Duri Bunga Ju Bab 14: Dipersalahkan

Bab 14: Dipersalahkan

Hujan ini datangnya tidak bisa dimengerti.

Jelas-jelas cuaca sedang terik matahari, titik hujan malah setitik demi setitik menabur turun.

Seperti air mata kekasih, dia sama sekali tidak tahu kapan waktunya, juga tidak perduli di tempat apa.

Pokoknya saat dia teringat, dia apa pun tidak perduli mengucurkannya.

Melihat titik-titik hujan ini, Li Yuan-wai duduk bersila di depan kuil yang sudah rusak ini, di dalam hatinya tidak tahu sedang memikirkan apa?

Hujan ini dikatakan besar juga tidak besar, dikatakan kecil tapi bisa menjadikan basah kurup seluruh tubuh.

Dia ingin sekali pergi ke kota Fu Rong lebih pagi, tapi justru terhalang hujan ini, terpaksa dia sementara berteduh dulu, sekarang dia mengeliatkan tubuh, matanya jadi terang, hampir saja pinggang keseleo.

Dia melihat dalam pandangan yang samar samar oleh embun hujan di atas jalan tanah kuning di depan kuil, ada sepuluh lebih pengemis dengan usia yang berbeda-beda, sedang dalam curahan hujan lari kearahnya.

Mereka seperti terburu-buru, juga tampaknya sudah memilih kuil rusak yang sudah ditinggalkan banyak tahun ini, untuk berteduh dari hujan yang mendadak ini. Disudut mulutnya sudah tampak tertawa, wajah bulat Li Yuan-wai semakin bulat saja.

"Mmm, bagus sekali, ternyata anggota inti Gai-bang kita juga banyak yang datang, apa mungkin semuanya karena masalah aku? Iii?! Ha. sampai paman Ji juga ikut datang!"

Dari kejauhan di antara sekelompok para pengemis itu, Li Yuan-wai sekali melihat sudah mengenal seorang tua yang berperawakan tinggi besar, memakai baju kain tambalan berwarna merah biru.

Dia bangkit berdiri, menepuk-nepuk tanah yang ada dipantatnya, beraksi sebagai seorang jagoan, tongkat pemukul anjing diposisikan sebagai penyangga tubuhnya, Li Yuan-wai dengan santai menunggu mereka sampai ke depan.

Semakin dekat, dia semakin terkejut.

Ternyata di dalam kelompok orang itu, dia mengenal dua orang lagi: "Dua Pengemis Cacat".

Dua Pengemis Cacat ini kedudukannya di dalam Gai- bang, tidak berlebihan disebut Yang Agung', karena mereka berdua sampai sekarang usianya sudah sembilan puluh tahun, menurut, tingkat generasi adalah kakek gurunya guru Li Yuan-wai 'Raja Pengemis'.

Kakek buyut yang sehari-harinya juga jarang tampil, saat ini tiba-tiba bisa bersamaan tampil, bagaimana bisa tidak membuat Li Yuan-wai terkejut.

Sekarang tawa diwajahnya tampak semakin kaku, dan aksinya sebagai seorang jagoan, sudah kehilangan rasanya, malah sebaliknya membuat orang merasa kasihan.

Karena kedudukan 'Ketua Pengawas' itu, di depan dua orang ini sama sekali tidak bisa dipamerkan, maka dia yang tadinya santai saja, sekarang berubah menjadi sedikit ketakutan tidak tenang.

0ooo(dw)ooo0

Orangnya baru saja tiba, hujanpun berhenti, ini juga hal yang mengherankan.

Dua orang berambut putih itu wajahnya merah, perawakan tinggi besar, Dua Pengemis Cacat di depan. Satu cacat telinga kanan, satu cacat mata kiri, tiga mata itu sedikit pun tidak berkedip memandang Li Yuan-wai yang bersujud di atas tanah.

Di belakang sepuluh murid Gai-bang yang berpakaian tambal-tambal baju lama, ditubuhnya setiap orang paling sedikit ada lima, enam simpul tali berbaris melintang, wajahnya tidak ada perasaan, melotot memandang pada Li Yuan-wai yang wajahnya penuh ketakutan itu.

Hartawan Li yang biasanya jika bertemu orang selalu tertawa, sekarang berganti dengan wajah ketakutan, kerena dia tidak ada keberanian, tidak berani tidak hormat terhadap dua orang ini.

"Ka.... kakek buyut, murid Li Yuan-wai memberi....

hormat."

Li Yuan-wai baru saja bersujud, sesudah perkataannya habis, di dalam pikirannya dua orang itu pasti dengan ramah menginginkan dia berdiri.

Siapa tahu sekali mengangkat pandangannya, dia menemukan dua kakek buyut tiba-tiba menghindar kekiri dan kekanan, menghindar dua langkah, menghindarkan penghormatan dirinya. Masih belum mengerti apa yang terjadi, telinganya sudah terdengar suara tanpa perasaan Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji yang biasanya sangat menyayangi dia.

"Tidak berani, silahkan kau berdiri."

Tidak salah, orang menginginkan dia berdiri, tapi bicaranya seperti serutan es, membuat hati orang menjadi dingin mulai dari kepala sampai ketelapak kaki. Hatinya tujuh naik delapan turun, Li Yuan-wai bangkit berdiri, wajahnya yang pahit susah dilukiskan. 

Tidak berani mengangkat kepala, juga tidak berani lagi buka mulut.

Udara disekeliling, dinginnya membuat Li Yuan-wai timbul dingin dari dasar hati.

Tangan pengemis Tanpa Telinga Chou Ji mengangkat tinggi satu plat bambu, belum membuka mulut, Li Yuan- wai begitu melihat, sepasang lutut langsung berlutut.

Karena siapa pun tahu plat bambu itu adalah lambang tertinggi Gai-bang, juga pertanda ketua Gai-bang datang sendiri.

Melihat lambang sama seperti melihat orangnya, Li Yuan-wai sekali melihat lambang bambu itu mana berani tidak berlutut?

Apa lagi Raja Pengemis adalah gurunya sendiri.

"Li Yuan-wai, kau bukan anggota Gai-bang kami, tidak perlu berlutut. Sebabnya aku mengeluarkan 'Perintah Bambu Api', hanya untuk menyatakan bahwa kami sedang melaksanakan perintah." Wajahnya yang dinggin Pengemis Tangpa Telinga Chou Ji dengan dingin berkata.

Kata-katanya memang tidak salah, Li Yuan-wai sejak awal tidak resmi masuk jadi anggota Gai-bang, walau dia adalah murid ketua Gai-bang masa kini, dan juga satu- satunya murid.

Tapi dia sendiri, hingga seratus tujuh puluh dua cabang dengan puluhan ribu muridmuridnya Gai-bang, tidak ada satu orang pun yang mengira dia bukanlah orangnya Gai- bang.

Dan juga tidak perduli di dalam Bang atau diluar Bang, orang-orang dunia persilatan, pesilat dunia persilatan, siapa pun tahu aset Gai-bang Li Yuan-wai, ini adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah.

Sekarang ini malah bagaimana pun tidak terpikirkan di 'Dewa Hidup', bisa mengatakan kata-kata ini walau mati, dia juga tidak bisa terima kata-kata ini.

"Kakek buyut.... guru, ke.... kenapa....?" tanya Li Yuan- wai membelalakkan sepasang mata, dengan suara ketakutan.

Sejak dilahirkan dari rahim ibu, Li Yuan-wai tidak pernah merasa lebih takut dibandingkan pada saat ini.

Sekarang dia bercucuran keringat dingin, diawal musim rontok ini, dan dihawa sejuk setelah hujan ini, malah sampai baju dalam pun hampir basah semua.

"Pendekar muda Li, aku baru saja mengatakan, kau bukan orangnya Gai-bang kami, kakek buyut guru tiga huruf ini, aku tidak pantas menyandangnya, hari ini beruntung kita bertemu dengan pendekar muda Li, jadi sekalian saja minta keadilan untuk Gai-bang pada anda. ”

Kata katanya semakin tidak masuk akal, tentu saja Li Yuan-wai semakin mendengar semakin tidak mengerti.

Dia juga sedikit merasakan pasti ada yang tidak beres. Dia tidak berani menjawab, juga tidak tahu harus mulai berkata dari mana. Maka dia hanya membelalakkan mata, wajahnya penuh pertanyaan memandang pada pemimpin lima generasi Gai-bang yang biasanya juga sangat dingin ini, menunggu lanjutan kata-katanya.

0ooo(dw)ooo0

Dua orang murid sekelas ketua cabang yang mempunyai lima simpul tali, dengan tidak berkata mengikatkan kain merahnya pada masing-masing tongkat pemukul anjingnya, dengan cepat lari kearah datangnya.

Hati Li Yuan-wai segera tenggelam kejurang yang tidak ada dasarnya.

Karena dia tahu arti ini, mereka pasti pergi keluar setengah li untuk membuat penghalang jalan, untuk memberitahu teman-teman dunia persilatan, di sini sedang ada urusan dalam Gai-bang, orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

Seriusnya masalah ini, sudah jelas bisa dilihat.

"Anda, tidak sadar masih muda, tapi pikirannya begitu jahat, perbuatannya juga begitu keji, apakah kau tidak merasa terlalu terburu-buru? Apakah kau bisa katakan tujuan dan alasannya?"

Orang yang usia nya besar, bagaimana pun kesabarannya lebih tinggi, walau di mata Pengemis Tanpa Telinga penuh dengan kebencian, terus bergerak-gerak, tapi nada pertanyaannya tidak keterlaluan, hanya sedikit dingin saja.

Sekarang Li Yuan-wai sudah tahu apa yang telah diperbuatnya adalah salah, seluruhnya seperti dalam lautan, sampai arahnya juga tidak jelas, apa yang mau dia katakan? Dan bagaimana bisa menjawabnya? Dengan ketakutan dia membuka mulut, Li Yuan-wai berharap dirinya bisu, karena dia tidak pernah tahu suaranya bisa begitu tidak enak didengar.

"Ka.... murid sungguh.... sungguh tidak tahu telah berbuat salah apa? Harap kau. jelaskan."

Dia memaksa dua huruf belakang ditarik kembali, hanya belum tersedak saja.

Sepuluh orang, dua puluh mata, semuanya sama memandang dengan sorot mata menghina.

Sampai-sampai Li Yuan-wai bisa mendengar di antaranya ada satu orang dengan hina mengeluarkan suara heng.

"Anda, kau bukan orang yang takut pada masalah, apa yang diperbuat sendiri, bagaimana kau bisa tidak tahu? Hanya saja kami tidak bisa menduga alasannya, lebih-lebih tidak bisa menduga sebabnya, kalau tidak kami juga tidak akan mengerahkan begitu banyak orang, dengan sembunyi- sembunyi tidak mengumumkannya susah payah mencarimu, sekarang terbukti banyak menimbulkan masalah, apa tujuan kau sebenarnya itu saja?"

Sesudah mengatakan panjang lebar, tetap saja tidak mengatakan permasalahannya.

Li Yuan-wai menahan dirinya, dia sudah sampai tidak tahan ingin sekali maju ke depan mencekek leher 'Dewa Hidup', atau menendang dia dua kali.

Ini hanya dalam pikirannya, berpikir dilubuk hati paling dalam, hatinya lebih gelisah juga, tapi wajahnya sedikit pun tidak berani menunjukannya.

Tidak mengeluarkan pertanyaannya, mana bisa menjawabnya? Li Yuan-wai bertekat 'buk!’ satu suara, sepasang lututnya berlutut di tanah.

Juga tidak perdulikan orang di depan semuanya menghindar kesisi, dia dengan sedih mengawasi semua orang, dengan cepat dia berkata, "Kakek buyut guru, paman Ji, aku mohon pada kalian, beritahu kebenarannya, aku sungguh tidak tahu kalian sedang membicarakan apa!?"

Walau seorang buta! Tidak dapat melihat ekspresi wajah Li Yuan-wai, juga bisa mendengarkan suara dia, yang begitu ketakutan, dan jujur.

Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji dan Pengemis Mata Cacad Hua Kai dua orang saling melihat satu setengah mata tetap Pengemis Tanpa Telinga bicara, tapi nadanya sudah sedikit rada hangat.

"Anda, benar kau tidak tahu apa yang tujuan kami!?" "Kakek buyut, murid sungguh tidak tahu."

Wajah Li Yuan-wai penuh dengan rasa bersalah, malah membuat semua orang timbul pertanyaan.

"Kau kenal Tangan Bunga Anggrek Ouwyang Wu- shuang?"

"Kenal."

"Kau kenal Pecut Terbang Chao Ji dan seorang pelayan yang bernama Xiao Cui?"

"Kenal."

"Kau kenal ketua cabang cabang keempat puluh dua Gai- bang kami Pengemis Mata Tunggal Dai Le Shan?"

Tidak menyangka pihak Gai-bang bisa ada pertanyaan ini, Li Yuan-wai berpikir sebentar, rupanya seperti tidak bisa mengingatnya, lalu menggelengkan kepala. "Kau tidak kenal?!" Pengemis Tanpa Telinga sedikit tidak percaya bertanya.

Anggota Gai-bang banyak sekali, cabangnya tersebar dikota besar dan kecil, Li Yuan-wai mana bisa....

mengenalnya? Jangan kata dia, mungkin ketua Gai-bang Raja Pengemis juga tidak bisa mengenal semuanya.

Namun Li Yuan-wai yang sehari-harinya berkelana di Jiang Nan, walau dia mengatakan tidak kenal, tapi di dalam pikiran orang lain, malah merasa kata-katanya tidak jujur.

"Baik, baik sekali, anggap saja kau tidak kenal, tapi pakaian dan dandanan murid Gai-bang, tanda kedudukan, kau tidak bisa mengatakannya kau tidak kenal!"

Tentu saja kenal, soalnya Li Yuan-wai ilmu silatnya dari Gai-bang.

Tidak tahu apa tujuannya mengatakan ini, Li Yuan-wai mengangkat kepala terpaksa mengaku, berkata, "Murid tentu kenal."

"Kalau begitu kau membunuh Dai Le Shan dan tiga murid apakah disengaja?" Pengemis Tanpa Telinga menatap tajam sekali berkedip juga tidak mendesak bertanya.

Ini seperti guntur dihari terang, Li Yuan-wai tidak terpikir bagaimana dirinya bisa jadi seorang pelaku pembunuhan, dan juga yang dibunuh masih orang seperguruan sendiri.

Dia cepat-cepat membantah berkata, "Murid tidak tahu, murid sama sekali tidak pernah berbuat hal ini. ”

Tidak membenarkan juga tidak membantah, Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji berkata lagi, "Kau memperkosa lalu membunuh Xiao Cui, awalnya mempermainkan lalu meninggalkan Ouwyang Wu-shuang, ini semua tidak dibicarakan dulu, tapi kau tidak seharusnya demi merebut kedudukan ketua Gai-bang lalu membunuh orang yang tidak sependapat dengan dirimu, lebih-lebih menyuruh Pecut Terbang Chao Ji dalam waktu tiga hari menghancurkan dua belas cabang yang tidak akur dengan kau.... kau terlalu sedikit terburu-buru....” Wajah berubah dengan keras berkata lagi, "Li Yuan-wai, tanganmu kejam, hatimu teliti, tapi pernahkan terpikir seratus teliti, tetap ada satu kesalahan? Kau meminjam golok membunuh orang pernahkah terpikir orang orang itu semuanya adalah murid murid Gai-bang yang darahnya lebih kental dari pada air?"

Otak seperti disambar lima guntur. Li Yuan-wai memandang Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji, tapi merasa yang dilihat hanya kosong belaka, karena pikirannya yang kalut, dia sudah tidak dapat memfokuskan sorot matanya.

Seseorang tidak pernah mengalami dakwaan tanpa ada alasannya, tidak akan bisa memahami keadaan hatinya sekarang.

Sama dengan seseorang tidak pernah mencintai, dan dicintai, dia mana bisa mengerti huruf 'cinta' di antara laki- laki dan wanita, bisa menghidupkan orang dan juga bisa mematikan orang?

Mulutnya pahit seperti menggigit buah paria, ruang hati menjadi kram hampir tidak bisa bernafas.

Beberapa saat, Li Yuan-wai baru dalam pengawasan banyak orang sadar kembali, tidak perdulikan sepasang lutut sudah sesemutan karena berlutut, berjalan dengan lutut beberapa langkah, dia dengan serak  berkata,  "Apa  ka. kalian percaya semua hal ini aku yang melakukannya?

Kalian bisa percaya semua hal ini aku yang melaku kannya?!" Seorang yang biasanya selalu tertawa, Li Yuan-wai yang selamanya tidak tahu apa itu kesusahan, jika tidak menyaksikan sendiri, semua orang tidak akan percaya rupa dia bisa seperti sekarang ini.

Hanya karena dia mengerti orang orang Gai-bang bergerak melakukan sesuatu, jika bukan masalahnya besar dan penting sekali, jika tidak punya bukti sangat kuat, jika bukan kedudukan dirinya super, pasti tidak akan sampai dua orang 'Dewa Hidup' di Gai-bang melaksanakan sendiri.

Situasi yang serius ini, keadaan yang 'besar' ini, dia juga tahu mungkin sampai mulutnya berkata sampai rusak, juga sulit membuktikan dirinya tidak berdosa, membersihkan tuduhan pada diri sendiri.

Tapi dia terpaksa harus bertanya, juga terpaksa membela diri, bagaimana pun dia tidak tahu kejadiannya bagaimana!

Sehingga dia memohon berkata, "Ma.... maaf kakek buyut, bisakah beritahukan pada murid seluruh kejadiannya, bagaimana. ”

Sedikit merasa tidak tega, mungkin benar ada sedikit curiga, Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji memandang langit, pelan berkata, "Ouwyang Wu-shuang mengirim  surat pada Gai-bang, mengatakan mula-mula kau mempermainkan lalu meninggalkannya, dan memperkosa lalu membunuh pelayan perempuan dia, dan juga menyuruh Pecut Terbang Chao Ji, akan masalah ini apa penjelasan kau?"

Ingin sekali menjelaskan, tapi tidak tahu dari mana awal menjelaskannya.

Li Yuan-wai sepertinya sudah nekad, dengan keras berkata, "Apa ada buktinya?" "Ouwyang Wu-shuang menunjukan dipunggung dekat pantat kau ada tanda lahir, ini telah dibenarkan oleh ketua Gai-bang, itulah bukti yang paling bagus."

Li Yuan-wai tertegun, mulutnya terbuka, lidahnya terasa kaku tiba-tiba tidak bisa bicara.

Ini masalah yang sedikit pun tidak salah. Seorang laki- laki jika tidak pernah berhubungan dengan wanita ini, bagaimana bisa tahu rahasia ini? Apa lagi ini adalah benar- benar rahasia.

Bagaimana pun tanda lahir itu di atas pantat, bukan di tempat yang terbuka. Hanya satu hal ini sudah cukup membuktikan dosanya Li Yuan-wai. Karena dari satu hal ini bisa menjelaskan masalah lain dan masuk akal.

Walau semua ini tidak pernah terjadi, tapi Li Yuan-wai justru jadi tidak tahu harus bagaimana membantahnya.

Dia sudah mengerti garis besarnya, juga mengerti bagaimana Ouwyang Wu-shuang mengirim surat mendakwanya.

Karena baik laki-laki atau wanita setelah ditinggalkan kekasihnya, dari cinta bisa menjadi benci.

Sejak dari zaman dahulu kejadian ini sering terjadi, hanya saja mimpipun Li Yuan-wai tidak terpikirkan kejadian ini bisa terjadi pada dirinya.

Yang lucu adalah dia sama sekali tidak merasa antara dirinya dengan Ouwyang Wu-shuang, ada alasan yang dipakai dia untuk meninggalkannya.

Sekarang jika di tangannya ada sebilah pisau, dia pasti segera menghunusnya, dengan tanpa ragu-ragu dia akan membalikkan tubuh Ouwyang Wu-shuang, memotong setengah pantatnya. 0ooo(dw)ooo0

Tentu saja hanya punya bukti ini rasanya masih sedikit lemah.

Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji menyaksikan Li Yuan- wai tidak tahu harus berbuat apa, dia berkata lagi, "Tuan, untuk membuktikan tidak bersalah, apakah kau bisa mengeluarkan seluruh barang yang ada di dalam dadamu?"

Walau nadanya bertanya, Li Yuan-wai mengerti jika tidak menurutinya, mungkin akan lebih membuktikan dirinya bersalah.

Lagi pula tentu saja dia tahu di dalam dirinya kecuali beberapa liang recehan perak, dan beberapa barang lain, tidak ada benda yang menyolok.

Sesudah melihat pandangan lawan yang bersikukuh, juga untuk menyatakan dirinya terbuka, tanpa ragu-ragu, Li Yuan-wai mengeluarkan seluruh barang yang ada didadanya, walau dia tidak mengerti apa maksud mereka ingin dia melakukan hal ini.

0ooo(dw)ooo0

Begitu barang dikeluarkan semua, tampak dua tiga recehan perak, satu bungkus kecil Wu Xiangpenyedap masakan.

Satu kue keras yang telah ada dua gigitan, dua bungkus seperti bungkusan powder obat.

Masih ada lagi yaitu segenggam jarum sulam. nomor

yang paling besar.

Jika Li Yuan-wai tahu di antara barang barang yang kelihatannya tidak menyolok ini, ada satu mainan yang bisa meminta nyawa, punya seratus mulut pun dia tidak akan bisa membantahnya, mungkin dipukul sampai mati juga, dia tidak akan tenang mengeluarkannya.

Ketua bagian pertama di Gai-bang bernama Hao Ren Jie, Li Yuan-wai memanggilnya paman Hao Bai Ling Gai, tubuhnya yang tinggi besar tiba-tiba maju berapa langkah, membungkukan tubuhnya, mengembil sebuah jarum sulam itu, dengan teliti memperhatikannya sebentar....

Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji memiringkan kepala bertanya, "Ketua bagian Hao, apakah sama?"

Kepala bagian Hao pelan menganggukkan kepala, dari dalam dadanya dengan hati-hati mengeluarkan empat jarum sulam yang sama ukurannya, diberikan padanya.

Li Yuan-wai tidak mengerti apa maksud di antara mereka, tapi dia mengerti jarum sulam ini pasti ada apa- apanya.

Menerima lima jarum sulam yang diberikan, Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji membandingkannya segentar, dengan sorot mata yang dingin membalikkan kepala berkata, "Kami tidak tahu bagaimana kau bisa mempunyai kerajinan tangan yang bagus, bisa berlatih menggunakan jarum sulam menjadi senjata gelap yang menakutkan....

bagus sekali, sungguh bagus sekali. ”

Ada kalanya arti 'bagus sekali' adalah justru tidak bagus, bukan saja tidak bagus, malah tidak bagus sekali.

"Dai Le Shan berempat orang tidak menyangka, ternyata benar kau sendiri yang melakukannya, sekarang kau masih mau bicara apa?"

Ketika Li Yuan-wai tahu empat buah jarum di tangan Hao Ren Jie diambil dari empat orang yang mati, wajahnya menjadi putih seputih selembar kertas putih. Keringat dingin ditubuhnya kembali bercucuran, dia merasakan langit sedang berputar, bumi sedang bergoyang, tiba-tiba orang-orang dihadapannya seperti menjadi besar beberapa kali lipat.

Ini adalah siasat jahat, satu siasat jahat untuk membunuh orang.

Siasat jahat yang meski membuat dirinya meloncat ke Huang He, juga tidak akan bisa membersihkannya.

Dia sekarang mengerti, tidak ada orang yang bisa percaya pada dia, karena mata mereka telah menjelaskan semuanya.

Dia juga tahu, dia sudah masuk ke dalam satu perangkap.

Dan perangkap itu sudah semakin lama semakin  kencang menjerat leher dirinya.

0ooo(dw)ooo0

"Selidiki kenyataannya, laksanakan hukuman di tempat."

Ini adalah perintah lisan dari ketua Gai-bang Raja Pengemis sendiri, dan juga 'Lambang Bambu Api' telah keluar, asalkan orang tergolong Gai-bang tidak ada orang yang berani menentangnya, walau dua orang "Dewa Hidup" di bawah aturan Gai-bang ini, mereka juga tidak berani menentangnya.

Tidak aneh ketua Gai-bang tidak mau dirinya yang tampil, bagaimana pun dia mengerti dia tidak akan tahan menghadapi kenyataan yang kejam ini.

Siapa yang tega mengeksekusi murid kesayangan sendiri? Li Yuan Wang bersujud di tanah, dengan sedih tertawa. Dia terpikir, Yuan Ershao yang disalahkan juga tidak bisa membantahnya, sekarang dia juga merasakan bagaimana perasaan hati itu.

Namun dia tak bisa melarikan diri dari borgol itu.

Dia menutup sepasang matanya, dia sudah merasakan bayangan kematian sudah dari segala penjuru menjepitnya.

Dia merasakan ada orang sedang dengan pelan mengangkat telapaknya, segera akan menimpa pada kepalanya sendiri.

Dia tidak ingin mati, karena dia baru berusia sembilan belas tahun.

Dia tidak bisa tidak harus mati, karena dia sudah tidak ada cara untuk membela diri.

"Mati ada yang seberat gunung Tai, seringan bulu halus."

Jika sekarang Li Yuan-wai mati, mungkin lebih ringan dari pada bulu halus, bagaimana pun ini adalah mati tidak berdosa!

Sembilan belas tahun, usia yang begitu muda, begitu indah.

Ini adalah usia pacaran, juga adalah usia yang sedang gembira.

Lebih lebih usia yang tidak boleh mati....

0ooo(dw)ooo0

Telapak tangan kanan Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji baru saja diangkat, hatinya sakit sekali, dengan tidak tega menutup sepasang matanya.

Li Yuan-wai yang tubuhnya sedang bersujud, tiba-tiba seperti sebuah anak panah melesat kebelakang, orang-orang dilapang semuanya tidak terpikir, karena Li Yuan-wai rupanya telah menerima kematian, siapa tahu bisa mendadak berubah pikiran? Saat kembali sadar, Li Yuan- wai sudah berada diluar delapan zhang.

Manusia juga hanya disaat diambang kematian, baru dapat mengeluarkan tenaga yang tersimpan sampai dia sendiri pun tidak percaya.

Orang }'ang melarikan diri punya niat, orang yang mengejar malah sepertinya tidak begitu nafsu.

Bagaimana mengatakannya 'Aset Gai-bang' hanya ada dia satu satunya, apa lagi suaranya Li Yuan-wai berkumandang di dunia persilatan.

"Kakek buyut, murid tidak ingin mati sia-sia seperti ini, murid pasti akan menemukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya, nanti pasti menerima dakwaan dan menuruti hukum. ”

Suaranya semakin lama semakin jauh, Sepasang Pengemis Cacat dua orang menghentikan langkah, menghalangi para murid mengejarnya.

Pengemis Tanpa Telinga Chou Ji memandangi bayangan yang semakin jauh bergumam berkata, "Semoga aku tidak salah melakukannya. ”

0ooo(dw)ooo0

Bulan tujuh tanggal tujuh adalah hari Pertarungan di Jembatan Burung Gereja.

Cerita Pengembala Sapi dengan Penenun Wanita semua orang juga tahu.

Setiap tahun pada bulan tujuh tanggal tujuh hari ini sepertinya selalu turun hujan, menurut cerita hujannya hari ini, adalah air matanya para kekasih. Dan setiap tahun di malamnya hari ini, lebih lebih banyak orang mengangkat kepala, menatap langit malam, berharap dapat melihat pertemuannya bintang Pengembala Sapi dengan bintang Penenun Wanita, tapi selalu tidak dapat melihat bintang, hanya tubuh menjadi basah kuyup kehujanan.

Hari ini adalah bulan tujuh tanggal tujuh. Malam ini juga tetap turun hujan rinti-rintik.

Namun diluar kota Fu Rong disisi Gedung Wang Jiang, di atas pulau pasir yang kosong ditengah-tengah sungai, tidak tahu siapa orangnya sudah memasang batang bambu digantungi lentera angin disekelilingnya.

Sinar lampu yang redup, walau di dalam hujan rintik- rintik bergoyang-goyang ditiup angin, tapi juga menerangi dengan jelas pulau pasir yang luasnya sekitar dua, tiga zhang.

Disisi sungai terdengar suara orang yang sangat ramai, pria dunia persilatan, pendekar dunia persilatan, pengemis pedagang kecil, ramai memenuhi tempat ini.

Di antara puluhan ribu kepala yang bergerak, jika teliti sedikit tidak sulit menemukan masih ada banyak nona besar, berpakaian merah berbaju hijau, seperti dikebun bunga dengan payung kertas minyak di tangannya, juga sedang mengangkat-angkat kepala menunggu.

Tentu saja orang-orang yang berkumpul ini, tidak lain adalah untuk menyaksikan pertempurannya Tangan Cepat Xiao Dai dengan Li Yuan-wai.

Bagaimana pun ini adalah peristiwa besar yang jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini, apa. lagi dua orang ini adalah pahlawan muda yang sudah ternama. 0ooo(dw)ooo0

Waktu belum sampai jam dua belas malam, orang yang menonton tentu saja harus menunggu dengan sabar, walau diguyur hujan, diterpa angin dingin malam.

Hati setiap orang tampak bergolak sampai titik puncaknya, sampai tubuh para nona besar yang diraba orang juga tidak terlihat ada reaksi apa-apa, sepertinya mereka sudah mati rasa, jika hari-hari biasa, sudah dari tadi mereka akan menjerit-jerit, tapi sekarang sedikit suara juga tidak ada, membuat orang jadi tidak mengerti.

Semua tidak lain karena mereka menyimpan tenaga,  buat nanti berteriak memberi dukungan pada idolanya.

Maka keadaan ini sangat menggembirakan para tangan jail, tampak mereka berjongkok di sini, meluncur kesana, sungguh menyenangkan, walau di antaranya ada yang mendapat pelototan, atau kena tempeleng, tetap saja merasa gembira, tidak merasa lelah.

0ooo(dw)ooo0

Nama orang, bayangan pohon.

Jika ditanyakan pada mereka siapa yang benar-benar pernah melihat Tangan Cepat Xiao Dai dan Li Yuan-wai, mungkin tidak ada orang yang mengacungkan jarinya.

Semua tidak lain, karena didunia ini pengangguran sangat banyak, orang yang senang keramaian lebih banyak lagi, ditambah gembar-gembor didunia persilatan, baru dapat menjadikan keadaannya menjadi menggemparkan.

Malam sangat gelap, air sungai dingin, waktu pun sedikit demi sedikit berlalu.

Jauh dari keramaian orang di kerumunan pohon-pohon, Tangan Cepat Xiao Dai dengan pakaian mewah, wajah tidak ada ekspresi sedikit pun sedang memandang sungai, tidak tahu apa yang sedang dipikirkan?

Ouwyang Wu-shuang menemaninya dengan memegang payung untuk dia, malah bajunya sudah setengahnya basah juga tidak dirasakan.

Benar-benar seorang wanita yang sangat perhatian, yang sulit didapat lagi adalah, dia begitu cantik mempesona.

Asalkan laki-laki, jika ada wanita seperti ini menemani, maka dalam keadaan mimpi pun, dia juga pasti akan bangun tertawa.

Namun Tangan Cepat Xiao Dai kenapa malah seperti kayu, tidak ada perasaan?

Apakah dia tahu sebab Ouwyang Wu-shuang melakukan ini, takut dia kehujanan, nanti waktu bertarung akan kehilangan keyakinannya?

Atau dia tahu wanita ini takut dia kehujanan, nanti akan lebih sadar lagi?

Yang seharusnya datang akhirnya datang juga, Xiao Dai di dalam hati mengeluh.

Namun dia tahu dia bukan dewa, walau dewa pun tidak akan bisa menghentikan berjalannya waktu!

Tiba-tiba dia terkejut, mata Xiao Dai terkilas sedikit ketakutan, dia memandang Ouwyang Wu-shuang, yang terlihat adalah sepasang mata yang kompleks sulit dimengerti.

Disudut mulutnya sedikit bergerak, menampilkan senyum yang lebih tidak enak dilihat dibandingkan menangis, Xiao Dai dengan suara serak berkata, "Waktunya sudah hampir tiba betul tidak?" Ini adalah kata-kata yang tidak ada artinya, tapi disaat begini malah merupakan kata-kata yang paling baik.

Dengan merasa aneh Ouwyang Wu-shuang balik memandang Xiao Dai, Ouwyang Wu-shuang dengan tawar berkata, "Benar, waktunya sudah hampir tiba, kau menyesal tidak?"

Ada sedikit perasaan sedih diwajahnya Xiao Dai tapi dia menggeleng gelengkan kepala tidak berkata.

"Aku tahu kau tidak mau melakukan hal ini, tapi ini adalah satu-satunya permintaan dalam seumur hidupku, juga satu permintaan terakhir, kau sudah menyanggupinya padaku, aku tahu kau juga pasti bisa melaksanakannya betul tidak?"

Ouwyang Wu-shuang menatap tajam sepasang mata Xiao Dai, ingin membuktikan dan ingin mendapatkan jaminan.

Dalam sekejap Xiao Dai memikirkan, dia tidak berani bertatapan dengan sepasang mata itu, sambil memandang ke langit berkata, "Beritahu aku, Xiao Shuang, kenapa? Kenapa kau ingin melakukan ini? Aku tahu masalahnya tidak seperti yang kau katakan itu, tapi aku tidak bisa memikirkan alasanmu, apakah sampai sekarang kau masih tidak bisa mengatakan sejujurnya? Kau harus tahu, di rumahmu aku sudah menerima permintaan itu, aku selalu memikirkan apa alasannya. ”

Ouwyang Wu-shuang mengulurkan tangan lainnya menutup mulutnya Xiao Dai, mencegah kata-kata selanjutnya.

Dia menampilkan senyum yang Xiao Dai biasanya tidak bisa menahan diri, Ouwyang Wu-shuang sengaja seperti masalah enteng, katanya, "Xiao Dai, anak idiot, aku berjanji, setelah kau membunuh dia, aku pasti akan memberitahu alasan sebenarnya, dan alasan ini mempunyai dasar yang cukup. Percaya pada aku, demi masa depan kita supaya baik, aku mana bisa membiarkan kau melakukan hal yang tidak setia kawan?"

Benarkah begitu? Xiao Dai sedikit tidak mengerti. Namun saat ini seperti panah dipasang di atas busurnya,

semua   ini   juga   tidak   bisa   disesali,   dia   masih   ingin

mengatakan sesuatu, tapi sesaat dia tidak tahu harus berkata apa, Xiao Dai terpaksa hanya mengeluh.

Persahabatan, percintaan, dua perasaan ini apakah benar tidak bisa jalan bersama-sama?

Dia menginginkan dua-duanya, namun dia justru hanya bisa memilih salah satunya, malahan bukan saja hanya jadi satu masalah yang menjadi pemikiran, tapi adalah satu masalah yang membuat sakit kepala.

Sekarang kepala dia benar-benar jadi sakit, penyakit ini terjadi setelah penyakit bisunya sembuh. Dia menggunakan sepasang tangan menggosok-gosok pelipisnya, Xiao Dai kembali terdiam lagi.

Menunggu memang juga satu hal yang menyiksa orang.

Menunggu bukan saja bisa mempercepat orang menjadi tua, menunggu dalam waktu lama juga bisa membuat orang jadi gila.

Hanya dalam waktu satu hari, Li Yuan-wai juga seperti sudah jadi tua banyak.

Walau dia hanya berusia sembilan belas tahun, tapi situasi hatinya malah seperti berusia sembilan puluh tahun.

Dan lagi menunggu dengan gelisah, sudah membuat dia mengarah jadi gila. Sekarang dia sedang duduk bersila dicabang pohon yang rimbun, matanya sedikit pun tidak berkedip terus memandang pulau pasir yang jauhnya lebih dari seratus zhang itu.

Dia sedang menunggu, dia sedang menunggu waktu, dia sedang menunggu munculnya Tangan Cepat Xiao Dai.

Dahan yang lebih rimbun lagi juga tidak akan bisa menghalangi rintik-rintik hujan yang kerap.

Seluruh tubuhnya sudah basah kuyup. Air hujan ada dirambut, di alis sedang menetes ke bawah, menelusuri wajahnya, leher, mengalir masuk ke dalam kerah bajunya.

Namun dia sedikit pun tidak merasa, sepertinya dia sudah menjadi satu dengan dahan pohon itu, perasaannya hilang.

Tidak ada seorang pun tahu di atas pohon ini bersembunyi satu orang.

Tentu saja juga tidak ada orang yang tahu dia datang sudah berapa lama? Kapan datangnya?

Walau dia sedikitpun tidak bergerak, duduk bersila di sana, tapi otak dia semenit pun tidak pernah berhenti berpikir.

Dia sedang berpikir, tadinya dia bisa dengan terang- terangan tampil di pulau pasir itu, siapa tahu sekarang dia bisa berubah seperti seorang bangsat yang bersembunyi di sini.

Dia sedang berpikir, nanti saat Xiao Dai muncul, apakah orang-orang Gai-bang yang bersembunyi dikerumunan orang akan bergerak dulu. Dia memikirkan, dirinya sekarang telah jadi murid pengkhianat, hari-hari berikutnya dalam pelarian pasti akan susah.

Dia terpikir Zhan Feng, juga memikirkan Ouwyang Wu- shuang.

Dua bayangan wanita ini, sama-sama mengukir dihatinya, tidak perduli dengan cara apapun, dia tidak akan dapat menghapusnya.

Sekarang dia baru bisa berpikir dengan teliti dan tenang, juga baru terpikir di antara dua orang wanita ini sepertinya banyak persamaan.

Begitulah manusia, disaat gembira dan bangga, sering melewati banyak pertanyaan, juga banyak melupakan masalah yang tidak boleh dilupakan.

Orang yang dalam keadaan gagal dan marah, baru dapat berpikir dengan hati tenang menganalisa kesalahan yang telah diperbuat oleh dirinya, dan beberapa kegagalan kecil yang sulit diketahuinya.

Semakin berpikir dia semakin takut.

Karena dia tidak tahu kenapa Ouwyang Wu-shuang dan Zhan Feng sama-sama bisa menggunakan jarum sulam dengan baik?

Mengapa mereka berdua bisa menjadi teman baik?

Juga Zhan Feng yang tidak keluar rumah bagaimana bisa tahu perihal Xiao Dai mengirim surat pertemuan pertarungan dengan dirinya?

Tentu saja dia telah teringat dirinya pernah melupakan satu hal yang paling tidak boleh dilupakan, yaitu kenapa Yuan Dashao, Walet Tidak Kembali Yuan Di bisa muncul di kamarnya Zhan Feng. Semua pertanyaan ini saat itu dia bukan tidak terpikir, hanya karena dia terjebak ke dalam jala cinta jadi tidak terlihat itu, dia sudah jadi mabuk.

Seorang yang telah mabuk, memang juga sangat mudah melupakan banyak hal.

Apa lagi mabuknya madu cinta, pikirannya menjadi sedikit tumpul, jadi juga tidak akan memikirkan, tidak mau memikirkan, lebih-lebih tidak ada waktu memikirkan.

0ooo(dw)ooo0

Tidak bisa melihat bintang, tentu saja juga tidak dapat melihat Pengembala Sapi dan Wanita Penenun.

Hujan, kelihatannya akan semakin besar.

Diguyur hujan, otaknya Li Yuan-wai juga semakin lama semakin segar.

Selamanya dia adalah orang yang tidak mau menggunakan otak untuk memikirkan masalah, hujan ini telah mengguyur bersih sifat malas dia yang minta nyawa itu.

Sekarang dia terpaksa sekuatnya berpikir, karena dia sudah sampai taraf celaka yang sulit dipulihkan.

Setiap orang jika sudah sampai taraf seperti dia, pikirannya bisa berubah menjadi tajam.

Dia menyadari banyak hal, begitu banyak yang tidak benar, sepertinya semua ini ada orang sengaja mengaturnya.

Dia tidak tahu Ouwyang Wu-shuang, mengapa dia ingin mencelakakan dirinya? Dia juga menyadari perasaan Zhan Feng pada dirinya, sepertinya sedikit kurang jujur, dan berubah menjadi tidakjelas seperti bayangan.

Seseorang jika sekali saja perasaannya merasa curiga, maka juga akan dapat dengan objektif melihat seluruh persoalannya dari sisi lain.

Dia dari dalam sepatunya mengeluarkan satu bungkusan kertas, lalu membukanya.

Empat buah jarum sulam ini adalah pada waktu itu dia mengeluarkannya dari empat kepala mayat itu, dia selalu mengira empar buah jarum ini adalah digunakan oleh Ouwyang Wu-shuang.

Sekarang dia sudah tidak berani memastikannya lagi, bagaimana pun yang dia ketahui, sampai sekarang dia sudah menemukan ada tiga orang yang bisa menggunakan jarum sulam membunuh orang.

Diujung jarum ada warna coklat bekas darah, setiapjarum telah merampas satu jiwa.

Melihat empat buah jarum yang tidak menyolok mata ini, dia gelisah, ini juga jadi terpikirkan sekarang, kemarin ketika bertemu dengan Yuan Ershao karena sangat singkat, dia lupa memberitahukan masalah keempat jarum ini.

Sekarang hanya dirinya saja yang dapat mengetahui urusan jarum, dia mengeluh sekali.

Karena didunia ini, tiba-tiba dia melihat kecuali Yuan Ershao, sudah tidak ada satupun yang dapat dipercaya.

Perguruan, teman, kekasih, tiga macam ini tadinya merasa setiap orangnya dapat dipercaya dan diandalkan.

Sekarang terhadap tiga macam orang ini, dia sudah merasa tidak yakin. Apakah dia tidak mengeluh?

Beberapa kali emosi memuncak, Li Yuan-wai hampir saja tidak tahan ingin melabrak saja.

Kerena menunggu seperti ini benar-benar adalah satu siksaan keji.

Namun kesadarannya dengan tepat waktu datang kembali.

Dia mengerti sekarang dia tidak bisa tampil, dia malah telah merasakan Gai-bang telah mengatur jaring besar, menunggu dirinya masuk.

Dia tentu saja mengerti akibat melabrak, mungkin belum sempat Xiao Dai datang, dirinya telah tergeletak mati dilapangan.

Peraturan rumah tangga Gai-bang, cara bertindak terhadap murid yang berkhianat, bagaimana pun dia sangat jelas sekali.

Apa lagi terhadap seorang murid pengkhianat yang tidak menerima hukuman, asalkan memungkinkan, setiap anggota Gai-bang juga tidak akan membiarkannya hidup lebih lama lagi, walau pun terhadap dirinya yang punya kedudukan super.

Sebabnya dia menunggu, hanya ingin melihat bagaimana Gai-bang menangani permasalahan pertemuan pertarungan dirinya dengan Tangan Cepat Xiao Dai.

Bisa membuat begitu banyak orang tidak tidur dengan selimut hangat, malah lari kesini melihat keramaian, sudah membuktikan satu hal, yaitu Gai-bang belum mengumumkan masalahnya. Jika berita dicari oleh Gai-bang masih belum diumumkan, maka tentu ada orang yang diutus oleh Gai- bang menangani masalah ini.

Kekuasaan Gai-bang sangat besar, kemampuan membela anggotanya sendiri semua orang sudah tahu, mana mungkin Li Yuan-wai tidak tahu? Walau sekarang dia dimata Gai-bang sudah jadi seorang murid pengkhianat.

0ooo(dw)ooo0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar