Pena Wasiat (Juen Jui Pi) Jilid 21

"Siau-hong, dan orang itu adalah kau?" sambung Pek Bwee. Pek Hong, Tang Cuan segera ingin bertanya, sebab mereka merasa kurang begitu mengerti, tapi setelah dipikir sebentar, dangan cepat mereka berdua baru memahami maksud dari perkataan itu.

Sementara itu Cu Siau-hong sudah mengangguk.

'Siau-hong akan berusaha dangan segala kemampuan yang kumiliki!" janjinya. "Coba pikirkan, perlu tidak kita hubungi pihak Kay-pang didalam tindakan ini?'?

“Sepantasnya kalau memberi kabar kepada mereka, sebab menurut pendapatku, semua gerak gerik kita sekarang sudah berada dibawah perlindungan serta pengawasan mereka, dan lagi kita pun butuh dua tenaga pihak mereka.”

“Yang seorang adalah kau, masih ada seorang lain siapa?"

'Seng susiok!"'

Pek Bwe segera tertawa.

"Benar! Sekarang Tang Cuan sudah menjadi seorang ciangbunjin, tentu saja dia tak boleb menyamar dangan semaunya sendiri!"

"Ayah!" sela Pek Hong. "aku lihat, terpaksa mesti merepotkan kau untuk merundingkan persoalan ini dengan Tan Tiang kim"

Tanpa membuang waktu lagi Pek Bwe segera bangkit berdiri dan beranjak dari situ.

Lebih kurang sepertanak nasi kemudian, Pek Bwe, Tan Tiang kim dan dua orang pengemis muda telah muncul disitu.

Tan Tiang kim langsung menunjuk kearah Seng Tiong gak dan Cu Siau-hong sambil perintahnya: "Nah, seperti kedua orang itu, harap kalian segera turun tangan !' Dua orang pengemis itu mengamati wajah Seng Tiong gak dan Cu Siau-hong sebentar kemudian sambil menjura katanya:

"Harap bisa meminjam pakaian kalian berdua"

Selesai mendapatkan pakaian yang diperlukan, mereka segera mengundurkan diri dari situ. Sepeninggal mereka, sanbil tertawa Tan Tiang kim lantas berkata:

"Pangcu kami merasa sangat cocok dangan Cu sauhiap, secara khuzus beliau telah mengundang datang dua dari keempat pengawal pribadinya untuk diperbantukan disini, usia dari kedua orang ini tidak terlampau besar, tapi mereka justru merupakan jago lihay dari perkumpulan kami. Yang seorang bernama Ciu heng sedangkan yang lain bernama Ong Peng !"

"Yaa, ilmu menyamar yang mereka miliki juga merupakan jago yang paling lihay dalam Kay-pang, maka yang seorang disebut Sin jut (dewa melintas) sedang yang lain dinamakan Kui meh (setan menyelinap)!" sambung Pek Bwe.

Tan Tiang kim segera terbahak-bahak.

"Haaahhh haaahhh haaahhh Pek heng, sudah banyak tahun kau tak pernah melakukan perjalanan lagi didalam dunia persilatan masih begitu jelasnya"

"Empat manusia pintar dari Kay-pang, terdiri dari Thian gan (mata sakti) Cian jiu (tangan seribu), Sin jut (dewa melintas) dan Kui meh (setan menyelinap), siapakah yang tidak tahu tentang nama nama mereka? Sekalipun lohu sudah pensiun, nama besar dari keempat orang ini mah masih melekat dalam benakku!" “Ooh semasa masih hidupnya dulu, Leng kangjuga pernah membicarakan soal ini danganku" kata Pek Hong, “sungguh beruntung hari ini kami dapat bersua"

Tan Tiang kim menghela napas panjang katanya kemudian:

"Pangcu kami selalu merasa murung dan berduka atas kematian dari Tiong ciangbunjin, Kay-pang bertekad akan mengerahkan segenap kekuatan dan segenap jago-jago pilihannya untuk menunjang perguruan Bukhek-bun anda"

Sementara pembicaraan sedang berlangsung, dua orang Seng Tiong-gak dan dua orang Cu Siau-hong telah muncul didalam ruangan?.

Seandainya warna pakaian mereka tidak berbeda, hampir saja sulit buat Pek Hong untuk membedakan mana yang  asli dan mana yang palsu .....

Tang Cuan segera menjura, katanya dengan cepat: "Demi urusan Bu-khek-bun, terpaksa harus merepotkan

kalian berdua, Tang Cuan merasa berterima kasih seka li" Ciu Heng dan Ong peng buru-buru membalas hormat.

"Sedikit tenaga kami yang tak seberapa tidak berani menerima ucapan terima kasih dari ciangbunjin"

"Kalian bermaksud akan berangkat kapan? tanya Tan Tiang kim kemudian setelah hening sejenak. 'Berangkat sekarang juga!" sahut Tang Cuan.

"Locianpwe, kau juga ikut?" tanya Pek Hong..

"Ikut! Toh jejak kita tak akan berhasil mengelabuhi mereka, kelebihan aku si pengemis tua seorang juga bukan menjadi masa?lah.'

Pek Bwee tertawa, katanya kemudian: "Sekalipun tak bisa mengelabuhi mereka, toh kitapun tak bisa mengunjungi tempat tersebut dengan begitu saja. Paling tidak, kita harus buyarkan sedikit perhatian mereka. sehingga musti mengutus dua orang untuk menguntil kita"

"Aku si pengemis tua sudah terbiasa denngan dandanan pengemisku ini, bila aku disuruh berganti pakaian lain, bisa jadi malah membuatku merasa amat canggung!"

"Soal ini siaute huga tahu, sebagian besar orang Kay pang memang lebih suka muncul dalam dunia persilatan dengan wajah aslinya"

"Itu sih belum tentu, misalnya Sin jut dan Kui meh, mereka juga anggota Kay-pang, tapi mereka sering muncul di dalam dunia persilatan berganti rupa"

"Sekarang, kita sedang bekerja untuk perguruan Bu-khek bun, bukan untuk pihak Kay-pang, kelihatannya terpaksa aku musti menyaksikan dirimu sebentar"

Tan Tiang kim tertawa getir.

"Seandainya aku si pengemis tua harus berganti pakaian juga, lebih baik biarkan aku berdandan sebagai seorang tua bangka yang rudin, aku si pengemis tua sudah pasti tak akan mampu bergaya seorang hartawan yang kaya raya"

"Konon dia adalah seorang-jago persilatan yang sudah pensiun, oleh karena dia suka akan tumbuh? tumbuhan maka dibangunnya kebun raya Ban-hoa-wan ini untuk dipersembahkan kepada masyarakat, konon orang yang belum berkunjung ke kebun raya Ban-hoa-wan, tidak dianggap pernah berkunjung ke kota Siaog yang"

"Benar, pemilik dari kebun raya Ban-hoa-wan ini bukan lain adalah Pek cau sianseng (tuan seratus rumput) yang tersohor namanya pada tiga puluh tahun berselang" "Thio Pek cau?" seru Tan Tiang kim, "bukankah dia sudah mati?"

"Ia pandai sekali didalam ilmu pertabiban, setelah lolos dari bencana tempo hari, dengan alasan mengundurkan diri dari dunia persilatan, dibangunnya kebun raya Ban-hoa wan ini, tempo hari mukanya menderita suatu luka bacokan yang parah sekali maka menggunakan kesempatan itu pula dia mereparasikan wajahnya yang luka parah. cuma sayang dia sudah lupa menghilangkan tahi lalat di bawah telinga kirinya sehingga jejaknnya berhasil kuketahui, cuma aku pernah meluluskan permintaannya untuk tidak membocorkan rahasia ini tapi keadaan situasi pada hari ini sangat istimewa, terpaksa rahasia ini siaute bocorkan juga kepada saudara Tan"

Sementara itu. Pek Hong sekalian sudah meninggalkan tempat itu. Sambil tertawa Tan Tiang kim lantas berkata lagi:

"Thio Pek cau adalah seorang tabib kenamaan dalam dunia persilatan, masa dia mempunyai hubungannya dengan para Hek pa kiam su tersebut?"

"Sukar untuk dikatakan, dengan begitu rahasianya Hek pa kiam su, bisa saja semua hal akan terjadi, bayangkan sendiri, siapa yang akan menyangka kalau salah seorang pelayan dari rumah makan Wong kang lo ternyata adalah salah satu diantara pendekar pedang macan kumbang hitam

?"

Tan Tiang kim terbungkam.

Sudah hampir separuh dari masa hidupnya itu berkelana dalam dunia persilatan, peristiwa yang pernah dijumpai juga tak terhitung banyaknya, tapi dia tidak pernah me?nyangka  kalau  seorang  pendekar  pedang  yang sangat lihay ternyata adalah seorang pelayan dari sebuah rumah makan ....

Kembali Pek Bwee berkata:

"Nama besar Thio Pek cau dimasa lalu cukup baik, karena dia telah menolong dua orang murid Bu tong pay yang terkurung. tapi kejadian itu sudah berlangsung tiga puluh tahun berselang."

“Sedangkan kebun raya Ban-hoa-wan juga sudah dibangun dua puluh tahunan, masihkah dia seperti Thio Pek cau tempo dulu, siaute tak berani meyakini seratus persen"

"Aku lihat perkataan dari Ti Thian hua juga belum tentu bisa dipercaya, aku sudah mengundang beberapa orang jago lihay dari Kay-pang untuk secara diam-diam mengawasinya, bila kali ini dia berani berbohong maka kita tak boleh melepaskannya begitu saja"

"Siauli telah meluluskan permintaannya untuk membiarkan dia pergi dengan bebas kemana saja dia akan pergi, Bu-khek-bun tak bisa mencampuri urusannya lagi, jika Kay-pang mau menerima tugas ini, cara tersebut memang paling baik"

"Kesemuanya ini muncul dari ide Kay-pang sendiri, tentu saja sama sekali tak ada hubungannya dengan Bu khek-bun"

"Sekarang, kitapun harus berangkat. hayolah kita ganti pakaianmu dulu"

Sementara itu, Seng Tiong-gak telah menyaru sebagai seorang sastrawan yang memakai jubah biru, dia langsung berangka menuju ke kebun raya Ban-hoa-wan. Sedangkan Cu Siau-hong menyaru sebagai kacung bukunya dan mengikuti di belakang.

Seng Tiong-gak memang dasarnya tampan, penyaruannya kali ini boleh dibilang mirip sekali.

Kebun raya Ban-hoawan terletak sepuluh li diluar kota, kebun raya kenamaan ini telah mengundang datangnya beribu-ribu pengunjung, diluar kebun raya terbentuk semacam kota satelit kecil yang mengelilingi kebun tadi.

Tiga buah rumah penginapan besar, puluhan warung makan menambah semaraknya keramaian disekeliling tempat itu.

Namun rumah rumah penginapan tersebut serta warung warung makannya masih terdapat suatu jarak tertentu dengan kebun raya Ban-hoa-lo, yang paling dekatpun masih selisih dua puluh kaki lebih.

Inilah peraturan dari pemilik kebun raya Ban-hoa-wan yang menginginkan ketenangan kebun raya tersebut terjamin, maka mereka tidak diperkenankan berada terlampau dekat.

Seng Tiong-gak sekalian berangkat menjadi beberapa rombongan, belum lama kedua orangitu tiba. Pek Hong, Tang Cuan beserta Sin jut, Kui meh yang menyaru sebagai Seng Tiong-gak dan Cu Siau-hong telah tiba pula di depan kebun raya tersebut.

Hari ini tidak begitu banyak pengunjung yang mengunjungi kebun raya Ban-hoa-wan tersebut, didepan pintu kebun berdiri dua orang penjaga kebun.

Kui meh Ong Peng yang menyamar sebagai Cu Siau hong, segera maju ke depan dan menghampiri ke empat orang penjaga itu, kemudian sambil menjura katanya: "Harap kalian berempatsuka memberijalan. "

Rupanya ke empat orang penjaga kebun yang sebenarnya berdiri di kedua sisi pintu kebun itu segera merentangkan badannya dan menghadangjalan pergi Ong Peng begitu melihat kedatangan orang itu.

Ong Peng segera tertawa dingin, serunya:

'Kebun raya Ban-hoa-wan selamanya adalah tempat rekreasi yang boleh dikunjungi oleh siapa saja, mengapa hari ini tak boleh masuk?"

Penjaga kebun yang berada disebelah kiri segera tertawa hambar, sahutnya:

"Kebun raya Ban-hoa-wan adalah kebun raya milik pribadi seseorang, kalau dibilang setiap orang boleh masuk untuk mengunjunginya, itupun karena berkat kebesaran jiwa majikan kami, jadi andaikan kami tidak memperkenalkan kehadiran seseorang, tentunya tindakan ini juga tidak kebangetan bukan?"

Kui meh Ong Peng adalah seorang-jago kawakan yang sudah seringkali melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, pengetahuannya sangat luas dan pengalamannya juga matang, dia segera tersenyum.

“Betul juga ucapanmu itu, entah bolehkah aku mengajukan beberapa buah pertanyaan lagi?" katanya.

'Boleh,bila kau ada pertanyaan, silahkan saja diajukan kepada kami "

"Aku ingin bertanya, kenapa hari ini kebun raya Ban hoa-wan ditutup untuk umum?"

"Selama setahun lebih kebun raya Ban-hoa-wan selalu dibuka   untuk   umum,   maka   hari   ini   kami mengambil keputusan untuk libur, siapa tahu kalian telah berkunjung kemari"

"Ooooh.... kalau begitu sungguh kebetulan sekali! Lo heng siapa namamu?"

"Aku Go Heng !"

"Ooooh. rupanya saudara Go !"

"Tidak berani, tidak berani!"

"Saudara Go, soal berkunjung ke kebun raya Ban-hoa wan atau tidak, bagiku bukan menjadi persoalan, Cuma beberapa orang yang datang bersama siaute justru merupakan orang-orang kenamaan dari dunia persilatan!"

"Ohh, siapa mereka ?"

"Tong hujin dari Bu khek-bun serta ciangbunjin perguruan tersebut"

Dengan cepat Go Heng menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Kami merasa tidak kenal"

"Saudara Go, aku lihat persoalan ini juga tidak bisa diputuskan olehmu sendiri, lebih baik berilah laporan dulu ke dalam !"

"Laporan? Laporan kepada siapa?" Pemilik kebun raya ini"

"Aku lihat hal ini tidak perlu lagi!" Ong Peng segera tertawa, serunya:

"Aku tahu kau adalah seorang penjaga kebun sungguhan, apalah artinya melibatkan diri dalam pertikaian dunia persilatan?"

"Soal itu mah, aku tidak begitu mengerti! Mendadak Ong Peng maju ke depan dan secepat kilat mencengkeram pergelangan tangan kanan Go Heng. kemudian serunya:

"Aku rasa, kau pasti akan mengerti!"

Tenaga dalamnya segera dikerahkan ke luar, seketika itu juga Go Hong merasakan tulangnya amat sakit seperti mau retak-retak sehingga tak dapat dikuasahi lagi dia menjerit tertahan.

Pelan-pelan Tang Cuan maju beberapa langkah kebelakang, tangannya segera di kibaskan kemuka dan tiga orang yang lain segera mundur ke belakang terbirit-birit.

Begitu semua penjaga kebun itu sudah mundur, dia langsung maju kedepan dan membuka pintu kebun raya itu.

Anehnya, kecuali keempat penjaga kebun itu, ternyata tiada orang lain yang menghalangi jalan pergi mereka.

Ong Peng segera melepaskan cengkeramannya pada pergelangan tangan Go Heng, setelah itu ujarnya: "Saudara Go sekarang tentunya kau sudah mengerti bukan?".

Ia tinggalkan korbannya dan menyusul rekan-rekan yang lain.

Setelah memasuki pintu kebun terlihatlah lautan bunga terbentang didepan mata, pemandangan disana indah dan sangat menarik hati.

Dengan langkah cepat Ong Peng menyusul Tang Cuan, lalu bisiknya.

"Tang ciangbunjin tampaknya urusan agak sedikit mencurigakan"

"Apakah Ong heng menjumpai sesuatu yang tidak beres?" tanya Tang Cuan dangan cepat. "Menurut apa yang kuketahui, kebun raya Ban-hoa-wan sepanjang tahun terbuka untuk umum dan tiap tahun selewatnya tahun baru baru ditutup selama  setengah  bulan. "

"Maksud Ong heng mereka sengaja berbuat demikian demi menghadapi kita ?" sambung Tang Cuan..

"Benar! Dengan ditutupnya kebun raya Ban-hoa-wan, mencegah kedatangan para pelancong, maka untuk menghadapi kita, hal ini bisa dilakukan lebih leluasa lagi."

"Betul lautan bunga ini paling tidak mencapai puluhan hektar, bila dibalik lautan bunga itu bersembunyi seseorang lalu menyergap secara diam-diam, sulit memang buat kita untuk menghidarkan diri".

Ong Peng manggut-manggut.

"Itulah sebabnya, keadaan kita sekarang berbahaya sekali, salah langkah bisa berakibat kematian yang mengerikan"

"Lantas menurut Ong heng, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Tang Cuan.

"Sepintas lalu kita berlagak santai seolah-olah tak pernah terjadi sesuatu apapun, secara diam-diam kita perketat penjagaan kita... terutama kewaspadaan harus  ditingkatkan"

Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh.

"Aku lihat, keadaan disini makin lama semakin mengherankan"

"Apakah Ong Peng telah menemukan sesuatu.”

Selamanya Kebun raya Ban-hoa-wan dikunjungi oleh beribu-ribu bahkan jika sedang ramai bisa dipadati berpuluh ribu  pengunjung,  tapi  hari  ini  secara  tiba-tiba  suasana menjadi begini hening dan sepi, dan lagi diluar kebun raya juga tidak nampak ada pengunjung yang berkumpul disitu."

Mendadak Tang Cuan menghentikan langkah kakinya, kemudian menukas dengan cepat.

"Sekalipun hari ini kebun raya ditutup bagi umum dan pengunjung dilarang masuk kemari, sepantasnya kalau ada orang yang berkumpul di depan pintu gerbang kebun raya."

"Itu berarti, kebun raya Ban-hoa-wan sudah ditutup selama puluhan hari lamanya?"

"Itu sih tidak, Cuma kalau kita datang setengah  hari lebih awal, mungkin keadaan akan berbeda"

Tang Cuan mengawasinya sekejap, lautan bunga yang terbentang didepan matanya itu, ia merasa seluruh jalanan yang berada dalam kebun itu hampir sebagian besar menembusi lautan bunga itu.

Jalan tembus itu memang cukup lebar, akan tetapi kedua belah sisinya penuh dengan pohon bunga yang lebar, diantara kebun dengan aneka bunga yang beraneka warna ini, lamat-lamat terasa terkandung selapis hawa napsu membunuh yang sangat mengerikan.

Diam-diam menghembuskan napas panjang, kemudian berkatalah ketua dari Bu-khek bun itu:

"Setiap langkah kita dan setiap detik yang kita lalui, kemungkinan besar terancam bahaya maut. kemungkinan besar dibalik popohonan bunga yang sangat lebat itu tersembunyi pembunuh-pembunuh yang menyeramkan "

"Kemungkinan besar mereka akan turun tangan bersama" kata Ong Peng, "tapi kemungkinan juga mereka akan melepaskan selapis jarum beracun dan pisau beracun" Tang Cuan mengerutkan alis matanya rapat-rapat, sambil menengok wajah Ong Peng, katanya kemudian:

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

"Menurut pendapatku, lebih baik kita bentuk satu barisan yang serentak bisa mengawasi empat arah delapan penjuru"

"Benar! Jika mereka tidak mulai melancarkan sergapan, memang susah buat kita untuk menemukan jejak mereka"

Setelah keputusan diambil dengan kesiap siagaan penuh ke empat orang itu segera berjalan menembusi lautan bunga itu.

Diluar dugaan ternyata tak seorang manusiapun yang mereka jumpai, selama menelusuri jalan berbatu putih yang membentuk mengitari hutan bunga tersebut.

Tiada orang yang melancarkan sergapan, tiada senjata rahasia yang disambitkan, pun tiada sebatang jarum beracun pun yang dilepaskan ke arah mereka.

Tang Cuan merasa agak kecewa, katanya sambil tertawa. "Tampaknya terlalu banyak yang kita pikirkan"

"Kesemuanya ini menerangkan bahwa kita telah berjumpa dengan seorang musuh yang lihay sekali' kata Ong Peng. "rupanya mereka tak mau bertindak sembarangan, mereka hanya menunggu, jika macan kumbang hendak melukai orang, iapun punya kesabaran yang luar biasa. Mereka pasti sedang menunggu saat yang paling tepat untuk melancarkan sergapan yang mematikan kita."

Tang Cuan mendongakkan kepalanya dan memandang sekeliling tempat itu, lebih kurang tiga kaki didepan sana terlihat sebuah gardu bersegi delapan, banyak lukisan indah tergantung diatas pilar, dalam gardu itu berjajar beberapa buah meja dan puluhan bangku.

Tampaknya tempat itu digunakan untuk beritirahat atau mendahar makanan kecil, tapi suasana waktu itu sangat hening, sepi dan tak nampak sesosok manusiapun.

Ong Peng memandang gardu itu sekejap kemudian katanya sambil tertawa:

"Bila bunga dalam kebun raya Ban-hoa-wan sedang mekar, tempat ini penuh dengan lautan manusia, mau mencari tempat duduk saja suakrnya bukan main, tak nyana kalau hari ini suasana begini lenggang dan sepi."

"Ong heng, seringkah kau berkunjung ke kebun raya ini

?" bisik Tang Cuan lagi. "Dua kali"

"Mau apa ?"

"Kedatanganku yang pertama karena tertarik oleh pemandangan alam yang begitu indah di tempat ini, selain itu akupun sudah mulai curiga dengan tempat ini, sebab tempat yang setiap hari dikunjungi beribu-ribu orang pengunjung merupakan tempat yang paling cocok untuk menyembunyikan segala macam kejahatan"

Sementara itu, beberapa orang tersebut sudah tiba di dalam gardu, tampak meja kursi disana tampak amat rajin dan bersih.

Keempat orang itu segera memilih sebuah meja dan duduk.

"Saudara Ong, tahukah kau tempat dalam kebun ini yang dipakai untuk memelihara harimau?" tanya Tang Cuan kemudian. "Kandang macan letaknya di tengah bukit sana, dikelilingi kandang kayu yang tinggi dan di dalamnya terpelihara dua puluhan ekor harimau besar"

"dan telaga lei hi?"

"Empang untuk memelihara ikan leihi itu terletak tak jauh didepan sana, tempat itu berupa sebuah empang yang luasnya mencapai tiga empat hektar, dalam empang banyak dipelihara ikan leihi emas yang besar-besar."

"Konon kandang macan dan empang ikan leihi merupakan dua tempat yang paling berbahaya di dalam kebun raya Ban-hoa-wan ini?"

"Kalau dibilang kandang macan berbahaya, tidak salah ucapan tersebut, sebab ke dua puluhan ekor macan itu tampaknya sangat bengis, ganas dan berbahaya, bila mereka sampai terlepas dari kandangnya, sulit buat orang untuk menghindarkan diri dari tubrukan mereka. "

Setelah berhenti sebentar, terusnya:

"Mengenai empang ikan leihi aku tidak menjumpai sesuatu yang berbahaya, Cuma air dalam empang itu memang dalam sekali, agaknya merupakan sebuah empang alam yang kemudian dipercantik oleh pemilik kebun raya ini"

"Sunio" kata Tang Cuan kemudian, "mungkin Ti Thian hua si bocah keparat itu Cuma berbicara sembarangan, tujuannya tak lebih agar kita mau menolong dirinya."

Dengan cepat Pek Hong menggeleng.

"Aku rasa dia tak mungkin sedang berbohong!..

Ong Peng termenung beberapa saat lamanya, kemudian katanya: "Mungkinkah dibalik empang itu masih tersembunyi suatu alat pembunuh yang ganas dan mematikan?"

"Jika dalam kebun bunga bisa disembunyikan pembunuh lihay, dalam kandang kayu bisa dipelihara harimau, mengapa dalam empang tidak bisa dipasang alat?alat pembu?nuh lainnya?" seru Pek Hong.

"Betul juga perkataan hujin, ketika aku si pengemis kecil berkunjung kemari tempo hari, paling tidak ada beratus orang sedang menonton ikan ditepi empang, maka aku tidak melihat lebih jauh, juga tak pernah terlintas dalam benakku kalau dalam empang ini bisa terdapat ancaman bahaya lain. ketika itu justru semua perhatianku kutujukan pada kandang macan itu"

Sementara itu, Sin jut Ciu Hong yang selama ini membungkam tiba-tiba berbisik: "Ada orang datang!"

Dengan cepat Pek Hong berpaling, tampak dua orang kakek berjubah panjang sedang berjalan mendekat dan langsung masuk kedalam gardu tersebut.

Mereka adalah Pek Bwe dan Tan Tiang kim.

Setelah masuk kedalam gardu, Pek Bwe sama sekali tidak menyapa Tang Cuan sckalian, melainkan bersama Tan Tiang kim menuju ke sudut gardu itu dan duduk disana.

"Sunio, pek locianpwe telah datang" Tang Cuan segera berbisik.

"Sudah kulihat!"

"Mereka juga telah melihat kita!" "Yaa, sudah!"

"Kenapa kedua orang locianpwe itu tidak kemari dan duduk bersama kita?" "Mungkin mereka telah menemukan sesuatu?'" kata Ong Peng, "kedua orang itu merupakan jago kawakan yang berpengalaman luas didalam dunia persilatan, mereka tidak kemari sudah pasti ada alasannya, lebih baik kitapun tak usah menyapa mereka"

Mendadak Ciu Heng melompat bangun, kemudian katanya: "Biar aku yang menengok keadaan disana!"

"Hati-hati!" pesan Ong Peng.

Ciu Heng mengiakan, mendadak dia melompat keluar dari gardu, tampak bayangan tubuhnya berkelebat lewat, tahu-tahu bayangan tubuhnya sudah lenyap dibalik gerombolan bunga sana.

"Cepat betul gerakan tubuhnya dan lincah amat tindak tanduknya" pikir Tang Cuan di hati. Sepasang mata Ong Peng tiba-tiba melirik, ia melejit ke tengah aneka bunga tersebut.

Sin jut, Kui meh merupakan dua orang anggota Kay pang angkatan muda yang paling hebat, mereka berdua selalu bekerja sama dan sudah banyak membuatjasa bagi pihak Kay-pang, diantara mereka berdua tanpa terasa telah timbul suatu ikatan batin dan persahabatan yang akrab sekali ....

Kebun raya Ban-hoa-wan itu yang begitu luas dan lebar, kini berada dalam kesunyian yang mencekam. Mendadak Ong Pengjuga melompat ke depan dan menerjang maju ke tengah gerombolan bunga itu. Menyaksikan kejadian itu, Tang Cuan segera mengerutkan dahinya, lalu bertanya lirih.

"Sunio, apa yang telah terjadi?"

"Entahlah, aku sendiripun tidak menemukan sesuatu perubahan yang mencurigakan" Tak lama kemudian, tampak Ong Peng sambil membimbing tubuh Ciu Heng pelan-pelan berjalan keluar dari gerombolan bunga itu.

Dengan cepat Tang Cuan melompat bangun serunya: "Dia sudah terluka?"

Gerakan tubuh Ong Peng dan Ciu Heng sungguh cepat sekali, belum sempat Tang Cuan melampaui pagar bambu, kedua orang itu sudah menaiki gardu tersebut.

"Ciu heng, kau terluka? 'seru Tang Cuan. 'Untung saja lukanya tidak terlampau parah"

"Apakah kau telah bertemu dengan musuh yang bersembunyi disekitar sana?"

"Tidak, mereka hanya memasang jebakan maut diantara gerombolan aneka bunga itu, untung saja dengan cepat kuketahui ".

"Jebakan maut apa yang telah mereka pasang dalam gerombolan bunga itu.?".

"Jaring beracun!"

"Jaring beracun macam apa? 'tanya Pek Hong. "Semacam  permainan  yang  ringan  tapi  hebat,  dalam

gerombolan   aneka   bunga   itu   mereka   telah  memasang

banyak sekali jaring-jaring kecil, diatas setiap jaring tadi dilengkapi dengan sebatang jarum kecil, ujung jarum itu sangat beracun dan tajam sekali, dan lagi warna jarum dan jaring-jaring itu persis seperti warna bunga, jika tidak diperhatikan dengan seksama, memang sulit un?tuk diketahui."

"Jadi Ciu hengtelah menumbukjaring beracun itu?' "Benar! Aku telah menumbuk di atas jaring berjarum itu, untuk saja aku membawa pil pencegah keracunan dan menelan sebutir."

"Oooh. "

"Sifat racun dari jaring berjarum itu tidak termasuk berat, Cuma jenisnya termasuk jenis racun yang cepat daya kerjanya."

"Ong heng ada satu hal ingin sekali siaute meminta petunjukmu!"

"Tidak berani, silahkan Tang ciangbunjin utarakan!"

Ditengah gerombolan bunga itu sudah dipasang jaring berjarum, sesungguhnya jebakan itu merupakan suatu jebakan yang sama sekali tak terduga, tapi dengan cara apa pula mereka memancing kehadiran kita untuk memasuki gerombolan bunga itu?"

"Caranya terlampau banyak, yang paling sederhana adalah melarikan diri ke dalam gerombolan bunga itu, kita pasti akan mengejar bila melihat ada musuh lari, nah! Dalam kejar mengejar inilah kemungkinan besar sekali kita akan menumbuk diatas jaring berjarum itu"

"Aaai lihay, lihay, sungguh amat lihay, bila tidak menjumpai kejadian ini, tidak tambah pengetahuanku"

"Tang Ciangbunjin, permainan busuk semacam ini baru bisa diperoleh jika pengalamanmu dalam dunia persilatan sudah luas dan matang, aku si pengemis kecil sudah sering kali melakukan perjalanan di dalam dunia persilatan, tidak sedikit yang kuketahui tentang kejadian ini, maka sesungguhnya kejadian ini bukan terhitung sesuatu yang luar biasa buat kami" "Tapi aku toh terjebak juga" sambung Ciu Heng, di atas setiap lembar jaring berjarum itu, paling tidak terdapat dua puluhan batang jarum beracun, asal kena ditumbuk maka semua jarum beracun diatas jaring itu akan menancap di tubuh orang, padahal aku si pengemis sudah bertindak sangat berhati-hati, tapi toh tertumbuk juga sebatang jarum diantaranya, tapi untung juga aku si pengemis tertusuk jarum itu, sehingga rencana busuk mereka yang menakutkan pun bisa diungkap."

"Kalau memang begitu, ditutupnya kebun raya Ban-hoa wan secara tiba-tiba agaknya memang sengaja dilakukan karena tahu jika kita hendak datang. "

"Kalau dilihat dari persiapan disini, tampaknya dugaan dari Tang cianpwe memang tidak salah"

"Sekarang kita sudah tahu kalau dalam gerombolan bunga ada jebakan "

'Kalau dalam gerombolan bunga ada jebakan, itu berarti ditempat lain pun pasti juga ada !" sambung Tang Cuan.

"Perkataan Tang ciangbunjin memang benar, kalau dalam gerombolan bunga ada jebakan, sudah barang tentu ditempat lainpun juga ada"

Pek Hong dapat mendengar bahwa Ong Peng dan Ciu Heng berusaha untuk memberitahukan kepada Tang Cuan betapa berbahayanya dunia persilatan.

Cuma cara tersebut adalah suatu cara tingkat tinggi, mereka hanya memancing pembicaraan, kemudian menyuruh Tang Cuan yang mengambil kesimpulan sendiri.

Mengetahui akan hal ini, Pek Hongpun tidak membongkar rahasia itu lagi, malah sebaliknya dia merasa berterima kasih sekali atas perhatian kedua orang itu. Dalam pada itu, terdengar Ong Peng sedang bertanya: "Tang ciangbunjin, sekarang apa yang harus kita lakukan?"

"Pek loyacu dan Tan tianglo telah bergabung dengan kita, kekuatan dipihak kitapun sudah semakin tangguh, seharusnya kita masuk lebih ke dalam untuk melihat keadaan."

"Betul, kalau tidak memasuki sarang macan, mana mungkin bisa mendapat anak macan?"

"dalam gerombolan bunga meski ada jebakan jaring berjarum, tapi tak seorang manusiapun yang kelihatan, ini menerangkan bahwa mereka sudah mempersiapkan saat operasinya, dan kini saat tersebut belum tiba" Ciu Heng menambahkan.

Kalau begitu kita harus melihat dulu keadaan di empang ikan leihi." Kata Tang Cuan, konon di depan situlah letak empang tersbeut"

"Baik! Mari kubawa jalan."

Seusai berkata dia lantas melangkah maju ke depan lebih dahulu.

Ciu Heng sengaja berjalan di belakang bersanding dengan Pek Hong, lalu ujarnya: "Tiong hujin, ada satu hal aku tak berani mengelabuhi diri hujin. "

"Soal apa ?"

"Kita sudah terjebak dalam kepungan musuh, untuk mengundurkan diri dari gerombolan bunga, sesungguhnya sudah teramat sulit"

"Kenapa ?"

"Selain jaring berjarum, tampaknya di balik gerombolan bunga itu terdapat semacam jebakan lain." "Jebakan apa ?"

"Lebah beracun, sudah kutemukan sekeranjang penuh lebah beracun yang ditutup dengan kain hitam... !"

"Apakah sudah kau kenali betul kalau binatang itu adalah lebah beracun. ?" tanya Pek Hong.

"Aku si pengemis kecil sepanjang tahun berkelana dalam dunia persilatan, tidak sedikit lebah aneh yang pernah kujumpai, lebah itu adalah sejenis lebah beracun berekor hitam yang daya kerja racunnya lihay sekali, satu dua ekor saja mungkin masih bisa ditahan, tapi kalau disengat sampal lima ekor, kemungkinan besar nyawa seorang bisa di renggutnya."

"Oooh, rupanya alat pembunuh yang dipersiapkan dalam kebun raya ini hampir seluruhnya adalah alat pembunuh yang hidup!".

Ciu Heng tertawa getir, katanya lagi:

"Aku si pengemis sudah memperhitungkan soal ini masak-masak, terasa olehku bahwa kesempatan untuk mundur melalui jalan semula tidak terlalu besar, aku si pengemis telah melepaskan tanda bahaya minta bantuan, disamping kita lanjutkan perjalanan memasuki kebun raya ini, paling baik lagi kalau kita bisa menemukan sebuah jalan keluar!"

"Ti Thian hua berulang kali memperingatkan akan bahayanya empang ikan leihi, aku rasa tempat itu pasti terdapat sesuatu ancaman bahaya yang luar biasa sekali"

"Yaa, jika kita hendak menghadapi Ban-hoa-wan, maka tindakan yang paling utama adalah memahami dahulu jebakan yang telah mereka persiapkan"

Pek Hong manggut-manggut. "Kini, kita sudah menemukan sepasang jebakan, dalam gerombolan bunga tersimpan jaring berjarum!"

"Yang lebih penting lagi, kita sudah tahu dengan pasti bahwa kosongnya kebun raya Ban-hoa-wan ini adalah suatu kesengajaan untuk menghadapi kita"

"Sekarang, apa yang harus kita lakukan?"

“Sekalipun dimasa lalu dia sudah sering mengikuti ayahnya berkelana dalan dunia persilatan, tapi dalam hal pengalaman masih selisih jauh bila dibandingkan dengan Sin jut dan Kui meh..

"Agaknya kita hanya mempunyai satu cara saja untuk menghadapi keadaan yang bakal terjadi, disamping mencari akal lain untuk menemukan rahasia mereka"

"Kalau begitu, tempat ini benar-benar adalah sarang dari para Hek pa kiam-su?"

"Agaknya dugaan ini tak bakal salah lagi"

Mendadak Pek Hong bangkit berdiri dan langsung berjalan menghampiri Pek Bwe dan Tan Tiang kim, sambil tertawa getir Pek Bwe segera menegur:

"Mau apa kau datang kemari? Ilmu menyaru wajahku meski lumayan, tampaknya masih belum sanggup untuk membohongi putri sendiri!"

"Ayah, kecuali kau sudah berganti dengan satu stel pakaian, aku tidak menjumpai akan sesuatu yang berbeda dengan dirimu sebelum menyaru"

Pek Bwe segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Tan Tiang kim, kemudian ujarnya. "Saudara Tan,  coba kau bilang, siaute. " "Ayah, Tan tianglo" tukas Pek Hong "Ciu Hong telah menemukan banyak rahasia dari balik gerombolan bunga itu"

"Padahal aku sipengemis ini sudah mengatakan kalau kita tak perlu menyamar lagi dalam operasi kali ini" tukas Tan Tiang kim "malah lebih enak kalau kita masuk dengan terang-terangan.

“Benar!" sahut Pek Hong sambil menganguk "tampak kita sudah tak usah berlagak lagi, dalam kebun raya Ban hoa-wan yang begini luas hanya ada kita beberapa orang saja, entah kita akan berubah menjadi apa saja, rasanya juga tak akan lolos dari pengamatan orang."

"Benar! Setelah kita berganti pakaian, tentu saja tak bisa segera berganti dengan yang lain, cuma... lebih baik kita melakukan perjalanan bersama saja."

"Boanpwe setuju sekali dengan pendapat itu"

"Kudengar dari ayahmu, katanya empang ikan leihi adalah suatu tempat yang berbahaya sekali, benarkah itu?"

"Yaa, dalam gerombolan bunga saja sudah ada jaring berjarum yang amat berbahaya, bisa dibayangkan jebakan dalam empang ikan leihi itu pasti lebih hebat lagi."

"Lantas apa rencanamu kemudian?"

"Aku rasa lebih baik kita berkumpul saja menjadi satu sehingga masing-masing pihak bisa saling membantu."

Mendadak Tan Tiang kim bangkit berdiri kemudian sambil menjura ke sudut gardu katanya.

"Lo heng, kau tak usah bersembunyi disana lagi, setelah kita pergi kau pun harus turun sebentar untuk beritirahat, bersembunyi terus disana, tentu badanmu akan terasa tersiksa." Mengikuti arah yang ditunjuk Tan Tiang kim, Pek Hong menyaksikan disana benar-benar terlihat seseorang sedang berjongkok.

Sekalipun tempat persembunyiannya sudah diketahui bahkan telah ditegur oleh Tan Tiang kim, namun ia belum juga mau turun.

Pek Hong mendengus dingin, dia bersiap-siap akan turun tangan, tapi segera dicegah oleh Pek Bwe, katanya:

"Nak, orang itu cuma manusia kelas tiga yang tak berguna lepaskan saja dirinya"

Sehabis berkata dia lantas beranjak meninggalkan tempat itu.

Setelah enam orang berkumpul menjadi satu, kekuatan merekapun terasa bertambah kuat.

Tang Cuan mulai celingukan kesana kemari dengan harapan bisa menemukan jejak Cu Siau-hong sekalian. Setelah mereka ber enam berkumpul menjadi satu, kelebihan dua orang pun sudah tidak menjadi soal lagi. Sayang, dia tidak berhasil menemukan jejak Cu Siau-hong maupun Seng Tiong-gak.

Tapi dia masih tetap bersabar diri dan tidak mengajukan pertanyaan apa-apa.

Berbeda dangan Pek Hong, dia tak tahan dan sengaja maju ke depan, serunya:

"Ayah, apakah kalian berjumpa dengan Seng sute dan Siau-hong?"

“Ketika berada di pintu tadi kami telah bersua, tapi tidak kulihatjejak mereka masuk kemari!"

"Cu siauhiap cerdik dan lihay, aku rasa kita tak perlu menguatirkan keselamatan nya lagi." Kata Tan Tiang kim. "Locianpwe, apakah kau telah bertemu dengannya?" "Tidak!"

"Soal ini... ?"

"Keponakanku, dikuatirkan juga, malah sebaliknya akan memecahkan konsentrasi?mu, lebih baik kita tak usah memikirkan persoalan itu lagi."

Pek Hong manggut-manggut, katanya kemudian: "Terima kasih atas petunjuk cianpwe."

"Sebelum datang kemari, pangcu juga telah memperingatkan diriku, ia telah memberi satu petunjuk kepadaku, katanya harap diperhatikan empang ikan leihi!"

"Empang ikan leihi tidak lebih kan sebuah empang yang sangat besar dan luas ?"

"Betul, sepintas lalu memang begitu, empang itu tak  lebih hanya sebuah empang yang sangat luas, tapi rahasia apa yang tersimpan dibalik empang tersebut, soal itulah yang tidak diketahui orang luar"

"Apakah Tan cianpwe pernah datang ke kebun raya Ban hoa-wan ini?"

"Belum pernah, cuma orang Kay-pang sering diutus kemari untuk melihat keadaan, sepintas lalu kebun raya ini memang seakan-akan tidak nampak ada sesuatu yang luar biasa, tapi bila kita amati setingkat lebih dalam maka akan diketahui bahwa dibalik kesemuanya itu secara lamat-lamat tersembunyi selapis hawa pembunuhan yang sangat mengerikan"

"Apakah Lo-pangcu juga mengetahui kalau kebun raya ini ada sesuatu yang tak beres?."

"Benar!" Tan Tiang kim mengangguk, "Lo-pangcu pernah berkunjung satu kali kemari." "Selama banyak tahun belakangan ini, lo-pangcu jarang sekali berkelana dalam dunia persilatan, kapan sih dia pernah berkunjung ke kebun raya ini?" sela Pek Bwee.

"Di dalam dunia persilatan, lo-pangcu tak pernah beristirahat, dia sering kali melakukan perjalanan di dalam dunia persilatan, Cuma saja dia selalu menyamar, sehingga tak mungkin ada yang menyangka kalau lo-pangcu sebetulnya sering keluar dengan wajah lain.."

Setelah berhenti sebentar, lanjutnya:

"Kalau dibicarakan sesungguhnya memalukan sekali, dia orang tua sudah tua, bukan saja tak bisa mengesampingkan tugas berat nya sebagai pangcu, lagipula harus seringkali melakukan perjalanan di dalam dunia persilatan, pada tiga tahun berselang, dalam suatu rapat yang diselenggarakan para tianglo, baru diketahui kalau lo-pangcu kami itu masih seringkali melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, setelah mengetahui kejadian itu semua orang merasa terharu bercampur malu, oleh sebab itu beberapa orang tianglo-sebenarnya sudah mengundurkan diripun secara sukarela kembali melaporkan diri ke markas dan terjun kembali ke dalam dunia persilatan untuk menegakkan keadilan bagi dunia persilatan.."

"Apakah lo-pangcu mempunyai firasat lain sehingga dia sampai mengambil keputusan untuk berbuat demikian ?"

"Sekalipun dia orang tua usianya makin bertambah akan tetapi pikirannya justru bertambah tajam, dia memiliki suatu ketajaman firasat yang melampaui siapapun, dua tahun berselang, kami beberapa orang tianglo sudah menganjurkan kepadanya, agar banyak beristirahat dan tak usah terlampau lelah, tapi sambil menghela napas dia berkata kepada kami, bahwa dalam beberapa tahun mendatang dalam dunia persilatan pasti akan terjadi suatu peristiwa besar, dia berharap bisa berjumpa dengan Cun ciu pit (si Pena Wasiat). Tapi manusia yang bagaikan naga sakti yang kelihatan kepala tak nampak ekornya ini hanya pernah muncul satu kali pada sepuluh tahun berselang, dikala dia sedang mengumumkan kejadian besar dalam dunia persilatan."

-oOo>d’w<oOo-

"AAAI, sulit untuk bertemu dengan orang itu”.. tukas Pek Bwe sambil menghela napas.

"Tapi kali ini keadaannya berbeda, kami semua pasti akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mewujudkan keinginan dari lo-pangcu kami itu." sambung Tan Tiang kim.

Sekali lagi Pek Bwe menghela napas panjang....

"Aku rasa, pekerjaan ini bukan suatu pekerjaan yang terlalu gampang "

"Memang tidak gampang, cuma aku pikir si Pena Wasiatjuga manuzia, asal dia adaliah manusia maka kita akan mempunyai kesempatan untuk berjumpa dengannya"

"Denganjumlah anggota Kay-pang yang begitu banyak, seandainya benar-benar ingin mencari jejaknya, aku rasa pekerjaan ini belum pasti merupakan suatu pekerjaan gampang, cuma. "

Tan Tiang kim segera tertawa, tukasnya.

"Aku mengerti, dalam hati kecilmu kau pasti tak akan setuju dengan tindakan semacam ini, waktu itu kami sendiripun merasa heran, mengapa lo-pangcu ingin mencari orang itu. Dia merupakan tonggak keadilan dari seluruh umat    persilatan,    kedudukannya    jauh    diatas  pelbagai perguruan dan partai yang ada didunia ini, seandainya berhasil membongkar rahasianya, bukankah hal ini justru akan sangat mempengaruhi kewibawaan Pena Wasiat dalam dunia persilatan?"

"Betul, lohu juga perpendapat demikian."

"Akan tetapi setelah kudengar penjelasan dari lo-pangcu, kami baru merasa bahwa pandangan hidupnya memangjauh melebihi siapapun didunia ini'..

"Apa yang dia katakan?"

"Dia bilang beberapa tahun belakangan ini suasana dalam dunia persilatan terlampau tenang, kritik pedas dan pengungkapan kelicikan yang dilakukan Pena Wasiat meski membuat orang ketakutan, tapi bukan berarti telah membawa mereka yang jahat kembali ke jalan yang benar, malahan sebaliknya justru memaksa mereka bertindak lebih berhati-hati, lebih teliti dan memaksa pula mereka yang berniat jahat menyembunyikan rencana busuknya itu secara ketat. Selain daripada itu, dia masih memberitahukan kepada kami kalau tenangnya dunia persilatan hanya kelihatan secara sepintas lalu saja, padahal suatu badai dahsyat sudah bersiap-siap memporak porandakan dunia persilatan, sayang mereka takut dengan Pena Wasiat, maka jejak mereka tak sampai bocor atau meninggalkan tanda bekas, mereka sedang menunggu, menunggu datangnya kesempatan baik, maka tiga tahun setelah kemunculan Pena Wasiat suatu badai yang mengerikan pasti akan terjadi !"

"Ehmm, memang masuk diakal!" Pek Bwee manggut manggut.

"Semenjak dua tahun berselang pangcu kami sudah mulai mempersiapkan diri secara baik-baik, adapun tujuan lo-pangcu ingin berjumpa dengannya yang paling penting adalah untuk melindungi keselamatan jiwanya" "Oooh. rupanya begitu!"

"Sekalipun hendak melindunginya, juga tidak seharusnya begitu tergesa-gesa" sela Pek Hong.

"Disinilah justru terletak kelihayan dari lo-pangcu" "Maksudmu?"

'Selama beberapa tahun ini, segenap anggota Kay-pang telah memusatkan perhatiannya untuk bekerja, setiap orang hampir semuanya mempunyai jalan pikiran begitu, sekalipun kami selalu bertindak secara rahasia, namun mustahil rahasia ini bisa dipertahankan terus, itu berarti kemungkinan besar tindakan kami akan memaksa kekuatan yang sebenarnya hendak menghadapi Pena Wasiat itu akan bersitegang dengan kami. Semakin besar tegangan itu terjadi, berarti semakin besar pula kemungkinannya untuk terbongkar semua rahasianya"

"Yaa, betul juga perkataan ini "

Tan Tiang kim menghela napas sedih, terusnya. "Terhadap peristiwa berdarah yang menimpa Bu-khek-bun, meskipun lo-pangcu merasa sedih karena kehilangan teman, beliaupun merasa amat menyesal sekali "

"Kalau sedih karena kehilangan teman" tukas Pek Hong, "hal ini disebabkan lo-pangcu sudi memberi muka kepada mendiang suamiku Leng kang, tapi soal menyesal rasanya tidak perlu, sebab apa sangkut pautnya peristiwa ini dengan Kay-pang?"

"Menurut pendapat pangcu, musibah yang menimpa Bu khek-bun kali ini adalah dikarenakan pihak lawan kena terdesak makin hebat sehingga mau tak mau mereka harus mengalihkan siasat ini dengan menimbulkan pelbagai kekacauan disini, agar pihak Kay-pang menjadi terpecah perhatiannya dan ikut terombang-ambing kesana kemari" "Oooh "

"Itu menurut pandangan lo-pangcu, dia orang tua memang selamanya lebih banyak menegur diri sendiri daripada terhadap orang lain"

"Entah bagaimanapun pendapat lo-pangcu" kata Pek Hong, "kedatangan Liong Thiang Siang waktu itu, sesungguhnya merupakan suatu kejadian yang sama sekali diluar dugaan'

Itulah suatu kerja sama yang sangat manis" sela Tan Tiang kim dengan cepat. 'Maksudmu. "

"Justru karena kemunculan Liong Thiang siang merupakan datangnya suatu kesempatan yang baik, maka mereka manfaatkan kesempatan yang sangat langka itu dengan sebaik-baiknya'

"Soal ini, soal ini "

Tan Tiang kim tertawa sambungnya.

"Jebakan yang mereka persiapkan ini justru telah memberi sesuatu kesempatan yang sangat baik pula untuk kita, sehingga aku bisa berbicara dengan santai."

"Tan cianpwe, apakah kita tak bisa bercakap-cakap seandainya mereka tidak mempersiapkan jebakan ini?" Tan Tiang kim tertawa, ujarnya kembali:

"Andaikata kebun raya Ban-hoa-wan tetap di buka untuk umum, kebun ini pasti penuh dengan pengunjung, otomatis kitapun tak bisa berbincang-bincang dengan bebas seperti ini'

"Lagi pula, seandainya kebun raya ini tetap terbuka seperti sedia kala, dugaan-dugaan kita itu pun tak bisa mendapat bukti nyata" "Kalau begitu, tindakan mereka ini justru sama artinya dengan membongkar rahasia sendiri' Tan Tiang kim membenarkan.

"Yaa, kalau berbicara dari situasi sekarang ini, rasanya memang begitulah"

"Tan heng, dengan susah payah mereka telah mengatur kebun raya Ban-hoa-wan yang biasanya sangat ramai dengan pengunjung itu menjadi demikian tenangnya, aku pikir persiapan yang mereka lakukan pasti sangat berbahaya sekalu" Ucap Pek Bwe.

Tan Tiang kim tertawa.

'Untung saja mereka melakukan persiapan ini sehingga meningkatkan kewaspadaan kita, juga membuat kita merasa yakin kalau meraka memang mempunyai rencana busuk"

"Lantas bagaimana caranya kita menghadapi mereka?" "Tiada cara yang baik untuk menghadapi keadaan ini,

sekarang kita sama sekali tidak tahu gerakan apakah yang hendak mereka lakukan, hal ini harus ditunggu dulu sampai mereka melakukan suatu tindakan, kita baru pikirkan cara untuk menghadapinya"

"Jadi kita harus menghadapi mengikuti situasi yang sedang dihadapi ?" tanya Pek Hong. Pek Hong segera celingukan sekejap ke sekeliling tempat itu, lalu ujarnya:

"Tahu begini, kitapun tak usah membuang banyak waktu untuk menyamar lebih dulu sebelum kemari, lebih-lebih tak usah memisahkan diri menjadi beberapa kelompok kecil, coba kalau semuanya bersatu, kekuatan kita pasti akan semakin besar"

"Kau sedang menguatirkan keselamatan dari Siau-hong?" tanya Pek Bwee tiba-tiba. '"Benar! Suasana dalam kebun raya Ban-hoa-wan begini sunyi sepi tak tampak seorang manusiapun, kita pun tidak melihat mereka masuk ke mari '

Sambil tertawa Pek Bwee segera menukas:

"Hong-ji, tentang soal ini tak perlu kau kuatirkan, terhadap Siau-hong aku mempunyai semacam pandangan yang sangat aneh sekali"

"Pandangan apa?"

"Bocah ini memiliki suatu kekuatan yang sukar diduga sebelumnya, bagaimanapun berbahayanya suatu masalah, dia seakan-akan selalu mempunyai akal untuk mengatasinya!'

"Ayah, bagaimanapun juga dia toh masih kanak-kanak, jangan kau nilai dirinya terIampau tinggi." Sesudah  berhenti sebentar, lanjutnya:

'Sedangkan Tiong-gak, diapun belum pernah melakukan perjalanan didalam dunia persilatan, kedua orang ini,  pas..."

"Bagaimana keadaan Seng sau heng, aku si pengemis tua tak berani sembarang berkata" tukas Tang Tiang kim, 'Tapi soal Cu Siau-hong, kalian tak usah kuatir dan tak usah memikirkan keselamatan jiwanya lagi'

"Maksudmu?"

"Lo-pangcu pandai melihat garis muka orang, ia pernah memberitahukan sepatah kata kepadaku!"

"Apa katanya?'

"Dia bilang Cu Siau-hong selain seorang manusia berbakat aneh dari perguruan kalian, diapun akan menjadi kembang anehnya dunia persilatan yang tiada taranya sepanjang sejarah dunia persilatan.' "Kalau begitu mendiang suamiku benar-benar adalah seorang manusia yang pandai melihat orang" sambung Pek Hong.

"Benar! Tiong Buncu telah menarik Cu kongcu dari seorang anak sekolahan menjadi jago dunia persilatan, sesungguhnya tindakan ini benar-benar merupakan suatu tindakan yang luar biasa sekali"

Pek Hong menundukkan kepalanya dan tidak berbicara lagi. Sedangkan Tan Tiang kim segera berkata:

"Hian titli, apakah aku si pengemis tua telah salah berbicara?"

"Tidak, aku jadi teringat dengan Leng kang, seandainya dia masih hidup didunia ini dan mendengar perkataan dari lo-pangcu, entah bagaimanakah gembiranya dia"

"Nak, urusan yang sudah lewat biarkanlah lewat" hibur Pek Bwee, "kau harus dapat memendam kesedihanmu, persoalan paling penting yang haruns kita lakukan sekarang adalah menemukan It-ki, mempertahankan keturunan dari keluarga Tiong yang cuma satu-satunya itu, kemudian membalaskan dendam bagi kematian Leng kang"

Pek Hong menghela napas sedih. 'Aku mengerti!" katanya.

?oooO)d.w(Oooo?

“HIAN TITLI tak usah murung atau kuatir", kembali Tan Tiang kim berkata, 'kesedihan lo panpcu atas terjadinya peristiwa ini sedikit-pun tidak berada dibawah kesedihanmu, aku sendiripun telah menganggap kejadian ini menjadi semacam tugas, aku si pengemis tua mengucapkan sepatah kato lagi yang sepantasnya tak boleh kukatakan  sekarang,  pihak  Kay-pang  telah  mengerahkan banyak orang, kebun raya Ban-hoa-wan sudah berada dalam pengepungan dan pengawasan yang ketat dari jago jago Kay-pang, asal It-ki berada di sini, aku tidak percaya mereka masih bisa menggondol pergi kawanannya itu hari ini"

Cepat Pek Hong menyeka air mata yang membasahi wajahnya, kemudian sambil tersenyum ujarnya. "Tan lo cianpwe, aku benar-benar merasa amat terharu dan berterima kasih"

"Tak usah berterima kasih, partai kami dan partai Pay kau telah mengirim banyak sekali anggotanya kemari. "

"Tan cianpwe" kata Pek Hong lagi, "Kaucu dari Pay-kau itu belum pernah berjumpa dengan Leng kang, tapi sekarang mereka sudah mengerahkan banyak jago untuk membantu kami, apakah perlu bagiku untuk mengucapkan terima kasih kepadanya?"

"Tidak perlu, mereka berbuat demikian karena maksud hati mereka yang baik, jika sekarang kau mengucapkan terima kasih kepadanya, malahan bisa jadi mereka merasa tak tenteram"

"Maksud hati harus disampaikan, adat istiadat juga musti dijalankan "

"Aku lihat lebih baik kau jangan melakukan apa-apa dulu sekarang, tunggulah beberapa saat lagi"

"Hong ji, ucapan anak Tan memang sangat tepat" kata Pek Bwe, "aku rasa Pay-kau belum pernah menghubu ngi kita secara langsu ng"

"Soal ini..." sela Pek Hong, “aku sendiripun merasa heran, kenapa mereka tak pernah mengadakan kontak dengan kita?". "Aku rasa pertama kuatir menimbulkan kesasahan paham dengan Kay-pang sehingga mengakibatken keadaan yang serba tak enak, kedua mereka sudah mempunyai rencana sendiri, maka mereka tidak berniat untuk menghubungi kita"

"Oooh ' baiklah, kalau begitu Hong ji akan turut perintah!"

Dalam pada itu Kui meh Ong Peng telah berjalan mendekat sembari berseru. "Lapor tianglo, kita, sudah sampai diempang ikan leihi".

Padahal sekalipun Ong Peng tidak datang melapor, Pek Hong juga sudah tahu kalau mereka telah tiba dlempang tersebut

Itulah sebuah empang besar yang luasnya mencapai puluhan hektar, air empang berwarna hijau dan kelihatan tenang.

Disekeliling empang penuh tumbuh pohon liu yang rimbun dan nyaman.

Waktu itu adalah permulaan musim semi, pohon liu baru saja tumbuh, suasana amat nyaman dan menimbulkan perassan tenang bagi siapapun yang berkunjung kesana.

Sebenarnya pemandangan alam yang terbentang disana merupakan suatu pemandangan alam yang indah menawan, tapi dalam keadaan seperti ini berhubung Pek Bwe sekalian menaruh kewaspadaan yang tinggi, maka tanpa terasa timbul suatu suatu suasana tegang yang aneh sekali.

Ketika berada lebih kurang satu kaki dari empang ikan leihi, mendadak Tan Tiang kim berhenti seraya berkata:

"Ong Peng, kemarilah kau!." Agaknya Ong Peng sangat menaruh hormat kepada Tan Tiang kim, sambil menghampiri nya dia bertanya: 'Ada apa tianglo?"

"Kau pernah datang kemari?" "Yaa benar, tecu pernah kemari!'

"Sebenarnya ancaman bahaya apakah yang terdapat dalam empang ikan leihi ini?`

'Tidak tahu, dikala kebun raya terbuka untuk umum, tempat ini selain penuh dengan lautan manusia yang mengitari empang sambil menonton ikan leihi"

'Kau pernah melihat?'.

"Pernah, dalam empang ini terdapat ikan leihi dalam jumlah yang sangat banyak, konon malah ada beberapa ekor diantaranya yang besar seka!i, tiap hari hanya muncul sekali, cuma sayang waktunya tidak menentu, kecuali kalau seseorang menjaga terus ditempat ini sepanjang hari, itupun kadangkala belum tentu berhasil melihat apa-apa"

'Ehmm! Inilah sebuah titik kelemahan yang sangat mencurigakan!"

"Harap tianglo suka memberi petunjuk!'

"Coba kalian bayangkan, seandainya di dalam empang in terdapat ikan leihi yang sangat besar, mengapa dia hanya muncul diatas permukaan air, mengapa secara teratur dan akan muncul sehari satu kali?"

"Betul! Tecu bodoh dan tak bisa berpikir sampai kesitu!" "Kau sudah pernah melihat ikan leihi raksasa?."

Sambil tertawa getir Ong Peng segera menggeleng.

"Belum, tempo hari aku sudah menunggu hampir dua jam lamanya ditempat ini, tapi tiada sesuatu apapun yang berhasil kulihat cuma dari mulut orang lain tecu mendapat tahu bahwa didalam empang ini benar-benar terdapat beberapa ekor ikan leihi raksasa, seluruh tubuhnya berwarna kuning emas dan memancarkan sinar yang berkilauan"

"Yang dimaksudkan sebagai ikan raksasa itu sampai berapa besarnya?"

"Satu dua kaki panjang tubuhnya! Konon sekali terkam seorang manusiapun dapat ditelannya"

"Masa ikan leihi juga dapat makan manusia?"

"Bukan cuma manusia, mereka makan apa saja yaa ikan, yaa orang pokoknya setiap makhluk yang tercebur ke dalam empang itu kemungkinan besar akan mereka telan"

"Belum pernah kudengar ada ikan bisa makan manusia!" kata Pek Hong tiba-tiba. "Hal ini merupakan titik kelemahan yang ke dua!" seru Tan Tiang kim kemudian.

"Harap kau suka memberi penjelasan yang lebih terperinci"

"Mungkin saja ditengah samudra luas sana benar-benar terdapat ikan yang dapat makan manusia, tapi belum pernah kudengar kalau dalam empangpun terdapat hewan semacam ini, apalagi makan manusia.

'Maksudmu... " tanya Pek Bwe.

"Maksudku belum tentu makhluk tersebut adalah ikan, mungkin saja inilah salah satu alat pembunuh yang sengaja dipersiapkan dalam kebun raya Ban-hoa wan ini ..."

Kemudian sambil berpaling sekejap kearah Ong Peng lanjutnya.

"Selain ikan leihi raksasa itu, dalam empang ini masih terdapat apa lagi?" "Berpuluh-puluh ribu ikan leihi yang berenang diatas permukaan air, tapi itupun ada waktunya menyelam ke dasar empang, cuma yang pasti dalam empang ini benar benar terdapat ikan leihi yang tak terhitung jumlahnya"

"Dalam sebuah empang yang besar, dipelihara ikan leihi yang tak terhitung jumlahnya, mara bahaya macam apakah yang bisa terdapat disana?' kata Pek Hong.

"Ong Peng, apakah ikan leihi dari empang ini bisa dimakan?' tanya Tan Tiang-kim kemudian. Ong Peng termenung sebentar, kemudian sahutnya:

'Tianglo, sudah kau lihat deretan rumah yang berada diseberang empang tersebut?"

"Yaa, sudah kulihat".

"Jaraknya terlampau jauh”, Tan Tiang kim sendiripun tak lebih hanya menyakikan deretan rumah.

Deretan rumah tersebut adalah tempat yang menjual makanan dan minuman didalam kebun raya Ban-hoa-wan ini, didalamnnya terdapat sebuah warung yang khusus menjual ikan leihi segar, banyak ikan segar yang dipersiapkan setiap hari, tapi apakah ikan itu berasal dari empang ini atau bukan, aku kurang begitu tahu, cuma ada satu hal yang membuat tecu merasa keheranan"

"Soal apa?'

"Empang ini begitu besar, semestinya ada beberapa sampan disini yang bisa disewakan kepada orang untuk berpesiar ke tengah empang tersebut "

"Ooooh"

"Tapi anehnya, selain dilarang berpesiar ke tengah empang, dengan sampan, juga tidak diperkenankan memancing disini, bahkan peraturan tersebut dipegang sangat ketat"

Tan Tiang kim manggut-manggut, katanya:

"Tampaknya mereka takut mengganggu sesuatu, atau mungkin kuatir rahasia empang nya ini ketahuan orang"

"Tan heng!" kata Pek Bwe kemudian, “persoalan ini terasa aneh sekali, bagaimanapun hebatnya persiapan didalam empang ini asal kita tidak turun ke situ, bukankah percuma saja semua persiapannya itu?"

Tan Tiang kim termenung sebentar kemudian katanya. "Mari berangkat! Kita datangi tepian empang tersebut

dan coba menengok sebenarnya ada apanya disitu, aku rasa persoalan ini tidak akan sedemikian gampangnya."

"Kita mesti mempertinggi kewaspadaan masing-masing dan bertindak hati-hati." Pek Bwe memperingatkan.

Air dalam empang sangat tenang sekali, dibawah timpaan cahaya matahari tampa ada beberapa ekor ikan leihi sedang muncul di atas permukaan air dan sisik ikannya yang menantulkan serentetan cahaya yang menyilaukan mata....

Sudah lama sekali mereka berdiri di tepi empang akan tetapi tiada sesuatu apapun yang berhasil ditemukan disana.

Tan Tiang kim segera menghembuskan napas panjang, katanya kemudian. "Pek heng, apakah kau melihat sesuatu?"

"Tidak !"

"Sekalipun kita tak berhasil menemukan sesuatu yang mencurigakan tapi aku si pengemis tua mempunyai suatu perasaan yang aneh sekali" 'Perasaan apa?'
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar