Duri Bunga Ju Bab 01: Di jalan raya Chuan Shan Li Yuan-wai (Hartawan Li).

 
Bab 01: Di jalan raya Chuan Shan Li Yuan-wai (Hartawan Li).

Sebenarnya dia bukan seorang hartawan, dia hanya nama seorang lelaki.

Laki-laki ini perawakannya persis seorang hartawan, tubuhnya gemuk bulat. jika dilihat dari sebelah belakang,

hartawan kebanyakan perawakannya memang seperti ini, pendek atau tinggi.

Tapi jika bersikukuh ingin melihat wajahnya, tentu orang akan sangat kecewa.

Wajahnya masih tetap bulat, alisnya yang melengkung, mata yang bisa membuat tertawa, hidung yang kecil munggil, sepasang kuping yang besar, dipadukan dengan mulut yang sepanjang tahun tertawa terus dan tidak dapat ditutup, tampak tidak tampak seperti hartawan, malah tidak jauh berbeda seperti Budha Mi Le.

Orang ini usianya delapan-sembilan belas tahun, pakaian yang dikenakan kelihatannya cukup berkwalitas, tidak cocok dengan tubuhnya, karena dia tingginya hanya lima che, jadi baju yang dipakai karena sedikit kepanjangan, terpaksa lengan baju, celana semuanya digulungnya, tampak kain lapis bagian dalam yang putih sudah menjadi kusam. Kakinya mengenakan sepasang sepatu alas tinggi dari kain katun bertuliskan huruf Fu, benar-benar harus angkat tangan padanya, dandanan begini setiap orang yang melihatnya tidak akan tahan untuk tidak tertawa, juga semua orang akan tahu dia selain bukan hartawan, bajunya entah mendapat pinjam dari mana, kalau tidak pasti baju itu dibeli dengan murah ditukang loak dan asal memakainya saja. Jika mendengar ceritanya, ketika orang tuanya memberi dia nama ini, adalah berharap suatu hari nanti dia benar- benar bisa menjadi seorang hartawan, tidak ada keinginan lain lagi. Termasuk dia sendiri, empat generasi sebelumnya tidak pernah di dalam dadanya bisa menyimpan beberapa liang perak yang bisa dipertahankan tiga sampai lima hari. Mungkin karena takut miskin! Maka orang tuanya semenjak dia masih di dalam perut ibunya, nama ini sudah diberikan. Jika saja yang lahir seorang anak wanita tentu akan dipanggil Li Duo-yin (Li yang banyak uang), pikiran mistik ini benar-benar jarang diketemukan.

Sayang sampai sekarang usianya tidak sesuai dengan pakaiannya, Li Yuan-wai kecuali wajahnya seperti hartawan, rasanya seorang pelayan hartawan pun tidak akan tampak seperti dia miskinnya.

0ooo(dw)ooo0

Wang Dai (Wang bodoh), sama usianya delapan- sembilan belas tahun.

Namanya Dai, tapi romannya sedikitpun tidak terlihat idiot, malah sebaliknya, sekali lihat orang akan tahu orang ini lihainya melebihi orang yang sangat lihai.

Wajahnya sulit dilukiskan, mukanya kurus, matanya tidak besar tapi bersemangat, dipadu dengan hidung, mulut, keseluruhannya adalah bentuk orang yang nakal dan banyak akal.

Dulu, karena orang kampung kurang berpengetahuan, orang tuanya tidak tahu bagaimana memberi nama untuk anaknya dan meminta orang memberinya nama, siapa yang tahu orang yang memberi nama ini, berharap dia tampak kelihatan bodoh tapi sebenarnya pintar! Sebuah nama dengan orangnya sering saling berlawanan, sangat tidak sepandan. Misalnya saja ada orang yang namanya Wang Ying Jun (Wang Tampan), tapi tampangnya sedikitpun tidak terlihat bagian mana tampannya, ada yang namanya Guo Zhang Shou (Guo Panjang umur), tapi malah sebelum dewasa orangnya sudah mati. Apakah bisa dikatakan Tuan dilangit sedang nganggur tidak ada kerjaan, menciptakan manusia untuk dipermainkan?

Karena sudah terbiasa orang memanggil dia Wang Dai, jadi dia sudah tidak merasa canggung lagi, di dalam hatinya malah dia berharap paling bagus orang lain menganggap dia idiot! Karena dengan menganggap sebagai babi, bisa memakan macan yang pintar.

Wang Dai dan Li Yuan-wai adalah teman main sejak masih ingusan, hubungan dua orang pada suatu saat pernah kental seperti madu ditambah minyak, kentalnya sampai tidak terpisahkan.

Tapi dalam segala sesuatu keduanya malah saling berlawanan. Dikatakan berlawanan, tapi lebih pantas dikatakan serasi, karena saat mereka berdua bertemu, mereka saling mengalah.

Li Yuan-wai gendut pendek, kotor, uang satu sen pun tidak punya, mulutnya selalu tertawa.

Wang Dai adalah tinggi kurus, hobi kebersihan, kantongnya penuh uang, kata-katanya lucu.

Tidak tahu bagaimana jika mereka berdua bersama-sama sedang menghadapi musuhnya? Yang aneh adalah ketika mereka sedang tidak bersama, justru saling merindukan satu dengan yang lainnya.

0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai pada usia sepuluh tahun telah diterima oleh ketua perkumpulan pengemis, Raja Pengemis mengambil murid padanya, juga merupakan murid satu-satunya.

Raja Pengemis tidak memaksa dia masuk menjadi pengemis, tapi dia satu-satunya Kepala bagian hukum di dalam Perkumpulan Pengemis.

Ketika menginjak usia tujuh belas tahun Raja Pengemis sudah tidak punya lagi keahlian yang bisa diajarkan padanya, yang harus dipelajari dia semua sudah bisa. Dua tahun ini dia sendirian berkelana di daerah selatan sungai, dimanapun dia tinggal dia sangat bebas menikmatinya.

Kecuali bajunya tidak ada tambalan, dipinggangnya tidak ada ikatan, tapi Li Yuan-wai benar-benar seperti anggota Perkumpulan Pengemis, ayam pengemis, godok daging anjingnya malah sangat termasyur, sampai-sampai pejabat tinggi pengawas utusan raja jika kebetulan pulang ke Yang Zhou, begitu mendengar Li Yuan-wai dipinggir jembatan Xi Hu mengadakan pesta daging anjing, segera dia menyamar pergi untuk menikmati pestanya.

Sekarang, dia sedang duduk di atas batu besar yang ada dipinggir kali, memandang riuh busa gelombang air yang mengalir, dia sudah duduk beberapa jam lamanya.

Senyum diwajah sudah menghilang, digantikan dengan tiga bagian kecewa, tujuh bagian gelisah, sikap yang ingin mati tidak mau hidup ini, membuat orang yang melihat dan yang mengenal padanya, pasti mulutnya menganga terkejut, pasti mengira dia sakit karena kekenyangan, atau di sana sedang melatih silat mengobati sakit.

Dia pernah berkata jika seseorang hidup didunia tapi tidak bisa makan, itu adalah hal yang paling menyedihkan. Jika bukan sakit perut kekenyangan, sulit menerka hal apa lagi yang bisa membuat ekspresi wajahnya begitu sakit. Di jalan raya Chuan Shan.

Seluruh baju sutranya Wang Dai sudah basah kuyup, dia sedang memacu kudanya dengan cepat.

Dari Luo Yang melawan arus kali ke Feng Ling Du, lalu dari Feng Ling Du menganti kuda ke Bao Ji, dalam perjalanan ini dia telah mengganti kuda Monggol murni lebih dari dua puluh ekor, siang malam tidak berhenti melanjutkan perjalanan.

Orang yang tidak tahu, tentu mengira orang ini gila, berjalan terus menguber waktu, kecuali mau pergi sangseng tidak terpikirkan lagi alasan yang lebih baik, orang yang mengenalnya, mengatakan bocah ini biasanya tenang, didunia ini tidak ada lagi persoalan yang dapat membuat dia melarikan kuda seperti ini cepatnya, kecuali dia mendapat penyakit gila mendadak.

Tujuh hari tujuh malam penuh, sampai matanya juga belum pernah ditutup, wajah yang tadinya kurus, sekarang tampak lebih kumal, kumalnya sampai menakutkan orang.

Semua ini Wang Dai masih bisa menahannya. Ketika mengikuti Hakim Setan Ni Da Hai berlatih silat demi belajar Gui Xi Da Fa (Menahan nafas cara kura-kura) dalam waktu tujuh kali tujuh empat puluh sembilan hari penuh dia tidak makan, tidak bergerak, mengubur diri dalam pasir, akhirnya semua dapat dilewatinya.

Di antara diam dan bergerak, tetap bergerak yang lebih dapat diterima. Walau seluruh tubuhnya seperti akan hancur, di dalam otaknya yang dipikirkan hanya satu, bagaimana bisa secepatnya sampai ke kota Bao Cheng....

kota paling kecil di seluruh negeri.

Orang dulu bilang pak bupati memukul pantat, seluruh kabupaten terkejut, yang dimaksud adalah tempat ini, apalagi si cantik Bao Si juga lahirnya di tempat ini. Mmm, melihat Wang Dai yang begitu gelisah dan terburu-buru, semua tingkah lakunya seperti hendak merebut pengantin....

jika Bao Si kembali hidup.

0ooo(dw)ooo0

Kabupaten Ping Yang hanya berjarak setengah hari perjalanan dari Bao Cheng.

Di dalam penjara besar kantor bupati, satu obor cemara sedang terbakar, satu bayangan ditembok hijau yang begitu panjangnya, dengan udara berbau busuk, membuat orang ingin muntah, keadaan menyeramkan, membuat orang tambah gemetar walau tidak kedinginan.

Dipojok tembok penjara besi, seorang tawanan duduk bersandar, rambutnya acak-acakan, berpakaian baju tahanan.

Rantai dikakinya yang berat, terkait satu bola besi besar, dilehernya ada penjepit papan, sepasang tangannya diborgol. Samar-samar wajahnya bisa terlihat jelas, alisnya tebal panjang, hidung lurus, mulut persegi tertutup rapat, mata hitam putih yang terbagi jelas malah sangat tenang memandang kesuatu titik.

Orang muda yang begitu tampan, berusia sekitar dua puluh empat-lima tahun, pembagian wajah yang jelas, memberi kesan orang ini mudah untuk didekati. Walau sedang duduk, atau berdiri gampang mengingat orang seperti ini, kecuali itu tubuhnya agak sedikit kurus tapi gagah.

Di dalam penjara, hanya ada dia seorang yang tinggal di sana, sampai satu sipir pun tidak terlihat, yang tersisa hanya itu dua ekor tikus kecil, sedang memutar empat mata pencurinya, dengan tidak bersuara meluncur kepiring yang terisi nasi putih dan buah asin yang belum disentuh, dia menundukkan kepala dan makan.

Yuan Ling, namanya, berumur dua puluh lima tahun, orang kantor Ji Nan.

Tinggi: tujuh che dua cun.

Ciri ciri: Tampan tegap, senang berpakaian putih, dipergelangan tangan kanan ada tahi lalat merah sebesar sebutir beras.

Tempat lahir: Tidak jelas, bisa bersilat, mahir menggunakan segala senjata.

Perkara: Demi merebut warisan kakek, pertama meracun mati keponakan yang berumur empat tahun Yuan Xing, lalu gagal memperkosa kakak ipar yang bermarga Chao, lalu ketika akan melakukan kejahatan ditangkap dan diantarkan ke kantor pemerintah oleh tetangganya, Li Wei San, He Zhao Liang, marga Dong, Ma Hai Cheng empat orang. Setelah diperiksa oleh kantor setempat memang terbukti, tiga kali persidangan dia mengaku semuanya, tidak menyangkal kejahatannya.

Vonis: Dipenggal.

Tempat eksekusi: Kabupaten Ping Yang. Pejabat algojo: Song Shi Ting.

Ini adalah catatan yang dikirimkan ke kabupaten Ping Yang dari kantor Kai Ping, dipapan pengumuman di depan kantor keamanan kabupaten sudah ditempel keputusannya, kertasnya sudah tidak utuh ada yang robek. Dikejauhan terdengar suara nyanyian entah dari rumah siapa?

“Bulan di Zhong Qiu terang Ye, Bersih menggantung dilangit Na, Sedikit kemarahan dan kesedihan timbul Ya, Hanya karena tidak ada orang yang menemani,

....

Kamar kosong masih ditunggu sendirian Wa, Takut melihat hari bagus bulan terang.”

0ooo(dw)ooo0

Bulan enam tanggal tujuh belas, negatif.

Li Yuan-wai, dari hari baru terang sampai tengah malam, duduk menunggu tidak bergerak di rumah kecil Diao Yu, wajahnya yang bulat seperti bulan purnama dilangit, benar-benar mirip, hanya wajahnya tampak pahit, wajah bulan sedih.

Mendadak....

Derap telapak kuda dari jauh terdengar, begitu terburu- buru, memukul perasaan orang.

Tertawalah Li Yuan-wai sambil bergumam, “Xiao Dai, kau anak kura-kura akhirnya tiba juga, bagus, benar itu adalah kau. Jika tidak, perduli siapa dia, aku akan melemparkan ke dalam kali yang telah aku pandang seharian, ikan mas kembang-kembang itu baru saja muncul kepermukaan air melihat aku!”

Dia meloncat turun dari kuda, kudanya sudah lelah, orangnya juga lebih kelelahan.

Sepasang matanya cekung ke dalam, tapi tetap bersinar, Wang Dai melotot lama sepatah pun tidak berkata pada Li Yuan-wai.

Sahabat sehidup semati kadang kala seperti sepasang suami istri tua yang hidup bersatu seumur hidup, mereka tidak perlu berkata-kata, sudah bisa mengerti perasaan masing-masing.

Dari sorot matanya, dari ekspresi wajahnya, Li Yuan-wai sudah dapat membaca apa yang ingin dia tanyakan, apa yang dia ingin katakan, perlahan dia menganggukkan kepala, tawanya menghilang lagi.

Li Yuan-wai sudah terbiasa melihat tawa yang memberi keberuntungan dari langit, Wang Dai benar-benar tidak pernah terpikir ketika dia tidak tertawa, wajahnya begitu buruk. Dia tertawa, karena dapat melihat Li Yuan-wai tidak tertawa, bagi Wang Dai justru ini ada suatu kepuasan....

seperti.... main Majiang, ‘di dasar laut meraih bulan kartu tunggal’ mengambil sendiri kartu terakhir yang putih bersih dan licin, itulah perasaannya.

“Buk.”

“Aduh.”

Suara yang pertama adalah suara tinju memukul perut Wang Dai, suara kedua adalah suara dari mulut Wang Dai yang kesakitan.

Dia menekan perutnya, melihat pada kawannya, Wang Dai tidak berani lagi tertawa, karena dia tahu jika masih tertawa, tinju berikutnya pasti akan mendarat dihidungnya. Hidungnya akan bengkok, seluruh wajahnya pasti akan membuat orang merasa lucu, walau mau pura-pura idiot, juga tidak perlu mengorbankan perut sendiri, manusia juga cuma punya satu hidung.

0ooo(dw)ooo0

Xu Jia-rong, perempuan, dua puluh lima tahun, putri Setan Asmara. Wajahnya seperti dewi, postur tubuhnya seperti setan ini adalah kata kata yang paling bagus untuk melukiskan dirinya.

Sekarang seluruh tubuhnya memakai baju putih, sedang berdiri di atas tumpukan tanah kecil yang bisa memandang sekitarnya, di bawahnya adalah jalan raya Chuan San....

seperti naga malas terbaring di sana.

Tidak tahu dia sudah datang berapa lama, juga tidak tahu dia mau berdiri di sana berapa lama lagi.

Seperti sebuah patung, sebuah patung ukiran giok Guan Yin. Jika bukan karena angin gunung meniup bajunya sampai bersuara keras, dan rambut panjangnya melambai lambai, siapapun tidak akan berpikir, itu manusia hidup yang berdiri di sana.

Matanya sedikitpun tidak ada perasaan, dengan wajah yang kaku tiba-tiba berjalan turun dari tumpukan tanah itu, tubuhnya berjalan hanya karena dia mendengar suara derap kaki kuda yang cepat dan kerap datang dari ujung jalan sana.

0ooo(dw)ooo0

Memandang pada gadis berbaju putih yang menghadang di jalan, Xiao Dai tidak mengerti.

Dia duduk di atas kuda, suaranya terdengar sedikit terkejut.

"Kau sedang menunggu aku?"

"Benar, walau kau terlambat, tapi akhirnya datang juga."

Suaranya begitu merdu, tapi begitu dingin. Seperti teh rumput hijau yang sehari semalam telah didinginkan dengan semangkok es, dingin sampai ke dalam hati, dan juga sedikit pahit. "Kau kenal aku?" "Xiao Dai kah?"

Tidak salah, "Tangan Cepat Xiao Dai", di dunia persilatan orang yang pernah mendengar nama Wang Dai tidak sedikit, tapi yang kenal tidak banyak. Kecuali temannya, pasti musuh, kalau teman dirinya pasti kenal, dan kalau musuh, semuanya tentu telah terbaring di dalam peti mati.

"Aku tidak kenal denganmu, makanya kau tentu bukan temanku, jika kau bukan temanku, tentu musuhku, ditambah sepertinya kau sengaja menunggu aku di sini, kalau begitu coba katakan apa alasannya menunggu aku."

"Aku akan membunuhmu."

"Aku tahu, tapi tentu ada alasannya."

"Alasannya karena kau buru-buru datang, maka itulah alasan aku ingin membunuhmu."

Ini adalah kata-kata yang tidak berguna, tapi bagi telinga Xiao Dai ini bukan kata-kata yang tidak berguna, bukan saja kata-katanya berarti sekali, malah kata-kata yang menakutkan orang. Karena alasan Wang Dai terburu-buru boleh dikatakan tidak ada orang yang tahu, sewaktu menerima surat yang dikirim merpati pos dari Li Yuan-wai, dirinya tidak pernah menunda-nunda waktu, sampai- sampai suratpun belum habis dibaca, dia sudah keluar dari rumah.

Siapa yang membocorkan beritanya? Dan siapa yang tahu keberadaan dirinya?

Li Yuan-wai? Tidak mungkin, dia sedang gelisah seperti semut di atas kuali panas, takut dirinya tidak keburu  datang. Masalah ini kecuali Li Yuan-wai hanya dirinya yang tahu, mengapa bisa ada orang ketiga yang tahu?

Hati "Tangan Cepat Xiao Dai" terkejut, dia tidak mau bertarung jika tidak ada sebab yang pasti, itu juga sebabnya dia bisa hidup sampai sekarang, ilmu silat sebagus apapun sekali waktu akan terpeleset, terhadap musuh biasanya dia menyelidiki dulu seluk beluk musuhnya, baru dia mencoba mengalahkan musuhnya, makanya pada setiap musuhnya dia selalu dengan sekuat tenaga menyelidiknya, mencari tahu dengan segala cara. Dia bukan saja ingin tahu ilmu silat dan aliran musuhnya, kebiasaan dalam kehidupan, sampai-sampai cara berjalan sehari-hari, langkahnya seberapa besar dia juga harus tahu, karena dengan demikian dia dapat menghitung saat pertarungan hidup mati, musuhnya bisa meloncat paling besar berapa jauh, supaya dirinya bisa mendahului lawan menunggu di sana untuk memberi satu pukulan yang mematikan.

Terhadap orang yang tidak tahu riwayatnya, yang sampai namanya pun tidak tahu dia merasakan tidak nyaman, dia membayangkan lawannya, selangkah demi selangkah memaksa dirinya mundur kebibir jurang, jika dia sampai jatuh ke jurang pasti tulang dan mayatnyapun tidak akan tersisa.

"Boleh aku tahu namamu?" dia mencoba bertanya. "Tidak bisa."

"Kau sudah tahu namaku, kenapa tidak biarkan akupun tahu namamu? Bukankah ini sedikit tidak adil?"

"Aku tahu dirimu karena aku mau membunuhmu, kau menanyakan namaku, tentu mau menyelidiki dulu siapa lawanmu. Aku tidak akan memberi tahu namaku, karena aku tidak yakin dapat membunuhmu." Wanita ini begitu terus terang. Tapi juga telah terkena tipu.

Kalau orang terlalu banyak berkata pasti salah satu kata- katanya akan salah. Tujuan Xiao Dai telah tercapai, karena paling sedikit dia tahu satu hal, wanita ini sudah tidak yakin dapat membunuh dirinya.

Tertawa bisa dibagi banyak macam, tidak diragukan lagi, jika menemukan musuh yang memperlihatkan semacam tawa yang percaya diri, kita harus waspada. Biasanya tertawa menandakan mempunyai banyak kesempatan  untuk menang.

Tertawa bisa mengalahkan lawan, percaya tidak?

Melihat Xiao Dai tertawa dan begitu percaya diri, wanita itu mengeluh, "Kau bukan saja seorang teman baik, juga seorang musuh yang menakutkan, orang di dunia persilatan juga mengatakannya demikian. Aku telah mencobanya, dan aku tidak yakin bisa membunuhmu, mungkin di kemudian hari aku akan mencoba menjadi temanmu."

"Teman kadang-kadang jauh lebih menakutkan dari pada musuh, karena musuh ada di tempat terang, teman sulit diduga, kau sangat pintar, jika kau tetap ingin membunuhku, jadilah temanku supaya lebih mudah berhasil, aku berharap kau punya syarat untuk menjadi temanku."

"Kita masih akan bertemu lagi, sampai pada waktu itu kau akan tahu namaku, bukan karena aku sengaja ingin misterius, tapi kita sekarang tidak perlu saling memberitahu nama dulu, dan lagi, aku sangat mungkin masih akan meneruskan niatku, mencari kesempatan membunuhmu."

"Apa aku sudah boleh pergi?" "Tentu saja boleh, sekarang yang dapat aku lakukan juga cuma melepaskanmu."

"Tangan Cepat Xiao Dai" menunggang lagi kuda Monggolnya yang telah dia ganti untuk kedua puluh lima kalinya, pergi menjauh.

Xu Jia-rong melihat, dalam sekejap bayangannya tinggal satu titik diujung jalan, mendadak dia menjejakkan kakinya dengan marah berkata, "Xiao Dai yang Pintar."

Sekarang terpikir olehnya, bahwa Tangan Cepat Xiao Dai sebenarnya bukan lawannya. Seseorang yang menunggang kuda berlari sepuluh hari lebih, tidak pernah menutup mata, walau terbuat dari besi, mungkin juga sudah seperti besi yang berkarat dan akan hancur. 

Tapi kenapa dia masih bisa tertawa? Apa dia benar begitu percaya diri?

Orang yang tertipu, biasanya hanya ada dua reaksi.

Satu macam adalah mencaci maki, memarahi lawan atau diri sendiri, tapi orang macam ini lain kali masih ada kemungkinan tertipu lagi.

Satu macam yang lain adalah menganalisa penyebab mengapa dirinya tertipu, mencari alasan mengapa dirinya tertipu, dan orang macam ini seumur hidupnya tidak akan tertipu untuk kedua kalinya.

Xu Jia-rong adalah orang macam kedua, makanya dia seperti angin mengejar terus. Supaya tahu apa benar dirinya ditipu, bagaimanapun teman atau musuh, tetap yang menentukan adalah dirinya sendiri, dia masih tetap berharap menjadi musuhnya. Musuh setelah dibunuh selamanya tidak akan bisa menjadi teman, tapi teman menjadi musuh hanya ada dalam sekilas pikiran. Dari teman kemudian menjadi musuh adalah yang paling menakutkan, karena seorang teman akan mengenal dirimu, sampai ketoilet dan memakai berapa lembar tisue, dia bisa tahu.

Xiao Dai, bukan saja bisa tahu keadaan seseorang lebih dari dia mengenal dirinya, ini adalah kepintarannya. Dia telah menduga wanita berbaju putih itu setelah otaknya berputar, pasti akan mengejarnya.

Tapi dia sudah tidak ada waktu untuk melayani lagi, kecuali menghela kuda lebih cepat, dia sudah tidak mau memikirkan wanita itu lagi. Sepasang kaki manusia jika ingin bertanding dengan empat kaki kuda, pasti tidak akan bisa menandinginya, apa lagi jika kuda telah lelah, bisa diganti dengan kuda lain, orang jika sepasang kakinya sudah lelah, tentu saja kakinya tidak bisa diganti kaki lain, dia hanya bisa berhenti untuk istirahat. Keadaan ini semua orang juga tahu, Xiao Dai sendiri mana mungkin tidak tahu? Jika sampai ini dia tidak tahu, maka dia benar-benar menjadi Wang Dai (Wang Idiot), bukan saja idiot tapi sangat idiot, sangat idiot sekali.

Makanya dia tidak takut diikuti, hasil dari mengikutinya, pasti adalah tidak berhasil.

0ooo(dw)ooo0

"Polisi Setan" Tie Cheng Gong, empat puluh tahun lebih umurnya, tapi tuanya seperti orang tua enam puluh tahunan. Sepanjang tahun otaknya berputar, tenaganya juga bekerja, lari ketimur kejar ke barat, semua demi mengejar dan menangkap para penjahat yang melanggar hukum, dia banyak diterpa angin, dijemur matahari, semua membuat dia sulit tidur nyenyak, tentu saja dia menjadi cepat tua?

Ilmu silatnya adalah "Cakar Elang Tenaga Besar" keahliannya membuat dia menjadi ternama, berapa banyak penjahat besar ketika melawan ditangkapnya, mati di bawah telapak tangannya, tentu saja semua keahliannya harus dipadukan dengan ketajaman matanya dalam hal menyelidik, daya ingatan, daya berpikirnya, melihat kepalanya yang telah botak, tidak salah lagi, kebanyakan waktunya, dihabiskan dengan menggunakan otaknya. Kalau bukan bagaimana bisa disebut "Polisi Setan"? sampai setan yang melanggar hukum, dia juga mampu menangkap dan mengadilinya!

Dia dengan Yuan Ershao (Tuan muda nomor dua Yan) bisa dikatakan sahabat kentalnya.

Suatu kali dia pernah menyelidik satu perkara, dia dihadang oleh enam penjahat yang paling sadis, enam penjahat itu bersama-sama menyerangnya di jalan Jiang Yin. Enam orang penjahat berniat membunuhnya di tempat itu, sebenarnya dia tidak akan lolos dari jebakan yang telah disiapkan sebelumnya, ketika dia sudah putus asa, Yuan Ershao tepat waktunya datang menolong, bukan saja menarik dia kembali dari pintu neraka, sekaligus menangkap hidup-hidup sepasang penjahat, membunuh  dua pasang lainnya. Sejak saat itu, dua orang ini menjadi teman, teman sehidup semati.

Teman ada banyak macamnya, tidak diragukan lagi teman yang pernah menyelamatkan nyawanya adalah teman yang paling tidak mungkin berubah sifatnya.

Ketika dia melihat surat vonis yang dikirim ke kantor pusat dua provinsi Hu, dia mengetahui Yuan Ershao dijatuhi hukuman dipenggal kepala, dia benar-benar sangat terkejut, dia segera minta cuti tiga bulan, langsung berangkat tidak berhenti menuju ke kota Ping Yang.

0ooo(dw)ooo0 Hubungan antara manusia semakin hari semakin bertambah, perasaannya persis seperti sebotol arak bagus, jika disimpan makin lama, akan semakin keras dan semakin wangi.

Arak disimpan lama, jika tutupnya tidak ditutup dengan rapat, tentu akan menguap habis.

Tapi perasaan orang juga bisa berubah, dengan berlalunya waktu, jarak juga bisa mempengaruhinya.

Apa Polisi Setan Tie Cheng Gong akan menjadi orang yang menutup cocok botol itu dengan rapat?

0ooo(dw)ooo0

Di dalam penjara besar.

Tie Cheng Gong membawa setumpuk besar arsip, dia sedang jongkok di atas batang padi yang berjamur, wajahnya pun berjamur seperti tembok yang rusak terkupas.

Yuan Ershao------Yuan Ling sepatahpun tidak keluar, tetap memandang kosong dengan mata yang jernih.

"Ershao, kenapa kau begini terus, satu katapun tidak kau ucapkan? Sebagai laki-laki mati harus seperti seorang jantan, apa kau ingin mati dengan cara seperti ini?"

Jika seseorang sudah ingin mati, orang lain tentu saja tidak bisa berbuat apa-apa padanya.

"Aku hanya mohon padamu, mohon beritahu aku kejadian yang sebenarnya, di sini ada aku, apa kau masih tidak percaya, aku mampu untuk membereskannya?"

Tapi dia lupa lawannya juga mampu.

Tie Cheng Gong merasa gelisah sampai dia menarik kuat-kuat rambutnya sendiri, rambut yang tinggal sedikit itu. Tie Cheng Gong bangkit berdiri, memandang pada wajah yang tampan itu, dia sungguh tidak mengerti teman lamanya kenapa berbuat begini, kedua orang itu masing- masing tahu peristiwa ini adalah peristiwa yang bohong besar dan lucu.

"Kalau kau tidak mau mengatakannya, aku sendiri akan menyelidiknya, aku pergi."

Mendengar Tie mau pergi, Yuan Ershao baru membalikkan kepala, di dalam matanya terkilas rasa terima kasih.

"Jangan putus asa, Lao Tie, jebakan ini terlalu sempurna, sempurnanya sampai aku sendiri juga percaya masalah ini aku sendiri yang melakukannya. Walau kau bisa menyelidik sampai jelas, orang lain mana mau percaya?"

0ooo(dw)ooo0

Naga Giok Yuan Ling, adalah panggilan orang-orang di dunia persilatan, teman dekatnya semua dengan hormat memanggilnya Yuan Ershao. Yang dimaksud Tuan muda kedua, tentu dia adalah anak nomor dua, di atasnya pasti ada satu kakak. Mengenai cerita dirinya adalah begini:

'Usia enam belas tahun dia pergi keluar rumah, dia menghancurkan tiga puluh enam gerombolan penjahat gunung Da Bie.

Usia tujuh belas tahun, dia membunuh penjahat yang sudah merajalela diselatan sungai selama dua puluh tahun lebih, penjahat yang suka memakan hati anak kecil yang namanya Ku Dao Ren, dibunuhnya digunung Jiu You.

Usia delapan belas tahun, ketua iblis dunia persilatan Tangis Tawa Dua Dewa, dipotong sebelah tangannya, dan juga disuruh bersumpah selamanya tidak melangkah keluar dari lembah Hei Feng. Usia sembilan belas tahun, sendirian naik kegunung Qing Cheng, bertarung dan dikeroyok Empat anggota Qing Cheng, hasilnya tidak tahu, tapi julukan Naga Giok semakin hari semakin terkenal, Empat anggota Qing Cheng setelah kejadian itu, sudah tidak tampak pernah meninggalkan gunung Qing Cheng.

Usia dua puluh tahun, menangkap hidup-hidup dua orang di antara Enam Iblis Selatan Sungai, empat orang lainnya satu persatu terbunuh di jalan raya Jiang Yin.

Usia dua puluh tiga tahun, bertarung dengan ketua Wu Dang dipuncak Cui Hua, setelah lima hari empat malam, ketua Wu Dang Xian Yun Dao Zhang memerintahkan semua murid Wu Dang generasi kedua ke bawah tidak terkecuali murid Dao, murid biasa, sejak hari itu jika bertemu dengan Naga Giok Yuan Ling harus memberi hormat seperti murid terhadap guru.

Usia dua puluh empat tahun, ketua Shao-lin menyambut sendiri kedatangannya di depan jalan gunung Song Shan, di belakang gunung Shao Shi Ming Yue Tai, mereka menyeduh teh sambil berbincang bincang, berdiskusi tentang keadaan dunia persilatan.

0ooo(dw)ooo0

Perumahan Hui Yan hartanya banyak, perumahannya besar, di selatan kabupaten Ping Yang. Perumahan ini ternama dengan adanya kedua tuan muda Yuan, tuan muda besar Yuan Di, tuan muda kedua Yuan Ling.

Sekarang pintu yang besar itu sudah ditutup hampir satu tahun, orang luar semuanya tidak tahu apa penyebabnya. Orang ternama di dunia persilatan yang datang berkunjung semuanya ditolak diluar oleh penjaga pintu, dan mengatakan tuan muda besar dan tuan muda kedua sedang ada urusan keluar, tanggal pulangnya belum ada kepastian. Tapi berita yang keluar dari para pelayan adalah begini....

Pada tahun lalu, tuan muda besar keluar mengunjungi temannya, lewat tiga hari mayatnya diantar kembali oleh orang, mayatnya tidak ada kepala, kusir gerobak kuda mengatakan dia dititipkan mayat itu oleh seorang wanita muda yang cantik.

Tuan muda kedua sangat sedih, dia segera keluar mencari pembunuhnya, setelah lewat tiga bulan, dia baru pulang ke rumah tapi sedikit pun tidak menemukan jejak musuhnya. Sejak saat itu nyonya tuan muda besar membawa putranya meninggalkan perumahan dan tinggal dikabupaten Ping Yang, dia menyatakan sehari tidak menemukan pembunuhnya maka sehari dia tidak akan pulang ke perumahan Hui Yan.

Ershao tidak bisa berbuat apa-apa, dia juga pindah keluar dan tinggal bersama mereka, supaya mudah mengawasi kakak ipar dan keponakannya yang masih kecil. Para pelayan semuanya tidak dibawanya, makanya perumahan yang begitu besar, yang tinggal hanya pengurus rumah dengan para pelayan yang merawatnya.

Siapa tahu baru-baru ini tersebar berita, Ershao meracuni keponakannya, ditambah dengan ancaman golok memaksa ingin memperkosa nyonya tuan muda besar, tapi tidak berhasil, dia ditangkap oleh para tetangga dan dibawa ke kantor pemerintah, dalam tiga kali sidang, dia telah di jatuhi hukuman, lewat musim gugur dia akan dipenggal kepalanya. Membuat para pelayan perumahan benar-benar tidak dapat menduga apa yang terjadi.

Pengurus rumah Qian Lao Die adalah segenerasi dengan ayah dua tuan muda, saat tuan dan nyonya masih hidup, dia sudah menjabat pengurus rumah sampai sekarang, tapi beberapa kali dia menengok kepenjara, Ershao selalu tidak mau mengatakan bagaimana kejadiannya, sampai terakhir kali karena ditekan terus, sekalian saja dia menolak menemui siapapun.

Kelihatannya perumahan ini akan hancur, siapapun tidak mempunyai akal.

Inilah gambaran semua kejadiannya.

Yang didapat dari hasil penyelidikan Polisi Setan Tie Cheng Gong juga sama demikian.

0ooo(dw)ooo0

"Hartawan Li, aku sedetikpun tidak berani menunda perjalanan, akhirnya sampai juga, terlambatnya juga hanya beberapa jam, walau kau ingin memukul aku, juga tidak perlu memukul perutku! Itu adalah tempat untuk menaruh nasi dan sayur. Kasihani aku sudah sepuluh hari lebih tidak makan nasi dengan baik, dan lagi celana ku sudah robek- robek, cobalah pandang aku, dengan pantat telanjang aku menunggang kuda, maafkanlah keterlambatan ku!" dengan menahan diri, wajah Wang Dai tertawa berkata pada Li Yuan-wai.

"Aku memukulmu disebabkan oleh tawamu yang menyebalkan itu." Li Yuan-wai berkata dengan wajah tidak berperasaan.

"Jadi, tertawa juga salah? Kalau begitu bukankah kau ini Budha Mi Le sudah dipukul orang menjadi tuan tujuh tuan delapan yang disembah dikuil?"

"Sudahlah, Xiao Dai, sebab aku menyuruhmu datang, dalam surat sudah memberitahumu, sekarang tinggal lima hari dari hari eksekusi, menurutmu persoalan ini harus bagaimana? Walau bagaimanapun kau harus mengambil keputusan." Mengingat masalah ini, Xiao Dai bukan saja tidak bisa tertawa, malah sebaliknya ada perasaan ingin menangis.

"Kau pernah bertemu Ershao belum?"

"Di dalam penjara besar tidak seperti kau melihat-lihat kebun bunga, mana bisa kita sembarangan masuk, aku telah titip orang menanyakan, menurut sipir, Ershao tidak mau bertemu dengan siapapun, setiap hari dia bengong di dalam penjara."

"Apa artinya ini?"

"Kau tanya aku, aku harus tanya siapa? Biar bagaimanapun, perbuatan ini dia tidak mungkin melakukannya, jika bukan dia yang melakukannya, kenapa dia malah mengakuinya?" Li Yuan-wai berkata.

"Masih ada lima hari, sekarang aku sudah datang biar aku yang menyelidiknya, jika waktunya tidak keburu, paling banyak menculik di tempat eksekusi."

"Omong kosong, jika bisa melakukan itu, untuk apa aku mencarimu? Kau yang makan daging, apa aku harus makan sayuran? Dengan melakukan ini apa Ershao apa bisa menerima? Jika dia mau, dari semula siapa yang bisa menahan dia?"

Dua orang itu jadi terdiam. Lewat beberapa saat....

"Yuan-wai, masalah ini apa di dunia persilatan banyak orang yang tahu?"

"Masih belum banyak orang yang tahu, karena ini hanya perkara biasa, walaupun namanya sama, teman-teman dikalangan sama sekali tidak akan mengira itu adalah Ershao."

"Dia melakukan ini apa dasarnya? Apa benar demi harta warisan? Tidak mungkin, dari analisa perbuatannya, jika tidak mau mengutarakan, sepertinya mau mengorbankan diri. ” Yuan-wai bergumam.

"Betul, kita cari dari mulai tujuannya, pertama kita pikir jika dia sudah mati, siapa yang mendapatkan keuntungan, jika dia telah mati, siapa yang paling gembira? Jika dia telah mati, menandakan arti apa? Dan juga memberi jalan pada siapa?"

Xiao Dai adalah orang paling pintar, sepertinya dia telah memegang pokok masalah.

Mendadak....

Xiao Dai teringat sesuatu.

"Yuan-wai, kau menggunakan merpati pos menyuruh aku datang kesini, masalah ini apakah ada orang lain yang tahu?"

"Seharusnya tidak ada orang yang tahu, apa ada yang tidak benar?"

"Tidak apa-apa, aku hanya sekedar bertanya, jika tidak ada orang yang tahu terhadap kita, bisa dibilang mengerjakannya akan lebih mudah, aku selalu merasa masalah ini tidak sederhana, mungkin aku dan kau juga akan terlibat."

Setiap orang punya rahasia, dia tidak mengatakannya, tentu dia punya alasan untuk tidak mengatakanya, hanya tidak tahu kenapa Xiao Dai tidak mengatakan pada Yuan- wai, diperjalanan dia telah dihadang oleh seorang wanita berbaju putih, dan jelas wanita berbaju putih itu tahu jejak Xiao Dai.

0ooo(dw)ooo0

Kabupaten Ping Yang di jalan kecil utara dalam satu hari telah mati empat orang, tiga pria satu wanita. Laboratorium yang mengotopsi mayat tidak dapat menemukan penyebab kematian, terpaksa mengisinya dengan mati mendadak.

Semua tetangga tidak ada yang percaya, empat orang yang sehat walafiat, mana bisa dalam keadaan tidak ada gejala sedikitpun, mendadak dalam satu malam mati semua?

Polisi Setan Tie Cheng Gong lebih-lebih tidak percaya dengan empat orang ini, karena empat orang ini adalah saksi mata dalam perkara Ershao, kebetulan juga tidak akan begini kebetulan.

Wang Dai juga sudah sampai di kabupaten Ping Yang, tapi dia percaya, percaya empat orang ini pasti akan mati, hanya tidak terpikir mereka matinya begitu cepat.

Li Yuan-wai adalah orang pertama yang menemukan empat orang mati ini, karena ketika dia menemukan empat orang yang dia cari sudah mati tiga orang, buru-buru dia datang kepada orang keempat.... rumah Ma Hai Cheng, waktunya padajam sembilan malam.

"Ayahku pergi ketempat judi Fu Ling di jalan depan." Seorang anak setengah besar mengatakan.

0ooo(dw)ooo0

Perjudian Fu Ling di jalan depan seperti juga perjudian didunia adalah sama, di dalamnya penuh dengan asap, bau kosmetik, bau keringat, ditambah teriakan, suara makian dan tawa gembira. Hanya saja rumah perjudian ini lebih besar sedikit, ada lima enam meja, semuanya penuh dengan orang. pria dan wanita, yang muda dan yang tua, sampai

sampai anak setengah besar tapi tidak kecil juga ada di dalam sedang menonton keramaian.

Ada Pai Jiu, Da Xiao, Ya Bao. Ekspresi wajah dikepala orang boleh dikatakan semuanya bisa terlihat di sini, serakah, penipuan, egois, menyesal, sedih, tentu saja masih ada gembira, bangga, dan semangat.

Hampir sejak ada yang namanya manusia, judi sudah ada, lempar batu bertaruh makanan, adu tenaga, bertaruh wanita.

Setelah menciptakan uang, uanglah yang paling bagus dipertaruhkan.

Tapi pertaruhan yang paling besar adalah pertaruhan nyawa orang.

0ooo(dw)ooo0

Tidak dapat dimengerti kenapa Ma Hai Cheng bisa punya begitu banyak uang perak, Li Yuan-wai berdiri disisinya sesudah melihat beberapa saat, telah melihat dia kalah sepuluh lembar lebih cek bernilai lima puluh liang perak.

Di depan muka umum dan ruangan besar, dia tidak berani memakai kekerasan, kelihatannya dia harus menunggu lagi! Di dalam hatinya sudah memaki-maki delapan belas generasi nenek moyang Ma Hai Cheng.

Disaat Li Yuan-wai mencari akal bagaimana membawa Ma Hai Cheng keluar dan dengan mengompresnya.

Tampak sebuah sinar putih berkilat....

Ma Hai Cheng membelalakkan mata, jatuh di depan mejanya.

Seketika itu juga terjadi kekacauan di dalam ruang perjudian.

Li Yuan-wai, dengan cepat membalikkan kepala, terlihat begitu banyak orang, ada laki-laki ada perempuan, sama sekali tidak dapat membedakan siapa yang melempar senjata gelap itu, dan juga senjata gelap yang bagaimana? Kenapa sampai sedikit suara membelah angin pun tidak ada?

Ma Hai Cheng mati begitu saja, mati di depan mata Li Yuan-wai. Orang di dalam perjudian sudah bubar, siapa pun takut terlibat.

Tentu saja Li Yuan-wai mengikuti orang-orang, keluar dari Perjudian Fu Ling. Hanya tidak ada seorangpun yang melihat dia dengan cepat mencabut sebuah jarum yang sangat besar dari belakang kepala Ma Hai Cheng.

Hanya karena Ma Hai Cheng kepalanya botak, walau hanya sebesar kacang wijen darah yang merembes keluar, juga tidak bisa lolos dari tajamnya mata Li Yuan-wai.

Dia sudah kembali ke jalan kecil utara.

Sebuah jalan jika dalam satu malam telah mati tiga orang, suara tangisnya bisa menggema keseluruh kota, tidak bisa dibayangkan nanti jika ditambah satu lagi, keadaannya akan bagaimana.

Orang mati biasanya ditaruh di dalam rumah, anggota keluarga menangis diruang duka.

Persis seperti yang diduga Li Yuan-wai, dia juga dengan lancar membuka genteng masuk ke dalam rumah. Persis seperti yang diduga Li Yuan-wai, di tangannya sekarang telah bertambah tiga batang jarum bordil.

0ooo(dw)ooo0

Tidak aneh jika laboratorium tidak dapat menemukan sebab kematiannya, bukan saja empat orang ini luka mematikannya ada di dalam rambut di belakang kepala, juga senjata yang mematikannya sudah diambil oleh Li Yuan-wai.

Juga sudah dalam dugaan Wang Dai yang pintarnya sampai keluar minyak, juga orang yang ternama di seluruh dunia Polisi Setan Tie Cheng Gong dua orang semuanya tidak mendapatkan penyebab kematiannya.

0ooo(dw)ooo0

Cara membunuh orang ada lebih dari ratusan, bisa memikirkan dengan cara mematikan yang tanda-tandanya sulit diketahui orang, orang ini pasti sangat pintar, orang yang sangat menakutkan.

Jarum bordil tidak menakutkan orang, tapi jika seluruh jarum telah masuk ke dalam belakang kepala tentu bisa mematikan seketika, jadi akan ketahuan jarum bordil bukan hanya untuk membordil saja, tapi juga berguna sebagai semacam senjata gelap yang mematikan.

Li Yuan-wai dengan teliti membungkus dan menyembunyikan empat jarum itu.

Ketika bertemu dengan Xiao Dai, tidak tahu sebab apa dia tidak mau memberitahu bahwa dia telah menemukan senjata yang membunuh empat orang itu, sampai berpura- pura seperti baru saja mendengar beritanya, dan siap berangkat untuk melihatnya.

Xiao Dai terus berkata bahwa pembunuh yang bersembunyi ini sangat menakutkan, juga sudah memberitahu Li Yuan-wai dan Polisi Setan Tie Cheng Gong yang datang karena masalah Ershao, dia telah berjanji dengannya pada waktu dan tempat akan bertemu mereka.

Dua orang ini bukankah sahabatnya yang paling baik? Kenapa dua orang ini masing-masing menyimpan rahasia? Dan semua rahasia ini sebenarnya adalah rahasia yang tidak perlu disembunyikan.

Jika hubungan teman sudah sampai tingkat demikian, apakah tidak menjadi mengecewakan? Tapi kelakuan mereka berdua sedikitpun tidak terlihat ada jurang pemisah, atau ada timbul perasaan tidak senang.

0ooo(dw)ooo0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar