Gelang perasa bab 5

 
Bab 5

Rencana Rahasia

Sore hari, Xiao Shao Ying tidak tidur tapi dia mabuk. Kali ini dia benar-benar sudah mabuk. Di rumah bordil, sudah ada beberapa pelacur yang dipesan dan mereka sedang menunggunya.

Tapi dia secara sembunyi-sembunyi telah keluar dan tempat itu dengan badan sempoyongan dia berjalan. Melirik kesini dan melirik kesana, dia menghabiskan uang sebanyak 500 tail perak, untuk membeli semangka seharga hanya beberapa sen perak, kemudian dia membuangnya ke dalam parit.

Sekarang dia mulai mencium bau arak, dengan tubuh sempoyongan dia masuk ke rumah makan itu lagi.

Rumah makan itu meskipun ramai, tapi masih ada beberapa meja dan kursi yang kosong.

Dia tidak duduk, sengaja dia masuk ke ruang VIP. Hari ini Tuan Tang sedang mengadakan undangan, yang diundang adalah ketua kantor Biao, yaitu Tuan Niu. Undangan dilangsungkan di tempat VIP.

Pelayan-pelayan mengira Xiao Shao Ying adalah tamu yang diundang oleh Tuan Pang, mereka tidak melarangnya masuk. Tamu-tamu tuan Pang tidak ada seorang pun yang berani melakukan kesalahan.

Tuan Niu sudah datang, dia membawa beberapa orang pengawal. Setiap pengawalnya ditemani oleh perempuan.

Sewaktu mereka sedang asyik minum, tiba-tiba Xiao Shao Ying masuk. Dia mengambil kuah yang berada di atas meja, kemudian dia mencoba rasanya. Dengan tertawa dia berkata,

"Kuah ini tidak enak rasanya, aku gantikan dengan yang lain”

Dia membuang kuah yang berada di dalam mangkuk, lalu membuka celananya. Dia kencing ke dalam mangkuk tadi.

Tamu-tamu perempuan berteriakan, tapi di antara mereka ada juga yang tertawa. Tuan Pang dengan wajah yang marah bertanya,

"Siapakah bocah itu?"

Tidak ada yang tahu siapa bocah itu.

Tapi Xiao Shao Ying dengan tertawa berkata, “Aku datang untuk mengerjai ibumu."

Kata-kata itu belum habis, sudah banyak kepalan tangan memukulnya, memukul wajahnya.

Karena tubuhnya lemas, dia hanya bisa menahan beberapa kali pukulan langsung roboh dan tidak bergerak lagi.

Orang-orang kantor Biao yang datang dari luar kota, ada yang membawa pisau, ada juga yang sudah mengeluarkan pisau belati dari dalam sepatu bot mereka.

"Hancurkan wajahnya dulu kemudian kebiri dia. kita lihat, apakah dia masih berani kencing di mana-mana!"

30% mabuk, 70% marah, membuat orang-orang kantor Biao yang selalu bergelimang dengan darah selalu melakukan hal-hal yang menakutkan.

Tuan Pang sekali memerintah, sudah ada orang dengan pisaunya akan mulai merusak wajah Xiao Shao Ying.

Tiba-tiba di belakang sekat ruangan ada sepasang tangan menarik tangan orang ini. Kata Tuan Pang dengan marah,

"Siapa yang berani melarangku?"

Di luar sekat sudah ada orang yang melongokkan kepala dan berkata, "Aku." Melihat orang ini, kemarahan Tuan Pang langsung reda, dan dia segera memasang wajah yang berseri-seri. Ternyata dia adalah Kakak Kedua Ge.

Ge Er menunjuk ke arah Xiao Shao Ying yang terbaring di lantai dan bertanya, "Tahukah kau siapa orang ini?"

Tuan Pang menggelengkah kepalanya.

Ge Er melambaikan tangan. Dia sudah mendekat, lalu berbisik.

Wajah Tuan Pang segera berubah, dengan terpaksa dia berkata, "Tuan ini senang berbaring di sini, kami akan memindahkan dia ke tempat lain."

Kalau dia berkata pergi, segera dia pergi. Tak lupa tamu-tamu juga ditarik keluar ruangan.

Ketua Niu masih marah dan berkata, "Bocah ini, siapakah sebenarnya? Mengapa kita harus mengalah kepadanya?"

Tuan Pang diam-diam berbisik kepadanya. Wajah Ketua Niu langsung berubah, lebih cepat berubah dibanding dengan reaksi Tuan Pang tadi.

Xiao Shao Ying masih seperti orang mati, terbaring di bawah, akan dibunuh, akan dibawa pergi, dia sama sekali tidak tahu.

Kakak Ge Er melihatnya, kemudian menggelengkan kepala, dia juga ditarik oleh Tuan Pang untuk minum.

Tiba-tiba Xiao Shao Ying membuka sebelah matanya, dari bawah sekat ruangan terlihat kaki mereka, dia menarik nafas. Dia berbicara sendiri. "Ternyata tuan Xiang Tang sangat ditakuti oleh orang-orang."

Terdengar Kakak Ge Er berpesan kepada pelayan,

"Urus tuan yang terbaring di bawah itu, jika dia sudah sadar, apa pun yang dia inginkan, berikan kepadanya. Baru nanti kau lapor kepadaku"

Akhirnya mereka turun.

Pelayan-pelayan sedang membicarakan hal ini.

"Si setan arak itu apa pekerjaannya? Mengapa dia berani berbuat tidak sopan terhadap tamu- tamu?"

"Katanya dia adalah ketua cabang Tian Xiang Tang yang baru" "Pantas saja."

Ada pelayan yang berkata, "Jika sudah menjadi ketua cabang Tian Xiang Tang, jangankan kencing di mangkuk, kencing di mulut orang pun, orang itu harus mau menerimanya"

Xiao Shao Ying seperti sedang tertawa dingin, dia membuka jendela dan keluar menuju gang sempit yang berada di belakang rumah makan itu.

Jika ada orang yang menguntit dia di belakang. Dia akan mengetahuinya. Sekarang dia cepat bangun dari mabuk, sadar pun lebih cepat. Malam yang sepi.

Di atas gunung terlihat api setan yang berwarna hijau. Walaupun terlihat seram dan menakutkan, tapi ada juga keindahan yang misterius yang terselubung.

Cahaya bintang lebih indah lagi, angin musim gugur bertiup melewati gunung ini. Tapi sayang Wang Rui tidak bisa menikmati keindahan ini.

Dia sedang terbaring di dalam peti mati, makan daging sapi yang dingin sekeras batu. Jika tidak terlalu penting, dia tidak akan keluar. Dia adalah orang yang sangat berhati-hati.

Lukanya sudah mengering, tenaganya pun sudah pulih, tapi untuk membalas dendam sama sekali belum ada harapan.

Kekuatan Tian Xiang Tang, sehari demi sehari semakin kuat.

Tadinya Shuang Huan Men seperti sebuah pohon besar. Tian Xiang Tang adalah tunas pohon yang berada di bawah pohon besar itu. Matahari dan air semua diambil oleh pohon besar ini. karena itu tunas ini tidak dapat tumbuh dengan sempurna.

Sekarang pohon besar ini sudah tumbang, di dunia ini sudah tidak ada hal yang bisa menghalangi tunas itu untuk tumbuh besar.

Wang Rui menarik nafas, dan menelan daging yang dingin itu. Dia mengelus gelang yang berada di balik bajunya Di atas gelang ada goresan.

Gelang Perasa.

Namanya Perasa, tapi dia yang paling tidak mempunyai perasaan. Gelang itu masih dingin, masih begitu keras. Di dunia ini dia bisa berjaya atau tidak, tidak pernah peduli, tidak pernah mengasihani juga tidak ada perasaan.

Tapi Wang Rui tetap mengelus sepasang gelang ini. Sepasang gelang itu pernah membuatnya berjaya, juga pernah membuatnya hampir mati. Air mata sudah mulai menetes.

Terdengar ada yang mengetuk peti mati dari luar.

Wang Rui dengan erat memegangi sepasang gelang itu dan bertanya, "Siapa?"

"Aku adalah tetanggamu, bernama Zhang Xiao Di. Aku datang karena ingin meminjam pisau kecil untuk mengupas bambu. Bambu itu akan kubuat kukusan. Setelah menjadi kukusan aku akan mengukus bakpao untuk makanan kalian."

"Xiao Shao Ying. Dia pasti sedang sangat mabuk."

Wang Rui marah, dalam keadaan seperti ini, bocah itu masih sempat-sempatnya bercanda.

Yang datang memang memang Xiao Shao Ying, dia datang dengan mengenakan baju baru yang terbuat dari sutra, tapi di bajunya banyak tanah yang menempel dan noda bekas arak, wajahnya masih ada bekas luka yang baru mengering, dan kepalanya bengkak seperti habis dipukul.

Xiao Shao Ying masih tetap tertawa dan tidak pernah serius, bau arak begitu menyengat sepertinya bisa membuat orang langsung mati.

Wang Rui mengerutkan dahi, setiap kali dia melihat bocah itu dia pasti akan mengerutkan dahi. Yang Ling juga berdiri dan bertanya, "Apakah di sekitar sini ada orang?"

"Bayangan setan pun tidak ada"

Yang Ling sedang duduk di atas peti mati, walaupun lukanya sudah mengering, dia berdiri dengan sebelah kaki dengan sikap canggung dan tidak nyaman.

Xiao Shao Ying masih tertawa melihat mereka berdua dan berkata, "Kelihatannya kalian dalam kondisi yang sangat baik, sepertinya nasib baik akan segera datang."

Tanya Yang Ling,"Apakah kau sudah bertemu dengan Wang Tong?" "Bukan aku yang mencari dia, tapi dia yang mencariku"

Mata Yang Ling berkilauan dan bertanya, "Apakah kau sudah berhadapan dengannya?" "Ikan yang aku pancing harus besar, dia belum cukup besar." Dengan dingin Yang Ling berkata, "Jika ingin memancing ikan yang terlalu besar bisa-bisa kau sendiri yang ditelan oleh ikan besar tersebut."

Dengan santai Xiao Shao Ying berkata, "Aku tidak takut karena darahku sudah berubah menjadi arak, tak ada ikan yang mau minum arak."

Tiba-tiba Yang Ling tertawa dan berkata, "Tapi Ge Ting Xiang sangat suka minum arak dan dia benar-benar sangat menyukainya."

Tanya Wang Rui, "Apakah kau diikuti olehnya?"

"Sudah pernah diikuti dan sudah pernah minum bersama" "Apakah dia tidak berhadapan langsung denganmu?" "Aku masih hidup."

Yang Ling segera bertanya lagi, "Mengapa dia tidak membunuhmu?"

"Karena dia juga sedang memancing ikan besar dan aku belum cukup besar."

Kata Wang Rui, "Aku tahu, sebelum kita berdua mati dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak." "Karena itu dia ingin memperalatku untuk memancing kalian berdua, tapi aku juga ingin

memperalat kalian untuk memancing dia, namun sampai sekarang belum tahu siapa yang akan

terpancing?"

Tanya Wang Rui, "Apakah kau sudah mempunyai cara untuk menghadapinya?" "Ada sebuah cara."

"Dengan cara lama?"

Wang Rui tidak jelas dan bertanya, “Cara lama seperti apa?" "Cara yang biasa dipakai oleh Jing Ke.

"Wajah Wang Rui segera berubah dan bertanya, "Kau akan meminjam kepala kami berdua?" "Benar "

Wajah Yang Ling pun ikut berubah, dengan dingin dia berkata, "Bagaimana kami tahu kau meminjam kepala kami bukan sebagai batu loncatan supaya bisa masuk ke dalam Tian Xiang Tang?"

Tanya Xiao Shao Ying, "Apakah aku mirip seseorang yang akan menjual teman untuk mendapat kemuliaan?"

"Sangat mirip."

Yang Ling tertawa dingin dan bekata, "Jika kau tidak bersengkongkol dengan Ge Ting Xiang mana mungkin kau dapat dilepaskan begitu saja olehnya?"

Xiao Shao Ying menghela nafas dan bertanya, "Kalau begitu kalian tidak akan meminjamkannya?"

Jawab Yang Ling, "Kepalaku hanya ada satu dan aku tidak akan memberikan pada orang yang akan menjual teman untuk mendapat kemuliaan."

Xiao Shao Ying tertawa kecut dan berkata, "Ingin meminjam tidak diberi, terpaksa aku harus merebut, jika tidak bisa juga terpaksa aku harus merebutnya secara langsung."

Tanya Yang Ling, "Kau datang kemari untuk merebutnya?" Bersamaan dengan bentakannya dia sudah melakukan suatu gerakan.

Walaupun hanya menggunakan sebelah kaki saja, namun gerakannya masih selincah seekor cheetah. Yang Ling adalah seorang perampok yang terkenal di Long Xi, jika dia tidak kejam, ganas, dan tidak takut mati mana mungkin dia bisa bertahan selama 10 tahun.

Terdengar gelang-gelang Wang Rui sudah mulai mengeluarkan aksinya.

Semua orang hanya memiliki sebuah kepala saja, tidak ada yang mau tanpa sebab memberi pinjam kepada orang lain.

Mereka berdua secara bersamaan mengeluarkan suatu gerakan menyerang. Dari kedua arah yaitu kiri dan kanan, yang satu dengan gerakan kejam yang satunya dengan kekuatan yang sangat besar. Orang yang bisa menghindari serangan ini di daerah Xi Bei tidaklah banyak.

Tapi Xiao Shao Ying dapat menghindarinya.

Dia seperti mabuk mungkin setengah mabuk dan keadaannya seperti sudah akan ambruk, tapi dengan baik dia masih bisa berdiri dengan baik.

Biarpun mereka satu perguruan namun sudah beberapa tahun tidak bertemu dan tidak mengetahui kemajuan ilmu mereka masing-masing.

Apalagi Wang Rui, dia datang dari Shao Lin, dia tidak pernah memandang sebelah mata terhadap ilmu saudara-saudara seperguruan selain kakak seperguruan tertuanya.

Sampai saat ini dia baru menyadari dia telah salah menilai orang.

Biarpun Yang Ling hanya mempunyai sebelah kaki dan masih harus dibantu dengan tongkat, tapi setiap kali mengeluarkan sebuah serangan, gerakannya sangat mantap dan efektif, pengalaman bertarungnya jauh melampaui Wang Rui.

Xiao Shao Ying menghindari serangan-serangan ini dengan gerakan yang ringan. Hal ini lebih tidak disangka oleh Wang Rui.

Hanya dalam sekejap mereka bertarung sudah melewati 10 jurus.

Tiba-tiba Wang Rui melemparkan gelang besinya dan dengan sebelah tangannya dia menggunakan ilmu dari Shao Lin, yaitu Fu Hu Luo Hau Quan.

Sejak kecil dia sudah masuk kuil Shao Lin dan ilmu ini sudah dia latih selama 15 tahun. Dia lebih memahami ilmu ini dibandingkan dengan Gelang Perasa yang dia miliki. Setelah jurus ini dikeluarkan tenaga yang dikeluarkan mampu menaklukan naga dan harimau. 

Seperti tidak mau kalah, Yang Ling pun mengunakan tongkat kayu dia jadikan seperti besi, dengan tangan kirinya dia mengeluarkan jurus cakar elangnya.

Di dalam perguruan Shuang Huan Men dia memiliki ilmu yang paling banyak dan bervariasi.

Tapi Xiao Shao Ying sama sekali tidak membalas, tiba-tiba dia menjungkir-balikkan badannya di udara, dia sudah mundur beberapa meter jauhnya dan sambil bertepuk tangan dia berkata,

"Bagus sekali, ilmu silat yang sangat lihai"

Yang Ling tertawa dingin, dia sepertinya ingin mengejar Xiao Shao Ying namun Wang Rui melarangnya,

"Tunggu sebentar!"

Tanya Yang Ling dengan marah, "Mau tunggu apa lagi? Mau tunggu dia mengambil kepala kita?"

"Dari tadi dia hanya menghindar saja sama sekali tidak pernah menyerang." Yang Ling tertawa dingin, "Dia mana bisa menyerang?"

"Dia juga tidak memanggil orang-orang Tian Xiang Tang untuk membantunya, karena itu..." Kata Yang Ling melanjutkan, "Karena itu kau ingin meminjamkan kepalamu padanya?" "Sepertinya dia datang bukan benar-benar untuk meminjam kepala kita."

Xiao Shao Ying hanya tertawa dan berkata, "Aku memang tidak bermaksud demikian" Tanya Yang Ling, "Lalu apa maksudmu?"

"Aku hanya mencoba kemampuan kalian saja, apakah kalian masih sanggup membunuh orang?"

Tanya Yang Ling,"Apakah kau sudah berhasil mengujinya?" Xiao Shao Ying mengangguk.

Tanya Wang Rui, "Kau datang kemari untuk menyuruh kami membunuh orang?" Xiao Shao Ying mengangguk lagi.

Tanya Wang Rui, "Siapa yang harus kami bunuh?" "Ge Ting Xiang."

Tanya Wang Rui, "Apakah kami sanggup untuk membunuhnya?" "Ada kemungkinan 50% kesempatan."

"Hanya 50%?"

"Kalau sekarang kita tidak menyerang kelak 10% pun kita tidak mempunyai kesempatan."

Wang Rui mengerti akan hal ini. Kekuatan Tian Xiang Tang semakin lama semakin besar, dan kesempatan mereka semakin hari semakin sedikit.

Kata Yang Ling, "Apakah sekarang kau sudah mempunyai rencana?"

Xiao Shao Ying sekarang ini berada dalam keadaan yang serius dan berkata, “Setiap malam setiap pukul 1 dia selalu minum arak di ruangan rahasianya, yang menemani dia minum adalah istri mudanya yang sangat dia sayang yang bernama Guo Yu Niang."

Tanya Yang Ling, "Berapa orang yang berjaga di sana?" "Hanya ada satu orang."

Tanya Yang Ling, "Apakah yang berjaga di sana adalah Wang Tong?"

Xiao Shao Ying mengelengkan kepala dan berkata, "Yang berjaga bernama Ge Xin, dia adalah pelayannya."

Tanya Yang Ling, "Orang macam apakah dia itu?" Xiao Shao Ying tertawa, "Dia hanya seorang pelayan."

Wang Rui menghembuskan nafas panjang. Kelihatannya ini memang hanya kesempatan kita." Kata Xiao Shao Ying melanjutkan, "Ini juga kesempatan satu-satunya "

Tanya Yang Ling, "Apakah kau mengetahui pintu ruang rahasia?" "Aku tahu dan aku bisa masuk ke sana."

"Apakah kau yakin?" "Aku yakin."

"Bagaiman kita bisa masuk?"

Kata Xiao Shao Ying, "Lusa sebelum pukul 1 malam aku tunggu di ruangan rahasia itu, begitu melihat cahaya lampu dimatikan, kalian harus segera masuk dan bergerak."

"Jendela yang mana?"

"Aku bisa menggambarkan tempat dan jendelanya, untuk kalian lihat" Kata Wang Rui, "Begitu lampu padam, kita segera bergerak "

Kata Xiao Shao Ying, "Jika kita bertiga bergabung, mungkin kesempatan bisa lebih dari 50%." Tanya Wang Rui, "Jika tidak ada lampu bagaimana kita bisa mengetahui keberadaan Ge Ting

Xiang?"

"Aku akan mengenakan baju putih pada saat itu" Tanya Wang Rui, "Masih ada Guo Yu Niang."

Kata Xiao Shao Ying, "Guo Yu Niang adalah seorang perempuan yang harum, di telinganya memakai anting, orang buta pun mengetahuinya."

"Selain kau, Guo Yu Niang, yang lainnya pasti Ge Ting Xiang." "Ruangan itu tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang." Tanya Yang Ling, "Bagaimana dengan Wang Tong?"

"Meskipun ada, aku pasti ada cara untuk menyuruhnya keluar." "Apakah mereka percaya kepadamu?"

Dengan santai Xiao Shao Ying menjawab, "Apakah aku seperti orang yang akan menjual teman untuk kemuliaan diri sendiri?"

Yang Ling balik bertanya, "Apakah benar tidak seperti itu?" "Bagaimana menurutmu?"

Tiba-tiba Yang Ling bertanya, "Apakah ada yang mengetahui bahwa kau mencari kami kemari?" "Tidak ada "

"Kau keluar dari Tian Xiang Tang apakah tidak ada yang mengikutimu?" "Tadinya ada tapi sudah kusingkirkan."

Kata Xiao Shao Ying melanjutkan, "Karena itu pula aku terkena sabetan pisau, kakak kedua Ge jika sudah pulang pasti hidupnya akan sengsara"

Tanya Yang Ling, "Siapa kakak kedua Ge?" "Semua pelayan Ge Ting Xiang bermarga Ge"

"Berapa banyak kau mengetahui rahasia Tian Xiang Tang?" "Lumayan banyak."

Peta yang yang digambar Xiao Shao Ymg sangat teliti dan akurat, "Pintu yang berada di pojok ini adalah pintu masuk kalian satu-satunya, kalian jangan memanjat tembok untuk masuk, harus dengan membuka jendela ini."

"Mengapa?"

"Karena di atas mungkin ada orang yang berjaga-jaga, jika masuk dengan membongkar pintu tidak akan ada yang menyangka."

"Setelah itu bagaimana lagi?"

"Kemudian kalian jalan di jalan batu kerikil ini sampai di sebuah pohon, kalian tunggulah di sana. Jalan kerikil dan pohon yang dimaksud sudah diberi tanda, dari sana bisa melihat jendela yang aku gambar."

Kata Yang Ling, "Begitu lampu padam kita segera bergerak."

Xiao Shao Ying mengangguk dan berkata, "Ge Ting Xiang sudah tua, sorot matanya pasti kurang awas, di dalam kegelapan ilmu silatnya pasti tidak seperti biasanya." Pelan-pelan dia berkata lagi, "Apalagi kalian dalam beberapa hari ini selalu keluar malam, makan pada malam hari. Mestinya kalian lebih terbiasa dalam kegelapan jika dibandingkan orang biasa, kalian pasti bisa membedakan orang-orang yang berada di dalam ruangan. Jika lampu dimatikan belum tentu orang dalam ruangan itu bisa melihat kalian"

Kata Yang Ling, "Pemikiranmu sangat sempurna"

Xiao Shao Ying tertawa, "Aku harus teliti karena kesempatan yang ada hanya satu kali." Yang Ling menarik nafas dan berkata, "Dulu kami salah menilaimu"

Kata Xiao Shao Ying sambil tersenyum, "Sepertinya Ge Ting Xiang juga salah menilaiku." Kata Yang Ling, "Aku berharap kau juga tidak salah menilai Guo Yu Niang dan Ge Xin."

Ge Xin tidak bergerak dan berdiri di luar pintu sepertinya dia lebih lelah dibandingkan dengan 2 hari kemarin.

Pintu dibuka, beranda masih seperti biasa tampak gelap. Sekarang belumlah pukul 1 malam.

Xiao Shao Ying sudah datang tanpa ada yang menghalanginya, tidak ada suara apa pun.

Rumah Ge Ting Xiang sepertinya tidak ada orang Xiao Shao Ying menepuk pundak Ge Xin dan berkata,

"Aku datang lagi" "Ya."

Xiao Shao Ying bertanya kepadanya. ”Sepertinya kau jarang tidur?" "Ya”

Tanya Xiao Shao Ying lagi, "Apakah tidak ada kata-kata lain yang ingin kau katakan?" "Ya."

Tanya Xiao Shao Ying, "Sepertinya 2 hari kemarin kata-kata yang kau ucapkan lebih banyak?" "Ya "

Tanya Xiao Shao Ying, "Mengapa sekarang kau berubah?" "Sebab sekarang kau juga berubah "

Tiba-tiba pintu terbuka, dari dalam Guo Yu Niang berkata, "Dulu pertama kali kau datang kau adalah orang miskin, sekarang kau adalah ketua cabang Tian Xiang Tang."

Tanya Xiao Shao Ying, "Setelah aku menjadi ketua cabang apakah orang lain tidak boleh berbicara denganku?"

"Orang lain selalu berhati-hati."

Xiao Shao Ying menarik nafas dan berkata, "Kelihatannya menjadi ketua cabang bukan hal baik."

Kata Guo Yu Niang, "Paling sedikit ada satu macam kebaikan yang bisa kau lakukan, yaitu kencing di mangkuk orang lain"

Ge Ting Xiang sedang minum arak.

Dia minum dengan pelan pelan dan sedikit, tapi cawan di tangannya selalu penuh dengan arak.

Wang Tong tidak ada di ruangan itu, tidak ada orang lain, malam hari adalah waktu untuk dirinya sendiri.

Xiao Shao Ying sudah berada di hadapan Ge Ting Xiang dengan mengenakan baju putih seputih salju. Ge Ting Xiang tertawa dan bertanya, "Apakah baju ini baru pertama kali kau pakai?" Xiao Shao Ying mengangguk dan berkata, "Ini baru kupakai satu hari."

"Mengapa?" "Tidak apa-apa."

Tanya Ge Ting Xiang lagi, "Hari ini kau belum mabuk?" "Belum."

Tanya Ge Ting Xiang, "Apakah kau benar-benar pernah mabuk?" "Jarang."

Xiao Shao Ying tertawa dan berkata, "Paling sedikit jika ada seorang menguntitku aku tidak akan mabuk."

Ge Ting Xiang menarik nafas dan berkata, "Sebenarnya Ge Er Hu sangat pintar tapi jika dibandingkan denganmu dia seperti seekor babi."

Ge Ting Xiang mengambil secawan arak tapi dia tidak minum dan meletakkannya kembali. Tiba-tiba Xiao Shao Ying bertanya, "Apakah tanganmu selalu memegang cawan arak?" "Apa anehnya?"

Dengan tersenyum Xiao Shao Ying berkata, "Kadang-kadang cawan arak juga bisa menjadi senjata yang mematikan"

"Senjata? Senjata apa?”

"Sebagai senjata yang membuat orang tidak waspada." "Oh."

Kata Xiao Shao Ying, "Banyak orang jika melihat seseorang memegang cawan dia menjadi tidak waspada."

"Oh!"

Kata Xiao Shao Ying melanjutkan, "Karena orang beranggapan seseorang yang memegang cawan arak lebih mudah dihadapi."

Kata Ge Ting Xiang, "Kau benar-benar pintar" "Aku bukan orang bodoh "

Suara Ge Ting Xiang tiba-tiba terhenti dan dia berkata dengan dingin, "Tapi kau melupakan satu hal."

"Oh?"

Kata Ge Ting Xiang, "Sepertinya kau melupakan satu hal." "Aku tidak lupa."

Kata Ge Ting Xiang, "Tapi sekarang kau datang dengan tangan kosong." "Aku sudah berjanji padamu datang pada pukul berapa?"

"Malam ini jam 1."

Tanya Xiao Shao Ying lagi, "Apakah sekarang sudah jam 1?" "Belum."

Xiao Shao Ying tertawa dan berkata, "Karena itu kita masih punya waktu untuk minum arak."

Ge Ting Xiang tidak bertanya lagi dan dia berkata, "Kadang-kadang seorang yang pintar bisa melakukan hal yang bodoh. Aku berharap kau tidak melakukannya." Kata Xiao Shao Ying, "Aku belum mabuk." "Kapan kau akan mabuk?"

"Jika aku ingin mabuk." "Kapan kau ingin mabuk?" "Secepatnya."

Ge Ting Xiang melihat dia tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Baiklah ambil cawan besar, aku ingin lihat kau bisa minum berapa banyak"

Hanya minum 3 gelas.

Xiao Shao Ying pasti belum mabuk, tapi waktunya sudah tiba. Sekarang sudah pukul 1.

Mata Ge Ting Xiang berkilauan, "Apakah sudah waktunya?" "Benar."

Tiba-tiba dia membalikkan badan dan bergerak dengan cepat.

Lampu yang berada di ruangan itu segera dipadamkan oleh Xiao Shao Ying. Ruangan itu menjadi gelap gellita.

Pada waktu yang bersamaan, 2 bayangan orang masuk tapi tidak jelas siapa yang masuk.

Di luar ada cahaya bintang namun begitu cahaya lampu dipadamkan tidak ada orang yang bisa langsung melihat keadaan.

Dalam kegelapan ada yang berteriak, ada yang membentak ada yang roboh, meja dan kursi sudah terguling.

Kemudian ada api yang berkilauan. Lampu sudah dinyalakan lagi.

Guo Yu Niang masih duduk dengan manis di sana.

Ge Ting Xiang masih duduk tidak bergerak, di tangannya masih memegang cawan.

Xiao Shao Ying tampaknya tidak pernah bergerak, tapi baju putihnya sudah terkena darah, seperti bunga Mei Hua berjatuhan di atas salju

Di dalam ruangan ada 2 orang yang roboh tapi bukan Ge Ting Xiang. Yang roboh adalah Yang Ling dan Wang Rui.

Tidak ada angin, tidak ada suara.

Pukul satu sudah lewat, malam sudah larut, cawan Ge Ting Xiang sekeping demi sekeping jatuh ke atas meja Cawannya pecah berkeping-keping.

Wang Rui telungkup di lantai, mengeluarkan erang kesakitan. Yang Ling sudah berhenti bernafas.

Xiao Shao Ying melihat bercak darah di bajunya, tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Apakah kau tahu mengapa baju ini hanya bisa dipakai satu kali?"

Ge Ting Xiang mengangguk dan tertawa, "Mulai hari ini baju semahal apa pun boleh kau pakai hanya satu kali."

"Aku akan selalu mengingat kalimat ini." "Aku tahu ingatanmu sangat baik."

"Aku juga tidak akan melakukan kesalahan." Ge Ting Xiang tersenyum dan berkata, "Kau benar-benar tidak mabuk." "Tapi sekarang aku benar-benar ingin mabuk"

"Jika kau ingin mabuk, kapan pun kau boleh mabuk " "Aku..."

Belum habis kata-kata itu diucapkan, Yang Ling yang tadi seperti orang mati tiba-tiba melompat dan menerkam.

Terkamannya masih sekuat dan seganas seekor cheetah. Yang Ling tahu ini adalah serangannya yang terakhir.

Serangan terakhir ini biasanya sangat berbahaya.

Tapi Xiao Shao Ying hanya membalikkan tangan memukul leher belakangnya, dengan segera dia roboh lagi.

Begitu dia roboh, dia berteriak dengan marah, "Kau benar-benar orang yang tega menjual teman untuk mencari keuntungan, aku tidak salah lihat."

"Kau salah, aku bukan orang yang suka menjual teman" Yang Ling sangat marah, "Kau masih mau membantah?!" "Mengapa aku harus membantah?"

"Apakah kau tidak pernah mengkhianati kami?"

Xiao Shao Ying tertawa dan berkata, "Aku mengkhianatimu karena kau bukan temanku." Dengan marah Yang Ling berkata, "Di dalam Shuang Huan Men kau juga tidak ada teman?" Waktu Xiao Shao Ying diusir memang tidak ada orang Shuang Huang Men yang memihaknya.

Wang Rui telungkup di bawah, menggesekkan kepalanya ke batu yang keras, dengan dingin dia berkata, "Kita tidak bisa menyalahkan dia."

"Mengapa tidak bisa menyalahkan dia?"

"Ini adalah kesalahan kita sendiri, seharusnya kita jangan percaya kepadanya, karena sebenarnya dia adalah binatang yang tidak tahu malu!"

Dia mengangkat kepala dan berkata, "Kita percaya kepada dia, kita juga binatang."

Yang Ling tertawa seperti orang gila dan berkata. "Benar, aku adalah seekor binatang, binatang seharusnya mati"

Dia mulai juga mulai menggosokkan mukanya ke papan batu mukanya sudah hancur.

Xiao Shao Ying melihat mereka berdua, ekspresinya tidak berubah. Tiba-tiba dia berbalik dan melihat kepada Ge Ting Xiang dan berkata, "Dua orang ini sudah aku berikan kepadamu."

"Benar."

"Sekarang mereka menjadi milikmu " "Benar."

"Tapi sekarang mereka masih marah-marah kepada ketua cabangmu, apakah kau hanya mendengar saja? Apakah semua kata-kata mereka enak didengar?"

"Tidak enak didengar"

Tiba-tiba Ge Ting Xiang berteriak, "Ge Xin." "Ya."

"Bawa 2 orang ini, pelihara mereka hingga gemuk, semakin gemuk semakin baik" Waktu Xiao Shao Ying masuk, tidak ada satu pun bayangan orang, tapi begitu Ge Ting Xiang berteriak, di luar pintu sudah muncul 4 orang.

Begitu mereka berdua digotong keluar, Ge Ting Xiang baru tertawa dan berkata, "Apakah kau tahu mengapa aku harus memelihara mereka hingga gemuk?"

Xiao Shao Ying juga tersenyum.

Kata Ge Ting Xiang, "Sepertinya kau tahu? Coba kau katakan!" "Jika seseorang kehidupannya enak dia tidak ingin mati." "Benar"

"Orang yang tidak ingin mati akan bicara jujur."

Dengan tersenyum dia berkata, “Begitu mereka ingin berkata jujur, kita baru tahu, apakah Shuang Huan Men sudah benar-benar musnah.

Ge Ting Xiang tertawa dan berkata, “Benar, kata-katamu sangat bagus. Bawa cangkir yang besar, malam ini aku juga ingin mabuk.”

Kata Guo Yu Niang, "Benar, sekarang kalian boleh mabuk"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar