Bentroknya Rimba Persilatan Jilid 17

 
Pemuda berbaju putih itu dengan gusar mendengus, telapak kirinya dilancarkan kedepan, sinar tajam yang menyerang dari sebelah kiri serta sebelah kanan itu dengan cepat ditarik kembali, sinar keperak-perakan tersebut Pada saat ditarik kembali itulah telah berubah menjadi dua belas sinar tajam yang kecil- menerjang kearah Boen ching. Boen Ching yang tampak hal ini menjadi sangat terkejut sekali, dia tahu bahwa tenaga khiekang "chiet Keng Kang Khie" yang dimiliki dirinya Pada saat ini tak lebih barulah kulitnya saja, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau pemuda berbaju putih itu ternyata sangat mahir didalam permainan pedang yang disertai dengan tenaga khiekang tersebut.

Kedua belas sinar yang sangat tajam tersebut, dibawah lindungan tenaga khiekang yang berwarna kehijau-hijauan, dengan hebatnya menyerang kearah tubuh Boen ching.

Tubuh Boen Ching dengan cepat mengundurkan dirinya kebelakang, pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat diloloskan dari dalam sarungnya, terlihat serentetan sinar hijau yang sangat menyolok mata meliputi sekeliling tempat itu dan menyambut kedatangan dari kedua belah gulung sinar yang sangat menyilaukan mata itu.

Kedua belas gulung sinar yang sangat menyilaukan mata itu segera terbentur dengan pedang Cing Hong Kiam tersebut, ditengah udara segera terlihat perCikan bunga api yang disertai dengan puluhan sinar hijau yang sangat menyolok memenuhi angkasa, tetapi hanya dalam sekejap mata saja telah lenyap dari pandangan, sedang Boen Ching dengan terhuyung-huyung mundur tiga langkah kebelakang.

Wajah dari pemuda berbaju putih itu telah berubah menjadi sangat dingin sekali sepasang telapak tangannya tetap mencekal kedua belas bilah pedang pendeknya, sedang Pada sepasang matanya memancarkan sinar mata yang mengandung perasaan memandang rendah terhadap diri Boen ching.

Boen Ching yang berhasil digetarkan mundur oleh tenaga dalam yang disalurkan pemuda berbaju putih itu kedalam kedua belas pedang pendeknya, didalam sekejap mata saja dalam hatinya segera timbul suatu perasaan serta ingatan yang sangat aneh dan belum pernah dirasakan. Terhadap keinginan semaCam itu, dia sendiri juga tidak mengetahui berasal darimana, didalam keadaan situasi yang semaCam ini, mana dia dapat membiarkan pikirannya untuk memikirkan perasaan yang sangat aneh semaCam itu, terpaksa dengan sangat tajam sekali dia memandang kearah pemuda berbaju putih itu.

Pemuda berbaju putih itu kalau memangnya telah mengambil keputusan untuk berbuat seCara demikian, ditambah lagi dengan kedudukannya yang sangat bagus ini, mana dia mau melepaskan Boen Ching dengan demikian saja, dia tertawa dingin, sepasang telapak tangannya digetarkan, kedua belas bilah pedang pendek tersebut segera berubah lagi menjadi dua belas sinar yang sangat menyilaukan mata, dari sebelah kiri serta sebelah kanan menyerang dengan hebatnya kearah Boen ching.

Sinar mata Boen Ching berkedip beberapa kali, dia tahu bahwa dirinya menerima serangan tersebut dengan keras melawan keras, dirinya pastilah akan mengalami kekalahan, tubuhnya dengan cepat melayang mundur ke belakang. telapak tangan kirinya melancarkan serangan, sedang telapak kanannya menerjang dengan pedangnya, bersama-sama menerima serangan dari kedua belas bilah pedang pendek tersebut.

Tubuh dari pemuda berbaju putih itu menubruk maju kedepan, sepasang tangannya mencekal kembali kedua belas pedang pendek tersebut, sedang Pada mulutnya sambil tertawa dingin ejeknya.

"Mengapa kau pergi"^ Terimalah serangan ku ini terlebih dulu?"

Sehabis berkata tangannya segera digerakkan kembali, kedua belas batang pedang pendek itu sekali lagi lepas dari tangannya, sebagian kearah depan dan sebagian kearah sebelah samping, menerjang kearah Boen ching, Pemuda berbaju putih itu baru saja melepaskan pedang dari tangannya itu, mendadak dari kejauhan berkumandang datang suara panggilan yang sangat keras sekali. "cap Sah Lang "

Pemuda berbaju putih itu begitu mendengar suara panggilan tersebut, tanpa terasa wajahnya berubah dengan hebatnya, sedang gerakan pedangnyapun menjadi sedikit kendor.

Boen Ching mengerutkan alisnya, sebenarnya dia mempunyai maksud untuk melawan keras dengan keras menerima serangan tersebut, tetapi Pada saat ini tampak diantara gerakan pedang dari pemuda berbaju putih itu terdapat titik kelemahannya, tubuhnya segera melayang kedepan, berturut-turut melancarkan tiga kali serangan, pedang Cing Hong Kiam ditangan kanannya menahan serangan pedang pendek dari sebelah samping, sedang tubuhnya dengan ringan sekali berkelebat diantara pedang pendek dari pemuda yang berbaju putih yang melayang dengan hebatnya itu.

Pemuda berbaju putih itu dengan cepat menarik kembali kedua belas bilah pedang pendek tersebut, Pada saat itu juga terlihat bayangan manusia berwarna keabu-abuan bagaikan seekor bangau berkelebat dihadapan orang itu dan melayang turun didepan mereka.

orang yang barusaja datang itu kira nya seorang sastrawan berusia pertengahan yang kurang lebih berumur tiga puluh tahunan, pinggangnya menyoren sebilah pedang panjang, tetapi gerakannya sangat cepat sekali, jika dilihat dari gaya serta semangat nya itu sungguh membuat orang yang melihatnya menjadi sangat terkejut sekali.

Pemuda berbaju putih itu tampak munculnya sastrawan berusia pertengahan yang memakai baju berwarna keabu- abuan itu agaknya sangat tidak tenang, dengan termangu dia berdiri mematung ditempat tersebut. Sepasang mata dari sastrawan yang berusia pertengahan itu menyapu sekejap kearah Boen Ching serta pemuda  berbaju putih itu.

Dalam hati Boen Ching timbul suatu perasaan yang sangat aneh sekali, terpikir olehnya Pada saat untuk pertama kalinya dia berhasil mendesak mundur oleh pedang pendek dari pemuda berbaju putih itu, di dalam sekejap mata saja dari dalam hatinya segera timbul suatu firasat yang sangat aneh sekali.

Tetapi didalam sekejap mata saja, firasat tersebut telah berubah menjadi sesuatu yang tak dapat diraba lagi, firasat itu bagaikan hanya berkelebat dengan sangat cepat sekali didalam benaknya, tetapi dia tak mempunyai cara untuk berhasil menangkap firasat tersebut.

Sastrawan berusia pertengahan yang memakai baju berwarna keabu-abuan itu setelah memandang  sekejap kearah kedua orang itu, tanyanya kemudian kePada pemuda berbaju putih itu.

"cap Sah Lang sebenarnya telah terjadi urusan apa ?? siapakah orang ini ?"

Diatas wajah dari pemuda berbaju putih itu tampil perasaan yang tidak tenang, sambil tertawa paksa ujarnya:

"Tidak mengapa SuSiok.. Mengapa kau juga turun gunung, suhu sekalian apakah baik-baik saja ?"

Si sastrawan berusia pertengahan itu hanya tersenyum saja dan tidak menjawab pertanyaan dari pemuda berbaju putih itu, balik bertanya: "cap Sah Lang dimana sumoaymu? bagaimana dengan urusan kitab rahasia "Hay Thian Kim Boh?""

Boen Ching tampak si pemuda berbaju putih itu memanggil si sastrawan berusia pertengahan itu sebagai suSiok, bahwa apabila dilihat dari sikap serta gerak-gerik si sastrawan berusia pertengahan itu, apabila si pemuda berbaju putih itu merupakan anak murid dari partai Mi Cong Bun, si sastrawan berusia pertengahan itu pastilah pernah munculkan dirinya Pada lima puluh tahun yang lalu didalam dunia kangouw, dan membuat pergolakan yang sangat hebat didalam Bu-lim, Lie Hun Yu She atau Si sastrawan sakti pencabut nyawa Siang Yang Seng adanya.

Pada lima puluh tahun yang lalu, Siang Yang Seng ini telah berusia kurang lebih dua puluh tahunan, sedang kini setelah lewat lima puluh tahun lamanya masih tetap demikian mudanya, hal ini sungguh sangat mengejutkan sekali. Pemuda berbaju putih itu tak dapat berbuat apa- apa lagi, terpaksa sahutnya.

"Sumoay dimana Pada saat ini aku sendiri juga tidak mengetahui, sedang kitab pusaka "Hay Thian Kim Boh" telah didapatkan oleh Lam Yu Kongcu."

Si sastrawan berusia pertengahan itu mengangguk dengan perlahan, ujarnya.

"Aku juga mengetahui kalau kau tak mungkin dapat mengalahkan diri Lam Yu Kongcu, bukan saja kepandaian silatnya tidak lemah, kecerdikannyapun sangat hebat sekali"

Selesai berkata dia menghela napas panjang. Pemuda berbaju putih itu dengan sangat tidak puas sekali mengerutkan alisnya, ujarnya.

"Susiok kau terlalu memandang rendah terhadap  diriku, aku sama sekali belum pernah saling bertemu dan berhadapan dengan diri Lam Yu Kongcu, orang ini selalu menguntit diri sumoay, aku tidak mempunyai cara untuk mencegahnya."

"ooh " sahut si sastrawan berusia pertengahan itu, dia membalikkan tubuhnya memandang sekejap kearah Boen Ching, ujarnya. "Aku adalah Siang Yang Seng. disebut orang sebagai Lie Hun Yu She, aku kira kaupun tentunya pernah mendengar nama ini "

Boen Ching sejak sebelumnya telah pernah mendengar kalau Siang Yang Seng ini dengan wajah yang sangat ramah tetapi hati yang kejam menggetarkan seluruh dunia kangouw dengan julukan sebagai Lie Hun Yu she, kini mendengar perkataan tersebut yang mengatakan bahwa orang ini benar- benar adalah Sang Yang Seng adanya, sekali pun apa yang diterka didalam hatinya sepuluh dari delapan sembilan bagian telah berhasil diterka dengan tepat, tetapi tak urung juga tak dapat menghindarkan diri lagi, merasa kan sangat terkejut sekali. Sambil tertawa sahutnya kemudian-

"Sejak lama boa npwee pernah mendengar nama besar, dari diri Cianpwee." Siang Yang Seng tertawa tawar, ujarnya:

"Siapakah sebenarnya kau ini, kau belum pernah mendengar kau menyebutkan namamu."

Sambil tertawa sahut Boen Ching.

"Cayhe Boen Ching adanya, sedang suhuku adalah Ie Bok Tocu .

"Kiranya kau adalah Boen Ching, apakah Boen Ching yang telah mendapatkan ilmu warisan dari Thian Jan Shu itu?? Aku dengar kau telah melenyapkan dirinya dari dalam Bu-lim, tetapi ini hari aku telah bertemu lagi dengan dirimu, apakah kau telah berhasil memahami kepandaian silat peninggalan Thian Jan Shu ??"

Boen Ching belum membuka mulut memberikan jawabannya, pemuda yang berbaju putih ya disebut sebagai Cap Sah Lang itu telah membuka mulut, ujarnya.

"SuSiok apakah masih tidak mengetahui nya? Aku dengar ilmu yang tertera diatas hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu ? itu adalah ilmu khiekang "Chiet K^ong Kang Khie", Boen Ching telah berhasil menguasai ilmu tersebut "

"ooh "sahut Siang Yang Seng, setelah tertawa lanjutnya

lagi:

"Selama Thian Jan shu dianggap sebagai jago nomor wahid didalam Bu-lim, aku tak dapat mencoba kelihayannya dengan dirinya, tetapi kePada orang yang mewarisi kepandaian silatnya aku akan mencoba- coba sebenarnya bagaimana lihaynya kepandaian silat yang dimilikinya itu "

Dengan cemas ujar si pemuda berbaju putih itu.

"SuSiok ? Mengapa kau orang tua harus turun tangan sendiri, biarlah aku saja yang turun tangan sudahlah cukup, lebih baik kau berdiri disamping saja."

Siang Yang Seng dengan tawar menggelengkan kepalanya, kePada pemuda berbaju putih itu sahutnya:

"Kau tidak berbicara akupun telah mengetahui mengapa kau berbuat secara demikian, kau adalah anak murid dari partai Mi Cong Bun, tak dapat dikarenakan urusan sekecil harus menyeret kedalam segala pertikaian yang terjadi didalam dunia kangouw, sekalipun kamu dapat menghadapi dirinya, tetapi barisan Ngo Heng Kiam Tin yang ditinggalkan oleh Tan Coe Coen bagaimana kau dapat menahannya?"

Boen Ching begitu mendengar Siang Yang Seng ternyata akan turun tangan sendiri melawan dirinya, setelah termenung berpikir keras beberapa saat ujarnya kePada Siang Yang Seng,

"Cianpwee kalau memangnya demikian memandang  diri cay he, sudah tentu aku tak dapat menolak ajakan tersebut, tetapi Pada saat ini, cayhe masih mempunyai urusan penting yang harus diselesaikan "

Siang Yang Seng tidak menanti Boen Ching selesai berbicara, sambil tertawa potongnya "Kau tak perlu pergi mengurusnya " Boen Ching tertawa ujarnya lagi:

"Apabila aku sampai bergerak dengan diri cianpwee sudah tentu aku tak dapat lagi aku mengurusi urusan tersebut, apakah boleh dikata cianpwee takut aku Boen Ching melarikan diri?"

Siang Yang Seng tertawa terbahak-bahak. sahutnya:

"Kau mempunyai urusan apa, silahkan mengutarakan keluar biar aku mengetahui nya, kau janganlah menganggap segala perkataan yang kau ucapkan itu aku mau mempercayai seluruhnya, bahkan aku akan melihat berharga atau tidak kau pergi mengurusnya."

Boen Ching mengerutkan alisnya, ujarnya.

"Sekarang aku hendak pergi menolong seorang kawan baikku, bahkan cucu dari Kioe Thian Ie Sin, Lieh Cianpwee juga binasa ditangan orang itu, ditambah lagi dia telah memberikan waktu bagiku untuk mengadakan penyelidikan-"

Siang Yang Seng tertawa besar, sahutnya.

"Kau mengira setelah menggunakan nama Lieh Yu lalu dapat menekan diriku ?-? kau berpikir terlalu enak "

Boen Ching tertawa-tawar, ujarnya lagi.

"Yang terpenting bukannya dikarenakan nama besarnya itu, sebaliknya karena aku telah memberikan persetujuanku kepadanya, apalagi aku menyetujui untuk berbuat suatu hal terhadap dirinya karena diapun telah mengerjakan suatu hal untuk diriku ."

"oooh- --" sahut siang Yang Seng, sinar matanya berkedip- kedip tak henti hentinya, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau Kioe Thian Ie Sin ternyata dapat saling bertukar syarat dengan pemuda ini, mendadak dia merasakan bahwa Boen Ching bukanlah merupakan seorang yang dapat dipermainkan serta dipandang rendah seperti apa yang dipikirkan didalam hatinya, bahkan tanpa terasa lagi diapun merasakan bahwa pemuda dihadapannya inipun mempunyai semangat yang sangat jantan sekali.

Dia termenung berpikir keras dan tak mergucapkan sepatah katapun juga . Mendadak terdengar pemuda berbaju putih itu berteriak.

"SuSiok kau tak usah mendengar segala perkataan yang diucapkan olehnya, dan apa perlunya beribut dengannya "

Siang Yang Seng tidak memperdulikan diri pemuda berbaju putih itu, dia tersenyum kePada Boen Ching ujarnya.

"Selamanya berbicara aku tak pernah merubahnya kembali, apalagi untuk menggerakkannya " .

Boen Ching mengerutkan alisnya, sepatah katapun tak diucapkan keluar. Lie Hun Yu She, Siang Yang Seng tertawa lagi, ujarnya:

"Tak kukira kalau kau ternyata demikian sombongnya, ternyata tak mau mengaku kalah dihadapanku, ini hari akupun akan berlaku sedikit lapang dada untukmu, kau lihat hal itu adil tidak ?"

Boen Ching menarik napas panjang-panjang, dan termenung berpikir keras.

"Jika dilihat seCara demikian, biarlah aku yang memikirkan suatu Cara bagi dirimu ?"

Pemuda berbaju putih itu begitu mendengar suara ucapan dari Siang Yang Seng itu dimana tak mempUnyai maksud untuk menyulitkan diri Boen ching, didalam hatinya tanpa terasa mulai merasa ragu-ragu sejenak kemudian, ujarnya kePada Siang Yang Seng.

"SuSiok. kau " Perkataannya belum sampai diucapkan ke luar, Siang Yang Seng telah menoleh memandang sekejap kearahnya, dia tampak sinar mata dari Siang Yang Sang yang demikian tajamnya, dengan cepat menelan kembali perkataannya yang baru saja diucapkan keluar itu, dan tak berani berkutik lagi.

Boen Ching yang mendengar suara ucapan dari Siang Yang Sang jauh lebih halus dan ramah, segera timbul suatu pikiran didalam hatinya yang tidak menginginkan Siang Yang Seng sampai terpikir suatu Cara untuk dirinya, kalau demikian halnya pastilah dia tak mempunyai pegangan yang kuat untuk merebut kemenangan-

"Aku telah memikirkan suatu cara "

Siang Yang Seng merasa sedikit diluar dugaan, setelah mengeluarkan suara tertahan tanyanya .

"Sungguh ? coba kau ucapkan keluar "

Sebenarnya Boen Ching tidak pernah memikirkan apa-apa, tetapi segera pikirannya berputar dan sahutnya

"Pada saat ink bukankah aku hendak pergi, tetapi Cianpwee tidak mengijinkan diriku untuk pergi dari sini ?"

Siang Yang Seng ragu-ragu sejenak. dia tidak ingin terpancing kedalam jebakan oleh Boen Ching ini, setelah lewat beberapa saat lamanya, barulah sahutnya dengan nada yang sangat tawar.

"Boleh dibilang demikianlah "

Boen Ching tersenyum, ujarnya lagi:

"Tetapi apakah cianpwee mengetahui aku kini hendak pergi kemana ? Apabila cianpwee mengetahui aku hendak kemana, maka aku akan tinggal ditempat ini, bagaimana ?" Ujar Siang Yang Seng sambil tertawa besar.

"Dunia demikian lebarnya, bagaimana aku dapat menebaknya ?" Sahut Boen Ching sambil tersenyum. "Dunia sekalipun sangat lebar, tetapi tempat saja, bahkanPada saat ini aku berada dijalan raya, sudah tentu cianpwee mengetahui dan dapat menduga sebagian besar "

Siang Yang Sang tertawa lagi, ujarnya:

"Aku tidak mengetahui kau hendak pergi kemana, tetapi aku mengetahui kau hendak pergi mencari siapa, aku berhasil menebaknya bagaimana ? ?"

Boen Ching tersenyum, sahutnya.

"Kalau demikian sangat baik sekali, Cianpwee apalagi dapat menebak aku hendak pergi mencari siapa, sudah tentu dapat dihitung cianpwee mengalami kemenangan, bagaimana ?" Siang Yang Seng tertawa terbahak-bahak. tanyanya.

"Bukankah kau hendak pergi mencari Goei Lam Yu ? ?" selesai berkata dia tertawa besar lagi.

Sebenarnya dia mempunyai maksud untuk melepaskan diri Boen ching, tetapi Pada saat taruhan ini, apalagi pemuda berbaju putih yang disebut sebagai cap Sah Lang itu pun berada disisi tubuhnya, bagaimana dia mau mengaku kalah dengan begitu saja, keinginan untuk mencari kemenangan meliputi didalam tubuhnya, sudah tentu dengan sangat cepat sekali dia memberikan jawabannya.

Air muka pemuda berbaju putih itupun segera menampilkan senyumannya, dia sama sekali tidak menduga kalau Boen Ching ternyata demikian bodohnya. Siang Yang Seng yang mempunyai maksud untuk melepaskan dirinya, dia masih mau berbuat demikian, kalau telah demikian adanya tak ada cara lain lagi.

Sinar mata Boen Ching berkedip dengan tajamnya, dengan sangat tenang sekali dia berdiri sambil tersenyum, sepatah katapun tak diucapkan keluar. Siang Yang Seng pun tersenyum besar, kedua orang itu saling berhadap-hadapan dan tak ada yang mau membuka mulut terlebih dahulu.

Setelah lewat beberapa saat lamanya, ternyata Siang Yang Seng tak dapat menahan sabar terlebih dahulu, kePada Boen Ching tanyanya. "Bagaimana ?-? apakah aku telah menebak dengan jitu ? ?"

Boen Ching tertawa, sahutnya.

"Benar sih memang benar, tetapi juga dapat dikatakan salah."

Senyuman yang menghiasi dibibir siang Yang Seng segera lenyap. dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau Boen Ching ternyata dapat memberikan jawaban semaCam itu, didalam hatinya merasa sangat gusar sekali, setelah mendengus, tanyanya dengan keras: "Bagaimana dapat berbicara demikian ?"

Boen Ching tersenyum bukannya memberikan jawabannya malahan sebaliknya dia balik bertanya.

"Mengapa cianpwee pasti akan menebak aku akan pergi mencari diri Goei Lam Yu?"

Siang Yang Seng mendengus dengan dingin, ujarnya. "Bukankah kau yang memberitahukan sendiri, bagaimana

dapat menyalahkan diriku?"

Boen Ching mengulapkan tangannya.

"Kalau begitu maksud dari cianpwee adalah mengatakan bahwa aku pasti mengetahui kalau cianpwee pasti dapat menebaknya dengan tepat, benarkah ??"

Siang Yang Seng menjadi tertegun, diam-diam pikirnya. "Mana ada urusan semaCam ini, sudah mengetahui kalau

pasti  akan  mengalami  kekalahan  didalam  pertaruhan  ini, masih berbicara demikian, tetapi entah apakah arti dari perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching ini." Berpikir sampai disini tanyanya kemudian. "Artimu mengatakan bahwa pertaruhan ini tidak adil?" . Boen Ching tertawa sahutnya.

"Aku bukannya merasakan tidak adil terhadap diriku, tetapi sebaliknya merasakan tidak adilan terhadap diri cianpwee, entah cianpwee apakah dapat menerima jawabanku ini ?"

Siang Yang Seng mengerutkan alisnya, ujarnya kemudian. "Kau katakanlah keluar."

Terhadap perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching ini  dia merasakan sedikit heran dan Curiga, dia tak dapat berpikir lainnya lagi, dia hanya mengetahui mengapa Boenching menguCapkan perkataan secara demikian. Boen Ching tertawa, sahutnya.

"Sejak sebelumnya aku telah dapat menduga kalau cianpwee pastilah akan mengatakan bahwa aku akan pergi mencari diri Goei Lam Yu, benarkah?? tetapi sejak sebelumnya pula aku telah mengambil keputusan bahwa apa bila aku mendengar cianpwee memberikan jawaban kalau aku hendak pergi mencari Goei Lam Yu, maka aku tak akan pergi mencari dirinya lagi."

Siang Yang Seng menjadi sadar kembali, dia tertawa besar jika dilihat secara demikian Boen ching-lah yang telah memegang kunci kemenangan didalam pertaruhan ini,  apa bila dirinya menganggap dirinyalah yang memegang kunci kemenangan tersebut, bukan lah terlalu menggelikan?

Wajah pemuda berbaju putih itu berubah menjadi sangat dingin sekali, dia berdiri mematung tak bergerak. akhirnya Boen Ching juga telah memegang kemenangan didalam pertaruhan ini, dan ternyata dirinya harus melepaskan dia pergi dengan mudahnya. Tanya Boen Ching kemudian. "cayhe sekarang apakah boleh pergi dari sini ?" Siang Yang Seng tertawa besar, sahutnya:

"Aku selalu menjaga diriku untuk jangan sampai terjerumus kedalam jebakanmu itu, ini hari aku mengaku kalah, kau pergilah."

Boen Ching segera membungkukkan tubuhnya memberi hormat kePada Siang Yang Seng sambil tertawa ujarnya: "Terima kasih cianpwee "

Sehabis berkata segera tubuhnya melayang pergi dan berlari kearah depan.

Siang Yang Seng memandang bayangan punggung dari Boen Ching menjauh dari dirinya, senyuman yang menghiasi diatas bibirnya telah lenyap dengan panjang dia menghela napas.

Bayangan punggung dari Boen Ching makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pandangan, mendadak suatu pikiran berkelebat didalam benak pemuda berbaju putih itu, ujarnya dengan keras:

"SuSiok Kau telah menang mengapa masih melepaskan dia pergi dari tempat ini."

dalam hati Siang Yang Seng menjadi tergetar, tanyanya dengan nada yang kurang perCaya. "Apa ?"

Ujarnya pemuda berbaju putih itu lagi:

"Sebenarnya dia sudah mengambil keputusan untuk pergi mencari diri Lam Yu Kongcu, sejak sebelumnya dia telah menduga kalau kau pastilah akan menebak diri Goei Lam Yu."

dalam hati Siang YLng Seng menjadi sadar kembali, pikirnya.

"Tidak salah, Boen Ching memangnya telah menduga kalau aku pasti akan menduga diri Goei Lam Yu, tetapi sejak sebelumnya dia telah membuat perhitungan yang masak. apa bila diriku menebak diri Goei Lam Yu dia harus berbuat bagaimana, sedang kini dia bukankah pergi mencari diri Goei Lam Yu?? dirinya tak pernah menebak salah "

Berpikir sampai disini, dari matanya memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, ketika dia mendongakkan kepalanya, bayangan dari Boen Ching telah lenyap dari pandangan. Siang Yang Seng menghela napas panjang- panjang, dengan tawar ujarnya. "Hei biarlah " 

Sehabis berkata dia tersenyum, ujarnya lagi .

"Tetapi apa bila aku meminta dia untuk tinggal ditempat ini bukankah dia telah menebak benar?"

selesai berkata dia tersenyum lagi, didalam sekejap mata ini dia tak mengetahui sebenarnya siapa kah yang benar.

Didalam hal yang sebenarnya, Boen chinglah yang benar, tetapi dalam keadaan sekarang ini dialah yang benar, dan Boen Ching kini yang menang, membuat dia terpaksa pergi mencari diri Goei Lam Yu, dan tak dapat berbuat apa-apa lagi terhadap dirinya.

"cap Sah Lang Dia yang benar ataukah aku yang benar?" Pemuda berbaju putih itu sendiri merasa sedikit bingung,

terpaksa  dia  menggelengkan  kepalanya,  ujarnya kemudian:

"Tetapi Boen Ching telah pergi dari sini " Siang Yang Seng tertawa besar, ujarnya:

"Selama hidupku, boleh dihitung ini hari mengalami kekalahan yang paling mengenaskan. "

selesai berkata dia tertawa besar lagi, kePada pemuda berbaju putih itu ujarnya lagi:

"Aku akan pergi, bila kau melakuka npekerjaan lagi haruslah dipikirkan masak- masak terlebih dulu " selesai berkata tubuhnya berkelebat dan berlari pergi menuju kearah yang berlawanan dengan arah yang dituju oleh diri Boen ching.

Boen Ching yang melanjutkan perjalanannya mengejar diri Goei Lam Yu, mendadak ditengah suatu pegunungan yang sangat sunyi berkumandang datang suara bertalunya genta. dalam hati Boen Ching merasa tergetar, segera ia menghentikan langkah kakinya.

Suara genta itu sekali lagi berkumandang datang, siapakah sebenarnya orang yang membunyikan genta tersebut.

Tetapi dia mengetahui kalau orang itu pastilah mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan diri Goei Lam Yu.

Dia mengikuti arah berasalnya suara genta tersebut dengan Cepat berlari kearahnya.

Suara genta itu makin lama semakin cepat, secara mendadak dalam hati Boen Ching merasakan kalau Goei Lam Yu pastilah telah berada ditempat itu, dengan sekuat tenaga dia berlari menuju kearah dimana berasal suara genta tersebut.

Tak sampai beberapa saat lamanya, sampailah dia ditengah sebuah pegunangan yang sangat sunyi sekali.

Boen Ching sendiri juga tak mengetahui Pada saat ini dia berada ditengah pegunungan apa, keadaan pegunungan tersebut tinggi rendah tak merata, jalannya pun berbelok- belok, sedang Pada saat ini suara genta itupun terdengar sangat dekat sekali.

Ketika dia berbelok Pada satu tikungan, mendadak terdengar suara bentakan yang sangat gusar cepat sekali berkelebat dan melenyapkan dirinya, sedang dihadapannya kelihatan Goei Lam Yu dengan sangat gusar sekali sedang berdiri membelakangi dirinya. sebuah kereta kuda tampak berhenti disamping jalan tersebut. Boen Ching sama sekali tidak pernah menduga kalau Goei Lam Yu ternyata dapat membawa diri Bwee Giok ketempat semaCam itu, apa bila bukannya dirinya dipancing oleh suara dari genta tersebut, kira-kira sangat kecil sekali kesempatannya untuk bertemu kembali dengan diri Goei Lam Yu.

Goei Lam Yu dengan sangat gusar sekali membalikkan tubuhnya dan memandang tajam kearah Boen ching.

Boen Ching dengan perlahan mencabut keluar pedang Cing Hong Kiamnya, sedang sepasang matanya dengan sangat tajam memandang kearah diri Goei Lam Yu. Goei Lam Yu tertawa dingin, tanyanya kemudian: "Kau mengejar sampai disini hendak berbuat apa ?"

Sahut Boen Ching dengan tak kalah dinginnya:

"cepat kembalikan diri Bwee Giok kepadaku, setelah itu aku tak akan mengurusi dirimu lagi."

Bwee Giok dari dalam kereta kuda itu berjalan keluar, dengan sangat terkejut sekali memandang kearah kedua orang itu, ketika mendengar perkataan tersebut, dengan sangat heran sekali tanyanya kePada diri Goei Lam Yu. "Adik, ada urusan apa ?? siapa kah Bwee Giok ??"

Boen Ching tampak Bwee Giok ternyata tidak mengetahui siapakah sebenarnya dirinya itu, didalam hatinya merasa sangat berduka sekali, hampir-hampir dia tak dapat  menguasai dirinya sendiri, dengan menahan rasa gusarnya bentaknya kePada diri Goei Lam Yu. "cepat kau punahkan ilmu pembingung nyawa yang kau kenakan terhadap dirinya "

Pedang Cie Hong Kiam ditangan kanan Goei Lam Yu tampak sedikit digerakkan, dengan sangat dingin sekali sahutnya.

"Dia adalah kakakku, dan bernama Goei Hong Ing, aku tidak mengetahui kau sedang berbicara tentang apa ." Bwee Giok yang berdiri disamping tidak mengetahui sebenarnya kedua orang itu sedang membicarakan tentang apa, terpaksa dengan sangat heran sekali memandang segala gerak gerik dari kedua orang itu.

Kegusaran didalam hati Boen Ching makin memuncak. dengan keras ujarnya lagi:

"Goei Lam Yu. apabila kau masih berpura-pura tidak tahu, aku kira kau janganlah menyesal kemudian"

Goei Lam Yu tertawa dengan kerasnya, ujarnya: "MENYESAL....? Aku selamanya berbuat segala sesUatu tak

pernah  mengenal  kata-kata  menyesal,  sampai  pun  tidak

membunuh dirimu, karena ternyata kau adalah lawan ku yang paling tangguh ."

Boen Ching dengan mencekal pedangnya erat-erat dengan perlahan berjalan mendesak kearah diri Goei Lam Yu.

Bwee Giok yang berdiri disamping dengan keras berteriak. "Kalian jangan berkelahi lagi, ada urusan mengapa tidak

diselesaikan dengan berbicara saja "

dalam hati Boen Ching sekalipun merasa sangat sedih sekali terhadap keadaan dari Bwee Giok ini, tetapi dia tetap tak berhenti bergerak juga . Goei Lam Yu tertawa-tawar, ujarnya kePada Bwee Giok.

"cici aku tidak mengetahui dia sedang berbicara apa, dia minta seorang yang bernama Bwee Giok dari diriku"

selesai berkata dia tertawa mengejek dan memandang kearah Boen ching, mungkin artinya adalah:

"Sekalipun kau telah mengetahuinya lalu apa gunanya, sekalipun aku telah menyebutkan nama Bwee Giok dihadapanmu juga tak ada gunanya ." dalam hati Boen Ching merasa sangat berduka sekali, pikirannya dengan cepat berputar, hal yang paling utama dihadapannya sekarang ini adalah bagaimana caranya membuat ilmu hitam pembingung nyawa yang mempengaruhi diri Bwee Giok menjadi lenyap sepasang alisnya dikerutkan, kePada Goei Lam Yu ujarnya.

"Kau jangan menganggap terlalu mudah, Pada saat datang kemari ditengah jalan kau telah membunuh seorang anak kecil yang merupakan cucu dari Pada Kick Thian ie Sin?"

Pada waktu Boen Ching berbicara itu, tampak dari wajah Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya, dia tersenyum ujarnya lagi.

"Kioe Thian ie Sin segera akan mengejar datang kemari, aku seCara kebetulan bertemu dengan dirinya."

selesai berkata dia tertawa dingin dan memandang kearah diri Bwee Giok.

Tubuh Goei Lam Yu segera bergerak dan menghadang dihadapan dari Bwee Giok dengan muka yang masam ujarnya.

"Boen ching, Pada saat ini apa bila kau masih tidak mau mengerti dan mengundurkan dirimu, janganlah menyalahkan kalau aku kurang sopan terhadap dirimu lagi."

Boen Ching dengan tajam memandang ke arah Goei Lam Yu, sedang sinar matanya bergerak dengan tak henti- hentinya.

Goei Lam Yu dengan dingin tertawa panjang, dan meninggalkan diri Bwee Giok untuk mendesak kearah Boen ching.

Mendadak....

ditengah angkasa angin bertiup dengan kencangnya, sedang awan gelap menggulung dengan sangat Cepatnya memenuhi seluruh jagat. Wajah dari Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya, dia mendongakkan kepalanya memandang ketengah angkasa, kemudian dengan cepat membalikkan tubuhnya sambil mengempit diri Bwee Giok lari ketengah pegunungan.

Hati Boen Ching menjadi Cemas, dengan keras dia membentak. tubuhnya bergerak dan mengejar kearah diri Goei Lam Yu, sedang Pada mulutnya dengan keras bentaknya: "Goei Lam Yu, kau akan lari kemana ?"

Goei Lam Yu sambil lari kearah depan, sambil merobek jubah panjangnya, dan menutupi sepasang mata dari Bwee Giok. tetapi gerakan tubuhnya masih tetap bergerak seCepat kilat, dan melayang menuju ke arah depan-

Di dalam hati seCara mendadak Boen Ching menjadi sadar, kiranya ilmu hitam pembingung nyawa itu takut terhadap sinar yang sangat tajam, tubuhnya bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya melayang kedepan mengejar diri Goei Lam Yu.

Di dalam sekejap mata saja ditengah udara tampak kilat menyambar dengan hehatnya dan hujanpun turun dengan derasnya.

Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki oleh Boen Ching ini sejak kecil telah mendapatkan didikan langsung dari ie Bok Tocu, di tambah lagi dengan Goei Lam Yu menghempit diri Bwee Giok. didalam sekejan mata saja dia berhasil mengejar diri Goei Lam Yu. Dari sepasang matanya Goei Lam Yu memancarkan sinar yang sangat gusar sekali, dia terus berlari menuju keatas puncak dari gunung tersebut.

Boen Ching tak mau lepas-lepasnya mengejar dari belakang tubuhnya, makin lama tubuhnya makin mendekat terhadap diri Goei Lam Yu dan akhirnya jaraknya tak lebih dari tiga kaki saja.

Goei Lam Yu melayangkan tubuhnya mendaki keatas puncak gunung itu, secara mendadak dia membalikkan tubuhnya melancarkan serangan tendangan kearah diri Boen ching.

Ditengah hujan yang turun bagaikan ditumpahkan saja itu, jalanan diatas pegunungan tersebut sangat licin sekali, ditambah lagi penuh batu-batu kerikil yang sangat tajam, luas sekelilingnya tak lebih hanya tiga kaki saja, Boen Ching yang didesak terus menerus itu terpaksa hanya mundur terus kebelakang, dan melayang ke atas sebuah batu besar yang agar merendah dibawah puncak tersebut.

Begitu ujung kaki Boen Ching mengenai diatas batu besar tersebut, segera dia menutul dengan kerasnya, sedang pedang Cing Hong Kiamnya dengan hebat menyerang kearah Goei Lam

Goei Lam Yu sedikitpun tidak mau memberikan kesempatan baginya, ditengah turunnya hujan yang deras itu dia dengan sangat dingin sekali tertawa panjang, pedang Cie Hong Kiamnya Pada saat balik menyerang itu dengan cepat telah berhasil mendesak Boen Ching untuk mundur ketempat semula.

Sekali lagi Boen Ching melayang turun ke atas permukaan batu besar itu, dengan mencekal pedangnya erat-erat dia memandang tajam kearah Goei Lam Yu bersiap-siap untuk sekali lagi mengadakan serangan dahsyat ke arah Goei Lam Yu.

Sepasang mata Goei Lam Yu dengan sangat dingin sekali memandang kearah Boen ching, dengan dingin ujarnya:

"Lebih baik kau jangan terus menerus menguntit diriku, kau haruslah mengerti sifatnya adalah paling gemar untuk memusnahkan sesuatu sehingga siapapun tak akan berhasil mendapatkan benda tersebut".

Seluruh tubuh Boen Ching menjadi tergetar dengan hebatnya, perkataan tersebut membuktikan kalau Goei Lam Yu memberi tahukan kepadanya bahwa apabila dia sampai terdesak untuk melepaskan diri Bwee Giok. dia pun tidak akan sampai membiarkan dia sampai terjatuh ketangannya, bukankah hal ini sama dengan gertakan agar dirinya terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk meminta kembali diri Bwee Giok?

SeCara mendadak sekali dalam hatinya terasa sangat berdesir, untuk sesaat dia tak tahu harus berbuat bagaimana baiknya.

Dengan perlahan-lahan Goei Lam Yu melietakkan diri Bwee Giok keatas tanah.

Bwee Giok setelah berhasil berdiri tegak di atas tanah, segera dia mengulurkan tangannya membuka kain yang menutupi sepasang matanya itu. Dalam hati Goei Lam Yu menjadi sangat terkejut sekali, segera teriaknya: "cici cepat kau menutupi sepasang mata mu."

Bwee Giok menjadi tertegun, dia tidak mengetahui apa maksud dari perkataan Goei Lam Yu itu, Pada saat itulah tiba- tiba kilat menyambar dengan hebatnya, serentetan sinar yang sangat terang sekali berkelebat ditengah udara, sehingga membuat diatas mega yang sangat hitam itu bergerak berpulut-puluh sinar keperak-perakan.

Goei Lam Yu dengan cepat menutupi sepasang mata dari Bwee Giok. tetapa terlambat, Bwee Giok telah menjadi termangu-mangu.

Boen Ching dengan cepat menggerakkan tubuhnya sekali lagi melancarkan serangan, Goei Lam Yu dengan sangat gusar sekali membentak. pedang Cie Hong Kiamnya digetarkan dan dilancarkan kedepan, terlihat serentetan sinar hijau serta merah terbentur satu sama lainnya, Goei Lam Yu dengan sangat gusar sekali melancarkan serangan sedang kan Boen Ching dengan menggunakan sekuat tenaga menyerang pula, dengan cepat tubuh Boen Ching tergetar dengan hebatnya dan berturut-turut mundur lima langkah kebelakang, Pada saat mundur kebelakang, sambil terhuyung-huyung itulah hampir- hampir saja dia tak dapat berdiri tegak.

Mendadak terdengar Bwee Giok berteriak dengan kerasnya. "ching Toako "

Semangat Boen Ching menjadi bangkit kembali, sekalipun baru saja mengalami kekalahan, tetapi saking girangnya hampir saja air matanya menetes keluar dari  kelopak matanya, dengan nada yang agak gemetar teriaknya pula. "Nona Bwee"

Bwee Giok menggerakkan kakinya bersiap hendak berlari menuju kearah Boen ching, mendadak Goei Lam Yu menggerakkan pedang Cie Hong Kiam nya menyabet kedepan sambil dengan gusar bentaknya.

"Jangan bergerak. . ."

Bwee Giok menghentikan langkah kakinya, sedang Boen Ching mengangkat kepalanya tampak sekalipun Goei Lam Yu telah mendapatkan kemenangan tapi air mukanya berubah sangat jelek sekali, sepasang mata nya memancarkan sinar yang gusar sekali, bagaikan seekor binatang yang sedang terluka.

Dalam hati Boen Ching merasa sangat girang sekali, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau sekilas sinar yang berkelebat saja telah berhasil membuat Bwee Giok menjadi sadar kembali.

Goei Lam Yu dengan sangat dingin sekali ujarnya kePada diri Bwee Giok. "Bagus Apakah kau telah lupa akan sUmpahmU Pada waktu yang lalu ??"

Bwee Giok mendengus, sahutnya.

"Pada waktu itu aku hanya menyanggupi untuk kau mengenakan ilmu pembingung nyawamu itu, dan untuk menggantikan nyawa dari suhUku sekalian, tetapi aku belum pernah menyanggupi sesUatu dari dirimu." Goei Lam Yu mendengus dengan dingin, ujarnya lagi. "Apakah boleh dikata dikarenakan sumpahmu itu lalu aku

telah menyetujuinya? kau telah menyanggupi untuk selama hidupmu mengikuti diriku."

Boen Ching menarik napas panjang tubuhnya melayang ke depan, dari atas turun kebawah, dan menerjang kearah Goei Lam Yu dengan hebatnya.

Goei Lam Yu sekali lagi tertawa dingin, kedua orang itu bergebrak lagi dengan hebat nya, Pada saat kedua bilah pedang tersebut saling terbentur satu dengan lainnya, Boen Ching telah merasakan tidak tahan lagi, sedang Goei Lam Yu tertawa dengan seramnya, segulung hawa yang sangat kuat sekali hampir- hampir membuat pedang panjang ditangan Boen Ching terlempar jatuh.

Dalam hati Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau hanya berpisah selama beberapa hari saja kepandaian yang dimiliki oleh Goei Lam Yu ini telah mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya.

Sekoyong-konyong, tekanan tersebut sedikit menjadi kendor, dia menjadi tertegun, Pada saat ini Goei Lam Yu telah melepaskan pedangnya.

Ketika ia mementangkan matanya untuk memandang, tampak Pada saat ini Bwee Giok telah menggerakkan langkah kakinya meninggalkan tempat tersebut. Dengan sangat cepat sekali Goei Lam Yu lari mengejar kearah dimana Bwee Giok berlari.

Sudah tentu Boen Ching tak dapat berayal lagi, segera diapun menggerakkan tubuhnya mengejar kearah Goei Lam Yu. Bwee Giok terus lari kearah depan, baru saja dia berbelok Pada sebuah tikungan gunung, telah berhasil di kejar oleh Goei Lam Yu serta Boen ching,

Pada saat ini Boen Ching serta Goei Lam Yu yang telah berlari menjadi sejajar dan mengejar dengan kencangnya kearah Bwee ciok.

Jubah panjang dari Goei Lam Yu yang telah robek itu ditengah hujan yang turun dengan demikian derasnya hanya menambahkan keseraman serta ketegangan dari suasana tersebut.

Boen Ching mana mau membiarkan Goei Lam Yu berhasil mengejar diri Bwee Giok. Pada saat ini dia berhasil berlari sejajar dengan diri Goei Lam Yu, mendadak tubuhnya melintang ke depa, pedang Cing Hong Kiamnya dengan mendatar diulurkan kedepan menyerang ke arah Goei Lam yu.

Goei Lam yu sebenarnya terkenal karena ilmu Hiat Mo kang serta pedang Cie Hong kiamnya ayng telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, kini ditambah lagi telah mendapatkan kitab rahasia Hay Thian Kaim boh, bagaikan seekor harimau yang dengan tiba-tiba tumbuh sayapnya, dengan cepat dia melintangkan pedangnya mencukil keatas tubuh pedang Boen Ching tersebut.

Gerakan pedang dari Boen Ching berutur-turut berubah beberapa kali dan beturut-turut melancarkan puluhan jurus serangan.

Goei Lam yu juga tak mau memperlihatkan kelemahannya, kedua orang itu saling serang menyerang dengan menggunakan pedangnya masing-masing, tetapi dengan demikian gerakan meluncur dari kedua orang itu pun menjadi bertambah lambat sehingga dapat mempertahankan jarak tertentu dengna diri Bwee Giok.

Boen Ching serta Goei lam yu memang sebenarnya boleh dikata seimbang, Pada saat ini kedua orang itu sambil mengejar sambil saling melancarkan serangan, sudah tentu mereka tak mempergunakan seluruh perhatiannya untuk dipusatkan guna bergebrak tersebut, oleh sebab itulah sangat sukar sekali untuk menentukan siapa ayng menanga dan siapa yang mengalami kekalahan.

Kedua orang itu, satu didepan sedang yang lain di belakang, didalam sekejap mata saja telah berpindah sebanyak puluhan puncak pergunungan, mendadak wajah dari Bwee Giok berubah dengan hebatnya dan menhentikan langkah kakinya.

Goei Lam Yu serta Boen Ching pun Pada saat yang bersamaan menghentikan pertempuran mereka, ketika  mereka mengalihkan pandangannya tampak di hadapan mereka Pada saat ini telah terdapat sebuah jurang yang sangat dalam sekali dan tak mungkin untuk dapat melanjutkan perjalanannya kearah depan-

Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali, sedang Goei Lam Yu tertawa dingin dengan tak henti- hentinya.

Bwee Giok dengan sangat terkejut sekali membalikkan tubuhnya, Goei Lam Yu tertawa besar dengan sangat nyaring sekali, segera dia membalikkan tubuhnya sambil melancarkan serangan, tubuh pedangnya dirapatkan dan tahu-tahu telah mendekati tubuh Boen ching.

Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, pedang Cing Hong Kiamnya disambar kedepan, dimana segera terdengar suara menyambarnya angin taufan serta menggeletarnya suara gemuruh menyambut datangnya serangan tersebut.

Dimana pedang Cie Hong Kiam menyapu, pedang Cing Hong Kiam ditangan kanan Boen Ching segera tergetar melayang, dan jatuh kesamping, Boen Ching dengan terhuyung-huyung mundur kebelakang, telapak tangan kanannya terasa tergetar dengan hebatnya sehingga mengalir darah segar.

Goei Lam Yu tertawa dingin, dia membalikkan tubuhnya mendesak kearah Bwee Giok.

Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, sambil menahan rasa sakitnya dia memungut kembali pedang panjangnya, Pada saat suara sultan yang sangat nyaring tersebut berkumandang ditengah udara, pedang Cing Hong Kiamnya telah terlepas dari tangannya, sehingga berubah menjadi segulung, sinar ke hijau-hijauan menerjang kearah dimana Goei Lam Yu berdiri.

Inilah merupakan jurus yang terlihay dari ilmu Ie Bok Kiam Hoat, yakni Kiam coan Thian Hwee.

Bwee Giok tampak Goei Lam Yu mendesak terus kearahnya, dia terus menerus mengundurkan dirinya kebelakang.

Goei Lam Yu makin mendesak lebih dekat lagi, Bwee Giok dengan cepat mundur dua langkah kembali kearah belakang, tetapi Pada saat itulah kakinya telah menginjak tempat kosong, tubuh Goei Lam Yu dengan cepat menubruk kearah depan, tetapi Pada saat itu pula pedang Cing Hong Kiam dari Boen Ching telah menyambar tiba.

Dia menjadi sangat terperanjat, dengan cepat dia membalikkan tubuhnya melancarkan serangan, sedang tangan kirinya menyambar kearah tubuh Bwee Giok.

Tetapi pedang Cing Hong Kiam itu berputar dengan hebatnya membuat Goei Lam Yu menjadi sangat terkejut sekali, tangan kirinya dengan cepat ditarik kembali dan menepuk kearah pedang Cing Hong Kiam itu.

Begitu kaki Bwee Giok menginjak tempat kosong tubuhnya dengan Cepat jatuh kedalam jurang, sedang tubuh Boen Ching dengan cepat menubruk kearah depan- Kedua orang itu bersamaan waktunya merendahkan tubuhnya, terdengar suara jeritan kaget dari Bwee Giok saja yang makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran.

Air muka Goei Lam Yu berubah menjadi sangat berduka sekali, dia berdiri termangu-mangu disana, wajahnya yang menyeramkan itu telah lenyap. Pada saat ini hanya tinggal perasaannya yang sangat berduka sekali.

Boen Ching yang bardiri disamping jurang tersebut, saking tak tertahannya air matanya bercucuran dari kelopak matanya.

Dia hampir- hampir lupa Pada keadaan disekitar tempat tersebut, bahkan terhadap dirinya sendiripun telah terlupakan, air mata nya bagaikan kacang kedelai menetes keluar, sehingga mengeluarkan suara yang agak nyaring.

Goei Lam Yu memandang kebawah jurang tersebut, dengan tak bertenaga sedikitpun memasukkan kembali pedang Cie Hong Kiamnya kedalam sarungnya, dia mendongakkan kepalanya memandang kearah angkasa,  terasa oleh nya didalam hatinya Pada saat ini kosong melompong, sedang impian indahpun telah lenyap tanpa bekas dari dalam hatinya.

Setelah dia memasukkan pedang nya kedalam sarung, tanpa terasa dia mengeluarkan senyuman yang tak beres dan memandang kearah diri Boen ching.

Bwe Giok telah jatuh kedalam jurang dan menemui kematiannya, untuk sesaat dia tak mempunyai niat untuk menghadapi diri Boen ching, diapun mentertawakan kebodohan dirinya, mengapa dia tidak mengambil kesempatan ini untuk membunuh diri Boen ching??? tetapi sekalipun dia berpikir seCara demikian, tetapi hanyalah Pada saat ini dia tidak mempunyai tenaga sedikitpun untuk pergi membunuh diri Boen ching, terpaksa dia hanya tersenyum seorang diri dan memandang ke bawah jurang yang sangat dalam itu. Goei Lam Yu setelah memandang beberapa saat lamanya, dengan perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tempat itu.

Boen Ching seorang diri berjongkok dibawah hujan yang sangat deras itu, entah telah lewat beberapa saatnya, dengan perlahan-lahan dia barulah menjadi sadar kembali, dia menyesal mengapa kepandaian yang dimilikinya demikian rendahnya sehingga tak berhasil menolong diri Bwee Giok?

Apabila dia memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali sehingga tanpa bandingannya, bukankah Bwee Giok tak akan mendapatkan penderitaan yang demikian hebatnya

Dia sendiri tidak mengetahui mengapa setelah dirinya berhasil memahami tenaga khie kang chiet Kong Kang Khie, didalam dunia kangouw ini ternyata masih juga terdapat orang-orang berkepandaian tinggi yang demikian banyaknya, hampir-hampir ia merasa curiga terhadap kepandaian yang dimiliki Thian Jan Shu dimana dianggap jago nomor wahid didalam dunia ini.

"chiet Kong Kang Khie" - - chiet Kong Kang Khie -Dia terus berpikir dengan kerasnya.

Mendadak suatu pikiran berkelebat dengan Cepatnya didalam benaknya, dia bagaikan sedang terpikirkan sesuatu perasaan yang sangat aneh sekali Pada waktu dia berhasil di desak mundur oleh pedang pemuda berbaju putih itu.

Air matanya berhenti mengalir, dengan terpesona dia memandang kearah depan, hujan masih turun dengan derasnya, dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk menangkap perasaan yang sangat aneh tersebut sebenarnya berasal dari mana ?

Bayangan tubuh dari Thian Jan Shu sekali lagi terbayang didepan matanya, Boen Ching dengan perlahan-lahan mendongakkan kepalanya keatas. Didalam sekejap mata saja mendadak dia seperti mendengar suara tertawa besar dari diri Thian Jan Shu, sedang bayangan tubuhnya mendadak lenyap dari pandangannya, tetapi suatu suara yang aneh berkumandang masuk kedalam telinganya, dimana tujuh buah suara yang berbeda bergema dengan sangat hebatnya keseluruh angkasa..

Secara mendadak Boen Ching seperti telah menyadari tentang sesuatu hal, sinar matanya berkedip-kedip. dengan perlahan- lahan dia bangkit berdiri, "chiet Kong Kang Khie". bukankah itu sebagian dari Pada ilmu "chiet Kong Kang Khie--

-?"

ooodwooo

MAYAT DARI THIAN SAN CHIET KIAM

BOEN CHING dengan perlahan bangkit berdiri, secara mendadak dia telah berhasil mengetahui kegunaan serta keistimewaan dari Pada tenaga khiekang "chiet Kong Kang Khie" tersebut, tujuh buah suara yang tinggi rendahnya sangat berbeda-beda itu, dipersatukan dengan ketujuh buah telapak tangan yang masing-masing dalamnya juga berbeda pula itu, sepuluh bagian membuktikan kehebatan dari "chiet Kong Kang Khie" itu, tenaga "chiet Kong Kang Khie" ini bukan saja digunakan untuk melindungi tubuhnya, bahkan untuk menggetarkan pihak musuh sehingga mendapatkan kemenangan-

Mendadak suatu suara tertawa dingin berkumandang dari belakang tubuhnya, Boen Ching dengan perlahan-lahan menolehkan kepalanya, tampak orang yang baru saja datang itu ternyata adalah cong Lam Lok Yang Hong adanya.

Lok Yang Hong dengan sangat tenang sekali berdiri, dibawah hujan yang turun dengan derasnya itu, dia tetap memakai baju berwarna kuning, sambil tertawa dingin dia memandang kearah diri Boen ching.

Boen Ching menarik napas panjang- panjang, dengan perlahan-lahan dia memungut kembali pedang Cing Hong Kiam dari atas tanah, dan memasukkan kedalam sarung untuk kemudian bertindak maju ke depan, sama sekali tidak menggubris diri Lok Yang Hong.

Lok Yang Hong dengan cepat melintangkan tubuhnya dihadapannya untuk menghalangi perjalanan pergi dari diri Boen ching.

Boen Ching menghentikan langkah kakinya, sambil mendongakkan kepalanya memandang kearah diri Lok Yang Hong.

Lok Yang Hong tertawa tawar, kePada Boen Ching ujarnya. "Boen-heng, aku mempunyai suatu perkataan yang hendak

ditanyakan kePada dirimu, entah kau mempunyai niat atau tidak untuk memberikan jawabannya."

Boen Ching tidak mengetahui apakah maksud dari kedatangan dari Lok Yang Hong ini, dengan sangat tajam sekalidia memandang kearahnya, sepatah katapun tak diucapkan keluar.

Lok Yang Hong tahu bahwa Boen Ching telah menyetujuinya, sambil tertawa ujarnya kemudian-

"Kau dengan diri Goei Lam Yu sebenarnya kawan atau lawan??"

Sehabis berkata dia tersenyum dengan sangat misterius sekali Been Ching termenung berpikir, kemudian dengan tawar sahutnya. "Kalau kawan bagaimana?? Kalau lawan bagaimana

??"

Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak. ujarnya. "Boen-heng, tak perlu untuk disembunyikan lagi, tadi aku telah melihat Goei Lam Yu lewat dan turun gunung, Boen- heng harap berlega hati, urusan ini pastilah aku tak akan mengungkatnya didepan orang lain-"

Boen Ching tersenyum, dia tahu Lok Yang Hong pastilah telah salah paham, dia kira dirinya telah mengalami kekalahan yang sangat menyedihkan ditangan Goei Lam Yu, tetapi tentang hal ini diapun tak ingin berbicara lebih banyak lagi. Lok Yang Hang tersenyum, ujarnya lagi.

"Goei Lam Yu telah mendapatkan kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh, sedang kau merupakan ahli waris dari Thian Jan Shu, kalian berdua selamanya bagaikan air dengan api yang tak mungkin untuk bisa hidup bersama, sedangkan aku terhadap kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh itu pun mempunyai niat, apabila kita berdua dapat bekerja sama untuk mendapatkan Hay Thian Kiam Boh tersebut, kau kira bagaimana?"

Sehabis berkata dengan sinar mata yang tajam ia memandang kearah wajah dari Boen Ching menanti jawabannya.

Boen Ching tersenyum, terhadap segalanya dia telah tak mempunyai niat, dia hanya menginginkan dapat melatih kepandaian dirinya, dia perCaya bahwa dirinya apabila berhasil memahami tenaga khiekang "ciet Kong Kang Khie" tersebut, sudah tentu dia dapat menggantikan kedudukan Thian Jan Shu waktu itu.

Bwee Giok telah jatuh kedalam jurang, dari suara jeritan kaget yang terdengar itu saja dia pastilah tak mempunyai kesempatan untuk lebih lama hidup didalam dunia ini, dia selamanya belum pernah menyayangi dirinya, sedang Bwee Giok terhadap dirinya demikian memperhatikan, apa lagi Pada saat digunung Siong san dimana Bwee Giok sambil mengalirkan air matanya mengatakan kalau selamanya dia tak akan melupakan dirinya, Pada saat ini dia hanya dapat melatih menjadi seorang jago berkepandaian tinggi yang tanpa bandingan untuk membalas budi dari Pada Bwee Giok

Apabila dirinya sejak semula telah berhasil melatih inti sari dariPada ilmu khiekang clet Kong Kang Khie itu, Pada saat ini tak mungkin berubah menjadi demikian rupa, sedang Bwee Giokpun tak mungkin menemui kematiannya ditengah gunung yang demikian sunyinya ini.

Dia memandang kearah Lok Yang Hong, dengan sangat tawar sekali dia menggeleng kan kepalanya.

Sekalipun dia mempunyai niat untuk pergi mencari diri Goei Lam Yu, untuk menanyakan dengan jelas apakah dia telah membunuh mati cucu dariPada Kioe Thian IeSin, sehingga dapat mempertanggung jawabkan perjanjiannya, tetapi  dia tak mempunyai niat untuk berjalan bersama-sama diri Lok Yang Hong ini. Boen Ching segera menggerakkan tubuhnya berjalan kearah depan.

Lok Yang Hong dengan tak mengucapkan sepatah katapun membiarkan Boen Ching lewat, tetapi sepasang matanya dengan sangat tajam sekali memandang kearah Boen ching, ujarnya.

"Kau tidak menginginkan juga tidaklah mengapa, tetapi perlu aku memberitahukan kePada dirimu, Pada saat ini Goei Lam Yu sedang melanjutkan perjalanannya menuju ketengah gurun pasir. "

Tubuh Boen Ching menjadi berhenti sejenak. dalam hati pikirnya,

"Kalau demikian adanya itulah paling bagus, bukankah aku telah mempunyai perjanjian dengan diri tiga pendeta serta satu iblis itu ? sedang suhukupun kemungkinan sekali masih berada didalam kuil Pie Lu Si, aku harus berkunjung satu kali kesana ." Lok Yang Hong tampak Boen Ching menghentikan langkah kakinya, dia tersenyum, ujarnya lagi:

"Apabila kau mempunyai kegembiraan, tidak usah ragu- ragu lagi berkunjunglah ke gurun pasir ."

Sehabis berkata dia tertawa keras dan meninggalkan tempat tersebut.

Boen Ching menoleh memandang bayangan punggung dari Lok Yang Hong, dia mengetahui bahwa Lok Yang Hong pasti juga akan pergi kesana, kemungkinan sekali disana pun akan terjadi lagi suatu pertem-puran dari jago-jago dari seluruh dunia kangouw.

Dia menarik napas panjang, dan turun dari puncak gunung tersebut.

Disebelah sungai Huang Ho, pasir kuning meliputi seluruh permukaan, dari ujung sampai ujung yang terlihat hanyalah pasir yang sangat panas ditambah lagi dengan bertiupnya angin yang sangat kencang.

Seekor kuda berwarna putih yang sangat kuat sekali berjalan mendatangi dengan kencangnya, diatas kuda  tersebut duduklah seorang pemuda berbaju hijau, wajah dari pemuda itu penuh dengan debu, sedang rambutnyapun  tertiup angin sehingga menjadi kacau, sepasang tangannya diletak kan diatas dagunya, agaknya dia sedang memikirkan suatu hal yang sangat sulit sekali.

Orang itu adalah Boen Ching, dia sedang melakukan perjalanannya menuju kearah utara, sambil melakukan perjalanan tersebut, dengan amat rajin sekali melatih kepandaian silatnya, hampir-hampir membuat dia lupa akan segala-galanya, setiap harinya kiranya terjerumus kedalam melatih ilmu silat. Segulung angin serta pasir bertiup dengan kencangnya, membuat antara rambutnya yang kacau itu penuh diliputi dengan pasir kuning.

Dari kejauhan mendadak berkumandang datang suara keleningan yang sangat nyaring sekali, dengan cepat dia menjadi sadar kembali dari lamunannya, segera dia mendongak kan kepalanya memandang kearah kejauhan, tampak sebaris unta berjalan dengan sangat perlahan sekali.

Boen Ching mengeluarkan suara tertahan begitu tampak barisan unta tersebut, bagai kan secara mendadak dia teringat akan sesuata hal, dia dengan seorang diri tertawa, pikirnya.

"Setelah sampai disitu, aku haruslah mencari keterangan jalan untuk menuju ke kuil Pie Lu Si tersebut."

Secara mendadak tampak seekor burung elang raksasa muncul dari tengah angkasa, segera tampak barisan unta tersebut menjadi berpencar, dan melompat kesamping.

Boen Ching merasa sangat heran sekali, tetapi dia tak dapat berpikir lebih jauh lagi, elang raksasa tersebut begitu munculkan dirinya, segera terdengar suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, Boen Ching menjadi mengerutkan alis nya, tetapi sepatah katapun tak diucapkan keluar.

Tampak sebuah bayangan manusia berwarna keungu- unguan berkelebat dari kejauhan dan makin lama makin mendekat.

Pada saat itu dia telah dapat melihat dengan jelas kiranya bayangan manusia tersebut adalah seorang kakek tua berbaju ungu, wajahnya sangat merah mengkilap, tubuhnya tinggi besar, bagaikan bertiupnya angin saja berkelebat dengan cepatnya mendatang.

Begitu kakek tua berbaju ungu itu memunculkan dirinya, segera dia membinasakan ke sepuluh unta tersebut. Boen Ching begitu tampak gerakan tubuh serta gerakan telapak tangan yang dilakukan oleh kakek tua itu, serta demikian cepatnya, didalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, serangan telapak tangan itu dia bagaikan pernah melihatnya disuatu tempat, tetapi untuk sesaat dia tak dapat mengingat nya kembali.

Mendadak terdengar suara suitan yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, seorang kakek yang rambutnya telah memutih seluruhnya mengejar datang, dalam hate Boen Ching merasa berdebar dengan kerasnya orang yang baru saja datang itu ternyata adalah Thian San Sin Eng, Suma Ie adanya'

Dia tidak mengetahui mengapa Suma Ie mendadak dapat munculkan dirinya ditempat itu, dengan cepat dia mengeprak kudanya berjalan kearah sana.

Si kakek tua berbaju ungu itu begitu tampak munculnya Suma Ie ditempat tersebut, dia bagaikan sedikit merasa diluar dugaan, dengan cepat segera membalikkan tubuhnya dan berdiri tegak, sepasang mata nya dengan sangat tajam sekali memandang ke arah wajah Suma Ie.

Tetapi agaknya Suma Ie juga tak berani berlaku gegabah, kedua orang itu berdiri saling berhadap-hadapan, sedang barisan unta itupun telah terpukul hingga terpencar dan morat marit tak karuan.

Boen Ching berjalan dan mendekati kedua orang itu, Suma Ie setelah memandang tajam beberapa saat lamanya kearah Boen Ching barulah ujarnya:

"Kiranya adalah kau!"

Kakek tua berbaju unga itupun dengan segera miringkan kepalanya memandang kearah Boen Ching.

Boen Ching segera turun dari kudanya, kePada Suma Ie sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat ujarnya: "Boen Ching memberi hormat kePada cianpwee''.

Si kakek tua berbaju ungu itu tampak ternyata Boen Ching telah kenal dengan diri Suma Ie, sinar matanya berkedip-kedip dengan tajamnya, dengan cepat dia membalik kan tubuhnya melarikan diri.

Suma Ie dengan dingin mendengus, bentak nya. "Ini hari kau masih ingin melarikan diri!"

Sambil berkata tubuhnya bergerak mengejar kearah  dimana si kakek tua berbaju ungu itu lari, Boen Ching segera menggerakkan tubuhnya menghalangi perjalanan pergi dari diri si kakek tua berbaju ungu itu.

Si kakek tua berbaju ungu itu sama sekali tidak pernah menyangka kalau gerakan tubuh dari Boen Ching ternyata demikian cepatnya, dia menjadi terperanjat, dengan cepat mundur kebelakang, segera berdiri tegak dengan tajam memandang kearah Boen Ching.

Suma Ie pun juga tidak pernah menyangka kalau kepandaian silat yang dimiliki Boen Ching ini ternyata mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya, tanpa terasa diapun menjadi termangu-mangu.

Si kakek tua berbaju ungu itu segera menenangkan pikirannya, terpikir olehnya bahwa dirinya berhenti ditempat itu kemung-kinan sekali malah akan mendapat kan serangan dari kedua orang itu, apalagi pemuda dihadapannya ini memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, dirinya sudah tentu bukanlah tandingannya.

Berpikir sampai disini segera tubuhnya bergerak, dari melayang menubruk kearah diri Boen Ching, sepasang telapak tangannya ditepukkan kedepan, sehingga berubah menjadi berpuluh-puluh bayangan telapak bersama-sama menggencet diri Boen Ching. Dalam hati Boen Ching menjadi tergerak, dia segera teringat, bukankah serangan merupakan tujuh buah telapak tangan yang tertera Pada tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu? Berpikir sampai disini, dalam hatinya merasa sangat heran sekali.

Pada saat ini Suma Ie yang berdiri di samping berteriak: "Hati-hati !"

Sambil berteriak tubuhnya melayang ke depan, jari telunjuk dan jari tengah dari tangan kanannya dengan cepat menotok kearah punggung dari kakek tua berbaju ungu itu.

Sepasang telapak tangan dari Boen Ching dengan cepat dilancarkan kedepan, dengan menggunakan gerakan tubuh "Sie, Liu Eng Hong" dia menyambut serangan yang dilancarkan oleh kakek tua berbaju ungu ini.

Si kakek tua berbaju ungu yang dari belakang tubuhnya diserang oleh pihak musuh, dia tak berani melancarkan serangan kearah Boen Ching lagi, tubuhnya dengan cepat bergetar sedang telapak tangannya dengan cepat menyerang diri Suma Ie.

Suma Ie dengan gusar mendengus, tangan kanannya dari serangan totokan berubah menjadi serangan telapak, dengan tangan sebelah dia menyambut serangan tersebut.

Tubuh Boen Ching dengan cepat mundur ke belakang, dia tahu Suma Ie sebagai cianpwee dalam Bu-lim, sudah tentu tak ingin kalau dirinya Pada saat ini turun tangan memberikan bantuannya kePada dirinya, terpaksa dia hanya  mengundurkan dirinya kebelakang.

Tiba-tiba kakek tua berbaja ungu itu melancarkan serangan dengan hebatnya, gerakan serangannya mendadak berubah menjadi tujuh buah warna yang berbeda- beda, Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, sedang Suma Ie dengan berat mendengus dan berturut-turut mundur kebelakang beberapa langkah.

Sinar mata dari Boen Ching bergerak dengan tajamnya, dengan cemas ujarnya kemudian.

"Suma cianpwee, biarlah boanpwee yang menghadapi dirinya !"

Dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau ilmu tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" ternyata dapat muncul ditubuh kakek tua berbaju ungu ini.

Suma Ie dengan dingin mendengus, biarpun dikarenakan dia terlalu memandang rendah terhadap musuh, sehingga dia menyambut serangannya cuma dengan sebelah tangan, tetapi bagaimana juga di bawah pandangan orang lain dia telah mengalami kekalahan.

Sebenarnya dia tidak ingin mengijinkan, tetapi begitu tampak air muka dari BoenChing berubah demikian berat serta seriusnya, bahwa dari sinar matanya tampak niatnya yang kukuh, tanpa terasa dia mundur dua langkah kebelakang dan membiarkan Boen Ching maju kedepan menggantikan kedudukannya.

Boen Ching berjalan kehadapan kakek tua berbaju ungu  itu, dengan dingin tanyanya.

"Chiet Kong Kang Khie yang kau latih itu berasal dari mana

?"

Dalam hati Suma Ie menjadi tertegun diam-diam pikirnya. Kiranya adalah Chiet Kong Kang Khie"

Dia menarik napas panjang-panjang, sama sekali dia tak

pernah menduga kalau tenaga khiekang Chiet Kong Kang Khie dapat di latih olehnya.

Si kakek tua berbaju ungu itu tertawa besar, ujarnya. "Anak kecil, pandanganmu sungguh sangat tajam sekali, sehingga dapat melihat kalau yang kugunakan ini adalah Chiet Kong Kang Khie, kalau memangnya demikian adanya, aku akan membiarkan dirimu pergi dari sini".

Boen Ching tertawa dingin ujarnya

"Chiet Kong Kang Khie ??? Aku kira kau telah berhasil mempelajarinya??? Yang kau dapatkan sekarang ini tak lebih hanyalah kulitnya saja, bagaimana dapat kau berbi-cara, telah dapat memahami seluruh nya?"

Wajah dari kakek tua berbaju ungu itu berubah dengan hebatnya, dia tetawa dingin, dengan menggunakan  Chiet Kong Kang Khienya dia menyerang kearah Boen Ching.

Tujuh buah sinar yang berlainan segera muncul memenuhi angkasa, Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, Pada saat diab mengerutkan aldisnya, sepasanga telapak tanganbnya dengan mendatar telah didorong kedepan, segulung sinar keperak-perakan yang sangat tipis melindungi seluruh tubuh dari Boen Ching, sedang ketujuh buah sinar yang berbeda itu telah berhasil dilenyapkan.

Suma Ie begitu tampak hal ini menjadi sangat terperanjat, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau tenaga khiekang yang dilatih oleh Boen Ching ternyata  telah mencapai kesempurnaan, sehingga membuat ketujuh buah sinar yang berlainan itu diubah menjadi suata sinar keperak- perakan.

Si kakek tua berbaja ungu yang tampak hal inipun bertambah terkejut lagi, dia hanya merasakan seluruh tenaga khiekang yang dimiliki didalam tubuhnya telah berhasil dibekukan, sedang suatu hawa yang sangat dingin sekali menembus kedalam seluruh tubuhnya, dia tahu ini hari dia telah menemui lawannya yang sangat tangguh.

Dari mulut Boen Ching tersungging senyuman yang mengejek, sepasang telapak tangannya ditarik kembali, sedang tubuh dari kakek tua berbaju ungu itupun dengan cepat roboh keatas tanah.

Dalam hati Suma Ie menjadi sangat tegang sekali, dengan cepat tanyanya.

"Bagaimana, kau telah membunuh dirinya?

Boen Ching berdiam diri, dia hanya menggelengkan kepalanya.

Sums Ie berjalan kedepan, dia tampak seluruh jalan darah yang berjumlah tiga puluh enam buah itu telah ditotok oleh Boen Ching, dia menarik napas panjang, sedang dalam hatinya terasa berdesir.

Kepandaian yang dimiliki oleh Boen Ching tak terkira ternyata telah mencapai Pada taraf yang tak pernah diduga, didalam sekejap mata saja dia telah berhasil membuat seluruh jalan darah dari kakek berbaju ungu itu tertotok seluruhnya, kelihatannya Boen Ching telah berhasil mendapatkan rahasia dari tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu.

Tetapi yang membuat hatinya berdesir bukanlah hal ini, dia hanya merasakan bahwa sikap Boen Ching sekarang  jauh lebih berbeda, jauh lebih pendiam, ditambah lagi dengan rambutnya yang awut-awutan tak karuan serta wajahnya yang penuh dengan pasir, entah Pada saat ini dia telah berubah menjadi seperti apa.

Sbuma le dengan tdermangu-mangu baerdiri tegak, sbejenak kemudian barulah membalik kan tubuhnya, sambil tersenyum ujarnya kePada Boen Ching.

"Boen Siauwhiap kini telah mendapatkan kepandaian dari Thian Jan Shu, aku disini mengucapkan selamat kePada dirimu."

Boen Ching tersenyum, sahutnya. "Terima kasih, loocianpwee cukup memanggil Boen Ching saja kePada diriku.'

Suma Ie menjadi mengerutkan alisnya, ujarnya. "Sebenarnya toa supekmu adalah menantuku, sekalipun

aku tak mempunyai kemampuan apa-apa, tetapi bagaimanapun juga kau dengan diriku masih mempunyai sedikit hubungan, kau bagaimana ? apakah mempu-nyai sesuatu urusan yang membingungkan ?"

Boen Ching menundukkan kepalanya berpikir keras, sejenak kemudian barulah sahutnya.

"Terima kasih atas perhatian dari diri cianpwee suhuku Pada saat ini terjerumus di dalam gunung pasir, sekarang aku hendak pergi kesana untuk menolong diri mereka."

Suma Ie tertawa ujarnya.

"Kiranya adalah urusan mengenai diri Yun Ku, aku lihat kau sedikitpun tak berse-mangat, entah telah ter jadi urusan apa, maka aku barulah mengajukan pertanyaan untuk bertanya kepadamu, ilmu meringan kan tubuh dari suhumu boleh dikata menjagoi seluruh dunia kangouw, dia tak dapat mendapatkan kemenangan itu masih mungkin dapat terjadi, tetapi apabila kalau hal itu tak mungkin dapat terjadi, kau tak usahlah demikian kuatirnya."

Boen Ching tampak Suma le demikian memperhatikan dirinya, terpaksa dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya,

Sums Ie tampak Boen Ching menjadi demikian, dia menduga pastilah urusan bukanlah demikian saja, tetapi dia tak enak untuk bertanya lebih jauh, terpaksa ujarnya.

"Untung saja ini hari kau berada disini, kalau tidak dia mungkin akan berhasil melarikan dirinya lagi ." Boen Ching juga tahu kalau Suma Ie tak akan percaya, tetapi dia tak ingin berbicara lebih banyak lagi, takut kalau sampai membuat Suma Ie menjadi tak senang hati, bagaimanapun juga dia juga merupakan seorang cianpwee, terpaksa sambil tersenyum tanyanya.

"Entah siapakahr orang ini ? Chtiet Kong Kang Kqhie nya entah dridapatkan dari mana?"

Sums Ie mendengus, ujarnya.

"Chiet Koig Kang Khie, aku juga tidak tahu."

Sehabis berkata dia mengangkat pundaknya, dan termenung berpikir keras, sejenak kemudian barulah sahutnya.

"Kau juga dapat dihitung bukan orang luar, kuberitahukan kepadamu pun juga tidak mengapa !"

Sebenarnya Boen Ching terhadap hal ini sedikitpun tidak mengambil perduli, tetapi Pada saat ini dikarenakan ilmu tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" ternyata dapat muncul Pada tubuh si kakek tua berbaju ungu ini, dia mau tak mau harus mencurahkan perhatiannya kearah sana.

Terdengar Suma Ie berkata lagi

"Pada sepuluh tahun yang lalu Thian Jan Shu meninggalkan ilmu silatnya, semua orang hanya mencurahkan seluruh perhatian nya kePada ketujuh buah hioloo kuno tersebut, tetapi telah melupakan suara benda yang tak kalah pentingnya juga."

Sehabis berkata dia mendengus lagi.

Semangat dari Boen Ching secara mendadak menjadi bangkit kembali, mengungkat peristiwa sepuluh tahun yang lalu diatas puncak gunung "Hwee Ing" Pada saat itu diapun juga berada di dalam kalangan, terhadap peristiwa inipun sangat menarik perhatiannya, dia tidak mengetahui Thian Jan Shu selain telah meninggalkan tujuh buah hioloo kuno tersebut masih meninggal kan benda berharga apa lagi!

Ujar Suma Ie lagi.

"Benda tersebut adalah tujuh buah telapak tangan yang menghadap Pada jenazah Thian San Chiet Kiam, perhatian semua orang hanya terpusatkan Pada ketujuh buah hioloo kuno tersebut saja, sedangkan benda lain yang tidak kalah berharganya yaitu mayat dari tujuh orang tersebut telah berhasil dicuri oleh orang lain."

Dalam hati Boen Ching menjadi sadar kembali, kiranya Pada saat Thian Jan Shu dengan gusar melancarkan serangan itu, tanpa dia sadari ilmu "Chiet Kong Kang Khie" nya telah ditinggalkan Pada tubuh dari Thian San Chiet Kiam.

Suma Ie mendengus lagi, ujarnya.

"Pek Hong Siang takut kehilangan muka hingga kini dia tak berani untuk mengucap kan keluar, tetapi mayat dari ketujuh orang itu tetap tak dapat dicari kembali, Pada satu bulan yang lalu, aku barulah mendengar kalau telah dicuri oleh orang !"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.

"Dia disebut sebagai Cu Khek Loojien, dengan menggunakan barisan unta yang sering lewat ditempat ini untuk melatih ilmu pukulannya."

Boen Ching mengeluarkan suara tertahan, dan mendongakkan kepalanya memandang ke samping.

Sums Ie dengan perlahan mengerutkan alisnya, tampak sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali berkelebat mendatang.

0rang yang baru saja datang itu ternyata adalah seorang pemuda berbaju kuning, dan tak lain adalah Cong Lam Lok Yang Hong adanya, begitu dia tampak diri Boen Ching segera tertawa besar ujarnya: "Boen-heng !! Sungguh sangat beruntung sekali, ini hari ternyata kita berdua dapat bertemu lagi ditempat ini."

Boen Ching dengan dingin mendengus, sepatah katapun tak di ucapkan keluar.

Terdengar Suma Ie dengan dingin membentak. "Siapa kau??"

Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak, sahutnya.

"Kurang sedikit saja aku tak melihatnya, kiranya ditempat ini masih ada kau orang tua, aku tidak mengenal dirimu, siapakah kamu ?''

Suma Ie mana pernah dipandang demikian rendahnya oleh orang lain, dia tertawa panjang dengan dinginnya, ujarnya.

"Anak kecil, didalam pandanganmu apakah tidak melihat aku orang tua, hati-hati sedikit dengan mulutmu, aku lihat kau sudah bbosan hidup didadlam dunia ini!

aSelama hidupnyab Lok Yang Hong tak pernah memandang sebelah matapun kePada orang lain, sampaipun Suma Ie sendiri juga tak mengenalnya, tampak dia mengedip- ngedipkan matanya, ujarnya.

"Sungguh sangat galak, makin tua makin jadi agaknya !"

Dia tampak Boen Ching yang berdiri disamping sedikitpun tak ada hubungannya dengan dirinya, dalam hatinya makin menjadi mendongkol.

Tubuh Suma Ie dengan cepat berkelebat berturut-turut dia melancaikan lima kali serangan mengancam tubuh Lok Yang Hong.

Tampak sepasang telapak tangan Lok Yak Hong dengan cepat dibalik, ditengah suara tertawa besarnya yang sangat nyaring itu dia menyambut seluruh serangan yang mengan- cam dirinya itu, tetapi kekuatan dari tenaga pukulan Suma Ie jauh lebih berat dari apa yang diduga sebelumnya, saking tak tahannya dia terdesak mundur tiga langkah ke belakang.

Boen Ching yang berdiri disamping mendadak membuka mulut, ujarnya:

"Lok Yang Hong ! Dengan perbuatanmu ini hari, apa bila tidak memberikan sedikit hajaran terhadap dirimu, kau tak akan menjadi sadar kembali."

Wajah dari Lok Yang Hong segera berubah dengan hebatnya, dia tertawa panjang dengan dingin, ujarnya:

"Aku kira tak demikian mudahnya, coba kau lihat, siapa yang telah datang !?"

Sehabis berkata dia menunjuk kearah samping.

Boen Ching segera menoleh memandang, tampak seorang lelaki dan seorang gadis dengan sangat cepat sekali berlari mendatang, yang-yang datang itu ternyata adalah pemuda berbaju putih itu serta Liauw Cing Ce adanya, gerakan tubuh dari kedua orang itu bagaikan kilat cepatnya telah berkelebat masuk kedalam tengah kalangan.

Lok Yang Hong tertawa dingin, ujarnya ;

"Lawanmu telah tiba, dua lawan dua saja kau tentu akan menemui kekalahan, apa lagi Pada saat ini harus tiga lawan dua ?"

Boen Ching menolehkan kepalanya menyapu sekejap kearah Liauw Cing Ce serta pemuda berbaju putih itu, tampak wajah dari Liauw Cing Ce berubah menjadi pucat pasi, tetapi sepatah katapun tak diucapkan keluar,

bHatinya menjadid tergerak, terpaikir olehnya babhwa kedua orang itu tentulah dikarenakan kitab rahasia 'Hay Thian Kiam Boh' sehingga bekerja sama dengan Lok Yang Hong.

Lok Yang Hong tertawa, ujarnya lagi kePada diri Boen Ching. "Bagaimana ? Apakah kau juga hendak ikut serta didalam kerja sama kami ini ? Apakah hendak menghianati diri kami ?"

Dia berhenti sejenak kemudian, lanjutnya lagi .

"Diantara dua golongan yang berbeda, seorang budiman pastilah akan memilih satu dari antara dua !"

Suma Ie mengalihkan sinar matanya memandang kearah ketiga orang itu, dalam hatinya terasa berdesir, Pada waktu dekat ini di dalam Bu lim telah munculkan dirinya jago-jago berkepandaian tinggi dari angkatan muda, dia sendiri  sekarang barulah merasa kan kalau dirinya sebenarnya telah terlalu tua untuk terjun kembali didalam dunia kangouw.

Boen Ching tertawa tawar, kePada Lok Yang Hong ujarnya:

"Kau memangnya mempunyai cara seperti ini, tetapi kau tidak mengetahui kalian hendak maju satu persatu apakah hendak maju bertiga sekaligus ?"

Selesai berkata dia menggunakan sinar matanya yang sangat tajam itu menyapu ketiga orang tersebut.

Suma Ie mengetahui kalau kepandaian silat yang dimiliki Boen Ching sangat tinggi sekali, tetapi diapun dapat melihat bahwa ketiga orang itu seluruhnya merupakan jago-jago yang berkepandaian tinggi dari dalam Bulim, sama sekali tidak pernah menyangka kalau Boen Ching berani mengucapkan kata-kata untuk menantang satu melawan tiga.

Segera dengan dingin ujarnya.

Orang berbaju kuning itu biarlah aku yang menyelesaikannya.

Pemuda berbaju putih tertawa tergelak, ujarnya.

"Boen Ching, kau terlalu menyombongkan dirimu, cukup aku seorang saja yang menghadapi dirimu sudahlah cukup untuk memberes kan kau." Sehabis berkata dia membuka jubah luarnya yang  berwarna putih itu sehingga tampak kedua belas pedang pendeknya yang terselip dipinggang itu.

Boen Ching tertrawa-tawar, dengtan perlahan-lahqan dia berjalanr kedepan.

Pemuda barbaju putih itu tampak sikap dari Boen Ching seperti itu, bagaikan sama sekali tidak memandang sebelah matapun kePada dirinya dalam hatinya tampak terasa menjadi sangat gusar sekali, tubuhnya dengan cepat mundur kebelakang, Pada saat tangan kanannya digetarkan, kedua betas pedang pendek itu telah berubah menjadi suatu sinar melingkar yang sangat menyilaukan mata dengan sangat hebatnya menyerang kearah tubuh Boen Ching.

Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, pedang Cing Hong Kiam ditangan kanannya dengan segera dicabut keluar dari dalam sarungnya, tubuhnya dengan cepat menerjang ketengah lingkaran sinar yang menyilaukan mata itu Pada saat pedang panjang mencukil kedepan, kedua belas pedang pendek itu telah berhasil dipukul mental seluruhnya.

Pemuda barbaju putih itu menjadi sangat terkejut sekali, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau didalam sekejap mata saja Boen Ching telah berhasil memukul jatuh kedua belas pedang pendeknya itu, kesempurnaan tenaga dalamnya yang dimiliki oleh Boen Ching ditambah lagi dengan kehebatan didalam permainan silat sungguh tak pernah terpikirkan olehnya.,

Suma Ie yang tampak kepandaian silat yang dimiliki Boen Ching demikian tingginya, tanpa terasa lagi hatinya menjadi sangai girang sekali, dia tampak tengah menggunakan jurus pedang itu ternyata Boen Ching telah memasukkan pula inti sari dari Pada ilmu "Thay Thian Kioe Sih" nya dia sama sekcali tidak berani menyangka kalau dengan usia yang masih demikian mudanya itu Boen Ching ternyata dapat memiliki kepandaian yang demikian sempurnanya, sungguh dapat dibandingkan dengan seorang leluhur dalam pendirian sebuah partai besar.

Boen Ching dengan sangat tenang sekali berdiri ditengah kalangan.

Pemuda berbaju putih itu dengan agak cemas bercampur malu memungut kembali kedua belas pedang pendeknya itu.

Dengan gusar dia mendengus, sepasang tangannya digetarkan, kedua belas pedang pendeknya itu  segera berubah menjadi dua belas buah sinar melingkar yang sangat menyilaukan mata, sekali lagi menyerang kearah Boen Ching.

Boen Ching tertawa tawar, ujung pedang nya disabetkan kedepan, berturut turut dia memukul mental lima bilah pedang pendek itu, sisanya tujuh bilah pedang pendek itu dengan menggunakan ujungnya itu berturut-turut dia memukul hingga pedang tersebut terpencar keempat penjuru.

Boen Ching sebanyak dua kali ini telah berhasil memukul pecah kedua belas pedang pendek dari pemuda berbaju putih itu, jurus-jurus serangan yang digunakan didalam penyerangan tersebut, ternyata tak seorang pun yang hadir didalam kalangan itu mengetahui apakah sebenarnya jurus pedang tersebut dan berasal dari mana.

Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce yang tampak akan hal itu, dalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat terkejut sekali.

Sejak Boen Ching melihat Bwee Giok terjatuh kedalam jurang, dengan sangat gusar sekali dia melatih dan  menyelidiki ilmu silatnya, dia membuat ilmu "Sie Liu Eng Hong" "Thay Thien Kioe Sih" serta jurus-jurus Pedang lainnya yang digunakan dan dianggapnya lihay, itu dilebur menjadi satu dan diciptakan menjadi suatu rangkaian jurus yang baru, Pada saat ini dia mencoba menggunakan jurus tersebut dan ternyata mendapatkan hasil yang diluar dugaan, sudah tentu dalam hatinya merasa sangat girang sekali. Tubuh pemuda berbaju putih itu dengan cepat berkelebat dan memungut kembali kedua belas pedang pendeknya itu, wajahnya Pada saat ini berubah menjadi putih kehijau- hijauan, dengan sangat gusar dia memandang kea rah diri Boen Ching.

Dia hampir-hampir tidak mau percaya kalau orang yang berdiri dihadapannya Pada saat ini adalah Boen Ching adanya, kepandaian yang dimilikinya ternyata demikian lihaynya, jika dibandingkan Pada waktu bertemu muka itu sungguh sangat berbeda sekali, bahwa keanehan jurus serangannyapun dia belum pernah melihat nya.

Lok yang Hong juga termangu-mangu berdiri mematung disana, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau kelihayan dari kepandaian yang dimiliki oleh Boen Ching ini ternyata telah mencapai Pada taraf yang demikbian sempurnanyad, kiranya diantaara ketiga oranbg itu tak ada orang lain lagi yang dapat berhasil melawan diri Boen Ching. .

Dia termenung berpikir keras, untuk sesaat tak dapat mengucapkan sepatah katapun juga.

Dengan dingin ujarnya kePada Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce.

"Aku lihat lebih baik kalian bertiga maju berbareng saja." Sinar mata dari Liauw Cing Ce bergerak dengan tajamnya,

dia memandang sekejap ke arah pemuda berbaju putih itu, terdengar pemuda berbaju putih itu sambil tertawa telah berkata:

Lok Yang hong, lebih baik kita cepat pergi saja !"

Lok Yang Hong dengan dingin mendengus, diapun ingin pergi dari tempat itu, tetapi Suma Ie dengan sangat angkernya berdiri di samping sedang memandang kearahnya dengan tajam, sudah tentu tidak mungkin dia akan membiarkan dirinya dengan sangat mudah meninggalkan tempat tersebut.

Terdengar Suma Ie dengan dingin ujarnya:

"Kalian bertiga lebih baik tinggal disini saja, menanti  setelah suhu kalian datang barulah berbicara lagi''.

Perkataan tersebut baru saja selesai diucapkan, terdengar suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, tampak sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali berkelebat mendatang.

Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang kearah orang itu yang ternyata tak lain dan tak bukan adalah Goei Lam Yu adanya.

Goei Lam Yu begitu melayangkan tubuhnya ketengah kalangan, dia memandang sekejap kearah Ciee Khek Loojien, kemudian ujarnya

"Aku dengar orang ini adalah Ciee Khek Loojien, apakah benar ?"

Sambil berkata dia mendongakkan kepalanya menyapu sekejap kearah lima orang yang berada ditengah kalangan tersebut.

Suma Ie dengan dingin tertawa panjang ujarnya. "Bertambah lagi dengan seorang pemuda !"

Goei Lam Yu mengerutkan alisnya, sahutnya.

"Kiranya Thian San Sin Eng, Subma Ie juga berdada disini, sunagguh tak kusangbka ternyata demikian banyaknya jago berkepandaian tinggi yang berkumpul ditempat ini."

Lok Yang Hong begitu tampak munculnya menjadi sangat girang sekali, dia pernah mendengar bahwa setelah dia berhasil mendapat kan kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh, tenaga dalam yang dimilikinya telah mendapatkan kemajuan yang sangat pesat sekali, apabila menggunakan dirinya untuk menghadapi diri Boen Ching agaknya juga tak ada persoalan apa-apa.

Terdengar Goei Lam Yu telah melanjutkan ucapannya. "Barulah ini aku dengar bahwa didalam dunia Pada saat ini

ada dua orang yang paham akan ilmu tenaga khiekang 'Chiet Kong Kang Khie' yang satu adalah Boen Ching sedang yang lain adalah dia, dia telah memegang rahasia dari Pada mayat Thiat San Ciet Kiam, sedang ketujuh buah telapak tangan yang terdapat Pada ketujuh buah jenazah itu pun tak ada perbedaannya dengan ketujuh telapak tangannya yang terdapat Pada tujuh buah hioloo kuno itu, ini hari dapat bertemu dia, sungguh sangat girang sekali !"

Sehahis berkata dia berjalan mendekati Chiee Khek Loojien, dan mengulurkan tangannya bersiap untuk membebaskannya dari sebuah totokan.

Dengan nada yang sangat berat sekali bentak Boen Ching: "Berhenti !'.

Goei Lam Yu tertawa dingin, dia meneruskan gerakannya menjongkok dan membebaskan jalan darah yang tertotok dari orang tua berbaju ungu tersebut.

Boen Ching dengan dingin mendengus, lima jari dari tangan kanannya bagaikan kilat cepatnya telah mencengkeram kebelakang leher dari Pada Goei Lam Yu.

"Sreeet !" pedang Ciea Hong Kiamnya telah dilepaskan dari dalam sarungnya, dari tangan kanannya beralih ke tangan kirinya menusuk ke iga Boen Ching.

Sinar pedang berkelebat memenuhi angkasa, terdengar suara yang sangat nyaring sekali, segera terlihat tubuh dari kedua orang itu terpisah. Wajah dari Goei Lam Yu berubah menjadi pucat pasi, tampak tangan kanannya telah mencekal diri Chiee Khek Loojien.

Sedang, wajah dari Boen Ching berubah menjadi sangat serius sekali, lima jari dari tangan kanannya telah rmerebut pedang tCie Hong Kiam dqitangan Goei Larm Yu, lima jari nya dengan sangat kencang sekali mencekal Pada tubuh pedang Cie Hong Kiam tersebut, wajahnya sedikitpun tak  menampilkan perasaan apa-apa.

Kedua orang itu merupakan jago-jago yang berkepandaian tinggi dalam kalangan tersebut, satu kali serangan ini, dalam hati masing-masing telah mempunyai perhi-tungan yang masak, sekalipun Goei Lam Yu telah berhasil merebut Ciee Khek Loojien tersebut, tetapi pedangnya yang digunakan untuk melancarkan serangan kearah Boen Ching sebaliknya telah berhasil direbut, didalam hal yang sesungguhnya dia telah kalah satu tingkat, dan terkalahkan dari tangan Boen Ching.

SEBENARNYA didalam hatinya dia menganggap bahwa jurus serangannya kali ini pastilah akan berhasil menolong orang serta melukai pihak musuh, tetapi ternyata akhirnya dirinya mengalami kerugian yang demikian besarnya, tanpa terasa dalam hatinya merasa sangat terkejut sekali.

Goei Lam Yu dengan perlahan-lahan menepuk keatas jalan darah Ciee Khek Loojien untuk melepaskannya dari totokan.

Boen Ching dengan tenang berdiri tegak beberapa saat lamanya, dia tertawa tawar, tangannya diayunkan mengembalikap pedang Cie Hong Kiam tersebut kearah Goei Lam Yu.

Goei Lam Yu dengan cepat menyambut pedang Cie Hong Kiamnya itu, sekalipun didalam hatinya merasa sangat beruntung karena Boen Ching mau mengembalikan pedangnya itu, tetapi dengan perbuatan secara demikian dimana Boen Ching melemparkan pedangnya kearah dirinya, terhadap dirinya sebenarnya merupakan suatu pekerjaan yang sangat memalukan sekali.

Wajahnya segera berubah dengan hebat nya, dengan dingin ujarnya kePada diri Boen Ching.

"Perpisahan selama beberapa hari saja, ternyata kepandaian silat yang kau miliki telah mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya, sungguh sukar sekali untuk menduganya"

Lok Yang Hong berdiri disamping, hatinya menjadi sangat girang sekali, apabila BoenChing serta Goei Lam Yu meneruskan pertempurannya. dirinya bukankah hanya merapakan nelayan yang tinggal memungut hasilnya sambil duduk??

Boen Ching menyapu sekejap kearah Lok Yang Hong sekalian, dengan dingin ujarnya kePada diri Goei Lam Yu.

"Kiranya jurus-juris pedang yang terdaphat didalam kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh tersebut hanyalah demikian saja."

Sebenarnya didalam hati Goei Lam Yu menganggap bahwa kepandaian yang dimilikinya Pada saat ini telah mencapai taraf kesempurnaan sehingga semua orang yang hadir dalam kalangan ini tak seorang pun yang dapat melawan dirinya, tetapi sunggguh tak disangka olehnya kalau kepandaian yang dimilikinya oleh Boen-Ching ternyata jauh lebih tinggi satu tingkat dari kepandaian yang dimiliki dirinya.

Pada saat ini mau tak mau dia harus menaruh rasa jeri terhadap diri Boen Ching, dia miringkan tubuhnya memandang sekejap diri Lok Yang Hong, kemudian ujarnya:

"Apakah kau datang kemari dikarenakan kitab rahasia "Hay Thian Kiam Boh" yang terdapat dalam tubuhku?" .

Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak, ujarnya: "Perkataan yang kau ucapkan sedikitpun tidak salah, tetapi Pada saat ini lebih baik kita jangan mengungkat urusan ini terlebih dahulu, kau bereskan dahulu urusan diantara kau dengan diri Boen Ching, baru lah kita ber bicara lagi ."

Goei Lam Yu tertawa besar, ujarnya kePada diri Lok Yang Hong.

"Sudah kita bereskan, lalu bagaimana dengan kita ?"

Lok Yang Hong tampak Ciee Khek Loojien itu sedang melemaskan otot-ototnya dia menarik napas panjang, Goei Lam Yu telah mendapatkan kitab rahasia "Hay Thian Kiamboh" dan telah memahaminya, sedang Boen Ching pun telah memahami ilmu tenaga khie kang "Chiet Kong Kang Khie" dari ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu tersebut, dalam hal ini saja dirinya tiga orang sudah sangat jelas sekali berada dibawah angin.

Dia tertawa dingin, ujarnya lagi.

"Benarkah ? kau kira telah beres, tetapi aku kira tak akan beres seperti apa yang kau duga .

Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang kearah kedua orang itu, dengan sangat tawar sekali ujarnya kemudian:

"Kalian lima orang mengapa tidbak mau bekerja dsama untuk membaereskan diriku bterlebih dahulu barulah berbicara lagi ?"

Sehabis berkata dengan sinar mata yang sangat mengejek dan memandang rendah menyapu sekejap kearah kelima orang itu.

Dalam hati kelima orang itu bersama-sama menjadi sangat terperanjat, Suma Ie pun merasa sangat diluar dugaan. Perkataan dari diri Goei Lam Yu serta Lok Yang Hong apabila tidak mencapai persesuaian bukannya Pada saat itu membuat dirinya menjadi nelayan untung yang sadang menanti hasilnya saja, tetapi ternyata Boen Ching telah mengeluar kan kata- kata seperti itu.

Dalam hati diam-diam dia menyalahkan diri Boen Ching, sekalipun kepandaian yang dimilikinya boleh dikata tidak rendah, tetapi jika dilihat dari pandangannya tak mungkin dia akan berhasil menahan serangan gabungan dari lima orang sekaligus, sekalipun dia misalnya dapat satu melawan lima orang, juga tak dapat demikian sombongnya dan tak memandang sebelah matapun kePada pihak lawannya.

Tetapi dia tidak tahu pikiran Boen Ching Pada saat ini, Boen Ching telah tak dapat menahan perasaan dalam hatinya yarg sangat ingin sekali bergebrak dengan orang lain, di tambah lagi dengan golakan yang sangat hebat didalam hatinya, begitu dia turun tangan, mau tak mau dia menjadi pusat perhatian orang dari Pada nanti lebih baik sekarang juga membuka mulut.

Goei Lam Yu menoleh memandang ke arah Boen Ching dan tertawa dingin, ujarnya.

"Perkataanmu sungguh sangat besar sekali, ternyata mau satu melawan lima orang, aku Goei Lam Yu selamanya belum pernah bertemu dengan seorang sombong yang seperti dirimu ini .'

Boen Ching hanya tertawa dingin tak henti-hentinya, sepatah katapun tak diucap kan keluar:

Dalam hati Lok Yang hong menjadi sangat girang sekali, karena inilah merupakan hal yang diharap-harapkan, dia berdiri disamping dan ujarnya:

"Sifat serta tindak tanduk dari Thian Jan Shu waktu itu telah didapatkan keseluruhannya oleh Boen Ching, Pada saat ini ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu bukan saja telah meninggalkan ilmu tenaga khiekang 'Chiet Kong Kang Khie' bahkan telah meninggalkan pula sifat sombong serta ingin menang dari Thian Jan Shu waktu itu." Goei Lam Yu dengan dingin memandang ke arah diri Boen Ching, dia juga tidak jelas Pada saat ini Boen Ching sedang memikirkan tentang apa, dia mbenjadi ragu-ragdu, Boen Ching aapakah sungguh-sbungguh demikian bodohnya ?"

Dia menolehkan kepalanya, kePada Ciee Khek Loojien ujarnya:

"Jenazah dari Thian San Ciet Kiam apakah juga berada ditempat itu ?"

Ciee Khek Loojien menganggukan kepala nya, ujarnya: "Kongcu apakah hendak ikut aku pergi ke sana ?'

Goei Lam Yu tidak percaya kalau Boen Ching sungguh- sungguh mempunyai niat untuk satu melawan orang, ia mengangguk kan kepalanya dan siap hendak mengikuti Ciee Khek Loojien pergi.

Mendadak terdengar Thian San Sin Eng Suma Ie dengan gusar membentak:

"Tahan ! Dengan demikian saja apakah kau hendak pergi ?"

Goei Lam Yu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya kearah Ciee Khek Loojien.

"Mari kita pergi!"

Suma Ie mempunyai maksud untuk mencegah, terdengar Boen Ching telah berkata:

"Suma cianpwee bukankah juga hendak mendapatkan kembali jenazah dariPada Thian San Chiet Kiam? Kita mengapa tidak melepaskan mereka untuk pergi !"

Suma Ie yang tampak Ciee Khek Loojien telah dirampas oleh diri Lam Yu Kongcu, di dalam hatinya sudah merasa sangat tidak senang, kini mendengar Hoen Ching berkata demikian, dalam hatinya bertambah gusar dengan sangat gusar sekali ujarnya: "Kau pergilah membawa kembali jenazah dari Thian San Chiet Kiam."

Sambil berkata dia mendengus dengan gusarnya, ujarnya lagi.

"Aku tidak mempunyai kepandaian semacam itu !"

Sehabis berkata dia membalikkan tubuh nya tanpa mengucapkan kata-kata lagi berjalan pergi.

Terpikir olehnya bahwa kiranya Boen Ching adalah seorang yang sangat sombong sekali, dirinya mengapa harus mengawani dirinya, bukankah biar dia seorang diri pergi untuk merasakan penderitaan.

Boen Ching memandang kearah Thian San Sin Eng, Suma to yang meninggalkan tempat itu pergi, dia tahu dirinya telah melukai hati Suma Ie, tetapi urusan telah merubah menjadi demikian, diapun tak dapat berbuat apa-apa lagi.

Ketika dia mendrongakkan kepalatnya lagi, tampaqk Goei Lam Yu trelah berjalan sangat jauh sekali, sedang Lok Yang Hong, pemuda berbaju putih itu serta Liauw Cing Ce sedang lari mengejar kearahnya.

Boen Ching termenung berpikir keras beberapa saat lamanya, kemudian dengan cepat dia naik keatas punggung kudanya, dan lari mengejar kearah lima orang itu.

Kelima orang itu dengan sangat cepat sekali berlarian didepan. Sedang Boen Ching dengan seorang diri menunggang kuda mengejar dari belakangnya, keenam orang itu dengan sangat cepat sekali melanjutkan perjalanannya ditengah pasir yang mengu-ning, di dalam sekejap mata saja telah berjalan sejauh lima puluh li.

Didepan matanya tampak telah muncul suatu bukit. Kelima orang itu dengan cepat masuk kedalam bukit tersebut dengan melalui sebuah gua, Boen Ching dengan cepat turun dari kudanya dan mengikuti lainnya masuk ke dalam gua tersebut. Begitu dia masuk kedalam gua tersebut, tampak kelima orang itu dengan tak mengucap kan sepatah katapun juga berdiri didalam gua tersebut, didalam gua itu tak tampak apa- apa, tanpa terasa dia menjadi tertegun,

apakah boleh dikata kelima orang itu ditengah jalan telah bersepakat untuk bekerja sama untuk menghadapi dirinya?-?

Goei Lam Yu tertawa dingin, dengan perlahan-lahan dia mencabut keluar pedang Cie Hong Kiamnya, dan ujarnya kearah Boen Ching.

"Kau sungguh-sungguh seorang diri datang kemari, aku kira kau terlalu sombong sedikit." Boen Ching dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan masuk ke dalam gua itu" sedikitpun dia tidak menampil kan perasaan jerinya, dia hanya tertawa tawar ujarnya kePada Goei Lam Yu.

"Aku masih mempunyai urusan yang sangat banyak sekali yang hendak diberes kan dengan dirimu ."

Tampak tangan kanan dari pemuda berbaju putih itu ditarik, jubah panjangnya, yang berwarna putih itu telah dilepas, sehingga terlihat kedua belas pedang pendeknya.

"Pada saat aku mengejar dirimu itu, kau apakah telah membunuh mati cucu dari Kioe Thian Ie- Siu ? ?"

Dari sepasang mata Goei Lam Yu memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, sambil tertawa besar ujarnya.

"Kau sambutlah terlebih dahulu serangan ku lni ."

Sehabis berkata pedang Cing Hong Kiamnya digerakkan, Pada saat tubuhnya berkelebat dengan cepatnya itu, sinar yang berwarna merah memancar keluar dan menyerang tubuh Boen Ching.

Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, sinar berwarna hijau ke merah-merahan segera memancarkan keluar memenuhi angkasa, tampak berpuluh-puluh sinar pedang yang menyilaukan mata mengelilingi seluruh kalangan, dua sinar pedang yang berwarna hijau serta merah dengan cepat berbentur satu dengan lainnya sehingga terdengar suara yang sangat nyaring sekali, tubuh Boen Ching terlihat mundur ke belakang tetapi dengan cepat dapat berdiri tegak kembali, sedang Goei Lam Yu. ternyata berhasil dibuat terpental hingga satu kaki lebih jauhnya oleh serangan Boen Ching ini.

Sisanya empat orang dalam hatinya menjadi tergetar, Boen Ching ternyata berhasil membuat jurus dari "Thay Thien Kioe Sih" di salurkan kedalam jurus pedangnya, sehingga dengan sangan ringan sekali berhasil membuat tubuh Goei Lam Yu beserta pedangnya terlempar demikian jauhnya tanpa terasa lagi hati mereka menjadi berdesir.

Tak menanti berbicara lebih banyak lagi, pemuda berbaju putih itu dengan diri Goei Lam Yu sekali lagi bekerja sama melancarkan serangannya, Boen Ching dengan sangat nyaring bersuit panjang, terlihat segulung sinar keperak-perakan yang sangat menyilaukan mata memenuhi sekeliling tempat tersebut.

Boen Ching dengan menggunakan tangan kosong ternyata telah menyambut datangnya serangan gabungan tersebut.

Dalam gua itu segera terdengar saara benturan yang sangat dahsyat sekali, membuat dinding disekitar tempat itu ber goyang tak hentinya.

Pada saat sinar ke perak-perakan tersebut melayang, tubuh dari ketiga orang itu berpisah kembali, Pada tangan pemuda berbaju putih itu hanya tinggal mencekal dua batang pedang pendeknya saja, sedang sisanya sepuluh batang ternyata telah terpaku diatas dinding gua tersebut.

Air muka dari Goei Lam Yu pun berubah menjadi pucat pasi, kedua orang itu dengan sinar mata yang sangat dingin bercampur gusar memandang kearah Boen Ching. Boen Ching sendiripun merasakan dalam hatinya merasa sesak napasnya, untuk pertama kalinya dia mencoba menggunakan tenaga getaran dengan hawa khiekang "Chiet Kong Kang Khie" untuk menggerakkan kedua belah bilah pedang pendek, sekalipun hasil getaran tersebut mencapai hasilnya tetapi sama sekali tak pernah dia duga kalau dirinya- pun akan merasakan getaran yang demikian hebatnya.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar