Pendekar Sejagat Bab 18 : Wo Shi Shui kembali ke Chang Xiao Bang

BAB 18 Wo Shi Shui kembali ke Chang Xiao Bang

Di depan markas perkumpulan terbesar yaitu Chang Xiao Bang, tiba-tiba muncul sebuah bayangan seseorang yang masuk. Bayangan itu terlihat dari jauh namun perawakannya yang besar dan tegap membuat orang merasa segan.

Orang-orang yang berjaga di Chang Xiao Bang pun terkejut dengan kedatangan bayangan itu. Dalam sekejap sudah 4 orang yang mencegat bayangan itu untuk masuk lebih dalam lagi.

Orang berbaju hitam itu terpaksa berhenti melangkah. Sorot matanya tajam seperti pisau menatap orang-orang yang mencegatnya.

Salah satu dari orang Chang Xiao Bang itu bertanya, "Siapa kau?" "Wo Shi Shui."

"Wo Shi Shui?"

"Benar, aku Wo Shi Shui." "Untuk apa kau datang kemari?" "Suruh ketua kalian keluar!" "Apakah kau pernah bertemu dengan ketua kami?"

"Kalian tidak pantas menghalangiku seperti ini. Kalian masing- masing memakai tombak, kayu pemukul, trisula E Mei, dan yang satu lagi memakai Pena Hakim. Kelihatanya saja senjata itu bermacam-macam namun sebenarnya senjata kalian itu tidak ada gunanya.

"Apa?" empat orang murid Chang Xiao Bang serentak berteriak. Dengan dingin Wo Shi Shui berkata, "Kau yang memakai senjata

E Mei, sebenarnya kau sedang merasa ingin tidur dan di dalam hatimu tentu saja kau merasa sangat marah karena waktu tidurmu kuganggu. Apakah dengan pikiran seperti itu kau dapat berkonsentrasi dan apakah kau bisa menang dariku?"

Orang yang bersenjata trisula itu menundukkan kepalanya dalam-dalam dan terdiam.

Wo Shi Shui kemudian mengalihkan pandangannya ke orang yang bersenjata Pena Hakim, dan dengan dingin berkata, "Kau yang memakai Pena Hakim, dengan melihat senjata yang kau gunakan tentunya kau adalah Yan Ling Dao, tapi karena kau datang dengan terburu-buru untuk mencegatku dengan sembarangan mengambil senjata orang lain. Senjata yang kau ambil secara sembarangan tentunya kau tidak mahir menggunakannya. Bertarung bukan dengan menggunakan senjata sendiri apakah kau bisa memenangkan pertarungan?"

Orang yang memegang senjata Pena hanya terbengong-bengong di sana dan dua tidak dapat menjawab.

Pandangan Wo Shi Shui kembali berpindah ke orang yang bersenjata tombak, dengan nada yang dingin pula dia berkata, "Kau juga, kau memegang senjata tombak sepanjang 3 meter, semua temanmu memegang jenis senjata yang pendek, bagaimana kau bisa menyerangku tanpa melukai teman-temanmu sendiri? Jika tidak memiliki percaya diri yang tinggi, bagaiman kau bisa menang dalam pertarungan ini?" Orang yang bersenjata tombak itu pun hanya bisa terdiam tidak bisa membantah.

Mata Wo Shi Shui menatap orang yang terakhir. Orang yang ditatap oleh Wo Shi Shui merasa hatinya tergetar tapi dia menguatkan diri dan berteriak, "Jangan hiraukan kata-kata orang ini hayo kita serang dia!"

Dalam sekejap keempat senjata itu menyerang ke arah Wo Shi Shui.

Wo Shi Shui marah tapi juga ingin tertawa, dia berkata, "Kau tidak mempunyai kesalahan, kau adalah orang yang paling kuat di antara kalian berempat, tapi begitu kau tertekan kau merasa hatimu kacau, kakimu pun tidak bisa berdiri dengan tegak. Sebelum kau menyerang kau sudah merasa ketakutan dulu, mana bisa kau menahan seranganku ini?"

Kata-kata itu belum selesai diucapkan, keempat orang ini sudah tubuhnya melayang dan terbanting lalu tidak dapat bangun lagi.

Keempat orang ini roboh, tapi dengan segera 10 orang lebih sudah berlarian menuju tempatnya. Wo Shi Shui berkata dengan marah, "Siapa yang menghalangiku, dia akan mati, yang aku cari adalah ketua kalian."

Tiba-tiba seseorang yang mengenakan baju merah datang dengan kecepatan seperti kilat. Murid-murid Chang Xiao Bang segera memanggil orang ini, "Ketua Mu!"

Orang itu telah sampai di depan Wo Shi Shui, orang itu mengamatinya sebentar dan berkata, "Aku kira siapa yang datang mengunjungi Chang Xiao Bang ternyata hanya anak kecil. Hai anak kecil, kembalilah kepada ibumu untuk menyusu. Aku adalah pembunuh hitam, Mu Shan Lan dan kau harus tahu itu."

Wo Shi Shui dengan pandangan dingin tapi tidak menjawab. Mu Shan Lu merasa tidak suka ketika dia diamati oleh Wo Shi Shui. Hatinya sangat marah dan dia bertanya, "Siapa kau?"

Dengan dingin Wo Shi Shui menjawab, "Kau tahu arti nama Wo Shi Shui!" (Wo=aku, shi=adalah, shui=siapa). Sesudah mendengar nama ini Mu Shan Lu tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada murid-murid Chang Xiao Bang yang lain, "Di dunia ini ada nama yang begitu aneh dan kurang ajar, seperti cmahirkan oleh seekor anjing saja. Namanya adalah Wo Shi Shui. Dia sendiri pun tidak tahu siapa dirinya? Ha..ha. "

Murid-murid Chang Xiao Bang yang berada di pinggirnya juga ikut tertawa. Tapi baru saja tertawa sebentar suara Mu Shan Lu menjadi serak. Tawa murid-murid Chang Xiao Bang yang lain pun berhenti!

Karena Mu Shan Lu tidak bisa tertawa. Wo Shi Shui sudah mengeluarkan kepalan i tangannya dan memukul. Mu Shan Lu merasa kepalan Wo Shi Shui semakin besar dan besar, kemudian mendekatinya dan dia pun terkena pukulan ini. Delapan1 gigi dan darah bersamaan menyembur keluar.

Mu Shan Lu roboh ke bawah, dengan marah dan benci dia berteriak, "Kurang ajar! Bunuh dia!"

Segera puluhan murid Chang Xiao Bang datang lagi. Mereka mencabut golok, mencabut pedang, mengeluarkan panah dan mengurung Wo Shi Shui.

Terdengar Wo Shi Shui dengan marah berteriak, "Baiklah, kalian adalah kaki tangan Zheng Bai Shui dan sudah menghancurkan Han Ying Bao, merusak kantor Biao Qing Yun dan Han Bi Lou. Kalian sudah melakukan perbuatan yang tidak manusiawi. Aku akan membunuh kalian sampai habis baru bertemu dengan Zheng Bai Shui."

Darah muncrat, orang bergerak, suara teriakan sudah terdengar.

---ooo0dw0ooo---

Di Wisma Shi Jian.

Suara bertarung sudah berakhir. Pendekar mengeluarkan darah. Laki-laki sejati juga mengeluarkan darah. Begitu banyak pendekar dan laki-laki sejati mengeluarkan darah. Kebenaran di muka bumi dan langit apakah akan terpancing keluar oleh bau darah ini? Apakah akan ada yang keluar untuk kebenaran di dunia persilatan?

Di Dao Duan Hun, He Bu Le sedang mengatur murid-murid Wisna Shi Jian bertarung, dia bertemu dengan ketua panji hijau, Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun. Hanya satu kali mengayunkan pisau, Shang Bu Yun sudah terpojok dan ditangkap, tapi He Bu Le tidak membunuhnya. He Bu Le hanya membawa Shang Bu Yun bertemu dengan Shi Tu ke 12.

Rambut perak Shi Tu ke 12 tergerai ditiup angin, di bajunya terlihat ada noda tetesan darah. Dia melihat Shang Bu Yun kemudian terbatuk kecil, sepertinya dadanya terasa sakit dan dia mencoba untuk menahannya. Tapi suara batuk itu sudah mengatakan semuanya.

Sambil terbatuk, Shi Tu ke 12 berkata, "Hati dan pikiran orang Chang Xiao Bang sudah kacau, ada yang pergi, ada juga yang melarikan diri. Jujur saja ilmu silatmu sangat rendah tapi kau tidak pergi dan semua kesulitan ini kau sendiri yang menanggungnya, kau pun dengan sepenuh hati bertarung mempertahankan semua ini, kau memang benar-benar pantas menjadi salah satu dari ketua panji. Dibandingkan dengan orang lain di Chang Xiao Bang kau lebih bertanggung jawab, sangat setia, dan bertahan sampai titik penghabisan. Kau benar-benar laki-laki sejati. Kami dari Wisma Shi Jian tidak pernah mau membunuh seorang laki-laki sejati. Adik He, bebaskanlah dia!"

Segera He Bu Le melepaskan Shang Bu Yun dan sambil tertawa dia berkata, "Pendekar Tua Shang, Chang Xiao Bang membunuh orang seperti membunuh semut dan semua ini sangat jahat tapi Pendekar Tua Shang dosamu lebih sedikit. Katanya sewaktu Chang Xiao Bang menghancurkan markas Biao Fei Yun, ketua markas Biao, Xue Zheng Yin kau yang sengaja melepaskannya. Jika kami melakukan kesalahan terhadap Pendekar Tua Shang, harap bisa dimaafkan."  

Elang Sakti Zhong Yuan memijat tangannya yang baru dilepaskan. Dia melihat langit dan juga melihat bumi, tiba-tiba matanya dipenuhi dengan air mata. Air mata ini mengalir ke jenggotnya yang sudah memutih. Dia menarik nafas dan berkata, "Aku hidup sudah 50 tahun lebih, hari ini aku baru mendengar ada yang memanggilku sebagai pendekar. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi aku sendiri mengerti kalau aku tidak pantas dipanggil seperti itu. Aku hidup sampai saat ini baru benar-benar mengetahui tentang sedikit kebenaran. Pemimpin Chang Xiao Bang yang aku kagumi begitu ada kesulitan, hanya bisa melarikan diri dengan cepat. Mereka meninggalkan anak buah mereka untuk mati. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, aku hanya bisa berterima kasih atas budi kalian karena tidak membunuhku. Aku berpikir kembali, di usiaku yang sudah begitu tua, apa yang sudah aku lakukan? Terhitung mulai hari ini, aku tidak akan bermusuhan dengan Wisma Shi Jian lagi."

Tiba-tiba dia naik ke sebuah pohon Tao dan berteriak, "Anak buahku, rencana Chang Xiao Bang menyerang Wisma Shi Jian sudah gagal. Pemimpin sudah melarikan diri, semua pasukan yang akan datang untuk membantu pun tercegat di belakang. Orang-orang kita mati dan terluka separuh.. Untuk apa kalian bertarung lagi?segera simpan senjata dan menyerahlah!"

Karena teriakan Shang Bu Yun, anak buah Chang Xiao Bang yang tersisa ratusan berhenti bertarung seketika dan mereka menyerah. Di halaman itu yang tadinya ada 500 orang prajurit, yang tersisa kurang lebih tinggal 200 orang, yang lainnya kebanyakan mati atau terluka. Sebagian besar yang tersisa adalah orang panji hijau, panji biru dan panji merah. Yang menyerang kebanyakan adalah murid panji hijau karena ketua panji hijau mereka adalah Shang Bu Yun.

Di pihak wisma anak buah Chang Xiao Bang membunuh murid Wisma Shi Jian kurang lebih ada 300-400, mereka musnah semua. Mereka adalah orang-orang panji hitam.

Pasukan yang berada di luar wisma yang ingin membantu pun sudah habis diserang oleh murid-murid wisma kurang lebih ada 400 orang, mereka adalah murid-murid panji putih.

Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati atau terluka pun sangat banyak. Bertarung dengan perkumpulan terbesar di dunia persilatan, walaupun bisa menang tapi hampir separuh dari semua anak buah. Chang Xiao Bang sudah gugur. Perkumpulan ini tidak akan bisa bertahan lagi.

Pertarungan masih terus berlangsung dan hampir selesai. Guo Ao Bai sedang bertarung dengan si Setan Pisau, Zhao Liao Fen. Pertarungan ini sangat seru dan sengit.

Zhao Liao Fen berasal dari panji biru, ilmu silatnya berada di atas ketua panji putih, Ni Xiang Tian dan di bawah Tie Jiao Jiao. Bisa dikatakan dia adalah pesilat tangguh di dunia persilatan.

Tapi sayang, yang dia hadapi sekarang adalah Tuan Muda Guo Ao Bai dari Han Ying Bao. Guo Ao Bai mempunyai ilmu Qi Chong Tian Jian Fa.

Guo Ao Bai berhasil membunuh Ni Xiang Tian, dia juga pernah mengalahkan si banci, Tie Jiao Jiao. Ilmu silatnya sudah pasti berada di atas Zhao Liao Fen.

Karena kematian ayahnya, Guo Ao Bai merasa sangat sedih, dia membunuh semua orang Chang Xiao Bang dengan gila-gilaan, Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah tidak bertarung malah melarikan diri. Murid-murid Chang Xiao Bang jumlahnya semakin sedikit karena itu Zhao Liao Fen semakin bertarung, dia semakin ketakutan. Jurus yang dia kuasai adalah 108 jurus Tian Mo Dao Fa (Setan Pisau Langit, fa=cara), tidak bisa dia keluarkan.

Tapi julukan setan Pisau, Zhao Liao Fen bukan hanya nama saja.

Guo Ao Bai sudah menusukkan pedangnya 98 kali, Zhao Liao Fen juga sanggup menerima 98 kali tusukan.

Zhao Liao Fen menyerang 108 kali dengan jurus pisau, Guo Ao Bai pun bisa menyambut dengan baik 108 jurus pisau dengan sama baiknya. Tapi tiba-tiba Guo Ao Bai melemparkan ketujuh pedangnya!  

Zhao Liao Fen tidak pernah melihat jurus pedang yang begitu aneh, dia segera menghindar. Enam pedang berhasil dihindarinya, tapi pisau ditangannya terlepas dari tangannya, kemudian Guo Ao Bai mendekat. Dengan satu kali pukulan sudah membuat Zhao Liao Fen roboh. Sekali kali dia memukul, nyawa Zhao Liao Fen kemudian melayang.

Ditempat lain ketua pelatih Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya bertarung dengan si Jala Langit, Chen Guan Cai.

Ilmu silat Yin Jue Ya tidak setinggi Tuan Ma Er. Tuan Ma Er dibunuh oleh Ni Xiang Tian di Chang Xiao Bang.

Ilmu silat Chen Guan Cai lebih tinggi dari Ni Xiang Tian, tapi tetap berada di bawah Zhao Liao Fen dan Tie Jiao Jiao.

Yin Jue Ya bertarung dengan Chen Guan Cai, sebenarnya Yin Jue Ya merasa pasti akan kalah, tapi ternyata kemampuan Chen Guan Cai tiba-tiba saja menurun. Pertama karena senjatanya adalah jala. Jala ini sudah dirusak oleh Wo Shi Shui. Karena dia telah terluka oleh Wo Shi Shui membuat kekuatannya belum pulih, apalagi dia belum beristirahat dengan benar, sudah diperintahkan untuk menyerang Wisma Shi Jian karena itu ilmunya menjadi berkurang banyak. Ditambah lagi Qu Lei dan Fang Zhong Pin telah kabur dari sana, murid Chang Xiao Bang sendiri yang masih tertinggal terkurung di sana dan tidak berdaya, karena inilah hatinya menjadi tidak tenang. Dia juga ingin kabur dan mundur dari sana. Semua ini membuat ilmu silatnya berkurang separuh.

Sebaliknya, ketua keenam Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya karena dia sangat ingin membunuh, lawan menjadi semakin ketakutan, dan semakin mundur. Dia semakin berani mengejar dan menyerang. Apalagi dia merasa sedih karena kehilangan ketiga putra tersayangnya. Dia marah dan benci, tenaganya berubah menjadi tenaga yang sangat dahsyat. Begitu mulai bertarung dia sudah berada di atas angin dan Jala Langit sudah kehilangan kesempatan untuk menang. Sisa tenaga Chen Guan Cai sekarang sama dengan ketua panji merah, Shen Si.

Tapi walaupun kekuatannya sama dengan Shen Si itu bukan berarti kekuatannya biasa-biasa saja.

Yin Jue Ya menyerang dengan kencang, Chen Guan Cai menjadi kalang kabut. Yin Jue Ya berteriak, "Kau tidak memakai senjata, kalau aku membunuhmu dengan senjata itu tidak adil, kau sambut pisau ini!"

Yin Jue Ya berhenti. Dia menendang sebilah golok ke arah Chen Guan Cai. Chen Guan Cai menyambut golok itu. Walaupun  dia belum pernah berlatih ilmu golok tapi bila harus bertarung dengan tangan kosong, lebih baik memakai senjata itu. Karena ada senjata di tangannya dia menjadi berani, segera dia menyerang Yin Jue Ya.

Dengan ada golok di tangannya, Chen Guan Cai langsung menyerang Yin Jue Ya. Dia ingin cepat membunuh Yin Jue Ya, kemudian kabur dari sana. Tapi Yin Jue Ya juga bukan sembarangan pesilat, pisau dan pedang diayunkan dengan kencang. Chen Guan Cai tidak bisa dengan gampang mengalahkannya.

Pada waktu ini Shang Bu Yun sudah memerintahkan anak buah Chang Xiao Bang untuk menyerah. Jala Langit, Chen Guan Cai terkejut, dia tidak berkonsentrasi penuh. Tangannya bergerak dengan lamban, pisau dan pedang Yin Jue Ya sudah sampai di depannya. Golok pun digetarkan sehingga melayang dari tangannya, Chen Guan Cai terkejut tapi Yin Jue Ya tidak mengejarnya. Dia hanya dengan dingin berkata, "Karena kau tidak berkonsentrasi maka ini tidak termasuk pertarungan. Kita mulai lagi, kau ambil golok itu, kita bertarung lagi!"

Chen Guan Cai marah besar, dia mengambil golok itu kemudian menyerang. Serangan Chen Guan Cai membuat Yin Jue Ya terus mundur kemudian Chen Guan Cai membalikkan badan dia ingin kabur. Yin Jue Ya berteriak. Dengan tangannya memegang pisau dan pedang, dia berlari menghadang Chen Guan Cai.

Siapa yang tahu Chen Guan Cai adalah orang yang sangat licik. Dia kabur hanya untuk menipu Yin Jue Ya, begitu Yin Jue Ya menabrak, dia segera membalikkan badan. Pisau langsung menancap ke dada Yin Jue Ya.

Kedua mata Yin Jue Ya melotot, dia terus menatap Chen Guan Cai. Chen Guan Cai tertawa dingin dan berkata, "Siapa suruh kau tadi tidak membunuhku?"

Yin Jue Ya berteriak sekeras-kerasnya, tapi badannya tidak roboh. Pedangnya sudah menusuk Chen Guan Cai. Yin Jue Ya sudah terluka berat, pedangnya pun bergerak dengan lambat. Chen Guan Cai dengan tenang menyambut serangan ini. Dia memutar pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya. Yin Jue Ya berteriak, badannya mulai tidak seimbang dan terjatuh.

Pada waktu itu tiba-tiba ada orang yang berteriak. Suara ini sangat dikenal oleh Chen Guan Cai. Dia membalikkan badan untuk melihat ternyata Zhao Liao Fen terlihat berada di tengah-tengah udara. Guo Ao Bai seperti seekor naga sakti, satu kali memukul sudah membuat Zhao Liao Fen terjatuh.

Chen Guan Cai melihat satu-satunya teman yang tertinggal juga telah dibunuh, dia sangat kaget. Yin Jue Ya menggunakan kesempatan ini membacoknya tapi Chen Guan Cai seperti tidak merasakannya.

Yin Jue Ya mengandaikan sisa tenaganya yang terakhir, pisau bergerak agak lambat. Begitu teriakan Zhao Liao Fen terdengar untuk kedua kalinya, kepalan tangan Guo Ao Bai sudah mendarat di dada Zhao Liao Fen. Segera Zhao Liao Fen kehilangan nyawanya. Hati Chen Guan Cai lebih terkejut lagi. Tiba-tiba dia merasa ada angin pisau di lehernya, untuk menghindar pun sudah tidak sempat lagi. Kali ini pisau Yin Jue Ya tepat masuk kedalam lehernya. Kepala Chen Guan Cai hampir terlepas dari badannya. Jala Langit, Chen Guan Cai roboh, tapi sampai mati pun dia tidak lupa menarik pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya. Dia sudah berhenti bernafas dan mati.

Kematian Yin Jue Ya ditukar dengan nyawa ketua panji hijau, Chen Guan Cai.  

Sepertinya keluarga marga Yin mati dengan begitu gagah dan berarti. Dulu Yin Shi San Xiong di markas Chang Xiao Bang membunuh musuh tapi akhirnya terkurung tapi mereka berhasil membunuh Shun Yu Tang. Walaupun terluka parah, salah satu dari

3 bersaudara Yin masih bisa berusaha bertahan dan kembali ke Wisma Shi Jian untuk melaporkan semuanya kepada Shi Tu ke 12. akhirnya dia meninggal juga. Sekarang marga Yin semuanya sudah mati di tangan Chang Xiao Bang.

Tie Ouan, Qu Lei begitu keluar dari Wisma Shi Jian, dia segera berlari dengan kencang.

Tapi Fang Zhong Pin dihadang oleh penjaga dari Wisma Shi Jian. Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati semakin banyak tapi mereka terus berjuang, semakin berani dan semakin bersemangat. Karena Fang Zhong Pin mengeluarkan banyak darah, dia tidak bisa bertahan lama. Tenaganya semakin berkurang, kelihatannya dia akan segera tertangkap. Untung Elang Besi yang dia pelihara segera datang untuk menolongnya. Tapi Elang Besi peliharaannya pun akhirnya telah terbunuh, tapi Fang Zhong Pin bisa lolos dari kepungan murid-murid Wisma Shi Jian. Dia keluar dari Wisma Shi Jian.

---ooo0dw0ooo---

Zheng Bai Shui sekarang bisa keluar dari semak-semak rumput yang tinggi itu. Wisma Shi Jian sudah tampak terlihat, pemuda itu akhirnya tidak muncul lagi.

Zheng Bai Shui menatap langit. Bulan sudah semakin tenggelam dalam awan hitam. Dia mengambil nafas dalam dan siap untuk jalan lagi. Tiba-tiba dia melihat 2 bayangan orang yang lewat. Keadaan mereka sangat memalukan.

Zheng Bai Shui terpaku karena kedua orang itu adalah Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Melihat keadaan mereka, dia sudah langsung tahu bahwa pertarungan di Wisma Shi Jian, mereka sudah kalah dengan begitu memalukan.

Semua ini sama sekali tidak terpikirkan oleh Zheng Bai Shui, dia hanya terlambat datang 2 jam tapi Wisma Shi Jian sudah bisa mengalahkan Chang Xiao Bang yang selalu tidak terkalahkan dan bisa menghancurka perkumpulannya!

Zheng Bai Shui bersiul panjang.

Kedua bayangan orang itu mendengar siulannya, mereka sedikit ragu tapi aldiirnya berhenti juga. Mereka ragu-ragu tapi terpaksa berjalan ke arah Zheng Bai Shui.

Begitu Zheng Bai Shui melihat Qu Lei, dia sudah tahu luka dalam Qu Lei sangat parah dan tangan kanan Fang Zhong Pin sudah terpotong. Zheng Bai Shui sangat marah, Qu Lei dan Fang Zhong Pin nienundukkan kepala. Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Baiklah, sekarang kita sudah kalah total, apa yang akan kalian dikatakan? Bagaimana keadaan di sana sebenarnya?"

Qu Lei dengan suara berat berkata, "Aku pantas mati, mohon Ketua mau memaafkanku. Sebelum sampai di dalam Wisma Shi Jian, kami berhasil membunuh Yin Yang Hei. Kami juga telah membunuh puluhan orangorang Wisma Shi Jian. Murid-murid panji putih yang berjumlah ±400 orang telah bersiap-siap di luar untuk membantu murid-murid panji hitam. Aku, Zhong Pin, Chen Guan Cai, dan Zhou Liao Fen membawa murid-murid panji merah dan panji biru memasuki wisma untuk membunuh orang-orang yang tersisa di sana. Kami memburu Shi Tu ke 12, pertama kami menyerang dengan menggunakan mayat Yin Yang Hei dan juga mayat-mayat para penjaga Wisma Shi Jian. Kantor Biao Qing Yun, Han Ying Bao sudah kami hancurkan sesudah itu kami baru bertarung dengan Shi Tu ke 12."

Kata Zheng Bai Shui, "Bagus, itu sangat bagus. Bukankah itu taktik yang sangat bagus tapi kenapa kita bisa gagal total?"

Qu Lei hanya menunduk, dia meneruskan ceritanya, "Kemudian...kemudian kami sudah memperhitungkan segala kemungkinan tapi ada satu yang kami lupakan sama sekali, yaitu He Bu Le. Orang itu ternyata tidak meninggalkan wisma untuk melatih murid-murid Wisma Shi Jian. Dia bersama Yin Jue Ya dan Guo Ao Bai selalu berada di samping Shi Tu ke 12. hal itu yang membuat kami sama sekali tidak menyangkanya. Orang-orang itu mempunyai ilmu silat yang tidak kami bayangkan sama sekali, ilmu silat mereka sangat lihai, ditambah lagi dengan persiapan mereka yang sempurna. Begitu kami memulai penyerangan, mereka segera membunuh para pemanah dan juga menyerang murid-murid kita yang berasal dari panji putih dan hitam. "

Wajah Zheng Bai Shui berubah pucat, dia hanya bergumam, "Hmm."

Fang Zhong Pin meneruskan cerita rekannya, "Satu hal lagi yang benar-benar tidak kami perhitungkan adalah setelah kami sepakat untuk menyerang Shi Tu ke 12 dari 5 arah yang berbeda, ternyata Chen Guan Cai berhasil dicegah oleh Yin Jue Ya, Zhou Liao Fen dicegah oleh Guo Ao Bai, dan aku sendiri dicegah oleh He Bu Le. "

Sorot mata Zheng Bai Shui seperti mengandung aliran listrik dan dengan dingin dia berkata, "Dan kau melawannya sehingga kau kehilangan sebelah tanganmu?"

Fang Zhong Pin hanya menundukkan kepalanya dengan gugup dia menjawab, "Ya...betul. "

Zheng Bai Shui membalikkan badannya untuk melihat Qi Lei dan bertanya kepadanya, "Jika kau dan Tie Jiao Jiao bergabung untuk menghadapi Shi Tu ke 12 keadaan ini tidak mungkin terjadi."

Qu Lei dengan takut-takut berkata, "Pada awalnya Lu Ying Feng yang memulai membokong Shi Tu ke 12 tapi orang tua itu sudah mengetahuinya. Sebelum serangannya sampai pada orang tua itu, Lu Yin Feng sudah kena cengkramannya, aku berusaha mendekat untuk menolongnya. Sepertinya orang tua itu mengalami luka  parah, Tie Jiao Jiao segera maju untuk menghabisi Shi Tu ke 12. tidak disangka ilmu orang tua itu sangat lihai, sekali dia mengeluarkan serangan, Tie Jiao Jiao sudah mati terbunuh. Aku tidak tinggal diam melihat kejadian itu, setelah Tie Jiao Jiao terbunuh aku kembali menyerang Shi Tu ke 12 tapi malah aku sendiri yang terkena pukulan mautnya dan aku tidak dapat bertahan. Aku terpaksa meninggalkan arena pertarungan karena  jika tidak aku juga pasti akan mati di tangan orang-orang Wisma Shi Jian. Aku beruntung dapat meloloskan diri karena ilmu silat murid Wisma Shi Jian tidak begitu tinggi "

Zheng Bai Shui terdiam, dia hanya mengeluarkan suara seperti tadi, "Hmm."

Zheng Bai Shui mengalihkan pandangannya ke Fang Zhong Pin dan bertanya, "Bagaimana denganmu?"

Fang Zhong Pin terbatuk sebentar kemudian dia menceritakan kejadian yang dialaminya, "Aku juga sama. aku hampir tidak bisa keluar dari Wisma Shi Jian hidup-hidup. Jika bukan Elang Sakti yang 'menolongku aku pasti tidak akan selamat, tapi dia sendiri tidak bisa keluar dari sana."

Jenggot Zheng Bai Shui bergoyang-goyang padahal saat itu tidak ada angin sama sekali. Dia bertanya, "masih ada Chen Guan Cai, Shang Bu Yun, dan masih ada Zhao Liao Fen, ke mana mereka semua?"

Dengari terpaksa Fang Zhong Pin berkata, "Sepertinya mereka pun tidak dapat keluar dari Wisma Shi Jian. Shang Bu Yun sudah menjadi pengkhianat dan yang lain sepertinya. "

Tulang-tulang Zheng Bai Shui berderak, dia hanya memandang ke langit yang tinggi dan dengan dingin dia berkata, "Bagus, bagus sekali., setelah kau memukul 2 kali bagaimana dengan keadaan Shi Tu ke 12?"

Qu Lei memegang dadanya dan berkata, "Lukanya tidak berat seperti yang aku alami, tapi tidak bisa disebut luka ringan. Dari sisi mulutnya ada sedikit darah yang keluar."

Zheng Bai Shui melihat Qu Lei dan dengan perlahan dia bertanya, "Apakah Shi Tu ke 12 menggunakan Pedang Sakti Xue He? Apakah Fang Zhen Mei berada di Wisma Shi Tu?"

Qu Lei menjawab pertanyaan ketuanya, "Shi Tu 12 tidak mempunyai Pedang Sakti dan Fang Zhen Mei juga tidak berada di tempat. Ketua...apakah kau ingin. "

Wajah Zheng Bai Shui berubah menjadi kehitaman seperti besi dan dengan tegas dia berkata, "Fang Zhen Mei tidak berada di tempat dan Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti, ditambah Shi Tu ke 12 sedang mengalami luka. Ini adalah kesempatanku untuk membunuhnya, dia harus mati di tanganku!"

Dengan tergagap-gagap Fang Zhong Pin berkata, "Tapi...Ketua...

di sana masih banyak orang.... dan... dan kami tinggal bertiga.  aku

takut akan. "

Zheng Bai Shui melihat Fang Zhong Pin dan bertanya, "Kenapa?

Kau tidak berani ke sana?"

Hati Fang Zhong Pin bergetar, keringat dingin pun sudah keluar dengan deras, dia berkata, "Pergi, aku pasti pergi. Masa aku tidak

berani pergi ke sana?"

Dengan dingin Zheng Bai Shui melihat lagi kepada Qu Lei. Dengan cepat Qu Lei berkata, "Hingga mati pun Qu Lei tetap mengabdi kepada Ketua."

Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Baiklah, sekarang di sana keadaan masih kacau. Kita ambil

kesempatan ini untuk masuk dan membunuh mereka semua. Qu Lei, kau berhadapan dengan He Bu Le, Zhong Pin, kau berhadapan dengan Guo Ao Bai dan Yin Jue Ya. Aku yang akan menangkap Shi Tu ke 12. Wisma Shi Jian pasti akan bubar." Tiba-tiba dia berkata, "Ada yang datang, cepat sembunyi!"

Ternyata Zheng Bai Shui tiba-tiba mendengar beberapa meter di kejauhan ada suara baju yang berbunyi. Mereka bertiga dengan cepat bersembunyi. Di bawah sinar bulan ada seorang pemuda memakai baju putih. Di tangan kiri dan tangan kanannya menuntun orang. Mereka dengan tenang berjalan tapi dengan cepat sudah lewat puluhan meter. Dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuh orang ini sangat tinggi.

Fang Zhong Pin berteriak, "Fang Zhen Mei!"

Baru bicara, Fang Zhen Mei sudah berada di Wisma Shi Jian. Kecepatannya tidak dapat dilukiskan. Mungkin Fang Zhen Mei melihat ada yang aneh di wisma. Dengan cepat dia berjalan dan tidak memperhatikan di tempat yang gelap ada 3 pesilat tangguh sedang bersembunyi.

Begitu bayangan Fang Zhen Mei menghilang, Zheng Bai Shui menarik nafas panjang dan berkata, "Tuhan sudah memutuskan jalanku. Fang Zhen Mei sudah kembali ke Wisma Shi Jian. Shi Tu ke 12 sudah mendapatkan kembali Pedang Sakti Xue He. Jika sekarang kita menyerang, kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun."

Tiba-tiba ada suara kuda berlari. Orang berbaju merah dengan cepat datang ke arah sana. Gerakannya tidak terkendali dan sangat tergesa-gesa.

Zheng Bai Shui mengerutkan dahi dan berkata, "Itu orang kita!"

Segera dia terbang dan mendarat tepat di depan kuda itu dan dia mengulurkan tangan. Tangan itu menarik kuda yang tadinya berlari dengan cepat. Kuda berhenti tiba-tiba. Orang yang menunggang kuda itu pun terkejut sampai matanya membelalak. Dia ingin mencabut pisau, begitu melihat yang menghadangnya adalah Zheng Bai Shui, dia segera terguling ke bawah dan berlutut, "Lapor...lapor Ketua...kabar yang kubawa sangat buruk. Ada seseorang yang bernama Wo Shi Shui masuk ke markas Chang Xiao Bang. Murid- murid Chang Xiao Bang...sudah tidak bisa-menahan serangannya!"

Jenggot Zheng Bai Shui sudah berdiri semua. Dia bertanya dengan marah, "Yang menjaga markas, Mu Shan Lu ke mana?"

Laki-laki itu terkejut dia tidak berani mengangkat kepalanya. Dengan pelan dia berkata, "Ketua Mu...dia digampar oleh Wo Shi Shui. Mulutnya penuh dengan darah, giginya pun copot...kemudian dia marah-marah. Wo Shi Shui melarang Ketua Mu memaki-maki ibunya tapi Ketua Mu tetap marah, segera Wo Shi Shui masuk dan menerjangnya. Hanya beberapa jurus Ketua Mu sudah mati...karena itu aku cepat-cepat berlari ke sini. "

Zheng Bai Shui marah dan membentak, "Kalian pengecut, hanya bisa minta tolong!"

Dia ingin menendang orang itu tapi tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Tadinya Zheng Bai Shui marah besar tapi sekarang amarahnya segera menghilang dan kembali menjadi tenang.

Angin pagi meniup baju Zheng Bai Shui yang panjang. Dengan pelan dia berkata, "Kunci utama masih berada di tanganku. Asalkan dia mau bertarung dengan Fang Zhen Mei, aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12. Dan pada akhirnya aku bisa membereskan yang tersisa di antara mereka."

Dia membalikkan badan dan berkata kepada Qu Lei dan Fang Zhong Pin, "Kita kembali ke markas Chang Xiao Bang. Wo Shi Shui ingin membunuh kalian karena telah menghancurkan Han Bi Lou. Dia pasti akan menunggu kita kembali. Sekarang lebih baik kita cepat pulang."

---ooo0dw0ooo---

Chang Xiao Bang.

Di bawah sudah banyak orang roboh. Mereka saling tumpang tindih. Ada yang merintih. Tangan Wo Shi Shui mengepal dan dia berdiri tegak di sana. Zheng Bai Shui tiba-tiba turun dari langit seperti dewa langit. Wo Shi Shui melihat Zheng Bai Shui. Dia tidak bicara apa pun. Alis Zheng Bai Shui yang putih terangkat, dengan dingin dia bertanya, "Apakah kau yang melakukan semua ini?"

Dengan santai Wo Shi Shui menjawab, "Aku hanya memberi satu pukulan kepada mereka. Mereka sudah sakit dan tidak bisa bangun lagi. Tenang saja, mereka tidak akan mati atau terluka."

Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Yang kalah harus mati!" "Aku sudah membunuh salah satu dari ketua Chang Xiao Bang, karena dia memarahi ibuku!"

Zheng Bai Shui berkata, "Ibumu, ibumu, apakah kau masih teringat kepada ibumu? Kau sudah lupa sebelum ibumu meninggal, aku sudah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mengurusi dia? Kau sudah lupa waktu ibumu hampir meninggal dia pernah berkata apa? Kau juga lupa ibumu pernah menyuruhmu menyetujui apa?"

Wajah Wo Shi Shui memerah, urat hijau sudah menonjol. Dia berteriak, "Kau anggap aku ini apa? Aku pasti ingat! Aku tidak akan melupakannya!"

Dengan santai Zheng Bai Shui berkata, "Bagus, kau masih ingat.

Coba katakan, ibumu menginginkan kau melakukan apa?"

Kepalan tangan Wo Shi Shui dikencangkan. Dia berteriak, "Ibuku menyuruhku membantumu melakukan satu hal untuk membalaskan budimu yang sudah mengurus ibu. Aku selalu ingati"

Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "Kau masih ingat itu, bagus.

Tapi apa yang sudah kau lakukan? Apakah kau masih ingat?"

Dengan sedih Wo Shi Shui berkata, "Membunuh Fang Zhen Mei." Dengan dingin Zheng Bai Shui bertanya, "Apakah kau sudah melakukannya?"

Wo Shi Shui menunduk dan menjawab, "Belum, aku belum membunuhnya."

Zheng Bai Shui bertanya lagi, "Apa yang sudah kau lakukan selama ini? Chang Xiao Bang telah berbuat baik kepadamu tapi kau malah memotong sebelah tangan Qu Lei dan melukai Chen Guan Cai, Ketua Ou, dan Ketua Shang. Sekarang malah melukai anak buah Chang Xiao Bang sebanyak 70-80 orang, kau juga membunuh Ketua Mu. Apakah begitu caramu membalas budi?"

Wo Shi Shui dengan sedih menunduk. Dia berkata lagi, "Kalian tidak boleh mencuci Han Bi Lou dengan darah. Kalian benar-benar tidak berprikemanusiaan. Kalian seperti binatang, karena itu aku harus balas dendam!"

Kata Zheng Bai Shui, "Kau mau membalas dendam, aku tidak akan melarang. Tapi bagaimana dengan perjanjianmu?"

Wo Shi Shui terdiam.

Zheng Bai Shui berkata lagi, "Jika kau tidak bisa menepati perjanjian antara kau dan aku, kau telah bersalah kepada ibumu."

Kemarahan membuat tubuh Wo Shi Shui gemetar. Dengan pelan Zheng Bai Shui berkata lagi, "Baiklah, kita tentukan sekarang, kita berjanji di satu tempat. Aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12 dan kau bertarung dengan Fang Zhen Mei. Jika kau bisa mengalahkan Fang Zhen Mei, aku akan menyerahkan Qu Lei dan Fang Zhong Pin kepadamu dan terserah kau mau melakukan apa terhadap mereka. Sesudah kau melaksanakan perjanjian kita putus hubungan dan kau bisa bertarung denganku untuk membalaskan dendam Fang Zhen Mei. Kau yang memilih hal ini. Yang pasti jika aku mati di tangan Shi Tu ke 12 atau kau mati di tangan Fang Zhen Mei, kita berdua tidak ada permusuhan, apakah kau setuju?"

Wo Shi Shui melihat ke langit yang luas. Wajahnya bersimbah air mata.

Zheng Bai Shui tertawa, "Ini adalah satu-satunya cara untuk memutuskan hubungan. Tidak perlu berbelit-belit lagi, dalam satu kali kita tentukan kalah atau menang. Sekarang kita lihat apakah kalian bisa memenangkan pertarungan ini?"

Wo Shi Shui tidak bicara. Langit di ufuk timur sudah  mulai terang. Angin bertiup terasa dingin. Akhirnya Wo Shi Shui dengan pelan berkata, "Perjanjian harus ditepati!"

Zheng Bai Shui melihat langit dan tertawa panjang. Suara ini membuat langit bergetar.

"Baiklah kau yang memberitahu Shi Tu ke 12 dan Fang Zhen Mei untuk bertarung. Hanya boleh membawa 2 orang yang ikut tidak boleh bertarung hanya datang untuk bersiap-siap mengangkut mayat! Atas nama Wisma Shi Jian, aku kira mereka pasti akan menepati perjanjian ini. Kedua pihak bila sudah bertarung yang tersisa hanya dua orang, kalau orang yang menang adalah musuhnya maka dia harus bertarung lagi sampai tertinggal 1 orang, dan dendam ini akan selesai, tidak berbelit-belit dan akan hidup dengan tenang!"

Wo Shi Shui dengan dingin dan suara berat dan terdengar sedih berkata, "Baiklah!"

Begitu bayangan Wo Shi Shui menghilang, di belakangnya tampak bayangan gelap yang diam-diam keluar. Zheng Bai Shui tidak membalikkan kepala, dia hanya berkata, "Kalian berdua benar- benar keterlaluan! Kelihatannya dia benar-benar benci kepada kalian berdua!"

Kata Qu Lei, "Ketua, kau akan mengajak Shi Tu  ke  12  bertarung "

Zheng Bai Shui tertawa kecut dan berkata, "Kalau bukan sekarang kapan lagi? Sekarang kekuatan Chang Xiao Bang sudah habis. Kalau masih terus menerus bertarung dengan Wisma Shi Jian kita akan kalah total, lebih baik aku sendiri yang bertarung dengan Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 sudah terluka,!-kalau besok mengajaknya bertarung mungkin dia akan menolak demi menjaga nyawanya. Kalau mengajak dia bertarung 3 hari kemudian, lukanya baru pulih. Orang seperti dia pasti akan menyetujuinya. Pada waktu itu aku hanya akan membuatnya kehabisan tenaga dan dengan mudah melukainya dan aku akan memenangkan pertarungan ini. *'

Fang Zhong Pin sangat senang dan berkata, "Ketua benar-benar hebat. "

Zheng Bai Shui sepertinya sudah menguasai semua dan dia berkata, "Mereka mengira kebenaran pasti tidak akan kalah. Siapa yang tahu bila dukun memiliki ilmu setinggi 1 meter, maka ilmu setan akan lebih tinggi 3 meter. Mereka tahu orang-orang kita sudah banyak yang mati dan terluka parah. Mereka tidak akan membawa banyak orang, Yang di bawa pastilah He Bu Le dan Yin Jue Ya. Kita juga akan membawa 2 orang, yaitu Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Waktu itu kalian harus berhati-hati dan cermat. Walaupun yang datang adalah Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei, asalkan bisa melenyapkan salah satu odari mereka maka ini adalah kemenangan kita. Aku akan menangkap Setan Tua Shi Tu ke 12 dan He Bu Le aku akan memberikan kepada kalian, apakah kalian suka dengan itu?"

Qu Lei dengan telapak memukul kakinya. Dia tertawa terbahak- bahak dan berkata, "Ketua, ini benar-benar akal yang bagus "

Zheng Bai Shui berkata, "Bagaimanapun juga ini adalah pertarungan yang bisa menggegerkan dunia persilatan. "

---ooo0dw0ooo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar