Setan Harpa Jilid 08

 
Jilid 08

DALAM pada itu, pertarungan antara Ong Bun kim dengan Siau Hui-un telah berlangsung sepuluh gebrakan, waktu itu posisi Ong Bun-kim sangat tidak menguntungkan, tubuhnya terdesak mundur berulang kali, keadaannya berbahaya sekali.

Tiba-tiba Toan kiam-giok-jin (Perempuan cantik pedang kutung) Siau Hui-un membentak keras, sebuah serangan dilancarkan dengan kecepatan luar biasa, sementara jari tangannya menyodok lengan kiri anak muda itu.

Tusukan pedang tersebut bukan cuma cepat, tapi ganasnya bukan kepalang, sungguh hal ini merupakan suatu ancaman bagi siapapun.

Waktu itu Ong Bun kim sendiripun sudah nekad dan siap beradu jiwa, dia membentak pula, bukan menghindar tubuhnya malah maju ke depan, sebuah serangan kilat dilancarkan dengan menggunakan harpa besinya.

Bertarung secara adu jiwa semacam ini betul-betul di luar dugaan Toan kiam giok jin Siau Hui un, dalam keadaan seperti ini andaikata ia tidak menarik kembali pedangnya, sekalipun Ong Bun kim bakal tewas di ujung pedangnya, akan tetapi dia sendiripun pasti akan binasa termakan oleh pukulan harpa baja dari Ong Bun kim.

Suasana menjadi kritis dan sangat berbahaya, cepat cepat Siau Hui-un menarik kembali pedangnya sambil mundur....

"Sambutlah sebuah seranganku ini lagi!" bentak Ong Bun kim. Harpa besinya diputar balik, secara beruntun ia lancarkan kembali tiga buah serangan berantai.

Mendadak Siau Hui un membentak keras, pedangnya berkelebat lewat, begitu membendung ancaman dari Ong Bun kim, terletak tangan kirinya langsung membacok ke bawah.

"Blaaang . . . .!" Ong Ban kim mendengus tertahan, tubuhnya terhajar mundur sejauh tujuh delapan langkah setelah termakan pukulan telak dari perempuan she Siau itu...

"Uaaak . . . .!" anak muda itu muntah-muntah darah segar, tak ampun tubuhnya segera roboh terjungkal ke tanah.

Sesungguhnya Ong Bun kim adalah seseorang yang telah menderita luka parah, ditambah lagi punggungnya sudah terkena tusukan pedang Liu yap kiam. tentu saja pertarungan itu sangat merugikan posisi maupun kekuatan tubuhnya.

Kendatipun pukulan yang bersarang telak di atas tubuhnya-itu tidak mengena pada bagian yang mematikan, akan tetapi sudah cukup membuat Ong Bun kim muntah darah segar dan roboh terjungkal ke atas tanah.

Begitu musuhnya berhasil dirobohkan, bagai-kan burung elang menyambar kelinci, Siau Hui. un melompat ke tengah udara dan langsung menerkam tubuh si anak muda itu . . .

Bunga iblis dari neraka tidak ambil diam, ketika Siau hui un menerjang ke depan, diapun ikut melompat ke muka serta menghadang jalan perginya, senjata pipa besinya langsung disodok ke depan.

Serangan dari Bunga iblis dari neraka ini cepatnya bukan kepalang, mau tak mau Siau Hui un harus menarik kembali gerakan tubuhnya kalau tak ingin termakan sodokan lawan.

Paras mukanya kontan berubah hebat, tegurnya. "Hey, mau apa kau?"

"Dan kau sendiri?" Bunga iblis dari neraka balik bertanya.

"Aku hendak membunuhnya!"

Bunga iblis dari neraka segera tertawa dingin, "Heeehh. . . heeehhh... heehhh . . selama aku berada di sini, jangan harap kau bisa membunuhnya!"

"Oya? Aku tidak percaya. "

"Kenapa tidak dicoba?"

Siau Hui un tidak banyak berbicara, pedang kutungnya segera diayun ke muka melancarkan tiga buah serangan berantai, semuanya dilakukan dengan gerakan cepat dan tertuju seluruh bagian mematikan di tubuh Bunga iblis dari neraka.

Gadis itu membentak nyaring, tubuhnya melejit ke tengah udara, Thiat piepanya secara beruntun melancarkan juga tiga buah serangan berantai yang tak kalah dahsyatnya.

Bayangan manusia saling berkelebat lewat, ke tiga buah serangan berantai yang dilancarkan Bunga iblis dari neraka itu seketika mendesak Siau Hui un sehingga mundur tujuh- delapan langkah dari posisinya semula sebelum berhasil berdiri tegak.

Dari sini terbuktilah sudah bahwa kepandaian silat yang dimiliki Bunga iblis dari neraka jauh di atas kepandaian Siau Hui un.

Kejadian ini tentu saja sangat mengejutkan Siau Hui un pribadi, mimpipun tak pernah di sangka olehnya bahwa Bunga iblis dari neraka telah berhasil melatih ilmu silatnya hingga mencapai tingkatan sedahsyat itu.

"Siau Hui un!" bentak Bunga iblis dari neraka kemudian, "jika kau nekad turun tangan terus, jangan salahkan kalau aku benar-benar akan menjagal selembar nyawamu!"

Perkataan itu diucapkan dengan disertai bawa napsu membunuh yang amat tebal, membuat siapapun jua yang mendengar merasakan hatinya menjadi bergidik, paras muka Siau Hui un kontas saja berubah hebat.

Siau Hui un tak pernah menduga kalau si nona yang masih muda itu ternyata memiliki kepandaian silat yang luar biasa, sekalipun demikian sebagai seorang manusia yang tinggi hati, ia tak mau menunjukkan kelemahannya dihadapan orang.

Maka sambil tertawa dingin ejeknya:

"Aaaaa . . . belum tentu!"

Begitu ucapan terakhir diutarakan, seperti anak panah yang terlepas dari busur ia melesat ke depan dan menerjang ke arah Bunga iblis dari neraka, pedang kutungnya dengan membawa desingan angin tajam langsung membacok ke tubuh lawan.

"Bangsat, rupanya kau memang kepingin mampus." bentak Bunga iblis dari neraka.

Senjata thiat pie pa nya mengikuti gerakan bayangan tubuh menerjang ke muka, diantara berkilaunya cahaya tajam tahu-tahu diapun telah melepaskan dua buah serangan berantai.

Berbareng dikala Bunga iblis dari neraka turun tangan, sesosok banyangan manusia bagaikan sebuah sukma gentayangan telah menyambar ke arah Ong Bun kim dan melarikan anak muda itu.

Sungguh cepat gerakan tubuh orang tersebut, hal ini membuat Bunga iblis dari neraka sama sekali tidak merasakannya.

Waktu itu segenap perhatiannya hampir tertuju pada pertarungan, dua buah serangan dilepaskan secara beruntun yang memaksa Toan kiam giok jin Siau Hui un terdesak kembali sejauh tujuh - delapan langkah ke belakang.

Belum puas dengan hasil yang dicapai, Bunga iblis dari neraka kembali meluncur ke depan sambil melancarkan sebuah serangan lagi. Dalam sekeja mata, kedua orang itu sudah terlibat dalam dua puluh gebrakan lebih.

Ilmu silat yang dimiliki Siau Hui un nyatanya memang bukan tandingan Bunga iblis dari neraka, duapuluh gebrakan kemudian ia benar-benar sudah terdesak di bawah angin, posisinya berbahaya sekali, dan ia tidak memiliki kekuatan lagi untuk melancarkan serangan balasan.

"Roboh kau ..." mendadak Bunga iblis dari neraka membentak keras.

"Blaaang . . . !" sebuah serangan bersarang telak di tubuh Siau Hui un, membuat perempuan itu terpental sejauh satu kaki lebih dan muntah-muntah darah segar.

"Kalau kau tidak segera enyah dari sini, jangan salahkan kalau aku akan bertindak kejam!" bentak Bunga iblis dari neraka sambil menggertak gigi menahan marah.

Siau Hui un tertawa dingin.

"Bagus sekali, kalau betul-betul bernyali, sebutkan siapa namamu!"

"Bunga iblis dari neraka !"

Belum habis perkataan itu, dengan membawa lukanya yang cukup parah Siau Hui un telah putar badan dan kabur dari situ.

Di tengah keheningan yang mulai menyelimuti seluruh jagad, tiba-tiba berkumandang suara tertawa dingin dari belakang. "Heeehhh . . . heeehhh . . . heeehhh Bunga iblis dari

neraka, ilmu silatmu memang terhitung lihay sekali."

Betapa terpsranjatnya. Bunga iblis dari neraka setelah mendengar teguran tersebut, dengan, cepat ia berpaling, tapi paras mukanya Segera berubah hebat.

"Lepaskan dia " hardiknya.

Berbareng dengan bentakan itu, tubuhnya secepat sambaran kilat menyerang ke depan dan berusaha melepaskan Ong Bun kim dari cengkeraman orang itu

"Mundur!" orang itu kembali membentak nyaring, "kalau tetap membangkang, jangan salahkan kalau kubunuh orang ini lebih dulu!"

Mau tak mau Bunga iblis dari neraka harus menarik kembali serangannya sambil menyurut ke belakang, pucat pias wajahnya karena emosi.

"Hiat hay long cu . . . . mau apa . . . mau apa kau?" bentaknya kemudian sambil menahan geram.

Tak salah lagi, yang datang memang Hiat hay long cu ( Si romantis dari Hiat hay ) Teng Kun adanya!

Kembali kejadian ini merupakan suatu peristiwa yang mengejutkan dan sama sekali di luar dugaan orang, siapakah yang akan menduga kalau dia bakal menangkap Ong Bun kim sebagai sandera dikala Bunga iblis dari neraka sedang terlibat pertarungan seru melawan Siau Hui un?

Sekulum senyuman dingin yang sukar di  lukiskan dengan kata kata segera menghiasi raut wajahnya, ia menjawab:

"Ooh . . . .sederhana sekali, aku hanya menginginkan dua biji mata uang kematian yang berada di sakunya!"

Bunga iblis dari neraka tertawa dingin. "Hmmm ..... kau jangan bermimpi di siang hari bolong, mata uang kematian itu telah dibawa kabur orang!"

"Sungguhkah perkataanmu?"

"Kalau tidak percaya, mengapa tidak kau geledah sendiri isi sakunya ?"

Hiat hay long cu merasa perkataan itu ada benarnya juga, sekujur badan Ong Bun kim segera digeledah dengan seksama, kenyataannya kedua biji mata uang kematian itu memang betul betul sudah lenyap tak berbekas.

Paras mukanya segera berubah hebat, bentaknya: "Siapa yang telah membawanya kabur?"

"Ku-jin suseng!" "Sungguhkah itu?"

"Buat apa aku musti bohong?"

Hiat hay. long cu segera tertawa, dalam waktu yang teramat singkat itu pelbagai perubahan berlangsung di atas wajahnya, dia seakan akan sedang memikirkan sesuatu ....

"Hei, sekarang kau dapat melepaskan orang itu bukan?" tegur Bunga iblis dari neraka dengan ketus.

"Aaaah hal ini mana boleh kulakukan?" jawab Hiat hay long-cu sambil tertawa dingin. "Lantas apa yang kau inginkan?"

"Sukar untuk dikatakan!"

Hawa pembunuhan sekali lagi menyelimuti seluruh wajah Bunga iblis dari neraka, serunya:

"Teng Kun, tempo hari aku telah mengampuni selembar jiwamu, jangan kau anggap aku tak mampu membunuhmu. Bila kau berani mengganggu Ong Bun kim barang seujung rambutpun, aku akan suruh kau mampus pula dalam keadaan mengerikan."

Cukup menggidikkan hati orang perkataan dari Bunga iblis dari neraka itu, demikian dingin dan seramnya dapat membuat bulu kuduk orang pada bangun berdiri.

Tapi Hiat hay long cu masih juga tertawa dingin tiada hentinya.

"Heebhh . . . heeebhh . . . beeehhh . . . kau tak perlu mengancam, sebab terhadap persoalan ini, aku tidak begitu memikirkannya di dalam hati!"

"Jadi kau benar benar tak mau melepaskan orang itu?"

Hiat hay long cu tertawa tengik, sambil cengar cengir penuh maksud cabul ia menggoyangkan kipasnya berulang kali.

"Boleh saja bila kau menginginkan kulepaskan orang ini" demikian ia berkata, "cuma ada satu syarat "

"Apa syaratmu itu? Cepat katakan!" Hiat hay long cu tertawa seram.

"Tan Hong hong, tahukah kau bahwa aku Teng Kun sudah lama sangat merindukan dirimu "

"Apa .... apa kau bilang?" teriak Bunga iblis dari neraka dengan mata melotot besar.

Sekali lagi Hiat hay long cu tertawa dingin.

"Kalau kurang jelas baiklah kauterangkan dengan lebih jelas lagi, sudah lama aku Teng Kun jatuh cinta kepadamu .

. . . ."

"Kurangajar, kau pingin mampus " Bunga iblis dari neraka tak dapat mengendalikan hawa amarahnya lagi, sambil membentak keras tubuhnya menerjang ke depan, sebuah pukulan, dahsyat segera disodokkan ke tubuh Hiat hay Iong cu.

Tapi sebelum serangan dari gadis tersebut berhasil mengenai tubuhnya, Hiat hay long cu telah membentak:

"Kalau kau masih juga tak tahu diri, jangan salahkan kalau kubunuh dirinya!"

Mendengar ancaman itu, Bunga iblis dari neraka tak berani sembarangan berkutik lagi, sebab bagaimanapun jua dia musti memikirkan juga keselamatan Ong Bun kim.

Terpaksa sambil menggertak giginya ia menahan gerakan majunya dan berdiri termangu di situ.

Hiat hay long cu tertawa licik, katanya: "Tan Hong hong, jangan kau anggap aku sedang merayumu, apa yang kuucapkan benar-benar merupakan suara hatiku "

"Kentut busukmu!"

"Hai Tan Hong-hong, jangan keburu marah dulu, bagaimana kalau kita bertukai syarat "

"Apa syaratmu?"

"Nona Tan, kau tak usah berlagak bodoh lagi, boleh saja Ong Bun kim kuserahkan kepadamu, tapi kaupun harus ikut diriku!"

Bunga iblis dari neraka bersin beberapa kali, bagaimanapun juga ucapan tersebut telah menimbulkan suatu firasat tak enak dalam hati. nya, tanpa disadari sekujur badannya gemetar keras .... yaaa, kejadian itu merupakan suatu kejadian yang mengerikan dan menakutkan baginya. Tiba tiba ia seperti teringat akan suatu masalah, sambil tertawa dingin ia berkata :

"Hei, aku ingin mengajukan suatu pertanyaan kepadamu!"

"Silahkan nona tanyakan!"

"Apakah keempat buah biji mata uang kematian itu berada di sakumu?"

"Benar!"

Bunga iblis dari neraka mengertak giginya menahan emosi, dalam detik detik itulah dia harus mengambil keputusan cepat, dia teramat mencintai Ong Bun kim, ia harus menyelamatkan selembar jiwanya.

Ia hendak memberikan semua kebahagiaan kepada Ong Bun kim serta meninggalkan penderitaan dan siksaan kepada diri sendiri .... ia telah bertekad hendak menggunakan kesucian tubuhnya untuk ditukar dengan keempat biji mata uang kematian tersebut.

Baginya, jelas peristiwa ini merupakan suatu siksaan batin, suatu penderitaan yang berkepanjangan, tapi kini kenyataan telah berada di depan mata, ia harus berani menghadapi kenyataan tersebut, sebab kecuali berbuat demikian, sudah jelas tiada jalan lain lagi.

Yaa. kejadian itu memang merupakan suatu peristiwa yang kejam dan sadis, seorang gadis rela mengorbankan kesucian tubuhnya untuk ditukarkan dengan benda yang dibutuhkan kekasihnya, kejadian apa lagi yang bisa menangkan peristiwa semacam itu?

Hian hay long cu tertawa terkekeh kekeh, ejeknya: "Wahai nona Tan, ada persoalan apa kau menanyakan

tentang mata uang kematian tersebut?" Setelah mengambil keputusan dalam hatinya, Bunga iblis dari neraka malahan merasa lebih tenang dan lega, ia tertawa ewa.

"Bukankah kau berharap bisa mendapatkan tubuhku?" katanya.

Hiat hay long cu segera tertawa cabul, dengan wajah tengik sahutnya berulang kali.

"Betul! Betul sekali!"

"Boleh saja kalau kau menginginkannya, tapi aku pun mempunyai sebuah syarat Apa syaratmu itu?"

"Kau berikan ke empat biji mata uang kematian dan Ong Bun kim kepadaku, sebagai gantinya akan kuserahkan tubuhku untukmu." Perkataan itu segera mencengangkan hati si romantis dari Hiat hay long cu ini ia menjadi tertegun dan lama sekali berdiri membungkam...

Setelah berpikir beberapa saat, iapun menjawab sambil tertawa dingin:

"Seandainya aku tak dapat memenuhi keinginanmu itu?" "Kubunuh kau!"

Kembali Hiat hay long cu tertawa dingin, lama sekali ia mempertimbangkan persoalan itu, akhirnya ia berkata lagi:

"Baiklah, aku akan menerima syaratmu itu, cuma aku hendak mengajukan pula sebuah syarat yakni setelah kejadian kau dilarang membalas dendam kepadaku!"

Mendengar jawaban tersebut, paras muka Bunga iblis dari neraka berubah hebat, sungguh luar biasa tindakan yang diambil Hiat-hay-long cu, melarangnya membalas dendam? Bukankah hal ini akan memberi kesempatan kepadanya untuk menguarkan berita tersebut di tempat luaran ? Bunga iblis dari neraka merasa menemui kesulitan untuk menjawab, untuk sesaat lamanya ia hanya bisa tertegun di sana.

00ooOdwOoo00

BAB 23

"BAGAIMANA keputusanmu?" tanya Hiat hay long Cu kemudian setelah suasana hening untuk sesaat lamanya.

Bunga iblis dari neraka menggigit bibirnya kencang- kencang, akhirnya ia mengangguk.

"Baiklah, tapi kaupun tak boleh memberitahukan persoalan kita berdua ini kepada siapapun!"

"Baik, aku setujui"

"Kalau begitu, serahkan dulu Ong Bun kim dan keempat biji mata uang kematian itu."

Pelan pelan Hiat hay long cu berjalan kehadapan Bunga iblis dari neraka, kemudian katanya;

"Nona Tan, ilmu silatmu jauh di atas kepandaian silatku, mau tak mau aku musti menotok dulu jalan darahmu, bila permainan kita telah usia nanti kau baru akan kubebaskan kembali."

Air muka Bunga iblis dari neraka amat sayu  dan murung, seluruh perasaannya seakan-akan telah menjadi kaku dan mati rasa, dalam keadaan beginilah dengan suatu gerakan yang aneh Hiat hay long cu menotok jalan darah di atas tubuhnya.

Begitu jalan darahnya tertotok, segenap kekuatan yang berada dalam tubuh Bunga iblis dari neraka menjadi buyar. Sekali lagi Hiat hay long cu tertawa dingin, empat biji mata uang kematian diambil ke luar dan diserahkan kepada gadis itu, sedang Org Bun kim dibaringkan pula ke atas tanah.

Suatu peristiwa yang kejam dan menakutkan akhirnya berlangsung juga . . . Sambil tertawa cabul Hiat hay long cu menarik tangan Bunga iblis dari neraka untuk memasuki sebuah gua karang tak jauh letaknya dari situ...

Di dalam gua itulah dengan gerak gerik yang memuakkan ia menelanjangi gadis itu, lalu menggagahinya secara brutal ....

Ong Bun-kim masih tetap berbaring di atas tanah . . .

tahukah dia, bahwa suatu peristiwa yang memilukan hati telah berlangsung lantaran dia ?

Impian indah pun buyar mengikuti berlangsungnya peristiwa yang memilukan hati itu.

Bagaimanapun jua, gadis itu adalah gadis pertama yang dicintainya, tapi kini gadis tersebut telah menyerahkan kesucian tubuhnya untuk seorang manusia hidung bangor yang cabul dan memuakkan.

Bila suatu ketika ia mengetahui akan kejadian ini, entah bagaimanakah perasaannya ketika itu? Entah kejadian mengerikan apa lagi yang bakal berlangsung?

Yaa, kejadian ini memang tak terbayangkan oleh siapapun, jika Ong Bun kim tahu kalau Bunga iblis dari neraka telah mengorbankan kesuciannya demi menolong keselamatan jiwanya, dapatkah ia menerima pukulan batin yang amat berat itu?

Tak lama kemudian, dari dalam gua ber-kumandang suara gelak tertawa yang amat nyaring, dengan membawa wajah yang puas dan bangga Hiat hay long cu berjalan ke luar dari gua itu dan berlalu dari sana dengan gerakan cepat.

Selang sejenak kemudian, Bunga iblis dari neraka dengan wajah yang pucat dan air mata masih membasahi pipinya berjalan ke luar pula dari gua itu, langkah tubuhnya kelihatan agak sempoyongan ....

Ia tampak begitu sayu, begitu murung dan seperti orang yang kehilangan semangat, terlampau berat pukulan batin yang diterimanya itu, dan pukulan batin tersebut bukan sembarang au orang bisa menahannya.

Tapi ia telah menerima kenyataan tersebut.

Impian yang indah indah kini telah buyar, terkoyak- koyak ditangan seorang iblis.

Yang ditinggalkan untuknya sekarang hanya suatu impian yang menakutkan, suatu kenangan yang buruk dan tak akan terlupakan selamanya, entah perempuan macam apapun, tak nanti mereka akan melupakan kejadian tersebut hingga akhir hayatnya.

Dengan pandangan kosong dan langkah sempoyongan ia berjalan mendekati Ong Bun kim.

Sampai detik itu Ong Bun kim masih tergeletak di tanah dalam keadaan tak sadar.

Akhirnya Bunga iblis dari neraka berhenti di sisi tubuh Ong Bun kim, memandang sang pemuda yang tergeletak dalam keadaan tak sadar itu, tak kuasa lagi ia mendekap di atas tubuhnya dan menangis tersedu sedu.

Sungguh memilukan hati suara tangisannya, semua kesedihan dan penderitaannya dilampiaskan ke luar dalam tangisannya itu. Lama, lama sekali, ia baru menghentikan isak tangisnya, hawa murni lantas disalurkan ke dalam tubuh Ong Bun kim dan berusaha untuk mengobati lukanya.

Kurang lebih setengah jam kemudian, akhirnya Ong Bun kim sadar kembali dari pingsannya ....

Ia duduk bersila dan mengatur sebentar pemapasannya, setelah itu baru tanyanya:

"Enci Tan, ke mana perginya Siau Hui un?" "Ia telah kabur!"

Sorot mata Ong Bun kim segera dialihkan ke atas wajah Bunga iblis dari neraka, mendadak ia temukan paras muka gadis itu berubah menjadi pucat menakutkan, wajahnya tampak begitu layu, begitu luruh hingga mengharukan sekali.

Tergetar juga perasaannya, tanpa sadar ia berseru. "Enci Tan kau sakit?"

Hampir saja air matanya jatuh bercucuran ketika mendengar pertanyaan itu, sambil menahan air matanya agar jangan meleleh ke luar nona itu balik bertanya:

"Masa benar?"

"Yaa, benar, wajahmu kelihatan pucat sekali "

"Mungkin terlalu banyak tenaga yang kugunakan sewaktu bertarung tadi, ketika kau masih tak sadar tadi, Hiat hay long cu telah datang, aku berhasil mendapatkan ke empat biji mata uang kematian itu. "

Ketika berbicara sampai di situ, nona itu betul-betul tak kuasa menahan diri, hampir saja air matanya jatuh bercucuran, ucapan itu jadi terputus sampai di tengah jalan dan ia tak mampu berbicara lebih jauh. Rupanya berita itu jauh di luar dugaan Ong Bun kim, katanya: "Enci Tan, kau berhasil mendapatkan ke empat biji mata uang kematian itu?"

"Benar!"

Dikeluarkannya ke empat biji mata uang kematian itu dan diserahkan ke tangan Ong Bun kim.

Si anak muda itu merasakan hatinya bergolak keras, tentu saja dia tak akan menyangka kalau ke empat biji mata uang kematian tersebut di dapatkan Bunga iblis dari neraka dengan menjual kesucian tubuhnya.

Ketika menerima mata uang kematian itu, sekujur badan Ong Bun kim gemetar keras, katanya penuh luapan rasa haru:

"Enci Tan, aku . . . aku tak tahu bagaimana harus berterima kasih kepadamu "

"Itu bukan terhitung banyak bagimu!" sahut Bunga iblis dari neraka sambil tertawa paksa.

"Enci Tan, mungkin saja aku masih ada kesempatan hidup selama lima hari, dalam lima hari ini dapatkah kita temukan guruku Kui jin suseng, hal ini masih merupakan sultu kejadian yang sukar diduga sebelumnya "

"Kita bisa berusaha mencarinya dengan sepenuh tenaga .

. ". bagaimanapun jua ia harus kita temukan!"

Bunga iblis dari neraka cukup mengerti, bila Kui jin suseng tidak berhasil ditemukan, maka sia-sialah ia mengorbankan kesucian tubuhnya.

"Aaaai Aku kuatir kalau hal ini tidak mudah untuk dilaksanakan!" keluh Ong Bun kim sambil menghela napas.

"Jangan putus asa! Suatu ketika pasti akan kita temukan jejak gurumu itu. Oya, tiba-tiba saja aku teringat akan suatu persoalan, kau merasakan tidak bahwa gerakan jurus silat yang dipergunakan Siau Hui un berasal satu aliran denganmu? Aku menemukan kesamaan-kesamaan dalam gerakan-gerakannya dengan gerakanmu."

"Aaaah . . . Benarkah telah terjadi peristiwa itu?" seru Ong Bun kim tertegun.

"Betul, hanya saja aku tidak habis mengerti, kenapa bisa menjadi demikian "

Tampaknya Ong Bun kim sedang memikirkan sesuatu, tapi ia sendiripun tidak berhasil menemukan suatu "kemungkinan" yang merupakan latar belakangnya, ia merasa banyak persoalan tak mungkin bisa ia jawab sendiri kecuali Kuijin suseng yang menerangkan kesemuanya itu kepadanya.

Sementara semua orang masih termenung, tiba-tiba ia mendengar suara langkah manusia tempat itu itu, dengan cepat ia mendongakkan kepalanya, maka tampaklah Ngo ou tiau khek (si tukang pancing dari lima telaga) yang memakai topi lebar dan membawa alat pancingan itu pelan- pelan berjalan mendekat.

Ong Bun kim agak terkejut, untuk menghindarkan diri dari segala kemungkinan yang tidak diinginkan dia segala melompat bangun.

Pada saat itulah, Ngo ou tiau khek telah tiba dihadapan Ong Bun kim, sesudah memberi hormat katanya:

"Ong saahiap, terimalah salam hormatku ini!"

Ong Bun kim tertegun, ia tak habis mengerti kenapa kakek ini bersikap demikian sungkan kepadanya, padahal sewaktu berada di benteng Tui hong po tempo hari, dengan marah dan penuh perasaan dendam ia bersama Kang Peng putrinya Lui tian jiu telah berlalu dari sana setelah ia menderita kalah di tangannya.

Hanya sebentar Ong Bun kira tertegun, agar tidak kehilangan rasa hormatnya buru-buru ia balas memberi hormat.

"Tidak berani, ada urusan apa kau datang ke mari?" "Ong   sauhiap,   adapun   maksud   kedatangku   hari ini

adalah  khusus  untuk  minta  maaf  atas  kelancangan  serta

keteledoranku hingga mengakibatkan terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan dalam benteng Tui hong po!"

"Apakah locianpwe telah berhasil mengetahui duduk perkara yang sebenarnya?"

"Benar, Kiam hay lak yu memang bukan mati di tangan Ong sauhiap, melainkan telah tewas di tangan seseorang yang lain!"

"Dibunuh oleh Sam jiu hek hou (rase hitam berlengan tiga) ?"

"Kemungkinan benar kemungkinan tidak benar, cuma bagaimanakah duduknya persoalan yang sesungguhnya masih belum bisa dipastikan, sebab hingga kici orang tidak habis mengeri dengan masalah Sam jiu hek hou itu, mengapa ia bisa menggunakan ilmu silat dari enam partai besar."

"Apakab locianpwe tidak tahu kalau dia adalah anak buahnya lembah Sin li kok?"

"Aku tahu!"

"Kokcu dari lembah Sin li kok pun pandai mempergunakan ilmu silat dari aliran enam partai besar!" "Aaaah masa iya ?" seru Ngo ou-tiau khek tertegun, alis matanya yang putih lantas berkenyit, gumamya, "kalau begitu tak heran lagi jangan-jangan... jangan-jangan..."

"Jangan-jangan kenapa?"

"Jangan-jangan antara Kui jin suseng dengan lembah Sin li kok memang mempunyai hubungan?"

Terkesiap Ong Bun km setelah mendengar perkataan itu, sebab kemungkinan begitu memang ada, kalau tidak, kenapa Siau Hui un dapat pula mempergunakan ilmu silat dari aliran enam partai besar?

Terdengar Ngo ou tiau kbek telah berkata lagi:

"Aku rasa hanya seorang yang bisa menjawab semua pertanyaan kita ini, orang itu yakin Kui jin suseng sendiri!"

"Betul!"

"Nah, itulah sebabnya aku datang mencarimu, karena persoalan ini hanya kau saja yang dapat membantu ..."

"Apakah kau mengetahui tentang jejak Kuijin suseng ?" "Benar!"

Jawaban itu segera menggetarkan perasaan Ong Bun kim serta Bunga iblis dari neraka, tanpa disadari serentak mereka seru bersama:

"Dia berada di mana?"

"Berapa hari berselang, di sekitar kota Kay hong dan Lok yang telah muncul jejak dari Kuijin suseng, banyak sekali barang kawalan para perusahaan piaukiok yang kena dia begal!"

"Betulkah kejadian itu?" "tanya Ong Bun-kim dengan wajah berubah. "Benar, lagi pula sebelum turun tangan ia selalu memberi sepucuk surat pemberitahuan kepada lawannya, bahwa dalam tiga hari mendatang dia akan turun tangan."

"Kalau begitu, apakah dia telah munculkan diri kembali?"

"Yaa, semalam Kui jin suseng telah meninggalkan pula sepucuk surat di rumahnya Shen Ting, Sheng cengcu yang berdiam di luar kota Lok yang, katanya dia menghendaki sebilah pedang mestika milik keluarga tersebut !"

Ong Bun kim menjadi sangat girang, serunya dengan cepat:

Kalau begitu, kemungkinan besar besok malam Kui jin suseng akan turun tangan?"

"Benar, justru lantaran kejadian ini, dunia persilatan telah terjadi pergolakan yang amat hebat, pelbagai jago lihay dari segala penjuru termasuk pula jago-jago kelas satu dari enam partai besar, kemungkinan sekali telah berdatangan semua di luar kota Lok yang!"

"Bagus sekali!" pekik Bunga iblis dari neraka. "kebetulan kami memang sedang mencarinya!"

"Apa salahnya kalau kita berangkat bersama untuk menyaksikan kejadian itu?"

"Baik!"

Maka berangkatlah ketiga orang itu menuju ke kota Lok yang.

Keesokan harinya, Ong Bun kin, Ngo ou tiau khek serta Bunga iblis dari neraka telah tiba di perkampungan keluarga Shen yang terletak di luar kota Lok yang.

Waktu itu kentongan kedua tiba, suasana disekehling tempat itu sunyi, senyap tak kedengaran sedikit suarapun. Betul juga, sekeliling hutan yang melingkari perkampungan keluarga Shen, ditemukan terdapat banyak sekali bayangan hitam yang bergerak-gerak, jelas mereka adalah jago-jago persilatan yang datang untuk ikut meramaikan suasana.

Kepada Ong Bun kim, Ngo ou tiau khek segera berbisik: "Perhatikanlah suasana di sekitar tempat ini, aku hendak

menjumpai Shen cengcu lebih dahulu!"

Ong Bun kim mengangguk tanda setuju, dan si tukang pancing dari lima telagapun berlalu dari situ.

Suasana amat hening dan sepi, disekeliling perkampungan keluarga Shen secara lamat-lamat terpancar ke luar selapis hawa pembunuhan yang sangat tebal.

Ditengah keheningan yang mencekam seluruh jagat itulah, tiba-tiba terdengar suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang dari hutan sebelah kiri.

Ong Bun kim amat terkejut mendengar teriakan itu, sebab jeritan ngeri itu cukup membetot sukma orang.

Dengan gerak-gerik yang lincah dan cekatan, si anak muda itu segera melompat ke depan dan menerjang ke arah mana berasalnya suara itu.

Bunga iblis dari neraka tak berani berayal, diapun buru- buru menyusul dari belakang.

Tapi begitu tiba di tempat tersebut, seketika itu juga Ong Bun kim menjadi tertegun.

Sesosok mayat manusia yang berwarna hitam pekat karena sudah terbakar menjadi arang tergeletak di atas tanah. Baru saja dia hendak mendekati mayat itu, langkah kaki manusia yang ramai berkumandang dari belakang, disusul munculnya puluhan sosok bayangan manusia.

Orang-orang itu kebanyakan adalah para jago yang datang untuk menonton keramaian, diantaranya terdapat pula para anak murid dari enam partai besar.

"Inilah mayat keenam yang ditemukan." kedengaran seseorang berkata dengan suara nyaring.

Dengan perasaan tercekat semua orang berpaling ke arah mana berasalnya ucapan itu, ternyata dia adalah seorang kakek berambut putih.

Paras muka Ong Bun kim ikut berubah hebat.

"Mayat ini adalah mayat ke enam yang ditemukan?" bisiknya.

"Yaa, mayat ke enam yang mati di bawah ilmu pukulan yang sama!"

"Ilmu pukulan apakah itu?"

"Aku sendiripun kurang jelas!" sahut kakek yang berambut putih itu sambil tertawa dingin, kemudian ia melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

Pada saat inilah muncul seorang tosu berusia lanjut yang menghampiri ke hadapan Ong Bun kim, lalu setelah tertawa dingin katanya:

"Bukankah kau adalah muridnya Kui jin suseng?" "Benar!"

"Engkau juga yang telah membunuh puluhan orang rekan-rekan kami dari enam partai besar di luar benteng Tui hong po tempo hari?"

"Dugaanmu memang benar!" Toosu itu kembali tertawa dingin.

"Setelah menyelesaikan persoalan gurumu nanti, enam partai besar pasti akan mengirim orang untuk menuntut keadilan darimu "

Selesai berkata ia lantas berlalu dari sana. Tiba-tiba dari antara kerumunan orang banyak terdengar seseorang berseru:

"Hei, bukankah kau sudah terkena pedang Liu yap kiam yang amat beracun ?"

Agak terkejut Ong Bun kim ketika mendengar pertanyaan itu, tanpa sadar ia balik bertanya:

"Dari mana kau bisa tahu?"

"Setiap umat persilatan telah, mengetahui akan kejadian ini, dan lagi menurut berita yang tersiar, konon dalam tiga hari mendatang racun itu akan mulai bekerja serta merenggut nyawamu!"

Terhadap persoalan ini, Ong Bun kim betul-betul merasa tercengang dan sedikit di luar dugaan. Ia tidak mengira sedemikian cepatnya berita itu sudah tersiar luas dalam dunia persilatan, lebih-lebih tidak menyangka kalau setiap umat persilatan telah mengetahui kejadian ini.

Sorot semua orang ditujukan ke arah Ong Bun kim dengan pandangan kaget dan tercekat, sebab nama besar si anak muda itu sesungguhnya tidak berada di bawah gurunya, maka merekapun saling membubarkan diri dan berlalu dari situ.

Kini dalam gelanggang tinggal Ong Bun kim dan Bunga iblis dari neraka, mereka memperhatikan sekejap mayat yang terbakar hingga hangus itu sekejap, kemudian pelan- pelan berlalu dari situ. Di luar perkampungan keluarga Shen, segera diliputi hawa pembunuhan yang tebal dan mengerikan.

Kentongan ketiga baru saja lewat, mendadak....

Suara tertawa dingin yang menyeramkan berkumandang memecahkan kesunyian, suara tertawa dingin itu begitu seram dan dingin seperti es membuat siapapun yang mendengarnya menjadi bergidik dan berdiri semua bulu romanya.

Ketika mereka mencoba untuk mendongakkan kepalanya, tampaklah sesosok bayangan hitam secepat sambaran kilat meluncur ke arah pintu gerbang perkampungan keluarga Shen.

Semua orang yang mendengar suara tertawa dingin itu rata-rata merasakan hatinya bergetar keras.

Paras muka Ong Bun kim mengalami juga perubahan hebat.

Begitu tiba di depan pintu gerbang manusia berkerudung hitam itu berdiri tegak sekokoh bukit karang, lalu memperdengarkan lagi suara tertawa dinginnya yang menyeramkan.

Belum habis suara tertawa dingin itu, seorang kakek berjenggot panjang diiringi empat orang laki-laki berpakaian ringkas telah munculkan diri dari balik pintu.

Tak usah ditanya lagi sudah dapat diketahui bahwa orang itu tak lain adalah cengcu dari perkampungan keluarga Shen.

Setelah saling berhadap-hadapan, Shen-keh cengcu Shen Ting tertawa dingin, lalu tegurnya:

"Tak kusangka kau benar-benar  datang  memenuhi  janji. " -oo00dw00oo-

BAB 24

"SHEN loji, hayo cepat serahkan benda yang kukehendaki !" perintah manusia berkerudung hitam itu seram.

"Maaf, permintaanmu itu tak bisa kukabulkan." "Jadi kau kepingin mampus?"

Bentakan itu penuh disertai dengan hawa membunuh yang tebal, membuat siapa saja yang mendengar bentakan itu akan tercekat dan seram.

Shen Ting tertawa terbahak-bahak.

"Haaahhh. hah haaahhh haaahhh sekaiipun aku orang

she Shen musti mengorbankan selembar jiwaku, tak nanti akan kuserahkan benda mestika keluargaku untukmu!"

"Kurangajar, jadi kau kepingin mampus !"

Tampak bayangan manusia berbaju hitam berkelebat lewat, tahu-tahu secepat sambaran kilat Kui jin suseng telah menubruk ke arah Shen Ting, sebuah pukulan dahsyat segera di lontarkan ke depan.

Betapa cepatnya daya serangan yang di lancarkan itu, seandainya betul-betul bersarang ditubuh lawan niscaya akan mengakibatkan suatu luka dalam yang fatal.

Tapi, dikala Kui jin suseng sedang melepas kan serangannya yang maha dahsyat itulah, tiba-tiba berkumandang suara bentakan keras yang menggelegar dan amat memekikkan telinga:

"Tahan!" Puluhan sosok bayangan manusia berbarengan menerjang ke arah Kui jin Suseng, orang-orang itu tak lain adalah anak murid dari enam partai besar persilatan.

Begitu tiba di tengah arena, serentak orang-orang itu menyebarkan diri dan mengurung Kui jin suseng di tengah gelanggang.

"Hei, mau apa kalian semua?" bentak Kui jin suseng dengan suara yang dingin menyeramkan.

Seorang pendeta yang sudah tua segera tampil ke depan, lalu katanya:

"Aku pikir saudara pasti sudah mengetahui apa maksud kedatangan dari kami enam partai besar persilatan, puluhan tahun berselang, kau pernah melarikan enam kitab pusaka ilmu silat dari enam perguruan besar, maka hari ini bila tidak kau serahkan kembali kepada kami, tak nanti kami enam partai besar akan melepaskan dirimu dengan begitu saja "

Kui jin suseng segera tertawa dingin.

"Heeehhh . . . heeehhh . : . heeehhh kalau begitu lihat

saja bagaimana akhirnya nanti?"

"Jadi, kau benar-benar tak akan menyerah-kepada kami?" "Kalau yaa kenapa?"

"Kalau begitu, jangan salahkan kalau kami orang-orang dari enam partai besar akan menyalahi dirimu!"

Begitu selesai berkata, pendeta tua itu segera melompat ke depan dan secepat sambaran kilat menerjang ke arah tubuh Kuijin suseng, sebuah pukulan dahsyat dilontarkan ke depan dengan hebatnya.

Hebat sekali tenaga pukulan yang disertakan dalam serangan yang dilancarkan pendeta tua itu, rupanya Kui jin suseng tahu kelihayan orang, cepat-cepat dia melejit ke samping dan tidak berani menyambut serangan tersebut dengan keras lawan keras.

Belum sampai Kui jin suseng berpijakkan kakinya ke tanah, kembali cahaya tajam berkelebat lewat dan serentetan bayangan pedang tahu-tahu sudah menyambar lagi tubuh Kui jin suseng.

Mendadak....

Dentingan suara khim pembetot nyawa berkumandang memecahkan kesunyian, kontan jago-jago dari enam partai besar merasakan hatinya seperti disayat-sayat dengan pisau tajam, karena tak tahan serentak mereka melompat mundur ke belakang.

Menggunakan kesempatan inilah dengan suatu gerakan yang cepat seperti sambaran kilat Ong Bun kim melayang masuk ke dalam arena.

Paras muka semua jago dari enam partai besar berubah hebat, sorot mata mereka sama-sama ditujukan ke wajah Ong Bun kim.

Selapis hawa membunuh yang tebal dan mengerikan telah menyelimuti seluruh wajah Ong Bun kim, ditatapnya wajah Kui jin suseng yang berkerudung hitam itu tajam tajam, lalu bertanya:

"Kui jin suseng, akhirnya aku berhasil menemukan kembali jejakmu kau tidak mengira bukan?"

"Mau apa kau?"

"Kui jin seseng! Aku ingin bertanya kepadamu, kenapa kau membunuh ayahku? Hayo jawab!"

Hawa membunuh yang lebih tebal dan mengerikan sekali lagi menghiasi wajah si anak muda itu. "Kalau aku enggan berbicara?" ejek Kuijin suseng sambil tertawa sinis.

Bunga iblis dari neraka yang berada di sisinya tiba-tiba ikut menghardik dengan suara keras:

"Kui-jin suseng, serahkan mata uang kematian yang berada di tanganmu itu kepadaku..."

"Untuk apa?"

"Ong Bun-kim telah terkena pedang beracun Liu-yap-tok

- kiam, kecuali mata uang kematian tak ada cara lain yang bisa menyelamatkan jiwanya lagi."

"Ia terkena tusukan pedang beracun Liu-yap-tokiam ?" "Benar!"

"Tidak, aku tak bisa menyerahkan mata uang kematian tersebut kepada dirimu."

"Kui-jin suseng, aku matipun tiada mengapa" bentak Ong Bun-kim penuh terpengaruh emosi, "tapi kau harus memberitahukan kepadaku mengapa kau telah membunuh ayahku!"

"Tidak, aku tidak akan mengatakannya kepadamu!" "Kalau    kau    tidak    mengatakannya    kembali, jangan

salahkan kalau aku hendak turun tangan untuk membunuh

dirimu!" bentak Ong Bun-kim. Selapis hawa membunuh yang belum pernah terlihat sebelumnya telah menyelimuti seluruh wajah Ong Bun kim, sambil menggenggam harpa besinya selangkah demi selangkah ia maju ke dapan dan mendekati kehadapan Kui jin suseng.

Mendadak. .... Ia membentak keras, kemudian tubuhnya menerjang ke arah Kui jin suseng dan harpa besinya, secepat sambaran kilat menyambar ke arah dada serta pinggang lawan.

Bersamaan dengan serangan yang dilancarkan Ong Bun kim, Bunga iblis dari neraka membentak keras pula: "Tahan!"

Ia memutar tubuhnya dan menghadang di hadapan Ong Bun kim.

Dengan geram dan mendongkol si anak muda itu segera membentak keras:

"Mau apa kau?"

"Kau tak boleh turun tangan lagi!"

Benar, ia memang tak boleh turun tangan lagi, sebab kalau tidak sisa kehidupannya yang tinggal tiga-lima hari itu mungkin akan musnah juga pada saat itu,

"Tidak, bagaimanapun jua aku harus membunuhnya sampai mati!" bentak Ong Bu kim ketus.

"Serahkan saja orang itu kepadaku!"

"Tidak, aku harus membunuhnya dengan tanganku sendiri. "

Belum habis si anak muda itu berbicara, mendadak bentakan dingin berkumandang memecahkan kesunyian, secara tiba tiba Kui-jin suseng melancarkan sebuah  pukulan, kemudian tubuhnya berputar kencang dan meluncur ke arah hutan.

Tindakan Kui-jin suseng yang secara tiba-tiba kabur meninggalkan gelanggang ini sama sekali berada di luar dugaan semua orang, bahkan Ong Bun kim sendiripun tertegun dan berdiri kaku di tempat. "Hai, mau kabur ke mana kau?" serentak jago jago dari enam perguruan besar itu membentak nyariog.

Puluhan sosok bayangan manusia, bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya serentak meluncur ke depan dan melakukan pengejaran secara ketat.

"Kau anggap bisa kabur dengan begitu saji?" Bunga iblis dari neraka itu pula membentak nyaring.

Tubuhnya lantas melejit ke depan dan melakukan pengejaran pula dengan kecepatan luar biasa.

"Enci Tan, kembali!" tiba tiba Ong Bun kim membentak keras.

Mendengar bentakan itu, mau tak mau Bunga iblis dari neraka terpaksa harus menghentikan pengejarannya, dengan rasa heran dan tidak habis mengerti ia berpaling seraya bertanya;

"Hei, kenapa kau memanggil aku?" "Kembali!"

Meskipun perasaannya tercengang dan pikirannya bingung oleh tindak tanduk anak muda itu, toh Bunga iblis dari neraka pelan-pelan berjalan kembali juga.

Dari tempat kejauhan sana secara lamat-lamat kedengaran suara bentakan bentakan nyaring masih menggelegar memecahkan keheningan.

Setibanya di hadapan Ong Bun kim, dengan rasa ingin tahu Bunga iblis dari neraka bertanya:

"Kenapa kau tidak mengijinkan aku untuk menyusul orang itu?"

Ong Bun kim segera tertawa getir. "Enci Tan, tak usah dikejar lagi, sebab pada hakekatnya orang itu bukan Kui jin suseng. . ."

"Apa? Dia dia bukan Kui jin suseng?"

"Betul, dia bukan Kui jin suseng, melainkan seseorang yang sedang mencatut namanya!"

"Dari . . . dari mana kau bisa tahu?"

"Lengan kiri Kui jin suseng sudah kutung, tak mungkin tangan kirinya itu bisa dipergunakan lagi, tapi orang itu melancarkan serangannya dengan tangan kiri, padahal hal ini tak mungkin bisa terjadi . . . sebab itulah aku lantas menyimpulkan bahwa dia adalah seseorang yang sedang mencatut nama Kui jin suseng."

Bunga iblis dari neraka merasa amat terkejut sesudah mendengar keterangan itu, untuk sesaat ia sampai berdiri tertegun di tempat semula.

"Dan lagi, aku berani memastikan bahwa orang yang telah mencatut nama Kuijin suseng itu adalah seorang perempuan" kembali Ong Bun kim berkata, "sebab ketika melancarkan serangan tadi aku telah menjumpai jari-jari tangannya yang kecil, ramping dan halus, sudah jelas jari- jari tangan seorang perempuan !"

"Kenapa orang itu akan mencatut nama gurumu untuk melakukan perbuatan perbuatan demikian?"

"Entahlah, aku sendiripun merasa kurang jelas!" berbicara sampai di sini Ong Bun kim menghela napas panjang, kembali lanjutnya:

"Dia tak bakal menampakkan diri, selamanya tak akan menampakkan diri lagi!"

Bunga iblis dari neraka merasakan hatinya bergetar keras, sebab jika Kui jin suseng tidak berhasil ditemukan, maka nyawa Ong Bum kim tak akan tertolong lagi, itu berarti pengorbanan tubuhnya juga sia-sia belaka.

"Enci Tan" kembali Ong Bum kim bertanya "sesungguhnya aku masih bisa hidup berapa hari lagi?"

"Paling sedikit tiga hari dan paling banyak lima hari !" Mendengar itu pemuda tersebut tertawa getir.

"Kalau begitu, aku harus menyusun dulu sebuah rencana jangka panjang " bisiknya.

"Rencana jangka panjang?"

"Yaa, rencana jangka panjang, aku bakal mati . . ini merupakan suatu kenyataan yang tak dapat dibantah atau disangkal, tiga hari akan lewat dalam sekejap mata, mau tak mau aku harus memikirkan bagi masa-masa selanjutnya . .

."

"Masa selanjutnya?"

"Ya masa selanjutnya! Enci Tan, percayakah kau bahwa aku adalah seseorang yang sudah hampir mendekati ajalnya?"

"Kau tidak akan mati "

"Sekarang bukan masanya yang tepat untuk mengucapkan segala macam kata-kata hiburan, enci Tan, barsediakah kau untuk mengabulkan sebuah permintaanku?"

"Apa permintaanmu itu?" "Kawinlah dengan aku!" "Apa? Kawin dengan kau?" Tiba-tiba sekujur badan Bunga iblis dari reraka gemetar keras, perkataan itu benar-benar merupakan sebuah perkataan yang sangat mengejutkan hatinya.

"Benar" jawab Ong Ban kim, "aku minta agar kau bersedia kawin denganku, dalam tiga hari ini kita harus menjadi suami istri yang paling baik dan bahagia, sebab tiga hari kemudian aku bakal mati, walaupun bagimu peristiwa iai merupakan suatu peristiwa yang tragis dan mengenaskan hati, tapi setelah aku mati nanti, aku berharap aku bisa mempunyai seorang anak yang bisa membalaskan dendam bagiku, bersediakah kau enci Tan?"

Ucapan tersebut benar-benar menghancurkan perasaan Bunga iblis dari neraka.

Perkataan itu ibaratnya sebilah pedang tajam yang mengoyak hati Bunga iblis dari neraka, kalau bisa dia ingin menangis sepuas-puasnya, tapi dalam keadaan demikian ia tak sanggup untuk menangis seperti apa yang diinginkan.

Ong Bunkim mana tahu kalau tubuhnya telah dijadikan hadiah? Mana dia tahu kalau perawannya telah direnggut oleh Hiat hay long cu demi bisa memperoleh empat biji mata uang kematian guna menyelamatkan selembar jiwanya?

Ditatapnya wajah Bunga iblis dari neraka yang penuh penderitaan dan siksaan itu, kemudian kembali bertanya:

"Enci Tan, bersediakah kau memenuhi keinginanku ini?" "Aku "

Bunga iblis dari neraka merasakim tenggorokannya seperti tersumbat oleh sesuatu benda, tidak! tahan lagi ia menangis tersedu-sedu, di tubruknya Ong Bun kim lalu dipeluknya erat-erat, di sana ia melampiaskan seluruh rasa sedihnya yang selama ini tertumpuk di dalam hati..... Dengan penuh kasih sayang Ong Bun-kim membelai rambutnya yang hitam - mulus, lalu bisiknya dengan lembut:

"Kenapa kau? Apakah kau tidak bersedia?"

"Aku . . . aku . . . bagaimana kalau aku memikirkannya lebih dahulu ...?"

Suara isak tangisnya sungguh memilukan hati, bagaikan hujan gerimis air matanya jatuh bercucuran, Ong Bun kim ikut bersedih hati dibuatnya.

Bunga iblis dari neraka tak ingin melukai perasaan Ong Bun kim, maka ia harus mempertimbangkan dahulu masalah ini, padahal persoalan itu sudah tak perlu dipertimbangkan lagi, karena ia tak dapat menikah dengan orang yang paling dicintainya ini.

Ia merasa tubuhnya sudah ternoda, selaput perawannya telah dilalap oleh Hiat hay longcu, ia merasa tidak pantas tubuhnya yang telah ternoda itu dipersembahkan untuk kekasih hatinya.

Ya, ia tak dapat berbuat demikian, apa yang bisa dilakukan sekarang hanya mengulur waktu sedapat mungkin.

"Kalau begitu, mari kita tinggalkan tempat ini" bisik Ong Bun kim.

"Ke mana kita akan pergi?"

"Akan kucari suatu tempat yang baik agar kau bisa mempertimbangkan persoalan ini sebaik-baiknya, aku akan menantikan dirimu!"

"Tidak!"

"Enci Tan, kau ... kau menolak?" "Aku "

Ong Bun-kin segera menghela napas panjang.

"Aaaai... aku tak dapat memaksamu, walaupun kau pernah mencintaiku, aku pun pernah kau selamatkan jiwanya, tapi aku dapat merasakan bahwa banyak kesulitan yang sedang kau hadapi, yaa ketika berpisah untuk pertama kalinya dulu, bukankah kau telah pergi meninggalkan aku

....?"

"Adik Ong ..." air matanya bercucuran semakin deras, saking sedihnya ia sampai tak mampu berkata kata lagi.

"Terhadap dirimu, aku belum pernah bisa memahami" kata Ong Bun kim lagi. "sudahlah, lebih baik kita berpisah sampai di sini saja."

Selesai berkata ia lantas putar badan dan berlalu dari situ.

Ketika memutar tubuhnya itu, dua titik air matanya  jatuh berlinang membasahi pipinya, ia bukan  merasa sayang karena hidupnya sudah hampir berakhir, tapi ia merasa terluka hatinya karena pinangannya ditolak mentah- mentah oleh orang.

Dia adalah seorang pemuda yang cerdik, dari kepedihan serta kemurungan yang mencekam wajah Bunga iblis dari neraka, ia telah menemukan bahwa sesungguhnya ia tidak benar-benar mencintainya.

Tapi pernahkah dia menduga bahwa Bunga iblis dari neraka bersikap demikian karena ia sudah ternoda dan merasa tak pantas untuk mempersembahkan tubuhnya yang sudah tak perawan itu untuk kekasihnya?

Ketika pemuda itu memutar tubuhnya sambil melangkah pergi, Bunga iblis dari neraka merasakan hatinya benar- benar hancur lebur, teriaknya dengan amat pedih: "Adik Ong, kau . . . kau tak dapat memahami hatiku, aku "

"Yaa, aku memang tak dapat memahami dirimu, selanjutnya mungkin tiada kesempatan lagi bagiku untuk berusaha memahami hatimu. "

Berbicara sampai di situ, ia melanjutkan kembali langkahnya untuk berlalu meninggalkan tempat tersebut.

"Adik Ong!" kembali bunga iblis dari neraka berseru, "kau.... tidak bersediakah kau untuk melakukan perjalanan bersama-samaku ?"

"Hal itu cuma akan menambah kesedihan dan kepedihan dihati masing-masing, lebih baik kita berpisah sampai disini saja."

Belum habis perkataan dari Ong Bun-kim itu, mendadak...

Suara bentakan nyaring berkumandang memecahkan kesunyian, Ong Bun kim merasa hatinya tergerak, dengan cepat ia melompat ke depan dan memburu ke arah mana berasalnya bentakan tadi.

Di situ kini hanya tertinggal Bunga iblis dari neraka yang amat sedih dan merasa hatinya sudah tercabik cabik dan hancur lebur tak karuan lagi.

Sementara itu Ong Bun kim telah memburu ke depan, begitu tiba di tempat tujuan tampaklah jago-jago dari enam partai besar sedang mengerubuti seorang perempuan berkerudung dan terlibat dalam suatu pertarungan yang amat seru.

"Berhenti!" bentakan nyaring kembali menggelegar memecahkan keheningan disekitar sana. Bentakan itu keras sekali bagaikan guntur yang membelah bumi disiang hari bolong, sedemikian kerasnya sampai membuat telinga semua orang merasa mendengung keras.

-oo00dw00oo-

BAB 25

DENGAN terkejut jago jago dari enam partai besar segera menarik kembali serangannya dan pelan-pelan mundur ke belakang..."

Mereka mencoba untuk menengok sekeliling tempat itu, tapi suasana amat sepi dan hening, sesosok bayangan manusiapun tidak tampak.

Seorang pendeta tua yang berada dalam gelanggang segera menegur dengan lantang.

"Siapa di situ?" "Aku..."

Bayangan manusia berkelebat lewat" dan tahu tahu lima kaki di belakang mereka telah bertambah lagi dengan sosok bayangan hitam.

Semua orang merasa terperanjat dengan kemunculan bayangan hitam itu, sementara Ong Bun kim yang menjumpai kemunculan bayangan manusia itupun segera mencorong sinar tajam dari matanya, dia awasi manusia berbaju hitam itu tanpa berkedip.

"Sungguh besar amat nyalimu!" bentak bayangan hitam tersebut dengan gusar, "tak kusangka kau berani mencatut namaku untuk berbuat keonaran di tempat ini!" Semua orang menjerit tertahan, sekarang mereka baru tahu kalau bayangan hitam yang barusan muncul inilah Kui jin suseng yang sesungguhnya.

Hawa membunuh yang tebal mulai menyelimuti wajah Ong Bun kim yang masih juga menyembunyikan diri.

Jago-jago dari enam partai besar sama-sama berdiri tertegun dengan wajah bingung, mereka tidak habis mengerti apa gerangan yang sesungguhnya telah terjadi.

Mendadak ....

Bayangan manusia berbaju hitam berkelebat lewat, dengan suatu gerakan yang amat cepat Kui jin suseng melompat ke hadapan perempuan berkerudung hitam itu, lalu bentaknya keras-keras:

"Mengapa kau mencatut namaku?" "Kau adalah Kui jin suseng?" "Betul!"

"Yang asli atau yang gadungan?" "Kurangajar, kau cari mampus!"

Di tengah bentakan yang amat nyaring, Kui-jin suseng melancarkan sebuah pukulan dahsyat ke depan.

Dengan suatu gerakan yang lincah perempuan berkerundung hitam itu melejit ke samping untuk menghindarkan diri dari ancaman maut itu.

Pada saat yang bersamaan pula, pendeta tua yang menjadi pemimpin rombongan jago-jago enam partai telah maju sambil membentak:

"Tahan, sesungguhnya siapa diantara kalian berdua yang benar-benar adalah Kui jin suseng?" "Aku!" Kui jin suseng segera menyahut. Perempuan berkerudung hitam itu tertawa dingin.

"Kui - jin suseng, akhirnya aku berhasil menggunakan namamu untuk memancing kemunculanmu . . . ." serunya keras.

"Kau..."

Perempuan berkerudung hitam itu segera melepaskan kain cadar yang menutupi wajahnya, ketika sinar mata semua orang ditujukan ke arahnya, hampir saja mereka menjerit kaget, termasuk juga Ong Bun kim diantaranya...

Ternyata perempuan berkerudung itu bukan lain adalah Lan Siok ling. !"

"He, apa maksudmu yang sebenarnya?" bentak Kui jin suseng dengan geramnya.

"Kui jin suseng, kau telah membunuh ayah dari muridmu, sesungguhnya karena apa? Kenapa kau tak berani berjumpa dengannya ?"

Ong Bun kim tidak menyangka kalau tujuan Lan Siok ling memancing kemunculan Kui jin suseng adalah lantaran persoalan ini, kesemuanya itu membuat Ong Bun kim merasa amat berterima kasih sekali.

Sebaliknya Kui jin suseng sendiri malah berdiri tertegun dan untuk sesaat tak tahu apa yang musti dilakukan.

Pendeta tua yang berada di hadapannya segera bertanya pula:

"Betulkah kau adalah Kui jin suseng?" "Betul!"

"Lantas apakah enam jilid kitab pusaka dari enam partai besar telah kau curi?" "Benar!"

"Aku harap kitab-kitab itu segera diserahkan kembali kepada kami..."

"Dalam setahun mendatang, aku Kui-jin suseng pasti akan mengembalikannya kepada kalian. "

"Ketika pertama kali kau melarikan enam jilid kitab pusaka dari enam partai besar, sesungguhnya dengan tujuan apa?"

"Tentang soal ini lebih baik tak usah taysu ketahui. "

"Hari ini bila kau tidak serahkan kembali ke enam jilid kitab pusaka itu kepada kami, jangan harap bisa tinggalkan tempat ini dengan selamat. "

Begitu selesai berkata, sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke depan.

Ketika pendeta tua itu sudah bersiap-siap melancarkan serangannya, secepat sambaran kilat Ong Bun kim meluncur ke depan, kemudian bentaknya keras-keras:

"Tahan!"

Bayangan manusia berkelebat lewat, dan tahu-tahu ia sudah berdiri di hadapan Kui-jin suseng.

Kemunculan Ong Bun-kim yang sama sekali tidak terduga itu sungguh mengejutkan hati Kui jin suseng, tanpa disadari ia mundur beberapa langkah ke belakang.

"Kui-jin suseng!" Ong Bun-kim segera membentak dengan suara keras, "akhirnya aku berhasil menjumpai dirimu kembali, kenapa tidak kau lepaskan topeng yang kau kenakan itu?"

Seluruh badan Kui-jin suseng gemetar keras. "Kui-jin suseng, benarkah kau telah membunuh ayahku?" tanya anak muda itu lagi.

-oo0dw0oo--
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar