Payung Sengkala Jilid 20 (Tamat)

Tetapi dasar Loo Liang Jen memang bodoh. ia tidak mengerti apa yang dimaksudkan, matanya melotot makin besar.

Lam-kong Pak pun ikut gelisah, ia segera menuding kearah mulut sendiri lalu kearah teko arak itu.

Seakan2 menyadari sesuatu, tiba2 Loe Liang Jen berseru: "Mulut Sauw-ya "

"Telur busuk makmu " maki Hek Sim Wangwee sambil tertawa dingin.

"Eeeei. kau maki aku?"

"Memangnya kau gentong nasi, masacuma kata2 yang begitu gampang tak bisa menjawab sudah. kau tak usah makan "

Lam-kong Pak segera berkelebat keluarda dari tempat persembunyiannya. Menyaksikan kehadiran sianak muda itu, sepasang manusia jelek dari Hay Tnian sama-sama bangun berdiri.

"ooouw. . . .majikan cilik sudah datang. apakah majikanpun datang ber-sama2?" "Ibuku belum datang, aku rasa tidak lama kemudian tentu datang."

Dikala ketiga orang itu sedang ber-cakap2 Loo Liang Jen segera bekerja keras menyikat habis seluruh makanan serta arak yang ada disana kemudian sambil memegang perutnya yang kekenyangan ia bangun berdiri, serunya: "Sauw-ya, nona Yu sebentar lagi akan tiba disini."

"Dia berada dimana ?"

"Berada disekitar sini, ketika aku bertanya kepadanya mengapa tidak datang, ia bilang hendak mengerjakan sedikit urusan "

"Pekerjaan apa yang hendak diselesaika^?"

"Dia bilang hendak mengerjakan pekerjaan orang perempuan Sungguh aneh sekali. apakah pekerjaan dari kaum wanita berbeda dengan kaum lelaki ?"

"Tentu saja sama." sahut Lam-kong Pak sambil tertawa ter-bahak2. "cepat lihat"

Semua orang berpaling, tampak dari sungai muncul datang sebuah perahu kecil. diatas perahu itu duduk Sipencuri sakti Pek-li Gong serta simahasiswa bertangan sakti Siang Hong Tie.

Tampak dua orang itu satu mendayung yang lain mengerahkan tenaga dalamnya mendorong perahu tersebut dengan ilmu pukulan, perahu bergerak kedepan laksana larinya kuda,

Kurang lebih dua tiga puluh tombak dibelakang perahu itu mengikuti sebuah perahu yang rada besar, perahu tadipun bergerak sangat cepat bahkan jauh lebih cepat dari perahu didepan, orang yang berada diatas perahu tersebut kebanyakan adalah orang2 dari perkumpulan Liok-mao Pang.

"Mari kita sembunyikan diri lebih dulu" seru Lam-kong pak sambil ulapkan tangannya.

Perahu yang ada dibelakang bergerak makin lama semakin cepat. ditengah malam buta tampak jelas diatas perahu tersebut ada sidaging lima warna oei Hun, sisetan gantung hidup Gouw chiat, silampu hitam pegejar sUkma Leng cing Cioe, sidewa geledek berlengan delapan Si Put Siauw, sigolok tanpa tandingan Hong Goan, sisapu baja Kiem Kioe, sibangku besi AuwSak Kau serta si Kakek Moyang berwajah kepiting Pi Hoo sekalian.

Kecuali sang ketua boleh dikata seluruh anggota perkumpulan Liok Mao Pang telah hadir disitu.

Tiba2 dari antara ruang perahu mererobos keluar seorang manusia aneh yang seluruh tubuhnya hitampekat. .

.Byuuuur. tahu2 ia udag terjun kedalam air.

"Aduuuh celaka. ..." teriak Lam-kong Pak, tampak perahu kecil yang ada didepan sudah berada kurang lebih dua tiga puluh tombak dari jembatan Lok Yang, ia segera membentak keras:

"cianpwee berdua, hati2 didasar sungai."

Sementara berbicara tubuhnya berkelebat kedepan dan melayang turun diatas perahu kecil itu.

Ketika tubuhnya tiba ditengah sungai, ujung kakinya menutul permukaan air kemudian melejit kembali keatas dan melayang ke dalam perahu.

Pada saat itulah dari dasar perahu terdengar suara gemuruh yang amat deras disusul gelembung air menyembur hingga ketinggian puluhan tombak. "cianpwee berdua cepat tinggalkan perahu itu. " kembali Lam-kong

Pak berseru.

Bersamaan waktunya ketika ia enjotkan badannya keatas, sebuah serangan telah dibabat kebawah, serangan tersebut amat luar biasa sekali. Siang Hong Tie serta Pek-li Gong segera meloncat keatas.

"Braaak " pada saat itulah perahu kecil itu sudah hancur berantakan, balok2 kayU berhamburan keempat penjuru, gelembung airpun muncrat hingga ketinggian tiga tombak lebih,

Ketika tubuh Siang Hong Tie serta Pek-li Gong telah berada kurang lebih tiga tombak ditengah udara, badannya meluncur turun kembali kebawah, sementara Lam-kong Pak berada kurang lebih lima tujuh tombak diatas mereka.

Mendadak permukaan air memisah kedepan disusul munculnya sesosok makhluk aneh yang berwarna hitam pekat, ia ayunkan tangannya kedepan dan puluhan rentetan cahaya putih segera menyambar kearah Pek-li Gong serta Siang Hong Tie.

Waktu itu Lam-kong Pak berada diatas batok kepala mereka, tak mungkin baginya melancarkan serangan terdengar ‘criiii criiit ‘ tahu2 tubuh kedua orang itu sudah terhajar beberapa batang paku Pek Kut Ting.

Senjata rahasia Pek Kut Ting itu terbuat dari semacam tulang ikan, bukan saja tajam bahkan amat beracun.

Siang Hong Tie serta Pek-li Gong segera mendengus berat. badannya meluncur kebawah semakin cepat.

Buru2 Lam kong Pak mengeluarkan ilmu bobot seribu meluncur turun dari sisi tubuh mereka, kemudian melancarkan kembali sebuah babatan keatas permukaan air. Tiba2, sidaging lima warna yang berada diatas perahu besar berseru:

"Pek-li Gong mula2 pun-pangcu mengutarakan syarat apabila kau suka menyerahkan jinsom berusia selaksa tahun Ban Nian Liong Si Som maka kau akan dibebaskan waktu itu kau mengatakan bahwa benda tersebut tidak berada dalam sakumu, lalu diberi batas waktu selama tujuh hari untuk menyerahkan benda tadi. siapa tahu setelah kau tinggalkan perkumpulan lantas mengadakan hubungan dengan pihak musuh, sekarang pun Hu-pangcu memerintahkan kepadamu segera menyerahkan jinsom tersebut, kalau tidak. Hmmm. . .Hmmm. . .swie Sang Biauw atau melayang diatas air akan suruh kalian tenggelam dan terkubur didasar sungai aku rasa nama besar orang itu tentu pernah kau dengar bukan?"

Lam-kong Pak merasa amat terperanjat, kiranya simanusia aneh yang berada didalam air itu bukan lain adalah Swie Sang Biauw melayang diatas air Be Tie yang tersohor akan hebatnya ilmu berenang orang itu, disamping persoalan itu iapun kaget karena benda yang hendak diperebutkan oleh pihak perkumpulan Liok Mao Pang bukan lain adalah jinsom berusia selaksa tahun Ban Nian Liong Si Som."

Sementara itu Pek-li Gong serta Siang Hong Tie sudah tercebur kedalam air, walaupun mereka tidak kenal ilmu berenang, tetapi dalam waktu singkat mereka masih bisa. bertahan didalam air, sekalipun begitu mereka pun sadar berada didasar sungai tak mungkin mereka bisa menandingi si Swie Sang Biauw.

Lam-kong Pak segera menerjunkan diri pula kedalam air, sejak kecil ia belajar berenang saat ini tentu saja permainan dalam air bukan pekerjaan yang terlalu menyulitkan dirinya. sepasang mata mengawasi dasar sungai tajam2, telapak disilangkan didepan dada siap melancarkan serangan-

Dari dalam sakunya Pek-li Gong ambil keluar sebuah kotak yang terbuat dari tanduk kerbau, kemudian ujarnya kepada Lam-kong Pak:

"Eeeei bocah. cepat terima benda itu. dalam kotak tersebut berisikan jinsom berusia selaksa tahun 'Ban Nian Liong Si Som', asal kau makan benda itu, tidak usah menggunakan payung sengkala senjata mustika dunia persilatan pun sudah cukup untuk menandingi sang ketua dan perkumpulan Liok Mao Pang." Seraya berkata ia lemparkan kotak tadi kearah Lam-kong Pak.

Sementara Lam-kong Pak siap menerima kotak tersebut, perahu besar itu sudah berada tiga tombak disisinya, si Daging Lima Warna segera melancarkan sebuah babatan kearah depan membuat kotak tersebut mencelat sejauh puluhan tombak jauhnya dan terjatuh kedalam air.

Lam-kong Pak segera meloncat kedepan dan menyelam kedasar sungai. Sungai tersebut dasar yang paling dalampun hanya empat lima tombak, namun aliran sungai amat deras, Lam-kong Pak sadar kepandaiannya didalam air masih selisih jauh kalau dibandingkan dengan kepandaian dari Swie Sang Biauw, senjata tanduk naganya segera dicabut keluar kemudian menyelam kedasar sungai.

Tanpak tubuh 'Swie Sang Biauw' meluncur datang dari pihak lain, kemudian menyelam pula kedasar sungai.

Kedua orang itu muncul dari arah yang berbeda namun tujuannya sama, siapa tiba didasar sungai lebih dulu, dialah yang bakal berhasil mendapatkan jinsom berusia selaksa tahun 'Ban Nian Liong Si Som' tersebut. Tentu saja, kalau dibandingkan dengan Lam-kong Pak,  si 'Swie Sang Biauw' menyelam jauh lebih cepat, tampaklah ia sudah berada kurang lebih satu tombak dari dasar sungai,

Menyaksikan kejadian itu, Lam-kong Pak jadi cemas. sepasang telapaknya segera didorong kedepan dengan jurus kesembilan dari ilmu payung sangkala.

Serangan ini luar biasa dahsyatnya. 'Bluum' ditengah ledakan dahsyat. dasar sungai tergetar sehingga muncul sebuah liang yang sangat besar, pasir dan air berpusar kencang muncullah suatu pusaran air setinggi lima sampai tujuh tombak.

Tenaga dalam yang dimiliki 'Swe Sang Biauw' Be Tie terlalu cetek, badannya seketika itu juga terpental sejauh puluhan tombak, namun dengan adanya kejadian ini maka sulitlah bagi mereka untuk menemukan kembali kotak dari tanduk kerbau tersebut.

Lam-kong Pak segera berpikir, bagaimana pun juga selama ada si Swie Sang Biauw didasar sungai, tidak mungkin baginya untuk menemukan benda tersebut, maka ia ada maksud menghajar pental lebih dahulu orang itu dari dasar sungai setelah itu baru bekerja lebih jauh.

Karena punya pikiran demikian ia lantas mencari bayangan tubuh si 'Swie Sang Biauw' diempat penjuru.

Tetapi akibat dari serargannya tadi dasar sungai jadi amat keruh sebab bercampur baur dengan pasir pemandangan diluar satu tombak sulit sekali dilihat jelas. diam2 ia amat terperanjat.

Seluruh perhatian pun disiapkan untuk menghadapi segala kemugkinan, ia tahu karena kurang berpengalaman dalam air, kemungkinan besar ia bisa menderita kerugian. Dalam perkiraannya, seorang yang lihay dalam ilmu berenang bisa melihat pemandangan kurang lebih tiga tombak dihadapannya.

Kalau seandainya Swie Sang Biauw bersembunyi disuatu tempat satu tombak dari hadapannya maka ia bisa melihat jejaknya sedangkan ia sendiri tak dapat menemukan jejaknya.

Mendadak lima rentetan cahaya putih laksana kilat meluncur datang.

Lam-kong Pak tahu pasti ada senjata rahasia Pek Kut Ting mengancam datang, ia segera berkelit kesamping. Bersamaan itu pula melancarkan sebuah seraogan kedepan.

Pusaran semakin menghebat, permukaan air sungai pun makin keruh.

Lam-kong Pak tidak berani gegabah, sepasang matanya mengawasi enam penjuru sedang telinganya dipasang mendengarkan gerak gerik didelapan arah.

Tiba2 dibelakang tubuhnya kembali berkumandang suara yang amat nyaring. ia segera berpaling. tampaklah puluhan batang jarum Pek Kut Ting meluncur datang dengan cepatnya, ia segera maju tiga langkah kedepan.

Belum sampai ia bertindak sesuatu. dari depan kembali muncul serentetan tenaga dorongan yang amat dahsyat, hatinya makin terperanjat.

Tampaklah Swie Sang Biauw sambil memisahkan air meluncur datang dan menusuk dadanya.

Diam2 Lam-kong Pdk mendengus dingin, ia putar telapak mencengkeram kedepan. Swie Sang Biauw segera tarik kembali senjatanya dan melepaskan tiga batang paku Pek-Kut Ting kedepan. Lam-kong Pak putar telapak melancarkan sebuah serangan, mendadak dari kiri kanan belakang serta depan muncul kembali serangan bokongan yang amat santar ia terperanjat. untuk berkelit tidak mungkin lagi.

Disaat yang amat kritis iiulah tiba2 terjadi gerakan dahsyat. ombak menggulung menghebat didasar sungai, pemandangan semakin keruh, Lam-kong Pak pun jadi tertegun, semakin tidak berani bertindak gegabah.

Menanti pasir telah mengendap kembali, kurang lebih satu tombak dihadapannya telah berdiri dua orang mereka adalah Swie Sang Biauw serta Coe Li Yap. waktu itu mereka berdua berdiri salinq berpandangan dengan dengan sinar mata buas, napsu membunuh meliputi seluruh benak.

Diam2 Lam-kong Pak bersyukur dalam hati, ia tahu seandainya bukan Coe Li Yap datang dan menolong tepat pada waktunya, ia pasti sudah terluka ditangan orang.

Terlihat Coe Li Yap mengulurkan tangannya seperti lagi minta suatu benda, Swie Sang Biauw laksana kilat turun tangan, senjatanya dengan disertai bunga2 air berwarna putih meluncur datang menusuk pergelangan gadis itu.

Coe Li Yap segera meleset kesamping badannya bagaikan putaran ikan didalam air kemudian tangannya bergerak meraba diatas badannya.

Menyaksikan kejadian itu Lam-kong Pak terperanjat, ia tahu ilmu berenang dari Coe Li Yap sangat luar biasa. kemungkinan ia sedang memperebutkan jinsom berusia selaksa tahun 'Ban Nian-Liong-Si Som.'

Pada waktu itu mereka berdua melangsungkan pertarungan dengan serunya dibalik pertahanan tersembunyi serangan namun bagaimanapun juga kepandaian Swie Sang Biauw jauh lebih unggul setingkat, Coe Li Yap gagal merampas benda itu.

Lam-kong Pak tahu jinsom berusia selaksa tahun 'Ban Nian-Liong-Si-Som' pasti telah berada disaku Swie-Sang Biauw, ia segera menubruk kedepan pula dengan hebatnya.

Sungguh lihay si 'Swie-Sang Biauw' berada dibawah ancaman dua orang ia sama sekali tidak jadi gugup. kuatirpun tidak.

Sejak semula hingga detik itu Coe Li Yap tidak melirik kearah Lam-kong Pak barang sekejap pun, si anak muda itu tahu ia tentu masih mangkel dengan dirinya

Pada saat itulah tiba2 Swie Sang Biauw menyemburkan serentetan panah tinta hitam, dalam sekejap mata lingkungan tiga lima tombak disekeliling dasar sungai itu jadi gelap gulita.

Dua orang muda mudi itu tahu, tinta yang disemburkan itu khusus digunakan untuk mengaburkan pandangan mereka karena takut dibokong mereka sama2 mundur lima enam langkah kebelakang, menanti mereka cari kembali bayangan Swie Sang Biauw, orarg itu sudah lenyap tak berbekas.

Coe Li Yap melotot sekejap kearah Lam Kong Pak, hidungnya yang kecil dikerutkan membuat muka setan, agaknya ia hendak menggoda akan kegagalan sianak muda itu. Lam-kong Pak segera pura2 tidak melihat.

Iapun dapat melihat Coe Li Yap tidak mengenakan pakaian lapis air yang khusus digunakan untuk berenang, rambutnya yang panjang terombang-ambing ditengah air.

Mendadak sesosok bayangan tubuh yang tinggi besar muncul kearah mereka dengan langkah lebar, gerakan tubuhnya sangat cepat kepandaian berenang semacam ini jarang sekali ditemui dalam kolong langit.

Ketika berada dua tombak dihadapan mereka, orang itu berhenti. dengan demikian posisi merekapun jadi berbentuk segi tiga.

Kedua orang itu sama2 terperanjat, kiranya bayangan tubuh tersebut bukan lain adalah seorang manusia tembaga.

Manusia tembaga bisa menyelam kedalam air bahkan memiliki kecepatan yang luar biasa, kejadian itu benar2 belum pernah terjadi atau pun didengar.

Pada waktu itu simanusia tembaga sebentar memandang kearah Coe Li Yap, sebentar lagi memandang kearah Lam kong Pak, tingkah lakunya amat lucu dan menggelikan sekali.

Dipandang secara begini, kedua orang muda mudi itu jadi jengah dibuatnya, namun berada didalam air tak mungkin bagi mereka untuk berbicara. terpaksa Lam-kong Pak cuma angkat bahu dan goyang2kan tangannya berulang kali.

Coei Li Yap segera melotot sekejap kearah sianak muda itu.

Simanusia tembaga itu agaknya sedang mentertawakan mereka berdua, tubuhnya tiba2 bergetar keras. kemudian dari dalam baju tembaganya mengambil keluar sebuah kotak tanduk kerbau dan dilemparkan keatas tanah dimana Coe Li Yap serta Lam kong Pak berdiri.

Sekali lagi sepasang muda mudi itu terperanjat, bukankah benda yang dilemparkan kearah mereka itu bukan lain adalah kotak yang berisikan jinsom berusia selaksa tahun 'Ban Nian Liong Si Som' Kiranya simanusia tembaga itu telah berhasil mendapatkan benda mustika tersebut dengan demikian kepandaian berenangnya jauh lebih hebat kalau dibandingkan 'Swie Sang Biauw,.

Ketika benda tersebut terjatuh keatas dasar sungai, kedua orang muda mudi itu tidak ada yang mengambil, mereka hanya berdiri ditempat masing2 sambil mengawasi tingkah laku lawannya.

= * * * =

Tiba2 simanusia tembaga itu menuding kearah Lam kong Pak kemudian menuding kearah kotak tanduk kerbau tersebut, agaknya ia suruh pemuda itu untuk menerimanya.

Tetapi Lam-kong Pak tetap tidak berkutik dari tempat semula ia cuma gelengkan kepalanya berulang kali.

Melihat sianak muda itu menolak, simanusia tembaga segera menuding kearah Coe Li Yap. setelah itu menuding pula kearah kotak tanduk kerbau yang ada diatas tanah.

Namun kembali Coe Li Yap angkat bahu dan melirik sekejap kearah Lam-kong Pak. meskipun tidak berbicara namun siapapun akan tahu apa maksud dari lirikan tersebut.

Tubuh simanusia tembaga itu bergetar keras, agaknya ia sedang tertawa ter-bahak2.

Setelah itu putar badan dan berlalu, terhadap kotak tanduk kerbau yang ada didasar sungai melirik sekejappun tidak.

Biji mata Coe Li Yap berputaran, ia tidak mengambil kotak bertanduk kerbau itu sebaliknya malah lambat2 kearah manusia tembaga itu, sementara ia melirik pula kearah si anak muda, maksudnya ia hendak pergi melihat wajah sebenarnya dari simanusia tembaga itu.

Lam-kong Pak sendiri pun berharap bisa melihat wajah yang sebenarnya dari si manusia tembaga itu, maka ia lantas mengangguk tanda setuju.

Siapa sangka baru saja Coe Li Yap berjalan tiga langkah kedepan. tiba2 si manusia tembaga itu putar badan kembali. Badannya yang tinggi besar bergetar keras setelah itu ia menuding kearah kotak tersebut lalu menuding kearah Coe Li Yap dan akhirnya menuding kearah Lam-kong Pak.

Coe Li Yap segera mengerti maksudnya, jelas simanusia tembaga itu minta ia ambil kotak tersebut lalu diserahkan kepada Lam-kong Pak.

Hidungnya yang kecil kembali berkerut, setelah mengerling sekejap kearah anak muda itu ia putar badan dan berlalu, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan.

Dalam pada itu simanusia tembaga itu pun menuding keatas permukaan air, setelah itu ia berlalu dari situ.

Lam-kong Pak segera ambil kotak tadi dimasukkan kedalam saku dan berenang keatas permukaan air.

Tampaklah olehnya diatas jembatan Lok Yang Kiauw telah terjadi pertarungan yang amat sengit, puluhan jago lihay sedang melangsungkan pertarungan antara hidup dan mati.

Setelah tiba diatas jembatan, Lam-kong Pak menyaksikan ibunya serta Pek Li Siang masih belum tiba disana, sedangkan Loo Liang Jen sedang bertarung dengan serunya melawan si Daging Lima warna, ia kelihatan terdesak hebat. Yu Chen bertarung melawan sisetan gantung hidup Gouw Chiet serta si Nenek moyang berwajah kepiting Pi Hoo. iapun kelihatan terdesak hebat.

KEADAAN dari Hay Thian Siang Cho "sepasang manusia jelek dari Hay Thian" semakin parah lagi, jagoan yang mengerubuti mereka berdua yaitu sidewa geledek berlengan delapan Si Put Siuw, si Lampu Hitam Pengejar Sukma Leng Ling Cioe serta sigolok tanpa tandingan sekalian empat lima orang. waktu itu mereka berdua sudah terluka seluruh badan telah penuh berpelepotan darah.

Pek-li Gong serta Siang Hong meski pun sudah terhajar oleh senjata rahasia paku Pek Kut Tin, namun dengan membawa luka mereka harus melangsungkan pula pertarungan sengit.

Dibawah kerubutan si Bangku besi Auw Sak Kay serta sisapu baja Kiem Kioe yang berat, kedua orang itu tampak mundur dengan sempoyongan, keadaan mereka kritis sekali. agaknya sebentar lagi bakal menderita kekalahan total.

Mula pertama Lam-kong Pak menubruk kearah Siang Hong Tie. bentaknya keras: "Cianpwee berdua, harap segera mengundurkan diri !"

Ketika kedua orang gembong iblis itu menyaksikan bakal lawannya adalah pemuda kosen tersebut, mereka jadi terkesiap.

Bangku bajanya segera diangkat lantas dihantamkan kebawah berbareng.

Menghadapi datangnya serangan sedahsyat itu, Lam kong Pak tidak menghindar mau pun berkelit, sepasang tangannya tiba2 menyambar kedepan dan didorong dengan disertai tenaga, sepasang pergelangan kedua orang gembong iblis itu jadi robek dan berdarah, tubuh mereka terlempar keluar dari jembatan dan tercebur kedalam sungai.

Semangat Lam-kong Pak berkobar semakin besar, ia segera berkelebat kesamping sepasang manusia jelek dari Hay-Thian dan berseru:

"Harap kalian berdua segera mengundurkan diri untuk beristirabat !"

Selesai berkata, tanduk naganya telah dicekal dalam genggaman. Traaaang. !

Diiringi suara bentrokan nyaring, golok besar dari sigolok tanpa tandingan sudah terpukul hingga mencelat ketengah udara, sekali tendang ia lempar tubuh sigolok tanpa tandingan itu sehingga berjumpalitan beberapa kali ditengah udara dan akhirnya terbanting dibawah jembatan Lok Yang Kiauw tersebut.

Menyaksikan kejadian itu, si dewa Geledek berlengan delapan serta silampu hitam pengejar sukma jadi terperanjat, menemukan si golok tanpa tandingan berhasil dirobohkan musuh hanya dalam sejurus saja, mereka sama2 bertukar pandangan kemudian serentak menubruk kedepan.

Didalam sekejap mata sidewa geledek berlengan delapan telah melancarkan delapan belas buah babatan telapak, ia terkenal sebagai sidewa geledek berlengan delapan, nama besarnya benar2 bukan nama kosong belaka.

Silampu Hitam pengejar sukma pun tidak mau ketinggalan, ia pentang mulutnya menyemburkan serentetan darah segar, inilah ilmu sakti menolong diri andalannya 'Hiat Ko Beng Jien' atau Semulut darah menyembur orang. Lam-kong Pak tidak menghindar maupun berkelit, tanduk naganya dengan menimbulkan angin geledek yang dahsyat segera menyongsong kedatangannya.

Terjadi bentrokan dahsyat menggetarkan seluruh permukaan, jembatan Lok Yang Kiauw bergetar keras, ditengah semburan darah yang memenuhi angkasa, tubuh kedua orang itu mencelat sejauh satu tombak lebih, ambil kesempatan itu mereka meloncat masuk kedalam sungai.

Hanya didalam dua jurus, ia telah mengejutkan beberapa orang tokoh sakti, kawanan iblis lainnya yang menyaksikan kejadian itu jadi ketakutan setengah mati.

"Tahan !" bentak Lam-kong Pak dengan suara keras. "Hey. kawanan bajingan. ini hari Pun-jien akan suruh kalian kalah dengan hati takluk. ayoh majulah semua. Pun jien akan menerima serangan gabungan dari kalian semua !"

Begitu ucapan tersebut diutarakan, kawanan iblis jadi berdiri tertegun. sidaging lima warna segera berseru sambil tertawa seeam:

"Keparat cilik, kau tak usah bicara sesumbar. cukup loohu seorang akan menghadapi dirimu !"

"Heee. . . .heee. . .heeee. . . .bukannya Pun-jien terlalu pandang hina dirimu." jengek Lam-kong Pak sambil tertawa dingin.

"Asal kau sanggup menerima tiga jurus saja dari seranganku. Nih Jinsom berusia selaksa tahun Ban Nian Liong Si Som boleh kau ambil pergi !"

Si Daging Lima warna membentak keras, ilmu telapak 'Yu It Kiang' yang diandalkan pun segera dilancarkan.

Ilmu sakti ini tidak sembarangan digunakan pada hari2 biasa, ini hari boleh dikata baru pertama kali, begitu serangan dilancarkan ternyata angin pukulan tidak berjalan lurus, membuat orang sukar untuk ber-jaga2.

Lam-kong Pak terkejut, segera pikirnya:

"Orang ini bisa menduduki kursi ketua perkumpulan Liok Mao Pang, kepandaian ilmu silatnya betul2 luar biasa."

Segera ia kumpulkan delapan bagian tenaga murninya dan melancarkan serangan dengan jurus ketujuh dari payung sengkaia.

"Bluuumm !" ditengah bentrokan nyaring kedua orang itu sama2 mundur selangkah kebelakang.

Lam-kong Pak segera kumpulkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya, dan melancarkan serangan dengan jurus kesembilan.

Dalam sekejap mata seluruh permukaan jembatan Lok Yang Kiauw itu terliput dalam gulungan angin puyuh, terutama sekali dari sepasang mata Lam-kong Pak tiba2 memancarkan cahaya tajam yang menggidikkan hati.

"Bluuum. . . .!" tubuh si Daging Lima Warna mencelat keluar jembatan dan diikuti suara gemuruh yang sangat memekikkan telinga, jembatan tersebut dengan membawa tubuh orang itu tercebur kedalam sungai.

Seteiah menyaksikan wakil ketuanya menderita kekalahan begitu mengenaskan, kawanan iblis lainnya tak berani berdiam lebih lama lagi disitu, mereka sama2 ceburkan diri kedalam sungai dan melarikan diri, dalam sekejap mata tak ketinggalan seorang pun disana.

Sepeninggalnya kawanan iblis itu, Pek-li Gong segera menegur: "Eeeei keparat cilik, jinsom berusia selaksa tahun Ban Nian Liong Si Som tersebut apakah berhasil kau rampas kemkali ?"

Lam-kong Pak mengangguk, ia segera menceritakan secara bagaimaca simanusia tembaga secara tiba2 munculkan diri dan menolong dirinya. namun ia telah merahasiakan kemunculan Coe Li Yap ditempat itu.

Pada saat itulah Sun Han Siang dengan disertai Pek-li Siang telah tiba disana,

Lam-kong Pak segera menceritakan secara bagaimana ia mendapatkan jinsom tersebut. bahkan ia ambil keluar benda mustika tadi dan diserahkan kembsali kepada pek-li Gong.

"Selamanya loohu hidup tidak semestinya, paling tidak suka pula mencari harga sehingga membuat keadaanku miskin dan rudin sekali, sun Han Siang, kalau kau tidak menampik lebih baik kita tetapkan saja dengan sepatah dua patah kata."

Sun Han Siang tarik tangan pek-li Siang lalu ujarnya sambil tertawa.

"Pek-li Heng, mengapa kau ucapkan kata2 semacam itu? Siang-jie cantik lagi cerdik. untuk mencintainya saja aku situa sudah tidak sanggup! kau masih mengatakan hal yang tidak2!"

"Kalau memang demikian adanya, jinsom selaksa tahun 'Ban Nian Liong Si Som' yang ada dalam kotak itu anggap saja sebagai tanda mata dari Siang-jie. Sun Han Siang harap kau jangan memandang rendah diri loohu !"

„Mana, mana. terhadap benda tanda mata semahal ini, aku situa tidak berani menerimanya lebih baik tinggalkan untuk kau gunakan sendiri saja! kami ibu dan anak tidak membutuhkan benda tersebut !" "Kalau kalian tidak mau menerima dan berani tidak pandang sebelah mata kepada loohu, haruslah diketahui benda mustika dunia seperti ini makin tinggi kadarnya maka semakin memberikan kemanfaatan yang besar bagi bakat2 baik Bu-lim. Bagi kemampuan keparat cilik itu kalau ditambah dengan jinsom ini, niscaya ia akan bertambah lihay. mungkin sang ketua dari perkumpulan Liok Mao pang pun bukan tandingannya lagi. hanya saja. . . ,"

"Apakah masih membutuhkan bahan obat2an lain sebagai pengiring ?"

"Tidak salah! sebenarnya bahan obat pengiring tersebut sukar didapat, tetapi kalau dibicarakan bagi sikeparat cilik ini sebenarnya tidak terlalu susah. hanya saja sekarang keadaan malah bertambah repot !"

"Sebenarnya macam apakah sih bahan obat pengiring itu?"

"Membutuhkan enam sampai delapan orang gadis perawan. dengan bibir menempel bibir mengirimkan air liur gadis tersebut kepusar bocah she-Pak agar bisa bergabung dengan jinsom ini termasuk hawa Yang, setelah menelan maka seluruh tubuh akan jadi panas dan napsu birahi akan memuncak, maka harus membutuhkan air liur kaum gadis yang beraliran Im serta masih bersih untuk menahannya !"

Mendengar ucapan itu Sua Han Siang segera kerutkan dahinya. enam sampai delapan orang gadis perawan tidak terlalu sulit baginya, diam2 ia mulai menghitung. didepan matanya sekarang sudah ada dua orang. ditambah Coe Li Yap, Cioe Cien Cien serta Liuw Hwie Yan maka jumlahnya sudah mencapai lima orang. tentu saja Sun Han Siang mengerti keadaan dari putranya, ia tahu asal putranya suka ajukan permohonan ini niscaya beberapa orang gadis itu akan membantunya dengan senang hati. Tetapi masalah ini tak dapat dilakukan sembarangan, atau dengan perkataan lain setelah kejadian itu maka Lam kong Pak harus mengawini seluruh gadis itu.

"Ibu kau tak usah bersedih hati" kata Lam-kong Pak "Putramu tak ingin menggunakan cara ini. "

"Pak-jie, menurut apa yang aku ketahui sampai dewasa ini masih ada dua orang gembong iblis belum munculkan diri, ilmu silat mereka jauh diatas ketua perkumpulan Liok Mao Pang benarkah lebih lihay dari pemilik Payung Sengkala aku tidak tahu. yang jelas salah Seorang diantaranya sudah jadi pembantu Liok Mao Pang tahukah kau siapakah iblis tersebut ??".

Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, para jago sama-sama memperhatikan dengan wajah serius.

"Anak tidak tahu!" sahut Lam Kong Pak.

"Biarlah aku coba menebak!" sela Pek-li Gong cepat, "Bukankah dia adalah si kakek purba yang menjagoi dunia persilatan dengan ilmu Koen Toen Kang khienya pada delapan puluh tahun berselang??".

"Sun Han Siang mengangguk, "Aku rasa mungkin dialah orangnya, coba pikirlah apabila iblis ini pun munculkan diri, siapa yang dapat menandingi ??".

Para jago sama2 terkesiap, satu gelombang belum reda gelombang lain menyusul, seorang ketua perkumpulan bulu hijau sudah sukar dihadapi apalagi ditambah dengan seorang gembong iblis lihay, hal ini membuktikan bahwa hawa pembunuhan besar2an dalam Bu-lim sudah dekat.

"Orang Bu-lim hanya tahu kalau gembong iblis ini menjagoi dunia persilatan dengan mengandalkan hawa sinkang Koen Toea Kang khienya, belum pernah ada orang berkata akan kecabulannya". "Kemarin dengan mata kepala sendiri Loo-sun telah menyaksikan anak buah perkumpulan bulu hijau menangkap anak perempuan hingga mencapai jumlah 100 orang banyaknya, yang aneh diantara mereka semua ada nenek-neneknya berusia 50 tahun keatas".

"Nah itulah dia, disinilah letak perbedaan antara gembong iblis itu dengan orang lain, dia tentu menginap suatu penyakit aneh dan napsu birahinya baru tersalur bila berkumpul dengan nenek2 berusia 50 tabun keatas, mungkin saja setiap malam harus berbuat 5 kali paling sedikit".

Merah jengah selembar wajah Sun Han  Siang. sedangkan dua gadis lainnya segera mencibirkan bibirnya dengan wajah jengah.

"Hey pencuri tua, jangan mengigau yang bukan-bukan" tegur Sun Han Siang cepat.

Pek-li Gong melirik sekejap kearah Lam-kong Pak kemudian berkata lagi: "Persoalan tak boleh diundurkan lagi, dewasa ini disini hadir dua orang gadis manis, biarlah keparat She Pak ini menelan obat itu lebih dulu, asal bisa mencapai angka ke 6 itu sudah cukup". berdebar jantung kedua orang gadis itu, dengan tersipu-sipu mereka  tundukan kepalanya rendah-rendah. '

= Bagaimana selanjutnya kisah ini nantikanlah lanjutannya pada kisah "KELELAWAR HIJAU"

 TAMAT -

KELELAWAR HIJAU (Lanjutan: Payung Sangkala)

= CUPLIKAN = DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa dalam suatu perebutan sengit diatas jembatan kota Lok Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir diperoleh Lam-kong Pak si jago kita.

Oleh Pek-li Gong sipencuri sakti benda mustika yang seharusnya menjadi hak miliknya itu diserahkan kepada Soen Han Siang ibu dari Lam-kong Pak sebagai mas kawin.

Dimana kemudian Jinsom itu harus ditelan oleh Lam kong Pak agar tenaga dalamnya bertambah sehingga perlawanannya menghadapi Perkumpalan Bulu Hijau yang ditunjang dua orang gembong iblis sakti bisa berhasil dengan sukses.

Tapi timbul masalah baru, karena untuk menelan Jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu harus dibarengi pula dengan obat pengiring yang merupakan cairan lendir dari enam sampai delapan orang gadis perawan.

Untung disamping Pek-li Hiang serta Yoe Tien masih ada Coe Li Yap, Cioe Cien Cien, Liuw Hoei Yan serta Cioe Ih Boen enam orang.

Demikianlah, maka diputuskan keenam orang gadis perawan itu membantu Lam-kong Pak untuk mencairkan jinsom yang tak ternilai harganya itu.

Terdengar Pek-li Gong berkata: "Dewasa ini dikalangan kita keparat cilik she Lamkong inilah merupakan pemimpin kita, agar pertarungannya memperebutkan kekuasaan dengan pihak perkumpulan Bulu Hijau berhasil dengan sukses, kita musti jadikan dirinya sebagai jago kelas kelas satu, oleh sebab itu didalam melaksanakan tugas yang amat penting ini, kita musti mencari suatu tempat yang tersembunyi letaknya". "Eeei pengemis tua" sela Siang Hong Tie. "aku lihat rumah gubukmu terletak disuatu  tempat  yang  terpencil dan sunyi keadaannya, lebih baik kita berangkat kesitu saja!"

Maka berangkatlah beberapa orang itu menuju ketempat tinggal dari Pek-li Gong. Rumah gubuk dengan belasan bilik serta pemandangan yang indah memang merupakan suatu tempat yang strategis letaknya.

Sepintas lalu rumah itu menyerupai rumah kaum petani biasa yang dikelilingi sawah dan kebun. serentetan pohon Liuw tumbuh disisi pagar bambu menutupi pandangan orang luar terhadap gerak gerik didalam.

Ketika Soen Han Siang menyampaikan maksud tersebut kepada kedua orang dara ayu itu, dengan wajah tersipu-sipu dan kemalu-maluan mereka menganggukan kepalanya, padahal memang kejadian ini merupakan pucuk dicinta ulam tiba bagi mereka.

Sebab setelah Soen Han Siang berkata demikian, berarti pula kejadian itu akan berubah jadi kenyataan dan mereka tak usah menanti dilamar orang lagi.

Sementara itu Pek-li Gong telah membagi jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu jadi enam bagian, dua bagian diberikan lebih dahulu kepada Lam Long Pak untuk ditelan. kemudian baru memberi kisikan kepada kedua orang gadis itu untuk masuk kedalam ruangan.

Sedangkan sekalian para jago lihay segera menyebarkan diri disekeliling rumah gubuk itu untuk menjaga segala kemungkinan yang tidak diinginkan.

Setelak Lam-kong Pak masuk kedalam kamar, tampaklah kedua orang dara ayu itu dengan wajah bersemu merah duduk tersipu di sudut pembaringan. "Yoe cici!" terdengar Pek-li Hiang berbisik lirih. "Kau duluan aach. "

"Tidak bisa jadi!" sahut Yoe Tien sambil gelengkan kepalanya berulang kali. "Meski pun cici lebih tua beberapa tahun darimu, tapi kalian berkenalan lebih duluan, tidaklah pantas kalau cici mendahului dirimu. . . ayolah! kau tak perlu malu2 lagi. ,"

"Begini saja! bagaimana kalau adik Pak saja yang memutuskan???"

"Baiklah " kata Lam-kong Pak. " Lebih baik enci Yoe lebih duluan. . . .aaaai! kalian rela membantu diriku, membuat siauw-te merasa amat berterima kasih!".

"Adik Pak kau tak usah mengucapkan kata-kata yang tak enak didengar lagi, asal kau jangan sampai suka yang baru melupakan yang lama, kami sudah merasa cukup puas".

Air muka Lam kong Pak berubah jadi serius.

"Enci Yoe!" katanya. "Meskipun siauwte bodoh dan tidak bisa berpikir, tetapi aku bukan seorang lelaki yang gampang melupakan yang lama untuk menikmati yang baru, kalian berdua boleh legakan hati dan tak usah kuatirkan lagi. persoalan itu!".

Dalam pada itu Pek li Hiang telah menyingkir kesamping dan alihkan sinar matanya memandang keluar jendela.

Sedangkan Yoe Tien sambil baringkan tubuhnya diatas pembaringan. ujarnya dengan mata memancarkan kelembutan: "Adik Pak ayohlah kita mulai!",

Lam-kong Pak naik keatas pembaringan dan mereka berdua pun segera saling bertindih-tindihan dan saling memeluk dengan kencangnya, bibir beradu dengan bibir, hati bertemu dengan hati. air liur yang berbau wangi setetes demi setetes mengalir keluar dari bibir Yoe Tien, membasahi tenggorokan sianak muda itu dan langsung turun kearah pusar.

Dua buah jantung berdebar dengan kerasnya. empat mata bersatu padu memancarkan napsu birahi yang amat tebal, terutama sekali Yoe Tien adalah seorang gadis yang mulai menanjak dewasa, sepasang payudaranya yang montok putih dan besar bagaikan sepasang bukit cukup membuat hati Lam-kong Pak syurr-syurran, hampir saja sukmanya terasa melayang meninggalkan raganya.

"Adik pak, jangan terpengaruh oleh napsu birahi. . .cepat tarik kembali angan2mu yang nyeleweng..." bisik Yoe Tien memperingatkan.

Lam Kong Pak terperanjat. cepat2 tarik kembali pikirannya yang mulai terpengaruh oleb napsu birahi dan salurkan hawa murninya kedalam pusar, dengan cepat air liur yang mengalir keluar dari bibir Yoe Tien telah bercampur jadi satu dengan jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu ada menyebar keseluruh urat penting ditubuhnya.

Setengah jam sudah lewat, Yoe Tien mendorong tubuh sianak muda itu kesamping sambil bisiknya:

"Sudah selesai, sekarang tiba gilirannya adik Hiang untuk menggantikan kedudukanku!".

Lam Kong Pak tidak melepaskan dara ayu itu begitu saja. ia peluk tubuhnya kencang2 dan mencium bibirnya dengan penuh kemesraan.

Yoe Tien semakin tersipu sipu, dengan wajah merah padam ia segera meronta bangun, selesai berpakaian ia menuju ketepi jendela sambil serunya:

"Adik Hiang, sekarang tiba giliranmu!" Pek-li Hiang, rada sangsi sejenak, tapi ia menurut juga. setelah melepaskan pakaiannya ia jatuhkan diri berbaring diatas pembaringan dan membiarkan tubuh pemuda she Lam-kong itu menindih dirinya.

Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya sianak muda itupun telah menyelesaikan tugasnya. menanti kedua orang dara ayu itu sudah berlalu. seorang diri Lam-kong Pak duduk bersila mengatur pernapasan, sebab ia harus duduk sementara di selama tiga hari tiga malam lamanya untuk menyebarkan penggabungan cairan liur gadis perawan dengan jinsom berusia sepuluh ribu tahun itu keseluruh bagian tubuhnya.

Dua hari dua malam dengan cepatnya telah berlalu, ketika tengah malam kentongan ketiga pada hari ketiga menjelang tiba, dimana Lam-kong Pak sedang duduk bersemedi didalam keadaan lupa segala-galanya. tiba-tiba ia rasakan dari jalan darah Pak Hoei-biat diatas tubuhnya mengalir masuk segulung hawa panas yang amat deras dan gencar.

Mula2 dia masih mengira bahwa itulah akibat dari reaksi jinsom Sisik naga berusia sepuluh ribu tahun yang menunjukkan kasiatnya, hingga tanpa menggubris pemuda itu maneruskan kembali semedinya, tapi kemudian hawa panas itu makin lama semakin dahsyat, didalam urat2 penting disekujur tubuhnya serasa ber-gerak2 seperti ada ber-puluh2 ekor tikus yang berlarian kesana kemari, hatinya jadi bergerak.

Tetapi pada saat itu ia berada dalam keadaan yang paling penting. tak mungkin baginya untuk membuka matanya memeriksa. Menunggu fajar telah menyingsing dan semedinya telah selesai barulah matanya per-lahan2 direntangkan. Alangkah terkejutnya sianak muda itu tatkala matanya sempat menangkap bayangan sesosok tubuh manusia tembaga sedang bergerak sempoyongan keluar lewat jendela.

Sadarlah Lam-kong Pak babwa manusia tembaga itu telah membantu dirinya dengan salurkan hawa murni yang sempurna. Tidak sempat memberitahu kepada sekalian penjaga yang bersiap siaga disekeliling tempat itu lagi, ia segera enjotkan badan dan menyusul dari belakang.

Terlihatlah manusia tembaga itu makin lama berjalan semakin cepat, gerakan tubuhnya mulai mengambang dan sukar dilukiskan dengan kata2.

Lam-kong Pak segera mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya, dalam waktu singkat ia berhasil menyusul sampai jarak dua puluh tombak lebih, teriaknya keras2: "Cianpwee! tunggu sebentar, boanpwee sudah sepantasnya kalau mengucapkan rasa terima kasihku atas budi kebaikan yang telah kau berikan!"

Tetapi manusia tembaga itu tetap berlagak pilon dan ber pura2 tidak mendengar, bukannya berhenti malahan gerakan tubuhnya kian lama kian bertambah cepat, se-olah2 dia takut disusul oleh sianak muda itu.

Lam kong Pak enjotkan badannya dua kali, tubuhnya melesat jauh lebih cepat lagi dari keadaan semula. Jarak diantara mereka berdua pun semakin dekat lagi, kini mereka hanya terpaut antara tujuh sampai delapan tombak.

Sementara ia hendak berteriak lagi, mendadak bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu seorang wanita berkerudung hitam telah menghadang pergi jalan orang itu.

Lam-Kong Pak mengenali orang itu sebagai "Toa-Pei Liong In" atau si wanita pengasingan, sedangkan manusia tembaga itu kemungkinan besar adalah ayah kandungnya "Hong Loei Khek" si jago Angin Geledek Lam Kong Liuw, karena ingin tahu ganjalan serta hubungan apa yang terjalin diantara kedua orang itu. maka cepat2 ia sembunyikan diri dibelakang sebuah batu besar.

Dalam pada itu si manusia tembaga tadi sudah menghentikan langkah kakinya, namun ia tetap membungkam seribu bahasa.

"Siapakah dirimu??" terdengar perempuan pengasingan menegur dengan suara berat.

"Manusia tembaga!!"

„Omong kosong lebih baik dikurangi! "seru perempuan pengasingan lagi dengan suara berat. "tentu saja aku tahu bahwa kau adalah manusia tembaga, yang kutanyakan adalah nama aslimu serta asal usulmu yang sebenarya!!"

"Nama asliku pun bernama manusia tembaga."

Toa Pei Liong In perempuan pengasingan segera tertawa dingin.

"Hmmm!.... kau tak usah melebihi diri, aku tahu bahwa kau adalah "Hong Loei Lhek" Jagoan Angin Geledek Lam-kong Liuw! bukankah begitu??".

"Salah besar! Poen jien bukankah Lam kiong Liuw. juga bukan Loe It Beng. ",

"Berbicara tanpa bukti tiada gunanya.bolehkah kau unjukkan wajah aslimu sehingga loo-soen dapat menyaksikan raut wajahmu yang sebenarnya?. ".

"Antara Poen-jien dengan dirimu tiada ikatan maupun hubungan apapun. kenapa musti unjukkan wajah asliku dihadapanmu??". "Lam kong Liuw, kau betul2 berhati kejam... kau tidak mempunyai perasaan sedikit pun juga!"teriak perempuan pengasingan dengan setengah menjerit.

Tapi manusia tembaga itu tetap tertawa. "Aku tidak mengerti apa yang telah kau ucapkan? apakah kau tidak takut bahwa pengutaraan perasaanmu itu telah keliru dihadapan orang lain??".

Ucapan ini manjur sekali, seketika itu juga Toi Pei Liong-In betul2 tak berani mengutarakan isi hatinya lagi, hanya ujarnya:

"Bila kau berani berlagak pilon pura-pura bodoh lagi, Hmmmm! jangan salahkan kalau Loo-soen segera akan turuantangan menyerang dirimu!".

"Omong kosong! aku justru tidak habis mengenti apa alasanmu mengejar diriku terus menerus dan menuduh aku dengan segala tuduhan yang tidak genah.

Toa Pei Liong In siperempuan pengasingan itu kontan naik darah, ia menjerit keras lalu menubruk. kedepan, cakar mautnya langsung meayambar wajah bagian depan manusia tembaga itu.

Dengan sebat si manusia tembaga berkelit kesamping, kemudian bergeser dengan sempoyongan seakan-akan hampir saja ia kena dicengkeram.

kejadian yang sama sekali diluar dugaan ini tentu saja membuat perempuan pengasingan jadi tertegun, ia tidak mengesti apa sebabnya manusia tembaga tersebut secara tiba-tiba berubah jadi begitu tak becus.

Tetapi Lam-kong Pak yang bersembunyi dibalik batu besar mengerti sedalam-dalamnya. apa yang sebetulnya telah terjadi, justru disebabkan sebagian besar hawa murninya sudah tersalur kedalam tubuhnya itulah mengakibatkan si Manusia Tembaga jadi lemah dan tiada kekuatan untuk melancarkan serangan balasan.

Sementara itu si-perempuan pengasingan telah tertawa dingin dengan suara yang menyeramkan.

"Heeeh-heeeh-heeeh... aku mau lihat. dengan cara apakah kau hendak meloloskan diri dari cengkeraman telapakku. ".

Jurus2 serangaa aneh segera dilancarkan dengan gencar memaksa manusia tembaga itu terdesak mundur kebelakang berulang kali, beberapa kali hampir saja badannya kena cengkeram oleh pihak lawan.

Didalam keadaan demikian Lam-kong Pak justru malah menaruh rasa simpatik terhadap Manusia Tembaga itu, walaupun dia sendiripun kepingin tahu siapakah sebenarnya manusia tembaga itu, tetapi ia tidak ingin memaksa orang dikala orang lain dalam kesusahan, tanpa berpikir panjang tubuhnya segera melesat kearah depan dan langsung mengirim satu pukulan dahsyat kearah perempuan pengasingan.

Jurus serapgan yanga digunakan saat ini tidak lebih hanya gerakan permulaan dari ilmu pukulan Sam Hoo-It Ciang-Hoat, bilamana berada dimasa yang lampau tak  nanti dirinya merupakan tandingan dari si perempuan pengasingan, siapa tahu . . . .

ketika dua gulung angin serangan membentur satu sama lainnya sehingga menimbulkan suara ledakkan yang amat dahsyat. kedua belah pihak masing2 tergetar mundur tiga langkah lebar.

Menyaksikan hasil yang sama sekali diluar dugaan ini.

Lam Kong Pak jadi terkejut bercampur girang. Pikirnya; "Andaikata bukan tenaga dalamnya yang mengalami kemunduran pesat, pastilah tenaga lwekangku yang memperoleh kemajuan diluar dugaan. Rupanya inilah hasil dari khasiat jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun yang tak ternilai harganya itu".

Dalam pada itu perempuan pengasingan telah membentak dengan suara keras:

"Huuuh....! bajingan lagi2 kau si keparat cilik. "

Blaaam....! sekali lagi terjadi bentrokan keras yang menimbulkan suara ledakan dahsyat, kedua orang itu masing2 mundur lagi sejauh satu tindak.

"Bajingan cilik!" teriak perempuan pengasingan. "'Rupanya kalian ayah dan anak dua orang memang sudah sekongkol sedari tadi. Hmm! hati-hati kau".

Selama pembicaraan berlangsung kedua orang itu kembali saling menghantam sebanyak tiga jurus, tetapi siapapun tidak berhasil mendapat keuntungan didalam bentrokan itu. Sementara bayangan tubuh si manusia tembaga dalam sekejap mata telah lenyap tak berbekas.

Kemarahan dari Toa-pei Liong-in semakin memuncak, sambil mencak2 kegusaran teriaknya:

"Bajingan cilik. kau telah melepaskan si manusia tembaga itu. Bagus! sekarang loo-nio akan mencari perhitungan dengan dirimu!"

"Tahan!!" hardik Lam-kong Pak. Sebelum pertempuran dilanjutkan, terlebih dahulu aku hendak bikin terang duduk persoalan, sebenarnya permusuhan apakah yang terikat antara dirimu dengan keluargaku?".

Ditanya secara gamblang. Toa-pei Liong-in jadi merasa sungkan sendiri untuk menjawab, hanya serunya: "Untuk mengetahui duduknya perkara lebih baik kau pulang dan tanyakan sendiri persoalan ini kepada ibumu yang tak tahu malu itu!".

Habis berkata ia mengirim satu pukulan dahsyat kedepan dan kemudian putar badan meneruskan pengejarannya kearah manusia baja itu.

Tanpa terasa Lam-kong Pak jadi gelengkan kepalanya. terhadap persoalan yang menyangkut antara ibunya dengan Toa-poe Liong-in dia memang sedikit mengetahuinya, menurut perkiraannya mungkin dendam kesumat yang terjadi diantara mereka berdua disebabkan oleh karena ayahnya seorang,

Rupa2nya sang ayah sudah berkenalan lebih dahulu dengan Toa poe Liong-in Cioe Hong Hong, tetapi kemudian ia kawin lagi dengan ibunya.

Sekarang yang menjadi persoalan, tatkala ibunya mencuri kitab pusaka dari Payung Sengkala tersebut. pernahkah beliau turun tangan terhadap dirinya? sedangkan kalau kedua orang manusia tembaga itu yang seorang adalah 'Hong Loe Kek' jago Angin Geledek, sedang yang lain adalah 'Siauw Yauw sianseng' Si sianseng suka pelancongan maka siapa pula manusia tembaga ketiga yang membawa payung sengkala tersebut??

"Hmmmmm !"

Belum habis ia melamun, mendadak dari belakang tubuhnya berkumandang datang suara dengusan yang amat dingin.

Dengan cepat ia berpaling, terlihatlah Cien Cien serta Cioe It Boen dengan wajah diliputi kesedihan serta memakai pakaian berkabung telah berdiri kaku disitu. Rupanya sejak Cioe hujien menemui ajal diatas telapak Lam-kong Pak, kedua orang dara ayu itu siang malam mencari Lam Kong Pak untuk bikin pembalasan!

Sadarlah sianak muda itu bahwa kesalah pahaman yang telah terjadi tidak gampang diselesaikan, sebab walaupun ketika itu ia ada maksud uatuk turun tangan mencabut jiwa Cioe hujien tetapi tak seorangpun yang akan mempercayai perkataannya.

Maka dengan wajah serius dan nada bersungguh sungguh ujarnya: "Nooa Cioe! atas keteledoran Cayhe sehingga melukai ibumu, harap kau suka memaafkan!"-

"Hmm! enak benar ucapanmu itu, jengek Cioe Cien Cien dengan suara bengis. "Seandainya aku yang telah membinasakan ibumu apakah kau dapat berbicara dengan suara seenteng itu?".

Lam Kong Pak tidak ingin ribut apalagi cekcok dengan kedua orang gadis ini lagi, mulutnya segera membungkam dalam seribu bahasa.

Melihat pemuda itu hanya melulu membungkam, Cioe Cien Cien jadi semakin bertambah sengit, teriaknya sambil menggertak gigi kencang2:

"Ayahku terikat dendam kesumat sedalam lautan dengan orang tuamu dan kini ia sudah mati dalam keadaan mengerikan diujung telapakmu, sebetulnya hubungan sakit hati diantara kita toh sudah beres? sungguh tak nyana hatimu kelewat bengis dan keji. jiwa ibuku pun sekalian kau cabut... Hmm! Hmm! orang she Lam-kong. hari ini aku tak akan melepaskan dirimu dengan begini saja" .

"Berulang kali siauw-heng toh sudah menerangkan bahwa aku tidak secaran sengaja melukai ibumu." kata Lam-kong Pak tenang, "kalau memang kau tidak ingin memaafkan diriku, nah! cepatlah turun tangan.."

Air mata mengucur keluar dari kelopak mata Cioe Cien Cien kian lama kian bertambah deras, hingga akhirnya seluruh wajah dan pakaiannya basah kuyup.

"Hubungan jodoh kita telah berakhir dendam kematian ibuku lebih dalam dari saudara tentu saja aku harus menuntut balas atas kesedihan hatimu itu. "

"Cici.     " terdengar Cioe It Boen yang berdiri  disamping

menyela dengan suara terpatah-patah. "Aku lihat.  aku lihat

ia memang tidak bermaksud untuk berbuat begitu. "

"Omong kosong?" teriak Cioe Cien-Cien dengan suaranya yang melengking keras. "Memangnya ia tak pernah membinasakan ibu kandungmu, maka kau bisa berkata demikian??"'.

Cioe It Boen jadi membungkam, dengan sedih ia mengundurkan diri kesamping kalangan.

Sementara itu Cioe Cien-Cien dengan langkah lebar telah maju kedepan, dengan wajah penuh nafsu membunuh serunya; "Lebih baik kaupun tak usah menaruh belas kasihan terhadap diriku, ini hari kalau kau tidak membinasakan diriku, maka aku  harus  mencabut  jiwamu!. ".

"Silahkan turun tangan! aku tidak nanti akan membalas!".

Cioe Cien-Cien membentak keras, telapak tangannya bagaikan sebilah golok dengan dahsyatnya segera dibabat keatas batok kepala lawan.

= = ooooOoooo = = LAM KONG PAK sedikitpun tidak berkutik dari tempat semula, terlihatlah serangan itu dalam sekejap mata akan menghajar telak diatas batok kepalanya.

Mendadak terdengat suara bentakan keras disusul terjadinya ledakan nyaring yang memekakkan telinga.

Sambil terhuyung-huyung mundur tiga langkah kebelakang, Cioe Cien Cien membentak dengan penuh kegusaran.

"Budak rendah. perempuan sialan! kau berani membantu pihak lawan??..."

Kiranya disaat yang paling kritis itulah Cioe It Boen telah melancarkan pukulan sebuah serangan untuk menyambut babatan tut dart kukak perempuannya, tapi dida-iro bentrokan tersebut badannya terpental jauh tujuh delapan langkah dari tempat mula.

"Cici. tenangkan dahulu hatimu!" ujar Cioe It Boen dengan suara halus...Dalam peristiwa ini kedua belah pihak sama2 ada salahnya, lagi pula. ...moay-moay pun tahu bahwa kau sangat mencintai dirinya, kenapa sekarang kau malah hendak membunuh jiwanya? bukankah dia sendiri pun tiada maksud untuk berbuat demikian. "

"Tutup mulut! perduli bagaimanapun juga, kedua orang tuaku telah mati binasa ditangannya seorang! semestinya diapun tahu bahwa dengan matinya ibuku maka aku harus hidup sebatang kara, tanpa sanak tanpa keluarga. . .

.Hmmmm ! dasarnya dia memang tidak memiliki perikemanusiaan. "

Selama ini Lam-kong Pak tetap bungkam dalam seribu bahasa, tak sepatah katapun yang ia ucapkan keluar untuk menanggapi orang. Dengan gusar Cioe Cien Cien menerjang maju lagi kedepan, teriaknya: "Lam-kong Pak, kalau kau masih tak mau turun tangan, setelah modar janganlah salah kau kalau aku berhati kejam!".

Cioe It Boen jadi gugup dan semakin gelisah, tiba-tiba ia bertiak keras: „Kau...kau cepatlah melarikan diri!.

Dengan pandangan penuh rasa berterima kasih Lam kong Pak melirik sekejap kearah gadis she Cioe itu, kemudian menggeleng.

"Mati atau hidup telah ditakdirkan oleh yang Maha Kuasa! sekalipun aku harus me-nemui ajalku ditangannya, hatiku pun merasa rela. Sebab ia pernah melepaskan budi yang tak terhingga kepadaku, satu budi dibalas dengan satu budi. itulah namanya takdir!"

Cioe Cien-Cien sama sekali tak mau mengubris ocehan orang, pergelangan tangannya segera dijulurkan kedepan, inilah gerakkan pembukaan dari ilmu sakti "Too-Thian Coe-Hiang",

"Ibu!"serunya dengan penuh rasa dendam. "Ini hari putrimu akan membinasakan dirinya dengan kepandaian saktimu,...".

Habis berkata, desiran angin tajam menderu-deru... bagaikan gulungan taupan segera mengurung sekujur tubuh sianak muda itu.

Cioe It Boen tidak ingin menyaksikan sianak muda itu mati konyol, menyaksikan datangnya angin pukulan yang begitu dahsyat, tanpa memikirkan keselamatan sendiri lagi gadis itu menubruk maju kedepan dan menghadang didepan tubuh Lam-kong Pak.

T A M A T
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar