Terdengar cioe Cien cien menghela napas panjang. Cepat kenakan rambut palsumu. dan aku akan carikan seperangkat pakaian untukmu. "
"Apa? kau hendak suruh aku menyaru sebagai perempuan lagi?"
" Kalau ingin memperoleh Payung sangkala harus berusaha tetap tinggal dalam perkampungan selama mungkin, dan kalau ingin tetap berdiam disini kau harus menyaru sebagai wanita. bila sampai ketahuan orang lain kau suruh aku bagaimana menjumpai orang?"
"Tapi aku rasa kau tidak terlalu mementingkan akan hal ini"
"Kau ....kau pingin mati?" seru Cioe Ciencien sambil menuding hidungnya.
"sekarang sih masih belum pengin mati. padahal kau sama sekali tidak mirip perempuan, kau lebih mirip seorang lelaki." Cioe cien cien cemberut, sambii kertak gigi dan menuding jidat pemuda itu serunya: "selama hidup baru pertama kali ini aku tunduk pada orang lain"
"Aku harap orang itu bukan aku" sambung Lam Kong Pak dengan cepat sambil nyengir. "Lebih baik kau jangan cari2 dengan aku lagi. aku bisa cabut nyawamu"
"Cayhe percaya kau tidak bakal punya kaberanian itu" "Manusia goblok" akhirnya Cioe Cien Cien berseru.
"sudahlah, aku mengaku kalah . . . Ayoh cepat kenakan
rambut palsumu dan ganti dengan pakaian ini. Ingat selama berada dihadapan orang lain kurangilah bicara. semua urusan serahkan kepadaku"
setelah semuanya dikenakan. Lam Kong Pak berkata kembali: "Aku rasa ada satu persoalan kau tak bisa membantu diriku"
"Urusan apa?" "Payung sangkala"
"soal ini aku harus lihat dulu bagaimanakah sikapmu " "sikapku terhadap kau tidak jelek "
"soal yang mana kau pernah bersikap baik kepadaku?"
"Asal kau bisa bantu aku mendapatkan payung sangkala untuk membalaskan dendam guruku. selama hidup aku tak akan melupakan dirimu."
Dengan sedih Cioe Cien cien menghela napas panjang. dengan wajah sedih gumamnya "semoga apa yang kau ucapkan benar2 sealu. aku akan menanti dirimu."
"Mengapa kau hendak menanti diriku? Cepat atau lambat bukankah siocia harus kawin?" tanya sang pemuda tertegun. Dengan gemas Cioe Cien cien melototi wajah sang pemuda, teriaknya: "orang bodoh. kau benar2 tidak mengerti ataukah ber-pura2 tidak tahu ?"
"Eeeeei kenapa kau maki aku orang bodoh. aku lihat kau baru makhluk aneh yang tidak laki juga tidak perempuan-" Gadis itu menghela napas sedih.
"Aku harap kau jangan melupakan diriku karena selama hidup aku tak akan kawin dengan orang lain"
"Apa?" sekali lagi Lam Kong Pak tertegun "tidak ingin kawin dengan orang lain? kalau begitu kau ingin jadi Nikouw?"
"Asal kau jadi hweesio, tentu saja aku jadi Nikouw " "waaaa ....waaaa. . . dendam suhu belum dibalas, asal-
usulku belum terang. mana boleh jadi hweesio dan nikouw
tak bisa hidup dalam satu kuil"
Ucapan ini membuat Cioe cien cien mendongkol, air mukanya berubah hebat, kegagahannya pada hari2 biasa lenyap tak berbekas dihadapan Lam Kong pak.
"Ploook. . ." tahu2 Lam Kong Pak ditampar sekali oleh gadis itu Kena ditampar sang pemuda jadi gusar.
"Eeei. . . kau berani memukul orang kau . . . kau lebih mirip. "
"Tidak salah, aku lebih mirip makluk aneh paling sedikit engkohku pernah memaki demikian dibelakangku. tapi ia tak akan memaki dihadapannku" tukas sang gadis dengan nada gemas. "Tidak kusangka hari ini aku harus jatuh kecudang ditanganmu Aaaai. . . . mari kita bersantap. setelah itu harus memberi selamat kepada Tia" Ia memerintahkan dayanya untuk mengantar makanan kekamar, setelah menutup pintu ia persilahkan Lam Kong Pak bersantap.
Dasar perut sudah lapar, tanpa sungkan pemuda itu melahap seluruh masakan dengan begitu bernapsu, dalam sekejap mata semua santapan telah habis berpindah tempat. Melihat cara yang rakus dari sang pemuda, Cioe Cien cien tertawa geli.
"Eeeei . . .kalau makan sedikit sopan, makinya. Mana ada nyonya muda bersantap dengan cara begitu kasar ?"
"Aaaah . . . sudah bosan aku jadi nyonya muda. aku ingin tanya kepadamu. kau hendak gunakan cara apa untuk menghadap ayahmu?"
"Bukannya mencari gara2, tapi demi kebaikannya " "Demi kebaikannya? bantu orang luaran curi payung
sangkala apakah tindakan ini demi kebaikannya?"
"Apa yang kau ketahui? nama besar ayahku tercantum sebagai pemimpin empat manusia aneh, kepandaian silatnya berada dibawah simajikan pemilik pegadaian Bu lim. sedang apakah simajikan pemilik pegadaian Bu-lim bila menerima serangan gabungan ayah ibuku hal ini masih merupakan satu persoalan "
"Apa? ibumu juga bisa bersilat ?"
"Bukan saja bisa bahkan ilmu pukulannya 'Tong Thian It Coesiang' yang dimilikinya jauh berada diatas ilmu cengkeraman Boe Khek Hek Hong Cau ayahku. oleh karena itu kendati orang tuaku tidak memiliki payung sangkala pun tak akan jeri terhadap majikan pegadaian Bu lim, apa lagi menyimpan barang pusaka mendatangkan bencana. selama benda tersebut berada ditangan ayahku maka keselamatan orang tuaku bakal terancam." "Jikalau begitu. asal benda itu telah berada ditangan cayhe maka orang tuamu tak ada bahaya lagi"
Watak Lam Kong Pak jujur, ia tidak tabu bahwa alasan yang diutarakan gadis she-cioe barusan tidak lebih hanya ingin memenuhi harapannya saja, padahal asalkan benda pusaka ini lenyap maka dunia persilatan akan gempar dan pencarian besar2an pasti akan dilakukan. Hanya saja Lam Kong Pak tidak berpikir sampai disitu.
Terdengar Cioe Cien Cien berkata lagi "setelah kau dapatkan benda pusaka ini, tentu saja tak akan berbahaya, karena pertama. kau tidak bernama siapa yang percaya kau bisa peroleh pusaka ini. Kedua. setelah mendapatkan barang tersebut kau pasti akan mencari suatu tempat yang tersembunyi untuk berlatih coba pikirlah dari mana bisa datang mara bahaya ?"
"setelah ayahmu mendapatkan barang pusaka tersebut, mengapa ia tidak menyelidiki ilmu silat yang tertera diatas benda tersebut?" tiba2 Lam Kong Pak bertanya dengan nada kurang paham,
"Bagaimana kau tahu kalau mereka tidak mempelajarinya?" Mendadak Lam Kong Pak mencengkeram sepasang lengan gadis itu dan menggoyangkan berulang kali, dangan nada terharu serunya: "Kau benar2 bisa bantu aku mendapatkan Payung sangkala itu ?"
Terhadap tindakan yang kasar dari sang pemuda, bukannya marah Cioe Cien cien malah merasa kegirangan setengah mati.
Ia merasa tindakan kasar barulah merupakan tindakan seorang lelaki sejati, justru perbuatannya ini mendatangkan rasa tenteram bagi dirinya. sudah tentu ia tidak akan paham, Mengapa manusia cerdik macam Lam Kong Pak setelah hidup tujuh belas tahun masih belum tahu juga akan soal percintaan.
Keadaan yang sebenarnya, sejak kecil ia mengikuti gurunya hidup ditengah gunung yang sunyi, setiap hari hanya berkawan dengan pohon dan binatang,jangan dikatakan kawan perempuan sekalipun kawan lelakipun hanya gurunya seorang.
Tercium bau lelaki yang merangsang dan merasakan pula kekekaran badannya, Cioe Cien Cien mulai terdorong oleh hawa napsu, bagaikan seekor kambing ia pejamkan matanya dan mengangkat bibirnya yang kecil ke atas.
Lam Kong Pak pun dibikin terpesona, ia merasa pinggangnya yang ramping dan mulus walaupun sedikit kekurusan tapi wajahnya yang ayu dan menarik sangat memikat hati.
= = (halaman hilang) = =
"Apa? kau hendak pergi ?" seru Cioe Cien cien sangat terperanjat hatinya bagaikan disiram dengan segentong air dingin.
"Benar. aku hendak pergi. . . cuma. . . cuma. . . " untuk beberapa saat ia dibikin gelagapan.
"Cuma. . . aku berharap kau bisa berpikir sedikit lebih terbuka. jangan terlalu mengikuti napsu sendiri" kata Lam Kong Pak dengan nada menyesal.
Ucapan ini membuat Cioe Cien cien jadi kebingungan, ia tidak mengerti apa yang sedang dimaksudkan pemuda tersebut. "Kenapa aku jangan mengikuti napsu sendiri ?" "Aku tahu aku telah berbuat salah. apakah kau tidak ingin memaafkan diriku? Aku tidak bermaksud berbuat begitu"
Cioe Cien cien dibikin semakin keheranan lagi, sambil gelengkan kepala ia menghela napas panjang.
"Kau telah berbuat kesalahan apa ?"
"Walaupun sejak kecil cayhe dibesarkan ditengah pegunungan yang sunyi dan terpencil dari keramaian dunia, tapi banyak sudah kitab serta ajaran2 Nabi yang kubaca, dan kuketahui bahwa berbuat sesuatu dengan memaksa tanpa minta ijin terlebih dahulu dari siempunya adalah suatu perbuatan yang salah. . .tadi. . .tadi. . .aku. . .aku telah mencium dirimu. . .hal ini . , ."
Watak Lam Kong Pak yang ke-kanak2an serta berhati jujur semakin memabokkan cioe Cien Cien dalam dunia asmara. ia percaya lelaki macam inilah baru sesuai untuk dijadikan suaminya.
Dengan gemas ia melirik Sekejap kearah Lam Kong Pak. kemudian sambil berjalan mendekati pemuda itu ujarnya halus:
"ORANG bodoh, kau benar2 kutu buku cinta kasih laki perempuan timbul dalam pikiran yang suci. bahkan para Nabi pernah mengatakan pula. Cinta yang muncul dari pikiran yang bersih, itu sopan. asalkan percintaan kita dijalankan menurut aturan dan tidak ugal2an. apa yang perlu kau takuti lagi. "
sepasang bibirnya yang kecil mungil tapi merah merekah sekali lagi diantar kemuka mengecup bibir pemuda tersebut.
Bagaikan dipagut ular berbisa Lam Kong Pak mundur sempoyongan kebelakang. "Kalau satu kali tidak mengapa. jangan coba untuk kedua kalinya.kau. . . kau jangan menyeret aku masuk kelembah dosa" serunya dengan nada serlus,
saking gemasnya seluruh tubuh Cioe Cien cien gemetar keras, dengan wataknya yang keras kepala terhadap urusan apapun sebelum mencapai tujuan ia merasa tidak puas.
"Ayoh enyah. dari sini makin jauh makin baik" teriaknya serius, biji mata yang bulat indah berputar tiada hentinya. "sejak permulaan aku sudah tahu kalau kau adalah seorang manusia yang tidak berbakti tidak setia, bahkan kukuh pada pendirian sendiri Hmmm, dalam kolong langit saat ini kecuali memperoleh payung sangkala untuk dipelajari ilmu sakti yang tercantum disana aku rasa hanya ada seorang manusia aneh saja yang bisa bantu kau menuntut balas. . .
,"
"Eeeei, . . kau jangan sembarangan menuduh diriku" teriak Lam Kong Pak keras, dengan hati tergetar. "Mana mungkin aku salah siorang yang tidak berbakti seorang yang tidak setia?"
"Heee ....heeee . . .heee . . . Kematian gurumu yang mengerikan sampai kini siapakah pembunuhnya pun kau masih belum tahu, kau tidak dapat menahan penderitaan, tidak mau bersusah pajah mendapatkan Payung sangkala untuk balaskan dendam gurumu, lupa leluhur sendiri ini namanya tidak berbakti asal usulmu tidak jelas. masih hidupkah orang tuamu kau tidak tahu. orang itu dikolong langit tak ada yang tidak mengharapkan puteranya berhasil mencapai cita2 tapi kau kepandaian silat belum berhasil sudah bagaikan kepala harimau ekor ular, menganggap diri sendiri paling pintar. ini namanya tidak setia. coba kau pikir apakah perkataan siauw moay ngaco belo tidak karuan?" seketika itu juga keringat dingin mengucur membasahi seluruh tubuh Lam Kong Pak seraya menjura katanya "Nasehat emas dari Cioe moay benar2 membuka kebebalan otakku siauw-heng merasa berterima kasih sekali. tadi kau mengatakan kecuali memperoleh payung sangkala masih ada seorang manusia aneh yang bisa membantu siauw-heng membalas dendam, entah siapakah orang itu?"
"Itupun hanya merupakan dugaan siauw-moay belaka" perlahan2 cioe Cien cien putar badan membelakangi pemuda tersebut. "Padahal sampai tingkat yang keberapakah silat yang dimiliki simanusia aneh ini jarang seorangpun yang tahu. apalagi selama hidup paling suka dengan harta kekayaan. jikalau ditinjau dari keadaanmu saat ini."
"siapakah sebenarnya orang itu ?"
"Dalam Bu-lim ada beberapa orang jago top yang boleh dikata merajai dunia persilat mereka adalah sam Ciong, su Hang, it Kia, Tang Phu atau tiga orang miskin, empat orang kaya dan seorang pemilik pegadaian. ayahku merupakan pentolan dari keempat kaya. sedangkan suhumu walaupun termasuk dalam lingkungan delapan orang top tapi kepandaian silatnya tidak lebih hanya dideretan paling bawah diantara tiga orang miskin, jikalau dikatakan siapa yang memiliki kepandaian silat paling linggi diantara mereka maka dialah simajikan pergadaian Bu lim dan orang yang siaw-moay maksudkan tadi adalah si Majikan pegadaian Bu-lim ini "
"Apakah simajikan pegadaian Bu-lim tidak punya nama
?"
"Jika manusia tentu punya nama hanya saja dalam
kolong langit saat ini cuma berapa gelintir orang saja yang benar2 tahu siapakah namanya " "Kenapa ia dinamakan simajikan pegadaian Bu-lim??"
"Pegadaian Bu-lim lain halnya dengan pegadajan yang sering kau temui dalam pasar2 karena pertama. jikalau bukan barang pusaka atau harta tak ternilai harganya tidak akan diterima. kedua jikalau bukan batok kepala jago kenamaan dalam Bu-lim tidak diterima. mau gadaikan kepala sendiri boleh mau gadaikan kepala orang lain juga boleh tapi semuanya harus manusia2 ternama pada waktu itu. atau barang2 pusaka serta benda berharga melebihi sebuah kota"
"Aku masih tidak mengerti" seru Lam Kong Pak geleng2 kepala sehabis diterangkan oleh gadis tersebut.
"Dasar kau memang otak babi, meskipun diterang2kan juga percuma saja" Teriak Cioe cien cien sambil mengerling sekejap kearahnya "Aku beri tahu lagi kepadamu misalnya saja kau percaya tidak bertenaga untuk membalas sakit hati suhumu. maka kau boleh pergi kepegadaian Bu-lim untuk menggadaikan sejumlah harta karun yang kira2 nilainya dengan barang yang kau inginkan, jikalau ia merasa harganya cocok dan bakal dapat untung maka mereka akan wakili dirimu untuk balaskan dendam. cuma bunganya terlalu besar jikalau dalam waktu yang singkat kau tidak dapat memberikan uang gadai yang telah ditentukan maka kau sendiri pun bakal mati"
"Oooouw. . . oooouw. . . .berita hangat, berita aneh. belum pernah aku dengar berita macam ini. . ." Teriak Lam Kong tercengang.
"Jika kau pingin menggadaikan batok kepalamu untuk ditukar dengan batok kepala musuhmu. maka bunganya makin besar lagi. sedikit bergerak sudah minta dua laksa tahil perak, sudah tentu inipun tergantung berharga tidaknya batok kepalamu itu " Tidak terasa Lam Kong Pak dibuat berdiri tertegun habis mendengar perkataan itu, ia memang pernah mendengar persoalan mengenai 'sam Ciong su Hong it Kia Tang phu' tapi belum pernah tahu bila Pegadaian Bulim benar2 misterius dan menyeramkan.
"Menurut pandangan siauw-heng, simajikan pegadaian ini pasti bukan manusia baik2" seru pemuda she Lam Kong itu kemudian,
"Pepatah mengatakan tiga tahun membuka pegadaian sekalipun potong kepala juga untung. siapa yang bilang dia manusia baik-baik"
"Hmmm sekalipun orang ini bisa bantu siauw-heng membalas dendam, siauw-heng pun tidak pingin pinjam tangannya. tujuan orang ini membuka pegadaian apakah ingin merajai kolong langit ?"
"Cara mu berpikir, seperti pula cara orang lain berpikir. tapi siauw moay tidak berpendapat demikian"
"Menurut Cien moay apa tujuannya?"
"Berambisi besar untuk merajai seluruh Bu-lim dibawah injakan telapak kakinya."
"Buka pegadaian juga bisa menguasai Bu-lim?"
"Kenapa tidak bisa" seru Cioe Cien cien dingin. "Dengan modalnya yang amat tebal ia bisa membeli jago2 lihay dari seluruh kolong langit untuk jual nyawa buat dirinya. apalagi satu2nya tujuan yang selalu diincar adalah Payung sangkala barang pusaka Bu-lim itu "
"Aaaah iapun mengincar Payung sangkala ?"
"sudah tentu barang siapa yang bisa mendapatkan payung sangkala maka ia bisa memerintah seluruh kolong langit siapa yang tidak kepingin ?" "Jikalau kepandaian silatnya betul2 lihay orang2 bu-lim pada tahu jika payung sangkala itu berada ditangan ayahmu, kenapa tidak turun tangan merampok?" tanya Kong Pak tidak mengerti.
"Hmnm bagus sekali pertanyaanmu cuma jikalau urusan sebegitu gampangnya aku rasa perkampungan Toa Loo san Cung malu disebut pentolan dari empat manusia kaya"
"CIEN MOAY, bilahkan kau memberi penjelasan" "Walaupun simajikan pegadaian Bu-lim sangat lihay tapi
ia tidak ingin saling bermusuhan dengan orang2 perkampungan Toa Loo san cung, hal ini dikarenakan jago2 lihay yang ada dalam perkampungan sangat banyak bagaikan mega, sekalipun ia kerahkan semua naga yang dipunyai juga tak bakal bisa mengembalikan modal yang telah dikeluarkan, sekalipun ia berhasii dapatkan payung pusaka itu tapi kedudukannya akan diketahui orang, inilah sebab2 utama mengapa perkampungan kita bisa aman tenteram"
IA BERESKAN rambutnya yang terurai lalu sambungnya:
yang kedua. dalam dunia kangouw baru telah kedapatan ada tiga orang jago lihay mati termasuk suhumu, siapapun tidak tahu siapakah pembunuhnya dan simajikan pegadaian ternyata sudah mengeluarkan kata2 sumbar katanya ia ingin menyelidiki siapakah pembunuh tersebut dan kemudian melakukan pembalasan dendam. tapi untuk membicarakan barter ini jika tidak ada pusaka dari Bu-lim ia tidak mau ambil gubris"
"Apa yang kau maksud sebagai pusaka Bu-lim?" "Coba kau pikir sendiri " "Apa mungkin payung sangkala" teriak Lam Long Pak dengan hati tergetar.
"Benar. . .benar. . . karena itulah merebut payung sangkala adalah rencana pertama darinya dan menguasai seluruh Bu-lim baru merupakan tujuannya yang terakhir" kata Cioe cien cien sambil tersenyum.
"Heeee. . . heeee. . . . .heeeee . . , jika ada orang yang berhasil mendapatkan payung sangkala tersebut dan tidak ingin diserahkan kepadanya, lalu apa yang bakal terjadi?"
"Tidak ingin bekerja sama dengan dirinya berarti tidak berhak mendapatkan payung sangkala. kecuali seorang. . .
."
"siapa???"
"Seorang manusia yang tidak kenal budi, pura2 bisu dan tuli"
"Maksudmu aku ?" tidak terasa lagi pemuda itu tertegun, "Ehmm "
"Aku .... aku suka padamu ..... cuma . , . . cuma takut . .
."
Cioe Cien cien langsung melingkarkan lengannya
kepinggang Lam Kong Pak kemudian menarik badannya sehingga sama2 terjatuh keatas pembaringan dan saling bertindihan.
Empat lembar bibir bagaikan bara yang mengangah saling menempel satu sama lainnya, mereka hanya merasakan badannya seperti melayang ditengah awang2.
Ruang udara makin lama semakin kecil, waktupun bagaikan berhenti. hanya dua lembar jantung mereka berdebar tiada hentinya mereka benar2 dilelap oleh asmara sehingga suara kentongan diluar jendelapun tidak kedengaran lagi.
Mereka saling menghangatkan badan lawan jenisnya, saling meraba, saling berpelukan hingga sinar sang surya lenyap dari jagat malampun menjelang datang.
Dangan malasan akhirnya Cioe cien cien mendorong badan Lam Kong Pak yang menindihi badannya kesamping, lalu bangun berdiri membereskan pakaiannya yang setengah terbuka dan bangun berdiri
"Nanti sewaktu memberi ucapan selamat kau harus ber hati2" ujar cioe cien cien memberi peringatan. "sehabis pemberian selamat masih ada acara panggung dan musik. kau sebagai seorang nyonya muda yang baru masuk kekampung kemungkinan besar harus menemani sang mertua sampai waktunya kurangi pembicaraan semuanya biar aku yang jawabkan sehingga jangan sampai diketahui jejakmu."
"Terima perintah "
Mereka berdua setelah saling berunding beberapa saat lalu ber-sama2 turun dari loteng dan menuju kesebuah ruangan besar.
Ruangan tersebut besarnya tidak sampai beberapa puluh tombak. diatas dinding sebelah depan tergantung sebuah layar dengan tulisan 'so' yang amat besar, dua batang lilin setinggi tiga depa dengan besar selengan bocah berdiri dikedua belah sisi meja sembahyang.
Didepan meja sembahyangan duduk tiga orang laki perempuan berdua setengah baya, ya lelaki berusia empat puluh tahunan, mata besar alis tebal dan memancarkan cahaya yang tajam. Wajahnya bersih tak seujung rambutpun yang kelihatan. Dikedua belah sisinya duduk dua orang hujien yang berusia tiga puluh lima enam tahunan, wajahnya rata2 sangat cantik,
orang yang ada disebelah kanan punya wajah yang rada mirip Cioe Cien cien, tentu dialah ibu gadis tersebut, orang yang ada di tengah adalah Toa Loo san cung cungcu cioe cie Kang. dan disebelah kirinya adalah nyonya kedua, ibu dari cioe lh Boen-
Dibelakang ketiga orang itu berdiri tujuh orang nyonya muda yang rata2 berwajah cantik, merekapun berdandan sangat menyolok.
Waktu itu tamu yang hadir dalam ruangan sudah ada ratusan orang lebih, meja perjamuan sudah diatur dan para tetamupun sedang minum arak.
Lam Kong Pak belum pernah menemui keadaan macam begini, tanpa terasa jantungnya ber-debar2 karena ia tahu asalkan urusan gagal maka sekalipun punya sayap belum tentu bisa terbang lepas dari perkampungan Toa Loosan cung ini.
Mendadak terdengar suara merdu, Cioe Ih Boen bagaikan seekor burung walet melayang kedepan langsung mencekal tangan Lam Kong Pak erat2.
"Enso baru. kau betul2 cantik," teriaknya berulang kali. "Cuma. "
"Cuma kakinya rada besaran dikit bukan begitu?" sambung cioe Cien cien dengan cepat. "Hmmm baru pertama kali bertemu dengan orarg lain penyakitmu sudah kumat kembali."
"Enso baru kau tidak akan menyalahkan aku bukan?" seru Cioe Ih Boen cepat2 sambil perlihatkan muka setan "Padahal kaki enci inipun tidak kecil" "Aaaaaah. . . .Boen-moay terlalu menggoda. . . ." seru Lam Kong Pak lirih, buru2 ia menjura.
sembari berkata diam2 Lam Kong Pak melirik sekejap kearah Cioe Ci Kang sang cungcu dan kebetulan sekali Cioe Cungcupun sedang memandang kearahnya dengan tajam tak terasa lagi pemuda ini merasakan hatinya tergetar keras dan buru2 tundukkan kepala.
saat inilah ia baru berasa tercengang, pikirnya: "ini hari Cioe Ci Kang sedang merayakan ulang tahunnya yang keenam puluh, mengapa wajahnya kelihatan seperti baru berumur empat puluh tahunan?"
Dengan dibimbing oleh Cioe Cien cien serta Cioe Ih Boen, perlahan Lam Kong Pak berjalan mendekati Cioe Ci Kang, ratusan pasang mata dari jago yang hadir dalam ruangan pun ber-sama2 dialihkan keatas wajah pemuda she Lam Kong itu
Wajahnya pada waktu ini penuh diliput rasa malu, cuma rasa malu ini bukan rasa malu dari seorang gadis melainkan suatu sikap tidak tenteram dari seorang lelaki didalam penyaruannya.
"ooouw. . . nyonya muda ini cantiknya sih cantik. cuma sayang perawakannya terlalu tinggi" kedengaran ada orang memuji dengan suara lirih.
"Jika perawakannya tidak tinggi, bagaimana bisa menandingi sepasang kakinya yaang ada sembilan coen itu?" sambung yang lain dengan nada menggoda.
Cioe Ih Boen tak tahan geli ia tertawa cekikikan, padahal Lam Kong Pak serta Cioe Cien cien pun hampir2 tertawa kegelian, Untuk menutupi sikapnya yang kurang sopan tadi Cioe Ih Boen segera bersuara kearah ayahnya dengan suara keras^
"Tia, Enso baru kita datang menghaturkan selamat kepadamu" Sembari berkata mereka bertiga sama2 jatuhkan diri menjura.
Cioe Ci Kang melirik sekejap kearah Lam Kong Pak lalu suruh mereka ambil tempat duduk.
Toa Hujien yaitu ibu dari Cioe Cien cien segera mencekal tangan Lam Kong Pak erat2 seraya berkata: "Aaaaah . , . , kau benar2 susah aku dengar cien cien telah salah melukai dirimu sehingga mengakibatkan kau keguguran. Heeeei. . .setiap hari dari pagi sampai malam aku kepingin menggendong cucu, tidak disangka. "
Bicara sampai disitu ia lantas menjawil kening cioe Cien cien dengan dengan gemas "semuanya kaulah sibudak lancang telah mencelakai cucuku "
Dalam sekejap mata ketujuh orang nyonya cantik yang berada dibelakangpun pada mengerumun membicarakan kaki memuji kecantikan nyonya muda ini. bahkan terutama sekali memperhatikan beberapa kejap kearah sepasang kaki Lam Kong Pak yang besar itu
semua tamu telah ambil tempat duduk. Lam Kong Pak serta kedua orang gadis itu pun bergabung jadi rata meja dengan cioe Ci Kang suami isteri, sedang ketujuh orang nyonya muda lainnya berkumpul jadi satu meja sendiri.
"Enso kita hormati dulu ayah ibu dengan secawan arak kemudian biar siauw moay yang wakili kau meneguk." kata Cioe Cien cien sambil angkat teko araknya, "Badanmu pada saat ini masih lemah tidak dapat terlalu lama disini. aku rasa Tia dan ibu pun tak akan menyalahkan dirimu." Lam Kong Pak sambil membawa teko arak berjalan kesisi Cioe Ci Kang bertiga untuk penuhi cawan mereka lalu penuhi pula cawan dari Cioe Cien cien serta Cioe Ih Boen setelah itu baru balik ketempat semula, kepalanya tertunduk rendah2 tapi secara samar2 ia merasa sepasang mata Cioe Cung cu yang tajam sedang memperhatikan dirinya terus menerus membuat hatinya merasa sangat tidak tenang
cioe ci Kang melirik sekejap kearah Toa Hujien yang diikuti nyonya itu mengangguk pula kearah seorang nona muda diantara ketujuh orang itu
seorang nyonya muda yang berusia lebih tua mungkin isteri pertama dari Cioe It Tan sambil membawa cawan araknya meninggalkan perjamuan mendekati Cioe Ci Kang serta kedua orang isterinya untuk memberi hormat kemudian berjalan pula kesisi Lam Kong Pak. "cici. biarlah siauw moay hormati secawan arak untukmu^" katanya.
Dalam hati Cioe Cien cien punya perhitungan sendiri, melihat tindakan nyonya muda itu alisnya lantas dikerutkan-
"Enso baru saja keguguran, lebih baik Toa-so bebaskan saja penghormatanmu ini"
"Toa moay terlalu banyak kuatir, teringat sewaktu Ensomu memasuki tempat ini untuk pertama kalinya Toa moay belum pernah bersikap terlalu baik kepadamu"
Sembari berkata ia benturkan cawannya keatas cawan Lam Kong pak kemudian sekali teguk menghabiskan isinya.
Lam Kong Pak kontan merasakan arak dalam cawannya panas mendidih, hampir saja cawan yang dipegang terpental keudara, ia tahu dirinya sedang diuji, Bersamaan waktu itu pula Cioe Cien cien mengerling sekejap kearahnya. pandangan mata itu saperti sedang mengatakan jangan sembarangan bergerak.
Kekisruhannya terjadi dalam sekejap mata terdengar Lam Kong pak menjerit tertahan, pura2 menunjukkan sikap kaget dan ketakutan ia lepaskan cawan ditangannya.
Dengan adanya kejadian ini sinar mata Cioe Ci Kang serta kedua orang Hujienpun jauh lebih lunak dari keadaan semula.
"Aaduuuh. . . sunguh berbahaya. . . ." diam2 seru Cioe Cien cien dalam hatinya,
Dengan secepat kilat ia gerakkan tangan menerima cawan tersebut kemudian diletakkan diatas meja.
sedangkan sinyonya muda itu setelah minta maaf berulang kali balik kembali ketempat semula.
suatu peristiwa yang sangat bahaya dan mengejutkan pun telah berlalu, Lam Kong Pak tundukkan kepalanya semakin rendah dibawah teguran pedas dari Cioe Cien cien kepada sinyonya muda tadi urusanpun dengan mudah berhasil dikelabuhi.
setelah perjamuan selesai, Cioe Giok Kang dengan memimpin beberapa ratus orang tetamunya menuju kesebuah lapangan rumput yang luas, Diatas tanah lapang itu berdiri sebuah panggung tonil, rombongan pemain musikpun sudah mempersiapkan dirinya diatas Panggung siap menghibur para tamunya.
Diatas sebuah panggung kecil tepat berada dihadapan panggung permainan duduk cioe ci Kang dengan diapit kedua orang hujiennya disebelah kiri kanan. cioe cien cien duduk disisi Toa Hujien sedang cioe ih Boen duduk disisi Jie Hujien ditambah Lam Kong Pak delapan orang nyonya muda duduk berdempetan disebelah belakang dan kebetulan pemuda she-Lam Kong duduk tepat dibelakang cioe cien cien.
sejak kecil Lam Kong Pak hidup ditengah gunung yang sunyi. belum pernah ia menonton permainan musik macam begini. sudah tentu saat ini hatinya dibuat kegirangan. Diatas panggung permainanpun dibagi jadi pokok acara.
Acara pertama berjudul Cah Go acara kedua Cian chee Pauw acara yang ketiga Hong Ih Teng, Dua orang busu berusia setengah baya dengan perawakan tinggi besar, sinar mata memancarkan cahaya tajam sedang bermain diatas panggung jelas kedua orang itu memiliki dasar tenaga lweekang yang luar biasa.
Agaknya Cioe Ci Kang sangat memperhatikan kedua orang Bu-su tersebut, tapi Lam Kong Pak yang ada dibelakang tak berhasil mengetahui bagaimanakah perubahan wajahnya pada saat ini.
Pada wakta itu mendadak Cioe Cung-cu membisikkan sesuatu kepada Toa Hujien yang diikuti nyonya besar ini alihkan sinar matanyaa keatas panggung lalu mengangguk memberikan reaksinya.
Cioe Cien cien yang bersandar dalam pangkuan ibunya segera bertanya dengan suara lirih, "Maa. . .tadi Tia membicarakan apa dengan dirimu ?"
"Tia-mu bilang kedua orang Boe-su ini pasti bukan, rombongan pemain musik. kemungkinan besar mereka punya asal usul yang mencurigakan" apapun pembicaraan itu dilakukan dengan suara rendah, tapi Lam Kong Pak yang ada dibelakangnya dapat mendengar perkataan tersebut dengan, sangat jelas sekali.
"Maksud Tia diantara pemain musik itu sudah terselundup orang2 yang mengadung maksud tidak baik terhadap keselamatan perkampungan kita. ?" tanya gadis
itu kembali.
"Jikalau memang benar demikian. maka ini berarti kunang2 menubruk api mental mati berdiri sendiri tapi kejadian itupun bukannya tidak mungkin"
"Perkampungan Toa Loo san-cung angker bagaikan sarang naga gua macan, siapa yang berani mencabut kumis harimau?"
"Kau anggap dikolong langit saat ini selain si majikan Pegadaian Bu-lim tak ada yang memiliki kepandaian silat diatas ilmu mencengkeram Boe Khek Hek Hong cau ayahmu?"
"Didepah mata masih ada seorang " "siapa ?"
"Ilmu sakti Long Thian it ce siang lik mama bukankah jauh lebih hebat satu tingkat daripada ilmu mencengkeram Boe Khek Hek Hong cau dari Tia?" seru Cioe Cien cien manja.
"Lebih tinggi sih lebih tinggi, tapi dikolong langit banyak terdapat jago iihay, siapa yang berani mengatakan dirinya sebagai jago nomor satu dari Bu-lim"
"Jikalau kita berhasil mempelajari ilmu silat yang tertera diatas payung sangkala, apakah kita berhasil merajai seluruh Bu-lim tampa tandingan ?"
"Mungkin hampir mendekati. " "Aku dengar katanya Payung sangkala disimpan oleh Mama, apa benar?"
"Budak apa maksudmu menanyakan persoalan ini?" seru Toa Hujien dengan hati tergetar keras.
"Maaa. . . aku mau" kembali Cioe Cien cien berseru manya sambil jatuhkan diri kepangkuan ibunya.
"sudah demikian besar setelah menemukan orang yang cocok mungkin sebentar lagi bakal kawin. kenapa sifatmu masih seperti bocah cilik saja. "
cioe cien cien memeluk ibunya semakin kencang, tangannya dengan seperti tidak sengaya meraba sekitar badannya.
"Ayoh duduk dulu yang baik. biar aku beritahu kepadamu"
semangat Cioe Cien cien segera berkobar ia duduk dengan tenang dan perhatikan ibunya dengan seksama,
"Barang pusaka ini sudah tentu aku yang simpan" kata Toa Hujien dengan ilmu menyampaikan suara, "Tapi dalam urusan ini kecuali kau seorang siapapun tidak tahu bahkan ayahmu serta Jie Niopun tidak tahu"
"Pusaka tersebut luar biasa hebatnya, lebih baik jangan Mama bawa disaku. "
"Bocak bodoh. barang pusaka ini tak mungkin bisa dimasukkan kedalam saku. mana bisa dibawa dalam badan?"
Mendadak suara gembrengan bergema memecahkan kesunyian, kiranya acara 'sam Cah Go' sudah selesai. kedua orang boe-su itu setelah berjumpalitan beberapa kali melirik sekejap kearah Cioe Ci Kang, kemudian baru mengundurkan diri masuk kedalam panggung Cioe Ci Kang agak tertegun, tapi sebentar kemudian suatu senyuman yang menyeramkan berkelebat diatas wajahnya.
suara gerabrengan yang gencar kembali berbunyi memekakan telinga, acara kedua 'Kiem chee Pauw' telah dimulai.
Dari balik horden panggung muncul seorang lelaki berkulit macan tutul, wajah persegi mata memancarkan cahaya hijau dengan sepasang garpu besar tertancap dipunggung muncul diatas panggung.
SETELAH suara tepukan riuh bergema memenuhi angkasa. si Kiem Chee Pauw melirik sekejap kearah cioe Kang.
suasana diatas panggung maupun bahwa panggung mulai diliputi ketegangan, karena acara 'Kiem Chee Pauw' ini cukup ramai ditonton, semua orang baik Boen maupun Boe sama2 pusatkan seluruh perhatiannya ketengah panggung.
Ditengah suasana yang tegang, menyesakkan napas. suatu senyuman dingin yang menyeramkan berkelebat diatas wajak Cioe Kang sambil memperhatikan perubahan acara diatas panggung ia berdiam tak goyang.
Kembali suara tambur serta gembrengan seraya membetot hati berkumandang pecahkan kesunyian, pintu horden terbuka disusul munculnya si Kauw Toh Thian dengan membawa toya emasnya, begitu ia berkelebat keluar keatas panggung suasana disekitar Sana samakin sunyi lagi, bagaikan napas semua orang ikut berhenti.
Pada saat munculnya lakon Kauw Teh Thian itulah si Kiem Chee Pauw yang sudah ada dipanggung menggerakKan sepasang garpu bajanya lalu disambit kearah sang kera sakti,
sedang yang sebuah lagi sambil dipegang kencang ditangan tiba2 ia putar badan dan dilemparkan kearah dada Cioe Ci Kang itu cung-cu dari perkampungan Toa loo san cung dengan menimbulkan suara yang menulikan telinga.
Perubahan yang terjadi secara mendadak ini seketika membuat suasana berubah gaduh, para tetamu yang sedang menonton pertunjukkan pada meninggalkan tempat duduk dan bubar kebelakang.
Ketika senjata garpu baja tadi mencapai kurang lebih lima depa dari depan dada, mendadak dengan menimbulkan suara keras memecah diri jadi tiga bagian secara terpisah mengancam jalan darah 'sian Kie' diatas tubuh kedua orang hujien serta yang tengah menghajar tubuh Cioe Ci Kang. "Aaaaah. . . senjata garpu Cu Bo Lie Hun cha"
Tak kuasa lagi Cioe Ci Kang meloncat bangun siap melancarkan tangkisan untuk menangkap datangnya serangan. tapi belum sempat ia melakukan suaru gerakan, mendadak Kauw Teh Thian yang ada diatas panggung sudah berseru berat kepada Kiem Chee Pauw: "Hidangan senjata"
Bila dibicarakan rada terlambat tapi waktu itu keadaan berubah sangat cepat sekali,
Kiem Chee Pauw angkat tangannya ketika batang senjata garcu tadi dengan menimbulkan suara keras merapat menjadi satu dan meiuncur balik ketangan orang itu
Dengan gaya ikan gabus meletik ia mencelat ketengah udara, senjata garpunya sekali lagi disambit keluar mengarah wajah si Kauw Teh Thian. Melihat kejadian itu para penonton dibawah panggung jadi melengak dibuatnya, mereka tidak tahu permainan apa yang sedang berlangsung bahkan sampai Cioe Ci Kang sendiripun berdiri tertegun dibuatnya.
si Kauw Teh Thian tidak berkelit maupun menghindar, mulutnya dipentangkan lebar2 sepasang tangan ber-sama2 menangkap gagang senjata itu lalu digigitnya ujung senjata garpu tersebut sehingga menimbulkan suara gemerincingan yang sangat keras,
suara tepuk tangan riuh meledak memenuhi angkasa, diiringi pujian para penonton Kiem Chee Pauw menyudahi permainannya,
Tapi kedua orang itu tidak langsung masuk kebelakang panggung, mereka sama2 berjalan kedepan panggung dan merangkap tangannya menjura kearah Cioe Ci Kango "Cung-cu berkepandaian sangat tinggi, kecerdikanpun melebihi orang. dalam merayakan ulang tahun Cung-cu kali ini hamba sekalian tiada malu telah unjukkan sedikit permainan jelek harap Cung cu tidak mentertawakan. semoga saja usia Cung-cu bisa panjang bagaikan gunung Lam-san, Hok kie bagaikan Lautan timur "
Habis berkata kembali mereka menjura lalu ber-sama2 mengundurkan diri dari atas panggung.
sekali lagi cioe ci Kang dibuat tertegun, tapi sebentar kemudian ia sudah tertawa ter-bahak2. para tetamu pun ber-sama2 sorak sorai sehingga membuat suasana jadi amat ramai.
Pada saat ini acara ketiga sudah dimulai seorang dara cantik berbaju keraton dengan gaya yang sangat menggiurkan berjalan keluar dari balik panggung. "ooooouw. . . sungguh cantik gadis ini" tidak terasa lagi cioe cien cien berseru memuji.
"Jika dugaan ibumu tidak salah, kepandaian silat yang dimiliki gadis ini jauh diatas kepandaian si Kiem Che Pauw serta Kauw Teh Thian tadi." kata Toa Hujien lirih.
"Hmmmm tapi jikalau mereka ada maksud menciptakan kekacauan ditengah perkampungan Toa Loo san-cung masih terpaut sangatjauh."
Permainan diatas panggung sudah mencapai puncak ketegangannya, seluruh perhatian para tamu telah terhisap semua ketengah panggung.
Tiba2 cioe ci Kang menoleh dan tersenyum kearah Toa hujien, bisiknya lirih "Lihat saja permainan bagus masih ada dibelakang "
Lam Kong Pak yang selama ini menonton jalannya perobahan dengan hati tenang lantas bila Cioe Ci Kang benar2 seorang yang berwatak licik dan banyak akal. Ia bisa mengucapkan kata2 tersebut berarti pula sipemain perempuan itu benar2 mempunyai asal usul yang sangat besar.
Cioe Cien cien yang ada disisi ibunya. sehabis mendengar perkataan itu lantas pura2 menunjukkan rasa kejutnya yang bukan main.
"Maaaaa. . .jika pemain perempuan itu mengandung maksud yang tidak baik, kita harus mengadakan persiapan2. "
Berbicara sampai disitu ia lantas tempel bibirnya kesamping telinga Toa Hujien dan ujarnya kembali: "Payung sangkala tersebut apakah aman berada dalam kamarmu ?" "Kamarku sudah diperlengkapi oleh alat2 rahasia yang sangat berbahaya. sekalipun mereka bisa masuk belum tentu bisa temukan jalan menuju keruangan rahasia, dan sekalipun mereka bisa masuk kedalam ruang rahasia belum tentu bisa keluar lagi "
sekilas senyuman kegirangan berkelebat diatas wajah Cioe Cien cien, ia adalah seorang gadis yang teliti, walaupun pada hari2 biasa sewaktu Toa Hujien membuka ruang rahasianya selalu menggunakan waktu tak ada orang tapi sering kali ia mecuri lihat, maka dari itu terhadap ruang rahasia tersebut ia sudah paham delapan sembilan bagian.
Tidak jeri harimau melahirkan tiga ekor anak. justru yang ditakuti manusia berhati cabang. Toa Hujien sama sekali tidak menduga kalau puterinya sendiri bisa turun tangan mengkhianati dirinya.
Permainan 'Hong Hi Teng' diatas panggung sudah mencapai puncaknya, si Lie Poh serta Tong cuo sama2 mengundurkan diri dari Istana dan karena pembicaraan tidak cocok Lie Poh gusar lantas lemparkan senjatanya kearah Tong cuo,
suasana dibawah panggung sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, mereka sama2 .dibuat ikut tegang mengikuti jalannya cerita.
Tong cuo diatas panggung ketakutan dan buru2 melarikan diri kesamping, senjata tersebut dengan diiringi suara desiran tajam langsung menghajar kearah cioe ci Kang.
"Hmmm kembali permainan lama"
walaupun para penonton dibawah panggung mempunyai cara berpikir demikian tapi air muka sang cung cu, Cioe Ci Kang berubah sangat hebat. Dalam waktu yang sangat kritis itulah senjata tadi sudah meluncur datang mengancam badannya.
"Braaaks” diiringi suara ledakan keras senjata tersebut meleduk dengan sendirinya dan berubah jadi be-ratus2 batang lempengan besi memancar keempat penjuru bagaikan hujan deras,
Cioe Ci Kang membentak keras, ilmu cengkeraman Boe Khek Hek Hong cau-nya laksana kilat dikerahkan keluar, kedua orang hujien yang berada disisinya pun sama2 menggunakan ilmu kepandaiannya mengirim dua gulung hawa dahsyat menghajar desiran2 lempengan besi itu,
Ketika angin serangan memancar keempat penjuru menyambut datangnya sambitan lempengan besi tadi. ketujuh orang nyonya muda yang berada dibelakang cioe Ci Kang tanpa mengulurkan sedikit suarapun ber-sama2 menyalurkan hawa murninya mengirim satu pukulan dahsyat kearah Cioe Ci Kang beserta kedua orang hujiennya.
Nama besar sang Toa Lao Cung-cu cioe Ci Kang betul2 bukan nama kosong belaka angin pukulan yang berada dibelakangnya belum tiba ia sudah merasa urusan tidak beres segera bentaknya keras "Hati. . . .hati. . . bajingan dirumah sendiri"
setelah serangannya berhasil pentalkan desiran lempengan besi, tangan kiri dibalik kebelakang mengirim satu pukulan Boe Khek Hek Hong cau.
Kedua orang Hujien itupun sama2 putar badan mengirim pukulan gencar, ditengah suara dengusan bergema memenuhi angkasa. kiranya dua orang itu sudah kena dihantam remuk dadanya oleh serangan Tong Thian it coe siang dari Toa Hujien sehingga mati seketika itu juga. Dalam sekejap mata suara bentakan keras bergema saling susul menyusul, bayangan manusia menyambar lewat silih berganti. pemain2 sandiwara yang berada diatas panggung tidak sempat ganti pakaian lagi sama2 menerjang kebawah dengan ganasnya.
Para tetamu yang kebanyakan tidak ingin melibatkan diri dalam peristiwa ini, menggunakan kesempatan tersebut buru2 mengundurkan diri dari perkampungan Toa Loo san cung.
Dengan demikian jumlah kekuatan kedua pihak seimbang, walaupun jumlah pasukan dalam perkampungan Toa Loo san-cung ada ratusan orang, tapi dikarenakan sedemikian besar harus tinggal menjaga keamanan kampung maka jago2 yang ikut terjun dalam kancah pertarungan terbatas.
Karena inilah dalam waktu singkat mereka tidak berhasil menguasai serangan tiba2 dari pihak lawan-
Cioe cien cien yang melihat peristiwa itu jadi serba salah dibuatnya, walaupun pada hari2 biasa ia merasa sangat tidak puas dengan perbuatan ayah serta engkohnya tapi bagaimanapun mereka adalah ayah serta engkohnya. setelah diserang oleh pihak musuh seharusnya ia tidak boleh berpeluk tangan belaka.
Tapi ia pernah menyanggupi Lam Kong Pak hendak bantu dia mendapatkan puyung sangkala, jika mau turun tangan ia merasa inilah suatu kesempatan yang sangat bagus baginya.
Hatinya merasa sangat cemas, pikiranpun bingung. apa yang seharusnya ia lakukan dalam keadaan seperti ini.
Suara jeritan ngeri, bentakan keras berkumandang tiada berhenti, mayat sesosok demi sesosok roboh menggeletak keatas tanah. darah segar muncrat memenuhi permukaan tanah, suasana berubah sangat menyeramkan-
Agaknya kepandaian silat yang dimiliki si lelaki yang main sebagai Lie Poh serta sang gadis itu luar biasa. mereka yang saling bergebrak melawan cioe Ci Kang serta Toa Hujien untuk beberapa saat belum berhasil ditentukan siapa menang siapa kalah.
"Ayoh cepat kita pergi" seru Lam Kong pak tiba2 sambil menarik tangan Cioe Cien Cien "Jika sekarang tidak pergi. lain hari tak bakal bisa mendapatkan kesempatan sebaik ini lagi."
sinar mata gadis she Cioe itu sewaktu bentrok dengan mata pemuda yang jeli membual hatinya membeku, ia mengangguk lantas berkelebat menuju keperkampungan sebelah belakang. Lam Kong Pak tidak berani berlaku ayal lagi iapun mengikuti kencang2 dari belakang,
siapa nyana sewaktu telah berjalan dua buah halaman ia telah kehilangan bayangan Cioe Cien cien, sedang suara pertarungan makin lama semakin mendekat. tak kuasa lagi saking cepatnya ia depakkan kakinya keatas tanah.
Mendadak....
Suara tertawa seram yang menggidikkan hati berkumandang datang dari belakang punggungnya, dengan hati kaget Lam Kong pak buru2 putar badan. tapi Sebentar kemudian ia sudah dibuat berdiri tertegun dengan kehilangan semangat.
Kiranya Toa Loo cung-cu cioe ci Kang tahu2 sudah berada dibelakang tubuhnya.
Lam Kong Pak pernah merasakan bagaimanakah hebatnya ilmu "coe Khek Hek Hong cau" dari cioe cien cien, ia mengerti dirinya bukan tandingan musuh. mungkin hanya didalam satu jurus serangan dari cioe ci Kang pun ia tak bakal sanggup menerima. Tapi pada saat ini ia masih menyaru sebagai nyonya muda bahkan tidak tahu apakah cioe ci Kang mengetahui penyaruannya atau tidak. karena itu pura2 tenangkan hatinya ia menjura memberi hormat. "Menantu menghunjuk hormat."
Terhadap tindak tanduk cioe ci Kang sudah lama sang pemuda ini merasa tidak puas oleh sebab itu kata2 Tia tak sanggup diucapkan keluar. walaupun dalam penyaruan iapun tidak rela.
Air muka cioe cung cu berubah pucat pasi dan kaku bagaikan es. tiba2 bentaknya berat, "Kau berasal darimana? mengapa menyaru sebagai menantu untuk menyelundup masuk kedalam perkampungan ?"
Lam Kong Pak menjerit kaget dan mundur tiga langkah kebelakang, sekarang urusan sudah terbukti dan tak mungkln dikelabuhi lagi,
selagi siap2 ingin putar badan melarikan diri siapa sangka Cioe Ci Kang yang telah diliputi rasa membunuh tidak memberi kesempatan lagi baginya untuk meloloskan diri. Baru saja Lam Kong Pak gerakkan badannya, pandangan mata terus ber-kunang2 tahu2 urat nadinya sudah tercengkeram, Diam2 Lam Kong Pak salurkan hawa murninya coba meronta, tapi bukannya berhasil lolos sebaliknya aliran darah malah mengalir keatas, delapan buah urat nadinya sakit mau pecah tidak terasa lagi ia menghela napas panjang, "Aaaaah. . .habislah sudah. "
Tiba2 suara bentakan berkumandang datang dari luar tembok berkelebat datang sesosok bayangan manusia yang bergerak cepat laksaana kilat, belum sempat Lam Kong Pak melihat jelas wajahnya orang itu sudah tiba kurang lebih tiga langkah dari Cioe Ci Kang. sang Cung-cu dari perkampungan Toa Loo sao-cung ini tidak berani berlaku ayal. buru2 ia lepas tangan dan berdiri saling berhadapan dengan orang itu.
Ketika Lam Kong Pak meneliti orang itu lebih jelas lagi, maka dapat dilihat ia bukan lain adalah si dara Cantik yang mainkan peranan dalam sandiwara panggung tadi. saat ini dengan sepasang biji matanya yang jeli sedang memandang kearahnya dengan tajam.
"Jikalau saudarapun datang kemari dengan membawa tujuan, lebih baik cepat2 mengundurkan diri dari perkampungan Toa Loo san-cung "
Nada suara dari gadis ini terasa punya suatu daya pengaruh yang amat besar membuat orang susah untuk menolak. tapi dasar watak Lam Kong Pak memang keras dan tidak suka mendengar perintah seorang gadis, segera sahutnya berat,
"Apa maksud nona berkata demikian ?"
"Suruh kau pergi ya pergi, dengan andaikan sedikit kepandaianmu sekalipun ditambahi dua orang juga percuma bukan tandingan dari iblis tua ini. "
Lam Kong Pak semakin tidak senang lagi, darah panas serasa bergolak dirongga dadanya.
"sekalipun cayhe mati berceceran darah dalam perkampungan Toa Loo san cung nona pun tidak usah menaruh rasa kuatir."
Bukannya pergi sebaliknya dengan busungkan dada ia malah maju kedepan siap melancarkan serangan.
sepasang biji mata gadis tersebut dengan jeli melirik sekejap keatas wajah pemuda itu, akhirnya ia tertawa hambar. "semangat jantan sih bolah juga, hanya otaknya sama sekali tumpul dan tak berisi, singkirkan soal dendammu. aku tak takut susah payah kawanmu itu pun bakal sia-sia belaka?"
"siapa?"
"Kau pikirlah sendiri temanmu yang menempuh bahaya mencarikan barang pusaka untukmu."
Mendengar perkataan itu Lam Kong Pak baru merasakan hatinya tergetar sangat keras ia tidak menyangka perempuan ini bisa mengetahui asal usulnya bahkan jika didengar dari nada ucapannya seperti telah mengetahui pula hubungannya dengan cioe Cien cien bagaikan melihat jari tangan sendiri.
Diam2 ia menghela napas panjang, pikirnya " Hampir saja karena mengikuti golakan napsu telah me-nyia2kan jerih payah Cien moay,jikalau perempuan ini sudah tahu asal usulku tentunya bukan manusja biasa. jika saat ini aku tidak pergi mau menunggu sampai kapan iagi ?"
Buru2 ia rangkap tangannya menjura dan berkata dengan nada serius "Nona bisa menunjukkan jalan kebenaran untukku, cayhe merasa sangat berterima kasih sekali, kita berpisah dulu sampai disini."
"Kemana kau hendak pergi?"Bentak Cioe Ci Kang gusar. "Cepat pergi." kembali gadis itu berseru sambil melirik
sekejap kearah pemuda tersebut dengan pandangan aneh.
Tubuhnya sedikit bergerak ia sudah mencegat jalan maju dari Cioe Ci Kang dan saling bertUkar satupukulan dahsyat ditengah udara. Walaupun tubuh gadis tadi kena digetar muudur selangkah kebelakang tapi sama sekali tidak kelihatan terluka.
"Kau orang apakah manusia dari si pegadaian Bu-lim?" mendadak Cioe Ci Kang membentak keras.
Gadis itu mendengus dingin, mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa sedang sepasang telapak tiba2 disilangkan didepan dada kemudian per-lahan2 didorong kekiri kanan dengan gerakan yang aneh.
Melihat gerakan telapak yang sangat aneh itu Cioe Ci Kang merasa sangat terperanjat sekali, sembari mengumpulkan delapan bagian hawa murninya untuk melancarkan serangan satu pukulan dengan gerakan Boe Khek Hek Hong cau teriaknya "oooouw...kiranya kau berasal dari Benteng Hwe Him Poo. "
Seketika itu juga hawa hitam bergelombang memenuhi angkasa, suara desiran tajam saling menyambar tiada hentinya,
"Hraaaaa" diiringi suara bentrokan yang keras pasir dan debu beterbangan memenuhi angkasa kedua orang itu ber sama2 mengundurkan diri tiga langkah kebelakang. tapi belum berhasil menentukan siapa menang siapa kalah.
Ketika sang gadis tersebut melihat Lam Kong Pak masih berdiri disana sambil memandang kearahnya dengan me longo2, kembali ia tersenyum.
"Kau sudah lupa dengan perkataanku??" tanyanya halus. "Aaaaaah. " kontan Lam Kong pak merasakan hatinya
tergetar keras. "Cayhe mohon diri terlebih dahulu."
Badannya segera berkelebat mennju kebelakang dan melayang turun disebuah halaman yang luas. tempat ini berbeda dengan tempat ia datang, keadaan jauh lebih sunyi dan menyeramkan.
"Apakah tempat inilah merupakan tempat tinggal dari Toa Hujien?. " tanyanya dalam hati.
Ketika ia mendongak. dari tempat kejauhan kelihatan api mengepul membakar bangunan2 perkampungan dengan ganas. suara bentakan2 serta jeritan kesakitan bergema datang silih berganti, ia tidak berani berlaku ayal lagi buru2 badannya berkelebat masuk kedalam ruangan. Tiba2....
segulung bau harum menyambar lewat, Lam Kong pak langsung merasakan urat nadinya kaku dan pergelangan tangannya sudah dicengkeram seseorang kencang2.
suasana dalam ruangan gelap gulita susah melihat jelas keadaan disana, ia hanya melihat adanya sesosok bayangan manusia berdiri dihadapannya.
Tak kuasa lagipemuda itu manghela napas panjang pikirnya. "Kali ini mungkin aku susah untuk meloloskan diri dari kematian."
"Kau adalah engkoh Pak?" tiba2 terdengar suara jeritan seseorang.
Mendengar suara orang itu adalah Cioe Cien cien, pemuda she Lam Kong inipun jadi kegirangan.
"Benar." sahutnya cepat.
"Cepat ikut aku walaupun siauw-moay mengerti sedikit keadaan alat rahasia dalam kamar ibuku tapi sudah setengah harian kucari belum juga kujumpai payung sangkala tersebut, mari kita periksa sekali lagi"
MEREKA berdua sama2 masuk kedalam ruang dalam, dengan teliti Cioe Cien2 melakukan pemeriksaan sekali lagi. lama sekali ia berpikir akhirnya gadis itu melangkah kearah rak buku dan menarik sejilid kitab yang tebal kemuka.
Dengan menimbulkan suara kareretakkan tiba2 rak buku yang amat besar tadi meluncur naik keatas.
Melihat hasil perbuatan itu mereka berdua ber-sama2 sorak kegirangan, tampak dibelakang rak muka itu muncul sebuah ruang kecil yang letaknya sangat rahasia. dalam ruangan penuh dengan jamrud maupun intan permata yang tak ternilai harganya, tapi tidak kelihatan juga adanya payung sangkala diletakkan disana.
Mendadak Cioe Cien cien menuding sebuah peti besar yang memancarkan cahaya keemas-emasan berada diantara tumpukan permata. "Mungkin dalam peti ini. " teriaknya
cepat.
Tapi tidak ada kuncipun percuma saja, mereka berdua kembali melakukan pencarian disekeliling ruangan akhirnya hasil tetap nihil.
TidaK sabaran lagi Cioe Cien cien kerahkan tenaga menggencet hancur gembokan emas tersebut sehingga patah jadi dua bagian.