Duri Bunga Ju Bab 05 : Air mata cinta

 
Bab 05 : Air mata cinta

Xiao Dai dan Li Yuan-wai adalah teman sejak kecil, mereka bersama-sama main tanah liat, memakai celana pendek, tumbuh besar bersama.

Mereka berdua bersamaan waktu mendapat guru, bersamaan waktunya belajar, tentu saja bukan dari seorang guru.

Satu cinta segi tiga yang rumit.

Ada kalanya mereka bersama-sama mengerjakan satu hal bukan hal yang tidak baik, ada kala bersama-sama mengerjakan satu hal malah jadi tidak baik, dan yang tidak baik ini sangat banyak.

Tidak baik dikatakan, tidak baik dijelaskan, tidak baik mengurusnya, lebih-lebih tidak baik berpisah.

0ooo(dw)ooo0

Mimpipun tidak akan terpikirkan dirinya akan diundang makan oleh Ouwyang Wu-shuang (Ouwyang yang tidak ada duanya).

Xioa Dai kenal dengan Ouwyang Wu-shuang, Li Yuan- wai juga kenal Ouwyang Wu-shuang, karena Ouwyang Wu-shuang adalah wanita yang dicintai Xiao Dai dan Li Yuan-wai secara bersamaan.

Xiao Dai kembali menyesal lagi, menyesal tidak seharusnya menerima undangan makan ini.

Menyesal tidak percaya dengan kata-kata orang dulu bahwa 'Tidak ada pesta yang baik'. Menyesal tidak seharusnya dia makan tahu, makan tahu pelayannya Ouwyang Wu-shuang.

Lebih-lebih tidak seharusnya dia mandi, karena pelayan yang bernama Xiao Cui itu pasti akan mengabarkan bahwa dirinya hampir saja tidak mempunyai celana untuk dipakai menghadap majikannya.

Xiao Dai ingin setelah kejadian ini, mencari seorang tukang ramal untuk meramalkan nasibnya setahun ini, ditahun ini dia bertentangan dengan apa, kenapa sejak dirinya menerima surat dari merpati pos Li Yuan-wai, dia menjadi sial terus, dan juga nasib sialnya semakin lama semakin banyak, dan semakin aneh.

0ooo(dw)ooo0

Kulit wajah Xiao Dai yang setebal tembok telah menjadi merah, saat berhadapan dengan orang yang dicintai bersama-sama Li Yuan-wai.

Ini juga satu berita baru, tidak lebih kecil dengan berita Xiao Dai tidak bercelana, karena orang yang kenal Xiao Dai, semuanya tahu Xiao Dai hanya bisa membuat orang menjadi merah wajahnya, tapi orang lain tidak pernah melihat wajah Xiao Dai menjadi merah.

"Xiao Dai, apa kabar,” kata Ouwyang Wu-shuang.

Xiao Dai tetap saja Xiao Dai, dia masih mempunyai satu kelebihan yaitu pura-pura bodoh.

"Tidak baik."

Tertawalah Ouwyang Wu-shuang yang sebenarnya tidak cantik, tapi wajahnya mempunyai kesan yang sulit dikatakan orang membuat orang sekali melihat dia merasa dia sangat special, dan juga bisa menimbulkan perasaan setelah melihat sekali ingin melihat kedua kali, ketiga kali.... tawanya, tawa dia seperti juga tawa Li Yuan-wai bisa memikat orang, tawa yang bisa memikat tidak perduli berbeda jenis atau sama jenis.

Beberapa tahun ini, Xiao Dai mati-matian ingin belajar menirukan tawanya Li Yuan-wai, ternyata alasannya adalah ini, ternyata tawanya Ouwyang Wu-shuang dan tawanya Li Yuang Wai begitu menarik.

"Kenapa tidak baik?"

"Tadinya baik, tapi setelah melihat kau jadi tidak baik?" "Apakah kau masih mencintai aku?" tanya Ouwyang

Wu-shuang sambil menatap tajam pada Xiao Dai.

Wanita yang begitu memikat, begitu polos, walau dia dengan Xiao Dai dan Li Yuan-wai sama berusia sembilan belas tahun, paling banter hanya dipanggil wanita besar, tapi wanita besar sekali menikah orang, begitu bertemu dengan kekasih lama, tidak mengatakan "Apakah benci padaku?" malah sebaliknya berkata, "Apakah masih mencintai aku?" apakah tidak bisa dikatakan kepolosannya sangat lucu.

Xiao Dai jadi merasa bodoh ditanya begitu, dia sungguh tidak terpikirkan lawan bicaranya bisa bertanya dengan pertanyaan yang begitu blak-blakan, dia tidak ingin berkata bohong pada Ouwyang Wu-shuang.

Mau mengatakan tidak cinta, nyata kata-kata itu berlawanan dengan hatinya.

Mau mengatakan cinta, mana bisa kata-kata itu keluar dari mulutnya, dia adalah nyonya yang telah bersuami.

Makanya Xiao Dai tidak bisa menjawab pertanyaan ini, dia diam tidak berkata. "Cinta atau tidak cinta, satu, dua huruf yang pendek itu apakah membuat kau sulit menjawabnya?" Ouwyang Wu- shuang seperti memaksa Xiao Dai harus mengatakannya.

Xiao Dai terpikir lagi 'tahu'.

Terpikir dulu kenapa bukan dirinya saja yang jualan tahu bau, jualan tahu bau tidak perlu kemahiran yang memadai! Jika yang jualan tahu bau adalah dirinya, maka sekarang, semua kejadian ini akan terjadi pada diri Li Yuan-wai, dan semua pertanyaan yang mendesak ini, biar giliran Li Yuan- wai yang menjawabnya.

Kalau sudah begini dia tidak bisa pura pura bodoh lagi, Xiao Dai terpaksa memaksakan diri menjawabnya, "Dulu cinta, sekarang tidak bisa cinta, juga tidak berani cinta."

"Kau mengatakan demikian berarti di dalam hatimu masih mencintai aku bukan?"

"Sepertinya begitu!"

"Kenapa tidak bisa mencintai juga tidak berani mencintai aku? Apa hanya karena aku adalah wanita yang telah menikah? mencintai itu tidak berdosa, walau kau masih mencintai aku, itu juga hal yang sangat wajar, siapa pun tidak bisa melakukan tindakan apa-apa padamu, kenapa kau tidak berani mengatakannya? Apa lagi kau hanya mencintai seseorang seperti apa adanya.

Laki-laki wanita sama saja, walau dirinya telah menikah, masih juga berharap orang lain tetap mencintai dirinya, inilah ego, juga berkhayal.

"Jika kau tetap masih mencintai aku, pasti kau akan menurut kata-kataku, dan membantu aku bukan?" kata Ouwyang Wu-shuang dengan penuh keyakinan. Xiao Dai takut melihat Ouwyang Wu-shuang, takut lihat tawanya yang memikat itu, juga takut melihat matanya yang bisa bicara itu, tapi dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak melihatnya, tidak melihat tawanya, tidak melihat matanya yang bisa bicara itu. 

Dia menganggukkan kepala, walau hanya sedikit.

Ouwyang Wu-shuang merasa puas, satu keyakinan yang memuaskan, puas atas egonya sendiri dan khayalannya.

0ooo(dw)ooo0

Seorang wanita yang telah menikah, ketika dia merasa masih bisa menyuruh lelaki lain melakukan perintahnya, tentu saja akan merasa bangga, juga tentu saja cukup bersyarat untuk tertawa, tawanya adalah tawa yang keluar dari dalam hati.

0ooo(dw)ooo0

Ouwyang Wu-shuang tertawa dengan gembira.

Didunia ini siapapun yang mendapat kesulitan, asal Tangan Cepat Xiao Dai menganggukkan kepala dan menyanggupi akan membereskannya, maka kesulitan itu segera bukan menjadi kesulitan lagi. Karena Tangan Cepat Xiao Dai adalah pakarnya membereskan kesulitan, dan lagi dia adalah pakarnya pakar!

Melihat Xiao Dai diam tidak bicara, Ouwyang Wu- shuang tetap tertawa keras, tapi dia lupa tawanya sekarang sudah sangat berbeda dengan tawanya yang dulu yang memikat itu.

"Kenapa kau tidak bertanya padaku, apa masalahku yang harus kau kerjakan, dan membereskan?"

"Cinta walaupun tanpa syarat, tapi ada harganya, harga itu adalah pengorbanan, buat apa aku bertanya? Kau ingin aku membantu, pasti kau akan memberi tahu aku, aku sudah menerima permintaanmu, jadi semampuku akan kulakukan, kau dan aku pernah berkenalan, aku tahu kau tidak akan memaksaku melakukan hal yang tidak mau aku lakukan, aku tahu kau juga tidak akan mengusulkan hal yang tidak dapat aku lakukan, betul tidak?" kata Xiao Dai dengan berat tapi juga tidak dapat berbuat apa-apa, jngin menjelaskan atau menjawabnya.

"Bagus sekali, berpisah satu tahun kau masih tetap tidak berubah, tetap seperti Xiao Dai yang aku kenal, tapi kenapa setelah bertemu dengan aku, tertawamu sekarang bisa begitu lain? Begitu tidak bergairah?"

"Wu-shuang, mohon jangan membicarakan ini lagi, apa kau tidak merasa kata-katamu sekarang sudah berlebihan? Katakan saja! kau ingin aku mengerjakan apa untukmu?"

Sejak berpisah dengan Wu-shuang, entah berapa ratus berapa ribu kali nama ini diteriakan Xiao Dai di dalam hati, dia mengira seumur hidupnya tidak lagi akan bertemu dengan orang yang bernama ini, tapi dunia ini sepertinya betul kecil sekali.

Setelah tawanya berhenti, Ouwyang Wu-shuang dengan pandangan kosong berkata, "Aku hanya mempunyai dua persoalan, Xiao Dai, kau tahu, aku selamanya tidak pernah memohon pada orang, tapi hari ini aku minta kau membantuku, jika kau benar masih mencintai aku, aku tidak berharap kau menolakku. Hal pertama adalah aku minta kau bunuh Li Yuan-wai. Hal kedua kau harus kembali ketempat kau datang, melupakan semua masalah di sini.

0ooo(dw)ooo0

Masalah apa ini?  Mengapa Ouwyang Wu-shuang menginginkan Xiao Dai membunuh Li  Yuan-wai? Seharusnya dia tahu Li Yuan-wai dan Xiao Dai adalah sahabat karib, akrabnya sudah seperti saudara sekandung. Permintaannya bukan saja lucu, dan juga keterlaluan, sekali pun dia tidak mencintai Li Yuan-wai juga tidak perlu harus minta nyawa Li Yuan-wai!

Siapa pun tahu meskipun sebilah golok sudah diancam pada leher Xiao Dai, dia tetap tidak akan menghianati Li Yuan-wai.

Kalau begitu mungkin Ouwyang Wu-shuang sudah jadi gila, bagaimana bisa mengatakan kata-kata ini?

0ooo(dw)ooo0

Diluar dugaan, jawaban Xiao Dai ternyata lebih-lebih membuat orang sulit membayangkan, "Aku sudah menduga pekerjaan apa yang kau ingin aku lakukan. Membunuh Li Yuan-wai, aku bisa menerima permintaanmu. Aku juga sebenarnya harus kembali ketempat aku datang, di sini sungguh tidak ada sesuatu yang bisa membuat aku bertahan."

Ouwyang Wu-shuang sangat puas, kepuasannya terpampang jelas diwajahnya, tapi kali ini dia tidak tertawa, tidak tersenyum, juga tidak ada tawa lupa diri, kenapa? Padahal sekarang dia seharusnya bisa tertawa!

Mengapa Xiao Dai juga bisa menerima permintaan Ouwyang Wu-shuang yang keterlaluan dan tidak masuk akal ini? Apa mungkin Ouwyang Wu-shuang sudah gila, atau apakah Xiao Dai juga sudah gila?

Apa betul Xiao Dai masih ingat kejadian diperjalanan Chuan Shan, ketika dia dihadang oleh orang? Apa dia sungguh mencurigai berita ini telah dibocorkan oleh Li Yuan-wai? Bagaimana dia bisa meninggalkan tempat ini? Disaat semua masalah masih belum jelas?

Melihat wanita yang sangat dirindukannya, orang sangat mudah menjadi tersesat, apakah Xiao Dai sudah tersesat?

"Setelah urusannya beres, aku akan mencarimu, aku akan datang ketempat tinggalmu, kau juga tahu kata-kata yang aku keluarkan pasti akan kulakukan, walau aku seorang wanita."

"Bagus sekali, tapi apa suamimu mengizinkan kau pergi?"

"Dia tidak dapat mengekang aku, asal aku senang, aku boleh pergi ketempat dimana saja aku ingin datang."

"Kalau begitu sekarang aku akan berangkat, pergi mengerjakan permintaanmu yang pertama."

"Baik, sampai jumpa, sampai jumpa ini adalah harapanku dapat dengan cepat 'sampai' 'jumpa', mengatakan dengan sesungguhnya aku sedikit tidak sabar."

"Aku tahu."

0ooo(dw)ooo0

Xiao Dai sudah pergi, meninggalkan rumah Ouwyang Wu-shuang.

Kemana dia harus pergi? pergi membunuh Li Yuan-wai. Kenapa dia tidak menanyakan siapa suami Ouwyang

Wu-shuang?

Dan juga kenapa dia tidak menanyakan pada Ouwyang Wu-shuang, dengan cara apa dia bisa tahu dirinya tersesat di gunung Kabut Hitam? Apa benar pengaruh wanita begitu besar? Sampai Tangan Cepat Xiao Dai juga bisa tersesat oleh tawa Ouwyang Wu-shuang yang memikat?

Xiao Dai selalu mengira dirinya paling pintar, tapi kenapa dia sekarang begitu bodoh sampai bisa menerima permintaan Ouwyang Wu-shuang? Anak usia tiga tahun pun juga seharusnya dapat melihat di dalam masalah ini pasti ada yang tidak benar, tapi dia malah tidak dapat melihatnya?

Xiao Dai baru saja meninggalkan pintu.

Wajah Ouwyang Wu-shuang segera menjadi sedih, karena dia teringat pada Li Yuan-wai, yang tubuhnya sedikit gemuk, wajahnya sedikit berantakan, dan juga senyumnya yang menyebalkan.

Dia teringat tentang semuanya, semua yang tidak dapat dilupakan, makanya di dalam matanya sedikit demi sedikit timbul selapis kabut tipis, akhirnya dia meneteskan air mata.

Tiba tiba....

Ouwyang Wu-shuang menghapus air matanya, air mata rindu.

Saat ini sinar matanya berobah, seperti ada api kemarahan yang menyala, semakin membakar semakin membesar, sungguh membuat orang yang melihatnya menjadi takut, sampai wajahnya pun menggigit-gigit gigi.

Dia bergumam, berkata, "Tidak ada orang yang boleh memperlakukan aku begini, tidak ada orang yang boleh memperlakukan aku begini. ”

0ooo(dw)ooo0 Ilmu silat Li Yuan-wai tidak setinggi Tangan Cepat Xiao Dai, tapi nasib Li Yuan-wai lebih baik dari pada Xiao Dai.

Karena setiap kali Li Yuan-wai dalam keadaan berbahaya, saat nyawanya dalam bahaya, dia selalu dapat luput dari bahaya itu dan selamat.

"Di dalam hidupnya dia banyak berhutang budi pada orang" kata-kata ini adalah kata-kata Xiao Dai saat mengolok-olok Li Yuan-wai.

Sekarang Li Yuan-wai telah berhutang budi lagi pada orang, dan orang berjasa ini adalah seorang wanita cantik, Li Yuan-wai sungguh berterima kasih pada ayah dan ibunya yang telah memilih waktu yang bagus dan melahirkan dirinya pada saat yang baik.

"Kebetulan." Munculnya wanita ini juga sungguh sangat kebetulan.

"Siapa kau?" tanya orang berbaju hitam bercadar sedikit bingung.

"Orang yang lewat." "Bukan."

"Apa kau adalah temannya Hartawan Li?" "Bukan."

"Apa kau bermusuhan dengan aku?" "Tidak ada."

"Kau bukan temannya Hartawan Li, dan juga tidak bermusuhan dengan aku, lalu mengapa kau melibatkan diri, apa maksudnya?"

Orang bercadar tampak marah, katanya, "Orang persilatan tentu saja mengurus masalah dunia persilatan, aku ingin tanya pada kalian sebenarnya apa yang menjadi masalah?"

Jawaban yang beraturan ini sungguh hebat.

Li Yuan-wai seperti lupa keadaan dirinya sedang dalam bahaya, dia tertawa.

Orang bercadar mendengar jawaban ini, dan melihat kelakuan Li Yuan-wai, menjadi marah sekali.

"Apa kau mampu? Jika tidak mampu, kau harus tahu diri, kau sudah melanggar larangan besar dunia persilatan, hanya orang yang berkemampuan tinggi baru boleh melibatkan diri pada masalah dunia persilatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya."

"Aku tidak berani berkata aku mampu, tapi kalau untuk menyelamatkan nyawaku saja tidak masalah."

"Mungkin kali ini kau akan menyesal karena telah mengurus hal yang tidak seharusnya diurus."

"Aku tidak begitu memikirkannya, aku ingin tahu mengapa kalian bertarung di sini? Mungkin aku bisa menjadi penengah yang adil."

"Kau kira kau ini siapa? mengandalkan apa kau ingin menjadi wasit kami, dan kenapa kami harus memberitahu masalah kami'?"

"Tuan bercadar sudah mengatakan kami', maka aku dengan senang hati memberitahukan masalah mu dengan aku pada nona ini!"

Li Yuan-wai yang sudah lama berdiam diri, begitu ada kesempatan segera dia menyela.

Tapi perkataannya ada tiga puluh persen menggelitik orang, ini adalah penyakit lamanya, sama dengan Tangan Cepat Xiao Dai, semuanya tidak bisa dirubah. "Hartawan Li, apakah baru sebentar saja kau sudah lupa tadi kau telah dipukul sampai hampir berteriak minta tolong? Lebih baik kau jangan banyak mulut lagi."

"Itu adalah keinginanmu, aku kan tidak pernah mencuri adik perempuanmu, kenapa kau begitu marah?"

"Aku lihat kau sedang mencari mati!"

Perkataannya baru saja habis, orang bercadar sudah  tidak bisa menahan amarahnya, pedang di tangan kirinya mendadak digetarkan membuat gambar bunga, langsung memotong ke tubuh Li Yuan-wai.

Dengan memutar pinggang, memiringkan tubuh, Li Yuan-wai kembali menggunakan 'Delapan Belas Langkah Gila' melayang menghindar dari tusukan pedang yang tiba tiba ini.

"Hei! Hei Hei! Tuan bercadar, gerakanmu sungguh cepat! Kenapa jurusku seperti sudah berhasil kau ketahui semua? Jika mau menusuk mohon beritahu dulu! Kan ada orang ketiga di sini!"

"Tunggu dulu, jurus Pedang Kiri ini dari mana belajarnya?"Xu Jia-rong tiba tiba dengan keras bertanya.

"Apa maksudnya?" jawab orang bercadar sedikit tertegun.

"Yang aku tanyakan adalah jurus yang kau gunakan "Jurus Pedang Tangan Kiri" ini dari mana kau mempelajarinya?"

"Itu bukan urusanmu."

"Bukan urusan aku? Bukankah kau adalah Qin Shao Fei?"

"Siapa kau?" tanya orang bercadar merasa aneh dan terkejut. "Aku siapa? Aku datang untuk membersihkan perguruan, orang yang akan menghukum murid yang berkhianat ini,” kata Xu Jia-rong dengan santai tertawa.

"Aku tidak kenal kau, lebih baik kau jangan mengurus yang bukan urusanmu."

"Aku Xu Jia-rong, Jago Pedang Tangan Kiri' adalah kakek luarku, bagaimana kau bisa katakan ini bukan urusanku?"

Sepasang mata orang bercadar itu tampak ada rasa ketakutan.

"Aku sudah lama mencarimu, Qin Shao Fei, kau binatang yang berhati serigala, berparu-paru anjing, tidak diduga hari ini aku bisa menemukan kau di sini, itulah kehendak yang di atas, kau menyerah saja atau aku harus melakukannya sendiri?"

"Hanya mengandalkan dirimu?"

"Kau harus tahu Jurus Pedang Tangan Kiri yang kau pelajari hanya setengahnya saja."

Keadaan telah berobah, Li Yuan-wai tidak menyangka situasinya bisa berubah jadi begini, walau dia tidak tahu Xu Jia-rong yang berbaju putih ini apa benar dapat melumpuhkan orang bercadar yang ilmu silatnya sangat tinggi ini, tapi mendengar pembicaraan mereka berdua, tidak sulit menduga orang bercadar ini sedikit banyak merasa ketakutan.

Sekarang dirinya seperti sudah keluar dari lingkaran kacau ini, dia mencari sebuah batu besar dan duduk, satu sikap yang santai, duduk menatap wanita baju putih dan orang bercadar.

Kedua belah pihak sudah mulai bertarung. Orang berbaju hitam bercadar tetap menggunakan tangan kiri memegang pedang tangan kanan melancarkan pukulan.

Wanita berbaju putih Xu Jia-rong juga dengan tangan kiri memegang pedang, tapi tangan kanan menggenggam terbalik sebilah belati tajam.

Di lapangan dua bayangan orang satu hitam satu putih, laksana dua ekor naga berjumpalitan dan berloncatan, sebentar di atas sebentar di bawah, bergumul jadi satu, hawa pedang angin tinju membuat pasir dan debu di tanah terbang kemana mana.

Dua orang yang sedang bertarung seru tidak membuka mulut, hanya terus-menerus melancarkan serangan silih berganti.

Tidak disangka seorang wanita bisa mempunyai ilmu silat yang begitu bagus, Li Yuan-wai yang melihat sampai wajah berubah-rubah, dirinya baru saja bertarung dengan orang bercadar itu, dia tahu kelihaian orang bercadar itu, jujur saja dirinya bukan lawannya, tapi wanita ini bukan saja bisa maju dan bisa mundur, sepertinya malah berada di atas angin.

Terbayang olehnya jika seorang laki-laki besar, kalah oleh wanita ini, wajah bulat Li Yuan-wai tidak tahan menjadi merah, diam-diam dia bersumpah, selanjutnya dia harus mengurangi makan daging anjing, harus lebih banyak meluangkan waktu berlatih silat.

Orang bercadar juga merasa dia akan kalah, segera dia merobah serangan, tapi tetap tidak ada kemajuan, sepertinya setiap tusukan pedangnya selalu telah diketahui oleh lawannya, seluruh gerakannya sudah dikendalikan lawan, dan keadaan Xu Jia-rong sebaliknya semakin bertarung dia semakin gagah, dia telah mengurung orang bercadar itu di dalam lingkaran pedangnya, setiap serangannya sedikit pun tidak memberi kesempatan pada lawannya, tampaknya dia sangat membenci pada orang ini.

Ternyata orang bercadar yang bernama Qin Shao Fei telah mengangkat Jago Pedang Tangan kiri untuk belajar ilmu Pedang Tangan Kiri, dan Jago Pedang Tangan Kiri, Bai Lian Shan tahu dia belajar ilmu pedang tangan kiri ada udang dibalik batu, jadi tidak semua jurusnya diajarkan, dia hanya mengajarkan setengah Jurus Pedangnya.

Melihat tidak dapat mewarisi semua pelajarannya, di dalam hati Qin Shao Hei menjadi benci, dalam satu kesempatan setelah dapat mencuri pusaka dunia persilatan Jing Tian Gong, dia menghilang, dan Bai Lian Shan karena saking marahnya hingga jatuh sakit.

Xu Jia-rong tahu peristiwa ini dia segera mencari kemana-mana tapi tidak berhasil, sekarang begitu melihat Qin Shao Fei berada dihadapannya, mana bisa dia tidak melakukan tindakan?

Sebuah benda bisa menaklukan benda lain, Pedang Tangan Kiri nya Xu Jia-rong sepertinya adalah penakluk pedang orang bercadar ini, ternyata orang bercadar Qin Shao Fei hanya belajar setengah Jurus Pedang, sedang belati di tangan kanan Xu Jia-rong khusus menaklukan jurus pukulan lawannya, setiap Qin Shao Fei mengira dapat memukul dengan berhasil, selalu disabet oleh belati itu dengan santainya, yang dituju bukan saja pukulannya tidak bisa dilancarkan, sampai-sampai harus membalikkan pedang menolong tangan kanannya dan menangkis belati.

Maka pertarungan ini segera tampak siapa menang siapa kalah. Dalam taktik militer bab ketiga puluh enam, "Lari" adalah siasat paling bagus, juga siasat yang paling tepat sekali.

Orang bercadar yang bernama Qin Shao Fei, melihat dia tidak ada harapan bisa menang, bahkan segera akan kalah, jadi dengan cepat dia mencari akal untuk melepaskan diri.

Tapi bukan saja Xu Jia-rong sudah tahu niatnya, Li Yuan-wai yang menonton disampingnya juga sudah mengetahui niatnya.

"Tuan bercadar, perlukah aku bantu berteriak minta tolong? Jika kau tidak berteriak, kau akan hilang kesempatan!"

Qin Shao Fei yang tampak kewalahan, ditambah Li Yuan-wai disisi lapangan terus meledeknya, diajadi lebih marah lagi, sekali kurang hati-hati lengan kanannya telah tersayat belati sepanjang satu cun, darah segar segera mengucur keluar.

"Aduh! Darah sudah keluar, hati-hati, Tuan bercadar coba kau lihat kenapa kau begitu tidak waspada? Sedikit lagi saja lengan itu akan buntung!"

Gembira saat orang lain mengalami nasib sial adalah sifat manusia, Li Yuan-wai terus-terusan berteriak.

Dia sendiri lupa, tadi saat didesak oleh Qin Shao Fei dia berputar-putar tidak karuan.

0ooo(dw)ooo0

Hal yang bukan tunggal pasti sepasang, didunia ini sering terjadi begitu.

Li Yuan-wai bagaimanapun tidak dapat menduga bisa terjadi hal yang begitu kebetulan.

Terdengar sebuah teriakan, "Berhenti." Suara itu juga keluar dari mulut seorang wanita.

Wanita ini bajunya hitam semua, wajahnya juga memakai cadar, tidak dapat dilihat wajahnya apakah sama cantiknya dengan Xu Jia-rong, atau sama dinginnya.

Jelas, sekarang Qin Shao Fei menjadi bersemangat lagi, matanya sudah menunjukkan.

Xu Jia-rong menarik tangannya menghentikan serangan, dengan tenang dia memperhatikan 'tamu' yang mengikuti langkahnya dari belakang.

Li Yuan-wai sudah meloncat turun dari batu yang dia duduki, dengan bengong melihat wanita baju hitam itu. Tapi yang dipikirkan di dalam hatinya adalah bagaimana mencari akal supaya bisa membuka kain hitam itu, tentu saja dia ingin melihat wajah aslinya, yang paling penting adalah dia paling benci pada orang yang tidak berani berhadapan dengan wajah aslinya, apa lagi tadi dia hampir saja dibunuh oleh nona bercadar sampai berlari tidak karuan di jalan raya.

0ooo(dw)ooo0

Yang paling tidak bisa tenang tentu saja Li Yuan-wai.

Maka sebelum orang lain membuka mulut, dia sudah membuka mulut dulu, "Dajie ini.... (Kakak perempuan paling besar), aku pikir kau tentu seorang wanita! kenapa menghentikan pertarungan? Bukankah ini merusak keadaan?"

Siapa pun tidak mengira yang dia keluarkan adalah perkataan ini, juga dikeluarkan dengan wajah yang serius lagi. Xu Jia-rong tertawa, walau hanya sekelebat, mata Li Yuan-wai tajam sudah melihatnya, dia mengerti apa yang disebut tawa yang menggegerkan seluruh kota.

Qin Shao Fei tidak bisa melihat wajahnya, tapi dari getar cadarnya yang tidak ada angin bisa bergerak sendiri, mungkin dia juga tertawa, hanya saja tidak ada suara.

Wanita berbaju hitam menatap pada Li Yuan-wai dengan kaku dan keras berkata, "Hartawan Li, kau mungkin sudah bosan hidup."

"Kau juga kenal aku?"

Hartawan Li sungguh tidak mengira dirinya sejak kapan telah menjadi ternama, sepertinya hari ini setiap orang yang bertemu dengan dirinya semuanya mengenal dirinya, tapi dia sendiri tidak tahu siapa nama atau marganya.

"Orang yang melihat tingkah lakumu, tentu tidak akan susah menduga dirimu,” kata wanita berbaju hitam dengan tajam sambil mengejek.

Orang yang bisa mengejek juga harus bisa menerima ejekan, baru betul-betul hebat, sama seperti ilmu silat, bisa memukul orang juga harus berani menerima pukulan, baru ilmu silatnya disebut hebat. Perkataan ini Tangan Cepat Xiao Dai sering mengatakannya pada Li Yuan-wai, dan Li Yuan-wai selalu mengingatnya dengan kuat.

Wajah Li Yuan-wai tidak tampak perobahan, tapi di dalam hati Li Yuan-wai, dia marah sampai usus pun seperti menjadi simpul tali, walau bagaimana pun didunia ini tidak ada orang yang berani berkata begini pada dirinya, apa lagi setelah tahu siapa dirinya.

Li Yuan-wai ingin sekali bereaksi, tapi setelah dipikir- pikir, saat dirinya masih kecil memang karena nakalnya sampai nenek luarnya tidak mau dekat, pamannya juga tidak sayang, dia jadi tidak bisa berkata lagi, sekarang yang paling penting dia masih bisa melihat tawa tadi.

"Siapa kau?" "Kau siapa?"

Wanita berbaju hitam melihat Li Yuan-wai tidak menjawab, matanya dibalik cadar dengan marah melotot pada Li Yuan-wai lalu pada Xu Jia-rong bertanya.

Xu Jia-rong juga menjawab dengan acuh.

Dua orang wanita jika sudah bertempur, serunya pasti tidak kalah dengan dua orang pria, udara dalam sekejap seperti membeku.

Tampak dua wanita ini tidak mau mengalah, mereka saling melotot.

0ooo(dw)ooo0

"Lihatlah cahaya kematian, kalian pasti sudah melihat cahaya kematian." Perkataan yang tidak perlu dikeluarkan, tapi dikatakan, jika bukan Tangan Cepat Xiao Dai pasti Li Yuan-wai yang mengatakan, karena hanya dua orang ini yang baru bisa melakukan perbuatan semacam ini.

Tiga orang itu dibuat tertegun oleh kata-kata yang tiba- tiba muncul, juga tidak dapat menangkap apa maksud kata- kata ini.

Sambil menampilkan senyum yang memikat, Li Yuan- wai menjelaskan, "Dajie yang memakai cadar hitam, maaf, aku yang seperti setengah pengemis ini, punya kebiasaan yang buruk, tidak dapat menahan kata-kata.... ini. betul,

seperti tulang ikan ditenggorokan, seperti tulang ikan ditenggorokan, jika tidak dikeluarkan tidak terasa enak."

"Hartawan Li, katakan, apa maksud kata katamu?" "Hi.... hi.... hi.... begini, aku pikir kau pasti berparas sangat buruk, maka memakai cadar menutupi wajah, kau takut melihat sinar, maka. ”

Sekali mengangkat tangan, enam butir bintang dingin membentuk dua segi tiga terbang menyerang enam jalan darah penting di tubuh Li Yuan-wai, rupanya wanita berbaju hitam itu sangat marah hingga melepaskan senjata rahasia.

Li Yuan-wai sudah mempersiapkan diri, melihat tangan wanita baju hitam diangkat, dia segera memiringkan tubuhnya melayang kesamping menghindar serangan senjata gelap, sambil berteriak, "Kenapa kau menyerang tanpa memberitahu!"

Wanita berbaju hitam yang sudah melepaskan senjata rahasia, tubuhnya bergerak berjaga-jaga.

"Tunggu."

Xu Jia-rong segera menghadang di depan wanita berbaju hitam, "Apakah kau dengan Qin Shao Fei satu kelompok?"

"Kalau benar memang kenapa?"

"Kalau begitu tidak ada perkataan lagi, jaga seranganku!"

Xu Jia-rong maju menyerang dengan pedangnya, seluruh langit penuh dengan bayangan pedang, dia menyerang pada wanita berbaju hitam.

Wanita berbaju hitam itu tidak menggunakan senjatanya, tapi sepuluh jarinya yang mulus, jika menjentik juga menakutkan orang, sungguh sebuah senjata yang hebat.

Hari ini Li Yuan-wai merasa nasibnya sungguh buruk, bertemu lawan, tidak peduli laki-laki, wanita, ilmu silat orang-orang ini semuanya lebih tinggi dari dirinya dan lebih kuat dari dirinya semuanya sekaligus bisa ada kesini. Seharusnya ilmu silat Li Yuan-wai, didunia persilatan sangat sedikit yang bisa menandinginya, tapi sekarang yang dia temui malah satu pun tidak ada yang lemah, dia merasa hatinya dingin, sambil menonton dua wanita bertarung, sambil berjaga-jaga pada Qin Shao Fei.  Khawatir mendadak dia menyerang.

Melihat wanita berkelahi merupakan suatu kenikmatan. Apa lagi dua orang pesilat top.

Qin Shao Fei dengan menggenggam pedang mendatangi Li Yuan-wai.

"Hartawan Li, aku lihat kita juga jangan menganggur, lihat saja, sebenarnya siapa yang akan berteriak minta tolong."

Walau sudah tahu kecuali ada kejadian yang aneh, yang kalah pasti delapan puluh persen adalah dirinya, tapi sebagai seorang laki-laki mau tidak mau dia tetap harus menunjukkan. Li Yuan-wai melintangkan tongkat pemukul anjingnya, berkata, "Baik, Tuan bercadar, aku akan menemani kau bermain-main."

Tapi terdengar suara berkata, "Qin Shao Fei, kau pulang dulu dan tunggu di sana, biar aku membereskan urusan di sini." Wanita berbaju hitam sambil bertarung masih dapat melihat dengan jelas gerak-gerik orang yang ada dipinggir lapangan, makanya mengeluarkan perkataan.

Dengan menyahut sekali, orang bercadar yang bernama Qin Shao Fei dengan garang berkata pada Li Yuan-wai, "Hartawan Li, orang lain takut padamu pejabat dari organisasi pengemis, tapi aku tidak takut, kau tunggu saja, kita pasti akan bertemu lagi, sampai waktunya aku pasti akan menghajar mu, sampai kau nanti akan mencari gigimu yang berserakan di tanah." "Ampun, saudara bercadar, aku jadi takut."

Orang bercadar tidak menyahut lagi, dia membalikkan tubuhnya dengan cepat pergi.

0ooo(dw)ooo0

Sambil meloncat naik lagi keatas batu besar, Li Yuan-wai menyilangkan kakinya, sepasang tangannya menahan dagu, dengan asyik melihat pertarungan dua wanita itu. Sungguh susah dijelaskan bagaimana masalahnya bisa berubah jadi begini, dia sendiri tadinya adalah pemeran utama, sekarang malah jadi penonton, melihat dua wanita ini bertarung dengan sangat seru, orang yang tidak tahu alasannya, mungkin bisa mengira bahwa dua wanita sedang berebut suami!

Dia sedikit bangga, dirinya seperti mabuk, Li Yuan-wai sungguh hampir saja tidak tahu siapa marganya.

0ooo(dw)ooo0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar