Pena Wasiat (Juen Jui Pi) Jilid 27

Tiba-tiba Keng-ji Kongcu tertawa dingin, lalu berseru: "Berhati-hatilah, sambut seranganku yang kedua inil' Tangan kanannya diayunkan ke udara, kemudian pelan pelan didorong ke depan

Kalau serangan yang pertama tadi dilakukan dengan kecepatan luas biasa, maka didalan serangannya yang kedua ini, dia melakukan serangan dengan-gerakan yang sangat lamban.

Namun didalam perasaan Cu Siau-hong, keadaan itu sama sekali berbeda, ia merasa serangan yang dilancarkan tersebut telah menyelimuti seluruh tubuhnya, tujuh buah jalan darah pentingnya hampir semua berada ditengah kepungannya.

Untuk sesaat dia menjadi sulit untuk menduga, kearah manakah sebenarnya serangan itu dilancarkan.

Sementara dia masih tertegun, serangan yang semula sangat lamban itu mendadak berubah menjadi cepat bagaikan sambaran kilat dan langsung menyerang depan dada Cu Siau-hong.

Buru-buru si anak muda itu melayang mundur sejauh lima jengkal lebih dari tempat semula.

Sekalipun serangan tersebut tidak sampai mengenai tubuh Cu Siau-hong, akan tetapi anak muda itu merasakan dadanya lamat-lamat menjadi sakit sekali Ternyata serangan yang dilancarkan dari lamban menjadi cepat itu hampir saja membuat Cu Siau-hong terluka diujung telapak tangannya.

Sekalipun nyaris terkena serangan dan terluka, namun hakekatnya dia tetap berada dalam keadaan segar bugar.

Paras muka Keng Ji kongcu berubah sangat hebat, ditatapnya wajah Cu Siau-hong lekat-lekat, sampai lama kemudian dia baru berkata:

"Lagi-lagi kau berhasil menghindarkan diri dari seranganku!"

"Beruntung aku tidak sampai terluka!'

"Aneh sekali, mengapa kau tidak melancarkan serangan balasan?"

"Setelah mendengar nada perkataan Keng Ji kongcu tadi, timbul perasaan ingin tahu didalam hatiku"

"Masih ada satu jurus lagi, kau harus bersikap lebih berhati-hati lagi "

Cu Siau-hong tertawa.

"Keng Ji kongcu" jawabnya, "aku sudah bertekad untuk menjajal tiga jurus seranganmu, cuma setiap saat kemungkinan besar aku akan melancarkan serangan balasan, sebab kaupun harus bersikap lebih berhati-hati"

"Seorang murid Bu-khek-bun ternyata  sanggup menerima dua jurus seranganku, terus terang saja, aku orang she Keng merasa sangat tidak percaya ."

Cu Siau-hong kembali tertawa.

'Hal itu dikarenakan pengetahuanmu terlampau cetek, ilmu pedang Cing peng kiam hoat luas tiada taranya, tak nanti orang lain bisa memahaminya" 'Haaahhh ... haaahhh... haaahhh... cing peng kiam hoat dari Bu-khek-bun terdiri dari seratus delapan jurus, perubahan yang paling rumitpun cuma satu jurus berubah menjadi lima gerakan hingga total jendral jumlahnya menjadi tiga ratus delapan belas gerakan, dalam partai pedang didunia persilatan, ilmu semacam itu mah masih belum terhitung suatu kepandaian yang luar biasa"

Cu Siau-hong mendengus, diam-diam pikirnya:

"Heran, mengapa dia bisa mengetahui dengan begitu jelas akan ilmu pedang Cing-peng kiam hoat dari Bu-khek bun?"

"Apa yang kau katakan itu tidak lebih hanya suatu penilaian pada kulit luarnya saja memangnya suatu rahasia dari suatu perguruan serta suatu jurus mematikan dari suatu ilmu pedang akan diberitahukan kepada orang luar?"

Kedua orang ini sama-sama tidak turun tangan, tapi tanya jawab yang sedang berlangsung waktu itu justru lebih tegang daripada suatu pertarungan, yang lebih penting lagi adalah dibalik tanya jawab itu, selain kedua belah pihak harus mempunyai kepandaian berbicara yang hebat, juga harus memiliki kecerdasan otak yang luar biasa.

Demikianlah, terdengar Keng Ji kongcu kembali berkata: "Memangnya didalam ilmu pedang Cing peng kiam hoat

masih terdapat perubahan istimewa lainnya?'

“Keng Ji kongcu, aku percaya kebun raya Ban-hoa-wan yang kau pimpin ini pasti ada sangkut pautnya dengan para pendekar pedang macan kumbang hitam bukan?"

"Kau menyuruh aku mengakui?" "Kau boleh saja tak usah mengaku, cuma kenyataan telah terlihat dengan jelas, bila kau merasa keberatan untuk mengaku, kitapun tak usah membicarakannya lebih lanjut"

“Kalau dilanjutkan pembicaraannya, apa pula yang bisa kita perbincangkan lagi?"

"Akan kuberitahukan kepadamu dimana letak inti sari dari ilmu pedang Cing peng kiam hoat yang sesungguhnya, padahal memberitahukan kepadamu juga tak menjadi soal, diantara sekian banyak pendekar-pendekar pedang macam kumbang hitam yang tersebar dalam kota Siang-yang, memang ada sebagian yang berada dibawah pimpinanku "

“Kepandaian yang mereka miliki sangat lihay, setiap jurus serangan yang dilancarken memang merupakan jurus jurus pembunuh yang membetot sukma, tapi ada beberapa orang diantaranya yang tewas diujung pedang Cing peng kiam hoat dari partai Bu-khek-bun kami" 

Keng Ji kongcu kembali tertawa.

"Aku tak bisa menemukan jurus pedang manakah dari ilmu pedang Cing peng kiam-hoat yang sanggup membinasakan para pendekar pedang macam kumbang hitam"

"Aku kan sudah bilang, kau tak akan memahami inti sari dari ilmu pedang Cing-peng kiam hoat, rahasia inipun bukan diketahui oleh setiap orang yang berada diluar Bu khek-bun"

Paras muka Keng Ji kongcu berubah hebat, katanya dengan dingin:

"Jadi mereka benar-benar sudah tewas oleh ilmu pedang Cing peng kiam hoat?'

'Apakah kau belum percaya?" Keng Ji kongcu berpaling dan memandang sekejap ke arah Tan Tiang kim, kemudian ujarnya.

"Aku masih mengira mereka tewas oleh kerubutan orang-orang Kay-pang, tapi jika pihak Kay-pang ingin membunuh para pendekar pedang macan kumbang hitam, paling tidak kalian harus membayar korban yang sepuluh kali lipat lebih besar"

'Kay-pang tak berani menerima pujian ini" kata Tan Tiang kim, "sebab dalam kenyataannya mereka memang tewas oleh ujung pedang orang-orang Bu-khek-bun"

Paras muka Keng Ji kongcu segera berubah menjadi amat serius, pelan-pelan ujarnya: "Kalau begitu, aku telah memandang rendah orang-orang perguruan Bu-khek-bun?"

"Sekarang, kau sedang berhadapan dengan anak murid Bu-khek-bun, lagi pula kau sudah melancarkan dua buah serangan, seberapa besarkah kemampuan Bu-khek-bun yang sesungguhnya, aku rasa kau tentunya sudah mengerti bukan"

Pertarungan ini benar-benar merupakan pertarungan batin yang sangat hebat, kedua belah pihak samasama berusaha untuk menekan lawannya dan berusaha meraih kedudukan yang lebih menguntungkan.

Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu, Keng Ji kongcu menatap wajah Cu Siau-hong beberapa saat lamanya, kemudian ia berkata:

"Sungguh tak kusangka didalam perguruan Bu-khek-bun, masih terdapat rahasia semacam ini" Mendadak dla melompat kedepan sambil melancarkan sebuah pukulan dahsyat

Serangan itu dilancarkan dengan kecepatan luar biasa dan keanehan yang diluar dugaan. Cu Siau-hong tidak bermaksud untuk menghindarkan diri lagi, dia segera melayang kedepan dan menyongsong datangnya ancaman tersebut...

Tubuh mereka berdua bagaikan kilatan cahaya tajam langsung bertubrukan ditengah angkasa.

"Blaaammm... !" sebuah bentrokan kekerasan menggelegar di tengah udara dan menimmbulkan suara yang memekikkan telinga.

Ketika mereka melayang kembali keatas tanah, ternyata posisinya telah saling bertukar tempat. Sambil tertawa Cu Siau-hong lantas berkata:

"Dalam ketiga jurus seranganmu barusan aku tidak berhasil menyaksikan sesuatu yang dibilang sangat mengerikan"

"Dalam perguruan Bu-khek-bun bisa terdapat seorang manusia berbakat macam kau sedang sebelumnya ternyata kami tak berhasil membinasakan dirimu lebih dahulu, kejadian ini benar-benar merupakan suatu keteledoran besar buat kami"

Cu Siau-hong tertawa, katanya:

"Sekarang aku toh masih berada disini dan kaupun mempunyai kesempatan untuk membunuh diriku, buat apa musti disesali?"

"Aku masih belum percaya kalau dalam Bu-khek-bun terdapat seorang manusia semacam dirimu itu?"

"Apa maksud ucapan itu?"

“Kecuali ilmu silat pihak Siau lim pay yang sukar dipahami karena luasnya kepandaian mereka, boleh dibilang aku mengetahui amat jelas sekali terhadap kepandaian silat dari aliran lainnya, kalau cuma ilmu silat dari perguruanmu itu mah masih belum bisa terhitung seberapa"

“Ilmu silat kami tak berani dibandingkan dengant kepandaian silat dari kuil Siau lim si, cuma ilmu silat kami bila dipakai untuk menghadapi orang-orang seperti pendekar pedang macan kumbang hitam, maka kepandaian itu boleh dibilang tepat sekali"

"Aku tak bisa menemukan dalam jurus pedang Cing peng kiam hoat masih terdapat gerakan manakah yang bisa dipakai untuk menghadapi para pendekar pedang macan kumbang hitam, kecuali kalau partai kalian benar-benar memiliki rahasia jurus yang tidak diwariskan kepada sembarangan orang.”

"Mendiang suhu kami adalah seseorang yang berjiwa besar, beliau tak pernah merahasiakan sesuatu terhadap murid Bu-khek-bun, beliaupun tak pernah pilih kasih, separuh diantara Bu-khek-bun sanggup menggunakan ilmu pedang tersebut!"

"Bagus sekali! sebentar aku bisa mencarikan upaya untuk mengundang kehadiran beberapa orang pendekar pedang macan kumbang hitam untuk mencoba kepandaian kalian itu"

"Baik, undang mcreka datang kemari! Kau pun boleh menyaksikan dengan mata kepala sendiri" Keng Ji kongcu tertawa, katanya kemudian:

"Kau telah manyambut tiga jurus seranganku, memandang diatas wajahmu, aku bersedia melepaskan mereka pergi dari sini"

Cu Siau-hong segara tertawa dingin.

"Heeehhh... heeehhh.... heeehhh ... kau melepaskan aku lebih dulu, ataukah kau ingin kabur?" Sementara itu Seng Tiong-gak maupun Tang Cuan telah maju ke depan dan menghadang jalan pergi Keng Ji kongcu.

Melihat itu, Keng Ji kongcu menegur sambil tertawa dingin: "Hmm... bagaimana? Kalian bermaksud untuk menghalangi diriku?'

"Keng-ji kongcu, kau sudah mengucapkan kata-kata buas selama setengah harian, juga melancarkan tiga jurus serangan, tapi bukan saja tak bisa membuat kami takut, juga tak sampai mencelakai kami, sekarang hanya mengandalkan kata-kata sederhana itu saja hendak menyuruh kami. Hmm! Kau anggap urusan akan diselesaikan dengan sedemikian gampangnya?"

"Lantas maksudmu "

"Aku ingin sekali mencoba meminta beberapa jurus pelajaran ilmu pedangmu, apakah kongcu bersedia melayaninya?"

"Ilmu pedang?"

"Benar! Aku telah memperoleh pelajaran ilmu pukulan dari Ji kongcu, maka akupun berharap bisa menyaksikan kelihayan ilmu pedang kongcu"

"Aku jarang sekali mempergunakan senjata, bila kau bersikeras memaksaku untuk turun tangan, biarlah kugunakan tangan kosong saja untuk menyambut jurus itu'

"Baik! Manusia macam Keng Ji kongcu tampaknya memang sudah terbiasa sombong dan jumawa, akupun tak ingin banyak berbicara denganmu, asal kau sanggup menerima ilmu pedang Bu-khek-bun kami dengan tangan kosong silahkan saja untuk mencabut pedangmu bila kau merasa tidak kuat, tolong Ji kongcu mau memberi tanda, aku pasti akan memberi kesempatan padamu untuk meloloskan senjata tajam'

"Cu Siau bong setelah pertemuan hari ini, aku dapat merasakan bahwa kau memang seorang manusia yang gagah perkasa."

"Mana, mana akupun telah merasakan kecerdasan Ji kongcu yang luar biasa itu" sambung Cu Siau-hong sambil tertawa.

Ucapan itu mengandung arti yang sangat mendalam, tapi Keng Ji kongcu memang seorang yang teramat pintar, sehingga tak perlu dijelaskan pun dia sudah memahami maksudnya.

Keng Ji kongcu segera tertawa terbahak-bahak. 'Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Cu Siau-hong,

kalahkan dulu aku Ji kongcu sebelum berbicara membual"

Cu Siau-hong segera mempersiapkan serangannya dengan tangan kiri, kemudian serunya: "Hati-hatilah kau ji kongcu!."

Mendadak sebuah tusukan dilancarkan.

Dengan cekatan Keng-ji kongcu berkelit ke samping.

Secepat kilat Cu Siau-hong mengembangkan permainan pedangnya, jurus-jurus serangan yang digunakan ternyata adalah jurus-jurus pedang dari ilmu pedang Cing peng kiam hoat.

Agaknya Keng-ji kongcu betul-betul sudah hapal sekali terhadap setiap perubahan dari ilmu pedang Cing peng kiam hoat tersebut, dengan sangat enteng dan leluasa sekali ia menghindarkan diri dari setiap serangan pedang Cu Siau hong. Dalam waktu singkat, seratus delapan jurus ilmu pedang Cing peng kiam hoat sudah hampir digunakan habis.

Cu Siau-hong segera menghentikan serangannya seraya berseru:

"Tampaknya kau benar-benar sangat menguasahi akan rahasia ilmu pedang Cing peng kiam hoat kami"

Keng-ji kongcu segera tertawa:

"Aaah, jurus pedang Cing peng kiam hoat paling-paling hanya begitu saja, tiada sesuatu yang baru atau aneh, cuma aku merasa rada keheranan?

"Apa yang kau herankan?'"

"Walaupun ilmu pedang Cing-peng kiam hoat terdiri dari seratus delapan jurus, namun perubahannya amat rumit tak terhitung jumlahnya paIing tidak jurus-jurus serangan tersebut bisa dirubah menjadi seratus jurus lagi, mengapa kau hanya mengembangkan ke seratus delapan jurus itu saja?"

"Apakah hanya jurus-jurus pedang Cing peng kiam hoat yang ini saja yang pernah kau jumpai selama ini?"

'Betul, masih ada jurus yang lebih ampuh lagi didalam ilmu pedang Cing peng kiam hoat, sebentar aku akan menyuruh kau menyaksikan kehebatan dari jurus serangan tersebut"

'Kalau begitu, diantara jurus-jurus serangan yang aneh lagi?".

"Benar, masih ada tiga jurus simpanan, di dalam ketiga jurus serangan inilah mencakup segenap inti sari dari ilmu pedang Cing peng kiam hoat yang sesungguhnya... "Apakah ketiga jurus serangan itu pula yang kalian pergunakan sewaktu menghadapi para pendekar pedang macan kumbang hitam tempo hari?"

'Benar, aku masih dapat memberitahukan pula kepadamu, inti sari ilmu pedang Cing-peng kiam hoat hanya terdiri dari tiga jurus, asal kau sanggup untuk menerima ke tiga jurus serangan tersebut, maka itu baru berarti kau telah menghadapi semua jurus serangan dari ilmu pedang Cing peng kiam-hoat yang sesungguhnya."

Keng Ji kongcu kembali tertawa.

"Aku percaya jurus serangan itu sudah pasti adalah jurus jurus serangan yang amat dahsyat, aku amat berharap bisa merasakan kelihayan tersebut"

"Baik! Apakah kau hendak meloloskan senjata tajammu?"

"Bila hanya terdiri dari tiga jurus saja, mungkin aku orang she Keng masih belum perlu untuk menggunakan senjata tajam"

"Kalau begitu, berhati-hatilah kau!"

'Silahkan turun tangan!" Cu Siau-hong segera menggetarkan pedangnya dan tiba-tiba memancarkan selapis cahaya pedang.

Walaupun Keng Ji kongcu telah memperhatikannya dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu, namun dia tak berhasil melihat jelas arah serangan dari musuhnya itu, tanpa sadar dia melompat mundur sejauh lima depa dari belakang dengan perasaan terperanjat. 

Sambil tertawa dingin Cu Siau-hong segera mengejek:

"Ji kongcu, dari ketiga jurus ilmu pedang Cing peng kiam hoat, sejuruspun belum sempat kulancarkan" "Hmm, Jurus serangan yang kau pergunakan bukan jurus serangan dari ilmu pedang Cing peng kiam hoat"

"llmu pedang Cing peng kiam hoat berasal dari perguruan Bu-khek-bun, jika ilmu pedang Cing peng kiam hoat yang kupergunakan, lantas ilmu pedang apakah yang kupergunakan sekarang?"

'Soal itu sulit untuk dikatakan, mungkin saja kau memang bukan anggota perguruan Bu-khek-bun".

"Di tempat ini toh bukan hanya aku seorang yang merupakan anggota perguruan Bu-khek-bun, kenapa Ji kongcu tidak memilih salah seorang anggota Bu-khek-bun yang lain untuk mencobanya?"

"Aku memang ada maksud untuk berbuat demikian"

"Ji kongcu kami dapat saja meluluskan keinginanmu itu, namun ada syaratnya"

"Apa syaratnya ?"

"Bila kau telah memilih orang lain, namun tetap kalah di ujung pedangnya, lantas bagaimana keputusannya?"

"Hal ini tak mungkin bisa terjadi!"

"Yang ditakutkan adalah seandainya, seandainya ji kongcu sampai kalah maka bagaimana keputusannya"

"Aku tidak percaya kalau didalam jurus-jurus ilmu pedang Cing peng kiam hoat masih etrdapat tiga jurus serangan ampuh, oleh sebab itu akupun percaya bahwa anak murid Bu-khek-bun tak akan bisa menangkan diriku. Tiong It-ki pernah mengembangkan seluruh jurus serangan dari ilmu pedang Cing peng kiam hoat tersebut, lagipula aku memang sengaja memancing kemarahannya sehingga menyerang dengan sekuat tenaga, tapi di dalam kenyataannya aku hanya membutuhkan tiga gebrakan saja sudah berhasil merampas senjatanya itu, malah sekalian kutotok jalan darahnya sehingga dia roboh terkapar, cara tersebut kuulangi sampai beberapa kali, namun hasilnya tetap sama saja."

Cu Siau-hong segera tertawa lebar sehabis mendengar perkataan itu, katanya kemudian: "Ji kongcu mengapa kau tak berani untuk menjajalnya?"

Sementara Keng-ji kongcu berkata demikian dibibirnya, sementara sepasang matanya mengawasi wajah Cu Siau hong tanpa berkedip, kalau dilihat dari sikapnya yang  begitu enteng dan santai, cara berbicaranya yang bersungguh-sungguh, dengan cepat hatinya dibikin setengah percaya setengah tidak.

Setelah termenung sebentar, dia lantas berkata:

"Siapa saja yang merupakan anggota perguruan Bu-khek bun harap tampil ke depan."

Tang Cuan dan Seng Tiong-gak segera tampil kedepan sambil menyahut bersama.

"Kami adalah orang-orang Bu-khek-bun!"

Memandang pedang Cing peng kiam yang berada ditangan Tang Cuan pelan-pecan Keng-ji kongcu berkata lagi:

"Kau pergunakan pedang Cing peng kiam milik Tiong Leng kang, aku rasa tentunya engkaulah yang telah mewariskan kedudukannya dalam partai, bukan demikian?"

"Betul, Tang Cuan memperoleh kepercayaan dari suhu untuk melanjutkan jabatannya sebagai ciangbunjin perguruan Bu-khek-bun"

"Bagus sekali, bila didalam ilmu pedang Cing peng kiam benar-benar masih terdapat tiga jurus simpanan yang tidak diketahui orang, sudah pasti kesempurnaanmu didalam permainan jurus serangan tersebut paling hebat daripada yang lain"

"Aku segera dapat membuktikan akan hal itu"

"Baik! Pilihanku terjatuh pada dirimu, nah, silahkan kau lancarkan seranganmu!'

"Ji kongcu, kau belum menyanggupi persyaratan yang kami ajukan" tiba tiba Cu Siau-hong berseru. Keng Ji kongcu segera tertawa dingin.

"Aku tidak akan meluluskan syarat macam apapun yang kau ajukan kepadaku!”

Paras muka Cu Siau-hong segera berubah menjadi dingin membesi, katanya dengan cepat.

"Bila syaratnya belum dibicarakan secara baik-baik, itu berarti kau tidak berhak untuk memilih lawan tandinganmu dengan sesuka hatimu sendiri "

"Kalau didengar dari perkataanmu itu, tampaknya lagi lagi kau akan turun tangan sendiri?" sambung Keng Ji kongcu.

'Kita bisa saja bermain kerubut, lagipula tiada pengapunan diujung pedang kami nanti.”

Agaknya Keng Ji kongcu benar-benar merasa ngeri sekali terhadap gerakan pedang yang telah diperlihatkan Cu Siau hong tadi.

Sesungguhnya dia memiliki pengetahuan maupun pengalaman yang luas sekali, pelbagai ilmu pedang dari sebagian aliran didunia ini hampir sebagian besar dikenali olehnya. namun belum pernah dia menjumpai jurus pedang semacam tadi itu. Dengan cepat dia berpikir sebentar, kemudian katanya dengan suara dingin.

"Perguruan Bu-khek-bun juga terhitung suatu perguruan besar, bila kalian sampai bermain kerubut untuk menghadapi aku seorang, apakah tindakan tersebut tidak kuatir ditertawakan oleh segenap teman-teman dunia persilatan'

"Itu mah tergantung pada siapa yang sedang dihadapi. Untuk menghadapi seorang pembunuh keji yang tak kenal peri kemanusiaan sudah barangtentu kamipun tak perlu membicarakan soal peraturan dunia persilatan lagi '

Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:

"Toa suheng, setelah pedang mestika keluar dari sarungnya maka tiada pengampunan yang bisa diberikan, mau bunuh dia atau melukai dia tak menjadi soal, lebih beruntung lagi bila kita dapat menyingkirkan dirinya dari muka bumi, selain dapat melenyapkan bibit bencana bagi dunia persilatan juga bisa membalaskan dendam sakit hati guru kita"

Tang Cuan segera meloloskan pedangnya dan menyilangkan senjata tersebut didepan dadanya: Tergerak hati Keng Ji kongcu setelah menyaksikan kejadian tersebut, tiba-tiba serunya:

"Tunggu sebentar!"

"Ji kongcu, silahkan kau loloskan senjata tajammu!" seru Tang Cuan dengan cepat.

“Secara tiba-tiba aku menjadi tertarik sekali dengan perkataanmu, aku ingin tahu syarat apakah yang hendak kalian ajukan kepadaku!'. "Syarat apakah itu?” Tang Cuan sendiripun masih belum memahami seluruh maksud hati dan jalan pikiran dari Cu Siau-hong.

Maka setelah mendehem pelan, ia berkata: "Jit sute, beritahu kepadanya"

"Siaute turut perintah!" sahut Cu Siau-hong sambil tersenyum.

Sinar matanya segera dialihkan ke atas wajah Keng ji kongcu, setelah itu sambungnya lebih jauh:

"Ji kongcu, syaratnya sederhana sekali, amdaikata ji kongcu sampai kalah di ujung pedangnya nanti, kami hanya berharap agarji kongcu bersedia untuk menerangkan duduk persoalan yang sebenarnya."

"Duduk persoalan apa ?"

"Kenapa malam?malam kalian menyerang perguruan Bu-khek-bun dan siapa pula pemimpin kalian?" Dengan cepat Keng Ji kongcu menggelengkan kepalanya berulang kali, sahutnya:

"Soal pertama aku bisa memberitahukan kepadamu, tapi soal yang kedua tak bisa ku beritahukan kepadamu"

"Kenapa?"

"Sebab aku sendiripun tidak tahu siapakah dalang dari semua peristiwa ini"

“Omong kosong!" seru Tang Cuan dengan marah. Tapi Cu Siau-hong segera menghela napas panjang.

"Aaai... mungkin saja yang dikatakan itu benar, toa suheng kau boleh segera turun tangan!" Mendadak Keng Ji kongcu menggerakkan tubuhnya dan secepat sambaran kilat menerjang ke samping Cu Siau hong.

Tang Cuan segera memutar pedangnya untuk menahan, akan tetapi ia tak berhasil menghalangi jalan perginya.

Benar-benar suatu gerakan tubuh yang cepat bagaikan sambaran kilat membuat Pek Bwe maupun Tan Tiang kitn menjadi tertegun dibuatnya.

Kecepatan gerak Keng Ji kongcu sewaktu maju tadi mengerikan sekali, tapi sewaktu mundur, gerakannya jauh lebih cepat lagi, tampak bayangan manusia berkelebat lewat tahu-tahu dia sudah mundur kembali ke tempat semula, hanya saja pada diri Keng-ji kongcu telah terdapat suatu perbedaan yang menyolok.

Pada bagian bahu kirinya tampak pakaian yang robek serta darah yang bercucuran dengan amat derasnya. Sambil tertawa hambar Cu Siau-hong berkata:

"Inilah salah satu jurus serangan dari ilmu pedang Cing peng kiam hoat, bagaimanakah menurut pendapat ji kongcu?'

"Betul, memang suatu ilmu pedang yang luar biasa hebatnya!"

"Apakah Ji kongcu sudah percaya kalau jurus serangan tersebut merupakan salah satu jurus serangan dari ilmu pedang Cing peng kiam hoat.?"

Keng Ji kongcu tetap kukuh dengan pendiriannya, dia segera menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Aku masih tetap tidak percaya kalau jurus serangan tersebut merupakan jurus serangan dari ilmu pedang Cing peng kiam-hoat" "Kalau memang begitu. mengapa kau tidak mencoba pada diriku?" tantang Tang Cuan.

Keng Ji kongcu segera tertawa, sahutnya:

"Tentu saja aku akan mencobanya, cuma kali ini, aku akan bertindak lebih berhati-hati lagi`

Akhirnya Keng Ji kongcu meloloskan juga senjata tajamnya.

Senjata yang dia pergunakan adalah sebilah pedang emas, sebilah pedang emas yang panjangnya hanya satu depa lima inci.

Senjata tersebut benar-benar aneh sekali bentuknya, selain bentuknya mirip dengan sebilah pedang, kedua belah sampingnya tidak kelihatan mata pedangnya, sehingga praktis yang tajam hanya ujung pedang belaka

Cu Siau-hong berpaling dan memandang sekejap ke arah Lik Hoo sekalian, lalu bisiknya: "Nona bertiga, apakah pedang emas itu yang biasanya dipergunakan oleh Keng Ji kongcu?"

"Kami belum pernah menyaksikan ia pergunakan senjatanya, malah baru kali ini kami saksikan dia meloloskan senjata tersebut"

"Oooh....' Cu Siau-hong lantas berpaling kearah Tang Cuan seraya berseru:

"Toa suheng, hati-hatilah sedikit, kuatirnya diujung pedang emas tersebut masih terdapat ke anehan lain nya"

"Benar!" Keng Ji kongcu segera membenarkan, "diujung pedangku ini memang terdapat sedikit keanehan, kalian memang harus lebih berhati-hati sedikit, tentang keanehan apakah itu, maaf kalau aku tak dapat memberi tahukannya' "Tak usah sungkan" kata Tang Cuam dingin, "diantara pedang emasmu itu mau ada keanehan atau tidak tak menjadi soal, silahkan saja kau pergunakan untuk menghadapi diriku"

Keng-ji kongcu segera mendengus, tangan kanannya diayunkan ke depan dan menciptakan selapis cahaya emas yang amat menyilaukan mata.

Dengan suatu gerakan cepat Tang Cuan melancarkan pula sebuah serangan kilat.

"Traaang... !" suatu bunyi benturan yang amat keras segera berkumandang memecahkan keheningan, menyusul kemudian tampak dua sosok bayangan manusia saling berpisah.

Gerak serangan yang dilakukan dua orang itu benar benar cepatnya bukan kepalang, sedemikian cepatnya sampai tiada orang yang bisa melihat dengan cepat kejadian peratungan itu.

Mereka hanya bisa melihat hasil dari bentrokan tersebut.

Tang Cuan masih tetap utuh dan sehat, diatas tubuhnya tidak kedapatan luka apapun.

Sebaliknya Keng-ji kongcu kembali mendapat luka dan luka itu masih tetap berada diatas bahu kirinya itu.

Orang lain mungkin tidak dapat melihat apa-apa, namun Cu Siau-hong diam-diam merasa amat terkesiap, pikirnya:

"Pertahanan orang ini terhadap sekeliling tubuhnya benar-benar sangat kuat dan rapat, sedang bagian kirinya yang terdapat setitik kelemahan, pada hakekatnya seluruh badannya dapat dilindungi dan ditutup dengan sangat kuat” Sementara itu Keng-ji kongcu sedang memeriksa luka diatas lengan kirinya, kemudian mengangguk berulang kali, pujinya:

"Memang suatu ilmu pedang yang bagus sekali, suatu ilmu pedang yang begitu hebat dan belum pernah kujumpai selama hidupku."

"Kami hanya ingin membuktikan satu hal kepadamu yakni didalam ilmu pedang Cing peng kiam hoat masih terdapat jurus pedang lainnya yang lebih luas dan mendalam. Itulah sebabnya mengapa Bu-khek bun bisa menempatkan diri dalam kehidupan dunia persilatan" kata Tang Cuan.

Keng Ji kongcu termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian berkata:

"Mungkin kami benar-benar telah salah memperhitungkan kemampuan kalian semua."

'Bukan cuma salah perhitungan saja, bahkan kesalahan tersebut terlampau besar" sambung Cu Siau-hong.

"Ooooh !"

"Kalian bukan cuma salah menilai Bu-khek-bun saja, mungkin saja kalianpun telah salah menilai kemampuan dari perguruan lainnya, sebuah perguruan, asal mereka sudah bisa menancapkan kakinya dalam dunia persilatan, itu berarti mereka memiliki kemampuan untuk melanjutkan hidupnya. mungkin saja mereka kurang besar, tapi syarat syarat yang mereka miliki tak boleh dipandang remeh..”

Keng Ji kongcu segera manggut-manggut. "Terima kasih banyak atas petunjuk itu!"

Pelan-pelan Cu Siau-hong maju dua langkah kedepan, setelah melewati Tang Cuan, ia berkata lebih jauh. "Keng Ji kongcu kecuali ingin menunjukkan kemampuan dari ilmu pedang Cing peng kiam-hoat dari perguruan Bu khek-bun, ingin pula membuktikan sesuatu yang lain"

"Ooooh!"

"Yaitu, kami mempunyai kemampuan untuk membinasakan dirimu!"

"Soal ini... "

"Aku tahu sampai sekarang kau masih belum terlalu percaya" tukas Cu Siau-hong cepat, "karena dua serangan kami yang beruntun hanya mengakibatkan luka diatas lengan kirimu"

"Yang lebih penting lagi, luka tersebut tidak terlampau parah” sambung Keng Ji kongcu.

"Keng Ji kongcu" Cu Siau-hong kembali berseru, "jangan lupa kalau didalam ilmu pedang Cing peng kiam hoat terdapat tiga jurus simpanan, sedangkan yang kau terima tadi hanya salah satu diantaranya dua macam serangan yang dilancarkan dengan jurus yang sama, ternyata mengakibatkan pula luka yang sama di atas lengan kirimu.

"Aku percaya setiap anggota Bu-khek-bun yang menyerang diriku dengan mempergunakan jurus tersebut maka dia tak akan mampu untuk melukai diriku lagi"

"Kehebatan Keng Ji kongcupun sangat mengagumkan hati kami, Cuma Ji kongcupun harus mengerti, dalam ilmu pedang Cing peng kiam-hoat, semuanya terdiri dari tiga jurus simpanan, apa yang telah kami perlihatkan kepadamu tadi, tak lebih hanya salah satu jurus diantaranya, bila Ji kongcu bersedia, bagaimana kalau kita bertaruh, sanggupkah kami gunakan dua jurus serangan yang terakhir itu untuk membinasakan dirimu. "Membunuh diriku mah tak mungkin, tapi aku percaya masih sanggup untuk melukai diriku"

"Persoalannya sekarang adalah sehabis terluka, masih punyakah tenaga untuk melawan lagi, pada waktu itu, mungkin saja kami dapat merenggut nyawamu tanpa menggunakan jurus serangan yang ampuh lagi"

"Itu tergantung bagaimanakah luka yang kuderitanya, bila kalian hanya berhasil mengutungi sebuah lenganku atau memotong sebuah kakiku, aku percaya masih ada kemampuan untuk menarik kembali modalku"

"Oleh sebab itu kau ingin bertaruh?"

Keng Ji kongcu memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, mendadak ia menghela napas panjang. "Keng Ji kongcu, apakah kau menyesal tidak membawa orang orangmu?" tegur Cu Siau-hong.

Keng Ji kcngcu segera tertawa getir.

"Hal ini benar-benar merupakan suatu pelajaran yang amat berharga bagiku!'

"Ji kongcu, aku rasa setiap perkataan yang seharusnya kukatakan, kini telah selesai kuucapkan semua"

“Aku mengerti!"

"Organisasi kalian didalam menghadapi yang lain tak pernah meninggalkan korbannya dalam keadaan hidup..."

Paras muka Keng Ji kongcu berubah hebat. "Jadi kalian bersiap-siap.."..

'Bila Keng ji kongcu tidak percaya dengan aku orang she Cu, boleh kau minta jaminan dari ciangbun suheng kami"

Tang Cuan segera berkata. "Bila sute kami telah berjanji akan melepaskan dirimu, maka perguruan Bu khek-bun jamin atas keselamatanmu untuk meninggalkan tempat ini..'

Keng Ji kongcu segera mengangguk.

"Cu Siau-hong, katakanlah!` dia berkata kemudian. "Jawablah tiga pertanyaan ku berikut ini, pertama apa

nama   organisasi   kalian   dan   macam   apakah organisasi

tersebut? Apa tujuannya? Kedua siapakah pemimpinnya? Ketiga kenapa kalian menyerbu perguruan Bu-khek-bun...

?"

"Aku hanya dapat menjawab dua patah kata saja, kami menyerang Bu-khek-bun pertama untuk mencoba kekuatan kedua untuk menanamkan kewibawaan kami dalam dunia persilatan, sedang soal lain, maaf kalau tak bisa menjawab, nah kalian boleh turun tangan sekarang!"

"Baik!" kata Tang Cuan kemudian sambil mempersiapkan pedangnya, "kalian telah membasmi Bu khek-bun kami sehinga darah bercucuran, maka sekarang aku akan membunuhmu untuk membalaskan dendam bagi mereka yang telah tiada.."

"Lebih baik kau gunakan saja ketiga jurus simpananmu itu" sambung Keng-ji kongcu dengan dingin. "kalau tidak, maka kau hanya mempunyai kesempatan uutuk melepaskan sejurus serangan saja."

Tiba-tiba Cu Siau-hong berbisik.

`Toa-suheng siaute mohon persetujuanmu untuk melepaskan dirinya masuk kedalam kebun"

Mendengar ucapan itu, Keng Ji kongcu menjadi tertegun, sedangkan Tang Cuanpun turut tertegun. "Melepaskan dia? Kenapa?" serunya.. "Mohon kebesaran jiwa ciangbun suheng"

Tang Cuan termenung sejenak lamanya, kemudian dia lantas menyingkir kesamping, sambil katanya. "Silahkan kau lewat!"

Dengan cepat Keng Ji kongcu menjura katanya:

"Cu Siau-hong, selama bukit nan hijau, sampai jumpa lain waktu, budimu ini pasti akan kuingat terus. Dengan cepat ia membalikkan badan dan masuk kedalam kebun raya Ban-hoa-wan.

Sepeninggal Keng Ji kongcu, Tang Cuan segera berkata: "Siau-hong kali ini aku benar-benar kau buat tidak habis

mengerti, kita kan mempunyai kesempatan untuk menahannya disini, tapi mengapa kau lepaskan dirinya malah?'

Mendadak terdengar desingan angin tajam berkelebat lewat ditengah angkasa, kemudian tampaklah puluhan batang anak panah menyambar lewat dari atas kepalanya.

Panah-panah itu menyambar lewat hanya tiga depa saja diatas kepala beberapa orang itu, tapi semua orang dapat merasakan kalau panah panah tersebut memang sengaja dibidikkan lebih tinggi daripada tubuh mereka semua.

Cu Siau-hong segara berkata:

"Inilah balas jasanya kepada kita, dalam kegelapan malam yang mencekam, kita semua telah berada dalam jarak bidikan panah-panah mereka, seandainya hujan panah tersebut dilancarkan, maka akibatnya paling tidak ada beberapa orang diantara kita yang akan terluka"

"Tapi Jit sute, bagaimana dengan dendam kesumat sam sute sekalian yang telah tewas ." sela Tang Cuan. "Membunuh seorang Keng Ji kongcu pun belum terhitung sudah membalaskan dendam bagi mereka. apalagi kemungkinan sekali tindakan yang ceroboh itu akan menyebabkan terputusnya titik terang itu, Perguruan Bu khek-bun tak lebih hanya panglima garis depan saja, padaha tujuan mereka bukan terbatas pada perguruan Bu khek-bun belaka"

"Ucapan Siau-hong memang benar" kata Tan Tiang Kim kemudian, "Sebelum keadaan menjadijelas, membunuh seorang manusia macam Keng Ji kongcu sama sekali tak ada artinya, mungkin ketiga jurus simpanan dari Bu-khek bun justru akan membantu kita untuk merebut waktu yang cukup banyak "

'Siau-hong apa yang harus kita lakukan sekarang?"

'Bila dapat mengadakan kontak dengan orang orang Pay kau, lebih baik kita bisa mundur bersama" Sambil berjalan diam-diam dia berbisik dengan ilmu menyampaikan suara:

"Pihak lawan terlampau merahasiakan diri, kita pun harus mengorek akar-akar mereka secara diam-diam, lociaapwe, dalam persoalan ini kau harus membantu usaha kami, kita tekan mereka dan kalau bisa menaklukkannya, boanpwe akan berusaha untuk memutar otak dan mencari akal bagaimana cara untuk menghadapinya?"

"Menguasai bagaimana maksudmu?"

"Dewasa ini telah membuktikan kalau kebun raya Ban hoa-wan merupakan suatu pusat berkumpulnya kawanan jago persilatan yang bermaksud menguasahi seluruh dunia, tapi tempat inipun tak lebih hanya sebuah kantor cabang mereka, bila ada kekuatan kay-pang dan Pay-kau yang mau membatu maka dengan kekuatan kita yang teramat besar, bukan suatu pekerjaan yang terlalu sukar bila ingin menghancurkan  kantor  cabang  ini,  tapi  bila  kita  sampai berbuat demikian, besar kemungkinan mereka akan menyembunyikan diri dan tak muncul-muncul sampai lama sekali"

"Siau-hong, jadi maksudmu adalah meminta kepadaku untuk mencarikan akal guna mencegah Kay-pang dan Pay kau turun tangan menghadapi kebun raya Ban-hoa-wan?"

Cu Siau-hong mangut-manggut, sambil membalikkan badannya mendekat, ia berbisik: "Memang begitulah maksud boanpwe!"

"Baiklah, soal Kay-pang gampang untuk diselesaikan, tapi apakah orang-orang Pay-kau bersedia mendengarkan perkataanku atau tidak, hal ini susah untuk dikatakan, aku si pengemis tuapun hanya bisa menjajal lebih dulu"

?oooO)d.w(Oooo?

“LOCIANPWE pasti dapat melaksanakannya dengan baik,” kata Cu Siau-hong cepat. "Yaa, aku si pengemis tua akan berusaha dengan sepenuh tenaga"

Sementara itu Pek Bwe telah menghela napas panjang, katanya:

"Pengemis tua, tahun-tahun belakangan ini makin lama semakin tidak beres keadaannya, kalau dimasa lalu orang orangjahat dari dunia persilatan paling tidak masih membicarakan soal peraturan golongan hitam, tapi sekarang mereka sama sekali telah berubah sifat, bagaikan ular beracun saja, mereka selalu menyembunyikan diri dibalik kegelapan sambil bersiap-siap untuk memagut orang setiap saat.

Tan Tiang kim tertawa getir, katanya: 'Aku si pengemis tuapun pernah berpikir sampai ke situ. Makin menyembunyikan diri agaknya mereka bersembunyi makin dalam dan rapat, tapi aku yakin mereka hanya berusaha untuk menghindari seseorang"

"Siapa?"

"Pena Wasiat!"

'Benar! pena sakti ini selalu bijaksana dan tidak berat sebelah, selama inipun sudah banyak membongkar kemunafikan banyak orang, tapi yang mengherankan sekarang adalah kenapa masih ada orang yang berani bersembunyi-sembunyi sambil melakukan kejahatan?"

"Itulah yang dinamakan kebenaran meningkat sedepa, kejahatan meningkat setombak. Pena Wasiat terlalu hebat dan mengerikan, oleh sebab itu kawanan manusia laknat tersebut mau tak mau harus berusaha untuk menghindarinya, secara diam-diam mereka membentuk suatu organisasi rahasia dan secara diam-diam pula melakukan pelbagai kejahatan. "

"Siau-hong, setelah kau menyinggung kembali persoalan ini, aku jadi teringat pula akan suatu persoalan' sela Pek Bwee.

"Persoalan apakah itu?"

"Mengapa mereka harus memilih perguruan Bu-khek bun sebagai sasarannya yang pertama? Dibalik persoalan ini sudah pasti ada alasan-alasan tertentu"

"Sekalipun Bu-khek-bun bukan termasuk suatu perguruan besar, namun kita makmur sekali" kata Tang Cuan, "berbicara terus terang andaikata kami diberi kesempatan selama sepuluh tahun lagi, bukan saja keberhasilan Siau-hong sute akan mencapai taraf yang tak terhingga, sekalipun aku orang she Tang dan It-ki sute pun akan memperoleh juga keberhasilan yang memuaskan "

"Tapi aku rasa hal itu bukan merupakan alasannya yang terutama" kata Pek Bwe sambil menggelengkan kepalanya berulangkali.

Setelah berhenti sebentar, dia melanjutkan:

"Hei... pengemis tua, kau bilang siapa yang mereka takuti dan siapa pula yang mereka benci?"

"Pena Wasiat!"'

'Benar, orang yang mereka takuti dan mereka paling benci adalah Pena Wasiat, sebab itu orang pertama yang harus dibunuh paling dulu adalah Pena Wasiat"

Tan Tiang kim menjadi tertegun.

'Apa? Kau bilang, antara Tiong Leng-kang dengan Pena Wasiat masih ada hubungan!" serunya.

"Aku hanya menaruh curiga, selamanya ini perbuatan Leng kang selalu ada keputusan yang tegas, terus terang  saja apa yang telah dilakukannya selama ini, aku sendiripun jarang tahu, tapi aku masih teringat tiga tahun berselang, dalam perkampungan Ing-gwat-san-ceng pernah tersiar se buah berita'

"Locianpwe, apakah kau maksudkan tentang akan datangnya Pena Wasiat ke perkampungan Ing-gwat-san ceng?" sela Tang Cuan.

"Entah khabar itu dari mana datangnya, tapi semua orang mengatakan kalau Pena Wasiat akan mendatangi perkampungan Ing-gwat-san-ceng"

"Apakah dia sudah kesana?"

'Masa kau tidak tahu?"'Agaknya dia tidak datang" 'Siapa yang tahu dengan pasti? Selanjutnya orangjuga tak tahu apakah Pena Wasiat telah berkunjung ke perkampungan Ing-gwat-san-ceng atau tidak!"

"Aku rasa tidak" kata Tang Cuan. "sebab lambat laun kabar itu lenyap dengan sendirinya.."

Mendadak Cu Siau-hong merasakan hatinya bergetar keras, pikirnya:

'Aaah.... bukankah orang itu adalah si kusir kuda Lo liok?"

"Pengemis tua, menurut pendapatmu, mungkinkah peristiwa tersebut ada sangkut pautnya dengan Pena Wasiat?'.

Tan Tiang kim termenung dan berpikir sejenak, kemudian balik bertanya:

"Sebetulnya yang dimaksudkan sebagai Pena Wasiat itu hanya satu orang, ataukah orang banyak?"

"Soal ini kau bertanya kepadaku, lantas aku harus bertanya kepada siapa? Dalam kolong langit orang hanya tahu soal Pena Wasiat, mungkin Pena Wasiat terdiri dari beberapa orang?"

"Yaa, kalau hanya satu orang saja, dia tak akan memiliki kemampuan sedemikian besarnya, dengan sebatang pena, tak mungkin ia dapat mencatat begitu banyak peristiwa?"

"Kalau begitu locianpwe maksudkan, dengan sebatang pena tak mungkin bisa mencatat pelbagai peristiwa yang terjadi dalam dunia persilatan dengan kemampuan seseorang tak mungkin bisa menyelidiki begitu banyak persoalan sampai tuntas"

Pek Bwe tertawa getir: "Siau-hong!" katanya, "Apa yang kukatakan tadi tak lebih hanya dugaanku saja, di dalam kenyataan siapa yang bisa menduga, apa dan siapakah Pena Wasiat tersebut?"

Cu Siau-hong tertawa.

"Loya cu, kita toh cuma menduga saja, hanya menduga tak akan membedakan resiko apa-apa terhadap siapapun"

Soal ini akupun tahu, tapi mengambil kesimpulan tentang Pena Wasiat adalah suatu lelucon yang amat besar, selama banyak tahun, setiap umat persilatan tahu tentang Pena Wasiat, namun tak seorangpun yang memahami soal Pena Wasiat, lebih-lebih tak ada seorang manusiapun yang berani mengeritik soal Pena Wasiat.

Cu Siau-hong lantas berpaling dan memandang sekejap ke arah Seng Tiong-gak, lalu katanya: "Susiok, pernahkan kau dengar cerita tentang Pena Wasiat tersebut. ?"

Seng Tiong-gak termenung sejenak, lalu sahutnya: "Agaknya da kejadian semacam itu, selama beberapa

hari lamanya aku lihat toa-suhengku pantang membersihkan badan dan tidak memakan barang-barang berjiwa, dia hanya memberitahukan kepadaku bahwa ada seorang tamu agung yang berkunjung kesana, tamu agungnya pun merupakan seorang tokoh sakti didalam dunia persilatan"

"Bagaimana selanjutnya?" timbrung Tang Cuan. "Kemudian,  suheng  tak  pernah  menyinggung  kembali

persoalan itu, jadi apakah tamu agung itu telah berkunjung

ke perkampungan Ing-gwat-san-ceng atau tidak mungkin selain suheng pribadi, tiada orang lain yang akan mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya" 'Jadi kalau begitu Pena Wasiat memang pernah mempunyai niat untuk mengunjungi perguruan kalian?' tanyaTan Tiang kim.

“Aaaai... ! Apa yang kuketahui pun hanya terbatas sampai disini saja. "

"Seandainya Pena Wasiat benar-benar pernah berkunjung ke perkampungan Ing-gwat-san-ceng maka hal ini merupakan suatu masalah yang amat besar sekali, kata Tan Tiang kim lagi..

"Itu berarti orang yang menyerang Ing-gwat-san-ceng, sebetulnya bertujuan untuk mencari Pena Wasiat' sambung Pek Bwee.

"Tapi anehnya Pena Wasiat bisa berkenalan dengan Tiong Leng kang!".

"Yaa, benar, selamanya Pena Wasiat tak pernah berhubungan dengan orang lain, ia bisa mengadakan kontak dengan pihak Bu-khek-bun ?"

Tiba-tiba Cu Siau-hong menghela napas panjang, selanya:

'Tan locianpwe, menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan, sebenarnya Pena Wasiat itu adalah seorang manusia macam apa?"

"Soal ini. apakah kau maksudkan latar belakangnya?"

"Maksudku, aku ingin tahu yang dinamakan Pena Wasiat itu sesungguhnya seorang kakek atau seorang pemuda?'

"Untuk membedakan dia itu terdiri dari seorang atau beberapa orang saja kami tak bisa, mana mungkin bisa tahu kalau dia itu seorang pemuda atau seorang tua?" "Loya cu, besar kemungkinan kalau Pena Wasiat memang benar-benar pernah berkunjung keperkampungan Ing-gwat-san-ceng"

"Aaai... akupun berpendapat demikian" kata Pek Bwe sambil menghela napas panjang, "cuma gerak geriknya terlampau rahasia kecuali Leng kang, orang lain tak mungkin akan tahu"

"Apakah subo juga tidak tahu?" tanya Tang Cuan. "Kemungkinan  besar  memang  begitu,  suhu  mu adalah

seorang kuncu sejati, apa yang telah diucapkan tak pernah

diingkari, aku percaya semua persoalan yang telah diluluskan olehnya pasti akan dipegang teguh."

"Maksud locianpwe, walaupun Pena Wasiat telah sampai didalam perkampungan Ing-gwat-san-ceng, namun kecuali suhu seorang, tiada orang kedua yang mengetahuinya"

“Soal ini lohupun hanya menduga-duga saja."

Cu Siau-hong segera menghembuskan napas panjang, gumamnya:

"Tampaknya memang tak bakal salah lagi"

Mendadak Pek Bwe menghentikan langkahnya dan memperhatikan wajah Cu Siau-hong dengan sinar mata tajam, setelah memperhatikan sekian lama dia berseru:

"Nak... kau..."

Dengan cepat Cu Siau-hong menukas.

"Locianpwe, jangan mencurigai apa-apa, maksud boanpwe hanya lah..." Lama ia menjadi tertegun dan tak mampu melanjutkan kembali kata-katanya. Pek Bwe segera menyambung: "Hanya merasa heran, kenapa Pena Wasiat mau bertemu dengan suhumu?"

"Benar, boanpwe memang bermaksud demikian" “Dengan matinya Leng kang maka persoalan inipun

menjadi tiada buktinya lagi, aku rasa tak perlu dibicarakan lebih jauh"

'Soal ini "

'Pengemis tua" tukas Pek Bwee. "kau tak usah menaruh curiga lagi, Pena Wasiat adalah seorang manusia yang amat misterius, dia ingin berjumpa dengan Leng kang, mungkin hanya ingin membuktikan satu persoalan saja.

"Kalau menurut keadaan yang sebenarnya Tiong buncu paling tidak pasti akan mengajak Pek heng untuk merundingkan persoalan itu" kata Tan Tiang kim..

"Aaai.. pengemis tua, biar lohu terima dalam hati saja, separuh hidupku aku hidup menggantungkan menantu, apalagi belakangan ini umurku sudah makin menanjak dan tak mau berkeliaran dalam dunia persilatan lagi, itulah sebabnya aku bertekad untuk mengundurkan diri dan pindah dari perkampungan Ing-gwat-san-ceng"

Tan Tiang kim hanya termenung saja tanpa mengucapkan sepatah katapun juga.

Tiba di kota Siang yang semua jago pun segera kembali ke kamarnya masing-masing untuk beristirahat.

Kini anggota Kay-pang yang kena kewajiban menjaga bertambah banyak, soal keamanan sudah barang tentu tak perlu dikuatirkan lagi oleh Cu Siau-hong sekalian.

Kentongan pertama malam itu, tiba-tiba Pek Bwe muncul didalam kamar tidurnya Cu Siau-hong. Waktu itu, Cu Siau-hong baru saja selesai bersemedi, dia segera menghidangkan secawan air teh sambil katanya:

"Loya cu, kau. "

'Nak, mari kita bertemu dengan Kay-pang pangcu" tukas Pek Bwe dengan suara lirih, 'cianpwe yang berbudi luhur ini mempunyai pengalaman yang luas sekali dalam pembicaran nanti kau harus lebih berhati-hati"

"Apa yang diartikan dengan berhati-hati dalam pembicaraan? Loya cu maksudkan setiap pertanyaan harus dijawab ataukah setiap pertanyaan jangan dijawab sepenuhnya?"

"Jangan berbohong, dan jangan menipu, bila menjumpai persoalan yang tak dapat di jawab, katakan saja secara terus terang kalau kau tak mampu menjawabnya"

"Tecu mengerti"

"Baik, mari kita berangkat sekarang"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar