Puteri Es Bab 01 : Balas dendam demi diriku

BAB 1 Balas dendam demi diriku

Xi Jin Feng dan Tang Er Shi adalah pesilat tangguh di 'Qu Nuan Bang'. Beberapa hari ini baik di dalam maupun di luar perkumpulan telah terjadi hal-hal yang aneh. Karena itu mereka diperintahkan untuk berpatroli di daerah perbatasan.

Xi Jin Feng berasal dari propinsi He Bei, tepatnya dari desa Xi, dia sangat menguasai ilmu golok yang bernama Xi Jia Shi Hun Dao (ilmu golok pelenyap roh dari keluarga Xi). Bila golok sudah berada di tangannya, istilahnya dengan menutup matapun goloknya bisa dimainkan dengan lihai. Tang Er Shi (er shi=20) berasal dari keluarga Tang, murid keluarga Tang terkenal dengan senjata rahasianya, Senjata rahasia milik Tang Er Shi sudah pernah mengalahkan banyak lawan, yang terluka juga sudah tidak terhitung banyaknya, dia membunuh lawan tanpa perasaan apapun!

Mereka berdua bisa dikatakan berilmu tinggi, pemberani, banyak pengetahuan, dan Hangat cekatan. Mereka berdua diibaratkan bisa menghancurkan gunung dan membalikkan laut. Tapi mereka tidak pernah melihat kejadian aneh yang terjadi seperti sekarang ini.

Hari sudah malam, di langit hanya terlihat bulan sabit, karena malam ini berkabut, maka semuanya terlihat buram, seperti ada atau seperti tidak ada. Sinar redup menyinari ranting pepohonan, di tempat yang begitu terpencil membuat hati terasa dingin.

Ranting-ranting pohon yang sudah layu di bawah sinar bulan seperti ribuan tangan dan ribuan cakar, seperti tangan setan gentayangan, malam ini ada orang seperti sedang memukul paku, seperti keluar dari suatu tempat.

Tang Er Shi dan Xi Jin Feng segera teringat pada peristiwa aneh yang terjadi di Qu Nuan Bang. Tangan mereka sudah berkeringat, di dalam suasana seperti ini bisa terdengar ada orang yang sedang memaku, bercampur dengan suarajampi-jampi kasar dan aneh.

Dari belakang tampak seperti ada orang yang sedang membaca mantera, ternyata orang itu seorang perempuan. Punggungnya menghadap ke arah Tang Er Shi dan Xi Jin Feng. Rambutnya panjang tergerai hingga kepinggang, dari belakang sosok tubuhnya tampak indah. Baju panjangnya berwarna putih dan longgar. Tang Er Shi dan Xi Jin Feng saling pandang, mereka ingin tahu bagaimana pikiran mereka masing-masing sebelum mereka memutuskan apa yang harus mereka lakukan. Hati mereka bergetar karena suatu hal.

Perempuan itu sambil membaca mantera memukul sebuah boneka kain pada sebuah pohon besar dengan sebuah palu.

Boneka yang terbuat dari kain itu, tubuhnya dipenuhi dengan paku, dan di tubuh boneka itu ditempeli dengan mantera-mantera yang terbuat dari kertas, boneka yang terbuat dari kain itu, pancaindranya dilukis sangat mirip manusia, benar-benar seperti manusia sungguhan. Anehnya lagi, di tubuh boneka itu masih tertulis tanggal lahir dan tahun!

Xi Jin Feng sudah tidak tahan dan membentak, "Hei! apa yang sedang kau lakukan?" kata-katanya baru keluar, Tang Er Shi melihat di bawah cahaya bulan yang redup, terlihat dengan jelas wajah dari boneka kain itu!

Sepertinya dia kenal dengan wajah boneka itu, dia ingin melarang Xi Jin Fang bertindak gegabah, tapi Xi Jin Feng sudah membentak, perempuan itu berhenti memaku. Di bawah sinar bulan yang redup dan di bawah naungan bayangan pohon-pohon besar, rambut panjang perempuan itu tergerai di atas baju putihnya yang lebar. Dia tidak bergerak.

Xi Jin Feng sekarang bisa melihat dengan jelas wajah boneka kain itu, ternyata itu adalah wajah ketua Qu Nuan Bang, Long Hui Ji!

Kali ini Xi Jin Feng benar-benar terkejut, tampak panca indra boneka itu berdarah. Dia teringat selama beberapa hari ini sudah terjadi banyak peristiwa aneh.

Dia berkata, "Kau, kau adalah. " Perempuan itu bersuara, "Cih." dengan pelan dia membalikkan tubuh.

Wajah perempuan itu tampak hancur, kecuali air yang bercampur darah, masih ada nanah. Tidak ada satu bagian dari wajahnya yang sempurna. Begitu Xi Jin Feng menjerit aneh, Tang Er Shi sudah menyerang.

Walaupun ilmu golok Xi Jin Feng tingg., tapi pengalaman Tang Er Shi lebih banyak. Dia tahu musuh sudah berani mengganggu ketua dan secara kebetulan mereka mengetahuinya, mereka tidak akan bersikap bersahabat kepada musuh itu.

Serangan Tang Er Shi sangat cepat, 7 butir Tie Ji Li (semacam senjata rahasia) sudah terbang di udara dan mengeluarakan suara desingan  yang kuat.  Senjata itu   berputar kemudian menyerang, di tengah-tengah udara senjata itu meledak dan keluar 171 jarum beracun, dan pada saat itu Lei Gong Dan yang berada di tangan kirinyapun dikeluarkan Senjatanya  membawa  angin  kencang,  yang membuat orang tidak bisa menduga adalah menghindari tendangan kakinya, ada sebatang senjata tajam berwarna geiap diam-diam menyerang ke bagian bawah lawan.

Sekalipun lawan mereka adalah manusia ataupun setan, jika dia menghadap senjata rahasia begitu banyak, dia pasti akan menunduk.

Sewaktu Xi Jin Feng berpikir seperti itu, tiba-tiba langit dan bumi menjadi gelap. Lalu Jin Feng mendengar teriakan temannya

Teriakan ini seperti bukan suara teriakan manusia. Teriakan ini bukan dikarenakan sakit atau takut, juga bukan karent putus asa, bukan pula karena takut mati, melainkan teriakan sakit, takut dan putus asa serta teriakan kematian yang secara bersama datang menutupinya. Membuat teriakan histeris seperti wajah kulit manusia yang dimasak menjadi bubur. Teriakan itu berasal dari teriakan- Tang Er Shi. Begitu Xi Jin Feng mendengar teriakan ini, hatinya seakan tenggelam. Salah satu telapak tangannya melindungi bagian dada. Hanya sebentar gerakannya sudah berubah menjadi 8 jurus. Tangan kanannya memegang golok tapi sepasang kakinya terus mundur.

Bukan karena dia tidak mau menolong temannya tapi menurut pengalamannya di dunia persilatan, semua kejadian itu memberitahu kepadanya bahwa benda yang tidak seperti manusia juga tidak seperti setan itu, tidak bisa dilawan oleh mereka berduadaripada melindungi mayat seorang teman, dan menjadi korban lagi, lebih baik menyisakan satu nyawa, meminta bantuan orang lain untuk membalas dendam.

Karena itu dia segera mundur dengan cepat. Dengan kecepatan yang dipelajarinya selama hidup ini, dia terus mundur. Hanya dalam waktu singkat dia sudah sampai di sebuah pos kemanan. Walaupun seekor kuda bisa berlari dengan cepat, rasanya tidak mungkin bisa berlari dengan kecepatan seperti itu. Tapi manusia bukanlah kuda, begitu sampai di pos keamanan, nafasnya tersengal-sengal.

Pos keamanan itu adalah salah satu dari 4 cabang markas 'Qu Nuan Bang'. Ketua cabang di sini adalah Tang Shi Wu (Shi Wu=15). Tang Shi Wu adalah kakak Tang Er Shi. Ilmu silatnya lebih tinggi dari Tang Er Shi dan Xi Jin Feng. Mereka berdua berpatroli ke daerah hutan-hutan. Karena selama beberapa hari ini telah terjadi hal-hal aneh. Orang yang memerintahkan mereka pergi ke sana adalah Tang Shi Wu.

Walaupun nafas Xi Jin Feng terengah-engah, tapi setelah sampai di markas cabang, dia melihat ada 4 kobaran api unggun, hatinya merasa agak tenang.

Disana ada Tang Shi Wu dan teman-temannya, berjumlah 16 orang. Apa yang dia takutkan? Terpikir akan hal itu, ketakutannya segera hilang dan berganti menjadi rasa senang. Dia sudah hampir pingsan.

Dia segera menenangkan diri dan berpikir, "Aku tidak melawan setan itu malah melarikan diri. Dalam peraturan 'Qu Nuan Bang', ini adalah kesalahan besar ditambah lagi orang yang mati adalah adik dari ketua cabang yang bernama Tang Shi Wu. Aku harus membuat  alasan yang tepat, kukatakan kalau aku sudah bertarung dengan musuh dan berhasil meloloskan diri.... Karena dia berlari sangat cepat dan kelelahan, pikiranku menjadi kacau. Apapun tidak bisa kuingat."

Terdengar ada yang membentak, "Siapa!" Kemudian ada 6-7 sosok mendatanginya.

Xi Jin Feng tahu kalau mereka adalah orang-orangnya sendiri.  Dia berteriak, "Ini aku!" Terpaksa dia berhenti, kakinya terasa melayang, otaknya kosong, dia hampir jatuh terjengkang. Orang- orang itu dengan cepat memapahnya.

"Dia adalah Lao Xi. Kelihatannya telah terjadi sesuatu!" "Apa yang terjadi? Di mana Tang Er Shi?"

"Cepat, suruh ketua cabang kemari! Beritahu telah terjadi sesuatu pada Lao Xi!"

Terdengar ada sebuah suara menutupi suara ribut-ribut itu.

"Ada apa?" seseorang muncul. Di belakangnya ada 7-8 orang yang mengikutinya.

Xi Jin Feng melihat orang yang datang berperawakan tinggi, besar, dan gagah, kesepuluh jarinya berbentuk seperti kaitan. Dia tidak lain adalah ketua cabang, Tang Shi Wu. Dengan cepat Xi Jin Feng berbicara, "Ketua Tang, aku "

Tang Shi Wu bertanya, "Apa yang telah terjadi? Di mana Adik Er Shi?"

"Kami...berada di hutan yang gelap...dan kami telah bertemu...

bertemu dengan seorang perempuan...." Dia bicara sampai di sana. Semua orang terus melihatnya menunggu kelanjutan ceritanya. Sorot mata mereka sangat aneh dan tidak biasa. Xi Jin Feng takut mereka tidak akan percaya kepadanya. Dengan terburu-buru berkata lagi, "Benar...perempuan itu...sangat menakutkan...." Dia melihat lagi orang-orang di sana, dan mereka sepertinya sangat ketakutan. Xi Jin Feng masih ingin melanjutkan lagi, tapi tiba-tiba dia merasa ada suatu benda basah yang jatuh ke atas kepalanya. Segera dia ingin membersihkannya. Begitu dia akan membersihkan kepalanya, tangannya mencengkram sebuah benda. Begitu dilihat dengan teliti ternyata itu adalah kulit kepala yang masih berdarah, sebelah telinga dan sejumput rambut. Semua berada di tangan Xi Jin Feng, dia tidak percaya dengan penglihatannya. Dia menggosok matanya kemudian dia tidak bisa melihat apapun. Dia hanya bisa berteriak.

Teriakannya sama seperti teriakan Tang Er Shi. Tidak ada harapan, takut, dan rasa sakit. Teriakan yang mendekati kematian.

Dia tidak bisa melihat tapi saudara-saudaranya yang ada di sana melihat dengan mata kepala mereka sendiri. Begitu dia menggosokan matanya, sepasang bola matanya tergosok hingga terlepas. Yang satu terjatuh ke tanah, sedangkan yang satu lagi tergantung di tulang matanya dan masih meneteskan darah.

Saudara-saudaranya yang ada di kantor cabang melihat matanya membengkak dan sobek. Seluruh tubuhnya terus-menerus mengeluarkan air bercampur dengan darah, sedangkan Xi Jin Feng masih tidak sadar. Mereka terus mundur dari sisinya.

Mereka mundur bukan karena mereka tidak setia kawan, mereka adalah orang persilatan melainkan karena keadaan saat itu benar- benar sangat menakutkan. Apalagi sudah banyak kabar yang beredar, telah terjadi banyak hal aneh. Mereka yang mundur dari sana adalah mereka yang telah berkeluarga. Jantung manusia terbuat dari daging dan darah. Mereka mempunyai alasan untuk merasa takut.

Sewaktu semua sudah mundur dari sana, hanya Tang Shi Wu yang masih berdiri di sana. Dengan dingin dia membentak, "Siapa?"

Begitu suaranya keluar, semua berdiri terpaku, semua orang- orang itu pernah melewati gelombang besar. Semuanya juga tahu jika semua pikiran kacau maka akan masuk ke dalam perangkap musuhapakah musuh mereka adalah manusia?

Terdengar ada suara tawa yang sangat aneh, seram, dan menakutkan. Jika dikatakan itu adalah suara tawa, rasanya lebih pantas tawa itu disebut suara cheetah atau serigala yang sedang melolong, atau suara pintu kuil usang yang berderit tertiup oleh angin. Suara itu datang dari segala sudut. Bila didengar dengan teliti suara itu -seperti datang dari langit juga seperti datang dari bawah kaki orang-orang itu.

Karena itu semua orang meloncat menjauh. Waktu itu di bawah sinar bulan yang redup, ada beberapa orang saling menunjuk kepada temannya dan berteriak, "Kau"

Ternyata mereka melihat wajah teman-temannya membengkak lalu pecah. Tapi dia sendiri tidak merasakannya. Keadaan mereka sama seperti keadaan Xi Jin Feng.

Beberapa orang bergetar. Yang lain memapah teman mereka yang terluka. Hati merasa sangat terkejut. Tiba-tiba Tang Shi Wu membentak, "Jangan sentuh mereka" Karena dia melihat orang yang wajahnya bengkak adalah orang yang tadi sempat memapah Xi Jin Feng. Tapi pada saat Tang Shi Wu memikirkan hal itu, semua sudah terlambat. Orang-orangnya yang berjumlah 6-7, wajah mereka sudah mengeluarkan darah dan air. Dan orang-orang yang memapah mereka yang berjumlah 8-9 orang, wajah mereka berubah menjadi hijau dan menakutkan. Mereka melihat tangan mereka yang pernah memapah temannya.

Sekarang hanya tersisa 3 orang yang tidak pernah memegang orang-orang itu. Mereka mengeluarkan senjata masing-masing.

Tawa aneh itu tiba-tiba berubah menjadi lengkingan tinggi, suaranya seperti orang yang sedang mengasah pisau di atas batu tajam, begitu menusuk telinga.

Wajah Tang Shi Wu berubah. Tangannya dimasukan ke balik dadanya dan berteriak, "Pertahankan posisi!"

Selesai berkata seperti itu, diapun mulai mundur. Mundur hingga mencapai meja yang terbuat dari kayu wangi yang berada di bawah api unggun. Api unggun tertiup angin terus bergoyang-goyang. Dengan cepat dia menulis di atas kertas. "Balaskan dendamku."

Selesai menuliskan 4 huruf itu, dia mendengar teriakan pertama. Dia tidak melihat, dari sisi meja dia mengeluarkan seekor burung merpati putih dari sangkarnya. Dengan cepat kertas itu digulungnya di kaki burung merpati itu. Waktu ini dia sudah mendengar teriakan kedua. Dengan cepat dia mengikat kertas itu di kaki merpati itu. Waktu itu terdengar lagi teriakan ketiga. Dia menarik nafas panjang, dia tahu 3 anak buahnya yang tersisa sudah mati semua.

Dia membalikkan tubuh lalu melepaskan merpati itu, bila merpati putih itu bisa terbang, dia tidak takut walaupun harus mati, akan ada orang yang membalaskan dendamnya. Orang itu telah berjanji akan melakukan satu hal untuknya. Orang itu jika sudah berjanji pasti akan menepatinya. Sekalipun permintaannya adalah menangkap ikan di gurun pasir, memindahkan gunung es dari kutub utara ke kota Chang An, atau hal mustahil lainnya, orang itu pasti akan melakukannya. Karena dia dan orang itu bersahabat. Sahabat sejati. Segera Tang Shi Wu melihat di bawah sinar api unggun, warna ujung koas bukan lagi berwarna hitam melainkan berwarna hijau aneh.dia menulis dengan tinta. Mengapa tinta itu bisa berubah menj adi hij au?

Tiba-tiba dia merasa tangannya kaku. Karena tadi dia meraba senjata rahasia yang tersimpan di balik dada, sekarang jantungnya pun mulai terasa kaku.

Tawa aneh itu terdengar lagi, tawa itu seakan berada di sisi telinganya. Tajam dan menakutkan.

Tang Shi Wu ingin memberontak tapi dia sadar kalau keadaannya sekarang sama seperti Xi Jin Feng. Tapi dia merasa sedikit terhibur, merpati pos itu sudah terbang menuju orang yang ingin ditujunya. Setelah dia menerima surat itu, dia akan membalaskan dendamnya dan dia pasti bisa menjaga keutuhan Qu Nuan Bang.... Tapi tinta  itu. Dia menulis dengan tinta yang sudah ternoda racun. Dia menulis dengan tinta itu di atas kertas, dan kertas itu diikat di kaki merpati. Mana mungkin merpati itu akan tahan terhadap racun yang begitu kuat? Itu adalah pikiran terakhirnya. Pikiran itu membuat sedikit harapan yang ada akan sirna juga, malah mempercepat kematiannya.

— Merpati pos itu, apakah selamanya tidak akan sampai di tangan orang itu?... 

Benar. --ooo0dw0ooo--

--ooo0dw0ooo-- 

Si baju putih Fang Zhen Mei memang selamanya tidak menerima surat itu, tapi surat itu diterima orang lain. Merpati putih itu terbang tidak sampai setengah kilometer, racun sudah menyebar masuk ke jantung melalui kakinya. Merpati itu terjatuh. Terjatuh di tangan seseorang. Orang itu tidak lain adalah Shen Tai Gong.

Kecuali umur Shen Tai Gong yang sudah tua, ternama, bersifat galak, hobinya adalah membuat orang marah, tapi senang membantu orang yang tertindas. Hobi lainnya adalah dia senang memancing dan menangkap burung.

Dia memancing ikan tidak menggunakan kail, dia memacing ikan lalu melepaskan ikan itu. Ikan adalah temannya, ikan-ikan itu pernah membantunya mengalahkan pesilat tangguh Shi Jing Tang di dalam air sungai Huai He. Dia menangkap ikan hanya sekedar bermain-main, diapun tidak akan tega melukai seekor burung.

Pada saat dia menatap langit, dia melihat ada seekor burung terbang ,dengan cara tidak normal, karena itu dia segera mengejar burung itu hingga setengah kilometer jauhnya. Akhirnya dia menyambut burung yang terjatuh dari langit dan melihat ada surat itu. Tapi dia tidak tahu surat itu ditujukan untuk siapa.

Dan diapun terkena racun itu.

Racun itu sangat dahsyat dan menyebar dengan cepat. Tapi bila berniat ingin meracuni Shen Tai Gong bukan hal yang mudah. Karena di sisinya ada seseorang. Pendekar Wo Shi Shui.

--ooo0dw0ooo--

Selama hidupnya Wo Shi Shui sudah sering terkena racun. Ada orang yang mengatakan, "Dalam hidupnya, saat dia terkena racun lebih sering dibandingkan pada saat dia bersin." jadi dia adalah ahli penawar racun. Menurut orang-orang, jika seseorang sering sakit, lama kelamaan dia bisa mengobati dirinya. Walaupun Wo Shi Shui tidak bisa mengobati dirinya sendiri tapi dia bisa mengobati orang lain. Apalagi racun yang ada di dalam tinta itu. Setelah terbang  jauh, khasiat racun itu sudah berkurang banyak.

Wo Shi Shui berhasil menawarkan racun Shen Tai Gong. Walaupun tidak ada hubungan dengan 4 huruf balaskan dendamku. Shen Tai Gong tetap harus membalas dendam demi dirinya.

Apalagi masih ada Wo Shi Shui.

Dia takut dunia menjadi kacau. Jika dunia kacau, mana bisa dia menegakan keadilan dan kebenaran. Itulah Wo Shi Shui.

Bila mereka berdua sudah turun tangan, danau yang tenang seperti kaca juga akan berubah menjadi laut yang bergelombang besar.

--ooo0dw0ooo--

Waktu itu adalah hari menjelang ulang tahun ke-50 dari ketua Qu Nuan Bang, Long Hui Ji, tepatnya masih tersisa 3 hari lagi.

--ooo0dw0ooo--

Waktu ini, Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui sedang mencari tahu asal usul racun itu. "Siapa yang berniat membunuhku?" tanya Shen Tai Gong sambil mengerutkan alisnya. "Di dalam burung itu sudah diberi racun, masih menyuruhku membalas dendam buat dia?" dia bertanya kepada Wo Shi Shui.

Jawab Wo Shi Shui, "Kau bertanya kepadaku, lalu aku harus bertanya siapa?"

Mata Shen Tai Gong menjadi bercahaya. Dia berkata, "Bukankah namamu Wo Shi Shui (siapa aku)?"

Wo Shi Shui terpaku. Shen Tai Gong berkata, "Jika di dunia persilatan ingin mencari seseorang yang berilmu silat tinggi dan sering membantu orang berkelahi, juga sering dipukul oleh orang hingga seperti kura-kura, kemudian dia harus ditolong oleh Cai Shen Ye (Dewa uang,Julukan Fang Zhen Mei). Dan orang itu pasti adalah Wo Shi Shui."

Sesudah mendengar kata-kata Shen Tai Gong, Wo Shi Shui merasa tidak enak hati, terpaksa dia mengangguk. Shen Tai Gong tidak senang Fang Zhen Mei selalu memakai baju putih, karena itu dia selalu menyindir Fang Zhen Mei tidak punya baju untuk salin.

Tentang Cai Shen Ye, julukan ini diberikan kepada Fang Zhen Mei karena setiap kali setelah Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong makan atau menginap, dan tidak mempunyai uang untuk membayar, Fang Zhen Mei akan datang tepat waktunya lalu membayarkan tagihan mereka.

— Di dalam hati Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, laki-laki yang selalu ada sewaktu mereka berada dalam kesulitan, dia adalah Fang Zhen Mei, yang selalu datang menolong. Jika mereka berganti posisi dengan Fang Zhen Mei, merekapun akan berbuat seperti itu.

"Ingin mencari seseorang yang ganteng dan luwes, ilmu silatnya tinggi, hati baik, dan lucu. Orang adalah aku, Shen Tai Gong."

Kata Wo Shi Shui, "Karena itu jika ingin mencari orang yang menaruh racun itu, asalkan mencari orang-orang hebat yang biasa memakai racun, itu sudah cukup." Shen Tai Gong memelototi Wo Shi Shui dan bertanya, "Menurutmu sekarang kita berda di mana?"

"Yun Nan."

Shen Tai Gong mengangguk, "Di Yun Nan, pesilat-pesilat mana saja yang sering menggunakan racun?..."

Dengan dingin Wo Shi Shui menjawab, "Jangan tanya lagi. Di Yun Nan, semua pesilat-pesilat lihai pasti memakai racun."

Shen Tai Gong menghentakkan kaki dan berkata, "Semua orang bisa menggunakan racun, tapi yang bisa membuat Shen Tai Gong terkena racun, pasti dia adalah orang yang sangat paham tentang racun. Menurutmu siapa. "

Wo Shi Shui berkata, "Ada. San Chong Yuan Shi, Yi Tiao Long. San Si Yun Gui Qu Nuan Bang." (Tiga ekor ulat, Seekor naga, tiga marga dari Qu Nuan Bang).

Shen Tai Gong terdiam, kemudian dia berkata, "14 huruf itu, apakah maksudnya dari 4 perkumpulan?"

Jawab Wo Shi Shui, "San Chong adalah 3 perkumpulan yang menggunakan racun serangga yang kuat. San Si adalah Si Kong Yui, Si Kou Xiao Dou, dan Si Wu Qiu. ketiga orang ini masing-masing memimpin 3 perkumpulan rahasia."

Shen Tai Gong ikut bicara, "Masih ada Yi Tiao Long dan Qu Nuan Bang. Apakah yang dimaksud adalah Long Hui Ji. Pendekar Long dan teman-temannya."

Wo Shi Shui berkata lagi, "Menghadapi keempat perkumpulan ini, kita tidak akan bisa menang dari mereka walau setengah juru spun."

Mereka terdiam sebentar. Shen Tai Gong dengan suara kecil bertanya, "Kita berkelana di dunia persilatan, tujuan kita apa?"

Wo Shi Shui menjawab dengan mantap, "Jika ini menyangkut membela kebenaran, gunung pisau dan lautan apipun akan kita tempuh." Setelah itu mereka saling menepuk tangan dan tertawa terbahak-bahak. Shen Tai Gong bertanya, "San Chong San Si dan Yi Tiao Long, kita cari siapa dulu?"

Alis tebal Wo Shi Shui terangkat dan menjawab, "Yi Tiao Long Long Hui Ji."

--ooo0dw0ooo--

"Long Hui Ji?"

"Karena Long Hui Ji adalah kepala dari banyak jago di Yun Nan. Karena ada dia maka 3 pesilat Yun Nan yang selalu menggunakan racun, menjadi tunduk dan tidak berani melukai rakyat kecil. Dia paling tidak mungkin menggunakan racun, maka kita harus mencaritahu siapa yang memberi racun itu dari mulutnya."

--ooo0dw0ooo--

Menjelang 2 hari sebelum ulang tahun ke-50, Long Hui Ji berdiri di depan pintu, melihat 36 mayat yang digotong masuk. Di antara mayat-mayat itu terlihat salah satu dari 4 ketua cabang markas Tian Cong.

Dia adalah ketua cabang kedua yang mati tanpa sebab. Semenjak dia menjadi ketua selama 28 tahun ini, ketua cabang yang mati sudah kedua kalinya.

Selama 28 tahun ini, Ou Nuan Bang yang dipimpinnya selalu menjaga persahabatan dan keadilan, jadi siapa yang telah berani mencabut kumis harimau?

Walaupun dalam pertarungan ketika menaklukan San Si San Dong, dengan tetap menegakan keadilan dan tidak meneteskan setetes darahpun, diapun tidak sampai mengorbankan banyak orang.

Sekarang 2 ketua cabang di antara 4 ketua, Tang Shi Wu dan Kan Tian Cong mati tanpa sebab. Sedangkan korban yang jatuh dalam bulan ini sudah mencapai seratus orang. Sepertinya di antara

35 mayat itu, 5-6 orang terkena mayat saudara seperguruan. Mereka terkena racun baru mati. Tapi mereka terkena racun apa? Long Hui Ji sendiri tidak tahu. Hanya saja hal ini telah membuat tangannya berkeringat. Kepandaian lawan menguasai racun setara dengannya.

— Siapakah orang itu sebenarnya? Dia melihat tiang penyangga rumah yang ada di depan. Kayu itu disusun dan dipaku hingga ke atas, membuat atap terlihat gelap. Rumah ini sudah lama dibangun. Sudah lewat beberapa tahun, jika tidak diperbaiki lama-kelamaan rumah ini akan runtuh. Apakah perkumpulannya juga akan berakhir seperti itu? Long Hui Ji terus berpikir.

Kemudian dia mendengar di belakangnya ada suara langkah orang berjalan, dia tidak perlu membalikkan kepala lagi, dia sudah tahu siapa yang datang. Liu Qing Ying adalah istri keduanya. Dia sangat mengerti bagaimana sifat Long Hui Ji. Bila Long Hui Ji sedang memikirkan sesuatu, dia tidak ingin diganggu.

Karena itu dia menarik nafas dan berkata, "Ying Er."

Dengan mata besar dan bola mata sangat bening, Liu Qing Ying menatap wajah Long Hui Ji. Suaminya yang begitu gagah, kedua tulang pipinya sangat tinggi, hidungnya mancung, terpasang di wajah yang berwarna coklat.

Liu Qing Ying menarik nafas. Dia sudah melihat 36 mayat yang dibungkus dengan kertas minyak.

"Semua ini... ketua dia..."

Long Hui Ji mengangguk. Tangannya diletakkan di pundak istrinya. Dia sedang hamil 8 bulan, jangan sampai kabar ini membuatnya terkejut.

Long Hui Ji melihat tubuh Liu Qing Ying yang sedikit berisi. Wajahnya bundar terlihat lembut dan penurut. Wajah ini penuh dengan perasaan dalam tapi matanya memancarkan kepintaran. Kepintaran istrinya ini selalu menenangkan dirinya, membuatnya merasa hangat, 'membuatnya tenang, membuatnya sayang kepada istrinya...juga membuatnya berpikir pada orang masa lalu...tidak, dia tidak ingin mengingat orang itu lagi. Karena itu dengan lembut dia berkata, "Ying Er, istirahatlah! Untuk apa kau keluar dari kamar?"

Wajah Liu Qing Ying yang pucat terlihat ada bayangan ketakutan. Dia berkata, "Xiu, Ye, kedua ketua cabang ini ingin bertemu denganmu."

Segera Long Hui Ji memberitahu kepada anak buah, "Suruh masuk dua ketua cabang." Dia merasakan ketakutan istrinya. Long Hui Ji memegang tangannya. Dengan lembut bertanya, "Ada apa denganmu?"

Karena Long Hui Ji bertanya, tadinya Liu Qing Ying ingin menutupinya sekarang dia malah menangis.

Long Hui Ji dengan cemas bertanya, "Ada apa?"

"...suara." Suara Liu Qing Ying seperti merintih juga seperti menangis. "Suara? Suara apa?"

"...aku belum pernah mendengar suara itu "

Dia hanya berkata setengah kalimat. Liu Qing Ying seperti takut mengingat kembali. Dia segera terdiam.

"Suara apa? Kapan kau mendengarnya? Di mana kau mendengarnya?"

Walaupun Long Hui Ji merasa istrinya mungkin hanya sedang merasa tidak tenang dan selalu terbayang-bayang pada hal itu, mungkin juga karena ini adalah penyakit orang hamil, atau mungkin juga karena selama beberapa hari ini banyak gosip yang beredar. Tapi dia tetap ingin bertanya sesuatunya dengan jelas.

Tubuh Liu Qing Ying tampak gemetaran, tapi dia berusaha menekan ketakutan dan kesedihannya. Apalagi pengertian dan penjelasan dari suaminya bisa diandalkan. Semua ini membuat tubuhnya bertambah lemah. "...banyak, banyak suara. Awalnya datang dari atas atap. Ada suara yang berkata, 'pada saat kau melahirkan anak, itupun saat kau akan mati...' Dia masih bicara, 'bayi yang sudah mati akan menggigitmu sampai mati...' masih banyak kata-kata yang menakutkan. "

Kedua alis Long Hui Ji terangkat, "Dari atas atap?"

Liu Qing Ying menangis, "...terakhir, terakhir perutku yang  bicara banyak kata-kata menyeramkan. Kau tidak tahu kejadiannya

malam-malam, pada saat kau tidak bersama denganku, tapi aku sudah melihatnya "

"Melihat apa?" Long Hui Ji melihat sorot mata istrinya yang ketakutan. Dia merasa hatinya sakit.

"Anak " Pikiran Liu Qing Ying sepertinya sangat kacau.

"Anak?"

"...aku melihat anak kita yang belum lahir.. .anak itu. "

"Ada apa dengan anak itu?"

"Anak itu...dia...dia...dia...." Liu Qing Ying sudah menangis. Dia merasa sangat sedih dan berkata lagi, "...dia...tubuhnya sangat kecil...dia sangat muda, seperti layaknya semua anak. tapi,

kepala... wajahnya... tua. Semua berkeriput. Masih ada gigi panjang. Dia tertawa sinis. Dia ingin menggigitku. "

Long Hui Ji memeluk istrinya dan membentak, "Siapa?" Segera dia merasa dia terlalu tegang. Dia menenangkan dirinya.

Dengan tertawa yang dipaksakan dia berkata, "Kalian."

--ooo0dw0ooo--
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar