Panji Akbar Matahari Terbenam Bab 15 : Bertarung dengan La Ma

BAB 15 Bertarung dengan La Ma

Kuda masih terus berlari, tenaganya sudah terkuras habis, dan kuda itu akan segera roboh.

Tiba-tiba Fang Zhen Mei terbang dan berjalan ke depan sejauh puluhan meter.

Kalau dengan cara seperti itu menunggang kuda, mungkin kuda itu pasti akan cepat mati.

Apa salah kuda itu? Siapa yang tega melakukannya?

Karena itu Fang Zhen Mei lebih memilih menggunakan kekuatannya sendiri untuk berlari.

Dia berlari dengan cara terbang, tapi bagi seorang pesilat melakukan hal seperti ini sangat menguras tenaga.

Tengah hari sudah berlalu, jam dua akan segera tiba. Matahari masih tampak besar dan udara begitu panas. Long Zhai Tian dan para pendekar Huai Bei, apakah mereka masih bisa bertahan?

Karena memikirkan hal itu, maka Fang Zhen Mei sudah tidak peduli kalau tenaga dalamnnya akan terkuras, i Baju putihnya tampak berkibar. Dengan sepenuh hati dia berlari.

Xia Guan, Xia Guan, kota Xia Guan masih jauh!

0-0-0

Begitu Shi Wen Sheng berteriak, "Babak keempat----" tampak seseorang bersalto dan meloncat ke atas panggung. Salto yang dilakukan orang itu terlihat biasa, tapi panggung yang tingginya beberapa meter itu ditempuh dalam satu kali bersalto, dan pada saat mendarat punggung orang itu menghadap ke arah penonton. Jadi sekarang ini orang itu tidak tahu dia berada di mana. Dia menutup dahinya dan bertanya, "Di mana penontonnya? Mereka ada di mana?"

Para penonton yang berada di bawah panggung tertawa dan berteriak, "Di sini, kami ada di sini!"

"Kau harus bertarung dengan baik."

Terdengar orang itu tertawa dan membalikkan badannya, ternyata dia adalah Tai Hu Shen Diao, orang yang senang bercanda, Shen Tai Gong.

Tangan kanannya memegang kail ikan sedang tangan kirinya memegang dada kiri, dia tertawa, "Apa kabar kalian semua! Terima kasih telah datang untuk mendukung kami!"

Terdengar dari bawah panggung ada yang meraung, setelah itu terlihat ada berkelebat merah, dia adalah seorang La Ma baru turun dari atas dan berteriak kepada Shen Tai Gong, "Binatang!"

La Ma itu disebut sebagai Budha hidup dari Tibet yang bernama Ge La Tu. Begitu melihat Shen Tai Gong, dia merasa sangat marah, dan segera menyusul ke atas panggung untuk melabrak Shen Tai Gong!

Mereka benar-benar seperti musuh bebuyutan, terlihat emosi La Ma itu meledak-ledak!

Tidak disangka begitu kakinya menapak di panggung, Shen Tai Gong sudah melepaskan kail ikannya, lalu menggulung pergelangan kaki Ge La Tu, setelah itu Shen Tai Gong menarik kailnya dan Ge La Tu jatuh terjengkang!

Penonton melihat ada seorang biksu yang tiba-tiba naik ke atas panggung tapi setelah berada di atas panggung dia malah terjatuh dengan posisi telentang. Mereka tertawa terbahak-bahak, mereka tidak tahu kalau ada senar kail yang menarik kaki Ge La Tu hingga dia terjatuh.

Ge La Tu bukan orang sembarangan, begitu terjatuh dia segera berdiri, kakinya seperti menyedot ke dalam papan, dan tubuhnya segera berdiri tegak.

Semua penonton berhenti tertawa, di antara para pesilat Zhong Yuan yang bisa melakukan hal seperti itu bisa dihitung dengan jari.

Bagitu Ge La Tu berdiri tegak, dia segera memasang kuda-kuda dan tidak memberikan kesempatan kepada Shen Tai Gong menariknya hingga jatuh lagi. Dia maju 3 langkah. Terlihat Shen Tai Gong menarik tali pancingannya dan Ge La Tu kehilangan keseimbangan, dia terjatuh lagi.

Kali ini dia jatuh dengan gaya 'anjing liar berebut kotoran'. Tadinya para penonton yang melihat Ge La Tu bersalto dengan hebat sempat menjadi geger. Tidak disangka begitu biksu itu berdiri, dia jatuh dengan posisi tengkurap.

Penonton kembali tertawa terbahak-bahak.

Ge La Tu terjatuh dan Shen Tai Gong mengambil kesempatan ini menyerang Ge La Tu. Tapi dada kirinya terasa nyeri. Otomatis gerakannya menjadi lambat. Ge La Tu adalah orang yang lihai, walaupun dia sudah jatuh dengan posisi telungkup, dia segera berdiri dan meraung. Tiba-tiba Shen Tai Gong berkata, "Biasanya seekor binatang bisa bangun lebih cepat!"

Mendengar ucapan itu penonton segera tertawa lagi.

Waktu itu Ge La Tu sudah menerjang dan menyerang Shen Tai Gong dari atas, dia marah-marah dengan bahasa Han kaku berkata, "Binatang!" ~

Ge LaTu marah dan berteriak lagi, "Ge Wu Ling Ge Er Ling Tian Tong Lai Ba Bu Jia Le!"

Shen Tai Gong menggaruk-garuk rambutnya dan bertanya kepada penonton, "Apa yang dikatakan orang ini tadi? Bagian depan aku tidak mengerti, aku hanya mengerti 3 huruf terakhir, yaitu Bu Jia Le (tidak mau menikah)."

Sejak tadi penonton sudah dibuat tegang dengan pertarungan antara Xin Wu Er dan Xi Wu Hou. Lalu terkaget-kaget dengan pertarungan antara Bao Xian Ding dan Wan Yan Zhu. Sekarang begitu Shen Tai Gong muncul, dan lawannya adalah seorang La Ma aneh, mereka tertawa hingga perutnya terasa sakit melihat kelakuan Shen Tai Gong.

Melihat penonton tertawa lagi, Ge La Tu benar-benar marah, tiba-tiba Shen Tai Gong memberi hormat dengan mengajukan kedua tangannya kedepan, Ge La Tu kaget, dia mengira Shen Tai Gong bertujuan lain kepadanya, terdengar Shen Tai Gong berkata, "Aku minta petunjuk dari Guru Besar."

Dengan aneh GeLa Tu bertanya, "Aku?"

"Benar, Anda," jawab Shen Tai Gong dengan sikap hormat. "Ada petunjuk apa?"

"Apakah Anda sudah mendapatkan jawaban dari teka teki itu?" "Teka teki apa?"

"Guru Besar begitu pintar, masa tidak bisa menebaknya?" "Kapan kau menyuruhku menebaknya?"

Shen Tai Gong menggaruk-garuk rambutnya yang putih, dia tampak berpikir sebentar, lalu berkata, "Hari ini, di sisi sungai Huai He...aku pernah mengatakan sebuah kalimat, kemudian setelah itu aku lari "

Dengan senang Ge La Tu tertawa, "Oh teka teki itu, jangan beritahu dulu jawabannya, kalau aku tebak, entah ini benar atau tidak yaitu, 'ayah Pangeran Jin adalah Xia Hou Lie dan Xia Hou Lie adalah putra Fang Zhen Mei. Apakah benar?"

Shen Tai Gong mengacungkan jempolnya dan memuji, "Bagus, sangat bagus dan jawaban yang pintar. Anakku yang baik!" \ Penonton tidak tahu asal usul ceritanya, hanya mendengar nama Xia Hou Lie, Pangeran Jin, dan yang terakhir adalah putra Fang Zhen Mei, di bawah panggung terdengar ada yang sudah tertawa terbahak-bahak.

Ternyata yang tertawa adalah Wo Shi Shui, semua orang tidak tahu apa-apa, tapi pada saat mendengar nama Fang Zhen Mei yang berada di pihak yang menguntungkan, merekapun ikut tertawa.

Wajah Pangeran Jin berubah, terdengar Xia Hou Lie membentak, "Diam!"

Ge La Tu bergetar dan membalikkan tubuh, terlihat tangan kanan Pangeran Jin diangkat. Jempol dan jari telunjuknya menyentil angin kuat. Angin itu masuk ke dalam mulut Ge La Tu yang menganga  dan terdengar suara, "TUK!" gigi depan Ge La Tu terlepas disertai dengan darah, lalu melayang keluar dari mulutnya!

Tadinya gigi Ge La Tu sudah terpancing hingga copot oleh Shen Tai Gong dan tersisa satu, sekarang setelah disentil oleh Pangeran Jin, Ge La Tu sudah tidak mempunyai gigi depan lagi.

Terdengar Pangeran Jin masih marah-marah dengan bahasanya!

Ge La Tu berlutut dan memohon-mohon dengan bahasa mereka.

Rakyat negeri Song yang melihat kejadian itu tertawa dan berkata, "Lihatlah, kelakuannya seperti seekor anjing!"

"Sudah seperti itu untuk apa bertarung lagi?"

Tiba-tiba Pangeran Jin membentak dengan bahasa mereka, Ge La Tu segera membalikkan tubuh dan menyerang.

Kali ini serangan yang dilakukannya benar-benar hebat.

Sebenarnya kata-kata Shen Tai Gong tadi tidak lain adalah ingin memancing kemarahan Ge La Tu. Kemampuan ilmu silat Ge La Tu dan Shen Tai Gong sebenarnya hampir sama. Kalau bertarung dalam waktu lama, mungkin saja Shen Tai Gong bisa menang, tapi dadanya terasa nyeri karena dia sudah terluka oleh biji tasbih kayu milik Ge La Tu. Karena merasa kesakitan maka kemampuan ilmu silatnya pasti berkurang, karena itulah dia ingin memancing kemarahan Ge La Tu dan bisa memenangkan pertarungan ini. Tapi Pangeran Jin sudah mengetahui maksudnya maka diapun mengeluarkan kata-kata peringatan kepada Ge La Tu. Karena itulah Ge La Tu segera menyerangnya, dan rencana Shen Tai Gong jadi tidak terlaksana dengan baik.

Jubah merah Ge LaTu menutupi Shen Tai Gong dari atas!

Shen Tai Gong segera mundur dengan cepat, tapi di sekelilingnya hanya terlihat bayangan berwarna merah. Seperti ada sebuah jala yang datang dari langit dan menutupinya.

Shen Tai Gong membentak, kail yang berada di tangan kanannya ditancapkan ke bawah, seperti sebuah tiang.

Dan dari atas terlihat ada kain merah yang berkibar!

Shen Tai Gong segera keluar dari sela-sela kain merah itu.

Ge La Tu dengan jubahnya menutupi Shen Tai Gong dan menganggap kalau dia tidak akan bisa melarikan diri, dan Ge La Tu pun mulai menyerang dengan telapak tangannya!

Tenaga telapaknya menghasilkan angin keras, jubah itu menutupi pancingan ikan, lalu terbang keluar dari panggung!

Kalau Shen Tai Gong masih terjebak di dalam jubah, mungkin dia akan langsung mati!

Shen Tai Gong dengan kail ikannya berhasil menukar posisinya sehingga tidak tertutup jubah merah Ge LaTu.

Begitu Ge La Tu menyerang, Shen Tai Gong sudah tidak berada di sana!

Hal ini sama sekali tidak terpikirkan oleh Ge La Tu, kalau Shen Tai Gong dengan cepat sudah menotok dari kiri dan kanan. Tapi tiba-tiba dadanya terasa nyeri lagi, membuat gerakannya agak lambat. Ge La Tu sudah melepaskan lagi dua biji tasbih yang tergantung di lehernya!

Terpaksa Shen Tai Gong menarik kembali jurusnya dan meloncat untuk menghindar. Tadi pagi pada saat bertarung di sisi sungai Huai He, karena Shen Tai Gong harus menghadapi Kingkong bertangan besi, Cheng Qian Jin, maka dia terkena serangan Ge La Tu yang dilancarkan dengan diam-diam. Dan biji tasbih kayu itu berhasil mematahkan salah s atu tulang rusuknya. Jadi kalau dia menggerakkan tubuhnya, dadanya akan terasa sakit, selain itu Shen Tai Gong tidak mempunyai waktu untuk beristirahat. Maka pada saat dia harus bertarung tenaganya berkurang banyak.

Shen Tai Gong berhasil menghindari dua butir biji tasbih itu, Ge LaTu melepaskan lagi dua butir biji tasbih. Terpaksa Shen Tai Gong menggunakan keranjang ikan untuk menyambut serangan itu. Ge La Tu meraung, sekop yang berbentuk gigi itu dimainkan, bayangan sekop terus menyerang Shen Tai Gong.

Panjang sekop itu adalah 7 kaki, beratnya 15 kilogram, diangkat oleh Ge La Tu dengan tenaga besar, sehingga mengeluarkan suara WUSHIWUSH!

Panggung yang lebar dan kosong tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi, tapi karena Shen Tai Gong bertubuh kecil dan ilmu meringankan tubuhnya bagus, dia masih bisa menghindar. Dengan gesit dia melompat, bergeser, tapi karena dia tidak memegang senjata, dia selalu berada dalam keadaan berbahaya, celakanya lagi rasa sakit di tulang rusuknya bertambah-tambah, lama kelamaan rasa sakit itu mengganggu kelincahan dan  kecepatan tubuhnya.

Orang-orang yang berada di bawah panggung juga ikut merasa khawatir dengan keadaan Shen Tai Gong, mereka tampak sangat tegang.

0-0-0

Tubuh Fang Zhen Mei tidak basah oleh keringat, hanya saja dari atas kepalanya terlihat ada asap putih yang tipis.

Dia terus berusaha untuk berlari, sambil berlari dia terus menggumamkan kata, "Xia Guan,XiaGuan!" Tapi dengan cara lari seperti itu akan menguras banyak tenaga dan waktu itu dia melihat di sisi jalan ada seekor kuda.

Kuda itu dibawanya dari Xia Guan pada saat perjalanannya menuju Wu Long Shan, dan dia melepaskannya di tengah perjalanan.

Kuda itu sudah cukup beristirahat dan tenaganya sudah pulih.

Fang Zhen Mei terbang ke atas punggung kuda, kedua kakinya menjepit perut kuda, kuda meringkik dan terus berlari dengan kencang!

0-0-0

Shen Tai Gong dipaksa oleh Ge La Tu, dia berada dalam berbahaya. Beberapa kali Shen Tai Gong menyerempet bahaya, untungnya beberapa kali pula Shen Tai Gong masih bisa menghindar.

Semua orang melihat gerakan tubuh Shen Tai Gong tidak begitu lincah.

70 jurus sudah berlalu, Ge La Tu tidak terlihat lelah karena tenaganya sangat besar, dia bertambah berani menyerang Shen Tai Gong. Kedua matanya memancarkan nafsu jahat, dia mulai menggunakan ilmu hipnotisnya. Shen Tai Gong kelelahan dan tidak berani menatap mata Ge La Tu, karena serangan sekop Ge La Tu, Shen Tai Gong tidak bisa melihat dengan jelas, dan ini membuat posisi Shen Tai Gong sangat berbahaya.

Ge La Tu memaksa Shen Tai Gong sampai di pinggir panggung dan, "Hua, hua, hua!" dia melepaskan lagi dua butir biji tasbih kayu!

Dengan keranjang ikannya, Shen Tai Gong menyambut dua butir biji tasbih itu.

Ge La Tu meraung lagi. Dengan jurus Wu Long Ru Dong (Naga hitam masuk gua) dia terus menyekop Shen Tai Gong. Shen Tai Gong menunduk dia masih bisa menghindar. Ge La Tu melepaskan lagi 2 butir biji tasbihnya. Shen Tai Gong tetap menyambut dengan keranjang ikannya!

Tiba-tiba terdengar suara yang membentak, "Kukembalikan padamu!"

Keranjang ikan dilayangkan, puluhan butir biji tasbih keluar dari keranjang ikan!

Pada waktu itu, diapun menghadang ke depan. Begitu sampai di depan, dia langsung mengeluarkan 4 jurus. Jurus ini antara lain Dai Ma Jiang Jun, dan lain-lain.

Kedua lengan baju Ge La Tu tampak berkibar. Dia menyambut biji tasbih kayu itu ke dalam lengan bajunya yang lebar.

Shen Tai Gong baru menyerang Ge La Tu dengan 4 jurus, tapi Ge LaTu dengan jurus-jurus Gui Wang Po San dan lain-lainnya berhasil mematahkan serangan Shen Tai Gong.

Tiba-tiba biji tasbih kayu yang berada di leher Ge La Tu dan yang ada di lengan bajunya yang berjumlah 108 butir, dilepaskan keluar. Mutiara kayu itu jumlahnya banyak dan ditembakkan dengan cepat, membuat Shen Tai Gong tidak bisa menghindar lagi.

Pada saat itu, kedua mata Ge La Tu tampak melotot dan dia berteriak sambil meloncat-loncat. Dengan bersusah payah dia baru bisa mengeluarkan seekor ikan yang masih hidup dari balik dadanya.

Karena gerakan itu, tenaga dari biji tasbih kayu yang ditembakkan olehnya tenaganya berkurang dan arahnya tembakannya tidak tepat. Ada yang terbang ke sisi panggung, ada pula ke tempat kosong, ada yang menembak ke arah tiang, ada yang mengarah ke belakang tirai panggung, ada yang menyerang Shen Tai Gong, ada yang menembak ke bawah panggung, ada juga yang menembak ke arah kerumunan penonton.

Pesilat-pesilat yang berilmu tinggi masih bisa menyambut biji tasbih kayu itu. Yang berilmu rendah atau yang tidak bisa ilmu silat pasti akan terkena. Mereka berteriak. Untung biji tasbih yang menyerang ke bawah tenaganya sudah berkurang banyak karena jaraknya terlalu jauh. Tapi tetap saja ada 3 orang yang terluka. Yang satu kepalanya pecah, yang satu gigi depan pecah, yang satu lagi matanya terkena!

Long Zhai Tian, Luo Tong Bei, Biksu Hua Hui, dan Pendeta Bu Tong pada waktu yang sama meloncat. Long Zhai Tian marah dan berkata, "Sembarangan melukai rakyat negara Song! Apa maksudnya?"

Sambil tertawa dingin Pangeran Jin menjawab, "Jangankan terluka, kalau aku menyuruh Ge La Tu membunuh mereka, juga kau bisa apa?"

Matanya dipenuhi dengan nafsu membunuh, tiba-tiba ada seseorang yang tertawa dingin berkata, "Apakah hanya kau seorang diri bisa membunuh mereka?" Kata-kata ini membuat Pangeran Jin terpaku.

Ternyata yang bicara adalah Pendekar Wo Shi Shui.

Xia Hou Lie yang berdiri di sisi Pangeran Jin tertawa dingin dan menjawab, "Kau sendiri yang mencari mati, jangan salahkan kalau aku tidak berperasaan!"

Wo Shi Shui tertawa terbahak-bahak, "Kau bukan kekasihku, siapa yang menyuruhmu mempunyai suatu perasaan kepadaku?"

Di bawah panggung mereka bertengkar. Di atas panggung terjadi perubahan lagi.

Ternyata sewaktu Shen Tai Gong mengeluarkan biji tasbih dari keranjang, diapun mengeluarkan seekor ikan hidup. Ge LaTu tidak tahu, jadi semua biji tasbih yang ditembakkan oleh Shen Tai Gong diterimanya. Karena ikan itu tidak ada air dan dia terus menggelepar, sehingga senjata rahasia yang dilepaskan ke arah Shen Tai Gong kebanyakan tidak mengenai sasaran!

Semua yang ditujukan kepada Shen Tai Gong, hampir semua disambut dengan baik, hanya ada sebutir biji tasbih yang menancap ke dalam kaki kanan. Ge La Tu mengeluarkan ikan itu sambil marah-marah dan berkata dalam bahasanya. Kemudian dengan gerakan agak lambat, dia mengambil sekop dan siap memukul. Pada saat dia bergerak sedikit lambat, Shen Tai Gong sudah datang menyerangnya.

Sekop yang diangkat untuk memukul Shen Tai Gong tidak bisa digunakan karena terlalu dekat.

Di belakang Ge La Tu sudah tepian panggung, dia tidak bisa mundur lagi.

Kakinya Shen Tai Kong yang terluka sulit digerakkan apalagi untuk menghindar. Melihat lawannya berada di tepian panggung dengan memaksalan diri dia menerjang. Sebelum sekop Ga Le Tu dilayangkan, dia sudah menerjang masuk ke dalam pelukan Ge La Tu dan mendorongnya.

Tidak disangka, kaki Ge La Tu sangat kuat dan tidak bisa didorong.

Sekop sudah memukulnya.

Shen Tai Gong tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar, terpaksa dia berjongkok melewati bawah kaki Ge La Tu yang terbuka.

Tadinya Ge LaTu mengira kali ini dia pasti berhasil mengenai sasaran, tapi secara tiba-tiba Shen Tai Gong menghilang. Karena terlalu besar mengeluarkan tenaga dan tiba-tiba berhenti membuat perutnya tertusuk oleh sekop bergigi itu!

Untung Ge La Tu dengan cepat menarik kembali tenaganya, kalau tidak, walaupun dia mempunyai tulang besi dan kulit  tembaga, dia pasti akan terluka parah.

Pada waktu itu, Ge La Tu merasa kakinya melayang.

Ternyata begitu Shen Tai Gong melewati kedua kaki Ge La Tu, dia menarik pergelangan kaki GeLaTu!

Kuda-kuda yang dipasang Ge La Tu sangat kuat. Tarikan Shen Tai Gong tidak membuatnya jatuh, malah membuat Ge La Tu marah dan menjepit Shen Tai Gong dengan kakinya!

Jepitan kaki Ge La Tu seperti dua dinding, pada saat bersamaan mendekatinya!

Shen Tai Gong mendengar derak tulangnya karena dijepit  dengan kuat!

Sambil bertahan, dia tidak berusaha untuk memberontak malah dengan sekuat tenaga berusaha untuk berdiri.

Karena sama sekali tidak ada persiapan, Ge La Tu menabrak tiang, dia merasa sakit dan berteriak, sekopnya terlepas dari genggamannya dan terjatuh. Sambil menahan sakit, dia mengeluarkan kedua telapak tangannya dan memukul pantat Shen Tai Gong!

Shen Tai Gong yang dipukul 2 kali, merasa sangat sakit. Walaupun Ge La Tu sudah terluka, tapi serangan telapaknya yang bernama Hong Sha Zhang sangat terkenal dengan kekerasannya. Dua pukulan yang dilayangkan cukup membuat Shen Tai Gong tidak bisa duduk dalam waktu 2 bulan!

Walaupun Shen Tai Gong merasa sangat sakit, tapi dia masih bisa menahan sakit dan berpikir. "Jika terus bertarung dengan cara seperti ini, pihak Song pasti akan kalah." Segera dia terpikirkan sesuatu.

Kaki Ge La Tu memang masih menjepit pinggang Shen Tai Gong.

Melihat Shen Tai

Gong mulai bergerak-gerak, dia berpikir, "Bagaimanapun juga aku tidak akan melepaskanmu, aku akan menjepitmu sampai mati!"

Sebenarnya pada saat Shen Tai Gong terjepit, dia merasa tulang dan syaraf-syaraf seluruh tubuhnya hampir putus, apalagi beban badan Ge La Tu ada di pundaknya. Dengan cepat Shen Tai Gong lari.

Punggung Ge La Tu menghadap keluar. Dia badannya bergerak turun ke bawah. Dia berpikir kali ini dia pasti akan celaka. Bagaimanapun juga Shen Tai Gong tidak boleh dilepas begitu saja, tapi Shen Tai Gong sudah bersalto dan membuat kepala Ge La Tu beradu dengan papan panggung dan terbanting lagi ke bawah panggung.

Di bawah panggung memang tidak ada bebatuan tapi merupakan tanah keras. Karena terjatuh, Ge La Tu terpaksa melepaskan jepitannya, dia segera pingsan, ujung kaki Shen Tai Gong menotol tubuh Ge La Tu dan naik ke panggung!

Kedua kaki Shen Tai Gong tidak mengenai tanah, dia menggunakan rubuh Ge La Tu untuk tempat berpijak dan naik kembali ke atas panggung. Bila dia bisa kembali lagi ke panggung, dia tidak dihitung kalah. Tapi sayang, Shen Tai Gong sudah sangat lelah karena dijepit oleh Ge La Tu. Dia menginjak badan Ge La Tu untuk naik, dalam jarak kurang dari 15 sentimeter dia bisa naik tapi tubuhnya malah merosot ke bawah!

Kedua tangan Shen Tai Gong langsung mencengkram sisi panggung. Dengan sekuat tenaga dia mengayunkan tubuhnya. Akhirnya dia berhasil naik ke panggung, tubuhnya tampak tidak stabil dan dia berjalan terhuyung-huyung, tapi dia tidak terbanting ke bawah. Penonton bersorak. Teriakan mereka seperti  guntur, tidak berhenti dalam waktu lama! Wajah Paneran Jin berubah menjadi berwarna hijau pucat karena marah. Xia Hou Lie berdiri dan berkata, "Pak tua tadi sudah terbanting ke bawah."

Jawab Long Zhai Tian, "Tapi kakinya tidak mengenai tanah, berarti dia tidak dihitung kalah!"

Luo Tong Bei menyambung, "Tapi si keledai bodoh itu pingsan di bawah panggung, apakah matamu buta?"

Xia Hou Lie berteriak, "Kalian licik!" . Shen Tai Gong yang berada di atas panggung tertawa dan berkata, "Apakah pertarungan ini hanya beradu ilmu silat tapi tidak beradu kepintaran?"

Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Hasil babak keempat" Dia mendekat. Shen Tai Gong yang masih berusaha tersenyum walaupun kesakitan. Berarti dia berhasil memenangkan babak ini. Tapi karena kaki kirinya tertembak biji tasbih, kakinya langsung terasa lemas. Dia ingin menggapai Shi Wen Sheng untuk berdiri. Shi Wen Sheng malah mengira Shen Tai Gong akan menyerangnyaa. Dan dia membalikkan tangan dan mendorong Shen Tai Gongi Shen Tai Gong tidak bisa berdiri tegak dan diapun terbanting ke bawah panggung.

Shi Wen Sheng dengan kaget berteriak, "Tetua Shen"

Shen Tai Gong terjatuh ke bawah panggung. Penonton segera mengeluarkan suara menyayangkan. Sifat Shen Tai Gong sangat terbuka. Bukan karena Shi Wen Sheng mendorongnya dia marah.

Dia memegang tiang dan berusaha bangun. Ge La Tu sudah siuman. Tubuh biksu ini benar-benar kuat. Shen Tai Gong tertawa, "Jangan -menyalahkanku, aku juga tidak menang. Kita seri. Tapi tadi pagi kau menyerangku dengan tiba-tiba, sekarang «aku telah membantingmu seperti kura-kura. Kita impas!"

Terdengar Shi Wen Sheng dari atas panggung sudah berteriak, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung. Dari pihak Song diwakili oleh Shen Tai Gong. Dari pihak Jin diwakili oleh Ge La Tu. Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang, berarti babak ini seri."

Penonton ribut karena menyayangkan hasilnya.

Pangeran Jin dan Xia Hou Lie melihat Shen Tai Gong tidak menang, mereka tidak banyak berbicara lagi.

Terdengar Shi Wen Sheng berkata, "Akhir pertarungan sampai babak keempat adalah, pihak Song menang dua babak dan seri 2 babak. Jika menang satu babak lagi, maka pihak Song akan menang."

Pertarungan hanya terdiri dari 7 babak.

Bila berhasil memenangkan satu babak lagi, maka negara Song akan menang. Kelihatannya dari pihak Jin hanya tersisa

Pangeran Jin dan Xia Hou Lie. Mereka sangat tenang dan bagaimana dengan pihak Song? Hanya ada Wo Shi Shui yang sudah terluka, Hua Hui Bu Tong, dan Luo Tong Bei.

Memikirkan hal ini, tangan Long Zhai Tian terasa dingin. Luka di dadanya semakin terasa sakit. Keringat dingin terus keluar. Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung, babak kelima"

Kata-katanya belum selesai, dari kiri dan kanan panggung sudah ada 2 bayangan orang seperti awan hitam muncul di atas panggung. Pada waktu bayangan kedua itu mendarat di atas panggung, suara kelepak baju terdengar. Mereka sudah bertarung 12 jurus.

0-0-0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar