Pena Wasiat (Juen Jui Pi) Jilid 17

Cu Siau-hong terpaksa mengerahkan tenaganya untuk menyusul dari belakang. Ouyang Siong berlarian menuju ke sebuah bukit lebih kurang enam tujuh li dari rumah batu itu, kemudian berhenti.

Ouyang Siong menotok dulu jalan darah pada sepasang lengan dan sepasang kaki Ti Thian hua, kemudian baru menepuk bebas jalan darah bisu ditubuh Ti Thian hua.

Dengan tertotoknya jalan darah tersebut, maka sepasang kaki dan tangan Ti Thian hua sama sekali tak mampu berkutik lagi, keadaan tersebut tak ubahnya seperti orang lumpuh.

Sementara itu, Ouyang Siong bersembunyi dibelakang tubuh Ti Thian hua sambil menempelkan tangannya diatas batok kepala pemuda itu atau dengan perkataan lain, Ti Thian hua sama sekali tak mampu berkutik lagi, bahkan untuk memutar tengkuknya juga tak bisa.

Ti Thian-hua memang cukup hebat, sekalipun ia dalam keadaan berbahaya ternyata ia tidak sampai menjadi kalut atau gugup setelah menghembuskan napas panjang, katanya:

"'Siapa kau? Bukan membunuh diriku mengapa kau bawa aku kemari?, Apa yang kau kehendaki dariku?"

“Aku tidak menghendaki apa-apa, aku hanya ingin kau menjawab dengan sejujurnya" jawab Ouyang Siong dingin.

"Menjawab dengan sejujurnya?"

"Benar, apa yang kuajukan kepadamu, kau harus segera menjawab dengan sebenarnya."

"Kalau aku enggan menjawab"

"Itu berarti kau akan merasakan bagaimana penderitaannya    bila    nadimu    putus    dan    mati  secara mengenaskan!" Ti Thian hua merasakan hatinya bergetar keras, mulutnya terbungkam dan tidak berbicara lagi..

"'Sekarang sebutkan dulu siapa namamu!' "Aku the Ti bernama Thian hua!"

"Kau datang dari mana? Siapa? pula gurumu?"

"Sekalipun kujawab, belum tentu kau akan mengenalinya"

Tak usah ambil perduli aku tahu atau tidak, aku hanya meminta kepadamu untuk menjawab dengan sejujurnya"

"Aku datang dari Thian ti pulau Ba yu to" "Thian ti Ba yu to berada dimana?"

"Siapa kau?" bukan menjawab Ti Thian hua segera menegur.

Ouyang Siong segera mengerahkan tenaga dalamnya dengan memperkencang cengkeramannya pada tubuh lawan, Ti Thian hua segera merasakan kepalanya yang dicengkeram oleh kelima jari tangan lawan amat sakit sukar ditahan, tak kuasa lagi dia menjerit kesakitan sekeras kerasnya.

Sambil mengendorkan cengkeraman kelima jari tangannya, Ouyang Siong berkata lagi, dengan suara dingin

"Dengarkan baik-baik, aku tidak ingin banyak bertanya, jika kau berani membangkang lagi, jangan salahkan kalau kuremuk batok kepalamu itu...!"

Dengan teliti dan penuh perhatian Ti Thian-hua mendengarkan suara pembicaraan itu, Cu Siau-hongjuga mendengarkan dengan saksama ....

Tapi Ouyang Siong memang sangat hebat, ternyata dia memiliki   kemampuan   untuk   merubah   nada   suaranya, dengan demikan suara yang terpancar keluar dari mulutnya sekarang kedengarannya sangat asing sekali

Bukan saja hal mana sangat mengejutkan Ti Thian hua, bahkan juga membuat Cu Siau-hong merasa terperanjat, sekarang dia baru yakin kalau Ouyang Sioug benar-benar merupakan seorang manusia yang sangat licik.

Sekalipun ilmu merubah suara yang dimilikinya itu bukan termasuk sesuatu perbuatan yang menyulitkan, akan tetapi jika bukan hasil yang bisa dicapai dalam sehari dua hari saja, bila tiada latihan selama tiga sampai lima hari, jangan harap bisa mencapai! taraf sesempurna itu.

Suara seorang manusia yang sama sekali asing baginya itu, segera menimbulkan perasaan ngeri dan seram dalam hati kecil Ti Thian hua tapi diluar paras mukanya dia bersikap tenang sambil tertawa dingin katanya kemudian.

"Beritahu kepadaku, sebenarnya siapa kau?' "Kau masih berani banyak cerewet?"

"Paling tidak aku harus mengetahui dengan jelas lebih dulu indetitasmu"

"Tidak perlu, cukup asal kau bersedia menjawab semua pertanyaanku dengan sejujurnya"

"Sobat apakah kau datang atas suruhan orang lain?" "Boleh dibilang begitulah!"

"Kau musti tahu apa akibatnya bila aku kau bunuh"

“Soal ini aku mah kurang percaya, sekalipun kubunuh dirimu, apa pula akibatnya."

Cu Siau-hong kuatir kalau dalam keadaan gusar Ouyang Siong benar-benar membunuh Ti Thian hua, cepat dia menjawil ujung bajunya untuk menberi tanda. Merasakan jawilan tersebut, Ouyang Siong segera meningkatkan kewaspadaannya, dengan dingin dia lantas berkata:

"Baiklah ingin ku dengar apa akibatnya bisa terjadi setelah kubunuh dirimu?"

"Pertama, bila kau membunuh aku maka sama artinya dengan telah membunuh Ngo tok giok li, dia adalah satu satunya putri kesayangan dari Ngo tok buncu di wilayah Siang see .."

"Kalian toh dua orang, mengapa setelah kubunuh dirimu sama artinya dengan membunuh dirinya?'

"Sebab aku telah menotok tiga buah jalan darah penting

...."

"Itu mah gampang" Ouyang Siong segera menukas, 'sebentar akan kubebaskan totokannya itu!"

'Totokan itu kulancarkan dengan suatu kepandaian khusus, orang yang tidak memahami kepandaian tersebut, bukan saja tak akan mampu untuk membebaskan jalan darahnya yang tertolok bahkan bila turun tangan secara gegabah bisa mengakibatkan keadaan yang lebih fatal, bahkan mungkin sekali akan mengancam pula selembar jiwanya"

Ouyang Siong segera mendengus dingin.

'Hmm! Kami tak akan mengutik dirinya kan beres " "Sekalipun tidak digubris, akhirnya dia juga akan mati,

bila batas waktunya telah sampai dan jalan darah yang tertotok itu belum juga dibebaskan, akhirnya dia akan mati secara mengerikan"

'Itu sih gampang, kalau kau ingin menolong jiwanya, asal  kau  ajarkan  ilmu  membebaskan  jalan  darah tersebut dan aku yang akan menolong jiwanya nanti, urusan toh akan beres"

"Sobat, tidakkah kau merasa bahwa ucapanmu terlampau seenaknya?`

"Mau diajarkan atau tidak toh urusanmu, kami tak akan memaksa dirimu untuk berbuat demikian"

"Benar, kalian boleh membunuh diriku, tapi jangan harap bisa memaksa aku untuk membebaskan totokan jalan darah tersebut kepada kalian"

"Siapa yang berhutang dia pula yang harus membayar, aku tidak percaya kalau ilmu totokan tersebut adalah hasil ciptaanmu sendiri, bila Ngo tok giok li sampai mati, pihak Ngo tok bun toh pasti akan berhasil melacaki pembunuhnya lewat totokan jalan darahmu itu"

Ti Thian hua segera menghembuskan napas panjang. "Aaaai ! Tampaknya alasan ini tak akan membuat jalan

pikiranmu berubah?"

"Tentu saja tidak"

"Baik! Alasan yang kedua ada sangkut pautnya dengan dirimu!"kata Ti Thian-hua kemudian.

"Katakan !"

"Entah siapapun kau ini, dan apa pula kedudukannya dalam dunia persilatan, tapi bila kau telah membunuhku maka kau pasti akan memperoleh balasan yang setimpal"

"Setelah kubunuh dirimu, toh tiada orang yang tahu akulah yang membinasakan dirimu, sekalipun mereka hendak membalas dendam juga tak akan tahu siapa aku ini?" "Apakah kau tidak merasa bahwa ucapan mu itu terlalu percaya pada kemampuanmu sendiri?" seru Ti Thian hua dingin.

"Orang she Ti apakah kau ingin mengulur waktu?" "Dalam kenyataan aku juga sudah mengerti, sekalipun

aku berbicara terus terang belum tentu kau akan melepaskan diriku dalam keadaan hidup..."

"Itu mah belum tentu. kami tidak lain hanya ingin mengetahui dari manakah kedatanganmu”

“Oooh...Kau hendak melakukan apa?" "Menolong orang!"

"Siapa yang hendak kau tolong?"

Ouyang Siong menjadi termangu-mangu, pikirnya: "Menolong siapa ? Wah celaka, aku tidak siap..."'

Dalam gelisahnya, tiba tiba satu ingatan melintas dalam benaknya, dengan cepat sahutnya: "Tiong It-ki!"

"Kau orang Kay-pang" tegur Ti Thian hua. Ouyang Siong mendengus dingin.

"Hmm! Aku yang sedang bertanya kepadamu, bukan kau yang bertanya kepadaku?" tegurnya.

?oooO)d.w(Oooo? “AKU tahu!" jawab Ti Thian hua.

"Kalau sudah tahu, itu lebih baik lagi nah sekarang jawab saja pertanyaan lohu!"

"Aku datang dari Thian ti Bu-yu-to. soal ini aku kan sudah menjawab dengan jelasnya”

"Siapa gurumu?" "Sekalipun kusebutkan, kau juga tak akan tahu, lebih baik tak usah kukatakan saja"

"Kalau tidak kau jawab, maka jangan harap kau bisa meninggalkan tempat ini dalam keadaan hidup"

"Sekalipun kuucapkan juga bakal mampus, tidak bicara juga akan mampus, siapa tahu setelah kuucapkan mungkin kematian bagiku akan tiba dengan lebih cepat?"

Ouyang Siong segera mendengus dingin.

"Kalau begitu, kau merasa takut sekali untuk mati?" "Takut! Cuma kalau aku pasti akan mampus, lebih baik

mati agak gagah sedikit, nah sobat, silahkan turun tangan!" Ouyang Siong menjadi tertegun, kemudian katanya:

"Orang she Ti, bagi seorang manusia, entah dia memiliki kepandaian seberapa besar, entah dia memiliki kemampuan seberapa besar, asal sudah mampus, diapun akan seperti manusia biasa, mampus seperti lentera yang kehabisan minyak”

"Tadi aku masih merasa agak tergertak dan takut mati, aku tak sampai berpikir secermat itu, sayang kau telah memberi kesempatan kepadaku untuk berubah pikiran, sekarang aku telah memahami teori dibalik kesemuanya itu, maka aku tak akan kena kau gertak lagi"

'Baik!" ujar Ouyang Siong kemudian dingin, “kalau begitu mari kita buktikan bersama, sudah puluhan tahun lohu berkelana dalam dunia persilatan, aku tidak percaya kalau tak punya kemampuan untuk menaklukkan dirimu"

Tiba-tiba ia cengkeram lengan kanan Ti Thian hua, kemudian "Kraak!" mematahkan sendi tulang sikut kanannya secara kasar dan keji. Rasa sakit yang ditimbulkan dari pematahan sendi tulang badan luar biasa hebatnya apalagi beberapa buah jalan darah tubuh Ti Thian hua sudah tertotok sehingga tak mampu mengerahkan tenaga untuk melawan rasa sakit tersebut, bisa dibayangkan bagaimana tersiksanya lelaki itu, saking tak tahannya melawan rasa sakit tersebut, peluh dingin bercucuran membasahi sekujur badannya.

Tapi ia masih berusaha untuk menahan rasa sakit itu dengan sekuat tenaga walau pada akhirnya dia merintih juga saking tak tahannya.

Ouyang Siong benar-benar berhati keji, dengan cepat dia cengkeram lengan kiri Ti Thianhua siap-siap untuk mematahkan pula.

-oOo>d’w<oOo-

"LEPAS tangan?" mendadak terdengar seseorang membentak keras dengan suara sedingin es. Suara itu berasal tak jauh dari belakang tubuhnya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun Ouyang Siang melepaskan cengkeramannya pada lengan kiri Ti Thian hua, kemudian dengan tangan kanan melindungi badan dan tangan kiri dia ayunkan ke muka, dia bacok kepala Ti Thian hua dengan kecepatan luar biasa.

Segulung tenaga pukulan yang dahsyat mendadak menggulung tiba dari belakang dan langsung menyergap jalan darah penting diatas tubuh Ouyang Siong.

Dengan tibanya ancaman tersebut, andaikan Ouyang siong melancarkan serangannya maka sekalipun dia akan berhasil membinasakan Ti Thian-hua akan tetapi sulit baginya untuk menghindarkan diri dari ancaman yang menyergap tiba dari belakang itu. Sudut serangan yang dilancarkan orang itu sungguh hebat sekali, bukan saja tak akan tercapai oleh lengan kanan Ouyang Siong, sekalipun dia ingin menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keraspun tak bisa.

Dalam keadaan demikian terpaksa dia harus menghindarkan diri ke samping.

Dengan cepat Ouyang Siong menggerakkan badannya dan menghindar sejauh dua langkah kesamping.

Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, segulung angin pukulan yang amat dahsyat bagaikan angin puyuh kembali menyapu ketubuh Ouyang siong

Ternyata penyerang itu adalah Tan Tiang kim tianglo dari perkumpulan Kay-pang.

Ouyang Siong merasa amat terkesiap, segera pikirnya. "Jangan-jangan dia sudah mengenali siapakah diriku?"

Akan tetapi Tan Tiang kim tidak membongkar rahasia penyamarannya itu, diapun tidak menegur atau membentak, hanya kaki dan tangannya saja masih bekerja keras melancarkan serangkaian serangan berantai.

Dalam keadaan demikian Ouyang Siong tidak mempunyai niat untuk melancarkan serangannya lebih jauh, setelah menyambut beberapa gebrakan, dia lantas memutar badan dan melarikan diri dari tempat kejadian.

Tan Tiang kim tidak melakukan pengejaran. tapi berjalan kesamping Ti Thian hua lalu dia menyambung tulang persendian pada sikut tangannya, setelah itu baru katanya dengan dingin.

“Ti Thian hua masih sadarkah kau?"

Ti Thian hua menghembuskan napas, lalu sahutnya: "Aku tahu kau telah menyelamatkan diriku!"

“Aku si pengemis tua tidak seharusnya menyelamatkan dirimu"

"Kau menginginkan aku membalas budi ini dengan cara yang bagaimana?"

"Aku hanya ingin mengetahui siapa saja yang terlibat dalam penyerangan terhadap perkampungan Ing-gwat-san ceng dan siapa pula yang telah melarikan Tiong It-ki?"

"Tentang hal itu, maaf kalau aku tak sanggup untuk menjawabnya"

"Kau tidak berani mengatakannya?"

"Aku hanya bisa memberitahukan kepadamu bahwa akupun termasuk salah seorang pembunuh yang ikut menyerang perkampungan Ing-gwat san-ceng pada malam itu"

"Soal lain, maaf kalau tidak bisa kukatakan" sambung Ti Thian hua lebih jauh.

Tan Tiang kim termenung sebentar, tiba-tiba dia mengangkat tangannya memberi tanda, dua orang pengemis berusia pertengahan segera munculkan diri.

Dengan suara rendah Tan Tiang kim memesan beberapa patah kata kepada dua orang pengemis berusia setengah umur itu, mereka lantas mengeluarkan selembar kain hitam dan menutupi sepasang mata Ti Thian hua, setelah itu memasukkan tubuhnya ke dalam karung dan dibawa pergi meninggalkan tempat itu.

Menanti kedua orang itu sudah pergi jauh, Tan Tiang kim baru berseru dengan suara rendah: 'Cu kongcu, silahkan keluar!" Ternyata Cu Siau-hong tidak ikut kabur, bersama Ouyang Siong, ketika Ouyang Siong membalikkan badan dan melarikan diri meninggalkan tempat itu Cu Siau-hong secara cekatan telah menyembunyikan diri dibelakang batu besar.

Mendengar seruan tersebut, dia lantas mengiakan dan munculkan diri, lalu sambil tertawa katanya: "Menjumpai Tan locianpwe!"

Tan Tiang kim menghela napes panjang katanya kemudian:

"Siau-hong, sunio mu sangat merindukan It-ki dan menguatirkan keselamatanmu, dia sudah mengajukan permintaannya kepadaku sebanyak dua kali dan berharap kau bisa cepat kembali"

Cu Siau-hong termenung sebentar kemudian sahutnya. "Locianpwe, dewasa ini Ouyang Siong memang sudah

tiada  harganya  lagi  untuk  diselidiki,  sedikit  sekali  yang

diketahuinya tentang Ti Thian hua, itu berarti dia sendiripun tak tahu saat ini It-ki sute disekap dimana"

“Bagaimana dengan Ti Thian hua? Apakah dia mengetahui akan duduknya persoalan?”

"Kalau dilihat situasinya sekarang, tampaknya dia adalah satu satunya orang yang mengetahui tentang persoalan ini, sedangkan Ouyang Siong maupun Kiau Hui nio tidak lebih hanya diperalat saja olehnya"

“Jelek-jelek begitu Ouyang Siong juga seorang jago kawakan, malah dia tersohor. Sebagai seorang manusia yang sangat licik, mengapa ia dapat diperalat orang?" “Mungkin hanya Ti Thian hua seorang yang dapat menjawab pertanyaan ini!" sahut Cu Siau-hong. Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:

"Ti Thian hua takut mati, tapi dia amat licik, kecuali kalau kau bisa meyakinkan bahwa pengakuannya akan mendatangkan kebaikan baginya, mungkin ia bersedia untuk mengungkapkan duduknya persoalan ini!'

Tan Tiang kim manggut-manggut. "Aku mengerti, mari kita pergi!"

"Tidak aku harus kembali lagi ke samping Ouyang Siong"

"Kenapa, Bukankah kau sudah mengatakan kalau dia tiada harganya lagi ?"

"Kiau Hui nio mungkin masih mengetahui sedikit rahasia, entah dengan cara apa lagi Ouyang Siong akan memaksanya untuk menjawab? Aku harus ikut menguping pembicaraan itu, selama beberapa hari ini kalian tak usah mengganggu Liong siang-pu-ceng lagi, bila tidak  kutemukan beberapa persoalan yang menguntungkan, dua tiga hari lagi aku akan pulang sendiri”

'Tidak menunggu sampai Tan Tiang kim menjawab, Cu Siau-hong telah membalikkan badannya dan berlalu dari situ.

Dia sengaja memutar satu lingkaran besar, bahkan meninggalkan pula banyak tanda tanda sebagai persiapan bilamana diperlukan.

Tiba kembali dalam Liong siang pu ceng, Ouyang Siong telah menggusur keluar Kiau Hui nio dari dalam sumur.

Waktu itu mereka sedang duduk saling berhadapan dalam ruangan tengah Dengan napas yang terengah-engah Cu Siau-hong segera menyelinap masuk kedalam ruangan.

"Lim Giok!" Oumg Siong segera menegur, "bagaimana caramu meloloskan diri? Tidak sedikit bukan jago-jago Kay pang yang muncul disana?"

"Tidak sedikit, aku saksikan bagaimana mereka masukkan tubuh Ti Thian hua ke dalam karung goni dan membawanya pergi"

"Bagaimana caramu meloloskan diri?"

"Tecu tidak lari, kalau aku lari sudah pasti akan tertangkap oleh mereka"

"Lantas kau?”

"Tecu menyembunyikan diri, setelah mereka pergi semua meninggalkan tempat itu, aku baru datang kemari"

"Bagus sekali, caramu itu memang sebuah cara yang bagus sekali"

Sinar matanya lantas dialihkan kewajah Kiau Hui nio, kemudian katanya dengan dingin: "Ucapanmu tidak benar, Lim Giok tidak menghianati aku, kau yang telah menghianati diriku"

Kiau Hui nio mendongakkan kepalanya dan memandang sekejap kearah Cu Siau-hong, bibirnya bergerak seperti hendak mengucapkan sesuatu, tapi waktu itu kemudian dibatalkan.

"Kiau locianpwe" Cu Siau-hong segera berkata. "jika kau ingin mengatakan sesuatu katakan lah, aku memang datang dari Kay-pang. tak bisa disalahkan kalau menaruh curiga kepadaku, cuma aku dapat memberi penjelasan kepadamu"

Kiau Hui nio segera tertawa. "Lim Giok, ketika kau belum pulang tadi, aku memang telah mengucapkan sepatah dua patah kata, tapi kau telah kembali kemari, ini membuktikan kalau pandanganku keliru"

Ouyang Siong tertawa dingin, ejeknya:

“Hui nio, apakah hatimu merasa tidak enak, tidak senang karena melihat aku mendapat seorang murid yang baik? Maka dengan pelbagai akal muslihat berusaha untuk memisahkan hubungan antara kami guru dan murid ?'.

Cu Siau-hong menghela napas panjang, katanya kemudian: "Bolehkah tecu mengucapkan beberapa patah kata?"

"Baik, katakanlah!"

"Suhu, Kiau cianpwe, tecu rasa situasi yang sedang kita hadapi sekarang ini tidak menguntungkan, aku rasa keadaan semacam ini bukanlah saat yang tepat untuk saling bercekcok"

"Benar!" seru Kiau Hui nio cepat-cepat, “saat ini adalah saat apa, tapi gurumu masih saja memusuhi diriku terus menerus"

"Suhu, bagaimanapun hubungan antara Kiau cianpwe dengan Ti Thian hua, toh yang pasti dia sudah bergaul selama hampir sepuluh tahun lamanya dengan suhu, Ti Thian hua sibocah keparat itu lebih licik dari setan, mana kita boleh mempercayainya!"

"Lim Giok, kau tidak tahu nona Kiau tersohor karena mulutnya yang pandai berbicara, kata-katanya bisa membuat orang yang sudah matipun menjadi hidup kembali" "Sekalipun Kiau ciaupwe mempunyai bakat yang bagus untuk berbicara, tapi Ti Thian hua bukan seorang manusia yang mudah ditaklukkan apalagi setelah suhu mengusiknya hari ini, dia pasti akan menaruh curiga bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang berkomplot antara kau dengan Kiau cianpwe'

"Lim Giok, kau " tukas Ouyang Siong.

Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya mendadak Kiau Hui nio melompat bangun seraya berseru: "Kalian telah membunuh Ti Thian hua?"

Sebenarnya Ouyang Siong hendak mencegah Cu Siau hong untuk berbicara lebih lanjut, ia percaya Ti Thian hua pasti tak akan berhasil untuk mengenali suaranya. tapi setelah mendenga rjerit kaget dari Kiau Hui nio, dengan cepat ia menutup kembali mulutnya rapat-rapat.

Sebagai seorang jago kawakan yang sudah banyak berpengalaman, begitu mendengar ucapan tersebut, ia lantas memahami siasat dari Cu Siau-hong itu telah mendatangkan hasil yang amat besar, siapa tahu kalau lantaran peristiwa ini mereka akan berhasil mengorek banyak rahasia dari mulut Kiau Hui nio?

Benar juga, dengan gelisah Kiau Hui nio segera berseru: "Aduh celaka, celaka ..."

"Apanya yang celaka" tanya Ouyang Siong.

"Benarkah kau telah membunuh Ti Thian hua" Cu Siau hong segera menjawab:

"Sebenarnya suhu bermaksud untuk membunuh  Ti Thian hua, tapi dia sudah keburu ditolong oleh orang orang Kay-pang" "kalau ditolong oleh Kay-pang keadaan semakin runyam lagi"

"Kenapa?" tanya Ouyang Siong.

Kiau Hui nio menghela napas panjang.

"Aaai.... Kau mengira dalam kota Siang-yang cuma hanya ada Ti Thian hua seorang?"

"Orang-orang mereka kan sudah pergi semua, memangnya sekarang dia bukan seorang diri?"

Kiau Hui nio gelengkan kembali kepalanya.

“Kau tidak tahu, mereka masih meninggalkan sebagian orang-orangnya didalam kota Siang-yang"

"Dimana? Siapa-siapa saja mereka itu?"

Inilah pertanyaan yang ingin diketahui oleh Cu Siau hong, dengan cepat dia pasang telinganya baik-baik untuk mendengakan keterangan tersebut

Siapa tahu Kiau Hui nio segera menggelengkan kepalanya berulang kali. "Aku tidak tahu!"

"Kau tidak tahu '

'Benar, Ti Thian hua sangat rapat menutup mulutnya sekalipun seorang yang sudah berpengalaman dalam dunia persilatan juga tak bisa menandingi dirinya, aku bisa tahu kalau dikota Siang-yang masih ada orang orang mereka adalah disebabkan dia mengucapkan persoalan itu tanpa sengaja, tapi begitu merasa kalau telah salah berbicara, dia lantas menutup mulutnya rapat-rapat"

"Soal ini mungkin saja merupakan siasatnya yang sengaja berbuat demikian untuk mengelabuhi kita?" kata Cu Siau-hong.

"Atas dasar apa kau berani mengatakan demikian?" "Atas dua hal, pertama ketika Ti Thian hua keracunan, ternyata tak ada orang yang menolongnya, kedua ketika ia dibawa lari orang-orang Kay-pang juga tak ada orang yang menyelamatkan jiwanya"

"Darimana kau bisa tahu kalau orang-orang Kay-pang  itu bukan penyaruan dari mereka?"

"O itu adalah Tan Tiang kim tianglo dari Kay-pang!" Ouyang Siong menerangkan.

-oOo>d’w<oOo-

"YAA, aku dapat memberi kesaksian untuk suhu, dia memang Tan Tiang kim!" Cu Siau-hong segera menambahkan..

"Aaaai Kay-pang telah menawan Ti Thian-hua, itu berarti mereka telah dipaksa untuk turun tangan"

Satu ingatan segera melintas dalam benak Cu Siau-hong, seraya berpaling ke arah Ouyang Siong katanya:

"Suhu, dari mana datangnya kekuatan yang begitu misterius dalam dunia persilatan sehingga suhu dan Kiau cianpwe sendiripun tidak tahu?"

"Gerakan rahasia yang sedang bergerak di dalam dunia persilatan saat ini memang susah diketahui, selain Ti Thian hua si bocah keparat itu, yang lain hampir tak berani menampakkan dirinya”.

"Apa sih yang mereka hindari?"

"Mereka sedang menghindari Pena Wasiat!" "Pena Wasiat.." seru Ouyang Siong Cu Siau-hong juga pernah mendengar kisah cerita tentang Pena Wasiat tersebut dari gurunya, tapi apa yang diketahui amat sedikit sekali, tak tahan dia lantas menyela:

"Pena Wasiat? Manusia macam apakah itu?"

"Yang dimaksud Pena Wasiat adalah sebuah Pena, sebuah Pena biasa "

"Lantas apanya yang menakutkan?" seru Cu Siau-hong lagi.

"Menakutkan sekali, kalau sebilah pedang paling banter hanya akan merenggut nyawa orang, tapi yang dibunuh Pena Wasiat adalah nama baik orang itu serta sukmanya"

Mendengar perkataan itu, Cu Siau-hong lantas berpikir: "Tampaknya      sekalipun      seseorang      yang      buruk

karakternya, dia juga masih tahu akan rasa malu" Berpikir

demikian, diapun berkata: "Benarkah sedemikian lihaynya?"

"Lim Giok, bila seseorang mati maka semuanya beres, tapi Pena Wasiat tidak menghendaki nyawamu, dia hanya mencatat semua perbuatanmu dalam dunia persilatan dalam sebuah kitab, setelah itu menyiarkannya secara terbuka, didalam keadaan demikian kau tak akan mampu untuk membantah atau memungkiri lagi, jika telah menjadi korban tulisan Pena Wasiat, akibatnya bukan saja orang baik akan membunuhmu, orang jahatpun berusaha menghindarimu, itu berarti di atas mukamu sudah diukir dengan sebuah tanda, sebuah tanda yang tak akan hilang meski dicuci maupun diseka, hal mana akan mendatangkan perasaan daripada hidup lebih baik mati"

"Oooh rupanya Pena Wasiat cuma sebatang pena, tapi tecu  percaya  pena  tersebut  sudah  pasti  tak  bisa  menulis sendiri, semestinya ada seseorang yang menuliskan catatan tersebut"

"Masalah tersebut merupakan masalah rahasia yang selama ratusan tahun belakangan ini tak pernah terungkapkan, dalam sepuluh tahun Pena Wasiat hanya muncul satu kali, dalam delapan puluh tahunan pun hanya muncul sebanyak delapan kali, meski begitu setiap kali kemunculannya dalam dunia persilatan, seluruh dunia pasti akan mengalami sekali goncangan keras "

"Goncangan apa yang terjadi?*'

"Tiada orang yang mengetahui darimana datangnya Pena Wasiat, tapi ia bagaikan memiliki selaksa mata dan selaksa tangan, semua peristiwa yang terjadi selama sepuluh tahun telah dicatat semua secara terang dan jelas”.

"Suhu kalau toh Pena Wasiat itu ada pemegangnya mengapa tidak kita cari saja pemegang Pena Wasiat itu?"

Tiba-tiba Kiau Hui nio menyela:

"Memangnya gamparg untuk menemukannya?”

“Jika pemegang Pena Wasiat itu bisa ditemukan, bukankah dunia akan menjadi aman tenteram"

"Padahal kita juga tak perlu terlalu memandang serius cara kerja Pena Wasiat itu" Kata Cu Siau-hong.

"Apa maksudmu?"

"Seorang yang berani membunuh manusia, apakah dia masih takut disebut orang sebagai pembunuh?”.

"Nak, kau tidak mengerti" kata Ouyang Siong

"Peristiwa ini sangat rumit sekali, kejahatan yang berada dalam dunia persilatan ibaratnya sampah yang bersembunyi di balik kegelapan, ia tidak takut kotor, hanya takut disoroti sinar matahari. Nak, orang yang mana jahatnya tersiar sampai dimana-mana belum bisa dianggap sebagai penjahat sungguhan, orang bersembunyi dibalik kegelapan sambil melakukan kejahatan, tapi diluar berlagak sebagai orang baiklah yang merupakan manusia jahat yang sesungguhnya. Selama delapan puluh tahun Pena Wasiat muncul delapan kali, tapi setiap kali kemunculannya pasti lebih menggemparkan dari pemunculan sebelumnya, yang sudah lama tak usah diceritakan, contoh saja kejadian pada delapan tahun berselang ketika Pena Wasiat muncul ke delapan kalinya, sekaligus pena tersebut telah terjadi dalam dunia persilatan, semua kejadian tercatat rapi dan jelas, akhirnya dua orang ciangbunjin dari dua partai besar mati secara mengenaskan dan tujuh pendekar besar ketahuan rahasia sebenarnya hingga bunuh diri karena malu, selain itu seorang pemuda yang tak pernah terdengar namanya sebelum itu hanya dalam semalam saja menjadi tersohor dan menjadi seorang pendekar besar yang dihormati setiap orang"

"Selama tecu berada dalam Kay-pang, banyak juga cerita yang kudengar tentang peristiwa dalam dunia persilatan, tapi belum pernah kudengar tentang nama orang yang berhasil menjadi terkenal dalam semalam saja, suhu siapakah dia"

"Orang itu bernama Si San hong, Thian sim kiam (pedang inti langit) Si San-hong!"

"Ooh rupanya dia!"

"Keberhasilan Si San hong menjadi tersohor dalam semalaman sebetulnya bukan terhitung suatu kejadian besar, tapi akibatnya memancing minat banyak orang untuk bisa mengikuti jejaknya, semua orang berharap bisa  menjadi termashur dalam dunia persilatan dan mempunyai nama dan kedudukan yang tinggi secara mudah" "Yaa, soal ini memang bisa dimaklumi " kata Cu Siau-

hong sambil manggut-manggut.

"Hmm! Akhirnya para anak muda pada tekun berlatih ilmu, tapi setelah berhasil dengan latihannya khusus mencari gara-gara dengan umat persilatan untuk mencari nama" sambung Kiau Hui nio sambil mendengus.

Cu Siau-hong menghembuskan napas ringan, dia seperti mau mengucapkan sesuatu tapi kemudian diurungkan kembali.

"Nak. mengapa kau menghela napas" tegur Ouyang Siong kemudian dengan suara dingin.

"Aku sedang berpikir, kalau toh ada manusia seperti Pena Wasiat, mengapa pula ada manusia seperti Ti Thian hua?"

"Itulah yang dinamakan kebenaran tinggi sejengkal, kejahatan tinggi sekaki, sekalipun ada Pena Wasiat yang bisa mengungkap kejahatan, tapi justru karena itupula kejahatan itu semakin terdesak dalam lingkungan yang  lebih dirahasiakan lagi"

Tiba-tiba Cu Sia u-hong tertawa:

"Suhu takutkah kita terhadap Pena Wasiat?."

Mendengar pertanyaan itu, Ouyang Siong menjadi tertegun, kemudian sahutnya agak tergagap:

"Soal ini soal ini... kita tak bisa dibilang takut, tapi seandainya Pena Wasiat mencatat pula tentang kita, waah jelas hal ini akan sangat merepotkan diri kita"

"Suhu, menurut pendapatmu, penghianatan tecu terhadap Kay-pang mungkinkah akan di catat pula oleh Pena Wasiat?"

Ouyang Siong segera tertawa lebar: "Manusia seperti aku saja belum tentu bisa ditemukan oleh Pena Wasiat, apalagi kau? Cuma seandainya peristiwa ini sampai diketahui oleh Pena Wasiat, paling tidak juga akan dibuat catatannya"

"Bukankah perbuatanku ini akan diketahui seluruh umat persilatan?"

"Bukankah aku bakal dibenci oleh semua orang?"

"Yaa, disinilah letak keseraman Pena Wasiat itu, justru orang merasa takut bila rahasianya diuar-uarkan dihadapan umum" kata Kiau Hui nio cepat.

'Aaaai....! kalau begitu, Pena Wasiat memang sangat menjemukan sekali, tapi bukankah dalam dunia persilatan terdapat banyak sekali jago-jago lihay yang berilmu tinggi? Mengapa tak ada orang yang berusaha mencari jejaknya kemudian dibunuh?"

"Hmm! Dibunuh? Gampang benar kalau berbicara, selama delapan puluh tahun entah ada berapa banyak orang yang ingin berjumpa dengan Pena Wasiat, tapi selamanya tak seorangpun diantara mereka yang berhasil menjumpainya"

"Kalau toh Pena Wasiat tersebut begitu gemar mencampuri urusan orang lain, dia pasti akan munculkan dirinya dalam dunia persilatan, masa tidak gampang untuk ditemukan?"

"Disinilah letak keseramannya, walaupun Pena Wasiat selalu mencatat semua kebaikan dan kejahatan yang sedang berlangsung dalam dunia persilatan, akan tetapi sipemegang Pena Wasiat itu tak pernah melibatkan diri dalam soal budi dan dendam dalam dunia persilatan, mungkin disampingmu  tapi  saking  rapatnya  dia  merahasiakan diri sehingga tak pernah ada orang yang mengetahui tentangnya"

"Aaai. ! Kalau begitu orang ini amat misterius sekali'

"Yaa, memang misterius sekali, dalam seratus tahun lamanya tak pernah ada seorarg manusiapun yang berhasil mengetahui manusia macam apakah pemegang Pena Wasiat tersebut?"

Cu Siau-hong termenung dan tidak berbicara lagi.

"Lim Giok, kau sibocah muda sungguh amat licik dan pintar.." tiba-tiba Kiau Hui nio berseru lagi:

"Kiau cianpwe, kau terlalu memuji' tukas Cu Siau-hong "sekarang aku mempunyai satu persoalan yang tidak kupahami"'

"Oooh pesoalan apakah itu?" tanya Ouyang Siong. “Kalau   benar   Pena   Wasiat   sudah   muncul   selama

delapan puluh tahun lebih didalam dunia persilatan, apakah

pemegang Pena Wasiat itu bisa mencapai usia seratus tahun lebih?"

Ouyang Siong menjadi tertegun dihadapkan persoalan semacam itu, serunya kemudian: "Oooh... belum pernah aku berpikir sampai kesitu”

"Aku rasa perbuatan ini jelas bukan dilaksakan hanya oleh satu orang saja, jadi dia pasti mempunyai ahli waris" kata Kiau Hui nio.

Ouyang Siong segera manggut-manggut, sinar matanya dialihkan kembali ke wajah Kiau Hui-nio kemudian uja rnya.

"Hui nio, lebih baik kita jangan membicarakan terus soal Pena Wasiat dalam dunia persilatan yang begitu luas hanya ada sebuah Pena Wasiat belum tentu kita bisa menjumpainya ."

Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:

"Lebih baik kita membicarakan soal Ti Thian hua saja! berapa banyak lagi yang kau ketahui tentang Ti Thian hua?"

"Aaaai kau harus percaya kepadaku, walaupun Ti Thian hua si anak muda itu amat licik, tapi aku percaya aku masih sanggup untuk mengalahkan dia "

"Jadi maksudmu waktu yang kau pakai masih kurang banyak, apakah kau harus menyuruh aku memakai topi hijau beberapa kali lagi?” seru Ouyang Siong lebih jauh.

Tampaknya Kiau Hui nio sudah menaruh perasaan ngeri dan takut terhadap Ouyang Siong, dia tak berani mendebat parkataannya lagi. setelah menghembuskan napas panjang katanya:

"Janganlah berbicara dengan begitu tak sedap, aku gagal untuk memancing rahasia Ti Thian hua, mungkin hal ini bukan disebab kan karena dia enggan berbicara. "

"Lantas karena apa?” tukas Ouyang Siong.

"Tampaknya ada sesuatu kekuatan lain yang mengekang dirinya itulah yang menyebahkan ia tak berani berbicara!"

'Oooh !"

"Suhu!" tiba-tiba Cu Siau-hong menimbrung, “tecu mempunyai semacam jalan pemikiran yang sangat aneh, entah pantas tidak kalau kuutarakan keluar?"

"Katakan saja!"

"Mungkinkah Ti Thian hua sendiripun tidak terlalu banyak mengetahui latar belakangnya?" "Soal ini, aku rasa tidak mungkin " kata Ouyang Siong

dengan wajah tertegun, “ketika terjadi penyerbuan ke dalam perkampungan Ing-gwat-san-ceng tempo hari, sebagian besar jago-jagonya dipimpin olehnya"

"Suhu, bila orang orang dibalik kegelapan tersebut ada niat untuk menghindari Pena Wasiat, tentu saja karena akan berusaha keras agar orang lain tidak tahu kedudukan serta asal usul mereka yang sesungguhnya, sekalipun Ti Thian hua yarg memimpin penyerbuan itu, mungkin merekapun tak akan membiarkan Ti Thian hua sendiri mengetahui terlalu banyak. "

"Ehmm, masuk diakal juga perkataan ini"

"Setelah Lim Giok berkata demikian, aku sendiripun mulai merasa agak curiga" kata Kiau Hui nio pula, "kalau dia mengetahui amat banyak, percaya aku pasti akan berhasil untuk mengorek keterangan yang lebih banyak  lagi"

"Suhu, kalau didengar dari pembicaraanmu serta Kiau cianpwe, tampaknya kalian berdua telah terperalat oleh dirinya?'

"Inilah yang dinamakan perahu terbalik dalam pecomberan, aaai ! Sudah puluhan tahun lamanya aku berkelana, dalam dunia persilatan, sungguh tak kusangka akhirnya harus jatuh pecundang ditangan seorang anak muda'.

"Suhu, Kay-pang adalah suatu organisasi yang besar sekali, aku dengar pangcu dari Kay-pang telah berangkat sendiri ke kota Siang-yang, mereka pasti membawa serta jago-jago lihay dari tubuh Kay-pang sendiri. terutama

yang dinamakan bun-kay (Pengemis tua) Jin Khi. ” "Pengemis sastrawan Jin Khi? Konon orang ini berpengetahuan sangat luas, dia adalah juru pemikir dari Kay-pang. apa benar?.

"Benar, benar!"

"Maksudmu Bun kay Jin Khi pasti akan berhasil menyelidiki asal-usul dari Ti Thian hua?"

"Soal ini ....aku kurang begitu tahu, belum pernah aku berjumpa dengan Bun kay Jin Khi, akupun belum pernah bersua dengan Pangcu, aku hanya mendengar dari orang, dia merupakan orang yang paling pintar didalam tubuh Kay-pang, bahkan merupakan kunsunya perkumpulan"

"Benar!" Ouyang Siong manggut-manggut, “orang itu memang memiliki nama yang cukup tersohor dalam dunia persilatan, tapi ia sangatjarang melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, banyak orang hanya tahu tentang nama besarnya tapi belum pernah bersua muka dengan dirinya"

"Maksud suhu, sekalipun orang Kay-pang sendiri juga sangat jarang berjumpa dengan Jin Tianglo?."

“Yaa, cuma akupun mendengar kalau dia tak pandai berilmu silat? Entah benar entah tidak kabar itu?"

'Kedudukan tecu dalam Kay-pang rendah sekali, tidak banyak yang kuketahui tentang Jin tianglo, soal yang kuketahui kinipun hanya sempat kudengar dari pembicaraan orang lain"

"Aku rasa kita tak perlu menilai terlalu tinggi kemampuan dari Bun kay Jin Khi, aku yang berjulukan Boan ko hui hoa saja tidak berhasil mendapat tahu asal usul dari Ti Thian hua si bocah keparat itu, aku rasa Jin Khi juga belum tentu bisa menemukan keterangan apa-apa dari Ti Thian hua" Cu Siau-hong termenung beberapa saat lamanya, kemudian ujarnya kembali:

“Suhu, sesungguhnya bile kita tinjau dari perkembangan situasi yang telah berlangsung hingga saat ini, rasanya asal usul Ti Thian hua sudah tak perlu kita ragukan lagi!"

"Bocah keparat itu sudah banyak menjanjikan kepada kita, tapi tak sebuahpun yang di penuhi, mencuri ayam bukan berhasil malah rugi segenggam beras, bukan saja kena ditipu mentah-mentah olehnya, bahkan dia telah mempermainkan kami seenaknya, kalau tidak berhasil mengorek keterangan dari mulutnya, hati terasa sangat tidak terima"

'Suhu seandainya Ti Thian hua itupun tinggi kedudukannya, sudah pasti ada orang yang bakalan menolongnya, bila tiada orang yarg muncul untuk menyelamatkan jiwanya, itu berarti Ti Thian hua tidak lebih cuma seorang manusia keroco belaka"

'Benar, Yaa soal ini belum pernah kupikirkan!" seru Ouyang Siong sambil manggut-manggut.

"Benar!" seru Kiau Hui nio pula, "kalau toh di kota Siang-yang ini masib ada orang-orang mereka, peristiwa tertangkapnya Ti Thian hua oleh pihak Kay-pang sudah tentu akan diketahui pula oleh mereka".

Ouyang Siong segera tertawa terbahak-bahak, sambil menepuk bahu Cu Siau-hong katanya seraya tertawa. "Lim Giok tampaknya dalam tiga lima tahun mendatang, kau bakal menjadi makin hebat dan luar biasa"

"Waaah jika bocah keparat itu benar-benar telah melakukan siasat tersebut. itu berarti kita sudah ditipunya habis-habisan" kata Kiau Hui-nio penasaran. "Hui nio kau selalu merasa yakin akan kemampuanmu untuk berbicara dan menipu orang, tapi kali ini kau telah jatuh dipencundangi habis-habisan, itulah yang dinamakan sudah rugi tentera malah mengorbankan sang nyonya"

Merah padam selembar wajah Kiau Hui nio karena jengah, tapi ia seperti tak berani banyak berbicara lagi. Cu Siau-hong segera berbisik dengan suara lirih:

"Subu apakah jalan darah Kiau cianpwe masih ada yang belum dibebaskan?"

"Benar, jika beberapa buah jalan darahnya tidak ditotok, mungkin akan terjadi persoalan sedari tadi"

"Suhu, sepantasnya kalau kau bebaskan jalan darah Kiau cianpwe yang masih tertotok itu"

"Mengapa? Perempuan ini sangat lihay, kau belum pernah menjumpainya, kalau sampai suhu terjatuh ketangannya, paling tidak dia akan menyiksaku sepuluh kali lipat lebih kejam dan hebat."

"Kapan sih aku telah menyiksa dirimu" seru Kiau Hui nio dengan cepat.

"Memangnya belum cukup siksaan yang kau berikan kepadaku? Bukankah Ti Thian hua sibocah keparat itu kau pertemukan dengan diriku? Maka aku sudah rugi dengan tenaga, masih lagi suruh lohu memakai topi hijau sedang kau? apa yang berhasil kau dapatkan?"

Kiau Hui nio segera menutup mulutnya rapat-rapat dan tidak berani banyak berbicara lagi.

"Suhu" kembali Cu Siau-hong berkata, "menurut pandangan tecu. Kiau cianpwe masih tetap berpihak kepada suhu, apa yang dilakukan olehnya terhadap Ti Thian hua tak lebih hanya suatu siasat belaka, bocah keparat itu mana licik, keji, berakal lagi, sesungguhnya manusia semacam itu memang tidak gampang untuk dihadapi" setelah berhenti sejenak, terusnya:

"Suhu, kau dan Kiau cianpwe sudah berhubungan banyak tahun, senang sama dicicipi susah sama dijinjing, mengapa hanya dikarenakan suatu masalah kecil mengakibatkan kalian saling bentrok dan barmusuhan sendiri ?"

Ouyang Siong menjadi tertegun, lalu manggut-manggut: "Yaa, benar juga perkataanmu itu'

Tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.

'Haaahhhh Haaahhh haaahhh. Hui nio, aku sudah bisa

menerima keadaan, aku tahu sewaktu berkenalan denganmu dulu kau sudah bukan orang baik-baik lagi, tentu saja akupun tak bisa mengharapkan kesetiaan dan kesucianmu lagi."

Jari tangannya segera digerakkan berulangkali, secara beruntun dia telah membebaskan beberapa buah totokan pada jalan darah Kiau Hui nio.

Begitu jalan darahnya yang tertotok telah bebas, Kiau Hui nio menjulurkan tangan kakinya sambil melemaskan otot, kemudian serunya.

'Ouyang Siong, kali ini kau cukup keji menyiksa diriku!" "Kau masih mendendam?"

Kiau Hui nio segera tertawa.

"Tidak, aku malah merasa amat senang, aku idak mengira kalau rasa cemburumu masih begitu besar, itu menandakan kalau kau masih bersungguh-sungguh kepadaku" Ouyang siong segera tertawa terbahak-bahak.

"Haaahhh haaahh haaahh memangnya kau anggap selama belasan tahun ini aku hanya bersikap pura-pura kepadamu?"

"Sungguh-sungguh atau pura-pura, aku sendiri juga tidak tahu, cuma sekarang aku sudah tahu begitu cemburunya kau terhadap Ti Thian hua, ini menandakan kalau kau memang benar-benar bersungguh hati terhadap diriku!"

"Yang sudah lewat biarkanlah lewat, mulai sekarang kau harus mulai belajar hidup sebagai seorang perempuan yang baik dan seorang istri yang setia!"

Kiau Hui nio segera manggut-manggut, sahutnya sambil tertawa:

'Dikemudian hari aku pasti akan belajar untuk menjadi perempuan yang baik dan setia'.

"Kau tak perlu belajar yang berlebihan, aku hanya minta kau bisa belajar setia dan menunjukkan sikap seorang perempuan sejati itu sudah lebih dari cukup bagiku"

"Aku tahu, dan aku berjanji akan merubah semua watakku, sekalipun topi hijau tidak menekan orang, hal ini memang merupakan suatu beban pemikiran yang berat sekali"

"Hui nio, sungguh tidak kusangka kau masih tahu tentang begitu banyak persoalannya”

Cu Siau-hong yang menyaksikan kesemuanya itu, diam diam ia lantas berpikir:

"Sepasang lelaki perempuan yang tak tahu malu ini masih bisanya membicarakan persoalan itu dengan nikmat, mereka tidak memikirkan apakah orang tak akan muak mendengar ucapan semacam itu?' Berpikir demikian, dia lantas berkata:

'Suhu, dewasa ini yang paling penting agaknya adalah berusaha untuk mencari kabar tentang gerak-gerik orang Kay-pang, benarkah ada orang yang berusaha untuk menolong Ti Thian hua?"

"Benar! Kita memang harus mencari akal untuk menyelidiki persoalan ini"

"Persoalannya sekarang adalah dengan cara apa kita harus melakukan penyelidikan tersebut," kata Cu Siau hong.

"Yaa, persoalan ini memang benar-benar merupakan suatu persoalan yang amat menyulitkan"

"Suhu, Kiau cianpwe, setelah aku pun berpikir, aku merasa bahwa Ti Thian hua kemungkinan besar memang ditunjang oleh suatu kekuatan besar lainnya yang tersembunyi, seperti misalnya orang-orang yang terlibat dalam penyergapan terhadap Bu-khek-bun "

"Yaa kalau dibicarakan sesungguhnya memang agak aneh" sambung Ouyang Siong "dengan jumlah anggota yang begitu banyak, apalagi disertai pula oleh beberapa orang Bu-khek-bun sendiri, mengapa dalam waktu singkat jejak mereka bisa lenyap tak berbekas?"

Mendengar perkataan itu, Cu Siau-hong segera berpikir: "Akhirnya sampai juga pada sasaran pembicaraan"

Tapi ia tak berani banyak bertanya, sebab dia tahu Ouyang Siong serta Kiau Hui nio adalah jago-jago kawakan dalam dunia persilatan, bila terlalu mendesak malah besar kemungkinannya akan memancing kecurigaan orang lain, maka ia tetap bersikap tenang dan menanti terus dengan hati yang sabar. Benar juga, Kiau Hui nio segera berkata lagi.

'Bila mereka melakukan perjalanan lewat daratan, kemungkinan besar tak akan lolos dari ketajaman mata dan pendengaran orang Kay-pang, sebaliknya jika lewat diatas air, disana ada orang Pay-kau yang bersiap sedia, baik didaratan maupun diperairan ada dua kelompok perkumpulan besar yang mengawasi, lalu bagaimana caranya orang orang itu menghindarkan diri dari pengawasan?"

"Jangan jangan, mereka masih tinggal dikota Siang yang?" tiba-tiba Cu Siau-hong bertanya.

"Soal ini, memang bukannya tiada kemungkinan!”

"Tecu rasa, seandainya mereka masih tinggal dikota Siang-yang, sudah pasti Ti Thian-hua mengetahuinya, itu berarti ada dua kemungkinannya sekarang"

"Lim Giok, coba kau katakan, dua kemungkinan apakah itu?'

'Yang pertama adalah berusaha untuk menyelamatkan Ti Thian hua, yang kedua adalah berusaha untuk  melenyapkan dia dari muka bumi, ini tergantung pada seberapa beratkah bobot Ti thian hua didalam pandangan mereka'

Kiau Hui nio lantas berpaling ke arah Ouyang Siong, kemudian katanya pelan: "Aku lihat, lebih baik kita tak usah mencampuri urusan ini lagi"

"Lalu menurut pendapatmu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Satu-satunya jalan yang paling bagus buat kita sekarang adalah mengambil langkah seribu, kita tak mampu  melawan  Kay-pang,  kita  juga  tak  mampu  melawan Pay kau, kearah manapun kita pergi, semuanya akan berakhir dengan kerugian di pihak kita, mau apa lagi"

"Ehmm ....! Benar juga perkataanmu," Ouyang Siong manggut-manggut.

Sorot matanya lantas dialihkan ke wajah Cu Siau-hong, kemudian melanjutkan: "Lim Giok, menurut pendapatmu, bagaimana cara kita untuk kabur dari sini?"

"Peluangnya tidak terlalu besar, kini semua anggota Kay pang yang berada dikantor cabang kota Siang yang telah mulai bergerak serta menjaga tempat-tempat yang penting disepanjang jalan, di air pun ada penjagaan yang lebih ketat dari pihak Pay-kau, aku rasa tidak gampang untuk meloloskan diri dari sini"

"Lantas apakah kita harus duduk berpeluk tangan belaka sambil menunggu datangnya ajal?" sela Ouyang Siong.

Cu Siau-hong, segera menghela napas panjang.

"Aaaai.... kecuali kalau kita bisa menyaru diri sedemikian rupa sehingga tidak sampai dikenali mereka lagi!" katanya.

Ouyang Siang termenung dan berpikir sejenak, kemudian bisiknya dengan murung: "Aku rasa peluang ini pun amat minim sekali!"

"Aku mempunyai suatu ide yang sangat bagus, entah bisa dilaksanakan atau tidak?" kata Kiau Hui nio pula setelah termenung beberapa saat lamanya.

"Coba katakan?"

"Kita gunakan peti mati, asal bersembunyi didalam peti mati sudah pasti mereka tak akan mengetahui diri kita"

Mendengar perkataan tersebut tergerak hati Cu Siau hong, tindakan tersebut memang suatu tindakan yang tepat, bagaimanapun juga, mustahil orang Kaypang akan membongkar peti mati untuk diperiksa isinya.

Berpendapat demikian, dia lantas berkata:

“Membeli peti matipun bukan sesuatu yang gampang, dan lagi harus ada keluarga yang mengikuti"

"Kita tak perlu membeli, tapi kita cari orang yang benar benar sudah mati untuk bersembunyi bersama dalam satu peti mati, satu orang saja sudah cukup sementara dua orang lainnya bisa mencampurkan diri dalam rombongan keluarga yang sedang kematian tersebut"

Cu Siau-hong segera berpikir:

"Cara ini memang bagus sekali, tak nyana ia bisa berpikir sampai kesitu' Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata:

"Tapi kita harus mencari dulu adakah orang yang mati beberapa hari ini, dan lagi harus dikubur dalam beberapa hari ini"

'Itu mah soal gampang" kata Kiau Hui nio, "kota Siang yang begini besar, masa kita tak akan menjumpai orang mati?"

"Persoalannya sekarang adalah Kay-pang memiliki banyak mata-mata yang tersebar di dalam kota, bagaimana cara kita untuk menemukan orang mati di kota ini tanpa ditemukan oleh mata-mata Kay-pang, aku pikir persoalan ini bukan suatu persoalan yang gampang..

"Sekalipun harus menyerempet bahaya, hal ini ada harganya juga untuk dicoba'

'cara ini memang sangat bagus' kata Ouyang Siong puas, "dewasa ini Kay-pang dan Pay-kau telah menyebarkan penjagaan yang ketat didaratan maupun perairan, bila kita ingin  meninggalkan  kota  Siang  yang  rasanya  hanya cara yang dikemukakan Hui nio tersebut yang paling ada harapan untuk berhasil"

"Suhu, apakah kita tak akan menyelidiki dulu rahasia dari Ti Thian hua' tanya Cu Siau-hong.

"Tiada kesempatan lagi untuk kita buat mengurusi persoalan itu, Ti Thian hua bukan manusia yang bisa dipercaya, kitapun tak sanggup melawan kekuatan Kay pang dan Pay-kau, hanya ada satu jalan untuk kita sekarang, yakni cepat-cepat meninggalkan tempat ini"

"Maksud suhu "

"Lim Giok!" tukas Kiau Hui nio, "menurut pendapatmu diantara kita bertiga siapakah yang harus pergi untuk mencari tahu keluarga mana yang sedang kematian anggota keluarganya?"

Cu Siau-hong segera tertawa geli:

"Tentu saja tecu yang harus pergi" jawabnya, "aku sudah lama sekali tinggal disini dan hapal pula dengan kota ini, tentu saja aku lebih gampang melaksanakan tugas ini daripada kalian!"

Kiau Hui nio berpaling dan memandang sekejap kearah Ouyang Siong, ketika dilihatnya ia tidak memberikan reaksi apa-apa, segera katanya lebih jauh.

"Betul Lim Giok tugas ini memang seharusnya kau yang laksanakan, tapi kapankah kau baru akan berangkat?"

"Agaknya sekarang juga aku harus pergi!"

"Lim Giok, kalau begitu kau harus berhati-hati!" seru Kiau Hui nio kemudian.

"Baik! Aku bisa berhati-hati, aku tak akan sampai menyusahkan  suhu  maupun  Kiau  cianpwe"  Saat  itulah Ouyang Siong baru menghembuskan napas panjang, kemudian berkata:

"Lim Giok apakah kau mempunyai keyakinan?"

"Ada tugas sudah wajar kalau tecu yang melaksanakan, sekalipun tidak yakin juga harus dilaksanakan"

"Saudara Ouyang, tampaknya muridmu ini lumayan juga!.”

“Kiau cianpwe terlalu memuji!"

"Lim Giok, mari akan kurubah sedikit wajahmu agar jangan sampai diketahui mereka"

Cu Siau-hong tidak membantah, sambil manggut manggut dia lantas mengikuti perempuan itu.

Kiau Hui nio mengajak Cu Siau-hong memasuki sebuah ruangan, setelah menutup pintu dia lantas memeluk tubuh Cu Siau-hong dan menciuminya dengan penuh bernapsu, setelah itu ia baru turun tangan untuk menyarukan wajahnya.

Ketika Cu Siau-hong muncul kembali dari dalam kamar, wajahnya sama sekali telah berubah, sekarang ia berbaju biru, berbadan seperti orang kaya, wajahnya yang putih kemerah-merahan itu sekarang telah berubah agak kekuning-kuningan sehingga sepintas lalu seperti orang yang telah berumur tiga puluh tahunan.

Sambil tertawa Kiau Hui nio lantas berkata:

"Sekararg kau telah berubah menjadi seorang manusia yang lain, sekalipun toucu dari kota Siang yang bertemu sendiri denganmu, belum tentu ia dapat mengenali dirimu lagi'

Cu Siau-hong ikut tertawa. "Kepandaian Kiau cianpwe dalam ilmu menyaru memang hebat sekali, tentu saja boanpwe percaya penuh dengan perkataanmu itu"

Setelah memberi hormat, dia lantas memutar badan berlalu dari situ..

"Muridmu itu sungguh luar biasa, usianya masih begitu muda tapi memiliki ketenangan yang luar biasa, aaai ! Kalau dilihat dari sikapnya yang begitu hambar menghadapi soal mati hidup, serta kemampuannya untuk membedakan mana yang serius mana yang tidak, sampai akupun merasa kagum sekali."

"Betul sekali, sikapnya yang tenang dan sama sekali tidak gugup di dalam menghadapi bahaya betul-betul luar biasa sekali, sampai akupun agak miring tiga bagian kepadanya

...."

"Jadi kau menaruh curiga kepadanya?" tanya Kiau Hui nio.

'Segala sesuatunya yang melewali kebiasaan, tentu saja pantas untuk dicurigai"

"Pandanganku justru jauh berbeda dengan pendapatmu itu!"

"Maksudmu?"

"Ketika ia baru datang tempo hari' aku memang rada menaruh curiga kepadanya, tapi sekarang, aku merasa bahwa dia "

'Bagaimana?”tukas Ouyang Siong.

“Aku rasa ia tidak pantas untuk dicurigai lagi.." “Kenapa ?" “Bayangkan sendiri, kalau dia adalah orang yang dikirim Kay-pang untuk menyelidiki kita, tadi kau tak akan berhasil untuk kabur pulang, jika dia mau menghianati kita, semestinya sudah dihianati sedari tadi-tadi, apa yang musti ia tunggu sampai sekarang?"

Ouyang Siong tidak berbicara, tapi dia lantas manggut manggut tanda menyetujui pendapat tersebut.

?oooO)d.w(Oooo?

SEMENTARA itu, Cu Siau-hong telah berjalan keluar meninggalkan Liong siang pu ceng, sepanjang dalam pengawasannya dia merasa ada banyak orang yang secara diam-diam telah mengurung tempat itu.

Orang yang mengurung tempat itu tidak seluruhnya orang Kay-pang, ini membuktikan bahwa ada kekuatan lain yang telah menggabungkan diri dengan perkumpulan Kay pang.

Tapi pengepungan itu dilakukan dengan suatu sistim yang amat teratur dan sempurna, mereka semua berada puluhan kaki jauhnya dari sasaran, sehingga orang yang berada dalam toko kain Liong siang pu ceng sama sekali tldak merasakan apa-apa.

Dari sekian banyak orang ternyata tak seorangpun diantara mereka yang dikenali Cu Siau-hong.

Dengan cepat Cu Siau-hong merasakan dirinya dikuntit orang, dengan cepat dia membelok kedalam sebuah gang sempit.

Orang itu adalah seorang pemuda berbaju hijau dan bertopi  kecil,  melihat  Cu  Siau-hong  berbelok  ke  dalam sebuah gang sempit, dengan cepatnya ia menerjang ke depan.

Cu Siau-hong segera menghimpun tenaga dalamnya dan melayang keatas lalu melewati wuwung rumah orang, ia lihat orang itu dengan langkah cepat telah menerjang keluar dari gang sempit itu.

Begitu meloloskan diri dari kejaran orang, Cu Siau-hong segera membalikkan badan dan berjalan balik ke tempat semula, siapa sangka dua orang pengemis telah menghadang dimulut gang tersebut.

Seorang pengemis berusia empat puluh tahunan mengawasi Cu Siau-hong beberapa kejap kemudian tegu rnya:

"Sobat, apakah kau berasal dari Liong-siang pu ceng?" "Benar!" Cu Siau-hong manggut-manggut.

'Kau ingin bertarung dengan kami ditengah jalan raya? Ataukah akan mengikuti kami untuk meninggalkan tempat ini?"

“Aku akan mengikuti kalian berdua!"

Satu didepan yang lain dibelakang, dengan cepat kedua orang pengemis itu menjepit Cu Siau-hong ditengah dan berjalan kedepan.

Cu Siau-hong digusur menuju ke sebuah gedung tak jauh dari sana, tiba-tiba kedua orang pengemis itu turun tangan, satu dikiri yang lain dikanan segera mencengkeram tubnuh Cu Siau-hong dan diseret masuk ke dalam ruangan besar.

Cu Siau-hong tidak meronta, juga tidak melawan, ia membiarkan dirinya diseret masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Dalam ruangan itu berdiri tiga orang, Tan Tiang kim, Pek Bwe serta seorang pengemis tua berbadan kurus.

Dari tiga orang yang ada, dua orang diantaranya adalah orang yang dikenal, ini membuat Cu Siau-hong merasa agak lega.

Terdengar pengemis berusia setengah umur itu termenung sebentar, kemudian berkata: "Lapor tianglo, bocah ini keluar dari Li-ong siang pu ceng!"

"Oooh..Apakah dia!" perintah Tan Tiang kim. "kalian segera kembali ke posisinya masing-masing, Ouyang Siong dan Kiau Hui nio amat licik dan banyak tipu muslihatnya, bila ada kesempatan mereka pasti akan memanfaatkannya untuk melarikan diri”.

Dua orang pengemis itu segera melepaskan Cu Siau hong dan membalikkan badan nya berlalu dari sana. Tan Tiang kim memperharikan Cu Siau-hong sekejap kemudian pelan-pelan ia berkata:

"Katakanlah! Siapa namamu?" "Boanpwe Cu Siau-hong!"

'Siau-hong, kau?' sera Pek Bwe tertegun.

Rupanya ia sudah menangkap suara sianak muda itu. "Bukankah semalam kita baru berpisah, mengapa kau

berubah muka lagi?" tegur Tan Tiang kim pula. "Mereka suruh aku keluar melakukan pemeriksaan, penyelidikan dan mengatur rencana untuk melarikan diri'

"Masih ada siapa lagi didalam Liong siang pu ceng tersebut?"

"Ouyang Siong dan Kiau Hui nio " Setelah berhenti sejenak dia melanjutkan. “Tan cianpwe apakah Ti Thian hua telah memberikan pengakuannya ?"

"Bocah itu menutup mulutnya rapat-rapat kami gagal untuk menemukan sesuatu keterangan dari mulutnya"

Saat itulah Cu Siau-hong baru memalingkan kepala dan memberi hormat kepada Pek Bwee. Pengemis tua yang bertubuh kurus kering itu mendehem pelan kemudian katanya:

"Apakah, dia adalah Cu Siau-hong yang kalian maksudkan itu?"

"Ooya. Cu Siau-hong! cepat memberi hormat kepada Hongpo cianpwe" buru-buru Pek Bwe berseru.

Dengan cepat Cu Siau-hong membalikkan badan dan menjatuhkan diri berlutut seraya berkata. Boanpwe yang muda Cu Siau-hong, menghunjuk hormat buat cianpwe!"

Tan Tiang kim tidak mencegah Cu Siau-hong untuk melakukan penghormatan besar, Pek Bwe juga tidak, terpaksa Hongpo To harus mengulapkan tangannya seraya berseru:

"Bangun, bangun"

Cu Siau-hong segera bangkit berdiri, tidak menunggu Tan Tiang kim bertanya, secara ringkas ia telah membeberkan semua rencana yang telah diatur oleh Ouyang Siong serta Kiau Hui nio.

Selesai mendengar penuturan itu, Tan Tiang kim lantas berkata:

"Kalau begitu, orang penting yang sebenarnya justru adalah Ti Thian hua?"

"Sikap Ouyang Siong dan Kiau Hui nio tidak seperti berpura-pura,   tampaknya   mereka   telah   diperalat   serta dipermainkan oleh Ti Thian hua, jangan dilihat usia orang itu masih muda, sesungguhnya dia adalah seorang manusia yang sangat lihay"

Tan Tiang kim berpaling dan memandang sekejap ke arah Hongpo To, kemudian katanya: "Saudara Hongpo, bagaimana pendapatmu tentang persoalan ini?"

Hongpo To termenung dan berpikir sebentar, kemudian jawabnya:

"Ouyang Siong dan Kiau Hui nio kalau memang tak ada harganya untuk dibiarkan bebas, ada baiknya kita tangkap saja kedua orang itu!"

"Benar juga ucapan ini, sungguh menggelikan sekali dua jago kawakan tersebut, ternyata mereka kena dipermainkan oleh seorang yang masih ingusan"

"Locianpwe, boanpwe pikir teka-teki sekitar Ti Thian hua perlu segera diungkap"

"Setelah urusan berkembang sampai begi?ni rupa, rasanya semua titik terang telah terhimpun semua diatas tubuh Ti Thian hua si bocah itu, tentu saja kita harus bisa mengorek keterangan dari mulutnya!"

Sesudah berhenti sebentar, terusnya:

"Tapi bocah keparat itu tidak mudah dihadapi, aku si pengemis tua merasa tak sanggup untuk menghadapinya. untung saja dari Kay-pang telah datang seorang jago tangguh yang khusus ahli dalam menghadapi manusia licik, terpaksa aku si pengemis tua menyerahkan bocah itu kepadanya"

"Apakah orang tua itu adalah Jin locianpwe?" tanya Cu Siau-hong.

"Kau mendengar nama itu dari siapa?" "Ouyang Siong dan Kian Hui nio pernah membicarakan persoalan ini, mereka bilang selama ini Jin locianpwe selalu mendampingi Pangcu, dengan kedatangan Pangcu disini!, dua berantai Jin cianpwe juga pasti datang pula kemari."

Pelan pelan Hongpo To bangkit berdiri lalu katanya:

"Lo-Tan, Ouyang Siong maupun Kiau Hui nio rasanya tidak perlu dibiarkan hidup bebas lagi, aku segera akan membereskan mereka”.

Terhadap Hongpo To, tampaknya Tan Tiang kim menaruh sebagian rasa hormat, dia lantas tertawa.

"Saudara Hongpo, walaupun kedua orang ini bukan manusia baik-baik, tapi mereka justru turut serta dalam penyerbuannya ke perkampungan Ing-gwat san-ceng, biarkan mereka tetap hidup besar kemungkinan akan bermanfaat dikemudian hari"

Hongpo To segera tertawa.

"Aku akan pergi bersama Ki hay, asal mereka sedikit tahu diri, akan kubiarkan mereka tetap hidup, nah aku pergi dulu!"

Begitu bilang mau pergi dia lantas pergi, baru selesai kata-katanya diutarakan, tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.

Selama ini Cu Siau-hong selalu memperhatikan gerak gerik Hongpo To, tapi ia tak berhasil melihat jelas dengan cara apakah dia pergi meninggalkan tempat itu, tubuhnya hanya sedikit bergerak, tahu-tahu bayangan tubuhnya sudah lenyap tak berbekas.

Ilmu meringankan tubuh seperti ini benar-benar amat hebat,  membuat  Cu  Siau-hong  terbelalak  dengan  mulut melongo dan untuk sesaat lamanya tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.

?oooO)d.w(Oooo?

“SIAU-HONG, mengapa kau melongo seperti orang kehilangan semangat...?" tiba-tiba Tan Tiang kim menegur sambil tertawa.

"llmu meringankan tubuh yang dimiliki locianpwe ini sungguh luar biasa sempurnanya.”

"Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki pengemis tua Hongpo bukan cuma nomor wahid dalam perkumpulan Kay-pang, dalam dunia persilatan dewasa inipun boleh dibilang terhitung salah satu tokoh yang paling lihay. ”

"Cepat sekali, cepatnya bukan kepalang, sampai matapun sukar menangkap gerakan tubuhnya"

"Itulah Tun heng pat poh (delapan langkah gerak menghilang), suatu ilmu meringankan tubuh yang amat sempurna. ditambah lagi dengan kombinasi semacam ilmu langkah yang sangat aneh dan lihay, semuanya mendatangkan hasil seakan-akan membuat seseorang seperti hilang secara mendadak"

"Agaknya sudah belasan tahun pengemis tua itu tak pernah melakukan perjalanan dalam dunia persilatan bukan?" sela Pek Bwe.

"Benar, dia sudah menutup diri selama lima tahun kemudian melenyapkan diri selama lima tahun lagi, belum sampai sebulan lamanya dia balik ke markas besar Kay pang, selama belasan tahun ini akupun baru pertama kali  ini berjumpa dengannya!..” "Apakah ada perubahannya dengan keadaan di masa lalu?"

"Ia tampak seperti jauh lebih kurusan daripada dulu, tapi justru ilmu meringankan tubuhnya jauh lebih sempurna dan ilmu Tun heng pat poh yang dimilikipun tampaknya jauh lebih sempurna dan luar biasa"

"Pengemis tua itu bukan seorang manusia yang suka mempamerkan diri" kata Pek Bwe, "tapi demostrasi yang diperlihatkannya sekarang benar-benar membuat sepasang mata kita terbuka lebar"

Tan Tiang kim tertawa.

"Wataknya aneh sekali, selama bercokol dalam Kay pang hingga kini, belum pernah ia menerima murid" Agaknya ucapan itu belum semua diutarakan tapi secara tiba-tiba ia menutup mulut.

Pek Bwe juga tidak banyak bertanya lagi, dia lantas mengalihkan pembicaraannya ke soal lain katanya:

"Tan heng, mungkinkah Ouyang Siong dan Kiau Hui nio berhasil meloloskan diri dari cengkeraman saudara Hongpo?"

"Tidak besar peluang untuk itu, yang kukuatirkan justru kalau sampai kedua orang itu dibunuh olehnya.”

Dari perkataan itu bisa diketahui bahwa ia menaruh keyakinan yang besar terhadap kemampuan yang dimiliki Hongpo To.

Perasaan Cu Siau-hongpun menjadi tenang kembali, pelan-pelan dia berkata. "Tan cianpwe, bagaimana dengan keadaan yang diderita Ngo tok giok li?"

"Ilmu menotok jalan darah yang digunakan Ti Thian hua sangat  aneh  dan  istimewa,  aku  dengan  lo  Hay  sudah setengah harian lamanya memeras otak tapi belum juga berhasil untuk membebaskan pengaruh totokan tersebut, terpaksa kami masih tetap mempergunakan kemampuan Ti Thian hua, sampai sekarang mereka masih tetap sama mempertahankan diri"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar