Raja Naga 7 Bintang Jilid 07

Jilid-07

"Maksudnya adalah kau sudah memandikan aku sekali, jika kau tidak menjamuku makan maka aku harus memandikanmu sekali."

Yuan membalikkan mukanya dan berkata dengan sungguh- sungguh "Aku bukan sebuah sayuran atau anggur, jika kau ingin memandikanku, aku akan membiarkanmu memandikan aku. Aku bukanlah manusia yang bisa dimandikan seenaknya oleh orang lain,"

"jika kau boleh memandikanku maka aku juga boleh memandikanmu."

Xiao Cai yang mendengarnya menjadi terpaku, menatap tajam pada Yuan Bao, menatapnya dengan marah.

"Yang kau ucapkan itu apakah ucapan manusia? Apakah kau itu sedang kentut?"

Dia menghadap bos besar Tang.

"ibu, kau lihat muka si bocah tengik ini tebal atau tidak?

Perkataan yang tidak sopan seperti itu pun bisa diucapkannya." Bos besar Tang malah tertawa.

"Dia sepertinya memang sedikit tidak sopan, tapi sepertinya kau tidak berbeda jauh dengan dirinya."

Xiao Cai merapatkan mulutnya dan menyapitkan matanya seperti yang hendak menangis.

Dia tidak menangis karena tiba-tiba dia teringat akan satu alasan. "Aku kan perempuan, perempuan sejak lahir boleh berlaku tidak

sopan. Kalau dia atas dasar apa boleh berlaku tidak sopan?"

Yuan Bao menarik nafas, menggeleng kepala sambil tertawa pahit. "Aku mengaku kalah padamu, yang bisa mengeluarkan hal yang masuk akal seperti itu, bagaimana mungkin aku tidak puas?" Dia berkata,

"Aku sudah tidak perlu kau jamu lagi."

Bos besar Tang tertawa. "Kau tidak menjamu dirimu, aku yang menjamu."

Yuan Bao bergembira lagi.

"Kau memang berpandangan luas, biasanya mau menjamu tamu seperti aku pun tidak mudah."

Masakan yang enak-enak dan indah serta arak telah memenuhi meja, setiap macamnya sangat sesuai dengan selera Yuan Bao. Dia sudah sangat lapar sampai meja pun bisa dia makan, tapi anehnya bahkan sumpit pun tidak disentuhnya.

Dia juga tidak menggunakan tangannya untuk mengambil makanan. Dia hanya duduk terpaku di sana memandangi sambil mengeluarkan air liurnya.

Gadis pelayan kecil yang berdiri di belakang punggungnya tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya,

"sayur sudah mulai dingin, mengapa kau tidak makan?"

Yuan Bao berkata dengan suara keras, "Hari ini aku adalah tamu, juga bukan datang untuk mengemis makanan, jika pemiliknya tidak menemaniku makan, bagaimana aku bisa memakannya?"

Dengan keras kepala dia berkata, "Aku tidak mau makan, biar sampai mati kelaparanpun aku tidak akan makan." Walaupun sekujur tubuhnya tidak bertenaga sedikit pun, tapi dalam hal membuat keributan sama sekali tidak berkurang, suaranya pada saat berbicara tidak ada orang yang tidak bisa mendengarnya.

oleh karenanya dia segera melihat bos besar Tang memasuki ruangan, mukanya bersemu merah segar, tampang seperti orang yang baru saja selesai mandi dengan air panas. Rambutnya yang hitam pekat tergelung membentuk sanggul dan memakai pakaian dari sutera yang ada belahannya, sehingga kakinya bisa keluar masuk.

Tungkai kakinya sangat indah dan mulus, seperti pahatan pada sebuah giok putih yang seputih lemak kambing.

Yuan Bao tiba-tiba merasa dadanya berdebar lagi dengan kencang.

"Aku datang untuk menemanimu," kata bos besar Tang.

"Tapi aku tidak akan makan, hanya akan menemanimu minum sedikit arak saja."

"sedikit arak itu seberapa banyak?"

Bos besar Tang memandangi pemuda remaja ini dan tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa, yang membuatnya kelihatan jauh lebih muda.

"Kau benar-benar bisa minum arak?" "Mengapa tidak mencobanya?" "Baik." Bos besar Tang duduk. "Kau bisa minum berapa banyak?" "aku akan minum berapa banyak" "Benarkah?"

"Mengapa aku harus  menipumu?" Bos besar Tang berkata dengan manis,

"orang dewasa tidak akan membohongi anak kecil, orang dewasa yang bisa menipu anak kecil pasti bukan orang baik-baik, apakah menurutmu aku kelihatan seperti orang jahat?"

Yuan Bao menggelengkan kepalanya dan berkata dengan serius, "Kau bukan orang jahat dan aku juga sudah bukan anak kecil

lagi."

Lalu mendadak dia mengubah topik pembicaraan. "siapa orang jahat itu?"

"orang jahat yang mana?"

"orang jahat yang telah membuatku pingsan dan membawaku kemari serta membuat sekujur tubuhku tidak bertenaga sedikit pun."

Dia mengibaskan tangannya menyuruh gadis pelayan kecil keluar, lalu menuangkan secangkir arak untuk dirinya dan Yuan Bao.

Gerak tubuhnya pada saat meminum arak sangat gemulai dan indah, sama seperti orangnya. "Lebih dari 20 tahun yang lalu, di tengah dunia persilatan ada sebuah organisasi rahasia yang bernama Tian Jue Di Mie karena yang mendirikan organisasi rahasia ini ada dua orang, yang satu bernama Gao Tian Jue, yang satu lagi bernama Guo Di Mie." Bos besar Tang berkata,

"Mereka mendirikan organisasi ini dengan satu tujuan." "Tujuan apa?"

"Mengejar dan menangkap pencuri dan penjahat, jika belum tertangkap maka tidak akan menyerah."

"organisasi ini tidak jahat," kata Yuan Bao.

"Mengapa aku tidak pernah mendengar organisasi ini sebelumnya?"

"Karena kau lahir terlalu lambat." Bos besar Tang berkata, "Kira-kira delapan belas sampai sembilan belas tahun yang lalu,

Guo Di Mie tiba-tiba menghilang dan kabarnya telah tewas di tangan Da Xiao Jiang jun, sedangkan Gao Tian Jue juga lengan sebelah kirinya tertebas sampai putus. sejak saat itu organisasi ini tidak pernah terdengar kabarnya lagi."

Dia menghela nafasnya.

"Tidak disangka belakangan ini mereka muncul kembali diJi Nan, bahkan kekuatannya lebih besar dibandingkan dulu."

Yuan Bao tentu saja tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apakah mereka datang demi Li Jiang Jun?" "Tentu saja," kata bos besar Tang.

"13 orang yang tangan kiri buntungnya menggunakan jepit baja adalah anak buah organisasi itu."

"Apakah Gao Tian Jue juga datang?"

Bos besar Tang mengangguk-anggukkan kepalanya .

"Justru dia yang membawamu ke sini, karena dia tidak ingin kau terlibat dalam pembunuhan dan dendam ini. Di tempatku ini, kau tidak hanya aman jUga tidak akan diketemUkan orang."

Yuan Bao berkata dengan suara keras,

"Gao Tian Jue benar-benar orang yang aneh, mengapa dia harus mengurusi apakah aku aman atau tidak aman, aku mati pun bukan urusannya."

Bos besar Tang setuju dengan Yuan Bao.

"Dia memang orang aneh" kata bos besar Tang.

"orangnya aneh, prilakunya aneh, ilmu silatnya makin aneh.

Walaupun Guo Ti Mie hidup lagi juga sudah bukan tandingannya."

"Jadi dia membawaku kemari, kau pun hanya bisa menerima." Yuan Bao sengaja tertawa dingin.

"Aku yakin kau tidak akan berani membiarkanku pergi dari sini." "Aku memang tidak berani." Bos besar Tang sama sekali tidak

ada niat untuk membantahnya. "Aku masih belum mau mati." Yuan Bao menghela nafasnya. "Sebenarnya aku juga belum mau mati"

Jika seorang pengemis kecil saja tidak ingin mati, apalagi bos besar?

Dia minum lagi secangkir arak dengan sekali teguk, lalu bertanya lagi padanya tentang sesuatu yang sangat ingin diketahuinya.

"Yang terjadi kemarin malam di dalam rumah judimu, sebenarnya siapa saja yang membunuh siapa saja?"

ooo)o(ooo

BAB XIII PEMAKAMAN YANG SEPI

Tanggal 16 bulan 4, tengah malam....

Yuan Bao sedang menikmati makanan dan arak yang enak di buah ruangan milik bos besar Tang. Xiao Jun juga sedang makan di sebuah kedai kecil di pinggir jalan yang hanya diterangi oleh satu buah lentera saja. Dia sedang makan nasi yang digoreng dengan minyak babi dan dua telur ayam.

setiap orang harus makan, tidak peduli dia suka atau tidak suka, karena kalau tidak makan bisa mati.

Ada banyak hal di dunia ini yang seperti itu, kau harus mengerjakannya tidak peduli suka atau tidak suka.

Xiao Jun pada umumnya tidak terlalu mementingkan makanan, asalkan bisa dimakan dia pasti makan, sebagian besar dia sama sekali tidak tahu bagaimana rasa makanan yang dimakannya, bahkan ada kalanya apa yang dimakannya pun dia tidak tahu. Karena dia tidak sama dengan sebagian besar orang yang ada di dunia ini, biasanya jika mulut sedang bergerak, maka otak hanya sedikit bergerak. Tapi Xiao Jun tidak sama.

Pada waktu dia makan, biasanya dia akan memikirkan banyak hal dan banyak masalah, apalagi sekarang dia sedang memikirkan suatu masalah yang sangat aneh. Dia terus berpikir, mengapa aku belum mati?

Dia terus memikirkan masalah ini sejak kemarin malam, karena dia sudah memastikan bahwa dirinya pasti mati.

Pada saat semua lentera di Ru Yi Du Fang serentak padam untuk kedua kalinya itu, dia sudah memegang sebuah gagang yang panjangnya 1 chi 3 cun, yang dibuat oleh pengrajin ternama dengan menggunakan besi murni yang dibuat meniru pedang pendek untuk memukul tempat persembunyian ikan.

Pada saat itu dia sudah melesat ke depan sepanjang 1 zhang 3 chi, mata pedang pun sudah terhunus keluar. Tenggorokkan Wu Tao seharusnya berada tepat di depan mata pedangnya karena tadi dia sudah menghitung posisi dan jarak di antara mereka. Dia yakin perhitungannya tidak mungkin salah.

Kecepatan gerakannya serta hunusan pedangnya pasti tidak akan lebih lambat dibandingkan yang lainnya. Tapi tusukan pedangnya tidak hanya seperti itu, sekali pedang terhunus,jarak 2zhang di sekitarnya sudah masuk area jangkauan pedang itu.

Dia sudah mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya, ajaran, kerja keras, dan pengalamannya dalam serangan itu. Tapi dia masih saja gagal. semuanya tiba-tiba menjadi kosong, hampa, semua menjadi tidak ada. Tidak ada kejayaan, tidak ada kemampuan, tidak ada reaksi, tidak ada hasil, semuanya tidak ada.

saat itu, perasaan Xiao Jun seperti orang yang jatuh dari bangunan yang tingginya ada ratusan Zhang dan masuk ke dalam jurang keputusasaan yang tidak berakhir, bahkan untuk mengeluarkan tenaga sedikit cun tidak bisa. Hal ini adalah hal yang paling menakutkan.

Kekuatan penuhnya tiba-tiba menjadi kosong. Pada saat itu, dia tiba-tiba dibuat tidak berdaya oleh sebuah kekuatan luar biasa yang misterius dan tak terbayangkan.

Di saat seperti itu, seorang anak kecil pun bisa memukul jatuh dia. Dia belum pernah merasakan perasaan seperti itu. Dia tahu bahwa dia sudah berhadapan dengan lawan yang sangat menakutkan, bahkan jauh lebih menakutkan dibandingkan dengan mimpi buruk yang bisa dimimpikan oleh seseorang.

Yang lebih menakutkan lagi, dia sudah bisa merasakan ada orang yang sudah siap melancarkan pukulan yang mematikan kepada dirinya. Dia sama sekali tidak bisa menahan juga mengelaknya.

Ajaran dan kerja kerasnya selama bertahun-tahun dan pengalaman yang didapatnya dari pertempuran antara hidup dan mati selama ini, semuanya mendadak menjadi hampa, benar-benar hilang.

Dalam keadaan seperti itu, yang bisa dilakukannya hanyalah mati, menunggu kematian. Tapi Xiao Jun tidak mati.

Di saat nyawanya berada di ujung tanduk itu, pada saat hawa membunuh orang itu sudah membaur dengan nafasnya, di saat dia merasa sudah pasti mati tanpa ada jalan keluar, tiba-tiba ada seseorang yang menolongnya.

Dengan menggunakan sepasang tangan menolongnya. sepasang tangan itu seperti angin saja, tidak ada seorang pun

yang tahu dari mana datangnya angin itu dan tidak ada yang tahu tangan itu datang dari mana. sepasang tangan ini datang dari seorang jagoan misterius yang tiba-tiba mencengkram bahunya dan memberikan kekuatan yang aneh padanya.

Tiba-tiba tubuhnya sudah melayang di udara, menghindari serangan mematikan yang itujukan kepadanya.

Pada saat dia sudah mendarat, dia tetap tidak tahu di mana orang itu berada, hanya terdengar sebuah suara di tengah hembusan angin di kegelapan malam.

Pakaian dengan cepat membawa suara angin, senjata gelap memecahkan suara angin, mata golok dan mata pedang membelah di tengah suara angin, juga membawa suara lengkingan marah yang seraki sayu, nyaring, menyedihkan, kejam dan ganas.

Tidak ada orang yang melukiskan suara yang barusan didengarnya itu sebenarnya suara yang seperti apa?

Jika tidak mendengarnya sendiri, sama sekali tidak bisa membayangkannya Jika kau tidak beruntung bisa mendengarnya dengan telinga sendiri, maka seumur hidup kau tidak akan pernah melupakannya. Xiao Jun sudah tidak dapat menahan diri untuk muntah. Dia tidak jadi muntah karena semua suara tadi tiba-tiba lenyap dalam sekejap. Lenyap setelah terdengar suara tawa tiga kali.

Bumi tiba-tiba berubah menjadi sunyi senyap. ruangan besar yang megah, mewah, dan penuh cahaya tiba-tiba berubah menjadi sebuah kuburan. Untung sekali jantung Xiao Jun masih berdebar.

Dia hanya bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri Dong...dong...dong... Berdetak perlahan dengan lama, tiba-tiba did ala kegelapan ada seberkas cahaya sebuah cahaya api yang berasal dari sebuah pemantik.

Pemantik itu berada di tangan Tian Ji Zi. Tian Ji Zi masih duduk di tempat yang sama seperti tadi, seperti yang tidak bergerak sedikit pun, tapi juga seperti yang ingin bergerak tapi tidak bisa bergerak.

Di sampingnya ada tambahan satu orang.

Tidak tahu sejak kapan, tuan besar Tian sudah duduk di kursi di sebelahnya, menggunakan sepasang tangannya untuk memetik San Xian yang tidak ada suaranya. San Xian itu tidak berbunyi karena senarnya sudah putus.

Kecapi yang tidak berbunyi, orang tua yang sudah uzur, walaupun san Xian tidak berbunyi, tetapi lebih sayu dibandingkan bunyi apapun. Karena lagu yang dimainkan oleh orang tua adalah lagu sepi.

Lagu sepi tentu tidak berbunyi karena memang tidak untuk didengar orang. Tian Ji Zi menyalakan sebuah lentera yang tadi diambil Wu Tao dari atas. sesudah lentera bersinar terang, dia baru memandang kepada Xiao Jun . Xiao Jun sama sekali tidak memandangnya, yang dipandanginya adalah orang yang sudah tergeletak di atas tanah.

Dai Tian chou, Tu Qu E, danJin Lao Zong, semuanya sudah tergeletak di atas tanah.

Pernafasan mereka sudah terputus, mayatnya pun sudah dingin.

Ilmu silat shi san Tai Bao Heng Lian yang sudah bertahun-tahun dipelajari dengan susah payah oleh Dai Tian chou, sudah dikalahkan. senjata Jin Zhong Zhao dan baju besi Tie Busan ternyata bukan tidak bisa dihancurkan.

Darahnya masih mengalir tidak berhenti dari belakang telinga kirinya. Bagian ini adalah titik lemahnya, bagian yang paling lemah dari seluruh tubuhnya, juga merupakan rahasia terbesarnya.

orang yang berilmu silat seperti dia tidak akan pernah memberitahukan kelemahan sendiri kepada orang lain. orang yang membunuhnya ini bagaimana bisa tahu akan rahasianya?

sebenarnya dengan menyalakan 196 buah lentera baru bisa menerangi seluruh ruangan besar itu, tapi sekarang hanya ada satu lentera yang menerangi tempat itu. sinar dari lentera itu menerangi muka pucat Xiao Jun dan delapan buah mayat yang ada tergeletak di bawah.

selain mereka bertiga, masih ada lima orang lagi yang mati. Xiao Jun mengenali empat diantaranya, empat orang itu adalah pesilat tangguh tingkat atas di dunia persilatan, bahkan diantaranya ada yang pendekar, tokoh besar, juga perampok besar. Pada awalnya niat mereka adalah untuk mencabut nyawa seseorang, tapi sekarang justru mati di tangan orang itu.

Dilihat dari luka mereka, setiap orang mati dengan sekali pukulan. Dilihat dari wajah mereka, kulit wajah mereka semuanya mengerut karena ketakutan dan kaget.

Mereka pasti tidak pernah menyangka bahwa mereka bakal mati dengan begitu cepat dan menggenaskan. Tian Ji Zi tiba-tiba mengeluh.

"Aku sudah menghitung dari tadi, sejak semua lentera padam sampai aku menyalakan pemantik, hanya menghitung dari satu sampai delapan puluh delapan saja."

Menghitung dari satu sampai delapan puluh delapan sangatlah cepat, waktu yang digunakan juga sangat singkat. Dalam waktu yang sesingkat itu dapat merenggut nyawa delapan orang pesilat tangguh dari dunia persilatan, ilmu silat seperti itu benar-benar sangat menakutkan.

orang yang membunuh mereka sudah pergi. Wu Tao sudah pergi.

"sekali pukul langsung merenggut nyawa, melukai delapan orang, suara tawa tiga kali, lalu pergi begitu saja. Kepandaian yang seperti apa ini? semangat yang seperti apa ini?" Tian Ji Zi memandang kepada Xiao Jun lalu menghela nafasnya.

"Aku masih hidup hanya karena tuan besar sudah datang.Kalau kau?" Katanya, "Tadinya aku mengira bahwa orang yang pertama kali mati adalah kau. Mengapa kau belum mati?"

Xiao Jun sendiri tidak habis pikir akan hal ini.

Mengapa dia belum mati? siapa yang telah menolongnya?

Mengapa menolongnya?

-ooo00000ooo-

Arak yang sudah diminum tidaklah sedikit, kedua pipi bos besar Tang sudah terlihat kemerah-merahan, tapi matanya terlihat makin terang. Dia menarik nafas dengan perlahan dan memberitahu Yuan Bao.

"Karena itu kita sudah bersiap untuk meliburkan sementara bisnis ini selama setengah bulan untuk membereskan dan mengganti seluruh isi ruangan besar itu, setelah itu baru mulai buka lagi." Dia berkata,

"orang yang gemar berjudi kebanyakkan sangat percaya takhayul. siapa yang berani masuk ke tempat di mana 7-8 orang serentak mati mendadak?"

"orang yang mati semuanya ada 8 orang. selain Dai Tian Chou, Tu Qu E, dan Jin Lao Zong, siapa yang lima orang lagi?"

"Aku juga tidak begitu jelas," kata bos besar Tang.

"Aku hanya mendengar salah satu diantaranya adalah pendekar pedang dari perguruan WuTang, tuan Ming Su Zhong.Juga ada paman seperguruan Qiu Bu Dao yang juga salah satu murid luar kuil Xiao Lin yang memiliki kedudukan yang tinggi." Dia menghela nafasnya lagi. "orang yang dalam sekejap bisa membunuh delapan orang pesilat tangguh seperti itu, ilmu silatnya pasti tinggi dan jurusnya sangat ganas, benar-benar menakutkan."

Tiba-tiba Yuan Bao memukul meja dengan sekuat tenaga. "Aku tidak percaya. Dia berkata dengan suara keras, Biar dipukul sampai mati pun aku tetap tidak percaya."

"Apa yang tidak kau percaya?"

"Aku tidak percaya mereka semua mati di tangan Wu Tao seorang" kata Yuan Bao.

"Dia bukan seorang yang kejam dan berdarah dingin seperti itu." "selain dia, siapa lagi?" kata bos besar Tang.

"siapa lagi yang memiliki ilmu silat yang begitu menakutkan selain dia?"

"Jika aku bisa melihat mayat kedelapan orang itu, siapa tahu aku bisa mengetahuinya."

"Kau bisa mengetahui apa?"

"Mengetahui cara apa yang dipakai oleh pembunuh itu, apakah cara yang digunakan Wu Tao untuk membunuh orang?" kata Yuan Bao.

"Pokoknya waktu itu semuanya serba tidak kelihatan, jadi siapa pun yang membunuh pasti bisa melemparkan tuduhannya kepada Wu Tao agar dia menjadi kambing hitam."

"Perkataanmu ada benarnya juga," kata bos besar Tang. "sayangnya, kau sudah tidak bisa melihat mereka lagi."

"Karena waktu itu tuan besar Tian langsung mengambil semua mayat mereka," kata bos besar Tang.

"sekarang tubuh mereka sudah dimasukkan ke dalam peti, peti mati pun sudah dipaku, siapa pun tidak ada yang bisa melihat mereka lagi."

sepasang mata besar Yuan Bao menyipit, seperti yang menangkap sesuatu.

"Mengapa tuan besar Tian begitu terburu-buru mengambil mayat mereka? Apakah takut diketahui oleh orang lain karena dari luka mereka bisa diketahui bahwa mereka tidak sepenuhnya mati di tangan Wu Tao? Apakah sengaja agar keluarga, famili, murid, dan teman dari kedelapan orang yang mati itu pergi mencari Wu Tao untuk membalas dendam?"

Bos besar Tang tertawa, memandang Yuan Bao dengan sepasang matanya yang jernih seperti air di musim semi sambil menuangkan lagi arak ke dalam cangkirnya.

"Walaupun usiamu masih muda, pengetahuanmu benar-benar tidak sedikit. Bagaimana kau bisa terpikirkan sampai ke sana?" Dia berkata,

"orang seperti tuan besar Tian, mana mungkin melakukan hal seperti itu?"

"Mengapa tidak mungkin?" tanya Yuan Bao. "Di antara kedelapan orang itu, mungkin saja ada 2-3 orang yang merupakan musuhnya. Dia sengaja memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh mereka."

Dia berpikir lagi lalu berkata,

"Aku dibawa kemari oleh Gao Tian Jue dan pada saat itu dia juga ada di sana, yang membunuh mungkin dia orangnya. Dengan ilmu silat yang dimilikinya, jika ingin membunuh 7-8 orang tidaklah sulit. si kakek tua Tian mungkin saja adalah teman baiknya dan mungkin agak sedikit takut padanya, demi dia si kakek tua Tian bisa saja melakukan hal seperti itu"

Bos besar Tang menatapnya lama, lalu dengan tiba-tiba bertanya padanya,

"Apakah kau benar-benar sekitar 17-18 tahun?" "Kurang lebih."

"Aku melihat umurmu paling sekitar 17-18 tahun, tapi ada kalanya aku merasa kau seperti orang tua yang sudah berumur 70- 80 tahun."

"Mengapa ?"

"Karena hanya orang tua saja yang memiliki penyakit suka curiga sepertimu."

Yuan Bao juga menatapnya lama, lalu dia merendahkan suaranya dan berbisik padanya,

"Apakah kau mau kuberitahu sebuah rahasia?" "Rahasia apa?"

"sebenarnya umurku sudah 77 tahun." Yuan Bao berkata dengan serius,

"Aku selalu menjaga tubuhku sehingga sehingga terlihat jauh lebih muda."

Bos besar Tang tertawa lagi sampai perutnya sakit, lalu berkata "Jika demikian, aku si nenek tua ini harus benar-benar

menuangkan beberapa cangkir arak lagi untuk si kakek tua."

orang yang mati sudah dimasukkan ke dalam peti dan peti pun sudah dipaku, gubuk kayu besar yang terdapat di belakang perusahaan kayu sen Ji bertambah lagi delapan buah peti mati.

Tuan besar Tian sudah duduk di sana sejak pagi sampai malam hari. Dia sama sekali tidak makan sebutir nasi pun, tidak minum setetes air pun, tidak minum arak sedikitpun, bahkan tidak berbicara sedikitpun. Tian Ji Zi belum pernah melihat ayahnya mengalami masalah seberat itu.

sampai ada orang yang membawakan lentera, malam sudah semakin larut, barulah tuan besar Tian bertanya kepada Tian Ji Zi.

"Apakah kau bisa mengetahui bagaimana mereka mati?" "sedikit," kata Tian Ji Zi.

"Kelihatannya mereka mati dengan sekali pukul, bahkan sepertinya menggunakan jurus yang aneh, dalam sekejap semua urat nadi dan pembuluh darah mereka putus, seperti kita menggunakan jari kita untuk mematahkan arang." "Apakah kau bisa melihat jurus apa sebenarnya yang digunakan orang itu?"

"Aku tidak tahu." Tian Ji Zi berkata,

"Aku sudah banyak melihat orang mati karena pembuluh darah dan urat nadinya putus, tapi jurus yang digunakan orang ini sama sekali tidak sama."

"Tentu saja kau tidak bisa melihatnya," kata tuan besar Tian sambil menghela nafas.

"Karena di dunia ini hanya ada satu orang yang bisa menggunakan jurus ini untuk melukai orang."

"Apakah Li Jiang Jun?" "Bukan."

"Kalau bukan dia, lalu siapa?"

"orang yang jauh lebih menakutkan daripada dia," kata tuan besar Tian.

"Tindak tanduknya jauh lebih kejam, jauh lebih tidak berperasaan, dan apa pun yang dilakukannya jauh lebih sadis."

"Siapa orang yang sadis seperti itu?" Gao Tian Jue.

Jalan kecil yang terpencil, kedai pinggir jalan yang sederhana, dan lampu minyak yang remang-remang. seorang tua yang wajahnya hitam terkena asap minya ki datang dan bertanya kepada Xiao Jun yang baru saja selesai makan sepiring nasi goreng dengan telur. "Apakah kau mau minum kuah bening? Tidak dipungut biaya."

Xiao Jun menggelengkan kepalanya dan perlahan bangkit berdiri. Wajah putih pucat yang tidak ada warna darah dan tanpa ekspresi itu, tiba-tiba terlihat ekspresi yang menakutkan, ekspresi takjub.

Jika tidak melihatnya sendiri, pasti tidak akan pernah menyangka bahwa wajah seseorang bisa tiba-tiba mengalami perubahan yang besar. orang tua yang berdagang nasi itu yang melihatnya.

Tamu yang sangat sedikit berbicara dan juga makan nasinya sangat lambat ini, mengapa bisa tiba-tiba berubah seperti itu. Tapi dia segera mengerti.

Karena begitu menoleh, dia melihat apa yang dilihat oleh Xiao Jun , sesuatu yang membuat orang yang melihatnya bisa kaget setengah mati. sebenarnya di sekitar tempat berjualan kedai kecil ini bahkan bayangan hantu pun sama sekali tidak ada, tapi sekarang justru ada seseorang.

seseorang yang seluruh tubuhnya mengenakan pakaian serba hitam. Penutup kepala hitam, mata yang hitam, mantel hitam.

Hitam yang bukan sembarang hitam.

Lebih terang daripada cat, lebih kental daripada tinta, sama dengan warna seperti waktu sebelum subuh yang ini membawa perasaan tidak enak bagi orang yang melihatnya.

Mantel hitamnya panjang sampai menyentuh tanah, seperti mantel yang dikenakan oleh Xie Yao Mo dalam legenda. Tapi wajahnya sangat pucat. Bukan pucat yang biasa, juga tidak pucat seperti orang mati seperti wajah Xiao Jun . Wajahnya lebih menakutkan dibandingkan dengan orang mati.

Wajahnya sangat dingin seperti perak yang putih pucat, seperti perak yang dilelehkan dan dijadikan topeng, benar-benar putih yang terang juga bukan sembarang terang.

Terangnya seperti orang yang menjelang ajalnya biasanya wajahnya memancarkan terang. Walaupun terang tetapi tetap saja membuat orang merasakan sedih, derita, ketakutan, dan putus asa yang sukar untuk dikatakan. Tidak ada yang tahu kapan orang ini datang dan datang dari mana. Mungkin hanya Xiao Jun yang tahu.

Dia sepertinya mengenal orang itu, begitu melihatnya dia seperti arak kecil yang melihat hantu dan setan dalam mimpi buruknya, tenggorokkannya juga seperti yang dicekik oleh setan itu dengan kedua tagannya, lewat waktu yang lama baru bisa keluar suara.

"Kau."

"Ya, aku." orang itu berkata dengan nada penuh tawa, "Tak sangka kau masih ingat padaku."

Xiao Jun tentu saja ingat. Walaupun dia hanya pernah bertemu satu kali dengan orang ini, dia tidak akan dapat lupa seumur hidupnya.

Walaupun barang siapa yang pernah bertemu satu kali dengan orang ini pasti tidak akan bisa melupakannya, tetapi reaksi siapa pun terhadap orang ini pasti tidak akan seperti Xiao Jun yang penuh dengan derita yang sangat dalam. Ini adalah kejadian puluhan tahun yang lalu. Ingatan Xiao Jun akan kejadian itu paling jelas dibandingkan orang lain, di saat malam bulan purnama 13 tahun 3 hari yang lalu.

sebilah golok yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, dia hanya bisa melihat sinar goloknya saja. Tapi sinar itulah yang telah memotong lengan kirinya sampai putus Xiao Jun tidak pernah tahu siapa orang ini sebenarnya, lebih tidak tahu lagi mengapa orang ini menebas putus lengan kirinya.

sebelum malam itu, dia belum pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya, sesudahnya juga tidak pernah bertemu lagi. Tak disangka ternyata orang ini sekarang muncul di depan matanya.

ooo)o(ooo

BAB XIV TOPENG PERAK

Tanggal 18 bulan 4, tengah malam.....

Malam inijuga terdapat bulan purnama, topeng perak itu bersinar terkena cahaya bulan dan sepertinya tidak ada bedanya dengan malam bulan purnama 13 tahun yang lalu.

sebuah topeng tidak akan pernah menjadi tua dan tidak akan pernah berubah. Tetapi manusia bisa berubah.

Xiao Jun yang mulanya hanyalah salah satu murid perkumpulan pengemis (GaiBang), sekarang telah menjadi salah satu tetua di perkumpulan itu, dari seorang anak muda yang bersemangat dan pemberontak menjadi orang yang pendiam dan dingin.

Jika lengannya tidak putus, mungkin dia tidak akan menjadi seperti ini. Wajah sebenarnya orang ini pun tidak pernah dilihatnya, tetapi dia telah merubah seluruh hidupnya.

Perubahan ini sebenarnya merupakan keberuntungannya atau bukan? Dia sendiri tidak tahu.

orang yang bersembunyi di balik topeng perak dan mantel hitam itu sebenarnya orang yang seperti apa? Mengapa dia sampai memotong lengannya? Xiao Jun juga tidak mengerti.

selama 13 tahun ini, di setiap malam di bulan purnama, dia selalu bertemu dengan orang ini dalam mimpi buruknya dan setiap kalinya terbangun dengan sekujur tubuh yang basah oleh keringat dingin. Dia setiap kali bertanya pada dirinya sendiri, Mengapa? .....

Mengapa? Mengapa?

orang yang bisa menjawabnya sekarang telah muncul di hadapannya seperti dalam mimpi-mimpi buruknya.

Pada saat itu, pakaian yang dikenakannya sudah basah kuyup oleh keringat dingin yang membasahi sekujur tubuhnya. otaknya pun seperti yang sudah beku saja, tidak bisa mengeluarkan satu patah kata pun.

orang yang bertopeng perak itu sudah duduk di hadapan tempat duduk yang tadi diduduki Xiao Jun sewaktu makan dan berkata dengan datar,

"Kau tentu saja tidak akan melupakan aku." Dia berkata, "orang yang memutuskan lenganmu 13 tahun yang lalu adalah aku."

suaranya tidak misterius dan menakutkan seperti orangnya .Jika kau belum pernah bertemu dengan orangnya dan hanya mendengar suaranya saja, pasti akan mengira dia adalah orang yang sangat lemah lembut. Baru kali ini Xiao Jun mendengar suaranya.

suaranya sangat lembut dan hangat. Pada saat dia berbicara dengan Xiao Jun , dia seperti seorang ibu yang hangat sedang menyanyikan lagu pengantar tidur untuk anaknya. Tapi dia dapat setiap saat memotong lengan Xiao Jun yang satunya lagi.

"13 tahun yang lalu, kau yang belum pernah bertemu denganku dan aku yang juga belum pernah bertemu denganmu tapi sudah memotong sebelah lenganmu sehingga membuatmu cacat seumur hidup."

orang bertopeng perak itu berkata,

"Selama 13 tahun ini, aku tidak pernah lagi mencarimu dan kau juga tentu saja tidak punya cara untuk menemukan aku."

Katanya,

"Tapi sesudah lewat 13 tahun yang panjang ini, ternyata aku mencarimu lagi, tahukah kau apa alasannya?"

Xiao Jun menggelengkan kepalanya. orang bertopeng perak itu bertanya lagi,

"Apakah kau ingin mengetahuinya? " Xiao Jun menganggukkan kepalanya. orang bertopeng perak itu perlahan-lahan membalikkan badannya.

"Kalau kau ingin tahu, kau harus ikut pergi denganku.Jika kau tidak ingin ikut, aku juga tidak akan memaksamu."

Tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asalnya orang itu, juga tidak ada yang tahu ke mana dia hendak pergi. Xiao Jun ternyata benar-benar ikut pergi dengannya, seperti yang terkena sihir saja.

Bahkan jika orang ini hendak membawanya ke neraka sekalipun, sepertinya Xiao Jun tetap akan mengikutinya.

suara orang ini seperti memiliki kekuatan untuk menarik dirinya.

Baru pertama kali ini dia mendengar suaranya, tapi seperti yang sudah mendengarnya berkali-kali. Mengapa bisa begitu? Xiao Jun sendiri tidak dapat menjelaskannya.

Malam itu penuh kabut. Mantel hitam itu berkibar ditiup angin malam, orang ini dalam kabut terlihat seperti hantu.

orang itu berada di muka dan gerakannya tidaklah cepat, sedangkan Xiao Jun mengikutinya dibelakang dan jarak antara mereka tidak jauh.

Xiao Jun masih mempunyai sebuah pedang. sebuah pedang pendek yang khusus untuk membunuh orang jika Xiao Jun mengeluarkan pedang itu, mungkin pedang itu bisa menembus jantung orang itu dari belakang. Tapi Xiao Jun tidak mengeluarkan pedangnya. Walaupun dia belum pernah melukai orang dari belakang, tapi orang ini adalah pengecualian.

Dia juga tahu jika sudah menyia-nyiakan kesempatan sekali maka kesempatan itu tidak akan datang kembali. Kesempatan seperti itu tidak akan ada dua kali.

Dia sudah bertahun-tahun menunggu kesempatan seperti ini, sekarang kesempatan itu datang rapi mengapa dia masih belum mau bertindak?

Tiba-tiba dari dalam kabut terlihat seberkas cahaya, cahaya dari api lentera yang terapung-apung di atas air.

Bunga teratai di empat sisi, pohon pillow di tiga sisi, selalu hebat di tengah dunia persilatan.

Danau besar Ming tiba-tiba sudah berada di hadapan Xiao Jun .

Lentera itu berada di atas sebuah perahu yang terapung di atas air danjarak dari tepi danau kira-kira ada 8-9 zhang.

sebuah riak air di danau yang indah, sebuah perahu yang indah. orang bertopeng perak itu berhenti di pinggir danau dan

bertanya kepada Xiao Jun ,

"Kau bisa tidak naik ke atas perahu itu?"

Xiao Jun tiba-tiba mengeluarkan pedangnya dan memotong batang pohon pillow menjadi tiga bagian lalu melemparkannya ke tengah air. Batang pertama berjarak 3 zhang dari pinggir danau, batang kedua 5 zhang, dan batang ketiga 7 zhang. Begitu sinar pedang itu menghilang, Xiao Jun sudah berada di atas batang kayu yang pertama. Begitu batang kayu itu masuk ke dalam air, orangnya sudah terbang ke batang berikutnya, dengan kaki kiri mendarat di atas batang yang kedua dan mendarat dengan kaki kanan di batang yang ketiga.

Begitu batang kayu itu timbul lagi di atas air, Xiao Jun sudah berada di atas perahu. Ini adalah hasil latihannya selama bertahun- tahun, dia percaya ilmu meringankan tubuhnya termasuk 10 besar di dunia persilatan.

Tapi baru saja kakinya mendarat di atas lantai kayu perahu, orang bertopeng perak itu sudah berada di sana dan dengan perlahan masuk ke dalam melalui pintu yang digantungi tirai dari untaian mutiara.

Tirai dari untaian mutiara itu berbunyi ditiup angin. Batang kayu pohon pillow tadi masih terapung di air, tapi hati Xiao Jun sepertinya tenggelam semakin dalam.

seumur hidupnya, hanya ada dua orang yang paling dibencinya, dan alasannya untuk hidup justru demi mencari kedua orang ini untuk balas dendam. sekarang dia sudah menemukannya .

Tapi sekarang dia sudah menyadari bahwa dia masih belum memiliki kesempatan dan juga belum memiliki kekuatan untuk bisa mengalahkan kedua orang ini.

Kedua orang yang berpakaian abu-abu itu berada di luar pintu kabin sambil memandangnya, wajah kedua orang itu seperti batu saja, tidak ada warna darah dan tidak ada ekspresi. Lengan kanan mereka mengangkat untaian tirai itu sedangkan lengan kiri mereka dimasukkan ke dalam lengan baju mereka, seperti yang tidak ingin diperlihatkan kepada orang lain.

Karena lengan ini merupakan senjata rahasia mereka yang digunakan untuk membunuh orang, bukan untuk diperlihatkan orang. Xiao Jun sudah pernah bertemu dengan orang seperti itu.

Mereka masing-masing memiliki sebuah jepit baja untuk mengambil nyawa orang, mereka memiliki 999 buah nyawa.

semua nyawa mereka berada di tangan orang yang misterius ini.

Perahu itu tidak bisa dikatakan besar, orang bertopeng perak itu duduk di sebuah kursi yang besar.

salah seorang yang memakai pakaian abu-abu itu sedang menghidangkan teh. Nada bicara orang bertopeng perak itu sangat biasa dan hal yang dibicarakannya adalah hal yang umum sekali.

Jika bukan karena wajahnya masih mengenakan topeng perak yang menakutkan itu, semua orang pasti mengira dia mengundang Xiao Jun kemari hanya untuk minum teh yang bagus saja.

"Aku tidak pernah minum araki hanya minum teh, aku lebih cenderung menyukai kepada teh." orang bertopeng perak itu berkata lagi,

"orang yang minum teh selalu jauh lebih sadar dibandingkan orang yang minum arak."

Xiao Jun berdiri di depan jendela, melihat bayangan gunung yang hitam di kejauhan, lalu tiba-tiba bertanya kepada padanya. "Di mana lengan mereka?" "Lengan siapa?"

"Lengan orang-orang ini," kata Xiao Jun. "orang yang memiliki 999 buah nyawa ini." Dia bertanya lagi,

"Mereka sebenarnya satu orang memiliki 999 buah nyawa atau 999 orang yang masing-masing memiliki satu nyawa?"

orang bertopeng perak itu berkata dengan dingin, "sebenarnya kau itu menaruh perhatian pada nyawa mereka

atau pada tangan mereka?" Dia tertawa.

"Tidak peduli berapa banyak orang dan berapa banyak nyawa, sebenarnya sama saja."

"sama? Bagaimana mungkin bisa sama?"

"Karena mereka semua adalah milikku, nyawa mereka juga milikku," kata orang bertopeng itu.

"Aku bisa menyuruh mereka melakukan apa pun untukku kapan saja, juga bisa menyuruh mereka mengantar nyawa mereka kapan saja."

Nada suaranya masih tetap lembut dan tenang. "Lengan mereka semua sama denganmu, aku yang

memotongnya, aku yang memotong lengan mereka satu persatu." Ternyata ada orang yang bisa membicarakan hal yang begitu menakutkan dengan suara yang begitu lembut, benar-benar tidak bisa dibayangkan orang.

"Tapi mereka tidak sama denganmu," kata orang bertopeng itu lagi.

"walaupun aku yang memotong lengan mereka, tapi mereka sama sekali tidak membenciku."

"oh"

"Karena aku juga telah memberikan mereka sebuah lengan, lengan yang lebih hebat daripada yang sebelumnya."

Tiba-tiba dia memerintah orang yang berpakaian abu-abu yang sedang menyeduh teh itu,

"Mengapa tidak kau perlihatkan pada tetua Xiao lengan yang kuberikan padamu itu?"

orang itu segera berdiri tegak dan menggulung sedikit lengan baju kirinya untuk memperlihatkan jepit baja itu.

"Ini sama sekali bukan lengan," kata Xiao Jun . "ini adalah sebuah jepit."

"Ini adalah sebuah lengan," kata orang bertopeng itu

"Apa pun yang bisa dilakukan orang lain dengan menggunakan tangan, tangan inijuga bisa melakukannya." Air di dalam teko sudah panas, mangkuk teh pun sudah disediakan di atas meja.

"Mengapa kau tidak membantu tetua Xiao untuk menuangkan teh ke dalam mangkuknya?"

orang yang berpakaian abu-abu itu mengangkat teko teh dan menuangkan semangkuk teh untuk Xiao Jun dengan menggunakan jepit bajanya.

Gerakannya dalam bekerja dengan menggunakan jepit baja itu sangat terampil, benar- benar tidak pernah bisa terbayangkan oleh orang lain sebelumnya.

sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh tangan biasa, juga bisa dilakukan oleh tangan ini.

orang bertopeng itu memerintah lagi,

"Tetua Xiao mungkin masih tidak percaya, mengapa tidak kau coba peragakan supaya dia bisa melihatnya?"

Begitu terdengar suara dari jepit baja itu, teko teh yang terbuat dari baja itu segera terbelah dua seperti dipotong oleh sebuah pisau sebegitu mudahnya.

orang bertopeng itu berkata kepada Xiao Jun ,

"Apakah ada orang lain yang dapat melakukan hal seperti ini?" Xiao Jun merapatkan mulutnya.

Dia berkata dengan nada penuh kesombongan, "Tangan ini bukan hanya bisa melakukan hal ini, tapi juga bisa dengan sekejap memenggal kepala orang, menahan serangan golok orang, mendongkel pintu orang lain, dan memutuskan kawat besi Jika bergelantung di balok penyangga atap. mungkin bisa bergelantung lebih lama karena tangan seperti ini tidak akan pernah pegal dan tidak akan putus."

Xiao Jun tidak bisa tidak mengakuinya, hal ini bukan hal yang dapat dilakukan oleh tangan manusia biasa.

"Jika ada orang yang hendak memutuskan urat nadi tangan inL maka orang itu melakukan kesalahan yang besar, karena tangan seperti ini sama sekali tidak memiliki pembuluh nadi."

orang bertopeng itu berkata lagi

"Jika kaujuga memiliki tangan yang seperti itu dan menggunakannya untuk menghunus pedang, maka tidak akan ada seorang pun yang bisa merebut gedang itu dari tanganmu."

Dia lagi-lagi bertanya kepada Xiao Jun , "Apakah kau mau memiliki tangan yang seperti ini?"

Xiao Jun tetap menutup mulutnya, tapi dia juga tidak bisa tidak mengakui bahwa hatinya sedikit tergerak. orang bertopeng itu sepertinya bisa melihatnya.

"Walaupun kau sama sekali tidak mengenalku, tapi aku mengetahui segala sesuatu tentang dirimu dengan sangat jelas."

"oh?" "Kau adalah seorang anak yatim piatu, umurmu belum sampai 6 tahun, ibumu telah meninggal dunia." orang bertopeng ini berkata,

"Kau belum pernah bertemu dengan ayah kandungmu, bahkan sekalipun belum pernah."

Hati Xiao Jun tiba-tiba terasa sakit, seperti ada sebuah jarum yang tiba-tiba menusuk dadanya.

Ini adalah rahasia yang melalu disimpannya rapat-rapat di dalam hatinya, tidak disangka sekarang ada orang asing yang tiba-tiba mengatakannya.

orang bertopeng itu berkata lagi, "sejak kecil kau sudah diasuh oleh ketua Ren, ketua perkumpulan pengemis terdahulu yang sudah meninggal dunia, tuan Da Bei. sayangnya, bahkan dia pun tidak pernah memberitahukan tentang asal usulmu padamu, lagi pula dia sangat baik terhadapmu."

Raut wajah Xiao Jun tiba-tiba berubah, mukanya yang putih pucat tiba-tiba terdapat semburat warna kemerahan.

"Bagaimana kau bisa tahu akan hal ini?"

"Aku tahu, tentu saja aku tahu." Nada suara orang bertopeng itu tiba-tiba berubah menjadi aneh.

"Aku juga tahu bahwa orang yang paling kau benci bukanlah aku, melainkan Li Xiao."

"Li Xiao?" san Xiao Jing Hun Li Jiang Jun, Li Xiao. Tidak ada seorang pun yang mengetahui nama asli dari Da Xiao Jiang jun, bahkan Xiao Jun pun baru kali ini mendengarnya.

"Aku tahu orang yang paling kau benci adalah dia," kata orang bertopeng itu.

"Karena walaupun tuan Da Bei belum pernah menyinggung tentang asal usulmu, tetapi begitu mendengar orang menyebut nama Da Xiao Jiang jun, hatimu langsung tidak tenang. ini adalah kenyataan.

Tuan Da Bei mempunyai kebencian yang sangat mendalam kepada Da Xiao Jiang jun, kau juga sama." orang bertopeng itu berkata,

"Karena aku tahu tuan Da Bei pasti pernah memberitahumu bahwa orang tuamu mati di tangan orang ini, bahkan mati dengan sangat mengenaskan."

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

"Tentu saja aku tahu." Nada suara orang bertopeng itu semakin aneh.

"Aku tahu banyak tentang hal yang tidak diketahui orang lain, tapi aku juga ada masanya membuat kesalahan."

Dia menghembus nafasnya panjang-panjang, dari suara hembusan nafasnya tersirat penyesalan.

"Aku tidak seharusnya memotong lenganmu," kata orang bertopeng itu "Aku berbuat seperti itu karena aku menganggapmu sebagai orang lain."

Dia tidak membiarkan Xiao Jun membuka mulut.

"sekarang aku sudah tahu salah, karena itu aku tidak hanya akan membayarnya, juga akan memberikan sebuah lengan padamu, juga memberikan satu kali lagi kesempatan."

"Kesempatan apa?"

"Kesempatan untuk membalas dendam." orang bertopeng itu berkata,

"Aku akan membiarkanmu membunuh Li Xiao dengan tanganmu sendiri"

Dia berkata dengan yakin dan pasti,

"Bahkan aku berani jamin kau pasti bisa membunuhnya ."

Xiao Jun merapatkan mulutnya lagi, tapi dia sudah tidak dapat menerima semua penjelasannya dengan kepala dingin.

Dia bangkit, lalu duduk kembali, dari duduk lalu bangkit berdiri lagi, lalu mulai berjalan kesana kemari tanpa henti di dalam ruangan di atas perahu itu.

Dia tidak mau menerima budi baik dari orang bertopeng ini, tapi dia juga tidak mau melepaskan kesempatan ini.

Dia tidak akan pernah lupa sewaktu ayah angkatnya, tuan Da Bei, menyinggung tentang Li Xiao, suaranya penuh dengan kebencian dan dendam. "Bagi orang dunia persilatan, dendam setinggi langit seperti ini baru bisa bersih jika dimandikan dengan darah. Bukan darah musuhi tapi darahnya sendiri"

Xiao Jun akhirnya berhenti lalu berhadapan dengan orang bertopeng itu.

"Mengapa kau mau memberikan kesempatan seperti ini padaku?"

"Karena Li Xiao juga musuhku," kata orang bertopeng itu. "Aku juga mempunyai saudara yang mati ditangannya."

Nada suaranya tiba-tiba berubah sama seperti sewaktu tuan Da Bei menyinggung tentang Da Xiao JiangJun, penuh dengan kebencian dan dendam.

"Jika kau begitu membencinya, mengapa kau tidak turun tangan sendiri untuk membunuhnya?" tanya Xiao Jun .

"Aku hanya menginginkan kematiannya, tidak peduli dia mati di tangan siapa." orang bertopeng itu berkata,

"Tidak peduli sekalipun jika dia mati diterkam anjing gila."

Topeng perak itu bersinar di bawah sinar lentera, Xiao Jun tidak bisa melihat wajahnya, tapi dia menyadari bahwa dendam di antara Li Xiao dan dirinya jauh lebih dalam dari yang disangka orang.

"Aku memberikan kesempatan ini padamu karena kesempatanmu lebih bagus dari padaku," kata orang bertopeng itu.

"Mengapa?" "Karena dia tidak memandang sebelah mata pun pada mu, tidak menganggapmu sama sekali, maka dari itu kau baru bisa memiliki kesempatan." orang bertopeng itu berkata,

"Tidak peduli siapa yang ingin membunuhnya, harus berada pada situasi seperti itu baru memiliki kesempatan. Jika tidak, walaupun pendekar harum yang tampan, chu Liu Xiang, muncul juga tidak akan bisa melukainya seujung rambut pun"

Bersambung 08.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar