Pendekar Sejagat Bab 07 : Pendekar Baju Hitam Wo Shi Shui

BAB 7 Pendekar Baju Hitam Wo Shi Shui

Feng Zhen Mei dan Guo Ao Bai sepanjang perjalanan terus mengobrol, tiba-tiba ada seekor kuda hitam yang lewat. Di atas kuda ada seorang penumpang laki-laki yang sedang tidur dengan keadaan telentang, kepalanya berada di pantat kuda, wajah ditutup oleh topi caping. Dia membiarkan kudanya berjalan seenaknya, dengan posisi yang mantap orang itu tidur di atas kudanya. Laki-laki berbaju hitam itu sedang bernyanyi, suaranya terdengar merdu tapi juga gagah. Fang Zhen

Mei tertawa, dia pun ikut bernyanyi.

Tiba-tiba laki-laki berbaju hitam itu meloncat dan duduk ke posisi normal. Dia menghentikan kudanya. Dengan perlahan dia menurunkan topi capingnya. Ternyata laki-laki ini adalah pemuda yang beralis tebal dan bermata besar. Terdengar dia berkata, "akhirnya aku bisa bertemu denganmu."

Fang Zhen Mei tertawa dan bertanya, "apakah kau adalah pendekar Wo Shi Shui?"

Jawab laki-laki berbaju hitam itu, "bukankah kau sudah tahu siapa aku ini?"

Kata Fang Zhen Mei, "kau sengaja menungguku di sini."

Wo Shi Shui dengan dingin berkata, "benar, aku memang menunggumu untuk bertarung!"

Guo Ao Bai sangat terkejut. Nama Pendekar Wo Shi Shui sangat terkenal, baru bertemu dengannya sekarang dia langsung ingin bertarung dengan Fang Zhen Mei.

Kata Fang Zhen Mei, "sepertinya tidak ada alasan bagi kita untuk bertarung."

Kata Wo Shi Shui dengari suara berat, "tidak bisa!"

Kata Fang Zhen Mei, "kalau begitu hitung saja aku kalah, bagaimana? Karena aku bukan musuhmu."

Sorot mata Wo Shi Shui berubah menjadi gelap, segera dia berkata, "tidak! Kita harus bertarung, sampai salah satu hidup dan bisa pulang."

Guo Ao Bai yang berada di pinggir dengan nada marah berkata, "Wo Shi Shui, jangan mengira karena ilmu silatmu tinggi maka bisa berbuat seenaknya, biar aku yang mencoba bertarung denganmu!"

Wo Shi Shui memandang Guo Ao Bai dan bertanya, "siapa kau?"

Jawab Fang Zhen Mei, "inilah Tuan Muda Han Ying Bao, dia seorang pesilat berbakat, namanya Guo Ao Bai, Pendekar Guo."

Wo Shi Shui melihat Guo Ao Bai lalu dia berkata, "dia adalah pendekar berbakat, aku tidak mau membunuhnya." Fang Zhen Mei menghela nafas dan bertanya, "apa disebabkan karena aku tidak berbakat, maka kau ingin membunuhku?"

Angin meniup pepohonan yang berada di hutan, tangkai pohon bergoyangan, bunga-bunga pun tampak bermekaran.

Wo Shi Shui berkata, "kau pun berbakat, tapi di antara kita berdua, hanya ada satu orang bisa hidup!"

Kata Fang Zhen Mei, "kalau begitu mengapa kau begitu ingin membunuhku?"

Wo Shi Shui terdiam kemudian berkata, "karena aku sudah berjanji dengan seseorang."

Tanya Fang Zhen Mei, "siapakah dia? Mengapa orang itu bisa membuatmu ingin membunuhku?"

Wo Shi Shui mengangkat kepalanya dan berkata, "kau tidak perlu bertanya lagi, hayolah kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati!"

Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "kalau begitu kita tidak perlu bertarung karena kondisimu sedang diancam oleh seseorang dan kau terpaksa ingin membunuhku, dengan begitu lebih baik aku diam dan menunggu kematianku."

Tiba-tiba Wo Shi Shui merasa melengong, sepi dan sedih. Kemudian dengan marah dia berkata, "Fang Zhen Mei, sewaktu berada di Wisma Shi Jian aku mencarimu, maksudnya adalah aku ingin bertarung denganmu, tapi aku takut Shi Tu ke 12 ikut campur, oleh karena itu aku mundur dari sana, kita memang tidak mempunyai dendam, akulah yang memaksamu bertarung, kalau kau tidak mau bertarung, aku tidak akan membunuh orang yang tidak mau bertarung, tapi di antara kita berdua harus ada satu yang hidup, lebih baik aku yang memilih mati.''

Darah Guo Ao Bai serasa bergejolak, dia membentak, "Wo Shi Shui, Fang Zhen Mei tidak mau bertarung denganmu, biarkan aku yang mewakili dia bertarung denganmu." Kedua tangan Guo Ao Bai sudah mencabut pedang, bayangan pedang seperti pohon di hutan mengarah kepada Wo Shi Shui.

Tiba-tiba mata Wo Shi Shui menjadi terang. Dia tertawa dan berkata, "ternyata kau juga yang berada di markas Biao Xue Hun yang ingin merebut Xue He Tu. Aku pernah melihat ilmu pedangmu!" Sambil berbicara dia tidak mundur dari sana malah masuk ke dalam jala pedang itu, tapi kepalan tangan sudah dikeluarkan.

Guo Ao Bai merasa matanya silau, ternyata Wo Shi Shui sudah masuk ke dalam lingkaran pedangnya dan mulai menyerang. Ilmu pedang Guo Ao Bai sangat tinggi, tapi begitu ada kepalan tangan yang datang, dia tidak sempat menarik pedangnya, terpaksa dia meloncat mundur.

Dengan satu jurus saja sudah membuat Guo Ao Bai kewalahan, Wo Shi Shui membalikkan badan menghadap Fang Zhen Mei.

Fang Zhen Mei berkata, "Semua akulah yang akan menanggungnya, kau boleh mencariku!"

Kata Wo Shi Shui, "baiklah, aku terima jurusmu!"

Pada waktu itu, di belakahg mereka terdengar suara kuda berderap. Kuda yang berlari di atas tanah yang gersang dan kering, membuat debu tanah berhamburan ke mana-mana.

Kuda yang berada di depan ditunggangi oleh 2 orang, seorang anak laki-laki dan seorang perempuan dalam satu kuda. Yang laki- laki itu berumur sekitar 10 tahun lebih, terlihat sangat tampan tapi tidak dewasa. Yang perempuan kira-kira berumur 16 tahun, dari sorot matanya bisa dilihat sifat yang dimiliki olehnya adalah 'semaunya' dan dia terlihat pintar, sedang kuda yang lainnya di tunggangi oleh seorang laki-laki' setengah baya. Mereka sepertinya sedang ketakutan. Yang laki-laki tua berkeringat sampai membasahi bajunya. Yang perempuan juga berkeringat deras membuat rambutnya basah dan melekat di wajahnya.

Walaupun kedua orang ini masih berada di kejauhan, tapi Fang Zhen Mei dan yang lain bisa melihat orang yang datang itu. Kuda yang berada di belakang, gadis dan laki-laki itu yang tiba-tiba berteriak dan terjatuh. Orang yang berada di kudanya pun terguling ke bawah.

Gadis itu segera menghentikan kudanya dan anak laki-laki itupun turun. Mereka berlari ke arah orang yang terjatuh. Waktu itu di jalan yang mereka lalui muncul 6-7 ekor kuda. Dengan tergesa-gesa mereka ingin mengejar. Suaranya begitu besar hingga mengejutkan orang.

Si gadis itu dengan cepat memapah laki-laki setengah baya itu dan ingin menaikkan laki-laki itu ke atas kudanya lagi. Laki-laki itu dengan nafas terengah-engah berkata, "Nona...Tuan Muda..., kalian pergi saja, jangan pedulikan...aku lagi."

Mulut laki-laki itu mulai mengeluarkan darah. Punggungnya terdapat luka sebesar mulut mangkuk. Luka itu masih terus mengeluarkan darah. Dia berkata lagi, "...kami Shen Si Wu Bao (marga Shen Lima Rasa), hidup dan mati pasti akan bersama...sekarang...Lao Da, Lao Er...Lao San...Lao Wu...sudah meninggal...untuk apa aku hidup...Nona...Tuan Muda...kami sudah...tidak bisa.. .menjaga kalian.. .kalian.. .pergilah.. .pergi.. .ke

Wisma Shi Jian...orang Chang Xiao Bang...sudah...hampir sampai...cepat..." Laki-laki itu kehabisan nafas.

Fang Zhen Mei dan yang lainnya segera memperhatikan apa  yang terjadi. Karena Shen Shi Wu Bao adalah pengawal Wisma Shi Jian. Ilmu silat mereka sederajat dengan Yin Shi San Xiong' Mereka yang sekarang dia panggil nona dan tuan muda apakah mereka adalah putra putri Shi Tu ke 12?

Anak-anak Shi Tu ke 12 adalah yang bernama Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin? Orang-orang yang berada di belakang yang terus mengejar dan ingin membunuh mereka, pasti orang-orang Chang Xiao Bang, perkumpulan terbesar di dunia persilatan. Anak masih sebesar itu pun akan dibunuh, benar-benar terlalu kejam.

Mereka sedang berpikir. Kuda yang mengejar mereka sudah mengurung adik dan kakak Shi Tu. Di atas kuda tampak seorang laki-laki berkata, "anak kecil dan nona, cepat ikut aku pulang! Ada keramaian yang bisa ditonton."

Terdengar Shi Tu Tian Xin berkata, "kami boleh dibunuh tapi jangan menghina. Kalian coba bunuh saja aku, aku tidak akan tinggal diam." Pedang panjangnya sudah dikeluarkan. Pedang itu seperti ular yang baru keluar dari sarangnya, seakan siap menggigit orang itu.

Orang itu dengan senjatanya berupa palu besar berusaha menghindari serangan itu. Pedang Shi Tu Tian Xin sangat ringan. Tangannya tergetar oleh benturan palu besi dan terasa kesemutan. Tapi dia adalah anak yang pintar, satu jurus tidak mengenanya, dia tidak menyerang dengan terang-terangan. Dia membalikkan tangannya berusaha menusuk kaki lawannya yang berada di perut kuda.

Orang itu tidak menyangka bahwa dia akan diserang dengan cara seperti ini. Rasa sakit membuatnya berteriak lalu terjatuh dari atas kuda. Shi Tu Tian Xin ingin maju kembali untuk menyerangnya, ternyata sudah ada 2 orang Chang Xiao Bang yang datang menuju tempatnya dan mereka pun; mulai mengeluarkan golok. Tapi Shi Tu Qing Yan sudah maju menghadang mereka. Sebuah pisau berhasil melukai laki-laki itu. Mereka marah dan berkata, "perempuan centil, berani benar mencoba membunuh kami! Lihat jurus ini!" Mereka bertarung dengan Shi Tu Qing Yan.

Pertarungan terjadi 4 lawan 2, walaupun keturunan Shi Tu ke 12 tidak menyukai ilmu silat tapi karena mereka sangat pintar, mereka selalu berada di atas angin, apalagi Shi. Tu Qing Yan, dia benar- benar seperti walet terbang, terbang ke sana dan ke sini. Dalam sepuluh jurus berhasil melukai lagi laki-laki yang tadi.

Sekarang hanya tertinggal seorang Chang Xiao Bang yang belum terluka. Tiba-tiba ada suara berat membentak, "berhenti! Biar aku yang bertarung dengan mereka!"

Suara ini berat dan berwibawa. Membuat orang-orang berhenti bertarung. Kakak beradik Shi Tu juga membalikkan badan dan melihat orang itu.

Kuda keenam yang datang adalah kuda yang tinggi besar, kuda itu berjalan dengan pelan. Seseorang turun dari kuda. Orang ini setengah baya. Warna wajahnya seperti besi, seluruh badannya dipenuhi dengan otot yang sangat kencang dan kuat. Bajunya seperti terbuat dari tembaga. Kepalan tangannya menonjol sebesar mangkuk, dia tampak hitam dan kasar, urat-uratnya bertonjolan. Begitu turun dari kuda, penanpilannya saja sudah membuat orang takut.

Angin dingin bertiup, awan putih pun lewat dengan cepat. Angin musim semi kadang-kadang juga terasa menakutkan.

Orang-orang Chang Xiao Bang dengan hormat mundur dan menjawab, "baik, wakil ketua Bang."

Wakil ketua Bang? Wakil ketua perkumpulan terbesar? Dia adalah si Kepalan Besi, Qu Lei.

Terdengar Shi Tu Qing Yan berkata, "siapa pun dia, di sini tidak akan bisa membuat keadaan ayahku terancam."

Shi Tu Tian Xin yang masih kecil tidak mengerti apa-apa. Tiba- tiba dia menyerang Qu Lei dengan pedang dan berkata, "kau mempunyai kepandaian apa? Berani mencari masalah dengan Wisma Shi Jian?"

Shi Tu Tian Xin menyerang Qu Lei dengan pedangnya, tapi Qu Lei seperti tidak merasakannya Kakak beradik Shi Tu tidak dipandang sama sekali. Dia hanya berkata, "cari mati saja!" Tiba- tiba dia sudah menyerang dengan kepalan tangannya. Hanya satu kali menyerang, kepalan tangan Qu Lei yang besar dengan tepat mengenai pedang Shi Tu Tian Xin. Pedang yang melayang dan menusuk kepalan tangan Qu Lei, telah menjadi hancur lebur.

Sebuah pedang yang begitu tajam tidak kuat menahan serangan kepalan tangan Qu Lei.

Shi Tu Tian Xin terkejut dan tidak sadar mundur satu langkah. Shi Tu Qing Yan dengan cepat maju dan berkata, "kami tahu kami bukan lawanmu. Kecuali kau membunuh kami, kami tidak akan ikut pulang denganmu yang bertujuan mengancam ayahku."

Wajah Qu Lei sama sekali tidak ada ekspresi, dia tetap melihat ke depan dan berkata, "kalau begitu aku akan menuruti permintaanmu." Tiba-tiba dia mengeluarkan kepalan tangannya lagi.

Biarpun ilmu meringankan tubuh Shi Tu Qing Yan tinggi tapi tetap tidak bisa menahan kecepatan kepalan tangan Qu Lei. Terpaksa Shi Tu Oing Yan mengeluarkan jurus pedangnya. Begitu kepalan tangan sampai, pedang itu malah putus dan kepalan Qu Lei masih maju dengan kecepatan tinggi menuju dada Qing Yan.

Shi Tu Tian Xin sangat kaget. Shi Tu Qing Yan pun menutup mata menunggu kematian. Tiba-tiba dari langit ada sesosok baju putih yang berkelebat. Begitu dilihat dengan jelas lagi, Shi Tu Oing Yan sudah berpindah sejauh beberapa meter dari tempat tadi. Di depannya ada seorang yang tampak terpelajar mengenakan baju putih. Dia tampak santai, tangannya menuntun Shi Tu Tian Xin. Dia tertawa.

Satu lagi adalah pemuda beralis hitam dan bermata besar, berbaju hitam, dan seorang pemuda berbaju hijau yang tampak angkuh. Mereka berjalan pelan-pelan ke tempat Qu Lei.

Shi Tu Qing Yan melihat terus kepada mereka, pemuda berbaju putih tersenyum kepadanya. Shi Tu Qing Yan menjadi malu dan wajahnya memerah. Dengan suara kecil  dia  bertanya,  "kau  adalah "

Begitu Fang Zhen Mei mendekat, Qu Lei tidak memukul dengan kepalan tangannya. Dengan cepat dia menarik kembali kepalan tangannya. Kedua matanya tetap memandang lurus ke depan dan berkata, "ilmu meringankan tubuh Tuan sangat hebat."

Kata Fang Zhen Mei, "tidak! Tidak! Wakil ketualah yang menarik kembali kepalan tangan."

Ou Lei berkata lagi, "Tuan mempunyai ilmu meringankan tubuh begitu cepat, apakah Tuan adalah si Baju Putih, orang berbakat Fang Zhen Mei?"

Jawab Fang Zhen Mei tertawa, "aku tidak berbakat. "

Shi Tu Qing Yan berteriak, "kau adalah Paman Fang...." Dia pernah mendengar tentang si Orang Berbakat, Fang Zhen Mei. Ayahnya pun sangat akrab dengan dia. Selama ini Shi Tu Qing Yan tidak mengira bahwa orangnya masih muda dan mempunyai ilmu silat tinggi, semua dikiranya hanya dilebih-lebihkan. Yang bernama Fang Zhen Mei pasti seorang pesilat yang gagah dan umurnya setengah baya, yang baru bisa diakui oleh ayahnya sebagai saudara angkat. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa orang yang berada di depan matanya, begitu ramah dan terpelajar, adalah orang yang menggegerkan dunia persilatan. Kata Taman', kata ini sulit untuk disebutkan.

Qu Lei dengan dingin berkata, "ini adalah urusan antara Chang Xiao Bang dengan Wisma Shi Jian, lebih baik Tuan jangan ikut campur!"

Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah kami hanya akan melihat orang yang terkenal di dunia persilatan membunuh orang muda di dunia persilatan dan kami sama sekali tidak boleh ikut campur? Orang seperti aku ini sangat aneh. Aku akan membuat keanehan lagi!"

Guo Ao Bai yang berada di pinggir marah dan berkata, "Qu Lei, aku ingin tahu apakah pedangku lebih tajam atau kepalan tanganmu lebih tajam?" Qu Lei membalikkan badan dan bertanya, "siapa kau?" "Han Ying Bao, Guo Ao Bai."

Qu Lei melihat Guo Ao Bai dan berkata, "tadi pagi aku mendengar kabar katanya ada yang membuat keributan di Chang Xiao Bang, apakah itu kau?"

Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab, "betul, tidak salah!"

Qu Lei dengan suara berat berkata, "baiklah, aku akan menangkapmu dulu untuk dibawa pulang. Aku akan lihat bagaimana ketua menghukummu?" Matanya mengeluarkan hawa membunuh, dia ingin membunuh, Guo Ao Bai hatinya bergetar.

Wo Shi Shui yang berada di pinggir tiba-tiba berkata, "nanti dulu." Qu Lei membalikkan badan melihat Wo Shi Shui. Dia berkata, "Kau juga berada di sini?"

Wo Shi Shui terdiam dan Qu Lei pun tertawa dingin, "Pendekar Wo Shi Shui, apakah kau pernah berjanji sesuatu kepada seseorang? Sekarang kau berada di sini, mengapa masih mau menunggu?"

Shi Tu Qing Yan yang cantik lupa bahwa dia berada dalam keadaan berbahaya karena dia telah dibuat bingung oleh 3 orang pendekar muda. Sebentar Fang Zhen Mei berbicara, sebentar Pendekar Wo Shi Shui, satu lagi ada Guo Ao Bai, mereka masih muda. Dengan aneh dia terus melihat 3 orang ini.

Terdengar Wo Shi Shui berkata, "tidak perlu kau beritahu, kata- kataku bisa dipegang!" Kemudian dia membalikkan tubuhnya dan berkata kepada Fang Zhen Mei, "sekarang kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati. Bila kau menang aku akan memotong kepalaku untukmu. Bila aku menang, aku akan mengantar pulang kakak beradik Shi Tu dan membela Wisma Shi Jian membasmi Chang Xiao Bang untuk menyembayangi rohmu yang beraMa di langit."

Kakak beradik Shi Tu dibuat bingung oleh kata-kata Wo Shi Shui, bukankah tadi Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei secara bersamaan muncul? Mengapa sekarang mereka harus bertarung satu lawan satu? Kakak beradik Shi Tu merasa aneh. Fang Zhen Mei sendiri pun sebenarnya merasa aneh. Dia tahu bahwa Wo Shi Shui seperti diancam oleh seseorang dan terpaksa harus bertarung dengan Fang Zhen Mei. Sepertinya ini ada hubungan dengan Chang Xiao Bang dan Qu Lei. Tapi Wo Shi Shui terus mengatakan bahwa dia ingin membasmi Chang Xiao Bang, benar-benar membuat orang menjadi bingung.

Tanya Fang Zhen Mei, "kapan kita akan bertarung?"

Jawab Wo Shi Shui dengan tegas, "sekarang!" Angin berhembus dengan kencang. Awan terus berubah. Baju putih Fang Zhen Mei melambai-lambai ditiup angin, dengan gagah dia berdiri. Baju hitam Wo Shi Shui seperti besi melambai dengan cepat. Dia maju selangkah dan berteriak, "mulai!" Dia sudah mulai menyerang.

Serangan kepalan tangan sepertinya jurus itu tidak ada yang aneh, tapi membawa angin yang besar. Cepat dan tepat, angin ini terus menyerang ke arah Fang Zhen Mei.

Fang Zhen Mei menarik nafas panjang, dia membalikkan serangan seperti tidak bertenaga.

Waktu itu Qu Lei diam-diam mulai menyerang kakak beradik Shi Tu.

Qu Lei bisa menyerang kakak beradik Shi Tu karena dia sudah mendengar sendiri kata-kata Wo Shi Shui. Siapa pun yang di antara mereka berdua, mereka pasti akan melarang dia menculik kakak beradik ini. Lebih baik sekarang dia membunuh mereka untuk menghindari kerepotan di kemudian hari.

Dia pun tahu Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui bertarung, ilmu silat mereka begitu tinggi, siapa pun tidak akan bisa datang untuk melerai mereka. Jika salah satu dari mereka datang untuk menolong, dia pasti akan mati di tangan lawan. Kakak beradik Shi Tu bukan keluarga mereka, tidak perlu karena urusan mereka mengorbankan nyawa sendiri.

Qu Lei pun tahu Shi Tu Qing Yan tidak akan bisa menerima serangannya dan dia masih ada waktu untuk membunuh Shi Tu Tian Xin. Guo Ao Bai berada di pinggir mereka, Guo Ao Bai bukan lawannya! Karena itu dengan tenang dia menyerang, begitu kepalan tangan dikeluarkan, suaranya seperti suara hujan dan guntur, juga seperti laut yang bergelora dan berdebur.

Begitu suara hujan dan guntur berbunyi, Fang Zhen Mei segera mengubah jurusnya, tubuhnya seperti bayangan, kelima jarinya seperti petir mencakar kepalan tangan kiri Qu Lei.

Tepat pada waktu itu juga Wo Shi Shui mengubah kepalan tangannya menjadi pisau tangan dan dia menepis tangan kiri Qu Lei.

Sebenarnya Fang Zhen Mei pada saat mengubah jurus untuk menolong orang, jika Wo Shi Shui tetap menyerang, Fang Zhen Mei akan terbunuh saat itu juga. Tetapi pada waktu itu Wo Shi Shui pun ikut menolong Shi Tu Qing Yan dan tepat pada waktu itu juga Guo Ao Bai mengeluarkan pedang dan siap memotong tangan kanan Qu Lei.

Fang Zhen Mei mengeluarkan serangan sangat tenang dan tidak bersuara. Wo Shi Shui mengubah jurus secepat kilat. Hanya Guo Ao Bai pada sat mengeluarkan jurus pedang bersuara. Suara ini membuat Qu Lei segera waspada, tapi kepalan tangan kiri tetap menyerang ke arah Shi Tu Qing Yan. Tangan kanannya dilayangkan. Tangannya memukul pedang Guo Ao Bai. Pedang itu pun patah dan terbang melayang. Segera Guo Ao Bai memegang pinggangnya. Dia mencabut pedang dan dikeluarkannya, dia siap untuk menyerang lagi tapi keadaan sudah menjadi tenang. Dan dia tidak perlu menyerang lagi.

Waktu Qu Lei sedang bertarung dengan Guo Ao Bai, Fang Zhen Mei sudah mencengkram tangan kirinya. Qu Lei ingin menarik kembali tangannya tapi tenaga telapak Wo Shi Shui seperti pisau sudah memotong tangannya. Tangannya terputus dan terbang ke atas kemudian terjatuh ke bawah.

Fang Zhen Mei segera melonggarkan tangannya, Qu Lei mundur beberapa langkah. Keringat dingin dengan deras mngucur keluar. Dia melotot kepada mereka bertiga.

Fang Zhen Mei tidak menyangka Wo Shi Shui dan Guo Ao Bai bisa mengeluarkan jurus begitu dasyat.

Wo Shi Shui juga tidak menyangka Fang Zhen Mei dan Guo Ao Bai akan mengeluarkan serangan. Apalagi Guo Ao Bai, dalam mimpi pun dia tidak menyangka Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui akan membantunya.

Tiga orang pendekar telah bergabung dan menyerang secara bersamaan, bagaimana Ou Lei bisa bertahan menghadapi mereka.

Dalam hidupnya dia sudah bertarung sebanyak 600 kali, dan dia belum pernah kalah. Sekarang hanya dalam satu jurus saja, tangan kirinya sudah putus.

Shi Tu bersaudara, apalagi Shi Tu Qing Yan seperti baru saja bermain sebentar di depan pintu dewa kematian. D;a bersiap menunggu maut menjemputnya tetapi orang yang berbaju hitam, putih dan hijau lewat di dekat mereka dan Qu Lei yang gagah pun sekarang hanya memiliki sebelah tangan.

Fang Zhen Mei dengan diam berdiri di tempatnya. Tiba-tiba dia menarik nafas dan berkata, "kau pulang dan beristirahat dulu!" Wo Shi Shui juga melihat ke arah Ou Lei dan berkata, "hari ini aku mematahkan sebelah tanganmu, ini sangat tidak adil. Tapi aku juga tidak mau membunuhmu. Pergilah!"

Qu Lei melihat keadaan dirinya dia merasa sedih dan juga marah. Tapi keadaan itu hanya sebentar, sekarang dia sudah tampak tenang kembali. Sikapnya kembali lagi ke asal. Sepertinya tangan yang terpotong tadi bukan tangannya tapi tangan milik orang lain. Kemudian dia melihat 3 orang musuhnya ini, segera dia mengangkat kaki dan pergi dari sana.

Fang Zhen Mei melihat Qu Lei sudah pergi, sisa murid Chang Xiao Bang yang tadi ikut mengejar pun sudah pada kabur. Mata Fang Zhen Mei melihat Wo Shi Shui, sorot mata Wo Shi Shui seperti sedang tertawa.

Tawanya seperti angin musim semi, hangat melewati bumi dan langit.

Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "pertarungan ini kita robah waktunya, bagaimana?"

"Mengapa?"

"Aku harus mengantar Nona Shi Tu kembali ke Wisma Shi Jian dulu. Masih ada hal yang belum ku selesaikan. Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian pasti memulai perang. Bila Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti Xue He, dia pasti akan kalah dari Ketua Zheng yang selalu menggunakan Chang Xiao Bang Qi Ji (Tujuh Pukulan Perkumpulan Selalu Tertawa)."

Kata Wo Shi Shui, "baiklah!" Tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "sebenarnya aku pun masih memiliki banyak persoalan yang belum diselesaikan." Tawanya mengandung kesedihan, "besok pagi, di sini di waktu yang sama kita bertarung lagi, bagaimana?"

Jawab Fang Zhen Mei, "baiklah!" Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "aku ingin menanyakan satu hal kepadamu!"

"Katakanlah!"

"Apakah Pedang Sakti Xue He milik Wisma Shi Jian kau yang mencurinya?" tanya Fang Zhen Mei.

"Tidak!"

Dengan tegas Fang Zhen Mei berkata, "aku pun mengira bukan kau yang melakukannya!"

Kali ini malah Wo Shi Shui yang bertanya dengan aneh, "aku menjawab bukan, mengapa kau percaya begitu saja?"

Tanya Fang Zhen Mei, "bila aku tidak percaya, untuk apa aku bertanya kepadamu?"

Tiba-tiba mata Wo Shi Shui memancarkan cahaya, persahabatan menimbulkan perasaan hangat, kepercayaan yang diberikan pun terasa hangat.

Guo Ao Bai yang berdiri di pinggir, tiba-tiba merasa selama hidupnya yang hampir 20 tahun ini belum pernah dia merasakan hal seperti hari ini. Dia juga berkata, "kata-kata Fang Zhen Mei benar."

Wo Shi Shui melihatnya, kemudian berkata kepada Fang Zhen Mei, "besok kita bertemu lagi di sini!" Kemudian dia tertawa dengan t$wa senang, tawanya terlihat sangat kekanak-kanakan tapi terasa hangat.

Dia berkata, "kalau saja kita bertemu bukan di tempat dimana kita harus bertarung, aku sangat ingin...." Dia melihat Fang Zhen Mei dan juga melihat Guo Ao Bai, dengan suara kecil dia berkata, "ingin bersahabat dengan kalian!"

---ooo0dw0ooo---

Matahari musim semi sudah terbit. Empat ekor kuda dengan cepat berlari melintasi jalan. Burung-burung berkicauan di pohon, di sana sini tampak penuh sesak oleh orang-orang, mengapa dunia ini begitu kejam?

Shi Tu Tian Xin berkuda di belakang Guo Ao Bai, dia tertarik dengan Guo Ao Bai, mungkin karena umurnya lebih dekat dengan Guo Ao Bai.

"Kakak Guo, senjatamu adalah pedang, aku pun seperti itu.Mengapa ilmuku tidak bisa sebagus ilmumu dan tidak secepat dirimu?''

"Tidak, ilmu pedangku bukan untuk dilihat dan dipamerkan. Jurus-jurus pedangku banyak, yang benar-benar disebut jurus pedang tapi banyak juga jurus yang bukan jurus pedang. Yang penting jurus-jurus pedangku bisa membuat orang merasa kebingungan dan tidak tahu mana yang benar dan mana yang palsu. Kemudian mereka akan tertusuk oleh pedangku tanpa sadar. Pedang dimainkan dengan cepat karena aku ingin dia pun bergerak dengan cepat."

"Aku pun menginginkan pedangku bergerak dengan cepat, tapi pedangku tidak mau cepat."

"Kau menginginkan pedangmu bergerak cepat, bila kau tidak melatihnya menjadi cepat, itu sama saja tidak berguna."

"Maksudmu?" "Harus latihan!"

"Kecuali rajin berlatih, apakah ada cara lain yang membuat ilmu pedangku menjadi cepat?" "Tidak ada!" Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab. Dia berkata lagi, "sejak umur 4 tahun ayahku sudah mengajarkan ilmu pedang kepadaku. Setiap hari aku harus mencabut pedang dari sarungnya ribuan kali. Qi Chong Tian Jian Fa hanya ada 7 jurus. Yang lainnya adalah perubahan. Setiap hari satu jurus aku latih seribu kali. Hingga tahun lalu aku baru bisa menguasai ilmu pedang ini. Paling cepat menusuk terus menerus sebanyak 98 kali, bila kau rajin berlatih semua jurus akan sangat mematikan. Bila kau malas, maka semua jurus bisa dikalahkan!"

Shi Tu Tian Xin terpaku mendengarnya. Shi Tu Qing Yan yang berada di sebelah sana pun terus bertanya kepada Fang Zhen Mei, "mengapa ilmu silatmu begitu tinggi, apakah kau bisa mengajarkan kepadaku 1 atau 2 jurus?"

Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "kau harus meminta ayahmu mengajar semuanya kepadamu. Ilmu silatku jauh di bawah tingkat ayahmu."

"Aku tidak mau. Ilmu silat ayahku sangat monoton, aku tidak tertarik!"

"Kalau begitu, ilmu silatku akan lebih tidak menarik bagimu?" "Tidak! Kau bohong. Kau sangat menarik, ilmu silatmu pun pasti

akan menarik juga. Apakah kau membenciku sehingga tidak mau

mengajariku?" Shi Tu Qing Yan terus memandang kepada Fang Zhen Mei.

Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Qing Yan yang masih naif dan polos, tidak sengaja dia memegang dahinya dan menarik nafas. Dia hampir memutuskan bahwa dia sudah tua' dan dia berkata,  "baiklah, aku mengajarimu satu jurus!"

Dengan senang Shi Tu Oing Yan meloncat dan turun dari kuda dan bertepuk tangan sambil tertawa, "baiklah, ajari aku sekarang! Ajari sekarang!"

"Baiklah. Kau dengar baik-baik, setiap hari di sebuah papan yang licin yang sudah diberi minyak yang banyak. Kakimu diikat dengan pemberat 5 kilogram dan di telapak sepatu dipaku 11 biji Yang Mei (plum). Kemudian kau bolak balik berlari di papan itu, semakin  cepat maka itu akan semakin baik. Satu hari kau harus berlatih selama satu jam dan tidak boleh berhenti juga tidak boleh terjatuh. Pertama, kau berlatih langkah-langkah ilmu silat, kedua, berlatih ilmu meringankan tubuh. Ketiga baru latihan pernafasan...." Dia melihat Shi Tu Qing Yan yang sedang melotot kepadanya. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "benar kan kau tidak tertarik? Baiklah, bila kau tertarik, di atas kepalamu letakkan sebuah lilin. Pada saat kau berlari lilin itu tidak boleh jatuh. Nanti lilin itu akan dipasang api. Jika sedang berlari api lilin tidak boleh padam. Bila kau berlatih secara berturut-turut dalam 3 tahun kau bisa dan sama sekali tidak akan bersuara saat kau berlari."

Shi Tu Qing Yan berkata, "lebih baik berlari ada suara, kalau  tidak bersuara akan mengagetkan orang."

---ooo0dw0ooo---

Di Wisma Shi Jian.

Empat ekor kuda dan penunggangnya hampir tiba di sana. Sudah ada murid Wisma Shi Jian yang melapor kepada ketua keempat, Tie Gong Yin Dan, Lu Yi Feng. Dia bersiap menyambut di luar pintu.

"Tuan Muda Fang dan Pendekar Muda Guo, akhirnya kalian kembali. Melihat kalian tidak pulang semalam, Ketua sangat risau. Hampir saja dia dan Kakak He, dan kakak ketiga Yin Yang pergi Chang Xiao Bang untuk mencari kalian."

Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "di tengah perjalanan kami bertemu dengan seorang kenalan, jadi kita jadi pulang agak terlambat, membuat ketua menjadi khawatir, aku benar-benar minta maaf!"

Lu Yi Feng tertawa dan berkata, "jangan berkata seperti itu. Tuan Fang karena masalah yang terjadi di wisma kami harus berlari ke sini dan ke sana, itu sudah cukup melelahkan. Malah kami yang harus berterima kasih!"

Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "orang yang sibuk berlari ke sini dan ke sana adalah Pendekar Guo. Dia sendiri masuk ke markas Chang Xiao Bang, dia berhasil membunuh beberapa orang ketua panji dan ketua lainnya. Kata-kata ini membuatku malu."

Tiba-tiba Guo Ao Bai berkata, "Kakak Fang, kau terlalu memujiku. Kau adalah orang yang dalam kurun waktu 300 tahun ini, satu- satunya pendekar yang belum pernah membunuh orang, dan tanganmu tidak pernah ternoda oleh darah. Dalam pertarungan kemarin, membuktikan bahwa hal ini bukan gosip."

Lu Yi Feng tertawa dan berkata, "kalian berdua masih muda dan terlalu merendahkan diri...cepatlah turun! Ketua sedang risau menunggu kepulangan kalian."

Terdengar Shi Tu Qing Yan dengan suara manja berkata, "Paman Lu, kau terus melayani orang-orang ini, kau sudah melupakan kami!"

Melihat kakak beradik Shi Tu, dia seperti terkejut, dengan cepat dia tawanya kembali dan berkata, "hai, Xiao Yan, Tian Xin, mengapa kalian bisa pulang bersama dengan Tuan Muda Fang dan Pendekar Muda Guo?"

Shi Tu Tian Xin dengan cepat menjawab, "tadinya kami ingin pergi ke markas Biao Qing Yun untuk mengunjugi Paman Yan, tapi di tengah perjalanan kami bertemu dengan orang-orang Chang Xiao Bang yang berniat menculik kami. Kami bertarung dengan mereka kemudian datang seseorang yang bermarga Lei, dia adalah wakil ketua Chang Xiao Bang. Begitu dia datang, kami tidak bertarung lagi. Paman Shen dan yang lainnya karena ingin melindungi kami, maka mereka semua mati."

Tanya Lu Yi Feng, "apakah orang itu adalah si Kepalan Besi, Qu Lei?"

Jawab Shi Tu Tian Xin, "benar. Kami bertarung sambil berlari. Dia sama sekali tidak mau bertarung, terakhir...kami bertemu dengan Tuan Muda Fang, Pendekar Muda Guo dan satu lagi yang bernama Wo Shi Shui. Mereka berhasil memukulnya dan dia pun melarikan diri."

"Bagaimana Qu Lei keadaannya?" "Dia sudah melarikan diri!"

Kata Shi Tu Qing Yan, "dia berhasil kabur dan tangannya pun putus sebelah."

Lu Yi Feng terkejut dan berkata, "apa?"

Dengan serius Shi Tu Tian Xin menjelaskan, "pertama, Pendekar Muda Guo menarik perhatiannya, kemudian Tuan Fang mencengkram tangannya dan Wo Shi Shui dalam sekali pukul, tangan Qu Lei langsung terputus."

Lu Yi Feng terpaku dan terkejut. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah sekarang kami bisa bertemu dengan ketua?"

Lu Yi Feng seperti baru terbangun dari mimpi. Dengan cepat dia berkata, "boleh, boleh! Kalian berdua masuklah dulu, aku akan mengantar anak Yan dan anak Xin mengganti pakaian dan segera menyusul ke sana."

---ooo0dw0ooo---

"Asal selamat," Shi Tu ke 12 mengerutkan alisnya yang putih dengan penuh rasa kekhawatiran. Dengan suara kecil dia berkata, "Adik Guo, kali ini kau pergi ke Chang Xiao Bang membuat musuh menjadi takut, ini perbuatan yang sangat mengagumkan, tapi bila terjadi sesuatu padamu, semua akan membuatku tidak memiliki muka bila bertemu dengan ayahmu."

"Untung saja kali ini ada ada Tuan Fang yang datang menolong.

Kalau tidak aku sudah jatuh ke tangan Fang Zhong Pin."

"Demi wismaku, kalian berdua tidak takut akan bahaya yang menimpa kalian, ini benar-benar membuatku kaget." Shi Tu ke 12 melihat Guo Ao Bai. Dalam waktu semalam  kesombongannya  sudah berkurang dan sikapnya pun menjadi ramah. Fang Zhong Pin adalah si Pedang Kilat. Katanya dia memiliki pedang yang paling cepat di dunia persilatan. Orangnya masih muda tapi bakatnya sudah sangat menonjol, hanya sayang hatinya jahat, suka iri dan cepat marah. Tapi pedangnya bisa dikatakan nomor satu di dunia persilatan, sampai sekarang tidak ada yang bisa melebihi kemampuannya. Sedangkan Qu Lei, di dalam perkumpulan Chang Xiao Bang ilmu silatnya berada di bawah Zheng Bai Shui. Sekarang tangannya dipatahkan oleh kalian, sepertinya hubungan kita dengan Chang Xiao Bang adalah taraf bermusuhan. Hanya saja Pendekar Wo Shi Shui adalah keponakan Zheng Bai Shui. Di satu sisi dia ingin membunuhmu tapi di lain pihak dia pun ingin membasmi penjahat yang berada di Chang Xiao Bang, benar-benar sulit diterka."

Kata Fang Zhen Mei, "Kelihatannya karena terpaksa Wo Shi Shui ingin membunuhku. Mungkin dia pernah berjanji dengan seseorang... tapi pertarungan kan dilakukan besok, benar-benar membuatku berada di posisi sulit."

Shi Tu ke 12 menarik nafas dan berkata, "kalian berdua adalah pendekar muda, untuk apa bertarung? Jika kalian bisa menjadi teman, bukankah itu lebih baik? Hai, tapi bila Tuan Fang bertarung dengan Wo Shi Shui, dugaanku Tuan Fang lah yang akan menang..

.kalau bukan karena wismaku, kalian tidak akan menjadi seperti ini."

Fang Zhen Mei berkata, "tidak. Bila aku tidak membantu wisma ini, Wo Shi Shui tetap akau mencariku. Yang dia cari bukan Wisma Shi Jian melainkan aku!"

Guo Ao Bai juga berkata, "aku berharap hidup ini bisa berharga, bila hanya hidup di dalam kesepian, lebih baik mati."

Shi Tu ke 12 meminum tehnya. Dia melihat daun teh yang terapung di atas air tehnya, hijau, tipis, daun itu seperti sebuah perahu.

Dia berkata, "aku merasa semua ini ada hubungannya dengan Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian " Tiba-tiba pintu didobrak oleh, seseorang yang berpakaian tidak rapi, dia masuk dan berteriak, "Ketua, Kakak, anak Yan dan anak Xin diculik."

Segera Shi Tu ke 12 berdiri. Dia memapah Lu Yi Deng dengan perhatian, dia berkata, "Adik Keempat, apakah kau terluka? Apakah lukamu berat?"

Dia ketua di sini, putra dan putrinya diculik. Dia belum bertanya dengan jelas dia malah menanyakan keadanan luka wakilnya, ini benar-benar sikap yang sangat baik.

Terdengar Lu Yi Feng dengan suara keras berkata, "tadi aku mengantar anak Yan dan anak Xin ke Qing Feng Ge (nama rumah), tiba-tiba ada sesorang yang berbaju hitam. Dia mengeluarkan jurus sangat cepat seperti kilat dan menyerangku. Dia juga membacok 3 orang murid Wisma Shi Jian hingga terluka kemudian menculik anak Yan dan anak Xin. Waktu aku akan mengejar, dia memukulku dengan sebuah batu. Begitu aku menerima batu itu, dia sudah menghilang."

Shi Tu ke 12 terdiam sebentar lalu bertanya, "apakah kau mengenali orang itu?"

Jawab Lu Yi Feng, "tidak. Tapi dia mengatakan bahwa dia adalah Wo Shi Shui."

Hati Shi Tu ke 12 bergetar dan berkata, "apa?" Lalu dia melihat ke arah Fang Zhen Mei.

Dengan suara kecil Fang Zhen Mei bertanya, "apakah memang dia?"

Shi Tu ke 12 bertanya kepada Lu Yi Feng lagi, "bagaimana keadaan murid-murid?"

Dia tetap memperhatikan keadaan orang lain. Lu Yi Feng dengan terengah-engah menjawab, "semua sudah mati." Guo Ao Bai marah dan berkata, "mengapa Wo Shi Shui melakukan semua ini?"

Lu Yi Feng mengeluarkan sebutir batu dan berkata, "di dalam butiran batu ini ada sehelai kertas. Kakak, tulisan ini ditujukan untukmu." Shi Tu ke 12 menerima dan membuka kertas itu, tertulis:

"Ketua Shi Tu, Pedang Sakti Xue He, Shi Tu Qing Yan, dan Shi Tu Tian Xin, berada di tempatku dulu. Jika Tuan menginginkan pedang dan anak-anakmu, harap Ketua sendiri yang datang ke tempatku. Aku akan dengan senang hati menyambut kedatanganmu. Bila ada yang mengikutimu berarti kau sengaja mengajakku bertarung. Waktu itu juga pedang dan anak-anakmu akan kumusnahkan. Jangan mengatakan bahwa aku tidak mempunyai perasaan karena itu aku menasehati Kakak. Jangan langgar perjanjian malam ini supaya tidak menyesal di kemudian hari."

Yang tanda tangan adalah Zheng Bai Shui.

Lu Yi Feng bertanya kepada Shi Tu 12, "Kakak, apa isi surat itu?" Shi Tu ke 12 melambaikan tangannya, dengan lesu dia berkata,

"Adik Keempat, istirahatlah dulu. Biar aku yang mengurus masalah

ini."

Shi Tu ke 12 duduk di kursinya dan dia meminum tehnya. Fang Zhen Mei sudah membaca surat ini. Sekarang Guo Ao Bai sedang membacanya, begitu selesai membaca dia langsung menggebrak meja dan berkata, "mana boleh seperti itu, Zheng Bai Shui benar- benar hina! Malam ini aku akan mencari dia untuk membalas dendam!"

Shi Tu ke 12 menarik nafas dan berkata, "jangan terbawa emosi." Dia membalikkan badan dan bertanya kepada Fang Zhen Mei, "Zheng Bai Shui mengaku secara terang-terangan bahwa dia mencuri Pedang Sakti Xue He, dia juga berani menyuruh orangnya masuk ke wismaku lalu menculik putra putriku, dia bermaksud memberikan sendiri undangannya. Bila dia bisa menyandera atau membunuhku, Wisma Shi Jian pasti tidak perlu bertarung lagi tapi semua ini berati kita kalah sebelum bertarung dulu. Dia terlalu menganggap enteng Wisma Shi Jian. Kecuali aku dan Bu Le, mereka sudah siap sehidup semati dengan Wisma Shi Jian. Dia mengundangku ke sana. Bila aku membawa orang dia pasti mengira aku takut kepadanya, apalagi nyawa anak-anakku akan terancam. Bila aku tidak pergi, maka aku akan ditertawakan oleh semua orang. Nyawa anak Yan dan anak Xin tidak akan terjamin. Malam ini aku harus pergi ke Chang Xiao Bang. Walaupun Chang Xiao Bang adalah kandang harimau dan sarang naga, aku sudah siap. Aku berharap bila terjadi sesuatu padaku, aku mohon Tuan Fang melarang si hitam dan yang lainnya jangan mengorbankan nyawa dengan sia-sia dan jangan gegabah bergerak sendiri. Aku juga berharap Pendekar Muda Guo bisa membantu Bu Le, meminta keadilan di dunia persilatan ini."

Kata Fang Zhen Mei, "Ketua, Anda jangan sendiri menghadapi keadaan yang berbahaya ini. Chang Xiao Bang hanya menentukan satu oiang yang boleh pergi ke sana. Tapi dia tidak menunjuk orang yang harus pergi. Aku bisa mewakili Ketua pergi ke Chang Xiao Bang." 

Kata Shi Tu ke 12 dengan singkat, "tidak! Ini adalah permasalahan Wisma Shi Jian. Harus orang-orang wisma sendiri yang melaksanakan semua ini. Kami sudah merepotkan kalian berdua. Kecuali aku, dalam perkumpulan Wisma Shi Jian ini sepertinya tidak ada orang yang bisa bersaing dengan Zheng Bai Shui karena itu aku yang harus pergi!"

Segera Fang Zhen Mei berkata, "Ketua ada pepatah begini 'di dunia kita berteman, apa artinya teman? Dua orang teman diancam pisau, kita menganggap tidak apa-apa' apa artinya?"

Shi Tu ke 12 berpikir, "Ini..."

Kata Fang Zhen Mei, "Ketua tidak perlu banyak berpikir, kalau ketua memandang remeh kepadaku, aku segera pergi dari sini. Kelak akupun tidak akan menginjak Wisma Shi Jian lagi. Malam ini aku akan pergi ke Chang Xiao Bang, aku yang akan mewakilimu. Karena bila Wisma Shi Jian tidak ada ketua, dia tidak akan bisa apa- apa, seperti naga yang tidak mempunyai kepala. Aku Fang Zhen Mei, tidak ada yang harus kupikirkan, pada saat bertarung dengan Zheng Bai Shui aku tidak ada beban apa pun!" Shi Tu ke 12 tidak bisa menjawab, "ini...hai. "

Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "Tuan Muda Fang, ilmu silatmu tinggi, kau adalah orang yang pantas pergi ke sana tapi Tuan Muda Fang, jangan lupa besok kau akan bertarung dengan Wo Shi Shui. Kalau tidak beristirahat dengan cukup, ini akan cukup menyulitkan."

Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "malam ini aku ingin mencari apakah Wo Shi Shui adalah orang yang berwajah dua? Kalau betul dia orang seperti itu, besok aku akan bertarung dengannya secara bebas. Kalau dia bukan orang seperti seperti itu, besok aku tidak bisa bertarung dengannya. Karena itu urusan pribadiku, aku pun harus pergi ke Chang Xiao Bang. Keahlian apa yang tidak dimiliki Fang Zhen Mei? Yang ada hanya keberanian. Jika Ketua menolak lagi, aku akan menganggap Ketua meremehkanku."

Shi Tu ke 12 masih berpikir dan berkata, "ini tidak boleh "

Tiba-tiba Guo Ao Bai berkata, "menjaga keadilan, wajib dilakukan semua orang. Kalau Ketua terus menolak, ini benar-benar membuat orang marah. Jika ilmu silatku berada di atas Kakak Fang, aku juga akan mewakili Ketua pergi ke sana. Sekarang ilmu silatku hanya seperti ini, kalau aku yang pergi akan mencelakai putra putrimu dan juga akan mencelakai Kakak Fang. Aku mohon Ketua jangan ragu- ragu lagi."

Akhirnya Shi Tu ke 12 berkata, "baiklah. Aku berharap Tuan Muda beristirahat dulu. Sesudah makan malam, baru pergi ke Chang Xiao Bang. Bila malam ini kita bisa menepati janji kepada mereka, itu sudah cukup."

Kata Fang Zhen Mei, "aku merasa hal ini sudah dekat dengan mata. Menolong orang seperti menolong api, lebih baik sekarang juga pergi."

Shi Tu ke 12 tetap mempertahankan kata-katanya, "sekarang sudah siang, Tuan Muda pergi ke Chang Xiao Bang pun masih terlalu pagi. Aku akan menyiapkan sayur dan arak untukmu, supaya kau lebih berani menghadapi Chang Xiao Bang." Fang Zhen Mei melihat ke langit, akhirnya dia berkata, "Baiklah!"

---ooo0dw0ooo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar