Duri Bunga Ju Bab 16: Jembatan Wan Li

Bab 16: Jembatan Wan Li

Arak, araknya adalah arak Bi Lei Cun. Masakan, masakannya adalah Shang Bing Pan.

Orang, orangnya ingin menangis tapi tidak ada air mata.

Ini adalah satu restoran, restoran yang sangat kecil, kecil sekali. Bukan saja tidak menyolok mata, sehingga satu pelayan pun tidak ada.

Restorannya berada disamping jembatan Wan Li, jembatan Wan Li berada diluar gerbang selatan kota Cheng Du.

Ada jembatan tentu saja ada sungai, makanya jembatan Wan Li melintang di atas Jin Jiang.

Restoran ini yang tidak ada namanya, di dalamnya hanya ada empat buah meja.

Sekarang ini hanya dua meja yang diduduki orang.

Disalah satu meja, di atasnya sedang tengkurap seorang pria mabuk, dia sepertinya sedang tertidur, bajunya menutupi kepala, wajahnya tidak terlihat, dua buah teko timah juga sama terjatuh di atas meja.

Benar seperti perkataan 'Dunia terasa besar di dalam mabuk, hari dan bulan panjang ada di dalam mimpi'.

Hanya saja tidak tahu dia mabuk sudah berapa lama, dan tidur berapa lama.

Di meja lain tampak dua orang duduk disisi jendela menghadap kesungai, tampak seperti baru saja datang, araknya hanya ada satu teko, masakannya belum dimakan.

Di atas teko tertempel kertas merah dengari tulisan hitam Bi Lei Cun tiga kata.

Masakannya empat piring masakan dingin kecil.

Ada arak enak bernyanyi, ada masakan juga harus makan sepuas puasnya itu baru benar.

'Minum arak dijembatan Wan Li, sambil mabuk memandang gedung Wang Jiang'. Wajah Li Yuan-wai rusak sama seperti setumpuk 'tai anjing', dengan perlahan dia sedang membaca sajak ditembok yang entah ditulis oleh sastrawan mana.

Gedung Wang Jiang, puihhh! Sialan, gila, aku baru pergi ke gedung Wang jiang itu.

Dia memaki di dalam hatinya, lalu mengangkat kepala melihat Ershao yang ada dihadapannya, dia ingin mengatakan sesuatu, melihat orangnya seperti sedang memikirkan apa, dia jadi tidak enak bicara, terpaksa pandangannya ditujukan kembali kesungai yang mengalir tidak ada putusnya.

Dalam lima hari ini, dia dengan Yuan Ershao sudah mengunjungi restoran kecil ini delapan kali, setiap kali berkunjung, hampir setiap kali dia pulang dibopong oleh Yuan Ershao.

Dia adalah orang yang biasa minum, minum ribuan cangkir juga tidak akan mabuk, tapi mengapa beberapa kali berkunjung kesini, dia malah bisa mabuk?

Mabuknya juga tidak ringan, malah harus dibopong orang supaya bisa pulang.

Sekarang baru saja dia mengulurkan tangan ingin menambah arak lagi, wajah Ershao yang bertopeng kulit manusia tiba-tiba tampak seperti tidak mengerti, katanya, "Hartawan besar, kau sudah lupa."

"Lupa?! Lupa apa?!" kata Li Yuan-wai bengong.

Wajah yang tadinya kelihatan susah, tampak ada sedikit senyum, walau senyum itu bercampur rasa sedih, Yuan Ershao berkata, "Kau lupa apa yang telah kau katakan."

"Kata-kata apa? Aku pernah mengatakan apa?!" Pandangannya sedikit aneh melihat pada Yuan Ershao. "Kau sepertinya sudah lupa, pada saat sakit kepala tidak tahan karena mabuk jadi mengatakan. ”

Wajahnya menjadi panas, tapi tangan Li Yuan-wai tidak ditarik kembali, tetap saja menumpahkan arak sampai penuh satu cangkir, dengan pelan mengangkatnya sambil mengeluh berkata, "Xiao Dai selamanya tidak mau kutemani minum arak, karena dia kata aku selamanya tidak bisa mabuk, aku. aku hanya ingin buktikan pada dia, aku

juga bisa mabuk, sama bisa mabuk. ”

Habis bicara, arak sepenuh cangkir itu sudah dituangkan semuanya ke dalam tenggorokannya, namun karena minumnya tergesa-gesa, dan juga sambil bicara, makanya dia jadi tersedak.

Sekarang dia tidak henti-hentinya batuk sampai seluruh wajahnya menjadi merah, malah sampai air mata juga mengucur.

Siapa yang pernah berkata pria tidak bisa mengucurkan air mata? siapa lagi yang pernah berkata pahlawan tidak berair mata?

Li Yuan-wai adalah seorang pria, juga seorang pahlawan, mengapa sekarang air matanya bisa mengucur?

Yuan Ershao dengan iba memandang Li Yuan-wai, setelah beberapa saat menunggu, akhirnya batuknya berhenti, baru dia berkata, "Bagaimana? Apa sudah baikkan belum? Minumlah sedikit air teh, basahi tenggorokanmu, jika orang tidak tahu masalahnya, dan tidak jelas apa yang terjadi, tentu merasa aneh, seorang pria sebesar ini mengapa bisa menangis sampai tersedu sedan."

Dengan tertawa malu, Li Yang Wai berkata, "Kenapa? Siapa yang menentukan pria tidak boleh menangis? Kau salah, pria yang bisa menangis baru benar-benar pria berwatak, orang yang mempunyai perasaan. ”

"Benarkah? aku pernah mendengar, laki-laki yang gagal baru bisa menangis" dengan menahan tawa Yuan Ershao membantahnya.

Dengan aneh Li Yuan-wai melihat Yuan Ershao sekali, tiba-tiba bertanya, "Apa kau tahu Liu Bei?"

"Liu Bei?! tentu saja aku tahu, oh.... tidak, tidak, aku tidak tahu, hanya pernah mendengarnya, lalu kenapa?" jawab Yuan Ershao tanpa merasa Li Yuan-wai bisa mengajukan pertanyaan ini, dalam waktu singkat dia tidak bisa berpikir tenang dan langsung saja mengeluarkan perkataan, setelah sadar kata-katanya ada kesalahan, maka buru-buru diralatnya.

Memang jika Yuan Ershao benar tahu Liu Bei, baru satu hal yang aneh.

Tapi, jika mau menyalahkan juga hanya bisa salahkan Li Yuan-wai, mana ada aturan bertanya yang demikian.

Namun, jika Li Yuan-wai tidak bertanya demikian mana bisa disebut Li Yuan-wai lagi?

Karena dia memang orangnya begitu, setiap saat dia bisa melakukan kelakuan aneh-aneh dan juga kata yang aneh- aneh.

Li Yuan-wai memain-mainkan cangkir yang sudah kosong di tangannya.

Tentu saja dia juga dengan sengaja tidak mau melihat wajah Yuan Ershao yang menunggu lanjutan kata-katanya.

Semua orang juga tidak akan tahan mendapat masalah demikian. Jika orang yang suka terburu-buru, bertemu dengan orang yang bicara setengah-setengah, mungkin meja sudah diacak-acak.

Yuan Ershao adalah orang yang normal, tentu saja sifatnyajuga ada sedikit terburu-buru.

Tapi ketika dia melihat tingkah dan ekspresi kawannya begitu, dia malah juga tidak berbicara, setelah meminum habis arak yang ada di depannya, dia juga mulai memainkan cangkir araknya.

Mmm, tingkahnya tampaknya lebih santai dari pada Li Yuan-wai.

Pelan-pelan Li Yuan-wai malah mulai tidak tahan, dia melirik Yuan Ershao sekali, tampak dirinya seperti sudah melupakan hal itu.

"Kau. kau tidak menanyakan aku?" kata Li Yuan-wai.

"Tanya?! Tanya apa?!" Yuan Ershao sepertinya tidak mengerti apa maksud kata katanya.

"Tentu saja bertanya pada aku, tadi apa yang aku katakan!"

"Oww, aku lupa bertanya, apa kau mau aku tanya?"

Kata-kata apa ini, Li Yuan-wai hampir saja batuk kembali.

"Kau. kau tidak ingin tahu?" kata Li Yuan-wai dengan

heran.

Yuan Ershao menggerakkan bibirnya sambil tertawa berkata, "Aku rasa menghadapi orang yang seperti kau  tidak boleh terburu-buru, jika kau ingin mengatakannya, tidak perlu aku tanya kau juga pasti akan mengatakannya, apa lagi aku tahu kau pasti tidak tahan, mendengar kata kata yang disampaikan hanya setengah, memang hal yang menyusahkan hati, tapi orang yang berkata setengah pasti lebih susah hati, kemungkinan malah karena menahan jadi menimbulkan penyakit, benar tidak?"

Perutnya Li Yuan-wai seperti terkena tinju orang, dia sedikit bengong, beberapa saat tidak bisa menutupnya kembali.

"Mmm, sekarang apakah kau sudah mau mengatakannya? Hartawan Li,” kata Yuan Ershao setelah melirik dia sekali lagi.

"Mengatakan, mengatakan, aku tentu mau mengatakan, jika tidak mengatakan lagi, aku pasti mati dulu karena tidak tahan." Li Yuan-wai mau menangis tidak bisa, mau tertawa juga tidak bisa, "Aku.... maksudku adalah Liu Bei suka menangis, dia bukan saja mempunyai dua pahlawannya yang bernama Guan dan Zhang, juga menangis karena urusan negara, makanya. makanya seorang pria menangis

apa jeleknya. ”

Ternyata ini maksudnya, Li Yuan-wai mengambil contoh-contoh sejarah sembarangan membandingkannya.

Wajah Yuan Ershao menjadi serius, dengan perlahan berkata, "Orang menangis karena urusan negara, hartawan Li, tidak tahu apakah kau juga punya kemampuan itu? Jangan lupa kau sekarang sudah menjadi buronannya Gai- bang."

Kata-kata ini sungguh manjur, hatinya Li Yuan-wai segera tenggelam kedasar jurang.

Setelah dia minum habis satu cangkir arak, lama dia tidak bicara lagi.

"Aku sangat menyesal, disaat kau bisa bergurau, aku mengeluarkan kata-kata yang tidak enak,” kata Yuan Ershao sambil berdiri menghampirinya, menepuk perlahan bahunya, memandang sungai diluar jendela.

"Tidak apa-apa, masalahnya nanti pasti akan jelas....

seperti halnya antara aku dan Xiao Dai, suatu hari nanti kami pasti akan menangkap orang di belakang layar ini,” kata Li Yuan-wai.

Begitu mengatakan Xiao Dai, sinar mata Yuan Ershao juga tampak sedih katanya, "Apakah kau memastikan kita telah salah paham pada dia?"

"Tentu saja, hari itu aku dengan jelas melihatnya, pisau di tangannya itu jelas-jelas pisau aku yang diberikan pada dia, pisau itu memang tidak bisa digunakan untuk membunuh orang, dia sudah tahu, makanya kata-kata terakhir yang belum sempat dia katakan seharusnya adalah 'Ketua bagian Yao tidak mati'."

"Mengapa bisa ada pisau yang tidak bisa membunuh orang?"

"Itu hanya sebuah peralatan saja, satu kali aku menggeladah seorang penipu, dari dia aku mendapatkan pisau itu, tahun lalu ketika Xiao Dai ulang tahun, aku memberikan pisau itu pada dia sebagai kado ulang tahun,” kata Li Yuan-wai mengingatnya.

"Siapa lagi yang tahu rahasia ini?"

"Rahasia.... Ouwyang Wu-shuang!" Li Yuan-wai tiba- tiba tersadarkan.

"Bukankah dia wanita yang dicintai dirimu dan Xiao Dai secara bersamaan?" tanya Yuan Ershao.

"Betul, tahun itu saat Xiao Dai berulang tahun dia juga ada di tempat.... pasti dia, pasti dia.... ini semua pasti dia biang keladinya." Li Yuan-wai teringat sesuatu berkata lagi, "Ershao, bukankah kau mengatakan pernah melihat Xiao Dai dengan seorang wanita dikota Xiang Yang? Rumah Ouwyang Wu-shuang aku pernah mengunjunginya, letaknya juga dikota Xiang Yang.... sekarang aku sudah memastikan dia.... jika dia bisa mengirim surat pada Gai- bang mengatakan aku ini pengkhianat perkumpulannya, dan masalah Xiao Dai mengirim surat menantang aku,  pasti dia yang mengaturnya."

Kelihatan masalahnya sudah ada titik terang.

"Apakah dia punya alasan berbuat demikian?" tanya Yuan Ershao dengan curiga.

"Alasan?" Li Yuan-wai berpikir keras.

Dia sungguh tidak terpikirkan apa alasan Ouwyang Wu- shuang mau mencelakakan dirinya.

Apakah hanya karena dia dan Xiao Dai meninggalkan dia?

"Hartawan Li, apakah kau pernah menghina orang?" tanya Yuan Ershao.

"Ah?! Oww, tidak, tidak, aku berani menjamin, aku dengan Xiao Dai tidak pernah menyentuh dia." Li Yuan- wai terus-terusan berkata sambil menggelengkan kepala.

"Kalau begitu jadi aneh sekali, walau benar dia ada sedikit membenci kalian! Tapi tidak akan sampai benci seperti ini. ”

Yuan Ershao berkata sendiri.

Sungguh persoalan yang membuat sakit otaknya.

Jika semua persoalan karena hal ini, maka wanita ini sungguh sangat menakutkan. "Perasaan Xiao Dai dan dirimu aku mengerti, dulu aku juga mengira demi wanita ini sungguh-sungguh ingin membunuhmu, tapi jika dia menyiapkan pisau yang kau berikan datang menepati janji, sudah membuktikan alasan dia tidak ingin membunuhmu, tapi kenapa dia menantangmu?" tanya Yuan Ershao tidak mengerti.

"Aku.    aku pikir dia pasti menemukan sesuatu, atau ada

alasan lain yang tidak bisa di atasinya, juga bisa saja dia mencari   kita   untuk   melakukan   rencana   ini.   mungkin

jawabannya harus bertanya pada dia. ”

Ini adalah persoalan yang semua orang tidak bisa menjawabnya, Li Yuan-wai juga memandang aliran sungai diluar jendela.

Dia dengan Yuan Ershao sudah lima hari penuh mencari Xiao Dai dialiran bawah Jin Jiang, mereka berharap bisa menemukan apa saja, walau satu sobekan baju juga bolehlah.

Namun mereka tidak menemukan apapun.

Di atas sungai ada perahu, perahu besar, perahu kecil, perahu nelayan.

Tapi tidak ada satupun perahu dan satu orang pun nelayan bisa menemukan Xiao Dai.

Kelihatannya Li Yuan-wai hari ini juga akan mabuk sebelum meninggalkan tempat ini.

0ooo(dw)ooo0

Senja semakin gelap, sinar mentari terakhir pun segera akan menghilang.

Bos restoran selama lima hari ini sudah terbiasa dengan dua orang tamu ini, sedikit pun dia tidak bicara, dia langsung menyalakan lampu, sambil menghampiri tamu lainnya dengan pelan menggoyang-goyangnya.

"Tuan, anda. anda apa masih perlu apa lagi?"

Orang itu benar-benar mabuk, juga benar-benar tertidur, untungnya restoran ini tidak begitu ramai, jika tidak, hanya tiga orang saja sudah menduduki setengah kapasitas restoran, mau berdagang bagaimana?.

Orang yang menutupi kepalanya itu tidak bangun, tapi mengeluarkan satu perak menaruhnya di atas meja, mulutnya dengan tidak jelas berkata, "Pergi.... pergi sana, jangan.... jangan ganggu aku. ”

Jika uang yang dibayarkan berlebih, bos itu mau bicara apa lagi?

Mungkin malah dia mengharapkan lebih banyak lagi tamu yang seperti ini?

Bagaimana pun masakan harus pakai modal, orang tengkurap di atas meja dan tidur, itu tidak akan merusak meja dan kursi.

Melihat hari sudah malam, Yuan Ershao memandang Li Yuan-wai yang sudah hampir mabuk berkata, "Aku lihat kita sudah harus pergi."

Li Yuan-wai mulai mabuk, berkata, "Pergi. benar

memang sudah harus pergi.... Xiao Dai, kau pergi terlalu cepat.... kami dari Gai-bang sungguh minta maaf. ”

Begitu mendengar kata Gai-bang, Yuan Ershao terpikir sesuatu, tiba-tiba dia bertanya, "Hartawan Li, Gai-bang kalian kenapa bisa begitu gampangnya percaya pada kata- kata Ouwyang Wu-shuang?"

Li  Yuan-wai  dengan  sedih  berkata,  "Kenapa.   kenapa

tidak  bisa?  Sampai  jelas-jelas  pisau  tidak  bisa membunuh orang, juga.... juga bisa.... bisa membunuh orang, apa....

apa lagi yang tidak bisa?"

Benar, walau Li Yuan-wai disalahkan, tapi terhadap kematian Yao Bo-nan tidak bisa begitu saja dia lepas tangan, bagaimana pun juga terhadap Gai-bang dia masih ada perasaan yang dalam!

Yuan Ershao masih ingin mengatakan apa, tapi ketika melihat wajah Li Yuan-wai, kata-kata yang akan diucapkan akhirnya ditelannya kembali.

Setelah melemparkan beberapa recehan perak, dia membopong Li Yuan-wai yang sedikit limbung, Mereka keluar dari restoran yang sangat kecil ini. Baru saja mereka pergi, orang yang mabuk sampai pingsan yang menutupi kepalanya itu, tiba-tiba bangun.

Ternyata dia adalah Yuan Di, Yuan Dashao! Bagaimana bisa dia?!

Sekarang bukan saja dia tidak mabuk, mungkin tidak ada orang yang lebih sadar dari pada dia.

"Ershao,  kau  adik  yang  hebat,  kau tidak mati?. Apa

kau sungguh bisa tidak mati?"

Dia bergumam, matanya menyorotkan sinar yang menakutkan.

Dia telah pergi, perginya sangat cepat sekali.

Dia pergi karena dia masih mempunyai banyak hal yang harus segera dikerjakan.

0ooo(dw)ooo0

'Bunuh di tempat tidak ada perkara'.

Setiap orang juga mengerti apa arti kata ini. Begitu bangun pagi, Li Yuan-wai masih menggunakan tangan memukul-mukul kepalanya yang sakit, dia langsung mendengar berita yang disampaikan oleh Yuan Ershao, berita yang menyakitkan hatinya.

Walau dia sudah tahu akibatnya akan begini, tapi tetap saja dia terkejut.

"Aku lihat kali ini kau sungguh-sungguh akan mati dan berkelana keseluruh dunia,” kata Yuan Ershao, walau kata- katanya sedikit mempermainkan, tapi wajahnya memperlihatkan rasa khawatirnya.

Li Yuan-wai mengambil teh dingin di atas meja, dia menenggak sampai setengah teko teh, dia menggunakan belakang tangannya mengelap bekas teh dimulut, sambil memaki, "Brengsek, penginapan burung ini juga sangat pelit pada tamu penginapan, menyeduh teh tidak enak untuk melayani tamu."

Walau sudah terbiasa dengan kelakuan Li Yuan-wai, menjawab yang bukan ditanyakan Yuan Ershao tetap saja tidak tahan menanyakan lagi, "Kau tidak perduli?"

"Perduli apa? Buat apa perduli dengannya?" kata Li Yuan-wai malah tertawa.

Dengan pandangan aneh, Yuan Ershao tidak mengerti kenapa hanya dalam waktu semalam, orang ini seperti sudah berubah menjadi orang yang berbeda.

"Apakah kau belum sadar? Apakah kau masih mabuk?" tanya Yuan Ershao dengan penuh keheranan.

Dengan tingkah yang serius, Li Yuan-wai menjawab, "Aku sudah sadar sekarang, orang sudah mati tidak bisa hidup kembali, orang yang masih hidup tetap harus melanjutkan hidupnya benar tidak? jika benar Xiao Dai sudah mati, aku telah bersedih selama lima hari, mabuk sembilan kali, aku pikir jika di dalam baka sana dia tahu, dia juga akan tersenyum, makanya mulai dari sekarang aku tetap aku, aku pikir kau juga pasti tidak mengharapkan melihat aku seharian bermuram durja, benar tidak? Mengenai apa yang baru saja kau katakan, asalkan aku tidak bertemu dengan mereka, dan berharap bisa menghindar hari demi hari. tentu saja aku mengharapkan bisa mendapatkan penjelasan tentang semua hal yang kacau balau ini, sehingga namaku kembali bersih."

Tingkah Li Yuan-wai sudah berubah, hatinya sekarang bisa terbuka, Yuan Ershao, sungguh sedikitpun tidak menyangka.

Karena dalam beberapa hari ini, dia sudah cukup sadar melihat tingkah laku Li Yuan-wai yang seperti tidak mau hidup dan ingin mati itu, seperti setiap orang yang kenal dan punya hutang pada dia, semua tidak mau membayar.

Langit tahu Li Yuan-wai tidak meminjam uang pada siapapun, sebaliknya siapa yang mau meminjam uang pada dirinya?

Bagaimana pun semua orang tahu daripada meminjam uang pada Li Yuan-wai, lebih baik menggadaikan saja celana sendiri, tentu lebih gampang, karena dia adalah hartawan miskin, dan karena miskinnya setiap hari sering makan tidak teratur.

0ooo(dw)ooo0

Tertawalah Yuan Ershao. Bagaimana dia bisa tidak tertawa?

Dia tertawa karena Li Yuan-wai telah sadar, benar-benar sadar. "Bagus, bagus, kau bisa sadar sungguh tidak percuma menjadi temanku, ha.... ha. jika sekarang bukan pagi hari

dan baru sadar dari mabuk, aku sungguh ingin menarikmu minum arak lagi!" kata Yuan Ershao dengan gembira.

"Jangan, jangan, Tuanku, sekarang aku sungguh sudah takut minum arak, dulu aku tidak pernah benar-benar mabuk, sekarang aku sudah merasakan bagaimana rasanya mabuk, aku pikir aku lebih baik pergi mandi, aku juga tidak akan pergi minum arak lagi."

Li Yuan-wai benar-benar sudah sadar, perkataan 'humornya' sudah mulai tampak.

Bisa membuat Li Yuan-wai pergi mandi dan tidak mengerjakan urusan lain, itu pasti adalah hal yang sangat serius dan menakutkan orang.

Dia bisa berkata demikian, terbukti dia sudah benar- benar kapok minum arak.

"Hartawan Li, rupanya sekarang kau telah menjadi Li Yuan-wai yang aku kenal, jika kau sudah sadar, maka kita harus membicarakan masalah serius ini. ”

"Hai, sudah setengah harian berbicara, aku baru tahu ternyata aku tidak disukai olehmu! Sekarang kau baru mau membicarakan hal serius denganku,” kata Li Yuan-wai sambil memalingkan mata, "Baiklah, bagaimana pun diluaran namaku sudah busuk, dulu para gadis berebut untuk bisa melihat aku, sekarang jika aku mengatakan aku adalah Li Yuan-wai, mungkin orang hanya melihat dengan putih matanya.... katakanlah! Aku akan membuka telinga dan dengan hormat mendengarkan."

Yuan Ershao melihat tingkahnya yang mulai menyebalkan, tidak tahan dengan tertawa memakinya, "Pusaka hidup!" 0ooo(dw)ooo0

Airnya panas sekali, panasnya cukup bisa mengupas  kulit orang.

Kolam airnya juga cukup besar, besarnya cukup untuk orang bisa berenang.

'Kolam Qing Hua' melihat nama dan hurufnya saja berartinya rumah untuk mandi.

Sekarang Li Yuan-wai sedang berendam dengan mulut cemberut sambil menggigit gigi di dalam 'kolam umum' ini.

Tampak kepalanya menyandar kesisi kolam, seperti tersiksa saja kelakuannya, dia menggosok daki ditubuhnyayang seperti mie itu.

Untung saja ini adalah pagi hari, orang yang datang ke rumah mandi ini tidak banyak, hanya tiga orang, mandi disudutnya masing-masing.

Jika tidak, kalau orang melihat air disekelilingnya menjadi berubah warna, mungkin sudah dari tadi mereka bergotong royong mengangkatnya dan melempar keluar.

Li Yuan-wai dipaksa oleh Yuan Ershao masuk ke rumah mandi ini, karena Yuan Ershao ingin dia berubah keseluruhannya.

Dia terpaksa menurut, makanya sekarang wajahnyajuga seperti ingin menangis.

Mandi bisa mengurangi hawa murni, ini adalah kata-kata yang sering dia ucapkan.

Apa lagi air yang begitu panas, dia seperti sudah kehabisan tenaga.

Dia menutupkan matanya, otaknya berpikir, berpikir tentang perkataan yang tadi Yuan Ershao ucapkan. Tie Cheng Gong, Polisi Setan yang sampai setan pun bisa ditangkapnya dan diadili dipengadilan, kenapa sedikit pun tidak ada beritanya, apakah dia bisa menghilang?

Zhan Long yang dikatakan oleh Yuan Ershao kenapa bisa menjadi kakaknya Zhan Feng? Kenapa dia tidak pernah mendengar Zhan Feng membicarakannya?

Dia tidak berani memberitahukan pada Yuan Ershao dia kenal dengan Zhan Feng, tentu saja dia juga tidak berani memberitahukan pada Yuan Ershao bahwa dia pernah jatuh ke dalam sumur asmaranya.

Dia takut jika mengatakan dia bisa menjadi olokan temannya, atau mungkin memandang hina padanya.

Karena dia begitu menghormati dan menyayangi pendekar hebat didunia persilatan ini, dia tentu saja takut pandangan bagus tentang dirinya yang dibangun sejak lama menjadi rusak.

Dia sekarang sudah mengerti wanita yang cantik menggetarkan hati itu, perasaannya hanya untuk menipu dia saja.

Maka bagaimana dia berani menceritakan cerita cinta yang bohongan ini?

Dia mempunyai harga diri, dan harga dirinya sangat kuat.

Makanya persoalan ini mungkin akan disembunyikan di dasar hatinya selama hidup.

Dia merasa beruntung, pikirannya telah terbuka, hingga dia bisa segera melupakan wanita itu.

'Hanya pahlawan saja, yang dapat dengan pedang memutus tali asmara.' Dia tertawa dan menyadarinya. Tentu saja dia juga mengerti yang diputuskan adalah cinta sepihak, hanya keinginan dia sendiri.

Anggap sajalah setengah pahlawan,1 Dia menghibur dirinya didalan hati.

Setelah hatinya terbuka, Li Yuan-wai sudah berubah jadi gembira lagi.

Dia sudah tidak memikirkan Xiao Dai lagi, tidak memikirkan Zhan Feng lagi, Ouwyang Wu-shuang, jika 'dbunuh juga tidak ada perkara'nya, Gai-bang juga sudah tidak dipikirkan.

Dia memang juga tidak suka menggunakan otak.

Orang yang tidak suka menggunakan otak, juga orang yang senang, walau hal yang dia temukan semuanya adalah hal yang kurang menyenangkan, tapi dia juga akan cepat melupakannya.

Sekarang yang dipikirkan Li Yuan-wai, hanya bagaimana nanti memakai baju yang baru dibeli itu, dan mencari satu restoran yang besar, memesan satu meja penuh bermacam masakan, dengan gembira makan sepuasnya.

Dia sendiri tidak tahu sudah berapa tahun dia tidak pernah memakai baju baru?

Juga sudah berapa hari tidak pernah makan dengan enak?

Uang tentu saja Yuan Ershao yang memberikan padanya, bagaimana pun Li Yuan-wai adalah hartawan yang termiskin didunia.

Alasan Yuan Ershao ingin Li Yuan-wai berubah dari dalam sampai keluar, tujuannya juga ingin dia merubah penampilannya, menghindari perhatian orang dan kejaran dari golongan Gai-bang.

Walau dia telah menghalangi Li Yuan-wai mengantar nyawa dipinggir Gedung Wang Jiang, tentu saja dia tidak ingin ada hal yang demikian terjadi.

Penampilan Li Yuan-wai sama saja dengan iklan hidup, makanya ketika Yuan Ershao meninggalkan dia untuk mencari Polisi Setan dan Zhan Long, dia terus-terusan berpesan supaya Li Yuan-wai berbuat ini.

0ooo(dw)ooo0

Li Yuan-wai bernyanyi, terpikir dirinya sudah punya baju baru dan uang lima ribu liang, tidak terasa dia tersenyum.

"Sialan, ternyata Ershao menginginkan aku menjadi seorang hartawan."

Kata-kata ini dia ucapkan pada diri sendiri, walau hanya baru menggumannya saja.

Dia sudah berubah dari asap ke air, tiba-tiba menemukan satu hal yang tidak masuk akal.

Li Yuan-wai walau percaya matahari bisa terbit dari barat, dia juga tidak berani percaya hal yang menakutkan ini.

Karena samar-samar dia melihat ada enam orang wanita, yang tubuhnya langsing, pasti semuanya adalah wanita yang cantik.

"Hey, hey, hey, kalian.... kalian bisa baca tidak? Apa tidak salah? Ini adalah ramah mandi hanya untuk pria, kalian.... kenapa kalian bicara juga tidak langsung saja masuk. ” teriak pelayan rumah mandi mengejar dari luar. Gorden yang tebal baru saja dibuka oleh pelayan, tapi kata-katanya juga hanya sampai di sini, kemudian sudah tidak ada suara lagi.

Karena orang mati tidak bisa bicara.

Darahnya menyembur tinggi, dalam sekejap pelayan itu jatuh, tampak bagian tenggorokannya telah berlubang.

Ada satu saja wanita yang berani masuk ke rumah mandi khusus pria, sudah cukup mengejutkan orang, hampir saja menggigit putus lidahnya.

Sekarang ada enam orang wanita melabrak masuk, laki- laki yang sedang mandi di dalam kolam hampir saja matanya buta digosok gosok.

Uap air memenuhi ruangan.

Tiga orang pria yang sedang berendam di dalam kolam air walau tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah tiga orang wanita yang datang itu, tapi mereka semuanya juga tahu apa yang telah terjadi, karena mereka samar- samar melihat pelayan yang jatuh itu, posisinya tidak seperti kelakuan seorang yang masih hidup.

Mereka tadinya berpikir, wanita yang berani melabrak masuk ke rumah mandi khusus pria pasti adalah wanita gila, kalau tidak pasti nenek-nenek tua.

Karena hanya ada dua macam wanita ini baru ada keberanian melakukan hal semacam ini.

Tapi mereka semua salah, bagaimana pun mereka semuanya telah melihat enam orang wanita ini bukan saja tidak tua, dan juga semuanya masih sangat muda, juga cantik sekali.

Kalau begitu apakah mereka semua orang gila? Apakah orang gila bisa bicara dengan lancar dan beraturan begini?

Apa lagi dihari-hari biasa, bisa melihat satu orang gila saja sudah sulit sekali, sekarang ada enam orang wanita gila bersamaan waktu muncul, itu sungguh satu hal yang tidak mungkin.

"Aku tahu di antara kalian ada satu orang bernama Li Yuan-wai, paling bagus dia baik-baik berdiri keluar."

Nadanya dingin, tapi tidak tahu wanita yang mana yang bicara.

Disaat bagini, bertemu dengan wanita semacam ini, sungguh satu hal yang membuat orang sakit kepala.

Tiga orang itu sepertinya ketakutan, mereka menjadi bengong, semuanya berkumpul jadi satu, tidak menjawab.

Tentu saja tidak ada satu orang pun yang 'baik-baik berdiri, karena bagaimana mereka bisa berdiri?

Suasana sunyi, suara yang dingin itu terdengar lagi, "Kalian tidak berani mengaku?"

Tiga orang itu membalikkan kepala saling memandang sekali, tetap tidak menjawab.

"Bagus sekali, kalau begitu jangan salahkan aku, jika tidak mau mengatakannya, mayat di lantai ini adalah contoh kalian. ”

Wanita itu seperti akan membunuh orang lagi, hal ini menjadi sangat serius.

Sehingga dua tamu yang sedang mandi berteriak seperti babi disembelih, "Jangan, jangan bunuh, tolong! Aku bukan Li Yuan-wai. ” Keadaannya jadi jelas, yang tidak membuka mulut tentu adalah Li Yuan-wai.

"Kalian berdua enyah sekarang juga....” kata salah seorang wanita dengan kesal sambil melemparkan dua buah handuk di tangannya.

Seperti menerima perintah raja saja, dua orang tamu ini menggulung bagian bawah tubuhnya dengan handuk, dengan ketakutan mereka berlari keluar.

Mereka dengan selamat keluar dari rumah mandi ini, hanya saja wajahnya kurang enak dilihat saja.

Li Yuan-wai mengeluh di dalam hatinya, melihat dua bayangan punggung yang lari meninggalkan tempat, jika tadi tahu seharusnya dia merebut dulu salah satu handuk itu.

0ooo(dw)ooo0

"Kau Li Yuan-wai betul tidak?" tanya salah satu suara wanita itu.

Dengan wajah pahit, Li Yuan-wai dengan sedih berkata, "Aku berharap aku bukan. ”

Uap air sedikit menipis.

Kata orang melihat bunga dibalik embun, melihat wanita cantik adalah suatu hal yang nikmat, seperti membaca sajak.

Tapi sekarang Li Yuan-wai bukan saja tidak bersemangat membaca sajak, malah sebaliknya di dalam hati sangat kesulitan. Karena dia tahu semua wanita ini walau cantik-cantik, tapi semuanya adalah wanita yang menginginkan nyawanya.

Dia ingin membuka mulut, sedikit makan 'tahu', yang merupakan penyakit lamanya, namun tiba-tiba dia teringat waktu kejadian dipenjara air, maka dia jadi tidak berani sembarangan membuka mulut.

"Bagus sekali, sekarang paling bagus kau baik-baik keluar." Suara dingin wanita itu seperti keluar dari neraka.

Air di dalam kolam sudah cukup panas, tapi kata-kata ini membuat Li Yuan-wai gemetar kedinginan.

"Aku.... apa aku bisa keluar....?" Li Yuan-wai berkata seperti menangis saja.

Memang, disaat dihadapan wanita, mana bisa dia keluar? Apa lagi bukan hanya satu wanita saja, tapi ada enam orang.

Mungkin lebih baik dia mandi di sini empat tahun tidak keluar-keluar.

"Jika kau tidak keluar, kami akan membuat kau selamanya tidur di sini."

"Kalian. kalian tidak takut?!"

"Takut?! Kenapa kami harus takut?"

Bertemu dengan wanita yang senang melihat laki-laki mandi, Li Yuan-wai lebih senang bertemu dengan enam setan.

"Kalian.... kalian tidak takut, aku.... tapi aku takut sekali,” kata Li Yuan-wai bersungguhsungguh seperti bertemu dengan enam setan. Mulutnya gemetaran. "Jangan banyak omong kosong, kau keluar atau tidak? Li Yuan-wai, aku akan menghitung sampai tiga jika kau masih belum keluar, maka kau akan tahu bahwa kau telah melakukan kesalahan sebesar apa.... satu....” Wanita itu seperti sedang menatap tajam Li Yuan-wai di dalam uap air, dengan marah berteriak mulai menghitung.

Li Yuan-wai tentu saja tahu lawan tidak berkata main- main, mendengar nada kata-katanya, sangat mungkin tidak perdulikan apa-apa, semuanya bisa meloncat masuk ke dalam kolam, menangkap hidup-hidup dirinya.

"Dua. ” Suara yang menginginkan nyawa itu terdengar

lagi.

Walau dia juga orang yang berani melakukan apa saja, tapi bila sungguh-sungguh menyuruh dia dengan telanjang menghadapi enam nona besar, buat dia mungkin hanya dalam mimpi dia baru bisa melakukannya.

Ini adalah saat-saat yang paling sulit seumur hidupnya, juga adalah saat yang paling sulit untuk mengambil keputusan.

Dia sungguh sulit membayangkan dirinya dengan telanjang bulat keluar, di kemudian hari bagaimana dia bisa jadi orang, dan juga bagaimana menghadapi semua pahlawan didunia dan berkelana bebas didunia persilatan.

Keluar membunuh mereka semua? lebih lebih hal yang tidak mungkin.

Tidak perlu katakan yang lainnya, tadi saja sekali orang membalikkan tubuh dan menyabetkan pedang, pelayan itu sampai menjerit ngeri pun tidak sempat, tahu-tahu sudah menghembuskan nafas terakhirnya, kecepatannya, keji, jitu, dirinya tidak yakin bisa membunuhnya, lima orang lainnya juga kelihatan tidak lemah. Selain itu, yang terpenting, jika tidak bisa membunuh lawan....

Dari dasar hatinya mulai timbul rasa gemetar kedinginan, dia terpikir satu hal....

Karena seorang laki-laki bertelanjang bertarung dengan seorang wanita sudah cukup membuat orang menyemburkan nasi dari mulutnya, apalagi bertarung dengan enam orang wanita, di kemudian hari jika tersebar keluar, bukankah akan membuat orang tertawa sampai di bawah kemana-mana mencari gigi?

Hal yang demikian kacaunya jangan kata tidak pernah terjadi sebelumnya, mungkin juga tidak akan terjadi lagi selanjutnya.

Dia tidak berani melanjutkan pikirannya lagi....

0ooo(dw)ooo0

"Tiga. ”

Huruf 'tiga' yang minta ampun itu sudah keluar dari mulut, enam buah senjata rahasia sudah terbang mengarah Li Yuan-wai.

Enam buah senjata rahasia, salah satu saja sudah cukup membunuh orang.

Semua orang tentu mempunyai satu kemampuan yang tersembunyi, juga mempunyai satu macam reflek untuk menyelamatkan nyawa.

Li Yuan-wai di antara hidup dan matinya, sudah tidak terpikirkan apa akibat selanjutnya.

"Buaaar. ” satu suara.

Jipratan air muncrat kemana-mana, Li Yuan-wai sudah meloncat keluar dari kolam air. Wow! tentu saja dia telanjang bulat, seperti seekor ayam yang baru dikeluarkan dari air mendidih dan bulunya telah dicabut habis.

Hanya saja dia adalah manusia, bukan seekor ayam mati.

0ooo(dw)ooo0

Tempat untuk bergerak di dalam rumah mandi memangnya juga tidak luas, kecuali satu kolam besar ditengah-tengah, sisanya hanya tempat untuk berjalan yang sempit.

Bukan saja tangan Li Yuan-wai tidak ada satu cun besi, lebih-lebih ditubuhnya tidak menempel seutas benang pun.

Enam orang wanita, enam bilah pedang.

Kecuali Li Yuan-wai lari mengelilingi kolam, dia tidak tahu bagaimana caranya menghindar kilatan sinar pedang di belakangnya.

Keadaan ini seperti seorang anak kecil lari di depan, yang menjadi ibu di belakang mengejar akan memukulnya.

Yang kasihan adalah anak ini bertelanjang bulat, dan yang menjadi ibu malah ada enam banyaknya.

Li Yuan-wai mempunyai mata yang bisa tersenyum, mata tersenyumnya tentu saja sangat lincah, juga sangat teliti melihat orang.

Setelah beberapa kali membalikkan kepala, dan beberapa kali menghindar, tiba-tiba dia menghentikan larinya, dan tanpa mengeluarkan suara menempelkan tubuhnya kedinding, sampai nafas pun dihentikan.

Sehingga dia bisa melihat enam orang wanita itu juga merasa kehilangan sasarannya, semuanya menjadi berhenti tidak bergerak. Pelan-pelan wajah Li Yuan-wai yang bulatnya seperti kue tampak sedikit tersenyum....

Dengan perlahan tangannya menutup mulutnya, dia sungguh takut dirinya tidak tahan tertawa hingga mengeluarkan suara karena gembiranya.

Sekarang dia sudah bisa dengan jelas memperhatikan enam orang wanita yang berdiri di sana, mereka sama sekali tidak bergerak.

Wajah enam wanita ini cukup menarik, memakai baju yang sama, menyisir rambut dengan model yang sama, memegang pedang yang sama, walau semuanya mempunyai mata yang cantik, tapi semuanya adalah mata yang tidak dapat melihat.

Karena sorot mata mereka tidak saja tidak bersinar, juga kaku tidak berputar.

"Buta?! Mereka semuanya buta!?"

Li Yuan-wai hampir saja berteriak mengeluarkan suara. 'Sungguh sayang!' setelah tahu lawannya semua buta, Li

Yuan-wai menyayangkan di dalam hati.

Dia sudah lupa tadi ketika didesak hampir saja jiwanya melayang, sekarang dia malah menyayangkan lawannya.

Hati yang terancam terasa terlepas, tidak usah dikatakan bagaimana riang gembiranya.

"Sialan, jika dari tadi tahu kalian adalah orang buta, buat apa aku ketakutan? Lihatlah! Kalian lihatlah! Aku sekarang berdiri di sini dengan telanjang bulat, kenapa kalian tidak melihatnya? Apa kubilang, didunia ini dimana ada wanita yang suka melihat laki laki sedang mandi. ”

Di dalam hati Li Yuan-wai sambil bergumam, sambil memperhatikan keadaan sekelilingnya, dia tahu tidak mungkin terus begini tidak bergerak, dia harus memikirkan cara untuk melepaskan dirinya, jika terus bertelanjang,  tentu saja tidak enak, jika sampai masuk angin itu baru hal yang tidak diinginkan.

Akhirnya lawannya tidak tahan, salah seorang wanita membuka mulut, "Li Yuan-wai kenapa kau tidak bicara?"

"Bicara? Sialan, aku kan bukan idiot." Li Yuan-wai memaki di dalam hati, tapi dia tidak berani membuka  suara.

Wanita yang lain bicara lagi, "Heng! Li Yuan-wai, jika kau sudah tahu kami tidak bisa melihat, buat apa kau takut? Apakah kau sudah menjadi gagu?"

"Takut!? Aku tentu saja takut, kalian semua kan memegang senjata, jangan gelisah, adik besar, tunggu sampai aku mendapatkan akal baru nanti aku bertindak bagaimana memperlakukan kalian."

Setelah enam orang wanita itu memiringkan kepala, teliti mendengarkan, Li Yuan-wai mengerti, dia pasti tidak akan mengeluarkan suara, tapi sesaat dia juga tidak tahu harus bertindak bagaimana baiknya.

Tapi mereka semua tahu Li Yuan-wai masih berada di dalam rumah ini, hanya tidak tahu dia bersembunyi disudut mana.

Li Yuan-wai mengangkat kepala melihat jendela langit langit, di dalam hatinya mengeluh berkata, "Hai! Mandi kali ini benar-benar sial delapan turunan, melihat keadaan begini selanjutnya jangan mandi lagi lebih bagus. ”

Tiba tiba dia melihat seutas tali tergantung melintang didinding, itu sebenarnya tali untuk tamu menggantungkan handuk. Otaknya terkilas satu ilham, dengan perlahan sekali dia bergerak. Seperti sudah satu tahun saja lamanya, dengan bercucuran keringat, akhirnya Li Yuan-wai bisa mencapai tali.

Juga bersamaan waktu dia mengambil dua buah batu untuk tamu menggosok telapak kaki.

Sekarang dia bisa menampilkan senyum yang 'penuh arti'.

Dengan perlaha dian berdiri bersiap, melemparkan batu.

Terdengar suara batu memecah udara, hampir berbareng....

Enam bayangan orang, enam bilah pedang semuanya bergerak kearah jatuhnya batu.

Pedang cepat, orangnya lebih cepat.

Disaat enam gadis besar itu menabrak tali,  semuanya jadi berjatuhan, Li Yuan-wai sudah menaklukan wanita yang jatuh bertumpuk yang tadi hampir saja membuat diamati.

0ooo(dw)ooo0

Ketika Li Yuan-wai keluar dari rumah mandi ini, bagaimana pun tidak menyangka diluar sudah berkumpul begitu banyak orang.

Dia benar benar merasa beruntung, yang diikat bukan dirinya, jika tidak, bisa saja dia bertelanjang bulat jalan- jalan di jalan raya, kalau sudah itu dia sungguh tidak tahu apakah dirinya masih sanggup hidup terus.

Dia mengepalkan tangan dan menggoyang- goyangkannya, Li Yuan-wai berkata pada kumpulan orang- orang, "Siapa yang mau menyewakan kereta, aku mau mengantarkan enam pembunuh ini ke kantor pemerintah untuk diadili." Kereta sewaan datangnya sungguh cepat, mungkin semua orang sangat kesal terhadap wanita-wanita itu yang membunuh orang dengan mata tidak berkedip!

Li Yuan-wai cukup royal, dengan seratus liang perak dia membeli kereta ini bersama kudanya, majikan kereta merasa gembira mendapat keuntungan.

Hanya saja semua orang tidak mengerti kenapa tuan muda 'agung' yang berpakaian menyolok ini, bisa berbuat demikian.

0ooo(dw)ooo0

Tidak disangka dalam keadaan begini, disaat begini, Li Yuan-wai bisa bertemu dengan Ouwyang Wu-shuang....

Li Yuan-wai yang duduk di atas kereta, dua tangan yang memegang tali kuda sedikit gemetar.

Dia sulit percaya, tapi terpaksa percaya kenyataan ini.

Sekarang walau hari sudah senja, tapi matahari senja yang menyorot wajahnya begitu jelas dan begitu nyata.

Dia berdiri ditengah jalan raya seorang diri, sepertinya sudah menunggu lama sekali.

Dua orang yang terdiam akhirnya saling menatap, sepertinya sahabat yang lama berpisah dan menanyakan bagaimana kabar selama ini?'

Pelan-pelan sinar mata Ouwyang Wu-shuang berubah seperti kehilangan perasaan, digantikan dengan sinar kemarahan, semakin lama tampak semakin membara.

Mulut Li Yuan-wai seperti penuh dengan pasir, tubuhnya tidak tahan bergetar, dia tertawa pahit.

"Li Yuan-wai....” Disaat ini Ouwyang Wu-shuang tiba- tiba dengan keras berteriak. "Xiao Shuang, aku. ” Li Yuan-wai tergagap.

"Kau tidak perlu banyak bicara, sekarang kau lepaskan dulu enam orang di belakangmu itu."

"Ke.... kenapa?" tanya Li Yuan-wai dengan tidak mengerti.

"Karena mereka semua adalah wanita yang patut dikasihani, juga adalah orang-orangku."

"Orang-orangmu?!" Tanya Li Yuan-wai merasa terkejut. "Benar, orang-orangku." Jawab Ouwyang Wu-shuang

dengan pasti.

Menandakan apakah ini?

Apakah benar, sebelum Ouwyang Wu-shuang berhasil membunuh Li Yuan-wai, dia tidak akan berhenti?

Apakah dia masih kurang cukup telah mencelakakan dia?

Ada dendam apa yang memaksa dia bisa melakukan semua ini?

Orang luar tidak mengerti, Li Yuan-wai juga tidak mengerti.

"Karena apa mereka datang ingin membunuh aku. ”

"Tidak salah, aku yang mengutus mereka." Tadinya dia berharap ini adalah salah paham.

Li Yuan-wai bukan sekali saja memberitahu alasannya, bahwa semua adalah salah paham, Xiao Shuang pasti tidak mempunyai alasan bisa membenci dirinya sampai taraf demikian.

Sekarang mendengar nada lawan bicaranya yang begitu teguh, sikapnya sedikit pun tidak disembunyikan, ekspresi yang begitu pasti, seketika membuat kepala Li Yuan-wai sampai membesar.

Dengan hati yang sakit dia memandang wanita cantik di depannya, wanita yang pernah dicintainya, Li Yuan-wai dengah sedih berkata, "Mengapa? mengapa?"

"Mengapa?! Seharusnya aku yang menanyaimu baru betul,” kata Ouwyang Wu-shuang dengan benci.

"Bertanya padaku?!" tanya Li Yuan-wai lebih banyak lagi.

"Kau mau melepaskan orang tidak?" Ouwyang Wu- shuang bertanya lagi.

Li Yuan-wai sudah tahu setelah membebaskan orang, mungkin dia akan mendapat masalah yang lebih besar, tapi dia tetap membebaskannya, karena dia tidak pernah menolak permintaan Ouwyang Wu-shuang.

Ouwyang Wu-shuang menunggu sampai enam orang wanita buta itu dibebaskan semuanya, sesudah berada disisinya baru dia berkata, "Bagus sekali, terima kasih."

"Tidak perlu terima kasih,” kata Li Yuan-wai yang berdiri disisi kereta dan tidak bisa berbuat apa apa.

"Sekarang kita bisa membuat perhitungan, Li Yuan-wai, aku tidak akan merasa berterima kasih karena kau sudah melepaskan mereka karena dosa-dosamu tidak cukup menebus masalahnya. ” kata Ouwyang Wu-shuang sambil

mengeluarkan pedang pendeknya.

Melihat keadaannya tidak beres, Li Yuan-wai buru-buru berkata, "Tunggu, Xiao Shuang, aku pikir di antara kita mungkin ada sedikit salah pahaman. ” "Salah paham?! Ha ha salah paham? Lihat mereka, Li

Yuan-wai, kau lihat mereka, mereka satu pun tidak ada salah paham terhadap laki laki. ”

Ouwyang Wu-shuang menggunakan tangan menunjuk enam wanita disisinya.

"Menurutmu bagaimana mereka bisa menjadi buta? Mereka semua menggunakan tangannya sendiri membutakan mata, karena mereka semua pernah ditipu laki-laki, juga semua telah salah melihat laki-laki, tentu saja mereka semua sudah membalaskan dendamnya, hanya aku yang masih belum membalas dendam denganmu, jika tidak aku juga akan sama seperti mereka, jadi seorang buta....

ha.... ha.... ha," kata Ouwyang Wu-shuang seperti orang gila tertawa.

Li Yuan-wai melihat tingkahnya yang seperti gila, hatinya terkejut sulit dibayangkan.

Bagaimana pun dia tidak bisa terpikir, bagaimana bisa ada orang yang mau membutakan sepasang mata sendiri.

"Kau. kau marah padaku?"

Tiba-tiba Ouwyang Wu-shuang dengan tenang berkata, "Marah? Tidak, aku tidak marah padamu, aku hanya ingin kau mati."

"Sekarang aku mengerti, Xiao Dai ingin membunuhku....

Gai-bang mau menangkapku.... semua ini adalah.    adalah

kau yang mengaturnya betul tidak?" kata Li Yuan-wai dengah sedih.

"Benar, semua ini memang aku yang mengaturnya, bagaimana? Apakah kau sudah jelas? Aku ingin selangkah demi selangkah mendesakmu, semua orang menghianatimu, saudaramu meninggalkanmu, lalu melihat kau tidak mempunyai jalan lagi, terakhir sedikit demi sedikit membunuhnmu, hanya saja kau sekarang hidupnya seperti sedang senang sekali, ini malah diluar dugaanku,” kata Ouwyang Wu-shuang dengan bengis.

Seorang wanita bisa membenci orang sampai demikian, walau dia adalah wanita yang sangat menarik, sekarang mana bisa dia masih menarik, sebaliknya malah jadi sedikit menakutkan orang.

Li Yuan-wai dengan hati sakit melihat pada wanita yang menjadi cinta pertamanya, di dasar hatinya timbul semacam ketakutan.

Dia tidak tahu apa yang membuat wanita ini bisa berubah begitu besar?

Dia juga tidak tahu kesalahan apa yang pernah diperbuat dirinya?

Maka dia berkata, "Bisakah kau katakan, apa sebabnya semua?"

Dengan tertawa tajam, Ouwyang Wu-shuang seperti melihat setan pada Li Yuan-wai.

Beberapa saat baru dia menghentikan tawa yang menusuk telinga itu, dengan pelan berkata, "Apa yang telah kau perbuat, bagaimana kau bisa lupa? Kau bisa melupakan segalanya, tapi mana bisa melupakan tanda lahir yang ada di atas pantatmu?"

Seorang wanita yang seharusnya jangan sampai kehilangan kesopanan, karena di dalam memilih kata dia sudah tidak mempertimbangkan lagi kesopanan.

Kata-kata ini sebenarnya bisa membuat orang tertawa, tapi nyatanya tidak ada orang yang bisa tertawa.

Ouwyang Wu-shuang tidak tertawa. Bagaimana Li Yuan-wai bisa tertawa? Enam orang wanita yang matanya buta, mungkin ingin membunuh habis semua laki-laki didunia, tentu saja mereka juga tidak tertawa.

Perkataan lucu yang tidak bisa membuat orang tertawa mana bisa disebut perkataan lucu?

Buat Li Yuan-wai, perkataan ini mungkin sudah menjadi perkataan yang menginginkan nyawa orang.

"Kau.... kau bagaimana bisa tahu di.... ditubuhku ada tanda lahir?" tanya Li Yuan-wai dengan heran, karena rahasia ini sekarang sudah menjadi rahasia yang telah diketahui semua orang, untuk apa dia bertanya?

Mengandalkan tanda lahir Ouwyang Wu-shuang bisa membuat Gai-bang tidak bisa membantahnya, jadi dia seperti menangguk dosa yang tidak pernah ada.

"Jika ingin orang tidak tahu, jangan dia melakukannya." Ini adalah satu pepatah, juga satu kata-kata tua.

Pepatah dan kata-kata tua yang bisa turun temurun digunakan, tentu saja merupakan satu kebenaran yang walau sepuluh ribu tahun pun tidak akan salah.

Jelas-jelas dirinya tidak pernah melakukan hal itu, dan orang lain semuanya tahu, jadi ini termasuk kebenaran yang bagaimana?

Maka ketika Li Yuan-wai mendengar Ouwyang Wu- shuang mengatakan dengan sinis dua kata ini, kemarahan dihatinya seperti qi melabrak banteng adu.

"Perkataan apa ini?"

"Apa kau tidak mengerti?" kata Ouwyang Wu-shuang tampaknya juga marah sekali.

"Kau.... kau tahu apa maksudku. ” "Aku tidak tahu apa maksudmu, aku hanya tahu jika kau ada keberanian melakukan hal yang tidak ingin diketahui orang, kenapa tidak berani mengakuinya."

"Aku. aku, sebenarnya apa yang telah kulakukan? Xiao

Shuang, anggap aku memohon, tolong jelaskan saja ok?" kata Li Yuan-wai pahit hampir menangis.

Ouwyang Wu-shuang sekuatnya menahan emosi yang bergejolak, tapi tidak mampu menahan kebencian di dalam matanya, "Aku sudah melihat tanda lahir itu, juga pernah mengusap tanda lahir itu."

"Pernah melihat?! Pernah mengusap?!" Li Yuan-wai sudah mengerti.

Jika seorang wanita bisa melihat tempat dimana dirinya sendiri pun tidak bisa melihatnya, itu menandakan apa?

Jika dirinya sendiri tidak telanjang bulat, dan juga tidak pernah naik ranjang bersama dia, bagaimana dia bisa tahu?

Seorang wanita sampai harga dirinya juga tidak diperdulikan lagi, apalagi berani mengumumkan pada dunia, apa Li Yuan-wai bisa tidak mengakuinya? Apa Li Yuan-wai bisa mengakuinya? Hal yang tidak pernah dilakukannya mana bisa dia mengakuinya?

0ooo(dw)ooo0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar