Panji Akbar Matahari Terbenam Bab 19 : Pertarungan yang menentukan

BAB 19 Pertarungan yang menentukan

Begitu Ge La Tu naik ke atas panggung, dia sama sekali tidak mirip seperti seorang Budha hidup. Dia malah terlihat sepeti seekor singa hidup.

Singa lapar yang mengincar makanan.

Begitu dia naik ke atas panggung, senjatanya yang berbentuk sekop digunakan untuk memukul Fang Zhen Mei,

Dengan cepat Fang Zhen Mei menghindar ke belakang.

Sewaktu kita kecil, kita sering melihat seekor anjing kecil mengejar seekor serangga atau kupu-kupu yang terbang ke ekornya. Anjing itu berputar-putar begitu juga dengan ekornya, akhirnya dia merasa lelah dan berhenti dengan sendirinya.

Keadaan Ge La Tu dan Fang Zhen Mei sekarang ini seperti itu.

Pastinya Ge La Tu tidak mempunyai ekor, tapi Fang Zhen Mei dari belakang terus memegangi jubahnya. Fang Zhen Mei bergerak dengan ringan seperti seekor burung walet, begitu Ge La Tu bergerak, Fang Zhen Mei akan terbawa. *?

Ge La Tu marah dan berteriak, kemudian memukul ke belakang, tapi Fang Zhen Mei masih terus berada di belakangnya.

Pernah sekopnya mengenai sesuatu, tapi yang terkena pukulannya malah tubuhnya sendiri.

Hampir saja dia berhasil mengenai Fang Zhen Mei, tapi secara tiba-tiba Fang Zhen Mei menghilang, dan Ge La Tu malah memukul pantatnya sendiri, setelah itu Fang Zhen Mei muncul kembali di belakangnya.

Ge La Tu menusuk sini, memukul sana, akhirnya dia malah kelelahan sendiri. Dia berputar-putar, gerakannya semakin lambat, tiba-tiba Fang Zhen Mei muncul di hadapannya.

Ge LaTu terkejut, tapi dia sudah memukul sekopnya ke depan. Tiba-tiba Fang Zhen Mei menghilang lagi.

Karena Ge La Tu kehilangan keseimbangan tubuhnya, begitu melihat ada sebuah panji besar yang bertuliskan 'Song', panji itu sudah menyapu ke arahnya.

Dia terkejut dan berniat untuk menghindar, laju tubuhnya sudah tidak bisa dihentikan lagi, kedua matanya tidak bisa melihat dengan jelas karena tertutup oleh panji 'Song' Waktu itu dia merasa kedua tangannya kaku, sekop tajam dan bergerigi telah diambil seseorang.

Sambil berteriak dia memejamkan matanya, kedua tangannya terus bergerak, diapun mundur 7-8 kaki, begitu membuka matanya, walaupun panji 'Song' tidak menutupi matanya lagi tapi pemuda berbaju putih itu sudah berdiri di depannya dan dengan ramah tertawa kepadanya, tangan kiri pemuda itu ada sekopnya.

Ujung sekop berada di bawah lehernya, kalau dimajukan sedikit lagi, di dunia tidak akan ada lagi orang yang bernama Ge La Tu.

Ge La Tu terpaku, kemudian dari mulutnya keluar bahasa Tibet yang tidak dimengerti oleh siapapun, hanya terlihat dia memejamkan mata, tidak bicara, dan menunggu maut menjemput.

Fang Zhen Mei tertawa, sekop tajam itu dikembalikannya kepada Ge La Tu.

Ternyata kata-kata Ge La Tu tadi adalah, "Kalau mau membunuhku, bunuhlah sekarang, seorang laki-laki sejati boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina." dia menunggu maut menj emputnya.

Tapi Fang Zhen Mei tidak membunuhnya, malah mengembalikan senjatanya, Ge La Tu terpaku.

Begitu Ge La Tu tahu bahwa Fang Zhen Mei tidak bermaksud jahat, segera dia mengambil kembali senjatanya, dan diletakkan di bawah, dia memberi hormat dengan dua tangan dikatupkan, kemudian dia bicara dengan bahasa Tibet, segera dengan cepat turun dari panggung.

Fang Zhen Mei tidak mengerti bahasa Tibet, jadi dia tidak tahu apa yang dikatakan Ge La Tu tadi.

Tapi wajah Pangera Jin terus, berubah, Xia Hou Lie dengan langkah gagah naik ke atas panggung.

Ternyata walaupun Ge La Tu bersifat kejam, tapi dia adalah murid tertua di kuil La Sha di Tibet, di kuil La Sha, dia adalah salah satu Budha hidup berbaju merah, di antara 7

Budha hidup, ilmu silatnyalah yatigp.il u tinggi. Sifat aslinya tidak jahat, dia hanya dipengaruhi oleh orang-orang Jin sehingga dia membenci orang-orang Zhong Yuan. Dia mengikuti Pangeran Jin baru bisa masuk kc Zhong Yuan dan membunuh orang-orang Zhong Yuan.

Sekarang Fang Zhen Mei berhasil mengalahkannya tapi tidak membunuhnya, dia bersifat terbuka, segera dia mengucapkan terima kasih kepada Fang Zhen Mei, dan mengatakan tidak akan  lagi bermusuhan dengan orang Zhong Yuan, semua ini dilakukannya untuk membalas budi Fang Zhen Mei karena tidak membunuhnya.

Akhir pertarungan itu membuat Pangeran Jin kehilangan muka di depan rakyat Song.

Karena itu dengan cepat Xia Hou Lie naik ke atas panggung.

0-0-0

Xia Hou Lie baru saja naik ke atas panggung, dia segera memukul kepala Fang Zhen Mei.

Begitu Fang Zhen Mei melihat Xia Hou Lie, dalam hati dia sudah berpendapat, begitu erang itu mengeluarkan jurus, jurus-jurusnya akan persis seperti Wo Shi Shui!

Fang Zhen Mei sangat berpengalaman bertarung dengan Wo Shi Shui. Pada awalnya jangan terlalu serius menghadapinya. Karena Wo Shi Shui sama sekali tidak peduli dengan nyawanya, karena itu bila serius berhadapan dengan Wo Shi Shui, malah hanya akan mengantarkan nyawa kepadanya.

Sepertinya Xia Hou Lie pun bersifat seperti itu.

Begitu Xia Hou Lie menepis ke arahnya, Fang Zhen Mei tiba-tiba menusuk dengan jarinya. Kemudian jarinya mulai bergerak di sisi telapak tangan Xia Hou Lie, angin yang dihasilkan dari jari terus berhembus hingga ke tengah, jari-jari itu tampak kuat seperti golok!

Telapak tangan Xia Hou Lie tiba-tiba berubah, dia menepuk dengan tangan kirinya, dan Fang Zhen Mei mengeluarkan jari kirinya. Jati itu menusuk bagian tengah telapak tangan Xia Hou Lie.

Walaupun Xia Hou Lie seorang pemberani, tapi dia terus menjaga agar jangan sampai telapak tangannya tertotok. Telapaknya berubah menjadi kepalan dan terus memukul ke arah Fang Zhen Mei.

Xia Hou Lie berganti jurus dengan cepat, bersamaan saat itu juga Fang Zhen Mei mengganti jurus jarinya.

Jurus jari Fang Zhen Mei bernama Yi Zhi Feng Dian Tou (Jari burung phoenix mengangguk kepala). Dia menotok kepalan Xia Hou Lie.

Walaupun dalam satu jurus terjadi 3 kali perubahan, tapi dia masih tidak bisa menang dari jari angin Fang Zhen Mei, terpaksa dia mengeluarkan jurus kaki andalannya!

Tendangan ini seperti di depan ada dua telapak, satu kepalan adalah tipuan, sangat cepat, tepat, ganas, dan tidak berbekas!

Tapi baru saja dia mengangkat kakinya, jari Fang Zhen Mei sudah menusuk kaki kirinya.

Tapi Xia Hou Lie menendang dengan kaki kanannya!

Kaki menendang ke arah tenggorokan Fang Zhen Mei, tampak kaki Xia Hou Lie seperti akan mengenai Fang Zhen Mei, tapi tiba- tiba tenggorokan Fang Zhen Mei berubah menjadi sebuahjari!

Jari dilipat, sambungan jari kedua, memukul kaki Xia Hou Lie!

Xia Hou Lie tidak bisa merubah jurusnya lagi, tiba-tiba dia bersalto dan terbang beberapa meter. Semua jurus seperti tidak pernah dikeluarkan sebelumnya. Tapi dia baru saja bersalto belum sempat melihat apa-apa, dia sudah melihat ada sebuahjari yang siap menotok nadi Ren Zhong (nadi yang berada di bawah hidung dan di atas mulut)!

Itulah jari Fang Zhen Mei. Karena terkejut dengan segala cara dan dengan langkah 8 dewa, dia melenting ke belakang, jarinya baru bisa meleset melewati nadi Ren Zhong!

Tapi jari itu tiba-tiba berubah menjadi tangan yang akan mengetuk sesuatu, ternyata mengetuk tulang hidungnya!

Xia Hou Lie segera memutar tubuhnya, dengan melakukan langkah kepiting mabuk, kaki naga sedang terlelap, dia meloncat keluar dari serangan Fang Zhen Mei.

Tapi jari itu ikut bergerak, jari itu berubah dan siap menotok urat nadi pahanya.

Xia Hou Lie meraung dengan melakukan langkah burung Yuan Yang di tengah-tengah udara, dia terus menendang, kemudian naik ke langit.

Begitu meloncat hingga ke tempat tinggi, tiba-tiba dia melihat jari panjang, putih, dan persendian tulang, dengan bertenaga siap menotok syaraf yang ada di tengah alis!

Xia Hou Lie membentak, dia segera turun dengan cepat!

Tapi dia sempat melihat ada sebuah jari yang siap menotok urat nadi di kakinya!

Xia Hou Lie tidak tahu sebenarnya Fang Zhen Mei memiliki berapa jari? Mengapa jari-jarinya bisa berada di mana-mana? Dan selalu menunggu untuk menyerangnya, sekarang dia hanya bisa berjaga tidak bisa menyerang.

Xia Hou Lie adalah seorang pemberani dari suku bangsa Qi Dan, dan salah satu pesilat tangguh dari suku Qi Dan. Dia bersiul panjang dan mengumpulkan nafasnya, dia masih bisa terbang ke atas lagi!

Dia terbang seperti seekor elang yang sedang marah, dia menabrak hingga pecah atap genting rumah yang tingginya 10 meter, lalu terbang ke atas panggung. Tapi dia sama sekali tidak menyangka, begitu dia naik ke atas atap, di sana sudah ada seseorang yang sedang menunggunya sambil tertawa. Kemudian orang itu menjulurkan dua jari kepadanya, menotok kiri dan kanan tubuhnya!

Fang Zhen Mei.

Sekarang Xia Hou Lie baru tahu, Jiang Nan Fang Zhen Mei benar- benar berilmu silat tinggi.

Kemampuan ilmu silat Fang Zhen Mei tidak terukur dan sama sekali tidak terbaca dia mempergunakan ilmu silat dari perkumpulan apa. Apakah itu adalah ilmu silatnya yang tertinggi atau dia masih memiliki ilmu lainnya? Tidak ada seorangpun yang tahu.

Tapi dia dengan tersenyum dan dengan mudah mengalahkan lawan-lawannya.

Xia Hou Lie pernah mendengar bahwa di Jiang Nan ada orang seperti itu, tapi dia tidak mempercayainya. Sekarang dia baru sadar kalau dia salah, dan dia telah melakukan kesalahan besar.

Karena dia sekarang telah percaya dan sangat mempercayainya.

Sekarang tenaga Xia Hou Lie sudah terkuras habis, nafasnyapun sudah habis, dia sadar dia tidak akan bisa menghindari jurus Fang Zhen Mei lagi!

Karena itu dengan terpaksa dia menyambut jurus Fang Zhen Mei.

Kedua tangan Xia Hou Lie mencengkram, dia lebih memilih telapak tangannya ditusuk oleh Fang Zhen Mei hingga berlubang sehingga merusak ilmu yang sudah puluhan tahun dipelajarinya. Tapi dia harus berhasil memutuskan jari Fang Zhen Mei!

Kelihatannya Xia Hou Lie berhasil menangkap jari telunjuk kanan Fang Zhen Mei. Tapi secara tiba-tiba telunjuk kiri dan kanan Fang Zhen Mei malah menghilang, digantikan dengari jari tengah dan menyentil urat nadi yang ada di tangan Xia Hou Lie.

Xia Hou Lie merasa tangan kiri dan kanannya mati rasa, begitu dia membuka tangannya, dua jari sudah berada di tangannya, dengan bersahabat jari-jari itu berjabat tangan dengan tangannya.

Kemudian secara bersama-sama mereka turun dari atas!

Penonton melihat mereka berdua turun bersama-sama. Awalnya terlihat Xia Hou Lie terus menyerang, kemudian dia lari untuk menghindar akhirnya dia terbang ke atas, Xia Hou Lie terus meraung, begitu turun mereka saling berpegangan tangan. Mereka turun dengan tenang seperti bersahabat, penonton merasa aneh!

Hanya Xia Hou Lie sendiri yang tahu, kalau Fang Zhen  Mei berniat membunuhnya, sejak tadi dia sudah mati 10 kali.

Bagitu turun Fang Zhen Mei masih memegang tangan Xia Hou Lie, dia sama sekali tidak bertenaga.

Tiba-tiba Fang Zhen Mei melepaskan tangan Xia Hou Lie, dan mundur 3-4 langkah dengan suara kecil dia berkata, "Maaf."

Waktu itu hampir saja Xia Hou Lie meneteskan air mata.

Semenjak dia berkecimpung di dunia persilatan, selalu bersemangat, \ pemberani, gagah, dan berilmu silat tinggi. Banyak pesilat tangguh dihina di bawah telapak dan kepalannya, merintih, memohon, dan akhirnya mati. Dia sama sekali tidak menyangka kalau suatu hari diapun akan mengalami kekalahan total!

Lebih-lebih tidak menyangka sewaktu dia mengalami kekalahan, Fang Zhen Mei malah berpura-pura telah tergetarkan olehnya dan malah mengucapkan kata 'maaf.

Dia sama sekali tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Kalau bisa dia ingin menangis sepuasnya. Karena itu dia membalas memberi hormat kepada Fang Zhen Mei dan turun dari panggung.

Begitu Fang Zhen Mei datang, dia sudah memenangkan 3 babak berturut-turut. Penonton sampai lupa berteriak, sekarang Pangeran Jin sendiri yang naik ke atas panggung. Penonton menahan nafas menunggu pertarungan selanjutnya.

Pertarungan antara pihak Song dan pihak Jin pada pertarungan kedua. Awalnya pihak Jin telah memenangkan 3 babak, disusul oleh pihak Song memenangkan 3 babak, sekarang tersisa babak terakhir, babak penentuan siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah!

Shi Wen Sheng yang berada di atas panggung hanya diam, dia tidak bersuara, sepertinya diapun terkejut dengan ilmu silat Fang Zhen Mei yang begitu tinggi.

0-0-0

Begitu Pangeran Jin naik ke atas panggung, dia seperti sebuah gunung yang tidak bergerak.

Fang Zhen Mei pun tidak bergerak.

Sinar dari matahari yang akan terbenam membuat awan-awan yang berada di langit seperti dipasang cahaya emas.

Panji yang ada di atas panggung masih tampak berkibar dengan gagah. Bayangan Pangeran Jin dan Fang Zhen Mei seperti memanjang.

Tapi mereka berdua tidak bergerak, penonton seperti kaget dan mereka hanya terdiam. Melihat sikap mereka berdua.

Semenjak kedatangan Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui selalu berada di sisi panggung tidak pernah meninggalkan tempat itu. Diapun melihat semua kejadian itu hingga terbengong-bengong.

Tiba-tiba Pangeran Jin mulai bergerak.

0-0-0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar