Bentroknya Rimba Persilatan Jilid 13

 
Boen ching menjadi tertegun, dia melayang kanpandangannya menyapu keadaan ruangan itu, nampak didalam ruangan itu tak terdapat gerakan sedikitpun, orang yang menutup pintu ruangan itu mungkin bermaksud hendak membinasakan dirinya dengan jalan mengunci didalam ruangan sehingga mati kelaparan.

Pedang cing Hong Kiam ditangannya segera digetarkan, sedang Ie Bok Tocu segera menyingkir kesamping, dia bertindak maju kedepan, dengan tangannya perlahan-lahan memegang kunci dari pintu itu, kemudian  memandang sekejap kearah Ie Bok Tocu, Ie Bok Tocu dengan perlahan menganggukkan kepalanya.

Boen ching mengangkat pedang cing Hong Kiamnya, dengan perlahan ditusukkan keluar melalui lubang kunci yang terdapat pada pintu itu.

Pedang cing Hong Kiam sebagai benda pusaka mustika kuno, sangat tajam sekali, begitu pedang tersebut menusuk keatas pintu ruangan, Ie Bok Tocu melancarkan serangan hebat, pintu ruangan itupun terbukalah, tubuhnya dengan cepat melayang keluar, tampak didepan matanya berkelebat sesosok bayangan manusia yang kemudian lenyap lagi. Tubuhnya segera berkelebat mengejar kearah bayangan itu, tapi bayangan manusia itu sejak tadi telah hilang tanpa bekas.

Boen ching turut mengejar datang, nampak pada saat ini hujan badai sudah berhenti, pada permukaan laut diliputi oleh kabut yang sangat tebal, sedang perahu iblis ini ditengah kabut yang tebal itu berjalan dengan tenangnya.

Dua orang itu tak tahu pada saat ini dia ada dimana, tanpa terasa lagi mereka berjalan keujung perahu itu, dan memandang kearah muka.

Disekitar perahu iblis itu sangat sunyi sekali, hanya terdengar suara gesekan air laut yang mengenai perahu.

Mendadak diantara kabut yang sangat tebal itu muncullah batu-batu karang yang sangat tajam, diatas pemukaan air laut itu terdapat bertumpuk-tumpuk batu karang yang sangat aneh sekali bentuknya, Boen ching dan Ie Bok Tocu bersama-sama sangat terkejut.

Dasar perahu dari perahu iblis itu yang memecah ombak. dapatlah diketahui bahwa laut itu sangat dangkal sekali, dan perahu kini telah memasuki kumpulan batu-batu karang yang sangar tajam, keadaannya sangat berbahaya sekali sedkit tidak berhati-hati, maka perahu tersebut akan menubruk batu karang.

Tetapi orang yang mengemudikan perahu iblis itu agaknya terhadap keadaan sekitar tempat itu sangat hafal sekali, perahu iblis itu ditengah kumpulan batu-batu karang itu melesat pergi, sedikitpun tidak menyentuh batu-2 itu.

Perahu iblis itu mendadak memutar setengah lingkaran diatas permukaan air dan menerjang sebuah batu karang yang sangat besar.

Ie Bok Tocu dan Boen ching menjadi sangat terkejut, entah apa maksud dan tujuan dari Pemilik perahu iblis itu, dalam hati kedua orang itu berpikir apabila perahu tersebut menubruk batu, mereka segera akan meloncat naik keatas batu karang lainnya, ditempat ini terdapat demikian banyak batu-batu karang, sudahlah pasti jaraknya dengan daratan tidak jauh lagi.

Perahu iblis itu dengan kecepatan yang sangat tinggi menubruk ke tengah dua buah batu karang. terdengar suara yang keras, perahu tersebut telah terjepit ditengah dua buah batu itu.

Boen ching menjadi terperanjat, baru saja dia berpikir maksud tujuan dari perbuatannya baru-baru ini, mendadak dari belakang tubuhnya berdesir suatu angin kencang menyerang tangan kanannya.

Pada saat dia menjadi terkejut, ditambah pula datangnya serangan itu sangat cepat sekali, tangan kanannya terada menjadi kaku, pedang Ie Bok Kiamnya segera terjatuh keatas lantai, tubuhnya segera berputar ke angkasa sedang kaki kanannya melancarkan serangan menyapu punggungnya.

Diantara suara desiran angin, sebuah bayangan melesat, dihadapan kedua orang itu kira-kira lima kaki lebih. Ie Bok Tocu serta Boen ching segera membalikkan tubuhnya, dalam hati mereka diam-diam merasa agak terperanjat, kiranya orang ini meluncurkan perahu iblisnya ke tengah dua buah batu karang itu mempunyai maksud lain- Boen ching memperhatikan orang dihadapannya itu nampak wajahnya sangat hitam, rambutnya sangat kacau tidak  karuan, dan usianya kira-2 empat putuh tahun, sepasang matanya memancarkan sinar mata yang tajam, sedang pada tangannya mencekal pedang cing Hong Kiam dengan dingin memandang ke arah dua orang itu. Pedang ditangan Ie Bok Tocu per lahan-2 di gerakkan, menyerang orang aneh itu.

Pada wajah orang itu sekonyong-konyong menampilkan senyumnya yang sangat dingin sekali, pedang cing Hong Kiamnya ditariknya kembali dan mundur dan langkah ke belakang. Ie Bok Tocu masih saja bersiap hendak menyerang, terdengar Boen ching berkata. "Suhu biarlah aku yang menghadapinya saja"

Tubuh Ie Bok Tocu segera berhenti dan melemparkan pedang ditangannya itu kearah Boen ching.

Boen ching tersenyum tangan kanannya menerima pedang Ie Bok Kiam itu, dan segera melancarkan tiga kali serangan sekaligus ke-arah manusia aneh itu.

Sepasang mata orang aneh itu memancarkan sinar mata yang tajam, pedang ching Hong Kiam itu ditengah udara membuat suatu gerakan yang sangat aneh sekali, dengan sangat mudah sekali telah memunahkan serangan yang dilancarkan oleh Boen ching itu bahkan meneruskan pedang ching Hong Kiamnya menusuk kedada Boen ching.

Ie Bok Tocu yang berdiri disamping nampak hal ini tanpa terasa telah mengeluarkan suara tertahan.

Boen ching mengetahui kalau pedang ching Hong Kiam itu sangat tajam sekali, dia tidak akan berani menyambutnya, tubuhnya dengan mendatar berputar, tubuhnya yang masih berada ditengah udara berturut-turut melancarkan lima kali serangan-Pada sinar mata orang aneh itu menampilkan rasa terkejutnya, pedang cing Hong Kiamnya sambil berputar ditariknya kembali, dalam hati Boen ching merasa terkejut, keanehan dari jurus serangan orang itu juga belum pernah dia menemuinya, begitu jurus serangan dipunahkan oleh  serangan orang aneh itu ternyata dirinya malah terdesak mundur kebelakang.

Ie Bok Tocu yang sejak kecil mengikuti ayahnya berkelana, pengalamannya sangat luas sekali, nampak hal ini segera hatinya terasa bergetar, teriaknya. "Thian Than Kiam Kek itu apamu? "

Tubuh orang aneh itu segera bergetar dan mundur kebelakang sebanyak dua langkah.

Dalam hal ini Boen ching merasa terkejut, Thian Than Kiam Khek adalah seorang jago pedang yang sangat lihay pada saat ini.

Jika dilihat dari gerakan pedang orang ini dapat melindungi dirinya begitu hebatnya, sudah pasti mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan Thian Than Kiam Khek, kalau bukannya anak murid dari Thian-Thian Kiam Khek, sedikit2nya juga anak buahnya.

Pada waktu Tan coe coen sering sekali berkumpul dengan Thian Than Kiam Khek, apabila pada saat ini orang itu adalah anak murid dari Thian Than Kiam Khek bukankah masih merupakan kawan sendiri.

Berpikir disini diapun mundur kebelakang beberapa langkah.

Nampak orang aneh itu setelah menjadi tertegun, segera mengangkat pedang cing Hong Kiamnya lagi, dan lalu menerjang kearah Boen ching. Boen ching nampak orang itu tidak memperdulikan perkataan yang diucapkan oleh Ie Bok Tocu, sepasang alisnya segera dikerutkan, dalam hati pikirnya, orang ini dengan perahu iblisnya beberapa kali telah mencelakai perahu-perahu layar yang berlayar ditempat itu, bahkan akan mengunci dirinya bersama Ie Bok Tocu didalam ruangan kapal, jika dilihat dari tengkorak-tengkorak yang terdapat didalam ruangan perahu itu saja, dapat dipastikan kalau orang ini bukanlah orang baik-baik, apakah setelah pada tangannya mencekal pedang cing Hong Kiam itu lalu dirinya menjadi takut terhadap dirinya?

Berpikir sampai disini, pedang Ie Bok kiamnya ditusukkan keluar dan mulai melancar kanjurus-jurus serangan dari ilmu pedang “Hong Loei ciet Kiam", dalam waktu sekejap mata saja suara angin danpetir menyambar, pedang Ie Bok Kiam itu bagaikan kilat cepatnya menyerang ketubuhnya.

Sepasang pedang bentrok menjadi satu, melihat percikan bunga api, seketika itu juga orang aneh itu terdorong mundur tiga empat langkah kebelakang oleh tenaga serangan dari pedang Boen ching itu.

Wajah orang aneh itu segera berubah, sedang Boen ching yang telah mencoba tenaga pihak lawan telah mengetahui kalau tenaga dalam orang aneh itu jauh dibawah dirinya, hatinya menjadi mantap. sambit melemparkan pedang Ie Bok Kiam itu kepada Ie Bok Tocu ujarnya.

"Suhu aku akan bertempur melawan dia dengan menggunakan tangan kosong saja, kau jagalah jangan sampai dia melarikan diri".

Ie Bok Tocu sambil menerima pedang itu, tubuhuya berkelebat dan melayang ke tubuh orang aneh itu.

orang aneh itu nampak ginkang dari Ie Bok Tocu yang demikian tingginya itu, sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat terperanjat, pada saat ini jalan mundur baginya telah terputus, sedang Boen ching dengan tangan kosong telah berdiri tegak menanti serangan darinya, dalam hatinya dirinya tak mungkin dapat dikalahkan oleh Boen ching dengan tangan kosong saja.

Tidak menanti dia berpikir panjang lagi, Boen ching dengan tangan kosong telah melayang kan tubuhnya menerjang kearah nya.

orang aneh itu nampak Boen ching mulai melancarkan serangan, agaknya dia tidak memandang sebelah matapun kepadanya, tanpa terasa dia mendengus, pedang cing Hong Kiamnya segera dia sabetkan kearah Boen ching dengan kencang.

Kehebatan dari kepandaian Boen ching saat ini dapat digolongkan sebagai jago nomor satu didalam dunia kangouw, tubuhnya segera menghindar kesamping sedang tangan kanannya cagaikan Cakar mencengkeram pedang cing Hong Kiam ditangan orang itu. orang aneh itu dengan dingin mendengus, dalam hati pikirnya.

"Sekalipun kepandaian yang kau miliki itu jauh lebih tinggipun, aku tak percaya kalau engkau sungguh berani merebut pedangku ini dengan tangan kosong."

Sambil bsrpikir pedang cing Hong Kiam di tangan kanannya dengan mendatar ditusukkan keluar, dan membiarkan Boen ching untuk mencengkeramnya.

Ie Bok Tocu yang nampak hal ini menjadi sangat terperanjat, dengan tenaga dalam yang dimiliki Boen ching itujika hendak merebut pedang dengan menggunakan tangan kosong bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang sangat ringan, menang kalah susah untuk diketahui terlebih dahulu, apabila perhitungannya melesat, akibatnya entah bagimana,

tetapi pada saat ini diapun tidak dapat memerintahkan Boen ching untuk berbuat demikian, begitu dia membuka mulut, perhatian Boen ching akan menjadi berCabang, dan mungkin malah akan mengalami kekalahan-Terhadap kehebatan dari tenaga dalam yang dimiliki lelaki aneh berusia pertengahan ini tentu Boen ching mengetahui dengan jelas, apalagi pedang cing Hong Kiam yang berada ditangan orang lelaki aneh itu pun berhasil direbut dari tangannya.

Dia berbuat demikian, sudah tentu didalam hatinya telah mempunyai perhitungan yang masak. tangan kanannya baru saja menceng-keram pedang cing Hong Kiam di tangan lelaki berusia pertengahan itu, segera pula dia mengerahkan ilmu sakti tanpa bandingan "Thay Thlen Kioe Sih."

Baru saja tangan kanan Boen ching menyentuh pedang cing Hong Kiam itu, kaki kanannya bagaikan kilat melancarkan tendangan-Lelaki aneh itu merasa sangat terkejut, tidak sempat mengerahkan tenaga, terpaksa ia harus menghindar kesamping, sedang kaki kiri Boen ching dengan tepat mencapai sasarannya pada bahu lelaki aneh itu, tangan kanannya ditekan kebawah dan kaki kirinya diangkat, pada waktu dia mengerahkan tenaga telah berhasil melemparkan lelaki aneh itu ketengah udara.

Sedang pada pihak lelaki aneh itu ketika dia hendak mengerahkan tenaga, terasa seluruh kekuatannya menjadi hilang lenyap tak berbekas.

Ketika dia akan mengerahkan tenaganya lagi, tubuhnya telah berhasil dilemparkan ketengah udara oleh Boen ching, dalam hatinya menjadi sangat terperanjat, terpaksa dia hanya sekuat tenaga mencekal gagang pedang cing Hong Kiam itu.

Boen ching yang berhasil melemparkan lelaki aneh itu ketengah udara dalam hati ie Bok Tocu juga merasa agak terkejut tetapi kemudian berubah menjadi sangat girang.

Boen ching nampak lelaki aneh itu mencekal gagang pedangnya dengan begitu kencangnya, dalam hatinya menjadi bergerak^ lima jarinya ditambah tenaga, dan melancarkanjurus "Thian Te ie Weh" Tubuh kedua orang itu saling berdekatan satu sama lainnya, begitu tubuh Boen ching melompat ke udara, lelaki aneh itu telah berhasil dilempar ketanah.

Lelaki aneh itu tidak pernah menyangka kalau Boen ching mempunyai jurus yang begitu hebatnya itu, tubuhnya yang dilemparkan keatas tanah oleh Boen ching itu mengakibatkan pedang cing Hong Kiam menjadi terlepas.

Boen ching dengan Cepat mengulurkan tangannya mencekal gagang pedang cing Hong Kiam itu, sedang sepasang matanya dengan tajam, memperhatikan lelaki aneh itu.

Lelaki aneh itu mengetahui bahwa dirinya bukan lawannya, dengan perlahan-lahan dia bangkit berdiri, dan memandang kearah Boen ching sambil mundur dua langkah ke belakang, Boen ching menyimpan pedangnya kedalam sarung dan memandang pula kearah lelaki itu. Ie Bok Tocu maju kedepan dan tanyanya kepada orang itu.

"Suhumu apakah benar adalah Thian Than Kian Khek? Lelaki aneh itu tanpa menjawab sepatah katapun memandang kedua orang itu sekejap kemudian menundukkan kepalanya. Ie Bok Tocu mengerutkan alisnya ujarnya lagi.

"Aku lihat kaupun anak murid dari perguruan yang ternama, bagaimana dapat berada dilaut Timur untuk berbuat pekerjaan yang demikian itu, urusan ini telah menjadi begini, mengapa masih tidak menyesal."

Lelaki aneh itu agaknya tidak tergerak sedikitpun oleh perkataan dari Ie Bok Tocu itu, dengan menundukkan kepalanya dia tak berkata.

Sebenarnya jika dilihat dari perbuatannya di laut timur beberapa tahun itu, beserta mayat yang berada didalam perahu itu, orang aneh itu patutlah menerima kematiannya, tetapi waktu itu Thian Than Kiam Khek sangat terkenal sekali sebagai seorang pendekar yang bijaksana, sedang orang itu mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengannya, apa lagijika dilihat dari sikap dan gerak geriknya, agaknya orang inipun tak begitu.

Terdengar Boen ching bertanya kepada lelaki aneh itu. "Didalam perahu ini apakah hanya terdapat kau seorang? "

Lelaki aneh itu menganggukkan kepalanya. Boen ching memandang ke empat penjuru tempat itu, nampak pada saat ini kabut pada permukaan air laut telah lenyap. ternyata kemudian kepada orang aneh itu tanyanya kembali: "Mengapa kau melakukan pekerjaan semaCam ini? "

sekonyong-konyong orang aneh itu mengangkat kepalanya, tanyanya: "Mengapa kalian tidak membunuh diriku? " Ie Bok Tocu tersenyum ujarnya.

"Aku melihat sikap serta gerak gerikmu itu tidak mirip seorang yang jahat, apalagi kami pun tidak mengetahui mengapa kau dapat berbuat pekerjaan semacam ini"

orang aneh ini menjadi berdiri mematung di sana, ujarnya dengan nada yang sangat perlahan sekali.

"Aku tidak mirip orang jahat? "

Ie Bok Tocu nampak orang ini agaknya telah mengalami peristiwa yang sangat hebat, dia teringat pula sikap dari Shie Siaw In dahulu, sinar matanya menjadi berkelebat, ujarnya.

"Benar kau tidak mirip"

"Benarkah? aku sebenarnya memang bukanlah seorang yang jahat"

Ie Bok Tocu tidak menjawab lagi, pikirnya orang ini pun karena mengalami peristiwa yang sangat mengerikan sehingga dapat berbuat demikian-Terdengar orang aneh itu berkata sendiri.

"Tetapi aku sedang berbuat apakah? ? " Dia mendongokkan kepalanya memandang permukaan air laut, se-konyong2 dia menjerit dan meloncat masuk kedalam air, kemudian berenang maju kedepan.

Dalam hati Ie Bok Tocu merasa sangat terperanjat, dia menganngkat kepalanya memandang, nampak pada saat ini angin bertiup dari arah Timur laut berputar kearah utara, tubuhnya segera bergerak dan melayang kearan ekor perahu itu.

Dengan gerakan yang sangat cepat dia miringkan perahunya itu, dengan mengikuti arah angin dan menggulungnya ombak dia terus menggoyangkan tubuh perahu itu, terdengar suara yang nyaring, perahu iblis itu telah berhasil melepaskan diri dari jepitan dua buah karang yang besar itu, tangannya segera menyambar kemudi, perahu iblis itu dengan sangat cepat meninggalkan batu karang tersebut.

Pada waktu ini orang aneh itu telah berenang sejauh dua tiga puluh kaki lebih, Ie Bok Tocu sambil menarik layarnya, sekali lagi perahu iblis itu dengan meluncur diatas permukaan air laut, dan mengejar kearah orang aneh itu.

Lelaki aneh itu terus berenang ketengah lautan. Boen ching yang berdiri diujung perahu dengan tajam dia memandang kearah lelaki itu..

Perahu iblis itu dengan dikemudikan oleh Ie Bok Tocu seorang, dengan sangat tenang sekali meluncur diatas lautan yang tenang itu, tak sampai beberapa waktu telah meluncur sejauh sepuluh pal lebih. Boen ching sambil melepaskan jubah panjangnya dia terjun kedalam air.

Lelaki aneh itu dengan sekuat tenaga berenang kedepan, tetapi pada saat ini napasnya hampir habis, bagaikan tak kuat untuk berenang lagi.

Boen ching begitu terjun ke dalam air, segera dengan cepat menyelam kedalam air dan dari arah dalam menarik kaki kanan dari lelaki aneh itu, kemudian dengan kecepatan yang luar biasa menariknya kedalam dasar lautan-Ketika di pulau Ie Bok To dia sering sekali bermain didalam air dan menyelam sedalam-dalamnya, kini dua orang itu terus menyelam kedasar lautan, nampak lelaki aneh itu dengan sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan pegangan itu, tetapi Boen ching sedikitpun tidak memberikan kesempatan baginya.

Dalam sekejap mata saja mereka berdua telah menyelam ratusan kaki dalamnya, sedang didasar lautan itupun telah berubah menjadi sangat gelap sekali, disekelilingnya tekanan air sangat tinggi sekali, Boen ching pun telah tak dapat menyelam lebih dalam lagi, setelah menahan napas beberapa waktu, lelaki aneh itu telah tak dapat bergerak lagi, dan ketika itu pula Boen ching baru munculkan dirinya lagi keatas permukaan laut.

Pada waktu itu perahu iblis itu telah berhenti, sedang Ie Bok Tocu sendiri tegak di ujung perahu.

Terlihat tangan kanan Boen ching diayunkan melemparkan tubuh lelaki aneh itu keujung perahu.

Ie Bok Tocu segera mengulurkan tangannya menyambut, sedang Boen ching dengan cepat meloncat naik kembali keatas perahu tersebut.

Pada saat itu lelaki aneh tersebut terlihat jatuh tak sadarkan diri, wajahnya pucat pasi bagaikan mayat Boen ching setelah naik keatas perahu segera mengurutkan jalan darah serta urat nadi dari pada lelaki aneh tersebut.

Beberapa saat kemudian, lelaki aneh itu dengan perlahan- lahan menghembuskan napas panjang-panjang dan sadar kembali dari pingsannya, dia mementangkan sepasang matanya memandang sekejap kearah Ie Bok Tocu serta Boen ching, kemudian memejamkan lagi mata nya, leBok Tocu termenung sejenak kemudian dengan perlahan-lahan ujarnya.

"Setelah mengetahui kesalahan, bertobatlah Thian pasti akan mengampuni semua dosa2 mu" Tampak tubuh dari laki2 aneh itu gemetar, tak henti2nya dan memandang terpesona kearah Ie Bok Tocu, sejenak kemudian mendadak dia menjatuh kan diri berlutut dihadapan Ie Bok Tocu sambil ujarnya.

"Tecu Yuen cong chie mulai saat ini juga pasti takkan membunuh jiwa satu orangpun juga "

Ie Bok Tocu yang mendengar orang itu menyebutkan dirinya sebagai Yuen cong chie dalam hatinya terasa agak terperanjat, dengan cepat dia menghindarkan diri ke samping sambil ujarnya.

"Yuen Thayhiap. memberikan penghormatan yang demikian besarnya, aku shie Yun Ku mana berani untuk menerimanya "

Nama besar dari Yuen cong chie waktu itu sangat menggetarkun seluruh dunia kangouw, siapa yang tak mengetahui nama besar dari anak murid ciangbunjin Thian Than Kiam Khek atau si jago pedang dari daerah Tiong cho Yuen cong chie-Tapi sungguh tak terkira dia ternyata adalah majikan dari perahu iblis yang terkenal itu, Ie Bok Tocu begitu mendengar orang aneh itu adalah Yuen cong chie adanya, dalam hatinya bukan saja merasa sangat diluar dugaannya, bahkan merasakan sangat bersyukur.

Yuen cong chie dengan perlahan-lahan bangkit berdiri, kepada Ie Bok Tocu ujarnya. "Kiranya adalah putri kesayangan dari Tan coe coen Cianpwee."

Sambil tersenyum Ie Bok Tocu bertanya^ "Suhumu apakah baik2 saja? ? "

Yuen cong chie termenung sejenak. kemudian dengan perlahan-lahan sahutnya. "suhu telah meninggal dunia lama sekali"

^ooh...." Sahut Ie Bok Tocu, tanpa terasa diapun menjadi teringat kembali kepada ayahnya sendiri dengan senyuman sedih ujarnya lagi: "Sungguh tak kusangka suhumu dia orang tua ternyata juga telah meninggal dunia"

Wajah dari Yuen cong chie tampak berkerut, ujarnya kemudian-"Pada sepuluh tahun yang lalu, suhu beserta kami suhengte empat orang dengan menunggang perahu mengarungi samudra, dan bertemu dengan hujan badai yang sangat dahsyat."

Pada saat dia bicara tampak pada wajahnya timbul suatu perasaan yang sangat aneh sekali, dengan termangu-mangu sepa-sang matanya dengan terpesona memandang keatas permukaan air laut.

Ie Bok Tocu tahu bahwa saat ini Yuen cang chie sedang tenggelam dalam alam pikiran yang dulu pernah dialaminya, diapun tak mau angkat bicara mengganggu dirinya.

Boen ching termenung tak mengucapkan sepatah katapun, diantara ketiga orang itu segera terjerumus didalam suatu kesunyian yang amat sangat Setelah lewat beberapa saat, Yuen cong chie barulah dengan perlahan-lahan ujarnya lagi.

"Pada saat itu adalah pada suatu tengah malam yang sangat gelap sekali, aku dan suhu serta para suhengte tak seorangpun yang mempunyai pengalaman didalam mengemudikan perahu mengarungi samudra, belum sempat kami menurunkan layar dari perahu itu, hujan badai terus menerjang datang"

Berbicara sampai disini dia berhenti sejenak lagi, setelah lewat beberapa saat barulah melanjutkan kisahnya lagi, ujarnya.

"ltulah suatu malam yang sangat gelap sekali, sampaipun tak dapat nampak lima jari, dari hadapan perahu yang kami tumpangi mendadak muncul bayangan hitam yang sangat besar sekali, kedua perahu tersebut dengan cepat akan tertumbuk menjadi satu, mendadak dari atas perahu tersebut terdengar berkumandangnya suara sultan yang sangat nyaring sekali, entah dengan menggunakan benda apa ternyata telah membuat rubuh layar dari perahu kami"

Sepasang alis Boen ching dikerutkan, dia yang dibesarkan ditengah lautan Timur sudah tentu mengetahui dengan jelas sekali kalau didalam hujan badai yang sangat dahsyat tiba2 menurunkan layar adalah sangat bahaya sekali, apabila dirinya terlebih dahulu terdapat persiapan dapatlah menggunakan kemudi untuk membuat perahu itu menjadi tenang kembali, kalau tidak akan bahaya sekali.

Ujar Yuen cong chie lagi.

"Pada saat itu perahu tersebut segera menjadi miring kesamping, tapi mendadak arah bertiupnya angin berubah, layar yang sangat besar itu dengan sangat cepat sekali menerjang jatuh kebawah, suhu baru saja menggerakkan tubuhnya akan menubruk maju, ternyata dengan tepat kejatuhan tiang layar yang dengan segera binasa seketika itu juga , sedang diantara ketiga orang suhengte pun tinggal aku seorang saja yang masih hidup,

Ie Bok Tocu dan Boen ching setelah mendengar kisah itu, didalam hatinya tanpa terasa menjadi menghela napas, didalam hati kedua orang itu sangat paham sekali, bahwa Yuen cong chie pastilah dikarenakan akan hal ini sehingga berubah menjadi sedemikian rupa. 

Yuen cong chie tertawa pahit ujarnya lagi.

"Ketika aku sadarkan diriku, tubuhku telah terbawa oleh arus sampai disuatu pulau yang kosong dan mendapatkan pula sebuah perahu yang tertinggal diatas pulau kosong itu yakni perahu yang digunakan sekarang ini"

Ie Bok Tocu setelah mengetahui keadaan dari Yuan cong chie ini, dia tak menginginkan dia mengungkapkan lebih banyak lagi tentang urusan ini, sambil tertawa ujarnya. "Didepan sana terdepat sebuah pulau keCil, mari kita naik keatas pulau tersebut untuk beristirahat sejenak."

Boen ching dan Yuan cong chie ber-sama2 segera mendongakkan kepalanya memandang, ternyata tak salah lagi di hadapan mereka kini telah muncul sebuah pulau keCil yang kosong.

Ketiga orang itu segera mengemudikan perahu tersebut kearah pulau kosong itu, sambil bercakap-cakap mereka mulai membersihkan benda-benda yang terdapat didalam perahu itu.

Selama sepuluh tahun lamanya, Yuen cong chie ditengah lautan luas itu entah telah menghancurkan berpuluh puluh buah perahu layar.

Apalagi perahu-perahu yang didalamnya terdapat jago-jago dari Bulim pastilah hancur ditangannya, kebanyakan orang- orang yang tertolong olehnya dari dalam air  pastilah memohon padanya untuk diberi kehidupan, apabila tak dikabulkan segera memaki-maki seenaknya, dan tak seorangpun yang dapat dengan Ie Bok Tocu serta Boen ching yang dapat menguasai dirinya.

Satu hari dengan Cepatnya telah berlalu, perahu iblis itupun telah diatur dengan sangat rapihnya Ie Bok Tocu serta Boen ching merasakan sangat terperanjat atas pembuatan perahu tersebut yang menggerak-gerakkan perahu itu, dengan sangat ringan sekali seluruh tubuh perahu tersebut bergoyang.

Pada malam harinya ketiga orang itu segera naik keatas perahu dan mulai mengemudikan perahu itu berlayar menuju ke pulau Ie Bok To.

Angin dingin dari lautan itu bertiup sepoi2, dengan sangat tenang sekali perahu iblis itu berlayar diatas ombak yang menggulung dengan perlahan, Hari kedua cuaca baru saja menjadi terang, mereka telah tiba di pulau Ie Bok To. shie Yun Ku begitu melihat pulau Ie Bok To didalam hatinya segera terasa diliputi olah suatu perasaan yang sangat tak enak sekali, dia agaknya merasakan bahwa didalam pulaunya itu telah kekurangan sebuah benda, Sedang Boen ching tiba- tiba berkata. "Suhu bagaimana perahu itu belum juga tiba di pulau? "

Didalam hati Ie Bok Tocu merasa sangat terperanjat, ternyata tak salah lagi perahu yang ditumpanginya itu  ternyata tak terdapat di pulau itu Perahu iblis itu dengan sangat ringan sekali meleset mendekat ketepi pulau Ie Bok To itu, Ie Bok Tocu belum saja naik keatas, tapi seorang kakek tua yang rambutnya sudah berubah menjadi putih semuanya dengan sangat cepat telah menaiki keujung perahu itu.

Boen ching nampak kakek tua itu ternyata adalah Shie chie yang telah sangat lama sekali mengikuti Tan coe coen, tampak dia demikian tergesa-gesanya lari mendatangi, hatinya jadi sangat bingung, entah peristiwa apa yang telah terjadi, Shie chie dengan sangat hormat membungkukkan tubuhnya dihadapan Ie Bok Tocu sambil ujarnya.

"Nona Siauw In melihat Tocu belum juga kembali, telah meninggalkan pulau mengarungi samudra."

Wajah dari Ie Bok Tocu menjadi berubah hebat, tak sepatah katapun yang diucapkan keluar.

Boen ching melihat kearah wajah Shie chie, tampak wajahnya sangat aneh sekali, dia segera mengetahui kalau dia ada urusan lagi yang belum diucapkan keluar, tanyanya kemudian "Siauw In sumoay masih mengatakan apa lagi? "

Shie cie dengan nada yang keberatan memandang sejenak pada Ie Bok Tocu, tapi kemudian sahutnya:

"Dia bilang hendak kembali ketanah Tionggoan"

Ie Bok Tocu mendongakkan kepalanya memandang dengan melongo keatas permukaan air laut, Shie Siauw In dengan sangat kecewa kembali kesana, di dalam hatinya dia mengetahui dengan sangat jelas sekali, dan kini dia kembali lagi kedaratan Tionggoan, hal ini membuktikan kalau bisa tak lagi menemui Boen ching lagi, setelah memasuki kedalam daeran Tionggoan entah dia akan berbuat apa lagi.

Boen ching setelah mengetahui bahwa Shie Siauw in tak ingin menemui dirinya lagi, tapi hal ini hanyalah merupakan suatu urusan perasaan hatinya, dia sendiripun juga tak berdaya untuk memaksa

sejenak kemudian, ujarnya kepada Ie Bok Tocu.

"Suhu kalau begitu aku menemani kau melakukan perjalanan lagi kedaerah Tionggoan."

Didalam hati Ie Bok Tocu sebenarnya mengharapkan Shie Siauw In dengan Boen ching dapat bergaul lebih baik lagi, tetapi diapun mengetahui jarak antara Boen cging dengan Shie Siaw In makin lama semakin jauh. Sekalipun dia suhu dari Boen ching, tetapi diapun tidak mau untuk memaksa kedua orang itu bergaul menjadi satu, hal itu mungkin akan membuat kedua orang itu menjadi sangat menderita saja.

Apabila kedua orang itu dapat saling bergaul dengan erat sudah tentu akan dapat berkumpul menjadi satu lagi.

Dia memandang ke ujung lautan yang sangat luas itu, sedang hatinya melayang-layang entah kemana, sambil tersenyum tak wajar ujarnya kepada Boen ching.

"Tak usahlah, kau seorang diri harus pergi ke pulau Hiat Koang To dilautan selatan" Ujar Yuen cong chie kepada Ie Bok Tocu.

"Nona akan berangkat pergi ke daerah Tionggoan, aku dapat mengantarkan nona kesana" Ie Bok Tocu memandang sejenak kearah Boen ching, kemudian kepada Yuen cong chie sambil tertawa ujarnya. "Yuen Tayhiap tak usahlah demikian sungkannya, hanya mengharapkan Yuen Tayhiap dapat mengantarkan muridku ke pulau Hiat Koang To dilautan selatan, dalam hatiku sudah merasa sangat berterima kasih"

Boen ching mendengar perkataan ini hatinya menjadi tertegun, panggilnya: "suhu "

Dengan nada yang berat ujar Ie Bok Tocu.

"Anak ching, kau sekarang bukan merupakan seorang anak keCil lagi, apakah dapat dikatakan bahwa kau mengharapkan orang2 dari Hiat Koang To dengan sangat mudah sekali mendapatkan seluruh kepandaian silat yang terdapat pada ketujuh buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu? ?

Dalam hati Boen ching terasa berdesir, dia teringat kembali pada orang yang membunyikan genta dimana dia mempunyai kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, Thian Jan Shu pernah berkata bahwa seluruh kepandaian silat yang dimilikinya telah diletakkan diatas ketujuh buah hioloo itu tak dapat ditinggalkan dimiliki oleh orang-orang dari Hiat Kuang To.

Ie Bok Tocu merasa tidak tenteram hatinya terhadap kepergian dari Shie Siauw in, pada waktu itu didalam daerah Tionggoan Shie Siauw in disebut orang sebagai Jen Bian Loo Sat atau iblis wanita berwajah cantik, orang2 yang dibunuh ditangannya entah berapa banyaknya, kini dia sekali lagi masuk kedaerah Tionggoan, kemungkinan sekali dia dapat menemui bahaya yang mengancam jiwanya.

Ujar Yuen cong chie lagi kepada Ie Bok Tocu:

"Kalau memang ada putri kesayangan dari nona shie telah memasuki daerah Tionggoan, lebih baik nona Shie dengan cepat berangkat, urusan mengenai pulau Hiat Koang To biarlah aku segera menghantarkan murid mu ini pergi kesana." Ie Bok Tocu merasa apa boleh buat, terpaksa dia menganggukkan kepalanya..

Shie chie memandang sekejap kearah Ie Bok Tocu, tangan kanannya digapekan, tampak sebuah perahu besar dengan perlahan-lahan menaikkan layarnya dan berlayar kearah luar, tubuhnya segera berkelebat turun diatas perahu tersebut. Ujar Ie Bok Tocu kepada Yuen cong chie. "Yuen Tayhiap murid ku itu aku serahkan kepadamu " Sambil tersenyum sahut Yuen cong chie.

"Nona harap berlega hati, aku Yuen cong Chie pastilah akan membantu sekuat tenaga". Ie Bok Tocu dengan tajam memandang kearah Boen ching, sejenak kemudian ujarnya.

"Anak ching, urusan yang berat janganlah kau memandangnya terlalu rendah, kepandaian dari Thian Jan Shu itu sangat tinggi sukar diukur, dan jago2 Bulim pada saat ini tak seorangpun yang dapat melampaui kepandaiannya, aku selalu merasa bahwa urusan tidaklah sedemikian mudahnya, dibelakang dari orang2 Hiat-Koang To itu masih terdapat orang yang memiliki kepandaian yang tinggi, kau haruslah lebih berhati-hati lagi".. Dalam hati Boen ching terasa berdesir sahutnya.

"Anak ching telah mengetahuinya ". Ujar Ie Bok Tocu lagi.

"Kau harus selalu mendengar perkataan yang diucapkan oleh Yuen Supek. aku dengan sekuat tenaga akan berusaha akan mengumpulkan ke empat Supekmu untuk diajak bersama-sama menuju ke lautan selatan"

Boen ching tidak ingin leBok tocu selalu menguatirkan keselamatannya, sambil tersenyum ujarnya:

"Anak ching telah mengetahuinya, suhu bolehlah berlega hati". Ie Bok Tocu segera merangkap tangannya memberi hormat kepada Yuen cong chie, kemudian ujarnya. "Terima kasih Yuen Tayhiap"

Yuen cong chie, sahutnya. "Nona tak usah sungkan- sungkan lagi."

Tubuh Ie Bok Tocu segera melayang dan melompat kearah perahu yang telah disiapkan kepadanya itu.

Perahu layar tersebut dengan cepat meluncur keluar pulau, Ie Bok Tocu mengharapkan membuat Boen ching tidak terlalu menguatirkan keselamatan dirinya, dengan tenang sekali dia berdiri diujung perahu dan memandang jauh keujung lautan- Didalam hati Yuen cong chie sebenarnya dia sangat berterima kasih sekali kepada Ie Bok Tocu, dapat berbuat demikian dia nampak perahu yang ditumpangi oleh Ie Bok Tocu itu makin lama makin jauh, didalam hatinya dia merasa sangat sedih sekali.

Perahu besar itu telah jauh berlayar menuju kedaratan Tionggoan, Yuen cong chie pun segera menarik layar dan mengemudikan perahu iblis itu kearah luar pulau dan meluncur ke pulau Hiat Koang To.

Boen ching dengan Yuen cong chie dua orang mengemudikan perahu iblis itu dengan sangat tenang sekali bergerak kearah pulau Hiat KoangTo dilautan selatan.

Pulau Hiat Koang To selamanya oleh para jago-jago dari dunia kangouw disebut sebagai suatu tempat yang sangat misterius sekali, pada waktu dahulu pemimpin dari iblis-iblis didalam dunia kangouw, Hiat Kiam Loojien, Siang Kong Tu setelah dikerubuti oleh ratusan jago-jago dari dunia kangouw yang bersatu padu sehingga dia menderita luka yang amat parah sekali, segera dia melarikan dirinya kembali ke pulau Hiat Kuang To. Jago2 Bulim dikarenakan kerugian yang dideritanya juga terlalu besar, tiada seorang pun yang melakukan pencarian lagi sehingga hal ini menyebabkan Siang Kong Tu mulai mendirkan perguruan di pulau Hiat Kucng To itu dan turun menurun hingga sekarang ini.

Tapi pada puluhan tahun yang lalu, iblis-iblis dari pulau Hiat Koang To itu sekali lagi menjelajahi ke daerah Tionggoan, dan kali ini pun berhasil diusir pulang oleh Thian Jan Shu, dengan kegusaran, sampai kini dimana karena pikiran dari Wu Tu- Siancoen, cu Khek ci Yun menjadi kalut sehingga dengan mudah mereka berhasil melarikan ketujuh buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu.

orang2 dari golongan pulau Hiat Koang To sekali lagi muncul didaerah Tionggoan, dan merebut pergi barang peninggalan dari Thian Jan Shu, peristiwa ini sekali lagi telah menggetarkan seluruh dunia kangouw.

Berturut-turut sepuluh hari telah berlalu dengan Cepatnya, Boen. ching dan Yuen cong ciepun sudah hampir sampai di pulau Hiat Kong Tu itu.

Hari mendekati senja, perahu iblis pun dengan sangat ringan meluncur masuk mendekuti pulau Hiat Koang To, terlihat seluruh pulau diliputi oleh warna merah darah, ditengah senja yang mendekati itu sungguh sangat menyeramkan sekali.

Yuen cong chie begitu nampak pulau Hiat Koang Tu itu, dengan diam-diam menarik napas panjang-panjang, ketika Boen ching menoleh memandang kearahnya, dalam hatinya menjadi sangat terperanjat sekali, pada saat itu wajah dari Yuan cong chie berubah menjadi hijau putih dan sangat menakutkan sekali.

Boen ching tidak mengetahui mengapa hanya dalam waktu yang singkat itu wajah dari Yuen cong chie dapat berubah menjadi sedemikian rupa dengan Cemas tanyanya. "Yuen Supek, engkau mengapa? apakah merasa tidak enak badan?"

Sepasang mata Yuen-cong chie dipejam kan rapat-rapat, dengan paksa dia tersenyum, kepada Boen ching ujarnya. "Aku sendiri juga tidak mengetahui karena apa mendadak didalam hatiku merasakan sedikit berdesir"

Dalam hati Boen ching merasa sangat terperanjat, dia memandang sejenak kearah pulau Hiat Koang To itu, didalam hatinya pun segera terasa agak berdesir.

Perahu iblis itu dengan sangat ringan meluncur mendekati pulau Hiat Koang To, Boen ching telah dapat melihat dengan jelas bahwa diatas pulau itu penuh tumbuh bunga-bunga yang mempunyai bentuk sangat aneh dan berwarna merah darah, seluruh pulau tumbuh sama-sama rata sehingga menyebabkan seluruh pulau kelihatan berwarna merah. sepasang mata Yuen cong chie bersila, pada Boen ching ujarnya.

"coba kau lihat, disana terdapat sebuah sungai, bagaimana kalau kita mengemudikan perahu ini kedalam melalui sungai itu?"

Boen ching menganggukkan kepalanya, dan berjalan menuju keujung perahu iblis itu.

Perahu iblis itu dengan sangat cepat meluncur memasuki sungai tersebut, arus dari sungai itu tak begitu deras, sekalipun harus melawan arus, tetapi karena arah angin bertiup sesuai dengan arah dari tujuan perahu itu, oleh sebab itu perahu itu bergerak dengan sangat cepat.

Boen ching dengan tenang berdiri diujung perahu itu, tampak didua belah sampingnya hanya melulu terdapat bunga-bunga aneh berwarna merah darah itu saja, dan tak nampak lagi benda lainnya.

Mendadak, perahu iblis itu meluncur sampai disuatu telaga yang keCil, dan berhenti tak bergerak.

Dalam hati Boen ching merasa agak berdesir kegesitan serta ringan waktu bergerak dari perahu iblis itu jauh melebihi perahu biasa puluhan kali lipat, sedang kini bagaimana mendadak dapat berhenti bergerak. Diatas permukaan dari telaga itu muncul suatu suasana yang sangat sunyi senyap. suatu perasaan yang sangat aneh segera timbul didalam hatinya, ditempat itu ternyata sedikitpun tak tampak adanya bertiupnya angin-Didalam hatinya mendadak timbul suatu perasaan yang sangat menakutkan dan mengerikan-Yuen cong cien dengan cepat berlari kearah ujung perahu dengan sangat terkejut sekali memandang kearah Boen ching sambil ujarnya. "Bagaimana ditempat ini tak ada sedikit anginpun juga "

Boen ching mendongakkan kepalanya memandang sekitar tempat itu, tampak disekeliling dari telaga itu keseluruhannya diliputi oleh gunung yang sungguh sangat tinggi sekali, seharusnya angin bertiup dari telaga itu kearah luar, tetapi sungguh aneh sekali, ditempat ini ternyata sedikitpun tak ada angin yang bertiup sedikitpun juga .

Yuen cong chie dengan sangat terperanjat berCampur ngeri memandang sekitar tempat itu, dibawah sorotan sinar senja, perahu dengan telaga itu segera nampak warna merah darah, dengan Cemas ujarnya.

"Kini tak dapat masuk, mengapa tidak besok saja datang kemari lagi" Sambil berjalan menuju kebelakang dari perahu itu.

Boen ching memandang kesekitar tempat ini, hawa dari telaga itu terasa timbul suatu perasaan yang membuat dalam hati merasa sangat tidak enak sekali.

Sekonyong-konyong dari belakang perahu itu berkumandang datang suatu jeritan yang sangat ngeri sekali, tubuhnya segera meloncat dan melayang kearah belakang perahu itu.

Dibelakang dari perahu itu tampak sebuah bunga aneh berwarna merah darah yang sangat besar menutupi tempat itu. Boen ching tanpa berpikir panjang lagi segera mencabut bunga merah darah itu dan dilemparkan kedalam telaga.

Air telaga itu segera timbul suatu ombak yang keCil, dia dengan termangu-mangu berdiri mematung disana, wajah Yuen cong chie telah berubah menjadi hijau keputih-putihan dan terlentang diatas tanah, pada pelipisnya terlihat lima buah lubang yang penuh dengan darah segar yang memancar keluar^

Tak usah dilihat lagi, Boen ching segara saja mengetahui kalau Yuen coag chie telah menemui kematiannya ditempat itu.

Dia tak dapat mengatakan bagaimana perasaan didalam hatinya pada saat itu, entah harus merasa terkejut atau gusar.

Dengan termangu-mangu dia berdiri disana, disekitar tempat itu segera berkumandang datang suara tertawa yang sangat kejam dan mengerikan-Wajah dari Boen ching segera berubah hebat, suara itu berkumandang terus dipermukaan telaga itu lama tak buyar-buyar, suara tertawa itu sekalipun sangat menakutkan sekali akan tetapi sebaliknya kini didalam hatinya bukannya merasa takut, hawa gusar didalam hatinya segera berkobar-kobar bagaikan minyak yang terkena api.

Dia mendongakkan kepalanya bersuit nyaring dan mengeluarkan seluruh hawa amarahnya yang terkandung didalam hati nya, tubuhnya melompat bagaikan seekor burung dengan secepat kilat menceburkan dirinya ke dalam air telaga itu.

Pada saat ini hari telah hampir mendekati malam, air dipermukaan telaga itu sangat tenang sekali bagaikan cermin, begitu tubuh Boen chinh menceburkan dirinya kedalam telaga, air telaga itu segera terlihat buih-buih yang memancar keempat penjuru, tubuhnya bagaikan panah cepatnya berenang kearah tepi telaga tersebut. Sekonyong-konyong pada permukaan telaga yang sangat tenang itu bersamaan waktunya terlihat beberapa buah bulh- buih air meluncur kearah nya.

Dalam hati Boen ching terasa berdesir, ketika dia menoleh memandang tampak tiga ekor ikan hiu yang sangat besar sekali menerjang kearahnya, tubuh Boen ching segera berhenti berenang, ketiga ekor ikan hiu raksasa itupun menyusup kedalam dan bersiap-siap melancarkan serangan- Boen ching yang dibesarkan dilautan Timur sudah tentu dia mengetahui keganasan serta kehebatan dari pada sambaran ikan hiu raksasa.

Sepasang kakinya segera digerakkan, dan dengan cepat mencabut keluar pedang cing Hong Kiamnya, sambil melintangkan tangannya dia melancarkan serangan hebat kearah tiga ekor ikan hiu itu.

Ketiga ekor ikan hiu itu dengan cepat mengundurkan dirinya dan menerjang dari arah samping, seekor diantara ketiga ekor ikan hiu itu bagaikan seekor harimau luka dengan sangat cepat sekali menerjang kearah batok kepala dari Boen ching, sedang dua ekor lainnya menerjang kearah perut dari Boen ching.

Tubuh Boen ching segera menggelinding didalam air, pedang cing Hong Kiamnya ditusukkan kearah depan dan dengan tepat menembus ikan hiu yang menerjang kearah batok kepalanya, sedang dua ekor ikan hiu yang menerjang perutnya dengan sangat cepat sekali melesat dari samping tubuhnya.

Dalam hati Boen ching merasa sangat berdesir, sepasang kakinya menjejak air dan mengejar kearah ikan hiu yang tertusuk oleh pedang cing Hong Kiamnya itu.

Dengan cepat dia mencabut keluar pedang cing Hong Kiamnya dari tubuh ikan hiu itu, sedang darah segar yang tersembur keluar dari tubuh ikan hlu itu segera menarik perhatian dari para ikan hiu lainnya.

Boen ching segera mengambil kesempatan pada saat rombongan hiu itu berebut makan tubuh kawannya sendiri itu dengan Cepatnya ia berenang ke tepi telaga.

Ketika dia mendongakkan kepalanya keatas permukaan air telaga, mendadak terasa di depan matanya diliputi oleh sekumpulan bunga aneh berwarna merah darah, dia merasa sangat terkejut, dalam hatinya terasa sangat ngeri, kematian yang dialami oleh Yuen cong chie baru-baru ini terbayang lagi didalam benaknya.

Boen ching tak dapat berpikir panjang lagi, segera dia menyelam masuk kedalam telaga itu lagi.

Ketika dia munculkan dirinya lagi, diatas permukaan air tampak lima buah bunga aneh berwarna merah, salah satu dari bunga aneh itu segera terlihat seekor laba2 yang mempunyai tubuh berwarna merah dan matanya memancarkan sinar tajam, tubuhnya sebesar kepalan tangan, wajahnya sangat menyeramkan sekali.

Boen ching teringat lagi jeritan ngeri, pada saat Yuen cong chie menemui kematiannya tadi, beserta pada saat setelah mengalami kematian pada pelipisnya muncul lima buah lubang darah segar yang memancar keluar dengan derasnya dengan cepat dia sadar lagi atas sebab2 kematian yang dialami oleh Yuen cong chie tadi.

Laba2 raksasa itu dengan tajam memandang kearah Boen ching, enam buah kakinya dirapatkan, tubuhnya dengan sangat ringan meluncur kebawah dan turun diatas sebuah bunga merah darah.

sepasang alis Boen ching dikerutkan dalam hati pikirnya. "Apakah dapat dikata bahwa aku yang demikian besarnya ini tak dapat memenangkan seekor laba-laba yang sedemikian kecilnya itu? ^

Berpikir sampai disitu tubuhnya segera muncul setengah bagian keatas permukaan air telaga.

oooXooo

Tapi pada saat ini ikan hiu yang mengejar dibelakang tubuhnya telah ada seekor ikan hiu yang menerjang kearah Boen ching.

Sedang laba-laba raksasa itu setelah mengelilingi bunga merah itu satu lingkaran, tubuhnya mendadak melayang dan dengan sangat cepat menubruk keatas ketubuh Boen ching.

ooooooo

Bab 30 PERTEMUAN PARA JAGO SEKALI LAGI

BOEN CHING nampak keadaan yang tidak menguntungkan bagi dirinya, dari dalam permukaan air, pedang cing Hong Kiamnya digetarkan dan ditotokan kearah laba-laba raksasa itu.

Laba-laba raksasa itu segera menarik kembali enam kakinya, dan berhenti sejenak ketengah udara kemudian menyemburkan seratnya dan mengikat kearah pedang cing hong Kiam yang menyerang tubuhnya itu, Boen ching dengan dingin mendengus, dalam hatinya berpikir.

"Kau kira pedang cing hong Kiam ini adalah senjata tajam yang biasa saja?? bagaimana dapat dengan demikian mudah kau jerat?"

Begitu serat dari laba-laba berhenti, pedang cing hong Kiam ditangan Boen ching segera disoncek keatas dan membabat putus serat tersebut, dengan meminjam kekuatan dari sontekan itu, tubuhnya mundur kebelakang, dan turun diatas tubuh sebuah bunga merah berwarna merah darah.

Laba2 raksasa itu nampak serat yang disemburkan keluar itu patah seluruhnya, keenam kakinya segera ditarik kembali dan dengan cepat pindah keatas bunga merah darah lainnya.

Boen ching nampak laba- laba raksasa itu demikian gesitnya, dalam hatinya diam2 sangat merasa terkejut, pedang cing hong Kiam ditangan kanannya berputar setengah lingkaran ditengah udara dan siap disabetkan keatas tubuh laba-laba itu.

Ikan yang mengejar datang itu tampak Boen ching berdiri diatas bunga, dia berputar terus menerus disekitar tempat itu, dan menerjang kearah Boen ching.

Didalam hati Boen ching merasa sangat gusar sekali, ujarnya. "Kau sebenarnya orang macam apakah, dirinya sendiri tak berani munculkan dirinya, ternyata hanya menggunakan binatang2 untuk menghadapi diriku."

Dengan menahan rasa gusar, dia menarik napas panjang- panjang, tubuhnya meloncat ketengah udara, pada saat pedangnya disabetkan ikan hiu raksasa itu telah terbabat menjadi dua bagian.

Boen ching tanpa mengganti jurus lagi, pedang cing Hong Kiamnya disontek keatas, terlihat bintik-bintik air telaga memancar kesamping dan menutul kearah laba2 raksasa itu.

Keenam kaki laba- laba raksasa itu segera dikembangkan dan melompat pindah kebunga merah darah lainnya.

Mendadak Boen ching teringat pada saat laba- laba raksasa itu tadi munculkan dirinya pernah berputar tak henti2nya diatas lima buah bunga merah darah itu, ketika dia mengalihkan pandangannya melihat, tampak ditempat laba2 raksasa itu lewat terdapatlah Sebuah serat laba yang mengitari serat tersebut. Didalam hatinya dia merasa terperanjat, bentuk dari serat yang dibuat oleh laba2 raksasa itu membuktikan kalau dia hendak menggunakan serat yang dikeluarkan itu untuk menjaring dirinya.

Didalam hati Boen ching segera mengambil keputusan untuk gerakan selanjutnya, tubuhnya belum turun kebawah pedang cing Hong Kiam nya dari tangan kanannya segera dipindahkan ke tangan kirinya.

Pada saat gerakan dan jurus pedang itu berubah segera terdengarnya suara menyambarnya angin danpetir yang menyambar memekikkan telinga, ternyata dia melancarkan ilmu pedang yang ampuh "Hong Loei chiet Kiam".

Didalam sekejap mata saja hawa pedang memenuhi sekeliling ruangan tersebut dan mendesak kearah laba- laba raksasa itu.

Laba2 raksasa itu segera dengan mengikuti serat labanya dengan sangat cepat sekali menghindarkan dirinya, Boen ching bersamaan waktunyapun segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang telah mencapai kesempurnaan itu, tubuhnya tidak turun ke tanah lagi, pedang cing Hong Kiamnya dengan membawah sinar pedang yang kehijau- hijauan, mengejar dan melancarkan kearah laba- laba raksasa tersebut.

Ditempat yang tersambar oleh sinar pedang tampak bayangan merah beterbangan ke sekeliling tempat itu dan tersebar jatuh ke atas air telaga.

Boen ching sambil mengangkat pedangnya melakukan pengejaran, mendadak laba2 raksasa its berputar kesebelah kiri dan kemudian berputar lagi ke sebelah kanan untuk melarikan dirinya, Boen ching nampak dia tak berhasil mengejarnya, didalam hatinya merasa sangat gusar sekali, segera dia tarik napas panjang2 dan bersuit nyaring, tubuhnya melompat setinggi tiga kaki lebih, gerakan pedangnya sekali lagi melancarkan serangan hebat.

Laba- laba raksasi itu tampak tak ada tempat untuk menyembunyikan dirinya, keenam kakinya ditariknya, ditarik ke belakang, dan dengan cepat menubruk maju kedepan, tetapi pedang cing Hong Kiam yang berada ditangan Boen ching itu merupakan suatu pedang pusaka, Sekalipun laba- laba itu menubruk maju juga bukanlah menjadi soal, dan hanyalah menghantar nyawa saja, pedang cing Hong Kiamnya disambar dengan disertai angin tajam, laba-laba raksasa itu segera binasa dibawah pedangnya.

Boen ching setelah berhasil membunuh laba-laba raksasa itu, dalam hatinya agak merasa lega, dan bersuit nyaring, tubuhnya menutul dan melompat kearah telaga tersebut.

Jaraknya dengan tepi telaga itu sangat dekat sekali, loncatannya ini segera membawa turun tubuhnya ketepi telaga itu.

Suara tertawa yang mengejek dan menyeramkan itu sekali lagi berkumandang datang, dalam hati Boen ching merasa sangat terkejut berCampur gusar, kaki kirinya dengan sangat Cepatnya menutul diatas bunga, tubuhnya bagaikan sambaran kilat Cepatnya meluncur kepunCak gunung dimana suara tertawa itu berasaL

Boen ching dengan mengandung rasa gusar yang tak terhingga meluncur kepuncak gunung, tetapi begitu tiba dipuncak tersebut, suara tertawa itu telah hilang lenyap.

Sepasang alis Boen ching segera dikerutkan, lalu mengalihkan pandangannya melihat sekitar tempat itu, pada saat ini walaupun cuaCa sejak tadi sudah menjadi gelap. tapi dibawah ilmu untuk melihat diwaktu gelap. pemandangan disekitar tempat itu amat jelas sekali, tanpa memperoleh rintangan sedikitpun juga . Tetapi bagaimanapun juga dia tetap tak dapat mendapatkan orang yang mengeluarkan suara tertawa yang mengejek itu.

Dengan gusar dia mendengus, baru saja dia bersiap untuk meluncur keatas puncak gunung lagi, segulung angin yang amat tajam, bagaikan kilat cepatnya menyambar ke belakang tubuhnya.

Boen ching dengan rasa gusar melancarkan serangan dengan menggunakan pedangnya, suara angin dan petir segera menyambar memenuhi sekeliling tempat itu, pada saat pedang dan telapak tangan orang itu terbentur satu sama lainnnya, dia segera merasakan pedang ditangannya merasa terdesak mundur, dan mengeluarkan suara nyaring yang tak henti-hentinya.

Tubuh kedua orang itu bersama-sama mengundurkan dirinya ke belakang, ketika Boen ching mementangkan mata memandang, di dalam hatinya dia menjadi tertegun, orang yang baru saja datang itu ternyata adalah Iblis dari Selatan Sang Kwan Yu adanya.

Dibelakang tubuh Sang Kwan Yu masih tetap terdapat rantai besi yang besar itu, dia begitu nampak Boen chingpun menjadi termangu-mangu, kepada Boen ching tanyanya. "Bagaimana dapat bertemu dengan kau lagi??"

Sinar mata Boen ching memancarkan sinar yang mengandung keheranan dan rasa terkejutnya, Sang Kwan Yu ternyata juga telah tiba di dalam pulau Hiat Koang To ini, dengan dingin ujarnya.

"Tidak salah, memang aku adanya, tadi orang yang tertawa mengejek itu apakah kau??"

Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, sejenak kemudian baru ujarnya. "Kau datang kemari apakah bertujuan hendak merebut hioloo kuno itu? ?" Boen ching nampak sikap serta gerak-gerik dari Sang Kwan Yu ini tidak mirip dengan orang mengeluarkan suara ejekan itu, dia tidak mau memperdulikan Sang Kwan Yu lagi, segera dia menggerakan tubuhnya bersiapakan meninggalkan tempat itu.

Dengan dingin bentak Sang Kwan Yu. "Tahan "

Boen ching baru saja membalikkan tubuhnya, kini mendengar suara bentakan itu tampak membalikkan tubuhnya lagi dengan dingin tanyanya. "Kau masih mempunyai urusan apa lagi ?-?"

Sang Kwan Yu tertawa dingin, setelah memandang tajam beberapa saat pada Boen ching, dengan dingin ujarnya.

"Sekarang kau hendak pergi ke tempat mana? tahukah kau bahwa kini kau telah terjatuh dalam pancingan serta kurungan dari orang2 Hiat Kuang To?"

Boen ching tertawa dingin, segera dia bersiap-siap untuk menggerakan tubuhnya melanjutkan perjalanan,

Sepasang alis Sang Kwan Yu di kerutkan, segera ia meloncat menghalangi jalan pergi dari Boen ching, ujarnya.

"Kau ingin pergi dari sini, aku takkan menghalangi dirimu, tetapi pedang pusaka ditangan mu harus kau tinggalkan "

Boen ching tertawa tawar, dia kini baru mengerti apa yang dikatakan oleh Sang Kwan Yu itu, rantai besi Kioe Thian Hai Thiat Lian masih terdapat delam tubuhnya dan tak dapat dilepaskan olehnya, terpaksa kini dia turun tangan untuk meminjamkan pedang pusaka ditangannya ini.

Dengan tawar ujarnya kepada Sang Kwan Yu. "Kau mengira apakah kau berhasil mempertahankan diri dari jurus- jurus serangan ilmu pedang "Hong Loei chiet Kiam" ku ini ?"

Sang Kwan Yu tertawa dingin, sahutnya. "Kau mengira ilmu pedang "Hong Loei chiet Kiam mu ini telah tanpa tandingan di dalam dunia ini.? apabila ilmu pedang Hong Loei chiet Kiam itu amat hebat sekali, aku kira tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu ini takkan dapat terjatuh sampai ditempat ini. "

Boen ching memandang tajam kearah Sang Kwan Yu, terpikir olehnya sikap atau tindak tanduknya waktu munculkan dirinya pertama kali, segera dia tahu bahwa ditempat ini dia telah mengalami tekanan yang berat sekali.

Dalam hatinya dia terpikirkan untuk dengan cepat mencari orang aneh yang mengeluarkan tertawa ejekan tadi, dia tertawa dingin, ujarnya. "Untuk menghadapi dirimu aku kira masih berlebihan " Sehabis berkata dia bersiap untuk melancarkan serangannya. Diatas wajah dari Sang Kwan Yu segera menampilkan senyuman, ujarnya.

"coba kau pikirkan masak-masak lagi, kekuatanku dengan kekuatan siapapun tak mungkin dapat berhasil merebut tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, tapi apabila kau mau bergabung dengan diriku, bukankah dengan sangat mudah sekali ketujuh buah hioloo kuno itu dapat kita rebut kembali ?" Sehabis berkata dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.

"Thian Jan Shu adalah suteku, sedang ke tujuh buah hioloo kuno itu dia telah menyerahkannya kepadamu, jika dipikir dari sini apabila ke tujuh buah hioloo kuno itu harus didapatkan olehmu dan olehku, urusan ini juga lah seharusnya dan memanglah sepantasnya "

Boen ching belum saja memberikan  jawabannya, mendadak suara tertawa mengejek yang dingin menyeramkan itu sekali lagi berkumandang datang dan bergema disekeliling tempat itu.

Wajah dari kedua orang itu segera berubah hebat. Suara tertawa itu agaknya dipantulkan oleh orang dengan menggunakan tenaga dalamnya yang telah mencapai kesempurnaan sehingga suara tertawa tersebut bagaikan disebarkan dari ke empat penjuru dari tempat itu.

Boen ching segera memusatkan perhatiannya untuk mendengar, sejenak kemudian tubuhnya meloncat dan meluncur dengan cepatnya dimana suara tertawa itu berasaL

Sang Kwan Yu sebenarnya hendak memperdaya Boen ching untuk bekerja sama dengan dirinya, dan kini, belum mendapatkan jawaban dari Boen ching mana dia mau membiarkan Boen ching untuk meninggalkan tempat itu, tubuhnya segera bergerak dan mengejar kearah mana Boen ching meluncur dengan cepatnya tadi.

Gerakan tubuh dari Boen ching bagaikan angin yang sangat ringan sekali, setelah melewati satu puncak gunung, bunga- bunga aneh yang berwarna merah darah itu telah tak nampak sebuahpun di lembah gunung tersebut, air jernih mengalir dengan derasnya, sedang disitu istana megah berdiri dengan angkernya,jika dibandingkan dengan pemandangan tadi sungguh sangat berbeda sekali. Sang Kawan Yu menjadi sangat girang ujarnya.

"Kita kini ternyata telah berada di-tengah2 dari pulau Hiat Koang To, ke tujuh buah hioloo kuno itu kalau memangnya telah direbut dan dibawa kemari, sudah tentu disimpan didalam Istana yang megah ini "

Boen ching menghentikan langkah kakinya, diapun berpikir demikian, tetapi dia tak mengetahui siapa yang mengeluarkan suara tertawa itu, mengapa bagaikan sedang sengaja memancing dirinya berdua untuk datang kemari.

Dari puncak gunung datang angin bertiup sangat kencang, ketika Boen ching mendongakkan kepalanya memandang, tanpa terasa dia menjadi tertegun, kiranya orang yang datang itu ternyata adalah Lam Hay coei Hong, Tie Liok Yun beserta Bwee Giok yang telah lama berpisah dengan dirinya.

Bwee Giok yang nampak Boen ching ditempat itu pun tanpa terasa menjadi ter mangu2.

Sang Kwan Yu miringkan kepalanya memandang, dengan sangat jumawa sekali memandang kearah Bwee Giok serta suhunya.

Boen ching nampak Lam Hay coei Hong Tie Liok Yun serta Bwee Giok muncul ditempat itu, terpaksa dia membungkukkan dirinya memberi hormat kepada Tie Liok Yun, ujarnya. "Tie Cianpwee, selama berpisah apakah baik2 saja "

Bwee Giok yang berdiri disamping itu menundukkan kepalanya, diam2 tak mengucapkan sepatah katapun juga .

Tie Liok Yun memandang tajam kearah Boen ching, sejenak kemudian baru sahutnya.

"Boen siauw hiap tak perlu banyak adat, entah suhumu apakah baik-baik saja, bagaimana ia tidak bersama dirimu datang kemari " Boen ching terpaksa tersenyum.

"Suhuku telah masuk kedalam daerah Tionggoan lagi, mungkin akan mengumpulkan seluruh supek serta suslok untuk segera berangkat datang kepulau Hiat Koang To ini."

Tie Liok Yun menyahut tanpa mengucapkan sepatah katapun, sedang sinar matanya dialihkan keatas istana yang sangat megah itu.

Sang Kwan Yu nampak Boen ching dengan Tie Liok Yun serta muridnya itu ternyata sejak sebelumnya telah mengenal Satu Sama lainnya, dalam hatinya menjadi tergerak. ujarnya.

"Kalau memangnya demikian mengapa tidak bersama-sama pergi menghadapi orang-orang dari pulau Hiat Koang To ini baru berbicara lagi?" Tie Liok Yun miringkan kepalanya memandang sekejap kearah Sang Kwan Yu, kepada Boen ching tanyanya. "Siapakah orang ini ??"

Boen ching belum juga memberikan jawaban, Sang Kwan Yu dengan dingin tertawa panjang sahutnya.

"Bagaimana?? apakah nama dari iblis daerah selatan saja telah dilupakan."

Tie Liok Yun diam-diam merasa terperanjat, nama besar dari Lam Yun Pek Leng tidaklah dibawah nama Tan Coe coen, ini hari mendadak munculkan dirinya ditempat ini, entah bagaima ia dapat bersama-sama dengan Boen ching.

Rasa terkejut dari Tie Liok Yun belum saja hilang dalam hatinya, mendadak terdengar suara tertawa besar yang sangat nyaring sekali berkumandang datang.

Wajah dari Sang Kwan Yu segera berubah, seketika Boen ching miringkan kepalanya memandang kakek tua yang rambutnya telah beruban menjadi putih seluruhnya telah berdiri disebelah kanan dari keempat orang itu.

Kakek tua itu begitu munculkan dirinya sambil tertawa ujarnya kepada Sang Kwan Yu. "Tak kau sangka bukan kalau ini hari, akupun ikut datang ke tempat ini???"

Hati Boen ching menjadi tergerak, kepada kakek tua berambut putih itu ujarnya: "Yang baru datang ini bukankah Pak Leng Cianpwee ??"

Kakek tua itu tertawa, sahutnya. "Tidak salah tebakanmu itu"

dalam hati Boen ching sangat terkejut, sungguh tak disangka ini hari Pak Leng Sianseng dapat muncul di tempat ini, Lam Yu Pak Leng selamanya disebut oleh orang2 dunia kangouw sebagai orang yang sangat misterius sekali, kedua orang itu yang satu dari aliran sesat, yang lain dari aliran lurus, setiap orang mempunyai keistimewaannya masing- masing, tetapi kedua orang itupun selamanya belum pernah bertemu muka satu dengan yang lainnyapun tidak mengetahui bagaimana kepandaian silat yang dimiliki oleh kedua orang itu.

Jejak dari Lam Yu atau iblis dari selatan ini sangat misterius sekali, sedang jejak dari Pak Leng tidak menentu arah tujuannya, bahkan orang-orang hanya mengetahui kalau Pak Leng itu She Uh, nama yang sebenarnya tak seorang pun  yang mengatahuinya dengan jelas, oleh sebab itu didalam Bu Lim orang-orang menyebutnya sebagai Pak Leng Sianseng.

Pak Leng Sianseng begitu munculkan dirinya, dalam hati Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut sekali, pada saat itu pada nama Lam Yu dan Pak Leng baru saja menjadi cemerlang, dia pernah dengan merasa tidak puas menuju ke Utara untuk mencari Pak Leng Sianseng, tetapi Pak Leng sianseng selalu menghindarkan diri tak mau bertemu dengan dirinya, dia hanya mau mendengar suara dari Pak Leng Sianseng, kini begitu mendengar tertawa yeng dipancarkan oleh Pak Leng sianseng itu, segera dia mengetahui siapakah yang datang itu.

Sang Kwan Yu tertawa dingin, ujarnya.

"Kau datang kemari apakah juga hendak mencari tujuh hioloo kuno peninggalan Than Jan Shu itu ??"

Pak Leng sianseng mendongakkan kepalanya tertawa besar, ujarnya.

"Kalau kau memangnya telah mengetahui, mengapa harus lebih banyak berbicara lagi untuk menanyakan yang bukan- bukan"

Sang Kwan Yu yang mendengar ucapan itu, dia dengan dingin mendengus, wajah Pak Leng siansengpun segera berubah menjadi serius, ujarnya.

"Tetapi kalian haruslah mengetahui, iblis2 dari pulau Hiat Koang To itu sekarang sedang menggunakan ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu untuk memancing jago2 seluruh dunia kangouw untuk saling membunuh"

Boen ching sekalipun mendengar ucapan itu, menjadi sangat terkejut sekali, dan bersama-sama menjadi termenung.

Didalam hati Sang Kwan Yu sekalipun diam2 merasa agak tergetar, tetapi pikirannya segera berputar, didalam hatinya diam2 pikirnya.

"Kalau kau sendiri juga mengakui datang kemari bertujuan untuk merebut ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, tetapi mengapa harus berpura-pura dengan menggunakan perkataan yang diucapkan untuk menakuti orang lain"

Didalam hatinya sekalipun berpikir demikian tetapi diapun mengetahui bahwa jumlah orang dari pihak dirinya terlalu sedikit, Boen- Ching kemungkinan akan berjalan ber-sama2 dengan Pak Lang Sianseng, pada saat itu apa yang sedang dlinginkannya lenyap tanpa bekas.

Satu-satunya tujuan bagi dirinya adalah mengharapkan Boen ching dapat bekerja sama dengan dirinya, dan satu- satuuya cara hanyalah itu saja.

Berpikir sampai disini tubuhnya segera berkelebat mendesak kearah Bwee Giok. cakar tangan kanannya mencengkeram bahu kirinya.

Sang Kwan Yu sejak tadi telah dapat melihat bahwa hubungan antara Boen ching dengan Bwee Giok tidaklah biasa, apalagi diantara orang yang demikian banyaknya itu kepandaian silat yang dimiliki Bwee Giok paling rendah, asalkan dia berhasil mencekal dan menguasai diri Bwee Giok. tidaklah takut kalau Boen ching tidak akan mendengarkan setiap perkataan yang diucapkan olehnya.

Tubuhnya baru saja bergerak. Bwe Giok telah mencabut keluar pedang panjangnya, sedang orang yang berdiri disekelilingnyapun segera turun tangan memberikan bantuan nya.

Sang Kwan Yu menduga bahwa sekali sambar saja dia akan berhasil mencekal diri Bwe Glok, tetapi dia terlalu memandang rendah pada diri Bwe Giok. dia sebagai satu2nya ahli waris dari Lam Hay Coei Hong, Tie Liok Yun, bagaimana dapat dalam satu jurus saja dengan sangat mudah dapat dikuasai.

Perguruan Lam Hay ini menjagoi seluruh dunia kangouw dengan ilmu pedangnya yang sangat lihay, Sang Kwan Yu hanya sekali menyambar Bwee Giok menjerit kaget dan mengundurkan dirinya kebelakang, sekalipun Sang Kwan Yu telah berhasil merebut pedang panjang ditangan Bwee Giok tetapi tak berhasil untuk mencengkeram dirinya.

Tubuh Boen ching telah menerjang datang ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" segera dilancarkan keluar, pada saat suara angin dan petir menyamber datang, Sang Kwan Yu telah berhasil didesak mundur kebelakang.

Sang Kwan Yusetelah mundur dua langkah kebelakang, dia nampak Boen ching sambil mencekal pedang Cing Hong Kiamnya dengan sangat gagah berdiri tegak. sekalipun didalam hatinya dia tidak sampai menjadi jeri, tetapi mau tak mau juga harus beberapa bagian merasa segan terhadap Boen ching.

Pak Leng Sianseng tertawa besar, kepada Sang Kwan Yu ujarnya.

"Rantai besi yang merantai tubuh Sang Kwan heng masih belum dihilangkan, bagai mana dapat turun tangan untuk mendapatkan hasilnya.."

Pada saat itu pedang panjang dari Lam Hay Coei Hong, Tie Liok Yun pun telah dicabut keluar, dengan dingin memandang kearah Sang Kwan Yu. Sang Koan Yu nampak keadaan serta suasananya menjadi tidak benar, dia tertawa senang, sambil melemparkan kembali pedang panjang yang direbutnya dari tangan Bwe Giok itu, dengan perlahan2 ujarnya.

"orang2 dari pulau Hiat Koang To denga demikian mudahnya memasuki daerah Tiong-goan untuk merebut  hioloo kuno itu, kini ternyata sedikitpun tidak mempunyai gerakan apapun juga "

Pak Leng Sianseng tertawa, belum sampai dia membuka suara untuk memberikan jawabannya Boen ching dengan dingin telah membuka suara, ujarnya kepada Sang Kwan Yu. "Cepat kau kembalikan pedang panjang dari nona Bwe"

Sang Kwan Yu menjadi tertegun, terdengar Boen ching melanjutkan ucapannya lagi.

"Perkataan yang aku ucapkan kau telah mendengarnya tidak? aku memerintahkan untuk mengembalikan pedang panjang milik nona Bwee "

dalam hati Sang Kwan Yu merasa sangat gusar sekali, tetapi nampak pedang Cing Hong Kiam ditangan Boen ching itu memancarkan sinar yang sangat menyilaukan mata, ditambah lagi dengan sikap dari Boen ching yang sangat angker, terpikir olehnya pula keadaan dihadapannya ini, dia tertawa kering, sambil mengembalikan pedang panjang itu kepada Boen ching, ujarnya

"Kita semua merupakan golongan dari daerah Tionggoan, dan pada keadaan yang seperti ini masih membutuhkan untuk bekerja sama, mengapa harus berbuat demikian ".

Boen ching menyambut pedang panjang itu, sambil memutarkan tubuhnya memberikan pedang itu kepada Bwee Giok. ujarnya: "Nona Bwee, pedangmu "

Pada saat ini didalam hati Bwee Giok merasa sangat berterima kasih sekali kepada Boen ching, kebencian yang timbul didalam hatinya waktu itu kini telah tersapu lenyap. dengan perlahan dia menerima pedang panjang itu sambil sahutnya: "Terima kasih "

Boen ching menyodorkan pedang panjang itu, sedang matanya dengan terpesona memandang wajah Bwee Giok. lama sekali baru melepaskan tangannya, Bwee Giok yang biasanya sangat gagah itu kini ternyata berubah menjadi sangat malu sekali, untuk mengangkat kepalanyapun tak dapat.

Pak Leng sianseng nampak sikap serta gerak gerik dari Boen ching dengan Bwee Giok demikian, di dalam hatinya terasa suatu perasaan yang aneh, dengan cepat dia mendongakkan kepalanya memandang kearah istana yang megah itu, sepatah katapun tak diucapkan keluar.

Lam Hay Coei Hong memandang kearah Bwe Giok. sedang pada matanya memancarkan suatu sinar mata yang sangat girang sekali.

Sang Kwan Yun menjadi tertegun disana, diapun tidak pernah menyangka kalau Boen ching dihadapan orang yang demikian banyaknya itu tanpa rikuh-rikuh juga menyatakan cinta kepada Bwee Giok. diapun tak dapat mengucapkan sepatah katapun, dengan cepat dia menolehkan kepalanya memandang kearah lain-

orang-orang yang berada diempat penjuru dari tempat itu tak ada seorangpun yang tak menjadi terkejut.

Boen ching membalikkan tubuhnya memandang tajam kearah istana yang sangat megah itu dan diam tak mengucapkan sepatah katapun juga , pada saat ini baju yang dipakainya itu telah menjadi kering. angin gunung bertiup sepoi-sepoi, membuat ujung bajunya menjadi berkibar.

Pak Leng Sianseng miringkan kepalanya memandang sekejap kearah Boen ching, didalam hatinya dia berpikir. "orang yang seperti ini, dihari kemudian pastilah akan memimpin seluruh Bulim dan tidak seorangpun yang akan berhasil merintangi dirinya".

Boen ching dengan perlahan-lahan menghela napas, kepada Pak Leng Sianseng tanyanya. "Uh Cianpwee, bagaimana dengan keadaan nona Sek sekarang ini ??".

Sejak dia telah bertemu dengan Pak Leng Sianseng tadi, tanpa terasa lagi dia menjadi teringat kembali pada Pek Giok Siang.

Pak Leng Sianseng tersenyum, setelah termenung sejenak. ujarnya.

"Sampai saat ini dia masih baik-baik saja, kaupun tak usah bertanya lebih banyak lagi, lebih baik kita sekarang dengan cepat mengundurkan diri dari pulau Hiat Kuang To ini untuk mengadakan perundingan selanjutnya".

Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, dia nampak Boen ching agaknya mengandung maksud untuk tidak mundur dari tempat itu, ujarnya.

"Kita datang kemari adalah bertujuan untuk menghadapi orang-orang dari pulau Hiat-Kong To ini, kalau memangnya telah sampai ditempat ini, lebih baik berdiam diri ditempat ini, mengapa harus mengundurkan dirinya lagi? kalau memangnya mau mundur mengapa harus datang kemari??". Pak Leng sian seng tertawa tawar, ujarnya.

"Jangan dikata tenaga dalam yang kau miliki masih belum pulih seluruhnya, sekalipun tenaga dalammu telah menjadi pulih juga belum tentu dapat memenangkan tiga iblis dari pulau Hiat Koang To ini" Sang Kwan Yu tertawa dingin, ujarnya.

"Kalau didengar dari perkataanmu, kita orang-orang dari Tionggoan tak seorangpun yang akan berhasil memenangkan diri mereka, benarkah?" Pek Leng Sian seng tertawa setelah memandang sejenak kearah Sang Kwan Yu, kemudian ujarnya lagi.

"Kita sementara haruslah bersabar terlebih dahulu".

Sang Kwan Yu merasa sangat tidak puas sekali, dengan dingin dia mendengus dan menoleh memandang kearah Boen ching.

Terdengar Pak Leng Sian seng bertanya kepada Boen ching:

"Kau masih ingat bukan kepada Wang Hoa Thaysu?"

Boen ching menganggukkan kepalanya, entah Pak Leng Sianseng kini menyebut dirinya mempunyai tujuan apa?

Terdengar Pek Leng Sianseng melanjutkan perkataanmya. "Wang Huo Thaysu memberitahukan kepadaku bahwa kau

memiliki  sebuah  buku  dari  Siauw  limpay,  entah  urusan ini

benar atau tidak?" Ujar Boen ching kemudian.

"Buku itu adalah Hay Gwat Thysu sebelum meninggal dunia memberikan kepadaku dan merupakan salinan yang ditulis sendiri olah Hay Gwat Thaysu" Pak Leng sian seng menganggukkan kepala, ujarnya lagi.

"Pada saat belakangan ini kau dengan rajin sekali melatih ilmu sakti "Thay Thien Kioe Sih" serta ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" saja, sedang ilmu yang paling melemahkan dirimu adalah kau belum juga berhasil melatih ilmu Khie kang untuk melindungi tubuhmu sendiri"

Boen ching dengan keras berpikir sejenak. diapun merasa sendiri bahwa tenaga dalam yang dimiliki sangat rendah sekali, ada kalanya terhadap jurus dari ilmu pedang Hong Loei Chin Kiam" dia tidak mempunyai daya untuk memancarkan serangan dengan sepenuh tenaga.

Hatinya menjadi tergerak. perkataan yang diucapkan oleh Pak Leng Sian seng ini sebenarnya mengandung arti apa? diapun mengetahui bahwa dari pihak Siauw Lim Pay mempunyai ilmu Tat Mo Sia Kang yang diajarkan turun temurun tetapi ilmu Khie kang bukanlah dapat dilatih sekali jadi, beberapa turunan dari Ciangbunjin Siauw lim Pay tak seorangpun yang berhasil melatih ilmu tersebut, dirinya mana bisa sekali latih mencapal hasil ?"

Pak Ling Sianseng menanti setelah Boen ching berpikir keras sejenak baru ujarnya lagi:

"Kecuali apabila sekali lagi mengatur barisan Ngo Heng Kiam Tin atau kau berhasil melatih ilmu Khiekang yang dapat melindungi seluruh tubuhmu, kalau tidak sangatlah sukar sekali"

Didalam hati Boen ching merasa sangat berat sekali, Wang Huo Thaysu merupakan pendeta berilmu tinggi dari daerah Tionggoan, dia berkata secara demikian dia sendiri juga tidak berani untuk tidak mempercayainya. Ujar Pek Leng sianseng lagi kepada Boen ching.

"Pada saat ini apabila tidak mengundurkan dirinya lagi, aku kira kita pasti akan terkepung olehnya."

Boen ching belum saja memberikan jawabannya, pintu dari istana itu mendadak dipentangkan dan terlihat sebuah bayangan merah berkelebat dengan sangat cepat sekali.

Pak leng Sianseng segera menggape kearah Boen ching sekalian, tubuhnya bergerak dan memimpin terlebih dahulu berlari kearah belakang gunung.

Tubuh dari lima orang itu baru saja bergerak. dari dalam istana itu mendadak berkumandang datang suara genta yang dibunyikan bertalu-talu.

Boen ching menjadi sangat terkejat sekali kiranya orang- orang dari golongan pulau Hiat Koang To ini hendak menggunakan suara dari genta itu untuk menguasai pihak musuh. Rasa terkejut didalam hatinya belum saja hilang lenyap Pak Leng Sianseng beserta Sang Kwan Yu tanpa terasa bersama- sama telah mengeluarkan suara sultan yang sangat nyaring, terdengar sultan yang halus tetapi sangat  nyaring memekikkan telinga bercampur dengan suara sauitan yang berat dan rendah berkumandang memenuhi sekitar tempat itu.

Begitu suara sultan kedua orang itu berkumandang, suara dari genta itu segera dapat tertahan, lima buah bayangan manusia bagaikan panah yang terlepas dari busurnya dengan sangat cepat sekali meluncur kedepan.

Suara sultan dengan suara dari genta seketika itu juga berhenti berbunyi, sedaug Boen ching sekalian dengant cepat berlari ke arah depan, sekonyong-konyong Pak Leng sianseng menghentikan langkah kakinya, sedang Boen chingpun menjadi termangu-mangu.

Ternyata mereka telah baik kembali lagi ke dalam telaga kematian yang tak terdapat sedikit anginnya itu. perahu iblis itu tetap berhenti di atas air tanpa bergerak sedikitpun juga .

Pak Leng Sianseng dengan cepat lari kebawah, sepasang telapak tangannya melancarkan serangan hebat menjatuhkan berpuluh puluh bunga warna merah darah itu sehingga memenuhi permukaan air telaga, kelima orarg itu sambil menginjak bunga melompat dan berkelebat menuju kearah perahu iblis tersebut.

Pada saat itu cuaca hampir mendekati fajar sedang suara genta itupun sejak tadi telah berhenti berbunyi.

Sekeliling dari gunung itu terlihat bayangan merah berkelebat, Pak Leng sianseng setelah memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu ujarnya.

"Asalkan kita berhasil mendorong perahu ini keluar dari telaga ini, kita akan berhasil meloloskau diri dari bahaya yang mengancam" Perkataan itu baru selesai diucapkan, dari kedua belah gunung terdengar suara ledakan yang sangat nyaring sekali, batu yang sangat besar sekali berjatuhan dari kedua belah sisi gunung itu, didalam sekejap mata saja telah menutupi jalan mundur bagi perahu tersebut.

Wajah dari Pek Leng Sian seng menjadi berubah hebat, sedang diantara kelima orang itupun terjerumus didalam lamunan masing-masing dan masing-2 memikirkan urusannya sendiri.

Permukaan telaga yang sangat tenang itu kini berubah menjadi bergolak dikarenakan berjatuhannya batu- batu besar tersebut, membuat perahu iblis tersebut terseret ketengah telaga, sedang keadaan disekeliling tempat itu menjadi sunyi senyap kembali.

Sang Kwan Yu memaodang sekejap kesekaliling tempat itu, dia memandang pula permukaan telaga yang penuh dengan bunga merah, dengan nada yang amat gusar ujarnya kepada Pak Leng Sianseng.

"Kita terkurung disini hingga menemui kematiannya, lebih baikkan bertempur mati-matian melawan orang-orang dari pulau Hiat Koang To itu"

Pak Leng sianseng memandang keadaan disekitar tempat itu tak terdapat sedikit gerakpun, dalam hatinya segera mengetahui bahwa ketiga orang iblis dari Hiat Koang To itu memang mempunyai niat demikian, dan membuat dirinya lima orang binasa terkurung ditempat ini atau menghantarkan dirinya. Berpikir sampai disitu lalu ujarnya.

"Kita berlima bekerja sama didalam perahu ini mereka tak mungkin, akan dapat berbuat apa-apa terhadap kita, tetapi apabila dengan menempuh bahaya dari pada untung"

Boen ching dengan mengerutkan alisnya memandang permukaan air telaga, diam-diam pikirnya. "Kalau memangnya aku terkurung ditempat ini dan tak dapat keluar dan tak mungkin harus berdiam saja ditempat ini, dan apabila di waktu singkat aku harus berhasil mempelajari ilmu Khikang, aku kira juga tak mungkin akan terjadi."

Dia mengetahui bahwa Ie Bok Tocu baru saja memasuki daerah Tionggoan, barisan Ngo Heng Kiam Tin tak mungkin pada saat ini dapat diatur ditempat ini, sekalipun IeBok Tocu mengatakan hendak secepat mungkin datang ke mari, tetapi kiranya juga haruslah sepuluh atau setengah bulan kemudian baru dapat sampai di tempat ini.

Diantara kelima orang itu tak seorangpun yang membuka mulut untuk berbicara dan terus termenung berpikir keras.

setelah lewat beberapa saat, Sang Kwan Yu mendengus, ujarnya.

"Apakah boleh dikata kita harus terkurung di tempat ini?"

Sambil tersenyum sinar matanya menyapu sekejap kearah empat orang itu.

Jika menuruti sifat yang dimiliki biasanyadia pastilah seorang diri akan menerjang keluar dari kurungan, tetapi dia tadipun telah mendengar kehebatan dari suara genta itu, dan sadar bahwa dengan kekuatan tenaga dalam yang dimiliki sukar sekali untuk berhasil mengalahkan orang-2 dari pulau Hiat Kong To itu. oleh sebab itu dia ingin ada orang yang mau bersama-sama dia keluar dari kurungan-

Sudah tentu orang yang paling dipenuju oleh dirinya adalah Boen ching. Ditangan Boen ching mencekal pedang pusaka Cing Hong Kimn, ditambah lagi dengan tenaga dalam yang dimilikinya sangat tinggi sekali, dengan sangat mudah sekali dapat mematahkan rantai Kioe Thian Han Thiat Lian yang merantai tubuhnya, dia percaya bahwa dengan dia dan Boen ching dua orang, apabila ingin meloloskan diri dari kurungan, hal itu merupakan suatu urusan yang sangat mudah sekali, tetapi semuanya ini haruslah melihat bagaimana dengan Boen ching pribadi.

Pak Leng Sianseng segera dapat mengetahui maksud dari Sang Kwan Yu itu, dia tertawa tawar ujarnya.

"Kalau mereka dapat melemparkan batu- batu besar itu untuk menghalangi perjalanan kita, mengapa kita tak dapat menyingkirkan semuanya itu?" Sang Kwan Yu mengerutkan alisnya ujarnya.

"Apakah boleh dikata kita harus takut kepada orang-orang dari pihak pulau Hiat Koang TO?"

Pak Leng Siangseng tersenyum tak mengucapkan kata-kata lagi, Sang Kwan Yu tertawa dingin, dengan dingin ujarnya lagi.

"Sungguh tak kusangka kalau Pak Leng Siangs eng itu ternyata adalah seorang yang tak mempunyai nyali sedikitpun juga , jago berkepandaian dari daerah Tionggoan apakah tak berhasil melawan orang-orang dari pulau Hiat Koang To?"

Sehabis berkata sinar matanya beralih menyapu sekejap kearah Boen ching sekalian tiga orang.

Sinar mata Pak Leng Sianseng berkedip-kedip. tetapi dia tetap tak mengucapkan sepatah katapun juga .

Ujar Lam Hay Coei Hong, Tie Liok Yun kepada Pak Leng Sianseng.

"Kita mengapa tidak pergi kesana, orang-2 dari pulau Hiat Kong To belum tentu bisa menghalangi jalan pergi kita"

Didalam hati Boen ching sekalipun mempunyai perasaan yang sama, tetapi dia tidak enak untuk secara terang2an mengucapkannya keluar, jago-jago dari daerah Tionggoan setelah Thian Jan Shu dan Tan Coe Coen, yakni Lam Yu dan Pak Lek bahkan kini telah berkumpul menjadi satu ternyata tidak berani melawan orang-orang dari pulau Hiat Koang To. Sang Kwan Yu memandang sekejap kearah Boen ching sekalian, dia tertawa dingin, tubuhnya bergerak, kepada keempat orang lainnya kemudian ujarnya. "Maafkan, aku akan berjalan setindak terlebih dahulu"

Sehabis berkata tubuhnya segera melompat dan menutul diatas hamparan bunga tersebut diatas permkaan telaga, dengan sangat cepat sekali bergerak kedepan dan mendaki kepuncak gunung.

Tie Liok Yun sejak berkecimpung dalam dunia kangouw belum pernah dikalahkan oleh siapa pun juga , perguruan Lam Hay That Bian Kwan Im selamanya dengan menggunakan ilmu pedang telah menjagoi dunia kangouw, sekalipun pada waktu itu telah bertemu dengan pimpinan tiga bersaudara istana Chie Lan Kong, yaitu Kong Ku juga tidak sampai mengalami kekalahan-

Kini baru saja memasuki pulau Hiat Koang To dan belum menemui sebuah bayangan manusiapun ternyata telah menjadi demikian takutnya, dia sendiri sudah tentu tak menginginkan hal ini, pikirnya segera berputar, dia tahu dirinya begitu mengaja kBwee Glok meninggalkan tempat itu Boen ching pasti akan mengikuti pula, sedang Pak Leng Siansengpun tak mungkin mau berdiam ditempat itu seorang diri, dia pasti mau ikut pula pergi, dengan tenaga gabUngan lima orang mana mungkin tak berhasil meloloskan diri. Berpikir sampai disini dia berkata kepada Bwee Giok.

"Anak Giok, kitapun harus berangkat"

Bwee Giok dengan sangat keberatan memandang sekejap kearah Boen ching, baru akan mengucapkan kata-kata mendadak dia tak jadi berbicara dan mengikutinya Tie Liok Yun melompat keluar dari telaga tersebut.

Boen ching yang nampak Bwee Giok pergi, dalam hatinya menjadi sangat terkejut, sekalipun dia juga tidak ingin untuk tinggal ditempat itu lebih lama lagi, tetapi dalam hatinya sebenarnya ingin melihat keadaan terlebih dahulu baru meninggalkan tempat itu, tetapi kini Bwee Giok telah menggerakkan tubuhnya meninggalkan tempat itu, dia mau tak mau juga terpaksa berangkat meninggalkan tempat itu juga .

Dia membalikkan tubuhnya lalu membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Pak Leng Sianseng sambil ujarnya.

"Boanpwee terpaksa harus berangkat satu tindak terlebih dahulu"

Sehabis berkata dia bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Pak Leng Sianseng menghela napas ujarnya.

"Kalau memangnya demikian, kita lebih baik bersama-sama saja."

Sehabis barkata dia bersama-sama dengan Boen ching meloncat dan meninggalkan perahu Iblis itu dan mengejar ketiga orang lainnya yang telah meninggalkan perahu iblis itu terlebih dahulu.

Boen ching melihat Bwe Giok berada didepan, Lam Hay Coei Hong Tie Liok Yun pun dengan sengaja memperlambat langkah kakinya menanti Boen ching dengan Pak Leng Sianseng mengejar sampai disisinya.

Sang Kwan Yu yang seorang diri terlebih dahulu mendaki keatas gunung ketika dia menolehkan kepalanya memandang tampak keempat orang itupun mengikuti jejaknya, lari keatas puncak gunung itu, dalam hatinya tanpa terasa dia menjadi sedikit merasa bangga, dalam hati pikirnya. Ternyata pikiranku juga tidak salah.

Pak Leng Sianseng yang telah mendapatkan peringatan dari Wang Huo Thaysu, didalam hatinya kini merasa sangat berat sekali, dia menarik napas panjang2, dan mendongakkan kepalanya memandang kearah puncak gunung dihadapannya. Mendadak dia sangat terkejut sekali, dengan nada yang keras teriaknya. "Hati-hati--- "

Sang Kwan Yu hanya memperhatikan ke empat orang itu, tampak Pak Leng sianseng demikian terkejutnya memandang ke belakang tubuhnya dia menjadi sangat terkejut sekali, dengan cepat dia membalikkan tubuhnya sambil melancarkan satu kati serangan hebat.

Boen ching mendongakkan kepalanya memandang keatas gunung itu, didalam sekejap mata saja Sang Kwan Yu telah saling bertukar satu kali serangan dengan yang berdiri dibelakang tubuhnya itu, terdengar suara benturan yang sangat nyaring sekali diikuti dengan angin pukulan yang  santer menerjang membuat kedua orang itu saling berpisah.

Didalam hati Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut sekali, kehebatan dari angin pukulan yang dilancarkan oleh itu merupakan suatu tenaga yang selama hidupnya belum pernah dia melihat, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau tenaga dalam yang dimiliki orang itu ternyata seimbang dengan tenaga dalam yang dimilikinya.

Ketika dia memandang kearah orang itu tampak seorang kakek tua yang sangat kurus kering dan memakai baju berwarna merah darah berdiri dihadapannya.

Tubuh Pak Leng Sianseng dengan sangat cepat sekali melayang dan turun diatas puncak gunung itu, lima orang berdiri bersama-sama dan memandang tajam kearah kakek tua yang kurus kering itu nampak wajah dari kakek tua berbaju merah darah itu berubah menjadi pucat kehijau- hijauan dan dengan tenang berdiri tegak di sana.

Ujar Pak Leng Sianseng kepada Boen ching sekalian dengan nada yang sangat perlahan-

"orang ini adalah salah satu dari ketiga orang iblis dari Hiat Koang To dan menduduki tempat yang ketiga. Miauw Ie Tek. mereka kini dengan resmi akan menampakkan dirinya" Sepasang alis Boen ching dikerutkan, dia tidak mengetahui orang yang berdiri di hadapan matanya, tetapi dia tahu bahwa tenaga dalam yang dimiliki oleh Sang Kwan Yu itu sekalipun sangat tinggi tetapi kiranya juga tak sanggup untuk melawan orang yang membunyikan genta itu.

Kakek tua berbaju merah darah itu setelah berdiri tegak sejenak. tanpa menggerakkan tubuhnya mendadak dia melayang dan mengundurkan diri kebawah gunung.

Kelima orang itu tak seorangpun mengetahui mengapa MiauwBe Tek mendadak mengundurkan dirinya, sekalipun Pak Leng Sianseng sendiripun juga tak berhasil untuk menduganya, dia sebenarnya mengira bahwa kalau memangnya MiauwBe Tek mengunjukkan dirinya, pastilah akan bergebrak mati2an melawan dirinya lima orang, tetapi dengan demikian saja tiba2 mengundurkan dirinya, sungguh membuat dirinya menjadi sangat bingung dan sama sekali diluar dugaan, oleh sebab itu diantara kelima orang itu, tak seorangpun yang turun tangan menghadang kakek tua itu mengundurkan dirinya.

Lima orang itu saling bertukar pandangan sekejap baru saja akan maju kedepan, tiba2 terdengar suara dengusan gusar berkumandang datang dari sebelah kiri, sebuah bayangan ungu bagaikan kilat cepatnya terdesak mundur sanpai di tempat itu.

Begitu bayangan manusia itu muncul, Boen ching tanpa terasa menjadi termangu-mangu orang yang baru saja datang itu ternyata adalah salah satu dari empat iblis yang terdiri dari setan arak, paras elok. harta serta kedudukan, yakni Kiem Cang Thiat Cie, Chang Sun Loei adanya.

Chang Sun Loei begitu nampak kelima orang itu, diapun menjadi ter-mangu2, kepada lima orang itu ujarnya.

"Kiranya kalianpun juga telah tiba ditempat ini" Didalam hati Boen ching merasa sangat heran sekali, bagaimana Chang Sun Loei ini dapat tiba dipulau Hiat Koang To ini, entah kedatangan mereka tempat ini, mempunyai tujuan apa.

Dengan dingin ujar Sang Kwan Yu.

"Aku kira siapa, tak tahunya kiranya adalah Chang Sun heng adanya, selama puluhan tahun lamanya tidak bertemu, entah kini datang kemari apakah juga dikarenakan ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian JanShu itu??".

Chang Sun Loei belum saja memberikan jawabannya, terdengar Pak Leng Sianseng telah berkata.

"Ada orang datang".

Ketika Boen ching miringkan kepalanya memandang, didalam hatinya makin merasa bertambah terkejut, setan paras elok. Kiem Shan Suat Ciang Ouw Yang Bu Kie ternyata juga munculkan dirinya ditempat ini juga , entah mereka bagaimana dapat sampai ditempat puncak gunung ini semuanya.

Ouw Yang Bu Kie setelah mencapai dipuncak gunung itu memandang sekejap kepada ke enam orang itu, sambil tertawa besar ujarnya.

"Aku lihat setelah pertemuan yang diadakan di loteng oei Hok Loo itu, ini kali merupakan pertemuan Bu lim untuk yang kedua kalinya."

Sang Kwan Yu selalu merasa tak senang terhadap ke  empat iblis sakti, dengan dingin tertawa, ujarnya.

"Tidak salah, pertemuan pada waktu itu diloteng oei Hok Loo terdapat tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu, kali ini diatas pulau Hiat Koang To pun terdapat juga tujuh buah hioloo kuno. Pada waktu itu walaupun sangat sayang sekali aku tak dapat mengikutinya, tetapi saat ini aku sangat beruntung sekali dapat bertemu dengan kalian berdua, sungguh tidak sia-sia perjalananku saat ini."

Pada waktu itu empat iblis sakti pernah berebut nama dengan Sang Kwan Yu didalam dunia kangouw, kini sudah tentu merasa sangat tak puas sekali.

Ouw Yang Bu Kie mementangkan kipas emasnya, terlihat gambar tulang belulang dihadapkan ke arah Sang Kwan Yu sambil ujarnya.

"Sekali berpisah puluhan tahun lamanya tak pernah bertemu, entah kepandian silat yang dimiliki Sang Kwan heng hingga kini telah mengalami kemajuan berapa jauhnya."

Sang Kwan Yu tertawa dingin, dia nampak Ouw Yang Bu Kie sekalipun dengan menggunakan kipas emasnya itu melancarkan serangan dengan seenaknya tapi dia ternyata telah melancarkan satu jurus yang sangat ganas sekali dari ilmu kipas "Cong Thian CieJet " atau langit membela  menunjuk matahari apabila sambaran dari kipasnya ini mencapai pada sasarannya, apabila tak mengalami luka berat pastilah akan binasa. Kegusaran dalam hatinya menjadi memuncak. pikirnya.

"Sekalipun aku telah terkurung puluhan tahun lamanya tetapi juga mana dapat kau Ouw Yang Bu Kie dapat memandang demikian rendahnya kepada diriku."

Diantara suara dingin dia berturut-turut telah melancarkan delapan kali serangan hebat, dan secara terpisah mengancam jalan darah terpenting yang tersebar diseluruh tubuh Ouw Yang Bu Kie, sekalian mendesak mundur serangan kipas emas yang dilancarkan olehnya, sedang pada mulut ujarnya.

"Ouw Yang Bu Kie heng janganlah terlalu memandang rendah terhadap diriku"

Didalam hati Ouw Yang Bu Kie merasa sangat terkejut sekali, dia sejak dulu telah mendengar kalau Sang Kwan Yu telah dikurung oleh Thian Jan Shu bahkan di belakang tubuhnya telah dirantai juga dengan rantai besi yang sangat besar, dia mengira dengan demikian dapat dipandang rendah, tetapi sungguh tak terkira ternyata diluar dugaannya sama sekali, tenaga dalam yang dimiliki oleh Sang Kwan Yu ternyata sedikitpun tidak mengalami gangguan yang seperti apa yang dibayangkan sebelumnya.

Ouw Yang Bu Kie terdesak dan terpaksa menarik kembali kipas emasnya untuk melindungi tubuhnya, sedang pada saat itu tongkat emas dari Chang Sun Loei telah tiba dan mengancam belakang batok kepala dari Sang Kwan Yu sambil ujarnya.

"Sang Kwan heng, harap bertahan sebentar, janganlah kau sampai melupakan diriku"

Keempat iblis sakti itu biasa selamanya tak mempunyai hubungan apapun juga , tetapi Sang Kwan Yu yang merupakan lawan dari keempat orang itu secara bersama bagaimana pun tidaklah dikarenakan oleh Ouw Yang Bu Kie pun tidak untuk diri sendiri, dia juga pasti harus turun tangan memberikan bantuannya kepada Ouw Yang Bu Kie.

Sang Kwan Yu nampak dirinya mendapatkan serangan gencar dari dua belah samping dengan gusar dia tertawa panjang, tubuhnya sedikit digerakkan dan menggeserkan dirinya ke samping, bersamaan waktunya menggunakan rantai besi Kioe Thian Han Thiat lainnya membalas melancarkan serangan menyerang ke arah Chang Sun Loei.

Chang Sun Loei dengan cepat menarik kembali serangannya dan mengundurkan dirinya ke belakang, ketiga orang itu dengan gusar saling melototkan matanya, siapapun tak ada yang mengaku kalah.

Ouw Yang Bu Kie tertawa terbahak-bahak telapak kirinya dilancarkan keluar, sedang kipas emasnya yang berada ditangan kanan dikembang tutupkan, gambar tulang putih yang didasari warna merah itu segera timbul, sedang sepasang alisnya dikerutkan, agaknya dia mempunyai niat untuk melancarkan serangan yang sangat dahsyat.

Pak Leng Sianseng nampak keadaan Ouw Yang Bu Kie demikian, dia tahu bahwa dia mempunyai niat untuk dengan sekuat tenaga menerjang kearah Sang Kwan Yu, dengan tergesa-gesa dia maju kedepan sambil ujarnya. "Kalian bertiga harap bertahan sebentar"

Ouw Yang Bu Kie tidak mempedulikan sama sekali, dia hanya jeri kalau Pak Leng Sianseng maju membantu diri Sang Kwan Yu.

Dia siap2 melakukan penyerangan, sepasang matanya dengan sangat tajam sekali memandang kearah Sang Kwan Yu, telapak kirinya melindungi dadanya, sedang tangan kanannya mencekal kencang kipas emasnya, pada wajahnya menampilkan suatu senyum yang sangat tawar sekali tanyanya.

"Engkau mempunyai perkataan apa yang hendak diucapkan keluar?" Ujar Pak Leng Sianseng.

"Kalian mengapa hanyalah dikarenakan urusan kedudukan yang tak ada gunanya sehingga berbuat hingga menjadi demikian, ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan shu kini masih berada ditangan tiga iblis dari pulau Hiat Koang To, kini untuk apa kalian bergebrak mati-matian??"

Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, kepada Chang Sun Loei tanyanya.

"Chang Sun heng, apakah menginginkan dengan demikian menyelesaikan urusan ini?"

Chang Sun Loei tertawa dingin, kepada Pak Leng Sianseng tanyanya.

"Lam Yu dan Pak Leng selamanya tidak pernah ikut campur didalam urusannya masing2, aku harap mengenai urusan ini kau janganlah ikut campur". Dengan dingin ujar Pak Leng Sianseng .

"Aku tidak menginginkan ikut campur didalam urusan ini, tetapi haruslah kalian selesaikan urusan ini setelah ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian JanShu itu telah kembali ke daratan Tionggoan".

Ouw Yang Bu Kie tertawa ter-bahak2, sambil menarik kembali kipas emasnya dia memandang sekejap kearah keadaan sekelilingnya.

Dua diantara empat iblis sakti ditambah dengan Lam Yu dan Pak Leng, bukanlah hal ini sesuai dengan perkataan yang diucapkan oleh Wang Huo Thaysu mengenai pulau Hiat Koang To memancing saling bunuh membunuh antara jago2 berkepandaian tinggi dari daerah Tionggoan-

Tapi pada saat ini dalam hati Pak Leng Sianseng tanpa terasa menjadi tergerak. diam2 pikirnya, apabila dirinya dapat bergabung dengan orang itu, ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu bukankah masih mempunyai harapan untuk direbut kembali.

Pada saat dia masih berpikir, mendadak terdengar Bwee Giok menjerit kaget dengan sangat keras sekali.

Semua orang menjadi sangat terkejut, Boen ching dengan cepat berjalan mendekat kearah Bwee Giok. Dan memandang kearah dimana Bwee Giok memandang.

Sebuah bayangan manusia dengan sempoyongan berlari mendatangi, seluruh tubuh dari orang itupenuh dengan darah segar yang memancur keluar dengan derasnya.

Boen ching, begitu tampak orang itu dia segera mengenalinya, orang tersebut tak lain adalah salah satu anggota dari empat iblis sakti yang terdiri dari setan arak. paras elok, harta serta kedudukan yaitu Tong Kiam Hien Piet, Keng Beng Sang adanya. Kong Beng Sang yang merupakan salah satu jago dari Tionggoan, ini hari entah bagaimana bisa munculkan diri ditempat itu juga , bahkan telah berubah menjadi sedemikian rupa.

Ouw Yang Bu Kie, Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang merupakan orang mengangkat nama bersama-sama,  sekalipun diantara keempat iblis sakti itu tak seorangpun yang memakai aturan, tetapi kini nampak tubuh Kong Beng Sang menjadi demikian rupa, juga tak dapat dihindarkan lagi merasa sangat sedih sekali bagaikan kucing menangisi tikus saja.

Pada saat itu Kong Beng Sang telah tak kuat untuk berdiri lebih lama lagi, tubuhnya sempoyongan dan roboh keatas tanah, sekumpulan bunga merah yang aneh itu segera hancur berantakan karena tindihan dari tubuh Kong Beng Sang yang besar itu

Tubuh dari Ouw Yang Bu Kie serta Chang Sun Loei bersama-sama segera berkelebat, dua orang yang satu dari kiri dan yang lain dari kanan membantu membimbing tubuh Kong Beng-Sang bang kit berdiri dan berjalan keatas puncak gunung.

Seluruh tubuh dari Kong Beng Sang penuh dengan darah segar, sepasang matanya dengan gusar melotot keluar, keadaannya sungguh menyeramkan dan menakutkan sekali.

Boen ching yang nampak Kong Beng sang menjadi demikian rupa, didalam hatinya menjadi bergetar, dengan cepat ujarnya.

"Dia mungkin didesak hingga menemui kematiannya karena suara genta yang dibunyikan dengan keras."

Dia yang mempunyai pengalaman yang sangat luas segera ia tahu bahwa Kong Beng Sang pasti terbunuh oleh suara genta tersebut, sebab orang membunyikan genta itu memiliki tenaga dalam yang sangat sempurna sekali. Seluruh orang yang berada dikalangan itu setelah mendengar perkataan yang diucapkan oleh Boen ching ini, tanpa terasa hatinya menjadi sangat berat sekali.

Didalam hati Boen ching sejak tadi telah mempunyai perhitungan yang masak. orang yang membunyikan suara genta ini, apabila memaksa jalannya darah didalam tubuh orang menjadi mengalir terbalik, seluruh urat nadi didalam tubuhnya pasti akan menjadi pecah dan menemui kematiannya.

Kepandaian dari dunia kangouw, jika dibandingkan dengan ilmu Hiat Mo Kang itu jauh berbeda sama sekali, jika dilihat keadaan dari Kong Beng Sang ini saja, kiranya juga tak mempunyai cara lain lagi untuk menolong, bahkan kemungkinan sekaliakan segera mengala kematian karena kehabisan darah.

Didalam hatinya baru saja berpikir sampai disitu, dari kejauhan terdengar lagi suara genta tersebut berkumandang datang lagi.

Pak Leng Sianseng yang selama hidupnya baru saja pertama kali ini melihat kematian yang dialami orang dengan demikian kejam dan mengerikan itu, didalam hatinya merasa sangat terkejut bercampur gusar, pada saat suara genta itu berbunyi lagi dengan sangat nyaring sekali.

Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut bercampur takut, diapun bersamaan waktunya bersuit panjang, dengan tenaga dalamnya dia berusaha menolak suara dari genta tersebut.

Sedang dari sinar mata Boen ching memancarkan sinar yang sangat terkejut sekali, ketika ia melirik, tampak sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali berlari mendatang, dengan cepat dia segera dapat melihat bahwa orang itu tak lain dan tak bukan adalah pemimpin dari empat iblis sakti, Toan Bok Ci Jien adanya. Begitu Toan Bok Cie Jien tiba diatas puncak gunung itu, dengan sangat terkejut sekali dia memandang sekejap kearah Kong Beng Sang.

Ouw Yang Bu Kie serta Chang Sun Loei bukanlah seorang yang sangat bodoh, dia tahu Kong Bang Sang telah tak dapat tertolong lagi, kedua tangan dari kedua orang itu segera melepaskan dan membiarkan tubuh Kong Beng Sang rubuh keatas tanah.

oooXooo

Pak Leng Sianseng tampak Toan Bok Cie Jien pun memunculkan dirinya ditempat itu, dari matanya memancarkan suatu sinar yang sangat tawar sekali, sedang pada mulutnya pun tersungging suatu senyuman dingin, tubuhnya segera berkelebat dan memimpin para jago lainnya menerjang kearah istana Hiat Kong To.

Toan Bok Ci Jien ragu2 sejenak tapi kemudian diapun ikut orang lainnya menerjang kearah istana.

Suara suitan serta suara genta itu makin lama makin mendekat, didalam sekejap mata saja kesembilan orang itu telah menerjang hingga sangat dekat sekali dengan istana.

ooooooo

Bab 31 TIGA IBLIS DARI PULAU HIAT KOANG TO

Pada saat kesembilan orang itu menerjang makin dekat dengan istana tersebut, mendadak suara dari genta itu berhenti.

Pek Leng Siansengpun segera menghentikan langkah kakinya, dan memandang keadaan situasi disekitar tempat itu, begitu dia mendengar suara genta tersebut berhenti berbunyi, segera dia mengetahui bahwa pihak orang2 pulau Hiat Koang To memangnya mempunyai niat untuk memancing kesembilan orang itu datang kemari, tetapi kalau memangnya telah datang kemari laluakan berbuat apa ?

Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, kepada Pak Leng Sianseng ujarnya. "Kalau memangnya telah datang kemari, mengapa tidak menerjang kedalam sekalian, orang-orang dari pihak kita ini telah banyak. apakah boleh dikata kita harus merasa takut kepada orang-orang dari pulau Hiat Koang To ini sekalipun dengan tiga Iblis sakti ?"

Sambil berkata dia menggerakan kakinya dengan langkah yang lebar memimpin yang lain terlebih dahulu berjalan masuk kedalam istana. Boen ching sekalianpun tanpa terasa ikut berjalan masuk kedalam.

Didalam hati sekalipun Sang Kwan Yu sedikit merasa  sangat takut, tetapi ketika terpikir olehnya bahwa orang-orang yang berjalan dibelakang tubuhnya saat ini seluruhnya merupakan jago-jago berkepandaian tinggi yang telah menggetarkan seluruh dunia kangouw.

Kini, dirinyapun dapat memimpin mereka semua tanpa terasa hatinya sedikit menjadi sangat bangga. Dengan langkah yang lebar dia berjalan masuk kedalam istana, dia melancarkan satu kali serangan hebat kearah pintu besi yang tertutup rapat itu, terdengar suara yang sangat nyaring, pintu besi itu segera terbuka kesamping dan nampaklah seluruh wajah dari isi dalam istana tersebut.

DILUAR istana sekalipun telah mendekati siang hari, tetapi didalam ruangan istana tersebut bahkan sebaliknya sangat gelap sekali.

Sinar tajam yang sangat samar-samar memancar keluar dari patung area yang sangat besar, ditengah ruangan istana itu, tingginya kira-kira dua puluh kaki, wajahnya sangat tajam sekali, entah dewa apakah itu.

Mendadak diri mulut patung dewa itu meluncur turun seekor laba2 raksasa, kaki dari laba- laba raksasa itu kurang lebih sepanjang satu kaki, didalam hatinya diam2 merasa sangat terperanjat.

Sang Kwan Yu yang berjalan sendirian dipaling depan tampak laba2 raksasa yaag demikian besarnya itu, dalam hatinya menjadi sangat terkejut sekali.

Tubuh dari laba-laba raksasa itu sekalipun sangat besar, tapi gerakannya terasa sangat gesit dan lincah. Sedikit meloncatkan diri saja, tubuhnya dengan membawa seutas serat laba2nya meluncur naik ke atas ruangan istana, di dalam sekejap mata saja dia telah membuat sarang laba2 yang sangat besar sekali.

Kesembilan orang itu telah masuk kedalam pintu besar, begitu tampak keadaan seperti hal itu, ternyata tak seorangpun yang tahu harus berbuat bagaimana baiknya.

Laba-laba raksasa itu setelah membuat sarang laba2nya yang sangat besar itu, segera memutarkan tubuhnya memandang kesembilan orang itu. Sang Kwan Yu nampak wajah dari laba2 raksasa itu sangat mengerikan sekali, didalam hatinya tanpa terasa menjadi tertegun, dan mengundurkan dirinya satu langkah kebelakang.

Pedang Cing Hong Kiam yang tersoren dipinggang Boen ching segera dicabut keluar dari sarungnya, dengan sekuat tenaga dan mengandalkan pula ketajaman dari pedangnya, dengan keras dia mematahkan rantai Kioe Thian Han Lian yang melibat diri Sang Kwan Yu.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar