Pendekar Sejagat Bab 04 : Han Ying Bao, Guo Ao Bai

BAB 4 Han Ying Bao, Guo Ao Bai

Shi Tu ke 12 sedang berhadapan dengan seorang pendekar muda yang duduk di depannya. Sewaktu dia masih muda, dia pun seperti pemuda ini, ilmu silatnya tinggi juga mempunyai cita-cita tinggi dan sangat sombong tapi juga membenci orang-orang jahat yang berada di dunia persilatan. Begitulah kehidupan di dunia persilatan yang penuh irama dengan darah dan air mata.

Shi Tu ke 12 dengan tersenyum melihat pendekar muda yang berusia kurang lebih 20 tahun ini seperti melihat dirinya pada waktu masih muda dulu. Tinggi, besar, dan gagah. Orang biasa atau mungkin pesilat tangguh yang melihatnya pasti akan merasa sedikit tidak tenang. Tapi pemuda ini tahu diri, dia tahu bagaimana kedudukannya dan duduk pun dia seperti tahu tempat seharusnya. Dengan tidak dibuat-buat dia duduk di sebuah kursi.

Kedua alis pemuda ini sangat panjang. Yang sangat disayangkan adalah dia tidak setenang Fang Zhen Mei juga tidak seramah dan rendah hati Tidak ada senyum ramah dan tenang yang menghias wajahnya.

Guo Ao Bai merasa sedikit kesal duduk di sana. Dia adalah pemuda yang mempunyai cita-cita dan juga agak sombong. Meskipun begitu sikapnya kepada Ketua Wisma Shi Jian yang begitu ternama, dia tetap terlihat sangat hormat. Sekali ini dia bertemu dengan pesilat tangguh yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya. Dia masih muda dan berilmu silat sangat tinggi. Dia jarang mengagumi orang lain tapi begitu melihat Shi Tu ke 12, dia merasa pak tua yang mengenakan baju putih ini tampak berwibawa dan dengan ramah melihatnya. Ayahnya Ying Zhou Yan ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding juga tidak mempunyai sikap yang begitu tenang dan berwibawa seperti pak tua di hadapannya. Dia merasa sedikit tidak tenang.

Shi Tu ke 12 sambil tertawa bertanya, "Pendekar Muda Guo, apakah ayahmu sehat-sehat saja?"

Guo Ao Bai segera menjawab dengan sopan, "ayahku baik-baik saja, terima kasih atas perhatian Paman. Kali ini ayahku tidak bisa datang karena orang-orang Chang Xiao Bang selalu muncul di daerah Ying Zhou Yan. Ayahku takut akan terjadi sesuatu bila dia meninggalkan Ying Zhou Yan, maka beliau menyuruhku datang kemari. Bila Paman mempunyai hal yang perlu dibereskan dan memerlukan tenagaku, Paman tinggal katakan apa yang harus ku bantu. Untuk hal kecil aku masih bisa membantu Paman."

Kata-kata ini bisa disebut sebagai kata-kata rendah hati. Tapi di ujung ucapannya, dia masih menyiratkan kepercayaan dirinya untuk membantu persoalan yang sudah dianggap sangat sulit oleh Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 tertawa dan berkata, "apakah ayahmu memberitahukanmu mengenai hilangnya Pedang Sakti Xue He?" Kemudian dia berkata lagi, "aku merasa sekarang Chang Xiao Bang sedang bergerak mungkin sasaran mereka bukan Wisma kalian saja. mereka ingin menguasai dunia persilatan, membunuh semua pendekar dan membangun kerajaan mereka. Aku merasa Chang Xiao Bang sudah mulai turun tangan dan ikur campur urusan wisma. Kalian harus berhati-hati dan melakukan penjagaan dengan ketat. Ini adalah kata-kata yang harus kau sampaikan kepada Ketua Han Ying Bao, harap Pendekar Muda bisa menyampaikannya."

Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "sebenarnya dalam beberapa hari ini orang-orang Chang Xiao Bang selalu muncul. Aku tahu mereka berniat tidak baik tapi ayah selalu menyuruhku menahan diri. Tentang Pedang Sakti Xue He, aku akan pergi ke Charig Xiao Bang untuk bertanya-tanya...." Shi Tu ke 12 dengari cepat menggelengkan kepala dan berkata, "Pendekar Muda, jangan emosi dulu. Di dalam Chang Xiao Bang banyak pesilat tangguh. Yang dinamakan perkumpulan nomor satu memang bukan sekedar isapan jempol saja, sepertinya kekuatan mereka berada di atas Wisma kalian tapi tidak berada di bawah kantor Biao Feng Yun. Pendekar Muda, jangan bertindak ceroboh, apalagi untuk masalah Chang Xiao Bang. Semua ini hanya tebakanku, jika salah, paham bukankah kita akan menyalahkan oang yang tidak bersalah "

Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "pastilah mereka yang mencuri pedang itu. Si Mutiara Sakti Jiu Zhou telah membunuh banyak orang, mereka telah membunuh 76 orang murid-murid Shao Lin untuk mendapatkan Panji Sakti. Mereka juga membunuh ratusan rakyat, Ini semua adalah prilaku Chang Xiao Bang. Mengenai pedang Xue He, pasti iru adalah ulah mereka lagi-. Aku harus menangkap ketua mereka."

Shi Tu ke 12 ingin mengatakan sesuatu tapi tiba-tiba ada orang wisma berteriak, "lapor Ketua! Marga Yin, Lao Er, Qing Xiong sudah kembali. Tubuhnya.. .tubuhnya.. .penuh.. .darah "

Dengan cepat Shi Tu ke 12 berdiri. Terlihat murid-murid wisma menggotong Yin Qing Xiong masuk. Sekarang hari sudah sore.

---ooo0dw0ooo---

Malam sudah tiba, sore pun sudah berlalu. Shi Tu ke 12 berdiri di hadapan jenasah Yin Qing Xiong. Kedua matanya terpejam dan dia tidak mengatakan sesuatu.

Shi Tu ke 12 teringat kepada Pengurus Tuan Ma Er, juga teringat pada semua masalah yang terjadi di Wisma Shi Jian.

Sekarang Tuan Ma Er sudah meninggal, 3 bersaudara Yin pun sudah mati. Mereka mati karena menjalankan tugas darinya.

Tuan Ma Er sebenarnya tidak boleh mati, bila dia tidak menolong

3 bersaudara Yin, dan 3 bersaudara itu, mereka lebih-lebih tidak boleh mati. Mereka begitu muda, dia seperti masih mendengar perkataan Yin Qing Xiong, walaupun tubuhnya penuh dengan darah, dia mencoba menahan sakitnya dan menceritakan apa yang telah terjadi di sana. Kemudian tiba-tiba dia terdiam dan tidak bergerak, dia menjadi dingin dan mati. Bagaimana dia memberitahukan semua peristiwa ini kepada ayah dari 3 bersaudara ini sekaligus sebagai ketua pelatih ilmu silat Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya.

Yin Qing Xiong sudah mati. Hati Shi Tu ke 12 ikut merasa dingin. Dia berdiri dengan pelan. Matahari sudah terbenam, dia mengambil sebuah keputusan. Dia harus meminta keadilan kepada Chang Xiao Bang.

Waktu ini Guo Ao Bai dengan marah berkata, "Paman, biarkan aku yang akan memetik kepala Ni Xiang Tian untuk menyembahyangi Saudara Yin ini." Dia tidak menunggu persetujuan dari Shi Tu ke 12, dia sudah terbang keluar.

"Sabar!" Shi Tu ke 12 melambaikan lengan bajunya, membuat Guo Ao Bai yang sudah berjarak sepuluh langkah lebih, merasa ada suatu tenaga yang menindihnya. Tiba-tiba dengan ringan dia turun ke bawah, hatinya kaget dan berpikir, "tenaga dalam Shi Tu ke 12 benar-benar tidak ada batasnya." "Kau adalah putra dari Adik Guo, hal-hal yang menyangkut Wisma Shi Jian biar aku yang membereskannya, tidak akan kubiarkan kau mengalami bahaya." Dia tidak marah tapi dengan berwibawa dia berbicara hal itu membuat Guo Ao Bai tidak berani membantah. Shi Tu ke 12 berkata lagi, "murid-murid Wisma Shi Jian, dengarkan perintahku. Kelompok merpati, siapkan 16 orang untuk mencari tahu lembah yang diceritakan oleh Yin Qing Xiong. Semua mayat harus dibawa pulang. Ying Feng, siapkan upacara pemakaman, kau yang uruskan semuanya. Kelompok elang, siapkan 16 orang, perketat pengawasan terhadap gerakan Chang Xiao Bang. Kelompok harimau, mulai sekarang jagalah wisma ini dengan1 seluruh kekuatan. Semua shift ditiadakan, makanan-makanan disiapkan melebihi porsi biasa, kira-kira 2 kali lipat." Ini adalah perintah dari Shi Tu ke 12, tapi dia mengatur semuanya dengan teratur dan tidak terburu-buru. Dua orang membawa jenasah Yin Qing Xiong ke dalam. Semua orang yang berada di wisma harus mengikuti upacara duka cita ini.

Tiba-tiba di ruangan ada seseorang yang memanggil, "anak Qing!"

Shi Tu ke 12 menghela nafas panjang dan berkata, "Jue Ya. "

Terlihat seorang laki-laki setengah baya datang menghampiri Shi Tu ke 12. Dia melihat mayat Yin Qing Xiong yang masih penuh dengan darah, dia langsung bengong.

Shi Tu ke 12 berjalan menghampirinya. Dia menepuk pundak Yin Jue Ya dan berkata, "Jue Ya, kau harus tabah."

Yin Jue Ya membalikkan tubuhnya, matanya dipenuhi dengan air mata, urat-urat di wajannya tampak bertonjolan "dan dia berkata, "apakah anak Fei dan anak Chen juga mati?"

Dengan pelan Shi Tu ke 12 mengangguk. Yin Jue Ya dengan marah bertanya, "apakah Pengurus Ma pun mati?"

Shi Tu ke 12 mengangguk lagi, Yin Jue Ya bertanya, "apakah ini adalah perbuatan dari Chang Xiao Bang?"

Shi Tu ke 12 kembali mengangguk dan menjawab, "benar, tapi. "  

Tiba-tiba Yin Jue Ya berteriak, "aku akan membalas dendam kepada Zheng Bai Shui, aku harus membunuhnya!!"

Hanya dalam waktu sekejap keadaan Wisma Shi Jian sudah bergejolak. Sekitar 70-80 murid Wisma Shi Jian tampak marah. Shi Tu ke 12 berteriak, "diam semua! Tidak boleh sembarangan bertindak!"

Semua orang terdiam hanya ketua pelatih, Yin Jue Ya masih berteriak seperti orang gila. "Zheng Bai Shui, aku atau kau, kalau salah satu tidak mati, dunia ini akan hancur!"

Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan berkata, "Adik Keenam, kau harus tenang. Zheng Bai Shui membunuh Adik Kelima, Ma Er, dia bermaksud membuat kita menjadi kehilangan kepercayaan diri dan keadaan kita di sini akan lemah karena perbuatannya, semua itu akan membuat kita hanya mengantarkan kematian kita saja. Adik Keenam, perlakuan kita kepada orang seperti Zheng Bai Shui harus dihadapi dengan tenang dan kepala dingin."

Kata-kata ini membuat orang-orang Wisma Shi Jian terdiam tapi tangan mereka tetap dikepal. Yin Jue Ya masih berteriak seperti orang gila, tiba-tiba seperti kilat dia sudah meloncat pagar dan keluar. Shi Tu ke 12 menarik nafas panjang. Dia menyusul dengan meloncat tinggi. Hanya dalam waktu singkat Yin Jue Ya berhasil ditotoknya, dia langsung lemas dan roboh. Shi Tu ke 12 menggendong dia masuk kembali ke dalam ruangan.

Semua murid Wisma Shi Jian sudah bubar dan melaksanakan tugas mereka masing-masing. Yang tertinggal Hanya Guo Ao Bai, dia masih berada di halaman wisma yang gelap dan dingin, dia berdiri dengan angkuh.

---ooo0dw0ooo---

Ketika Shi Tu ke 12 keluar, Guo Ao Bai sudah menghilang. Kali ini Shi Tu ke 12 keluar bersama bersama dengan Yi Dao Duan Hun (Golok Pemutus Jiwa), He Bu Le dan Lei Shan Shen Ouan (Seratus Langkah Kepalan Sakti), Yin Yang Hei.

Dalam hidupnya dia sudah mengalami banyak pertarungan. Mereka bertiga selalu berunding dan bersama-sama menghadapi musuh. He Bu Le selalu mempunyai banyak akal dan cara. Yin Yang Hei selalu bersikap keras dan lurus. Dengan bantuan mereka berdua, selalu membuat Shi Tu ke 12 bisa menghadapi musuh yang kuat bagaimanapun.

Begitu tahu bahwa Guo Ao Bai sudah menghilang. Segera He Bu Le bertepuk tangan. Dari atas rumah segera turun seorang murid,Wisma Shi Jian. He Bu Le bertanya, "kemana Tuan Muda Gao pergi?"

"Dia mengatakan bahwa ketua yang menyuruhnya pergi ke Chang Xiao Bang."

Shi Tu ke 12 dengan marah berkata, "pemuda itu akan mendapat celaka!"

Kata Yin Yang Hei, "kalau begitu, sekalian saja kita menyerang Chang Xiao Bang!"

He Bu Le membalikkan tubuhnya dan berkata kepada Yin Yang Hei, "Lao San, kalau kita juga bertindak seperti itu, bukankah tindakan kita ini sama dengan perkumpulan-perkumpulan lain yang ingin merebut kekuasaan?"

Hari sudah malam, cahaya bulan seperti susu menyirami wajah He Bu Le.

Shi Tu ke 12 menghela nafas dan berkata, "Pendekar Muda Guo sudah pergi, terpaksa kita juga harus pergi ke sana!"

Tiba-tiba di bawah sinar bulan tampak seorang yang berbaju putih. Suaranya terdengar begitu hangat dan ramah." Dia berkata, "Ketua, Pendekar He, Kak Yin Yang, Wisma Shi Jian tidak boleh bentrok dengan Chang Xiao Bang secara langsung, ini akan mengganggu stabilitas dunia persilatan, kali ini biarkan aku yang pergi ke sana untuk melihat situasi?" Shi Tu ke 12 tertawa dan berkata, "ternyata Tuan Muda Fang sudah kembali."

---ooo0dw0ooo---

Malam hari. Markas Chang Xiao Bang yang megah tiba-tiba muncul seorang pemuda yang memakai baju berwarna hijau.

Chang Xiao Bang berdiri di daerah pegunungan. Angin berhembus dengan kencang dan besar, bulan bergantung di tengah-tengah langit dan memancarkan cahaya sangat terang. Langit hitam seperti warna baju. Dia menahan semua cahaya yang masuk tapi bintang-bintang seperti membuat lubang di baju hitam itu, dia tetap bercahaya.

Begitu pemuda berbaju hijau itu muncul di puncak gunung itu, segera ada yang membentak dan menyuruhnya berhenti maju. Empat murid Chang Xiao Bang bersamaan datang dan mengurung Guo Ao Bai. Salah satu dari mereka yang memegang golok bertanya, "siapa kau?"

"Suruh Zheng Bai Shui keluar!" "Siapa kau dan katakan namamu!" "Suruh Zheng Bai Shui keluar!"

"Kau siapa? Berani menyuruh ketua kami keluar!" "Suruh Zheng Bai Shui keluar!"

"Jawab dulu pertanyaan kami atau tidak!" "Aku bilang suruh Zheng Bai Shui keluar!"

"Kalau kau berani mengatakannya sekali lagi, aku akan membunuhmu!"

"Suruh Zheng Bai Shui keluar!"

Kata-kata itu tidak berubah. Setelah mengatakan seperti itu, Guo Ao Bai dengan dingin terus berjalan. Laki-laki itu mulai marah. Goloknya sudah membacok ke leher Guo Ao Bai.

Tapi bersamaaan dengan waktu itu juga, goloknya sudah melayang jauh. Tubuhnya sudah terdapat lebih dari 7 lubang tusukan pedang dan dia terjatuh kesamping.

Melihat pun tidak, Guo Ai Bai tetap berjalan lurus. Sisa dua orang murid lain Chang Xiao Bang menyerangnya lagi.

Pundak Guo Ao Bai bergetar.

Dua orang ini tubuhnya langsung melayang jatuh, dada mereka terdapat 7 lubang tusukan pedang.

Satu orang lagi datang membawa golok, begitu melihat teman- temannya bertarung, dia pun mencoba ikut mengeroyok tapi baru saja golok diayunkan dia sudah melihat 3 orang temannya terjatuh, dia belum melihat dengan jelas. Dalam hati dia berpikir, "mungkin pemuda ini bisa memainkan sulap."

Karena itu golok tidak jadi diayunkan.

Dengan dingin Guo Ao Bai melihat dia dan berkata, "lebih baik kau jangan membacokku, suruh ketua kalian keluar!"

Murid itu segera berlari masuk ke dalam markas Chang Xiao Bang. Segera lampu-lampu dipasang. Lampu bersinar dengan  terang sehingga dari kaki gunung tampak terang sampai ke puncak gunung. Lima puluh dua orang anak buah Chang Xiao Bang membawa lampion dan mengelilingi Guo Ao Bai.

Bulan dengan cepat bersembunyi di balik awan, angin berhembus dengan kencang, awan pun dengan cepat berlalu dari sana.Guo Ao Bai tetap berdiri dengan tegap dan berkata, "kalian berbaju biru,, berarti kalian diketuai oleh ketua panji biru, Xiu Chao Yuan, suruh dia keluar!''

Tiba-tiba terdengar suara gendang Chang Xiao Bang yang berbunyi. Seorang laki-laki seperti seekor harimau dengan lengkah besar keluar, dia tertawa dan berkata, "kau benar, mereka adalah anak buahku, apakah kau bisa mengatakan namamu, aku akan melapor kepada ketua mengenai kedatanganmu."

Guo Ao Bai tertawa dan berkata, "apakah kau adalah Xiu Chao Yuan?"

Xiu Chao Yuan tertawa dan berkata, "aku adalah ketua panji biru, Xiu Chao Yuan."

Dengan santai Guo Ao Bai berkata, "aku tahu julukanmu itu." Kata Guo Ao Bai lagi, "namamu adalah Zhi Ren Kou Mian (Tahu

Orang Mulut dan Wajah) atau Fo Kou She Xin (Mulut Budha Berhati

Ular), dari luar kau kelihatan seperti orang yang ramah, tetapi dari belakang diam-diam selalu menikam orang, sekalipun itu saudara kandungmu, itu tidak ada pengecualian, kakakmu sendiri mati di tanganmu, istrimu sendiri meminta agar kau membunuhnya, dan kau menuruti permintaannya karena istrimu sudah salah bicara kepada Ketua Zheng Bai Shui, maka kau tega membunuh istrimu sendiri untuk menyenangkan perasaan Ketua Zheng Bai Shui, orang sepertimu harus mati. Karena kau adalah seperti seekor binatang."

Fo Kou She Xin, Xiu Chao Yuan hanya bengong, wajahnya memerah, akhirnya dengan terpaksa dia tertawa dan berkata, "Pendekar Muda, tentu sebelumnya kau sudah mencari tahu identitasku, aku harus mengacungkan jempol untukmu."

Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "tidak perlu menjilat."

Xiu Chao Yuan tertawa terbahak-bahak, "dalam hidupku selama ini, aku selalu menyukai pemuda yang mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, baiklah, Adik Kecil, lebih baik kita berteman.'' Dia melangkah ke depan dan dengan sekuat tenaga dia menepuk pundak Guo Ao Bai, terlihat seperti sangat akrab.

Tapi tiba-tiba saja kelima jari Xiu Chao Yuan membentuk kaitan dan mengait tenggorokan Guo Ao Bai.

Tapi pada saat itu juga, Xiu Chao Yuan mengeluarkan teriakan, karena pada saat itu Guo Ao Bai menghilang dari hadapannya, tubuh Guo Ao Bai berubah menjadi cahaya pedang yang memutar dan menutupi Xiu Chao Yuan. Jurus pedang mengalir seperti air, ini memerlukan tenaga yan sangat besar.

Fo Kou She Xin melihat keadaan ini tidak menguntungkan baginya, dia bersiap-siap ingin meloloskan diri.

Tapi baru saja dia ingin menghindari serangan, pada serangan kedua yang dilontarkan kepadanya dia melihat ada bayangan orang berubah menjadi kilauan pedang yang berribu-ribu datang kepadanya.

Xiu Chao Yuan merasa perutnya menjadi sakit, dia berjongkok menahan sakit, dia melihat Guo Ao Bai sedang memasukkan pedang kedalam sarungnya, sepertinya Guo Ao Bai tidak pernah bergerak dan hanya diam melihat ke arah Xiu Chao Yuan.

Xiu Chao Yuan hanya merasa perutnya sakit dan begitu dia melihatnya, di perutnya ada 7 buah lubang tusukan pedang, dia berteriak kesakitan dan roboh saat itu juga.

Walaupun Xiu Chao Yuan sudah ambruk, tiba-tiba dari dalam markas muncul 30 orang yang memakai baju berwarna hitam, kemudian tampak seorang laki-laki setengah baya yang berteriak, "anak-anak panji biru, hayo serang dia, balaskan dendam ketua kalian!"

Orang itu tak lain adalah ketua panji hitam, Ye Chang Zhou, dijuluki Jiu Zhi Zhui Hun (Sembilan Jari Mengejar Nyawa), begitu dia memberi perintah, segera kelima puluh dua orang dengan tangan kiri memegang lampion dan tangan kanan memegang golok,  mereka yang mengenakan baju berwarna biru segera datang dari berbagai penjuru dan mulai menyerang Guo Ao Bai.

Semua orang berteriak, angin berhembus dengan kencang, semua mengacungkan goloknya, mengikuti cahaya api yang berkobar.

Suara teriakan memenuhi tempat itu.

Terlihat Guo Ao Bai sudah dikurung oleh laki-laki yang memegang golok, dia berteriak, "pergi kalian, urusan ini tidak ada sangkut pautnya dengan kalian!"

Tapi tidak ada seorang pun yang beranjak dari sana, perintah dari Chang Xiao Bang harus selalu dituruti, bila tidak keluarga mereka akan mati.

---ooo0dw0ooo---

Bulan keluar lagi dari persembunyianya, keadaan kembali menjadi terang, semua cahaya lampu tiba-tiba padam, hanya terlihat satu dua tempat yang masih terang, di tempat itu telah terjadi pertarungan, hanya dalam waktu singkat, kelima puluh dua orang yang tadi masih hidup sekarang tampak terbaring tidak bergerak di bawah, tubuh mereka terdapat 7 lubang.

Kelima puluh dua orang itu tiba-tiba berubah menjadi setan yang bergentayangan, Jin Zhi Zhui Hun merasa kepalanya menjadi besar, begitu angin gunung berhembus, dia merasa kedinginan dan gemetar. Dia hanya melihat Guo Ao Bai sedang menundukkan kepalanya melihat pedang yang dipegangnya. Pedangnya seputih giok, di bawah cahaya bulan, dia tampak seperti sedang menyesali sesuatu tapi juga seperti sedang memikirkan sesuatu.

Kemudian Guo Ao Bai mengangkat kepalanya dan dia melihat Ye Chang Zhou, dia bergerak lagi, dia sangat berpengalaman bagaimana menghadapi pemuda itu, dia juga tampak seperti ketakutan.

Terdengar pemuda itu berkata, "Ye Chang Zhou, apakah kau ingat dulu kau pernah membunuh orang dan membakar rumah mereka, lalu merampok barang Biao di Thai Shan?"

Ye Chang Zhou bergetar, dia tidak berani menjawab, terdengar Guo Ao Bai berkata lagi, "hari ini aku tidak akan membunuhmu, bawa anak buahmu dan tinggalkan tempat ini, suruh Zheng Bai Shui keluar!"

Ye Chang Zhou tanpak kebingungan, entah apa yang harus dikatakannya, tiba-tiba di belakangnya ada yang tertawa dingin, "siapa yang berani berteriak-teriak di sini?"

---ooo0dw0ooo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar