Pena Wasiat (Juen Jui Pi) Jilid 11

"Maaf, aku si pengemis cilik masih ada urusan penting."

Ia menyingkir kesamping dan bermaksud melewatinya dari sisi tubuh orang berbaju biru itu.

Ilmu silat yang dimiliki setiap anggota Kay-pang terhitung cukup tangguh, itulah sebabnya gerakan tubuh Cu Siau-hong sewaktu melompat kesamping tidak terhitung lambat.

Tapi gerakan tubuh manusia berbaju biru itu ternyata satu kali lipat lebih cepat dari pada Cu Siau-hong, ketika tangan kanannya menyambar ke depan, tahu-tahu kelima jari tangannya telah mencengkeram diatas nadi pada pergelangan tangan kanan Cu Siau-hong.

Dengan demikian maka tubuh Cu Siau-hong yang telah maju kedepan itu kontan saja terseret kembali oleh manusia berbaju biru itu.

Setelah termangu sejenak, berkatalah Cu Siau-hong. "Hei, sebenarnya apa maksudmu?"

Meskipun gerak serangannya cepat, ternyata tingkah laku maupun cara berbicara dari mausia berbaju biru itu terhitung halus dan sopan, setelah tertawa jawabnya:

"Sandara pengemis.. aku ingin mengundangmu untuk minum secawan arak" Sambil berkata, tenaga dalamnya segera dikerahkan untuk mencekal urat nadinya.

Seketika itu juga semua tenaga yang dimiliki Cu Siau hong lenyap tak berbekas, sambil menarik muka dia berkata:

"Kita tidak saling mengenal, mengapa kau musti mengundang diriku? Lagipula mengundang orang minum arakjuga tak ada yang mengundang dengan cara begini"

Manusia berbaju biru itu segera tertawa.

"Terpaksa aku musti menyusahkan dirimu kalau begitu!" katanya.

Seusai berkata, ia lantas menarik tangan Cu Siau-hong dan melangkah masuk ke dalam sebuah gedung besar disamping jalan. Dalam waktu singkat Cu Siau-hong sudah diseret masuk kedalam gedung tersebut.

Gedung itu terhitung sebuah gedung yang amat besar, dalam ruang tengah yang lebar telah duduk menunggu tiga orang jago.

Orang pertama adalah seorang kakek berjubah lebar, berwajah kurus dan memelihara jenggot kambing. Orang kedua seorang perempuan setengah umur berbaju ringkas warna hijau yang berusia lima puluh tahunan, sedang orang ketiga adalah seorang lelaki setengah umur berbaju hitam yang berusia empat puluh tahunan.

Walaupun sekulum senyuman masih menghiasi manusia berbaju biru itu

Ternyata cara kerjanya cukup keji, ia mnyeret Cu Siau hong langsung memasuki ruangan tengah tersebut.

Setibanya dalam ruangan, ia menotok jalan darah Cu Siau-hong kemudian baru melepaskan genggamannya pada urat nadi diatas pergelangan tangan kanannya, lalu berkata:

"Saudara pengemis dari empat orang yang berada dalam ruangan ini, baik siapapun asal turun tangan maka besar kemungkinan akan merenggut selembar jiwamu, satu satunya jalan yang tersdia bagimu sekarang adalah bekerja sama dengan kami dan jawablah semua pertanyaan dengan sejujurnya"

Cu Siau-hong mendengus dingin:

"Hmm! Anak murid Kay-pang adalah manusia-manusia yang mengutamakan keadilan serta kesetiaan kawan, aku tak sudi digertak dibawah ancaman."

Si sastrawan setengah umur yang berbaju hitam itu segera terawa ewa, katanya: "Benar juga perkataan itu, cuma kau hanya seorang manusia yang tak berkedudukan dalam Kaypang, padahal jumlah anggota Kay-pang tak terhitung jumlahnya, apakah artinya kematian dari seorang manusia kecil macam kau?"

Cu Siau-hong mengerutkan dahinya, ia seperti hendak mengatakan sesuatu tapi kemudian dibatalkan.

Dengan sorot mata setajam sembilu, lelaki setengah umur berbaju hitam itu menatap Cu Siau-hong lekat-lekat, kemudian katanya:

"Tapi jika kau bersedia untuk bekerja sama dengan kami, tentu saja keadaannya jauh berbeda"

"Apa kebaikannya?"

Lelaki setengah umur berbaju hitam itu tertawa, jawabnya:

"Besar sekali kebaikannya, pertama kami dapat membantumu agar ilmu silat yang kau miliki memperoleh kemajuan pesat, bila nasibmu memang mujur, siapa tahu kalau dua puluh tahun menudian kau akan berhasil menjadi seorang pangcu "

Tergerakjuga hati Cu Siau-hong setelah mendengar perkataan itu, ia berseru tertahan: "Paling tidak, kau bisa menjadi salah seorang Tianglo" lanjut lelaki berbaju hitam itu. Agaknya Cu Siau-hong mulai tertarik oleh perkataan itu, dia menghela napas panjang.

Agaknya lelaki berbaju hitam itu pandai untuk menggoda perassan orang, setelah mendehem pelan, katanya kembali:

'Mungkin kau tidak terlalu percaya dengan perkataanku, tapi sekarang juga kami bisa memberi uang muka asal kau bersedia, kami segera akan mewariskan setengah jurus ilmu silat kepadamu"

"Bagaimana selanjutnya? Apakah selamanya aku musti mendengarkan perintah kalian dan terkendali terus menerus?"

Lelaki berbaju hitam itu segera tertawa.

"Tak bisa dibilang melaksanakan perintah, kami hanya bekerja saja, kau membantu kami dan kamipun aakn berusaha sekuat tenaga untuk menaikkan tingkat kedudukanmu, membuat pahala buatmu agar cepat naik pangkat, siapa tahu dua tiga tahun mendatang, kau sudah termashur dalam perkumpulan Kay-pang?"

Diam-diam Cu Siau-hong kembali berpikir:

"Sungguh rayuan maut yang gampang membikin iman orang rontok.... Tak heran kalau mereka pandai mencari pembantu"

Berpikir demikian, diapun lantas berkata: "Sungguhkah perkataanmu itu?"

"Betul, kami benar-benar berbicara sesungguhnya, bahkan segera kami bisa memberi bukti untukmu"

"Oooh....! Rupanya kalian hendak memelihara orang yang berpihak kepada kalian dalam tubuh Kay-pang. "

Nyonya setengah umur itu segera tertawa terkekeh kekeh.

"Heehhh heeehhh heeehhh.... saudara pengemis, rupanya kau amat cerdik" pujinya.

"Ada sementara persoalan, aku harus bertanya dulu sejelasnya, betul bukan?" "Betul!" lelaki setengah berbaju hitam itu membenarkan, "memang setiap masalah harus dibicarakan dulu sejelasnya, kemudian kita baru bisa melanjutkan pembicaraan dengan riang gembira, apa yang ingin kau tanyakan silahkan ajukan pertanyaanmu itu!"

"Persoalan yang paling penting adalah kecuali aku, apakah kalian masih mempunyai orang lain didalam perkumpulan Kay-pang."

Kau adalah orang pertama yang menarik perhatian kami"

"Jika aku benar benar adalah orang pertama, boleh saja persoalan ini kupertimbangkan lagi"

'Persoalan ini penting sekali artinya, seharusnya kau memang boleh mempertimbangkannya selama beberapa hari, cuma berhubung waktu yang amat mendesak pada saat ini, mungkin tak bisa terlalu banyak waktu yang dapat kuberikan kepadamu"

"Kau minta aku memutuskan segera?"

"Segera sih tak perlu, kami bisa memberi waktu selama sehari kepadamu, besok pada saat yang sama kau musti memberi jawaban kepada kami"

Cu Siau-hong manggut-manggut.

"Baik besok aku pasti datang" jawabnya,

'Cuma sebelum persoalan penting ini diputuskan, kami berharap agar kau bersedia membantu kami lebih dahulu "

Dia melirik sekehap kearah manusia berbaju biru itu, kemudian melanjutkan: "Saudara Che, bebaskan jalan darah dari saudara pengemis ini" Manusia berbaju biru itu mengebaskan tangannya dan membebaskan jalan darah Cu Siau-hong yang tertotok, kemudian melanjutkan:

"Saudara pengemis, orang yang tahu keadaan dialah manusia pintar, aku lihat nasibmu amat mujur"

Cu Siau-hong menggerak-gerakkan tangannya sebentar untuk melancarkan peredaran darah, kemudian katanya:

"Bantuan apakah yang kalian butuhkan? Katakan saja!" "Siapakah nama dari Toucu kantor cabang kota Siang

yang kalian?" "Yu Lip!"

Lelaki berbaju hitam itu manggut-manggut.

"Hari ini, pihak Kay-pang telah mengundang datang begitu banyak tabib kenamaan, sebenarnya apa yang telah terjadi?"

"Memunahkan racun, beberapa orang sahabat dari perkumpulan kami telah keracunan"

Kembali lelaki berjau hitam itu tersenyum. "Sahabat macam apakah itu?" desaknya lebih jauh. Diam-diam Cu Siau-hong berpikir dihati:

"Untuk menjawab pertanyaan ini, aku harus ikut sertakan pula sebagian besar cerita kenyataan, dengan demikian mereka baru tak akan menaruh curiga"

Berpikir sampai disitu, diapun berkata:

"Konon mereka adalah orang-orang dari Bu-khek-bun" "Orang-orang Bu-khek-bun? Berapa banyak jumlah

mereka? Cu Siau-hong pura-pura berpikir sebentar, kemudian baru menjawab:

"Agaknya lima orang, seorang perempuan, seorang kakek, seorang lelaki berusia tiga puluh tahunan dan dua orang berusia antara dua puluh tahunan"

"Oooh!" lelaki berbaju hitam itu berseru tertahan, "apa yang menyebabkan mereka keracunan!"

"Aku adalah petugas yang berjaga dihalaman depan, soal sebab keracunan mah tidak begitu kuketahui"

"Sebenarnya berapa orang sih yang keracunan?"

"Kami mendapat perintah untuk mengundang tabib kenamaan, bahkan sekaligus ada empat orang tabib kenamaan dari kota Siang-yang yang diundang datang, aku pikir ada beberapa orang yang sekaligus keracunan bersama, Cuma aku tidak begitu jelas berapa orang jumlah yang sebenarnya"

"Kau sudah sampai dirumah kenapa balik keluar lagi?

Sebab apakah kau berbuat demikian?"

Hati Cu Siau-hong kembali tergerak, pikirnya:

"Betul juga, rupanya mereka telah mengatur mata-mata didepan pintu gerbang, tapi sudah kuperiksa keadaan disekeliling sana dengan teliti, entah dimana orang itu menyembunyikan diri? Aku harus melakukan pemeriksaan kembali dengan seksama"

Berpikir sampai disitu, diapun menjawab: "Aku balik untuk mengambil obat"

Lelaki setengah umur berbaju hitamitu kembali tertawa.

"Terhadap soal obat-obatan aku sedikit mengetahuinya, bolehkah aku meminjam sebentar resep obat tersebut?" Cu Siau-hong merogoh kedalam sakunya dan mengeluarkan selembar resep yang segera diangsurkan kedepan.

Lelaki berbaju hitam itu melirik sekejap kepadanya, kemudian berkata:

"Baik! Pengemis cilik, jadi kau betul-betul bersedia untuk bekerja sama dengan kami?"

"Oooh.... Kiranya sampai sekarang kalian masih mencurigai diriku" seru Cu Siau-hong dengan kening berkerut.

Buru-buru lelaki berbaju hitam itu tertawa:

"Aah, curiga sih tidak" katanya, "sekarang kau boleh pergi."

"Besok, perlukah aku balik kembali kemari?" "Saudara pengemis, siapa namamu?"

"Aku bernama Lim Giok. "

"Lim Giok.... Lim Giok.... Dalam Kay-pang kau adalah murid tingkat keberapa?"

"Tingkat kedua, masih belum termasuk dalam kelompok kelas. " jawab Cu Siau-hong sedikitpun tidak gugup.

"Ooooh. "

Cu Siau-hong segera menghela napas panjang, katanya: "Mungkin kalian masih ingin mengetahui banyak

persoalan, selesai bertanya kau. " tiba-tiba putar badan dan

beranjak keluar dari situ.

Menunggu Cu Siau-hong telah berada di depan pintu gerbang, lelaki berbaju hitam itu baru berkata: "Berhenti kau!" Pelan-pelan Cu Siau-hong memutar badannya, kemudian bertanya:

"Apalagi yang hendak kalian tanyakan?"

“Besok setelah lewat tengah malam, datanglah kemari! Lihat saja kemujuranmu besok, jika aku merasa senang siapa tahu kalau kau akan kuterima sebagai anggota perguruanku."

"Kau. "

'Betul, aku. " Lelaki berbaju hitam itu segera mengangguk sambil mengelus jenggotnya dan tertawa.

"Siapakah kau. "

Manusia berbaju biru itu tertawa, selanya:

"Wahai pengemis cilik, selama ini pihak Kay-pang kalian tersohor karena ketajaman pendengarannya, masakah jago lihay semacam akupun tidak kau kenal?"

"Tidak kenal, aku masih muda dan tidak banyak pengetahuanku, jika cianpwe ini bersedia menyebutkan namanya, aku si pengemis mungkin saja dapat mengenalinya kembali"

?oooO)d.w(Oooo?

“KAU benar benar ingin tahu?' tanya manusia berbaju biru itu

"Betul!" Cu Siau-hong mengangguk, "aku si pengemis kecil siap mendengarkannya!"

Manusia berbaju biru itu melirik sekejap kearah lelaki setengah umur berbaju hitam lalu ujarnya: "Soal ini "

Lelaki setengah umur berbaju hitam itu mendehem pelan, lalu menyela: "Lim Giok pergilah dan besok datang lagi, sekarang aku masih belum mengambil keputusan apakah akan menerimamu sebagai anggota perguruanku atau tidak"

"Kalau didengar dari ucapannya itu, sekalipun ingin menganggap sebagai gurupun bukan suatu pekerjaan yang terlalu gampang?"

"Perkataanmu memang benar, bila aku ingin menerima murid, pasti akan berdatangan banyak sekali manusia yang berusaha menjadi muridku"

Cu Siau-hong tidak banyak berbicara lagi, dengan sorot mata yang tajam dia mengawasi sebentar raut wajah manusia baju hitam itu, kemudian pelan-pelan baru berlalu dari sana.

Tiada orang yang menghalanginya, tiada orang pula yarg menguntitnya, tapi Cu Siau-hong pergi juga ke rumah obat untuk membeli sejumlah obat, kemudian baru berjalan kembali ke rumah.

Sebagai seorang yang teliti, dia dapat merasakan betapa mengerikannya pihak lawan, hakekatnya cara kerja mereka begitu rapat dan tertutup sehingga boleh dibilang tiada lubang yang dapat ditembusi, sekali dia bertindak teledor maka akibatnya rahasia dirinya bisa diketahui lawan.

Setelah masuk ke dalam pintu gerbang, Cu Siau-hong masih bertindak amat berhati hati. Walaupun anak murid Kay-pang sudah berada didalam gedung melakukan suatu penjagaan yarg ketat, ia masih tak berani gegabah, setelah memasuki halaman yang kedua, Cu Siau-hong baru mengendorkan kesiap siagaannya.

Pek Bwe, Pek Hong, Seng Tiong-gak dan Tang Cuan duduk berkerumun dalam ruangan tengah sambil menantikan kedatangannya. Begitu Cu Siau-hong masuk kedalam ruangan Pek Bwe segera berseru:

“Siau-hong, apakah kau berhasil menemukan sesuatu?'" Cu Siau-hong memberi hormat dulu kepada sunionya,

kemudian baru menganggukkan kepalanya. "Yaa, aku telah berhasil menemukan sesuatu hal yang penting sekali artinya"

"Siau-hong, duduklah lebih dulu, kita bicarakan pelan pelan." kata Pek Hong dengan penuh perhatian.

"Tecu percaya gerak gerik kita semua telah berada dibawah pengawasannya, meskipun keluar masuk kita lancar tiada halangan, oleh sebab itu sengaja kuminta satu resep lebih banyak untuk sengaja berbalik kembali ke rumah obat, betul juga mereka telah turun tangan"

"Kau ditangkap!" tanya Pek Hong.

"Yaa!" anak muda itu manggut manggut, secara ringkas diapun menceritakan apa yang telah dialaminya barusan.

Sambil mengerutkan dahi, Pek Bwe berkata kemudian: "Nak, jadi malam ini kau benar benar akan ke sana?"

"Bila mereka bukan secara sengaja, memasangjebakan untuk memperangkap diri kita, aku percaya kedudukan beberapa orang ini amat tinggi, ilmu silat dari manusia baju birupun sudah lihay, tapi sikapnya terhadap lelaki setengah umur berbaju hitam itu menghormat sekali, ini menunjukkan bukan cuma kedudukannya saja yang lebih tinggi, ilmu silatnya mungkin lihay sekali, tecu pikir sudah sepantasnya kalau aku berusaha untuk mendekati mereka"

"Meskipun kali ini mereka berhasil dikelabuhi, tapi lain hari siapa tahu kalau rahasiamu bakal ketahuan" ucap Pek Bwe,  "menurut  dugaanku  dalam  kedatanganmu  malam nanti, mareka pasti akan melanjutkan penyelidikan yang lebih tajam kepadamu, sanggupkah kau untuk mengatasi hal-hal semacam itu?"

Cu Siau-hong termenung sejenak lalu jawabnya:

"Tecu sendiri pun menyadari betapa bahayanya misi ini, tapi inilah kesempatan yang sangat baik buat kita, kalau dilepaskan begitu saja, apakah tidak merasa sayang?"

"Nak, coba kau ceritakan sekali lagi, bagaimana ciri-ciri dari beberaoa orang itu?" Cu Siau-hong termenung sebentar, kemudian sahutnya:

"Sastrawan berbaju hitam itu mempunyai ciri khusu dibawah mata kirirnya, agaknya disitu terdapat sebuah tahi lalat merah yang cukup gede"

"Berapa besar tahi lalat merah tersebut?" tiba-tiba Pek Bwe melompat bangun. "Tidak terlalu besar, Cuma sebesar biji kacang hijau"

Pek Bwe menghembuskan napas panjang, pelan-pelan katanya:

"Jangan-jangan dia?" "Siapa?"

"Jit poh siu hun (tujuh langkah perenggut nyawa) Ouyang Siong!"

"Aaah, masa dia?" seru Pek Hong pula, "Siau-hong, berapa besar usianya. ?"

"Kurang lebih empat puluh tahunan. "

"Ayah, tahun ini Ouyang Siong semestinya berumur lima puluh tujuh delapan tahunan, padahal orang itu baru empat puluh tahunan."

Pek Bwe gelengkan kepalanya berulang kali, tukasnya: "Hong-ji, kalau menurut cerita Siau-hong ditambah tanda tahi lalat merah dibawah matanya, menunjukkan kalau sembilan puluh persen adalah dia, soal umur bukan alasan yang besar, bagi seseorang yang memiliki tenaga dalam sempurna, tidak sulit buat mereka untuk lebih mudakan wajahnya dua puluh tahun"

"Ayah.... Ouyang Siong selama ini bergelandangan seorang diri, mana mungkin ia bisa bergabung dengan suatu organisasi tertentu?"

"Yaa, kecuali bergelandangan sendirian, diapun tinggi hati dan tak pandang sebelah mata terhadap orang alin, memang tidak mudah untuk menariknya bergabung dengan suatu organisasi tertentu"

"Locianpwe, manusia macam apakah Ouyang Siong itu? Dapatkah locianpwe memberitahukan kepada boanpwe sedikit hal mengenai dirinya?" pinta Cu Siau-hong.

Pek Bwe manggut-manggut.

“Bagaimanapun juga kalian memang seharus nya memahami tentang orang ini.”

"Kejikah perbuatannya?"

"Asal kau bayangkan julukan itu sudah lebih dari cukup, Jit poh siu hun (tujuh langkah perenggut nyawa). Seharusnya dia adalah seorang jagoan berhati keji yang tinggi ilmu silatnya."

"Loya-cu, ia mempunyai keistimewaan apa dalam kepandaian silatnya?" tanya Seng Tiong-gak.

"Tak ada yang memahami asal usulnya, pun tak ada orang yang mengetahui jelas tentang ilmu silatnya, hanya bisa dibilang ilmu silat yang dimilikinya sangat aneh dan lihay, setiap serangan yang dilancarkan oleh nya sanggup merenggut nyawa orang"

"Loya-cu, seandainya sampai terjadi pertarungan, adakah sesuatu tempat atau bagian tubuhnya yang perlu diperhatikan secara khusu?"

“Tentang soal ini, lohu sendiri juga sulit untuk mengatakannya, Cuma menurut apa yang lohu ketahui, kita jangan sampai berada terlalu dekat dengannya, inilah satu satunya cara yang paling baik untuk menghadapinya"

"Oooh..."

"Locianpwe, adakah sesuatu nama tentang ilmu silatnya itu?" tanya Cu Siau-hong.

"Agaknya kepandaian tersebut bernama Siu hun-jiu (tangan sakti perenggut nyawa), tentu saja kecuali ilmu Siau hun jiu hoat tersebut, kepandaian yang lainpun termasuk hebat juga, baik dalam ilmu pedang maupun ilmu pukulannya, ia memiliki suatu gerakan tubuh yang susah diraba, hal mana membuat orang susah untuk menghadapinya"

"Kalau didengar dari sanjungan locianpwe terhadap dirinya, aku pikir orang ini pasti luar biasa, mana mungkin manusia tersebut bersedia tunduk dibawah perintan orang? Siapa tahu kalau dia adalah salah seorang dari pentolan organisasi tersebut?"

"Betul!" kata Pek Bwe, "apakah kau tidak menanyakan asal usulnya?"

"Aku tidak bertanya, sekalipun kutanyakan belum tentu ia bersedia untuk menjawabnya" "Ayah begitu banyak hal yang telah kau bicarakan dengan Siau-hong, apakah kau akan menyuruhnya memenuhi janji malam nanti" tanya Pek Hong.

'Subo, dengan susah payah kita berhasil menemukan kesempatan sebaik ini, mana kita boleh meninggalkannya dengan begitu saja."

"Tapi Siau-hong, aku tidak menginginkan kau pergi menempuh bahaya !" seru Pek Hong dengan perasaan kuatir.

"Subo, mara bahaya mengancam tiba dari pelbagai sudut dunia persilatan, sekalipun untuk kita tidak mencarinya, orang toh bisa juga datang ke Siang yang untuk mencari kita, betul bukan?"

"Kalau harus pergi, bukan semestinya kau yang pergi”. "Ucapan subo memang benar, aku adalah murid paling

tua, seharusnya aku yang musti pergi", sambung Tang Cuan

cepat.

"Tidak, kalian tak boleh pargi semua, semua harapan Bu khek-bun telah terletak di atas bahu kalian, kalau harus pergi, akulah yang pantas pergi"

"Kepergian kita kali ini kan bukan untuk berkelahi dengan orang?" ucap Siau-hong, “kecuali aku siapapun jangan harap bisa mendekati mereka "

"Enso, ciangbunjin, lebih baik kita berangkat bersama, biar Siau-hong dan aku dengan menyaru sebagai anggota Kay-pang berangkat duluan, sedangkan kalian menguntil dari belakang, jika Ouyang Siong memang komplotan dari organisasi rahasia tersebut, itu berarti kita telah menemukan organisasi yang telah meleyapkan Bu Khek-bun kita"

Pek Bwe termenung sejenak, lalu katanya: "Tiong-gak, apakah kau bersiap-siap untuk bertarung melawan mereka ?"

"Loya cu, kita hidup demi persoalan ini, berkat pelindungan Thian dan bimbingan dari arwah para suheng dialam baka, dengan kecerdasan Siau-hong kita berhasil menemukan pembunuh keji itu dalam waktu singkat, sudah sepantasnya kalau kita lakukan pertarungan mati matian melawan mereka"

"Tiong-gak, perkataanmu memang masuk diakal, tetapi aku rasa munculnya peristi-wa ini agaknya bukan sedemikian gampangnya..

"Locianpwe, maksudmu apakah mereka sengaja melepaskan aku kembali?" tanya Cu Siau-hong.

"Menurut keadaan pada umumnya, bila mereka membunuhmu untuk membungkamkan saksi, maka meski hanya berjarak beberapa depa, tapi jauhnya seperti terpisah oleh langit, tapi kenyataannya mereka telah melepaskan kau kembali?"

"Mereka mengira aku sebagai anggota Kay-pang, mereka bermaksud memelihara seseorang mata-mata dalam perkumpulan Kay-pang"

"Memang masuk diakal juga, Cuma Ouyang Siong bukan seorang manusia yang mudah dihadapi, sekalipun ia betul-betul mempercayaimu, aku pikir dia pasti ada persiapan lainnya. "

"Loya-cu" ucap Seng Tiong-gak, "kita tak boleh terlalu merisaukan hal-hal semacam itu, paling tidak dia adalah musuh kita"

"Benar, sebab itulah kita musti berhati-hati agarjangan sampai  dipecundangi  olehnya".  Song  Tiong-gak berpaling dan memandang Pek Hong sekejap, kemudian bertanya: "Bagaimana pendapat enso?"

"Aku rasa perkataan dari Seng sute ada benarnya juga, yang menjadi pemikiran kita sekarang adalah menemukan musuh-musuh kita, membalas dendam bagi keatian Leng kang serta anggota Bu-khek-bun yang tewas secara mengerikan ditangan mereka."

"Loya-cu, jika kita tak boleh berhadapan langsung dengan musuh kita, lalu apalah aritinya bagi kita untuk melakukan perjalanan di dalam dunia persilatan?"

"Locianpwe" ujar Tang Cuan pula, "kita sudah saatnya keluar dari perguruan, coba Bu-khek-bun tidak ketimpa musibah, kami pasti sudah lulus dari perguruan dan melakukan perjalanan di dalam dunia persilatan"

Pek Bwe termenung dan berpikir sejenak, kemudian katanya:

"Kalau memang kalian semua setuju untuk menjumpai Ouyang Siong, aku si orang tua tentu saja tak akan menolak lagi"

Sementara itu, Yu Lip ketua dari kantor cabang Kay pang dari kota Siang-yang tiba-tiba muncul dengan langkah lebar.

Dengan senyum dikulum ia memberi hormat dulu kepada Tang Cuan seraya menyapa: "Ciangbunjin!"

Buru-buru Tang Cuan balas memberi hormat, sahutnya: "Tidak berani, silahkan Yu heng duduk"

"Yu Toucu" kata Pek Bwe, "kalau dilihat wajahmu berseri, agaknya ada suatu kabar gembira yang hendak kau beritakan?" “Kabar gembira sih tidak, Cuma baru saja aku si pengemis mendapat surat yang mengabarkan bahwa besok pagi ada dua orang tianglo dari perkumpulan kami yang akan tiba disini”.

"Dapatkah kau memberitahukan dulu kepada kami, siapa yang besok akan tiba disini?"

"Dua dari empat tianglo perkumpulan kami, yakni Cian li to heng (Pejalan kaki seribu li) Tan Tiang kim serta Thi ciang kay pit (telapak tangan baja pembelah nisan) Hay Yok-wong"

Mendengar nama tersebut, Pek Bwe segera menghela napas panjang, katanya:

"Bukankah kedua orang pengemis tua itu sudah banyak tahun tak pernah melakukan perjalanan dalam dunia persilatan?"

"Yaa, sesungguhnya dua orang tua tersebut sudah lama mengundurkan diri dari keramaian dunia dan tidak mencampuri urusan dunia persilatan lagi, tapi kali ini mereka telah mendapat panggilan khusus dari pangcu untuk masuk kembali kedalam dunia persilatan."

"Sungguh amat besar budi kebaikan yang diberikan Kay pang kepada kami, entah dengan cara apa Bu-khek-bun harus berterima kasih kepada kalian semua?"

Dari pembicaraan tersebut dapat diketahui betapa seriusnya pihak Kay-pang untuk membantu pihak Bu-khek bun dalam menanggulangi persoalan tersebut.

Sambil tertawa Yu Lip berkata:

-oOo>d’w<oOo "CIANPWE, mungkin Tang ciangbunjin serta Seng ya masih belum begitu jelas mengetahui tentang kedudukan kedua orang tianglo tersebut, tapi Pek-ya yang sudah lama berkelana tentunya mengetahui dengan jelas bukan ?"

"Yaa, aku tahu, mereka adalah inti keluatan dari Kay pang, sudah lama nama besarnya tersohor dalam dunia persilatan, bila berjumpa dengan pangcu kalian nanti aku harus menghormati dua cawan arak kepadanya."

Yu Lip mengalihkan kembali pembicaraan nya ke soal lain, katanya

"Pek-ya, besok pagi tianglo kami sudah akan tiba, bila kalian hendak melakukan sesuatu tindakan harap tunggu setelah lewatnya malam ini, asal kedua orang tua itu sudah sampai disini, akupun bisa melepaskan tanggungjawab yang amat berat ini"

"Apakah besok pasti sudah tiba?" tanya Seng Tiong-gak. "Tak bakal salah. aku si pengemis jamin paling lambat

selewatnya  tengah  hari  besok  mereka  pasti  sudah sampai

disini"

"Jangan kuatir" ucap Pek Bwe kemudian, "apa pun yang hendak kami lakukan, pasti akin menunggu dulu sampai tibanya kedua orang pengemis tua itu"

Yu Lip segera menjura seraya berseru:

"Terima kasih banyak atas kesedian Pek-ya!'

Selesai berkata ia lantas mengundurkan diri dari situ. "Locianpwe" bisik Cu Siau-hong kemudian “benarkah

dua orang tianglo yang datang itu adalah jago paling top dari Kay-pang?" "Benar, dari empat toa tianglo mereka menempati urutan pertama dan kedua, termasuk pula dua orang dari tujuh jago paling tangguh dari Kay-pang dewasa ini"

"Ayah, aku pernah bertemu dengan Tan tianglo" kata Pek Hong.

"Kau pernah bertemu dengan mereka berdua?”

“Ia sangat mengagumi Leng kang sewaktu terjadi  kesalah pahaman dengan Kay-pang yang mengakibatkan terjadinya pertarungan tempo hari Tang Tiang-kim serta Hay Yok-wong kebetulan berada diluar perbatasan, coba mereka sempat muncul di arena, mungkin Leng kang tak akan sanggup untuk menanggung beban yang sangat berat itu"

"Ayah, dengan kehadiran orang itu, apakah buat kita merupakan suatu bantuan yang sangat besar" kata Pek Hong.

'Yaa, suatu bantuan yang besar sekali. bukan saja ilmu silat yang dimiliki kedua orang pengemis tua itu sangat lihay, pandangan mereka luas orang yang dikenalpun sangat banyak, terutama sekali Tan Tang-kim yang dikenal sebagai otaknya Kay-pang, kecerdasan nya benar benar luar biasa, dengan kehadiran mereka berdua harapan kita untuk menangkan Ouyang Siong pun semakin besar'"

Pek Hong menghela napas sedih,ucapnya:

"Mungkin sukma Leng kang dialam baqa mendapat tahu, maka baru ada kejadian seperti ini"

“Anak anak sekalian, sekarang beristirahat lah dulu" kata Pek Bwe kemudian sambil menghela napas, "besok kita harus menghimpun segenap tenaga untuk menghadapi musuh tangguh" Musibah yang menimpa perguruan Bu-khek-bun membuat Seng Tiong-gak sekalian orang-orang muda ini menghilangkan semua rasa angkuhnya, setiap orang berobah menjadi tenang dan waspada.

Semalam lewat tanpa terasa, keesokan harinya, tengah hari belum sampai ketika Tan Tiang kim dan Hay Yok wong telah tiba disana.

Kedatangan mereka berdua segera disambut oleh Pek Bwe, Pek Hong, Tang Cuan, Seng Tiong-gak dan Cu Siau hong didalam ruangan.

Sambil tertawa terbahak-bahak Tan Tiang kin segera menyapa:

"Saudara Pek sudah belasan tahun lamanya kita tak pernah saling bersua!"

"Tua bangka Pek, baik-baikkah kau selama belasan tahun ini?" sambung Hay Yok wong.

"Aaai.... Sudah puluhan tahun kita menjadi sahabat, tak kusangka pada akhirnya aku Pek Bwe harus meminta bantuan kalian berdua"

"Kami bukan datang membantumu, kami datang untuk membalas budi" sahut Tan Tiang kim dengan cepat, "Bu khek-bun pernah menolong Kay-pang, maka hari ini kami datang membayar hutang, oleh sebab itu saudara Pek pun tak usah bersedih hati karena soal ini"

"Tidak, tidak sedih, kali ini siaute menyambut dengan senang hati, sekalipun kalian datang untuk membantu Bu khek-bun, tapi ini sama halnya dengan membantu diriku"

"Sudahlah sepanjang perjalanan aku masih menguatirkan persoalan ini terus menerus, aku kuatir kau bersedih hati karena peristiwa tersebut" Sementara Pek Hong telah maju memberi hormat: "Menjumpai cianpwe berdua!"

"Kau adalah nona Hong?" tanya Tan Tiang kim.

"Hey pengemis tua" tegur Hay Yok wong, "mana anaknya sudah hampir dua puluh tahun, masa kau masih menyebut nona kepadanya"

"Betul, betul, hayo bangunlah nyonya Tiong"

Setelah memberi hormat Pek Hong pun bangkit berdiri. Menyusul kemudian Tang Cuan, Seng Tiong-gak dan Cu

Siau-hongjuga memberi hormat.

"Harap semuanya bangun" ucap Hay Yok wong, "meskipun kami dua orang tua bangka sudah rada tua, tapi ini yang paling kutakuti, Lo Pek, cepat kenalkan mereka kepadaku, siapa dan  apa  kedudukan  anak?anak  muda  ini. ?"

Pek Bwe segera memperkenalkan Tang Cuan sekalian kepada mereka berdua.

Ketika mengetahui kalau Tang Cuan adalah ciangbunjin Bu-khek-bun yang baru, Tan Tiang kim serta Hay Yok wong segera memberi hormat dengan wajah serius.

Setelah semua orang duduk di ruang tengah, Yu Lip baru masuk untuk menjumpai kedua orang tianglo tersebut.

Sambil ulapkan tangannya, Tan Tiang kim berkata:

"Yu Toucu, coba katakan bagaimana keadaan kota Siang-yang saat ini? Apakah berhasil melacaki jejak sang pembunuh?"

Jawab Yu Lip dengan hormat. "Menjawab pertanyaan Tan tianglo, peristiwa ini adalah suatu peristiwa misterius, untung saja dewasa ini berhasil menemukan sedikit jejak yang agak terang”.

"Kau yang menemukannya?"

"Bukan...." Sahut Yu Lip sambil menundukkan kepalanya, "Cu sauhiap yang menemukannya"

"Mundurlah dulu, kalau memang orang lain yang menemukannya, kau masih begitu tak tahu malu untuk mengatakannya"

Yu Lip memberi hormat dan segera mundur kesamping. Sambil tertawa, kata Pek Bwe kemudian:

"Apa yang sesungguhnya telah terjadi, biar Siau-hong saja yang menceritakannya kepada kalian, Siau-hong! Nah, ulangilah kisah tersebut kepada kedua orang cianpwe ini!"

Cu Siau-hong mengiakan dan segera mengisahkan kembali cerita tersebut. Seusai mendengar kisah tersebut, berkatalah Hay Yok wong:

"Selama ini Ouyang Siong tak pernah bekerja sama dengan orang, masa kali ini ia bisa merubah penyakit la ma nya?"

"Keparat tua itu begitu berani muncul secara terang terangan, aku lihat dibalik kesemuanya ini tentu ada sebab sebab lainnya. " Sambung Tan Tiang kim.

"Hai... alasan apa lagi? Paling paling dia anggap Jit poh siu hunnya kelewat hebat dan tiada tandingannya di dunia, maka ia kira Yu Lip tak berani mengusiknya"

"Tapi paling tidak, dia toh harus teringat bahwa Pek heng juga ada di kota Siang-yang.." "Betul juga, kalau begitu tentu ada sebab sebab lainnya yang membuat ia tidak kuatir"

Soal ini akupun sudah memikirkannya sangat lama, kata Pek Bwe, tapi aku selalu tak berhasil untuk mengetahui sebab-sebab yang terutama, aaai... Hong-ji telah kehilangan suami dan anak sedang anggota Bu-khek-bun pun terbakar oleh semangat membalas dendam yang tinggi, sementara lohu sedang kebingungan, sungguh kebetulan sekali kalian berdua datang kemari, aku yakin persoalan yang sulit ini pasti dapat teratasi"

Tiba-tiba Hay Yok wong mengalihkan sinar matanya kewajah Cu Siau-hong, kemudian katanya:

"Orang-orang yang bisa berada bersama Jit-poh siu hun Ouyang Siong sudah pasti bukan sembarangan manusia biasa, berapa jumlah mereka semua. ?"

"Siau-hong, katakan semua yang masih ingat!" ujar Pek Bwe pula dengan cepat.

"Salah seorang rekannya adalah seorang kakek berjubah kasar yang bermuka kurus kering serta memelihara jenggot kambing, ia sangat jarang berbicara.

"Manusia dengan wajah dan dandanan semamcam ini tidak terhitung sedikit dalam dunia persilatan, seingat lohupun ada tiga, empat orang"

"Tapi yang bisa berkumpul dengan Ouyang Siong toh tidak begitu banyak. ?" Kata Tan Tiang kim.

"Betul!" sahut Hay Yok wong seraya mengangguk, "kemungkinan besar orang ini adalah Poh san kun (pukulan sakti penghancur bukit) Lu peng!" Sorot matanya segera dialihkan kewajah Cu Siau-hong, kemudian melanjutkan: "Masih ada siapa lagi? Coba katakanlah"

"Seorang nyonya setengah umur yang berusia tiga puluh lima tahunan serta seorang manusia berbaju biru yang berusia dua puluh empat lima tahunan "

"Si nyonya setengah umur itu mungkin adalah kekasih Ouyang Siong yang bernama Boan Kui hui hoa (semulut penuh bunga beterbangan) Kiau Hui nio, sedangkan orang muda itu tidak begitu keketahui"

"Hay cianpwe, sulitkah untuk menghadapi beberapa orang itu!" tanya Seng Tiong-gak.

"Yaa! Mereka semua adalah jago-jago lihay yang kenamaan dalam dunia persilatan, setiap orang mempunyai syarat untuk menjadi tenar, merekapun memiliki beberapa jurus ilmu simpanan"

"Hay cianpwe" ujar Cu Siau-hong pula, "Julukan dari Kiau Hui nio kenapa begitu aneh? Kenapa ia dinamakan Boan ko hui hoa?"

Hay Yok wong tertawa, sahutnya:

"Suatu pertanyaan yang bagus, ilmu silat dari Kiau Hui nio terhitung cukup hebat, senjata rahasia Cu bo kim cha (tusuk konde emas) yang diandalkan juga hebat, tapi yang terhebat adalah selembar mulutnya itu, ia bisa mengatakan sesuatu yang buruk menjadi baik, orang mati bisa menjadi hidup, emas palsu bisa menjadi emas tulen, pokoknya kehebatan silat lidahnya tiada tandingan di kolong langit, dia merupakan pembantu terbaik dari Ouyang Siong, Ouyang Siong sendiripun amat menyukainya, tapi tak pernah mau untuk kawin secara resmi, karena alasan itulah yang menjadi pangkal persoalannya." "Masa gabungan dari beberapa orang ini sudah cukup untuk memberntuk suatu organisasi?" kata Pek Bwe tidak percaya.

"Betul ilmu silat yang dimiliki Ouyang Siong sangat lihay, tapi ia masih belum memiliki bakat untuk memimpin dunia persilatan", sahut Hay Yok wong.

"Bila kita bersua malam nanti, apa salahnya kalau kita tanyakan secara langsung kepada mereka?" sambung Tan Tiang kim.

"Atau biar boanpwe pergi seorang diri saja" usul Cu Siau-hong, "kita lihat dulu apa yang hendak mereka lakukan terhadap pihak Kay-pang"

"Jangan Siau-hong" teriak Pek Bwe, "kalau hendak pergi kita musti pergi bersama, kali ini kau tak boleh pergi sendirian lagi".

"Kenapa?"

"Sebab secara tiba-tiba aku teringat akan satu hal, besar kemungkinan manusia bercadar berbaju hitam yang kujumpai itu adalah ji-suhengmu Long ing, sekarang keadaan sudah semakin jelas, sudah terbukti kalau mereka berasal dari satu komplotan, orang lain mungkin tidak kenal dirimu, tapi ji-suheng mu pasti akan mengenali kau dalam sekilas pandangan saja"

"Ketika boanpwe berjumpa dengan Ouyang Siong tempo hari, wajahku telah mengalami perubahan karena menyamar, aku percaya sekalipun ji-suheng hadir disana juga tak akan mengenali diriku"

"Siau-hong, jangan terlalu menilai rendah Ouyang Siong, lebih lebih kau tak boleh menilai rendah Long ing, mereka adalah manusia-manusia yang berotak cerdas, sekalipun wajahmu telah berubah, toh suarapun tak bisa dirubah?" '`Locianpwe, boanpwe merasa inilah suatu kesempatan yang sangat bai!k untuk kita, kalau tidak berhasil mendapatkan sesuatu berita, sesungguh nya teramat sayang"

"Apakah kau mempunyai janji dengan mereka'" tiba tiba Tan Tiang kim menyela.

Dengan jelasnya Cu Siau-hong menceritakan kembali kejadian yang sebenarnya, mendengar itu Tan Tiang kim berkata.

"Kalau didengar dari nada suaranya, sepertinya ia tidak bermaksud jahat apa apa, bocah sekalipun wajahmu telah dirubah, tak akan menutupi kegagahan yang lamat lamat masih memancar dari tubuhmu, sepasang mata Ouyang Siong belum buta, dia pasti dapat mengetahui akan hal ini"

"Jadi saudara Tan setuju kalau ia menyerempet bahaya terlebih dulu?"ujar Pek Bwe.

"Aku tak keberatan atas persoalan ini, tapi tidak bisa dikatakan pula setuju seratus persen!"

"Seperti apa yang Pek heng katakan" ujar Hay Yok-wong pula, mereka memiliki ketajaman pendengaran yang luar biasa, mungkin kehadiran kami disinipun telah diketahui mereka".

"Kalau betul begitu, ini lebih baik lagi, itu berarti kita telah memberi kesempatan buat Cu Siau-hong untuk meloloskan diri"

Cu Siau-hong lantas berpaling kearah Tang Cuan seraya menjura, katanya: "Harap ciangbun suheng bersedia mengijinkan diriku"

"Soal ini soal ini aku lihat lebih baik diputuskan oleh

subo saja" "Aku tidak setuju!" dengan cepatPek Hong berseru, "Siau-hong, sebelum meninggal Leng kang telah menyerahkan banyak tanggung jawab kepadamu, sedang kaupun terhitung orang paling bebas dalam Bu-khek-bun kita, tapi dendam sakit hati Bu-khek-bun adalah tanggung jawab dari kita semua untuk menuntutnya bersama, nak aku tak bisa membiarkan kau pergi sendirian"

"Subo, persoalan ini bukan masalah siapa yang harus menempuh bahaya, dan lagi aku telah mempunyai kesempatan baik, mereka sudah menganggap diriku sebagai Lim Giok anggota Kay-pang. "

"Lim Giok?" sela Yu Lip, “dalam kantor cabang Siang yang tidak terdapat seorang yang bernama Lim Giok"

"Yu Toucu, kalau begitu musti mencari seorang bernama Lim Giok!"

"Oooh...." Serunya tertawa Yu Lip segera berkata, "Betul! Betul! Memang ada seorang yang bernama Lim Giok"

"Yu Toucu" ujar Tan Tiang kim, "untuk menghadapi musuh, kita musti menggunakan siasat, aturkan suatu asal usul yang bagus untuk Lim Giok"

"Hamba pasti akan mengatur hal tersebut dengan sebaik baiknya"

"Tan Tianglo" kata Pek Hong tiba-tiba, "agaknya kaupun setuju kalau Siau-hong pergi sendirian?"

"Sudah setengah abad lamanya aku si pengemis tua melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, meskipun tak berani menyombongkan diri, tapi di dalam persoalan ini, pandangan ku justru berbeda dengan hujin"

"Katakanlah cianpwe!" "Aku si pengemis tua merasa bahwa Cu siaute bukan Cuma cerdas saja, bahkan dia adalah seorang manusia yang hebat, jika Ouyang Siong sampai tertarik kepadanya, kemungkinan besar hal tersebut muncul dari dasar hati yang sesungguhnya"

"Tan cianpwe, pengalaman Ouyang Siong dalam dunia persilatan amat luas sekali, sedangkan Siau-hong Cuma anak kemarin sore, masa dia bisa menangkan dirinya?"

Tan Tiang kim segera tersenyum.

"Kalau berbicara soal pengalaman, sudah barang tentu ia tak akan mampu menangkan Ou-yang Siong, tapi diantara mereka tak akan terjadi pertarungan, tapi Cu Siau-hong sedang melakukan suatu sandiwara yang rapat-rapat, ini membuat Ouyang Siong sampai terpikat kepadanya, aaai ... Tiong hujin, dalam sepuluh tahun belakangan ini bukan saja kekuatan Kay-pang telah peroleh tambahan yang besar, nama baiknya juga semakin membumbung ke langit, dalam keadaan demikian andaikata benar-benar terdapat suatu organisasi gelap yang ingin melakukan sesuatu di dalam dunia persilatan, maka pertama-tama orang itu harus berusaha untuk menanamkan mata-matanya dalam tubuh Kay-pang. "

"Tapi aku kuatir Ouyang Siong telah mengetahui rahasianya dan menggunakan siasat untuk melawan siasat" sela Pek Hong.

"Setelah kudengar keterangan dari muridmu ini, kurasakan rencana tersebut betul-betul sangat rapat, kehebatannya sungguh membuat aku si pengemis tua merasa kagum sekali"

"Betul, cara yang digunakan muridmu itu dinamakan dalam kantong berisi siasat" sambung Hay Yok wong, "sekilas pandangan tidak menemukan sesuatu yang hebat, tapi dibalik kesederhanaan inilah terdapat sesuatu kehebatan yang luar biasa".

"Yang paling kita kuatirkan adalah bocornya berita tersebut dari sini...." Pek Bwe mengemukakan rasa kuatirnya.

"Perkumpulan Kay-pang terlalu besar, jumlah orangnya juga terlalu banyak, dalam hal ini aku si pengemis tua tak berani menjamin"

"Apakah dalam kantor cabang ada penghianat atau tidak, tecu juga tak berani menjamin", ucap Yu Lip pula, "tapi semua orang yang ditugaskan disini, tecu jamin semuanya adalah baik".

"Kau berani menjamin?" tanya Tan Tiang kim.

"Kalau sampai terjadi apa-apa, tecu bersedia di hukum menurut peraturan perkumpulan" dengan wajah serius Yu Lip memberikan jaminan.

"Hongji kabulkanlah permintaannya!" seru Pek Bwe kemudian, “terus terang saja, Siau-hong telah menjumpai banyak penemuan di luar dugaan, keberhasilannya dalam ilmu silat juga luar biasa, bagaimanapun toh cuma waktu sekejap, sekalipun terjadi perubahan, Siau-hong pasti sanggup untuk mengatasinya"

"'Apabila Cu siaute memang sanggup untuk mengatasi kecurigaan lawan, aku si pengemis tua bersedia juga untuk mengulur waktu agar lebih memahami duduk persoalan yang sebenarnya"

"Terlepas dari Ouyang Siong pribadi, ilmu Jit poh siu hun hoat yang dimiliki terhitung pula sebagai suatu kepandaian dahsyat dalam dunia persilatan" Hay Yok wong menambahkan. "Subo!" Cu Siau-hong lantas berkata, "tecu yakin Ouyang Siong bukan pentolannya, bisa bergaul selama beberapa hari dengan mereka, berarti terbentang suatu kesempatan buat tecu untuk mendalami keadaan mereka, soal ilmu Sin hun jiu hoat, tecu pikir masih bukan merupakan suatu ancaman serius"

"aku kuatir kalau kau sampai bertemu dengan Long Ing!" kata Pek Bwe memperlihatkan kekuatirannya.

"Selama berada dalam perguruan, hubungan tecu dengan ji-suheng tidak begitu akrab, asalkan mau berhati-hati, semua rintangan pasti dapat kuatasi"

"Cu siaute!" kata Kay Yok wong kemudian, "aku si pengemis tua mempunyai suatu pendapat, yaitu ilmu yang banyak tak akan memberatkan badan, apabila Ouyang Siong tidak mewariskan Siu hun jiu hoat tersebut kepadamu, dia tak akan memiliki kepandaian lain yang bisa diwariskan kepada orang lain"

"Apabila ia sungguh-sungguh mewariskan kepandaian tersebut, sudah barang tentu boanpwe akan menerimanya dengan senang hati"

"Segala sesuatunya musti dilalui secara wajar, jangan memohon, lebih-lebih jangan menampik" Tan Tiang kim menambahkan.

"Boanpwe mengucapkan terima kasih atas semua petunjuk itu!" katanya.

"Nah, Tiong hujin! Kau boleh berlega hati sekarang, setelah mengadakan pembicaraan dengannya barusan, aku si pengemis tua baru merasa bahwa kecerdasan otaknya memang hebat, ia pandai mengatasi keadaan, tak heran kalau  dia  pandai  pula  menyelami  perasaan  orang, cukup kalau ia bersedia menjadi murid Kay-pang, aku si pengemis tua pasti akan menerimanya"

"Aaai...! Apabila kalian semua telah berkata demikian, akupun tak akan berkeras kepala lagi", bisik Pek Hong sedih, "Siau-hong kau harus berhati-hati!"

"Terima kasih banyak atas perhatian subo!"

"Nah Siau-hong, setelah berjumpa dengan Ouyang Siong nanti, apa yang hendak kau bicarakan?" tanya Tan Tiang kim lagi.

"Boanpwe masih mempunyai kesulitan di dalam soal ini, entah apa yang harus kubicarakan nanti?"

Tan Tiang kim tertawa terbahak-bahak.

"Haahh... haahhh....haaahhh... kau musti berbicara terus terang, kedatangan lohu dan Hay heng pasti telah berada dibawah pengawasan mereka, kau sebagai anggota Kay pang masa tidak tahu?"

"Jabatan tecu sangat rendah, sekalipun mengetahui akan kehadiran tianglo berdua, sayang duduknya persoalan tidak jelas".

"Bagus, sekali tepuk tiga lalat, dari irama lagu bisa diselami perasaan orang. Nah, beritahu kepada aku si pengemis, selanjutnya apa yang hendak kau lakukan?"

"Boanpwe pikir, sehabis memberi laporan kepada mereka, kalau bisa meninggalkan tempat itu"

"Andaikata ia betul-betul hendak memupuk kau, jelas mereka akan membiarkan kau pergi untuk menjanjikan suatu pertemuan dilain saat".

"Boanpwe bisa melakukan tindakan sesuai dengan keadaan nanti". "Kami akan segera menyusul kesitu!" Tan Tiang kim manggut-manggut.

"Boanpwe mengerti!" "Nah, pergilah sekarang!"

Cu Siau-hong segera memberi hormat dan mengundurkan diri dari tempat itu. Tan Tiang kim berpaling dan memandang sekejap ke arah Pek Bwe, lalu bisiknya: "Pek heng, kitapun harus beristirahat, malam nanti kita jumpai Ouyang Siong!"

"Lo Tan!" sela Hay Yok wong, “untuk bertemu mah gampang, tapi kalau sampai terjadi pertarungan, mungkin kita musti mengerahkan segenap kekuatan yang kita miliki, kalau sampai demikian maka akan sulit buat kita untuk mengendalikan keadaan".

"Lo Hay, kalau Ouyang Siong betul-betul adalah pentolan dari organisasi rahasia ini, kita boleh kerja sama untuk membekuknya serta sekalian membalaskan dendam bagi Tiong ciangbunjin serta Bu-khek-bun, tapi aku percaya dia bukan pemimpin dari organisasi rahasia ini!"

"Maksud Tah-heng, kalau Ouyang Siong bukan pentolan dari organisasi tersebut kita harus melepaskannya?" tanya Pek Bwe.

Tan Tiang kim termenung sesaat, kemudian jawabnya sambil tertawa.

"Saudara Pek, mungkin saja kita sanggup untuk menghadapi ketujuh jurus ilmu Siu hun jiu hoat dari Ouyang Siong, tapi bila ingin menahannya, aku pikir bukan suatu pekerjaan yang gampang, lagipula masih ada Po san kun (si kepalan sakti penjebol bukit) Lu peng, Boan ko hui hoa (semulut penuh bunga beterbangan) Kiau Hui nio serta pemuda  berbaju  biru,  walaupun  kita  masuh  belum  tahu namanya, tapi kalau dipikir kembali jelas bukan manusia yang gampang dihadapi, berbicara secara jujur meski kita tiga orang, kalau hilang satu maka kita pasti akan kewalahan untuk menghadapi mereka semua"

?oooO)d.w(Oooo?

SETELAH menyaru wajahnya, Cu Siau-hong tidak kembali kehalaman dalam, sebaliknya secara diam-diam menyelinap kedepan pintu gerbang sambil diam-diam melihat keadaan.

Tempat itu merupakan daerah elite dari kota Siang-yang hu, jalanan yang terbentang di muka rumah sangat sepi dan jarang dilewati orang.

Biasanya, jika keadaan se sepi ini dan tidak menjumpai hal-hal yang mencurigakan, orang lantas mengira kalau disana pasti aman.

Tidak demikian dengan Cu Siau-hong, ia merasa yakin dan percaya penuh atas dugaan dalam hatinya.

Semisalnya gagal untuk menemukan sesuatu yang mencurigakan, itu berarti terdapat suatu akibat yang lebih mengerikan, yakni diantara murid-murid Kay-pang yang berada disini ada salah seorang diantaranya yang merupakan penghianat.

Setelah melakukan peemeriksaan yang seksama sekian waktu akhirnya Cu Siau-hong berhasil menemukan sesuatu yang mencurigakan.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar