Setan Harpa Jilid 16

 
Jilid 16

SUARA petikan harpa dan gelak tertawa itu dengan cepat menciptakan serangkaian irama yang mengerikan hati, hampir pecah nyali Ong Bun kim menghadapi keadaan seperti itu. Irama harpa masih bergema memecahkan keheningan.

Gelak tertawa seram masih berkumandang memekikkan telinga

Lama, lama sekali, akhirnya irama harpa itu baru berhenti, suasanapun pulih kembali dalam keheningan.

Ong Bun-kim hanya bisa termangu-mangu saja disana, setelah melewatkan masa mengerikan yang merobek sukma ini; dia tak tahu apa yang musti dilakukan sekarang.

Luka dalam yang parah, hawa mubrni yang rusak dmembuat kesadaraannya mulai kabbur kembali, diantara sadar tak sadar, tiba tiba ia mendengar lagi suara langkah manusia tersebut....

Sreek! Srek! Sreek! selangkah demi selangkah berjalan makin dekat ke arahnya maka ia pun mulai kehilangan kesadarannya

Ketika mendusin kembali, dijumpai tubuhnya yang lemas sedang berbaring diatas sebuah pembaringan batu.

Ia membuka matanya untuk melihat sekitar sana tiba tiba ia menjerit keras, coba kalau tenaganya belum punah, mungkin ia sudah melompat bangun dari atas pembaringan.

Diantara lamat-lamatnya suasana, ia menyaksikan sesosok bayangan hitam berdiri di hadapannya.

Orang itu berambut panjang sekali dan menutupi wajahnya, sekilas pandangan mirip sekali dengan setan perempuan seperti cerita orang.

Berada dalam keadaan seperti ini. tak urung berdiri juga seluruh bulu kuduknya, Ong Bun km merasakan sekujur badannya gemetar keras, tanyanya dengan lirih.

"Sii siapakah kau?" Bayangan hitam itu masih belum juga bergerak, ia berdiri saja disitu bagaikan sesosok sukma gentayangan

"Sii siapa kau?" sekali lagi Ong Bua kim bertanya dengan suara gemetar.

"Siapa pula kau?" tiba-tiba orang itu balik bertanya.

Suaranya dingin bagaikan salju, tapi dapat diketahui kalau suara itu adalah suara seorang perempuan.

Jantung Ong Bun-kim tiba-tiba bergetar lebih keras, jangan-jangan perempuan itu adalah Iblis cantik pembawa maut?

Berpikir sampai disitu, dengan suara gemetar ia menjawab.

"Aku bernama Ong Bun-kim, apakah kau... kau adalah Iblis cantik pembawa maut?"

"Benar! Darimana kau bisa tahu kalau aku adalah Iblis cantik pembawa maut?"

Kejut dan girang Ong-Bun kim setelah mengetahui akan hal ini, hampir saja jantungnya melompat keluar dari rongga dadanya, saking kaget dan girangnya, untuk sesaat dia sampai tak mampu mengucapkan sepatah katapun.

"Darimana kau bisa tahu kalau aku adalah Iblis cantik pembawa maut?" sekali lagi orang itu bertanya.

"Aku hanya menerkanya saja!"

"Siapa yang membertahukan hal bini kepadamu?" d"Mata uang kemaatian."

"Apa? Kabu telah menjumpai mata uang kematian?" "Benar!" Mendadak orang itu tertawa geram, suara tertawanya dingin dan sedikit menyeramkan membuat Ong Bun kim menggigit keras dan memandang kearahnya dengan seram.

Setelah berhenti tertawa, ia menyingkap rambut panjangnya yang menutupi wajahnya itu, sekarang Ong Bun kim dapat melihat raut wajahnya yang cantik dengan sepasang biji matanya yang memikat hati.

Penghidupannya dalam ruang bawah tanah telah dilakuinya selama puluhan tahun, meski wajahnya telah menjadi tua, tapi dari garis-garis mukanya dapat diduga bahwa dahulu dia adalah seorang perempuan yang cantik jelita.

"Apakah mata uang kematian tersebut berada disakumu?" ia menegur dengan dingin.

"Tidak!"

"Apa? Tidak berada disakumu?" "Benar!"

"Lantas berada dimana?"

Perada ditangan seorang nona "

"Dimana gadis itu ?" saking bernapsunya ingin tahu, pertanyaan tersebut sampai diucapkan dengan suara gemetar penuh luapan emosi.

Ong Bun-kim tidak menjawab pertanyaan itu, sebaliknya malah balik bertanya:

"Dimanakah temanku itu?"

"Tak usah kuatir, ia tak bakal mati!"

Setelah mendengar jawaban tersebut, Ong Bun kim baru merasakan hatinya amat lega, pelan-pelan ia menghembuskan napas panjang. "Dimanakah nona itu?" kembali terdengar Iblis cantik pembawa maut bertanya dengan cemas.

"Dia berada diperguruan Yu leng bun "

"Apa? Dia berada diperguruan Yu leng bun ? Apakah dia adalah murid Yu leng lojin?"

"Benar!"

"Sungguh perkataanmu itu?"

"Benar, dimanakah tempatku itu? Sekarang ia berada dimana?"

la berada dalam ruangan batu yang lain, apakah kau ingin bertemu dengannya?"

Iblis cantik pembawa maut segera manggut-manggut, tangannya segera melancarkan sebuah totokan keatas tubuh anak muda tersebut.

Termakan oleh trenaga totokannyta uu, tiba tibaq saja Ong Bun krim merasakan segenap tenaga dalam nya telah pulih kembali seperti sedia kala....

Ia melompat turun dari atas pembariigan dan memberi hormat kepada Iblis cantik pembawa maut, serunya dengan penuh rasa terima kasih:

"Terima kasih banyak cianpwe, atas budi pertolonganmu itu!"

"Tak usah banyak adat lagi, mari ikutilah aku ke ruangan sebelah !"

Sehabis berkata ia berjalan lebih dulu meninggalkan ruangan itu, Ong Bun kim segera mengikuti dibelakangnya.

Dengan langkah lebar perempuan itu berjalan memasuki sebuah pintu batu dan berkelebat masuk... Itulah sebuah ruangan yang lebar, diatas sebuah pembaringan berbaringlah Tay khek Cinkun.

Dengan penuh luapan emosi Ong Bun kim segera menubruk ke depan, lalu teriaknya: "Locianpwe!"

Tampaknya luka yang diderita Tay khak Cin-kun belum sembuh sama sekali, dia hanya membuka matanya memandang sekejap ke arah Ong Bun kim, lalu tertawa getir, katanya:

"Rupanya kita telah menemukan kembali kehidupan kita ditengah keadaan yang kritis!"

"Yaa, Iblis cantik pembawa mautlah yang telah menolong kita berdua"

Tay khek Cinkun segera mengalihkan sorot matanya ke atas wajah iblis cantik pembawa maut, lama, lama sekali, ia baru menghela napas panjang.

"Maaf kalau lohu tak dapat memberi hormat kepadamu untuk menyampaikan rasa terima kasih kami atas budi pertolonganmu itu "

"Tidak usah?" tukas Iblis cantik pembawa maut cepat. "Aaai...  Betul  betu!  tak  kusangka  kalau  kau  memang

terkurung ditempai ini, kalau dihitung dengan jari tentunya

sudah ada dua puluh tahun bukan?"

"Benar sudah dua puluh tahun lebih! Tolong tanya siapakah diri locianpwe?"

"Lohu adalah Tay khek Cinkun!"

"Oooh.. . kiranya kau!" Iblis cantik pembawa maut menjerit kaget, "kejadian ini sungguh diluar dugaanku aai sudah dua puluh tahun lebih, sungguh tak kusangka ada juga orang yang berhasil membaca tulisan diatas mata uang kematian dan berhasil tiba ditempat ini." Sewaktu bergumam sampai disitu, wajahnya berubah menjadi amat sedih dan murung.

Terharu juga Ong Bun kim oleh kesedihan yang menyelimuti wajah perempuan itu, maka dia pun bertanya:

"Cianpwe, tolong tanya mengapa kau sampai terkurung ditempat ini"

"Aaai masalah ini panjang sekali untuk di-ceritakan rasanya masalah lalu itu tak usah dikenang kembali."

Dengan sinar mata yang memancarkan kesedihan, ia menatap wajah Tay khek Cinkun, kemudian katanya:

"Cianpwe, ada satu hal ingin sekali kutanyakan kepadamu, apakah kau bersedia untuk menjawabnya?"

"Katakan saja!"

"Apakah kau kenal dengan Ong See liat?" Begitu pertanyaan tersebut diutarakan, baik Ong Bun kim maupun Tay khek Cinkun sama sama merasa terperanjat.

"Kau.... kau menanyakan soal Ong See liat?" seru Tay khek Cinkun kemudian dengan suara gemetar.

"Benar!"

"Kau. apakah kau kenal dengannya?"

O000dw000O

BAB 49

PELAN-PELAN Tay khek Cinkun membalikkan sinar matanya ke wajah Ong Bun kim lalu katanya: "Dialah putranya Ong See liat!"

"Apa?" "Iblis cantik pembawa maut menjerit kaget, paras mukanya berubah hebat, tanpa terasa ia mundur dua langkah dengan wajah tak percaya.

"Sungguhkah perkataanmu itu?" tanyanya dengan suara gemetar.

"Benar- See liat memang ayahku!" Ong Bun kim segera menjawab.

"Dimana ia sekarang?" "Sudah mati!"

"Apa? Dia... dia sudah mati?"

Dari sikapnya tersebut bisa diketahui bahwa ia merasa kaget bercampur tercekat, agaknya ia tak percaya kalau hal tersebut merupakan kenyataan, ditatapnya Ong Bun kim beberapa saat, kemudian dengan sedih ujarnya:

"Dia sudah mati...?"

"Yaa benar, ia sudah mati... mbati pada enam bdelas tahun bersaelang. " sahubt Ong Bun kim dengan hati yang

pilu.

Walaupun Ong Bun kim telah lupa dengan "raut wajah ayahnya", tapi terhadap kematian ayahnya, mau tak mau diapun merasakan juga kepedihan yang luar biasa.

Mendadak... ia menyaksikan dua titik air mata jatuh berlinang membasahi pipi Iblis cantik pembawa maut, sikapnya tampak amat sedih sekali, ini tentu membuat Ong Bun kim -serta Tay khek Cinkun merasa tertegun...

Mereka memandang ke arahnya dengan tatapan kosong, mulutnya terbungkam dalam seribu basa, seakan-akan mulutnya dijahit secara tiba-tiba. "Sungguhkah kesemuanya ini...?" kembali perempuan itu bertanya. "benarkah dia dia sudah mati?"

"Apa yang menyebabkan kematiannya." "Dibunuh orang!"

"Siapa pembunuhnya? Siapa yang telah membunuh dirinya...?"

Suaranya penuh diliputi oleh luapan emosi dan hawa napsu membunuh yang sangat tebal, ini membuat Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim merasakan hatinya tercekat, ditatapnya perempuan itu dengan sinar mata kaget dan tercengang.

Ong Bun kim menghela napas panjang katanya. "Panjang sekali ceritanya."

"Coba katakanlah kepadaku ceritakanlah semua kejadian itu kepadaku!" pinta Iblis cantik pembawa maut dengan suara gemetar.

Sekali lagi Ong Bun kim menghela napas panjang, secara ringkas ia menceritakan bagaimana ayahnya terbunuh.

Selesai mendengar kisah cerita itu, air mata jatuh bercucuran membasahi pipi Iblis cantik pembawa maut...

Ditinjau dari kejadian tersebut, tak salah bila Ong Bun- kim berdua untuk menduga bahwa antara perempuan itu dengan Ong See-liat sebetulnya mempunyai hubungan cinta kasih yang mendalam.

Tay khek Cinkun agak tertegun, akhirnya ia bertanya juga:

"Apakah hubunganmu dengan Ong See-liat akrab sekali?"

"Benar!" "Kau..."

"Aku adalah kekasihnya yang pebrtama!" "Aaah !d" Ong Bun-kim maenjerit tertahabn.

Tiba-tiba saja ia teringat dengan perkataan dari ibunya Coa Siak-oh tentang hal itu, ibunya pernah bilang bahwa ayahnya masih mempunyai seorang kekasih lagi, sungguh tak disangka olehnya kalau kekasihnya dalam cinta pertama adalah Iblis cantik pembawa maut

Yaa, berbicara sesungguhnya, hal ini benar-benar merupakan suatu peristiwa yang sama sekali tak disangka olehnya.

"Aku adalah kekasihnya" kembali Iblis cantik pembawa maut berkata dengan sedih, aku dan dia telah punya anak."

"Apa? Kau..kau dengan ayahkupun punya anak?" bisik Ong Bun-kim terkesiap.

"Benar !"

Kembali peristiwa itu merupakan suatu kejadian yang mengejutkan hatinya, ternyata akibat dari hubungannya dengan Ong See-liat, telah lahir seorang bocah. Lantas, dimanakah bocah itu? Sudah mati? Ataukah masih hidup?

Dengan sedih Iblis cantik pembawa maut kembali berkata:

"Jika putriku belum mati, dia tentu sebesar kau sekarang."

"Apakah putrimu bernama Yap Soh-cu?" tiba-tiba Ong Bun-kim berteriak keras.

lblis cantik pembawa maut menjadi tertegun. "Aku memang she Yap dan seharusnya diapun she Yap, mengenai namanya sampai saat terakhir aku belum sempat memberinya."

"Apakah kau telah menyerahkan putrimu kepada ketua perkumpulan Hui yan-pang?"

"Benar!"

"Ooh. !" Ong Bun-kim kembali menjerit kaget, menjerit

karena diluar dugaan. "Dia tidak menyangka kalau Iblis cantik pembawa maut bukan saja merupakan kekasih pertama ayahnya, bahkan akibat dari hubungan itu mereka telah mempunyai anak.

Tak heran kalau banyak orang bilang wajah Yap Soh-cu amat mirip dengan wajahnya, sungguh tak disangka kiranya mereka saudara seayah lain ibu.

Kalau dibicarakan sesungguhnya peristiwa ini memang benar-benar merupakan suatu kejadian yang sama sekali diluar dugaan.

"Bukankah mata uang kematianmu telah kau serahkan kepada putrimu ?" kembali Ong Bun-kim bertanya.

"Benar, apakah nona yang kau katakan telah bergabung dsngan perguruan Yu-leng bun itu, adalah putriku?"

"Benar!"

"Oh Thrian...! Mana botleh ia bergabunqg dengan pergurruan dari musuh besarnya!"

Ucapan itu diutarakan dengan suara yang amat pedih. "Mengapa kau bisa disekap disini? Apakah kau tak

sanggup keluar dari tempat ini?" tanya Ong Bun-kim.

"Yaa,   aku   memang   tak   sanggup   keluar dari sini, maksudku meninggalkan mata uang kematian tersebut pada putriku adalah agar supaya ketua dari Hui yan pay pergi mencari ayahmu dan mengajaknya kemari, sungguh tak kusangka kalau ia telah pergi mendahuluiku."

"Bersediakah kau untuk menceritakan kisah pengalamanmu itu kepada kami?" tanya Ong Bun-kim dengan sedih.

"Bersedia saja."

Tapi belum habis Iblis cantik pembawa maut berkata, tiba-tiba suara harpa yang terdengar tadi berkumandang kembali dalam ruang bawah tanah yang gelap itu.

Suaranya masih tetap lengking dan amat menusuk pendengaran

Ketika mendengar suara permainan harpa tersebut, tiba- tiba Iblis cantik pembawa maut tertawa terbahak babak seperti orang gila, tiba-tiba saja tubuhnya ikut menari dan bergerak mengikuti irama harpa tersebut.

Makin menari ia semakin menggila sehingga sepintas lalu seperti orang gila yang lagi kambuh penyakitnya.

Irama harpa yang mengerikan, tarian yang

menggidikkan, dengan cepat menciptakan suatu

pemandangan yang seram.

Tay khek Cinkun dibuat terbelalak dengan wajah tertegun oleh adegan seperti itu.

Ong Bun-kim pun bikin terkesiap sehingga untuk sesaat lamanya cuma melongo saja tanpa bisa berbuat apa-apa.

Ditengah permainan harpa yang amat nyaring iblis cantik pembawa maut tertawa seram, menari dengan gilanya seolah-olah perbuatan seseorang yang telah kehilangan akal budinya. Ia seperti seorang dukun perempuan yang sedang membawakan tarian penyembahan terhadap setan.

Selama hidup, belum pernah Ong Bun kim menjumpai adegan seperti ini, saking terkejutnya muka sampai berubah menjadi pucat, sekujur badannya gemetar sangat keras..

Mendadak...permainan harpa itu terhenti.

Iblis cantik pembawa maut yang sedang menari dengan kalapnya itupun segera terhenti pula bagaikan seorang yang kehabisan tenaga, ia mendekam ditanah dan sama sekali tak berkutik lagi...

"See...sesungguhnya apa yang telah terjadi?" seru Ong Bun-kim kemudian dengan suara terkejut.

"Mungkin ia sudah terkena pengaruh sihir!" bisik Tay khek Cinkun pula dengan terperanjat.

"Kena pengaruh sihir?" "Benar!"

Pada saat itulah, suara pembicaraan seseorang dingin dan berat berkumandang dari balik ruangan tersebut:

"Iblis cantik pembawa maut, kau sudah bisa mendengarkan perkataanku...?"

"Yaa, sudah kudengar! "jawab lblis cantik pembawa maut dengan suara yang amat lirih.

"Bersediakah kau untuk menyerahkan?" "Tii. tidak akan kuserahkan!"

Menyerahkan apa? Suara yang membetot sukma itu  tidak menjelaskan, sebab selewatnya dua patah kata yang lirih dan pendek tersebut! suasana pulih kembali dalam keheningan. Tay khek Cinkun dan Ong Bun kim segera berpaling bertatapan sekejap dengan wajah seram, untuk sesaat lamanya mereka tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.

Tak lama kemudian, Iblis cantik pembawa maut baru merangkak bangun dari atas tanah, wajahnya pucat pias menyeramkan, ditatapnya sekejap wajah Tay khek Cinkun dan Ong Bun kim dengan sinar mata menyeramkan.

Ia berdiri tertegun disitu seperti seseorang yang kehilangan ingatannya.

"See sebenarnya apa yang telah terjadi?"

"Sudah kalian saksikan semuanya?" tanya Iblis cantik pembawa maut.

"Yaa, sudah kami saksikan semua!"

Perempuan itu kembali tertawa, tertawa dengan seramnya sehingga kembali mendatangkan perasaan ngeri bagi yang melihatnya.

"Irama harpa apakah yarg berbunyi tadi, sehingga membuat kau menari seperti orang gila?" kembali Ong Bun kim bertanya.

"Itulah Si sim ci (irama pembetot hati)!" Ong Bun kim bergidik mendengar nama itu, kalau didengar dari namanya maka irama Si sim ci tidak sehebat dengan ilmu Kou hun ci (irama penggaet nyawa) miliknya tak nyana justru daya pengaruhnya ternyata jauh lebih dahsyat.

"Marilah kita duduk lebih dahulu, akan kuceritakan semua peristiwa yang telah menimpa kepadaku itu kepada kalian!"

"Katakanlah !" Iblis cantik pembawa maut-segera menghela napas panjang, katanya.

"Beginilah kisahnya. "

Pada puluhan tahun berselang, aku dengan ilmu silatku yang tiada tandingannya didunia ini telah membuat gemparnya seluruh dunia persilatan pada waktu itu tiada seorang manusiapun didunia ini yang sanggup menerima tiga buah pukulanku, kecuali Ong See liat. "

"Aku sudah tahu, pernah mendengar kejadian ini" sela Ong Bun kim.

"Ya, sebelum berlangsungnya pertarungan tersebut, ayahmu telah berjanji kepadaku, seandainya aku tidak berhasil menangkan dirinya didalam tiga gebrakan, maka akn harus menjadi kekasihnya..

"Dan kaupun menyanggupi permintaannya itu?"

"Yaa, aku telah mengabulkan permintaannya, ternyata ayahmu memang benar-benar sanggup untuk menerima ketiga buah pukulanku. maka sejak itupun aku menjadi kekasihnya. Yaa meskipun kalau diceritakan hal ini- sesungguhnya mirip suatu adegan dalam sandiwara saja, akan tetapi memang begitulah kenyataannya yang telah terjadi tapi justru karena peristiwa ini, ayahmu telah membuat aku menjadi malu."

"Kenapa?"

"Karena ketidak mampuanku untuk merobohkan ayahmu dalam tiga jurus merupakan suatu peristiwa yang amat memalukan bagiku, maka akupun mulai berusaha untuk menghindarinya."

Suatu waktu, akhirnya aku berjumpa dengan ayahmu, dalam suatu adegan ciuman yang hangat terjadilah peristiwa yang tak diinginkan, tapi setelah kejadian itu, aku- pun pergi meninggalkannya."

"Kenapa kau harus berbuat demikian?" tanya Ong Bun- kim

"Yaa, sesungguhnya aku sedang mencari penyakit buat diriku sendiri, aku tahu bahwa ayahmu amat mencintaiku, dia berkelana kemana-mana mencari jejakku, tapi aku tak ingin berjumpa lagi dengannya.

Karena "perbuatan" yang hanya sekali itu, aku mengandung, pernah terlintas dalam ingatanku untuk menggugurkan kandunganku tersebut, tapi aku tak berani melakukannya, coba kalau bukan lantaran pikiran itu, tak nanti aku bisa terkurung disini. Maka akupun pergi mencari Pak khek sin mo."

"Mau apa kau pergi mencarinya?" tanya Tay khek Cinkun dengan terperanjat.

"Aku ingin menggunakan pengaruh obat untuk menggugurkan kandunganku, tapi ketika kutemukan Pak- khek-sin-mo, kebetulan ia sedang menutup diri untuk melatih semacam ilmu, hal mana membuat aku gagal untuk berjumpa dengannya."

"Tiga bulan setelah kejadian tersebut, akhirnya ingatan jahat itu berhasil kuatasi tiba-tiba saja aku mulai berpikir, anak yang sama sekali tak bersalah itu kenapa harus kugugurkan? Tapi, pada saat itulah Pak-khek-sin-mo telah datang mencariku."

"Ia datang mencarimu? Apakah dia hendak membantumu untuk menggugurkan kandunganmu?" tanya Ong-Bun kim tanpa sadar.

"Benar! Padahal waktu itu kandunganku telah berumur delapan bulan, saat kelahiran pun sudah makin dekat, akupun memberitahukan kepadanya bahwa aku tidak jadi menggugurkannya.

"Tentu saja ia menyetujui pendapatku itu, bahkan memberi kuliah kepadaku bahwa anak itu tak bersalahdan sebagainya. Waktu itu. aku menganggap Pak khek-sin-mo adalah orang yang baik sekali. Siapa tahu kalau semua perbuatannya itu justru sedang melancarkan suatu rencana busuk nya.

Hari itu, akhirnya peristiwa yang sangat mengerikan pun terjadi."

Berbicara sampai disini, ia seperti lagi menggigil keras karena merasa ngeri, sampai lama sekali ia baru lanjutkan kembali ceritanya;

"Ketika ia menjamuku dalam suatu perjamuan, ternyata secara diam-diam ia mencampurkan sejenis racun didalam arakku

"Apakah ia hendak menggugurkan anak dalam kandunganmu ?" kembali Ong Bun-kim menukas.

"Tidak, obat racun tersebut adalah suatu jenis obat racun yang aneh sekali, setelah kuminum racun itu, sama sekali tidak kurasakan sesuatu yang aneh, tapi pada saat itulah tiba-tiba Pak-khek sin-mo mengeluarkar sebuah harpa dan memainkan irama harpa seperti apa yang telah kalian dengar tadi"

"Kenapa ia harus memetik irama harpa itu?"

"Karena setelah ia memainkan irama harpa tersebut, aku jadi seperti orang kesurupan, tiba-tiba saja dari dalam perutku muncul segulung napsu ingin menari yang tak bisa dicegah, maka akupun mulai menari-nari seperti orang gila." "Peristiwa ini sungguh-sungguh merupakan suatu kejadian yang sama sekali tidak masuk diakal" pekik Ong Bun-kim dengan hati bergidik.

"Yaa, peristiwa ini memang merupakan suatu peristiwa yang menakutkan, tapi bagaimana pun juga aku adalah seorang yang sempurna dalam tenaga dalam, coba kalau racun itu berada ditubuh orang lain, setelah mendengar irama Si-sim-ci tersebut, niscaya semua akal budinya akan lenyap dan dia akan menggila terus sampai mati."

"Tapi aku tak sampai menjadi begitu rupa, dengan paksakan diri kukendalikan racun tersebut agar tak sampai menyambar ke mana-mana....aku berhasil memojokkan racun itu sehingga kekalapanku tak sampai membuat aku menjadi tak sadar atau mati"

Setelah menghela napas panjang, katanya lebih jauh: "Ditengah aku sedang menari dengan kalap itulah, tiba-

tiba  ia  bertanya  kepadaku:  "Apakah  kitab  Hek-tao  keng-

berada di tanganmu?"

"Aku menjawab Ya benar, memang kitab itu berada ditanganku."

Ia memaksa kepadaku untuk menyerahkan kitab itu kepadanya, dan saat itulah aku sadar dari pengaruh kalap itu, maka akupun bertekad untuk membunuhnya!

"Sudah barang tentu ilmu silat yang dimilikinya bukan tandinganku, ketika sudah mulai keteter hebat dan nyawanya mulai terancam bahaya maut, tiba-tiba ia gunakan kembali irama harpa tersebut untuk mengendalikan aku, dan semenjak itulah aku disekap disini."

00000OdwO00000 BAB 50

APAKAH kau tak sanggup untuk keluar dari sini dan mencarinya?" tanya Ong Bun Kim.

"Kau keliru besar, bukannya aku tak bisa keluar dari siat, adalah aku sendiri yang tak dapat meninggalkan tempat ini karena aku telah makan obat racun itu..."

"Mengapa demikian?"

"Aaai.! Kalau diceritakan mungkin saja kalian tidak percaya, setiap sepuluh jam satu kali. kalau tidak kudengar irama harpa tersebut maka racun yang berada dalam tubuh akan kambuh, ini mengakibatkan aku merasa amat tersiksa, beberapa kali aku ingin mati saja, tapi setiap kali irama harpa tersebut telah menolong jiwaku, ia tidak membiarkan aku mati karena dia berharap bisa mendapatkan kitab pusaka Hek mo-keng tersebut."

"Jadi kau tak dapat meninggalkan tempat ini, karena kau harus mendengarkan irann harpa tersebut?"

"Benar!"

"Sungguh suatu perbuatan yaag amat keji!" teriak Ong Bun kim sambil menggigit bibir.

"Benar aku betul betul ingin mati tak bisa, ingin hiduppun susah, terpaksa sepanjang tahun aku harus mendekam dalam ruangan ini dan hidup dijawab kendali orang lain....Dua bulan kemudian sejak peristiwa itu, putri ku pun lahir.

"Mata uang kematian adalah senjata rahasia andalanku, dalam keadaan begitulah aku mulai teringat kembali akan diri Ong See liat, aku pikir mungkin ia dapat menyelamatkan jiwaku. "Tak lama setelah putriku dilahirkan, tiba-tiba seseorang muncul dalam ruang bawah tanah itu, orang itu adalah pangcu dari perkumpulan Hui-yan pang"

"Kuserahkan putriku kepadanya, akupun mengatakan kepadanya agar menyerahkan keenam biji mata uang kematian itu kepada Ong See liat, sebab aku telah mengukir tempat sekapanku ini di-atas mata uang tersebut."

"Sungguh kasihan pangcu dari Hui yan pang tersebut,  dia telah mati dibunuh Pak khek sin mo bahkan semua jago Iihay dalam perkumpulannya ikut dibunuh semua sampai habis, beruntung sekali istrinya dan putriku berhasil melarikan diri..."

"Yaa, sesungguhnya hal mana sudah berada dalam dugaanku. Yu leng lojin pasti akan pergi mencarinya, sungguh kasihan dia dan para anggota per kumpulannya, mereka harus mati lantaran aku. "

Berbicara sampai disini, air matanya tak bisa dibendung lagi segera bercucuran dengan derasnya.

"Sesungguhnya Hek mo keng itu kitab macam apa?" tanya Ong Bun kim kemudian.

"Sejilid kitab pusaka ilmu silat peninggalan dari Hek mo im (bayangan Ibiis hitam)!"

"Kitab pusaka itu berhasil kau dapatkan?" tanya Tay khek Cinkun dengan terperanjat.

"Benar!"

"Lantas dimanakah pedang saktinya?" tanya Tay khek Cinkun lebih lanjut.

"Soal itu aku kurang begitu tahu!"

"Aaai ! Sungguh tak kusangka kalau perkataan diri Thian jian Cuncu ternyata bukan kata-kata kosong belaka, ketika ia mengatakannya kepadaku dulu, aku masih mengira hal itu sebagai sesuatu lelucon belaka, tak tahunya..."

"Apa yang telah dikatakan Thian jian Cuncu kepadamu?" tanya Ong Bun kim sambil menghela napas.

"Disaat pedang sakti muncul kembali, pembunuhan berdarah akan terjadi dalam dunia persilatan, dan..."

Dan apa? Iba tidak melanjudtkan kata-katanaya, selapis rasba sedih dan murung segera menyelimuti wajahnya.

Sampai lama sekali ia batu bergumam kembali: "Rahasia langit tak boleh bocor, kalau tidak sukar dilukiskan apa akibatnya, Thian jian Cuncu benar-benar seorang tokoh sakti yang tiada bandingannya didunia ini"

Ong Bun-kim tak tahu apa yang telah di-katakan Thian jian Cuncu kepada Tay khek Cinkun, tapi oleh sebab persoalan itu menyangkut rahasia langit, maka diapun tidak bertanya lebih jauh.

Ong-Bun-kim segera mengalihkan pokok penbicaraan itu ke soal lain, tanyanya kemudian:

"Apakah Yu-leng lojin sendiri yang memainkan irama harpa tadi?"

"Mungkin benar, kecuali seseorang yang memiliki tenaga dalam sempurna, jangan harap permainan harpa tersebut bisa dilakukan-bahkan dengan tenaga dalam yang kau miliki sekarangpun masih belum cukup!"

Ong-Bun-kim segera menggertak gigi menahan geramnya, ia berseru dengan penuh luapan emosi.

"Aku pasti akan melumat tubuhnya hingga menjadi berkeping keping, kalau tidak rasanya dendam kesumat ini sukar dihilangkan dari dalam hatiku " "Aku lihat ruangan ini agaknya diatur menurut suatu kedudukan ilmu barisan, apa benar begitu?" tiba-tiba Tay- khek Cin kun bertanya.

"Benar, memang diatur menurut barisan Kiu-kiong yang mengandung unsur Pat-kwa"

Tay-khek Cinkun menggigit bibirnya seperti sedang memikirkan sesuatu, kemudian sambil tertawa dingin katanya:

"Aku harus pergi menjumpainya!" "Menjumpai siapa?"

"Pak-khek sinmo Yu-leng-lojin...!"

Sinar matanya lantas dialihkan keatas wajah Iblis cantik pembawa maut, lalu tanyanya:

"Bagaimanakah keadaan lukamu sekarang?"

"Tidak terlalu bahaya, asal kusalurkan hawa murniku untuk penyembuhan, maka semua luka tersebut akan sembuh dengan sendirinya."

"Kalau begitu, tolong bantulah aku sekali lagi!"

lblis cantik pembawa maut manggut-manggut, diapun segera menepuk bebas tiga buah jalan darah penting ditubuh Tay khek Cinkun, lalu menyalurkan hawa murninya untuk membantu kakek itu menyembuhkan penyakitnya.

Cara pengobatan yang dilakukanb ternyata cepatd sekali, hanya adalam waktu sinbgkat pengobatan itu sudah selesai.

Tay-khek Cinkun yang memperoleh bantuan tenaga dari Iblis cantik pembawa maut pun segera mengerahkan tenaga sendiri untuk mengobati lukanya, sudah barang tentu luka tersebut menjadi sembuh kembali jauh lebih cepat daripada dihari biasa.

Ketika lukanya benar-benar telah sembuh Tay khek Cinkun segera menghela napas panjang, lalu katanya:

"Budi pertolonganmu ini rasanya tak perlu kuucapkan terima kasih, tapi budi itu pasti akan kubalas dikemudian hari."

"Tak usah sungkan sungkan!"

"Eee.h....baiknya aku menyebutkan dengan panggilan apa?" tiba-tiba Ong Bun-kim bertanya:

"Panggil saja aku dengan sebutan A-ih (bibi).!"

Ong Bun kim manggut-manggut . "A-ih, tahukah kau kalau kami sudah terkena racun jahat tak berwujud.."

"Tak usah kuatir, racun itu sudah kuusir keluar dari dalam tubuh kalian, untung saja sebelum kejadian kalian sudah menelan sebutir pil penawar racun, kalau tidak, mungkin akupun tak sanggup untuk menyelamatkan jiwa kalian!"

"Aku akan pergi mencarinya sekarang juga !" Tay-khek Cinkun kembali berkata dengan tiba-tiba.

"Mencari siapa? Yu leng-lojin?"

"Benar! Barisan Kiu-liong pat kwat-tin tak bakal bisa mengurungku disini!"

"Baik, mari kita pergi mencarinya!" sahut Ong Bun kim pula dengan dingin.

"Cianpwe, kau tak boleh berbuat demikian" cegah Iblis cantik pembawa maut secara tiba-tiba.

Tay khek Cinkun segera tertawa. "Bagaimanapun juga selembar nyawaku ini berhasil kupungut kemba'i sekalipun harus mati juga tak mengapa!"

Selesai berkata, ia lantas berjalan lebih duluan keluar dari ruangan itu.

"Tunggu sebentar!" bentak Iblis cantik pembawa maut. "Pesan apa lagi yang hendak kau katakan?"

"Apakah kalian bersikeras hendak mencarinya?" "Benar!"

"Permainan harpa itu belum berkumandang lagi, tahukah kalian sekarang dia berada dimana?"

Tay khek Cinkun merasa perkataan itu ada benarnya juga, sampai kini irama harpa belum berkumandang lagi, mana ia bisa tahu berada dimanakah iblis tua tersebut?

Maka setelah berrpikir sebentart sahutnya dingiqn; "Baik, kita rnantikan beberapa jam lagi!"

Iblis cantik pembawa maut pun berpaling ke arah Ong Bun kim, lalu ujarnya:

"Ong Bun kim, sekalipun ayahmu tidak berjodoh denganku, tapi bagaimanapun juga kau adalah putranya, untuk membalas dendam, bersediakah kau mempelajari beberapa jurus silat yang akan kuajarkan kepadamu?"

Ong Bun kim merasa sangat gembira.

"Terima kasih banyak atas kebaikan A ih." sahutnya. "Akan  kuajarkan  ilmu  pukulan  Hek  mo  sin  ci  ada

(pukulan sakti iblis hitam) kepadamu, sebab ilmu pukulan itu hanya terdiri dari empat jurus, Walaupun begitu, aku rasa belum tentu ada seorang manusiapun dalam dunia persilatan dewasa ini yang sanggup menghadapinya, nah jurus  pertama  bernama  Hek  ya  mo  mi  (bayangan  setan ditengah kegelapan) jurus kedua bernama Mo im kui jiau (bayangan iblis cakar setan), jurus ketiga bernama Mo kui ci ong si (setan iblis berambut mayat) dan jurus terakhir adalah Mo hong su ki (angin iblis berhembus dari empat penjuru), sekarang perhatikanlah baik-baik, akan segera kuajarkan ilmu pukulan itu kepadamu!"

Demikianlah, selanjutnya perempuan itupun mewariskan ilmu pukulan silatnya sejurus demi sejurus kepada Ong Bun kim.

Dengan tekun dan penuh semangat Ong Bun kim mempelajarinya, betul hanya terdiri dari empat jurus belaka, ternyata tidak gampang untuk dipelajari, apalagi perubahan yang sedemikian banyaknya, coba pemuda itu tak berotak encer, niscaya kepandaian itu akan sulit untuk dipelajarinya.

Lima jam kemudian Ong Bun kim telah berhasil menguasahi ilmu pukulan maha sakti itu.

Menyaksikan kecerdasan dan kemampuan si anak muda itu, Iblis cantik pembawa maut menghela napas panjang.

"Aaaai ! Kecerdasanmu benar-benar tak kalah bila dibandingkan dengan ayahmu dimasa lampau, kejadian ini sungguh merupakan suatu kejadian yang patut digirangkan, duduklah..."

"Mau apa disuruh duduk?"

"Akan kuhadiahkan sepertiga dari tenaga dalam ku untukmu!"

"Aaah! Hal ini. hal ini mana boleh?"

"Jangan kuatir" ujar Iblis cantik pembawa maut, "sekalipun sepertiga dari kekuatanku telah kuberikan kepadamu, hal tersebut sama sekali tak akan mempengaruhi diriku, tenaga kekuatan yang berada dalam tubuhku masih tetap sebesar seratus tahun hasil latihan"

Terhadap cinta kasih dari Iblis cantik pembawa maut ini, Ong Bun-kim benar-benar merasa terharu sekali sehingga tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.

Akhirnya dengan air mata bercucuran  karena terharunya, pemuda itu berkata.

"A-ih, aku tak tahu dengan cara apa harus menyatakan rasa terima kasihku kepadamu!"

"Sudahlah nak, ini belum terhitung seberapa, kau tak usah berterima kasih kepadaku, yang penting sekarang duduklah dengan tenang disitu, aku akan segera turun tangan"

Mendengar perkataan itu, Ong Bun kim segera menurut dan duduk diatas lantai.

Pelan-pelan Iblis cantik pembawa maut menempelkan telapak tangan kanannya keatas jalan darah Thian leng kay diubun-ubun Ong Bun-kim, segulung tenaga murni yang maha besar dengan cepatnya menyusup masuk lewat ubun- ubun dan segera menerjang kedalam tubuh anak muda itu.

Tay khek cinkun yang menyaksikan kejadian itu tak bisa berbuat lain kecuali berkemak-kemik bergumam seorang diri;

"Inilah yang dinamakan takdir..inilah yang benar-benar merupakan takdir..."

Kurang lebih satu jam kemudian, pengerahan tenaga itupun telah selesai, sambil bangkit berdiri kata Iblis cantik pembawa maut!

Tenaga dalam yang kau miliki sekarang paling tidak sudah berada diatas seratus tahun hasil latihan, jika dikombinasikan penggunaannya dengan ilmu pukulan Hek mo sin ciang yang ku hajarkan tadi, maka kepandaian silatmu sekarang sudah cukup untuk menjagoi dunia persilatan."

"Terima kasih banyak A-ih atas cinta kasihmu yang bersedia membawaku ke jalan kesuksesan " bisik Ong Bun- kim dengan air mata bercucuran karena terharu.

"Tak usah berterima kasih kepadaku, asalkan kau bisa mencarikan putriku untuk berjumpa muka denganku, itu sudah lebih dari cukup."

"A-ih aku pastia kan membawanya datang kemari..." si anak muda itu berjanji.

Baru habis ia menyelesaikan kata katanya mendadak...

Irama maut Si sim ci ki yang mengalun merdu itu kembali berkumandang memenuhi seluruh ruangan, begitu mendengar iramba musik sepertid juga semula Ibalis cantik pembbawa maut segera tertawa tergelak gelak seperti orang gila, dan menari nari seperti orang yang sudah tak waras otaknya.

Tay khek Cinkun segera berbisik kepada Ong-Bun kim: "Ong Bun kim hayo sekarang juga kita berangkat!"

Begitu selesai berkata, ia telah menerjang lebih dahulu ke arah pintu depan.

Selapis hawa napsu membunuh menyelimuti wajah Ong Bun kim, ketika Tay khek Cinkun menerjang keluar dari mulut gua tadi, diapun ikut pula di belakangnya menerjang keluar dari sana.

Irama harpa masih saja mengalun dengan merdunya diseluruh ruangan. Gelak tertawa kalap dari Iblis cantik pembawa maut, berkumandang pula tiada hentinya...

Setelah berbelok kedalam sebuah lorong bawah tanah dan berjalan lebih kurang satu kaki lebih, tiba-tiba Tay khek Cinkun menghentikan langkahnya lalu bergumam seorang diri:

"Empat berubah menjadi delapan... delapan kembali menjadi empat, empat sembilan tiga puluh enam... benar, benar, pasti beginilah caranya- untuk memecahkan..."

Ia lantas menarik tangan Ong Bun-kim dan mulai berjalan kian kemari ditengah lorong yang gelap gulita itu, perjalanan dilakukan makin lama semakin cepat...

Mengikuti arah perjalanan mereka semakin cepat itu, suara permainan harpa yang mengalun merdu itu kedengaran kian lama kian bertambah dekat.

Tiba-tiba Ong Bun-kim bertanya:

"Locianpwe, jangan-jagan ruang bawah tanah ini berhubungan langsung dengan perguruan Yu-leng-bun?"

"Ehmm. kemungkinan ini memang selalu ada."

"Yu leng Lojin betul betul berkepandaian hebat dan berkemampuan luar biasa." kata pemuda itu lagi dengan suara dingin.

"Benar, dia memang seorang manusia yang cerdas dan berkepandaian yang luar biasa, cuma sayang telah menempuh jalan yang sesat sehingga menimbulkan badai pembunuhan berdarah dalam dunia pesilatan, peristiwa ini sungguh pantas disesali dan disayangkan."

Dalam pada itu mereka telah tiba didepan sebuah ruangan batu, Ong Bun-kim memperhatikan sejenak suasana disekitar situ, lalu serunya. "Locianpwe, suara irama harpa tersebut berasal dari dalam ruangan ini?"

"Betul!"

Tanpa berpikir panjang lagi Ong Bun-kim segera melompat ke depan pintu itu dan melancarkan sebuah pukulan dahsyat ke arahb pintu batu itud dengan tangan akirinya.

"Blaaabng !" suatu benturan keras yang memekikkan telinga berkumandang memecahkan keheningan, sebuah lubang yang amat besar segera muncul diatas batu itu, namun pintu itu sendiri sama sekali tidak bergeser dari posisinya semula.

Kenyataan tersebut sangat mengejutkan Ong Bun kim, segera pikirnya didalam hati:

"Suatu pintu batu yang betul betul amat tebal. "

Tay-khek Cinkun dengan cepat menghimpun tenaga dalamnya dan melancarkan pula sebuah pukulan kedepan, akan tetapi kenyataannya, pintu batu itu sama sekali tak bergeser juga dari tempat semula, sementara irama harpa mengalun keluar dari balik pintu itu.

"Pintu ini susah untuk dibuka" keluh Tay-khek Cinkun, "mari coba kita cari disekitar tempat ini, siapa tahu kalau ada tombol khusus untuk membuka pintu tersebut!"

Ong Bun-kim segera mengalihkan sinar matanya untuk menyapu sekejap sekeliling tempat itu, tapi diluar ruang batu tersebut kosong melompong tiada suatu benda apapun, ini membuat anak muda itu menjadi melongo dan tertegun.

Sebaliknya sinar mata Tay-khek Cinkun segera dialihkan keatas sebuah patung batu berukiran yang berada lima depa dihadapan mereka dan menatapnya tak berkedip. Tiba tiba ia maju menghampiri batu berukir tersebut, kemudaan diamatinya beberapa saat, setelah itu berusaha untuk menggeserkan patung itu dari sana. tapi patung batunitu sedikttpun tidak bergeser dari posisinya semula

Mendadak Tay-khek Cinkun menangkap bagian kepala dari patung tersebut dan memutarnya kesamping kiri.

Berbareng dengan diputarnya kepala patung tersebut, segera terdengarlah suara bergemerincing yang amat nyaring berkumandang memecahkan keheningan.

Benar juga, pintu batu itu segera membuka dengan sendirinya.

Ong Bun-kim menjadi sangat girang sekali, sementara Tay-khek Cinkun dengan suatu lompatan kilat telah menerjang masuk kebalik pintu itu, buru-buru Ong Bun-kim menyusul pula dari belakangnya

Suasana dalam ruangan itu gelap dan lembab, disudut ruangan situ duduklah sesosok bayangan hitam sedang memetik senar harpa irama musik yang menyeramkan itupun berkumandang dari sana.

"Tahan!" bentak Ong Bun-kim dengan suara menggeledek.

Tapi orang itu sama sekali tidak menggubris bentakan itu, sebaliknya masih tetap duduk sambil memetik senar harpanya.

Ong Bun-kim memrbentak keras satmbil menerjang qke depan, dalamr gusarnya ia telah melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah bayangan hitam yang sedang memetik senar harpa tersebut.

"Blaaang...!" suatu benturan yang amat keras menggelegar memecahkan keheningan Permainan harpa pun segera terhenti.

Ketika Ong Bun-kim mengalihkan kembali sorot matanya ke arah bayangan hitam itu, hampir saja ia berseru tertahan, ternyata orang yang memetik harpa itu bukanlah Yu-leng Lojin seperti yang diduganya semula, melainkan adalah seorang manusia aneh berambut panjang yang bentuk wajahnya amat menyeramkan.

Entah akibat dan pukulan Ong Bun-kim, ataukah pada dasarnya memang demikian paras muka manusia aneh itu pucat pias hingga tampak menyeramkan sekali, sepasang matanya yang dingin dan tajam tiba-tiba dialihkan kearah wajah Ong Bun-kim dan menatapnya lekat-lekat.

Dipandang secara begini rupa, diam-diam bergidik juga hati anak muda itu sehingga bulu kuduknya pada bangun berdiri.

Tay-khek Cinkun segera maju ke depan, tapi tiba tiba saja ia menjerit kaget setelah menjumpai paras muka orang itu.

"Haaah... Rupanya kau..."

Sambil menjerit kaget, paras muka Tay khek Cinkun berubah sangat hebat, kemudian dengan sempoyongan ia mundur tiga empat langkah lebar.

"Sii. siapakah dia?" tanya Ong Bun-kim dengan cepat.

Tay khek Cinkun tidak menjawab pertanyaan tersebut, dia hanya bergumam kembali dengan perasaan hampir tak percaya:

""Hal ini.....hal ini benar-benar tak masuk diakal...

sungguh tak masuk diakal. "

"Sebenarnya siapakah dia?" sekali lagi Ong Bun-kim mengajukan pertanyaannya: Seperti baru tersadar kembali dari rasa kagetnya, Tay khek Cinkun gelengkan kepalanya berulang kali.

"Aaaai. ! Kalau dibicarakan mungkin kau pun tak akan

percaya.."

"Kenapa tak akan percaya? Sesungguhnya siapakah dia?"

Pelan-pelan Tay-khek Cinkun mengalihkan kembali sinar matanya ke atas wajah si kakek pemetik harpa itu, kemudian menegur.

"Sobat lama, masih kenal dengan aku orang she Can?"

Dengan sinar mata yang menggidikkan hati orang itu menuap wajah Tay khek Cinkun lekat-lekat, lama. lama

sekali ia baru menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Apa? Kau tidak kenal lagi denganku?" seru Tay khek Cinkun terperanjat.

"Locianpwe, sebenarnya siapakah orang ini?" tanya Ong Bun kim lagi dengan perasaan terperanjat.

"Bu khek lojin, salah seorang diantara Bu lim sam lo!" "Haah?" Ong Bun kim menjerit kaget pula tanpa terasa,

sebab kejadian itu benar-benar merupakan suatu peristiwa yang menggetarkan perasaan orang, sungguh tak disangka kalau kakek pemetik harpa ini tak lain adalah Bu khek lojin.

oooOdwOooo

BAB 51

"JADI dialah yang bernama Bu khek lojin?" seru anak muda itu lagi dengan terperanjat.

"Benar!" "Peristiwa peristiwa ini sungguh merupakan suatu peristiwa yang sama sekali tak masuk di-akal."

Berbicara sampai disini, tak tahan lagi Ong Bun kim bersin beberapa kali lantaran ngeri.

"Yaa, tidak kusangka kalau Yu leng lojin sedemikian lihay dan luar biasanya hingga diapun bisa ditariknya masuk ke dalam perguruan Yu leng bun, kejadian ini sungguh mengejutkan hati orang."

Pelan pelan Ong Bun kim mengalihkan kembali sinar matanya ke wajah Bu khek lojin, tampak dengan sorot mata yang menggidikkan dan penuh dengan pancaran hawa napsu membunuh kakek itu sedang menatap wajah Ong Bun kim lekat lekat.

"Siapa kalian?" tiba tiba ia menegur.

"Aku adalah Tay khek Cinkun!" buru-buru Tay-khek Cinkun memperkenalkan diri.

"Kau... kau adalah Tay khek Ciakun? Ya..! aku seperti teringat de. dengan nama ini."

"Sobat lama, apakah kau lupa ketika kita bermain catur ditengah salju dulu?"

"Lupa. ...lupa..." mendadak hawa napsu membunuh yang menggidikkan hati memancar keluar dari balik matanya, kemudian ia membentak keras keras:

"Siapa yang telah menghantam diriku tadi ?"

"Aku!" jawab Ong Bun kim dengan perasaan terkesiap. "Bocah muda, rupanya kau sudahb bosan hidup?" d"Aku tidak tahua kalau kau adalbah. "

"Kau anggap siapakah aku ini?" "Yuleng lojin..."

"Kau berani turun tangan terhadap majikanku?" "Apa? Yu leng lojin adalah majikanmu?" "Benar!"

Tay-khek Cinkun dan Ong Bun kim saling berpandangan sekejap, kemudian mereka sama-sama merinding dibuatnya.. Dengan perasaan terkesiap Tay-khek Cinkun segera bertanya lagi:

"Mengapa kau bersedia menggabungkan diri dengan Yu leng lojin dan menjadi pembantunya?"

"Karena dia adalah seorang yang sangat baik!"

"Jadi kaupun sudah pernah merasakan ilmu hipnotis Gi sin tay hoatnya."

"Apa itu Gi sin tay hoat? Aku tidak tahu yang kalian maksudkan itu, cuma kalian begitu berani bersikap kurang ajar kepada ku, aku tak akan mengampuni kalian dengan begitu saja."

Begitu selesai berkata, tiba-tiba ia melompat ke hadapan Ong Bun kim, kemudian dengan harpa besinya yang disertai dengan tenaga dahsyat, ia hantam tubuh si anak muda itu.

Tampaknya sifat buas dari Bu khek lojin telah berkobar, serangan yang dilancarkan ke arah Ong Bun kim ini telah disertai dengan kekuatan yang luar biasa, tampaknya dia berniat untuk melenyapkan si anak muda itu dalam sebuah serangannya.

Pada saat Bu-khek lojin melancarkan serangannya tadi, Tay-khek Cinkun ikut melejit ke depan dan menerjang ke arah manusia aneh itu.sebuah pukulan segera dilancarkan ke arah Bu khek lojin seraya bentaknya keras-keras: "Tahan..."

Oleh bentakan itu tanpa terasa Bu khek lojin menghentikan gerakan tubuhnya, dengan sinar mata yang tajam ia menatap wajah Tay-khek Ciakun tajam-tajam, lalu serunya:

"Ada urusan apa kau suruh aku berhenti menyerang?" "Sobat lama, apakah kau sudah tidak mengindahkan lagi

persahabatan kita yang dulu?"

"Persahabatan? Haahh haahh hah hakekatnya aku sama sekali tidak kenal dengan dirimu!"

Seraya berkata sekali lagi ia menerjang ke depan dengan amat dahsyatnya.

Paras muka Ong Bun-kim berubah hebat hawa amarahnya telah berkobar dalam dadanya, ia tak tahan menyaksikan keangkuhan dan kenekatan kakek aneh itu terhadap dirinya.

Pada saat itulah Tay khek Cinkun telah melancarkan pula sebuah pukulan dahsyat.

Tampaklnya Tay-khek Cinkun tidak ingin bertarung sendiri melawan Bu khek lojin, maka sekalipun dalam serangannya itbu telah disertadkan tenaga penuah, namun tidak bdisertai ancaman yang mematikan.

Sebaliknya kebuasan Bu-khek lojin telah berkobar, ditengah bentakan yang sangat keras, secara beruntun dia melancarkan empat buah serangan kilat yang keseluruhannya ditujukan ke bagian-bagian yang mematikan ditubuh Tay-khek Cinkun, sungguh suatu serangan yang keji dan mengerikan.

Berbicara dalam hal tenaga dalam, agaknya kepandaian Tay-khek Cinkun masih menang setingkat bila dibandingkan dengan Bu khek lojin, cuma dia tak ingin melukai sobat lamanya ini karena dia tahu Bu-khek lojin sudah terkena pengaruh ilmu hipnotis Gi-sin tay-hoat dari Yu-leng lojin.

Serangan demi serangan dilangsungkan berulang kali, pertarungan berjalan amat cepat, dalam waktu singkat sepuluh gebrakan sudah lewat tanpa terasa.

Tiba-tiba Ong Bun-kim membentak keras: "Locianpwe, bekuk dirinya..."

Paras muka Tay khek Cinkun berubah hebat diapun sadar bila sobatnya ini tidak segera dibekuk, maka pertarungan yang berkepanjangan bukan merupakan suatu keuntungan bagi pihaknya.

Berpikir demikian, diapun membentak keras, tangan kirinya segera dibabat ke depan dengan kecepatan luar biasa.

Dua sosok bayangan manusia saling berputar ditengah udara lalu memisahkan diri menjadi selapis cahaya tajam, terasalah angin pukulan menderu-deru amat menyeramkan.

Sungguh pertarungan ini merupakan suatu pertarungan sengit yang jarang terjadi dalam dunia persilatan, sampai terbelalak Ong Bun kim menyaksikan jalannya pertarungan tersebut.

Mendadak terdengar suatu bentakan nyaring menggelegar di ruangan, menyusul kemudiar. terjadinya suatu benturan keras, dua sosok bayangan manusia saling berpisah dan Bu khek lojin sambil muntah darah segera terjungkal ke atas tanah. Tay khek Cinkun sendiripun mundur sejauh tujuh delapan langkah dari tempat semula, tak tahan diapun ikut muntah darah segar.

Dengan suatu langkah cepat Ong Bun kim menerjang maju ke depan dan mencengkeram tubuh Bu khek lojin, kemudian sambil mengangkatnya ke udara ia membentak.

"Bu-khek lojin, kenapa kau bersedia masuk menjadi anggota perguruannya Yu leng lojin?"

Bu-khek lojin,. melirik sekejap ke arah Ong Bun kim, lalu tertawa dingin tiada hentinya suara tertawanya masih tetap begitu sinis dan menyeramkan...

"Hayo cepat menjawab!" kembali Ong Bun-kim membentak, "mengapa kau bersedia menjadi kaki tangannya rYu leng lojin dtan menjadi seorqang algojo disirni?"

"Kalian sendiri baru algojo-algojo yang jahat, kalau hendak membunuh diriku, hayolah cepat dibunuh" bentak Bu-khek lojin.

"Hmm! Tidsk sulit buat kami jika ingin membunuhmu, setiap saat nyawamu bisa ku-cabut!"

"Kalau begitu, hayolah cepat cabut nyawaku." Ong Bun- kim teramat gusar, telapak tangannya sudah diangkat ke udara siap membunuh kakek aneh tersebut. Tapi pida saat itulah tiba-tiba terdengar Tay khek Cinkun berseru dengan nyaring:

"Ong Bun kim, lepaskan dia!"

"Kenapa?" tanya Ong Bun kim dengan wajah tertegun. "Sekalipun ia dibunuh juga tiada kegunaan apa-apa  buat

kita, lagi pula ia sudah terkena ilmu hipnotis Gi sin tay hoat dari Yu leng lojin sehingga kehilangan ingatannya, dia tak boleh dibunuh, kasihan dengan nyawanya."

"Jadi maksudmu?" "Lepaskan dia!"

Ong Bun kim berpikir sebentar, lalu manggut-manggut. "Baiklah!"

Ia membanting tubuh Bu khek lojin keatas tanah, setelah itu baru bertanya kepada Tay khek-Cinkun:

"Lukamu tidak terlampau serius bukan?"

"Masih untung agak mendingan, biar kusembuhkan dulu lukaku ini kemudian kita baru meninggalkan tempat ini!"

Seraya berkata ia berjalan lebih dulu keluar dari pintu batu tersebut.

Setelah keluar dari pintu, ia menggeserkan kembali kepala patung batu itu, maka pintu pun pelan pelan menutup kembali.

Setelah itu dengan wajah serius Tay khek Cinkun baru duduk bersila untuk menyembuhkan luka yang dideritanya.

Ong Bun-kim sendiripun merasakan juga suatu perasaan kaget yang luar biasa, sebab salah satu diantara Bu-lim-sam lo yaitu Bu-khek lojin telah menggabungkan diri dengan Yu leng lojin, dari sini dapat diketahui bahwa ambisi Yu leng lojin untuk merajai seluruh dunia persilatan memang telah direncanakan dengan masak-masak.

Tak lama kemudian Taykhek Cinkun telah selesai menyembuhkan luka yang dideritanya, pelan-pelan ia bangkit berdiri dan menengok sekejap ke arah si anak muda itu lalu katanya:

"Mari kita pergi!" "Ke mana?" "Meninggalkan tempat ini!"

Ong Bun kim manggut manggut.

"Kalau begitu kita beritahukan dulu niat ini kepada Iblis cantik pembawa maut!"

"Baik!!

Maka dibawah pimpinan Tay khek Cinkun, mereka berjalan kembali menembusi barisan dalam lorong rahasia itu dan menuju ke ruangan dimana Iblis cantik pembawa maut disekap.

Tak selang sesaat kemudian, mereka telah tiba kembali diluar ruangan batu itu.

"Apakah Ong Bun kim yang datang?" terdengar Iblis cantik pembawa maut menegur.

"Benar." ditengah sahutan tersebut mereka telan melihat kedatangan iblis cantik pembawa maut yang menyongsong kedatangan mereka.

"Siapakah pemetik harpa itu?" perempuan itu segera bertanya.

"Kalau dibicarakan mungkin kaupun tak akan percaya" kata Tay khek Cinkun, "kau tahu, ternyata dia tak lain adalah Bu khek lojin, salah seorang diantara Bu lim sam lo?"

"Bu khek lojin. ? Kenapa bisa dia? Jadi si pemetik harpa

itu benar-benar adalah Bu khek-lojin?" "Benar!"

Iblis cantik pembawa maut menjidi amat terperanjat. "Aah, hal ini mana mungkin bisa terjadi?" serunya. "Tapi kenyataannya memang dia!"

"Sungguh tak kusangka kalau ia sudah terjatuh ke tangan musuh!"

"Oleh sebab itulah peristiwa ini boleh dibilang merupakan suatu kejadian yang sama sekali tak disangka" kata Tay-khek Cin kun sambil menghela napas panjang, tiba-tiba ia bertanya lagi, "dengan tenaga dalam yang kau miliki sekarang, sanggupkah kau untuk memecahkan pengaruh ilmu hipnotis Gi-sin tay-hoatnya itu?"

"Masih sulit untuk dilakukan, konon ilmu Gi-sin-tay- hoat adalah suatu ilmu hitam yang bisa menghilangkan kesadaran maupun watak seseorang disamping dapat memancing berkobarnya hawa jahat serta kebuasan orang untuk melakukan hal hal yang tak diinginkan, menurut apa yang kuketahui, ilmu hitam tersebut bukannya bisa diatasi dengan bahan obat-obatan."

"Bagaimana kalau menggunakan tenaga dalam?" "Tentang soal ini sulit untuk bdikatakan, daladm kitab

Hek-mo-akeng pernah dibbicarakan tentang ilmu hitam tersebut, tapi dengan kemampuan Hek-mo im pribadi pun akhirnya tak berhasil menyimpulkan sesuatu."

"Jadi kalau begitu, orang yang sudah terpengaruh ilmu Gi sin tay hoatnya Yu leng lojin, maka selama hidup tiada kemungkinan untuk menjadi sembuh kembali?"

"Aku tidak maksudkan demikian, cuma aku masih belum berhasil menemukan sesuatu cara yang jitu untuk memecahkan hal ini!"

Sampai disitu, Tay khek Cinkun tak dapat menyembunyikan rasa kecewanya, ia menghela napas berat. Ong Bun kim segera berkata:

"Kalau begitu, apakah racun yang kau derita masih bisa disembuhkan dengan sejenis obat?"

"Ya, benar." " Iblis cantik pembawa maut mengangguk. "Obat apakah yang bisa memunahkan racun ditubuhmu

itu?"

"Buah Hiatli!" "Buah Hiatli?"

"Betul, buah itu hanya ada didalam selat hiat-mo-shia dalam bukit Thian-mo san..."

"Apa? Buah itu hanya ada diselat Thian mo-shia diatas bukit Thian mo san?"

"Benar!"

Ong-Bun kim segera mengerutkan dahinya rapat-rapat, dia masih ingat markas besar perguruan San tiam bun letaknya justru diselat Thian mo shia, itu berarti usahanya untuk mencari buah Hiat li tersebut masih merupakan suatu tanda tanya besar yang sukar diramalkan hasilnya mulai saat ini.

Terdengar Iblis cantik pembawa maut berkata lagi. "Buah  Hiat  li  seperti  juga  tumbuhan  buah  li  lainnya,

batangnya amat pendek, paling tidak hanya dua depa saja

dari permukaan tanah, buahnya kecil se ibu jari, tapi amat beracun sekali. .."

"Buah itu sangat beracun?" seru Ong Bun kim terkejut. "Benar,  oleh  karena  racun  yang   bersarang  ditubuhku

jauh berbeda dengan racun-racun lainnya, maka kecuali menggunakan  sistim  racun  melawan  racun  rasanya tiada cara lain lagi yang bisa digunakan untuk memunahkan racun didalam tubuh itu"

Ong Bun kim menggigit bibir menahan luapan emosinya, lalu berseru.

"Semoga saja demikian, nah sekarang kau boleh pergi." Ong Bun kim manggut manggut, bersama Tay-khek

Cinkun ia putar bedan dan siap meninggalkan tempat itu.

Tapi bpada saat ituladh tiba tiba teradengar suara tebrtawa dingin yang menyeramkan barknmandang memecahkan keheningan.

Suara tertawa itu dingin sekali, sehingga menggidikkan hati siapapun yang mendengarnya.

"Siapa disitu?" Tay khek Cinkun segera membentak keras

"Sobat lama" suara dingin yang menggidikkan kembali menggema, "tak kusangka kepandaianmu cukup hebat, ternyata kaupun seorang ahli ilmu barisan yang tak boleh dianggap remeh!"

Setelah mendengar perkataan itu paras muka Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim berubah hebat, sebab merela kenali orang itu sebagai Yu leng lojin, musuh besar mereka bersama.

Tay khek Cinkun segera tertawa dingin.

"Yu leng lojin kau jangan terlalu pandang rendah orang lain, jangan kau anggap hanya kau seorang yang mengerti tentang ilmu barisan, Hma! Kalau cuma ilmu barisan Kiu liong pat kwa tin sih masih belum cukup tangguh untuk mengurung diriku!"

"Benar-benar! perkataan itu memang benar! Tapi seandainya aku tutup pintu kehidupan tersebut?" "Pintu kehidupan?"

"Benar! Setiap barisan tentu ada jalan tembus yang bisa dilewati, seandainya kututup pintu kehidupan tersebut, bukankah tempat itu akan segera berubah menjadi sebuah pintu kematian?"

"Benar, tapi aku percaya kau tak akan memiliki kemampuan tersebut!"

-oo0dw0oo--
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar