Puteri Es Bab 11 : Pembunuh membunuh pembunuh

BAB 11 Pembunuh membunuh pembunuh

Fang Zhen Mei memapah Zhang Hen Shou yang tampak basah kuyup. Melihat keadaan Zhang Hen Shou, dia segera mengalirkan tenaga dalam ke tubuh Zhang Hen Shou.

Pelan-pelan Zhang Hen Shou membuka matanya. Sorot matanya seperti buram dan terlihat tidak ganas lagi.

"Seorang pembunuh tidak boleh gagal. Kalau gagal dia harus mati."

"Aku tahu."

"Kau sudah mengalahkanku, mengapa tidak membunuhku?"

"Aku sama sekali tidak mempunyai dendam denganmu, mengapa aku harus membunuhmu?"

"Kau masih menitipkan anak gadis yang tadinya akan ku culik itu kepadaku."

"Jika aku menjadi kau, dalam situasi seperti itu, kau juga pasti akan menitipkannya kepadaku."

"Tapi," dengan bersusah payah Zhang Hen Shou bicara, "Gadis kecil itu. "

"Ada apa dengan gadis itu?" Shen Tai Gong bertanya.

Zhang Hen Shou menggelengkan kepala sambil tertawa kecut, "Aku...aku telah bersalah kepadamu."

Fang Zhen Mei berkata, "Jangan begitu...sebenarnya apa yang telah terjadi pada gadis kecil itu?"

Dia melihat dan memeriksa luka Zhang Hen Shou. Di tenggorokan ada bekas goresan. Goresan itu memotong leher Zhang Hen Shou kira-kira di 7 titik nadi. Jika Zhang Hen Shou adalah orang biasa, dia pasti sudah mati. Apalagi Zhang Hen Shou sudah terkena 'air mati' yang bercampur dengan air sungai. Jika Zhang Hen Shou tidak terkenal sebagai 'pembunuh sungai' dan mahir berenang, walaupun tidak terluka berat, dia pasti akan mati karena kekurangan oksigen.

Tapi Zhang Hen Shou berusaha berenang hingga ke sisi sungai. Pasti ada kata-kata yang ingin disampaikannya kepada mereka bertiga.

"Siapa yang telah membunuhmu?" "Huo Yuan Ya."

"Pembunuh nomor satu Huo Yuan Ya dari 'RenTou Fan'."

"Dia adalah murid Mao Shan Dong, Si Wu Qiu yang bernama Huo Yuan Ya."

Fang Zhen Mei merasa kaget juga aneh, "Kalian sama-sama berasal dari Ren Tou Fan, mengapa dia ingin membunuhmu?"

"Dia membunuhku juga telah membunuh 2 ular bermarga Man itu."

Zhang Hen Shou tertawa kecut dan berkata lagi, "Kata-katamu benar. Jika mempunyai seorang majjikan yang baik, dia tidak akan membiarkan anak buahnya dengan sembarangan berkorban. Tadi,

Huo Yuan Ya tiba-tiba naik ke atas rakit. Dia ingin menangkap gadis kecil itu. Aku mengatakan kalau anak itu dititipkan oleh orang lain. Jika dia ingin menculik gadis kecil itu, tunggu hingga Fang Zhen Mei kembali.

Dia malah bertanya kepadaku kalau aku makan nasi berasal dari mana? Aku jawab kalau semua ini tidak ada hubungan dengan siapapun, ini adalah perjanjian yang biasa terjadi di dunia persilatan. Pada saat ada Fang Zhen Mei, aku berjuang mati-matian untuk mendapatkan gadis kecil itu, tapi ternyata tidak bisa. Sewaktu dia tidak ada, aku tidak berniat menculik gadis kecil ini. Dia tertawa dingin dan berkata lagi, kalau dia akan menuruti kata-kataku. Aku mengira kata-katanya bisa dipercaya tapi tiba-tiba dia malah menyerangku. "

Fang Zhen Mei bertanya, "Senjata apa yang dipakai oleh Huo Yuan Ya?"

Zhang Hen Shou segera mengerti dengan maksud Fang Zhen Mei.

Dia menjawab, "Pedang."

Alis Fang Zhen Mei berkerut, "Pedang?"

Kata Zhang Hen Shou lagi, "Waktu itu pedangku belum dikeluarkan dari sarungnya. Sarung pedang masih berada di bawah tenggorkanku. Ujung pedangnya tepat mengenai ujungpedangku yang tajam."

Fang Zhen Mei bisa membayangkan keadaan saat itu. Di air sungai di atas rakit, Huo Yuan Ya secara tiba-tiba menyerang Zhang Hen Shou. Pedang Zhang Hen Shou belum sempat dicabut, masih tergantung di tenggorokan yang terjulur hingga perut (itu cara anehnya menggantungkan pedang).

Sebenarnya ujung pedang Huo Yuan Ya menusuk ke tenggorokan Zhang Hen Shou ternyata yang terkena adalah ujung pedang. Tenaga ujung pedang menusuk mengenai pedang kemudian berbalik memukul leher Zhang Hen Shou, membuat nadi-nadi di sekeliling lehernya putu s.

— Tusukan Huo Yuan Ya membuat Zhang Hen Shou yang saat itu mencabut pedang secepat kilat, tidak sempat mengeluarkan pedangnya. Huo Yuan Ya adalah pembunuh yang kemampuannya berada di atas Zhang Hen Shou! Fang Zhen Mei mengangguk mengerti. Dia sudah merasakan musuh yang dihadapi begitu kuat.

"Aku sudah tahu, kau tenang saja."

Mata Zhang Hen Shou terlihat ada kabut tipis. Dia mengerti maksud Fang Zhen Mei.

Dengan sekuat tenaga dia berusaha berenang menghampiri mereka, membiarkan Fang Zhen Mei melihat keadaan lukanya. Fang Zhen Mei menyuruhnya tenang. Sekarang dia benar-benar merasa tenang.

— Karena Fang Zhen Mei akan membuatnya bisa mati dengan tenang. Dia berkata lagi, "Aku adalah seorang pembunuh. Huo Yuan Ya sudah menculik gadis kecil itu. Aku tahu dia akan membawa gadis itu menjuju Ren Tou Fan atau mungkin Mao Shan Dorlg. Tapi aku adalah salah satu anak buah mereka. Aku tidak bisa memberitahukan di mana tempat itu berada. Aku tidak bisa mengkhianati majikanku. Karena itu...kau tidak perlu melakukan apa-apa untukku."

Fang Zhen Mei setuju, "Seseorang memang tidak boleh mengkhianati orang lain, akupun tidak akan melakukan apa-apa untukmu. Hanya saja Huo Yuan Ya berniat membunuhmu. Dari segi manapun, setiap persoalan di dunia persilatan harus diselesaikan."

Nafas Zhang Hen Shou mulai terengah-engah, "Walaupun aku tidak akan memberitahukan tempat itu kepadamu, tapi...." Dari matanya terlihat kalau masih barryak j'ang ingin dia disampaikan, tapi karena nafasnya sesak, dia hanya berusaha memegang tangan Fang Zhen Mei. Shen Tai Gong berubah dan menatap Fang Zhen Mei.

Fang Zhen Mei mengerti dan bertanya, "Apa masih ada yang ingin kau sampaikan?"

Zhang Hen Shou melihat Shen Tai Gong juga melihat Fang Zhen Mei. Dari sorot matanj^a terlihat kalau dia merasa terhibur. Aldrirnya diapun menghembuskan nafas terakhirnya. Wo Shi Shui berjalan mendekat. Pelan-pelan dia berkata, "Dia benar-benar seorang laki sejati."

Fang Zhen Mei menarik nafas dan berkata, "Sayangkita tetap tidak tahu di mana keberadaan Xiao Xue." Sambil bicara, dia melihat ke arah Shen Tai Gong.

Shen Tai Gong menarik nafas. Dia tidak bicara apa-apa.

Setelah memakamkan Zhang Hen Shou, Wo Shi Shui, Fang Zhen Mei, dan Shen Tai Gong, masing-masing memilih sebuah pohon besar dan tidur di dahan pohon itu.

Orang dunia persilatan memang terbiasa makan angin dan minum air hujan.

Fang Zhen Mei sedang memikirkan bagaimana cara menolong Xiao Xue juga memikirkan hubungan antara Putri Yin Huo dan Yi Tiao Long. Terakhir karena dia merasa lelah diapun tertidur. Hari dengan cepat berganti menjadi terang.

Wo Shi Shui masih tidur nyenyak dan terdengar mendengkur. Burung yang hinggap di dekat sana langsung berpindah, jika tidak mereka akan tergetar hingga terjatuh oleh dengkuran Wo Shi Shui.

Fang Zhen Mei dengan cepat melihat kalau Shen Tai Gong menghilang.

--ooo0dw0ooo--

Di tanah tertulis beberapa kata,

Aku mencari Xiao Xue. Jangan khawatirkan keadaanku, aku akan segera kembali. Tertanda : Shen Tai Gong.

Fang Zhen Mei tertawa kecut.

Wo Shi Shui menggaruk-garuk kepala. Dia tidak mengerti. "Ke mana si tua bangka itu akan mencari XiaoXue?"

"Dia sudah tahu tempatnya," jawab Fang Zhen Mei. Wo Shi Shui terkejut. Dia sedang menunggu Fang Zhen Mei meneruskan katakatanya. Fang Zhen Mei melihatnya dan tertawa kecut, "Kita telah tertipu, karena Zhang Hen Shou telah mengatakan ke mana mereka membawa Xiao Xue."

Wo Shi Shui tidak percaya, "Waktu itu akupun berada di sana, mengapa aku tidak sampai tidak tahu?"

Fang Zhen Mei menggelengkan kepalanya dan menarik nafas, "Zhang Hen Shou adalah seorang pembunuh. Setiap pembunuh mempunyai aturannya sendiri. Walaupun Si Kong Tui telah mengkhinatinya, tapi dia tetap tidak boleh memberitahukan persembunyian Si Kong Tui. Dia adalah seorang pembunuh profesional.... Tadinya aku tidak mengerti pandangan matanya sebelum meninggal "

"Pandangan matanya?" tanya Wo Shi Shui tidak mengerti. "Benar, sewaktu Zhang Hen Shou hampir meninggal, pandangan

matanya sudah memberitahukan semuanya. Maka diapun bisa pergi dengan tenang.... Tapi, waktu itu dia memang tidak mengatakan apa-apa."

Fang Zhen Mei menggelengkan kepalanya dan tertawa kecut, "Karena Zhang Hen Shou menuliskan dan sudah memberitahukan bagaimana cara mencari Ren Tou Fan dan mengatakan keberadaan Si Kong Tui kepada Shen Tai Gong.... Dia mengira karena kita bersahabat dengan Shen Tai Gong maka, Lao Shen pasti akan memberitahukannya kepada kita. Karena itu Zhang Hen Shou bisa meninggal dengan tenang "

Wo Shi Shui marah hingga berteriak, "Dasar tua bangka, mengapa dia tidak memberitahukannya kepada kita. Malah diam- diam pergi ke sana sendiri!"

"Ini kesalahan kita karena kita bertindak ceroboh," kata Fang Zhen Mei, "kalau tidak salah tebak, pembicaraan kita berdua telah didengar oleh Shen Tai Gong.... Dia takut kalau kita tidak akan mengijinkannya pergi mencari Xiao Xue, karena itu diapun pergi diam-diam." Wo Shi Shui benar-benar marah, "Kalau memang seperti itu, paling sedikit dia harus meninggalkan alamatnya supaya kita bisa mencarinya! Huo Yuan Ya sanggup membunuh Zhang Hen Shou. Ilmu silatnya berada di atas si kura-kura tua itu. Mana sanggup dia menahan serangannya! Masih ada Si Kong bersaudara "

Kata Fang Zhen Mei, "Kau tidak perlu merasa takut kepada Si Kong bersaudara. San Si itu, Si Wu Qiu yang berada di Mao Shan Dong mempunyai guna-guna terkuat, ilmu silatnyapun terkuat dan dia seorang yang sangat misterius. Huo Yuan Ya hanya salah satu muridnya. Dari sini dapat diketahui bagaimana kemampuan ilmu silat gurunya."

Dengan cemas Wo Shi Shui berkata, "Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

Fang Zhen Mei terdiam lama dan menjawab, "Kau yang akan pergi ke pesta ulang tahun Yi Tiao Long."

"Bagaimana denganmu?" tanya Wo Shi Shui.

"Aku akan mencari Lao Shen," jawab Fang Zhen Mei, "Kita harus membagi tugas. Sebelum Xiao Xue tertolong dan sebelum kita tahu keberadaan Lao Shen, aku tidak boleh muncul di pesta ulang tahun Long Hui Ji karena Si Kong Tui pernah mengancamku. Tapi dia tidak melarangmu.... Walaupun dia tahu kau ada di sana, dia tidak akan sampai membunuh Xiao Xue. Yi Tiao Long seorang pemimpin Yun Nan dan Gui Zhou. Tapi sekarang ini dia terus menerus mengalami hal-hal aneh. Di balik semua ini pasti tersimpan rencana busuk. Kau harus pergi ke sana untuk melihat situasi, kalau perlu kau harus membantunya. Hari ini aku melihat semua tenaga musuh terpusat

di pesta ulang tahun Long Hui Ji, karena itu aku harus berusaha untuk menolong Xiao Xue, lalu mencari Lao Shen, setelah itu kami akan berkumpul kembali denganmu."

Wo Shi Shui merasa ini adalah pekerjaan penting yang harus dilakukan. Dengan suara keras dia menjawab, "Baiklah."

Dua orang dengan 4 tangan saling memegang dan saling bertepuk, kemudian masing-masing pergi menuju arah yang berbeda.

Tugas yang diemban sangat berat. Banyak bahaya yang harus dilewati oleh orang dunia persilatan.

--ooo0dw0ooo--

Setelah meninggalkan kedua teman baiknya, perasaan Shen Tai Gong sedikit sedih.

Tapi dia takut kalau Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui bangun, mereka tidak akan membiarkan dia pergi dari sini.

— Dia belum begitu tua!

— Dia harus menolong Xiao Xue! Sebelum mati, Zhang Hen Shou telah memberikan sebuah peta yang terbuat dari kulit kambing. Dia melihat tempat yang tergambar di peta itu. Diam-diam dia menyembunyikan peta itu supaya Fang Zhen Mei tidak tahu.

Dia tidak mengerti mengapa Zhang Hen Shou tidak mau memberitahu Fang Zhen Mei secara terang-rerang, malah memberikan peta ini kepadanya. Walaupun ini adalah sebuah perangkap, tapi dia tetap harus pergi. Pergi untuk menolong Xiao Xue.

Dia berjalan mengikuti gambar yang tertuang dalam peta. Tidak lama kemudian dia tiba di belakang sebuah rumah besar. Sepertinya di rumah besar itu ada keramaian. Dia mencocokkan gambar peta itu untuk mencari di mana Xiao Xue dikurung. Tempat itu ada di sekitar sini, di sini ada beberapa puluh keluarga yang tinggal. Di antaranya ada sebuah rumah yang pintunya dicat dengan warna merah tua. Rumah itu berada di belakang rumah besar. Rumah itu terlihat sangat seram. Pintu terbuat dari tembaga tapi tampak tertutup rapat. Apakah ada orang yang tinggal di sana? ^

Dia membalikkan tubuh untuk melihat.

Di belakang rumah terlihat sepi, sampai-sampai seekor kucingpun tidak terlihat. Tiba-tiba ada 2 orang yang sedang berdiri didepannya. Tangan mereka memegang 2 buah rantai. Kedua rantai itu mengikat 2 ekor anjing, dua anjing itu tidak bersuara tapi mulut mereka terbuka lebar. Giginya runcing dan dikeluarkan. Begitu melihat giginya, siapapun akan tahu sekali anjing itu menggigit, bisa membuat kaki hancur berlubang.

Kata Shen Tai Gong, "Aku hanya bisa memancing ikan, tidak bisa memancing anjing. Apakah kedua anjing itu bisa ditarik dan menjauh sedikit?"

Laki-laki yang berada di sebelah kiri berkata dengan dingin, "Kau ingin memancing ikan mengapa tidak di sungai malah di sini?"

Sambil tertawa Shen Tai Gong menjawab, "Memangnya kenapa? Apakah rumah sebesar ini tidak ada tamannya? Bukankah di halaman dalam ada sebuah kolam ikan? Aku dengar di dalam kolam itu ada ikan emas, aku ingin memancingnya."

Laki-laki yang berada di sebelah kiri melihat laki-laki yang ada di kanan dan berkata, "Ternyata dia gila."

Laki-laki yang berada di kanan berkata, "Hari ini adalah hari istimewa. Ketua sudah berpesan kalau semua penjagaan harus diperketat. Kelihatannya orang ini datang dengan maksud "

Shen Tai Gong terpaku, "Siapakah pemilik rumah ini. " Baru saja

dia bertanya sudah ada yang membentak.

"Tang Qiu, Tang Kun, jangan bicara lagi dengan pak tua itu!

Cepat usir dia dari sini!"

Kedua laki-laki itu segera berkata, "Pak tua, hari ada pesta di sini, cepat pergi dari sini!"

Yang satu lagi juga berkata, "Kau sudah dengar, jika datang bukan untuk menghadiri pesta, lebih baik cepat pergi dari sini!" Dia mendorong Shen Tai Gong keluar dari tempat itu.

Sambil tertawa Shen Tai Gong berkata lagi, "Aku sudah mengatakan kalau aku datang ke sini untuk memancing, bukan untuk bertengkar. Aku. " Dia terjatuh. Kedua orang itu benar-benar takut melihatnya terjatuh lalu segera memapahnya. Dengan cepat Shen Tai Gong menotok mereka dan berputar ke belakang. Sambil tertawa dia berkata lagi, "Aku tidak jadi memancing ikan, tapi datang ke sini untuk mengambil air, rasanya lumayan juga."

Walaupun Tang Qiu dan Tang Kun sudah ditotok tapi mereka masih bisa meraung. 2 ekor anjing sudah datang dan langsung mengejar Shen Tai Gong. Shen Tai Gong dengan cepat memasang bambu pancingan secara simetris menghadang kedua anjing yang sedang berlari. Kemudian dengan benang pancingan ikannya dia mengikat kedua ekor anjing itu. Lalu dia melempar 2 orang yang tertotok itu.

Shen Tai Gong langsung naik ke atas dinding pagar.

Pada waktu itu juga, di balik dinding sudah ada persiapan.

Begitu ujung kaki Shen Tai Gong mencapai atas dinding dan belum sempat berdiri dengan benar, serangkaian senjata rahasia, berpuluh-puluh macam senjata menembaknya dari kanan, kiri, atas, dan bawah.

Shen Tai Gong segera bersalto dan keluar lagi.

Tiba-tiba dari balik pintu keluar 20-30 orang. Mereka segera memindahkan Tang Kun dan Tang Qiu. Sebagian sudah mencabut senjata mereka dan mulai mengelilingi Shen Tai Gong.

"Siapa kau? Apa maksudnya ke sini?"

Shen Tai Gong tetap tertawa dan menjawab, "Aku datang untuk memancing." Tapi dalam hati dia terkejut, "Mengapa rumah besar ini dijaga begitu ketat?"

Laki-laki yang berada di paling depat membentak, "Di sini bukan tempat untuk memancing, cepat keluar!"

Shen Tai Gong membuka matanya yang seperti baru bangun tidur dan berkata, "Tempat ini memang tempat untuk yang baik untuk memancing ikan."

Laki-laki itu terpaku dan bertanya, "Ikan apa yang bisa kau pancing?"

Shen Tai Gong tertawa, "Seekor ikan tapi bukan ikan yang ada di kolam ikan kalian."

"Lalu, di mana?" laki-laki itu bertanya.

Shen Tai Gong melihat rumah begitu besar dan orang begitu banyak menghalanginya. Dia tahu kalau Xiao Xue dikurung di tempat ini. Segera Shen Tai Gong marah dan berkata, "Kalau kau tidak mengijinkanku memancing ikan di sini, biar aku membeli ikannya. Kalian harus membuka harga, berapapun harga ikan itu tetap harus kubeli!"

Laki-laki itu marah dan berkata, "Kau berani membuat keributan di Qu Nuan Bang!" Dia segera memukul Shen Tai Gong.

Mereka beradu telapak hingga bergetar.

Shen Tai Gong mengangkat lagi telapak tangannya dan menyerang. Laki-laki itu tetap beradu telapak tapi tangannya berganti dengan tangan yang satu lagi.

Kedua kali tangan itu beradu, tubuh mereka bergetar. Shen Tai Gong melancarkan serangan telapak tangannya untuk ketiga kali. Tangan itu tetap tangan tadi. Tangan kanan.

Orang itu dengan kedua tangan terpaksa menyambutnya. Satu demi satu, Shen Tai Gong terus menyerang dan serangannya semakin cepat. Kesembilan laki-laki lainnya segera mengepung Shen Tai Gong. Tapi tangan kiri Shen Tai Gong yang sedang memegang pancingan sudah menotok, menyapu, juga menusuk. Dia bisa menahan serangan dari 9 orang pengeroyoknya.

Setelah beberapa kali menyambut serangan telapak Shen Tai Gong, laki-laki itu sudah tidak kuat lagi. Terdengar ada seseorang dari atas dinding pagar berteriak, "Lao Chong, biar aku yang menyambutnya!"

Orang itu berada di atas dinding, tapi begitu selesai bicara dia sudah berada di depan orang yang dipanggil Lao Chong dan menerima serangan Shen Tai Gong.

BAK. Mereka sama-sama terpaku. Kali ini Shen Tai Gong harus menarik nafas panjang, baru bisa menyerang lagi. 5

Orang itu menyambut lagi serangan telapak tangan Shen Tai Gong dengan telapak tangannya juga. Shen Tai Gong tidak mundur tapi orang itu sudah mundur hingga 3 langkah.

Tadinya tangan kiri Shen Tai Gong bergerak menghadapi 9 orang, dan semuanya sangat mudah tapi sekarang dia mulai merasa kesulitan.

Orang itu berhenti sebentar lalu membentak, "Mundur!"

Shen Tai Gong terkejut karena tidak menyangka tenaga telapak tangan orang itu cukup besar, tapi di mulut dia tetap tidak mau kalah, "Untuk apa berhenti, suruh semua orang yang ada di-dalam rumah keluar, bukankah itu lebih baik!"

Wajah orang itu pucat karena marah itu, dia berkata, "Apakah Tuan adalah si Pancing Sakti Tetua Shen?"

Orang itu memberi hormat dulu, membuat Shen Tai Gong terpaku. Ada lagi yang mengucapkan kata, "Tetua!". Ini membuat kemarahannya hilang separuh. Dia menegakkan bambu pancingannya dan bertanya, "Siapa kau?"

Orang itu menjawab, "Aku adalah anak buah dari Qu Nuan Bang, julukanku adalah 'Elang sakti wajah besi', bernama Ye Pian Zhou. Sudah lama aku mendengar kalau Tetua Shen selalu menegakkan kebenaran. Mengenai kejadian ini, pasti telah terjadi salah paham, harap Tetua memakluminya."

"Salah paham?" tanya Shen Tai Gong, "cepat kembalikan benda itu padaku, setelah itu aku akan segera pergi!"

Ye Pian Zhou terpaku, "Mengembalikan apa?"

Shen Tai Gong dengan tidak sabar menjawab, "Ikan!" "Ikan? Ikan apa?" tanya Ye Pian Zhou bingung. Shen Tai Gong benar-benar marah, "Ikan duyung!"

Ye Pian Zhou masih tidak mengerti, "Ikan duyung? Ikan duyung apa?"

Shen Tai Gong marah, "Jangan pura-pura di depan orang tua seperti aku. Kau masih bisa berbohong! Cepat keluarkan ikan duyung itu, kalau tidak "

Waktu itu dari balik pintu belakang rumah besar itu ada seorang pelayan menjulurkan kepalanya dari balik pintu bercat merah. Dengan manja dia berkata, "Pak tua, Anda ingin mencari seseorang?"

Shen Tai Gong marah, "Tidak ada hubungannya denganmu!" Pelayan itu tertawa, "Pasti ada hubungannya, karena orang yang

Anda cari ada di sini."

Shen Tai Gong tidak meladeni Ye Pian Zhou lagi. Dengan cepat dia sudah sampai di depan pintu bercat merah itu, "Kau...kau tahu siapa yang sedang kucari?"

Mata pelayan itu berputar-putar, "Benda yang sedang Anda cari tentu bukan seekor ikan, apakah betul?"

Shen Tai Gong terpaku,". ikan?"

Pelayan itu tertawa, "Seekor ikan emas." Dia berkata lagi, "Cepat, cepat, jika ingin mencari ikan cepat masuk. Kalau tidak, ikan emas itu akan digoreng, emasnya bisa habis." Dia menarik tangan Shen Tai Gong supaya masuk ke dalam.

Lalu pintu bercat merah itupun ditutup. Rumah besar bagian dalam kembali sepi, tidak ada suara sedikitpun.

Laki-laki yang ada di luar pintu, hanya bengong dan saling memandang.

Lao Chong bertanya, "Apakah orang itu adalah Shen Tai Gong?"

Kedua mata Ye Pian Zhou melihat ke arah pintu bercat merah itu dan menjawab, "Benar!" Lao Chong bertanya lagi, "Shen Tai Gong datang ke sini bertujuan mencari orang atau mencari ikan? Orang yang dicarinya itu siapa? Dan ikan apa yang sedang dicarinya?"

Ye Pian Zhou menjawab, "Aku tidak tahu."

Dia menarik nafas dan berkata, "Yang penting sekarang dia sudah masuk Mao Shan Dong, dan ini bukan suatu hal yang baik."

Lao Chong menggaruk-garuk kepalanya dan bertanya, "Apakah hal ini harus dilaporkan kepada Ketua Long?"

Ye Pian Zhou menarik nafas dan menjawab, "Hari ini adalah hari ulang tahun ketua, mana mungkin kita mengganggu beliau? Dengan sekuat tenaga kita berjaga di sini, itupun sudah cukup. Ketua Tang dan Ketua Chan sudah terbunuh, Ketua Xiu pun sedang terluka berat. Kita harus berhati-hati "

Semua orang mendengar perkataaannya.

--ooo0dw0ooo--
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar