Pendekar Sejagat Bab 10 : Han Ying Bao

BAB 10 Han Ying Bao

Bulan masih sama, malam musim semi pun sama dengan malam yang lainnya. Tapi ada tempat yang tidak sama dan terlihat penuh dengan hawa pembunuhan. Bulan masih terlihat di antara gunung seperti berwarna hijau muda. Awan pun ikut menjadi hijau, membuat perasaan membunuh yang tebal.

Gunung yang satu menyambung dengan gunung yang lain. Puncak gunung diliputi oleh salju berwarna putih. Walaupun sekarang sudah memasuki musim semi tapi salju di Ying Zhao Yan (nama tempat) selama 4 musim berturut-turut tidak pernah mencair. Batu yang berbentuk aneh tergeletak di mana-mana.

Di Ying Zhao Yan (Batu Elang Ketakutan) bila tidak berhati-hati akan terjatuh ke dalam jurang yang curam. Orang-orang yang lewat di sana merasa khawatir, begitu pun dengan elang. Tapi dengan ilmu pedang Qi Chong Tian Jian Fa yang menggegerkan dunia persilatan, Han Ying Bao berkedudukan di sana.

Beberapa tahun ini banyak perkumpulan jahat yang ingin menyerang Han Ying Bao, tetapi karena tempat itu berbahaya, letaknya berada di tengah-tengah gunung. Yang bisa mencapai ke sana pun belum tentu bisa melawan orang-orang Han Ying Bao.

Ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding bersifat gampang marah dan keras. Sekarang dia sedang berpikir, semakin dipikir dia merasa semakin senang. Han Ying Bao sudah berdiri selama 25 tahun, perkumpulan ini sudah memiliki dasar. Qi Chong Tian Jian Fa ( Jurus Tujuh Cara Pedang Terbang )sudah dia latih dengan sempurna dan dia telah menciptakan lagi 2 jurus Chong Jian Fa, karena itu jurus andalannya berubah menjadi Jiu Chong Tian Jian Fa (Jurus  Sembilan Cara Pedang Langit), bagaimanapun musuh yang datang pasti bisa dikalahkannya.

Putranya yang bernama Guo Ao Bai tidak mengecewakannya. Di dalam perkumpulan Han Ying Bao yang berjumlah 317 orang, tua atau muda semua bisa ilmu silat. Tapi yang menguasai Qi Chong Tian Jian Fa hanya Guo Ao Bai saja. Kelihatannya Guo Ao Bai pun akan segera menguasai Jiu Chong Tian Jian Fa dengan cepat.

Guo Tian Ding merasa walaupun dia sudah tua tapi Guo Ao Bai tidak pernah mengecewakan dia, hal ini membuatnya tidak merasa bersalah kepada ibu Guo Ao Bai yang sudah meninggal.

Dia mengingat umurnya yang sudah lewat setengah abad. Istrinya sudah meninggal terlebih dulu, mungkin dalam waktu dekat dia juga harus mengundurkan diri dari dunia persilatan dan memulai hidup tenang selama beberapa tahun di dunia ini.

Sebenarnya Guo Tian Ding adalah orang yang mempunyai cita- cita tinggi tapi selama beberapa tahun ini dia sudah berniat untuk mengundurkan diri dari dunia persilatan, dia sendiri pun tidak bisa menjelaskan alasannya. Yang paling membuatnya senang adalah selama puluhan tahun berkelana di dunia persilatan, dia sudah memiliki nama dan juga mempunyai teman seperti Shi Tu ke 12, dan yang lainnya. Hidup ini tidak sia-sia, tiba-tiba dia teringat kepada anak yang keras kepala dan pintar itu. Sedang apa dia di Wisma Shi Jian? Merpati pos yang datang dari Wisma Shi Jian mengabarkan bahwa saat ini masalah yang menyulitkan sedang terjadi di sana, apakah Guo Ao Bai bisa membantu mereka memecahkan masalah itu? Walau bagaimana pun dia berharap dengan kepergian Guo Ao Bai ke sana sambil melihat-lihat bagaimana keadaan dunia luar, apalagi ada Shi Tu ke 12, teman lamanya ini tidak akan merugikan anaknya, dia sangat mempercayai Shi Tu ke 12. Malah dia merasa malu, karena kabar yang dibawa oleh merpati pos, Shi Tu ke 12 berharap dia sendiri yang datang ke Wisma Shi Jian, tapi dia malah menyuruh anaknya turun gunung, semua ini dia lakukan karena dia menginginkan Guo Ao Bai banyak melihat keadaan luar dan menambah pengalamannya, tetapi setelah dipikir-pikir kembali, dia sungguh egois. Dia merasa malu kepada teman lamanya.

Tapi dia berusaha menenangkan dirinya, karena selama beberapa tahun ini, Chang Xiao Bang benar-benar telah berbuat kurang aajar, hal yang disampaikan oleh merpati pos pasti menyangkut tentang Chang Xiao Bang. Guo Tian Ding yakin Wisma Shi Jian pasti bisa menahan serangan Chang Xiao Bang karena di dalam pikiran Guo Tian Ding, Chang Xiao Bang adalah sebuah perkumpulan sesat dan juga rapuh, dengan mudah Wisma Shi Jian bisa mengalahkan mereka, Guo Tian Ding menganggap Shi Tu ke 12 terlalu membesar-besarkan masalah sehingga memusingkan dirinya.

Chang Xiao Bang tidak sehebat yang dibicarakan oleh orang. Perkumpulan yang menjadi besar dan telah berdiri lama, dia sendiri melihat semua, melihat perkumpulan seperti itu berdiri dan juga musnah. Pada akhinya yang jahat tetap tidak bisa mengalahkan yang benar. Chang Xiao Bang hanya satu dari sekian banyak perkumpulan.

Apalagi beberapa puluhan tahun lalu dia pernah berlatih cakar harimau. Karena selama musim semi dia kedinginan maka penyakit rematiknya pun kambuh lagi. Dia tidak bisa meninggalkan Han Ying Bao, maka dia tidak bisa pergi ke Wisma Shi Jian. Karena dia merasa banyak alasan yang membuatnya tersenyum. Tangan  kirinya memegang alat untuk merokok. Tangan kanan memegang 2 lempengan besi. Dengan tenang dan nyaman dia berbaring. Dari asap rokok yang mengepul, dia seperti melihat kehidupannya yang dulu, seperti yang baru saja lewat.

"Lapor Ketua!'' Tiba-tiba ada suara yang membuatnya terbangun dari lamunannya. Dengan cepat dia berdiri, ternyata ada murid Han Ying Bao yang melapor. Guo Tian Ding segera memarahi dirinya sendiri mengapa dia sangat terkejut. Dia bertanya, "ada apa?"

"Lapor Ketua, di kaki gunung datang 3 orang yang meminta ingin bertemu dengan Ketua!"

"Siapa mereka?"

"Wakil ketua Chang Xiao Bang, Qu Lei, ketua panji hitam dan Ye Chang Zhou."  

Guo Tian Ding tertawa dingin, "ada apa mereka datang kemari?

Apakah mereka pantas bertemu dengan Guo Tian Ding?"

"Lapor Ketua. Mereka mengatakan bahwa ketua harus menemui mereka!"

"Apa?!"

"Karena mereka bertiga membawa satu orang lagi." "Siapa orang itu?"

"Kata yang marga Qu, orang itu adalah...adalah Tuan Muda Guo."

"Apa?!"

"Mereka berkata seperti itu."

"Apakah kau melihat sendiri bahwa orang itu adalah Tuan Muda? "Tidak, aku tidak bisa melihatnya! Kepalanya ditutup, tangannya

pun diikat di belakang, sepertinya dia ditotok."

"Mengapa Shi Tu ke 12 membiarkan mereka menangkap anak Bai?" Guo Tian Ding merasa aneh, tapi dia sangat menyayangi anaknya, membuat dia tergesa-gesa bergerak. Segera dia memerintahkan anak buahnya itu, "suruh mereka masuk!"

Mereka berempat seperti ikan yang berenang masuk ke dalam ruangan, dengan cepat mereka berdiri di hadapan Guo Tian Ding. Bila mereka ingin menyerang ke Han Ying Bao sepertinya masuk ke gunung Ying Zhou Yan pun akan mendapat kesulitan.

Tapi karena ada perintah dari atasan, maka mereka berempat dalam waktu singkat sudah berada di markas Han Ying Bao dan berada di tengah-tengah ruangan itu.

Guo Tian Ding sangat mengkhawatirkan keadaan putranya, dia melihat putranya ditutup oleh kain hitam. Kedua tangannya diikat di belakang, dia pun ditotok. Hatinya terasa sakit melihat keadaan putranya, dia marah dan berkata, "kalian apakan putraku?"

Dengan dingin Qu Lei berkata, "putramu telah berbuat kejahatan!"

Guo Tian Ding menenangkan hatinya dan bertanya, "dia telah melakukan kejahatan apa?"

Jawab Qu Lei, "putramu mengumpulkan murid-murid Wisma Shi Jian kemudian menyerang Chang Xiao Bang dan membunuh murid- murid Chang Xiao Bang 60-70 orang. Ketua Ni, Ketua Xie dan Xiu pun dibunuh oleh anakmu. Ketua Guo, bagaimana kau bertanggung jawab terhadap semua ini?"

Sebenarnya Guo Tian Ding ingin marah, tapi melihat putranya berada di tangan mereka, terpaksa dia menahan diri dan berkata, "aku sudah mendengar hal ini, aku akan menghukum dia sesuai dengan aturan dunia persilatan!"

Kata Qu Lei dengan dingin, "putramu berhasil ditangkap oleh kami tapi kami tidak segera membunuhnya karena kami masih melihat muka Ketua Guo. Sekarang kami mengembalikan putramu tapi Ketua Guo, kau juga harus membayar semua ini kepada Chang Xiao Bang, kami minta keadilan."

Dengan tegas Guo Tian Ding menjawab, "baiklah."

Qu Lei berkata kepada Wan Man Tang, "kita ada jaminan dari- kata-kata Ketua Guo, kita bisa melepaskan orang ini!"

Jawab Wan Man Tang, "baik!" Dia membuka totok nadi Guo Ao Bai dan mendorong Guo Ao Bai ke arah Guo Tian Ding dan berkata, "sana!"

Guo Tian Ding melihat Wan Man Tang membuka totok nadi Guo Ao Bai, tapi Guo Ao Bai tidak langsung menyerang mereka, ini bukan sifat asli Guo Ao Bai. Dia merasa sedikit ragu, tapi dia segera berpikir mungkin Guo Ao Bai mengalami kesulitan dan tidak bisa melawan mereka. Pada waktu itu karena didorong Guo Ao Bai, dia berjalan dengan sempoyongan rriendekat ayahnya. Tangan kanan Guo Tian Ding memegang alat pengisap rokok, sedangkan tangan kirinya sedang memegang lempengan besi. Dia mendengar Guo Ao Bai berteriak, "ayah!"

Panggilan ini membuat hati Guo Tian Ding seperti diiris pisau. Ini adalah panggilan dari putranya.

Guo Ao Bai jatuh ke tangan Chang Xiao Bang, dia pasti mengalami banyak kesulitan. Karena dia sendiri yang menyuruh Guo Ao Bai turun gunung maka bisa terjadi hal seperti itu. Guo Tian Ding dengan tangan kanannya berusaha memapah Guo Ao Bai. Dia ingin menghibur Guo Ao Bai tapi orang yang tangannya diikat di belakang itu sudah terbuka ikatannya. Guo Tian Ding terkejut ternyata orang itu hanya memiliki telapak dan tidak memiliki jari. Jari itu terpotong bukan karena dipotong oleh senjata tapi karena berlatih ilmu silat. Ini bukan telapak Guo Ao Bai!

Guo. Tian Ding terkejut, tapi dia sudah tidak sempat bereaksi, orang itu sudah mendekat. Dia mengeluarkan serangannya. Kedua tangannya sudah menusuk dan mengarah ke tulang rusuk Guo Tian Ding juga memotong suara Guo Tian Ding yang dengan penuh perasaan memanggil putranya, "anak Bai. "

Orang itu berhasil membunuh Guo Tian Ding dan terlihat kedua matanya melotot, dia segera menarik tangannya dan mundur ke belakang Qu Lei. Dia tertawa dan membuka tutup kepalanya. Dia adalah seorang pemuda yang mirip dengan Guo Ao Bai. Dengan bangga dia berkata, "Pak Tua, lihat siapa aku? Aku adalah ketua panji kuning, Zhan Yu Chan."

Begitu Guo Tian Ding melihat dengan jelas, dia segera mundur dan terjatuh di dekat meja makan, membuat benda-benda yang berada di meja jatuh berantakan.

Dengan dingin Qu Lei berkata, "ini adalah hadiah besar yang diberikan oleh Chang Xiao Bang kepadamu. Kami tahu kau sangat mahir ilmu pedang dan mempunyai sepasang lempengan besi. Jika dilepaskan 100% pasti akan mengenai sasaran. Tidak ada orang yang bisa mendekatimu. Kau pun memiliki ilmu sakti Tempurung Kura-Kura, sehingga senjata pun tidak bisa menusukmu. Tapi ketua panji kuning Zhan Yu Zhan berlatih ilmu Telapak Tanpa Jari merupakan jurus telapak tangan beracun. Jarinya sendiri pun hampir putus semua. Pak Tua Guo, sekarang kau sudah terkena racun Telapak Tanpa Jari, apa yang ingin kau katakan?"

Semua anggota Han Ying Bao dengan marah menyerang Qu Lei dan si Telapak Tanpa Jari, Zhan Yu Chan. Tiba-tiba terlihat api menyala di mana-mana dan secara beruntun meledak di Han Ying Bao. Wan Man Tang sambil melemparkan senjata rahasia dia tertawa sinis dan berkata, "baiklah, kalian bisa melihat kelihaian obat peledakku!" Hanya dalam waktu singkat orang-orang yang berada di dalam ruangan banyak yang mati dan terluka. Tapi mereka yang belum mati tetap maju dan menyerang mereka. Zhan Yu Chan dan Wan Man Tang secara bersama-sama keluar dari ruangan, terdengar suara orang yang sedang bertarung.

Guo Tian Ding tergeletak dilantai, tempat untuk membakar dupa terjatuh dari atas meja. Asap dupa menyengat mata. Asap obat peledak di mana-mana. Dalam asap yang berubah-ubah itu, dia seperti melihat dirinya di masa lampau, seperti sangat dekat, dan bisa dipegang oleh tangan, sepertinya anak kesayangannya, Guo Ao Bai sedang berjalan ke arahnya. Tapi dia, dimana putranya sekarang?

Guo Tian Ding berteriak dengan suara keras dan berdiri. Tapi dia merasa langit seperti berputar dan dia hampir terjatuh. Terdengar Ye Chang Zhou tertawa dan berkata, "Pak Tua, aku akan membantumu kau supaya cepat mati!" Jarinya berubah seperti kaitan, dia siap mencakar kepala Guo Tian Ding. Tiba-tiba Guo Tian Ding melambaikan tangan, dengan alat pengisap rokok dia memukul wajah Ye Chang Zhou. Ye Chang Zhou terkejut. Dengan cepat dia menundukan badannya dan pada saat yang tepat dia bisa menghindar. Tapi dia tidak melihat pada waktu itu pula 2  lempengan besi sudah dilempar oleh Guo Tian Ding.

Begitu Ye Chang Zhou tahii gerakan Guo Tian Ding, dia segera menghindar. Lempengan besi itu tidak mengenai sasaran dan saling beradu. Tapi lempengan sudah besi dilempar kembali oleh Guo Tian Ding ke kiri dan kanan kepala Ye Chang Zhou, dan tidak bisa dihindarinya lagi.

Ye Chang Zhou pun mati.

Guo Tian Ding berdiri dan mulai mencabut pedangnya.

Qu Lei mendekati Guo Tian Ding dan berniat memukul. Pukulan pertama berhasil menghancurkan tulang bahu Guo Tian Ding, pukulan kedua mengenai kepala Guo Tian Ding hingga hancur seketika. Pukulan ketiga membuat tubuh Guo Tian Ding melayang dan menancap ke tembok.

Mata Guo Tian Ding tampak melotot, sampai mati pun matanya tidak terpejam.

Qu Lei tertawa dingin dan berkata, "Ketua Wan, keluarkan peluru api, supaya murid-murid Chang Xiao Bang tahu bahwa kita akan secara bersama-sama menyerang Han Ying Bao dari dalam dan luar. Bunuh semua orang, bahkan ayam dan anjing pun tidak terkecuali.

Wan Man Tang tertawa dengan senang dan menjawab, "aku menuruti perintah!"

---ooo0dw0ooo---

Tie Xue Tang, (Ruang Besi Berdarah) ketiga huruf ini seperti darah yang melayang di atas papan itu. Di bumi tidak ada suara, bulan pun terdiam.

Tiba-tiba terdengar suara seruling.

Di atas atap ruang Tie Xue Tang ada seseorang yang sedang meniup seruling, walaupun suara seruling itu kecil tapi dalam jarak

2.5 kilometer, terdengar dengan jelas.

Orang itu duduk di atas atap, berbaju putih. Seusai meniup satu lagu, dia membaca puisi : Tanah seluas ribuan hektar sepi seperti ini. Tapi bila tiba-tiba ada gelombang datang, akan ada yang keluar untuk merebut kemenangan. Kemudian dia berjalan-jalan di bubungan atap ruangan Tie Xue Tang. Di dalam atau di luar markas Chang Xiao Bang sepi seperti tempat mati. Tidak ada orang yang terbangun untuk melihat-lihat, akhirnya Fang Zhen Mei sambil berjalan dia tertawa dan berkata, "teman-teman, kalian sudah tahu aku datang, mengapa masih harus bersembunyi?"

Begitu mengucapkan kata-kata itu, tetap tidak ada orang yang keluar. Di sudut-sudut ruangan Tie Xue Tang terlihat banyak bayangan yang bergerak.

Kata Fang Zhen Mei, "bila kalian tetap tidak mau keluar, aku akan turun.''

Terdengar ada yang menjawab, "aku sudah menunggu kedatangan Tuan Muda. Tuan Muda hanya datang sendiri dan membaca puisi di atas bubungan atap, tidak masuk ke ruangan menjadi tamu, apakah merasa takut?"

Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah di ruangan sana ada arak? Tidak ada orang tidak menjadi jaminan, tidak ada arak bagaimana bisa menjamu tamu?"

Orang itu tertawa dan berkata, "arak ada, pedang pun juga ada." Tanya Fang Zhen Mei, "apakah itu adalah Pedang Sakti Xue He?" Orang itu menjawab, "masih ada Shi Tu Qing Yan."

Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "semua ini adalah kemauanku. Walaupun ada gunung, pisau, dan wadah berisi minyak mendidih, sepertinya aku tetap harus turun." Selesai bicara, dia sudah berada di tengah-tengah Tie Xue Tang. Ruang yang berada tengah-tengah Tie Xue Tang, memiliki dinding yang bukan terbuat dari batu melainkan dari besi. Ruangan itu berbentuk persegi  empat, sangat luas, tapi di dalamnya tidak ada satu benda pun. Di bagian depan ada 2 orang, kaki dan tangan mereka orang diborgol. Dengan sorot mata yang sangat dikasihani terus melihat dia. Karena sudah ditotok mereka tidak bisa bersuara. Mereka adalah Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin.

Di dalam ruangan itu berdiri seseorang mengenakan baju berwarna merah; Tidak, sebenarnya orang ini memakai baju panjang berwarna putih, tapi terlihat ada semu kemerahan, ini disebabkan karena pedangnya berwarna merah.

Pedang yang tergantung di pinggangnya adalah sebuah pedang pendek, pedang berwarna merah, membuat hati orang yang melihatnya merasa tidak enak.

Orang itu tertawa dengan tenang, jenggotnya yang panjang, membuat dia terlihat lebih luwes lagi. Pembawaan penuh dengan wibawa, membuat orang-orang yang melihatnya tidak berani melihat langsung kepadanya. Terdengar orang ini tertawa dan berkata, "apakah yang datang ini adalah orang terkenal di dunia persilatan, Fang Zhen Mei?"

Jawab Fang Zhen Mei dengan tertawa, "betul. Hari ini aku bisa bertemu dengan ketua Chang Xiao Bang yang terkenal merupakan suatu kebanggaan."

Kata Zheng Bai Shui dengan serius, "Tuan Muda Feng, aku mendirikan Chang Xiao Bang sampai saat ini, sekarang perkumpulanku maju pesat, kau pasti sudah melihatnya aku tidak perlu banyak bicara lagi. Hanya saja Chang Xiao Bang sangat membutuhkan orang seperti Tuan Muda Fang. Bila Tuan Muda Fang ingin masuk menjadi anggota Chang Xiao Bang, kecuali harus menuruti tujuh peraturan perkumpulan kami, yang lainnya tidak perlu dan aku akan memberikan kedudukan ketua kepadamu, posisimu berada di bawah wakil ketua Bang. Apakah Tuan Muda berminat? Perlu diketahui walaupun kita menolong yang lemah dan membasmi kejahatan, kita akan mendapatkan nama baik. Tapi kehidupan hanya berlangsung sebentar dan akan lewat begitu saja. Nama hanyalah sekedar nama, bila kau membela orang lain demi nama, bagaimana bila kau terbunuh?

Lebih baik selagi kau masih muda, buatlah masa depan yang lebih berkilau, menguasai dunia hingga terkenal ke mana-mana, bukankah itu lebih baik? Tuan Muda harus memikirkannya lebih seius." Fang Zhen Mei dengan sangat serius berkata, "ini adalah pujian dari Ketua. Sebenarnya orang berbakat seperti ikan yang berada di dalam sungai, sangat banyak. Ketua sayang kepadaku, tapi aku tidak bisa melakukan kehendak Ketua, aku tidak berani menerima ajakan Ketua. Sifatku tidak bisa diam di suatu tempat dan selalu berkelana. Aku tidak ingin menjadi terkenal. Seperti yang Ketua katakan, orang hidup di dunia hanya beberapa puluh tahun, hanya dalam sekejap sudah lewat. Kalau begitu mengapa tidak mengambil kesempatan ini, bukan karena nama, bukan juga karena jasa, tapi karena untuk orang-orang yang berada di dunia ini, kita melakukan hal yang lebih berarti? Bila kita sudah melakukan hal seperti itu kita baru bisa mengatakan, aku pernah hidup di dunia ini, bila tidak mau tahu hidup atau mati karena orang lain, semua hanya untuk mencari nama dan mengambil usaha orang lain. Aku adalah orang kecil di dunia persilatan, aku selalu merasa kekurangan. Ketua adalah tetua di dunia persilatan pasti lebih mengerti hal ini dibandingkan denganku."

Kata-kata ini membuat Zheng Bai Shui tidak bisa menjawab. Dengan tertawa dingin dia tertawa, "mulut Tuan Muda sangat tajam!"

Kata Fang Zhen Mei, "lebih baik tangan kita yang keras dari pada mulut kita yang tajam. Tangan Ketua Zheng sudah menguasai hidup dan mati dunia persilatan!"

Zheng Bai Shui tertawa dan bertanya, "apa maksudmu?"

Fang Zhen Mei tertawa dan menjawab, "bila Ketua mau mengembalikan pedang yang sekarang terselip di pinggang Ketua kepada Wisma Shi Jian. Bencana selama ratusan tahun yang belum pernah terjadi akan segera berubah kering menjadi kain sutra."

Wajah Zheng Bai Shui berubah dari putih menjadi hijau. Ketahuilah kata-kata ini sangat membuat Zheng Bai Shui marah. Setelah lama dia baru berkata, "apakah Tuan Muda menganggap bahwa aku adalah anak yang berumur 3 tahun?"

Kata Fang Zhen Mei, "Ketua terlalu berat mengatakan semua itu!"  

Zheng Bai Shui dengan dingin berkata, "bila Tuan Muda tidak segera sadar dan masih berani menginginkan pedang yang berada di pinggangku, terimalah Chang Xiao Ji (pukulan ]ku."

Jawab Fang Zhen Mei, "baiklah, Chang Xiao Ji yang Ketua miliki tidak pernah ada orang yang bisa menerima hingga jurus keempat. Aku Fang Zhen Mei, merasa beruntung mendapat kesempatan kepada Ketua mencoba pukulan ini. Walaupun nanti aku mati, aku akan merasa sangat beruntung. Pedang sakti Xue He akan kembali ke pemilik asalnya, aku Fang Zhen Mei sampai mati pun tidak akan merasa menyesal.''

Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "kalau begitu kau sudah siap menerima serangan?"

Dengan serius Fang Zhen Mei berkata, "walaupun ini seperti seekor belalang yang mencoba menahan kereta yang lewat, tapi tetap harus dicoba." Zheng Bai Shui menatap Fang Zhen Mei, matanya mengeluarkan hawa membunuh.

Tiba-tiba terdengar suara perempuan, dengan suara lantang dan panjang, dia menyerang Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei dengan tenang menjepit pedang yang menyerang ke arahnya, dengan menggunakan 2 jari. Ternyata yang menyerangnya adalah Zheng Dan Feng.

Dengan cepat Zheng Dan Feng berkata, "cepat totok aku, dan tukar dengan pedang!"

Tangan kiri Fang Zhen Mei bergerak, dia sudah memegang tangan kanan Zheng Dan Feng dan berkata, "tidak, itu terlalu berbahaya!" kata-katanya belum habis, lengan baju Zheng Bai Shui sudah dilambaikan, seperti ada angin besar yang menyerangnya.

Fang Zhen Mei tidak bisa berkata apa-apa lagi, terpaksa dia menggendong Zheng Dan Feng untuk menghindar. Terdengar suara gemuruh, ruangan itu bergetar dan berbunyi. Benar-benar tenaga dalam Zheng Bai Shui begitu dasyat hingga mengejutkan orang. Satu kali serangan Zheng Bai Shui tidak mengenai sasaran, dia sudah bersiap-siap akan menyerang lagi. Tiba-tiba Zheng Dan Feng berteriak, "Ayah, dia menyanderaku, jangan menyerang lagi!"

Ada pepatah yang mengatakan : harimau galak pun tidak akan tega melukai anaknya. Begitu Zheng Bai Shui mendengar teriakan Zheng Dan Feng, dia menarik nafas dan berhenti menyerang. Dia berkata, "Dan Feng, mengapa kau begitu bodoh? Mana bisa kau melawannya?"

Kemudian Zheng Bai Shui berkata, Tuan Muda Fang, tidak kusangka, kau pun menggunakan jurus ini. Baiklah, aku akan mengembalikan pedang ini kepadamu, kembalikan putriku."

Fang Zhen Mei segera melepaskan tangannya dan  berkata, "Nona Zheng, silakan kembali ke tempatmu."

Kata Fang Zhen Mei, "sekarang aku sudah mengembalikan Nona Zheng, harap kembalikan pedang kepadaku."

Dengan suara berat Zheng Bai Shui berkata, "aku memang sudah berjanji, aku pasti akan mengembalikannya padamu." Belum selesai dia berkata, pedang yang diselipkan di pinggangnya sudah melayang keluar, seperti pelangi merah yang terus mengarah kepada Fang Zhen Mei.

Dengan tenang Fang Zhen Mei menyambut pedang ini. Pelangi merah segera padam. Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "pedang ini bisa membelah borgol tangan Shi Tu bersaudara. Bila kau bisa memutuskan borgol di depanku, aku akan membiarkan kalian bertiga keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang."

Kata Fang Zhen Mei tertawa, "maaf, aku sudah melampaui permintaanku." Tiba-tiba dia sudah terbang ke dinding besi yang berada di sebelah kiri. Zheng Bai Shui terpaku karena di sebelah kirinya tidak ada orang.

Dengan cepat Fang Zhen Mei tiba di dinding itu. Tiba-tiba dia mengikuti dinding terus naik hingga ke atas, kemudian dia meluncur ke tempat Shi Tu Qing Yan. Zheng Bai Shui pernah mendengar ilmu Cecak Bermain di Dmding, tidak menyangka ada ofang bisa berlatih ilmu seperti itu dengan begitu bagus. Dia marah dan dengan cepat terbang menyusulnya Fang Zhen Mei.

Zheng Bai Shui baru saja bergerak, Fang Zhen Mei tiba-tiba sudah turun dan secepat seperti kilat sudah terbang ke arah Shi Tu Qing Yang. Segera Zheng

Bai Shui menyusul, tapi Fang Zhen Mei seperti segumpal awan putih melayang keluar.

Zheng Bai Shui menyerang kembali dengan telapaknya. Tenaga telapaknya hanya setengah meter di belakang Fang Zhen Mei, dari arah pintu ruangan sampai ke dinding seberang, telapak Zheng Bai Shui setengah meter berada di belakang Fang Zhen Mei.

Tapi Fang Zhen Mei tetap berada di depan. Dia meloncat ke arah Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin. Dalam waktu yang sangat singkat pedangnya sudah menggores.

Pedang dikeluarkan dengan terburu-buru, sangat tepat dan cepat. Sebuah pedang memutuskan 2 pasang borgol. Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin berhasil dibebaskan dari borgolnya.

Dalam waktu singkat Fang Zhen Mei melihat sorot mata Shi Tu Tian Xin dan Shi Tu Qing Yan. Mereka tidak bisa bicara, tapi sorot matanya begitu ketakutan, sedikit pun mereka tidak terlihat senang karena bisa terlepas dari bahaya.

Hati Fang Zhen Mei terasa berat, tapi keadaan tidak mengijinkan dia berpikir banyak. Begitu pedang sudah berada di tangan, dengan cepat dia memanjat naik ke dinding besi, dia tidak bisa berhenti karena telapak Zheng Bai Shui berada setengah meter di belakangnya!

Kemudian dengan cepat Fang Zhen Mei menekan putra-putri Shi Tu ke bawah, dia ikut berjongkok, tubuhnya baru saja turun,  telapak tangan Zheng Bai Shui tidak mengenainya, tapi mengenai dinding besi.

Begitu tenaga telapak Zheng Bai Shui mengenai tempat kosong. Dia segera menarik tenagannya kembali tapi tenaga sudah berkurang sebanyak 70%. Walaupun begitu, tenaga telapak yang mengenai dinding suaranya bergemuruh seperti gempa bumi.

Walaupun dinding itu mengeluarkan suara keras, tapi sama sekali tidak ada bekas telapak tangan. Dari kejadian ini dapat diketahui bahwa dinding besi itu sangat kokoh. Tenaga telapak Zheng Bai Shui sudah menghabiskan banyak kekuatannya, tapi pukulan ini tetap bukan jurus Chang Xiao Ji.

Begitu Fang Zhen Mei melihat ke arah dinding, dia langsung mengerti. Dia ingin segera mundur dari sana tapi Zheng Bai Shui sudah membuat dirinya tergetar. Dengan cepat Fang Zhen Mei meloncat, tangan kiri menjepit Shi Tu Qing Yan tangan kanannya menenteng Shi Tu Tian Xin. Dia ingin segera keluar dari sana, tapi semua sudah terlambat!

Sebuah pintu besi yang berbentuk seperti pagar dan dinding besi membuat jalan menjadi buntu. Setiap jeruji pagar sebesar tangan. Pagar besi menghalangi mundurnya Fang Zhen Mei bertiga.

Begitu pagar besi diturunkan, tubuh Fang Zhen Mei berhenti melangkah. Dia meletakkan Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin. Dengan santai dia berkata, "kalian jangan cemas, kita bertarung bukan berarti harus mati, betul kan?"

Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "betul apa yang dikatakan oleh Tuan Muda Fang, terkurung di sini bukan berarti mati juga tidak berarti bisa hidup, apakah benar?"

Fang Zhen Mei tersenyum dan menjawab, "aku tidak menyangka bahwa Ketua Zheng yang memiliki ilmu silat begitu lihai masih harus menggunakan perangkap."

Zheng Bai Shui berkata, "sudah kukatakan, kalau kau bisa memutuskan borgol, kau boleh keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang, tapi yang menjadi masalah adalah kau sudah memutuskan borgol, aku pun tidak akan melepaskanmu. Sekarang kalian akan terkurung di sini." Fang Zhen Mei malah menepuk tangannya memuji dan berkata, "cara yang ipagus dan tepat. Pertama, Ketua Bang menyuruhku memutuskan borgol tapi ternyata borgol ini merupakan tombol. Begitu borgol diputuskan maka pagar besi pun akan turun. Bila kami memiliki sayap pun belum tentu bisa terbang meloloskan diri, dan Ketua sedang menertawakan kami yang patut dikasihani."

Zheng Bai Shui sama sekali tidak marah, dia berkata, "Tuan muda benar-benar sangat pintar berbicara. Tapi sayang orang yang hanya mengandalkan ketajaman lidah tidak bisa membereskan masalah. Sekarang Tuan Muda masih bisa memilih untuk masuk ke perkumpulanku, bagaimana?"

Dengan sangat senang Fang Zhen Mei tertawa, "Ketua benar- benar suka bercanda. Tadi aku tidak setuju untuk masuk ke perkumpulanmu, sekarang setelah terkurung aku baru merasa menyesal, bukankah harga diriku akan turun? Bila Ketua ingin mengajakku masuk, harus menunggu hingga aku bisa keluar dari penjara ini, baru Ketua dengan leluasa bertanya."

Kata Zheng Bai Shui dengan marah, "Tuan Muda, sampai akan mati pun kau masih tidak sadar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Pagar ini terbuat dari besi yang bagus dan kuat. Borgol terbuat dari kuningan yang sangat kuat, dinding besinya pun begitu. Walaupun ilmu silatmu tinggi, kau tidak akan sanggup memotongnya dan keluar dari sana. Tempat kalian berdiri hanya berjarak satu pagar. Di bawah sana adalah kobaran api. Di atas kepala kalian ada kompor panas yang bisa melumerkan kalian. Bila aku memberi perintah, api akan segera dikobarkan. Tidak sampai 3 jam, kalian akan menjadi bebek panggang. Waktu itu Tuan Muda Fang pasti tidak akan bisa tertawa lagi."

Fang Zhen Mei tertawa, "Oh? Bebek panggang, apakah itu bebek panggang Shu Zhou atau bebek panggang Bei Jing?"

Tapi wajah Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin sudah sangat ketakutan.

Zheng Bai Shui membalikkan badan dan memerintah, "segera pasang api!" Dia berkata lagi kepada murid-murid Chang Xiao Bang, "tutup semua pintu Chang Xiao Bang. Waspada bila ada orang yang masuk, bunuh semua tidak ada pengecualian. Aku akan mengawal sendiri."

Di luar segera terdengar suara, "kami menuruti perintah!"

Zheng Bai Shui dengan kuat memegang tangan Zheng Dan Feng.

Zheng Dan Feng berkata, "Ayah. "

Dengan tertawa dingin Zheng Bai Shui berkata, "jangan mengatakan apa-apa lagi. Tadi kau sengaja melakukan semua itu supaya Fang Zhen Mei bisa menyanderamu, jangan kira ayah tidak tahu."

Dengan wajah yang penuh amarah Zheng Bai Shui berkata, "ikut aku! Kau harus ada di sisiku, semenit pun tidak boleh pergi." Kemudian dengan langkah besar Zheng Bai Shui keluar dan berkata, "Tuan Muda Fang, selamat tinggal! Kalau kau sudah berubah menjadi bebek panggang matang, kau baru mengerti terkurung di sini berarti tidak bisa keluar hidup-hidup dari sini."

Fang Zhen Mei juga tertawa dan berkata, "baiklah. Ketua Zheng, kau pun harus berhati-hati. Aku sudah mengatakannya, orang yang terkurung di sini bukan berarti orang itu sudah mati."

---ooo0dw0ooo---

Bila kau bertanya kepada seorang pemuda kaya dengan masa depan cerah, "tempat apakah yang paling kau sukai?"

Jawabannya pasti, "Han Bi Lou (nama rumah)".

Bila kau bertanya kepada seorang pemuda miskin, "tempat apa yang paling kau sukai?"

Jawabannya pasti "Han Bi Lou."

Bila kau bertanya kepada pendekar yang berpengalaman, "kau paling suka tinggal di mana?" "Han Bi Lou."

Kalau kau bertanya kepada orang setengah baya dan terpelajar, "kau ingin pergi ke mana?"

"Lebih baik aku tinggal di Han'-Bi Lou"

Kalau kau bertanya kepada ibu-ibu yang penuh dengan rambut putih, jawabannya tetap, "Han Bi Lou."

---ooo0dw0ooo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar