Duri Bunga Ju Bab 32: Matinya bunga Ju

Bab 32: Matinya bunga Ju

'Perumahan Zhan Bao' 'Gedung Zhan Feng'. Bagaimanapun Xiao Dai tidak menyangka begitu hatinya ingin segera bertemu dengan Li Yuan-wai, langsung bisa bertemu dengan Li Yuan-wai.

Kejadiannya dua hari yang lalu.

Sekarang dia tinggal di kamar sebelahnya Li Yuan-wai, berdiri disisi jendela melihat senja dimusim gugur.

Dia dengan Li Yuan-wai berikut Xu Jia-rong mengobral mulut seperti air terjun saling menceritakan pengalaman masing-masing.

Tentu saja segala salah paham dan rasa tidak senang dia dengan Li Yuan-wai sudah berlalu.

Apa lagi Xiao Dai membawakan sebuah hadiah paling berharga, Huang Wei De yang mempunyai wajah bulat, perawakan agak gemuk yang sama seperti Li Yuan-wai, malah di tempat yang samajuga terdapat benda aneh.

Terbayang Li Yuan-wai yang pemalas itu ketika melihat Huang Wei De, begitu tercengangnya sampai Xiao Dai jadi ingin tertawa.

Dia menyadari Li Yuan-wai tetap Li Yuan-wai sedikit perubahan pun tidak ada, walau dia juga mengalami  banyak siksaan dan kesulitan, tapi tetap masih bisa menghadapinya dengan tenang, disaat tertawa tetap seperti patung Budha Mi Le.

Tentu saja Xiao Dai juga mengerti bukan watak dia biasa berbuat begini, sebab utamanya mungkin dia telah menemukan cinta ketiga.

Bisa dicintai oleh seseorang bagaimana pun dibandingkan dengan membabi buta mencintai seseorang yang tidak mencintai dirinya jauh sekali lebih baik. Xiao Dai mengeluh perlahan sepertinya melihat lagi wajah yang tidak terhitung cantik tapi suci seperti bunga teratai.

Dia tahu walau mengeliling dunia, juga akan sulit mendapatkan wanita seperti dia.

Kepompong sutra, kepompong sutra setelah mati baru sutranya habis!

Xiao Dai tidak tahan mengeluh.

"Xiao Dai, Xiao Dai, kau sialan ini mengapa sekali kembali ke kamar, tidak ada kabar beritanya lagi?! Kau cepat kesini, kau kan bisa jalan, sedang aku hanya bisa terbaring saja, tidak mungkin menyuruh aku merayap ke kamar sebelah!"

Di sebelah tembok Li Yuan-wai berteriak karena sudah tidak tahan.

Xiao Dai hanya bisa menggelengkan kepala tertawa pahit, terpaksa dia ke kamar sebelah.

Dia tahu jika tidak datang, Li Yuan-wai pasti bisa mencari akal membuat lobang besar ditembok dan merayap datang.

"Mengapa? Kau pemalas ini tidak bisakah membiarkan orang sedikit tenang? Iii! Istrimu pergi kemana? Mengapa tidak menamanimu?"

Begitu Xiao Dai masuk ke kamar Li Yuan-wai dengan tidak senang berkata.

Li Yuan-wai membuat satu wajah setan, dengan telunjuk menutup mulutnya tanda hati-hati berkata, "Anakku, pelankan suaramu bisa tidak? Jika dia mendengar kau memanggil dia istri, apa kau tidak ingin hidup lagi?!" Xiao Dai telah duduk, melihat dia sekali berkata, "Sudahlah, kau ini bocah sialan hanya membopong tampolong saja dianggap barang antik, mengapa? Aku kan tidak sama denganmu, untuk apa aku takut pada dia?"

"Hai, hai, kau.... kau, apa tidak bisa berkata yang lebih enak didengar? Apa itu tampolong barang antik segala, in....

ini apa dan apa!" kata Li Yuan-wai dengan susah hati.

Xiao Dai melihat kelakuan Li Yuan-wai, tidak tahan dengan gemas memaki "Penakut"!

"Dia sedang pergi untuk mempermak telur kura-kura itu, aku sendiri di sini sangat bosan, makanya kau harus datang kemari menemani aku, sekarang.... melihat wajahmu yang seperti buah paria, mulut burung gagak, jika dari tadi aku tahu, sialan lebih tidur saja. ”

"Apa?! Nona Xu pergi mempermak bajingan tengik itu?! Hai, aku lihat tidak menunggu Ouwyang Wu-shuang muncul bajingan itu pasti sudah mati duluan, orang sehari makan tiga kali tidak jadi masalah, tiga kali dipermak tentu tidak akan tahan lama, kau pemalas ini harus menyuruh dia jangan bertindak terlalu keras, jika dia sampai mati maka persoalan kau dengan Ouwyang Wu-shuang tidak akan ada beresnya."

Li Yuan-wai membuat wajah yang seperti tidak bisa berbuat apa-apa berkata, "Aku mana berani menasihati! Tapi sungguh bajingan itu juga benar-benar sial, waktu dulu hampir saja bajingan itu mati di tangannya, tapi dia dapat lolos, kali ini dia dapat ditangkap dan dibawa kesini olehmu, jika Xu Jia-rong tidak mempermaknya baru itu kejadian aneh!"

Xu Jia-rong berwajahnya dingin tapi hatinya polos, dia sudah menceritakan kejadian dirinya dengan Huang Wei De pada Xiao Dai dan Li Yuan-wai, maka terhadap tindakannya tiga kali sehari mempermak, mereka berdua juga tidak enak mencegah, bagaimana pun wanita mana pun tidak bisa menerima itu.

Ketika mengobrol Xiao Dai bertanya, "Pusaka hidup, mengapa Yuan Ershao dan nona Zhan sudah pergi beberapa hari masih tidak melihat pulang kembali?"

"Mana bisa secepat itu, siapa suruh kau bocah, sepanjang perjalanan sembunyi di dalam kereta? Jika tidak diperjalanan kalian seharusnya sudah bertemu, sekarang mereka pergi ke Gunung E Mei memcarimu, kau malah datang kesini mencari mereka, sungguh kacau balau."

Xiao Dai mengeluh berkata, "Lukaku setelah makan obat nona Zhan yang ditinggalkan untukmu sudah jauh lebih baik, tapi aku selalu merasa jika belum diperiksa aku  merasa belum bisa tenang.... selain itu juga sungguh tidak tahu harus bagaimana bicara pada dia, bukan saja Qi Hong mati demi aku, masih ada enam gadis lagi yang perahunya hancur dan orangnya juga mati."

Li Yuan-wai tahu Tangan Cepat Xiao Dai, selamanya tidak pernah hutang pada orang.

Tidak saja tidak hutang uang pada orang, malah satu traktiran makan pun dia tidak mau berhutang.

Sekarang urusan Qi Hong, ditambah enam gadis yang dengan susah payah telah dilatih Zhan Feng, semuanya mati demi dia, beban berat yang menindih hati ini tentu saja membuat dia tidak bisa melupakan.

Saat ini Li Yuan-wai terpaksa mengikuti dirinya, ikut mengeluh.

Dia juga tahu jika tidak hati-hati dan ingin melampiaskan kepuasan mulutnya, maka dirinya baru benar-benar cermin Zhu Ba Jie, mencari keburukan sendiri. 0ooo(dw)ooo0

Berdirinya Perkumpulan Bunga Ju, membuat dunia persilatan yang sudah lama tenang kembali bergolak.

Maka muncul kembalinya Bai Yu Diao Long tentu saja membuat orang yang berperasaan seperti 'Hujan gunung akan datang angin memenuhi seluruh ruangan'.

Tujuh aliran besar masa kini yang dipimpin oleh Shao- lin, telah mengadakan satu pertemuan yang belum pernah terjadi selama dua puluh tahun.

Dalam pertemuan itu yang didiskusikan mereka hanya ada satu, yaitu sebenarnya apakah mau menurut perintahnya Bai Yu Diao Long atau tidak.

Dari pada dikatakan pertemuan, lebih pantas dikatakan mengundang datang, satu satunya orang yang masih hidup yang pada tahun itu mengikuti masalah ini yaitu ketua masa kini aliran Dian Cang Wu, Wei Jian Ke.

'Orangnya ada, perintahnya berlaku, orangnya mati perintah batal' perkataan ini dikeluarkan Wu Wei Jian Ke sendiri dihadapan semua utusan tujuh aliran besar.

Sehingga masalahnya ada kesimpulannya, semua orang jadi mengerti kegunaan Bai Yu Diao Long sekarang hanya bisa mewakili lambang semangatnya Tabib Dewa Ahli Silat pada tahun itu, kenyataannya dia tidak ada hak untuk mengatur gerakan setiap aliran besar.

Dengan kata lain, sudah tidak ada orang yang menjunjung lagi Bai Yu Diao Long sebagai pemimpin.

Pertemuan kali ini berlangsung rahasia, tapi hasil pertemuan bukan rahasia. Sehingga bersamaan dengan kabar ini pada dunia persilatan dari tujuh aliran besar, satu perkara pembunuhan telah terjadi.

Wu Wei Jian Ke yang berusia delapan puluh tujuh tahun membawa dua murid Dian Cang, dalam perjalanan pulang ke Dian Cang tidak ada satu orang pun yang selamat, semuanya mati di dalam penginapan.

Menurut hasil penyelidikan, mereka terkena racun lalu dibunuh orang, dan yang membuat orang terkejut adalah disisi tiga mayat ini ternyata ada sekuntum bunga Ju yang mekar, dan berikut dengan lambang Bai Yu Diao Long yang sudah tidak ada gunanya lagi.

Sekarang orang-orang baru menyadari orang yang memegang Bai Yu Diao Long adalah bunga Ju....

pemimpin Perkumpulan Bunga Ju.

Artinya sangat jelas, Perkumpulan Bunga Ju tadinya ingin menggunakan Bai Yu Diao Long bisa mengendalikan setiap aliran besar, tapi tidak berhasil dan menumpahkan kemarahannya pada Wu Wei Jian Ke.

Sehingga terhadap organisasi Perkumpulan Bunga Ju yang misterius ini, setiap aliran putih sudah timbul gerakan untuk membasminya.

Namun siapa anggota Perkumpulan Bunga Ju? Siapa Bunga Ju?

Satu-satunya jejak hanya bisa didapat dari satu pertempuran di bukit tanah kuning, karena Kong Ming, Kong Ling dari Shao-lin dan Song-hua Dao-zhang dari Qing Cheng mendengar Yuan Ershao Yuan Ling menyebutkannya.

0ooo(dw)ooo0 Matahari yang lewat tengah hari, dimusim gugur menyorot ditubuh orang masih terasa hangat.

Hari ini bunga Ju di dalam kebun setiap kuntumnya terlihat mekar sangat indah.

Saat ini adalah waktu tidur siang, setiap orang yang tidak ada pekerjaan semuanya sedang istirahat.

Xiao Dai seorang diri bermain-main dilautan bunga Ju, sambil memikirkan masalahnya.

Lukanya sudah sembuh tujuh sampai delapan puluh persen, walau hanya tujuh, delapan puluh persen, sudah cukup menghadapi pesilat tinggi ternama didunia persilatan, karena nama Tangan Cepat Xiao Dai dalam beberapa kali pertempuran ini sudah seperti matahari ditengah langit, dia punya semangat tempur, ilmu silat yang tinggi, di dalam dunia persilatan sudah membuat orang yang mendengar saja menjadi ketakutan, bagaimana pun dia seperti kucing, punya sembilan nyawa, dengan keadaan bagaimana pun tidak bisa membuat dia mati.

Aliran udara mendadak seperti berhenti, Xiao Dai mendadak juga merasakan hawa kematian memenuhi lautan bunga Ju.

Dia tenang menunggu, bersamaan itu sepasang tangannya sudah dimasukan ke dalam lengan bajunya, ditopang di depan dada, ini adalah tanda bersiap menyerang, juga siap membunuh orang.

Dia tidak tahu siapa orangnya yang datang? Dan ada berapa banyak?

Namun tekanan perasaan yang terasa sangat besar, membuat orang sulit bernafas, terbayang orang yang datang pasti tidak sedikit, dan juga pasti semuanya pesilat tinggi. Ada beberapa lembar bunga Ju jatuh tanpa tertiup angin.

Bunga jatuh orang bergerak, puluhan bayangan orang seperti setan tiba-tiba muncul.

Walau kenalan lama, di dalam hati Xiao Dai malah sudah tahu tujuan kedatangan mereka.

0ooo(dw)ooo0

Ouwyang Wu-shuang di bawah kawalan orang datang menghampiri, wajahnya sedikit pun tidak ada ekspresi, di dalam matanyajuga tidak ada perasaan.

Dengan dingin dia melihat Xiao Dai yang diam berdiri, setelah lama dia baru membuka mulut, "Aku terpaksa datang, karena cepat atau lambat tetap harus datang, kau pasti ingin membunuh aku, karena kau sudah tidak akan mengampuni aku lagi."

Di matanya Xiao Dai terkilas sinar sedih, dia berkata, "Kau telah melakukan kesalahan yang tidak bisa  dibenarkan lagi, walau sebab semua ini mungkin saja salah paham."

"Kau sudah tahu semua masalah ini?" Ouwyang Wu- shuang bertanya.

"Benar, malah sudah tahu hal yang kau tidak tahu." "Kau tahu mengapa aku mau membunuh Li Yuan-wai?"

"Benar, tapi aku bisa beritahu orang itu sama sekali bukan Li Yuan-wai."

"Bohong yang sangat lucu." "Kau tidak percaya."

Ada semacam sikap yang tidak dapat berbuat apa apa tiba-tiba muncul, Ouwyang Wu-shuang berkata, "Pembicaraan ini sudah tidak ada gunanya lagi, juga tidak bisa merubah kenyataan yang telah terjadi."

"Benar, ini sudah tidak ada artinya, juga tidak bisa merubah kenyataan yang telah terjadi. ” Xiao Dai teringat

Qi Hong.

"Sayang aku tidak tahu dulu sebabnya kau ingin membunuh Li Yuan-wai, jika tidak mungkin masalahnya akan berbeda." Xiao Dai berkata lagi, "Mengenai kau menimpakan semua padaku, aku bisa tidak perdulikan, tapi terhadap kematian seorang wanita yang tidak berdosa, aku tidak bisa begitu saja tidak memperdulikan."

"Aku tahu, itu juga sebabnya aku datang, sekarang sudah tidak ada rahasia lagi, mengapa tidak panggil keluar Li Yuan-wai dan wanita itu, hari ini kita harus menyelesaikan semua persoalannya, tidak perduli kalian yang mati, atau aku yang meninggal."

Xiao Dai melihat orang-orang disekelilingnya, dia terkejut melihat orang-orang ini semuanya adalah penjahat besar j^ang ternama didunia persilatan.

Ada sedikit kesedihan tergambar, dia berkata, "Apakah orang-orang ini semuanya anggota Perkumpulan Bunga Ju? Apa kau juga. benar-benar adalah bunga Ju?"

"Terhadap orang lain aku sama sekali tidak akan mengaku, karena waktunya belum sampai, tapi terhadap kau, aku dengan, senang hati mengakunya, karena. ”

Karena apa? Dia tidak mengatakan.

Betulkah karena dia telah memandang Xiao Dai adalah orang yang segera akan mati?

Xiao Dai juga tidak memperdulikannya, dengan dia tawar berkata, "Luka Li Yuan-wai lebih parah, sementara aku tidak mau mengganggu dia dulu, aku pikir kau sudah datang kesini, tentu saja tidak takut dia melarikan diri, betul tidak?"

"Tentu saja, bagaimana pun hari ini pasti ada penyelesaian, hanya saja aku sama sekali tidak terpikir persahabatan kalian sama sekali tidak ada cacatnya, aku sangat terkejut."

"Aku sudah tidak ada musuh, mana bisa kehilangan teman lagi? Apalagi kau seharusnya terpikir di antara teman mungkin sesaat bisa salah paham jadi bermusuhan, tapi salah paham pasti pada satu hari akan bisa diuraikan."

Tidak ada musuh? Apakah Xiao Dai sudah memutuskan akan membunuh Ouwyang Wu-shuang?

"Kalian bertiga kebetulan berada di Chuan Shan, yang tidak beruntung adalah aku telah memilih di sini sebagai berdirinya Perkumpulan Bunga Ju, di tempat tidur mana bisa membiarkan orang tidur nyenyak? Ada satu perkataan bagus mengatakannya, kau adalah Ding (Tempat menancapkan hio yang besar yang ada di depan rumah) Li Yuan-wai adalah Tiang, siapa yang ingin ternama didaerah sini, pasti harus merangkul kalian berdua, apa boleh buat aku pasti harus membunuh Li Yuan-wai, tapi juga tidak bisa merangkul kau, makanya aku terpaksa membasmi kalian, mengenai Yuan Ershao kami sangat  mengaguminya, dia malah bisa membuat Yuan Di jadi gila, berikut dengan wanita yang ditengah jalan mengundurkan diri, Zhan Feng." Masalahnya sudah sampai di sini, tidak ada gunanya dibicarakan lagi.

Xiao Dai mengeluh sekali berkata, "Maukah kau ikut aku melihat seseorang?"

"Siapa?" "Seorang yang kau sama sekali tidak bisa terpikir, tentu saja jika kau merasa punya keberanian, seperti yang kau katakan, bagaimana pun sudah tidak bisa merubah kenyataan yang sudah terjadi."

Seorang yang bisa memimpin Perkumpulan Bunga Ju pasti bukan seorang penakut.

Ouwyang Wu-shuang juga tahu Tangan Cepat Xiao Dai tidak pernah menggunakan siasat licik menghadapi musuhnya, sehingga, dia itu berani mengikuti Xiao Dai masuk kesebuah kamar.

0ooo(dw)ooo0

Matahari sore hari dimusim gugur tetap hangat.

Baju putih Ouwyang Wu-shuang telah penuh dengan bercak darah, dia kembali ketempat semula dengan Xiao Dai.

Baru saja dia telah menggunakan pedang pendeknya mencincang orang yang mirip Li Yuan-wai menjadi daging cingcang.

Tentu saja dia juga sudah mengerti sebuah kenyataan. Anggota Perkumpulan Bunga Ju yang datang bersama

Ouwyang Wu-shuang siapa pun tidak tahu apa yang telah terjadi, mereka hanya tahu tujuan mereka datang adalah harus membunuh Tangan Cepat Xiao Dai dan Li Yuan- wai.

Sehingga di dalam mata setiap orang niat membunuhnya tetap masih membara, karena lawan mereka bukanlah lawan yang enteng, hanya dengan mempertahankan semangat tinggi, baru bisa membunuh musuhnya.

Sehingga hawa pembunuhan semakin kental. Ouwyang Wu-shuang tidak bicara, tapi melihat wajahnya yang naik turun bergejolak, dalam hatinya sedang terjadi pertentangan.

Apakah pertarungan akan segera dimulai? Mengapa dia tidak bisa mengendalikan emosi yang bergejolak?

Sepasang tangan Xiao Dai tetap dimasukan ke dalam lengan baju ditopang di depan dada, dia sedang menunggu, menunggu pertempuran yang tidak tahu kapan akan dimulainya, dia juga tahu pertempuran hari ini sekali dimulai pasti sengit, setelah selesai pasti ada yang tewas.

Dua belas banding satu, perbandingan yang tidak seimbang.

Xiao Dai mengenal dua belas orang itu, dua belas lawan yang jika diingatnya akan menakutkan, maka dia juga tahu dirinya tidak yakin dalam pengepungan ini masih bisa selamat.

Menunggu adalah satu siksaan, apalagi menunggu kematian.

Kening setiap orang sudah tampak sedikit keringat, setiap orang juga mengerti hidup dan mati segera akan ditentukan.

Tangannya Ouwyang Wu-shuang dengan pelan mencabut sebilah pedang.

Disaat yang tegang ini, Xiao Dai walau di dalam hatinya merasa tidak mengerti juga tidak ada waktu untuk memikirkannya.

Wajah Ouwyang Wu-shuang dengan cepat terkilas ekspresi aneh, lalu pada Xiao Dai berkata, "Manusia selalu mempunyai banyak keadaan terpaksa, manusia juga suatu saat bisa salah melangkah, punggung setiap orang semua ada sepasang tangan yang tidak terlihat mendorongnya, mendorongnya pergi ketempat yang tidak dia senangi, mendorong berjalan kejalan yang tidak kau senangi, jika seorang pintar mungkin bisa lolos dari sepasang tangan itu, seorang bodoh mungkin didorong oleh sepasang tangan itu ke tebing jurang, akhirnya salah langkah dan tidak bisa ditarik kembali, sehingga yang ada hanya kematian. ”

Xiao Dai tidak mengerti yang dikatakannya, sedikit pun tidak mengerti.

Namun dia telah mengerti kejadian nyata dihadapan matanya, yaitu tangan kanan Ouwyang Wu-shuang yang kosong tiba-tiba menebarkan lautan jarum.

Kematian, perkataan ini masih menggema diudara, pedangnya sudah dicabut dari dada seseorang, seorang anggota Perkumpulan Bunga Ju yang paling dekat dengan dia.

Dilanjutkan dengan jeritan mengerikan, teriakan marah bersamaan timbul.

"Aduh. ”

"Aww. ”

"Awas, wanita ini berbalik membantu musuh. ”

"Ouwyang Wu-shuang, berani sekali kau. ”

Setelah jarum sulam Man Tian Hua Yu reda, sebelas anggota Perkumpulan Bunga Ju tinggal tersisa tujuh orang.

Sehingga ada dua orang Perkumpulan Bunga Ju dengan berteriak menyerang Ouwyang Wu-shuang, tiga orang menyerang Tangan Cepat Xiao Dai, dua orang lainnya dengan cepat pergi, arah Gedimg Zhan Feng.

Perubahan yang mendadak terjadi ini, tidak memberi kesempatan pada Xiao Dai berpikir, karena pedang, tombak, godam, tiga macam senjata semuanya sudah mendekat ke tubuhnya.

Jian Xiong, Ji Ba, Chui Wang tiga orang ini adalah saudara angkat, juga penjahat besar didaerah Guan Zhong, serangan serentak tiga orang ini entah sudah berapa banyak pesilat tinggi ternama, keluarga besar dunia persilatan yang dikalahkan, sehingga banyak orang begitu mendengar nama mereka, sudah jadi sakit kepala, apalagi bermusuhan dengan mereka.

Lawan Ouwyang Wu-shuang adalah dua orang berbaju pelajar, satu hitam satu putih, dengan julukan Sastrawan Hitam Putih, juga adalah saudara berbeda marga.

Sastrawan Putih Shi Xiang, Sastrawan Hitam Gu Zuo Yi, dua orang karena kejamnya, liciknya jadi ternama, jujur saja, Ouwyang Wu-shuang satu lawan satu mungkin ada harapan menang, tapi jika dua orang ini bersatu maka dia pasti kalah.

Baru saja bertarung, sudah terlihat, karena dua kipas baja ukuran besarnya Sastrawan Hitam Putih telah mengurung rapat Ouwyang Wu-shuang, sepasang pedang pendek di tangannya hanya bisa menangkis dengan kelabakan, serangan pedangnyajuga tidak bisa dikeluarkan.

0ooo(dw)ooo0

Mengenai dua orang yang lari menuju Gedung Zhan Feng, kekuatannya paling lemah, orang menyebutnya Pria Besi, Wanita Perak, sepasang saudara, usia sekitar empat puluhan belum menikah, memimpin perkumpulan Rakit di Huang Ho.

Demikian, yang paling dikhawatirkan Xiao Dai adalah dua orang ini, karena Li Yuan-wai sedang terluka dan terbaring diranjang, bisakah Xu Jia-rong melawan dua orang yang dia sama sekali tidak tahu, apalagi pertarungan yang tidak tampak adalah pertarungan yang paling mengkhawatirkan orang.

0ooo(dw)ooo0

Dengan nyawa mengadu jiwa, dengan membunuh menghentikan pembunuhan.

Sejak serangan pertama dimulai, Xiao Dai sudah mengerti tidak boleh memperpanjang pertarungan.

Dia harus secepatnya membereskan musuh dihadapannya, baru ada tenaga membantu Ouwyang Wu- shuang atau Li Yuan-wai dan Xu Jia-rong.

Namun pedang, tombak, godam tiga macam senjata ini saling menutup tidak ada celahnya, dengan rapat menyerang, kerja sama yang erat, Xiao Dai kecuali terkurung tidak ada akal untuk mengalahkan musuhnya.

Darah telah mengalir, yang mengalir adalah darahnya Ouwyang Wu-shuang.

Ketika kipas bajarrya Sastrawan Hitam menyabet sisi pinggang Ouwyang Wu-shuang, bersamaan dengan mengalirnya darah, dia dengan bangga tertawa aneh berkata, "Pelacur busuk, kau berani sekali dihadapan musuh menghianati Perkumpulan. He he.... walau kau adalah pemimpin, tapi sekali masuk Perkumpulan Bunga Ju, tidak perduli siapa pun tidak bisa berubah ditengah jalan, aturannya kau yang buat, akibat buruknya  kau  coba duluan ”

Darah mengalir lagi, punggung Ouwyang Wu-shuang terluka lagi sepanjang satu che lebih, ini adalah hasil Sastrawan putih. Rambut Ouwyang Wu-shuang sudah berantakan dengan keras berteriak, "A.... aku wa.... walau mati, ju juga akan

mengambil.... satu untuk dijadikan tumbal. ”

0ooo(dw)ooo0

Beban Ouwyang Wu-shuang, Xiao Dai yang disisi sudah melihatnya dengan jelas.

Dia gelisah, dia marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa- apa.

Sehingga satu pikiran menakutan terkilas dikepala, dia sudah mengambil satu keputusan.

Tiba-tiba dia tidak bergerak lagi, tidak memperdulikan tombak dan pedang menyerang dari belakang.

Dia seperti jadi gila menerjang masuk ke dalam pelukan Chui Wang yang setelah sekali serangan tidak mengena siap kembali menyerang dengan godamnya.

Tidak ada orang yang akan menggunakan jurus yang mematikan ini, karena ini adalah perbuatan gila.

Walau dia bisa mengambil kesempatan saat kekosongan mengambil satu serangan mematikan pada Chui Wang, namun dia sama sekali tidak akan bisa menghindar serangan tombak dan pedang di belakangnya.

Tapi demi cepat menyelesaikan cerita disisinya, Xiao Dai sudah tidak ada pilihan, dia juga terpaksa menggunakan jurus berbahaya untuk mendapat kemenangan.

Darah menyembur seperti mata air, dari belakang pundak, bagian pantat Xiao Dai, tentu sajajuga dari tenggorokan, dadanya Chui Wang.

Satu tusukan pedang dipundak belakang, satu tombak dibagian pantat ditukar dengan satu nyawanya Chui Wang, Xiao Dai beruntung dapat menghindar serangan berbahaya di belakangnya, juga mengambil kesempatan disaat pedang dan tombak masuk ke dalam daging dia menggunakan otot karena mendapat luka terjadi kram, mengunci dua macam senjata ini.

Membalikkan tubuh, pinggang digoyang, dari sudut yang sulit dibayangkan, telapaknya Xiao Dai melewati sisi tubuh memotong masuk ke dalam perut Ji Ba.

Ketika Jian Xiong dengan sekuat tenaga mencabut pedang panjang dipundak belakangnya Xiao Dai, dia sudah mendadak melihat tenggorokan Chui Wang menyembur darah, berikut ususnya Ji Ba sedang bergerak-gerak.

Semua ini selesai dalam sekejap. Sekejap ada abadi.

Kematian juga abadi.

Tangannya Tangan Cepat Xiao Dai juga adalah abadi....

Saat Jian Xiong bengong, mulutnya teriak "Adik kedua, adik ketiga....” suaranya masih berkumandang, telapak tangannya Xiao Dai kembali seperti kilat membelok datang.

Buru-buru dia mengangkat pedang ingin menangkis, Jian Xioang kini baru menyadari seberapa cepat tangannya Tangan Cepat Xiao Dai, juga baru tahu arti sebenarnya Telapak Pisau Sekali Keluar Nyawa Tidak Kembali'.

Karena bersamaan dengan pedangnya baru diangkat setengah jalan, Jian Xiong sudah merasakan sakit  dirobek di antara perut dan dadanya, dari ujung kepala sampai keujung kaki.

Sehingga suara teriakan "Adik kedua, adik ketiga. ”

mendadak terputus....

Jian Xioang selamanya sudah tidak bisa berteriak lagi. Xiao Dai selamanya penuh yakin pada sepasang tangannya, dia tahu tidak perduli dalam keadaan bahaya apapun, asal tangan tidak putus, dan masih bisa bergerak, dia yakin bisa mempertahankan ketenaran 'Telapak Pisau Sekali Keluar, Nyawa Tidak Kembali'.

Namun terhadap kakinya, dia malah tidak begitu yakin. Karena ketika dia ingin pergi menolong Ouwyang Wu-

shuang yang dalam serangan dua kipas bajanya Sastrawan

Hitam Putih, dia sudah sempoyongan hampir saja jatuh.

Tentu saja sebab dia sempoyongan hampir jatuh dikarenakan terluka oleh tombak dipantatnya sampai mengenai tulang.

Ini adalah kesalahan yang serius dan mematikan.

Dia hanya terlambat satu langkah, jarak satu langkah ini tidak ada bedanya dengan batas hidup dan mati.

0ooo(dw)ooo0

Ouwyang Wu-shuang juga sudah sampai titik tidak ada pilihan.

Dia memandang dua kipas baja satu atas satu bawah datang memotong melintang, dia sudah tahu pasti tidak bisa menghindar dari serangan berbarengan ini.

Sehingga di dalam sekejap dia juga telah memilih pilihan yang paling pailit, dia sudah melepaskan sebelah pertahanannya, bersamaan dengan menahan kipas baja dari atas ke bawah, pedang pendek lainnya dia sudah menusuk ke dalam perutnya Sastrawan Hitam.

Dengan diikuti suara hancurnya tulang, tulang pantatnya Ouwyang Wu-shuang telah hancur, dia duduk di tanah sambil menutup mata, ingin meredakan rasa sakit yang amat sangat, bersamaan juga menunggu serangan mematikan kedua kalinya Sastrawan Putih Shi Xiang.

Kipas baja yang dingin baru saja masuk ke dalam leher Ouwyang Wu-shuang, baru akan memotong tenggorokan, tapi satu fen pun tidak bisa maju memotong lagi.

Karena tangan yang memegang kipas telah putus, karena tangannya Xiao Dai.

Sastrawan Putih menjerit, mengayunkan tangan tunggalnya, dengan darah bercucuran, tubuhnya seperti anak panah meloncat melewati tembok benteng dan pergi, dia terpaksa melarikan diri, karena dia tahu dia sama sekali bukanlah lawan Tangan Cepat Xiao Dai, walau Xiao Dai juga luka parah.

0ooo(dw)ooo0

Sore hari dimusim gugur, matahari senja merah seperti darah segar.

Wajah Ouwyang Wu-shuang dipekakan Xiao Dai malah pucat sekali.

"Aku.... aku sudah melepaskan.... tangan yang tidak terlihat itu....” Dengan nafas lemah dia berkata disisi telinganya Xiao Dai.

"Be. betul,” kata Xiao Dai dengan sedih tersedu.

"Kau.... tahukah? Sampai se.... sekarang aku baru menyadari aku.... orang yang aku cinta, sela. elalu

kau. ” suara dia semakin lemah.

"Kau.... kau.... kau bodoh sekali....” kata Xiao Dai dengan gemetar.

Ouwyang Wu-shuang tertawa sedih berkata, "Aku.    aku

tahu kau.... kau juga selalu mencintaiku.... na.... namun....

nasib.... mera.... mempe rmainkan orang, justru.... kita se.... semua  kenal  Li....  Yuan-wai  si.... sipemalas itu. tolong

sampaikan pada dia.... dia.... dia benar benar satu sapu besar,  tapi....  juga  adalah  se....   seorang  teman. teman

yang lucu."

Hati Xiao Dai sedang meneteskan darah, hanya bisa perlahan menganggukkan kepala.

"Orang.... orang tidak boleh salah langkah, se. sekali

salah langkah tiap lang.... langkah akan salah, wa. wanita

itu namanya.... namanya Qi Hong betul tidak? Aku. aku

juga  akan....  akan  beri  tahu  dia  kau....  kau  adalah....

pantas....  pantas  dia  cintai,  Xiao....  Xiao  Dai,  ada dia....

menemani aku, aku.... aku sedih sekali, aku.... aku juga akan beri tahu dia.... rindunya kau pada dia. ”

Xiao Dai dengan serak berkata, "Aku. aku tahu."

"Aku.... aku masih ada satu.... satu  rahasia yang. yang

kau tidak tahu, yaitu aku.... aku bukan Bunga Ju, yang benar-benar Bunga Ju.... ada orang lain. ”

"Aku tahu, Yuan Di sudah jadi gila, Perkumpulan Bunga Ju juga akan mengikuti gilanya dia, memjadi bubar baru benar."

"Tidak....  kau  salah,  yang  benar-benar  Bunga  Ju bu....

bukan dia, si.... siapa dia, tidak.... ada satu orang pun yang....  yang  tahu....  aku....  aku  dengan  dia semuanya....

adalah  bo....  boneka  orang  itu,  ka....  kami  se.     selalu

dikendalikan dia.... dia dengan obat, dia.... dia namanya Qin.... Qin Shao Fei, dia juga terus pura.... pura pura jadi bawahan  kami,  il....  ilmu  silat  dia....  tidak  tinggi, tapi....

ilmu meringankan tubuhnya.... sangat bagus. ”

Ini betul-betul yang diluar dugaan.

Xiao Dai sudah mengangkat telinganya didekatkan kemulut Ouwyang Wu-shuang. "Orang-orang di Perkumpulan Bunga Ju. setiap

orang.... orang juga.... dikendalikan.... dia dengan....

dengan  obat,  ma....  makanya  terhadap pemberontakan....

aku,  me....  mereka  jadi  ha....  harus membunuh a. aku,

kau ha.... harus cari.... cari.... orang itu, ji.... jika tidak Perkumpulan Bunga Ju se.... selamanya akan ada. ”

"Dia. dia punya tanda khusus apa?!" Xiao Dai melihat

Ouwyang Wu-shuang akan menghembuskan nafas terakhir, tidak terasa dengan keras teriak disisi telinganya.

Memaksa membuka    mata, Ouwyang Wu-shuang berkata, "Ti.... tidak tahu. ”

Tidak tahu?!

Xiao Dai sekali mendengar kata ini jadi bengong. "Xiao.... Xiao Dai, aku.... aku ada satu permintaan ter....

terakhir, be.... beberapa pe.... pelayan wa.... wanita bu....

buta aku itu, me.... mereka semua a.... ada satu sejarah yang....  yang  menyedihkan,  kau....  kau harus jan. janji

pada aku me melepaskan mereka"

Terhadap orang yang segera akan mati Xiao Dai mana tega menolak permintaan terakhirnya?

Makanya dia dengan pasti berkata, "Aku janji padamu, kau. kau tenanglah."

"Dikehidupan ini kita sudah tidak bisa bersama, harap dikehidupan yang akan datang." Ouwyang Wu-shuang setelah habis mengatakan ini tidak pernah membuka mulut lagi.

Dia sudah mati, mati di dalam matahari senja, mati di dalam pelukan Xiao Dai.

0ooo(dw)ooo0

Xiao Dai perlahan menaruh dia, bangkit berdiri. Dengan tanpa ekspresi membalikkan tubuh, menghadap pada Kong Ming, Kong Ling dan Song-hua Dao-zhang berkata, "Sekarang giliran kalian, ayo!"

Kepala Kong Ming yang botak bersih karena merasa bersalah mulai berkeringat, dia perlahan menyebut Budha, berkata, "Anda.... anda salah paham pa. pada kedatangan

kami. ”

"Betulkah?" Xiao Dai dengan sorot mata hina melihat pada Song-hua Dao-zhang berkata, "Kau bukan mencari aku?"

Ada sedikit rasa tidak senang Song-hua Dao-zhang memaksa menahannya berkata, "Teman kecil, pendidikanku masih kurang mohon bisa dimaafkan."

Jika ini juga dianggap minta maaf, maka cara perminta maaf ini juga tidak diragukan adalah tidak sepenuh hati.

Tapi Xiao Dai sudah menerimanya, karena dia tahu bisa membuat orang seperti Song-hua Dao-zhang mengeluarkan perkataan ini tidak bedanya seperti pohon besi berbunga, seratus tahun pun sulit terjadi.

"Kalau begitu alasan kalian bertiga datang kesini. ?"

"Aku.    aku khusus datang mengembalikan Bai Yu Diao

Long, untuk keturunannya Tabib Dewa Ahli Silat, tidak diduga....  tidak  diduga  malah  bertemu  dengan  anda.   ”

kata Kong Ming.

"Kalian sudah berapa lama datang?" "Kami baru saja sampai. ”

Cukup, dari kata-kata ini Xiao Dai sudah tahu mereka pasti bukan baru saja sampai. Hanya saja Xiao Dai bagaimana pun tidak bisa mengerti orang yang menyatakan dirinya aliran putih, hanya bisa menonton saja pertempuran berdarah ini terjadi.

"Jika kalian bisa tenang, berikan saja Bai Yu Diao Long itu pada ku, jika tidak silahkan kalian datang lagi dilain hari, tuan rumah tidak di tempat, maaf aku tidak bisa menentukan sendiri menerima tamu,” kata Xiao Dai dingin.

Didunia persilatan masa kini orang yang berani kerkata dengan nada seperti ini, kelakuan seperti ini pada tiga orang ini mungkin hanya Xiao Dai seorang.

Namun tiga orang ini juga malah tidak merasa tersinggung.

Hanya orang yang di dalam hatinya merasa bersalah baru bisa tidak tersinggung oleh perkataan ini.

Lalu Xiao Dai menerima Bai Yu Diao Long, dia membalikkan tubuh langsung pergi, sampai memandang satu kali lagi juga tidak.

Di depan Gedung Zhan Feng Li Yuan-wai dengan dibantu oleh Xu Jia-rong, telah lama berdiri.

Xiao Dai tentu saja tahu Xu Jia-rong telah membereskan lawannya, jika tidak dia mungkin sudah dari tadi tidak memperdulikan Kong Ming, Kong Ling dan Song Hua DaoZhang.

"Kau. kau tidak apa apa?"

Li Yuan-wai walau hanya mengatakan perkataan ini, tapi matanya telah memberi tahu Xiao Dai, yang ingin dia katakan pasti bukan hanya kata-kata ini saja.

"Dia. dia sudah mati,” kata Xiao Dai dengan sedih.

"Tadi saat turun tangga aku sudah melihatnya." "Aku sudah membukakan simpul mati untuk kau." "Terima kasih."

"Dia ingin aku beritahu kau satu perkataan." "Perkataan apa?!"

"Saat dia sekarat dia berkata kau adalah sapu besar, bersamaan juga adalah teman yang lucu, tapi aku hanya mengaku kau adalah sapu besar, tapi tidak tahu dimana lucunya dirimu. ”

"Me. mengapa?"

"Semua masalah ini timbul karena tanda sialan dipantatmu itu."

Ini adalah perkataan lucu yang bisa membuat orang mencari gigi di seluruh lantai.

Namun Li Yuan-wai dan Xu Jia-rong bagaimana bisa tertawa?

Bagaimana pun mereka tahu perkataan lucu ini terbentuk oleh darah dan air mata Xiao Dai.

0ooo(dw)ooo0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar