Panji Akbar Matahari Terbenam Bab 12 : Pertempuran di gunung

BAB 12 Pertempuran di gunung

Wu Long Shan seperti 5 jari dewa, sekalipun ada 10 Sun Wu Kong tetap sulit keluar dari gunung Wu Zhi (Lima jari).

Gunung Wu Zhi sangat tinggi, begitu tingginya hingga puncaknya mencapai awan. Kalau berada di puncak hanya tampak awan dan kabut tebal. Tidak akan tampak di mana puncak Gunung Wu Zhi.

Shan Shen Miao (gunung kuil dewa) terletak di Wu Long Shan, tepatnya di lembah di antara gunung kedua dan ketiga. Dari atas bisa tampak gunung itu, di tengahnya bisa tampak pohon-pohon cemara, di bawah bisa melihat dataran rendah. Jenderal Yu dengan terpana melihat tanah Song yang begitu indah. Tanpa terasa matanya sudah berair, apakah tanah airnya yang begitu indah ini harus diberikan kepada orang-orang Jin?

Jenderal Yu sudah memutuskan kalau pasukannya akan bergabung dengan para pendekar Huai Bei, mencari cara bagaimana merebut kembali tanah air mereka, jangan hidup begitu saja tanpa melakukan apa-apa untuk negara Song!

— Tapi mengapa Long Zhai Tian dan kawan-kawan belum sampai? .

Hari ini Jenderal Yu datang ke Shan Shen Miao karena suatu perundingan rahasia, karena percaya pada pendekar Huai Bei maka dia tidak membawa banyak pengawal.

Hanya ada 20 orang pengawal, ada orang kepercayaannya yang bernama Zhang Zhen Quc dan kepala prajurit, Cha Lu.

Cha Lu melihat pemandangan yang indah dari kejauhan dan berkata, "Hari sudah siang, mengapa Pendekar Long belum juga tiba?"

Pertanyaan Cha Lu adalah pertanyaan yang sejak tadi melintas dalam pikiran Jenderal Yu. Tiba-tiba Jenderal Yu teringat sesuatu, dengan cepat dia memegang pedangnya, dia sendiripuh tidak tahu mengapa tiba-tiba saja dia berpikiran seperti itu, kedut di matanya semakin terasa.

Kata Zhang Zhen Que, "Walaupun Pendekar Long tidak bisa hadir, dia pasti akan menyuruh seseorang untuk memberitahu kepada kita."

Tiba-tiba di atas pohon cemara ada yangn menjawab, "Sayangnya kali ini merupakan pengecualian, kalau dia datang juga sudah percuma."

Wajah Jenderal Yu berubah, tangan Zhang Zhen Que melambai dan 3 orang pengawal yang berada di belakang mereka segera mencabut golok dan mereka naik ke atas pohon cemara.

Tiba-tiba tampak dua sinar berkilauan di tengah-tengah udara, ketiga pengawal itu berteriak, terdengar golok jatuh berdenting dan merekapun mati.

Tampak tiga orang dengan waktu yang tidak berbeda jauh turun dari pohon cemara tua itu.

Yang satu tampak sudah tua, yang satu setengah baya, dan yang satu lagi masih agak muda. Yang tua membawa pedang, laki-laki setengah baya itu membawa golok panjang, sedangkan yang muda membawa golok pendek. Mata mereka melotot melihat Jenderal Yu.

Dengan marah Jenderal Yu berkata, "Siapa di siang bolong seperti ini berani membunuh?"

Bentakan Jenderal Yu terdengar berwibawa dan gagah, ketiga orang itu karena mendengar bentakan Jenderal Yu hanya bisa terpana dan tanpa terasa kaki mereka melangkah mundur. Tiba-tiba dari arah pohon cemara tua itu turun lagi seseorang. Orang itu masih sangat muda, mengenakan baju hijau, wajahnya penuh senyum, di punggungnya terselip sebuah pedang panjang. Dia tertawa dan berkata, "Jenderal Yu, bentakan Anda tadi biasanya ditujukan untuk prajurit Anda, dan itu terakhir kalinya Anda bisa membentak." Kata-katanya baru selesai, kedua tangannya melayang, puluhah benda berkilau sudah dilepaskan, terdengar teriakan, empat orang pengawal karena belum siap mati terkena senjata rahasia!

"Kau " Jenderal Yu sangat marah.

Terdengar Qing Yan Zi dengan wajah serius berkata, "Bunuh!" 'i Qing  Feng  Zi,  Qing  Ye  Zi,  dan  Qing  Song  Zi  mengeluarkan

pedang dan golokmereka, mereka maju kedepan untuk membunuh

Jenderal Yu.

Jenderal Yu sangat marah, diapun mencabut pedangnya, ilmu pedangnya asli dipelajari dari E Mei, dia sudah berlatih selama 21 tahun, jarang ada orang yang bisa menguasai ilmu pedang itu, tapi Jenderal Yu merupakan pengecualian. Jenderal Yu memiliki ilmu pedang yang mendalam. Karena ilmu silatnya berasal dari E Mei Pai, walaupun akan kalah tapi dia masih bisa bertalian dalam ratusan jurus, apalagi dia selalu turun tangan membunuh musuh-musuhnya di medan perang. Maka kemampuannya semaian lama semakin terasah dan semakin hebat.

Baru saja dia mencabut pedangnya setengah, tiba-tiba terdengar suara CHUI.

Dia tahu pemimpin prajurit yang disayanginya yaitu Cha Lu mulai mengerakan senjatanya yang berbentuk palu. Tapi dia merasa angin serangan itu mengarah ke belakangnya!

Begitu dia tersadar, sudah terlambat, walaupun dia sudah mencabut pedangnya., tapi sudah tidak sempat untuk mengadakan perlawanan, terpaksa dia meloncat ke pinggir untuk menghindar! PUSH!

Alat itu menyerempet tulang bahu kanan Jenderal Yu, pedangnya terlepas dan melayang jatuh.

Seperti naga yang baru keluar dari kandangnya, dia mencabut senjata yang tertancap di bahunya, "Hua!" darahpun bermuncratan. Jenderal Yu merasa pusing, langit sepertinya berputar-putar di atasnya, dia hampir jatuh, dia mencoa berdiri tegak dengan bantuan sarung pedangnya, nafasnya terengah-engah!

Terdengar Zhang Zhen Que berteriak marah, "Cha Lu,  kau anjing pengkhianat " dia sudah membacok ke arah Cha Lu.

0-0-0

Begitu Long Zhai Tian dan teman-teman muncul, rakyat Song yang berkumpul di sana menjadi riuh rendah. Long Zhai Tian mengangkat kedua tangannya, dan semua orang menjadi terdiam. Mereka dengan gagah berani berjalan menuju panggung pertarungan, lalu duduk di depan rombongan Pangeran Jin.

— Mengapa hari ini wajah Pendekar Long tampak pucat, apakah dia sedang sakit? — Pendekar Long, Tuan Bao...masih ada seorang pemuda berbaju hitam, walaupun darah memenuhi bajunya tapi matanya tampak sangat bersemangat. Masih ada satu lagi seorang pak tua

yang selalu memegang dada kirinya, tapi dia masih tampak terus tertawa.... Ada juga Tuan Xin, Luo Shi Hu.... Mana Pejabat Ning? Mengapa Pak Ning tidak datang?

— Apakah pemuda berbaju hitam yang bajunya penuh dengan darah itu adalah Wo Shi Shui? Dan pak tua berbaju kuning dan berdarah itu adalah si Pancing Sakti, Shen Tian Gong? Mereka terluka oleh siapa? Mereka sudah terluka apakah masih bisa bertarung?

Long Zhai Tian dan teman-teman duduk di depan rombongan Pangeran Jin, pembawa acaranya adalah wakil dari Shang Yang Jian, yang bernama Yi Jian Jiu Huan, Shi Wen Sheng (satu pedang sembilan cincin).

Pedang yang dimiliki Shi Wen Sheng sangat terkenal di dunia persilatan., karena pedang itu mewakili kedudukan pedang Sheng Yang Pai di Huai Bei. Tapi pedangnya tidak sesohor 9 gingin terbangnya.

Dengan pesilat Zhong Yuan yang menggunakan cincin sebagai senjatanya tidak sama. Dia mempunyai cincin terbang yang sifatnya lain, cincinnya penuh dengan hawa membunuh,. karena itulah nama Yi Jian Jiu Huan nya tidak kalah dengan nama Shi Hu di dunia persilatan.

Tapi yang membuatnya terkenal bukan karena pedangnya juga bukan karena cincin terbangnya, ataupun karena ilmu silatnya yang lain daripada yang lain. Melainkan kedewasaan dan ketenangannya. Katanya kemampuan membawa acara pertarungan lebih banyak daripada pengalamannya bertarung, mungkin pengalaman membawa acara 7 kali lipat lebih hebat dibandingkan dengan keahliannya mengeluarkan juru s.

Tidak ada orang yang lebih berpengalaman membawa acara dibandingkan dia. Karena itu ucapan dan caranya membawa acara selalu dipercaya semua orang.

Maka pertarungan besar yang menggegerkan dunia persilatan dan menggoncangkan dunia persilatan Huai Bei secara otomatis dibawakan olehnya.

Tampak Shi Wen Sheng mengenakan baju putih longgar, lengan bajunya juga tampak longgar, tangannya dililit oleh cincin berwarna emas. Di belakang terselip pedang panjang, dia berkata dengan suara lantang,

"Hari ini negara kita diundang oleh negara Jin untuk menentukan pertarungan menang atau kalah dalam ilmu silat, karena ini adalah pertarungan kalangan persilatan, maka siapa yang hidup atau siapa yang mati tidak akan bisa dihindari, tidak boleh ada yang melaporkannya kepada pemerintah. Semua kemampuan boleh dikeluarkan, tidak boleh main keroyok atau menyerang secara diam- diam dari belakang. Pada saat lawan mengaku kalah tidak boleh membunuhnya, kalau melanggar akan ada hukumannya!" kemudian dia melihat ke sekeliling dan bertanya, "Apakah kalian dari kedua belah pihak, masih ada yang ingin dikatakan?"

Tampak Pangeran Jin mengangguk, Xia Hou Lie segera mendekat, Pangeran Jin berbisik beberapa kalimat kepadanya, Xia Hou Lie dengan suara lantang segera berkata, "Kami hanya bertujuh, maka pertarungan hanya berlangsung tujuh kali untuk menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang."

Setelah Xia Hou Lie selesai berkata, suaranya tertutup oleh teriakan riuh rendah penonton.

Shi Wen Sheng berpilar sebentar, lalu dia melihat ke pihak Long Zhai Tian, tampak Long Zhai Tian mengangguk pelan.

Kata Bao Xian Ding, "Lawan adalah tamu, kami juga tidak berharap pertaruiigan ini akan berkepanjangan. Kami tidak ada pendapat lain lagi."

Segera Shi Wen Sheng naik ke atas panggung dan berkata dengan suara besar, "Kalau kedua belah pihak sudah setuju bahwa pertarungan berlangsung 7 kali untuk menentukan pemenangnya, kalau salah satu pihak sudah menang 4 kali, maka dialah yang akan menjadi pemenangnya, jadi pertarungan tidak perlu dilanjutkan lagi." Setelah berkata seperti itu dia melambaikan tangannya dan mundur ke sisi panggung sejauh 5-6 meter.

Di depan panggung tampak ada genderang. Ada empat orang yang sedang memukul genderang itu dengan sekuat tenaga, membuat jantung seakan bisa melompat keluar dari mulut.

TANG, TANG, TANG, TANG—-! TONG, TONG, TONG, TONG—!

TANG TONG, TANG TONG, TANG TONG, TANG TONG !

Suara genderang semakin cepat, jantungpun berdetak semajin kencang dan melompat-lompat, nafaspun semakin menderu.

Tiba-tiba suara genderang berhenti, Shi Wen Sheng berkata lagi dengan suara besar, "Perta—rung—an di mu—lai. Ba—bak pertama!"

0-0-0

Darah muncrat, Jenderal Yu bersandar ke sebuah pohon, Zhang Zhen Que dengan marah membacokkan goloknya ke arah Cha Lu.

Tangan kanan Cha Lu memegang gelang, tangan kirinya menahan bacokan Zhang Zhen Que dengan alat seperti palu. Terdengar suara TING, tampak percikan api.

Zhang Zhen Que bertingkah seperti orang gila, dia terus membacok ke arah Cha Lu.

Dari 20 orang pengawal 7 di antaranya sudah mati, 4 orang pengawal dengan cepat berlari ke arah Jenderal Yu, dua orang memapahnya sedangkan dua orang lagi melindungi dari belakang. Mereka berharap bisa mencari jalan untuk melindungi Jenderal Yu dan melarikan diri dari sana.

Sedangkan pengawal yang lain sudah mencabut pedang untuk bertarung dengan Qing Feng Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi. Mereka tidak ada yang berniat mundur! Sembilan pengawal terbagi menjadi 3 kelompok untuk bertarung dengan Qing Feng Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi. Tiba-tiba di tengah-tengah udara ada yang tertawa, tampak Qing Yan Zi turun dari atas. Pengawal yang berada di belakang Jenderal Yu terkejut, yang satu menyerang ke arah kepala Qing Yan Zi sedangkan yang satu lagi menyerang ke arah kakinya.

Terdengar Qing Yan Zi tertawa dan berkata, "Pengawal Jenderal Yu hanya berilmu rendah, jangan membohongiku." Baru saja dia selesai bicara, terdengar dua kali suara CING, CING.

Kedua pengawal itu jatuh terlentang, di leher mereka sudah berlubang kecil.

Pengawal yang sudah dilatih oleh Yu Yun Wen bila dibandingkan degan prajurit-prajurit Song biasa sangat berbeda. Mereka sangat berani dan memiliki ilmu silat tinggi dah selain itu mereka sangat setia serta berpengalaman. Pada saat prajurit Jin yang keras dan jahat bertemu dengan mereka, prajurit Jin itu pasti akan mundur 3 langkah.

Tapi baru saja kedua pengawal itu mencabut pedang dan menyerang Qing Yan Zi, mereka sudah terbunuh. Dua orang pengawal yang memapah Jenderal Yu saling pandang, pengawal yang berada di sisi kiri sudah membacok ke arah Qing Yan Zi.

Qing Yan Zi hanya tertawa dingin, goloknya didatarkan.

Pengawal itu terbawa oleh goloknya dan terpelanting. Qing Yan Zi meloncat ke depan Jenderal Yu Yun Wen dan berkata, "Akuilah kekalahanmu!" Dia sudah membacok ke arah Jenderal Yu.

Pengawal yang memapah Jenderal Yu dengan sekuat tenaga menahan bacokan itu. TING.

Timbul percikan api, pengawal itu masih bisa bertahan dari serangan pedang Qing Yan Zi.

Waktu itu Qing Yan Zi merasa di belakang punggungnya seperti ada angin kencang, dia menghindar ke sisi, tapi tangannya sudah tergores dan darah mengalir. Ternyata pengawal yang terpelanting tadi begitu terjatuh dengan pelan dia kembali menghampiri Qing Yan Zi. Hampir saja Qing Yan Zi terluka berat di bawah goloknya!

Qing Yan Zi adalah orang yang sangat sombong, dia selalu memandang enteng orang-orang, tidak disangka dia terluka oleh seorang pengawal yang tidak ternama. Karena itu dia merasa sangat marah dan diapun mengejar pengawal itu untuk membunuhnya.

Pengawal itu belum berdiri dengan benar dia sudah ditusuk dengan banyak lubang, dia mati seketika.

Tiba-tiba Qing Yan Zi membalikkan tubuh. Pedangnya dikeluarkan dan menyinari wajahnya yang seram. Selangkah demi selangkah dia mendekati Jenderal Yu yang sudah terluka dan sedang dipapah oleh pengawalnya.

Pengawal itu memapah Jenderal Yu dan mundur beberapa langkah. Akhirnya dia melepaskan Jenderal Yu dan maju sambil berteriak, "Jenderal, hamba pergi dulu!"

Goloknya terus membacok ke arah Qing YanZi!

Qing Yan Zi tertawa dingin dan menahan bacokan dari golok itu, dia membalikkan pedangnya dan menusuk. Kilauan pedang menutupi kilauan golok. Begitu pedang akan menusuk tenggorokan pengawal itu, tiba-tiba terdengar derap langkah kuda, seseorang dari jarak puluhan meter berteriak seperti guntur,

"Berhenti!"

Suara derap kuda dan suara orang itu tiba, dan segera tampak cahaya pedang, terdengar suara TING, dia menahan pedang panjang Qing Yan Zi dan kuda itu terus berlari menabrak ke arah Qing Song Zi.

Sebenarnya Qing Feng Zi^ Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi bila ingin mengakhiri serangan kesembilan pengawal itu sangat sederhana, tapi pengawal itu sangat setia dan dengan cara apapun mereka berusaha untuk melindungi tuannya karena itu mereka bersusah payah melawan dan pertarungan sampai sekarang belum berakhir.

Kuda berlari dengan kencang dan tidak bisa berhenti, Qing Song Zi terpaku, tiba-tiba dia membuka kedua kakinya, dia meloncat ke atas dengan maksud ingin melewati kuda yang sedang berlari dengan kencang.

Begitu dia meloncat ke atas, 3 pasang mata pengawal yang tampak merah, yang satu ikut meloncat dan menusuk dada Qing Song Zi, sedangkan dua orang lainnya dari arah kiri dan kanan membacok kaki Qing Song Zi yang terbuka!

Hati Qing Song Zi tergetar tapi walaupun berada dalam bahaya dia masih bisa dengan tenang menahan serangan yang dilancarkan ke dadanya, kemudian dia menarik kedua kakinya, dengan cepat dia dia mendarat dan tepat jatuh di punggung kuda yang sedang berlari dengan kencang ke arahnya!

Dia sama sekali tidak menyangka begitu kuda itu tahu ada beban yang menindih tubuhnya malah membuat kuda itu terkejut, dan kuda itu berlari lebih kencang menuju jurang.

Karena punggung Cjing Song Zi menghadap kepala kuda, dia sama sekali tidak tahu, begitu merasa badannya turun, dia merasa sangat terkejut, dia ingin meloncat naik, tapi seorang pengawal sudah tiba di depannya, golok diarahkan ke perutnya. Teriakan menyayat karena sakit bergema di gunung itu. Pedang Qing Song Zi juga menusuk dada pengawal itu lalu mereka bersama-sama masuk ke dalam jurang.

Walaupun tempat itu bukan puncak gunung tapi jatuh ke jurang yang dalamnya ratusan meter, meskipun tubuh tidak hancur tapi dia juga tidak akan bertahan hidup.

Qing Song Zi mati tanpa tahu alasannya, kedua pengawal lainnya segera membantu temannya menyerang Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi.

Empat lawan satu, pertarungan masih terus berlanjut.

Qing Yan Zi menahan tusukan pedang yang diarahkan kepadanya.

Dia merasa pedang lawannya mengeluarkan cahaya dingin, dia sadar bahwa lawan kuat telah datang. Hatinya bergetar, dan menarik pedangnya, diapun membentak, "Siapakah Tuan?"

Orang itu menarik pedangnya dengan suara besar dia menjawab, "Kepala penjaga kota Xia Guan, Ning Zhi Qiu!"

0-0-0

Dengan suara lantang Shi Wen Sheng berteriak, "Pertarungan dimulai, siapa yang hidup atau mati jangan saling menyalahkan.

Babak pertama----sebagai pihak tamu, silakan naik dulu ke atas panggung."

Menurut aturan dunia persilatan, babak pertama harus dimulai dari pihak tamu, yaitu pihak pertama yang mengajak bertarung, setelah itu disusul oleh pihak tuan rumah.

Wajah Pangeran Jin tampak datar, sudut mulut Wan Yan Zhu bergerak, tampak dari kiri dan kanan ada yang berjalan dengan langkah besar. Panggung yang tingginya beberapa meter dinaiki dengan cepat. Mereka tidak lain adalah kakak beradik orang Mongolia, Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge.

Penonton yang berada di bawah panggung melihat kedua laki- laki berotot dan bertenaga besar. Mereka sangat terkejut, dari pihak Song yang terdiri dari pesilat tangguh, siapa yang akan mengalahkan mereka?

Tiba-tiba Bao Xian Ding berdiri dan berkata, "Pembawa acara Shi, ada hal yang ingin kutanyakan!"

"Ada ada? Cepat katakan saja," jawab Shi Wen Sheng. "Pertandingan   ini   menggunakan   peraturan   7   babak  untuk

menentukan pemenangnya. Sekarang mereka berdua naik bersama-

sama, itu dihitung satu atau dua babak?" Penonton segera ikut protes. Si kumis tikus, Xi Wu Hou bereaksi, dia tertawa sinis dan berkata, "Apakah ada perjanjian mengenai peraturan pertandingan bahwa satu babak hanya boleh satu orang yang maju? Dua bersaudara ini bersama-sama keluar dalam satu babak, karena selama ini mereka tidak pernah terpisahkan. Tentunya ini harus dihitung satu babak, kalian tidak boleh berpihak pada kantor Biao Huai Yang atau orang Huai Bei Shi Jia—-"

Di bawah panggung memang ada orang kantor Biao Huai Yang dan Huai Bei Shi Jia. Mereka datang dan berharap Pendekar Long beserta teman-teman bisa membasmi orangorang jahat itu dan membantu mereka melepaskan beban di hati mereka.

Kata-kata Xi Wu Hou tadi membuat mereka marah, tapi dua bersaudara Mongolia itu tidak berkata apa-apa.

Xi Wu Hou melihat ke arah penonton yang tidak bersuara, dengan tertawa senang dia berkata, "Memang benar pertarungan di atas panggung hanya ditentukan dengan 7 babak. Tapi tidak ada aturan bahwa dalam satu babak hanya boleh bertarung satu orang, satu orang boleh bertarung dalam beberapa babak bukan?"

Shi Wen Sheng tidak bisa menjawab, dia hanya mengangguk, wajah Long Zhai Tian tampak berubah, dan berkata, "Cara mereka sangat licik, kita sudah salah perhitungan."

Diam-diam Bao Xian Ding berkata, "Kalau begitu pesilat tangguh Jin Zhen Ying boleh terus bertarung, posisi kita sangat berbahaya."

Xin Wu Er bertanya, "Kalau dalam 7 babak pertarungan ini seri, bagaimana cara menentukannya?"

Luo Wen Tong yang berada di bawah panggung sambil tertawa berkata, "Sekarang pihak Jin meletakkan dua bersaudara Mongolia itu untuk mencari tahu keadaan pihak Song, kalau pihak kita mengeluarkan orang kuat, mereka pasti akan menghabiskan kekuatan kita dulu, kalau kita mengeluarkah yang lemah kita akan habis dalam babak ini."

Tampak dua bersaudara Mongolia itu meraung di atas panggung, dengan bahasa yang tidak lancar mereka berkata, "Kalian orang-orang Song semuanya pengecut, apakah tidak ada yang berani naik?"

"Kalau kalian takut, cepat kencing dan buang air besar, kemudian memanggil kami kakek!"

Penonton yang berada di bawah panggung mulai tampak marah, ada sebagian yang berniat naik panggung, mereka berteriak, "Penggal mereka!"

"Dua orang Da Da Er itu (da da=jaman diuu, Negara Song memanggil suku bangsa yang ada di utara, er=orang) seperti orang gila!"

"Kurang ajar, suruh mereka turun!"

Alis Long Zhai Tian tampak berkerut, baru saja dia ingin menyuruh Xin Wu Er naik ke atas panggung, supaya tidak perlu jatuh korban, tiba-tiba terdengar ada suara tawa dan berkata, "Kami dua orang biksu dan pendeta juga bersaudara, di dunia persilatan kami dipanggil Chang Qing Chang Le, tidak bisa dipisahkan, biarkan kami yang menemui dua orang kakak yang ekornya ada di kepala."

Yang satu lagi dengan suara lembut menjawab, "Babak pertama ada biksu dan pendeta dari negara Song yang akan bertarung dengan dua orang anjing Da Da."

Long Zhai Tian tampak sangat senang, dia membalikkan kepala melihat dua orang, yang mengenakan baju panjang berwarna abu seorang adalah pendeta, sedang yang mengenakan baju biru adalah seorang biksu, baju mereka banyak tambalan dan tampak sangat kotor. Mereka tampak menguap. Yang membuat aneh adalah sikap mereka yang memelas dan masa bodoh. Di pinggang mereka terselip sebuah pedang panjang kuno, lurus, ramping, dan mengkilat!

Shao Hua Shan, Chang Qing Jian, Pendeta Bu Tong. Shao Shi Shan, Chang Le Jian, Biksu Hua Hui. Orang persilatan selalu mengatakan, "Dua pedang Qing Le. begitu pedang lewat membuat hati terasa dingin."

0-0-0

Qing Yan Zi berteriak, "Long Jin Jian?"

"Aku tidak berani berkata seperti itu," jawab Ning Zhi Qiu.

Akhirnya Jenderal Yu bisa tertawa dan berkata, "Akhirnya kalian datang juga."

Dengan malu Ning Zhi Qiu berkata, "Hamba datang terlambat.

Membuat Jenderal terkejut, aku pantas mati!" "Jangan bicara seperti itu!" kata Jenderal Yu.

Dengan dingin Qing Yan Zi berkata, "Jika kalian mengobrol di sini, harus ijin dulu kepada temanku."

"Siapa?" Ning Zhi Qiu membalikkan tubuh, dengan serius bertanya.

"Pedangku!" jawab QingYan Zi.

Kata-katanya baru selesai, pedang itu sudah ditusukkan, sangat cepat seperti kilat.

Ning Zhi Qiu membentak, "Cepat mundur!"

Pengawal Jenderal Yu masih terpaku, Ning Zhi Qiu langsung menahan pedang panjang QingYanZi.

Dengari cepat pedang Qing Yan Zi menepis kelima jari Ning Zhi Qiu yang memegang pedang!

Pedang Ning Zhi Qiu ditegakkan, ujung pedang Qing Yan Zi menusuk ke pedang Ning Zhi Qiu!

Pedang Qing Yan Zi belum sempat ditarik, pedang Ning Zhi Qiu sudah dibalikkan dan menekan pedang panjang CjingYan Zi.

Wajah Qing Yan Zi tampak berubah, dia terus menusukkan pedangnya ke tubuh Ning Zhi Qiu. Mata Ning Zhi Qiu tampak melotot, dia memainkan pedangnya dan terus melakukan perubahan.

Qing Yan Zi dengan cepat mundur sejauh 10 kaki, rambutnya tampak beterbangan. Baju bagian depan Ning Zhi Qiu sudah tergores hingga sobek.

Dengan cepat Ning Zhi Qiu membentak, "Cepat lindungi Jenderal, bawa Jenderal mundur!"

Dua orang pesilat pedang itu terus bertarung, teknik mereka hampir sama, mereka ingin segera mengalahkan lawannya. Pertarungan itu membuat Jenderal Yu dan pengawalnya terpaku. Begitu mendengar bentakan Ning Zhi Qiu, pengawal Jenderal Yu baru tersadar dan memapah Jenderal mundur dari sana.

Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi masih bertarung dengan seru di sana!

Delapan orang pengawal dengan cepat terus membacok, tapi Qing Ye Zi bisa menghindar. Awalnya kedelapan orang itu mengandalkan jumlah mereka yang banyak supaya bisa bertahan, tapi terakhir mereka dipaksa oleh pedang Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi hingga mereka tidak bisa bernafas.

Karena Qing Song Zi sudah tewas tampak ilmu golok Qing Feng Zi bertambah ganas. Begitu Qing Yan Zi dihadang oleh Ning Zhi Qiu, Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi menyerang dengan sekuat tenaga.

Mereka berdua saling memandang, tiba-tiba Qing Feng Zi mengeluarkan jurus golok andalannya!

Golok bergerak secepat kilat, seorang pengawal tampak tertusuk di bagian dadanya.

Karena pengawal itu mundur dia menabrak pengawal lainnya. Golok yang menusuk dada, lalu menembus ke perut pengawal kedua, dia berteriak kesakitan. Tenaga yang terpusat ke golok yang sudah terangkat menjadi hilang kekuatannya.

Qing Feng Zi mengambil golok pengawal itu dan membalikkan tubuh untuk menusuk. Kemudian tangan kirinya mencabut golok itu keluar dari dada si pengawal. Golok itu sudah membuat dua nyawa sekaligus melayang.

Masih tersisa empat orang pengawal. Sepasang golok Qing Feng Zi berputar, dia menerima serangan 4 golok. Qing Ye Zi bersiul, dia berteriak, "Er Shi Xiong, kau atasi sendiri di sini."

Kemudian dia meloncat dari sana.

Pengawal dengan cepat mendapatkan seekor kuda, dia membantu Jenderal Yu supaya bisa naik ke atas kuda, baru saja kuda. akan berlari,  tiba-tiba  ada  sinar  golok  menyambar, ternyata kepala kuda itu sudah

0-0-0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar