Panji Akbar Matahari Terbenam Bab 20 : Jurus pedang yang mengejutkan (Tamat)

BAB 20 Jurus pedang yang mengejutkan

Begitu Pangeran Jin bergerak dia mencabut pedangnya. Pedang berwarna emas.

Sinar matahari terbenam menyinari pedang itu, membuat pedang ini mengeluarkan cahaya emas yang menyilaukan. Cahaya emas itu menyinari kedua mata Fang Zhen Mei. Kedua mata Fang Zhen Mei langsung dipejamkan.

Waktu itu dua pedang Pangeran Jin sudah menyerangnya. Ying Yan Shuang Sha Jian Fa!

0-0-0

Satu pedang menusuk ke arah tenggorokan, sedangkan pedang yang lain menusuk ke dada! Terlihat pedang siap menusuk, tapi tubuh Fang Zhen Mei tiba-tiba menciut!

Dia bergerak dengan cepat seperti peluru. Lalu dengan cepat mundur! Pangeran Jin pun ikut terbang.

Pedang emas terus mengejar Fang Zhen Mei dan pedang tidak pernah jauh dari tenggorokan dan dada Fang Zhen Mei!

Fang Zhen Mei mundur secepat kilat. Pangeran Jin mengejar Fang Zhen Mei seperti guntur!

Orang-orang yang berada di bawah panggung melihat dengan mulut menganga.

Jantung mereka sepertinya setiap saat bisa meloncat keluar, tapi tidak ada yang berteriak.

Karena diserang kilauan pedang, Fang Zhen Mei kehilangan kesempatan untuk menyerang. Dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan jurus, hanya bisa menghindar dan mundur dengan cepat.

Pangeran Jin tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Dengan sekuat tenaga dia terus mengejar! Fang Zhen Mei semakin cepat mundur, Pangeran Jin semakin cepat mengejar!

Penonton tadinya mengira ilmu meringankan tubuh mereka hanya dalam batas mundur dan mengejar, tapi mereka melihat yang dikejar dan mengejar, kecepatannya tidak pernah berkurang, malah bertambah cepat. Terakhir hanya melihat di atas panggung ada titik putih dan kuning. Sosok orangnya tidak terlihat.

Mereka seperti kilat berputar di atas panggung, mereka sudah berkeliling 11 putaran.

Dua pedang Pangeran Jin tetap berada dekat urat nadi penting Fang Zhen Mei, jaraknya kurang lebih 2 inchi.

Tiba-tiba Fang Zhen Mei merasa di belakangnya ada 2 suara dengan cepat memecahkan udara!

Di bawah panggung, Chen Leng si kurang telinga menembakkan 2 biao ke arah Fang Zhen Mei.

Dengan cepat tangan Fang Zhen Mei bergerak kebelakangkan dan menangkap biao yang datang. Tapi pedang emas Pangeran Jin hampir mengenai kulitnya!

Waktu itu Fang Zhen Mei tiba-tiba menggulingkan badannya dengan posisi miring.

Tadinya Pangeran Jin mengira dia pasti akan mengenai Fang Zhen Mei, tapi tiba-tiba Fang Zhen Mei menghilang. Karena laju tubuhnya tidak bisa dihentikan, dua pedang emas itu masuk dan menancap ke dalam tiang, yang tersisa hanya pegangan  pedangnya!

Hati Pangeran Jin menjadi dingin. Dengan sekuat tenaga dia berusaha mencabut kedua pedang ini tapi tidak berhasil. Terlihat Fang Zhen Mei tersenyum melihatnya.

Fang Zhen Mei tidak menyerangnya.

Wajah Pangeran Jin berubah menjadi abu-abu.

Dia tahu jika Fang Zhen Mei ingin membunuhnya tadi, dia sudah mati beberapa kali.

Badan Pangeran Jin dipenuhi keringat dingin. Dia berdiri, tidak bergerak, juga tidak tergesa-gesa mencabut kedua pedang emas itu.

Fang Zhen Mei tetap tidak menyerangnya. Tapi di bawah panggung sudah terdengar teriakan yang memilukan.

0-0-0

Fei Biao Chen Leng setelah melepaskan 2 biao, dia segera meloncat!

Pangeran Jin tidak boleh kalah dari Fang Zhen Mei, Chen Leng mengerti hal ini.

Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sudah tahu bagaimana posisi selanjutnya. Jika Pangeran Jin kalah, diapun tidak akan bisa hidup.

Begitu dia meloncat, dia melihat orang yang bertarung di atas panggung sudah berhenti bergerak.

Dia melihat Fang Zhen Mei selalu melepaskan Pangeran Jin.

Karena itu dia segera mengubah rencananya. Dia ingin keluar dari kerumunan orang, baru saja dia lari beberapa meter, sebuah kail ikan sudah melilit pergelangan kakinya.

Pada waktu yang bersamaan banyak senjata secara bersama- sama menancap di tubuhnya.

Di antaranya ada Tian Nan Quan Pai, Jin Niu Quan dari ketua YingXiong Bao Liu Xing Cui, tusuk konde Nan Tian Yi Feng, tusukan dari Jiang Fei Fan, dan lain-lain!

Tusukan ini dilontarkan dalam keadaan marah, tidak ada ampun lagi untuk Chen Leng.

Karena itu kecuali menjerit, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi!

Begitu Chen Leng roboh, Shen Tai Gong baru menarik kembali kail ikannya. Kemudian dia melihat Qiao Li Hua. Qiao Li Hua tampak ketakutan.

Terdengar Shen Tai Gong berkata sambil tertawa, "Kau tenang saja, aku tidak ingin bertarung dengan seorang perempuan." 0-0-0

Sinar matahari terbenam menyinari kepala penonton dan panggung, ke arah panji besar dan baju Pangeran Jin. Pangeran Jin memegang pedang emasnya. Sejak tadi dia tidak bicara.

Tiba-tiba Fang Zhen Mei bertanya, "Apakah keadaan guru Anda baik?"

"Baik!" jawab Pangeran Jin.

Fang Zhen Mei tertawa, "Ilmu pedang Pangeran Jin di antara pesilat muda boleh dikatakan nomor satu. Tapi sayang ilmu pedang guru Anda diibaratkan seperti elang memukul langit, terlihat sangat gagah. Ilmu pedang istri gurumu cepat, lincah, dan ganas, sifat Anda berada di antara keduanya. Jika Anda bisa menemukan sebuah ilmu pedang yang cocok untuk Anda, aku tidak akan bisa menanandingi Pangeran."

Beberapa kalimat ini seperti kata-kata seorang tetua dunia persilatan. Satu kalimat mengatakan tentang kekurangan ilmu silat Pangeran Jin, setelah itu mengeluarkan pendapat bagaimana cara mengatasinya. Hua Hui dan Bu Tong mendengarkan kata-kata Fang Zhen Mei. Mereka juga merasa perkataan Fang Zhen Mei sangat masuk akal.

Hati Pangeran Jin tergerak, dia mendengarkan kata-kata ini, bila dia berlatih 5 tahun lagi, mungkin dia akan menjadi pesilat muda nomor satu.

Tapi sayang Pangeran Jin malah mempunyai perasaan berbeda.

Dia malu juga marah!

Ternyata dia sangat sombong. Dia lahir di lingkungan istana. Semua orang harus hormat dan menjilatnya. Sejak kapan dia akan mendengar saran orang lain? Dia cemas juga marah. Pelan-pelan dia mencabut 2 pedangnya dan berkata, "Harap memberi petunjuk untuk satu hal lagi."

Fang Zhen Mei tertawa, "Memberi petunjuk kepada Anda, aku tidak berani." "Guruku pernah mengajarkanku satu hal," kata Pangeran Jin. "Pasti kata-kata yang sangat bijak," kata Fang Zhen Mei.

Pelan-pelan Pangeran Jin mendekatinya dan berkata, "Guru mengajarkan kepadaku, jika dengan kedua pedang ini aku masih kalah di tangan bangsa Han, maka aku harus bunuh diri saat itu juga, dan mereka akan membalas dendam kematian muridnya!"

Fang Zhen Mei terpaku dan berkata, "Kata-kata guru Anda itu sepertinya terlalu. "

Tiba-tiba Pangeran Jin tertawa sinis dan berkata, "Kau tidak perlu merasa khawatir, aku tidak akan mati!"

Fang Zhen Mei tertawa, "Itu benar"

Pangeran Jin berkata lagi, "Karena " Dia melihat 2 pedang yang

ada di tangannya dan melanjutkan, "Karena yang akan mati adalah kau."

Kata 'mati' baru diucapkan, 2 pedang itu sudah menusuk. Cepat seperti kilat.

Tawa Fang Zhen Mei membeku.

0-0-0

7 babak pertarungan sudah berlalu. Kalah dan menang sudah dapat ditentukan. Fang Zhen Mei  tidak  membunuh   Pangeran   Jin, tapi Pangeran Jin lah yang ingin membunuh Fang Zhen Mei. Hal ini membuat geger para penonton!

Dengan cepat pedang itu menusuk!

Fang Zhen Mei tidak sempat menghindar lagi!

Ibu jari, telunjuk tangan kiri, dan tangan kanan dengan cepat menjepit ujung pedang Pangeran Jin!

Sewaktu ujung pedang telah dijepit, jarak ujung pedang dengan tenggorokan Fang Zhen Mei hanya tinggal satu inchi lagi dan jarak ujung pedang dengan pertengahan alis kurang dari 1 inchi lagi. Tapi kedua pedang itu seperti menancap ke dalam batu, tidak bisa digerakkan. Waktu itu tiba-tiba terlihat cahaya pedang yang berkilauan. 9 titik cahaya sudah sampai di sana.

Dari mana datanganya cahaya bulat ini? Dari mana datangnya cahaya pedang ini?

Ternyata berasal dari si pembawa acara. Satu pedang dengan 9 ring, milik Shi Wen Sheng.

Cincin dan pedang terbang menyerang ke punggung Fang Zhen Mei!

0-0-0

Terkejut kemudian berteriak, berteriak, meraung, semua reaksi ini tidak bisa menolong nyawa Fang Zhen Mei.

Tiba-tiba tangan Fang Zhen Mei dilonggarkan.

Badannya seringan seperti kapas, dengan lemah dia  melayang ke bawah.

Kepalanya mengenai papan panggung tapi kedua kaki masih seperti pohon dengan kokoh berdiri di atas panggung.

Ini adalah ilmu silat dari utara, Tie Ban Qiao (Jembatan papan besi).

Pedang emas milik Pangeran Jin melewatinya dari atas wajahnya dan tepat mengenai 2 cincin yang datang! Kemudian Fang Zhen Mei mencengkram ke belakang. Tangan kiri dan kanannya melingkari 3 cincin! Jumlah cincin besi ada 9 buah!

Dua tertusuk jatuh oleh pedang emas. 6 cincin disambut oleh Fang Zhen Mei.

Satu cincin lagi terdengar PUSH, cincin berputar dan memukul ke dada Fang Zhen Mei.

Ujung pedang Shi Wen Sheng hampir sampai!

Kedua tangan Fang Zhen Mei menyambut cincin besi itu, kakinya tetap berdiri. Ujung pedang Shi Wen Sheng tidak bisa ditahan lagi, kematian sudah menunggu!

Para pendekar Huai Bei marah dan meraung, tapi tidak bisa menolong Fang Zhen Mei lagi!

0-0-0

Tapi mulut Fang Zhen Mei masih bisa berfungsi. Dia menggigit ujung pedang itu!

Waktu ini, ilmu pedang Pangeran Jin berubah menusuk ke kaki.

Fang Zhen Mei harus meladeni 2 pedang itu, dia sudah tidak sempat berbuat sesuatu lagi.

Karena pedang Pangeran Jin tiba-tiba saja memanjang.

Tadi Shen Tai Gong dengan singkat memberitahu keadaan pertarungan yang sudah terjadi kepada Fang Zhen Mei.

Tapi dia lupa memberitahu hal yang terpenting.

Pedang Pangeran Jin di dalamnya terdapat pegas yang bisa membuat pedang memanjang. Hua Hui dan Bu Tong jiga terluka karena itu.

0-0-0

Waktu itu ada cahaya pedang yang tampak berkilau datang! Kilauan pedang sangat cepat seperti kilat.

Seperti awan yang bersembunyi dalam cahaya matahari terbenam, tiba-tiba muncul pelangi yang indah!

Seperti sungai besar tiba-tiba jatuh menjadi air terjun yang tinggi!

Pedang panjang seperti salju juga seperti giok. Dari bawah ke atas, cahaya pedang ini lebih cepat, lebih terang dari pedang- pedang lainnya 10 kali lipat!

Dibandingkan dengan sepasang pedang emas ini, pedang ini hanya seperti seorang perempuan yang berwajah penuh dengan kosmetik sedangkan pedang itu diibaratkan dengan kecantikan asli seorang gadis.

Pedang emas jadi kehilangan kecantikannya dan menjadi tidak berharga sama sekali.

Pedang ini sangat cepat, tepat, indah, seperti langit yang ada di dalam lukisan. Semua putih seperti sebuah air terjun di dalam sebuah lukisan. Penuh tenaga yang tiada habisnya dan sangat berwibawa!

Pedang itu melewati semua pedang dan CEB, sudah menusuk ke tenggorokan Pangeran Jin!

0-0-0

Jing Tian Yi Jian (Pedang langit terkejut). Long Zhai Tian yang berada di bawah panggungmeneriakan kalimat itu. Jing Tian Yi Tian.

Wajah Hua Hui dan Bu Tong berubah.

Mereka berdua bisa berlatih pedang karena mereka pernah melihat Tian Ya Sha Jue Shou, Yi Shui Han bertarung dengan Yang Mei Jian, Chu Guan Yu. Mereka sangat iri, karena itu mereka berdua menjadi rajin berlatih pedang.

Guru dari Jian Jue, Yi Shui Han adalah Tian Lei Lao Ren. Jian Yue bisa menjadi terkenal karena tidak ada seorangpun yang bisa menerima jurusnya yang bernama Tian Lei Yi Shi.

Tian Lei Lao Ren, seumur hidup belum pernah terkalahkan. Jurusnya yang bernama Tian Lei Yi Shi tidak pernah ada yang bisa menyambutnya.

Tapi 25 tahun yang lalu, di puncak Hua Shan, dia telah bertarung dengan seorang pendekar Zhong Yuan, yang bernama Xiao Qiu

Shui. Mereka bertarung sehari semalam. Tian Lei Yi Shi akhirnya kalah di tangan Pendekar Xiao Qiu Shui, kalah satu jurus.

Jurus ini tidak pernah terlihat di dunia persilatan, tapi kabarnya sudah tersebar di mana-mana. Jurus ini bernama Jing Tian Yi Jian! Semenjak Xiao Qiu Shui menusuk dengan jurus itu dan berhasil mengalahkan Tian Lei Lao Ren, Xiao Qiu Shui belum pernah muncul lagi di dunia persilatan.

Tapi 25 tahun kemudian di Huai Bei di kota Xia Guan, pada saat pihak Song dan pihak Jin bertanding, di saat semua orang begitu tegang, Fang Zhen Mei mengeluarkan jurus itu untuk menusuk Pangeran Jin!

Tudak ada yang tahu kalau Fang Zhen Mei bisa menggunakan pedang.

Lebih-lebih tidak ada yang tahu dia menguasai Jing Tian Yi Jian.

Tapi sekarang tiba-tiba muncul jurus ini dan Fang Zhen Mei yang memperlihatkannya. Jurus pedang ini hanya sebentar keluar setelah itu tidak terlihat lagi.

Pedang panjang seperti salju juga seperti giok, hanya sebentar singgah di leher Pangeran Jin, lalu kembali lagi ke dalam lengan baju Fang Zhen Mei, setelah itu sama sekali tidak terlihat lagi.

Seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Tapi jurus seperti bintang jatuh itu dilakukan begitu cepat, dan menghangatkan dunia ini juga menghangatkan beberapa hati orang!

Dalam hati Hua Hui dan Bu Tong yang sudah melihat jurus ini, hati mereka seperti gelombang air yang bergejolak!

Pangeran Jin tidak mati. Tapi dia kehabisan tenaga.

Di tenggorokannya ada sebuah lubang kecil. Dengan jelas dia merasakan pedang seperti es salju juga seperti giok itu menyerangnya. Pedang sempurna itu menahan saluran nafasnya. Sorot matanya masih tidak percaya juga merasa sangat terkejut, yang berakhir dengan ketakutan.

Dua pedang yang sudah tidak bertenaga menancap ke bawah. Karena jika dia bergeser sedikit saja, maka pedang yang berkilau itu akan menusuk dan menyobek saluran nafasnya. Dia bisa mati. Pedangnya belum menusuk, tapi dia sudah mati, karena itu dia tidak berani bergerak. Fang Zhen Mei segera menarik pedangnya. Pelan- pelan dari bawah dia naik kembali.

Pangeran Jin menarik nafas panjang. Jika dari posisi belakang sekali meloncat dan berdiri itu tidak sulit. Tapi pelan-pelan bangun, ada berapa orang yang sanggup melakukannya?

Pangeran Jin menarik nafas panjang karena dia tahu, tidak ada harapan lagi untuk membunuh Fang Zhen Mei. Dia merasa malu dan terhina, selama ini belum pernah di^a merasakan. Seumur hidup, dia sangat berani dan juga pintar bertarung. Lahir di lingkungan istana, hidup enak, dan belum pernah dihina. Dia tidak tahu mengapa dia bisa sangat  takut kepada pedang panjang seperti salju juga seperti giok itu. Sepertinya pedang itu mewakili sesuatu dan membuatnya tidak bisa menerima begitu saja.

Pangeran Jin tidak tahan dengan penghinaan ini. Cara penyelesaiaannya seperti pendekar negara Jin lainnya

Dua pedang dibalikkan dan menusuk ke dalam perutnya. Rasa sakit yang amat sangat membuatnya berteriak kepada Wan Yan Zhu, "Kembalikan dua pedang ini kepada guruku. Biarkan dia yang membalaskan dendamku "

Suara serak. Pangeran Jin bunuh diri. Darah menggenangi panggung.

Pangeran Jin sudah meninggal.

0-0-0

Fang Zhen Mei berdiri di atas panggung. Di sisi panji Negara Song. Lama dia tidak bicara.

Shi Wen Sheng selangkah demi selangkah mundur, tiba-tiba dia membalikkan badan dan siap melarikan diri.

Dia benar-benar terkejut karena melihat jurus pedang Fang Zhen Mei tadi. Baru saja dia mundur, dia sudah mendengar ada suara bentakan keras. Begitu dia membalikkan badan, dia melihat kepalan besar dan berat sudah berada di depan hidungnya Kemudian setelah itu dia tidak tahu apa-apa lagi.

Apakah dia sadar kalau kepalan itu adalah kepalan yang membuat tulang wajahnya hancur!

Dan kepalan ini berasal dari kepalan Wo Shi Shui.

"Kembalikan kedua pedang ini kepada guruku, biarkan dia yang membalaskan dendamku"

— Fang Zhen Mei masih memikirkan 2 kalimat itu.

— Pangeran Jin sudah mati. Apakah Jin Zhu Liang bisa menerimanya?

— Apakah Xi Yi Liu Ying dan Xi Yi Jin Yan akan diam begitu saja?

— Mungkin dari sekarang negara Song dan negara Jin tidak akan bisa hidup tenang.

Fang Zhen Mei melihat matahari terbenam. Matahari kuning dan redup menyinari sini dan sana. Sekarang dia kembali menyinari panji Song yang besar ini.

Kuda yang Fang Zhen Mei tunggangi untuk menempuh perjalanan jauh sekarang terdengar sedang meringkik.

"Matahari terbenam menyinari panji besar. Kuda meringkik.

Angin berhembus."

Fang Zhen Mei teringat pada 2 kalimat puisi ini.

Waktu itu terdengar ada yang berteriak. Suara ini datang dari Xin Wu Er, "Da Ge, Da Ge, ada apa denganmu?"

Kedua mata Long Zhai Ti^n sedikit terpejam, bibirnya terbuka, rambut dan alisnya penuh dengan darah. Matahari terbenam dengan redup menyinari wajahnya. Dia sudah meninggal.

Begitu dia menyaksikan Jing Tian Yi Jian yang menggegerkan dunia persilatan yang muncul dengan tiba-tiba dan juga menghilang secara tiba-tiba pada saat yang begitu indah. Dia meneriakkan 'JingTian Yi Jian', kemudian diam-diam sudah meninggalkan dunia ini.

Demi menjaga wibawa Huai Bei, dia menerima pertarungan dan terluka parah. Akhirnya dia meninggal di tangan Pangeran Jin.

Tapi Pangeran Jin juga mati di panggung pertarungan itu. Dia mati di tangannya sendiri.

0-0-0

Qiao Li Hua diam-diam berdiri. Di antara kerumunan orang yang sedang bersedih, dia ingin secara diam-diam melarikan diri. Tiba- tiba suara Shen Tai Gong berkata, "Hei cabe merah!"

Qiao Li Hua merasa kepalanya dingin sampai ke kaki.

Shen Tai Gong tertawa dingin, "Kali ini kami akan melepaskanmu. Nama baik Zhong Yuan Wan Dao Xian Shui Qing apakah akan dirusak olehmu? Kalau kau tidak berubah, Shi Wen Sheng yang di atas panggung, Chen Leng yang di bawah panggung, Cheng Qian Jin yang ada di sisi Huai He, Shi Jin Tang dari Huai He adalah contoh terbaik untukmu!"

Qiao Li Hua terdiam di tempatnya, dia tidak berani bergerak sama sekali.

Wan Yan Zhu diam-diam naik ke panggung, mencabut dua pedang emas itu kemudian diam-diam pergi.

Xia Hou Lie dan Ge La Tu berdiri di antara kerumunan orang.

Mereka tidak tahu harus melakukan apa.

Xi Wu Hou masih jongkok di sana dan merintih kesakitan.

Fang Zhen Mei turun dari panggung. Tangannya dan tangan Wo Shi Shui menggenggam dengan erat.

Tiba-tiba ada sepasang tangan yang menangkup di atas tangan mereka. Ternyata tangan itu adalah tangan Shen Tai Gong yang sedang tertawa. Dia berkata, "Akhirnya kita berkumpul lagi." Fang Zhen Mei dengan tersenyum berkata, "Akhirnya kita bersama lagi."

Wo Shi Shui melihat panji yang ada di atas panggung pertarungan. Melihat matahari terbenam pada jarak begitu jauh. Dia juga berkata, "Betul, akhirnya kita bersama lagi."

Tamat
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar