Panji Akbar Matahari Terbenam Bab 01 : Tujuh orang aneh

BAB I Tujuh orang aneh

Pada tahun Shao Xing 11, Ye Fei seorang jenderal dari Kerajaan Song karena telah dikhianati oleh Qing Hui seorang Menteri dorna akhirnya dia terbunuh. Qing Hui bermaksud bersekongkol dengan Tentara Jin (Kim).

Pada tahun yang sama di bulan 11, akhirnya terjadi kesepakatan antara Kerajaan Song dan Tentara Jin. Kesepakatan ini menyebabkan Kerajaan Song bukan hanya kehilangan wilayahnya tapi juga merupakan penghinaan terhadap prajurit-prajurit Kerajaan Song. Akhirnya kesepakatan ini malah mengantarkan Kerajaan Song hancur di tangan bangsa asing.

Kesepakatan antara Tentara Jin dan Kerajaan Song hanya bertahan selama 20 tahun. Begitu raja Kerajaan Song yang bernama Gao Zhong, dan jenderal besar Tentara Jin yang bernama Wu Shu meninggal, Jin Xi Zhong yang masih muda menggantikannya. Dia senang minum-minum dan senang membunuh, akhirnya dia dibunuh oleh adiknya sendiri.

Liang mengangkat dirinya menjadi raja. Dia sangat menyukai budaya Tiongkok. Pada tahun 1159, dia mengumpulkan enam ratus ribu pasukan dan menyerbu Kerajaan Song, mereka tiba di propinsi An Hui sekarang. Waktu itu jenderal-jenderal dan para pejabat yang masih setia dan berani mati, dibunuh oleh Perdana Menteri Qing Hui dan raja bodoh yang diperalatnya, prajurit-prajurit sudah tidak ada semangat berjuang lagi, mereka mengikuti arah angin bergoyang ke sana kemari.

Begitu Tentara Song melihat banyak Tentara Jin yang menyerbu, mereka sangat ketakutan. Mereka tahu jika mereka maju berperang, mereka pasti akan kalah. Walaupun mereka bisa menang, tapi nasib mereka akan sama seperti Jenderal Ye Fei. Dengan bersusah payah akhirnya mereka berhasil mengalahkan Jenderal Wu Shu dan bekerja sama dengan para pendekar He Bei. Sewaktu mereka sedang menikmati kemenangan mereka dipaksa kembali ke  kerajaan dan Propinsi He Nan dikembalikan lagi kepada Tentara Jin.

Karena itu Tentara Song berada di pihak yang kalah dan para prajurit melarikan diri berpencar entah ke mana. Saat melarikan diri, terdengar jeritan rakyat bercampur menjadi satu. Panji Tentara Song berhasil direbut oleh Tentara Jin. Peperangan sudah mendekati Huai Bei. Waktu itu Yu Yun Wen mengumpulkan para prajurit yang tersisa dan menyusun strategi baru untuk memerangi Raja Jin yang bernama Liang, saat itu adalah penentuan hidup dan mati.

*********

Di kabupaten Huai Yin, di kota Huai An. Shao Xing tahun 31. Musim semi.

Di sebuah perusahaan perjalanan (Biao) yang bernama Huai Yang.

Panji Biao Huai Yang tampak berkibar, wajah-wajah anggota Biao di sana berwarna seperti besi. Wajah mereka merenggut dan mereka sama sekali tidak bersuara.

Dalam perusahaan Biao Huai Yang, ada tiga orang terpenting dalam perusahaan itu mereka kira-kira berumur 40 tahun, dia bermarga Cai, dan bernama Bu Pin. Dia menguasai 36 macam jurus tombak. Di Huai Yin orang yang terkenal bisa menggunakan tombak adalah dirinya.

Orang kedua terpenting dalam Biao Huai Yang berumur 40 tahun lebih, bermarga Wu, dan bernama Shen Si. Pembawaannya sangat tenang. Dia sangat menguasai jurus Feng Mo Zheng Fa (jurus tongkat siluman gila) dan Da Mo Gun Fa (jurus tongkat Da Mo= Tat Mo). Dia adalah penasehat di perusahaan Biao Huai Yang, juga menjabat sebagai kepala pelatih di Biao Huai Yang.

Hari ini, kedua orang penting dari perusahaan Biao Huai Yang tampak sedang duduk di ruang tamu. Wajah mereka terlihat serius dan sikap mereka terlihat dingin.

Cai Bu Pin menggebrak meja dan berkata, "Kurang ajar! Penjahat Jin (Kim) memang keterlaluan! Kita orang-orang Song sudah digencet mereka sampai tidak bisa bernafas lagi!"

Wu Shen Si segera bersuara, "Shhhtt!".

Dia memberi tanda kepada Cai Bu Pin agar tidak berbicara lagi. Dia berkata, "Lao San, masalah memaki kerajaan tidak perlu kita lakukan. Jika kita diadukan kepada kepala pemerintahan, keluarga kita pasti akan dibunuh. Aku sudah berkeluarga, aku tidak tahan disiksa seperti itu!"

Cai Bu Pin tahu Wu Shen Si bukan seorang penakut, dia hanya ingin menasehatinya saja. Segera dia berkata, "Kakak Kedua, penjahat itu sudah menyerang Cai Shi. Katanya beberapa hari ini, di kota banyak orang yang mencurigakan. Mereka tampak berjalan- jalan di kota. Kita adalah putra kerajaan Song. Kita harus membunuh beberapa anjing Jin itu!"

Wu Shen Si berpikir sebentar lalu berkata, "Hanya dengan membunuh beberapa orang saja rasanya tidak akan ada gunanya. Kemarin Kakak Tertua sudah pergi ke Huai Bei untuk bertemu dengan Pendekar Long Zhai Tian dan berunding dengannya. Jika perlu kita akan membubarkan perusahaan Biao ini, kemudian bergabung dengan Tuan Long Zhai Tian mengikuti Jenderal Yu membunuh para anjing Jin!" .

Cai Bu Pin bertepuk tangan dan tertawa, "Aku rasa lebih baik seperti itu!"

Tiba-tiba terdengar suara keras bercampur dengan suara bentakan dari luar pintu!

Seorang anggota perusahaan Biao dengan terengah-engah masuk ke ruang tamu. Dia tidak bisa berbicara karena nafasnya menderu cepat. Cai Bu Pin segera menghampirinya dan bertanya, "Ada apa? Cepat katakan!"

Karena terjatuh, dahi anggota Biao ini berdarah dan tangan kirinya terkilir. Dia berkata, "Tuan Kedua, Tuan Ketiga, di luar ada beberapa penjahat Jin berikut beberapa orang pengkhianat Han. Mereka mengatakan ingin bertemu dengan kepala perusahaan Biao. Karena orang-orang perusahaan kita melihat yang datang adalah para penjahat Jin, mereka marah. Tidak disangka di antara ketujuh orang itu, muncul 2 orang raksasa, dan sudah membuat saudara- saudara kita.. .dipukul. "

Cai Bu Pin marah dan membentak, "Saudara kita dipukul seperti apa? Anjing Jin, berani datang ke kota Huan An, lalu memukul orang-orangku, aku harus menghajar mereka!"

Kata-katanya belum selesai, dari luar melayang masuk 3 orang. Mereka adalah anak buah Cai Bu Pin. Beberapa kali tubuh mereka bergetar. Wajah mereka tampak belepotan darah, tapi sebentar kemudian sudah tidak bergerak lagi.

Sebetulnya ilmu silat ketiga orang perusahaan Biao ini lumayan tinggi, tapi hanya dalam waktu sebentar mereka berhasil dibabat oleh orang-orang Jin. Wu Shen Si merasa tersinggung dan marah melihat semua ini!

Cai Bu Pin meloncat keluar. Dengan marah dia membentak, "Kurang ajar! Berani membunuh orang-orang perusahaan Biao Huai Yang..."

Waktu itu, tiba-tiba dari luar pintu muncul 7 orang. Mereka berbaris membentuk angka satu aksara China. Mereka dengan dingin berdiri di depan pintu.

Hati Wu Shen Si terasa dingin. Dengan cepat dia berkata, "Lao San, jangan berontak!" Tapi Cai Bu Pin sudah lari keluar!

Begitu Cai Bu Pin keluar, dari ketujuh orang itu, 6 di antaranya tidak bergerak. Salah satu laki-laki yang berbadan tegap dan tinggi sudah menghadang Cai Bu Pin. Kecepatan tubuhnya 10 kali lipat dibandingkan Cai Bu Pin, dan tenaganya seperti bisa mendorong gunung dan bisa menumpahkan isi laut.

Cai Bu Pin hampir bertabrakan dengan orang itu. dia segera berhenti dan merasa terkejut. Cai Bu Pin bukan orang biasa, tangannya sudah menggenggam sebuah tombak!

Belum sempat bertabrakan, tombaknya sudah menotok di 3 tempat jalan darah lawannya, cepat dan juga tepat.

Jurus ini bernama Han Ya San Dian (Jurus tiga totokan burung gagak dingin). Cai Bu Pin paling apal menguasai jurus ini dan juga merupakan jurus yang terkenal. Maka pada saat dia melancarkan serangan, jurus inilah otomatis yang digunakan. Cai Bu Pin tidak tahu kalau orang yang datang bukanlah sembarang orang, dia juga mengeluarkan serangan untuk membunuh!

Tiga buah mata tombak siap menusuk dan menotok orang itu. Tapi orang itu tidak terkena tusukan tombaknya malah gerakan majunya menjadi lambat. Sebaliknya Cai Bu Pin malah semakin cepat melangkah.

Tiba-tiba tombak yang dipergunakan untuk menusuk malah terlepas terbang dari hadapan orang itu.

Cai Bu Pin terkejut dan mundur!

Tapi dari belakang sudah menunggu seorang laki-laki berbadan tinggi besar. Gerakannya lebih cepat dari gerakan laki-laki pertama. 'Waktu itu puluhan orang perusahaan Biao masuk ke lapangan penerima tamu, mereka memperhatikan 6 orang yang datang. Hanya dalam waktu singkat tinggal 5 orang. Pertarungan ini hanya terlihat seperti bayangan yang bergerak cepat. Di arena  pertarungan ternyata sudah bertambah satu orang lagi!

Cai Bu Pin merasakan adanya bahaya. Dia ingin menyingkir kesamping tapi lawannya datang sangat cepat. Dia tidak bisa menghindar lagi. Hanya terdengar suara PING! PING! Yang satu berada di depan dan yang satu berada di belakang, mereka mengurung Cai Bu Pin di tengah-tengah.

Begitu melihat ada seseorang yang muncul dibelakangnya, hatinya ingin berteriak, "Bahaya!". Tapi tubuhnya terasa melayang terbang sedangkan kedua orang itu setelah menabrak sasaran mereka. Lalu mereka berpisah lagi, berdiri di kiri dan di kanan, kelima orang itu dan sama sekali tidak bergerak.

Begitu Wu Shen Si berada di lapangan pertarungan, dengan tepat bisa menangkap Cai Bu Pin yang roboh.

Tulang-tulang Cai Bu Pin tampak sudah tidak ada yang utuh. Tulang-tulangnya hancur, kemudian menancap ke dalam daging. Dia langsung meninggal.

Wu Shen Si marah dan terkejut. Bola matanya seakan mau keluar. Dia ingin bertarung dengan mereka tapi setelah dipikir-pikir dia menahan diri, dia melihat baru saja bertarung, dengan mudah Cai Bu Pin telah dibunuhnya, berarti ilmu silat mereka sangat tinggi dan cara bertarung mereka sangat aneh. Karena itu dia tidak ingin secara sembarangan menyerang, jika tidak, dia juga akan mati sia- sia. Dia menarik nafas, dengan pelan-pelan lalu berdiri melihat orang-orang itu. Mereka terdiri dari 7 erang, salah satu dari mereka telah berumur

40 tahun. Wajahnya terlihat sangat serius, dia tidak marah tapi telihat berwibawa, wajahnya cukup tampan. Dia memakai baju panjang dan tangannya dimasukkan ke dalam lengan baju. Melihat apa yang terjadi di lapangan, dia tidak bertanya dan seperti tidak melihat.

Orang yang berada di sebelah kirinya, memakai baju Qi Dan. Wajahnya juga terlihat sangat berwibawa, perawakannya tinggi dan besar. Siapapun yang berdiri di depannya, paling-paling tingginya hanya mencapai pundaknya. Kedua matanya, hanya melihat dingin tapi tidak terlihat ekspresi apapun di wajahnya.

Di sebelah kanannya adalah seorang La Ma (biksu Tibet). Memakai baju biksu berwarna merah dan selempang berwarna emas yang dipakai di sebelah kanannya. Tangannya memegang sebuah sekop berbentuk seperti gigi. Sekop itu beratnya kurang lebih 10-15 kilogram tapi pada saat dipegang olehnya seperti tidak memerlukan tenaga besar. Di kepalanya masih ada seuntai tasbih yang terbuat dari kayu berwarna merah, biji tasbih itu besar dan juga berkilau. Kedua mata La Ma ini seperti bisa mengeluarkan kobaran api. Wu Shen Si yang melihatnya, merasa jantungnya terus berdebar-debar karena terpengaruh oleh pembawaan La Maini.

Di kanan La Ma adalah orang yang berdandan seperti suku bangsa Nu Zhen, perawakannya tinggi dan  kurus.  Kesepuluh jarinya berbentuk seperti cakar elang, panjang dan lancip-lancip. Dengan wajah seram dia melihat Wu Shen Si. Membuat hati Wu Shen Si menjadi dingin. Di sebelah kiri orang Qi Dan itu ada satu orang bersuku Han. Usianya kira-kira 50 tahun, wajahnya seperti tikus, memakai baju putih yang terbuat dari sutra, terlihat sangat mewah. Kumisnya seperti kumis kucing. Tangan kirinya memegang sebuah panji bertuliskan 'Song'. Tangan kanannya  memegang  panji bertulisan huruf 'Jin'. Langkah kakinya pada saat berjalan seperti angka delapan (huruf China). Di pinggangnya masih terselip sempoa besi berwarna hitam. Dia menyipitkan matanya. Dengan pandangan tidak bersahabat dia menatap Wu Shen Si. Di sisi kiri dan kanan orang itu, masih ada 2 orang laki-laki bangsa Mongolia. Badan mereka tinggi juga besar. Lebih kasar dan besar dari orang Qi Dan itu, wajah mereka tampak sangat keras. Daging di seluruh tubuh  mereka menggelembung seperti panci besi. Dalam setengah jurusnya, Cai Bu Pin langsung terpukul mati. Kedua orang Mongolia itu memiliki wajah dan perawakan hampir sama. Mereka berdiri dengan sikap sangat sombong, tapi menghormati kelima orang itu.

0-0-0

Wu Shen Si menahan kesedihan di dalam hatinya. Dengan marah dia berkata, "Kalian tidak minta ijin terlebih dulu, langsung masuk  ke perusahaan Biao kami, setelah itu membunuh orang-orang perusahaan Biao dan juga membunuh adik ketiga. Sebenarnya apa tujuan kalian?"

Orang-orang perusahaan Biao itu yang telah kalah di tangan ketujuh orang itu. Melihat musuh dengan mudah bisa membunuh orang ketiga terkuat di perusahaan ini, mereka tidak bersuara. Begitu mendengar Wu Shen Si bertanya, merekapun ikut marah, "Penjahat, apa mau kalian sebenarnya!"

"Anjing Jin, kalian cari mati saja!"

"Kurang ajar! Ketua Biao dan wakil ketua kami akan menangkap kalian lalu melemparkan kalian ke sungai sebagai makanan ikan...

Cambang laki-laki yeng bersenjata Sempoa itu tampak bergerak- gerak. Sambil tertawa dia berkata, "Ohi Daging cincang yang tergeletak di bawah ini, apakah dia adalah Pendekar Ketiga Cai? Kami mohon maaf!"

Mendengar kata-kata itu, orang-orang yang ada di sana semakin marah. Wu Shen Si yang lebih berpengalaman, segera bertanya, "Apakah Tuan adalah si Sempoa Besi dari He Bei XiWuHou,TuanXi?"

Orang itu tertawa, "Benar. Aku masih mempunyai julukan jelek lainnya yaitu, apapun akan kujual jika mati tidak akan mempunyai keturunan. Jika tidak ada lagi yang ingin disampaikan oleh Pendekar Wu, biar aku membantu Anda membentahu."

Orang-orang perusahaan Biao mendengar semua perkataannya. He Bei Xi Wu Hou terkenal menjual segala apapun, hati nurani, wajah, negara, rumah, sampai istri dan putra putrinya sekalipun. Asalkan dia bisa menjadi kaya dan makmur, mempunyai kekuasaan dan uang, dia pasti tega menjual semuanya. Dia bernama Xi Wu Hou karena orang-orang persilatan membencinya karena dia sering mengkhianati teman, maka mereka memanggilnya dengan sebutan Si Wu Hou (Mati tidak ada turunan).

Wu Shen Si tahu kalau dia adalah Xi Wu Hou, karena di dunia persilatan yang bisa menjadikan sempoa besi sebagai senjata dan memiliki ilmu silat sangat tinggi, hanya ada 3 orang, dan salah satu di antaranya bernama Sempoa Emas, Xin Wu Er. Menurut orang- orang, dia sangat tampan. Sedangkan yang satu lagi bernama Tuan Sempoa, Bao Xian Ding. Menurut orang-orang yang pernah bertemu dengannya, dia berperawakan pendek, gemuk, dan dia berdandan seperti seorang pedagang. Kedua orang itu berpandangan sangat lurus. Satu-satunya yang tega menjual segala sesuatu hanya  Xi   Wu Hou. Dia sangat

licik, kejam, dan berbahaya. Dia tega menjual negara untuk mendapatkan kemakmuran. Dia menjadi seorang pengkhianat dan dibenci oleh orang-orang.

Begitu nama Xi Wu Hou terlontar, orang-orang perusahaan Biao terdiam karena dia memang terkenal karena kejamnya dan liciknya.

Pikiran Wu Shen Si dengan cepat berputar. Dia tahu di antara ketujuh orang itu, Xi Wu Hou dan kedua orang Mongolia itu, ilmu silatnya lebih tinggi darinya. Sedangkan keempat orang lainnya, belum diketahui sampai sejauh mana kemampuan ilmu silat mereka. Hatinya terus mengeluh.

Terdengar Xi Wu Hou tertawa licik, "Kau lihat, ini apa?" Dia melambaikan-lambaikan kedua panji yang dipegangnya.

Wu Shen Si menjawab dengan tenang, "Panji itu bertuliskan panji kerajaan Song dan satu lagi adalah kain perca milik penjahat Jin!" Xi Wu Hou tertawa dingin, "Panji kerajaan?" Dia melemparkan panji kerajaan Song, kemudian menginjak-injaknya.

Orang-orang perusahaan Biao Huai Yang tidak kuat menahan penghinaan ini, mereka segera maju menyerang. Wu Shen Si ingin melarang tapi sudah tidak sempat.

Dua orang perusahaan Biao yang berada di tengah-tengah udara ditangkap oleh sepasang tangan kemudian tenggorokan mereka dicekik. Hanya sebentar kedua orang perusahaan Biao itu tampak matanya melotot dan lidahnya terjulur keluar. Mereka sudah mati. Orang Mongolia itu yang telah membunuh mereka.

Keadaan menjadi geger. Ada yang mencabut pedang untuk menyerang orang Mongolia itu. Tiba-tiba terdengar suara bentakan seperti guntur, "Hentikan! Jangan ingin mati konyol!"

Orang-orang perusahaan Biao mendengar suara ini. Mereka segera berhenti. Wu Shen Si merasa sangat senang. Dia memanggil, "Da Shi Xiong (kakak tertua)."

Semua orang perusahaan Biao dengan hormat memanggil, "Ketua Biao."

Rambutnya sudah memutih, begitu juga dengan alisnya, dia terlihat sangat berwibawa. Dia adalah ketua Perusahaan Biao, Li Long Da. Ilmu telapak Jiang Tian Zhang yang dimilikinya sangat terkenal di Huai Bei. Ilmu silatnya jauh berada di atas Wu Shen Si. Wu Shen Si tampak menjadi tenang.

Begitu melihat ada orang yang masuk ke perusahaan Biao, dia tahu kalau mereka bukan orang baik-baik. Dia sudah menyuruh orang pergi ke rumah Li Long Da dan memanggil Li Long Da untuk membantunya. Begitu Wu Shen Si melihat Kakak tertuanya sudah datang, dia tahu kalau Li Long Da pasti mempunyai cara menghadapi orang-orang jahat ini, maka hatinyapun merasa sangat tenang.

Di antara ketujuh orang itu, kecuali Xi Wu Hou yang bicara dengan orang-orang perusahaan Biao, ada dua orang Mongolia yang sedang mengawasi orang-orang perusahaan Biao, keempat orang suku asing lainnya, terutama La Ma yang sorot matanya berpindah dari Wu Shen Si kepada Li Long Da. Orang suku Nu Zhen itu  dengan seram melihat ke sekeliling. Orang Qi Dan itu pada saat melihat Li Long Da muncul, dia melihat dengan sorot mata seram. Sorot mata ini membuat Li Long Da sempat bergetar kemudian dia tidak mempedulikannya lagi. Dia melihat tangannya. Sikapnya terlihat sangat santai. Dia tidak melihat ketempat pertarungan, dia berjalan mondar mandir. Sepertinya hal yang terjadi di sini, tidak ada hubungan dengannya.

Li Long Da sangat berpengalaman. Dia tidak terlihat tergesa-gesa dan juga tidak marah-marah. Dengan suara lantang dia berkata, "Kalian sudah membunuh dan melukai orang-orang perusahaanku. Apakah perusahaan kami telah berbuat salah yang tidak kami ketahui. Harap kalian bisa memberitahukannya."

Suara Li Long Da seperti guntur dan menggetarkan gendang telinga, sehingga telinga menjadi sakit, suara Xi Wu Hou malah seperti suara nyamuk tapi sangat jelas masuk ke telinga semua orang.

"Tuan Li, tidak perlu terburu-buru. Aku akan memperkenalkan mereka kepada kalian."

Li Long Da menahan amarahnya dan berkata, "Tuan kalau tidak salah adalah Jue Ming Suan Pan, sudah lama aku mendengar nama Anda."

Xi Wu Hou tertawa, "Namaku tidak pantas dibicarakan." Dengan sikap hormat dia menunjuk orang Jin yang mengenakan baju mewah itu. "Tuan ini adalah keponakan raja Jin, beliau adalah pangeran Shen Ji. Pangeran Shen Ji sangat menyukai kebudayaan Tiongkok, karena itu beliau memiliki nama China, beliau bernama Jin Chen Ying. Jin adalah nama marga semua orang Jin. Ying artinya adalah elang, jadi nama beliau berarti raja burung. Tujuan Pangeran Jin kali ini ke selatan. "

Salah seorang dari anak buah perusahaan Biao melihat Xi Wu Hou terus menjilat, dia berkata, "Chen itu Luo. Luo artinya jatuh. Luo Ying berarti burung mati, biasa dimasak oleh rakyat Song untuk dijadikan makanan"

Orang berbaju mewah itu berkata, "Apa yang dia katakan?"

Tiba-tiba orang Qi Dan itu bergerak. Orang perusahaan Biao  yang sedang bicara itu suaranya berhenti karena kepalanya sudah terpenggal oleh telapak tangan orang Qi Dan itu. Tubuhnya masih tetap berdiri tapi darahnya sudah bermuncratan. Dia tidak tahu dia mati dengan cara apa. Orang Qi Dan itu sudah kembali lagi ke tempat semula.

Orang Qi Dan itu menenteng kepala orang Biao ke hadapan orang berbaju mewah. Dengan sikap hormat dia berkata, "Orang itu mengatakan kalau dia tidak akan bicara mengenai hal itu lagi."

Dengan puas orang berbaju mewah itu mengangguk. Dia mulai berjalan mondar mandir lagi.

Orang-orang yang ada di perusahaan Biao itu tampak pucat wajahnya, termasuk Li Long Da sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa melihat jelas dengan cara apa orang Qi Dan itu 11 lembunuh saudara mereka!

0-0-0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar