidak dapat dikurung bersama- sama dengan dia"

"Tidak halangan, kau taWan aku ke dalam kamar seratus enam sudah cukup"

"Tidak ada urusan yang demkian enak, Aku harus memisahkan kalian jauh2. Diwaktu bekerja keras juga harus dipisah, supaya kalian berdua siapapun tidak dapat melihat satu sama lain" berkata Laucu rumah penjara sambil menggelengkan kepala,

Cin Hong tidak berdaya, diam-diam ia pikir kalau demikian halnya, apakah perbuatannya itu tidak akan ter- sia2 belaka? Maka harus kupikir dulu masak-masak. jangan sampai tindakanku ini nanti menjadi penyesalan dikemudian hari, sedangkan suhu sendiri barangkali juga tidak akan membenarkan tindakanku ini.

Akan tetapi bagaimana dengan in-jie? Bagaimana ia dapat menahan penderitaan penghidupan dalam kamar penjara yang demikian buruk. ?

Leng Bie Sian yang sejak tadi terus berdiri tenang di pinggir pintu mendengarkan pembicaraan mereka, dari sikap Cin Hong yang membela In-jie demikian mati-matian, ia sudah merasa agak kecewa, tetapi saat itu ketika menyaksikan Cin Hong berada dalam kesulitan, dalam hati merasa tidak tega, maka ia lalu membuka mulut dan memaaggil suhunya dengan suara perlahan: "suhu. "

Lauweu rumah penjara berpaling, dari matanya memancarkan sinar bengis, lalu mulutnya mengeluarkan suara bentakan:

"Sian-jie, kau mau membantu ia bicara? ini bukan suatu perbuatan yang sangat gila?"

"Suhu, aku bukan hendak membantu ia bicara. "

menjawab Leng Bie Sian sambil menundukkan kepala.

Sejenak Lauweu rumah penjara itu tampak tercengang, kemudian berkata: "Kalau begitu kau hendak bicara apa?"

Leng Bie Sian mengangkat muka, dengan sikap ketakutan berkata:

"Suhu, sudah sewajarnya kalau menawan nona itu kedalam penjara ular, ini sesuai dengan peraturan yang sudah Suhu tetapkan, akan tetapi ada satu hal yang menyangkut persoalan kesusilaan yang seharusnya juga suhu pikirkan"

LAUcU rumah penjara itu miringkan kepala untuk berpikir, kemudian bertanya:

"Kau maksudkan ia sebagai seorang gadis kecil tidak seharusnya bercampuran dengan tawanan-tawanan laki-laki bekerja kasar bersama-sama?"

"Ya, dia kalah dalam pertandingan, seharusnya dipenjarakan, akan tetapi dia tak mempunyai kewajiban untuk menerima perlakuan sama dengan tawanan laki-laki, apa lagi ia sampai menjadi bulan-bulanan oleh para tawanan laki-laki itu "

Laucu rumah penjara itu agaknya menganggap bahwa pikiran Leng Bie Sian itu memang ada benarnya, ia lalu mengangkat kepala dan berpikir, kemudian berkata: "Kalau menurut kau, bagaimana Suhumu harus memperlakukan dia?"

Leng Bie Sian melirik Cin Hong sejenak. lalu berpaling kepada Suhunya dan berkata sambil tersenyum: "Boleh kah kiranya suhu memerintahkan ia melakukan pekerjaan lain, umpama kata ia Tawanan yang lain-lainnya pergi kekamar masing-masing untuk makan, dan ia boleh dikeluarkan untuk membantu membawa tawanan lainnya membagi- bagikan sayur kepada mereka, dengan demikian mereka juga tidak berani menghina ataU berlaku kasar terhadapnya" Laucu itu tertawa, kemudian berkata sambil angkat bahu:

"cara begini juga belum tentu sempurna, para tawanan itu toh boleh menggoda padanya dengan kata-kata mesum umpamanya". Leng Bie Sian juga tertawa, kemudian berkata.

"Jikalau mereka berani berbuat demikian, maka kepada orang itu nona itu boleh memberikan sedikit makanan atau tidak diberi makan kenyang. ini seperti juga siksaan baginya, dengan demikian sudah tentu orang-orang itu tak akan berani menggoda atau berlaku kurang ajar terhadapnya, bahkan sebaliknya, mereka tentunya akan berlaku baik hati atau bersikap ramah supaya jangan sampai kelaparan. Kalau sudah begitu siapa lagi yang berani main gila terhadapnya ?" LAUcU rumah penjara rimba persilatan itu berjalan mondar mandir sambil menggendong tangan, lalu berkata sambil tertawa ringan:

"Heh Kalau demikian, bukankah ia akan berubah menjadi raja perempuan yang tidak dapat diganggu lagi?"

Leng Bie Sian kembali melirik kepada Cin Hong, dan berkata sambil tertawa:

"Ini apa Salahnya ? Dia adalah satu-satunya nona yang dalam sepuluh tahun ini berani menantang bertanding di lembah ini. Biarlah diberikan kesempatan baginya untuk mengangkat derajat kaum wanita, itu juga ada baiknya"

Laucu rumah penjara itu berdiam sambil berpikir, kemudian berhenti dan menatap wajah Cin Hong, kemudian bertanya sambil tertawa:

"Cin Hong, usul muridku ini juga tidak melanggar peraturanku. Jika kau suka menerima usul ini aku dapat segera mengeluarkan perintah untuk dilaksanakan. Bagaimana kau pikir?"

Cin Hong berpikir bolak-balik dalam hati juga tahu apabila ia mengadakan pertandingan dengan Laucu itu, sudah tentu tak bakal ungkulan melawan. Bukanlah suatu jalan yang baik bagi dirinya. Sekarang karena keadaan sudah menjadi sedemikian rupa, terpaksa membiarkan In- jie menerima hukuman sedikit lebih dulu, kemudian baru perlahan-lahan memikirkannya daya upaya lain untuk menolong nona itu keeluar dari rUmah penjara ini. Begitulah, saat itu ia lalu menjawab sambil menganggukkan kepala. "Baiklah, hanya aku masih perlu pergi memberi nasehat kepadanya" Sehabis berkata demikian, ia memutar tubuhnya hendak berjalan keluar, tetapi Laucu rumah penjara sudah memanggilnya:

"Jangan kesusu, kau daharlah dulu sebentar, pergi nanti toh sama juga , bukan?"

Kiranya waktu itu hari sudah gelap. seorang pegawai rumah penjara sudah menyediakan makanan malam.

Dalam keadaan demikian tentu Cin Hong tak dapat enak dahar. Tapi ketika lihat hidangan ada paha ayam, napsu makannya timbul. Bersama Laucu dan muridnya lalu makan bersama di satu meja.

Yang mengherankan ialah, Laucu itu meskipun sedang makan, tetapi masih tidak membuka kerudung kain hitam di mukanya, di waktu makan dengan sangat hati- hati sekali ia masukkan makannya dalam mulut Sambil menyingkap kain yang menutupi mukanya, ia makan dengan tenang dan sangat teratur, sedikirpun tak mirip seocang iblis yang menggemparkan rimba persilatan-

Cin Hong memakan apa yang disukainya saja, seperti paha ayam, dalam hatinya hanya ingin minum seCawan dua arak saja, diluar dugaannya disitu tidak tersediakan arak. Maka setelah dahar hampir habis, ia tidak dapat menahan perasaan herannya. Lalu bertanya^ "Apakah kalian tidak mempunyai kebiasaan minum arak?"

Laucu tampak terCenggang ia balas bertanya: "Apa kau ingin minum arak?"

Cin Hong menganggukkan kepala dan menjawab sambil tertawa: "Jikalau ada, aku memang benar ingin minum barang seCawan dua saja." Laucu itu setelah berpaling, berkata pada Leng Bie Sian^ "SianJie, pergilah kekamar suhumu dan ambilkan sebotol arak simpanan yang sudah lama itu"

Leng Bie Sian bang kit dan lari menuju kekamar Suhunya, tak lama kemudian ia sudah baliK lagi Sambil membawa sebotol arak dan tiga Cawan, lebih dulu ia memberikan kepada Cin Hong SeCawan penuh barulah kepada suhunya dan paling akhir dia sendiri.

Laucu itu tiba-tiba menunjukkan sikap terheran-heran- ia berseru kaget, "He" kemudian bertanya kepada muridnya: "SianJie, apa kau juga hendak minum?"

Muka Leng Bie Siang menjadi merah,jawabnya sambil tertawa kemalu-maluan: "Hanya hendak minum seCawan kecil saja, apakah Suhu tidak keberatan?"

"Baiklah, tetapi kau harus jaga jangan sampai mabuk arak hingga sikapmu berubah" Cin Hong mencium dulu araknya, kemudian berkata Sambil mengangguk-anggukkan kepala: "Hem, ini benar-benar arak tulen dari Heng-hoa- Chun"

"Kau ternyata kenal barang baik, ini adalah arak yang sudah kusimpan selama sepuluh tahun lebih," berkata Laucu dengan pujiannya,

Leng Bie Sian juga turut berkata sambil tertawa: "Suhu adalah setan pemabukan, dia juga setan kecil pemabokan, sudah tentu kenal barang baik"

Cin Hong menenggak seCawan, berkata sambil angkat bahu: "Aku sebenarnya tidak suka minum arak hanya hari ini jikalau tidak minum sedikit sesungguhnya pikiran hatiku masih merasa pepat"

Laucu itu juga minum setegukan, lalu meletakan Cawannya dan berkata sambil tertawa: "Kau marah terhadap siapa ?" Cin Hong kembali minum seteguk. jawabnya hambar.

"Jikalau aku mengatakan marah terharapmu itu barang kali terlalu tidak ada aturan, betul tidak ?"

"Sudah tentu, kau harus tahu bahwa kau adalah orang pertama sejak kubangun rumah penjara ini, yang makan bersama-sama satu meja denganku. Apabila urusan ini tersiar diantara orang-orang rimba persilatan, barang kali tiada seorangpun yang mau percaya" berkata Laucu rumah penjara sambil menganggukan kepala.

Cin Hong meletakan Cawan araknya, sambil menyumpit sepotong paha ayam diletakan kemangkoknya sendiri, katanya sambil tertawa hambar:

"Terima kasih, aku juga pernah mendengar banyak Cerita mengenai diri Laucu, maka perlakuanmu hari ini terhadap diriku yang agak istimewa benar-benar sangat mengherankan dan mengejutkan diriku "

"Besok pagi jikalau kau membuat lukisan untukku, mungkin masih ada hal-hal yang akan membuatmu semakin terkejut "

Cin Hong hanya mengeluarkan seruan "oh" sangat perlahan, juga tidak menanyakan lagi urusan apa yang dimaksudkan mereka sebenarnya, ia mulai dengan diam, setelah selesai makan, selagi guru dan muridnya itu tidak ambil perhatian, dia telah mencuri paha ayam yang diletakkan dalam mangkoknya dimasukkan kedalam lengan bajunva sendiri, kemudian bangkit dari tempat duduknya seraya berkata :

"Kalian silahkan makan perlahan-lahan, aku sekarang hendak menengok Sumoayku. Apakah Laucu tidak keberatan?" Leng Bie Sian turut bangkit dan berkata: "Perlukah aku bawa kau pergi?"

Cin Hong baru-buru memberi hormat dan berkata sambil mengucapkan terima kasih:

"Tak usah, aku bisa mencari sendiri."

Laucu rumah penjara memandangnya  sejenak. kemudian berkata lambat-lambat sambil tertawa: "Jikalau ia merasa kurang enak dengan paha ayam itu, kau boleh nasehati kepadanya supaya makan besok pagi saja"

Cin Hong tidak menduga bahwa perbuatannya, mencuri paha ayam itu, sudah pergoki oleh Laucu rumah penjara, maka pada saat itu wajahnya menjadi merah, buru-buru memutar tubuh dan lari keluar. Ia segera menuju kekamar yang digunakan untuk naik turun kebawah lembah, dengan meniru perbuatan Leng Bie Sian tadi yang menggerakkan alat dalam ruangan kamar itu, ia menggerakkan kamar besi itu turun kebawah dalam waktu sekejap mata, ia sudah tiba tempat yang dituju, ia lalu keluar dari ruangan kamar,jendela rumah penjara itu satu-persatu dilewatinya, mulai dari nomor dua puluh empat hingga sampai nomor dua puluh tujuh....

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar