Bangau Sakti Jilid 20

 
Jilid 20

Ya, akibatnya akan lebih hebat daripada pertempuran di atas puncak gunung Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun berselang, dan lebih banyak orang yang akan tewas menjadi korban." Tio Goan Taysu dari partai silat Ngo Bie segera menginsyafl bahwa pemimpin-pemimpin partai silat Siauw Lim dan Bu Tong berhasrat mencegah dilangsungkannya adu silat itu, tetapi dalam keadaan seperti itu, untuk membela muka dan nama partainya, ia tak dapat mundur Maka iapun bangun dan bicara:

"Kami menghaturkan banyak terima kasih kepada kedua Taysu dari partai-partai Siauw Lim dan Bu Tong. Kamipun menuntut penghidupan sejalan dengan orang-orang dari kedua partai Siauw Lim dan Bu Tong, seharusnya kamipun menolak bertempur yang hanya untuk saling bunuh membunuhi Tetapi partai silat Thian Liong terlalu menghina kami dan semua partai silat tainnya! semenjak Suheng kami yang memimpin partai diculik, sampai sekarang sudah hampir satu tahun, Kamipun tidak mengetahui apakah dia masih hidup atau sudah meninggal dunia. Hinaan ini, apakah kami dapat membiarkan nya ?"

Para jago silat pernah mendengar tentang permusuhan antara partai Ngo Bie dan partai Thian Liong, akan tetapi mereka belum mengetahui tentang sebab mu-sababnya, penjelasan dari Tio Goan Taysu sangat menggemparkan suasana,

Kemudian Ceng Hian Totiang dari partai silat Bu Tong dan Song Bok Totiang, pemimpin partai silat Ceng Sia bersama- sama bangun dan berkata kepada pemimpin partai silat Siauw Lim: "Soal ini sudah sukar diredakan. Meskipun kita berdaya upaya merintanginya, aku yakin tak ada manfaatnya lagi, Menurut pendapatku, soal ini tak dapat dibikin beres dengan kebaikan hati."

Segera Sia Yun Hong, Tu Wee Seng dan semua jago-jago silat berturut-turut bangun dari tempat duduknya masing- masing menyatakan sokongannya untuk melangsungkan silat, tetapi orang-orang dari partai silat Siauw Lim dan partai Kun Lun tetap duduk dengan tenang.

Si Hweeshio tua menarik napas panjang menunjukkan kekecewaan yang telah gagal untuk meredakan atau mencegah pertumpahan darah yang segera akan terjadi itu, lalu iapun duduk kembali dengan cemas, Souw Peng Hai mengurut-umt jenggotnya yang panjang dan tertawa gelak-gelak, lalu berkata dengan suara yang keras sekali: "Kami minta kalian tenang, Kami telah mengundang kalian kesini untuk mengadu ilmu silat Tetapi tentang caranya, kami minta petunjuk-petunjuk kalian-,."

"Souw Cong Piauw telah mengundang kita datang kesini," jawab Ceng Hian Totiang, "Souw Cong piauw sudah tetapkan urutannya partai-partai mana yang harus bertempur melawan jago-jago silat dari partai Thian Liong, tentang caranya pun tentu sudah ditetapkan pula! Mengapa mesti menanya atau minta petunjuk-petunjuk dari kami IagJ?"

Dengan tertawa Souw Peng Hai berkata: "Kalian rupanya selalu memuji partai Thian Liong kami yang baru saja berdiri sebetulnya kami merasa malu jika ternyata partai silat kami berbuat sesuatu yang melanggar peraturan Bu Lim. Oleh karena itu kami terpaksa minta petunjuk-petunjuk dari kalian agar kami dapat banyak belajar dari kalian!"

Teng Lee, pemimpin partai silat Siat San, menjawab, suaranya bersifat mengejek: "Souw Cong piauw yang terkenal sebagai pemimpin partai silat Thian Liong yang jempol tak perlu petunjuk-petunjuk dari kami!"

Ejekan tersebut menyinggung Souw Peng Hai. ia mengawasi Teng Lee dan berkata: Teng-heng lebih pandai dari aku si tua bangka ini, maka aku sekarang minta petunjuknya!"

Terima kasih," jawab Teng Lee, tetapi mengejek. "Jika ingin petunjukku, aku terpaksa memberikan Jika

Souw Cong piauw betul-betul ingin belajar ilmu-ilmu siflj!t dari partai silat lain, aku kira tak usah mengundang serasa partai- partai silat datang kesini untuk mengadu silat Tajtf terbukti bahwa partai Thian Liong ingin mengunjukkan di hadapan jago-jago silat dari partai-partai lainnya, Terhadap mereka, partai Thian Liong bukan saja sangat memandang remeh, tetapi juga menghina, seolah-olah partai Thian Lionglah yang paling jempol di kolong langit! Maka itu, Souw Cong Piauw tidak perlu petunjuk Sebut saja jago silat yang mana harus bertempur melawan jago silat dari partai Thian Liong, dan kami dari pihak lawan, sudah siap menghadapinya!

Di antara pemimpin-pemimpin cabang partai Thian Liong, Mo Lun terhitung yang paling berangasan ia tak dapat menahan napsu mendengar ejekan itu, Dengan kedua mata melotot, ia bangun dari tempat duduknya dan membentak: Tutup mulutmu! Twan Hun Ya ini bukan tempatnya untuk seorang macam Teng Lee mengeluarkan suara besar! partai Thian Liong berani mengundang semua partai silat datang kesini, sudah tentu pula kami mampu melawan tiap-tiap jago silat dari partai-partai silat yang telah diundangnya! Jika kau mempunyai keberanian sebesar mulutmu, kau tentu tak gentar maju bertempur melawan aku.,.!"

Pada saat yang tegang dan gawat itu, Hian CengTojin bangun dan berkata: "Kedua saudara Mo dan Teng, jangan berselisih Jika diijinkan, aku ingin bicara," ia menoleh kearah Souw Peng Hai untuk minta ijin bidara. Souw Peng Hai mengangguk, dan ia mulai bicara: "Pihak tamu atau pihak tuan rumah tak dapat mengambil langkah atau bertindak

sewenang-wenang. Bukankah Souw Cong Piauw sudah menetapkan urutannya tentang pertemuan adu silat ini? Sekarang Souw Cong Piauw dapat menyatakan acara tentang pertandingan ini, lalu kita semua dapat merundingkan sebelum bertempur!

Usul yang baik itu diterima dengan suara bulat, dan suasana menjadi tenang kembali,

justru pada saat itu, ketika para jago silat sedang menanti pengaturan acara yang akan diucapkan oleh Souw Peng Hai, terlihat oleh mereka seorang yang berpakaian serba putih berjalan di jembatan gantung menuju ke tempat mereka berkumpul

Souw Peng Hai terperanjat ketika melihat orang yang mendatangi Dengan gusar ia mengusir seraya membentak "Hei! Mengapa kau datang kesini? Apakah kau ingin mencari mati!"

Diantara para hadirin ada juga yang belum pernah melihat atau mengenal Souw Hui Hong, puterinya Souw Peng Hai, mereka menjadi heran mendengar Souw Peng Hai memaki dan mengusir

Souw Hui Hong tidak mundur setelah diusir oleh ayahnya, bahkan ia berjalan makin cepat, dan setelah dekat sekali ia berkata: "Ayah, aku hanya ingin menjumpai Bee Siangkong."

Semua orang memperhatikan sikap Souw Peng Hai yang gelisah, sambil mengertek gigi dan memberi isyarat kepada orang-orangnya di belakang untuk mencegah puterinya datang,

Tetapi ketika itu Bee Kun Bu lebih gelisah, karena di hadapan banyak orang Souw Hui Hong menyatakan ingin menjumpai pada nya.

Souw Hui Hong masih juga mendesak meskipun ditahan oleh orang-orangnya ayahnya,

Dengan gusar Souw Peng Hai memaki: "Hei! jika kau tidak enyah, aku bunuh mati kau, dan biarkan kau jatuh hancur ke dalam jurang!"

Melihat ayahnya semakin gusarnya, Souw Hui Hong terpaksa mundur

Setelah peristiwa tersebut berlalu, Souw Peng Hai mulai mengutarakan acaranya dengan suara keras: "Kami sekarang mengumumkan acara pertandingan silat ini, dan minta kalian memaafkan jika terdapat kesalahan Karena tadi terjadi salah faham, kami mengubah acaranya, Kami dari partai Thian Liong rela melawan kalian dari ke-sembilan partai tergabung jadi satu, Dengan singkat, orang-orang kami siap sedia melawan semua jago-jago silat dari kesembilan partai yang tergabung! Tapi kami minta dari pihak lawan memilih satu pemimpin untuk kelancaran dan keberesan berlangsungnya pertempuran pemimpin pihak lawan akan ajukan seorang jago silat, dan kami juga akan ajukan seorang jago silat sebagai I awan nya. Kedua, kami minta ketetapan, apakah kita bertempur sampai ada yang tewas, atau sampai ada yang jatuh saja? Bagaimana pendapat kalian apakah acara ini adil atau tidak?"

Semua hadirin menundukkan kepala berpikir, lalu Ceng Hian Totiang dari partai Bu Tong bangun dan berkata sambil tertawa: "Souw Cong Piauw, aku setuju dengan cara demikian, dan aku usulkan kita bertempur sampai ada yang kalah. Entah pendapat saudara-saudara dan saudari-saudari lainnya."

ia menunggu untuk orang mengajukan usulnya, setelah semua jago-jago silat mengangguk menyatakan persetujuannya, ia berkata lagi: "Kami atas nama partai silat Bu Tong mengusulkan mengangkat Thian Hong Taysu dari partai silat Siauw Lim menjadi pemimpin gabungan kesembilan partai Bagaimanakah pendapat kalian?"

Lalu Song Bok Totiang dari partai silat Ceng Sia bangun dan berkata: Thian Hong Taysu terkenal sebagai seorang pemimpin yang pandai, adil dan bijaksana. Beliau tepat menjadi pemimpin pihak kita, Kami dari pihak partai silat Ceng Sia menyatakan setuju!"

Tong Leng Tojin pun menyatakan kesetujuannya, Tetapi Thian Hong Taysu menjawabnya dengan me-

rendah: "Aku si Hweeshio tua ini mungkin tak pandai menjadi pemimpin."

Tio Goan Taysu dari partai silat Ngo Bie segera bangun dan berkata: Taysu jangan menolak lagi, Taysu adalah pemimpin yang tepat!"

Tu Wee Seng dan Teng Lee pun sama berbangkit dan berkata: "Partai silat Siauw Lim adalah yang terkenal di antara partai-partai silat lainnya, jika Taysu yang menjadi pemimpin pihak kita, kami anggap paling tepat!"

Thian Hong Taysu melihat bahwa semua orang setuju ia menjadi pemimpin, ia tak dapat menolak lagi Lalu ia menyoja memberikan hormat kepada semua orang dan berkata dengan suara yang keras: "Kalian rupanya sangat menghargai aku si Hweeshio tua ini, Namun jika ada kekhilafan atau kekeliruan aku mohon dimaafkan dan diberikan petunjuk."

Souw Peng Hai tertawa dan berkata: "Partai silat Siauw Lim betul terkenal di kalangan Bu Lim, jika Taysu yang menjadi pemimpin dari pihak lawan kami, aku juga anggap tepat sekali Terimalan pemberian selamat kami!" Lalu iapun menyoja memberi hormat kepada Thian Hong Taysu itu,

Thian Hong Taysu membalas hormat itu dengan menyoja juga, dan menjawab: "Aku si Hweeshio tua ini sebetulnya tidak pantas menjadi pemimpin pihak lawan. oleh karena itu, jika ada kekeliruan aku mohon Souw Cong Piauw memberi petunjuk, Terima kasih."

Lalu dengan suara keras ia berkata kepada semua pemimpin-pemimpin dari kesembilan partai silat itu: "Karena saudara-saudara dan saudari-saudari telah setuju memilih aku si Hweeshio tua menjadi pemimpin pihak lawannya tuan rumah, dan juga telah disetujui oleh Souw Cong Piauw, aku menerima pengangkatan ini!"

Kemudian Souw Cong Piauw menghadapi Thian Hong Taysu dan berkata: "Taysu, sekarang kami mohon Taysu ajukan jago silat yang pertama bertempur melawan orang kami!"

Thian Hong Taysu tersenyum, iapun lantas memilih seorang jago silat yang harus bertempur dalam babak pertama,

sekonyong-konyong perhatiannya para hadirin tertarik oleh suara jeritan seorang wanita: "Ayah, aku harus datang, karena akupun tak ingin hidup lagi, Aku minta ayah pukul mati agar aku dapat bebas dari semua penderitaan lahir batin!"

jeritan tersebut sangat memilukan hati, semua orang menoleh ke arah jeritan itu. Mereka tampak Souw Hui Hong berdiri di atas jembatan gantung dan hendak menghampiri ayahnya,

Souw Peng Hai membentak lagi: "Setan kau! Lekas, pergi!"

Tetapi Souw Hui Hong tak menghiraukan dampratan ayahnya, ia berjalan maju terus sambil berkata dengan senyumnya yang getir: "Ayah, aku hidup pun tak berguna lagi, aku rela dipukul mati olehmu ayah!"

Souw Peng Hai yang terkenal sebagai satu pemimpin yang pandai dan seorang jago silat yang memiliki ilmu silat sakti, tak dapat menyingkirkan kasih sayangnya terhadap puterinya yang satu-satunya itu. ia merasa seolah-oleh jantungnya tersayat mendengar permintaan puterinya itu. ia menjerit: "Betapapun hebatnya kau menderita, kau tak harus berkata demikian sekarang adalah saat partai kita bertempur melawan jago-jago silat dari kesembilan partai yang tergabung, dan aku sangat sibuk, Jika pertempuran ini telah selesai, aku akan menerima kau, dan kau dapat merundingkan segala sesuatu dengan aku, dan aku berjanji akan berusaha menolong kau!"

Ketika itu terlihat Souw Hui Hong bergemetaran, seolah- olah ia ingin terjun ke dalam jurang untuk membunuh diri. Bee Kun Bu terperanjat ia berbangkit dan hendak menolongnya, tapi baru saja ia berdiri, ia merasa bajunya dibetot orang, ia menoleh ternyata orang itu Oey Ci Eng yang mencegah padanya,

Oey Ci Eng berbisik: "Bee Sutee jangan turut campur urusan orang lain!"

Bee Kun Bu mengangguk dan tersenyum, namun ia tetap gc!isah! "Ayah!" menjerit Souw Hui Hong, "Penderitaanku ini tak dapat dihibur atau ditoIong, Lebih baik ayah pukul mati aku saja!"

Souw Peng Hai terkejut, dan ia perintahkan orang- orangnya menyergap puterinya, Tetapi dengan ilmu Yan Cu Coan In atau burung Walet menembusi awan, ia mengelit dan bebas dari sergapan,

Jika wanita itu bukan puterinya, Souw Peng Hai dapat menjotos dari tempat di mana ia berdiri dengan hanya hembusan angin dari jotosannya sudah dapat mendorong jatuh wanita itu ke dalam jurang yang dalam dan berbahaya itu, Tetapi terhadap darah dagingnya sendiri ia tak berdaya!

Lalu Souw Hui Hong jalan menghampiri ayahnya sehingga semua jago-jago silat menjadi terperanjat Pada saat yang tegang itu, tiba-tiba terdengar suara bujukan yang lemah lembut dari seorang wanita: "Souw Cici, kau mengapa? sebentar jika pertandingan silat ini selesai, aku akan mengajak kau ke suatu tempat yang sepi dan tenang, di mana kita dapat tinggal bersama-sama Bu Koko untuk berlatih ilmu silat Mungkin juga Pek Cici dan Na Moi-Moi menyertai kita pula, Bu kan kah itu enak sekali?"

Wanita itu adalah Lie Ceng Loan yang segera bangun dari tempat duduknya dan jalan menghampiri Souw Hui Hong.

Kini semua mata ditujukan kepada Lie Ceng Loan, Tiba- tiba Giok Cin Cu membentak: "Loan Jie, lekas kembali ke tempatmu!"

Lie Ceng Loan berhenti dan berbalik, dengan wajah yang sedih ia memohon: "Suhu, aku hanya ingin menghibur Souw Cici, lain tidak."

Tong Leng Tojin menjadi beringas, ia berdiri dan membentak: "Loan Jie, kau tidak segera kembali, sekarang juga aku menghukum kau!" Lie Ceng Loan terkejut, dan air matanya mengucur keluar

Souw Hui Hong terharu, melihat usahanya Lie Ceng Loan yang hendak menghibur padanya terhalangi. ia membujuk "Loan Moi, lebih baik kau kembali kepada gurumu " Lie

Ceng Loan dengan sedih hati kembali ke tempatnya.

Suasana yang tiba-tiba menjadi sunyi senyap itu mendadak dipecahkan oleh suara tertawa gelak-gclak dari Tu Wee Seng: "Kalian lihatlah! Puteri kesayangan Souw Cong Piauw telah dua kali ingin menjumpai Bee Kun Bu! Dari sini kita dapat mengetahui betapa eratnya hubungan antara partai Kun Lun dan partai Thian Liong!

Thian Hong Taysu harus tunjuk salah seorang dari partai Kun Lun sebagai orang pertama bertempur melawan jago silat dari partai Thian Liong!"

Tong Leng Tojin memprotes: Tu-heng, meskipun partai Kun Lun pernah ada hubungan terhadap partai Thian Liong, akan tetapi tentang siapa yang harus maju pertama tak ada sangkut pautnya dengan hubungan kami!"

Suasana menjadi sunyi kembali Sia Yun Hong lalu berdiri dan berkata: "Aku ada usul Babak pertama ini sebaiknya murid partai Kun Lun yang bernama Bee Kun Bu melawan Souw Hui Hong, puterinya pemimpin partai Thian Liong!

Apakah Thian Hong Taysu setuju dengan usulku?"

Usul yang ganjil itu betul-betul membikin para ha- " diriri geli bereampur masgul, Ada yang berpendapat "Hanya orang yang sangat benci partai Thian Liong dan partai Kun Lun dapat ajukan usul demikian!"

Thian Hong Taysu pun tak terkecuali menjadi terperanjat mendengar usul yang ganjil itu. Belum lagi ia menjawab, Tu Wee Seng telah menambahkan "Usul Sia Heng itu bagus seka!i. Souw Hui Hong telah dua kali minta menjumpai Bee Kun Bu di Twan Hun Ya ini. Tentu ada udang di balik batu! Jika mereka bertempur, maka kita akan segera mengetahui apakah mereka itu saling membenci atau saling menyinta!" Segera terdengar suara komentar di antara jago-jago silat yang berkumpul itu, Tetapi dengan wajah yang gusar Souw Peng Hai menjawab: Tu-heng, sekarang bukan waktunya untuk kita mengadu lidah! Meskipun puteriku itu sangat manja, tetapi dia tak akan berbuat sesuatu yang melampaui batas kesopanan! Jika kau berani babak pertama ini, kau boleh keluar bertempur melawan aku!"

Sebelum Tu Wee Seng dapat berkata-kata, lalu dari tempatnya partai Thian Liong meloncat keluar seorang jago silat yang berlengan satu. Orang itu adalah Mo Lun yang memiliki ilmu silat tinggi sekali, meskipun hanya berlengan satu, Dengan sikap menantang ia menghampiri Tu Wee Seng. ia menantang: "Aku ini mempunyai hanya satu lengan, tetapi aku ingin coba-coba kau yang berlengan dua, agar kau tak lagi dapat membentang mulutmu yang kotor!"

Tantangan yang kasar itu mengejutkan Tu Wee Seng, dan semua mata ditujukan kepada mereka berdua,

Dengan senyuman terpaksa Tu Wee Seng menjawab: "Aku merasa gembira sekali dapat bertempur melawan Mo Heng. Tetapi puterinya Souw Cong Piauw sudah dua kali memaksa datang untuk menjumpai Bee Kun Bu. ini tentu ada udang di balik batu. Lebih baik kita menonton mereka bertempur dulu, kemudian baru aku bertempur melawan kau!"

Souw Peng Hai menjadi gusar sekali karena Tu Wee Seng mendesak agar lebih dahulu puterinya bertempur dengan Bee Kun Bu. ia membentak: "Apakah maksudmu mendesak secara demikian? pertempuran kali ini adalah untuk angkatan tua dan merupakan peristiwa penting sama pentingnya seperti pertempuran di puncak Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, AJigkatan muda tak dapat bertempur di babak pertama!"

Souw Hui Hong menghampiri ayahnya dan berkata: "Ayah jangan bertengkar dengan dia. Tadi aku minta ayah pukul mati padaku, tetapi sekarang aku berpendapat Iain. Aku tak ingin mati konyol " Kata-kata tersebut membikin semua orang terperanjat tetapi Souw Peng Hai menjawab: "Sekarang bukan waktunya untuk mau memberitahukan isi hatimu kepadaku. Jika pertandingan silat ini sudah selesai, aku pasti memperhatikan keluh kesahmu, dan aku tentu membunuh mati orang-orang yang telah menyiksa atau menghina kau! Maka sekarang, lebih baik kau pulang saja!"

Tetapi Souw Hui Hong tidak lantas berlalu ia berkata dengan sungguh-sungguh: "Ayah! pertandingan silat kali ini adalah suatu peristiwa yang luar biasa yang baru akan diselenggarakan pula setelah tiga ratus tahun yang akan datang, Aku minta ijin ayah untuk aku dapat me-nontonnya."

Souw Peng Hai berpikir sejenak, lalu ia berkata: "Baik!

Tetapi ingat, kau hanya menonton, kau tidak boleh turut campur!"

Souw Hui Hong mengangguk dan menjawab: "Aku mengerti, ayah jangan khawatir!" lalu ia berjalan dan mencari tempat duduk di tempatnya partai Thian Liong,

-ooo0ooo-

Partai silat Siat San mengunjuk gigi

Suasana di atas Twan Hun Ya menjadi tenang kembali setelah Souw Hui Hong duduk,

Lalu sebagai tuan rumah Souw Peng Hai berdiri lagi dan dengan suara keras ia mengumumkan: "Sekarang kita mulai pertandingan ini. Kami atas nama partai silat Thian Liong minta kepada Thian Hong Taysu yang telah menjadi pemimpin pihak lawan untuk ajukan seorang jago silat untuk bertempur di babak pertama melawan jago silat dari pihak kami."

Thian Hong Taysu bangun dari tempat duduknya, ia memejamkan kedua matanya, dan sambil merangkap kedua tinjunya di depan dada, ia berkata: "Karena aku telah dipilih oleh semua partai silat untuk menjadi pe-mimpi(i, sebelumnya aku menjalankan tugas ini, aku ingin menanya pula apakah kalian sudi mentaati pimpinanku?" Lalu ia buka matanya dan mengawasi semua pemimpin-pemimpin dari kesembilan partai Akhirnya ia dapat kenyataan, bahwa semua pemimpin setuju,

Dengan suara yang keras dan sungguh-sungguh Thian Hong Taysu berkata: "Di antara kesembilan partai kita, partai silat Ngo Bi yang paling benci partai silat Thian Liong, karena pemimpinnya telah diculik Aku ajukan Tio Goan Taysu dari partai silat Ngo Bi untuk keluar bertempur di babak pertama!"

Tio Goan Taysu terkejut, dan ia memaki di dalam hatinya: "Hm! Hweeshio gadungan! Partai silat Ngo Bi tidak bermusuhan terhadap partai silat Siauw Lim, mengapa kau memilih partai Ngo Bi untuk maju di babak pertama?" Tetapi ia tak dapat berbuat lain, karena ia telah berjanji patuh kepada perintahnya si Hweeshio tua itu. ia bangun dan berjalan ke medan pertempuran

Dari pihak partai Thian Liong dan pun tampak keluar Ong Han Siong. Setelah membungkukkan tubuh kepada Souw Peng Hai, ia berkata: "Cong Piauw! Babak pertama ini perkenankanlah aku maju bertempur!n Lalu iapun berjalan maju ke medan pertempuran

Segera suasana menjadi tegang, dan semua perhatian dicurahkan kepada kedua jago silat yang telah berhadapan

Tio Goan Taysu dengan maksud membikin pembalasan dendam segera menyerang dengan tinju Lo Han Kunnya, Tinju Lo Han Kun itu sekeras baja dan bertenaga seribu kati. Lawan yang terkena pukulan itu pasti tewas atau luka parah,

Serangan yang tiba-tiba itu telah memaksa Ong Han Siong lekas-leicas loncat ke belakang untuk menghindarkan tinju maut itu! Tetapi ia yang sudah biasa menghadapi musuh tidak menjadi gentar ia berlompat-lompat mengelak jotosan-jotosan lawannya sambil mencari lowongan untuk membalas menyerang dengan kipas besinya, Harus diketahui bahwa jotosan-jotosan yang dilancarkan itu adalah jurus dari ilmu tinju Lak Cap Si Coa Heng Pat Kwa Ciang (llmu tinju ular menyamber dari enam puluh empat jurusan) yang sukar sekali diegosi dan dikelit Ong Han Siong hanya dapat meloncat-loncat ke kanan dan ke kiri menghindarkan diri dari jotosan-jotosan maut itu. Demikianlah mereka bertempur selama lima puluh jurus, dan kedua-duanya sudah bermandikan keringat

Tiba-tiba Tio Goan Taysu mengubah jurusannya, ia tidak lagi menyerang dengan beringas, ia mengumpulkan tenaganya untuk mengirim satu jotosan yang mematikan

"Ha! ilmu tinju Lo Han Kun dari partai silat Ngo Bi yang disohorkan hanya begitu saja?" Ong Han Siong mengejek: "Sekarang giliranku menyerang!" Lalu secepat kilat ia coba menotok jalan darahnya Tio Goan Taysu dengan kedua jari tangan kanannya, sedangkan kipas besi di tangan kirinya menyabet pinggang lawannya dengan jurus Kong Ciok Swat San atau Burung merak menyapu abu.

Serangan serangan berbareng itu memaksa Tio Goan Taysu meloncat mundur tiga langkah, dan secepat kilat pula kaki kirinya menendang Ong Han Siong dengan jurus Ngo Kwa Kiauw In atau Sambil berbaring melihat awan

Tendangan maut yang ditujukan ke lambungnya Ong Han Siong dapat ditangkis dengan kipas besinya dan ia balas menyodok dada lawannya dengan kedua jari tangan kanannya, Tio Goan Taysu mengegos dengan jurus Bie Hong Cin Tong atau Tawon terbang masuk ke dalam liang, ia membungkukkan tubuh mengegosi sodokan sambil mengirim lagi jotosan dari bawah ke perutnya Ong Han Siong. Lagi-lagi jotosan itu di tangkis oleh kipas besinya Ong Han Siong, Dan pada saat itu, kedua-duanya meloncat mundur, lalu saling mengawasi untuk menyerang lagi.

Tiba-tiba Tio Goan Taysu menyergap dengan jurus Go Eng Pok To atau Garuda lapar menerkam kelinci tetapi dengan jurus Yan Cu Cwan In atau Burung walet menembusi awan, Ong Han Siong mengegos ke samping, dan Tio Goan Taysu menyergap angin!

Kesempatan tersebut digunakan oleh Ong Han Siong untuk menyodok punggungnya Tio Goan Taysu dengan ujung kipas besinya, Tio Goan Taysu yang baru saja menyergap angin, tidak keburu berbalik atau mengegos, Ujung kipas besi telah menyodok pundak kirinya! Dalam kedudukan demikian, ia menjadi lebih beringas Iagi, Dengan seluruh tenaganya dan sambil menjerit ia membentangkan kedua lengannya dengan jurus Tie Eng Ciam Cit atau Garuda Besi Membentang Sayap, dan berhasil memukul dadanya Ong Han Siong!

Lalu terlihat kedua jago silat tersebut terpental Tio Goan Taysu berdiri memulihkan tenaga dalamnya, dan Ong Han Siong jatuh duduk dan berusaha menahan sakit di dadanya!

"Ong Piauw Touw!" kata Tio Goan Taysu setelah berselang beberapa detik kemudian, "Sodokan kipasmu ditukar dengan jotosan ku! Bagaimanakah rasanya!"

"Dadaku masih sanggup menerima jotosannm Ayo, kita bertempur lagi!" jawab Ong Han Siong, Lalu ia bangun dan siap bertempur puIa!

Tetapi Thian Hong Taysu telah bangun dari tempat duduknya, dan berkata: "Souw Cong Piauw, aku minta pertempuran mereka dihentikan! Tio Goan Taysu telah membalas satu jotosan untuk sodokan yang ia terima. pertempuran ini dapat dikatakan seri Bagaimanakah pendapat Souw Cong Piauw?"

Souw Cong Piauw juga bangun dari tempat duduknya, dan sambil tersenyum ia menjawab: "Aku setuju, Akupun menganggap pertempuran itu berkesudahan seri. sekarang aku minta Taysu menunjuk jago silat lagi untuk babak ke dua."

Thian Hong Taysu menundukkan kepalanya berpikir lalu ia mengangkat kepalanya dan mengawasi jago-jago silat di sekitarnya. Dengan tenang ia berkata: "llmu silat dari partai Siat San sangat terkenal di kalangan Bu Lim. Aku minta Teng- heng dari partai silat Siat San keluar untuk bertempur di babak ke dua?"

Teng Lec yang mengenakan pakaian serba putih segera bangun dan sambil tertawa gelak-gelak ia berkata: "Di kalangan Bu Lim, sebetulnya partai silat Siat San tidak lebih tersohor daripada partai-partai silat Siauw Lim atau Bu Tong, mungkin juga lebih bawah daripada partai silat Kun Lun.

Tetapi mengapa Taysu menunjuk partai Siat San untuk maju di babak kedua?"

Thian Hong Taysu menjadi cemas, akan tetapi ia berusaha bersikap tenang dan menjawab: "Jika Teng-heng tidak mau turut perintahku aku kira pereuma saja aku dipilih menjadi pemimpin, Maka aku minta mengundurkan diri, dan kalian dapat memilih pemimpin lagi!" 

Segera suasana menjadi gaduh kembali, Souw Peng Hai segera bangun dan dengan suara keras mengejek: "Bukankah Thian Hong Taysu telah dipilih menjadi pemimpin kalian dengan suara bulat! Mengapa Teng-heng masih hendak membantahnya? janganlah ingkar pula!"

Ejekan yang pedas itu sukar ditelan oleh para jago silat lawan, tetapi mereka tak dapat berbuat lain, karena Souw Peng Hai telah bicara terus terang!

Sia Yun Hong dari partai silat Tiam Cong lalu bangun untuk membela muka, ia berkata: "Souw Cong Piauw telah bicara betul! Dan aku minta Thian Hong Taysu meneruskan tugasnya!"

Tu Wee Seng juga bangun dan berkata: Teng-heng, untuk mencegah kekacauan, lebih baik Teng-heng tidak menolak lagi!"

Teng Lee tak dapat berkata-kata pu!a, ia segera keluar dan menuju ke medan pertempuran pada saat itu juga terlihat seorang jago silat dari partai Thian Liong maju keluar dan memberi hormat kepada Souw Peng Hai seraya berkata: "Souw Cong Piauw! Babak ke dua ini, perkenankanlah aku yang bertempur!" Lalu orang itu masuk ke gelanggang pertempuran Orang itu adalah Kiok Goan Hoat

Kiok Goan Hoat telah menjadi pemimpin cabang partai silat Thian Liong karena ia memiliki ilmu tinju yang lihay, tiap- tiap pukulannya dapat menghancurkan batu, Oleh karena itu ia terkenal sebagai tinju baja, ia menghampiri Teng Lee dan sambil tersenyum ia berkata: Teng-heng, kau boleh menyerang dulu!"

Teng Lee yang telah menahan harga untuk maju bertempur kini menjadi lebih cemas lagi, Tetapi ia berkata: "Apakah kita bertempur dengan senjata atau tanpa senjata? Aku tahu bahwa kau terkenal sebagai si tinju baja. sekarang aku ingin menguji tinju baja itu!"

Lalu secepat kilat Kiok Goan Hoat mengirim jotosan tangan kanannya ke muka Teng Lee,

Teng Lee yang sudah kawakan di kalangan Kang-ouw telah siap mengegosi jotosan itu, lalu dengan cepat pula ia memukul dadanya Kiok Goan Hoat, pukulan yang dilancarkan dengan tenaga dalam dan yang sudah diperhitungkan masak- masak itu, Kiok Goan Hoat tidak mau menyambutinya, ia meloncat ke samping, lalu mengirim jotosan lagi dengan jurus Tok Coa Pok To atau Ular berbisa menyambar kelinci ke punggungnya Teng Lee,

Tetapi Teng Lee bukannya lawan yang remeh, ia menjatuhkan diri ke tanah, dan setelah bergulingan secepat kilat ia bangun dan menerkam lawannya. Terkaman tersebut disambut dengan dua jotosan berbareng dari Kiok Goan Hoat,

Tabrakan tak dapat terhindar Terdengar suara bentrokan tinju-tinju mereka, dan kedua-duanya terdampar ke belakang dua-tiga tindak! Mereka berdiri sejenak saling mengawasi sambil mengumpulkan semangat dan tenaga sebelumnya bergebrak lagi.

Teng Lee dengan gaya pura-pura berusaha menyerang sambil mencari lowongan untuk melontarkan tinju mautnya,

Tidak pereuma Souw Peng Hai mengangkat Kiok Goan Hoat menjadi pemimpin cabang, ia juga bersikap waspada dan berusaha mencari kesempatan melancarkan tinju bajanya, Demikianlah kedua jago silat itu berputar-putar selama lima puluh jurus, Namun kedua belah pihak masih kelihatan segar!

Lalu sekonyong-konyong Teng Lee loncat maju, dan dengan jurus Pek In Tan Lo atau Monyet putih mencari jalan, tinju kirinya menyodok ke arah muka lawan, sedangkan kaki kanannya menendang lambung lawan!

Kiok Goan Hoat tak dapat ditipu dengan gaya pura-pura itu, ia menanti sampai tinju kiri lawannya mendekati mukanya, barulah ia menyondongkan tubuh sedikit ke samping, menangkis tendangan dengan tangan kanannya, dan menyodok lambung lawan dengan kedua jari tangan kirinya.

Teng Lee lekas-lekas loncat mundur untuk terus menjotos lagi. jotosan yang dikerahkan dengan tenaga dalam tak berani ditangkis oleh Kiok Goan Hoat. ia melangkah ke samping, lalu dengan jurus To Ta Kim Ceng atau Berbalik memalu lonceng emas ia menjotos bertubi-tubi tubuh lawan nya.

Melihat bahwa jotosannya luput lagi, dan tinju lawan datang bertubi-tubi, Teng Lee segera mengubah siasat ia bertempur dengan mengambil jarak ia insyaf bahwa jika ia bertempur dengan jarak yang rapat, tinju baja lawan sangat berbahaya baginya. Maka ia bertempur dengan mengambil jarak jauh untuk ia dapat menerkam dan menendang, Demikianlah ia bertempur dengan meloncat ke kiri dan ke kanan. Kiok Goan Hoat telah menjadi hilang sabar ia ingin lekas- lekas menang. Maka ia segera melancarkan ilmu Cit Cap Ji Lo Kim atau Menerkam lawan dari tujuh puluh dua jurusan, ia mendesak lawannya dengan jotosan-jotosan dan totokan- totokan sehingga pertempuran menjadi makin seru,

para penonton segera tampak Teng Lee terdesak, mereka menduga bahwa Teng Lee tak dapat bertahan dengan sepuluh jurus lagi! justru pada saat yang gawat itu, terdengar Teng Lee meraung seperti seekor harimau, ia mengubah siasatnya pula dan melancarkan jotosan-jotosannya dengan cepat Tiap jotosan-jotosan dilancarkan dengan penuh tenaga, dan Kiok Goan Hoat terpaksa menangkis dan mengegoskan diri,

Para penonton terperanjat melihat perubahan itu, Tiba-tiba terlihat Teng Lee loncat ke atas, dan kaki kanannya secepat kilat menendang kepada lawannya, justru pada saat itu Kiok Goan Hoat sedang menerkam lawannya, dan tak dapat mengegosi tendangan itu lagi! Tak! Kaki Teng Lee menendang kepalanya Kiok Goan Hoat Meski Kiok Goan Hoat dapat mengegosi sedikit, tetapi tendangan itu sudah cukup membikin pusing ke-palanya, ia mundur terhuyung!

Ouw Lam Peng segera lari menghampirinya dan menanya: "Kiok Piauw Touw, apakah kau terluka?"

Kiok Goan Hoat menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Lalu ia maju hendak bertempur pula, Tetapi Ouw Lam Peng mencegah dan membujuk: "Kiok Piauw Touw, biarlah aku yang meneruskan!"

Kiok Goan Hoat terpaksa mundur lagi, dan Ouw Lam Peng jalan menghampiri Teng Lee. ia berkata: "Teng-heng, tendanganmu tadi lihay betul! Aku Ouw Lam Peng ingin coba- coba tendanganmu itu!"

Teng Lee tertawa gelak-gelak dan berkata sambil mengejek: "Ouw Piauw Touw, aku dapat memberikan kau tendangan serupa itu, Tetapi pertempuran tadi itu bagaimanakah kesudahannya?"

Thian Hong Taysu segera bangun dan berkata kepada Souw Peng Hai: "Souw Cong Piauw, babak ke dua ini terang sekali pihak kita yang menang, Kau tak dapat menyangkal lagi!"

"Ha! Ha! Ha!" tertawa Souw Peng Hai. "Kalah atau menang adalah urusan lumrah!"

Teng Lee mengejek: "Souw Cong Piauw, Kiok Piauw Touw yang terkenal dengan tinju bajanya, aku telah memberi ajaran, Jika aku tidak kasihan, mungkin dia sudah menjadi mayat!"

Souw Peng Hai menjadi gusar, ia berkata: Teng-heng kau jangan bersuara besar, Tendanganmu itu sebetulnya dilakukan dengan curang!"

Tetapi Teng Lee hanya menjawab dengan tertawa menyindir lalu ia kembali duduk ke tempatnya,

justru pada saat itu Ouw Lam Peng membentak: Teng- heng berhenti! Kau belum memberikan aku kesempatan merasai tendanganmu!"

Teng Lee tidak menjawab, ia mengawasi Thian Hong Taysu, seolah-olah menanti keputusannya, Baru saja Thian Hong Taysu ingin bicara, tiba-tiba meloncat keluar seorang jago silat yang berkata kepada Ouw Lam Peng: "Ouw Piauw Touw! janganlah kau berlagak menjadi jago! Aku ingin mencoba arit bajamu!"

Orang itu adalah Sia Yun Hong, setelah menampak Teng Lee mengalahkan Kiok Goan Hoat, ia telah berpikir akan peristiwa di pegunungan Koat Cong San selagi ia mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan Ji Teenya (saudaranya yang kedua), ia tak menanti lagi keputusan Thian Hong Taysu, ia telah loncat keluar untuk bertempur melawan Ouw Lam Peng. Sia Yun Hong tersenyum dan menjawab: "Ouw Piauw Touw, aku mempunyai sebilah pedang di tanganku, kau dapat melayaninya dengan sepasang aritmu!"

OuW Lam Peng tertawa dan menjawab: "Bagus! Bagus!

Kau boleh segera mulai menyerang!"

Tetapi Sia Yun Hong berkata: "Tidak, sebagai tamu tak akan mulai menyerang tuan rumah, Kau boleh mulai menyerang lebih dahulu."

Tanpa bicara lagi, satu arit dari Ouw Lam Peng menyabet lawannya dengan jurus Ci Ing Cin Ek atau Garuda lapar membuka sayap. Tetapi dengan tenang Sia Yun Hong segera menangkis dengan pedangnya, Lalu secepat kilat arit di tangan yang lain menyabet lagi, dan Sia Yun Hong harus mengegos ke samping untuk terus menusuk dadanya Ouw Lam Peng.

Sepasang arit Ouw Lam Peng yang serupa bulan slsk itu adalah senjata yang luar biasa dan bukan maln tajamnya oleh karena Ru Sla Yun Hong selalu menghindarkan pedangnya agar tidak beradu dengan arrt lawannya Hu.

Tusukan itu cepat sekali sehingga Ouw Lam Peng lekas- lekas meloncat ke belakang menghindari tusukan maut itu.

Kedua jago silat yang memiliki ilmu silat yang tinggi itu bertempur dengan jurus-jurus yang istimewa, sehingga para penonton menyaksikan dengan kagum.

Sia Yun Hong setelah memperoleh keunggulan segera menyerang dengan beringas, seolah-olah tak memberikan kesempatan kepada Ouw Lam Peng untuk me-ngelit dan mengegos, Ouw Lam Peng terpaksa menangkis semua tusukan atau sabetan pedang dengan kedua arit-nya.

Sepasang arit Ouw Lam Peng yang serupa bulan sisir itu adalah senjata yang luar biasa dan bukan main tajam-nya. Oleh karena itu Sia Yun Hong selalu menghindarkan pedangnya agar tidak beradu dengan arit lawannya itu. Demikianlah kedua jago silat tersebut bertempur dengan sengit sekali selama lima puluh jurus lebih,

Sia Yun Hong lalu mengubah jurus-jurusnya setelah ia dapat membuatnya Ouw Lam Peng kedesak. Dengan jurus Hwee Sin Jiauw Po atau Membalik tubuh menyergap musuh, ia menyabet ke atas kepala lawannya dengan pedangnya, Ouw Lam Peng lekas-lekas mengangkat kedua aritnya untuk menangkis dan kesempatan itu digunakan oleh Sia Yun Hong untuk menusuk dada lawan nya. Tetapi Ouw Lam Peng yang telah berlatih tekun untuk pertandingan pengaduan silat itu, dapat menggunakan kedua aritnya dengan cepat dan gapah. Kedua arit itu seolah-olah dua kupu-kupu beterbangan di antara bunga-bunga, senantiasa mencari sasaran untuk melukai lawan. pertempuran berlangsung semakin lama semakin seru dan cepat.

Tiba-tiba Sia Yun Hong menusuk beruntun-runtun tiga kali dengan jurus Lo Su Pan Ken atau Mengorek akar menumbangkan pohon, lalu meloncat keluar dua tombak jauhnya.

Ouw Lam Peng di lain pihak berhasil mengegosi tiga tusukan itu, dan ketika lawannya meloncat keluar, ia kira lawannya hendak melarikan diri, ia membentak: "Sia Totiang! pertempuran kita belum ada yang menang dan belum ada yang kalah, mengapa kau melarikan diri?" Bentakan itu ia barengi dengan sergapan ke atas kepala lawannya, Dengan jurus Kim LiongTiauw Bie atau Naga Emas menggoyang- goyang Ekor, Sia Yun Hong berbalik dan menusuk lagi ke dada lawan nya. Tusukan tersebut dikerahkan dengan sungguh-sungguh dan seluruh tenaga dalamnya,

Ouw Lam Peng coba menjaga dengan jurus Hong Houw Kwa Im atau Menyumbat Tenggorokan Menahan Embusan, Baru saja kedua aritnya menyentuh ujung pedang ketika Sia Yun Hong menarik pedangnya dan disabetkan ke lambungnya, Ouw Lam Peng mengikuti pedang lawannya sambil menekan dengan satu aritnya ke bawah, dan arit di tangan lainnya menyabet ke leher lawan.

Sia Yun Hong tidak menduga sabetan yang secepat kilat itu, ia terkejut, lalu ia meloncat mundur setombak jauhnya untuk maju menusuk pu!a. Ouw Lam Peng lekas-lekas merapatkan sepasang aritnya menjaga ujung pedang lawannya, Senjata kedua jago itu beradu dengan memuncratkan lelatu api! Dan... kedua jago itu ter-dampar mundur dengan tubuh bergemetaran.

Lalu Ouw Lam Peng menyambit lawannya dengan sebelah aritnya, dan meneruskan menyabet lambung lawannya dengan arit lainnya, justru pada saat itu tampak seorang jago silat loncat maju sambil menjerit: "Menyambit lawan dengan curang adalah perbuatan yang keji!" Dan toya bambu menangkis arit yang disambit oleh Ouw Lam Peng! Arit itu segera jatuh di tanah,

Ouw Lam Peng melotot dan memaki: "Hci, tua bangkai Apakah perbuatanmu itu tidak melanggar peraturan Bu Lim?"

Tu Wee Seng menjawab dengan gusar: "Apa? Kau menyambit lawan dengan curang! Apakah itu tidak melanggar peraturan Bu Lim?"

Tua bangka! Jika kau berani, kau boleh tempur aku sekarang!" kata Ouw Lam Peng.

"Berhenti bertengkar!" bentak Souw Peng Hai. "De- ngarkan aku bicara!"

Semuajago-jago silat terperanjat mendengar bentakan itu, dan menanti kata-kata Souw Peng Hai lebih lanjut Tetapi Thian Hong Taysu bangun dan berkata: "Jika Souw Cong Piauw ada omongan, katakanlah!"

"Souw Peng Hai memperhatikan semua jago-jago silat sejenak, lalu berkata: "Aku hanya ingin memberitahukan bahwa karena hari sudah mendekati senja, maka pertandingan ini kita akan langsungkan besok. sekarang aku minta kalian kembali ke bangunan masing-masing untuk beristirahat!"

Souw Cong Piauw sangat bijaksana, Akan tetapi bagaimanakah keputusan babak ke tiga ini?" kata Thian Hong Taysu sambil tersenyum

"Kami akui bahwa Sia Totiang memiliki ilmu silat yang maha tinggi Tetapi orang kami Ouw Lam Peng, juga tidak lebih bawah daripadanya. Babak ke tiga ini, kita putuskan sebagai pertandingan seri saja!"

Thian Hong Taysu menjawab: "Souw Cong Piauw sangat adiI. Baiklah babak ke tiga ini kita anggap seri.

Sekarang kita masing-masing kembali untuk beristirahat esok hari kita langsungkan pula." ia membungkukkan tubuh memberi hormat kepada semua hadirin, lalu ia meninggalkan tempatnya untuk kembali ke bangunan yang telah disediakan untuk partainya, diikuti oleh jago-jago silat lainnya yang juga kembali ke masing-masing tempatnya beristirahat Mereka semua kembali dengan perasaan cemas memikiri nasib mereka pada pertandingan esok hari!

-ooo0ooo-

Murid berbakti mengangkat nama partai silat Kun Lun Setelah kembali ke bangunan yang telah disediakan untuk

mereka, ketiga pemimpin partai silat Kun Lun duduk beristirahat di ruang dalam, sedangkan Oey Ci Eng, Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu beristirahat di ruang depan.

Lie Ceng Loan yang dapat berdampingan pula dengan Bee Kun Bu merasa sangat gembira sekali,

Oey Ci Eng duduk berhadapan dengan mereka, ia tampak betapa mesranya Lie Ceng Loan mendampingi Bee Kun Bu, terkenangiah, ia akan Liong Giok Pin yang melarikan diri mengikuti Co Hiong. Semua kabar tentang Sumoynya yang ia sangat cintai ia dapatkan hanya dari cerita orang saja, ia sangat merasa cemas akan keselamatan Sumoynya itu. Sikap tersebut diperhatikan juga oleh Lie Ceng Loan yang segera menanyai "Oey Suheng, apakah sedang memikiri Liong Suci? Sekarang ilmu silatnya sudah banyak maju, dan tak mudah diganggu orang, ia dapat membela diri, Suheng tak usah khawatir!" Lalu ia menegur Bee Kun Bu: "Bu Koko, menurut pendapatku dalam pertandingan ilmu silat hari ini, tiga pemimpin cabang dari partai Thian Liong tidak memperlihatkan ilmu silat yang luar biasa.

Aku yakin, setelah Koko dapat belajar dari Pek Cici dan Na Cici, Koko juga dapat menggempur mereka!" Teguran itu membikin Bee Kun Bu ingat akan kisah selama ia berada bersama-sama Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap di pegunungan Koat Cong San, pelayanan yang sempurna terhadapnya, pengajaran ilmu silat yang diberikan kepadanya dan janjinya untuk membalas budi kasih Suhu dan susioknya yang ia telah menyatakan di hadapan kedua gadis yang berbudi itu, semuanya sangat berkesan, tak bisa dilupakan

"Bu Koko, apakah yang Koko sedang pikirkan?" tegur Lie Ceng Loan.

"Aku sedang memikirkan dengan cara apakah aku dapat membantu Suhu dan Susiok," jawab Bee Kun Bu dengan tersenyum. jawaban itu menyadarkan Oey Ci Eng dari lamunannya, ia berkata: "Bee Sutee, kau harus bersabar Biarlah aku yang urus agar kau dapat diterima kembali oleh Suhu, Supek dan Susiok-"

Lie Ceng Loan membantu menghibur "Bu Koko, Oey Suheng pasti akan berusaha keras untuk Koko, Lagi pula Liong Cici pernah mengatakan kepada ku, bahwa dia akan berusaha keras untuk membantu Suhu dan Supele Tetapi mengapa hari ini dia tidak datang ke Twan Hun Ya?"

Mendengar kata-kata itu, Bee Kun Bu dan Oey Ci Eng terperanjat, dengan bernafsu Oey Ci Eng menanyai "Benarkah dia mengatakan bahwa dia hendak datang ke Twan Hun Ya?" Lie Ceng Loan mengangguk: "Ya, dia mengatakan demikian kepadaku. Agaknya Oey Suheng ingin sekali menjumpai Liong Cici!"

Dengan kemalu-maluan Oey Ci Eng menjawab: "Aku hanya ingin menanya saja, lain tidak." Lalu dengan menghadapi Bee Kun Bu ia berkata: "Bee Sutee, aku sekarang hendak pergi menjumpai Suhu, Supek dan Susiok untuk urusanmu, Kalian tunggu saja." Segera ia masuk ke ruang dalam,

Hati Bee Kun Bu berdebar-debar, sedangkan Lie Ceng Loan terus memperhatikan sikapnya, ia menyentuh pundaknya Bee Kun Bu seraya berkata: "Bu Koko, janganlah cemas, Kita harus memikirkan cara bagaimana menghadapi pertandingan esok hari."

Dengan tak terasa, air matanya Bee Kun Bu mengucur keluar, dan Lie Ceng Loan menanya dengan terharu: "Mengapa Koko menangis? Apakah aku telah salah kata?"

Sebetulnya Bee Kun Bu masih juga merasa cemas akan nasibnya, ia datang ke Twan Hun Ya dengan tekad mengangkat tiama partai Kun Lun sebagai jalan membalas budi kasih guru, paman guru dan bibi gurunya, Namun, sebelumnya ia diperkenankan maju bertempur oleh ketiga pemimpin tersebut, ia tak dapat berbuat apa-apa. ketetapan itulah yang ia harapkan,

Melihat Bee Kun Bu tidak menjawab, Lie Ceng Loan menanya lagi: "Bu Koko, apakah aku salah kata? Apakah Koko tidak sudi aku mendampingi Koko? Jika demikian, setelah pertandingan silat ini berakhir, aku segera berpisah dari Koko. N

Kata-kata yang memilukan hati itu membikin Bee Kun Bu terkejut Baru saja ia ingin menghibur dan menjelaskan, Oey Ci Eng telah kembali dengan wajah yang sungguh-sungguh. Lie Ceng Loan segera menanya: "Oey Suheng, apa kabar?"

Oey Ci Eng mengambil tempat duduk, ia menarik napas panjang, lalu berkata: "Ketika aku masuk ke ruang dalam, ketiga guru sedang memejamkan mata mengerahkan dan mengumpulkan tenaga da!am. Aku menunggu tetapi mereka terus duduk bersila memejamkan mata. Karena aku khawatir kalian menunggu terlalu lama, aku datang hanya untuk memberitahukan halnya."

Terima kasih," kata Bee Kun Bu, "Susiok yang memegang pimpinan partai agaknya sudah mengambil ketetapan mengusir aku, ia tak akan memberi ampun kepadaku-"

ia menundukkan kepalanya seolah-olah orang yang sudah putus asa. Tiba-tiba ia mengangkat kepalanya lagi, dan dengan suara yang tegas ia berkata: "Aku telah mengambil keputusan untuk bertempur besok demi kepentingan partai Kun Lun. Sesudah itu, aku akan berlalu agar guru-guru kita tidak menjadi jemu lagi melihat aku!"

Lic Ceng Loan terkejut mendengar keputusan Bu Kokonya itu, ia menanya: "Bu Koko ingin pergi ke mana? Apakah aku boleh menyertai Koko?"

Bee Kun Bu tak dapat menjawab

Oey Ci Eng juga terkejut mendengar ketetapan yang diucapkan itu,

justru pada saat itu tiba-tiba terdengar orang menegur: "Bee Siangkong, kau baik-baik saja?" Dan orang itu adalah Souw Hui Hong,

Bee Kun Bu segera bangun dan berjalan keluar dari ruang depan itu.

Malam itu kebetulan sekali diwaktu terang bulan, udara cerah, dan angin meniup sepoi-sepot. Suasana demikian hanya menambah kesedihan hati orang yang menderita. Souw Hui Hong mengejar, berlari melewati, dan terus ke sekelompok semak belukar

Bee Kun Bu menjumpai dua orang laki-laki berdiri dekat semak belukar itu. Bee Kun Bu mengetahui bahwa mereka itu adalah orang-orang nya partai Thian Liong yang diperintahkan untuk menjaga daerah itu, Tetapi ketika sudah dekat sekali, ia memperhatikan bahwa kedua orang itu berdiri seperti patung, ia meneliti, dan mengetahui bahwa kedua orang tersebut telah ditotok jalan darahnya,

Dalam keadaan ragu-ragu itu, tiba-tiba ada orang yang memanggil kepada nya.

Tanpa berpikir lagi, ia menuju ke arah suara panggilan itu. ia masuk ke hutan pohon-pohon cemara, dan menjumpai Souw Hui Hong sedang duduk di atas satu batu gunung yang besan Di bawahnya sinar bulat terlihat gadis itu tidak menutupi kepalanya yang sudah dicukur gundul, dan lengannya yang telah tertabas buntung membikin Bee Kun Bu terkenang kembali kepada peristiwa yang lampau,

ia berjalan menghampiri, lalu duduk di sampingnya seperti orang yang telah dihipnotis, ia teringat pula akan pertolongan gadis itu ketika ia diracuni oleh Co Hiong yang kejam, dan pengorbanan gadis itu sehingga satu lengannya tertabas buntung,

"Souw Siocia, mengapa kau datang ke sini?" demikian ia menanya,

Tak tertahan air matanya gadis itu mengucur ke-luar, dan Bee Kun Bu menghibur: "Souw Siocia, aku tak akan lupa budi kasihmu, Aku mencari hidup hanya untuk sementara waktu saja, karena aku berhasrat membalas budi guru-guruku, Besok, setelah aku bertempur demi kepentingan partai Kun Lun, aku akan segera berlalu. "

Ketika itu Souw Hui Hong bangun dan berkata: "Bee Siangkong, janganlah kau timbul-timbulkan pula kisah yang lampau, Aku rela berkorban untuk kau. jika aku menjadi seorang yang cacad, itu adalah salahku sendiri Aku tidak menyesal. " ia berhenti sejenak, lalu mene-ruskan: "Bee

Siangkong, apakah kau tahu mengapa aku datang pada malam hari ini?"

Tidak," jawab Bee Kun Bu dengan terperanjat "Apakah untuk mencegah aku bertempur di dalam pertandingan ilmu silat ini?"

Dengan senyuman yang sedih Souw Hui Hong menanyai "Bee Siangkong, apakah kau kira setelah belajar silat selama setengah tahun, kau dapat mengalahkan jago-jago silat dari ayahku?"

Bee Kun Bu tertegun mendapat pertanyaan yang di luar dugaannya "Sebetulnya ilmu silat tak terbatas, selama setengah tahun dari Na Siao Tiap aku telah belajar ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.

Tetapi aku tak memastikan bahwa aku dapat mengalahkan jago-jago silat dari partai Thian Liong. " jawabnya,

Mendengar disebutnya kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, Souw Hui Hong tereengang, ia segera menanyai "Bukankah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dibawa oleh Co Hiong yang jatuh ke dalam jurang? Selama kau tinggal di pegunungan Koat Cong San apakah kau menjumpai jejaknya?"

Sambil menundukkan kepala seolah-olah memenangkan peristiwa-peristiwa yang lampau Bee Kun Bu berkata: "Selama setengah tahun kami bukan saja berusaha mencari dia atau mayatnya, bahkan jago-jago silat dari kesembilan partai yang ingin mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek juga pernah mencari dia, akan tetapi semuanya hampa belaka!"

"Apakah mungkin Co Hiong tewas di dalam jurang itu?" tanya pula Souw Hui Hong.

"ltulah masih merupakan suatu teka-teki," kata Bee Kun Bu. "Karena kami belum dapat menjumpai mayatnya, Di dalam jurang itu banyak binatang buas, mungkin juga mayatnya telah dimakan oleh binatang buas, Ya, soal Co Hiong masih merupakan suatu teka-teki bagiku!"

Pada saat itu terlihat berkelebatnya bayangan orang melalui hutan pohon-pohon cemara dan Souw Hui Hong menjotos keluar dengan lengannya yang utuh dan orang itu segera jatuh, Souw Hui Hong menghampiri dan menyeret orang itu.

Bee Kun Bu melihat bahwa orang itu berpakaian serupa dengan kedua orang yang telah ditotok jalan darahnya dan sedang berdiri seperti dua patung, ia merasa heran akan kelihayan Souw Hui Hong yang dapat merobohkan orang hanya dengan hembusan angin jotosan nya dari jarak yang agak jauh, ia berkata: "Nyatalah ilmu silat Siocia tampak banyak kemajuan selama setengah tahun ini!"

"Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong, "Aku totok mereka karena aku tidak ingin ayahku mengetahui aku datang ke sini, Antara jago-jago silat partai Thian Liong, Mo Lun dengan julukan Ngo Tok Siu (Tangan beracun) jotosan-jotosannya sudah dapat merobohkan lawan, Tetapi ilmu Kan Goan Cit (Jari sakti) ayahku juga tiada taranya di kalangan Bu Lim, jari saktinya itu tak boleh ditangkis, kedatanganku malam ini adalah untuk memberitahukan kepadamu soal-soal yang kau harus perhatikan ingat baik-baik Ngo Tok Siu dari Mo Lun dan Kan Goan Cit dari ayahku!"

Untuk keselamatan Bee Kun Bu, gadis itu mengambil banyak resiko untuk menjumpai ia. ia sangat berterima kasih terhadap gadis itu. Dengan terharu ia berkata: "Budi Siocia sebesar gunung, entah bagaimana aku harus membalasnya!"

"Sudahlah," kata Souw Hui Hong dengan senyumnya yang menggiurkan hati. "Aku rela dan gembira jika kau senantiasa memperlakukan Loan Moi dengan baik, karena dia adalah seorang yang betul suci murni, berbudi luhur. "

"Souw Siocia," kata Bee Kun Bu, "Besok jika aku memperoleh kesempatan bertempur, aku akan menjelaskan hubungan kita di hadapan para jago silat, dan aku rela diadili oleh mereka semua. Dengan jalan itu barulah aku merasa hatiku reda. "

Souw Hui Hong memotong pembicaraannya: "Bee Siangkong, kau tak dapat berbuat demikian jika kau masih berkeras kepala, aku akan membunuh diri di hadapanmu!"

Bee Kun Bu terkejut, buru-buru ia berkata: "Souw Siocia, aku akan menuruti kehendakmu Kau jangan berbuat nekat!"

Souw Hui Hong menatap dan berkata dengan tersenyum: "Bee Siangkong, aku pereaya akan kata-katamu. sekarang sudah larut malam. Kau kembalilah, kita dapat berjumpa pula lain hari." Lalu ia meloncat keluar dari hutan pohon-pohon cemara itu, meninggalkan Bee Kun Bu berdiri terpaku mengawasi belakangnya!

Sejenak kemudian, bagaikan orang yang baru sadar dari mimpinya, ia berjalan kembali ke bangunan yang diperuntukkan partai Kun Lun. Di ruang depan Oey Ci Eng dan Lie Ceng Loan sedang menunggu

"Bu Koko, tadi Souw Cici mencari Koko, Ada urusan apakah?" tanya Lie Ceng Loan,

Bee Kun Bu tersenyum dan menjawab: Tidak ada urusan yang penting. Dia hanya datang ingin menemui aku. " Lalu ia

menanya Oey Ci Eng, "Suheng, bagaimanakah kabar tentang soalku?"

"Aku masih juga tak dapat kesempatan mengajukan soalmu, Tetapi aku yakin guru-guru kita tak akan mengusir kau. Besok jika kau dapat bertempur dengan baik, aku yakin kau akan diterima kembali ke partai Kun Lun. Bersabarlah!" jawab Oey Ci Eng.

Bee Kun Bu hanya dapat menerima nasib, Lalu mereka pergi ke kamar tidur masing-masing.

Entah berapa lama sudah mereka tidur ketika mereka terbangun oleh suara lonceng yang nyaring, Oey Ci Eng lekas-lekas pergi ke kamar ketiga pemimpinnya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan pergi ke ruang depan menunggu kabar

Tak lama kemudian terlihat beberapa anak yang berpakaian baju kuning datang membawa hidangan dan teh yang harum,

Oey Ci Eng kembali dengan kabar: "Bee Sutee, guru-guru kita sedang merundingkan sesuatu, dan aku tak berani ajukan soalmu. Mereka menyuruh aku membawa hidangan dan teh ke dalam ruang."

Lagi-lagi Bee Kun Bu kecewa, Lie Ceng Loan mengajak makan dan minum.

Tidak lama kemudian terdengar suara lonceng pula, Tampak ketiga pemimpin partai Kun Lun berjalan keluar dari kamar mereka, Sambil melalui ruang depan, Tong Leng Tojin mengawasi Bee Kun Bu.

Lie Ceng Loan adalah yang pertama berlutut di hadapan guru-gurunya seraya berkata: "Suhu, Supek, selamat pagi!"

Bee Kun Bu dan Oey Ci Eng yang juga turut berlutut hanya menundukkan kepalanya, ketiga pemimpin itu terus berjalan keluar, diikuti oleh ketiga murid itu.

Hari itu udara bagus sekali, Matahan yang baru terbit memancarkan sinarnya di atas tanah dataran tinggi Twan Hun Ya disertai angin gunung yang meniup sepoi-sepoi, Burung- burung berbunyi menyatakan kegembiraannya, Suasana yang tenang itu tiba-tiba dipecahkan oleh suara gaduh karena jago- jago silat dari kesembilan partai, maupun dari partai Thian Liong sedang menuju ke Twan Hun Ya.

Setelah mereka berkumpuI, maka Thian Hong Taysu dari partai Siauw Lim, yang mengenakan jubah kuning, berdiri tegak, Lalu ia memberi hormat dengan membungkukkan tubuh kepada semua jago-jago silat yang telah hadir Tiba-tiba Tu Wee Seng bangun dari tempat duduk-nya, dan dengan suara keras ia berkata: "Pertempuran hari ini mungkin lebih hebat daripada kemarin. Kita harus bertempur lebih waspada!"

"Tu-heng bicara betuL Jika Tu-heng ada usuI, aju-kanlahP kata Thian Hong Taysu,

Baru saja Tu Wee Seng hendak buka suara, tampak Kiok Goan Hoat maju ke medan pertempuran dan berseru: "Pertandingan segera akan dimulai!"

Lalu terlihat Souw Peng Hai yang mengenakan jubah abu- abu mendatangi dikawal oleh empat iblis dari propinsi Sucoan, Thian Hong Taysu menghampiri dan memberi hormat

Setelah melihat semua tamu-tamu sudah berada di tempatnya masing-masing, Souw Peng Hai berdiri tegak, dan berkata dengan suara yang keras.

"Para hadirin yang terhormat, hari ini kita akan langsungkan pertandingan yang telah berjalan dengan lancar, dan kedua belah pihak ada yang menang, juga ada yang kalah, Hari ini jago-jago silat dari partai Thian Liong kami ingin diberi petunjuk-petunjuk pula!"

Thian Hong Taysu segera bangun dan menjawab sambil memuji: "O Mi To Hut! Kami dari pihak lawan sudah siap.

Sekarang aku minta Souw Cong Piauw ajukan seorang jago silat dari pihakmu!"

Souw Peng Hai menoleh ke belakang dan setelah mengawasi orang-orangnya ia berkata: "Piauw Touw se- kalian, siapakah yang sudi keluar untuk bertempur di babak pertama hari ini?"

Segera tampak meloncat keluar seorang Piauw Touw, Orang ini adalah Yap Eng Ceng. Dengan sikap yang congkak dan gagah ia maju ke medan pertempuran dengan tantangannya: "Siapakah dari pihak lawan yang berani melawan aku?" Para jago silat dari pihak tamu saling pandang, agaknya mereka segan keluar lebih dahulu, Setelah menunggu agak lama dan masih juga belum dapat sambutan, Thian Hong Taysu berkata: "Karena tidak ada yang keluar di babak pertama ini, maka aku si tua bangka ini terpaksa keluar bertempur!"

Lalu iapun berjalan maju ke medan pertempuran justru pada saat ini terdengar orang berteriak dari tempatnya partai Kun Lun: "Untuk memotong seekor ayam yang kecil, kita tidak membutuhkan pisau besar! Aku dari angkatan muda, meskipun hanya mengerti sedikit ilmu silat, akan tetapi atas nama partai silat Kun Lun dan sebagai muridnya sudi keluar bertempur melawan jago dari partai Thian Liong di babak pertama ini!"

Semua orang menoleh ke arah suara teriakan itu.

Mereka menjadi bisu dan terperanjat sehingga untuk sementara waktu suasana menjadi sunyi senyap,

Tong Leng Tojin mengawasi Bee Kun Bu yang berteriak itu, tetapi ia tak mengucapkan sesuatu, Hian Ceng Tojin segera dapat membaca isi hati Suteenya, dan setelah mengawasi Sumoynya, ia berbisik: "Sutee, meskipun Bee Kun Bu telah diusir keluar dari partai Kun Lun namun ia masih berbakti Berikanlah dia kesempatan untuk membalas budi!

Atau pandanglah aku, dan per-kenankanlah dia maju bertempur di babak pertama ini!"

Dengan terharu Tong Leng Tojin menjawab dengan suara perlahan: "Jika Suheng mendesaknya Siauw Tee tentu akan menuruti kehendak Suheng. Baiklah, biarlah dia mencari jasa untuk menebus dosanya!"

Lalu ia menoleh ke belakang mengawasi Bee Kun Bu dan berkata: "Bee Kun Bu, kali ini adalah kesempatanmu untuk membuktikan kesetiaanmu terhadap guru-gurumu, Majulah!"

Bukan main girang dan gembiranya Bee Kun Bu mendengar kata-kata susioknya itu. Dengan berlinang-kan air mata bahna girang dan terharunya serta tubuh bergemetaran ia pandang guru-gurunya. Lalu ia bertindak maju dan berlutut di hadapan ketiga pemimpinnya itu, Setelah itu barulah dengan tenang ia menuju ke medan pertempuran

Yap Eng Ceng telah mengenal Bee Kun Bu pada tahun yang lalu, dan telah mengetahui batas kemampuannya pada waktu itu, segera mengejek: "Ha! Apakah partai silat Kun Lun tidak ada orang lagi? Mengapa partai silat Kun Lun mengutus anak kecil yang masih ingusan? Ha! Ha! Ha! sudahlah dan kembalilah ke tempatmu, jika kau tidak ingin mati konyol!"

Bee Kun Bu menahan amarahnya terhadap ejekan itu. sebaliknya ia menjawab dengan merendah: "Aku dari angkatan muda hanya memiliki ilmu silat yang terbatas, Oleh karena itu, aku minta Yap Piauw Touw sudi memberi petunjuk- petunjuk kepadaku, Nah, silahkan Yap Piauw Touw menyerang du!u."

partai silat Thiam Cong menghajar Ngo Tok Siu (Tangan Beracun)

Pada satu tahun yang lampau Bee Kun Bu bukan tandingan Yap Eng Ceng. Tetapi selama setengah tahun di pegunungan Koat Ceng San tekun belajar ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan bantuan yang sungguh- sungguh dari Na Siao Tiap, dan petunjuk-petunjuk dari Pek Yun Hui, ia sudah menjadi seorang jago silat yang berlainan sekali ia tak gentar menghadapi Yap Eng Ceng yang telah dipereayakan oleh Souw Peng Hai untuk memimpin satu cabangnya,

Maka begitu lekas Yap Eng Ceng menyerang, dengan pedangnya ia segera melancarkan jurus-jurus ilmu silat pedang dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek untuk melindungi dirinya, Segera terlihat sinar pedangnya yang terputar-putar berkilau-kilau menyilaukan mata. Yap Eng Ceng tak dapat ketika untuk menyerang dengan senjata palunya, bahkan ia harus senantiasa mengegosi, berkelit atau menangkis sabetan atau tusukan pedang lawannya, pertempuran baru berjalan lebih kurang sepuluh jurus, tertampak Yap Eng Ceng sudah terdesak

Ketika pemimpin partai Kun Lun terperanjat melihat ilmu silat pedang yang dilancarkan Bee Kun Bu itu bukanlah ilmu silat pedang dari partai mereka,

Selama itu Bee Kun Bu belum lagi menyerang, ia hanya melindungi diri dan mempertunjukkan ilmu silat pedang yang lihay itu, Semua jago-jago silat, dari pihak kawan maupun dari pihak lawan, segera menjadi kagum menyaksikan Yap Eng Ceng, pemimpin cabang yang terkenal, dipermainkan oleh anak kemarin dulu,

justru pada saat orang terperanjat dan terpesona, bahkan terpaku melihat ilmu silat pedang yang mereka belum pernah lihat sebelumnya, terdengar suara jeritan yang memilukan hati dari Yap Eng Ceng. Entah mengapa Yap Eng Ceng jatuh tersungkur di tanah! Semua mata ditujukan ke tubuhnya Yap Eng Ceng yang sudah kena tergores lengan kirinya sedalam dua inci oleh pedangnya Bee Kun Bu, dan darahnya mengalir keluar! Jika Bee Kun Bu seorang yang kejam, pada waktu itu satu tusukan saja Yap Eng Ceng yang sudah tak berdaya segera dapat dikirim ke akherat!

sekonyong-konyong dari tempat partai Thian Liong meloncat keluar Mo Lun yang berlengan satu dan terkenal sebagai Ngo Tok Siu (Si tangan Beracun), ia lari maju ke medan pertempuran dan menantang Bee Kun Bu: "Hei! Artak kemarin dulu! Coba rasailah tinjuku!" 

Namun belum lagi kata-kata itu diucapkan habis, dari pihak lawan meloncat keluar seorang kakek yang berjenggot panjang yang segera menantang Mo Lun: "Mo Piauw Touw!

Pada dua puluh tahun berselang, kau dengan Ngo Tok Siumu telah menjagoi di kalangan Kang-ouw. Tiap-tiap jago silat mundur teratur menghadapi kau! sekarang aku yakin ilmu silatmu mungkin lebih lihay pula! Tapi aku si tua bangka ingin menguji kepandaianmu!"

Orang yang menantang itu adalah Sia Yun Hong, pemimpin partai silat Tiam Cong, ia telah berlatih ilmu tenaga dalam Hu Sin Kong Kie (ilmu menjaga tubuh) sehingga tak mudah kena racun. ia berhasrat membalas dendam, karena Jiauw Cit dan Nieh Kwi, saudara-saudara angkatnya telah tewas di tangannya Souw Peng Hai, sehingga partai Thian Ceng yang terkenal dengan Tiga iblis Sakti, hanya ketinggalkan dia seorang, Oleh karena itu, ia berhasrat membalas dendam atas kematian kedua saudara angkatnya itu, Lagi pula, setelah ia melihat seorang murid dari partai Kun Lun dapat mengunjukkan gigi, iapun tidak ingin hilang kesempatan untuk memperlihatkan ilmu silatnya,

Bee Kun Bu yang bersifat merendah segera kembali ke tempatnya,

Mo Lun pernah menyaksikan ilmu silat pedang Sia Yun Hong di pegunungan Koat Cong San, ia berpendapat tak dapat ia memandang remeh,

"Mo Lun." menantang Sia Yun Hong, "Hayolah kau menyerang !"

"Aku akan menyerang dengan tangan kosong tanpa senjata," jawab Mo Lun.

Tetapi pedangku ini tak bermata," kata Sia Yun Hong mengejek, "Apakah kau tak takut terluka?"

"Ha! Ha! Ha!" jawab Mo Lun, Tanpa senjata aku menghadapimu, tapi awas senjata rahasiaku!"

"Kau dapat menggunakan segala senjata rahasia, aku tak gentar!" kata Sia Yun Hong, serentak ia loncat menusuk dadanya Mo Lun.

Tidak pereuma Mo Lun berani melawan musuhnya dengan tangan satu, Secepat kilat ia mengegos ke samping untuk mengirim tinju mautnya ke lambung lawannya! Tinju itu adalah tinju Ngo Tok Siu yang dapat segera membunuh mati musuh jika menemui sasarannya atau merobohkan musuh jika tertembus oleh anginnya saja!

Sia Yun Hong menangkis hembusan angin tinju maut itu dengan menyabetkan pedangnya dengan melancarkan jurus Sin Hong Po Lang atau Mengikuti Angin Membuyarkan Ombak, dan ia berhasil terhindar dari bahaya pertama,

Sabetan pedang itu dibarengi dengan tusukan langsung, lalu berputar-putar membingungkan lawan.

Untuk mengegos atau berkelit diri, Mo Lun tak berkesempatan mengirim tinju Ngo Tok Siunya, ia berloncat- loncat ke kanan ke kiri, dan kadang-kadang ke atas seperti seekor kera yang kebakaran ekor,

Sudah dua puluh tahun Sia Yun Hong melatih ilmu silat pedang, terutama untuk membalas dendam kematian kedua Suteenya, dan sekarang ia melancarkan jurus-jurus itu untuk menunaikan sumpahnya di hadapan roh kedua Suteenya, Para hadirin melihat Mo Lun terdesak terus, satu tusukan atau sabetan yang lihay dapat mengakhiri pertempuran

Tetapi Ouw Lam Peng, pemimpin cabang bendera merah dari pihak partai Thian Liong, yang tampak tak menguntungkan bagi pihaknya di mana Mo Lun berada dalam bahaya, ia berbisik kepada Ong Han Siong: "Sia Yun Hong itu betul-betul lihay, aku khawatir Mo Lun tak dapat mengatasi serangan-serangannya yang bertubi-tubi itu. Biarlah aku maju!"

Ong Han Siong tersenyum dan berkata dengan tenang: "Mo Piauw Touw bertenaga besar Ouw Heng tak usah gelisah, jika dia dapat keluar dari kurungan putaran pedang lawan, dia tentu dapat melancarkan pula tinju mautnya?"

justru pada saat itu perubahan segera tertampak di medan pertempuran. Sia Yun Hong menusuk tiga kali beruntun dengan cepat sekali dan terlihat sinar pedangnya tergetar berkilau-kilau menyambar Mo Lun,

Dengan tekad membasmi lawannya seketika, Sia Yun Hong telah melancarkan jurus Thian Kan Hong Lee Kiam Hoat (llmu silat pedang taufan dan halilintar), jurus tersebut telah membikin para pemimpin partai-partai silat Bu Tong, Ceng Sia dan Kun Lun yang juga terkenal dengan ilmu silat pedangnya bangun berdiri menyaksikan dengan perasaan kagumi

Dengan tusukan-tusukan yang bertubi-tubi itu, Mo Lun terdesak mundur, dan semua jago silat pihak Thian Liong menjadi gelisah, Tetapi dengan mengerahkan tenaga dalamnya dan sambil berteriak ia mengebutkan lengan bajunya menyamber pedang lawan dan lengan kanannya yang utuh mengirim jotosan ke dada lawannya!

Serangan balasan tersebut tidak terduga sama sekali, Sia Yun Hong tak menduga jika lengan yang buntung sebatas sikut dapat mengebutkan lengan baju melihat pedangnya Dalam saat terkejutnya itu, maka tinju tangan kanannya Mo Lun menjotos dadanya, Untung baginya, ia memiliki ilmu Hut Sin Kong Kie (ilmu melindungkan tubuh), sambil mengegos ia masih dapat tahan hembusan angin jotosan Ngo Tok Siu itu!

Beradunya serangan dan tangkisan itu membuat kedua jago silat masing-masing terdampar mundur tiga langkah!

sebetulnya tinju Ngo Tok Siu itu telah dikerahkan dengan sepenuh tenaga, dan Sia Yun Hong pun telah menahan dengan Sut Sin Kong Kienya dengan hebat, maka setelah masing-masing terdampar mundur, mereka segera merasa akibat tabrakan tenaga tadi: Sia Yun Hong merasa sakit di dadanya, dan Mo Lun merasa lumpuh lengan kanannya! Lalu masing-masing mengerahkan tenaga dalam untuk memulihkan semangat dan tenaga untuk siap bergebrak pula.

Sejenak kemudian Mo Lun maju menyerang dengan melancarkan jurus-jurus Cap Go Cauw Yo Hua Ciang (llmu tinju Berubah Ragam) yang ia tak akan menggunakannya jika tidak terpaksa, Malah Souw Peng Hai menjadi tereengang melihat Cap Go Cauw Yo Hua Ciang itu, karena baru pertama kali ia menyaksikannya!

Sia Yun Hong masih tetap melawan dengan jurus-jurus Thian Kan Hong Lee Kim Hoatnya yang tiada taranya di kalangan Bu Lim, karena makin dilancarkan makin hebat serangan-serangannya, dan setelah pertempuran berlangsung tiga puluh jurus terlihat sinar pedangnya berkilau-kitau lagi mengurung Mo Lun.

Mo Lun yang pantang mundur bertempur dengan gigihnya, ia berusaha mengirim tinju Ngo Tok Siunya sambil mengegosi tusukan atau bacokan pedang Iawan-nya. Harus diketahui bahwa ilmu tinju Cap Go Cauw Yo Hua Ciangnya itu sangat sukar diduga, tiap-tiap jotosan dilancarkan secepat kilat sehingga membuat kedua mata lawan berkunang-kunang,

pertempuran itu betu!-betul yang terhebat dan ter-seru dibandingkan dengan pertempuran-pertempuran yang terdahu!u, bahkan kali ini berlangsung paling lama pula,

Ketika pertempuran tengah sengit berlangsung, tiba-tiba terdengar Mo Lun menjerit, dan terlihat lengan kanannya mengepret ke depan, lalu beberapa puluh sinar yang terang menyerang Sia Yun Hong!

Beberapa puluh tahun yang lampau, dengan jarum-jarum beracunnya Mo Lun pernah menjagoi di kalangan Kang-ouw, dan entah berapa banyak jago-jago silat yang telah tewas oleh jarum-jarum beracunnya itu, ia tak akan menggunakan jarum- jarum beracun itu jika tidak terpaksa atau terdesak, karena ia berpendapat hanya dengan tinju Ngo Tok Siu dan ilmu tinju Cap Go Cauw Yo Hua Ciangnya ia pasti dapat menundukkan lawan nya. Tapi menghadapi Sia Yun Hong dengan ilmu pedang Thian Kan Hong Lee Kiam Hoatnya dan ilmu melindungi tubuh Hut Sin Kong Kienya, ia terdesak, maka ia terpaksa menyambit lawannya dengan jarum-jarum beracunnya!

Sia Yun Hong tak dapat menahan jarum-jarum beracun itu dengan ilmu Hut Sin Kong Kienya, ia menjerit dan loncat mundur tiga langkah sambil memutar-mutar-kan pedangnya melindungi tubuhnya, ia berhasil me-nabas jatuh beberapa jarum-jarum beracun, Tetapi sambil tertawa Mo Lun menyambit lagidengan tiga pasang jarum beracun berturut- turut yang sinarnya menyilaukan mata. Senjata rahasia itu disambitkan dengan ilmu yang ampuh, tidak kurang dari seratus jarum-jarum menyerang sangat derasnya sehingga sukar dielakkan lagi!

Sia Yun Hong terus putar pedangnya melindungi diri. "Aku tak dapat terus-menerus memutar-mutar pedangku Aku bisa kehabisan tenaga jika jarumnya tak habis-habisnya!" pikirnya dengan cemas. "Lebih baik aku menyerang dengan nekat!"

Lalu ia meloncat ke atas, dan dengan beringas ia menerkam dan menusuk lawannya. Cara menyerang lawan dengan senjata dan tubuh berbareng itu merupakan suatu ilmu pedang yang hanya dimiliki oleh bukan sembarangan jago-jago silat, dan diantara jago silat pedang, dapat terhitung Sia Yun Hong yang nomor wahid!

Betul saja serangannya yang nekat itu menakjubkan! Mo Lun terkejut, namun iapun bertekad melawan mati-matian demi namanya,

Baru saja ia ingin menjotos serangan lawannya dengan hembusan angin Ngo Tok Siunya, tiba-tiba Souw Peng Hai berteriak: "Mo Lun, jangan tangkis! Lekas-lekas mundur!" Dan iapun meloncat mencegah dengan toyanya.

Tu Wee Seng juga segera meloncat keluar dan berseru: "Souw Piauw Touw apakah kau hendak mengerubuti Dan ia sambit Souw Peng Hai dengan satu biji besi.

Tu Wee Seng juga sangat benci Souw Peng Hai yang telah membunuh mati Suteenya, To It Kang, dan kesempatan itu ia gunakan untuk membalas dendam!

Yap Eng Ceng yang masih menahan sakit lukanya segera menyambit dengan palu besi nya, dan berhasil menjatuhkan biji besinya Tu Wee Seng. Dengan demikian Souw Peng Hai luput dari sambitan biji besi, dan dapat menolong Mo Lun dengan mengemplang Sia Yun Hong dengan toyanya! Cara ia meloncat dan mengemplang Sia Yun Hong demikian cepatnya mengagumkan sekali, karena hanya orang yang memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi dapat melakukannya,

Sia Yun Hong lekas-lekas menangkis dengan pedangnya, dan Mo Lun yang tak keburu menahan jotosan nya telah terjerunuk ke depan karena tinjunya memukul angin,

Suasana menjadi kacau, Souw Peng Hai luput mengemplang Sia Yun Hongj bijinya Tu Wee Seng terbentur jatuh oleh palunya Yap Eng Cengj Mo Lun terjerunuk karena memukul tempat kosong dan Sia Yun Hong baru saja mengumpulkan semangat setelah berhasil menangkis kemp!angan Souw Peng Hai!

Tetapi perhatian para hadirin tertuju ke lengan baju kiri Mo Lun yang berlumuran darah, karena ujung pedangnya Sia Yun Hong telah berhasil menusuk lengannya yang buntung itu.

Namun, Sia Yun Hong juga merasa dadanya menyesak karena menahan hembusan tinju Ngo Tok Siunya Mo Lun. Untung ia memiliki ilmu Hut Sin Kong Kie, sehingga luka di dalam badan itu tidak meluas!

Souw Peng Hai menghampiri Mo Lun, dan dengan dua jari tangan kirinya ia menotok bagian atas pada luka di lengan kirinya Mo Lun untuk menahan mengalirnya darah lebih banyak, Lalu ia panggil keempat iblis dari propinsi Sucoan dan berkata: "Lekas-Iekas bawa Mo Lun kepada Souw Piauw Touw untuk diobati!"

Lalu ia tancap toyanya di tanah dan berkata dengan senyuman yang menyindir "llmu silat pedang Sia Totiang betuI-betul Iihay. Tetapi aku ingin menguji nya dengan bertangan kosong!"

Ketika itu Sia Yun Hong sedang mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan sakit pada dadanya, mendengar tantangan itu, ia menjadi gelisah Jika ia bertempur lagi, ia yakin tentu akan kalah, karena sebagian besar tenaganya sudah dihamburkan melawan Mo Lun tadi.

Souw Peng Hai segera melihat kegelisahan lawan nya, ia mendesak: "Mengapa Sia Totiang diam saja? Apakah kau takut melawan aku?" Gertakannya itu ia barengi dengan satu samberan kepada pundak kirinya Sia Yun Hong,

Sia Yun Hong tak dapat mundur lagi, ia menangkis dengan satu sabetan pedangnya yang dilancarkan dengan jurus Yang Hong Twan Cao atau Mengikuti angin mena-bas rumput Souw Peng Hai lekas-lekas menarik pulang lengannya lalu menusuk dengan jari sakti Kan Goan Citnya, ia bermaksud membunuh mati lawannya dengan satu tusukan jari saktinya itu!

Sia Yun Hong segera melihat serangan Kan Goan Cit itu yang terbukti dapat menembusi baja atau batu, Tetapi karena ia tak dapat mengegosi lagi, maka ia kerahkan tenaga dalamnya dan menahan dengan ilmu Hut Sin Kong Kienya. ia menahan jari sakti lawannya dengan pundak kirinya, dengan demikian pundaknya telah terluka, tetapi menolong jiwanya! ia terdorong dan terpental, lalu terguling-guling di tanah,

Setelah jari sakti Kan Goan Citnya Souw Peng Hai melukai hebat sekali pundak kirinya Sia Yun Hong, semua jago-jago silat dari kesembilan partai menjadi gelisah,

Thian Hong Taysu berseru: "O Mi To Hut!" lalu ia meloncat ke gelanggang pertempuran diikuti oleh Tu Wee Seng. Teng Lee, Sin Goan Tong dari partai Kong Tong, dan Song Bok Totiang dari partai Ceng Sia.

Suasana menjadi kacau dan tegang, karena pemim-pin- pemimpin partai silat pihak lawan seolah-olah ingin mengerubuti Souw Peng Hai, Dari pihak Thian Liong terlihat Ong Han Siong dengan kipas baja nya, Ouw Lam Peng dengan sepasang arit bajanya, Yap Eng Ceng yang masih menahan sakti luka lengannya, Kiok Goan Hoat dan Iain-lain pun maju ke gelanggang pertempuran Suasana sementara waktu itu betul-betul menjadi kacau, Tetapi Souw Peng Hai membentak, suaranya seperti geledek: "Berhenti!" dan semua orang-orangnya partai Thian Liong berhenti menyerbu! Tidak seorang pun yang berani maju lagi!

Thian Hong Taysu datang menghampiri Sia Yun Hong yang sudah menggeletak dengan muka pucat pasi dan mata terpejam, napasnya pun terputus-putus, karena terluka oleh jari sakti Kan Goat Cit!

Si Hweeshio tua itu menarik napas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala,

Sambil menuding dengan toya bambunya, Tu Wee Seng membentak: "Hei! Souw Cong Piauw! Apakah Cong Piauw tidak malu menyerang lawan yang baru habis bertempur dan yang masih letih? Kau telah berbuat curang!"

"Jika kau tidak senang, kau yang masih segar dan kuat boleh melawan aku!" menantang Souw Peng Hai.

"Apakah kau kira aku takut!" bentak Tu Wee Seng, Dengan sikap menantang Souw Peng Hai mengejek: "Hu!

Kau selalu menggunakan kesempatan untuk mencaci maki orang lain, tapi sendirinya selalu bersembunyi di belakang orang lain, menanti kesempatan untuk menyerang dengan curang, Kali ini, jika kau betul-betul berani melawan aku, aku betul-betul merasa bahagia!"

Tantangan dan ejekan yang sangat menghina itu tak dapat diterima lagi. Tu Wee Seng segera menyerang dengan jurus Cit Yang Thian Bun atau Mendongkrak pintu langit Toyanya menyodok tenggorokan Souw Peng Hai untuk disontek ke atas!

Souw Peng Hai yang telah mengundang semua jago-jago silat dari kesembilan partai silat dengan bemaksud mengujuk gigi, dan berhasrat menjagoi di kalangan Bu Lim. Tidak seorang jago silat dari pihak lawan yang ia takuti, Maka serangan Cit Yang Thian Bun dari toyanya Tu Wee Seng ia hanya tepak dengan tangan kirinya ke samping, dan jari tangan kanannya menusuk lagi tubuh lawannya, Souw Peng Hai jarang sekali menggunakan jari sakti Kan Goat Citnya, tetapi kali ini setelah melukai Sia Yun Hong, ia bermaksud membunuh mati Tu Wee Seng dengan Kan Goat Cit itu.

Tu Wee Seng terkejut, demikianpun para jago silat dari pihak Thian Liong sendiri

Tu Wee Seng tak berani menangkis atau melawan Kan Goat Cit itu. ia meloncat ke atas sambil menyambit lawannya dengan biji besi, Tiba-tiba terlihat Souw Peng Hai memutar jurusan jari saktinya ke atas.

Sebetulnya jari sakti Kan Goat Cit dari Souw Peng Hai telah terlatih baik, ia dapat melakukan serangan ke jurusan manapun yang ia kehendaki Dan terdengar suara jeritannya Tu Wee Seng yang segera jatuh dari atas ke tanah!

Jago-jago silat dari pihak lawan terkejut melihat korban kedua dari Kan Goat Cit itu, Dua pemimpin partai silat yang terkenal telah runtuh dengan begitu saja oleh serangannya Souw Peng Hai, sehingga jago-jago silat lainnya menjadi gentar

Sok Bok Totiang segera menghampiri Tu Wee Seng dan digendong ke tempatnya, Terlihat darah keluar dari hidung dan mulutnya Tu Wee Seng. Lukanya di dalam tubuhnya hebat sekali,

Teng Lee menjadi beringas, dan sambil menjerit ia menyerang Souw Peng Hai dengan kedua tinjunya,

ia menyerang dengan perhitungan matang, jika ia berhasil memukul Souw Peng Hai, pukulannya yang dikerahkan dengan sekuat tenaga itu pasti dapat merobohkan Souw Peng Hai, Dan jika ia luput, ia harap jago-jago silat lainnya membantu ia menyerang Souw Peng Hai,

Tetapi diluar dugaannya, Souw Peng Hai sudah siap sedia, ia mengegosi serangannya Teng Lee, dan jari sakti tangan kanannya menyodok tubuhnya Teng Lee, yang segera jatuh pingsan, Demikianlah di dalam jangka waktu beberapa detik saja, Kan Goat Citnya Souw Peng Hai telah melukai hebat tiga pemimpin partai silat yang sangat dimalui, Lalu orang- orangnya partai Hua San dan partai silat Siat San berdiri dengan senjata terhunus siap menyerang!

Thian Hong Taysu menggendong Sia Yun Hong ke tempatnya partai Siauw Lim, ia berusaha menolong Sia Yun Hong dengan membebaskan jalan darahnya, Dengan ilmu Hut Sin Kong Kienya, Sia Yun Hong menderita luka agak ringan, maka setelah ditolong oleh Thian Hong Taysu, ia menjadi sadar lagi, ia membuka kedua matanya untuk dipejamkan lagi, karena tak tertahankan nyeri di dalam tubuhnya,

Tu Wee Seng yang terluka berat ditolong oleh Song Bok Totiang dari partai silat Ceng Sia, dan Teng Lee yang paling berat luka di dalam tubuhnya ditolong oleh Sin Goan Tong dari partai silat Kong Tong. sementara itu orang-orangnya partai silat Hua San dan Siat San dengan senjata terhunus sudah menyerbu ke medan pertempuran mengurung Souw Peng Hai. Tetapi Thian Hong Taysu membentak: "Kalian tak dapat berbuat se-wenang-wenang mengacaukan suasana, Kita masih harus mentaati peraturan-peraturan Bu Lim!"

seruannya segera ditaati oleh semua orang-orang yang menyerbu, dan suasana menjadi tenang kembali Lalu Ceng Hian Totiang dari parti silat Bu Tong berkata: "Kita telah memilih Thian Hong Taysu menjadi pemimpin kita harus patuh kepada perintahnya, Oleh karena itu, kalian harus kembali lagi ke tempat masing-masing menanti petunjuk-petunjuknya lebih lanjut!"

Seruan itu juga dituruti oleh orang-orangnya partai Siat San dan Hua San, dan semuanya berjalan kembali ke tempat duduknya masing-masing.

Setelah suasana menjadi tenang kembali, Souw Peng Hai yang masih berdiri di medan pertempuran berkata dengan suara yang keras: "Jika kita mengadu silat, bahaya terbunuh atau terluka tak dapat dielakkan. Nah, sekarang jago silat yang mana lagi ingin bertempur melawan aku si tua bangka ini?"

Demikianlah Souw Peng Hai dengan congkak telah menantang pihak lawannya setelah ia melukai tiga pemimpin- pemimpin partai silat yang tersohor

Kemudian Thian Hong Taysu berdiri dan menjawab: "O Mi To Hut! sebetulnya pertandingan ini sudah cukup kalau ada yang kalah saja, Tetapi Souw piauw Touw telah melakukan perbuatan yang kejam sekali dengan melukai hebat sekali pihak kami Maka aku bermaksud mengakhiri pertandingan silat ini, dan menasehatkan. "

Souw Peng Hai memotong pembicaraan itu dengan berkata: Taysu terlalu baik hati, Tetapi diantara jago-jago silat pihak Taysu masih banyak yang tidak puas jika pertandingan silat ini diakhiri begini saja!"

Tantangan yang menghina itu segera menimbulkan kemurkaan terhadap pemimpin partai silat Thian Liong yang congkak dan sombong itu.

Ceng Hian Totiang dari partai silat Bu Tong juga tak terkecuali menjadi gusar ia bangun dan berkata: "Souw Cong Piauw adalah satu pemimpin partai silat yang besar, tetapi mengapa mengucapkan kata-kata demikian menghina ?H

Souw Peng Hai yang sudah nekat setelah melihat Mo Lun terluka telah lupa akan kedudukannya, ia menjawabnya dengan kasar: "Aku sudah dengar bahwa partai Bu Tong sangat dimalui ilmu silat pedangnya, aku ingin menguji ilmu silat itu!"

Ceng Hian Totiang tak dapat menerima ejekan atau hinaan itu lagi, ia segera cabut pedangnya yang dipanjangkan di punggungnya, dan maju ke medan pertempuran Pada saat itu juga segera bangun dan berjalan keluar dari tempatnya partai Bu Tong empat Totiang (pendeta) dan dengan pedang terhunus mengikuti pemimpinnya, Souw Peng Hai mencabut toyanya yang tadi ia tancapkan di tanah, dan sambil tertawa menyambut kedatangannya Ceng Hian Totiang dan orang-orangnya.

Dari pihak partai Thian Liong terlihat Ong Han Siong, Kiok Goan Hoat, Yap Eng Ceng dan Ouw Lam Peng, masing- masing dengan senjata di tangan juga maju ke medan pertempuran,

Souw Peng Hai yang anggap Kan Goat Citnya dapat menjagoi di kalangan Bu Lim berlagak hormat menyambut Ceng Hian Totiang dan orang-orangnya. ia berkata: "Aku merasa beruntung mendapat kesempatan untuk belajar silat dari partai Bu Tong. "

"Souw Cong Piauw," jawab Ceng Hian Totiang dengan beringas, "Kami akui bahwa Kan Goat Citmu lihay. Tetapi sekarang ini apakah kita bertempur satu lawan satu, atau banyak lawan banyak, Aku minta Souw Cong piauw segera menetapkannya!" Lalu ia bertindak mundur tiga tindak, dengan segera di kawal oleh empat orang-orangnya yang juga bersenjata pedang,

sebelumnya Souw Peng Hai menjawab, Ong Han Siong bertindak maju di hadapannya dan berkata: "Cong piauw harus beristirahat setelah menghajar tiga lawan, Siasat Ngo Heng Kiam Ceng (Perangkap pedang lima jurusan) dari partai Bu Tong ini, perkenankanlah aku yang menggempurnya. "

Ketika itu Souw Peng Hai memperhatikan siasat yang dipasang oleh partai Bu Tong, dan melihat siasat lawan yang terdiri dari lima jurusan Kim, Bok, Cui, Hwee dan To (Emas, Kayu, Air, Api dan Tanah) dalam bentuk lima jago silat yang bersenjata pedang di dalam tangan kanan, perangkap itu nampaknya sangat teguh dan kuat, sukat ditoblosi!

Souw Peng Hai segera merasa kagum atas pengetahuan Ong Han Siong yang mengetahui siasat Ngo Heng Kiam Ceng lawannya, ia tertawa dan berkata: "Aku sudah pernah dengar tentang Ngo Heng Kiam Ceng yang terkenal dari partai Bu Tong, juga tentang siasat Lo Han Ceng (siasat mengisi towongan) dari partai Stauw Lim. Selama sepuluh tahun ini aku ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri siasat- siasat yang lihay itu. Kali ini, di Twan Hun Ya, aku beruntung sekali dapat menguji keampuhan kedua siasat itu Ha! Ha!

Ha! Aku harus menguji sendiri. "

Tetapi Ong Han Siong mendesak: "Cong Piauw, aku minta Cong Piauw mundur Biarlah aku yang memecahkannya !"

"Tidak!" jawab Souw Peng Hai, "Ong Piauw Touw, aku ingin menguji sendiri siasat Ngo Heng Kiam Ceng ini!" Lalu dengan memegang toyanya ia berjalan masuk ke dalam siasat Ngo Heng Kiam Ceng itu!

Siasat Ngo Heng Kiam Ceng adalah suatu siasat ilmu silat yang luar biasa ampuhnya, akan tetapi selama sepuluh tahun tidak pernah terdengar bahwa partai silat Bu Tong menggunakan siasat itu, Maka setelah terdengar bahwa partai silat Bu Tong akan bertempur melawan Souw Peng Hai dengan siasat Ngo Heng Kiam Ceng, para hadirin menjadi tegang, dan ingin menyaksikan keampuhan siasat tersebut

Souw Peng Hai berjalan maju ke arah timur dan sambil tersenyum ia menghadapi jago silat yang berdiri di arah tersebut, lalu memukul dengan toyanya dengan jurus Cit Yang Lam Thian atau Mendobrak Pintu Selatan, Si jago silat itu hanya menyombongkan tubuhnya sedikit ke samping mengelakkan kemplangan toya itu, lalu menusuk dengan pedangnya, Begitu kedua orang itu bergebrak, maka siasat Ngo Heng Kiam Ceng itu segera dirubah. 0rang2 yang menusuk tadi segera meloncat ke samping, dan Souw Peng Hai menghadapi angin, ia berbalik dan memukul Ceng Hian Totiang yang berdiri di tengah, tetapi orang yang tadi menusuk sudah datang menangkis pukulan toya itu, dan Ceng Hian Totiang memperoleh kesempatan menyabet dengan pedangnya,

Souw Peng Hai menangkis sabetan tersebut sambil tertawa, Tapi ia harus berhenti tertawa, karena lawan yang berdiri di sebelah barat sudah datang menusuk! ia lekas-lekas menyontek tusukan itu ke atas dan loncat keluar dari perangkap! Semua itu hanya berlangsung dalam beberapa detik saja, Betul Souw Peng Hai berhasil menangkis dan mengelakkan semua sabetan dan tusukan, namun ia mulai merasa gentar jika ia terkurung atau terdesak masuk ke dalam perangkap Ngo Heng Kiam Ceng itu, ia sudah lantas merasakan lihaynya siasat itu!

wataknya yang congkak mencegah ia menyuruh orang- orangnya membantu ia mencurahkan perhatian untuk menyerang. ia insyaf jika ia berada di dalam perangkap, tiap- tiap tangkisan yang dilancarkan hanya mempersulit kedudukannya, ia senantiasa bertindak dengan waspada menghadapi lawan yang menggunakan siasat bertempur yang ia belum pernah hadapi

Melihat sikapnya itu, Ceng Hian Totiang berkata di dalam hatinya: "Pemimpin ini betul-betul menjadi pemim-pin." Lalu dengan jurus Peng Sa Lok Yen atau menyapu belibis yang jatuh, ia maju menusuk, dan kaki kirinya dipentang ke samping untuk memasang rintangan Segera empat orangnya

berloncat-loncat mengambil kedudukan mengurung sambil memutar-mutar pedangnya membingungkan lawan!

Bukan main terkejutnya Souw Peng Hai. Dengan jurus Yun Bu Ni Thian atau membubarkan kabut di angkasa, ia putar toyanya dengan beringas melindungi diri dan meloncat keluar dari perangkap yang sedang dipasangi

Dalam usahanya meloncat keluar dari perangkap itu, toyanya beradu dengan pedangnya Ceng Hian Totiang, dan hampir saja pedang tersebut terlepas dari cekalan! Ceng Hian Totiang segera merasa lengannya menjadi lumpuh!

"Benar-benar hebat tenaganya si tua bangka ini!" pikir Ceng Hian Totiang,

sebetulnya tusukan yang dilancarkan oleh Ceng Hian Totiang itu adalah isyarat untuk keempat orangnya menusuk dengan berbareng. serangan serentak secepat kilat itu sukar dielakkan oleh jago silat yang manapun, kecuali seorang jago silat yang memiliki ilmu silat serupa Souw Peng Hai.

Setelah luput dari serangan maut tadi, Souw Peng Hai lalu memasang kuda-kuda dan mengumpulkan tenaga dalamnya sambil memutarkan toyanya melindungi diri, Tiba-tiba ia berjalan melingkari kelima lawannya sehingga membikin kelima lawannya itu lupa akan siasat yang hendak dilancarkan untuk menjaga diri dari serangan sekonyong-konyong ke atas dan turun menerkam Ceng Hian Totiang,

Semua itu dilakukan secepat kilat ia telah berpendapat bahwa melawan partai silat Bu Tong dengan siasat Ngo Heng Kiam Cengnya, tak dapat ia terus-menerus menjaga atau menangkisnya. ia harus menyerang, Maka ia menerkam pemimpin lawannya dengan maksud memberikan pukulan yang mematikan!

Ceng Hian Totiang tak berani menangkis kemplang-an toya dari atas itu, ia melangkah ke samping lima tindak, diikuti dengan bertindak mundurnya keempat orangnya, selekasnya Souw Peng Hai tiba di atas tanah iagi, mereka segera menyerang dengan serentak.

Harus diketahui bahwa siasat Ngo Heng Kiam Ceng dari partai Bu Tong dan siasat Lo Han Ceng dari partai Siauw Lim adalah siasat ilmu silat yang sangat dimalui, Hanya siasat Lo Han Ceng terdiri dari seratus delapan perubahan-perubahan, dan lebih ampuh daripada siasat Ngo Heng Kiam Ceng.

Selama seribu tahun, baru ada tiga jago silat yang dapat luput dari siasat Lo Han Ceng yang harus dilakukan oleh seratus delapan orang.

Partai Siauw Lim yang datang dengan hanya delapan belas orang juga dapat melancarkan siasat Lo Han Ceng-nya, dan menurut keyakinan Thian Hong Taysu, pertandingan silat di Twan Hun Ya itu, siasat Lo Han Ceng dengan delapan belas orang dapat mengatasi sesuatu, Demikianlah para hadirin melihat pertempuran Souw Peng Hai melawan Ceng Hian Totiang dengan Ngo Heng Kiam Cengnya, dan agaknya Souw Peng Hai itu tak berdaya, bahkan terdesak!

siasat Ngo Heng Kiam Ceng dari partai silat Bu Tong kalah karena tertipu

Siasat Ngo Heng Kiam Ceng dari partai silat Bu Tong sangat ampuh dan kuat sebagai lima gunung, Lima jago silat ilmu pedang yang melakukan siasat tersebut telah terlatih betul, mereka dipilih bukan hanya ilmu silat pedangnya sangat mahir, tetapi juga harus cerdas dan cermat partai silat Bu Tong senantiasa memilih tujuh jago-jago silat pada tiap-tiap angkatan: lima yang tetap dan dua sebagai cadangan

Ketika itu Ceng Hian Totiang terpaksa keluar bertempur bersama-sama empat orang Suteenya, karena ia bermaksud memberi hajaran kepada Souw Peng Hai yang sangat congkak itu. Siasat Ngo Heng Kiam Ceng tersebut mereka telah pelajari dan berlatih lebih dari tiga puluh tahun, mereka dapat melancarkan siasat tersebut tanpa kekeliruan Disamping itu, tiap-tiap orang memiliki ilmu silat pedang yang tinggi setaraf dengan jago-jago silat yang turut serta di dalam pertandingan silat ketika itu, Oleh karena itu, Souw Peng Hai yang congkak itu menjadi bingung melawannya, dia tak dapat kesempatan untuk menggunakan jari sakti Kan Goat Citnya,

Hian Ceng Totiang dari partai silat Kun Lun yang menyaksikan itu sangat kagum, ia berseru: "llmu silat pedang partai Bu Tong selalu terkenal di kalangan Bu Lim, kini ternyata kebenarannya! Tiap-tiap jago silat yang turut serta di dalam siasat Ngo Heng Kiam Tin itu dapat melancarkan jurus- jurusnya dengan mahir dan cepat!"

Tong Leng Tojin menjawab sambil mengangguk: "Betul!

Siauw Tee juga berpendapat demikian. M

sementara itu Bee Kun Bu menyaksikan dengan perasaan kagum, dan memperhatikan jurus-jurus yang dilancarkan oleh kelima jago-jago silat pedang itu, Tong Leng Tojin berbisik kepada Hian Ceng To-tiang: "Suheng pun paham akan siasat Ngo Heng Ki Sut (ilmu memecahkan siasat dari lima jurusan), Bukankah Suheng ingin mengajarkan siasat itu kepada Bee Kun Bu?"

Hian Ceng Totiang menggeleng-geleng kepalanya sambil berkata: "Aku mengetahui siasat Ngo Heng Ki Sut, tetapi aku belum mahir betul, Menyaksikan Ngo Heng Kiam Tin itu membikin aku terpesona, karena perubahan perubahan yang dilancarkan sangat cepat dan cermat Aku merasa bahwa aku belum dapat mengajarkan siasat Ngo Heng Kit Sut kepada orang lain. "

Ketika itu terdengar Bee Kun Bu bicara sendirian: "Sayang!

Sayang! Jika Kim (orangyang mengambil kedudukan di sebelah timur) dan Cui (orang yang mengambil kedudukan di sebelah barat) menusuk lagi beruntun-runtun dua kali. "

Tong Leng Tojin membentak: "Kau jangan sembarangan memberi komentar! Kau tidak tahu apa-apa!"

Bee Kun Bu terkejut, dan mengawasi susioknya sejenak lalu menundukkan kepalanya,

Hian Ceng Totiang hanya mengawasi Bee Kun Bu, kemudian tersenyum terhadap Tong Leng Tojin dan memperhatikan pertempuran lagi,

Ketika itu pertempuran berjalan dengan hebat sekali Souw Peng Hai terus memutar-mutar toyanya menangkis serangan- serangan pedang dari kelima lawannya, dan sewaktu-waktu menyerang dengan kemp!angan, sabetan dan pukulan Tiba- tiba Ceng Hian Totiang menjerit menangkis pukulan Souw Peng Hai. Dengan cepat ia loncat ke kanan dan membacok dua kali beruntun dan meneruskan dengan satu tusukan

Gerak tersebut adalah isyarat untuk merubah serangan Segera terdengar empat Suteenya berloncat menukar kedudukan sambil menjerit-jerit! perubahan segera ter- tampak, lima bilah pedang menyabet atau menusuk secepat kilat, sinar pedang berkilau-kilau menyilaukan mata,

Tetapi Souw Peng Hai yang bertenaga kuat dan memiliki ilmu silat yang tinggi tetap teguh sebagai batu karang, ia memutar-mutar toyanya melindungi diri Tidak pereuma ia menjadi pemimpin partai silat Thian Liong yang telah dapat menarik banyak jago-jago silat seperti Ong Han Siong, Mo Lun, Ouw Lam Peng, Kiok Goan Hoat, Yap Eng Ceng dan lain-lainnya. ia selalu gemar mempelajari ilmu-ilmu silat, berlatih keras ilmu-ilmu tenaga dalam, meringankan tubuh, memulihkan semangat dan sebagainya.

Meski ia tak paham akan siasat Ngo Heng Kiam Tin, akan tetapi dengan ilmu silat toyanya ia dapat melindungi diri dari serangan-serangan lima bilah pedang yang dilancarkan dengan cermatnya oleh lima jago-jago silat kenamaan dari partai Bu Tong, Semua orang yang menyaksikan dengan hati kebat-kebit, mereka siap membantu jika perlu, Ong Han Siong berusaha mencegah kawan - kawan nya ketika mereka ingin membantu,

Ong Han Siong mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam partai Thian Liong, karena ia terkenal akan pengetahuannya yang luas dan terpelajar di samping ilmu silatnya yang tinggi, ia selalu dihormati oleh kawan-k awan nya. Sambil memegangi kipas bajanya, ia memperhatikan Souw Peng Hai bertempur Tiba-tiba ia berseru: "Cong Piauw, bertempurlah dengan tenang, jangan napsu merebut kemenangan! Cong Piauw harus menyerang ke sebelah barat, lalu menyerang ke selatan Dengan demikian mengambil air membasmi api!"

Saran yang diberikan oleh Ong Han Siong itu segera diperhatikan oleh Souw Peng Hai yang segera melancarkan jurus Hong Lee Peng Hoat atau "Melepas angin dan geledek" serentak ia memutar toyanya mengem-plang lawan yang di sebelah barat, lalu berbalik menyodok lawan yang di sebelah selatan Selagi ia melancarkan serangan-serangan tersebut, justru ketika Cui (orang yang mengambil kedudukan di sebelah barat) dan Hwee (orang yang mengambil kedudukan di sebelah selatan) saling menukar tempat, dan serangan- serangannya yang hebat dan pesat itu memaksa kedua lawannya meloncat mundur beberapa langkah! Dengan kedudukan yang agak luas itu, ia mengemplang Bok (orang yang mengambil kedudukan di sebelah utara) dengan jurus Hun In Ki Gwat (membentang awan memetik bulan).

"Cong Piauw! Dobrak Kim (orang yang mengambil kedudukan di sebelah timur)," seru Ong Han Siong, "Cong Piauw segera dapat keluar dari perangkap!"

Souw Peng Hai yang cerdik menyabet Kim (orang yang mengambil kedudukan di sebelah timur) dengan jurus Hay Tee Lo Gwat atau Menyedok Bulan dari Dasar Laut, dan Kim segera meloncat ke samping untuk menghindari sabetan toya Souw Peng Hai yang gagangnya berbentuk seekor naga,

Dengan petunjuk-petunjuk Ong Han Siong, maka Souw Peng Hai berhasil keluar dari perangkap siasat Ngo Heng Kiam Ceng, dan untuk sementara waktu siasat Ngo Heng Kiam Ceng itu menjadi kacau,

Ceng Hian Totiang meraung sambil menusuk beruntun tiga kali kepada lawannya, dan secepat kilat keempat Suteenya mengambil kedudukan masing-masing untuk memulihkan siasat perangkap mereka.

Souw Peng Hai beringas. Dengan kedua mata me-lotot, ia meraung keras seperti seekor naga yang sedang mengamuk dan menyerang To (orang yang mengambil kedudukan di tengah, ialah Ceng Hian Totiang) dengan jurus Sin Liong Cut Sui atau Naga sakti keluar dari laut, dan jari tangan kirinya menyodok Hwee (orang yang mengambil kedudukan di sebelah selatan), dan menyodok lagi Bok (orang yang mengambil kedudukan di sebelah utara).

Segera terdengar jeritan yang memilukan hati, dan terlihat dua orang To Jin - Hwee dan Bok - jatuh terguling-guling di tanah sambil menjerit-jerit menahan sakit Dengan demikian siasat Ngo Heng Kiam Ceng segera menjadi lumpuh, karena kehilangan Hwee dan Bok, Tiga orang, Kim, Cui dan To tak dapat melancarkan siasatnya lagi dengan sempurna!

Ceng Hian Totiang menjadi sangat murka melihat Souw Peng Hai melukai dua Suteenya dengan Kan Goat Citnya, karena kekalahan serupa itu belum pernah dialami oleh partai Bu Tong sebelumnya, ia anggap kekalahan itu seperti satu hinaan yang besar, Dengan beringas ia menusuk lawannya!

Sambil tertawa Souw Peng Hai menangkis tusukan itu dengan toyanya, dan ia merasa lebih bangga lagi, karena siasat Ngo Heng Kiam Ceng yang ampuh itu ia telah pukul kucar-kacir,

Ceng Hian Totiang yang menyerang dengan nekad sudah bertekad melawan terus demi nama partai Bu Tongnyaj namun ia tak dapat melawan Souw Peng Hai. Tusukan, sabetan atau bacokan pedangnya ditangkis dengan mudah oleh Souw Peng Hai. Segera ia merasa kedua lengannya menjadi lumpuh dan mulutnya menjadi panas. "Celaka!" pikirnya, "Aku tak dapat memegang pedangku lagi!" Lalu ia meloncat mundur untuk memulihkan tenaga. Dua Suteenya menyambuti serangan Souw Peng Hai yang mengejar ia.

Kesempatan sejenak itu sudah cukup untuk ia memulihkan tenaga, Lalu ia menyerang lagi dengan ilmu pedang Tay Kek Kiam (ilmu silat pedang neraka),

Harus diketahui bahwa ilmu silat pedang Tay Kek Kiam adalah ciptaan pendiri partai silat Bu Tong yang bernama Thio Sam Hong, ilmu silat pedang itu dilancarkan dengan tenaga sekuat banteng dan gerik-geriknya seperti ular, yang tiap-tiap jurus dapat membingungkan lawan,

Maka Souw Peng Hai menjadi bingung mengha-dapinya, Kesempatan ini digunakan oleh kedua Suteenya Ceng Hian Totiang untuk menyerang dari belakang, Demikianlah Souw Peng Hai dikerubuti lagi oleh tiga jago silat pedang dari partai Bu Tong itu, ia harus mengeluarkan semua kepandaiannya untuk menjaga diri, dan mencari lowongan melancarkan Kan Goat Citnya pula!

Lagi-Iagi terdengar Ong Han Siong berseru: "Cong Piauw!

Mereka melawan dengan ilmu silat pedang Tay Kek Kiam, jurus Hay Tee Lo Gwat dapat Cong Piauw lancarkan dan kemudian dengan jurus Hong Lee Peng Hoat (Melepas Angin dan Geledek Serentak) menghajar mereka!"

Saran tersebut segera dituruti lagi oleh Souw Peng Hai yang segera mengerahkan tenaga dalamnya dan kemudian sambil meraung ia menyapu ketiga lawannya dengan toyanya,

jurus Hay Tee Lo Gwat telah mendesak lawan-lawannya mundur, dan jurus Hong Lee Peng Hoat membikin lawan- lawannya sibuk menangkis, Dalam kesibukan mereka itu, Souw Peng Hai menusuk lagi dengan jari tangan kirinya ke tubuhnya seorang lawan, "Aduh!" menjerit lawan itu, yang lantas tergultng-guling di tanah menderita luka hebat dari Kan Goat Citnya Souw Peng Hai!

Lalu secepat kilat Souw Peng Hai mengempIang seorang lawan lagi yang lekas-Iekas menangkis dengan pedangnya, Bukan main hebatnya kemp!angan itu, pedang lawannya terpental!

Souw Peng Hai kini hanya menghadapi Ceng Hian Totiang seorang. Dengan jurus Shin Liong Cip In atau Naga Sakti Masuk, Awan, ia putar-putar toyanya di atas kepalanya sehingga terdengar hembusan angin yang memusingkan dan mendampar lawannya mundur beberapa langkah, dan kemudian mengemplang lawannya sekuat tenaga,

Demi namanya partai Bu Tong, Ceng Hian Totiang sebagai pemimpin terpaksa melawan dengan tak menghiraukan jiwanya lagi. ia menangkis kemplangan toya tersebut, lalu secepat kilat ia menusuk lambungnya Souw Peng Hai. Souw Peng Hai hanya melangkah sedikit ke samping mengelaki tusukannya lolos menjumpai sasaran "Aduh!" terdengar Ceng Hian Totiang yang jatuh tersungkur menjerit kesakitan, karena ia juga menjadi korban Kan Goat Cit!

Suasana menjadi riuh dan gaduh! Suara tindakan kaki orang terdengar menyerbu ke medan pertempuran!

Dalam keadaan yang tegang itu, Thian Hong Taysu berdiri dan berseru dengan suara yang keras sekali: "Hut Co (Dewa Budha) harus maafkan dosaku kali ini? Keada-an tak dapat membiarkan aku bersikap sabar lagi! Aku harus membantu!" Dan iapun menyerbu, diikuti oleh orang-orangnya.

Tong Leng Tojin berkata kepada Hian Ceng Tojin: "Jika kita tidak turut turun tangan, partai-partai lain bisa salah paham dan menganggap kita bersekongkol dengan partai Thian Liong!"

Hian Ceng Tojin segera menyambut pedangnya dan maju ke medan pertempuran diikuti oleh Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu.

Ketika Thian Hong Taysu tiba di medan pertempuran ia berkata dengan suara yang keras: "Kalian diminta mundur dan kembali ke tempat masing-masing. Aku si Hweeshio tua ini ingin menguji Kan Goat Cit dari Souw Cong PiauwP

suaranya yang keras itu segera menghentikan pertempuran dan semua orang menoleh kepadanya, Lalu semuanya balik kembali ke tempat masing-masing, kecuali jago-jago silat dari partai Bu Tong yang telah terluka di tangannya Souw Peng Hai.

Thian Hong Taysu berkata kepada- Ceng Hian To-tiang: To-heng! Perkenankanlah aku yang melawan dia!"

Tetapi Ceng Hian Totiang masih penasaran ia bangun dan menyerang Souw Peng Hai lagi Thian Hong Taysu yang lihay penglihatannya segera dapat tampak bahwa kawannya sudah letih dan terluka, ia membentak: "Berhenti! Bukankah aku menjadi pemimpin!" Bentakan tersebut ia barengi dengan membentangkan kedua tangannya yang dikerahkan dengan jurus Api San Cauw Hay atau Menindih Gunung Mendorong Laut, dan hembusan anginnya mendampar Souw Peng Hai dan Ceng Hian Totiang ke samping dua-tiga langkah, Lalu secepat kilat ia meloncat dan berdiri diantara kedua jago silat itu! ia berkata kepada Ceng Hian Totiang: "Aku telah dipilih untuk memimpin pihak kita, aku minta To Heng mundur, dan biarlah aku yang tandingi Souw Cong Piauw!"

Ceng Hian Totiang menarik napas panjang, lalu berjalan kembali ke tempatnya, dan Suteenya yang luka digotong oleh orang-orangnya,

Sambil berpaling kepada Souw Peng Hai, Thian Hong Taysu berkata: "Cong Piauw, caramu mengalahkan lawan betul-betul lihay dan kejam.  "

Souw Peng Hai menjadi gusar dan memotong pembicaraan itu: "Dalam pertempuran luka atau tewas tak dapat dihindarkan, Taysu tak usah memberi keterangan Jika Taysu penasaran Taysu boleh mulai menyerang!"

Thian Hong Taysu tersenyum dan menjawab: "Jika itu kehendak Cong Piauw, akupun tidak banyak bicara lagi!" Lalu ia mengambil sikap siap bertempur Tetapi Tong Leng Tojin menahan dan berkata: Taysu harus bersabar Babak ini harus diserahkan kepada partai Kun Lun!"

Si Hweeshio tua menoleh ke belakang, dan melihat ketiga pemimpin partai Kun Lun sudah siap dengan pedang terhunus ia tersenyum dan berkata: "Aku persilahkan ketiga Tojin maju."

Begitu menghadapi Souw Peng Hai, Tong Leng Tojin berkata: "Betulkah kata-kata Cong Piauw tadi bahwa dalam pertempuran luka atau tewas tak dapat dihindar-kan. Tetapi soal mati atau hidup tak dapat ditentukan oleh kita manusia! Kami dari partai Kun Lun sudah bertekad melawan Cong Piauw, atau tewas di Twan Hun Ya ini!"

Lenyaplah semua kecurigaan setelah mendengar tantangan Tong Leng Tojin kepada Souw Peng Hai itu. Souw Peng Hai di pihak lain tampak menjadi pucat, entah karena budi kasih partai Kun Lun terhadap puteri-nya, atau karena ia selalu menjunjung tinggi ketiga pemimpin partai Kun Lun yang mulia dan berbudi luhur itu. Tetapi di hadapan orang banyak ia harus menutupi perasaannya, ia berkata: "Apakah ketiga pemimpin partai Kun Lun sungguh-sungguh ingin bertempur melawan aku si tua bangka sampai ada yang tewas?"

"Kami tak gentar menghadapi ilmu silat yang tinggi dan Cong Piauw," jawab Tong Leng Tojin, "Kami telah bertekad bertempur dan tak takut jika harus mati di dalam pertempuran!"

"Jika memang kehendak ketiga pemimpin partai Kun Lun," kata Souw Peng Hai, "Aku tak dapat menolak lagi!"

Pada saat itu Ong Han Siong meloncat maju dan setelah memberi hormat kepada Souw Peng Hai, ia berkata: "Cong Piauw sudah berkali-kali menggempur musuh, dan mungkin Cong Piauw sudah letih, Melawan ketiga pemimpin partai Kun Lun ini, perkenankanlah aku yang maju!

Souw Peng Hai agaknya menjadi ragu-ragu, tetapi Ong Han Siong mendesak "Aku minta Cong Piauw beristirahat aku ingin menguji keampuhannya ilmu silat pedang partai Kun Lun!"

peringatan yang berharga itu segera diinsyafi oleh Souw Peng Hai, ia mengangguk dan berkata: "llmu silat pedang Hun Kong Kiam Hoat (ilmu silat pedang memancarkan sinar) dari partai Kun Lun terkenal ampuhnya di kalangan Bu Lim. Kau harus berhati-hati menghadapi-nya!"

Ong Han Siong tersenyum dan berkata: "Aku tidak sepandai Cong Piauw yang dapat mengalahkan banyak lawan sekaligus, Tetapi aku telah memperoleh kesanggupan pemimpin cabang bendera merah Ouw Lam Peng dan pemimpin cabang bendera hitam Kiok Goan Hoat untuk membantu menggempur ketiga pemimpin partai Kun Lun." Lalu ia angkat kipas bajanya, dan Ouw Lam Peng dan Kiok Goan Hoat meloncat maju ke medan pertempuran

Tong Leng Tojin menghadapi sang Suheng Hian Ceng Tojin dan mengawasi Sumoynya, Giok Cin Cu, lalu berkata: "Kita tak dapat menandingi Kan Goat Citnya Souw Peng Hai, tetapi kita dapat bertempur melawan ketiga pemimpin cabang bendera kuning, merah dan hitam, Aku kira kesempatan ini cukup cemerlang jika kita dapat kemenangan!"

Kata-kata itu sebagai saran agar Suheng dan Sumoy-nya masing-masing dapat melawan dan mengalahkan lawan dengan sungguh-sungguh,

Setelah Souw Peng Hai kembali ke tempatnya, Ong Han Siong berkata kepada Tong Leng Tojin: "Aku harap ketiga pemimpin partai Kun Lun dapat membuktikan kata-katamu tadi, Nah, sekarang sekalian boleh maju!"

Lalu Tong Leng Tojin berjalan maju, siap untuk menyerang!

sebetulnya ketika kedua belah pihak tengah mengadu lidah, semua jago-jago silat memperhatikan sikap masing- masing jago silat yang hendak bertempur karena menurut pembicaraan mereka, pertempuran itu akan berakhir sampai ada yang tewas!

pertempuran segera akan bergebrak, tiba-tiba dari belakang meloncat keluar seorang jago silat muda sambil berseru: "Ketiga Suhu! Teecu ingin bicara!"

Tong Leng Tojin berhenti dan membentak: "Kau bukan lagi murid partai Kun Lun, kau tak berhak turut campur!"

Bee Kun Bu segera berlutut di hadapan Tong Leng Tojin segera memohon: "Susiok mungkin tidak mengakui Teecu murid partai Kun Lun, akan tetapi Teecu tak dapat melupakan budi Suhu dan Susiok, Teecu mohon diperkenankan bertempur melawan mereka, dan Teecu rela mati untuk membela partai Kun Lun!" Tong Leng Tojin tidak menjawab,

Teecu telah dipelihara, dididik selama dua belas tahun," berkata Bee Kun Bu dengan kedua mata ber-linang, "Jika Susiok tidak memperkenankan Teecu bertempur untuk membuktikan kebaktian Teecu, maka Teecu akan menggorok leher di hadapan Suhu dan Susiok!"

Lie Ceng Loan lari menubruk Bee Kun Bu, lalu ia cabut pedangnya dan berkata: "Jika Bu Koko membunuh diri, aku segera membunuh diri!"

Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu sangat terharu melihat kebaktian Bee Kun Bu dan mendengar tekad Lie Ceng Loan yang anggap Bee Kun Bu sebagai jiwanya sendiri! Giok Cin Cu memohon: "Ji Suheng, perkenankanlah dia bertempur untuk membuktikan kebaktiannya, jika mereka membunuh diri, lebih baik mereka mati di tangan jago-jago silat partai Thian Liong."

Tong Leng Tojin menoleh ke arah Hian Ceng Tojin yang berdiri dengan sikap gelisah, Lalu ia menghampiri Bee Kun Bu dan mengangkat pundaknya menyuruh berdiri seraya berkata: "Baiklah! Kau boleh bertempur untuk membela partai Kun Lun!" Lalu ia berjalan kembali ke tempatnya,

Bee Kun Bu berlutut lagi di hadapan Tong Leng Tojin dan berkata: Terima kasih atas perkenan Susiok, Jika Teecu menang, Teecu mohon diterima kembali!"

Tong Leng Tojin tidak menjawab, ia berbalik dan jalan mengikuti Hian Ceng Tojin ke tempatnya, diikuti oleh Giok Cin Cu.

Bee Kun Bu bangun dengan perasaan girang, ia berkata kepada Lie Ceng Loan: "Sumoy, kau juga kembali ke tempatmu Aku sendiri yang melawan mereka!" Lalu dengan pedang terhunus, ia menghampiri Ong Han Siong dan menantang: "Hayo, kalian semuanya maju melawan aku sendiri!" Ong Han Siong dan Ouw Lam Peng yang mengetahui bahwa Bee Kun Bu pernah terluka parah ketika bertempur di puncak Ban Hut Teng di pegunungan Ngo Bi San menjadi terperanjat mendengar anak muda itu menantang mereka: "Apakah anak ini sudah gila!" pikir Ong Han Siong, "Apakah dia ingin mencari mati?"

Kiok Goan Hoat yang pernah dibikin bingung oleh ilmu langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, tidak berpendapat demikian, Tetapi ia merasa heran, jika Bee Kun Bu berani menggempur mereka bertiga sekaligus,

Ouw Lam Peng maju dan membentak: "Hei, anak kemarin dulu! Kau bermulut besar! sekalipun ketiga pemimpin partai Kun Lun, mereka masih tak berani memandang remeh kepada kami!"

"Kau boleh mencaci maki aku! Kau jangan menodakan nama ketiga pemimpin partai Kun Lun!" bentak Bee Kun Bu yang terus menusuk Ouw Lam Peng dengan jurus Siauw Cit Thian Lam (Panah terbang ke selatan),

semenjak tadi para jago silat tidak merasa puas melihat ketiga pemimpin partai Kun Lun membiarkan seorang muridnya melawan tiga jago silat nomor wahid dari pihak lawan, mereka merasa benci terhadap ketiga pemimpin partai Kun Lun itu, karena mereka menganggap Bee Kun Bu pasti akan tewas di gelanggang pertempuran melawan tiga jago- jago silat yang masing-masing telah diberi pimpinan cabang partai Thian Uong oleh Souw Peng Hai.

Tusukan pedang Bee Kun Bu ditangkis oleh Ouw Lam Peng dengan arit bajanya, dan arit di tangan yang lain segera memancung dadanya lawan,

Murid dari partai silat Kun Lun berjasa lagi!

Melihat betapa kejamnya Ouw Lam Peng menyerang ia, sebetulnya Bee Kun Bu ingin melancarkan jurus jurus yang ia dapat pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tetapi ia berpikir "Aku tak perlu lekas-lekas menang. Sebagai murid yang menggantikan guru-guruku bertempur melawan tiga jago-jago silat yang terkenal, aku harus memperlihatkan kepandaianku mengendalikan ketiga lawanku!"

Lalu ia menggunakan ilmu langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, dan artinya Ouw Lam Peng yang memancung dadanya dapat diegosi dengan mudah, dan secepat kilat ia meloncat kehadapannya Kiok Goan Hoat yang masih berdiri terpesona menyaksikan serangan Ouw Lam Peng dengan jurus Tok Bong Cut Siat atau Ular berbisa keluar dari lubang, dapat diegosi demikian mu-dahnya, Kiok Goan Hoat lekas- lekas meloncat mundur dua langkah.

pada saat itu kalau mau, Bee Kun Bu dapat menyerang dan mungkin melukai Kiok Goan Hoat, akan tetapi ia hanya menjotos pura-pura memaksa lawannya mundur Tiba-tiba keadaan berubah. Ouw Lam Peng menyerang dari belakang. Bee Kun Bu mengegos ke samping, la(u secepat kilat tangan kirinya menerkam lengannya Ouw Lam Peng yang memancung punggungnya dengan arit jurus To Im Kiat Yo (Menggunakan tenaga lawan untuk memukul lawan) dari catatan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu menakjubkan hasilnya!

Ouw Lam Peng terjerunuk ke depan karena serangannya lagi-lagi menubruk angin! Kesempatan tersebut digunakan oleh Bee Kun Bu menendang belakang lawannya, Ouw Lam Peng jatuh tersungkur. Ong Han Siong tak dapat menonton lagi, ia loncat menerkam dari belakang, Sodokan kipas bajanya mengarah punggungnya Bee Kun Bu. Lagi-lagi ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu membikin Ong Han Siong menyodok angin,

Bee Kun Bu belum membalas menyerang, ia telah berkeputusan hendak mempermainkan ketiga lawannya lebih dahulu, dan selama pertempuran berjalan beberapa jurus, ia mengendalikan ketiga lawannya seperti seorang ahli mengajar kuda-kuda! ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu telah dapat menipu Ong Han Siong dan Kiok Goan Hoat, sedangkan jurus Kiat Im To Yo telah membikin Ouw Lam Peng jatuh tersungkur, Pedang ditangannya tetap belum digunakan Tusukan pertama hanya untuk mulai pertempuran saja!

Ilmu silat yang ia lancarkan terhadap tiga jago silat terkenal dari partai Thian Liong itu membikin semua hadirin terperanjat kawan maupun lawan. Mereka merasa kagum "Ai! Seorang murid saja dapat mempermainkan tiga jago-jago silat! Apalagi ketiga gurunya!" pikir pihak lawan,

Dengan tersenyum Giok Cin Cu berkata kepada Hian Ceng Tojin: Toa Suheng, di dalam setengah tahun ini, ilmu silatnya Bee Kun Bu maju pesat sekali, Dia betul-betul harapan dari partai kita!" ia sengaja berkata demikian dengan maksud menarik perhatian Ji suhengnya agar supaya Bee Kun Bu dapat diterima kembali.

Ketika itu Ouw Lam Peng sudah berdiri lagi, Kiok Goan Hoal sudah siap melawan, dan Ong Han Siong sedang mengerahkan tenaga dalamnya untuk menyerang puia,

Tiba-tiba Bee Kun Bu meloncat dan menusuk Kiok Goan Hoat, pemimpin cabang bendera hitam dari partai Thian Liong itu.

Kiok Goan Hoat melangkah ke samping mengegos-kan tusukan itu, lalu menjotos dengan sekuat tenaga, Harus diketahui, bahwa jotosan itu dapat menghancurkan batu.

Tetapi sambil tertawa Bee Kun Bu berbalik menangkis jotosan tersebut dengan satu bacokan pedang-nya. Kiok Goan Hoat terkejut dan lekas-lekas menarik kembali jotosan nya.

Bacokan itu diteruskan dengan jurus Can Im Ki Gwat (Melalui awan memetik bu!an), dan terlihat pedang berkelebat menusuk Ong Han Siong,

Ong Han Siong yang sedang mengerahkan tenaga dalamnya tidak minggir, dengan kipas bajanya ia menangkis tusukan itu, dan jari tangan kirinya menotok pundaknya Bee Kun Bu. Tangkisan dan totokan Ong Han Siong itu membikin Hian Ceng lojin bersemi "Celaka!" karena ia merasa pasti Bee Kun Bu tak dapat mengelakkan diri lagi,

Tetapi secepat kilat terlihat tangannya Bee Kun Bu menerkam pergelangan tangan Ong Han Siong yang datang menotok pundaknya, dan pedang di tangan kanannya membabat lambung lawannya!

Dengan terkejut Ong Han Siong mengerahkan seluruh tenaga dalamnya membebaskan terkaman di pergelangan tangannya dan meloncat mundur satu tombak lebih!

Ong Han Siong nyaris terbunuh, tetapi Ouw Lam Peng dengan aritnya dan Kiok Goan Hoat dengan palu bajanya segera menyerang dari kiri dan kanan.

Semua hadirin melihat bahwa Bee Kun Bu segera diserang serentak oleh tiga jago silat partai Thian Liong, mereka sangat cemas akan keselamatannya jago silat yang muda itu!

Song Bok Totiang dari partai silat Ceng Sia segera mencabut pedangnya dan lari maju ke medan pertempuran diikuti oleh Lie Ceng Loan yang berlari-lari dengan pedang terhunus,

Bee Kun Bu tersenyum dan berkata kepada Song Bok Totiang: "Totiang, aku kira aku dapat melawan mereka, tak usah aku dibantu, Terima kasih!"

Baru saja Song Bok Totiang dan Lie Ceng Loan berjalan kembali ke tempatnya, Ouw Lam Peng dan Kiok Goan Hoat berbareng menyerang Bee Kun Bu. Bee Kun Bu memutar pedangnya menangkis serangan-serangan senjata kedua tawannya, lalu meloncat menusuk Ong Han Siong, dan berbalik secepat kilat membabat Ouw Lam Peng dan menjotos ke arah Kiok Goan Hoat, Demikian-lah Bee Kun Bu bukan saja dapat menangkis serangan-serangan, bahkan berbalik menyerang. ilmu silat demikian rupa membikin para hadirin terpesona. Ouw Lam Peng harus meloncat mundur mengelaki babatan pedang, dan Kiok Goan Hoat terdampar mundur oleh hembusan angin jotosan, Tiba-tiba Bee Kun Bu menjerit dan menyerang Kiok Goan Hoat sambil me-mutar-mutar ujung pedangnya di depan muka lawannya, Sinar pedang yang menyilaukan itu membikin Kiok Goan Hoat bingung, dan melangkah mundur lagi,

"Kini kau tak dapat melarikan diri lagi!" bentak Bee Kun Bu, dan ia terus menusuk Kiok Goan Hoat berusaha menangkis tusukan dengan palu bajanya, tetapi ujung pedang tak luput menusuk lengan kirinya. Ouw Lam Peng dan Ong Han Siong datang menyerang lagi dari belakang,

Sambil menjerit Ong Han Siong menyodok, memukul dan membabat bertubi-tubi dengan kipas bajanya, Hadirin insyaf bahwa serangan-serangan Ong Han Siong itu berbahaya sekali bagi Bee Kun Bu. Mereka berdiri dengan hati berdebar- debar, dan ada juga yang ingin maju membantu!

Tetapi terlihat Bee Kun Bu meloncat ke atas dengan satu tekanan telapak tangan kirinya ke bawah, dan dari atas menusuk kepalanya Ong Han Siong, jurus itu adalah jurus Thian Lui Pa Su (Geledek menyambar pohon), "Aduh!" Terdengar jeritan Ong Han Siong, dan terlihat lengan kanannya Ong Han Siong berlumuran darah.

Ouw Lam Peng yang maju bersama sama Ong Han Siong menyerang Bee Kun Bu terkejut mendengar jeritan Ong Han Siong, dan ia makin terkejut ketika pedangnya Bee Kun Bu membabat lambungnya, ia lekas-Iekas menangkis dengan jurus Lek Peng Thian Lam (Tembok besi menahan ombak), Satu arit baju menangkis babatan pedang lawan, dan arit baja di tangan lainnya memancung dadanya Bee Kun Bu. ia tidak menduga jika pedang lawan yang membabat lambungnya dapat menahan arit bajanya untuk diputar secepat kilat menusuk paha kirinya! Kiok Goan Hoat telah luka lengan kirinya, Ong Han Siong telah terbabat lengan kanannya, dan Ouw Lam Peng tertusuk paha kirinya, semua itu hanya berlangsung di dalam beberapa detik saja, Bukan main terkejutnya orang-orang dari pihak Thian Liong!

Tetapi yang paling gembira adalah Lie Ceng Loan. Dengan wajah berseri-seri ia mengawasi ketiga pemimpinnya yang berdiri terpesona menyaksikan kelihayan Bee Kun Bu!

Bee Kun Bu tidak menyerang lawan-lawan nya yang sudah terluka, iapun tidak bersikap bangga atas kemenangannya yang cemerlang itu. ia berdiri di tengah-tengah ketiga lawannya yang sedang menahan sakit, lalu menanya sambil tersenyum: "Apakah kalian menyerah ka!ah?"

Ong Han Siong, Kiok Goan Hoat dan Ouw Lam Peng adalah jago-jago silat yang terkenal di kalangan Kang-ouw, Kini mereka dikalahkan oleh seorang murid partai silat Kun Lun, mereka merasa malu sekali pertanyaan Bee Kun Bu itu membikin mereka menjadi nekad, Tiba-tiba Kiok Goan Hoat menyerang dengan palu bajanya dengan jurus Tok Bong Tu Tok atau Ular berbisa menyemburkan racun,

Bee Kun Bu sudah mengetahui tenaga Kiok Goan Hoat yang kuat. ia tidak menangkis serangan palu baja itu. ia mengegos menghindarkan pukulan palu baja la-wan, dan terus menusuk tubuh lawannya,

pukulan palu baja yang dikerahkan dengan seluruh tenaga, memukul angin dan Kiok Goan Hoat terdorong maju dan tak dapat mengelaki tusukan pedang, ia lekas-lekas menjatuhkan diri dan bergulingan beberapa langkah jauhnya,

Bee Kun Bu harus lekas-Iekas berbalik menangkis pancungan arit bajanya Ouw Lam Peng dari belakang. Giok Cin Cu terkejut dan berseru: "Celaka!" Belum lagi seruan itu lenyap, terlihat Ouw Lam Peng terdorong mundur dan jatuh terlentang, Tangkisan pedang terhadap pancungan arit baja dikerahkan oleh Bee Kun Bu dengan tenaga dalam Thian Kong Kie (tenaga dalam sakti), dan Ouw Lam Peng tak dapat menahan dorongan sehebat

Dua orang lawannya telah jatuh, Bee Kun Bu kini hanya menghadapi seorang lawan saja. Dengan mengerak gigi dan sambil menahan sakit pada lengan kanannya, Ong Han Siong menerkam Bee Kun Bu dengan maksud menyodok dadanya dengan ujung kipas bajanya seolah-olah seekor kucing hutan menerkam seekor anjing yang mengejar-ngejar ia.

Dengan tenang Bee Kun Bu melangkah sedikit ke samping, lalu dengan jurus Cap Bian Bi Hong (Angin topan merobohkan sepuluh pohon) telapak tangan kirinya menggeprak ke depan menusuk tubuh lawannya dengan pedang di tangan kanannya,

Ong Han Siong yang sudah sering menjumpai lawan yang lihay kini hilang semangatnya, "Mati aku kali ini!" pikirnya, dan ia pejamkan kedua matanya dan dengan sekuat tenaga ia menjatuhkan tubuhnya ke tanah. ia luput dari tusukan Ketika itu, jika mau Bee Kun Bu dapat menusuk lagi lawannya yang sudah jatuh di depannya itu, Tetapi ia yang berwatak luhur dan mulia tak dapat membunuh lawan yang sudah tak berdaya, ia berdiri di hadapan lawannya sambil tersenyum, dan kesempatan itu digunakan oleh Kiok Goan Hoat dan Ouw Lam Peng untuk datang menyerang lagi!

Justru pada saat itu Souw Peng Hai menjerit: Tahan!" dan ia berjalan maju ke medan pertempuran "Ongt Ouw dan Kiok Piauw Touw, jangan bertempur lagi." Kemudian sambil menghadapi Bee Kun Bu ia berkata: "Aku tidak menduga jika partai silat Kun Lun mempunyai seorang murid yang sangat lihay ilmu silatnya! Tiga orang jago-jago silatku telah dikalahkan Namun aku si tua bangka ini ingin menguji ilmu silatmu. "

Bee Kun Bu mengawasi Souw Peng Hai yang sudah berusia lanjut itu, lalu menjawab dengan hormati "Aku hanya dari angkatan muda, aku tak dapat bertempur melawan Souw Cong Piauw, Namun, jika didesak, aku tak dapat menolaknya. "

jawaban yang diucapkan dengan nada yang hormat itu dianggap satu ejekan oleh Souw Peng Hai. ia menjadi gusar, dan ia membentak: "Hei, anak kemarin dulu, jangan kira setelah dapat mengalahkan tiga orang-orang-ku kau dapat menjual lagak! sekarang kau rasai pukulanku!" Kata-kata itu ia teruskan dengan sapuan toyanya dengan jurus Ngo Tee Cui Hong (Angin puyuh meniup tanah),

Entah bagaimana tanpa bergerak, dengan hanya menarik napas panjang, Bee Kun Bu melonjak ke atas menghindarkan sapuan toyanya Souw Peng Hai, lalu dari atas menghujam tusukan-tusukan dengan pedang-nya.

Souw Peng Hai lekas-lekas menarik toyanya, lalu diputar di atas kepalanya menangkis tusukan-tusukan dari atas yang bertubi-tubi itu.

Sebentar kemudian terlihat Bee Kun Bu turun di tanah hanya beberapa langkah dari lawannya. ia maju menusuk pula, tapi tusukan tersebut lagi-Iagi dapat di-tangkis, Lalu terlihat toya dan pedang dari kedua jago silat yang bertempur itu berkelebatan dan berkilau-kilau, sedangkan hembusan angin yang keluar dari sabetan-sabetan senjata mereka mendebar-debarkan jantung para hadirin Dalam tempo sekejap saja pertempuran telah berlangsung tiga puluh jurus lebih, dan kedua belah pihak masih sama unggulnya,

Souw Peng Hai merasa heran, bahwa ia masih juga tak dapat mengalahkan lawannya setelah tiga puluh jurus, ia mengerahkan tenaga dalamnya, dan mulai menyerang dengan beringas, Tiba-tiba terdengar Bee Kun Bu menjerit dan merubah jurus-jurusnya, Jika tadi ia melawan dengan jurus-jurus Hun Kong Kiam Hoat (ilmu silat pedang memancarkan sinar) khas dari partai silat Kun Lun, maka sekarang ia melancarkan jurus-jurus khas dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Betapapun hebatnya Souw Peng Hai menyerang, jurus- jurus yang dilancarkan oleh Bee Kun Bu telah berhasil memusnahkan serangan-serangan ituj dan setelah pertempuran berlangsung lebih kurang dua puluh jurus lagi, Bee Kun Bu mulai melancarkan serangan-serangannya, Demikianlah Souw Peng Hai berbalik menjadi pihak yang bertahan dan lambat laun tertampak ia terdesak mundur

Para jago silat setelah melihat cara Bee Kun Bu mengalahkan dan melukakan tiga jago nomor wahid dari partai Thian Liong, menjadi terperanjat tak terhingga menyaksikan dia memaksa Souw Peng Hai bertahan terus- menerus dengan tak diberi kesempatan melancarkan serangan batasan

Lalu terlihat orang-orangnya partai Thian Liong bangun dari tempat duduknya dan rupanya ingin menyerbu untuk membantu pemimpin besarnya itu.

Menampak gelagat yang mencurigakan itu, Tio Ceng dan Tio Hui dari partai silat Ngo Bi maju ke medan pertempuran dengan pedang terhunus, sebetulnya mereka itu, setelah melihat kelihayan ilmu silat pedang Bee Kun Bu yang dapat mempermainkan jago silat kaliber besar seperti Souw Peng Hai, ingin menonton dari dekat pertempuran itu.

Pada saat itu juga mereka melupakan dendamnya karena Bee Kun Bu pernah melukai murid mereka di pegunungan Ngo Bi, mereka kini berbalik menaruh simpati terhadap pemuda itu. Di samping itu, mereka juga ingin lekas membantu bila orang-orang partai Thian Liong datang mengerubuti Bee Kun Bu. perbuatan mereka itu dituruti oleh jago-jago silat kesem-bilan partai lainnya, sehingga dalam sekejapan saja suasana menjadi tegang dan riuh,

Thian Hong Taysu segera mengetahui bahwa jago-jago silat dari kedua belah pihak menjadi beringas: pihak partai Thian Liong merasa malu dan pemimpin besarnya terdesak, oleh karena itu mereka ingin menyerbuj pihak lawan menjadi bernafsu untuk mengambil kemenangan ia tak berani mencegah: ia hanya siap menjaga segala sesuatu,

Gelanggang pertempuran yang luas telah menjadi sempit karena orang-orang mendekati dan melingkari tempat tersebut Xiba-tiba terdengar Souw Peng Hai meraung, dan dengan jurus Hian Niauw Kwat Se (Burung elang menyapu pasir) toyanya membuka jalan keluar dari desakan dan serangan pedang lawannya, Segera ia melancarkan jari sakti Kan Goat Citnya,

semenjak Souw Peng Hai membentuk dan memimpin partai silat Thian Liong, belum pernah ada seorang lawan yang luput dari jari sakti Kan Goat Citnya yang lihay itu, Pada saat itu juga terlihat tubuhnya Bee Kun Bu terdorong dan terpental ke atas, lalu jatuh ke tanah!

Lie Ceng Loan menjerit kaget dan lari menubruk Bee Kun

Bu.

Semua jago-jago silat dari kesembilan partai segera

datang mengurung untuk meIindunginya. Thian Hong Taysu berseru: "Kan Goat Cit itu betul-betul lihay!"

Sebelum perasaan terkejut dari semua orang yang menyaksikan Bee Kun Bu Icnyap, tiba-tiba mereka dibikin terperanjat oleh suara beberapa orangyang berseru: "Dia bangun lagi! Dia bangun lagi!"

pertempuran dahsyat berlangsung di atas jembatan gantung

Thian Hong Taysu dari partai Siauw Lim menoleh ke arah Bee Kun Bu yang ketika itu sudah berdiri tegak dan memejamkan kedua matanya berusaha memulihkan tenaga dan semangatnya dengan ilmu Thian Kong Kie.

Bukan saja Thian Hong Taysu menjadi terperanjat, demikian semua jago kedua belah pihak, Rupanya Bee Kun Bu tidak terluka, dia hanya terkejut Tak lama kemudian tertampak wajahnya yang pucat perlahan-lahan menjadi merah lagi. Ketika ia membuka matanya, ia segera pungut pedangnya yang terlepas jatuh di tanah, siap bertempur lagi,

Semua orang membuka jalan memberi ia lewat untuk menghampiri Souw Peng Hai.

Souw Peng Hai di lain pihak, setelah menyerang Bee Kun Bu dengan Kan Goat Citnya iapun merasa dadanya seolah- olah dipalu, kepalanya menjadi pusing dan matanya berkunang-kunang. ia mundur dua langkah dan tak melihat atau mengetahui akibat Kan Goat Citnya terhadap Bee Kun Bu. Maka ketika Bee Kun Bu berjalan dengan sikap yang tenang, ia sendiri baru saja pulih semangatnya, ia merasa heran sekali!

"Anak ini betul-betul lihay!" pikirnya. "Dia tidak terlukakan."

Bagaikan orang yang baru sadar dari mimpinya, ia berkata kepada lawannya: ilmu silatmu betul-betul luar biasa! Aku si tua bangka tidak malu menyatakan keka-gumanku!"

Sambil tersenyum Bee Kun Bu menjawab: "Kan Goat Citmu betul-betul ampuh! Namun aku tidak tewas kare-nanya, dan sekarang aku ingin menguji lagi!"

Dari sikap dan nada bicaranya, Souw Peng Hai segera mengetahui, bahwa Bee Kun Bu tidak terluka oleh Kan Goat Citnya, ia merasa heran jika ia ingat bahwa Kan Goat Citnya dapat menembusi baja atau menghancurkan batu, tetapi tak ampuh terhadap Bee Kun Bu!

Ketika ia berusaha mencari sebab-musabab kesaktian Bee Kun Bu yang luput dari Kan Goat Citnya, tiba-tiba Bee Kun Bu menyerang lagi dengan pedangnya yang dilancarkan dengan jurus Heng Hua Cun Ji atau Hujan turun di musim bunga dari Cui Hun Cap Ji Kiam dari partai Kun Lun, pedangnya menusuk-nusuk gencar se-kali, dan sinarnya membikin lawan berkunang-kunang penglihatannya, Souw Peng Hai terkejut, lalu menangkis dengan jurus Cwan In Yen Gwat atau Mendorong angin menutupi bu!an, ia memutar-mutar toyanya menangkis dengan gencar pula tusukan-tusukan pedang lawannya!

Bee Kun Bu merasakan hebatnya tangkisan itu, karena hembusan angin dari toya yang terputar sudah cukup mendampar ia. ia terpaksa menggunakan ilmu yang ia dapat pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. ia menarik napas panjang dan segera tubuhnya melonjak ke atas untuk menusuk lawannya dari atas dengan jurus Gin Han Hui Sing atau Bintang Sapu menyambar Bulan, sinar yang dipancarkan oleh ujung pedangnya membingungkan lawan.

Souw Peng Hai yang sudah lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw dan telah sering bertempur dengan jago- jago silat dari berbagai-bagai partai silat tidak mengetahui jurus apakah yang dilancarkan oleh Bee Kun Bu, serangan dari atas itu ia tangkis.

Bee Kun Bu lekas-lekas menarik kembali tusukan pedangnya karena tangkisan dari lawan itu dikerahkan dengan tenaga Shin Kong Kie (tenaga dalam sakti), dan untuk mengelakkan ia menarik napas dan terlihat tubuhnya membul ke atas lagi,

Lalu terdengar ia tertawa ketika ia jatuh di atas tanah dan dengan cepat ia menyerang Iagi,

Souw Peng Hai yang baru saja menangkis dengan hampa tidak keburu menangkis tusukan dengan toyanya, ia mengegos, namun pedangnya Bee Kun Bu menusuk lengan baju nya. Bukan main malunya ia. ia menyerang kembali dengan nekat, dan Bee Kun Bu terpaksa meloncat mundur ia tidak mengejar, tetapi dengan kedua mata terbelalak-belalak ia berkata: "Aku telah berkelana di mana-mana dan telah bertempur melawan banyak jago-jago silat Tidak diduga aku dibikin malu kali ini,.,." Ong Han Siong segera mengerti maksud dari ucapan itu. ia meloncat maju dan berdiri di samping pemimpin-nya.

Souw Peng Hai mengawasi keadaan di sekitarnya dan tersenyum getir, sedangkan Ong Han Siong mengangkat kipas bajanya ke atas memberikan isyarat Segera pemimpin- pemimpin cabang partai Thian Liong berjalan maju ke medan pertempuran dan murid-muridnya berjalan menuju ke mulut jembatan gantung!

Jago-jago silat dari kesembilan partai yang menampak mulut jembatan gantung hendak dijaga oleh orang-orangnya partai Thian Liong, merasa curiga akan maksud tidak baik dari pihak Thian Liong, Ceng Hian Totiang dari partai silat Bu Tong adalah yang berdiri terdekat dari jembatan gantung. Melihat gelagat yang mencurigakan itu, ia meloncat dan berdiri di mulut jembatan, dan dengan pedang terhunus ia menghalau orang-orang partai Thian Uong yang tengah mendekati!

Sambil memukul tanah dengan ujung toyanya, Souw Peng Hai berkata: "Ceng Hian Totiang! Apa maksudmu dengan pedang terhunus mencegat jalan kami? Apakah di samping siasat Ngo Heng Kiam Ceng, partai Bu Tong tak mempunyai ilmu lain yang lebih lihay? Apakah partai Bu Tong masih belum merasa puas?"

Ejekan itu membikin Ceng Hian Totiang menjadi marah. ia menjawab: "Jari sakti Kan Goat Citmu tak ampuh terhadap seorang murid partai Kun Lun, aku yakin bahwa Kan Goat Cit itu masih ada lawannya!"

"Ha! Ha! Ha!" tertawa Souw Peng Hai, "Tetapi Kan Goat Citku telah memberi hajaran hebat terhadap jago-jago silat partaf Bu Tong dengan siasat Ngo Heng Kiam Cengnya!"

Ejekan yang lebih hebat itu membikin Ceng Hian Totiang menjadi malu sekali, dan ia membentak: "Souw Cong Piauw telah berhasil mendobrak siasat Ngo Heng Kiam Ceng kami, tetapi aku masih berani menggempur kau dengan pedangku ini!" Tanpa menjawab lagi Souw Peng Hai menyerang dengan toyanya, Ceng Hian Totiang tidak berani menangkis toya itu, ia hanya mengegos menghindarkan justru pada saat itu terdengar suara siulan serentak dan terlihat serangan pedangnya Bee Kun Bu yang loncat menolong, Souw Peng Hai lekas-lekas menarik kembali kemplangan untuk menangkis tusukan pedangnya Bee Kun Bu, dan berusaha menggunakan Kan Goat Citnya untuk membunuh mati lawan nya.

Bee Kun Bu yang sudah mengetahui keampuhan Kan Goat Cit itu segera menggunakan ilmu To Im Kiat Yo (menggunakan tenaga lawan untuk memukul lawan), terlihat tangan kirinya menyambut tusukan jari tangan Souw Peng Hai untuk didorong dengan tenaga dalam ke arah orang-orangnya partai Thian Liong yang bermaksud mencegat jalan di mulut jembatan gantung!

Souw Peng Hai yang sudah bertekad membunuh mati Bee Kun Bu dengan jari saktinya segera merasa jari tangannya tertarik ke lain jurusan, ia tarik kembali jari saktinya, dan menyerang lagi dengan jurus Heng Sao Cian Cun (Menyapu benda seberat seribu kati), Terlihat toyanya membabat lambungnya Bee Kun Bu. Dan di saat itu pun para pemimpin cabang partai Thian Liong datang menyerang Bee Kun Bu.

Namun, dengan tenang Bee Kun Bu menarik napas untuk melonjak ke atas menghindari sapuan toyanya Souw Peng Hai, dan kemudian menjatuhkan diri di luar kurungan jago-jago silat partai Thian Liong yang telah datang dengan maksud mengerubuti padanya.

"Ha!" mengejek Bee Kun Bu, "Kalian hendak mengerubuti aku seorang?! Tetapi aku tak takut melawan kalian semua!"

"Kau betul-betul membuka mulut besar!" bentak Souw Peng Hai, dan ia menyerang lagi, begitu juga orang-orangnya dengan tak menghiraukan peraturan Bu Lim lagi! Bee Kun Bu putar pedangnya sehingga terdengar hembusan anginnya yang santer dan cahayanya yang berkilauan Semua lawan-lawannya tak dapat mendekati,

Pihak kawan terpaku menyaksikan Bee Kun Bu seorang diri melawan Souw Peng Hai dan kelima pemimpin cabang partainya, Tiap-tiap jurus untuk mengelit, mengelak, mengegos, maupun jurus untuk menyerang dengan tusukan, sabetan dan bacokan dilancarkan dengan cepat dan cermat Belum pernah mereka menyaksikan seorang jago silat yang demikian muda melawan enam jago-jago silat yang lihay itu!

Tong Leng Tojin yang masih belum reda amarahnya terhadap Bee Kun Bu, setelah menyaksikan kelihayan muridnya itu, menjadi merasa kagum.

Lie Ceng Loan tak dapat menahan girangnya, ia berseru: "Suhu, Supek! Coba lihat betapa lihaynya Bu Koko! Dia telah mengangkat nama partai Kun Lun!"

"Loan Jie! Tutup mulutmu!" bentak Tong Leng Tojin,

Baru saja Lie Ceng Loan menoleh ke arah Supeknya yang membentak ia, tiba-tiba terdengar Bee Kun Bu menjerit. ia menoleh ke arah tempat pertempuran ia menyaksikan Bee Kun Bu meloncat ke atas, lalu menusuk Ouw Lam Peng dengan ujung pedangnya.

Ouw Lam Peng lekas-lekas menjaga tusukan tersebut dengan satu arit bajanya. Tetapi Souw Peng Hai mem-bentak: "Ouw Piauw Touw, jangan ditangkis!" dan toyanya menghalau tusukan tersebut

Tang! Terdengar kedua senjata beradu! Dan karena tenaga kedua belah pihak sama kuatnya, maka kedua-duanya terdorong mundur satu tombak lebih dan jatuh terduduk di tanah!

Bee Kun Bu lekas-lekas berusaha memulihkan tenaga dalamnya, dan jago-jago silat dari kesembilan partai bermaksud datang membantu, ketika terlihat dua anak yang mengenakan pakaian serba merah melepaskan dua ekor burung dara putih ke udara!

Perbuatan melepaskan dua ekor burung dara itu adalah isyarat untuk orang-orangnya partai Thian Liong menyerbu ke mulut jembatan

Souw Peng Hai juga tidak menyerang lagi, setelah bangun, iapun lari menuju ke mulut jembatan, diikuti oleh kelima pemimpin cabang partainya!

Thian Hong Taysu yang sudah berdiri di mulut jembatan dengan pedang terhunus menanya dengan sifat mengejek: "Pertandingan ilmu silat kedua belah pihak belum selesai, tetapi Souw Cong Piauw hendak melarikan diri, apakah maksudnya ?"

Souw Peng Hai hanya tertawa gelak-gelak dan ber-kata: Twan Hun Ya ini sangat terpencil. Orang hanya dapat keluar dari sini dengan melalui jembatan gan-tung. H

Thian Hong Taysu tak dapat menghalangi orang-orang partai Thian Liong melalui jembatan, Souw Peng Hai, Ouw Lam Peng, Ong Han Siong, Kiok Goan Hoat, Yap Eng Ceng dan keempat iblis dari propinsi Sucoan yang mengawal Souw Peng Hai masih menghadapi ia, ia membentak: "Aku si Hweeshio tua sebetulnya mengagumi ilmu silat Souw Cong Piauw, akan tetapi setelah melihat maksud yang keji ini, aku anggap Cong Piauw berwatak rendah ?"

Lalu ia mengangkat satu tangannya ke atas, dan segera terlihat delapan belas orang Hweeshio dari partai-nya datang berbaris di belakangnya dan merupakan suatu tembok pertahanan yang teguh sekalL

Ketika itu semua jago-jago silat dari kesembilan partai telah berlari menuju ke mulut jembatan dengan senjata terhunus, tetapi Souw Peng Hai mencegah mereka dengan memutar-mutar toyanya. Bee Kun Bu masih belum dapat membantu karena ia belum selesai memulihkan tenaganya, Thian Hong Taysu terpaksa turun tangan, ia mengirim satu jotosan tangan kanannya ke depan, dan secepat kilat ia berusaha merampas toyanya Souw Peng Hai dengan jurus Lek Peng Lam atau Membendung Angin Selatan, Sambil tertawa Souw Peng Hai menarik toyanya untuk menyapu kedua betisnya Thian Hong Taysu,

Thian Hong Taysu meloncat ke atas dan turun menerkam lawan nya. Souw Peng Hai menangkis terkaman tersebut Dua tinju beradu.

Kedua tinju tersebut dikerahkan dengan seluruh lenaga, dan sebagai akibat beradunya kedua tinju itu, Thian Hong Taysu yang melayang di atas terpental tujuh-delapan langkah jauhnya, sedangkan Souw Peng Hai terdorong mundur tiga langkah! justru pada saat tersebut keempat iblis dari propinsi Sucoan yang senantiasa mengawal Souw Peng Hai mengambil posisi untuk mengurung Thian Hong Taysu!

Semua jago-jago silat dari kesembilan partai segera melihat bahwa partai Thian Liong bermaksud mencegah mereka keluar dari Twan Hun Ya. Dengan menduduki mulut jembatan, partai Thian Liong mencegah mereka keluar, usaha tersebut dilaksanakan oleh Ong Han Siong, Ouw Lam Peng, Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng!

Demikianlah nasib semua jago-jago silat dari kesembilan partai tergantung pada jembatan tersebut mereka semua telah melupakan dendam atau perselisihan diantara mereka untuk mencari jalan keluar,

Tio Hui yang berdiri dekat pemimpin-pemimpin partai Kun Lun berkata kepala Tong Leng Tojin: "Sekarang Souw Peng Hai masih belum tiba di mulut jembatan, Kita harus mencegah dia datang mendekati mulut jembatan! "

"Betul!" jawab Tong Leng Tojin, "Jika ketiga pemimpin bermaksud demikian, kami dari partai Ngo Bi pasti membantu sekuat tenaga!" kata Tio Hui.

Lalu dengan pedang terhunus, ketiga pemimpin partai Kun Lun lari mencegah Souw Peng Hai, diikuti oleh Tio Hui dan kawan-kawannya,

Ketika itu, Souw Peng Hai dan keempat pemimpin cabang partainya sudah dua tombak lagi jauhnya dari mulut jembatan, Terlihat Souw Peng Hai di tengah-tengah melawan Thian Hong Taysu, dan keempat pemimpin cabangnya bertempur melawan delapan belas Hwee-shio-hweeshio dari partai Siauw Lim, sedangkan keempat pengawalnya mencegat jago-jago silat lainnya menuju ke mulut jembatan,

Mengambil kesempatan itu, Tong Leng Tojin lari menerobos melalui keempat pengawalnya Souw Peng Hai yang berada di sebelah kanannya Souw Peng Hai,

Menampak gelagak itu, Souw Peng Hai berteriak: "Semua orang kita segera mundur!" dan terlihat toyanya diputar-putar dengan jurus Pek In Cut Kiok atau Awan putih keluar di angkasa, dan secepat kilat jari tangannya menyodok Thian Hong Taysu,

"O Mi To Hut!" berseru Thian Hong Taysu, dan dengan sekuat tenaga ia mengirim jotosan ke arah tubuhnya Souw Peng Hai,

Dua-duanya terdorong mundur lagi, justru pada saat itu terlihat sinar pedang berkelebat!

Bee Kun Bu yang sudah selesai memulihkan tenaganya segera datang membantu Thian Hong Taysu, dan Souw Peng Hai yang sudah mengetahui kelihayan anak muda itu, segera menjaga diri dengan toyanya, ia putar-putar toyanya melindungi diri dari tusukan atau bacokan pedangnya Bee Kun Bu. Tiba-tiba Bee Kun Bu melonjak ke atas, dan setelah pura- pura menusuk Souw Peng Hai, ia menyerang Ong Han Siong yang terdekat Bukan main kagetnya Ong Han Siong, ia lekas-lekas menangkis serangan yang tiba-tiba itu dengan kipas baja-nya. Tetapi entah bagaimana Lie Ceng Loan telah berhasil menusuk pergelangan tangan kanan Ong Han Siong yang memegang kipas baja!

Selama Lie Ceng Loan mengikuti Liong Giok Pin tinggal bersembunyi di pegunungan Koat Cong San, bersama-sama Liong Giok Pin ia telah mempelajari Umu-ilmu silat dari catatan kitab Thian Kic Cin Jin. tusukannya secepat kilat itu tak dapat diegosi oleh Ong Han Siong yang terpaksa meloncat mundur untuk menghindari diri dari maut

Kesempatan itu digunakan oleh Bee Kun Bu untuk melancarkan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, ia berhasil memotong dan menghalau jalan jago-jago silat dari partai Thian Liong mencapai mulut jembatan Te-tapi, setelah Ong Han Siong meloncat mundur, Ouw Lam Peng datang menyerang Lie Ceng Loan dengan kedua arit bajanya, sedangkan Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng datang mencegat majunya gadis itu!

Dengan jurus Jat Hwee Sauw Thian atau Api Ganas Membakar Angkasa, Lie Ceng Loan membacok kedua arit bajanya Ouw Lam Peng untuk diteruskan menusuk dadanya,

Ouw Lam Peng segera merasa kedua lengannya menjadi lumpuh. ia yang berhati kejam, segera menyambit gadis itu dengan satu arit bajanya!

Lie Ceng Loan tidak mau menangkis arit itu dengan pedangnya, Sambil tersenyum ia kebat pedangnya, dan hembusan angin dari kebatan itu telah berhasil men-dampar arit baja jatuh ke tanah!

-ooo0ooo-

Partai Siauw Lim bertempur hebat melawan partai Thian Liong

Tan In, salah satu keempat pengawalnya Souw Peng Hai, setelah melihat Tong Leng Tojin menerobos, ia berusaha mencegahnya dengan mengirim satu jotosan dari belakang, Hembusan angin jotosan tersebut segera terasa oleh Tong Leng Tojin yang segera berbalik dan menyabet dengan pedangnya, Tetapi Thio Khin dan Ciu Pang (dua pengawal lainnya) menyerangnya dari kiri dan kanan, Sambil menjerit Tong Leng Tojin menusuk Ciu Pang di sebelah kanan dan kebat tangan kirinya menangkis Thio Khin di sebelah kiri! justru pada saat itu Hian CengTojin, Giok Cin Cu dan Tio Hui telah tiba,

Dalam keadaan biasa ketiga pemimpin partai Kun Lun sungkan bersama-sama melawan keempat pengawalnya Souw Peng Hai itu. Dengan seorang saja mereka yakin, keempat pengawal itu dapat dihajar Akan tetapi kini karena bermaksud merebut jalan ke mulut jembatan, yang berarti mati hidupnya semua jago-jago silat dari kesembilan partai, mereka terpaksa menyerang keempat pengawal tersebut dengan beringas, Di pihak keempat pengawal itu yang bertempur dengan siasat Su Siang Tin (siasat empat perangkap) juga bertempur dengan ganas sekali, merekapun berusaha menghalangi majunya lawan-lawan mereka ke mulut jembatan,

Ong Han Siong di pihak lain setelah terluka sedikit pergelangan tangannya dan melihat bahwa Bee Kun Bu telah berhasil menerobos dan menjaga mulut jembatan, berkata kepada pemimpin cabang bendera hitam dan bendera putih: "Kiok Heng dan Yap Heng, kalian berdua harus mencegah mereka menerobos lagi. Aku hendak menggempur Bee Kun Bu!" Lalu dengan kipas bajanya ia meloncat dan menyerang Bee Kun Bu.

Jago-jago silat dari kesembilan partai rupanya tak dapat menerobos masuk melalui Souw Peng Hai, meskipun dikepalai oleh Thian Hong Taysu yang bersenjata toya besi, Tiba-tiba terdengar suara beradunya toyanya Souw Peng Hai dan Thian Hong Taysu untuk kesekian kalinya, kedua-duanya masing-masing terdorong mundur "Ha! Hai tahan!" seru Souw Peng Hai, "Seumur hidup-ku, aku jarang menjumpai lawan serupa Taysu! Nah, coba tangkis lagi pukulan toya ku !H Lalu ia memukul lawannya dengan jurus Ngo Heng Jiat Teng atau Lima Gunung Menindih Kepala.

Dengan cepat Thian Hong Taysu menangkis pukulan tersebut dengan jurus Heng Ciap Kim Liong atau Balok Baja Menahan Palu!

Souw Peng Hai menarik pulang toyanya dan memukul lagi dengan jurus Lek Sao Cian Kun atau Menyapu Seluruh pasukan dengan hebat, tetapi lagi-lagi Thian Hong Taysu dapat menangkis pukulan maut itu!

Setelah berhasil menangkis pukulan-pukuian Souw Peng Hai, maka Thian Hong Taysu memimpin delapan belas Hweeshio-hweeshio untuk bertempur dengan siasat Lo Han Ciang (siasat mengisi lowongan) dengan seratus delapan jurus-jurus yang beraneka ragam, dan dalam sekejap saja terlihat toya-toya dari ke delapan belas Hweeshio-hweeshio dari partai Siauw Lim itu berseliwer-an dan berkilau-kilau melabrak orang-orang dari partai Thian Liong.

Souw Peng Hai yang pernah bertempur melawan banyak musuh menjadi terperanjat menyaksikan Thian Hong Taysu telah berhasil menangkis puku!an-pukulannya, dan ia pun menjadi sibuk sekali menangkis dan mengegosi serangan- serangan dari orang-orang partai Siauw Lim itu. pertempuran yang hebat dan seru itu menarik perhatian jago-jago silat dari partai-partai lain,

Tiba-tiba terdengar Song Bok Totiang, pemimpin partai silat Ceng Sia, berseru sambil mengangkat pedang-nya: "Kita harus mengakui bahwa partai Siauw Limlah yang pating lihay di antara kesembilan partai silat pada dewasa ini! Kita. "

Belum lagi kata-katanya habis diucapkan, ketika mereka tampak lengan kanannya Ouw Lam Peng berlumuran darah, dan Lie Ceng Loan sedang menghalau larinya menuju ke mulut jembatan. Yap Eng Ceng setelah melihat Ouw Lam Peng dilukai oleh Lie Ceng Loan segera mengeluarkan satu biji besi dan menyambit Lie Ceng Loan.

perbuatan keji itu terlihat oleh Song Bok Totiang yang segera memburu dengan pedang terhunus dan menjerit memperingatkan gadis itu: "Siocia, awas senjata rahasia!"

Lie Ceng Loan menoleh ke belakang dan menangkis biji besi yang dilontarkan kepada nya.

Bee Kun Bu yang baru saja berhasil tiba di mulut jembatan, harus menangkis serangan kipas bajanya Ong Han Siong, dan harus pula melawan orang-orangnya partai Thian Liong yang mengeroyok pada nya. Segera Lie Ceng Loan datang membantu dan menusuk Ong Han Siong, Tusukan tersebut memaksa Ong Han Siong mengegos dan meloncat mundur dua langkah.

"Kita harus menjaga mulut jembatan ini, kita harus berdiri saling membelakangi untuk menggempur Iawan-lawan yang datang menyerbu!" bisik Bee Kun Bu kepada Sumoynya,

"Baik!" jawab Lie Ceng Loan sambil tersenyum, dan dengan memutar-mutar pedangnya melindungi diri gadis itu meloncat dan berdiri dengan be!akang-membelakangi punggung dengan Bee Kun Bu.

Orang-orangnya partai Thian Liong berusaha menyerbu dan merebut kedudukan di mulut jembatan itu, akan tetapi jembatan itu sangat sempit, hanya dua orang dapat berjalan di atasnya,

sebegitu jauh Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan masih berhasil mempertahankan kedudukan di mulut jembatan itu, Namun Ong Han Siong mendesak terus-menerus, Bee Kun Bu terpaksa menggunakan lagi ilmu silat pedang yang ia dapat pelajari dari Na Siao Tiap,

ia bertempur dengan beringas melawan Ong Han Siong, dan ketika ia ingin menusuk lawannya yang sudah payah, tiba- tiba ia melihat gurunya, Hian Ceng Tojin datang berlari-Iari kepadanya, diikuti oleh Giok Cin Cu.

Tong Leng Tojin dan Tio Hui masih menahan majunya keempat pengawalnya Souw Peng Hai.

Keempat iblis dari propjati Sucoan itu dengan siasat Su Siang Tin (siasat empat perangkap) telah bertempur selama tiga puluh jurus melawan Tong Leng Tojin dan kawan- kawannya, Dengan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam, Tong Leng Tojin berhasil mendesak mundur keempat iblis itu, dan dengan kesempatan itu, Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu lari ke mulut jembatan untuk membantui Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan!

Souw Peng Hai yang sibuk melawan jago-jago silat dari partai Siauw Lim melihat bahwa orang-orangnya terus- menerus terdesak, lalu ia hajar Thian Hong Taysu dan mendesak lawannya mundur beberapa langkah seraya berkata: Taysu betul-betul lihay! Tetapi aku tak dwSt terus bertempur dengan kau.,." talu dengan merawg seperti seekor naga ia lari menuju ke mulut jembatan diikuti oleh Kiok Goan Hoat, Ouw Lam Peng, Yap Eng Ceng dan orang-orang dari partainya,

Demikianlah di dalam waktu singkat itu, pertempuran di mulut jembatan menjadi seru sekali,

Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng menerobos dengan beringas memimpin orang-orangnya, sedangkan Ouw Lam Peng menyambit dengan arit bajanya, dan arit tersebut berhasil melukai dua orang dari partai Kong Tong.

Souw Peng Hai memutar-mutar toyanya sambil meraung dan berhasil membuka jalan menuju ke mulut jembatan, tetapi ia dibikin terkejut dengan seruan: "O Mi To Hut!" dari Thian Hong Taysu yang datang mengejar! Souw Peng Hai berbalik dan menangkis serangan tersebut setelah mengemplang tewas dua jago-jago silat dari pihak lawannya.

Dengan gusar Thian Hong Taysu membentak: "Souw Peng Hai! Kau betul-betul keji dan kejam!" dan bentakan itu dibarengi dengan satu sodokan hebat Hanya dengan mengegos ke samping, Souw Peng Hai dapat mengelaki sodokan maut itu, lalu lari menuju ke mulut jembatan lagi!

Kesempatan ini digunakan oleh Ouw Lam Peng untuk ikut lari ke mulut jembatanj tapi ia ditegur oleh satu bentakam "Hei Ouw piauw Touw! Kemanakah kau ingin lari! Coba dulu pedangku inL.!" Ouw Lam Peng lekas-lekas menangkis tusukan pedang Hian Ceng Tojin itu dengan arit bajanya, Tetapi Hian Ceng Tojin terus menusuk dengan jurus Naga Berbisa Keluar dari Gua, ke arah jantung lawannya, Ouw Lam Peng tak berani menangkis tusukan itu, dengan ilmu Tiat poan Kio atau Lipatan Besi, ia menjatuhkan diri ke tanah, berguling- guling dan loncat berdiri lagi!

Tusukan tersebut gagal menemui sasaran, tetapi Hian Ceng Tojin mengejar dan membafibk kepala lawannya dengan jurus Cun Ji Pa Teng atau Hujan Lebat Menimpa Atap! Ouw Lam Peng terkejut ia tak dapat menangkis bacokan itu. justru pada saat itu goloknya Yap Eng Ceng datang menangkis bacokan maut itu, dan Ouw Lam Peng lekas-lekas loncat mundur!

Segera pertempuran antara Hian Ceng Tojin dan Yap Eng Ceng berlangsung dengan hebat Ouw Lam Peng yang membantu Yap Eng Ceng menggempur Hian Ceng Tojin,

Di pihak ThiaitHong Taysu yang bertanggung jawab atas keselamatannya semua jago-jago silat dari kesem-bilan partai, karena ia telah dipilih sebagai pemimpinnya, harus bertempur dengan sekuat tenaga! Bersama delapan belas Hweeshio- hweeshio dari partainya ia dapat menahan Souw Peng Hai dan orang-orangnya selama lebih dari lima puluh jurus, bahkan berhasil mendesak lawan-lawannya, Dalam keadaan terdesak, Souw Peng Hai bermaksud membunuh mati Thian Hong Taysu dengan jari sakti Kan Goat Citnya, tetapi Thian Hong Taysu yang banyak pengalaman tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk melancarkan Kan Goat Citnya,

Di pihak Bee Kun Bu, dengan dibantu oleh Lie Ceng Loan, pun dapat mencegah majunya orang-orang dari partai Thian Liong, Tiap-tiap serangan Ong Han Siong kandas, dan banyak orang-orang partai Thian Liong telah terluka oleh pedangnya Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.

Keadaan yang merugikan partai Thian Liong itu dilihat oleh Souw Peng Hai, maka dengan nekat ia menyerang Thian Hong Taysu dengan jurus Lek Sao Cian Kun atau Sekuat tenaga menyapu lawan. Sapuan toyanya itu segera ditangkis oleh Thian Hong Taysu, Kedua toya itu beradu pula untuk kesekian kalinya, dan dua-dua pemimpin partai silat yang terkenal itu terdorong mundur karena dua-duanya telah mengerahkan seluruh tenaga dalamnya! Segera dua-duanya harus mengerahkan tenaga dalamnya lagi untuk memulihkan semangat!

Ong Han Siong sedang sibuk mengegosi tusukan atau bacokannya Bee Kun Bu, ia tak dapat membantu Souw Cong Piauwnya, justru pada saat itu terlihat empat iblis dari propinsi Sucoan, lari menerkam Souw Peng Hai. "Cong Piauw, awas!" ia berteriak Tapi terkaman Tong Leng Tojin itu ditangkis oleh Kiok Goan Hoat! Maka Tong Leng Tojin terpaksa bertempur melawan Kiok Goan Hoat,

Souw Peng Hai sudah pulih lagi semangatnya, ia maju mengemplang kepalanya Thian Hong Taysu dengan toya-nya. Thian Hong Taysu mengegos, lalu menyodok lambung lawannya dengan jurus Ouw Liong Pa Bwee atau Naga Hitam Menggoyang Ekor.

Secepat kilat Souw Peng Hai menangkis sodokan toya itu, lalu berbalik menyodok dada lawannya, Thian Hong Taysu loncat mundur Ong Han Siong merasa reda melihat Souw Cong Piauwnya luput dari terkaman Tong Leng Tojin, ia segera menyerang Bee Kun Bu dengan kipas bajanya, Bee Kun Bu menggunakan kesempatan itu menusuk perutnya Ong Han Siong dengan jurus Giok Tay Bwee Jauw atau Ular Kobra Menyambar Lambung, sehingga Ong Han Siong terkejut dan meloncat ke udara sekuat tenaga!

Ketika itu keadaan di seluruh tempat Twan Hun Ya itu telah menjadi riuh dengan jeritan jago-jago silat yang bertempur demi keselamatan masing-masing. Hian Ceng Tojin segera melancarkan jurus-jurus ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiamnya membantu Thian Hong Taysu untuk mencegah Souw Peng Hai menuju ke mulut jem-batan!

"Hian Ceng Totiang! Apakah kau juga hendak mencari mati? Apakah kau juga ingin mati oleh Kan Goan Citku?" bentak Souw Peng Hai.

Bentakan itu dipandang sebagai suatu hinaan, maka Hian Ceng Tojin menjawab: "Betul! Aku ingin menguji Kan Goan Citmu itu!" lalu ia menyerang Souw Peng Hai dengan pedangnya,

"Ha!" kata Souw Peng Hai, "Aku terpaksa melawan Totiang!" dan ia terus memutar-mutar toyanya dengan jurus Hong Bu Liong Hui atau Garuda berlari-!ari dan Naga Terbang, sehingga semua orang yang berdekatan terpaksa mundur menghindarkan diri dari toya maut itu! Semua jago- jago silat telah mengetahui bahwa toya itu tak dapat ditangkis, maka Hian Ceng Tojin menanti kesempatan untuk menusuk dada lawannya dengan jurus Pek Coa Tek Sim atau Ular Putih Menyambar Jantung. Terlihat Souw Peng Hai dengan tenang menggeprak pedangnya Hian Ceng Tojin itu, dan mengemplang lawannya dengan toyanya!

Geprakan itu segera terasa oleh Hian Ceng Tojin, ia merasa lengannya menjadi lumpuh dan seluruh tubuhnya menjadi panas, ia terpaksa meloncat mundur Souw Peng Hai mengejar untuk mengemplangfftppketapi justru pada saat itu terlihat seorang Hweeshio berjubah kuning loncat dan menangkis kemp!angannya Souw Peng Hai,

Hweeshio itu adalah Thian Hong Taysu yang sama kuat- nya, baik tenaga luar atau tenaga dalam dengan Souw Peng Hai. Lagi-lagi beradunya kedua toya itu mendorong dua-dua jago silat ke belakang!

Lalu dengan jurus Kiauw Yan Poan In atau Burung Walet Melalui Awan, Thian Hong Taysu menusuk dada lawannya.

Tidak pereuma Souw Peng Hai menjadi pemimpin.

Dengan tenang ia tekan toya lawannya yang datang menusuk Thian Hong Taysu terkejut ia lekas-lekas menarik kembali tusukannya.

Kesempatan itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk lari menuju ke mulut jembatan, perbuatannya itu diluar dugaan semua jago-jago silat, Pihak lawan yang dipimpin oleh Thian Hong Taysu dari partai Siauw Lim dan Song Bok Totiang dari partai Ceng Sia lalu mengejar ke mulut jembatan juga!
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar