Patung Emas Kaki Tunggal Jilid 21

 
Jilid 21

LI SEK HONG PAHAM maksudnya, lekas ia keluarkan pedang buntungnya, lalu ia menggeremet naik kesebelah atas katanya. “Biarlah kugantikan bertahan disana, Hujin bisa bebas bergerak untuk menghadapinya.”

Gwat hoa Hujin manggut serta mengiakan, tiba tiba ia mencabut pedangnya, sementara secepat kilat Li Sek hong melesat naik memasukkan pedangnya kedalam bekas lubang pedang pendek itu, sebelah tangan memegang kencang gagang pedang sementara tangan lain memeluk kedua kaki Gwat hoa Hujin serta mengangkatnya keatas, sehingga badan dan kedua tangannya tergerak leluasa. Gerakan ini dilakukan dalam waktu yang amat singkat dan lagi mencabut pedang dan mengganti pedangnya semua dilakukan dengan meminjam cahaya sinar kedua mata ular yang mendatangi, semakin dekat, sehingga mereka bisa bekerja secara sempurna.

Jarak kedua pihak sudah cukup dekat, luncuran ular itu juga semakin cepat seperti angin lesus saja mendadak menerjang kearah mereka berdua. Kebetulan Gwat hoa Hujin bisa memapak kedatangannya, pedang pendeknya terangkat keatas menusuk tujuh dim bawah lehernya, gerak gerik kedua pihak sama cepat, maka dengan telak pedang pendek kedalam badan siular, tujuh dim dibawah leher ular justru letak kelemahannya yang mematikan.

Mulut ular terpentang lebat dan berdesis beberapa kali, cahaya matanya semakin guram dan sirna. Gwat hoa Hujin merasakan badan ular meronta ronta dan akhirnya menjulur turun bergerak lagi, untunglah ia bekerja cekatan, hampir saja pedang pendeknya ikut terbawa jatuh kebawah.

Dari sebelah atas didengarnya helaan napas panjang, disusul cahaya guram bergerak turun lambat lambat. Gwat hoa Hujin menyangka ular beracun lagi yang meluncur turun lekas ia menyedot napas meningkatkan kewaspadaan. Tapi setelah jarak menjadi dekat baru mereka melihat jelas, cahaya itu ternyata adalah sebuah kutungan lilin yang menyala.

Karuan Gwat Hoa Hujin melengak heran, serunya keatas. “Apa apaan maksudmu ini?”

Dari atas terdengar jawaban dingin. “Kalian bisa tidak mampus dalam sumur jebakan lolos pula dari tipu dayaku, ketiga kali jebakkanku berhasil kau hindari, sudah tentu aku harus menyambut kalian keatas sesuai dengan janjiku tadi ...”

Gwat hoa Hujin jadi ragu ragu dan melongo, apakah dia harus percaya atau tidak. “Menghemat tenaga kalian, kalau kalian tidak percaya, masakah aku sudi memberikan pertolongan cuma cuma, silahkan kalian merambat naik pelan pelan saja.” habis berkata pelita lilin itu pelan pelan terangkat naik lagi.

Karuan Gwat hoa Hajin gugup, cepat ia berteriak.”Tunggu sebentar!” sebelah kakinya terangkat menjungkir pundak Li Sek hong sehingga badan orang mencelat naik kearah kayu melintang itu.

Sementara Gwat hoa Hujin sendiri pun melejit jumpalitan meraih kayu itu sehingga keduanya terayun ayun goyang gontai di tengah udara.

Kayu itu pelan pelan terangkat naik, dari atas terdengar pula suara dingin itu berkata.”Nyali kalian sungguh tidak kecil, masakah tidak takut aku mencelakai pula jiwa kalian?”

Bercekat hati Gwat hoa Hujin, namun mulutnya berteriak.”Kami percaya akan ucapanmu, mana berani naik keatas kayu ini, kalau kau memang hendak main main dengan segala akal licikmu silahkan lakukan saja, kami tidak akan perduli!”

Tengah bicara kayu itu terangkat semakin cepat, sekejap saja sudah tiba dilubang besar yang dikatakan oleh Li Sek hong tadi, disini kayu berhenti, namun tiada kelihatan bayangan seorangpun disini.

Tak tahan segera Gwat hoa Hujin berteriak.”Hai, dimana kau!”

Lubang besar itu amat gelap dan tidak terdengar reaksi apa apa, sinar lilin diatas kayu lintang itu memancarkan cahaya kekuningan, menyinari empat lima kaki sekeliling nya, kiranya di sebelah depan sana adalah tanah datar cukup untuk berpijak.

Kejap lain mereka sudah melompat turun dipinggir lubang besar itu, Gwat hoa Hujin angkat lilin diatas kepalanya berjalan kesebelah depan. Karena orang tadi mengatakan tempat itu adalah Jian coa kok, malah beruntun mereka disergap oleh ular ular berbisa, maka dengan rasa was was dan kebat kebit mereka maju terus kedepan dengan langkah hati hati dan pelan pelan.

Akan tetapi mereka sudah jalan setengah harian, sepanjang jalan ini tiada seekor ularpun yang mereka lihat, demikian juga tiada nampak bayangan seorangpun. Sedang orang yang bicara disebelah atas tadi entah kemana pula.

Lorong panjang yang mereka lewati cukup lebar dan besar, cuma keadaan disini amat lembab, sehingga hawanya amat apek dan mengganggu pemapasan. Mereka naik lebih lanjut, tak lama kemudian jalanan menanjak naik semakin tinggi, keadaan disini rada kering, waktu Gwat hoa Hujin angkat kepala, tampak tak jauh didepan sana tampak sebuah lubang keluar, meski cahayanya masih remang remang, namun hati menjadi lega dan senang. Dengan langkah lebar mereka mempercepat kearah sana.

Jarak menuju kearah lubang terang itu ternyata masih cukup jauh dan harus melewati beberapa jalan bercabang entah menembus kemana, sepanjang jalan ini mereka tidak buka suara, namun baru saja Li Sek hong berkata, tiba tiba didengarnya suara keresekan dari sebelah samping sana, begitu ia memandang kearah sana, tak tahan lagi segera ia menjerit kaget.

Gwat hoa Hujin juga mendengar suara ini, cepat ia mencegat disebelah depan dan membentak.”Jangan takut! biar aku yang menghadapinya!” dimulut ia berlaku garang, sebenarnya hatinyapun sudah gugup dan kebingungan.

Karena dari sebelah kiri sana sedang mendatangi seekor mahluk aneh yang belum pernah meraka lihat selama hidupnya. Badannya tinggi seperti manusia, dibawah sinar bintang yang kelap kelip, tampak seluruh tubuhnya dilumuri sisik sisik warna hijau kehitaman, kepala dan kaki tangannya menyerupai bentuk manusia, namun seluruh kulitnya tertutup rapat oleh lembaran sisik yang kecil kecil Gwat hoa Hujin sudah mengacung pedang pendeknya, baru saja ia hendak menyerang mendadak mahluk aneh ini bersuara.”Jangan bergerak! Aku tidak ingin bergerak dengan kau ditempat dan disaat ini juga” suaranya juga dingin, namun bukan suara yang bicara disebelah atas tadi.

Batal menyerang Gwat hoa Hujin masih berlaku waspada, pedang melintang didepan dada, bentakanya.”Jangan kau maju mendekat!”

“Li Sek hong!” mahluk aneh itu tiba tiba tertawa dingin suaranya jelas adalah seorang perempuan,.”Adalah jamak kalau kau tidak menalar bentuk rupaku yang menakutkan ini, masakah suara akupun kau tidak mengenalnya lagi?” sembari bicara mahluk aneh itu angkat sebelah tangan meraih keatas muka nya.

Ternyata mukanya mengenakan kedok kulit ular, setelah kedok kulit ularnya itu ditanggalkan, maka terlihatlah seraut wajah yang rupawan, kedua biji matanya yang bundar besar memancarkan cahaya kilat yang dingin.

Begitu melihat raut muka itu, seketika Li Sek hong melengking pula. “Sumoy!! Bagaimana bisa kau adanya!” ternyata mahluk aneh yang mengenakan kulit ular ini bukan lain adalah sumonya Liu Ih yu.

Kata Liu Ih yu tertawa dingin.”Li Sek hong, jangan kau panggil aku sumoy lagi, di atas Sin li hong mulai kau bertekad hendak membunuh aku maka hubungan persaudaraan kami sejak kecil sudah putus!”

Li Sek hong menjadi tercengang, ia terdiam membayangkan tindakannya waktu itu yang memang cukup kejam, sesaat ia jadi bingung bagaimana ia harus bicara, setelah merandek dia berkata. “Sumoy, cara bagaimana kau bisa tiba ditempat ini?” “Aku bukan sumoymu!” sentak Liu Ih yu.

“Sumoy, terserah betapa bencimu kepadaku, bagaimana juga kau masih menjadi sumoy ku!”

“Waktu diatas Sin li hong, kaulah yang pertama yang mengusulkan untuk membunuh jiwaku!”

“Memang, karena sejak kecil kulihat kau tumbuh dewasa, aku teramat paham akan segala galamu. Sejak dilahirkan kau mempunyai bawaan watak yang kejam, kalu ada Toa suci dia masih kuasa menekan sepak terjangmu, kalau Koan San gwatpun suka mengawini kau, mungkin mereka bisa merubah watakmu ini tapi begitu orang ini ada di sampingmu maka terpaksa aku harus bertindak tegas. …”

Sorot dingin kedua biji mata Liu Ih yu memancar semakin menyala desisnya bengis.”Apakah kau sekarang masih juga mau membunuh aku?”

“Ya, asal tenagaku mampu aku tidak akan mengubah niatku itu. Tapi hubungan persaudaraan kita masih tetap ada, mungkin setelah aku berhasil membunuh kau, aku pun bisa menyusul kealam baka. Kubunuh kau supaya kejahatan tidak tumbuh, demi keadilan dan kebenaran, kususul kau mati adalah karena hubungan pribadi.” Ucapannya ini boleh dikata cukup merasuk dan mengetuk sanubari, tetapi sedikitpun Liu Ih yu tidak terpengaruh oleh kata katanya jengeknya dingin.”Masakah benar kau sudi mampus bersamanaku?”

Li Sek hong menghela napas ujarnya. “Kenapa tidak? Masa depan bagaikan mimpi kehidupan akan datang kosong dan hampa, kehidupan jiwa bagi aku sudah tidak perlu di gandoli lagi. ”

Kata katanya ini agakanya cukup berpengaruh dan meluluhkan kekerasan hati Liu Ih yu, dengusnya. “Li Sek hong, orang lain tidak perlu dibicarakan, hanya kau seorang boleh kuberi sedikit maaf, aku percaya didalam tekadmu untuk membunuh aku sedikitpun tidak terkandung rasa jelus atau demi kepentingamu pribadi, akan datang suatu hari disaat aku sudah tidak ingin hidup lebih lama lagi, pasti aku akan menyempumakan keinginanmu, supaya aku mampus di tanganmu, tapi sekarang belum tiba saatnya, masih banyak urus an yang belum sempat kuselesaikan. ”

Melihat nada bicara orang sudah lembek segera Li Sek hong bertanya. “Cara bagaimana kau bisa berada di tempat ini?”

Liu Ih yu menjadi marah pula, katanya.”Tidak ketempat ini dimana aku bisa menempatkan diriku. Kelompok Cia Ling in tidak mau melepaskan diriku, demikian pula kalian mengejar ngejar aku hendak mencabut jiwaku. Mengndal lwekang dan kepandaianku sekarang belum setimpal aku berlawanan dengan kalian, sudah tentu aku harus menyembunyikan diri disuatu tempat yang tidak mungkin bisa kalian temukan.”

“Maksudku cara bagaimana kau bisa berubah bentuk seperti itu?”

“Jangan kau menghina bajuku yang menjijikan ini, asal aku mengenakan pakaian kulit ular sakti ini, siapa saja jangan harap bisa melukai aku.”

Pada waktu itu juga di tengah udara terdengar suara desisan yang keras. Liu Ih yu segera mengulap tangan dan berkata. “Coa Ki (selir ular) suruh aku membawa kalian!

Hayolah ikut aku!”

“Siapakah Coa Ki itu?” tanyangwat hoa Hujin.

Liu Ih yu mendelikkan mata tanyanya.”Siapakah Hujin itu?” “Dia adalah Le Hujin ibu kandung Koan kongcu!”

Liu Ih yu melengak, ujarnya. “Koan San Gwat masih punya ibu, kenapa dia tidak pernah membicarakan hal ini kepadaku ” Tergetar hati Li Sek hong sama Gwat hoa Hujin, tanyanya.”Kau tahu dimana sekarang Koan kongcu berada?”

Liu Ih yu tersenyum manis, sahutnya. “Sudah tentu tahu !” “Dimana?” hampir berbareng Gwat hoa Hujin berdua

bertanya.

“Disini juga!” sahut Liu Ih yu kalem.

Lega hari Gwat hoa Hujin, paling ia sudah mengetahui jejak putranya, namun ia masih rada kuatir juga, lalu tanyanya pula. “Cara bagaimana dia bisa sampai disini?”

“Kalau dikatakan memang kebetulan.” demikian tutur Liu Ih yu.. “Aku mendapat perintah dari Coa Ki pergi ke Toa cu ho untuk menangkap seekor ular berbisa, hasilnya aku berhasil menjala jenasahnya dari dalam air….”

“Dia sudah meninggal. ” Gwat hoa Hujin menjerit.

“Waktu kuangkat dari dalam air, seluruh badannya penuh luka luka, memang keadaannya seperti orang mati, cuma badannya masih rada hangat, untunglah aku berhasil menangkap ular yang kucari itu empedu ular ini bisa mengobati orang yang sudah hampir menemui ajalnya, beruntunglah aku berhasil merenggut nyawanya dari jurang elmaut….”

“Oh, terima kasih kepada Thian Yang Maha Esa, bahwa aku masih diberi kesempatan untuk melihat putraku lagi….” demikian Gwat hoa Hujin berdoa.

“Jangan kau keburu senang,” demikian kata Liu Ih yu.. “Mungkin tidak mudah kau dapat menemui dia.

“Kenapa?” tanyangwat hoa Hujin melongo.

“Karena ular yang menolong jiwanya itulah, empedu ular yang membawa pengaruh yang amat besar bagi Coa sin (malaikat ular) karena gelisah dan putus asa tanpa pikir aku berikan empedu untuk mengobatinya, sekembalinya hampir aku tidak bisa menyampaikan tugasku, maka Coa sin akan mengeluarkan empedu ular itu dari dalam badan nya!”

“Siapa pula Coa sin itu?”

“Coa sin adalah majikan dari Jian coa kok ini, mahluk aneh yang berbadan setengah ular setengah manusia!”

Gwat hoa Hujin ingin bertanya lagi, namun suara desisan ditengah udara kedengaran semakin gencar, cepat Liu Ih yu berkata.”Lekas Coa ki sedang mendesak kita, aku tidak bisa berlaku lambat lambat lagi, urusan yang belum dimengerti Coa ki akan menjelaskan kepada kalian…. dan lagi kuperingatkan kepada kalian, kalau kalian ingin melindungi jiwa Koan San Gwat, jangan sekali kali kalian berbuat salah atau bersikap kasar terhadap Coa ki saat ini hanya dia sajalah yang mampu menghalangi Coa sin membunuh Koan San Gwat ” habis

berkata bergesa ia putar badan terus berlari kedepan, hati Gwat hoa Hujin dan Li Sek hong dirundung berbagai pertanyaan, namun merekapun tidak berani berayal, cepat mengintil ketat dibelakang.

Setelah melewati dataran lembah yang gelap gulita, sekelilingnya hanya melingkar ular ular besar kecil yang beraneka jenis, namun ular ular itu sudah dijinakan, tiada seekorpun yang menyerang mereka. Tak lama kemudian mereka tiba dibawah sebuah tebing, diatas tebing ini dibangun beberapa kamar berbatu, dari dalam beberapa kamar itu menyorot keluar sinar lampu. Diatas pintu kamar batu terbesar melintang sebuah batu besar, diatas batu ini melingkar berbagai jenis ular besar ada pula yang menjulurkan badannya yang besar dan panjang panjang itu diluar pintu seperti kerai.

Dengan tangannya Liu Ih yu menyingkap badan ular teras menerobos masuk. Sementara Gwat hoa Hujin menggunakan pedang karena kepala kepala ular itu mendongak sambil menjulurkan lidahnya, mulutnyapun berdesis amat menakutkan. Dari dalam kamar terdengar Liu Ih yu berkata. “Jangan kuatir masuk saja, ular ular ini tidak dan menggigit kalian, mereka hanya dibuat pajangan untuk menakuti orang saja, tapi bisa kalian bikin mereka gusar sulitlah dibayangkan akibatnya”

Gwat hoa Hujin merandek sebentar, akhirnya ia simpan pedangnya terus menerobos masuk saja, benar saja diwaktu ia maju mendekat ular ular itu lantas melingkarkan badan kesebelah atas memberi jalan kepadanya. Li Sek hong mengintil dibelakangnya, saking ngeri mukanya sudah pucat pias.

Keadaan dalam kamar ternyata cukup bersih dan teratur, luas lagi, perabot kursi dan meja serta segala keperluan dalam kamar ini semua terbuat dari batu batu, cuma semua perabot itu semua dilembari kulit kulit ular.

Diatas sebuah ranjang duduk bersimpuh seorang perempuan muda yang telanjag bulat berusia sekitar enam tujuh likuran, parasnya amat cantik ayu, terutama seluruh kulit badan nya, boleh dikata laksana batu jade yang tiada cacatnya, putih halus mengkilap lagi.

Yang membuat orang merasa ngeri dan giris di atas badannya itu melingkar seekor ular aneh, ular ini selurah badannya berwarna putih hitam, badannya rada gepeng lebar satu dim lebih, entah berapa panjang badannya, karena melingkar lingkar dibadan gadis rupawan itu, secara kebetulan badannya membelit bagian vital dari badan gadis.

Dalam pada itu Liu Ih yu sudah menanggalkan seluruh pakaian anehnya, sebelah dalam ia mengenakan pakaian sutra warna putih yang ketat, sebetulnya bukan pakaian lagi tepat kalau dikatakan mengenakan bikini, karena hanya pada dada dan bagian bawahnya saja yang tertutup, kedua paha dan perut serta pundakanya kelihatan putih halus juga. Begitulah Li Sek hong berdua melangkah masuk, gadis itu secara halus dan penuh hormat segara berdiri serta berseri tawa, sapanya. “Silahkan kalian duduk!” tangannya menunjuk kursi kursi batu.

Sekilas Gwat hoa Hujin sedikit membungkuk badan terus duduk tanpa sungkan sungkan. Sementara Li Sek hong amat jijik akan kulit ular itu, dia terima berdiri saja. Dengan tangannya Liu Ih yu menunjuk gadis itu serta memperkenalkan..”Dia adalah Coa ki….”

“Ih yu” tukas Coa ki.”Coa ki hanyalah nama yang kugunakan didalam Jian coa kok terhadap orang luar mana boleh kau memperkenalkan namaku demikian? Sebutkan saja nama asliku kepada mereka ”

Liu Ih yu tertegun katanya.”Hampir satu bulan aku berada disini, belum pernah Coa ki, beritahu kepadaku nama aslimu!”

Coa ki tertawa geli ujarnya.”O.. Kalau begitu akulah yang teledor, namaku hanya pernah kuberitahukan kepada Koan San Gwat kukira dia bisa memberitahu kepada kau!”

Rona muka Liu Ih yu rada berubah namun cepat kembali seperti biasa katanya tertawa.”Sejak Koan San Gwat tiba disini aku hanya berkesempatan melihatnya dua kali setiap kali pasti ada Coa sin disampingku perkataan yang bisa kami bicarakan!”

Coa ki manggut manggut, katanya”Kalau begitu biarlah aku memperkenalkan diri sendiri. Aku she Kang bemama Pan, kukira nama ini jauh lebih enak didengar dan gampang diucapkan dari pada Coa ki. Cuma selama puluhan tahun menetap didalam Jian coa kok ini, jarang ada orang memanggil nama asliku ini. ”

Pertama kali mendengar nama Coa ki semula Li Sek hong menyangka dia pasti seorang perempuan tua buruk rupa yan jahat dan kejam melebihi kuntilanak, kini setelah beradu muka, kesannya jadi tampak beruban malah merasa simpatik pula kepadanya, segera ia tersenyum manis dan berkata.”Aku yang rendah Li Sek hong. ”

“Aku tahu!” ujar Kang Pan,.”Tadi Liu Ih yu ada melihat kalian datang Ke Ki san.”

Li Sek hong melengak Kang Pan berkata pula dengan tertawa.”Karena kalian membawa unta sakti inilah, menurut Ih yu binatang itu adalah peliharaan Koan San Gwat yang paling disayangi, untuk mengambil hatinya, sengaja aku minta Coa ki untuk memancingnya kemari, siapa tahu membuat geger kalian pula, semula orang gadis kecil….”

“Itulah dayangku bemama Ling koh, bagaimana dia sekarang. ”

“Dia baik baik saja! Coa sin paling suka pada anak anak perempuan, dia tidak akan disakiti! Nyonya ini adalah. ”

pandang mataya tertuju kepada Gwat hoa Hujin.

Gwat hoa Hujin tertawa ringan, katanya.”Aku bemama Le Ciu kiok, Koan San Gwat adalah putraku!”

Kang Pan berseru heran, kata nya haru.”Ternyata kaulah ibunya, Gwat hoa Hujin yang belum lama ini dia temukan bukankah kau bersemayam di Tay pa san? Kenapa berkecimpung juga didunia ramai?”

Tergerak hati Gwat hoa Hujin, katanya.”Apakah putraku sudah menjelaskan kepada kau!”

Kang Pang tertawa sahutnya.”Kami hanya pernah bicara sekali, sungguh aku amat tertarik akan pengalaman hidupnya yang aneh penuh liku liku dan aneh, aku pun merasa sedih pula akan nasibnya, untunglah tak lama lagi kalian ibu beranak bakal berkumpul kembali.”

“Terhadap putraku itu akupun amat menyesal, sebab aku belum menunaikan tanggung jawab seorang ibu kepada putranya, maka masa hidup selanjutnya sampai hari ajal aku bersedia berjerih payah demi kebahagiaannya….” “Dia sendiri sih cukup mampu berjuang dalam kehidupan, dia cukup mampu berdiri sendiri, kau tidak perlu kuatir baginya…”

“Bagaimana keadaannya sekarang?” tanya Gwat hoa Hujin penuh prihatin.

“Jauh lebih baik.” sahut Kang Pan..”Cuma tenaganya saja yang belum pulih, luka luka yang dia derita amat parah, untunglah dia terjungkal jatuh kedalam air dari tempat ketinggian, namun terlanda batu besar pula sehingga seluruh badannya lecet dan penuh luka luka. Sungguh aku menjadi kurang paham, mengandal lwekangnya yang ampuh itu, cara bagaimana dia bisa berlaku begitu ceroboh!”

Berkerut kulit muka Gwat hoa Hujin, namun dengan perlahan ia menyahut.”Aku sendiripun tidak tahu! Ingin nanti aku tanyakan hal ini kepadanya!”

“Sekarang tak perlu dikuatirkan lagi, mungkin Liu Ih yu memberi makan empedu ular yang kasiatnya bisa menghidupkan orang diambang kematiannya. Baru tadi kuberi minum darah ular sanca yang amat berguna, beberapa hari lagi tentu kesehataanya bisa sembuh seluruhnya.”

“Terima kasih akan rawatanmu! Bisakah aku bertemu dengan Coa sin?” tanya Gwat hoa Hujin.

Hujin tidak perlu susah bercapek lelah, sebentar lagi Cia sin akan keluar menemui kalian!”

“Untuk apa dia hendak bertemu dengan kami?” “Masakah Hujin lupa bukankah kalian punya janji yang

belum ditepati sama Coa Sin!”

“Jadi Coa sin adalah mahluk aneh yang berulang kali mengatur tipu daya hendak mencelakai kami itu….” Berkerut alis Kang Pan, ujarnya. “Bila berhadapan dengan Coa sin aku harap kalian bersikap cukup hormat kepada beliau.”

“Kenapa?” omel Li Sek hong.”Hampir saja dia merenggut nyawa kami. ”

“Sekali kali Coa sin tiada berniat mencelakai jiwa kalian, tipu dayanya itu tidak lebih hanyalah untuk menjajal sampai dimana tingkat kepandaian silat kalian. Bila kalian benar benar terjebak didalam sumur itu, pasti Coa sin akan menolong kalian.”

Li Sek hong masih kurang terima, katanya. “Lalu bagaimana dengan ular berbisanya yang dia lepas hendak menyerang kami?”

“Ular ular itu hanyalah jenis ular yang tidak begitu jahat bisanya, dibanding dengan ular diatas badanku ini, entah betapa kali lipat bedanya. Ular ular itu paling paling hanya membuat kalian sedikit terluka, apalagi Coa sin punya obat pemunahnya yang mustajab, betapapun jiwa kalian tidak sampai dikorbankan!”

“Aku tidak percaya !” dengus Li Sek hong uring uringan. “Kalau tidak percaya boloh kau tanya kepada Ih yu!”

Liu Ih yu mencebirkan bibir, katanya.”Ucapannya memmg tidak salah, sekali kali Coa sin tidak akan melukai seorang perempuan. Terutama perempuan yang rada cantik dan bisa main silat, dia ingin mengumpankan seluruh perempuan didunia ini tak perduli tua muda asal cantik dan bisa main silat didalam Jian coa kok ini.”

“Apakah ilmu silat Coa sin amat tinggi?” tanya Gwat hoa Hujin.

“Bukan maha tinggi, malah tidak terukur tingginya. Maka kuperingatkan kepada Hujin lebih baik kau tidak bermusuhan dengan Coa sin.” Gwat hoa Hujin berpikir sebentar, lalu berkata “Asal dia tidak melukai putraku, sudah tentu aku tidak bermusuhan dengan dia tapi kudengar ”

“Soal itu bisa diselesaikan dengan lain cara!” “Cara apa?”

“Sekarang aku belum tahu, tapi pelan pelan pasti akan dapat kita pikirkan cara yang cukup sempuma demi kebaikan kedua belah pihak Belum lenyap suaranya, dari kamar sebelah dalam tiba tiba kumandang suara dingin. “Sekali kali tidak akan terjadi cara sempuma yang menguntungkan kedua pihak. Dalam dunia ini hanya terdapat seekor ular wulung bertanduk tunggal, akupun hanya punya kesempatan bagus lagi sekali saja untuk pulih menjadi manusia biasa, maka betapapun aku tidak akan melepaskan bocah itu!”

Gwat hoa Hujin dan Li Sek hong membalik badan bersama, berbareng pula mereka menjerit ngeri. Kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri, sudah tentu mereka tidak akan mau percaya bahwa didunia ini terdapat mahluk aneh macam ini.

Itulah mahluk aneh yang berkepala manusia berbadan ular.

Rambut diatas kepalanya awut awut dan kaku seperti duri landak, selebar mukanya tumbuh jambang bauk tebal, mulut, kuping, mata dan hidungnya persis seperti dengan manusia, malah perawakannya kelihatan kereng dan gagah, badan sebelah atas telanjang, daging ototnya keras bergempal, kedua lengannya kelihatan besar dan bertenaga, dari sebatas dada bentuknya mirip seperti manusia umumnya. Akan tetapi tubuh bagian bawah mirip benar dengan ular berekor cabang dua. Sebatas pinggang terus kebawah badannya tumbuh sisik sisik binatang yang memancarkan sinar kemerahan, meski kedua kakinya melempang ketanah, namun kenyataan merupakan dua ekor ular yang bercabang. Dari atas semakin bawah mengecil dan lembut, tempat yang menyanggah tanah cuma sebesar ibu jari. Dari sikap dan kelakuan kedua orang ini mahluk aneh itu sudah paham akan perasaan hati mereka. Ditengah jengek tawa air mukanya mengandung perasaan hampa dan sedih, katanya dengan rasa penasaran “Kalian sudah melihat jelas belum. Aku inilah Coa sin, manusia diantara ular, malaikat diantara manusia !” Saking kaget dan ngeri Gwat hoa Hujin dan Li Sek hong sekian lamanya belum mampu bersuara. Coa sin bergelak tertawa, serunya.”Maka aku suka pada perempuan yang bisa main silat, nyali mereka jauh lebih besar, tidak bakal begitu melihat aku lantas jatuh semaput, terutama kalian berdua sungguh harus dipuji cukup hanya menjerit saja. Masih kuingat pertama kali Ih yu melihat aku, saking kaget ia jatuh kelenger.”

Setelah menenangkan hati, berkatalah Gwat hoa Hujin.”Kalau sebelum ini aku tidak mendengar cerita mereka, begitu melihat kau secara mendadak, tidak urung pasti jatuh semaput juga. ”

Coa in menjadi rada kecewa, ujarnya.”Kalau begitu, tiada seorangpun dalam dunia ini yang melihat diriku tak akan ketakutan!”

Rasa takut Li Sek hong sudah lenyap, segera ia menyela bicara.”Bentuk seperti tampangmu ini, kalau tidak mau dikata tidak menakutkan orang, masakan bukan sesuatu hal yang lucu belaka.”

“Bohong !” sentak Coa sin sambil angkat kepala..”Kenyataan ada orang yang setelah melihat aku bukan saja tidak takut malah sikapnya amat aleman terhadapku.”

Li Sek hong tidak percaya, katanya. “Kalau benar ada manusia seperti itu, nyalinya itu sungguh keliwat besar!”.

“Kenapa tidak, bukankah gadis cilik itu kemaren masih berada sama kalian ?”

Li Sek hong melengak, tanyanya.”Gadis Cilik maksudmu Ling koh?” “Tepat! Gadis kecil ini adalah gadis lincah yang menyenangkan yang pertama kali ku temui selama hidupku ini, jikalau bukan dia yang minta pengampunan bagi kalian, sikapku tidak akan begitu sungkan terhadap kalian.”

Li Sek hong tertawa dingin, baru saja ia hendak mendebat, keburu Gwat hoa Hujin menyela bicara.”Kami datang tanpa mengandung maksud maksud jahat, tujuan kami adalah mengejar unta itu sehingga masuk kelembah ini tanpa sengaja. ”

Coa sin tertawa aneh, ujarnya.”Akhirnya kalian tahu juga bahwa bocah itu berada didalam lembah ku ini, lantas ingin menolong nya keluar bukan?"

Gwat hoa Hujin manggut mangggut, sahut nya.”Benar, maka kami harap Coa sin suka memberi pengampunan kepadanya, melepasnya keluar.”

“Tidak mungkin!” sahut Coa sin tegas.”Gadis kecil itu juga minta pengampunannya kepadaku, tapi aku tidak bisa menyetujui!”

Sedapat mungkin Gwat hoa Hujin menahan sabar, pintanya lagi. “Bukankah ia tak berbuat sesuatu kesalahan terhadap kau.”

“Meski tidak berbuat salah terhadapku, namun ia sudah melanggar dua laranganku.”

“Bagaimana harus menjelaskan ucapamu ini?”

Coa sin menggaruk garuk rambutnya yang awut awutan, lalu pelan pelan menggeser ekor ular yang menyanggah badannya, katanya.”Pertama, dia adalah seorang laki laki, selama hidupku paling membenci laki laki. Laki laki di dalam Jian coa kok ini melulu umpan ular piaraanku, tiada seorang pun yang pernah hidup meninggalkan tempat ini.” Tak tahan lagi Gwat hoa Hujin menjadi gusar, dampratnya.”Perbuatan ini boleh dikata keluar batas bagi seorang yang sudah pikun dan menjdi gila. ”

Coa sin terbahak bahak serunya.” Hal itu masih merupakan urusan kecil, laranganku ini kutegakkan sendiri, boleh pula kubatalkan juga, Kang Pan dan Ih yu sama mintakan ampun bagi jiwanya, bukannya tidak boleh kulepas dia, cuma dia sudah menelan empedu ular wulung bertanduk tunggal, sehingga kedua ekorku ini tidak bisa sembuh menjadi kaki seperti manusia umumnya…”

Gwat hoa Hujin lantas menjengek dingin, debatnya.”Tampangmu ini memang sudah terjadi sejak kau dilahirkan mana mungkin disembuhkan lagi?”

“Kurang ajar kau!” maki Coa sin murka.”Siapa bilang tampangku ini sejak dilahirkan, sebetulnya akupun seorang manusia normal seperti kalian pula….”

“Masakah keadaanmu sekarang adalah perbuatan manusia pula?” tanya Gwat hoa.

“Sudah tentu perbuatan manusia, aku kena ditipu dan dijadikan percobaan sehingga menjadi bentukku sekarang.”

“Siapa dia?” Tanya Gwat hoa Hujin mencelos dan heran. “Dia Ibuku. ” gerang Coa sin dengan penuh amarah.

“Ibumu? Kenapa dia berbuat sekeji itu?”

Sikap Coa sin menjadi kasar dan marah marah, suaranya keras dan lantang.”Tidak perlu kau tahu hal itu! Yang terang untuk memulihkan badanku seperti manusia normal menelannya, maka aku harus berusaha mengembalikan kembali!”

“Empedu itu sudah sekian lama ditelan kedalam perutnya, kasiat obat sudah bekerja dan terbaur didalam badannya, cara bagaimana kau bisa mengambilnya?” Coa sin menyeringai dingin, jengeknya, “Sudah tentu aku punya caraku sendiri kasiat obat empedu ini meski berhasil

merengut nyawanya dari jurang kematian namun yang bekerja hanyalah satu persepuluh saja kasiatnya yang asli justru makin tersekam didalam badannya...”

“Meski masih tersekam didalam badannya, namun tentu berpencar disegala sendi sendi tulang dan urat nadinya, kecuali kau menelannya bulat bulat, kalau tidak tidak mungkin kau bisa mengambil sisa kasiat obat empedu itu dari dalam badannya.”

“Menelan bulat terang tidak bisa, kalau mengunyahnya sampai hancur lulu masakah tidak bisa kulakukan.”

“Apa!” sela Li Sek hong. “Berarti kau menggunakan cara yang begitu keji untuk menghadapinya?”

Sebaliknya Gwat hoa Hujin berlaku amat tenang ujarnya “Kukira tiada gunanya, kasiat empedu yang tersekam didalam badan itu tentu sudah berakar didalam tubuhnya asal, kau mematahkan sebuah tangan atau kakinya, yang berada dibagian lainpun akan ikut buyar dan tiada gunanya lagi, paling paling hanya bisa memperoleh sebagian kecil saja dari seluruh kasiat obat yang kau kehendaki!"

Memembalik biji mata Coa sin, katanya” Agaknya kau cukup paham didalam bidang ini.”

“Maka itu kunasehatkan pada kau, jangan kau melakukan perbuatan yang merugikan orang lain dan tidak menguntungkan dirimu sendiri !”

“Kau anggap aku ini seorang bodoh, ucapanmu ini masih berguna untuk menipu orang lain...”

Gwat hoa Hujin menarik muka katanya. “Aku bicara secara kenyataan siapa bilang menipu orang?”

“Kau masih berpura pura pikun, bicara secara terus terang.

Untuk menyedot kasiat obat empedu didalam badannya itu aku tidak perlu banyak memeras keringat, malah tidak perlu aku melukai sedikitpun kulit nya sudah tentu aku tidak perlu pula merenggut nyawanya ”

“Maksudmu, kau hendak menggunakan Siap liong ci hoat?” “Akhirnya kau sendiri yang mengatakan”

“Apakah yang dinamakan Siap hong ci hoat?” tanya Kang Pan dengan tak mengerti.

Gwat hoa Hujin menarik muka tanpa bicara sebaliknya Coi sin bergelak tertawa, serunya.”Siap hong ci hoat amat gampang yaitu diwaktu dia tidur berkecukupan, semangat dan tenaganya penuh gairah, disaat hawa positif dalam tubuhnya bergelora karena sentuhan dari luar yang membangkitkan hawa nafsu nya, aku berkesempatan bisa menyedot kekuataanya itu. Mungkin cukup satu bulan saja, bukan saja bisa kusedot seluruh kasiat obat empedu itu, malah daya gunanya jauh lebih besar dan berharga.”

Kang Pan masih kurang paham, adalah ketiga perempuan yang lain sama berubah air mukanya, terutama Li Sek hong karena ilmu latihannya justru mengutamakan kekuatan perpaduan antara negatif dan positif dari aliran sesat yang nyeleweng, bagaimana baik buruk terhadap ilmu macam itu dia paling paham. Maka dia dulu berteriak.”Perhitunganmu ini mungkin bisa gagal total, Koan kongcu berjiwa murni dan sulit terpengaruh oleh kekuatan luar, pertahanannya amat kuat dan suci bersih terutama Lwekangnya sudah mupuk dasar kekuatan yang luar biasa dalam ajaran yang lurus segala gempuran dari luar jangan harap bisa meluluhkan sanubarinya

!”

“Tepat sekali omonganmu,” ujar Coa sin tertawa lebar. “Sudah dua hari ini kuselidiki kondisi bocah itu, memang dia tak lain tak bukan laksana sebuah batu jade asli yang sudah gemblengan, semakin murni hasil yang kucapai semakin besar…” “Besarpun tidak berguna dan tidak bisa membangkitkan nafsu birahinya maka caramu itupun tidak akan berguna!”

Tidak menjawab, tapi mata Coa sin melirik ke arah Kang Pan sambil berseri tawa.

Tergerak hati Li Sek hong, cepat ia berkata kepada Kang Pan. “Nona Kang! Katamu setiap hari kauberi Koan kongcu minum darah ular sanca….”

Kang Pan melongo, sahutnya tidak mengerti “Ya, Coa sin yang menyuruhku berbuat demikian.”

Li Sek hong semakin gugup, tanyanya.”Coa sin masih menyuruh kau melakukannya lagi?”

“Tiada cara lain,” kata Coa sin “bila ada kerjaan apa apa, dia suruh aku ajak dia bicara!”

Dengan muka serius berkata pula Li Sek hong “Nona Kang, kalau kau tidak ingin menceritkannya, dan yang penting lebih baik mulai sekarang jangan kau menemui dia lagi.”

“Kenapakah sebetulnya?” tanya Kang Pang tidak mengerti. “Darah ular sanca dapat membantu dia menyehatkan badan….”

“Mungkin maksudmu baik, namun tanpa kau sadari kau malah mencelakai dia. Memang darah ular sanca dapat mempercepat memulihkan kesehatannya, tapi sifat darah Koan kongcu seorang kuncu, karena dibawah pengaruh obat obatan, menghadapi kau yang berwajah begitu ayu rupawan, tentu tidak akan kuasa mengendalikan diri lagi...”

“Lalu apakah yang akan terjadi ?” tanya Kang Pan lebih lanjut masih belum paham. Dapat membuatnya sulit mengekang kesadaran dan birahinya, kalau itu sampai terjadi kebetulan masuk perangkap yang diatur mahluk tua bangkotan ini, satu bulan kemudian, walau Koan kongcu tidak mati, badannya menjadi kurus tinggal kulit pembungkus tulang, meski ada obat dewatapun tidak akan bisa menolongnya. ”

“Dengan rasa curiga Kang Pan berpaling kearah Coa sin, tanyanya.”Coa sin! Benarkan seperti yang diucapkan?”

“Kira kira memang demikian, tapi Coa ki soal ini menyangkut cita cita dan harapanku selama hidup ini, aku percaya kau pasti akan membantu aku.”

Kang Pan tertunduk merenung, agakanya ia tenggelam dalam perang batin.

“Coa ki!” Coa sin coba membujuk. ''Bukankah kau merasa hidup didalam pengasingan ini terlalu sunyi, kau selalu minta padaku untuk keluar melihat dunia ramai? Setelah badanku menjadi normal kembali, kita akan bisa keluar dengan bebas dan leluasa. ”

Kang Pan termenung cukup lama, akhir nya ia berkeputusan bulat. “Coa sin! Kau merawat dan mengasuh aku selama puluhan tahun mempelajari ilmu silat tingkat tinggi kepadaku lagi, sudah sepantasnya aku membalas budimu ini !”

Coa sin bergelak tertawa, serunya puas dan bangga. “Coa ki, kau benar benar anak yang baik, kelak aku akan lebih baik terhadap kau, akan kudidik kau menjadi seorang tokoh nomor satu tanpa tandingan diseluruh jagat ini, kau akan menjadi wanita tercantik pula diseluruh dunia….”

Tapi alis lentik Kang Pan berkerut, katanya dengan berlinang air mata.”Tapi Coa sin! Aku tidak mau disuruh mencelakai Koan kongcu. ”

Coa sin melongo sejenak, teriaknya keras. “Kenapa?” “Akupun tidak tahu, cuma hatiku tidak tega untuk

mencelakai Koan kongcu, dia adalah seorang yang baik hati. ” Coa sin berjingkrak gusar serunya.”Jadi kau suka melihat aku cacat seumur hidup! Masih kurangkah kebaikanku terhadap kau?”

“Coa sin! Kau sendiri tidak kena dirugikan apa apa, paling paling tidak menjadi manusia normal, kau lepaskan saja Koan kongcu, aku akan menemanimu didalam lembah ini seumur hidup. ”

Berubah air muka Coa sin, katanya dengan seringai sadis “Baik! Coa ki sungguh kau amat baik! Selama sepuluh tahun kutanamkan budi kepada kau, namun kau tidak ungkulan dibanding pertemuan hanya tiga empat hari belaka.

Sebetulnya aku hanya membenci laki laki, hari ini terpaksa aku harus membenci perempuan pula.”

Tiba tiba Kang Pan menangis gerung gerung, kata nya tersendat. “Coa sin… apapun yang kau minta kaulakukan pasti kulaksankan, cuma jangan kau suruh aku mencelakai Koan kongcu, kalau tidak, kau bunuh aku saja. ”

Sekian lama rona muka Coa sin berganti ganti, mendadak berubah sabar lagi, katanya tertawa lebar “Jian ca kok selamanya tidak pernah membunuh perempuan, aku tak akan melanggar undang undang ini meski sudah terdesak seperti ini. Sudahlah, jelas kau tak mau membantu aku, akupun tidak perlu harus minta bantuanmu.”

Mendengar nada bicaranya sudah lembek semua orang menyangka orang sudah merubah niatnya. Siapa nyana dia masih tetap tidak mau melepakan Koan San gwat.

Cepat Gwat Hoa hujin bertanya.”Kau masih punya cara apa?”

“Caranya masih cukup banyak!”

Sela Kang Pan dengan keheranan “Apakah kau hendak menggunakan perempuan lain?” “Kecuali kau, dalam Jian coa kok ini tiada perempuan lain yang dapat kuperalat.”

Mendadak Liu Ih yu bersuara tegas.”Ada saja! Aku. ”

“Sumoy! Kau. ” teriak Li Sek hong.

“Aku kenapa! Koan San Gwat pernah menolong aku, akupun pernah menolong dia hutang piutang ini sudah lunas, budi hilang dendam semakin membara !”

“Sumoy. Koan kongcu punya dendam apa terhadap kau?” “Siapa bilang tidak, dia menolak lamaran ku, membuat

malu dihadapan orang banyak ingin rasanya aku menyiksanya, kini tibalah saatnya ”

“Sumoy, aku tahu kau tidak bicara menurut keinginanmu dan sanubarimu, kau bisa menolongnya dari air, terima dimarahi kau berikan empedu ular itu untuk mengobatinya, ini membuktikan bahwa cintamu masih belum pudar ”

Kaku dan dingin seraut wajah Liu Ih yu dengusnya. “Lain dulu lain sekarang, keparat itu memang keterlaluan. Terhadap Coa ki yang baru bertemu dua hari saja ia menerocos seperti burung beo ajak bicara dengan dia aku yang telah menolong jiwamu malah menyapapun tidak terhadapku!” lalu ia berpaling kearah Coa sin, sambungnya.”Coa sin! Dengan suka rela aku mohon biarlah aku yang mewakili Coa ki melaksanakan tugas itu!”

Coa sin berpikir sebentar, mendadak ia tersenyum, ujarnya. “Ih yu! Orang sering bilang manusia paling jahat adalah jiwa perumpuan, keadaanmu sekarang merupakan bukti yang nyata.”

“Tapi aku tidak bisa mempercayai kau!” “Kenapa!” seru Liu Ih yu. “Tidak percaya ya tidak percaya, kaupun tak perlu cerewet lagi, kalau aku menyerahkan tugas ini kepada kau, bukan mustahil menjual kepercayaanku kepada kau!”

Liu Ih yu melotot berapi api kearahnya terus putar badan tinggal pergi.

“Kau hendak kemana?” Coa sin berteriak.

“Toh kau tidak percaya kepadaku, peduli lagi turut campur urusanmu.”

“Ih yu, aku paham akan maksudmu, tapi kuperingatkan kepada kau, tempat dimana bocah itu terkurung, sekelilingnya ada aku atur penjagaan dari ular ular yang paling jahat bisanya sekali kena tergigit, aku sendiri pun tak kuasa menolong, apa lagi kau !”

Liu Ih yu terlongong, benar juga ia berdiri disana tak berani bergerak lagi.

Sesaat keadaan menjadi kaku, semua sama berdiri diam tanga bersuara atau bergerak, tapi akhirnya Gwat hoa Hujin yang membuka kesunyian. "Coa sin, sebetulnya dengan cara apa kau hendaki anakku?”

"Cara semula, apapun yang tetjadi aku tidak akan membatalkan niatku."

"Jelas kau sudah tidak punya orang yang dapat kau peralat, bagaimana kau akan melaksanakan rencanamu?”

“Tiada orang yang dapat kuperalat, memangnya aku tak bisa menggunakan ular. Ular dapat ku kendalikan dan mereka tak akan berani membangkang perintahku!”

“Ular!” semua orang sama sama menjerit kaget. “Benar! Orang tidak bisa digunakan, terpaksa aku

menggunakan ular. Akan kupilih jenis ular yang paling cabul dan suka bersetubuh, setiap hari dalam waktu dan jangka tertentu supaya mereka bersetubuh dihadapan bo cah itu, akan kugunakan adegan romantis ini untuk membakar nafsu birahinya. Cara ini pasti tidak akan gagal, kuduga jauh lebih bermanfaat daripada menggunakan manusia, cuma hasil yang kuperoleh saja rada berkurang. Meski caraku ini rada memalukan, namun keadaan memaksa tiada pilihan lain untuk aku bertindak, sekarang masih ada cara apa yang dapat kalian lakukan untuk mencegah perbuatanku ini?”

Berubah hebat air muka Gwat hoa Hujin, mendadak ia nencabut pedang pendekanya teriakanya kalap “Berani kau melakukan rencanamu biar kubunuh kau lebih dulu!”

Coa sin gelak gelak, air mukanya menun jukan rasa menghina, cemoohnya.”Lebih baik kalau kau tidak bertingkah terhadapku, kalau menggunakan ilmu silat atau pedang, selamanya aku tidak pernah memikirkan lawan yang tangguh dapat melawan aku, kunasehatkan lebih baik simpanlah tenagamu, jangan kau bikin aku marah, meski tidak akan kurengut jiwamu, paling tidak akan kusiksa kau!”

Gwat hoa Hujin tidak banyak bicara lagi, tiba tiba pedangnya menusuk kedepan mengarah dada orang. Coa sin berdiri tegak tanpa bergerak, tiba tiba ia angkat sebelah kaki kanan yang mirip ekor ular itu, ringan ringan saja ia menepuk dan menggulung, tahu tahu Gwat hoa Hujin tergentak mundur beberapa langkah. Karuan Gwat hoa Hujin tercengang, selamanya belum pernah ia menghadapi cara tempur yang aneh dan lucu ini.

“Bagaimana?” olok Coa sin..”Jangan kata kau tidak mampu menusuk aku, meski kau kena menusuk tidak akan mampu melukai aku!”

Gwat hoa Hujin membentak pedang pendekanya meluncur lagi menusuk kelambung sebelah kiri. Lagi lagi Coa sin hanya menggerakkan kaki panjang yang berbentuk buntut ular, cepat sekali terbang keatas terus menggulung dan telak sekali melibat batang pedang sehingga pedang pendek Gwat hoa Hujin tergubat dan tidak mampu bergerak lagi. Lekas ia membetot dan menarik mundur sekuatnya namun sedikitpun tidak bergeming.

Coa sin terbahak bahak serunya.”Silahkan kau cari bantuan asal kau dapat pedang mu, boleh aku mengaku kalah.”

“Hujin, biar kubantu kau!” tanpa ayal Li Sek hong segera memburu maju.

Gwat hoa Hujin mengeleng kepala menolak, katanya dengan muka dingin kaku. “Coa sin! Apakah ucapanmu dapat dipercaya?”

Coa sin melengak sahutnya.”Sudah tentu kata kataku selamanya masuk hitungan!”

“Kalau kau benar benar kalah bagaimana?”

“Belum pernah aku memikirkan persoalan demikian” “Lekas sekarang kau pikirkan dulu, biar kutunggu

jawabanmu!”

Melihat orang bicara sungguh Coa sin menjadi sangsi akan kebenarannya, sejenak ia berpikir lalu berkata.”Kalau kau bisa mencabut pedangmu, apapun yang kau minta bolehlah kuterima seluruhnya!”

“Baik! Banyak orang menjadi saksi, jangan kau nanti pungkir janji!” Mendadak ia kerahkan tenaga pada telapak tangannya, pedang pendek itu mendadak bisa mengkeret sendiri menjadi lebih kecil. Secara tiba tiba pula ia lalu menarik sekuat tenaga.

Coa sin berteriak. “Barang bagus! Tak nyana pedangmu ini bisa main sulap juga.” ekornya tiba tiba dikencangkan pula belitan nya, sementara pedang pendek sudah mengkeret semakin kecil menjadi seutas tali panjang kira kira dua kali lebih, namun hanya kuasa tertarik separuhnya, ujungnya kena dibelit lebih kencang pula oleh ekor ular orang. Akan tetapi dengan pengerahan tenaga menarik dan membetot, cahaya batang pedang semakin mencorong terang, tajamnya berlipat ganda pula secara tidak terduga, berhasil mengiris luka sisik kulitnya yang tebal itu, melalui batang pedangnya yang panjang mengalir keluar cairan merah berketes ketes, itulah darah segar.

Seketika muka Coa sin mengunjuk kemurkaan yang luar biasa, tiba tiba ekornya semakin mengencang, menggulung kedalam la lu mengendal keluar lagi. Koatan Gwat hoa Hujin merasa dari batang pedangnya tersalur gelombang tenaga yang maha kuat melawan! tenaga betotannya, sehingga tanpa kuasa ia mempertahankan cekalannya pada gagang pedangnya, sambil menjerit kesakitan badannya mencelat terpental jauh sekali.

Sigap sekali Li Sek hong memburu maju menyanggah badannya, tampak Gwat hoa Hujin pucat pasi, telapak tangan kanan yang mencekal gagang pedang lecet berlumuran darah, tergetar pecah oleh tenaga lawan. Berhasil merebut pedang Coa sin lalui mengambil pedang itu serta diamat amati bolak balik, tiba tiba kedua tangan memotes.”Kletak” pedang pendek itu dipuntir kutung menjadi dua potong, tangan terayun terus dilempar jauh jauh dengan mengeluarkan suara nyaring membentur batu gunung. Serunya dengan penuh kebencian.”Kiranya kau mengandal pedang aneh itu, maka berani mengajukan perjanjian dengan aku ”

Sambil menahan rasa kesakitan pada telapak tangannya lekas Gwat hoa Hujin memburu maju menjemput kutungan pedangnya, serta berteriak bengis.”Mahluk keparat! Berani kau merusak pedang pusakaku, kalau tidak membikin badanmu hancur lebur, aku bersumpah tidak jadi manusia!”

“Perempuan jalang!” Coa sinpun menjadi gusar,.”Sudah melukai aku masih berani sesumbar kurang ajar, rasakan hajaranku yang setimpal!” Melihat Coa sin marah marah dan hendak melabrak Gwat hoa Hujin, Kang Pan menjadi gugup, lekas ia berterik maju. “Coa sin Kau ”

“Jangan kuatir!” Coa sin menyeringai dingin “Jian coa kok selamanya tak akan membunuh wanita, aku tidak akan melanggar undang undangku ini. Hukuman mati boleh dibatalkan, siksaan berat harus dia rasakan, aku harus menghukumnya berat untuk melampiaskan rasa penasaranku!”

“Cara bagaimana kau hendak menghukum dia?” tanya Kang Pan gelisah.

“Aku tidak pernah menghukum wanita,” demikian sahut Coa sin setelah tertegun sebentar. “Aku sendiripun tidak tahu hukuman apa yang cukup setimpal … sudahlah biar kutampar pipinya pulang pergi saja.”

Dengan mendelik dan kereng Gwat hoa Hujin membentak.”Berani kau menyentuh aku!”

Agakanya Coa sin terpangaruh akan wibawa orang, sejenak ia merandek, akhirnya dia berkata tertawa. “Kenapa aku tidak berani?” dibarengi ancamannya telapak tangannya melayang menampar kemukanya. Gwat hoa Hujin insyaf bahwa ilmu silat lawan teramat tinggi untuk menghindari penghinaan ini, terpaksa dia berlaku nekad, pedang kutungan sendiri ia angkat teras menghujan keulu hati sendiri.

Karuan kejut Li Sek hong bukan kepalang, lekas ia menubruk maju berusaha merebut pedang kutung itu serta berteriak.”Hujin! Kenapa harus cari jalan pendek…”

Tangan Gwat hoa Hujin kena dicengkram oleh Li Sek hong, sementara telapak tangan Coa sin juga karena adanya gangguan ini teracung ditengah udara tidak jadi ditamparkan turun. Sesaat lamanya semua orang sama berdiri terlongong, akhirnya Gwat hoa Hujin berkata rawan. “Nona Li, lepaskan tanganku, coba kau pikir, bila mahluk aneh ini benar benar menampar pipiku, ada lebih baik aku mati saja.”

Li Sek hong dapat memaklumi perasaan orang, akhirnya ia melepaskan tangannya, tak nyana gerak gerik Coa sin teramat cepat, entah bagaimana jari jari tangannya berkembang dan berkelebar, tahu tahu pedang kutungan di tangan Gwat hoa Hujin sudah direbutnya, bersama itu sebelah tangan yang lain bergerak pula secepat kilat, kontan jalan darah Li Sek hong dan Gwat hoa Hujin kena tertutuk. Seperti batu batu keduanya berdiri tegak tidak bergeming lagi.

Coa sin melempar kutungan pedang itu jauh jauh. Lalu bergelak tertawa sepuas puas nya serunya. “Kau perempuan ini sungguh bandel dan keras kepala, selamanya aku amat sungkan menghadapi perempuan, hari ini betapapun harus kutampar dua kali pipimu, akan kulihat sampai dimana rasa kebencianmu terhadapku!”

Jalan darah Gwat hoa Hujin tertutuk sehingga badannya tidak mampu bergerak, namun pendengarannya masih bisa bekerja, ia tahu penghinaan paling besar tidak mungkin terhindar lagi terpaksa ia limpahkan rasa gusar hatinya dengan pelototkan matanya yang berapi api.

Diselangi seringainya yang dingin, Gwat hoa Hujin sudah angkat telapak tangannya pula, baru saja hampir diturunkan, mendadak dari sebelah belakangnya membentak sebuah suara laksana geledek mengguntur . “Mahluk keparat! Berhenti !”

Coa sin berpaling kebelakang dengan melongo, tampak diambung pintu berdiri tegak Koan San Gwat yang memegang senjata gada emasnya berkaki satu. Air mukanya menampilkan kemurkann yang berapi api, sikap nya yang garang ini mengunjukan wibawa agung yang tidak boleh ganggu usik. Sekilas dia melongo baru Coa sin bersuara. “Bedebah kau!

Cara bagaimana kau bisa keluar!”

Koan San Gwat tidak hiraukan pertanyaan orang, malah dia berpaling dan katanya “Ling koh! Lekas kau bebaskan jalan darah ibuku dengan Li siancu!”

Siapapun tidak akan menduga Koan San gwat bakal muncul dalam keadaan yang kritis ini, terutama Coa sin, hampir dia tidak percaya anak muda ini bisa lolos dari kamar tahanan yang berkepung berbagai jenis ular berbisa tanpa kurang suatu apa.

Secara diam diam Ling koh segera menyelinap kesebelah sana, beruntun ia membebas jalan darah Gwat hoa Hujin dan Li sek hong yang tertutuk, tak lama kemudaan mereka sudah bisa bergerak lagi seperti sediakala.

Kalau Li Sek hong masih berdiri menjublek ditempatnya, adalah Gwat hoa Hujin segera memburu kearah Koan San Gwat serta berteriak. “Nak! Kau ” sekali raih ia peluk lengan

anak nya yang besar kuat dan keras berotot, pancaran matanya penuh rasa prihatin dan rasa cinta kasih yang tak terhingga.

Koan San gwat sendiri juga terpengaruh akan pertemuan yang tidak terduga ini, sesaat ia menenangkan hati, serta katanya.”Bu! Kau minggir dulu, biar kuhadapi mahluk keparat ini!”

“Hati hati nak! Dia amat lihay!”

“Bukan soal, aku tahu seluruh badannya terbungkus sisik tebal yang tidak mempan senjata, tapi aku percaya dia tidak akan kuat menahan pukulan Kim sin kaki tunggal di tanganku ini.”

Gwat hoa Hujin masih agak kuatir, namun Coa sin sudah mendesak maju seraya menyeringai lebar, tidak bisa dia memeluk lengan Koan San Gwat lagi sehingga mengganggu gerak geriknya terpaksa ia lepas tangan dan mundur kesamping.

Tujuh delapan kaki dihadapannya Coa sin menghentikan langkah, matanya memancarkan sinar beringas buas bentakanya keras.”Anak keparat! Cara bagaimana kau bisa keluar lari dari kamar tahananmu?”

“Masakah ular ular busukmu itu mampu mengurung aku!” “Bedebah! Jangan kau takabur, ular ular dalam kamar itu

cukup berkelebihan untuk menghadapi pasukan tentara ribuan orang, kalau kau tidak mendapat bantuan dari luar sekali kali sulit aku percaya kau dapat meloloskan diri.”

“Terserah kau mau percaya, yang terang aku sudah berada disini.”

-oo0dw0oo-
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar