Pertarungan di Kota Chang An Bab 5 : Dua pendekar bersiasat dengan 2 orang buta

BAB 5 Dua pendekar bersiasat dengan 2 orang buta

Yuan Xiao Xing berdiri di belakang Fang Zhen Mei. Dia tidak menjawab apa-apa.

Fang Zhen Mei juga tidak bertanya lagi juga tidak membalikkan badan karena dia sudah merasa lawannya dipenuhi dengan nafsu membunuh. Nafsu membunuh itu  telah mencapai titik tertinggi.  Jika lawan menjawab, maka nafsunya akan menjadi buyar. Jika dia membalikkan badan, tenaga untuk berjaga akan berkurang. Kalau lawan menyerang saat itu maka akan mengalami kesulitan pada saat bertahan. Menghadapi pesilat tangguh seperti Yuan Xiao Xing, sama sekali  tidak  boleh melakukan kesalahan. Fang Zhen Mei  tidak membalikkan tubuhnya, tapi dia dapat merasakan nafsu membunuh yang terasa di belakang punggungnya.

Yuan Xiao Xing tidak bergerak, Fang Zhen Mei juga tidak bergerak.

Tiba-tiba Fang Zhen Mei mendengar Yuan Xiao Xing menghembuskan nafas. Fang Zhen Mei tahu kalau Yuan Xiao 'Xing tidak akan menyerangnya karena itu dengan berani dia membalikkan tubuh. Terlihat ada seorang laki-laki berbaju abu-abu berperawakan tinggi dan berwajah dingin, dia berdiri di depan Meng Hou Yu. Sambil tersenyum Fang Zhen Mei berkata, "Ilmu meringankan tubuh dan ilmu telapak Tetua Yuan benar-benar tidak ada tandingannya. Pukulan tadi benar-benar bisa menj atuhkanku."

Alis  putih  Yuan  Xiao  Xing   tampak terangkat. Dengan tajam dia berkata, "Aku tadi tidak mengalah, kau tidak perlu merendahkan diri. Dalam hidupku sudah banyak musuh yang kukalahkan. Kau adalah orang ketiga yang bisa menghindari serangan Xiao Tian Xing Zheng. Aku beritahu kepadamu, dua orang yang lainnya sudah mati. Mereka bisa menghindar satu kali, tapi tidak akan bisa menghindar untuk 10 kali serangan, ataupun tidak bisa menghindari 100 kali serangan! Apakah kau percaya itu?"

"Aku percaya," jawab Fang Zhen Mei tersenyum.

"Kalau begitu, berikan kepadaku!" Yuan Xiao Xing berkata dengan serius.

"Aku harus memberikan apa?" Fang Zhen Mei tertawa. "Shang Qing Tu," Yuan Xiao Xing berkata dengan dingin.

Fang Zhen Mei tersenyum dengan santai, "Sayangnya Shang CjingTu bukan milikku secara pribadi, itu milik pemerintah, kerajaan, serta rakyat yang terkena bencan a."

"Lebih baik kau serahkan gambar itu!" Yuan Xiao Xing tertawa dingin.

"Kalau aku tidak mau menyerahkannya padamu bagaimana?" Fang Zhen Mei menarik nafas.

Tiba-tiba Yuan XiaoXing berubah. Seperti seekor harimau yang baru keluar dari sarangnya, seperti seekor elang besar yang terbang memasuki awan, dia menyerang Fang Zhen Mei. Wajahnya dipenuhi dengan nafsu membunuh dia melihat Fang Zhen Mei. Tulang-tulang yang berada di dalam tubuhnya terus berbunyi, "Krrtk, Krrtk."

Pukulan ini adalah pukulan yang tidak akan bisa ditahan, tapi Yuan Xiao Xing tidak mulai memukul. Setiap bagian tubuhnya dikendurkan. Dengan dingin dia berkata kepada Fang Zhen Mei, "Kapan-kapan di antara kita harus diadakan pertarungan tapi tidak saat ini. Tidak bisa mendapatkan Shang Qing Tu tidak apa, aku akan mendapatkan cara supaya bisa membuatmu menyerahkan Shang Qing Tu kepadaku. Hou Yu, apakah benda itu sudah dibawa?"

Meng Hou Yu yang sejak tadi berdiri di sisi gurunya segera berkata, "Sudah kubawa." Segera dia bertepuk tangan dua kali. Dari belakangnya muncul 3 orang yang di pinggangnya terlilit pecut panjang dan tangan mereka membawa sebuah peti.

"Apakah Chang Shan San Bian sudah datang?" tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa.

Chang Shan San Bian membuka peti yang dibawa mereka masing-masing. Peti pertama berisi emas yang berkilauan. Peti kedua berisi mutiara dan batu-batuan berharga yang berkilau. Peti ketiga berisi batu-batu giok. Ketiga peti yang berisi benda berharga itu sudah cukup membuat seseorang hidup mewah seumur hidupnya.

Yuan Xiao Xing melihat Fang Zhen Mei dan tertawa dingin, "Berikan Shang Qing Tu kepadaku maka aku akan memberikan ketiga peti ini kepadamu, bagaimana?"

Pelan-pelan Fang Zhen Mei menarik kembali pandangan matanya dari peti-peti itu. Dia menarik nafas yang panjang. Sambil tertawa dia berkata, "Godaan ini benar-benar susah ditahan."

Yuan Xiao Xing tertawa, "Bukan hanya ada ketiga peti ini, harta yang ada di dalam gambar Shang Qing Tu bisa kau dapatkan sebanyak 30%. Kau harus tahu, dalam bisnis dengan Yuan Xiao Xing, belum pernah kuberikan kurang dari 80%. Aku akan memberikan keistimewaan kepadamu."

"Baik! Baik!" kata Fang Zhen Mei. "Kau setuju?" tanya Meng Hou Yu.

"Godaan harta ini memang besar, tapi cara yang kalian pakai juga cara paling bodoh," jawab Fang Zhen Mei.

"Apa? Bodoh?" alis Meng Hou Yu terangkat.

"Uang dengan jumlah sedikit ingin ditukar dengan Shang Qing Tu yang harganya lebih mahal, bukankah ini adalah hal yang bodoh?"

Yuan Xiao Xing bertanya, "Apakah kau merasa uang yang kuberikan ini masih kurang?"

"Tidak, tapi kalau aku bisa mendapatkan Shang Qing Tu, bukankah uangku akan lebih banyak?" tanya Fang Zhen Mei.

"Ngomong-ngomong, kau tetap tidak bermaksud memberikan Shang Qing Tu kepada kami bukan?" tanya Yuan Xiao Xing.

Fang Zhen Mei hanya tertawa dan tidak menjawab.

Yuan Xiao Xing tertawa tapi tidak marah, "Laki-laki sejati memang laki-laki sejati, tapi aku masih mempunyai satu cara, yang akan memaksamu menyerahkan gambar itu."

Dengan santai Fang Zhen Mei bertanya, "Cobakatakan saja."

Yuan Xiao Xing menunjuk ke belakang dan berkata, "Tidak perlu bicara panjang lebar, dengan melihat saja itu sudah cukup." Di belakang Yuan Xiao Xing muncul 2 orang. Kedua tangan orang itu membawa sebuah jala hitam yang besar. Fang Zhen Mei tertawa, "Mereka adalah Tian Di Shuang Wang bukan?"

Tiba-tiba dia terkejut karena tangan kanan Tian Di Shuang Wang memegang sesuatu.

Sebuah pancingan ikan! Satu stel baju berwarna hitam! Kedua benda ini yang biasanya dilihat Fang Zhen Mei, bahkan sudah ratusan kali melihatnya.

Karena sudah ratusan kali melihatnya, maka sekali melihat saja Fang Zhen Mei sudah tahu siapa pemilik barang-barang itu.

Pemiliki benda itu dibandingkan dengan 3 peti berisi harta karun, bagi Fang Zhen Mei sudah tidak ada artinya. Semua benda itu melambangkan persahabatannya.

Telapak Fang Zhen t Mei mulai terasa dingin.

Yuan Xiao Xing melihatnya dengan mata menyipit, "Bagaimana, apakah kau tertarik dengan kedua benda itu?"

Yuan Xiao Xing melambaikan tangannya. Tian Di Shuang Wang menyerahkan pancingan ikan dan baju hitam itu kepada Fang Zhen Mei dan berkata, "Kau menyukai benda-benda ini, aku akan menyerahkah pemilik benda-benda ini kepadamu dan kau serahkan Shang Qing Tu kepadaku, kita saling barter."

Fang Zhen Mei menarik nafas dan bertanya. "Mereka belum mati bukan?"

"Kami harus melihat dulu apa maksudmu," Yuan Xiao Xing dengan santai menjawab.

"Sayangnya, Shang Qing Tu bukan milikku."

"Aku tidak memaksamu untuk menyerahkannya pada hari ini juga, kau bisa kembali dulu kepada Liu Zhong Yuan untuk merundingkan masalah ini, kalau kau sudah membulatkan tekad untuk menukar teman-teman dengan Shang Qing Tu, Liu Zhung Yuan tidak bisa berbuat apa-apa! Kamipun tidak takut kalau kau akan melarikan diri, karena kedua saudaramu masih berada di tanganku."

Fang Zhen Mei tertawa kecut, "Melihat keadaan seperti sekarang ini walaupun kau tidak mencariku, aku pasti yang akan mencarimu."

Yuan Xiao Xing tertawa terbahak-bahal, "Itu lebih baik, besok pagi kita bertemu lagi di puncak Shao Shi, bila sampai tengah hari kau tidak muncul, kepala Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong akan kuantar ke Wisma Luo Xia."

Tiba-tiba Fang Zhen Mei berkata, "Kalau besok aku bisa menyerahkan Shang Qing Tu, kalian harus memberiku kesempatan untuk bertemu dengan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, kalian mungkin bisa mengambil kail ikan milik Shen Tai Gong pada saat dia minum, atau bisa saja dia menggadaikannya. Atau pada saat Wo Shi Shui sedang mabuk, kalian telah membuka bajunya, dan dengan benda-benda ini kalian berani mengancamku!"

"Baiklah, besok siang kau bawa gambar itu dan aku akan membawa kedua orang itu dan kalian bisa bertemu muka, aku takut akan terjadi sesuatu, cukup mendengar suara mereka saja, apakah kau bisa mengenali suara mereka?"

"Bisa, aku sudah hafal dengan suara mereka, hingga kentut mereka juga aku sudah tahu," jawab Fang Zhen Mei.

---ooo0dw0ooo---

"Kura-kura tua, cucu kura-kura, si perampok...." Shen Tai Gong terus marah-marah, dia sudah lupa kalau usianya sudah tidak muda lagi dibandingkan dengan kedua orang buta itu, "kalau kalian berani, bukalah borgolku ini, aku akan menghajarmu!"

Kedua orang buta itu diam saja, tapi akhirnya orang buta yang berada di sebelah kiri berdiri, dia berkata kepada sebuta yang berada di sebelahnya, "Aku akan menotok nadi mereka, supaya mereka tidak banyak bicara lagi!" Yang satu lagi menjawab, "Tidak perlu kau lakukan, kalau mereka marah-marah lagi, aku akan memotong lidah mereka."

Orang buta yang satu kembali duduk dan dia berkata, "Benar, kau potong lidah mereka dan aku akan mencungkil mata mereka, supaya keadaan mereka sama seperti kita, tidak mempunj'ai biji mata, bukankah itu lebih bagus?"

Semua kata-kata mereka terdengar oleh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, hati mereka menjadi dingin.

Shen Tai Gong menjulurkan lidahnya kepada Wo Shi Shui dan berkata, "Aku rasa lebih baik kita jangan ganggu kedua orang buta itu lagi."

Dengan suara kecil Wo Shi Shui berkata, "Apakah kita hanya akan berdiam diri di sini dan melihat Fang Zhen Mei datang ke sini mengantarkan nyawa?"

Shen Tai Gong menarik nafas, tiba-tiba dia seperti teringat sesuatu dan dengan senang berkata, "Ada, sudah ada...." dengan suara kecil dia bicara lagi kepada Wo Shi Shui, dan bertanya kepada Wo Shi Shui, "Hei, orang yang pernah kau temui selama ini, siapa yang paling tampan?"

Jawab Wo Shi Shui, "Aku pernah melihatnya, tapi...tapi aku tidak akan mengatakannya siapa orang itu."

Kedua orang buta itu sudah berdiri, yang satu siap untuk mencungkil mata sedangkan yang satu lagi siap untuk memotong lidah mereka, tapi Shen Tai Gong sepertinya tidak sadar dan dia terus bicara, "Katakan saja."

"Pastinya kedua orang buta itu," jawab Wo Shi Shui, kedua orang itu terpaku, mereka tidak melanjutkan langkah mereka, karena selama mereka hidup selama setengah abad ini, mereka jelekpun tidak ada yang pernah mengatakannya. Biasanya mereka digambarkan sebagai orang seram, menakutkan, dan lain-lain. Tapi malam ini mereka dikatakan sebagai laki-laki tertampan, mereka benar-benar terkejut. Terdengar Wo Shi Shui menarik nafas, "Mereka sangat galak, sehingga aku tidak berani mengatakannya, tapi mereka benar-benar tampan, setelah aku berada di sini, aku baru tahu di dunia ini di kalangan persilatan ternyata ada orang yang benar-benar tampan, benar-benar "

Shen Tai Gong pun ikut bicara, "Benar, mereka seperti si jelek yang ada di langit dan tidak ada di bumi. Oh tidak! Mereka benar- benar tampan dan luwes, tingkah laku mereka sangat bagus, apalagi wajah mereka...lebih baik aku tidak bicara lagi, mereka begitu galak, ingin memotong lidah dan mencungkil mata kita, lebih baik kita jangan bicara lagi."

Kedua orang buta itu terpaku, mereka merasa gembira mendengar perkataan seperti itu, tapi ketika mendengar pembicaraan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong terputus, segera mereka berdua berkata. "Kami tidak galak, lanjutkanlah!"

"Lanjutkan lagi perkataan kalian, kami tidak akan mencungkil taiata kalian atau memoton g lidah kalian."

Tapi Shen Tai Gong tetap menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Oh tidak, lebih baik aku tidak bicara lagi, nanti malah membuat kalian menjadi tersinggung. "

"Bicara saja, kami tidak akan tersinggung," kata kedua orang buta itu.

"Oh tidak! Kami tidak akan bicara lagi," kata Shen Tai Gong. Salah satu dari kedua orang buta itu tampak sudah tidak sabar,

dia meraung, "Kalau kalian tidak bicara lagi, aku akan mencungkil

matamu!"

Shen Tai Gong terkejut dan berkata, "Baiklah, baiklah, aku akan bicara," kemudian dengan pelan dia berkata, :kalian berdua sangat tampan dan juga luwes, orang lain kurus dan jelek, kalau kalian walapun kurus tapi terlihat langsing, orang lain berbadan tinggi tidak pantas, tapi kalian berdua tinggi seperti sebuah pohon  bambu. " "Apa?" tanya kedua orang buta itu tidak mengerti.

Shen Tai Gong tertawa dan menjawab, "Nanti dulu, yang kumaksud adalah kalian seperti dua helai panji yang terikat pada sebuah pohon bambu kurus itu, sangat gagah dan tampak bersemangat!"

"Benar! Mungkin Tuhan sudah merencanakan semuanya dan tidak memberikan kalian kesempatan untuk melihat kegagahan kalian sendiri, mungkin Tuhan takut kalau kalian akan terkejut nanti!"

Dengan senang kedua orang buta itu tampak tertawa, yang satu tampak mengangkat kepala agar Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong dapat melihat wajah mereka dengan jelas, sedangkan yang lainnya mengangkat kepalanya ke sisi, tampak lagaknya yang aneh, benar- benar mengejutkan Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui.

Si buta yang berada di sebelah kiri tertawa, "Kalian berdua memang bermulut manis, hukuman mati sulit dilepaskan tapi hukuman hidup juga tidak bisa dilepaskan, bila kami diperintahkan untuk membunuh kami pasti akan langsung membunuh, hal inipun kami lakukan supaya kalian tidak mati dengan tersiksa. He he he!"

---ooo0dw0ooo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar