Duri Bunga Ju Bab 23: Jarum di tangan

Bab 23: Jarum di tangan

Tangannya Xiao Dai lebih cepat lagi, tapi dia tidak akan bisa menahan kecepatan turunnya kapak dari jarak sejauh itu. Disaat perahu hampir menepi, Xiao Dai sudah meloncat turun kedarat.

Tepat disaat kaki dia baru menginjak daratan, terdengar satu suara teriakan 'potong talinya'.

Kapak sudah turun, tali pun putus.

Xiao Dai hanya bisa bengong melihat perahu itu dalam sekejap dibawa hanyut oleh arus yang sangat deras.

Dia tidak bisa berteriak, v/alau bisa berteriak juga bisa berbuat apa-apa?

Enam wanita di atas perahu yang semua tertotok jalan darahnya, sedikit pun tidak dapat bergerak, siapa yang bisa menolong mereka?

Sehingga....

Hanya dalam waktu sekejap, perahu itu sudah menabrak batu ditengah sungai.

Terdengar satu suara yang sangat keras, badan perahu hancur, dan enam gadis yang galak itu, hanya dua kali timbul tenggelam dalam ombak arus, kemudian tenggelam di dalam aliran sungai, jejaknyajuga tidak akan ditemukan lagi.

Fei Hua, Zhu Yue, nama yang sangat indah.

Dua nama ini, enam wanita ini, Xiao Dai mungkin seumur hidupnya tidak bisa melupakannya lagi.

Hatinya sudah kacau, matanya sudah menjadi merah.

Dia bukan tidak pernah membunuh orang, tapi dia selamanya tidak pernah salah membunuh orang.

Apa lagi enam gadis yang cantik. Bagaimana hatinya tidak hancur? Bagaimana matanya tidak merah?

Walau tidak membunuh mereka dengan tangannya sendiri, apa bedanya membunuh mereka dengan keadaan sekarang?

'Aku tidak membunuh orang tidak bersalah tapi orang yang tidak bersalah mati karena aku'. Xiao Dai akhirnya merasakan dan mengeluarkan perkataan ini, kekesalan hatinya, karena dia tidak dapat berbuat apa apa.

Walau telah lolos dari maut dan tidak ada sesuatu lagi yang dapat membuat dia sedih, namun Xiao Dai adalah Xiao Dai, bagaimana dia bisa menahan dan melihat begitu saja kenyataan kepedihan yang terjadi dihadapan matanya sendiri?

Sekarang dia diam berdiri di atas batu besar dipinggir pantai, dia seperti sebuah batu yang abadi dipinggir pantai.

Dia tidak tahu siapa yang menghadang itu? Dia tidak perlu tahu, juga tidak ingin tahu.

Karena dia telah melihat mereka akan mati, terhadap orang yang akan mati, buat apa mengetahui namanya?

Siapa pun mereka, tetap harus mati. "Mengapa?!" Xiao Dai sudah melihat dengan jelas orang yang datang ini berpakaian sastrawan, berjenggot yang putih.

Dengan tiga kata, dia lebih mirip tiga es batu dipuncak gunung yang ribuan tahun jatuh ke bawah, begitu dingin dan keras, begitu jatuh terdengar suara keras, membuat orang yang mendengar, timbul rasa dingin dari dalam hatinya.

Siapa pun bisa mengerti apa maksud tiga kata yang dingin ini? Tapi siapa pun tidak menyangka Xiao Dai yang kelihatannya seperti "Tuan muda', anak kelinci, anak ingusan ini, kenapa dalam sekejap seperti berganti orang, berubah begitu mantap, berubah membuat orang menjadi takut.

Seperti sedikit dipaksa, sastrawan yang mendekat itu dengan gagap berkata, "An.... anda siapa? Aku Shi Ren sebagai penasehat perkumpulan Perairan Zhang Jiang. ”

Ternyata Penasehat Qin ini baru datang, dia masih belum tahu perbuatan Xiao Dai di atas perahu.

Dia mengepalkan kedua tangannya, tangannya masih belum diturunkan, sepertinya menunggu Xiao Dai membalas hormat.

Mendadak....

Seperti angsa terkejut datang dari kaki langit, juga mirip petasan ditahun baru mengeluarkan suara yang ribut.

Penasehat Qin hanya melihat satu bayangan hitam mendekat, kemudian kedua pipi hanya merasa sakit panas, bersamaan telinga mendengung keras.

Dia tidak tahu bagaimana dia bisa terkena enam kali tamparan keras, belum tahu apa yang terjadi, dia sudah keburu pingsan.

Orang bilang terkena tamparan seperti terkena guntur, memang demikianlah, disaat Penasehat Qin ini siuman, memikirkan keadaan tadi, sungguh seperti terkena guntur, seperti terkena kilat.

Dua belas pria besar yang tubuh atasnya tidak berbaju, dan otot ototnya menonjol, sudah tidak tahu sejak kapan bertumpukjadi satu, seperti menara dua puluh tingkat orang ditumpuk orang, bertumpuk disitu sedikit pun tidak bergerak.

Begitu Qin Shi Ren sadar, dia segera melihat keadaan yang mengerikan ini.

Dia membalikkan kepala lagi, ah.... seperti datang dari neraka, seluruh tubuhnya penuh dengan noda darah, malah sampai seluruh kepala dan seluruh wajahnya, seperti setan menatap dirinya.

Tubuhnya langsung gemetar, tentu saja dia tahu apa yang telah terjadi, dia juga tahu semua ini hasil karya siapa.

Dia tidak dapat menahan lagi, mulutnya muntah, bersamaan juga memuntahkan enam buah gigi.

"Qin Shi Ren jika kau tidak ingin seperti mereka berubah jadi orang mati, sekarang lebih baik kaujawab pertanyaan aku dengan jujur. ”

Suara Xiao Dai sungguh tidak seperti manusia.

Setelah muntah setengah harian, Qin Shi Ren mengangkat kepala, wajah ketakutan, hampir saja dia lumpuh, berkata, "Aku.... aku Suo, aku Suo. ”

Jika seseorang tiba-tiba kehilangan enam buah gigi, perkataannya tentu tidak bisa benar, bagusnya Xiao Dai mengerti ini, ji£a tidak sekali dia marah sungguh sangat mungkin menampar beberapa kali lagi pada Penasehat ini.

Menggunakan tangan menunjuk pada tumpukan orang- orang itu, Xiao Dai dengan dingin berkata, "Apa para anak kelinci itu semuanya anggota cabang Fan dari Perkumpulan Perairan Zhang Jiang?"

Penasehat Qin dengan susah menganggukkan kepala. "Bagus sekali, kalau begitu aku tidak salah membunuh orang, katakan, apa sebenarnya yang telah terjadi?" kata Xiao Dai dingin.

"Shu.... shu qi shu qi.... shu qi zhe yang. ” (masalahnya

begini)

"Apa Shu Qi Shu Ba?!"

Setelah Xiao Dai marah sekali lagi, dia tiba-tiba tidak bicara lagi, karena dia sudah melihat Penasehat Qin memuntahkan lagi enam buah gigi yang patah.

Xiao Dai tahu dirinya memukul terlalu keras, tapi dia tidak tahu gigi Penasehat Qin ini begitu tidak tahan terkena pukulan.

0ooo(dw)ooo0

Gunung berbahaya, jalannya lebih berbahaya.

Sungguh jalan kecil ini seperti usus kambing, malah bisa dibilang jalan burung.

Penasehat Qin berjalan di depan sambil memegang kedua pipinya yang membengkak besar, Xiao Dai diam tidak bicara, dia mengikuti dari belakang.

Memandang kedua sisi tebing dan cadas, memandang di bawah kaki Zhang Jiang dengan arusnya yang deras, di 'jalan burung' yang berliku liku ini Xiao Dai tidak takut dia melarikan diri, dia juga tahu dia tidak berani lari.

Setelah membelok di bawah satu tebing, puluhan rumah yang indah tersebar disatu perumahan kayu.

Di depan gerbang perumahan, Xiao Dai mengangkat kepala melihat pada kedua tiang kayu besar yang terukir.

"Sungai nomor satu didunia" "Puluhan ribu li aku berlayar" Dia dengan hina tertawa, juga tidak memperdulikan Penasehat Qin yang sudah melarikan diri, dia menopang tangan menunggu, menunggu dia masuk memanggil orang.

Menunggu dia mencari orang yang bisa bicara dengan jelas.

Tentu saja dia juga menunggu satu pertarungan yang sengit.

0ooo(dw)ooo0

Akhirnya datang, datangnya cukup cepat, Xiao Dai memandang segerombolan orang datang dengan cepat seperti terbang dari dalam perumahan.

Sekarang diwajah setiap orang tampak terkejut dan aneh.

Mereka sungguh tidak terpikir, pemuda ini yang seluruh tubuhnya penuh dengan bercak darah bukan saja ada keberanian seperti baja, juga ada keberanian tidak takut mati.

Seorang pria besar yang beralis tebal bermata bulat dan berjenggot, wajahnya merah, berusia sekitar lima puluhan, keluar dari gerombolan orang, dia memperhatikan Xiao Dai, dari atas kepala sampai kaki, tiba-tiba mulutnya membentak, "Laporkan nama."

Dia marah, soalnya dia ingin bertemu dengan orang yang setelah menyuruh membunuh orang yang berada di perahu, dia sengaja tidak melarikan diri, sebaliknya malah datang ke 'goa harimau'.

Xiao Dai bertumpang tangan, wajahnya dingin seperti salju dimusim dingin, dengan sangat dingin berkata, "Siapa kau?"

"Puluhan ribu li aku berlayar" Dia dengan hina tertawa, juga tidak memperdulikan Penasehat Qin yang sudah melarikan diri, dia menopang tangan menunggu, menunggu dia masuk memanggil orang.

Menunggu dia mencari orang yang bisa bicara dengan jelas.

Tentu saja dia juga menunggu satu pertarungan yang sengit.

0ooo(dw)ooo0

Akhirnya datang, datangnya cukup cepat, Xiao Dai memandang segerombolan orang datang dengan cepat seperti terbang dari dalam perumahan.

Sekarang diwajah setiap orang tampak terkejut dan aneh.

Mereka sungguh tidak terpikir, pemuda ini yang seluruh tubuhnya penuh dengan bercak darah bukan saja ada keberanian seperti baja, juga ada keberanian tidak takut mati.

Seorang pria besar yang beralis tebal bermata bulat dan berjenggot, wajahnya merah, berusia sekitar lima puluhan, keluar dari gerombolan orang, dia memperhatikan Xiao Dai, dari atas kepala sampai kaki, tiba-tiba mulutnya membentak, "Laporkan nama."

Dia marah, soalnya dia ingin bertemu dengan orang yang setelah menyuruh membunuh orang yang berada di perahu, dia sengaja tidak melarikan diri, sebaliknya malah datang ke 'goa harimau'.

Xiao Dai bertumpang tangan, wajahnya dingin seperti salju dimusim dingin, dengan sangat dingin berkata, "Siapa kau?"

"Karena mereka semua orang Perkumpulan Bunga Ju." "Apa ada buktinya?" "Perkumpulan kami mengetahui dan telah menyelidikinya."

"Ada permusuhan apa Perkumpulan Bunga Ju denganmu?"

Lin Zhen-jiang mendadak sadar dirinya ditanya orang seperti seorang terdakwa, segera wajahnya menjadi merah, dia berteriak aneh berkata, "Bocah, apa kau sedang menyelidik satu perkara?"

Tertawa dingin, Xiao Dai berkata, "Aku hanya ingin tahu apakah kau pantas mati tidak."

Saking marahnya jadi tertawa, Lin Zhen-jiang berteriak, "Kau yang harus mati. ”

Dua buah kail tangan, satu atas satu bawah, bisa menyobek orang tiba-tiba muncul.

Xiao Dai dengan wajah kaku menatap datangnya kail sampai pada jarak satu che, dua tangannya yang bertopang, dengan santainya menyabet kepinggir.

Tidak tampak akibat yang hebat, juga tidak bisa dimengerti, Lin Zhen-jiang sudah mundur satu zhang, ketika orang lain masih belum mengerti apa sebenarnya yang terjadi, tulang pergelangan tangan kanannya sudah patah, kailnya juga sudah jatuh ke tanah.

Xiao Dai menghentikan gerakan, dia seperti sudah menghitung dengan tepat, lawannya pasti mundur.

"Kau.... kau.... ini kau. ”

Tenggorokan Lin Zhen-jiang seperti disumbat dengan pasir. "Tidak salah, memang aku."

Lin Zhen-jiang akhirnya mengerti, dia akhirnya mengerti kenapa Xiao Dai menyebut dirinya adalah orang mati. Sekarang dia seperti benar telah menemukan orang mati, matanya membelalak mulut tidak bisa bicara, tidak tahu harus berbuat apa.

Dia tidak berani berpikir orang yang mati ini mungkinkah dia sendiri.

Orang berkata 'seorang ahli sekali mengulurkan tangan, sudah tahu berisi tidaknya.'

Dan orang berkata lagi 'Nama orang, bayangan pohon.' Bisa menduduki kursi ketua Perkumpulan Perairan

Zhang Jiang, Naga Pembalik Sungai yang menguasai perairan Zhang Jiang didaerah Chuan, Lin Zhen-jiang tentu saja bukan seorang idiot.

Dia bukan saja bukan seorang idiot, malah luas pengetahuannya, mengenal orang tentu saja tidak bisa ditandingi oleh orang biasa.

Setelah Xiao Dai dengan santainya menyerang, dia sudah sadar siapa yang dia hadapi.

Sambil menggigit gigi, Lin Zhen-jiang menahan sakitnya akibat patah tulang, sulit dibayangkan rasa takutnya, dia berkata, "Kau.... kau tidak mati. ?"

Xiao Dai dengan santai tertawa tidak menjawab.

Tidak diragukan lagi, seperti melihat tawanya dewa  mati, Lin Zhen-jiang mundur lagi dua langkah bergumam, "Pisau Telapak.... Pisau Telapak.... Pisau Telapak sekali keluar, tanpa. ”

"Tanpa nyawa, nyawa tidak kembali," Xiao Dai melanjutkan.

Benar, "Telapak Tangan Sekali Keluar, Nyawa Tidak Kembali", tidak aneh Lin Zhen-jiang bisa begitu ketakutan, begitu takutnya, bagaimanapun didunia ini orang yang bermusuhan dengan Xiao Dai, semuanya sudah menjadi orang mati.

Lin Zhen-jiang tidak bisa memikirkan kapan telah berbuat dosa pada dewa penular ini, yang raja neraka sajajuga tidak berani menerimanya.

Dia lebih tidak tahu dewa penular ini mengapa bisa mendatangi gunungnya?

Dia melirik pada anak buahnya yang membacking dia, dengan serak berkata, "Tangan Cepat Xiao Dai, aku.    aku

Naga Pembalik Sungai merasa.... merasa tidak pernah berbuat  dosa  pada  Tuan....  mengapa....  mengapa, tuan....

tega.... membumi.... h. ”

"Orang yang menginginkan aku mati pasti mati,” kata Xiao Dai dengan dingin.

Tangan Cepat Xiao Dai empat kata ini keluar dari mulutnya Lin Zhen-jiang, seperti sebuah bom yang menggetarkan hati semua orang.

Sekejap saja setiap orang dengan tidak sadar mundur beberapa langkah, sorot matanya seperti melihat setan, begitu ketakutan, begitu memudar.

Kabar dari dunia persilatan Tangan Cepat Xiao Dai sudah mati, mati di sungai Jin, mati di tangan Dua Pengemis Cacad dari Gai-bang, bagaimana mungkin tiba- tiba bisa muncul di sini?

Sehingga ada orang setelah terkejut, mulai jadi curiga. Mereka curiga orang ini ingin memakai nama Tangan

Cepat Xiao Dai supaya ternama.

Mereka juga curiga orang ini sengaja jadi misterius, bertujuan menakuti hati orang. Tiga orang setelah saling memandang mereka melakukan penyerangan mendadak, mereka tidak memperdulikan sorot mata peringatan Lin Zhen-jiang, mereka juga tidak memperdulikan Xiao Dai sudah mengawasi mereka dengan tajam.

Didunia ini banyak orang, tidak perduli masalah apa pun semuanya harus dialami sendiri, atau dirinya pernah melakukannya, baru bisa percaya 'katel adalah terbuat dari besi'.

'Godam meteor', 'Kapak pencabut nyawa', 'Golok pembelah gunung', tiga macam senjata yang satu macam lebih berat dari lainnya, dari tiga arah dengan dahsyat, keji menyerang kearah Tangan Cepat Xiao Dai.

Kali ini Xiao Dai tidak lagi santai, tangannya disilangkan di depan dada dengan cepat menjadi huruf X dan didorongkan ke depan, saat mata orang-orang masih belum dapat menangkap benda apa itu sebenarnya, terdengar suara "pak" "pak" berturut-turut terdengar oleh telinga orang orang.

Bersamaan itu tiga jeritan mengerikan, seperti ingin merobek hati orang keluar dari tiga mulut orang.

Darah, darah seperti hujan turun dari langit, bertetes- tetes, lengket dan kental.

Mereka, seperti orang terhukum yang datang  dari neraka, rambut tidak karuan, menyeramkan dan mengerikan.

Suara ketiga orang itu mendadak berhenti, Xiao Dai bangkit berdiri, lengan kanannya terluka golok sepanjang setengah che, dia menghindar 'Godam meteor', menghindarkan Kapak pencabut nyawa, tapi tidak dapat menghindarkan seluruh serangan Golok pembelah gunung. Dia terluka, darah pun mengalir.

Namun tidak ada orang yang bersorak gembira, tidak ada yang berloncat-loncat, karena tiga orang yang mendadak menyerang itu, sekarang sudah jatuh ditiga tempat yang berbeda.

Yang mengerikan adalah ditubuh mereka bertiga seperti telah mendapat serangan pisau secara bersamaan waktu dari tiga puluh orang, semuanya membentuk satu garis, satu-satu guratan membentuk huruf X luka bersilang, tidak ada satu pun yang masih bisa bernafas, dan posisi mereka aneh, orang ahli sekali melihat langsung bisa tahu, ini pasti bukan orang hidup yang dapat berposisi demikian.

Dilapangan mungkin jarum jatuh juga bisa didengar, tidak ada orang yang membuka mulut lagi, juga tidak satu orang pun yang berani bergerak.

Semua orang semuanya membelalakkan matanya, matanya juga penuh dengan ketegangan dan ketakutan.

Mereka tidak ada lagi curiga, karena didunia ini selain Tangan Cepat Xiao Dai siapa lagi yang dapat dengan sekali gebrakan mengalahkan tiga ketua cabang Perkumpulan Perairan Zhang Jiang?

Sambil menjilati bibir yang sedikit kering, tidak memperdulikan luka dilengan, suara Xiao Dai membuat orang gemetar, "Siapa lagi yang ingin mencoba?"

Coba?! Disaat ini siapa lagi yang berani mencoba dengan taruhan nyawanya?

Orang yang tidak berani mulai melangkah mundur, sedang yang berani walau tidak bergerak, tapi tidak tahan gemetar. Sepasang mata Xiao Dai terkilas satu sinar dingin, dia melihat pada gerombolan yang berada disekelilingnya, berkata lagi, "Setelah aku habis menghitung sampai tiga, siapa yang masih tinggal dilapangan, aku jamin mereka pasti tidak dapat melihat matahari terbit esok. ”

"Dua. ”

"Dua" habis diteriakan, hanya tinggal lima, enam orang. "Tiga. ”

"Tiga!" baru saja diteriakan, di seluruh lapangan hanya tinggal dua orang.

Sisa dua orang itu, adalah ketua Perkumpulan Perairan Zhang Jiang Naga Pembalik Sungai Lin Zhen-jiang, dan Penasehat Qin Shi Ren.

"Bagus sekali, Lin Zhen-jiang, didunia ini saat ketika orang orang meninggalkan kau, kau tentunya tidak terpikirkan ada orang yang mau sehidup semati denganmu, bersama-sama menghadang kesulitan dengan kau, bukan?" kata Xiao Dai melihat sekali pada Penasehat Qin.

Naga Pembalik Sungai Lin Zhen-jiang menahan tangannya yang bengkak, dia hanya tahu masih ada orang yang tidak pergi, tapi dia tidak membalikkan kepala melihat siapa orang itu, dengan benci dan marah dia berkata, "Tangan Cepat Xiao Dai kau terlalu menganggap rendah Perkumpulan Perairan Zhang Jiang.... saudara saudara Perkumpulan Perairan Zhang Jiang, mana mungkin semuanya takut mati. ”

"Betulkah?" kata Xiao Dai dengan anehnya, "Mungkin kau akan hilang harapan, aku katakan Perkumpulan Perairan Zhang Jiang ini semuanya adalah babi yang takut mati. ” "A.... Apa maksudnya?!" kata Naga Pembalik Sungai dengan keras.

"Kenapa kau tidak membalikkan kepala melihatnya."

Penasehat Qin Qin Shi Ren dengan memegang wajahnya berdiri di belakangnya Naga Pembalik Sungai Lin Zhen- jiang, ketika Lin Zhen-jiang membalikkan kepala melihat, hampir saja dia pingsan karena marahnya.

Ternyata Qin Shi Ren tinggal bukannya tidak mau melarikan diri, sesungguhnya hanya tidak bisa lari saja.

Kerena sepasang kakinya sudah lemas karena ketakutan, sampai sekarang masih gemetaran tidak hentinya, orang yang matanya tajam malah bisa melihat celananya sudah basah.

Tidak aneh Xiao Dai bisa berkata begitu pasti, juga tidak aneh Lin Zhen-jiang marah sekali sampai maju melangkah, mengangkat tangan kiri yang tidak patah sekaligus menampar sepuluh kali lebih tidak berhenti.

Kasihan Penasehat Qin, pipi yang tadinya juga sudah bengkak, kali ini juga tidak menyerupai wajah orang, mungkin sisa gigi di dalam mulutnya, satupun tidak ada yang utuh lagi!

"Cukup." Xiao Dai dengan dingin berkata, "Kau tidak perlu di depanku memamerkan kekuasaanmu sebagai ketua."

Terhadap musuh yang mengolok, menghina, yang sulit dihadapi, yang menakutkan ini, Naga Pembalik Sungai sudah benci sekali, marah sekali.

Dia sekarang sudah seperti binatang yang jadi gila, berteriak sekali, memungut kail yang ada di tanah dengan tanpa tujuan menyerang pada Xiao Dai. Perlahan menggelengkan kepala, Xiao Dai memiringkan tubuh menghindar, karena dia telah melihat semangatnya Lin Zhen-jiang sudah berada dibatas kehancuran.

Bagaimanapun juga orang tidak akan tahan menghadapi situasi dimana semua orang meninggalkan dirinya, dalam keadaan yang sangat menyedihkan dan menyakitkan hati ini, apa lagi Naga Pembalik Sungai Lin Zhen-jiang yang sudah biasa memerintah?

Karena dia terus menerjang maju, dia mengayun- ayunkan senjata di tangannya, seperti bertempur dengan bayangan yang tidak terlihat, mulutnya berteriak-teriak, "Aku bunuh kau, aku bunuh kau. ”

Dia menerjang melewati sisi Xiao Dai, dan di belakang Xiao Dai sepuluh zhang lebih adalah jurang tajam. Di bawah jurang adalah Zhang Jiang yang deras, aliran yang bergelombang, dan Naga Pembalik Sungai sudah terjun ke bawah.

Xiao Dai mengeluh pelan, kecuali dewa, siapa pun yang terjun dari ketinggian seperti itu, walau punya sembilan nyawa juga akan habis.

0ooo(dw)ooo0

Xiao Dai membalikkan kepala, dia hanya berharap dari mulutnya Penasehat Qin, bisa tidak mendapatkan sedikit keterangan.

Tapi dia tidak berani berharap terlalu banyak, terhadap orang ini bisa memberikan keterangan yang jelas, karena, karena dia telah berpikir, sebuah wajah jika telah dipukul orang menjadi seperti apel busuk, ingin dia berbicara sungguh hal yang sangat sulit, sangat sulit sekali.

Dengan langkah perlahan Xiao Dai datang ke depannya Qin Shi Ren, Xiao Dao yang sudah putus asa, tiba-tiba melihat orang ini telah menjadi orang mati, mengenai apakah dia mati ketakutan, atau mati karena dipukul itu tidak diketahui.

0ooo(dw)ooo0

Li Yuan-wai tidak tahu kenapa Xu Jia-rong pergi meninggalkan dirinya? Dia juga tidak tahu mengapa air matanya bercucuran?

Karena tidak ada cukup waktu buat dia berpikir, sesungguhnya jika seseorang ingin pergi, apa lagi yang bisa menghentikan dia?

Lingkaran pengurungan semakin kecil, hingga Li Yuan- wai sudah merasakan hawa pedang berikut hawa pembunuhan sudah menyerang dirinya.

Telapak tangannya sudah mengeluarkan keringat, sekarang dia sedang menggenggam erat jarum di tangan, dia tahu dia tidak boleh merasa ragu-ragu, jika tidak dia akan mati, dan matinya tidak enak dipandang, matinya sepeserpun tidak berharga.

Semua orang di sini sepertinya dipimpin oleh Ouwyang Wu-shuang, mereka semua diam menunggu komando dari dia.

"Kau sudah ketakutan? Kau sudah ketakutan bukan?" kata Ouwyang Wu-shuang tidak mencak-mencak lagi, malah tertawa.

Li Yuan-wai dengan wajah pahit memandang wajah yang pernah dicintainya sangat dalam, dengan serak dia berkata, "Benar, aku takut, dan juga takut kau tidak bisa mengambil nyawaku!"

Tentu saja dia tidak takut mati. Dia hanya takut wajah dingin yang mengerikan ini, mengenang kembali perkataan dan tawa manis yang dulu yang dia kenal.

0ooo(dw)ooo0

Matahari senja, matahari senja yang merah seperti api.

Ouwyang Wu-shuang sudah melihat tangan Li Yuan-wai menggenggam erat segenggam jarum sulam, dia teringat Li Yuan-wai juga mahir menggunakan jarum sulam.

"Li Yuan-wai, belajar dari mana jurus 'Tujuh Tangan Mahir' mu?"

Li Yuan-wai bengong, dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Ouwyang Wu-shuang.

"Jangan berpura-pura bodoh, yang aku tanyakan adalah jarum di tanganmu itu?"

"Betul tidak seorang wanita yang mengajarkan padamu?" Ouwyang Wu-shuang berteriak keras.

Li Yuan-wai diam tidak bicara, karena dia sudah terpikir Ouwyang Wu-shuang juga mahir menggunakan senjata gelap jarum.

"Wanita hina ini, dia kira....” Ouwyang Wu-shuang mendadak tutup mulut.

"Siapa yang kau katakan?"

Habis bicara, satu bayangan yang cantik, melangkah keluar dari belakang sebuah pohon dipinggir rumah petani.

Berhubung menghadap pada matahari senja, Li Yuan- wai tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang yang baru datang itu, tapi suara itu ingin melupakannya juga dia tidak bisa, bagaimana pun dia pernah mengira dirinya pernah mencintai orang yang bicara itu.  Tidak salah, dialah Zhan Feng.

Sekarang kecantikannya sedikit pun tidak ada asap duniawi, dengan anggunnya berdiri di sana, dan matanya dia seperti berkata pada setiap orang.

Perasaan Li Yuan-wai, seperti botol lima rasa yang tumpah, tidak bisa membedakan apakah manis? Apakah asam? Apakah pahit? Apakah pedas?

Dia tidak berani melihatnya, tapi tidak tahan ingin melihatnya, dan hanya satu lirikan ringan, dia sudah membaca di dalam matanya dia merasa semacam kesedihan.

Laki-laki yang lainnya, adalah Delapan Besar Raja Langit dan Hao Shao-feng, 'delapan belas mata bola' sudah dibuat oleh kecantikannya Zhan Feng, bergesar sedikit pun tidak bisa, dan di dalam hati setiap orang semuanya memuji, terpesona dan timbul satu, dua pikiran kotor.

Ouwyang Wu-shuang juga hanya sekejap timbul emosi, tapi dengan cepat, dia sudah merubah wajahnya jadi dingin, sepertinya dia tidak mengenalnya, atau sama sekali tidak pernah melihat dia.

Di antara semua orang ini mungkin hanya enam wanita buta yang tidak terpengaruh olehnya, mata buta tidak bisa melihat segalanya, tentu saja tidak bisa tahu orang yang datang ini kecantikannya sampai dimana.

Hmm, sampai sepasang petani tua dan cucu mereka yang berada di bawah meja, juga sudah lupa akan bahaya, mereka mengulurkan lehernya.

Zhan Feng suka akan bunga Ju, setiap orang yang kenal dengan dia pasti mengetahuinya. Li Yuan-wai tidak bisa menebak mengapa tangannya menggoyang-goyangkan bunga Ju campuran dengan perlahan.

Bunga Ju hanya bisa dipandang, bagaimana bisa dimainkan?

Seorang yang suka Ju mengapa bisa melakukan membakar kecapi, memasak bangau, pekerjaan yang merusak pemandangan ini?

Dia tidak berkata lagi, tapi yang lebih mengejutkan Li Yuan-wai adalah, Zhan Feng malah menggunakan tangannya mencabut helaian Ju, sehelai demi sehelai....

Seorang wanita secantik dewi, helaian bunga Ju yang beterbangan mengikuti angin, matahari senja juga membentuk warna yang sangat indah, menyinari rambut panjangnya, menyinari baju putih bersih panjangnya.

Setiap orang terpikat oleh pemandangan yang seperti mimpi seperti bayangan, seperti sajak seperti lukisan ini....

Namun suara dingin Ouwyang Wu-shuang kembali terdengar, merusak situasi yang tenang ini.

"Kau?!"

"Apa kau lupa perjanjian kita? Apa kau tidak perdulikan hidup matinya dia?"

"Aku tidak lupa. ”

"Kalau begitu kemunculanmu saat ini untuk apa?" "Aku mencarimu."

"Mencari aku?!" "Benar, mencarimu." "Baik, jika ada masalah kita bicarakan nanti, tunggu setelah aku membereskan dulu orang yang ada di depan ini, nanti aku akan bicara baik baik denganmu."

"Tidak bisa, aku ingin bicara sekarang."

"Sekarang?! Kau tahu tidak, dengan susah payah aku baru dapat mencari dia, kau tahu tidak saat ini kecuali membunuh dia, aku tidak tahu, ada masalah apa lagi yang lebih penting dari keadaan ini?" Ouwyang Wu-shuang menunjuk Li Yuan-wai dengan sedikit emosi yang sulit ditahan.

"Aku tahu."

"Kau tahu?! Jika kau sudah tahu mengapa.... ooo, aku mengerti sudah, betul tidak kau tidak tega melihat dia mati?"

"Benar, dia tidak boleh mati, paling sedikit sekarang masih tidak boleh mati."

"Jika aku tetap ingin dia mati sekarang?" "Aku. aku akan menyelamatkannya."

"Menyelamatkannya?! Ha.... ha.... ha. menyelamatkan

dia?! Apa kau tidak salah?! Setelah kau menyelamatkan dia, yang akan mati adalah orang lain,” kata Ouwyang Wu- shuang tertawa dingin.

Alisnya Zhan Feng sedikit mengerut, orang yang melihat dia semuanya seperti ikut hancur karena sedihnya.

Didunia ini, tidak ada orang yang tega melihat wanita cantik seperti ini mengerutkan alis, orang yang dapat membuat dia mengerutkan alis, tidak diragukan adalah orang nomor satu paling kejam. Bibirnya terbuka tertutup beberapa kali, baru mengeluh perlahan berkata, "Ouwyang, kau....  kau  bu  at  apa  begini. ”

"Jangan mengurusi aku, uruslah dirimu," kata Ouwyang Wu-shuang, sepasang matanya menyorot pembunuhan, nada bicaranya sangat dingin.

Zhan Feng dengan sedih melihat pada Li Yuan-wai, pandangan ini membuat hati Li Yuan-wai meloncat sekali, juga membuat dia mengerti satu hal, yaitu jika dia tidak menghindar sorot matanya lagi, dirinya akan bertepuk sebelah tangan lagi, dengan demikian mungkin akan terjerumus ke dalam mala petaka yang tidak dapat ditolong lagi.

Dengan susah payah, Li Yuan-wai mengalihkan pandangan matanya, dia mendadak berteriak, "Shuang Shuang, aku Li Yuan-wai meskipun lemah, aku tidak ingin seorang wanita memintakan kasihan untukku, silahkan kau sendiri yang tentukan, lihat apa aku Li Yuan-wai ini apa seperti seekor kura-kura yang menyembunyikan kepalanya."

Ouwyang Wu-shuang membalikkan kepalanya, dengan tertawa aneh berkata, "Bagus, bagus, bagus, Li Yuan-wai akhirnya kau bisa menegakan dada, kau akhirnya bisa menegakan dada.... Hao.... Shao.... Feng.    jika hari ini kau

tidak bisa menangkap Li Yuan-wai hidup-hidup, maka kau akan  mendapat  tempat  yang  orang  tidak  bisa  melihat....

bereskan.... diri.... mu. sendiri."

Perkataannya dingin, dinginnya sampai Hao Shao-feng yang berdiri disisi menjadi gemetar kedinginan.

Tapi dia cepat maju, bersamaan itu tangannya sudah diangkat siap menyerang.

Zhan Feng juga ingin maju. Sepasang mata Ouwyang Wu-shuang yang tadinya bisa tertawa, mengeluarkan sinar kejam, dia berteriak, "Berhenti, jika kau berani maju selangkah lagi, aku segera akan membalikkan kepala pergi, nanti akibatnya kau sendiri yang tanggung. ”

Zhan Feng tidak dapat berbuat apa-apa, dia menghentikan langkahnya....

Tangan Hao Shao-feng sudah turun.

Delapan tongkat yang terbuat dari besi, sudah membuat matahari senja berubah warna, membentuk satu bayangan hitam menutup pada Li Yuan-wai.

Tangannya Li Yuan-wai dengan cepat bergerak enam belas kali, enam belas buah jarum sulam tanpa suara terbang keluar, sasaran yang dituju adalah Delapan Besar Raja Langit itu.

Senjata gelap apa pun, jika sudah menjadi senjata yang jelas, kekuatan -dan keampuhannya, pasti akan berkurang banyak.

Dalam pembicaraan tadi Delapan Besar Dewa Langit sudah tahu jarum di tangannya Li Yuan-wai adalah senjata pelindungnya, mana mungkin mereka tidak waspada terhadapnya?

Sehingga terdengar 'ting' 'ting' suara acak, enam belas jarum sulam hilang tidak membekas, tidak satu pun mengenai sasarannya.

Dapat menggunakan delapan batang tongkat yang sangat berat, dengan tepat sekali juga tidak meleset memukul terbang jarum sulam yang sulit dilihat oleh mata telanjang, kepandaiannya dan mata yang tajam, sungguh mengejutkan orang, dari sini bisa dilihat Delapan Besar Dewa Langit dari Gai-bang sungguh pesilat tinggi. Tadinya Li Yuan-wai mengira enam belas jarumnya paling sedikit ada delapan jarum bisa mengenai lengan lawannya, namun perkiraan dia ternyata meleset, sekarang dia baru tahu di Gai-bang memang banyak sekali pesilat tinggi, mungkin bukan hanya dirinya saja yang namanya saja menonjol.

Jarum sudah jatuh, serangan gelombang kedua terjadi lagi, tongkat hanya berhenti sejenak, mengeluarkan suara angin yang dahsyat, mengeluarkan serangan lagi.

Li Yuan-wai diam-diam menggigit gigi, dia mengerti dengan kekuatannya, dia hanya bisa melawan paling-paling tiga orang saja dari Delapan Besar Dewa Langit, sekarang Delapan Besar Dewa Langit mengeroyok semua, Li Yuan- wai hanya tinggal menerima nasibnya saja.

Sekarang satu-satunya yang dapat diperbuat olehnya adalah melepaskan jarum di tangannya, dua puluh empat buah jarum sulam, satu persatu, diterangi sinar matahari senja mengeluarkan sinar dingin, persis seperti tawon beracun yang keluar dari sarang tawonnya semua menyerang pada lengan lawan yang memegang tongkat.

Li Yuan-wai masih tidak sampai hati, sampai sekarang dia tetap tidak mau menyerang tempat yang berbahaya, bagaimana pun dia tetap masih ada perasaan terhadap anggota perkumpulannya.

Namun, dia boleh berpikir demikian, orang lain tidak berpikir seperti dia.

Berkelana di dunia persilatan, melenggang di dunia persilatan, orang yang mempunyai hati seperti perempuan sulit bisa hidup, apalagi di dunia persilatan ada istilah,yang lemah dimakan yang kuat, di dalam dunia persilatan hanya ada kau menipu aku berbohong. Maka....

Di antara Delapan Dewa Besar Langit ada dua orang tidak memperdulikan lengannya terkena jarum, dua orang ini tetap tidak merubah serangannya, tongkat besi tetap dipukulkan.

Mungkin mereka merasa hanya tiga buah jarum, tempat yang diserang juga bukan tempat bahaya, walau terkena juga tidak akan apa-apa.

Mungkin mereka sudah mengetahui kelemahan Li Yuan- wai, yang tidak tega mencelakai saudara seperguruan.

Sehingga....

Terdengar dua suara teriakan tertahan, dua tongkat besi seperti angin menggulung sisa awan sampai di depan tubuhnya Li Yuan-wai.

Li Yuan-wai berpikir juga tidak, dua orang ini nekad terkena jarum, tidak mau menghindar, setelah bengong sekejap dia melihat dua tongkat hitam besar dengan cepat jatuh ke kepalanya.

Untungnya hanya dua orang, hanya dua tongkat besi, Li Yuan-wai masih bisa menghadapinya, dia menggerakkan tangan mengeluarkan Kipas Tulang Giok Sulam Emas. Walau disebut tulang giok, sebenarnya adalah tulang besi. Kakinya melangkah mengeluarkan jurus Delapan Belas Langkah Gila, sambil menangkis tongkat besi.

Disaat yang sangat singkat ini, Li Yuan-wai sudah menyadari dirinya telah melakukan beberapa kesalahan, juga merasakan akibat dari wanita yang pahit itu.

Karena Li Yuan-wai sudah kehilangan jarak tembak, dia juga terkurung ketat oleh delapan tongkat besi, sampai kesempatan melepaskan jarum juga tidak ada. Delapan Besar Dewa Langit tidak ada satu orang pun yang bodoh, mereka tentu saja sudah menggunakan kesempatan ini, bertarung dalam jarak dekat.

0ooo(dw)ooo0

Keringat Li Yuan-wai sudah membasahi dua lapis bajunya....

Mata Zhan Feng sudah tampak gelisah. Wajah

Ouwyang Wu-shuang dan Hao Shao-feng tampak gembira.

Keadaannya sudah jelas, Li Yuan-wai tidak akan bisa bertahan beberapa jurus lagi. Sampai sepasang petani tua dan cucu cucunya yang berada di bawah meja juga sudah dapat melihatnya.

"Ren Wei Shan.... ka.     kalian delapan babi ini,  delapan

babi bodoh ka.... kalian diperalat orang ta.... tahu  tidak.   ?"

teriak Li Yuan-wai dalam keadaan terdesak.

"Murid pengkhianat, kami sudah melihat dengan jelas, kau tidak perlu banyak bicara lagi, ketua sudah ada perintah, aku lihat lebih baik kau menyerah saja....” teriak Ren Wei Shan satu di antara Delapan Besar Raja Langit yang menyerang dengan cepat.

"Babi, babi! Orang.... orang yang berkhianat adalah....

adalah Hao Shao-feng.... dia.... dia mengapa mendengar perintah wa.... wanita itu, apakah.... kalian semua sudah buta....” teriak Li Yuan-wai dengan nyaris menghindar sapuan melintang, contekan keatas dua tongkat.

Delapan orang yang menyerang tidak ada satu orangpun yang memperdulikan teriakannya, mereka seperti sudah 'makan batu timbangan', telah menetapkan hati diam seribu basa menyerang terus. Orang dulu bilang sepasang tangan sulit melawan empat tangan, seorang pesilat tidak bisa menahan orang banyak.

Sekarang Li Yuan-wai telah merasakan bagaimana dikeroyok orang.

Dia sudah kehabisan tenaga, dia sudah hampir lumpuh, dia juga telah terkena sebuah pukulan tongkat, bagusnya pukulan itu ketika mengenai tubuhnya, kekuatannya tidak begitu keras, kalau tidak mungkin tulang selangkangannya sudah remuk.

Li Yuan-wai sempoyongan beberapa langkah, dia jatuh duduk ke bawah, delapan tongkat sudah menyusul datang memukul dengan cepat dari atas datang ke bawah yang bisa memukul hancur orang....

Tubuh Zhan Feng baru saja mau bergerak, Ouwyang Wu-shuang buru-buru menghadang.

Petani tua dengan cucunya sama-sama berteriak. Mata Hao Shao-feng terkilas sinar keji dan puas.

Semua orang juga tahu Li Yuan-wai segera akan mati di bawah pukulan tongkat, kenyataannya juga Li Yuan-wai pasti sulit menghindar dari pukulan seperti guntur ini.

Tapi kejadian aneh terjadi, mendadak semua tongkat Delapan Besar Dewa Langit jatuh ke bawah, satu pun tidak ada yang luput, sepasang tangan dari delapan orang itu menutup matanya, mereka bersamaan berteriak kesakitan.

Darah keluar dari celah jari-jari mereka, dan dicelah jari setiap orang terdapat satu jarum, sebuah jarum yang sudah tertanam dalam pada bola mata mereka.

Setelah menggulingkan tubuh Li Yuan-wai, menghindar dari delapan tongkat yang jatuh ke tanah, Ouwyang Wu- shuang dan Hao Shao-feng yang baru tahu di dalam kipasnya Li Yuan-wai ternyata ada senjata gelap yang bisa dilepaskankan, saat akan membantu mereka sudah tidak keburu.

Ini baru benar-benar senjata gelap, senjata gelap yang tidak terpikir oleh siapapun.

Semua orang hanya mengawasi jarum di tangannya Li Yuan-wai, tapi tidak terpikir di dalam kipasnya juga bisa mengeluarkan jarum, sehingga Delapan Besar Dewa Langit satu pun tidak ada yang luput, sehingga matanya jadi buta.

0ooo(dw)ooo0

Bagaimanapun hati Li Yuan-wai masih tidak tega, jarum di dalam kipasnya bisa saja ditujukan pada tenggorokan, kepala, jantung, namun dia hanya mengarahkan pada mata mereka.

Mata walau tidak akan menghilangkan nyawa, tapi bisa membuat orang kehilangan tenaga untuk bertarung, dia ingin lolos dari kurungan, dan juga tidak ingin mengambil nyawa orang, sungguh sudah menghabiskan pemikirannya.

Memandang Li Yuan-wai yang telah pergi menjauh, Ouwyang Wu-shuang dan Hao Shao-feng mengerakan tubuhnya ingin mengejar, tapi Zhan Feng mengulurkan tangan menghalangi.

"Minggir."Ouwyang Wu-shuang marah. "Aku.... aku ingin bicara. ” kata Zhan Feng.

"Aku tidak membantu dia, dia sendiri yang meloloskan diri, ini tidak bisa menyalahkan aku,” kata Zhan Feng dengan serius.

Bayangan Li Yuan-wai sudah menghilang diujung matahari senja, Ouwyang Wu-shuang tentu sajamengerti mengejar lagi juga akan sia-sia. "Kau.... kau sungguh licik. ” kata Ouwyang Wu-shuang

dengan kesal.

Zhan Feng tertawa berkata, "Kau salah paham."

Sambil menahan amarahnya, Ouwyang Wu-shuang berkata, "Zhan Feng, kau sebaiknya mengerti, aku tidak berharap ada lain kali. ”

Tubuh Zhan Feng bergetar, sedikit kaku berkata, "Wu- shuang, kebencianmu.... sungguh.... sungguh sangat mengerikan, walau.... walau Li Yuan-wai telah bersalah kepadamu, kau juga tidak seharusnya membawa orang- orang Perkumpulan Bunga Ju membunuh semua orang yang mempermainkan cinta. ”

"Kau bukan aku, kau tentu saja tidak bisa merasakan kebencianku, Zhan Feng tidak ada gunanya banyak bicara, lebih baik urus saja dirimu sendiri,” kata Ouwyang Wu- shuang dengan kesal, lalu melayangkan tangan memimpin Hao Shao-feng dan kawan-kawannya mengikuti arah perginya Li Yuan-wai.

Malam telah tiba.

Di malam itu, baju putih Zhan Feng bergerak-gerak meski tidak ada angin.

Lama baru dia berhenti, dia bergumam sendiri, "Oh langit! Kau beritahu aku, beritahu aku, aku harus bagaimana? Harus bagaimana. ”

Dia mengangkat kepalanya, air matanya sudah membasahi bajunya.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar